dermatitis herpetiformis eland
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
1/13
DERMATITIS HERPETIFORMIS
BAB I
PENDAHULUAN
Dermatitis herpetiformis (DH) adalah penyakit kulit yang jarang
dijumpai, bersifat autoimun, kronis, rekuren dan ditandai dengan erupsi
papulovesikular yang sangat gatal, didistribusikan secara simetris pada permukaan
ekstensor, kulit kepala, dan pantat yang terdiri dari eritomatosa, urtikaria, popular,
vesicular atau lesi bulosa. Dermatitis herpetiformis adalah penyakit yang
berhubungan dengan sensitivitas gluten. 1
Dermatitis herpetiformis awalnya dijelaskan oleh ouis Duhring pada
tahun 1!!".#emajuan terbaru dalam memahami pathogenesis penyakit ini juga
berpengaruh pada peningkatan penatalaksanaannya.$ebuah penemuan yang sangat
didukung oleh studi landmark mengungkapkan adanya pengendapan granular
immunoglobulin dalam kulit pasien yang menderita penyakit ini.%
Dermatitis herpetiformis merupakan multifactorial disease yang sangat
dipengaruhi oleh factor genetic dan autoimun. Diagnosis DH ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan fisik, histopatologi rutin, tes serologi dan
imunofluresensi langsung dimana menujukkan deposit &g' granular pada lapisan
kulit dermis. 'nti*+ adalah penanda serologis yang paling sensitive untuk
dermatitis herpetiformis.
Diet bebas gluten merupakan komponen penting dari setiap rencana
pengobatan dermatitis herpetiformis. esi kulit dan keluhan gatal pada dermatitis
herpetiformis sangat berespon lambat pada diet bebas gluten, namun sangat
responsive dengan pemberian dapson oral."
INSIDENSI
$ejumlah studi epidemiologi telah menjelaskan insidensi dan prevalensi
DH. $ebagian besar studi ini berfokus pada populasi keturunan ropa utara baik
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
2/13
di ropa maupun di 'merika. $tudi pada populasi ini dilakukan pada akhir tahun
1-- ke awal 1/!-an yang melaporkan prevalensi sebanyak 1,%/.% per 1--.---
orang dan sekitar -."%.0 kejadian per 1--.--- orang per tahun. enyakit ini bisa
menyerang semua usia termasuk anakanak(sangat jarang), namum dekade ketiga
dan keempat adalah yang paling sering 2eberapa studi pada populasi asia
menunjukkan bahwa DH sangat jarang terjadi. akilaki memiliki prevalensi lebih
tinggi dibanding wanita, bahkan kebanyakan studi berbasis populasi hingga saat
ini ditemukan rasio antara lakilaki dan perempuan adalah mulai dari 1.341 sampai
%41. #ebanyakan pasien melaporkan timbulnya gejala yaitu pada musim semi
sampai musim panas.'pakah kondisi ini terkait dengan patofisiologi DH, masih
tidak jelas.1,%
&nsidensi dan prevalensi DH tidak diketahui dan bergantung dari ras dan
etnik. Di $wedia dan 5inlandia insidensiyang dilaporkan berkisar antara -,!0
sampai 1,"3 per 1--.--- populasi pertahun dengan prevalensi 1- sampai / per
1--.---.Di 6epang kasus ini sangat jarang.erbedaan ini terjadi
karenakemungkinan perbedaan haplotype.3
ETIOPATOGENESIS
ada tahun 1///, Dietrich et al mengidentifikasi adanya antibody
transglutaminasi dalam serum pasien DH. 7nruk membedakan antara berbagai
jenis *gases, pada tahun %--% $ardy et al menujukkan bahwa epidermis *gases
adalah autoantigen dominan pada DH. atofisiologi DH kemungkinan melibatkan
interaksi yang kompleks antara faktorfaktor autoimmun, seperti humuan leukosit
antigen (H'), genetik, dan lingkungan. $ensitivitas gluten dan DH memiliki
hubungan yang kuat seperti yang diungkapkan di sejumlah studi kasus pada
kembar mono8igot.DH juga telah dilaporkan berhubungan denga lokus H'.
#aitan yang erat antara H'D9% atau H'D9 ! telah dicatat dalam sejumlah
studi. "
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
3/13
+luten adalah sejenis protein yang terdapat pada gandum, barli dan
gandung hitam yang berperan pada pathogenesis penyakit dermatitis
herpetiformis.ada tahun 1//0, :arks et al; menemukan adanya kelainan
gastrointestinal pada pasien DH. $etelah itu, dibuktikan bahwa kelainan tersebut
bersifat reversible yaitu dengan menghilangkan gluten dari diet pasien, gejalanya
akan hilang.,"
athogenesis terjadinya DH digambarkan sebagai berikut 4
$etelah mengkonsumsi gluten yang berasal dari bijibijian,salah satu
produk dari pencernaannya adalah gliadin . $etelah gliadin diserap melalui lamina
propria, residu glutamin dalam gliadin yang di deaminase oleh jaringan
transglutaminase (*+%) dan crosslink kovalen(isopeptidyl obligasi) yang
dibentuk antara residulisin yang berada di *+% dan glutamin esdigliadin.3
Gambar 1.Pathogenesis dermatitis herpetiformis.
Deaminasi eptida gliadin mengikat alur dari molekul H'D9% pada
dendritikantigenpresenting sel dan antigen gliadin yang kemudian
dipresentasikan kepada sel *helper dalam konteks spesifitas H'D9%. $el *
helper ini dapat merangsang sel 2 bersama selsel plasma yang terdiffrensiasi
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
4/13
yang memproduksi antibodi &g' menjadi beberapa antigen, termasuk gliadin,
gliadin crosslinked untuk*+%, *+% dan transglutaminase epidermis. $elain itu,
merangsang limfosit pembunuh alami menyebabkan hiperplasia dan atrofikripte
villi. roses patogenetik juga mengaktifkan neutrofil yang beredar. Deposisi
antibodi &g' transglutaminase antiepidermal dalam hasil papilla dermal dalam
infiltrasi neutrofil diaktifkan dari sirkulasi ke dalam papila dermis. Degranulasi
neutrofil melepaskan protease yang mengganggu lamina lucida dan menyebabkan
lapisan subepidermal melepuh.3
2aik kulit dan penyakit usus dapat diatasi dengan pembatasan diet gluten
dan kambuh ketika mengkonsumsi gluten kembali, maka jelaslah bahwa diet
protein gluten adalah pusat patogenesis dari erupsi kulit. $elain itu,antigen H'
kelas &ia yang bertindak sebagai gerbang dimana gluten dapat mencapai selsel
inflamasi dan memulai proses autoimun.3
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
5/13
BAB II. DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS
#eadaan umum penderita biasanya baik dan keluhannya sangat gatal.
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
6/13
+ambar %. Dermatitis herpetiformis. A. eritema, ekskoriasi, papula
pada siku. B. kskoriasi papul dan plak yang hampir simetris pada
bokong.%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Histopatologi
erubahan awal, dijelaskan oleh MacVicar dkk , yang terjadi pada ujung
papilla dermis dimana edema dan eksudat netrofil serta eusinofil muncul untuk
pemisahan subepidermis. &nilah yang menyebabkan timbulnya bulla. #emudian
terjadi degenerasi dari ujung papilla, lapisan epidermis membelah, serta ujung
lapisan dermis memanjang dan menghasilkan vesikel = vesikel. &nfiltrasi sel = sel
ini mengandung banyak netrofil dan sedikit eosinofil.
erubahan histopatologi yang khas tidak tampak pada %- "-@ spesimen
biopsi dan ekskoriasi yang sudah ada sebelumnya, mungkin saja menyulitkan
untuk menemukan lesi yang tepat untuk di biopsi, sehingga biopsi yang dilakukan
sebaiknya mengambil sedikit bagian yang masih normal di sekeliling lesi
eritematous yang tidak tampak adanya vesikel dan mungkin saja vesikel terbentuk
dari area ini.1
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
7/13
+ambar .Dermatitis herpertiformis.
:ikroabses neutrofil dalam papilladermal.1
b. $erologi
emeriksaan serologik spesifik yaitu tampak antibodi &g' antiendomisium
(:'), yang mengikat substansi otot polos (endomisium). $ardy et al
menunjukkan bahwa &g' autoantibodi memiliki spesifilitas terhadap *+ase. *es
serologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis dermatitis
herpetiformis dan untuk memantau aktivitas penyakit.%,0,11
c. &munoflouresensi
Direct immunofluorescence (D&5) didapatkan deposit granula &g' pada
papilla dermis, dan &g' muncul dalam jumlah yang banyak pada dekat lesi aktif,
oleh karena itu, daerah yang disukai untuk biopsi untuk immunofluorosence
adalah daerah yang tampak normal atau sedikit eritamatosa yang berdekatan pada
lesi aktif. engendapan &g' biasanya dihancurkan di dalam lesi aktif selama
proses peradangan. ebih dari /-@ pasien dengan DH memiliki endapan &g'
granular atau fibrilar pada papilla dermis.11,1%
DIAGNOSIS BANDING
DH dibedakan dengan pemfigus vulgaris, pemfigoid bullosa, dan Chronic
Bullous Diseases of Chilhood (CBDC )."
1. emfigus >ulgaris
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
8/13
ada pemfigus vulgaris, keadaan umumnya buruk, tidak gatal, kelainan utama
ialah bula yang berdinding kendur, generalisata, dan eritema bisa terdapat atau
tidak. 1-
+ambar ".emfigus >ulgaris0
%. emfigoid 2ullosa
emfigoid 2ullosa ditandai dengan adanya bulla subepidermal yang besar dan
berdinding tegang dan pada pemeriksaan imunofluoresensi terdapat &g+ dan A
tersusun seperti pita di 2.:.B ( Basement Membran Zone).1-
Gambar 5.emfigoid 2ullosa0
. Chronic Bullous Disease of Childhood (A2DA)
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
9/13
A2DA atau dermatosis linear &g', terdapat pada anak, kelainan utama ialah bulla,
berdinding tegang di atas kulit yang normal atau eritematosa, cenderung
bergerombol dan generalisata, terdapat &g' yang linear.1-
Gambar 6.Chronic Bullous Disease of
Childhood 0
BAB. III
PENATALAKSANAAN
engobatan pada DH meliputi penghindaran dari gluten dengan cara tidak
mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten dan farmakoterapi.!
engobatan pada DH sebaiknya memperbaiki kulit dan ususnya. engobatan
farmakoterapi yang biasa digunakan adalah dapsone dan sulfaridin. $ulfon yang
paling efektif adalah diaminodyphenylsulfone (dapsone). 1,%
a. :edikamentosa
a. Dapson
Dapson merupakan obat pilihan untuk DH. Dosis dimulai dari 1-- = 13-
mgChari, tetapi beberapa penderita mungkin memerlukan -- = "-- mgChari.
2iasanya dimakan 1 kaliChari. eningkatan dosis dilakukan secara bertahap
hingga dapat menekan gejalanya dan tanpa menimbulkan efek samping yang
berarti dan gejalanya menghilang dalam waktu jam atau beberapa hari setelah
pil pertama ditelan kemudian dosis diturunkan hingga mencapai dosis
pemeliharaan %3 = 3- mgC hari yang dapat diberikan selama beberapa tahun.1-
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
10/13
:eskipun dapson dapat menekan manifestasi kulit tetapi tidak mengurangi
gejala gastrointestinal dan tidak mengembalikan perubahan bentuk didalam
usus. enyerapan dapson tidak terpengaruh dengan enteropati dan aman untuk
kehamilan.1-
b. $ulfapiridin
$ulfapiridin jarang didapat karena jarang diproduksi sebab efek toksiknya lebih
banyak dibandingkan preparat sulfa yang lain. bat tersebut kemungkinan
akan menyebabkan terjadinya nefrolithiasis karena sukar larut dalam air.#hasiatnya kurang dibandingkan dapson dan dosisnya antara 1" gr sehari."
c. #ortikosteroid
$aat ini penggunaan kortikosteroid oral tidak memberikan hasil yang baik.
enggunaan steroid kuat atau paling kuat secara topikal (khususnya clobetasol
propionate) dapat berguna untuk menurunkan gatal.1
d. 'ntihistamin
?alaupun keampuhannya tidak terlalu baik pada pengobatan dermatitis
herpetiformis, antihistamin generasi ketiga dengan aktivitas yang spesifik pada
granulosit eosinofil, digolongkan pada pilihan pengobatan level ketiga, dapat
diberguna untuk mengontrol gatal. bat antihistamin yang dapat digunakan
adalah Diphenhydramine ( Benadryl ) , Chlorpheniramine , oratadine ( Claritin )
Cetiri!ine ( Zyrtec ). 1%
b. Eon:edikamentosa
a. Diet bebas gluten
Diet bebas gluten adalah komitmen seumur hidup, dan kepatuhan untuk
menjalankan diet sulit untuk dicapai. erbaikan dari penyakit kulit dengan diet
bebas gluten memakan waktu sampai beberapa bulan. +luten terdapat dalam
berbagai macam makanan yang dikonsumsi setiap hari sebagai makanan
pokok, terutama gandum, barley dan gandum hitam. $uplemen nutrisi dengan
multivitamin dan 8at besi dapat diberikan pada pasien dengan diet bebas
http://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/diphenhydramine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/benadryl.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/chlorpheniramine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/chlorpheniramine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/chlorpheniramine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/loratadine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/claritin.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/cetirizine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/zyrtec.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/benadryl.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/chlorpheniramine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/loratadine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/claritin.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/cetirizine.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/zyrtec.htmhttp://www.freemd.com/tinea-pedis/treatment.htm#/ed/diphenhydramine.htm
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
11/13
gluten. Dengan diet ini penggunaan obat dapat ditiadakan atau dosisnya dapat
dikurangi. #elainan intestinal juga dapat mengalami perbaikan dengan diet ini.
Aontoh makanan bebas gluten ialah sayursayuran seperti wortel, brokoli,
bayam, kangkung, dandelion, dan kubis, buahbuahan seperti apel, kiwi, ceri,
jambu, pisang, blueberry, blackberry, delima, jeruk, dan mangga, berbagai
produk susu yakni keju, mentega, susu, dan yoghurt, serta tepung bebas gluten
yaitu tepung amaranth , tepung garut, tepung beras merah, tepung soba, tepung
kacang ayam, tepung jagung, tepung jagung, tepung millet, tepun" kentan" ,
tepung Fuinoa, tepung sorgum , tepung kedelai, tepun" tapioka, tepung teff,
tepung beras putih.",!
PROGNOSIS
$ebagian besar penderita akan mengalami DH yang kronis dan residif, dan
sekitar 1-@ dari penderita akan mengalami remisi.1-,11,1%,1
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
12/13
D'5*'< 7$*'#'
1. 'ndrew +A. Ahronic 2ullous Dermatoses. in4 #ndre$ %C,eds Diseases of
&he 'kin Clinical Dermatolo"y th edition. 5lorida 4 'merican 'ssociationG
1//-. p.33%3
%. esikubulosa #ronik. in 4 Djuanda ',
Ham8ah :, 'isah $. &lmu 8enyakit 9ulit Dan 9elamin. disi 3.
6akarta45akultas #edokteran 7niversitas &ndonesiaG%-1-. p. %111
1. 'miruddin D:. Dermatitis herpetiformis. &n 4 'miruddin D: ed. *lmu
8enyakit 9ulit . :akassar4 #&$$G%--. ."
http://www.jimmunol.org/http://www.jimmunol.org/
-
8/19/2019 Dermatitis Herpetiformis Eland
13/13
1". Habif *. Clinical dermatolo"y a color "uide to dia"nosis and therapy. "th
ed. hiladelphia4 :osbyG %--" p433"33!.
13. Aaproni : et al . %uidelines for the dia"nosis and treatment of dermatitis
herpetiformis.6ournal of the uropean 'cademy of Dermatology and
>enereology>olume %.%--/
10. Eakajima, #imiko . ecent #d-ances in Dermatitis epertiformis.
ubmed. %-1%
17.2onciolini >, 2onciani D, >erdelli ', et al . :e$ly Described Clinical and
*mmunopatholo"ical 6eature of Dermatitis erpetiformis. ub:ed. %-1%
http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/(ISSN)1468-3083http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/(ISSN)1468-3083http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/(ISSN)1468-3083http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/(ISSN)1468-3083