dasar material kedokteran gigi
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
1/22
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat danhidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil Dasar-Dasar Material Kedokteran Gigi
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dari berbagai sumber ilmiah
sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Sylvia Anitasari, M.Si selaku tutor kelompok 2 yang telah membimbing kami
dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 1 blok 8 ini.
2. Teman-teman kelompok 2 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya sehingga
diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan
makalah hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 2.
3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya
program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk
menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami sengaja menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dengan
sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar makalah ini dapat
berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.
Makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi makalah hasil diskusi
kelompok kecil (DKK) ini.
Samarinda, 25 Oktober 2014
Hormat kami,
Tim penyusun
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
2/22
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
B. TUJUAN ........................................................................................................................................... 3
C. MANFAAT ....................................................................................................................................... 4
BAB 2 ISI ...................................................................................................................................................... 5
A. SKENARIO MODUL ....................................................................................................................... 5
B. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS.............................................. 5
1. IDENTIFIKASI ISTILAH ............................................................................................................ 5
2. IDENTIFIKASI MASALAH........................................................................................................ 6
3. ANALISA MASALAH ................................................................................................................ 6
4. STRUKTURISASI KONSEP ..................................................................................................... 13
5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR .................................................................................... 13
6. SINTESIS .................................................................................................................................... 14
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 21
B. SARAN ........................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 22
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
3/22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam modul Dasar-Dasar Material Kedokteran Gigi merupakan pembahasan lebih lanjut dari modul
sebelumnya yang lebih membicarakan secara spesifik sifat mekanik dan kimiawi dari material kedokteran gigi
yang menjurus dalam penggunaan bahan tambal resin komposit. Resin komposit memiliki sifat-sifat tertentu yang
menjadi alasan mengapa material tersebut dapat digunakan sebagai tambalan. Secara klinik penggunaan resin
komposit banyak digunakan sebagai bahan tambal karena material tersebut memiliki estetis yang hampir
menyerupai dengan warna gigi, hal ini merupakan sifat fisis yang baik yang dimiliki oleh suatu material.
Dahulu resin komposit hanya digunakan sebagai bahan tambal untuk gigi anterior karena estetisnya yang
sangat baik, namun tidak digunakan untuk gigi posterior karena sifat mekanik yaitu kekuatan dan ketangguhan dari
bahan tersebut masih kurang mampu menahan tekanan besar yang dihasilkan. Sehingga lebih banyak digunakan
amalgam ketimbang resin komposit. Namun amalagam sendiri memiliki sifat konduktor tehadap suhu sehingga
menyebabkan rasa ngilu jika terkpapar suhu yang tinggi maupun rendah, amalgam juga mengandung bahan
merkuri sehingga dapat menimbulkan alergi bagi penerima baik pasien maupun dokter. Tetapi lambat laun, resin
komposit didesain agar mampu mengatasi tekanan besar yang dihasilkan pada gigi posterior. Sehingga pasien lebih
memilih bahan resin komposit sebagai bahan tambal yang digunakan karena memiliki nilai estetis yang sangat baik
yang sewarna dengan gigi.
1.2Tujuan
Pada materi ini mahasiswa diharapkan mampu memahami sifat mekanik dan kimiawi dari
material kedokteran gigi yang mengarah pada bahan resin komposit dan bagaimana resin
komposit dapat menempel dan melekat dengan baik pada kavitas gigi yang telah dibersihkan.
Pemahaman pada modul ini digunakan sebagai dasar ilmu sebelum turun ke klinik agar
mahasiswa dapat mengetahui sifat yang ada pada resin komposit sehingga mahasiswa dapatmemanipulasi bahan tersebut.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
4/22
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
5/22
5
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
SKENARIO
Bahan Tambal Kok Bisa Mengeras
Amir masih terpikir dengan trapmed tadi siang.Waktu trapmed Amir mencoba melakukan
penambalan komposit pada gigi model yang dipreparasi.Tahap awal kavitas dibersihkan
kemudian dilakukan pengolesan bahan etsa asam dan diamjurkan dengan pemberian bahan
bonding dan diakhiri dengan penggunan bahan tambal jenis resin komposit yang di sinar dengan
light curing .Amir bingung kenapa bahan tambal bisa menempel dan mengeras setelah
disinar.Apa yang terjadi dengan bahan tambal tersebut ????
2.1 IDENTIFIKASI ISTILAH ASING
Identifikasi kata/kalimat yang asing dan sulit
Preparasi
Pengambilan atau pembuangan jaringan karies atau jaringan yang telah rusak dari gigi dan
membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa sehingga dapat menerima restorasi
permanen atau sementara retensi dan yang baik Kavitas
kerusakan pada gigi berupa lubang atau rongga yang dikenal dengan karies
Komposit
Tambalan dengan material sewarna gigi yang jenis bahannya rekayasa tambalan dengan
gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari
pada bahan itu sendiri
Bahan bonding
Material yang viskositas yang lemah yang diaplikasikan ke gigi dan akan membentuk film
Light curing
Penambalan sewarna gigi yang penambalannya menggunakan penyinaran
Etsa asam
Larutan monomer yang akan membentuk monomer resin
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
6/22
6
Resin komposit
Suatu bahan tambalan untuk modifikasi gigi
2.2 STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)
1. Apa yang dimaksud bahan tambalan komposit ?
2. Apa yang dimaksud dengan model yang dipreparasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan etsa asam?
4. Apa yang dimaksud dengan bahan bonding ?
5. Bagaimana cara kerja etsa asam ?
6. Apa saja sifat resin komposit ?
7. Mengapa bahan tambalan dapat mengeras setelah dilakukan penyinaran ?
8. Apa yang terjadi bila kavitas tidak di bersihkan ?
9. Apakah terdapat hubungan antara jarak penyinaran dengan resin komposit?
10. Kebaikan,kegunaan dan kerugian bahan tambalan komposit ?
2.3 STEP 3 (CURAH PENDAPAT)
1. Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-kurangnya dua
bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila
konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh bilahanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan
matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloidal)
sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan.
2. Model Preprasi yang dimaksud model preparasi adalah pengambialn jaringan pada gigi model
karena arti dari preparasi sendiri adalah pengambilan dan model preparsi untuk mendapatkan
retensi dan untuk menyesuaiakn sumbu mahkota gigi arah pasang gigi.
3. Etsa asam adalah prose minerelisasi pada dentin dan prose mendapatkan ikatan email dan
restorasi
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
7/22
7
4. Bahan bonding
Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga membasahi
permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan akhirnya
bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat hidrofobik,
bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus
bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus
berikatan dengan restorasi resin.
a. Bahan bonding email
Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email terdiri
atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari jutaan kristal
hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga
membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma
yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 m. Krital hidroksiapatit
bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak me-mungkinkan
mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material
organik. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa
pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan
untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan
ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkankekentalan dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi
perlekatan tetapi cendrung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang
optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan
sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari
bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.
b. Bahan bonding dentin
Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang gigi
dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari
75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air. Didalam matriks dentin
terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung
yang berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm didekat dentino
enamel jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
8/22
8
Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau kehilangan
tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada
resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak sempurna
dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :
Dentin Conditioner
Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang terbentuk pada
dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentin conditioer antara lain asam
maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asam nitric. Pengaplikasian bahan asam
kepermukaan dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan
mengkibatkan larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta
terbentuknya permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin
kuat asam yang digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentin
conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk penyambung
kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentin yang lebih kuat dengan
meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.
Primer
Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu menyatukan antara
komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin yang bersifat hidrofilik. Oleh
karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri dari monomer bifungsional yangdilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang
memungkinkan penggabungan antara dua material yang berbeda.
M adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan komposit
resin dan meningkatkan kekuatan kovalen, S adalah pembuat celah yang biasanya
meningkatkan fleksibilitas bahan pengikat. Dan R adalah reactive group yang merupakan
gugus polar atau gugus terakhir (membentuk perlekatan dengan jaringan gigi). Ikatan polar ini
terbentuk akibat distribusi elektron yang asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini
dapat berkombinasi dengan molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam
apatit dan gugus amino dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi
bisa juga dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi.
Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak digunakan.
HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan dentin yang mengalami
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
9/22
9
demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen melalui gugus hidroksil dan amino
yang terdapat pada kolagen. Aksi dari bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk
membuat hubungan ataupun ikatan molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.
Sealer (Bahan pengisi)
Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan HEMA.
Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.
5. Cara kerja asam
Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan ditambal diolesi
etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut berpengaruh
terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan bentuk yang
tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada
permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas.
Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara permukaan
email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan ikatan terhadap email
teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya adalah bahwa asam meninggalkan permukaan
email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik.
Proses pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara
mikroskopis tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak padaemail, yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur
tersebut. Resin tag kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang
tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7-25 m.
Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat,
konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada
permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk
cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam
diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20
detik.
Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan baik. Bila
email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju menunjukan
bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
10/22
10
untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan
email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.
6.Sifatsifat Resin Komposit
Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga memiliki
sifat. Ada beberapa sifatsifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:
a. Sifat fisik
Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan
pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan karakteristik permukaan juga
menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:
1.
Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi
sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan
berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga
terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk
mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual
(shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas
dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.2.
Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini
memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai
kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.
3. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang
diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam
beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia
memerlukansetting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras
tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive
rotary.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
11/22
11
b. Sifat mekanik
Sifat mekanik pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap
kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan
berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang
mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu :
a. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan
adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak
berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan
menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email
menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup
baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit
dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin
bonding agent).
b. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin
akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya
digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.
Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunaklebih cepat hilang sehingga akhirnyafiller lepas.
c. Sifat kimia
Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia
dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul molekul yang disebut
monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus
metrakilat ditemukan pada ujung ujung rantai atau pada ujung ujung rantai percabangan.
Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi
adalah resin Bowen (Bis-GMA) .
Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang tersintesa
dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA
mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
12/22
12
amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti
trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan.
7. Bahan tambalan dapat mengeras karena dipemgaruhi oleh waktu penyinaran dan jarak
penyinaran hatus dekat agar kekerasan yang dingikan dapat diperoleh
8. Kavitas; Apa bila kavitas tidak di bersihkan akan terbentuk karies sekunder karena resin
komposit tidak memiliki antibakteri
9. sudah terjawab di no 7
10.Kebaikan
Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan resin komposit
juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan toksisitas merkuri kepada
pasien. Selain itu, warnanya yang sewarna gigi menyebabkan resin komposit digunakan
untuk tujuan estetik.
Kerugian
Walaupun warna resin komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah warna selama
pemakaian. Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi danmenyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan. Komposit dengan filler berukuran
kecil dapat dipergunakan sehingga 9 tahun, lebih lekas rusak dibandingkan dengan tambalan
amalgam.
Kegunaan resin komposit
1. Bahan tambalan pada gigi anterior dan posterior ( direct atau inlay)
2. Sebagai veneer mahkota logam dan jembatan (prosthodontic resin)
3. Sebagai pasak.
4.
Sebagai semen pada orthodontic brackets,Maryland bridges, ceramic crown, inlay, onlay.
5. Pit dan fisursealant.
6. Memperbaiki restorasi porselen yang rusak.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
13/22
13
2.4 STEP 4
2.5 STEP 5
1.Menjelaskan sifat mekanik dan kimia
a) Etsa Asam
b) Bonding
c) Tumpatan (Resin komposit)
d) Pengerasan
2.6 STEP 6 BELAJAR MANDIRI
Preparasi
Kavitas
Etsa Asam
MekanikKimia
Bonding
Tumpatan
Light Curing
Pengerasan
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
14/22
14
2.7 STEP 7 SINTESIS
TEKNIK ETSA ASAM
Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan ditambal diolesi
etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut berpengaruh
terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan bentuk yang tidak
spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan
email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas.
Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara permukaan
email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan ikatan terhadap email
teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya adalah bahwa asam meninggalkan permukaan
email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses
pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis
tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email, yang
memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin
tag kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang tag yang efektif
sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7-25 m.
Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat,konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada
permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk cair
dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan
dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20 detik.
Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan baik. Bila
email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju menunjukan bahwa
etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk
membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email.
Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
15/22
15
BAHAN BONDING
Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga membasahi
permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan akhirnya
bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat hidrofobik,
bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat
dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan
dengan restorasi resin.
A. Bahan bonding email
Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email terdiri atas
96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari jutaan kristal
hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga
membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma
yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 m. Krital hidroksiapatit
bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan
susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik. Bahan
bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa pasi atau hanya
dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks
resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan
kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung
meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa
tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang
digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel
dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.
B. Bahan bonding dentin
Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang gigi
dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari 75
% materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air. Didalam matriks dentin terdapat
tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
16/22
16
berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm didekat dentino enamel
jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.
Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau kehilangan
tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada
resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak sempurna
dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :
Dentin Conditioner
Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang terbentuk pada
dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentin conditioer antara lain asam maleic,
EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asam nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan
dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan
larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya
permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang
digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentin conditioner
mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk penyambung kolagen.
Proses penyambungan ini untuk meng-hasilkan substrat dentin yang lebih kuat dengan
meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.
Primer
Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu menyatukan antara
komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin yang bersifat hidrofilik. Oleh
karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri dari monomer bifungsional yang
dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang
memungkinkan penggabungan antara dua material yang berbeda.
M adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan komposit resin
dan meningkatkan kekuatan kovalen, S adalah pembuat celah yang biasanya meningkatkan
fleksibilitas bahan pengikat. Dan R adalah reactive group yang merupakan gugus polar atau
gugus terakhir (membentuk perlekatan dengan jaringan gigi). Ikatan polar ini terbentuk akibat
distribusi elektron yang asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat berkombinasi
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
17/22
17
dengan molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam apatit dan gugus amino
dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa juga dalam beberapa
kasus terjadi ikatan kimiawi.
Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak digunakan.
HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan dentin yang mengalami
demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen melalui gugus hidroksil dan amino yang
terdapat pada kolagen. Aksi dari bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat
hubungan ataupun ikatan molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.
HEMA memiliki sifat hidrofilik yang berfungsi sebagai meningkatkan adhesi. Hidrofilik ini
sendiri untuk meningkatkan pembasahan pada struktur gigi sehingga akan menghasilkan ikatan
yang baik terhadap struktur gigi. HEMA didalam bahan adhesive berperan sebgai pelarut yang
akan meningkatkan stabilitas dari komponen larutan yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik.
Sealer (Bahan pengisi)
Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan HEMA. Bahan
ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.
Gambar 1.6.3.etsa dan bonding
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
18/22
18
C.Sifat kimia bahan bonding email
Dulunya bahan bonding email dibuat dengan menggabungkan berbagai dimetakrilat berbeda
seperti bis-GMA dan TEGDMA untuk mengendalikan kekentalan, karena email dapat dijaga
tetap kering, resin yang agak hidrofobik ini bekerja dengan baik selama penggunannya terbatas
pada email.
SIFAT-SIFAT RESIN KOMPOSIT
Sama halnya dengan baha restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga memiliki
sifat. Ada beberapa sifat yang dimiliki oleh resin komposit, antara lain :
A.SIFAT MEKANIS
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupaka faktor yang penting terhadap
kemampua baha ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambala berfungsi
secara efektif, ama da tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat yang mendukung, antara lain :
1. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua substansti yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan
adanya gaya tarik menarik yag timbul antara kedua benda tersebut. Adhesi diperoleh
dengan dua cara. Pertama denga menciptaka ikatan fisik antara resin denga jaringan
gigimelalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut
sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang
diaplikasikan antara dentin da resin komposit denga maksud menciptaka ikata antara dentin
denga resin komposit tersebut.
2. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuata tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin
akrilik. Kekuatan resin komposit dan daya taha terhadap fraktur memungkinkannya
digunaka baha restorasi ini untuk penumpata sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat
keausan yag sangat tinggi, karena resin matriks yag lunak lebih cepat hilang sehingga
akhirnya filter lepas.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
19/22
19
B.SIFAT KIMIA
Resin gigi menjadi padat bila belpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia
dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul-molekul yang disebut
monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus
metrakilat ditemukan pada ujung ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat
multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-
GMA) .
Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang tersintesa dari
resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai
struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental.
Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol
dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan.
C.SIFAT FISIK
Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada
gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan karakteristik permukaan juga menjadi
pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:
1. Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapisensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan
berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa
juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk
mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual
(shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas
dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.
2. Kekuatan
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini
memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal.
Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
20/22
20
3. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang
diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam
beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia
memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah
mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan
abrasive rotary.
MEKANISME PENGERASAN PADA RESIN KOMPOSIT
Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisasi monomer
metil metakrilat dan monomer dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan polimerisasi tambalan
yang diawali dengan radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivitas kimia atau
pengaktifan eksternal (panas atau sinar) karena komposit gigi penggunaan langsung biasanya
menggunakan aktivasi sinar atau kimia.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
21/22
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dasardasar material kedokteran gigi berupa etsa asam, bahan bonding, resin komposit dan
pengerasan atau curing ini diperlukan dalam mengetahui dan mengaplikasikannya dalam bahan
bahan dasar kedokteran gigi. Sifat mekanis dan kimiawi dari proses pengetsaan menggunakan
etsa asam, terjadinya bonding baik pada email maupun pada dentin, bahan tambal resin
komposit, serta proses pengerasan menggunakan curing light. Teknik etsa asam yang
memperluas penggunaan bahan restorasi berbasis resin karena memberi ikatan yang kuat anatara
email dan resin. Teknik ini juga memecahkan masalah seperti pada restorasi berbasis resin, yaitu
perubahan warna dibagian tepi karena kebocoran tepi bagian restorasi yang berhadapan. Bahanbonding yang terdiri dari bahan bonding emaiil dan bahan bonding dentin. Karena matriks resin
bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian
hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian
hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin. Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit
melalui mekanisme polimerisasi. Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat ber-
polimerisasi dengan mekanisme pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal
bebas dapat berasal dari aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar)
karena komposit gigi penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia.
Pengeran ini dapat dilakukan 2 metode. Dapat dilakukan dengan cara kimia dan juga dapat
dilakukan dengan cara sinar. Sumber sinar adalah suatu bahan bohlam tungsten halogen. Panjang
gelombang lebih dari 500 nm. Cara kimia menggunakan beberapa reaksi kimia yang dilarutkan.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya memiliki kelebihan maupun kekurangan baik dalam
hal penjelasan materi, keterbatasan penulisan, penggunaan ejaan-ejaan, serta penyuntingan.
Maka dari itu kritik serta saran yang sifatnya membangun dapat diberikan agar makalah ini
tercipta lebih baik dan bagus dari sebelumnya.
-
8/10/2019 dasar material kedokteran gigi
22/22
22
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J.BUKU AJAR ILMU BAHAN KEDOKTERAN GIGI.Jakarta: EGC, 2003.