daya tarik pesan komunikasi pemasaran di media …isip.usni.ac.id/jurnal/nursatyo.pdf · telah...
TRANSCRIPT
70
DAYA TARIK PESAN KOMUNIKASI PEMASARAN DI MEDIA
SOSIAL THE ATTRACTIVENESS OF MARKETING COMMUNICATION
MESSAGES IN SOCIAL MEDIA
Nursatyo
Universitas Nasional
ABSTRAK
Penggunaan media sosial dalam praktik komunikasi sebuah perusahaan termasuk perguruan
tinggi saat ini semakin berkembang pesat. Media sosial juga dimanfaatkan oleh perguruan
tinggi sebagai alat promosi dan komunikasi baik kepada publik eskternal maupun internal.
Suatu pengelolaan pesan-pesan komunikasi di media sosial membutuhkan interaksi yang
sangat tinggi antara pengelola akun selaku admin media sosial dengan pengikut (follower)
nya. Semakin sering dan intensif para follower memberikan respons baik dalam bentuk
emoticon (like, love, dll), menuliskan review dan komentar, membangun percakapan di media
sosial, hingga menyebarluaskan (share) pesan komunikasi sehingga menjadi viral,
menunjukkan pengelolaan media sosial tersebut berhasil. Artikel ini akan menjelaskan
sejauhmana daya tarik pesan komunikasi di media sosial dalam persepsi mahasiswa
Universitas Nasional.
Kata Kunci: Daya Tarik Pesan, Media Sosial, Komunikasi Pemasaran
ABSTRACT
The use of social media in a company's communication practices including colleges is now
growing rapidly. Social media is also used by universities as a means of promotion and
communication both to the external and internal public. A management of communication
messages in social media requires a very high interaction between the manager of the
account as a social media admin with their follower. The more frequent and intensive the
followers respond well in the form of emoticons (like, love, etc.), writing reviews and
comments, building conversations in social media, to disseminating communications
messages so that they become viral, indicating successful social media management. This
article will explain the extent of the appeal of communication messages in social media in the
perception of Nasional University students.
Keywords: Communication messages, Social Media, Marketing Communication
71
I. PENDAHULUAN
Teknologi internet telah
memberikan ruang bagi terciptanya
interaksi (two-way communications),
layaknya kehidupan di dunia nyata.
Meningkatnya penggunaan aplikasi media
sosial melalui smartphone yang
menyebabkan hal itu terjadi. Media sosial
telah menjadi sebuah ikatan sosial baru di
era digital. Banyak hal diperbincangkan di
media sosial, mulai dari masalah pribadi
hingga masalah sosial politik. Melalui
media sosial, setiap orang dapat saling
bertukar informasi dan pengalaman.
Disinilah era informasi dari mulut ke
mulut (word of mouth) kembali menguat.
Suatu rencana keputusan pembelian
produk atau jasa bisa berubah tatkala
muncul perbincangan negatif tentang
produk atau jasa tersebut di media sosial.
Meningkatnya jumlah pengguna
media sosial tentu tidak lepas dari
meningkatnya jumlah pengguna internet
itu sendiri. Data dari situs
www.internetworldstats.com menunjukkan
hingga Maret 2017 Indonesia menempati
urutan ketiga sebagai negara pengguna
internet terbesar di Asia setelah China dan
India, dengan jumlah pengguna internet
sebesar 132,7 juta jiwa atau sekitar 50,4%
dari total populasi penduduk Indonesia
lebih dari 263 juta jiwa.
(http://www.internetworldstats.com/stats3.
htm)
Sementara itu, data dari Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2014, menyatakan bahwa
pengguna internet di Indonesia didominasi
oleh usia 18-25 tahun, hampir setengah
dari total jumlah pengguna internet di
Indonesia (49%). Hal ini dapat diartikan
pengguna internet di Indonesia termasuk
dalam kategori kelompok digital natives.
Kategori usia ini memiliki karakter yang
sangat aktif menggunakan jejaring
teknologi digital dan memiliki kecakapan
dalam mengoperasikan teknologi berbasis
internet.
Data lain dari penelitian APJII
(2014), dikatakan juga bahwa pengguna
internet di Indonesia lebih sering
mengakses jejaring sosial seperti facebook,
twitter dan jejaring sosial lainnya yaitu
sebanyak 87,4 persen. Pengguna internet
yang melakukan mencari info/searching
sebesar 68,7 persen, pengguna yang
memanfaatkan internet untuk instant
message sebesar 59,9 persen, selain itu
yang mencari berita (news) sebesar 57,9
persen, ada juga 27,3 persen yang
mengunduh serta mengungah video.Jika
dilihat dari perangkat yang digunakan
untuk akses internet, sebanyak 85% dari
total pengguna internet di Indonesia
72
mengakses internet dengan menggunakan
mobile phone.
Salah satu bentuk pemanfaatan
internet adalah dalam bidang komunikasi
pemasaran. Komunikasi pemasaran
merupakan “sebuah konsep perencanaan
yang mengintegrasikan berbagai macam
disiplin komunikasi, seperti general
advertising, direct response, sales
promotion, serta public relations guna
menciptakan dampak komunikasi secara
jelas, konsisten dan maksimal”
(Estaswara,2008:49). Pelaku kegiatan
komunikasi pemasaran umumnya
dilakukan oleh Marketing Public Relations
(MPR), suatu perpaduan fungsi marketing
dan public relations. Marketing Public
Relations merupakan suatu unit bagian
dari pemasaran. Menurut Soemirat dan
Ardianto (2004:157) penanggung jawab
tertinggi komunikasi pemasaran adalah
manajer pemasaran, dan objective dari
kegiatan PR adalah mendukung objective
di bidang pemasaran.
Peran MPR adalah “untuk
mendukung peluncuran produk, membantu
repositioning produk, mempopulerkan
kategori produk tertentu, mempengaruhi
kelompok sasaran tertentu, membela
produk yang sedang dalam masalah, dan
membangun citra perusahaan yang ikut
mengerek citra produk.”
(Sulaksana,2007:126-127).
Untuk meraih keuntungan yang
maksimal dari sebuah komunikasi
pemasaran, dibutuhkan suatu kejelian
dalam memahami perilaku publiknya di
era digital, baik publik eksternal maupun
internal. Melalui analisis terhadap perilaku
publik ini, baik motivasi, perilaku, dan
keterikatannya, diharapkan dapat
membantu bidang MPR untuk bekerja
lebih efektif dan efisien dalam merancang
program komunikasi pemasaran.
Perguruan tinggi juga telah banyak
memanfaatkan media sosial sebagai alat
komunikasi pemasaran. Hampir semua
perguruan tinggi saat ini memiliki akun
media sosial resmi, baik dalam bentuk
fanpage facebook, twitter, instagram
maupun youtube, selain website resmi
perguruan tinggi. Pengelolaan akun media
sosial perguruan tinggi umumnya terletak
di bagian Marketing Public Relations
(MPR). Melalui akun media sosial inilah,
pihak MPR menyebarluaskan informasi
yang dapat diterima oleh publik yang
menjadi pengikut (follower).
Salah satu perguruan tinggi yang
telah menerapkan praktik komunikasi
pemasaran di media sosial adalah
Universitas Nasional. Universitas Nasional
merupakan universitas tertua di Jakarta
yang didirikan pada tahun 1949. Hingga
kini Universitas Nasional telah memiliki
akun di facebook, twitter, dan instagram.
73
Salah satu faktor yang dapat
dijadikan ukuran keberhasilan komunikasi
pemasaran di media sosial adalah jika para
pengguna yang menjadi pengikut media
sosial tersebut cepat dan intens merespons
pesan-pesan komunikasi yang disalurkan
oleh perusahaan/lembaga.
Petugas MPR memiliki peran yang
sangat penting, selain meningkatkan
kesadaran (awareness) publik terhadap
merek/perusahaan juga di era digital ini
dituntut untuk dapat membentuk
keterikatan (engagement) dengan
pelanggannya. Persoalan yang muncul
dalam praktik komunikasi pemasaran
adalah ketidakmampuan petugas MPR
dalam membaca dan memahami
perubahan perilaku publik saat ini.
Kemajuan teknologi dalam hal ini aplikasi
media sosial yang terdapat pada perangkat
telepon pintar (smartphone) turut merubah
perilaku dan karakteristik publik.
Ketidakmampun adaptasi teknologi itulah
yang dapat membuat semua program dan
strategi komunikasi pemasaran tidak
mencapi hasil yang maksimal. Atas dasar
itulah penting untuk memahami
bagaimana persepsi audiens terhadap daya
tarik pesan komunikasi pemasaran
universitas nasional di media sosial.
I. KERANGKA TEORITIS
Daya Tarik Pesan Media Sosial
Dalam praktik pemasaran digital
suatu perusahaan dituntut untuk
memanfaatkan media internet seperti
website perusahaan maupun media sosial
dalam menciptakan kepuasan pelanggan.
Sebab, konsumen atau pelanggan di era
digital ini tidak saja mengakses internet
untuk menghemat waktu dan uang saat
memilih dan membeli produk, melainkan
para konsumen juga banyak menghabiskan
waktu di internet untuk bersosialisasi
maupun sekedar bermain game.
Perkembangan internet turut
merubah kegiatan pemasaran. Banyak
perusahaan beralih dari ketergantungan
pada iklan media massa yang berbiaya
mahal ke instrumen komunikasi yang lebih
murah namun dapat mencapai target
audiensi secara lebih tepat seperti
menggelar acara pemasaran (event
marketing), menjadi sponsor acara, direct
mail, promosi penjualan serta pemasaran
melalui internet (Morissan,2010:14).
Salah satu manfaat komunikasi
pemasaran melalui internet adalah
mempererat hubungan dengan para
pelanggan (Dave Chaffey dan Paul Smith,
2008:22). Memang, pelanggan merupakan
hal yang harus dijadikan tujuan dalam
kegiatan komunikasi pemasaran digital.
Para pelaku komunikasi pemasaran digital
dituntut untuk dapat menarik dan menjaga
perhatian konsumen.
74
Menurut Will Roman dalam
bukunya “Digital Marketing: Using New
Technologies to Get Closer to Your
Customers” (2002:19), terdapat 3 hal yang
penting diperhatikan dalam upaya menjaga
perhatian konsumen di era digital:
1. Interaksi (interaction)
Teknologi internet web 2.0
memungkinkan munculnya
interaksi antara penjual dan
konsumen. Konsumen bisa
secara langsung menanggapi
pesan atau informasi yang
disampaikan penjual.
Konsumen bahkan bisa secara
langsung menyampaikan
keluhan jika terdapat
kenyataan berbeda dengan
pesan yang diiklankan.
2. Keterikatan (engagement)
Relasi antara penjual dan
konsumen di era digital
internet juga menuntut adanya
hubungan yang lebih dekat dan
akrab. Berbeda dengan
komunikasi massa yang
memposisikan penjual
memiliki jarak atau terpisah
dengan konsumen. Melalui
internet pesan komunikasi
dituntut harus lebih dekat,
akrab dan memancing
keterikatan.
3. Personalisasi (personalization)
Terkait dengan interaksi dan
keterikatan, maka pesan-pesan
komunikasi pemasaran di era
digital harus lebih menyasar
individu secara khusus atau
personal. Pesan-pesan
komunikasi tidak era digital
tidak bisa lagi ditujukan untuk
massa yang bersifat anonim.
Pesan tersebut harus jelas
ditujukan kepada orang per
orang.
Dengan perkembangan media
online dewasa ini, komunikasi pemasaran
digital juga memanfaatkan media sosial
sebagai media komunikasi pemasaran.
Media Sosial yang dimaksud disini adalah
“sekelompok aplikasi berbasis internet
yang menggunakan ideologi dan teknologi
Web 2.0, dimana pengguna dapat
membuat atau bertukar informasi pada
aplikasi tersebut” (Kaplan dan Haenlin,
2010:59-68)
Chaffey and Smith (2008)
merekomendasikan beberapa prinsip dasar
yang dapat membantu praktisi komunikasi
pemasaran dalam membangun konten atau
informasi yang menarik di media sosial,
yaitu:
75
1. Kreatif.
Informasi yang diunggah di
media sosial harus dikemas
secara unik dan kreatif
sehingga dapat menarik
perhatian audiens.
2. Jujur dan sopan
Informasi yang diunggah di
media sosial tidak boleh
menggunakan kata-kata kasar.
Gunakan kata-kata yang sopan
sesuai dengan nilai-nilai
budaya audiens. Selain itu
admin media sosial juga harus
berkata jujur dalam
menyampaikan informasi
kepada audiens.
3. Individual
Pesan-pesan yang diunggah di
media sosial sedapat mungkin
bersifat personal yakni
menyapa setiap individu yang
tergabung dalam jaringan
media sosial tersebut.
4. Memahami audiens
Admin media sosial juga harus
memahami situasi dan kondisi
serta karakteristik audiensnya
sehingga mampu
menyesuaikan dan seakan-
akan berada dalam posisi
audiens.
5. Pembaharuan (update) rutin
Updating informasi penting
dilakukan oleh admin media
sosial sehingga audiens
mendapatkan informasi
terbaru.
Dari pemaaran di atas, kiranya
dapat dipahami bahwa komunikasi
pemasaran digital di media sosial lebih
ditujukan untuk membangun keterikatan
(engagement) dengan konsumen. Semakin
terikat seorang konsumen dengan pesan-
pesan komunikasi pemasaran di media
sosial, akan dapat membentuk
brand/perusahaan menjadi viral dan
diperbincangkan banyak orang dari mulut
ke mulut. Inilah konsep pemasaran digital
yang menekankan pada word of mouth.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian survey dengan
pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan
penelitian yang lebih mementingkan aspek
keluasan data, obyektif, terukur, rasional
dan sistematis serta hasil riset merupakan
representasi dari seluruh populasi
(Kriyantono, 2006:55). Data dikumpulkan
dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada 99 responden mahasiswa
Universitas Nasional yang menjadi sampel
penelitian dengan teknik pengambilan
76
sampel menggunakan stratified random
sampling secara proporsional dengan
menyesuaikan jumlah sampel sesuai
dengan jumlah subpopulasi di masing-
masing fakultas yang ada (Sugiyono,
2012:58). Data kemudian dianalisis
menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif melalui tabulasi frekuensi.
III. PEMBAHASAN
Smartphone dan Kartu Seluler Paling
Banyak Digunakan
Berdasarkan merk smartphone yang paling
banyak digunakan oleh mahasiswa
Universitas Nasional adalah Xiaomi (38%)
dan provider seluler yang banyak
digunakan adalah Indosat (37%). Jika
digunakan metode crosstab juga terlihat
bahwa responden paling banyak
menggunakan smartphone Xiaomi dengan
provider Indosat.
Tabel 1. Smartphone dan Kartu Seluler
Kartu seluler yang digunakan Total
Telkoms
el
XL Indosat Three
(3)
Axis
Smartphone
yang digunakan
Apple 6 0 7 0 0 13
Asus 0 0 2 0 0 2
Huwaei 0 0 4 0 0 4
Lenovo 0 3 3 0 0 6
Oppo 4 5 8 4 3 24
Samsung 7 0 0 4 0 11
Sony 0 0 0 1 0 1
Xiaomi 10 9 13 6 0 38
Total 27 17 37 15 3 99
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Pengeluaran Untuk Internet per Bulan
Berdasarkan pengeluaran rutin mahasiswa
Universitas Nasional untuk keperluan
paket internet, data menunjukkan bahwa
sebanyak 56,6% memiliki pengeluaran
rutin untuk internet dibawah Rp 100.000
77
. Sementara untuk pengeluaran antara Rp 100.000 – Rp 250.000 sebanyak 37,4%.
Tabel 2. Pengeluaran Untuk Internet per Bulan
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
< Rp 100.000 56 56.6 56.6 56.6
Rp 100.000 - Rp
250.000 37 37.4 37.4 93.9
> Rp 250.000 - Rp
500.000 6 6.1 6.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Media Sosial Yang Banyak Digunakan
Berdasarkan data penghitungan hasil
kuesioner dengan menggunakan multiple
response, didapatkan data bahwa media
sosial yang paling banyak digunakan atau
populer di kalangan mahasiswa
Universitas Nasional adalah Instagram
dengan jumlah responden sebanyak
90,9%. Sementara pengguna Facebook
hanya 20,2%, Twitter 4%, dan Youtube
34,3%. Adapun pengguna aplikasi
percakapan instan (instant messaging)
paling banyak adalah Whatsapp (84,8%)
dan Line (77,8%).
Tabel 3. Media Sosial Yang Banyak Digunakan
Responses Percent of
Cases N Percent
Pengguna Media
Sosiala
Pengguna Facebook 20 6.5% 20.2%
Pengguna
Instragram 90 29.1% 90.9%
Pengguna Twitter 4 1.3% 4.0%
Pengguna Youtube 34 11.0% 34.3%
Pengguna Line 77 24.9% 77.8%
Pengguna Whatsapp 84 27.2% 84.8%
78
Total 309 100.0% 312.1%
a. Dichotomy group tabulated at value 1.
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Durasi Mengakses Media Sosial
Berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa durasi yang paling
lama digunakan oleh responden untuk
mengakses media sosial adalah 3 – 6 jam
per hari dengan persentase 51,5%.
Tabel 4. Durasi Mengakses Media Sosial
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
< 1 jam 8 8.1 8.1 8.1
1 - 2 jam 12 12.1 12.1 20.2
3 - 6 jam 51 51.5 51.5 71.7
7 - 10
jam 16 16.2 16.2 87.9
> 10 jam 12 12.1 12.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Daya Tarik Pesan di Media Sosial
1. Daya Tarik Facebook
Daya tarik diukur melalui intensitas, daya
tarik pesan, interaktif dan personal.
Berikut data deskriptif statistik untuk daya
tarik Facebook Universitas Nasional:
Tabel 5. Daya Tarik Facebook
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
Intensitas informasi yang
diposting di Facebook UNAS 99 1 5 2.41 1.000
Daya tarik kata-kata di
Facebook UNAS 99 1 4 2.58 .970
Daya tarik gambar di
Facebook UNAS 99 1 5 2.90 1.191
79
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
Daya tarik video di Facebook
UNAS 99 1 5 3.01 1.266
Daya tarik desain grafis di
Facebook UNAS 99 1 5 2.99 1.165
Tingkat kejelasan informasi di
Facebook UNAS 99 1 5 3.33 1.317
Tingkat manfaat informasi di
Facebook UNAS 99 1 5 3.64 1.297
Tingkat kecepatan admin
Facebook UNAS 99 1 5 2.58 1.089
Tingkat interaktifitas admin
Facebook UNAS 99 1 5 2.72 1.134
Tingkat keaktifan admin
Facebook UNAS 99 1 4 2.56 1.002
Tingkat kesabaran admin
Facebook UNAS 99 1 5 3.05 1.155
Tingkat menyenangkan admin
Facebook UNAS 99 1 5 2.93 1.100
Tingkat empati admin
Facebook UNAS 99 1 5 2.86 .958
Tingkat kepercayaan admin
Facebook UNAS 99 1 5 3.05 1.181
Tingkat tanggung jawab
admin Facebook UNAS 99 1 5 3.15 1.164
Tingkat keramahan admin
Facebook UNAS 99 1 5 3.27 1.176
Tingkat keterkenalan admin
Facebook UNAS 99 1 5 1.87 1.017
Valid N (listwise) 99
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
80
Dari data di atas dapat dilihat
bahwa untuk dimensi intensitas, nilai rata-
rata berada di angka 2,41 dari skala 1 – 5.
Hal itu menunjukkan bahwa responden
menilai intensitas update informasi di
Facebook UNAS masih rendah. Sementara
untuk dimensi daya tarik pesan, beberapa
aspek yang dinilai cukup tinggi dengan
nilai rata-rata (mean) diatas 3 yaitu aspek
video, kejelasan informasi dan manfaat
informasi yang diposting di Facebook
UNAS cukup menarik. Adapun dimensi
interaktif belum ada yang mencapai angka
3 yang menunjukkan bahwa tingkat
interaktifitas admin dinilai rendah.
Terakhir untuk dimensi personal, beberapa
aspek dari admin dinilai cukup bagus yaitu
pada apsek kesabaran, dapat dipercaya,
bertanggung jawab dan keramahan,
responden memberikan penilaian tinggi
dengan rata-rata (mean) di atas 3.
2. Daya Tarik Instagram
Daya tarik diukur melalui intensitas, daya tarik pesan, interaktif dan personal. Berikut data
deskriptif statistik untuk daya tarik Instagram Universitas Nasional:
Tabel 6. Daya Tarik Instagram
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
Intensitas informasi yang
diposting di Instagram UNAS 99 1 5 2.86 1.143
Daya tarik kata-kata di
Instagram UNAS 99 1 5 3.10 .953
Daya tarik gambar di
Instagram UNAS 99 1 5 3.48 1.198
Daya tarik video di Instagram
UNAS 99 1 5 3.40 1.186
Daya tarik desain grafis di
Instagram UNAS 99 1 5 3.39 .988
Tingkat kejelasan informasi di
Instagram UNAS 99 1 5 3.58 1.126
Tingkat manfaat informasi di
Instagram UNAS 99 2 5 3.82 1.164
81
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
Tingkat kecepatan admin
Instagram UNAS 99 1 5 3.02 1.152
Tingkat interaktifitas admin
Instagram UNAS 99 1 5 2.77 1.177
Tingkat keaktifan admin
Instagram UNAS 99 1 5 2.78 1.026
Tingkat kesabaran admin
Instagram UNAS 99 1 5 3.11 1.096
Tingkat menyenangkan admin
Instagram UNAS 99 1 5 3.05 1.082
Tingkat empati admin
Instagram UNAS 99 1 5 3.04 1.019
Tingkat kepercayaan admin
Instagram UNAS 99 1 5 3.26 1.075
Tingkat tanggung jawab
admin Instagram UNAS 99 1 5 3.26 1.103
Tingkat keramahan admin
Instagram UNAS 99 1 5 3.25 1.280
Tingkat keterkenalan admin
Instagram UNAS 99 1 5 1.88 1.062
Valid N (listwise) 99
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Dari data di atas dapat dilihat
bahwa untuk dimensi intensitas, nilai rata-
rata berada di angka 2,86 dari skala 1 – 5.
Hal itu menunjukkan bahwa responden
menilai intensitas update informasi di
Instagram UNAS masih belum cukup
intensif. Sementara untuk dimensi daya
tarik pesan, semua aspek mendapat
penilaian tinggi dari responden dengan
nilai rata-rata (mean) diatas 3. Adapun
dimensi interaktif hanya satu aspek yang
mendapat nilai rata-rata di atas 3 yaitu
aspek kecepatan admin instagram dalam
merespons para follower. Terakhir untuk
dimensi personal, hampir seluruh aspek
mendapat nilai rata-rata di atas 3 yang
82
menunjukkan cukup baik dinilai oleh
responden.
3. Daya Tarik Twitter
Daya tarik diukur melalui intensitas, daya
tarik pesan, interaktif dan personal.
Berikut data deskriptif statistik untuk daya
tarik Twitter Universitas Nasional:
Tabel 7. Daya Tarik Twitter
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
Intensitas informasi
yang diposting di
Twitter UNAS
99 1 5 2.48 1.137
Daya tarik kata-kata di
Twitter UNAS 99 1 4 2.76 .949
Daya tarik gambar di
Twitter UNAS 99 1 5 3.06 1.123
Daya tarik video di
Twitter UNAS 99 1 5 3.05 1.215
Daya tarik desain grafis
di Twitter UNAS 99 1 5 3.16 1.047
Tingkat kejelasan
informasi di Twitter
UNAS
99 1 5 3.40 1.237
Tingkat manfaat
informasi di Twitter
UNAS
99 1 5 3.63 1.282
Tingkat kecepatan
admin Twitter UNAS 99 1 5 2.62 1.158
Tingkat interaktifitas
admin Twitter UNAS 99 1 5 2.73 1.038
Tingkat keaktifan
admin Twitter UNAS 99 1 5 2.71 1.189
Tingkat kesabaran
admin Twitter UNAS 99 1 5 3.03 1.054
83
Tingkat menyenangkan
admin Twitter UNAS 99 1 5 2.88 1.003
Tingkat empati admin
Twitter UNAS 99 1 5 2.92 1.037
Tingkat kepercayaan
admin Twitter UNAS 99 1 5 3.04 1.078
Tingkat tanggung
jawab admin Twitter
UNAS
99 1 5 3.15 1.128
Tingkat keramahan
admin Twitter UNAS 99 1 5 3.22 1.084
Tingkat keterkenalan
admin Twitter UNAS 99 1 5 1.96 1.124
Valid N (listwise) 99
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Dari data di atas dapat dilihat
bahwa untuk dimensi intensitas, nilai rata-
rata berada di angka 2,48 dari skala 1 – 5.
Hal itu menunjukkan bahwa responden
menilai intensitas update informasi di
Twitter UNAS masih belum cukup
intensif. Sementara untuk dimensi daya
tarik pesan, semua aspek mendapat
penilaian tinggi dari responden dengan
nilai rata-rata (mean) diatas 3. Adapun
dimensi interaktif tidak ada satu aspek pun
yang mendapat nilai rata-rata di atas 3
yang menunjukkan bahwa admin Twitter
UNAS dinilai belum cukup interaktif.
Terakhir untuk dimensi personal, beberapa
aspek yang mendapat penilaian baik
dengan nilai rata-rata di atas 3 adalah
apsek kesabaran, dapat dipercaya,
bertanggung jawab dan keramahan.
4. Daya Tarik Youtube
Daya tarik diukur melalui intensitas, daya tarik pesan, interaktif dan personal. Berikut data
deskriptif statistik untuk daya tarik Youtube Universitas Nasional:
Tabel 8. Daya Tarik Youtube
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
84
Intensitas informasi yang
diposting di Youtube UNAS 99 1 5 2.56 1.071
Daya tarik kata-kata di Youtube
UNAS 99 1 4 2.85 .825
Daya tarik gambar di Youtube
UNAS 99 1 5 3.29 1.109
Daya tarik video di Youtube
UNAS 99 1 5 3.40 1.277
Daya tarik desain grafis di
Youtube UNAS 99 1 5 3.28 1.079
Tingkat kejelasan informasi di
Youtube UNAS 99 1 5 3.51 1.207
Tingkat manfaat informasi di
Youtube UNAS 99 2 5 3.83 1.143
Tingkat kecepatan admin
Youtube UNAS 99 1 5 2.73 1.150
Tingkat interaktifitas admin
Youtube UNAS 99 1 5 2.63 1.166
Tingkat keaktifan admin
Youtube UNAS 99 1 5 2.72 1.161
Tingkat kesabaran admin
Youtube UNAS 99 1 5 3.11 1.096
Tingkat menyenangkan admin
Youtube UNAS 99 1 5 3.01 1.083
Tingkat empati admin Youtube
UNAS 99 1 5 2.91 1.031
Tingkat kepercayaan admin
Youtube UNAS 99 1 5 3.13 1.046
Tingkat tanggung jawab admin
Youtube UNAS 99 1 5 3.30 1.147
Tingkat keramahan admin
Youtube UNAS 99 1 5 3.26 1.157
85
Tingkat keterkenalan admin
Youtube UNAS 99 1 5 1.84 1.027
Valid N (listwise) 99
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Dari data di atas dapat dilihat
bahwa untuk dimensi intensitas, nilai rata-
rata berada di angka 2,56 dari skala 1 – 5.
Hal itu menunjukkan bahwa responden
menilai intensitas update informasi di
Youtube UNAS masih belum cukup
intensif. Sementara untuk dimensi daya
tarik pesan, semua aspek mendapat
penilaian tinggi dari responden dengan
nilai rata-rata (mean) di atas 3, kecuali
aspek kata-kata. Adapun dimensi interaktif
tidak ada satu aspek pun yang mendapat
nilai rata-rata di atas 3 yang menunjukkan
bahwa admin Youtube UNAS dinilai tidak
interaktif. Terakhir untuk dimensi
personal, hampir semua aspek mendapat
nilai rata-rata di atas 3 kecuali untuk aspek
empati.
Statistik Deskriptif Daya Tarik Media
Sosial
Untuk mengukur secara umum
daya tarik media sosial yang dimiliki oleh
Universitas Nasional, dilakukan
penghitungan berdasarkan nilai minimum
dan nilai maksimum dari jumlah butir
pertanyaan. Terdapat 17 butir pertanyaan
untuk masing-masing media sosial dengan
nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 5.
Untuk dapat melihat gambaran tentang
Daya Tarik Media Sosial, maka peneliti
mengklasifikasikan dalam 3 kategori yakni
Tinggi, Sedang dan Rendah. Berikut
mekanisme perhitungannya:
Tabel 9. Perhitungan Kategori Daya Tarik Medsos
Jumlah item 17
Nilai Minimum 1 x 17 = 17
Nilai Maksimum 5 x 17 = 85
Range 85 – 17 = 68
Interval 68/3 = 22
Kategori Tinggi 63 – 85
Kategori Sedang 40 – 62
Kategori Rendah 17 – 39
Sumber : data pengolahan peneliti
86
Berikut hasil pengolahan data frekuensi untuk Daya Tarik Media Sosial Universitas Nasional
menggunakan aplikasi SPSS:
Tabel 10. Daya Tarik Media Sosial
Daya
Tarik
Komunika
si
Daya
Tarik
Komunik
asi
Daya
Tarik
Komunik
asi
Daya Tarik
Komunikas
i Youtube
Daya Tarik
Komunikas
i Media
Sosial
N Valid 99 99 99 99 99
Missing 0 0 0 0 0
Mean 48.89 53.06 49.80 51.35 203.10
Median 51.00 56.00 51.00 53.00 210.00
Mode 34a 36
a 63 64 244
Std. Deviation 15.402 15.069 15.121 14.634 59.004
Variance 237.222 227.078 228.632 214.149 3481.418
Range 57 62 60 60 239
Minimum 19 19 19 19 76
Maximum 76 81 79 79 315
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Dari data di atas, dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata (mean) untuk daya
tarik Facebook berada di angka 48,89 yang
masuk kategori sedang (40 – 62). Begitu
pula dengan daya tarik Instagram berada di
angka 53,06, Twitter di angka 49,8 dan
Youtube di angka 51,35 yang semuanya
masuk kategori sedang. Secara akumulatif
nilai rata-rata (mean) daya tarik media
sosial Universitas Nasional berada di
angka 203,1 yang jika dibagi 4
menghasilkan angka 50,78 yang masuk
kategori sedang. Dengan demikian, maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah
bahwa daya tarik media sosial yang
dimiliki Universitas Nasional masuk
kategori sedang dengan angka rata-rata
50,78.
87
Dari pengolahan dan analisis data di atas
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Daya tarik komunikasi di media
sosial yang dilakukan oleh admin
Universitas Nasional berada di
kategori sedang dengan nilai rata-
rata 50,78.
2. Instagram merupakan aplikasi
media sosial yang paling banyak
digunakan oleh responden
mahasiswa yang merupakan
generasi milenial. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi bagian
Humas Pemasaran/ Marketing
Public Relation (MPR) Universitas
Nasional agar lebih fokus
memanfaatkan instagram sebagai
media komunikasi pemasaran.
3. Aplikasi percakapan instan (instant
messaging) seperti Line dan
Whatsapp juga memiliki jumlah
pengguna yang tinggi. Hal ini
dapat menjadi peluang
pemanfaatan kedua aplikasi
tersebut sebagai media komunikasi
pemasaran bagian Humas
Pemasaran/ Marketing Public
Relation (MPR) Universitas
Nasional.
4. Intensitas dalam melakukan
update/ posting informasi yang
dilakukan oleh admin media sosial
Universitas Nasional masih rendah.
Hal ini dapat menjadi masukan
bagi bagian Humas Pemasaran/
Marketing Public Relation (MPR)
Universitas Nasional agar lebih
meningkatkan lagi frekuensi dan
intensitas penyebaran informasi di
media sosial.
5. Daya tarik pesan yang paling
banyak mendapat apresiasi dan
perhatian responden adalah pada
gambar/ foto, video dan desain
grafis. Hal ini menunjukkan bahwa
platform tersebut lebih diminati
oleh kalangan generasi milenial
saat ini. Hal ini dapat menjadi
masukan bagi bagian Humas
Pemasaran/ Marketing Public
Relation (MPR) Universitas
Nasional agar memperbanyak
konten dalam bentuk gambar,
desain grafis dan video.
6. Daya interaktif atau kemampuan
berinteraksi admin media sosial
Universitas Nasional juga masuk
kategori rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa admin media
sosial UNAS dinilai kurang
berinteraksi secara aktif dengan
para follower. Meski demikian,
penilaian responden terhadap sosok
admin yang sabar, ramah, dapat
88
dipercaya dan menyenangkan
cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaffey, Dave and Paul Smith. 2008.
Emarketing Excellence: Planning
And Optimizing Your Digital
Marketing. UK: Butterworth-
Heinemann
Estaswara. 2008. Think IMC, Efektifitas
Komunikasi Untuk Meningkatkan
Merek dan Laba Perusahaan,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Kaplan, Andreas M., & Michael Haenlein.
2010. Users of the world, unite!
The challenges and opportunities
of social media. Business
Horizons, Vol. 53 No. 1
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik
Praktis Riset Komunikasi,
Jakarta: Prenada Media Group
Mayfield, Antony. 2008. What is Social
Media?. London:Icrossing. E-
Book. Diunduh melalui
http://www.icrossing.com/uk/sites
/default/files_uk/insight_pdf_files
/What%20is%20Social%20Media
_iCrossing_ebook.pdf
Merisavo, Marko. 2006. The Effects of
Digital Marketing
Communication on Customer
Loyalty: An Integrative Model
and Research Propositions,
Electronic Working Paper,
Finland: Helsinki School of
Economics
Moriansyah, La. 2015. Pemasaran Melalui
Media Sosial: Antecedents Dan
Consequences. Jurnal Penelitian
Komunikasi dan Opini Publik
Vol. 19 No.3, Desember 2015:
187-196
Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi
Pemasaran Terpadu, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial
Perspektif Komunikasi, Budaya,
Dan Sosioteknologi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
Roman, Will. 2002. Digital Marketing:
Using New Technologies to Get
Closer to Your Customers,
London: Kogan Page
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto,
2004. Dasar-Dasar Public
Relations, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Cetakan ke-15. Bandung:
Alfabeta
Sulaksana, Uyung. 2007. Integrated
Marketing Communications,
89
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sumber Lain
Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia.
2014. Profil Pengguna Internet
Indonesia 2014, Survei APJII
dengan Puskakom UI, dokumen
pdf diakses melalui
https://apjii.or.id/downfile/file/PR
OFILPENGGUNAINTERNETIN
DONESIA2014.pdf
http://www.internetworldstats.com/stats3.h
tm
www.unas.ac.id
https://newsroom.fb.com/company-info/
https://wearesocial.com/special-
reports/digital-in-2017-global-
overview
https://about.twitter.com
https://www.instagram.com/about/us/