deret bil komplek okto ivansyah
DESCRIPTION
Deret Bilangan KompleksTRANSCRIPT
![Page 1: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/1.jpg)
Tugas Resume
Geofisika Matematika
Power Series And Complex Number
Dosen:
Prof. Dr. Wawan Gunawan A. Kadir, MS.
Okto Ivansyah
22311008
Program Studi Teknik Geofisika
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Institut Teknologi Bandung
2012
![Page 2: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/2.jpg)
Deret dan Bilangan Kompleks
OlehOkto Ivansyah (22311008)
Dalam banyak fenomena fisis, penggunaan deret diperlukan untuk memperoleh hasil
kuantitatif yang bersifat hampiran ketika memecahkan persoalan yang cukup rumit secara
matematis.
I. Deret
Deret adalah hasil penjumlahan semua suku dalam barisan. Misalkan terdapat barisan a1, a2, a3, a4 , …, an, jika kita ingin mencari deret dari barisan di atas kita tulis sebagai berikut,
a1+a2+a3+a4+…+an=∑n=1
∞
an
Notasi menyatakan penjumlahanΣ
Jadi jika mencari deret dari suatu barisan, yang kita lakukan adalah menjumlahkan semua suku dalam barisan tersebut.
II. Deret pangkat
Dalam matematika, deret pangkat (satu variabel) adalah deret tak hingga dalam bentuk
f ( x )=∑n=0
∞
an ( x−c )n=¿ ao+a1 ( x−c )1+a2 ( x−c )2+a3 ( x−c )3+…¿
dengan an melambangkan koefisien suku ke-n, c adalah konstanta dan x berubah-ubah di
sekitar c (karena alasan ini kadang-kadang deret seperti ini dikatakan berpusat di c). Deret
ini biasanya berupa deret Taylor dari suatu fungsi.
Pada banyak keadaan c sama dengan nol, contohnya pada deret Maclaurin. Dalam hal
tersebut deret pangkat mengambil bentuk yang lebih sederhana:
f ( x )=∑n=0
∞
an xn=¿ao+a1 x1+a2 x2+a3 x3+…¿
Deret pangkat biasanya ditemukan dalam analisis matematika, tapi juga dapat ditemukan
pada kombinatorika (dengan nama fungsi pembangkit), dan pada teknik elektro (dengan
nama transformasi Z).
![Page 3: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/3.jpg)
III. Bilangan kompleks
Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk,
a+bi
dimana a dan b adalah bilangan riil, dan i adalah bilangan imajiner tertentu yang
mempunyai sifat i 2 = −1. Bilangan riil a disebut juga bagian riil dari bilangan kompleks, dan
bilangan real b disebut bagian imajiner. Jika pada suatu bilangan kompleks, nilai b adalah 0,
maka bilangan kompleks tersebut menjadi sama dengan bilangan real a. Sebagai contoh, 3
+ 2i adalah bilangan kompleks dengan bagian riil 3 dan bagian imajiner 2i.
Bilangan kompleks dapat ditambah, dikurang, dikali, dan dibagi seperti bilangan riil;
namun bilangan kompleks juga mempunyai sifat-sifat tambahan yang menarik. Misalnya,
setiap persamaan aljabar polinomial mempunyai solusi bilangan kompleks, tidak seperti
bilangan riil yang hanya memiliki sebagian.
Dalam bidang-bidang tertentu (seperti teknik elektro, dimana i digunakan sebagai simbol
untuk arus listrik), bilangan kompleks ditulis a + bj.
1. Definisi
a. Notasi dan operasi
Himpunan bilangan kompleks umumnya dinotasikan dengan C, atau . Bilangan real, R,
dapat dinyatakan sebagai bagian dari himpunan C dengan menyatakan setiap bilangan real
sebagai bilangan kompleks:
a=a+0i
Bilangan kompleks ditambah, dikurang, dan dikali dengan menggunakan sifat-sifat aljabar
seperti asosiatif, komutatif, dan distributif, dan dengan persamaan i 2 = −1:
(a + bi) + (c + di) = (a+c) + (b+d)i
(a + bi) − (c + di) = (a−c) + (b−d)i
(a + bi)(c + di) = ac + bci + adi + bd i 2 = (ac−bd) + (bc+ad)i
![Page 4: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/4.jpg)
Pembagian bilangan kompleks juga dapat didefinisikan (lihat dibawah). Jadi, himpunan
bilangan kompleks membentuk bidang matematika yang, berbeda dengan bilangan real,
berupa aljabar tertutup.
Dalam matematika, adjektif "kompleks" berarti bilangan kompleks digunakan sebagai
dasar teori angka yang digunakan. Sebagai contoh, analisis kompleks, matriks kompleks,
polinomial kompleks, dan aljabar Lie kompleks.
b. Definisi
Definisi formal bilangan kompleks adalah sepasang bilangan real (a, b) dengan operasi
sebagai berikut:
(a , b )+ (c , d )=(a+c , b+d )
(a , b ) ∙ (c , d )=(ac−bd , bc+ad )
Dengan definisi diatas, bilangan-bilangan kompleks yang ada membentuk suatu himpunan
bilangan kompleks yang dinotasikan dengan C.
Karena bilangan kompleks a + bi merupakan spesifikasi unik yang berdasarkan sepasang
bilangan riil (a, b), bilangan kompleks mempunyai hubungan korespondensi satu-satu
dengan titik-titik pada satu bidang yang dinamakan bidang kompleks.
Bilangan riil a dapat disebut juga dengan bilangan kompleks (a, 0), dan dengan cara ini,
himpunan bilangan riil R menjadi bagian dari himpunan bilangan kompleks C.
Dalam C, berlaku sebagai berikut:
identitas penjumlahan ("nol"): (0, 0)
identitas perkalian ("satu"): (1, 0)
invers penjumlahan (a,b): (−a, −b)
![Page 5: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/5.jpg)
invers perkalian (reciprocal) bukan nol (a, b):
( a
a2+b2 ,−b
a2+b2 )2. Operasi
a. Bentuk Penjumlahan
Bilangan kompleks pada umumnya dinyatakan sebagai penjumlahan dua suku, dengan
suku pertama adalah bilangan riil, dan suku kedua adalah bilangan imajiner.
a+bi
b. Bentuk Polar
Dengan menganggap bahwa:
r=√a2+b2
Dan
θ=arctan ( ba )
Maka
a+bi=r (cosθ+i sin θ )
Untuk mempersingkat penulisan, bentuk r (cosθ+i sin θ ) juga sering ditulis sebagai r cis θ
c. Bentuk Eksponen
Bentuk lain adalah bentuk eksponen, yaitu:
ℜiθ=r ( cosθ+isin θ )
3. Bidang kompleks
![Page 6: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/6.jpg)
Bilangan kompleks dapat divisualisasikan sebagai titik atau vektor posisi pada sistem
koordinat dua dimensi yang dinamakan bidang kompleks atau Diagram Argand.
Koordinat Cartesian bilangan kompleks adalah bagian riil x dan bagian imajiner y,
sedangkan koordinat sirkularnya adalah r = |z|, yang disebut modulus, dan = arg(φ z), yang
disebut juga argumen kompleks dari z (Format ini disebut format mod-arg).
Dikombinasikan dengan Rumus Euler, dapat diperoleh:
z=x+iy=r (cos∅+ isin∅ )=ℜi∅
Kadang-kadang, notasi r cis dapat juga ditemui.φ
Perlu diperhatikan bahwa argumen kompleks adalah unik modulo 2 , jadi, jika terdapatπ
dua nilai argumen kompleks yang berbeda sebanyak kelipatan bilangan bulat dari 2 ,π
kedua argumen kompleks tersebut adalah sama (ekivalen).
Dengan menggunakan identitas trigonometri dasar, dapat diperoleh:
r1 e i∅ 1 ∙ r2e i∅2=r1 r2 ei (∅1+∅ 2 )
Dan
r1 ei∅1
r2 ei∅2
=r1
r2
ei(∅1−∅2)
![Page 7: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/7.jpg)
Penjumlahan dua bilangan kompleks sama seperti penjumlahan vektor dari dua vektor,
dan perkalian dengan bilangan kompleks dapat divisualisasikan sebagai rotasi dan
pemanjangan secara bersamaan.
Perkalian dengan i adalah rotasi 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam
( /2π radian). Secara geometris, persamaan i2 = −1 adalah dua kali rotasi 90 derajat yang
sama dengan rotasi 180 derajat (π radian).
IV. Aplikasi dalam Geofisika
Dalam bidang geofisika, deret dan bilangan kompleks sangat berarti. Adapun contoh
aplikasinya dalam bidang geofisika sebagai berikut,
a. Metode numerik untuk menyelesaikan masalah interface fluida.
b. Simulasi pengukuran CSAMT marine
c. Pemodelan numerik dalam pengembangan bidang geo-elektromagnetik
d. Aplikasi transformasi wavelet dalam analisis data seismik refleksi
e. Estimasi Densitas Mulus dengan Metode Wavelet
![Page 8: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/8.jpg)
Turunkan persamaan a0, an, dan bn dari deret fourier,
Fungsi f(x) terdefinisi pada 0 ≤ x≤ 2 π , sehingga dapat ditulis deret Fourier seperti berikut,
f ( x )=a0
2+∑
n=1
∞
( an cosnx+bnsin nx )
Dengan koefisien a0, an, bn diperoleh dari persamaan berikut,
a0=1π∫0
2 π
f ( x ) dx
an=1π∫0
2 π
f ( x )cos nx dx
bn=1π∫0
2 π
f ( x )sin nx dx
Diketahui,
∫0
2 π
cosmx cosnx dx=∫0
2 π
sin mx sin nx dx={0 , n≠mπ , n=m
dan
∫0
2 π
cosmx sin nxdx=0
Dengan range integral −π ≤ x ≤ π akan diperoleh deret fourier yang sama seperti yang di
atas.
Untuk −L ≤ x ≤ L,
f ( x )=a0
2+∑
n=1
∞
(ancosnπL
x+bn sinnπL
x)dengan,
an=1L∫−L
L
f ( x ) cos( nπL
x)dx
bn=1L∫−L
L
f ( x ) sin( nπL
x )dx
Perlu diingat bahwa
![Page 9: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/9.jpg)
cos¿ ( 2nπ2 π
x)=cosnx →interval 2 π
cos¿ ( 2nπ2 L
x)=cosnπL
x →interval 2 L
Pada kasus umum, untuk α ≤ x ≤ β , persamaan diberikan :
f ( x )=a0
2+∑
n=1
∞ [an cosnπ (2x−β−α )
β−α+bnsin
nπ (2x−β−α )β−α ]
an=2
β−α∫α
β
f ( x ) cosnπ (2 x−β−α )
β−αdx
bn=2
β−α∫α
β
f ( x )sinnπ (2 x−β−α )
β−αdx
Jika f(x) terdefinisi pada – L ≤ x≤ L dan ganjil, jika bn = 0 dan persamaan menjadi
f ( x )=f (−x )
f ( x )=a0
2+∑
n=1
∞
(ancosnπL
x)an=
2L∫
0
L
f ( x )cos ( nπL
x )dx
Catatan : ∫0
2 π
cosnx sin mx dx=0
Jika untuk f(x) adalah genap, maka an = 0, sehingga persamaan menjadi : f ( x )=−f (−x )
f ( x )=∑−L
L
(bnsinnπL
x )bn=
2L∫
0
L
f ( x )sin ( nπL
x)dx
Sebagai contoh f ( x )=|x|/ L untuk – L ≤ x≤ L :
Untuk fungsi ganjil, maka koefisien Fourier adalah
a0=2L∫
0
LxL
dx=1
an=2L∫
0
LxL
cos ( nπL
x )dx { −4
(nπ )2
0………………. n=ganjil
…. n=genap
Sehingga deret fourier menjadi :
![Page 10: Deret Bil Komplek Okto Ivansyah](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071700/54a331d9ac7959df488b468b/html5/thumbnails/10.jpg)
f ( x )=|x|L
=12− 4
π2 ∑n=0
∞1
(2 n+1 )2cos
(2n+1 ) πL
,….−L ≤ x ≤ L
Untuk f(x) = x/L ……. Fungsi genap
Diperoleh,
xL= 2
π∑n=1
∞ (−1 )n+1
nsin
nπL
x=1 L ≥ x≥−L