darkness tiga.rtf

28
SERUAN MENUJU ISLAM Menyerukan Islam ke tengah-tengah masyarakat merupakan salah satu tugas utama yang dibebankan ke pundak umat Islam sebagai satu kesatuan. Kaum Muslim diperintahkan untuk menyebarluaskan Islam dan meninggikan Islam di antara agama- agama dan ideologi lainnya. Aktivitas dakwah ini bukanlah pekerjaan misionaris yang bersifat individual; tujuan dakwah –yakni kemuliaan Islam– juga tidak akan dapat diraih bila dilakukan hanya melalui upaya-upaya individual, tanpa melibatkan peran serta negara. Sunnah Rasulullah saw ketika berada di Madinah memperlihatkan suatu gambaran yang menyeluruh tentang metode dakwah untuk meraih tujuan tersebut. Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an: Dialah yang telah mengutus RasulNya (yang membawa) petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (TQS. at-Taubah [9]: 33) Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda: Allah akan menghimpun seluruh dunia hingga aku bisa melihat bagian Timurnya dan bagian Baratnya. Dan Allah akan menjadikan kekuasaan umatku atas seluruh dunia. (HR. Muslim) Din al-Islam diturunkan ke dunia untuk mengungguli semua pandangan hidup yang ada serta untuk menguasai seluruh dunia. Rasulullah saw telah menyelesaikan perintah Allah Swt untuk menyebarluaskan Islam dan menyampaikannya ke seluruh penjuru dunia dengan metode dan cara yang paling baik menurut ukuran manusia. Teladan yang diberikan oleh beliau saw teramat jelas. Dalam tiga belas tahun pertama masa ke-Nabiannya, beliau saw memperoleh keberhasilan dalam berdakwah secara individual –dari satu individu kepada individu lainnya– dan kemudian secara berjama’ah –dari satu kelompok kepada masyarakat yang lebih luas. Namun keberhasilan utama dakwah Islam kepada umat manusia terjadi ketika beliau saw menyerukan Islam dari sebuah negara kepada negara-negara lainnya. Tahapan dakwah Rasulullah saw pada periode Madinah dicirikan dengan adanya keinginan Daulah Islamiyah untuk meraih kekuasaan yang lebih besar. Kita akan melihat, bagaimana Rasulullah saw berupaya mencapai tujuan ini melalui serangkaian tindakan yang konsisten. Rangkaian aktivitas tersebut beliau saw lakukan dalam kapasitas beliau sebagai pemimpin Daulah Islamiyah. Beberapa aktivitas yang menjadi kunci keberhasilan dakwah Rasulullah saw dalam periode ini adalah pengiriman pasukan bersenjata, perundingan damai, dan pengiriman misi-misi diplomatik ke negara-negara lain. Ketika Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, setelah tiga belas tahun berdakwah di Makkah, beliau saw mengajak serta sekitar seratus orang Muslim. Tetapi ketika beliau saw kembali untuk membebaskan kota Makkah, delapan tahun kemudian, Rasulullah saw mengajak serta sepuluh ribu orang Muslim; dan kemudian seluruh penduduk Makkah pun masuk Islam. Demikianlah contoh penyebarluasan Islam melalui dakwah, diplomasi, dan jihad. Ketiga metode inilah yang menjadi landasan bagi kita,

Upload: agrak

Post on 11-Jul-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: darkness tiga.rtf

SERUAN MENUJU ISLAM

Menyerukan Islam ke tengah-tengah masyarakat merupakan salah satu tugasutama yang dibebankan ke pundak umat Islam sebagai satu kesatuan. Kaum Muslimdiperintahkan untuk menyebarluaskan Islam dan meninggikan Islam di antara agama-agama dan ideologi lainnya. Aktivitas dakwah ini bukanlah pekerjaan misionaris yangbersifat individual; tujuan dakwah –yakni kemuliaan Islam– juga tidak akan dapat diraihbila dilakukan hanya melalui upaya-upaya individual, tanpa melibatkan peran sertanegara. Sunnah Rasulullah saw ketika berada di Madinah memperlihatkan suatugambaran yang menyeluruh tentang metode dakwah untuk meraih tujuan tersebut.

Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an:

Dialah yang telah mengutus RasulNya (yang membawa) petunjuk dan agamayang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orangmusyrikin tidak menyukai. (TQS. at-Taubah [9]: 33)

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda:

Allah akan menghimpun seluruh dunia hingga aku bisa melihat bagianTimurnya dan bagian Baratnya. Dan Allah akan menjadikan kekuasaan umatkuatas seluruh dunia. (HR. Muslim)

Din al-Islam diturunkan ke dunia untuk mengungguli semua pandangan hidupyang ada serta untuk menguasai seluruh dunia. Rasulullah saw telah menyelesaikanperintah Allah Swt untuk menyebarluaskan Islam dan menyampaikannya ke seluruhpenjuru dunia dengan metode dan cara yang paling baik menurut ukuran manusia.Teladan yang diberikan oleh beliau saw teramat jelas. Dalam tiga belas tahun pertamamasa ke-Nabiannya, beliau saw memperoleh keberhasilan dalam berdakwah secaraindividual –dari satu individu kepada individu lainnya– dan kemudian secaraberjama’ah –dari satu kelompok kepada masyarakat yang lebih luas. Namunkeberhasilan utama dakwah Islam kepada umat manusia terjadi ketika beliau sawmenyerukan Islam dari sebuah negara kepada negara-negara lainnya.

Tahapan dakwah Rasulullah saw pada periode Madinah dicirikan dengan adanyakeinginan Daulah Islamiyah untuk meraih kekuasaan yang lebih besar. Kita akanmelihat, bagaimana Rasulullah saw berupaya mencapai tujuan ini melalui serangkaiantindakan yang konsisten. Rangkaian aktivitas tersebut beliau saw lakukan dalamkapasitas beliau sebagai pemimpin Daulah Islamiyah. Beberapa aktivitas yang menjadikunci keberhasilan dakwah Rasulullah saw dalam periode ini adalah pengirimanpasukan bersenjata, perundingan damai, dan pengiriman misi-misi diplomatik kenegara-negara lain.

Ketika Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, setelah tiga belas tahun berdakwahdi Makkah, beliau saw mengajak serta sekitar seratus orang Muslim. Tetapi ketikabeliau saw kembali untuk membebaskan kota Makkah, delapan tahun kemudian,Rasulullah saw mengajak serta sepuluh ribu orang Muslim; dan kemudian seluruhpenduduk Makkah pun masuk Islam. Demikianlah contoh penyebarluasan Islam melaluidakwah, diplomasi, dan jihad. Ketiga metode inilah yang menjadi landasan bagi kita,

Page 2: darkness tiga.rtf

kaum Muslimin, untuk melanjutkan tugas menyebarluaskan rahmat Islam kepadaseluruh umat manusia, serta untuk mengakhiri segala bentuk kezhaliman di muka bumi.

Allah Swt berfirman:

Dan tiadalah Kami mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat bagi semestaalam. (TQS. al-Anbiya [21]: 107)

Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhiagama kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (TQS. al-Baqarah [2]: 193)

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itusemata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), makasesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (TQS. al-Anfal[8]: 39)

Ayat-ayat al-Qur’an di atas, dan masih banyak ayat-ayat lain yang senada,ditujukan tidak hanya kepada Rasulullah dan para sahabat, tetapi kepada seluruh kaumMuslim hingga zaman sekarang, bahkan hingga akhir zaman. Dengan ayat-ayattersebut, Allah Swt mewajibkan seluruh kaum Muslim untuk berjuang menyampaikanrisalah ini. Hanya dengan penerapan sistem Islam di tengah-tengah umat manusia,mereka akan dapat melihat dengan mata kepala mereka sendiri rahmat dan keadilanyang dibawa Islam; dan dengan demikian umat manusia diarahkan untuk menyaksikankebenaran.

Meski idtak seorang pun boleh dipaksa untuk masuk Islam, tetapi penggunaankekuatan fisik, peperangan, maupun konflik bersenjata memang diperintahkan AllahSwt untuk menegakkan hukum-hukum Islam, sampai umat manusia mau menerimaIslam secara sukarela atau bersedia membayar jizyah –yaitu pungutan dalam jumlahtertentu bagi kaum non-Muslim yang berkemampuan. Dengan demikian merekamenjadi warganegara non-Muslim dalam Daulah Islamiyah. Berikut ini adalah sejumlahdalil yang menjadi landasan pemikiran tersebut:

Sesungguhnya aku diperintahkan (Allah) untuk memerangi manusia sampaimereka mengucapkan Lâ ilâha illa Allah wa anna Muhammadur Rasulullah,melaksanakan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telahmelakukannya (masuk Islam atau tunduk kepada aturan Islam) makaterpelihara dariku darah-darah mereka, harta-harta mereka kecuali denganjalan yang hak. Dan hisabnya terserah kepada Allah. (HR. Bukhari) Tidak ada paksaan untuk (masuk) agama (Islam). (TQS. al-Baqarah [2]: 256)

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pulaberiman) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yangdiharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yangbenar (agama Allah), (yaitu agama orang-orang) yang diberikan al-Kitabkepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang merekadalam keadaan tunduk. (TQS. at-Taubah [9]: 29)

Page 3: darkness tiga.rtf
Page 4: darkness tiga.rtf

Kebijakan Luar Negeri Daulah Rasulullah sawDari riwayat kehidupan Rasulullah saw, kita bisa mengetahui sejauh mana upaya

Rasulullah saw beserta para sahabat dalam melaksanakan kewajibannya. Ibnu Katsirdalam kitabnya, Ghazwat ar-Rasul, meriwayatkan bahwa Rasulullah saw terlibat dalamsembilan belas kali peperangan, sebelas di antaranya peperangan yang dipimpin sendirioleh beliau saw. Jumlah ini belum termasuk berbagai peperangan yang dilancarkanRasulullah saw di bawah komando para sahabat.

Pertempuran fisik, penyebarluasan Islam, serta upaya-upaya pertahanan diriyang dilakukan oleh kaum Muslim dimulai sejak abad pertama hijriah. Beliau sawmengirim paling sedikit delapan misi intelejen dan ekspedisi militer sebelum perangBadar al-Kubra. Beliau saw memimpin sendiri beberapa di antaranya. Tujuan masing-masing misi tersebut berbeda-beda, seperti melakukan pengintaian, menjalin aliansi,memberi ancaman, atau melakukan serangkaian penyergapan terhadap kafilah-kafilahdagang suku Quraisy. Kelompok Saif al-Bahr (pada bulan Ramadhan 1 H) pernahmenyaksikan persiapan perang pasukan Quraisy, namun tidak ada konflik yang terjadi.Demikian pula yang terjadi di Bathnu Rabigh (Syawwal 1 H) dan Saffan (Rabi’ulAwwal 2 H). Semasa Perang al-Abwa’, delegasi yang dipimpin sendiri oleh Rasulullahsaw menyepakati perjanjian damai dengan suku Bani Dhamrah. Namun perjanjiandamai ini tidak banyak berarti pada saat Perang Badar, karena tidak dapat digunakanuntuk mencegah niat suku-suku yang memiliki potensi untuk bersekutu dengan kaummusyrik Makkah. Kelompok Nakhlah (pada bulan Rajab 2 M) menjadi kelompokpertama dari kalangan kaum Muslim yang membunuh musuh mereka –di jalan AllahSwt– di bawah kepemimpinan Abdullah bin Jahsy ra.

Kaum Muslim dari kalangan Muhajirin lebih banyak mengepalai misi-misitersebut. Pergumulan politik yang keras dan dahsyat telah mereka alami pada saat diMakkah, namun pada waktu itu tidak ada izin bagi mereka untuk melakukanperlawanan. Dan sekarang mereka melakukan persiapan perang untuk pertama kalinya.Persiapan tersebut segera dilakukan begitu turun izin dari Allah Swt kepada kaumMuslim untuk berperang.

Dari gambaran mengenai misi-misi militer yang dilakukan kaum Muslim di atas,harus dapat dipahami bahwa sejak awal mula sejarah Negara Madinah yang kecil danlemah tersebut, Rasulullah saw tidak pernah bermaksud untuk sekedar mencariperlindungan di Madinah. Beliau saw melakukan aktivitas thalabun nushrah semata-mata untuk menegakkan agama ini. Maka sejak saat itu, tindakan-tindakan yang beliausaw lakukan bersifat ofensif dan progresif. Kaum Quraisy berhasil mendominasi Hijazdalam bidang perdagangan dan pengaruh politik. Oleh sebab itu, aksi-aksi penyeranganterhadap iring-iringan kafilah dagang mereka memperlihatkan adanya keinginan kaumMuslim untuk menentang dominasi tersebut.

Segala bentuk manuver dan misi intelejen tersebut pada akhirnya bermuara padaPerang Badar al-Kubra. Telah sampai informasi ke telinga penduduk Madinah tentangkafilah dagang Quraisy yang membawa harta kekayaan yang sangat banyak. Sektorperdagangan merupakan mata pencaharian utama orang-orang Quraisy. Oleh sebab itumereka merasa kepentingannya terancam oleh provokasi yang terus menerus dilakukanoleh kaum Muslim. Tahun sebelumnya, Rasulullah saw juga memerintahkan al-Ushairah untuk melakukan penyergapan terhadap kafilah dagang yang sama; danhampir saja kafilah dagang Quraisy itu berhasil dilumpuhkan. Kali ini, Rasulullah sawberusaha melakukan penyergapan kafilah ini bersama sekitar 300 orang pengikutnya.

Page 5: darkness tiga.rtf

Jumlah pasukan Rasulullah saw ini terhitung cukup banyak dibandingkandengan pasukan yang dikirim pada misi-misi sebelumnya. Mendengar informasi bahwaRasulullah saw mengirimkan pasukan untuk menghadang kafilah dagang mereka,orang-orang Quraisy pun segera menyiapkan kekuatan. Sekalipun kekuatan pasukanQuraisy mencapai jumlah 1000 orang –tiga kali lipat jumlah pasukan Muslim– tetapiRasulullah saw dan pasukan Muslim tidak merasa gentar. Demikianlah, kekuatan keduakubu itu tidaklah seimbang, namun wahyu yang sampai kepada Rasulullah saw sudahsangat gamblang; yaitu bahwa pasukan Islam akan melawan dominasi kaum musyrikQuraisy, apa pun taruhannya. Tanpa sedikit pun keraguan, kaum Muslim berperang.Mereka berpegang pada satu pedoman, yaitu bahwa Allah Swt adalah satu-satunyapihak yang akan memberikan kemenangan.

Peristiwa Perang Badar al-Kubra menyajikan contoh sejauh mana keteguhantekad Rasulullah saw dan para sahabat untuk menunjukkan Islam sebagai kekuatantandingan. Kaum Muslim keluar untuk menghadang kafilah dagang Quraisy. Ketikasampai di lembah Dafran, mereka mendengar informasi bahwa pasukan Quraisy datanguntuk mempertahankan kafilah dagang mereka.

Mendengar informasi tersebut, Rasulullah saw meminta pendapat parasahabatnya mengenai langkah yang sebaiknya diambil. Pertama-tama beliau sawmeminta pendapat kalangan Muhajirin tentang kemungkinan terjadinya konfrontasidengan orang-orang Quraisy. Para sahabat dari kalangan Muhajirin menjawab bahwamereka siap mendukung Rasulullah saw apabila beliau saw menghendaki. KemudianRasulullah saw meminta pendapat para sahabat dari kalangan Anshar, dan ternyatamereka pun siap memberikan dukungan terhadap apa pun keputusan Rasulullah saw,termasuk bila beliau saw menghendaki peperangan. Tanggapan ini menyenangkan hatiRasulullah saw.

Manakala mereka menyadari bahwa pasukan kafir Quraisy unggul dalam segijumlah hingga mencapai rasio tiga banding satu, maka Nabi saw hanya memperingatkanpasukan Muslim agar memperkuat tekad mereka. Tidak ada di antara pasukan Muslimyang ingin mengundurkan diri. Setelah sampai di sumur Badar, mereka menempatkandiri di tempat-tempat tertentu untuk membuat pasukan musuh kekurangan air.

Peperangan dimulai oleh Hamzah ra ketika berusaha menghalangi Aswad binAbdul Asad yang mencoba merusak kolam-kolam air yang dibuat oleh tentara Islam.Hamzah ra menyerang dengan pukulan yang kuat hingga menyebabkan putus keduakaki Aswad, dan pukulah Hamzah berikutnya membuat nyawa Aswad melayang.Terbunuhnya Aswad bin Abdul Asad membuat Utbah bin Rabiah marah. KemudianUtbah bersama saudaranya, Syaibah dan anaknya, Walid maju ke depan barisan untukmenantang pasukan Muslim. Tantangan itu dilayani oleh Hamzah ra, Ali ra, danUbaidah ra, hingga pada akhirnya ketiga jawara Quraisy tersebut mati. Setelah perangtanding itu selesai, maka kedua pasukan itu pun bertempur habis-habisan. Rasulullahsaw memungut segenggam pasir kemudian ditaburkan di hadapan pasukan musuhsembari mengucapkan, ‘Hancurlah wajah-wajah mereka!!’ Peperangan pun dimulai,hingga banyak pemuka Quraisy yang mati terbunuh. Akhirnya Allah Swtmenganugerahkan kemenangan kepada kaum Muslim.

Langkah Berikutnya untuk Menentang Dominasi Quraisy di HijazKemenangan kaum Muslim dalam Perang Badar membuat orang-orang Quraisy

semakin menyadari besarnya tantangan dari Daulah Islamiyah yang baru berdiri ini.Mimpi buruk yang selama ini mereka bayangkan mulai menampakkan wujudnya.

Page 6: darkness tiga.rtf

Sebelum hijrah pun mereka sudah merasakan ancaman itu, sehingga mereka berupayakeras menghalangi langkah-langkah Rasulullah saw untuk mendapatkan dukungankekuatan. Kekuasaan mereka di wilayah tersebut telah terancam; kepentinganperdagangan mereka pun terancam. Maka mereka pun melancarkan Perang Uhud danPerang Ahzab terhadap kaum Muslim. Di antara saat-saat perang besar itu, orang-orangQuraisy, kaum Yahudi, dan suku-suku lainnya, seperti Bani Tsa’labah dan Bani Muharibterus-menerus berupaya menentang munculnya pengaruh Daulah Islamiyah.

Di medan perang Uhud, kaum Muslim sebenarnya telah menguasaipertempuran, sedangkan pasukan Quraisy mulai menarik mundur pasukannya.Sekelompok pemanah ditempatkan secara strategis di lereng-lereng bukit untukmelindungi sayap pasukan Muslim. Tetapi kemudian pasukan panah itu meninggalkanposnya dan melanggar perintah Rasulullah saw untuk bertahan di lereng perbukitan.Pelanggaran ini membuat pertahanan belakang pasukan Muslim menjadi longgar,sehingga pasukan kavaleri orang-orang Quraisy di bawah pimpinan Khalid bin Walid –yang ketika itu masih kafir– berkesempatan menusuk pasukan Muslim dari belakang.Mereka berusaha keras menyerang Rasulullah saw, sehingga sebagian pasukan Muslimmengira bahwa Nabi saw telah wafat. Mushab bin Umair ra terus berusaha merapatkanbarisan pasukan Muslim yang kacau balau sampai akhirnya beliau syahid. Hamzah rapun syahid. Kaum Muslim telah kehilangan pembawa râyah (panji-panji kaum Muslim)dan ‘Singa Allah’. Namun demikian, Rasulullah saw tidak membiarkan orang-orangQuraisy memenangkan peperangan. Pasukan Muslim dengan gagah berani terusmemberikan perlawanan, hingga akhirnya dengan pertolongan Allah Swt merekaberhasil membuat pasukan musyrik mundur. Dalam sejumlah riwayat bahkandisebutkan bahwa pasukan Muslim mampu mengusir pasukan Quraisy hingga delapanmil dari Uhud, yaitu sampai daerah Hamra’ al-Asad.

Akibat dari upaya perlawanan yang gagah berani dan penyusunan kembalipasukan yang telah tercerai-berai itu adalah kembalinya semangat kaum Muslim untukberjaya, keengganan mereka terperosok dalam kesulitan yang sama, serta kewaspadaanmereka agar tidak lagi terjadi kekeliruan dalam perjuangan.

Orang-orang Quraisy, yang semakin merasa khawatir akan kehilangankekuasaan, mulai menjalin aliansi dengan suku-suku lainnya untuk bersama-samamemerangi kaum Muslim pada Perang Ahzab. Salah satu sekutu mereka adalah kabilahYahudi Bani Quraizhah, yang juga juga ikut serta menandatangani Piagam Shahifah diMadinah. Sebelum pecah perang, Rasulullah saw pernah mengutus Sa’ad bin Mu’adz rauntuk memperoleh jaminan dukungan dari mereka. Karena, sebelum peristiwa hijrah,kabilah tersebut mempunyai hubungan yang sangat baik dengan orang-orang Aus.

Dalam rangka mempersiapkan pertempuran, Rasulullah saw berusahamembangun parit pertahanan yang merupakan suatu bentuk strategi militer baru dikawasan Hijaz. Beliau saw juga mengirimkan mata-mata ke tengah-tengah perkemahanmusuh dan melakukan penyesatan opini di tengah-tengah musuh untuk melemahkansemangat mereka. Sementara itu, orang-orang Quraisy mendapati kenyataan bahwaparit yang dibangun kaum Muslim itu sulit untuk dilalui. Ketika mereka tengah berpikirtentang bagaimana cara menyeberangi parit tersebut, Allah Swt mendatangkan angintopan yang amat hebat ke arah perkemahan musuh, sehingga orang-orang Quraisymeninggalkan kemah-kemah mereka; sedangkan para sekutu mereka pun tercerai-berai.

Tidak lama setelah Perang Ahzab, kaum Muslim mendapat perintah dariRasulullah saw untuk mendatangi perkampungan Bani Quraizhah, dalam rangkamenindak tegas kabilah pengkhianat yang telah melanggar perjanjian mereka dengan

Page 7: darkness tiga.rtf

Daulah Islamiyah. Sikap ini pun menunjukkan bahwa Rasulullah saw tidak maumelanjutkan kerjasama dengan musuh, yang merencanakan dan melakukan makarbersama musuh-musuh yang lain untuk menusuk kaum Muslim dari belakang. BaniQuraizhah pun dihukum dan mendapatkan vonis hukuman. Para laki-laki dari kalanganmereka dihukum penggal, harta bendanya dibagi-bagi di kalangan kaum Muslim,sedangkan para wanita dan anak-anak dijadikan sabaya. Vonis tersebut dijatuhkan olehSa’ad bin Mu’adz sesuai ketentuan Allah Swt. Demikianlah, tidak ada satu punkekuatan yang dibiarkan berkembang menjadi ancaman bagi Daulah Islamiyah.Hukuman berat yang dijatuhkan kepada Bani Quraizhah merupakan peringatan kerasbagi pihak-pihak lain yang hendak mengancam Daulah Islamiyah.

Diplomasi dan Jihad: Dua Mata Pedang untuk Menyebarluaskan IslamPengiriman pasukan dan berbagai penyerangan terus berlanjut; demikian pula

misi-misi diplomatik yang diperintahkan Rasulullah saw. Pada bulan Sya’ban 6 Hijriah,Rasulullah saw mengutus sekelompok Muslim di bawah kepemimpinan Abdurrahmanbin Auf dengan perintah untuk menikahi anak pimpinan Bani Kalb apabila mereka maumemeluk Islam; tetapi andaikata mereka tidak mau memeluk Islam, maka kelompoktersebut bertugas melaksanakan beberapa hal tertentu yang merupakan aturan Islamsebelum melakukan penyerangan, yaitu mengajak mereka untuk masuk Islam, atau (bilatidak mau) tetap dibiarkan sebagai non-Muslim yang tunduk pada aturan DaulahIslamiyah (ahlu dzimmah). Dan jika mereka tetap menolak kedua tawaran tersebut, danmemilih terus istiqamah dalam pandangan hidup yang jahiliyah, kufur, dan zhalim,maka harus digunakan kekuatan militer untuk menghilangkan berbagai rintangan,sehingga keadilan Islam dapat diimplementasikan kepada mereka. Kekuatan militertersebut diatur secara ketat oleh aturan-aturan syariat, seperti larangan melukai wanita,anak-anak, dan orang-orang yang sudah tua. Bahkan pasukan Muslim tidakdiperkenankan memotong pohon-pohonan. Mereka juga tidak diperkenankanmemotong-motong mayat musuh, atau bertindak zhalim terhadap tawanan perang.

Langkah-langkah diplomatik dengan tujuan untuk memperluas kekuasaan jugapernah dilakukan Rasulullah saw pada saat menjelang perjanjian Hudaibiyah di tahunke-6 Hijriyah. Pada waktu itu, orang-orang Quraisy tengah berencana untuk menjalinaliansi dengan kabilah Yahudi di Khaibar. Atas petunjuk wahyu, Rasulullah saw besertapara sahabat hendak berkunjung ke Makkah. Mereka mempersiapkan diri pada bulanDzulqaidah untuk melakukan ibadah haji. Rasulullah saw sengaja membiarkan kegiatanpersiapan haji kaum Muslim tersebut diketahui orang-orang dari suku-suku yang netral,seperti Budail bin Warqa dari Bani Khuza’ah, dan Urwah bin Mas’ud dari Bani Tsaqif.

Upaya orang-orang Quraisy untuk menghalang-halangi kedatangan Rasulullahsaw justru membuat kredibilitas mereka di mata orang-orang Arab jatuh. Karena di mataorang-orang awam, rombongan kaum Muslim itu hanya merupakan sekelompokpeziarah yang bermaksud menjalankan umrah. Oleh karena itu orang-orang Quraisy ituterpaksa maju ke meja perundingan untuk membuat sebuah perjanjian yang sebetulnyatidak mereka kehendaki.

Maka, Rasulullah saw dan para pemuka Quraisy kemudian menyusun sebuahperjanjian yang berisi kesepakatan gencatan senjata terbatas. Dengan perjanjian itu –yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyah– orang-orang Quraisy tidak diperbolehkanmenyerang Daulah Islamiyah, tidak boleh menjalin aliansi dengan kabilah lain untukmenyerang Daulah Islamiyah, serta mengizinkan kaum Muslim untuk melakukanibadah haji pada tahun depan. Klausul terakhir ini sama saja memberi kesempatan kaum

Page 8: darkness tiga.rtf

Muslimin untuk berdakwah. Perjanjian tersebut juga memperbolehkan kaum Muslimuntuk mengamankan perbatasan. Perjanjian itu juga mencegah terjadinya aliansi antarakabilah Yahudi di Khaibar dengan orang-orang Quraisy. Dengan demikian, tidak akanterulang lagi serangan orang-orang kafir seperti pada Perang Ahzab.

Tidak benar pendapat yang menyatakan bahwa Perjanjian Hudaibiyahmerupakan bentuk kompromi yang dilakukan kaum Muslim. Faktanya, perjanjian initidak saja menghalangi orang-orang Quraisy untuk menjalin aliansi dengan kabilahYahudi di Khaibar, tetapi juga merupakan jalan utama menuju penaklukan kota Makkah.Perjanjian ini tanpa disadari orang-orang Quraisy telah menjebak mereka denganlarangan untuk menyerang kaum Muslim, dan membolehkan kaum Muslim untukmemperkokoh kedudukan mereka di tengah-tengah kabilah Arab lainnya. Secaraimplisit, perjanjian tersebut juga menunjukkan pengakuan orang-orang Quraisy ataskepemimpinan dan kekuasaan seseorang yang mereka kejar-kejar selama ini, sebagaiseorang kepala negara yang memiliki pengaruh yang sebanding.

Ketika dalam perjalanan menuju Makkah, kaum Muslim sempat berhadapandengan sekelompok pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid. Ketika Rasulullah sawmendengar informasi ini, maka beliau saw bersabda:

Celakalah kaum Quraisy. Mereka telah dihancurkan dengan peperangan. Aparuginya mereka bila mereka membiarkan masalah antara aku dan suku bangsaArab lainnya? Jika mereka (bangsa Arab) membunuhku, memang itu yangmereka inginkan Dan apabila Allah memberikan kemenangan atas merekakepadaku, mereka akan dapat masuk Islam secara bergelombang. Dan apabilamereka tidak mau (masuk Islam) mereka akan memerangiku selagi mereka kuat.Apa yang mereka (Quraisy) pikirkan? Demi Allah aku akan meneruskan jihaduntuk apa yang Allah sampaikan kepadaku sampai Allah memberi kemenanganatau leherku ini terpisah.

Nampak jelas bahwa perjanjian ini dilatarbelakangi oleh suatu tujuan –satu-satunya tujuan– yaitu untuk meraih kemenangan Islam. Dan perjuangan ini akanmencapai klimaksnya ketika kaum musyrikin masuk Islam secara berbondong-bondong.

Akibat langsung dari perjanjian ini ada dua perkara, yaitu terjadinyapenaklukkan militer terhadap musuh-musuh kaum Muslim lainnya, serta pengirimanberbagai misi diplomatik ke sejumlah kepala negara asing.

Lima belas hari setelah penandatanganan Perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah sawmemberangkatkan satu resimen pasukan ke perkampungan kabilah Yahudi di Khaibaruntuk memberikan serangan mendadak. Pasukan tersebut terdiri dari 1700 mujahidinyang berbaris menuju Khaibar, dan Ali bin Abi Thalib mendapat kehormatan sebagaipembawa panji-panji Islam. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ali ra bersumpah akanmemerangi musuh sampai mereka memeluk Islam. Rasulullah saw memberikantanggapan dengan sabdanya:

Mudahkanlah, ajaklah mereka untuk menerima Islam, dan sampaikan kepadamereka kewajiban mereka kepada Allah. Aku bersumpah demi Allah, bila adaseorang (saja) yang mengikuti petunjukmu, maka itu lebih baik dari unta yangpaling bagus.

Page 9: darkness tiga.rtf

Apa yang disampaikan Rasulullah saw ini menunjukkan dengan jelas bahwapeperangan yang akan mereka lakukan itu semata-mata bertujuan untuk memenangkanagama Allah atas agama-agama yang lain; dengan kata lain, tujuan utamanya adalahagar umat manusia bersedia memeluk agama Islam.

Kaum Muslim mengepung Khaibar sebelum mereka menggempur benteng-benteng kaum Yahudi satu demi satu dengan kekuatan penuh. Pada saat benteng terakhirberhasil direbut olah kaum Muslim, kaum Yahudi di Khaibar mengajukan permohonandamai agar diri mereka tidak dihukum bunuh oleh Rasulullah saw. Permohonan inidiluluskan oleh Rasulullah saw. Bahkan akhirnya mereka tetap diperkenankan tinggal dinegeri mereka, yang kini telah jatuh ke dalam kekuasaan Daulah Islamiyah. Merekajuga mendapatkan separuh bagian dari hasil panen yang dihasilkan tanah-tanah Khaibar,sedangkan separuh lainnya menjadi milik negara. Akibat penaklukan Khaibar ini turutmenyerah pula kabilah Yahudi Bani Fadak.

Setelah berhasil menaklukkan Khaibar, Rasulullah saw mulai mempersiapkanpenaklukkan kabilah-kabilah Arab yang tinggal di wilayah Nejed, yang pernahbersekutu menentang Daulah Islamiyah, termasuk di antaranya kabilah Bani Ghathfan.Dengan penaklukan kabilah Yahudi di Khaibar dan kabilah Bani Ghathfan, sertakeberadaan Perjanjian Hudaibiyah, maka Daulah Islamiyah berada dalam situasi yangaman dari ancaman musuh-musuhnya yang paling besar. Dengan demikian, terciptasuasana yang sempurna untuk menyebarluaskan Islam. Rasulullah saw berhasilmenyingkirkan dominasi dan pengaruh kaum Yahudi di seluruh Jazirah Arab, dankemudian dilanjutkan dengan membangun kekuasaan Islam.

Kekuasaan atas Wilayah HijazPenaklukan kota Makkah terjadi pada bulan Ramadhan tahun 8 Hijriyah.

Peristiwa ini diawali dengan pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan olehkaum musyrik Quraisy. Pelanggaran itu membuat Daulah Islamiyah, yang saat itu telahmemiliki kekuatan yang lebih besar dan berada dalam situasi yang lebih aman,mempunyai alasan mengirimkan pasukan untuk menyerang orang-orang Quraisy. MakaNabi saw bersama pasukan Muslim yang berjumlah sepuluh ribu orang berbaris menujuMakkah, dan berhasil mengambil alih kota Makkah dengan mudah. Sebagian besarpenduduk Makkah pun berbondong-bondong masuk Islam, meski delapan tahun yanglalu mereka adalah musuh yang paling besar, bahkan pernah berencana membunuhRasulullah saw.

Allah Swt berfirman:

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihatmanusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlahdengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Diaadalah Maha Penerima taubat. (TQS. an-Nashr [110]: 1-3)

Dengan ayat di atas, Allah Swt memberikan gambaran kepada kita bagaimanametode yang harus ditempuh agar umat manusia berbondong-bondong masuk Islam.Metode yang membuat hal ini bisa terjadi adalah adanya langkah-langkah politik yangbrilian melalui Perjanjian Hudaibiyah, serta kekuatan militer Daulah Islamiyah yangsenantiasa melakukan ekspansi.

Penaklukan kota Makkah merupakan suatu langkah besar dalam sejarah DaulahIslamiyah. Dengan langkah ini maka perimbangan kekuatan di wilayah Hijaz perlahan

Page 10: darkness tiga.rtf

namun pasti beralih ke dalam kekuasaan Daulah Islamiyah. Daulah Islamiyah menjadikekuatan utama di Hijaz. Tidak lama setelah penaklukan Makkah, pasukan Muslimterus memperluas kekuasaan, di antaranya melalui Perang Hunain, sehingga dominasiDaulah Islamiyah mulai merambah ke seluruh wilayah Jazirah Arab.

Ekspansi ke luar Hijaz hingga ke Seluruh DuniaMisi-misi diplomatik dikirimkan ke berbagai pimpinan negara, dengan tujuan

untuk mengajak mereka kepada Islam. Misi diplomatik ini dikirimkan baik kepadakabilah-kabilah yang kecil maupun negara-negara superpower pada masa itu, yaitukerajaan Romawi dan Persia. Ada pula utusan-utusan untuk menghadap Raja Najasydari Habsyah; Muqauqis, Gubernur Mesir; Mundzir, penguasa Bahrain; Haudzah,penguasa Yaman; al-Harits, raja Damaskus; Ja’far, raja Oman dan saudaranya, AbdulJalandi.

Maksud dari seruan Nabi saw kepada para penguasa itu dapat dilihat dari isisejumlah surat yang beliau saw kirimkan. Kepada Raja Najasy, Rasulullah saw menulis:

Aku menyeru kepadamu dan bangsamu, agar menyembah Allah, yang MahaBesar dan Maha Perkasa.

Kepada Muqauqis, Nabi saw menulis:

Jika engkau menerima Islam, maka Allah yang Maha Mulia akan memberimupahala dua kali lipat. Tetapi kalau engkau menolak, maka sesungguhnya bagiengkaulah dosa segenap rakyat Qibthi.

Kepada Kisra, Rasulullah saw menulis:

Islamlah engkau, agar engkau selamat. Jika engkau menolak, sesungguhnyaatas pundakmu dosa orang-orang Majusi.

Kepada Heraklius, kaisar Romawi, Rasulullah saw menulis:

‘… jika engkau berpaling (tidak mau mengikuti Islam) maka sesungguhnya atasengkaulah dosa-dosa segenap rakyat’.

Raja Bahrain, Mundzir, menulis surat kepada Rasulullah saw, mengatakanbahwa ia telah masuk Islam; dan bahwa ia telah mengajak rakyatnya untuk masukIslam, namun hanya sebagian di antara mereka yang menerima Islam. Maka Rasulullahsaw memberikan surat balasan, yang menyatakan:

Wahai rakyat Bahrain, barangsiapa tetap dalam ke-yahudiannya atau ke-majusiannya, maka atas mereka wajib membayar jizyah.

Kepada Raja Oman, Rasulullah saw menulis:

Apabila engkau menerima Islam, maka engkau tetap dalam kedudukanmu atasnegerimu. Tetapi jika engkau menolak seruanku, maka engkau harus ingat

Page 11: darkness tiga.rtf

bahwa seluruh milikmu tidaklah kekal. Pasukanku akan merebut wilayahmu,dan ke-Nabianku akan menguasai kerajaanmu.

Surat-surat di atas semuanya menunjukkan metode Islam dalammenyebarluaskan agama Islam, sekaligus tujuannya. Tujuannya adalah untukmenyerukan Islam kepada para penguasa dan rakyatnya. Rasulullah saw akan merasapuas jika penguasa tersebut mau menerima Islam, sekalipun rakyat mereka tetap dalamagamanya semula. Bagi mereka yang tetap dalam agamanya diwajibkan membayarjizyah. Beliau saw juga memberikan penjelasan, bahwa bila mereka menolak keduapilihan tersebut –yakni masuk Islam atau membayar jizyah– maka negeri mereka akanditaklukkan.

Di antara penguasa-penguasa tersebut, ada yang bersedia masuk Islam sepertiRaja Najasy dan Raja Oman. Ada pula yang menolak, seperti Heraklius Kaisar Romawi.Kepada mereka yang menolak, Rasulullah saw pun melancarkan peperangan, sepertipada Perang Mu’tah dan Perang Tabuk. Metodenya sudah gamblang, yaitu pendekatandiplomatik yang didukung penuh oleh kekuatan militer.

Perlawanan yang ditunjukkan Daulah Islamiyah kepada Kerajaan Romawi padasaat Perang Mu’tah merupakan peristiwa yang sangat monumental, melihat kenyataanbahwa kaum Muslim melawan kekuatan superpower pada masa itu. Perlawanan yangkurang lebih sama pernah ditunjukkan oleh kaum Muslim pada saat perang melawanorang-orang Quraisy di Badar. Kedua peristiwa ini memberikan pelajaran kepada kitasemua, bahwa Daulah Islamiyah bertekad mengokohkan kekuasaannya di dunia, hinggatidak ada satu pun kekuatan lain yang mampu menandinginya.

Rasulullah saw mulai melakukan pengamatan terhadap aktivitas politik danmiliter Kerajaan Romawi tidak lama setelah kembalinya utusan beliau saw dari sana.Pertama-tama beliau saw melakukan operasi intelejen dalam rangka mengumpulkaninformasi, kemudian mengirimkan sebuah pasukan yang berkekuatan 3000 mujahidinmenuju Syam. Pasukan tersebut dipersiapkan untuk melakukan serangan ofensif, danmendapat perintah khusus untuk tidak melukai para wanita, anak-anak, dan bahkandilarang memotong pepohonan. Ini menunjukkan bahwa pasukan itu tidak dikirim untukmenghancurkan, tetapi untuk menyebarluaskan Islam.

Sekalipun kekuatan kedua belah pasukan sama sekali tidak seimbang –3000pasukan Muslim berhadapan dengan 100.000 pasukan Romawi di Mu’tah– namun halini tidak menghalangi niat pasukan Muslim dari misi mereka. Meskipun mereka harusberperang dengan dahsyat, hingga mengakibatkan ketiga panglima mereka –Zaid binHaritsah ra, Ja’far bin Abi Thalib ra, dan Abdullah bin Rawahah ra– syahid, namunmereka tidak surut ke belakang. Di bawah kepemimpinan panglima yang keempat –Khalid bin Walid ra– pasukan Muslim berhasil merapatkan barisan dan melakukanmanuver-manuver khusus, sehingga berhasil memaksa pasukan musuh mundur. Khalidbin Walid memanfaatkan peluang ini untuk menarik mundur pasukan Muslim. PerangMu’tah antara pasukan Muslim yang tidak seberapa besar jumlahnya melawan pasukannegara superpower Romawi yang berlipat-lipat banyaknya, namun kemudian diakhiridengan mundurnya pasukan Romawi dari medan pertempuran ini, membuat reputasipasukan Daulah Islamiyah menjadi sangat terkenal. Reputasi ini semakin menguat dimasa-masa setelah itu.

Tatkala Rasulullah saw mengirimkan pasukan ke Tabuk, yaitu suatu tempat diperbatasan Kerajaan Romawi, beberapa tahun kemudian, beliau saw sengajamempersiapkan pasukan yang sangat besar dan bersenjata lengkap. Dengan reputasi

Page 12: darkness tiga.rtf

sebagai pasukan yang tak terkalahkan dan memiliki tujuan tunggal yang jelas, pasukanyang didukung penuh oleh seluruh kekuatan Daulah Islamiyah tersebut berhasilmemaksa mundur pasukan Romawi tanpa peperangan. Dengan peristiwa Perang Tabukini, jelas sudah alternatif yang diberikan Islam kepada seluruh penguasa di dunia, yaknimasuk Islam atau bersiap menghadapi ekspansi pasukan Islam.

Begitu Islam tersebar luas ke seluruh penjuru Jazirah Arab, dan rintangan-rintangan fisik terhadap dakwah Islam berhasil disingkirkan, maka secara bergelombangorang-orang bersedia menerima seruan Islam. Kejadian ini menjadi muara dari dominasiIslam atas seluruh wilayah Jazirah Arab.

Untuk tahap berikutnya, Rasulullah saw melihat pentingnya menyebarkan Islamke luar perbatasan Jazirah Arab. Bahkan perintah terakhir yang diberikan Rasulullahsaw, sebelum beliau saw menghembuskan nafas terakhirnya, adalah pengangkatanUsamah bin Zaid ra sebagai Amir al-Jihad melawan pasukan Romawi. Perintah jihad inipula yang menjadi perintah pertama Khalifah Abu Bakar ra, karena pasukan tidak bisadiberangkatkan tanpa adanya perintah seorang penguasa. Misi pasukan itu tidak lainadalah melanjutkan penyerangan terhadap Romawi, hingga berhasil meraih dominasiglobal.

Para Khulafa ar-Rasyidin terus melanjutkan ekspansi Daulah Islamiyah keseluruh penjuru dunia, tanpa memandang batas-batas wilayah, hingga ke Persia, Eropa,dan Afrika.

Demikianlah kita dapat melihat bahwa jihad untuk menyebarluaskan Islam keseluruh dunia merupakan tugas sebuah negara. Dengan kata lain, jihad bisadilaksanakan bila ada perintah dari pemimpin Daulah, dimulai dari Rasulullah saw dandilanjutkan oleh para Khalifah (pengganti) Rasulullah saw.

Tidak ada keraguan lagi bagi kaum Muslim bahwa semasa periode Madinah,Rasulullah saw telah memberikan suatu metode (thariqah) yang jelas untukmenyebarluaskan dan melindungi Islam. Metode itu sesuai dengan perintah Allah Swt;dan sunnah Rasulullah saw menjadi satu-satunya landasan yang harus kita ikuti. Sebagaikesimpulan, Islam harus disebarluaskan oleh Daulah Islamiyah; yakni melalui berbagaiseruan menuju Islam; seruan untuk hidup di bawah naungan Islam dengan kewajibanmembayar jizyah; dan penggunaan kekuatan militer untuk menyingkirkan segala bentukrintangan yang boleh jadi menghalangi pemberlakuan sistem pemerintahan Islam ataswilayah dan penduduk yang tinggal di wilayah tersebut.

Para Khulafa ar-Rasyidin pun melanjutkan misi tersebut, hingga mereka berhasilmeraih keberhasilan yang sangat besar. Pada akhirnya, dunia melihat bagaimana Islamtersebar semakin luas dan semakin jauh. Namun, ekspansi tersebut harus terus berlanjut,hingga terpenuhi hadits Rasulullah saw:

Allah akan menghimpun seluruh dunia hingga aku bisa melihat bagianTimurnya dan bagian Baratnya. Dan Allah akan menjadikan kekuasaan umatkuatas seluruh dunia. (HR. Muslim)

Maksudnya adalah bahwa dakwah dan jihad harus terus berlangsung hingga kekuasaanIslam meliputi seluruh dunia.

Page 13: darkness tiga.rtf

PERISTIWA DI SAQIFAH BANI SA’IDAH

Kaum Muslim sekarang ini tengah berada pada titik kritis dalam sejarah mereka,dimana berbagai macam peristiwa genting berurat dan berakar di tengah-tengah umat.Dalam keadaan seperti ini, kaum Muslim harus dapat menentukan urutan prioritas yangmesti diselesaikan terlebih dahulu. Permasalahan apa yang harus menjadi fokusperhatian kaum Muslim? Perkara apa yang mesti dihadapi umat Islam dengan sepenuhkekuatan? Yang lebih penting lagi, perkara apa yang paling penting, yang dituntut AllahSwt dari diri kita?

Aturan-aturan syari’at yang berlandaskan pada akidah Islam telah memberikanjawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Dengan landasan pemikiran inilah, kaumMuslim harus memusatkan perhatian dan memahami berbagai peristiwa yang terjadipada saat-saat penting setelah meninggalnya Rasulullah saw. Diskusi yang terjadi dikalangan generasi Muslim yang paling baik, yaitu para sahabat, serta keputusan yangmereka hasilkan akan memberikan jawaban terhadap berbagai permasalahan yang kitahadapi sekarang ini.

Wafatnya Rasulullah Muhammad sawRasulullah saw wafat pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal. Berita wafatnya

Rasulullah saw tidak pelak lagi menyebabkan kegemparan di kalangan kaum Muslim.Anas meriwayatkan, ‘Aku belum pernah menyaksikan suatu hari yang lebih baik ataulebih cerah dibandingkan dengan hari dimana Rasulullah saw datang kepada kami;dan aku juga belum pernah menyaksikan hari yang lebih buruk atau lebih kelabudaripada hari dimana Rasulullah saw wafat’.

Setelah Rasulullah saw wafat, masalah genting yang dihadapi umat Islam adalahsiapa yang akan dipilih untuk menggantikan kedudukan beliau saw sebagai pimpinanpemerintahan. Kaum Anshar mengadakan sebuah pertemuan di antara mereka diSaqifah Bani Saidah untuk mendiskusikan siapa yang akan menggantikan kedudukanRasulullah saw sebagai kepala negara. Mendengar informasi bahwa tidak adaperwakilan kaum Muhajirin yang ikut serta, maka Abu Bakar ra, Umar ra, dan AbuUbaidah ra bergegas mendatangi pertemuan tersebut. Terjadi perdebatan yang sengit diantara mereka dan kalangan Anshar. Kaum Anshar berpendapat bahwa mereka adalahbagian terbesar penduduk Madinah dan kaum yang menolong agama Allah, sehinggalebih berhak atas kepemimpinan tersebut. Kemudian Abu Bakar ra memberikantanggapan atas pernyataan kaum Anshar tersebut. Beliau mengatakan bahwa masalahpemilihan seorang Khalifah pengganti Rasulullah saw dan pemimpin umat merupakanmasalah yang genting, yang bisa jadi mendatangkan kemudharatan, khususnya bagibangsa-bangsa Arab yang belum terbiasa tunduk kepada kabilah lain, selain kepadasuku Quraisy –yang menjadi penguasa di Makkah. Oleh karena itu kaum Muhajirinberpendapat bahwa pemimpin yang dipilih sebaiknya berasal dari orang Quraisy.

Kaum Muhajirin berusaha mengakhiri pertemuan sebelum dicapai kesepakatan,dengan maksud agar masalah ini diserahkan sepenuhnya kepada seluruh kaum Muslim.Tetapi, salah seorang pemuka Anshar, Hubab bin Mundzir bin al-Jamuh, ketika melihatbahwa semua orang sepakat dengan usulan Abu Bakar dan bahwa pertemuan itu akandiakhiri tanpa proses bai’at kepada seorang Khalifah dari kalangan Anshar, segeraberdiri dan berkata, ‘Wahai kaum Anshar, kalian harus memegang urusan kaliandengan orang-orang yang ada dalam kabilah kalian. Sebab, tak seorang pun yangberani menentang kalian. Orang-orang tidak akan sekali-kali mengeluarkan pendapat

Page 14: darkness tiga.rtf

selain mengikuti pandangan kalian. Kalian adalah kaum yang terhormat danberpengaruh. Jumlah kalian banyak dan memiliki keteguhan, pengalaman, keuletan,dan suka menolong kaum lain. Bangsa-bangsa lain selalu memperhatikan apa yangkalian lakukan. Janganlah saling berselisih pendapat sehingga suara kalian terpecah,lalu urusan kalian ini menjadi lemah. Jangan hiraukan mereka, selain dari apa yangtelah kalian dengarkan ini. Kitalah yang berhak menjadi pemimpin dan bukan darikalangan mereka’.

Begitu Hubab bin Mundzir selesai berbicara, Umar bin Khaththab berdiri danberkata, ‘Tidak mungkin ada dua pemimpin dalam satu kurun waktu. Demi Allah,orang-orang Arab tidak akan ridha untuk menyerahkan kepemimpinan kepada kalian,padahal sudah jelas bahwa Nabi saw tidak berasal dari kalangan kalian. Namunorang-orang Arab tidak berkeberatan menyerahkan urusan mereka kepada orang-orang yang sukunya menurunkan kenabian. Maka kami berhak untuk mengurusi urusanini atas orang-orang yang mengabaikan argumentasi yang jelas, serta bukti yang nyatadari orang-orang Arab. Siapakah yang dapat berselisih dengan kami tentangkekuasaan dan kepemimpinan Muhammad; dan kami adalah kaumnya danpengikutnya, kecuali jika ada orang yang hendak melontarkan kebatilan, ataumemperturutkan hawa nafsu, atau ingin mendapatkan kebinasaan’.

Ketika Hubab mendengar pernyataan ini, ia berdiri dan berkata, ‘Wahai kaumAnshar, kuasailah diri kalian dan jangan dengarkan perkataan orang ini dan kaumnya,karena mereka hendak menghilangkan peran kalian dalam masalah ini. Bila merekatidak menghiraukan tuntutan kalian, maka usirlah mereka dari negeri ini, kemudiankalian memimpin urusan ini atas diri mereka. Karena demi Allah, kalian lebih berhakdalam urusan ini daripada mereka, karena pedang-pedang kalianlah yang membuatorang-orang bersedia masuk Islam. Akulah yang menjadi tempat berlindungnya, dantempat melindungi kemuliaannya. Demi Allah, kalau kalian mau, pasti kita akanmengembalikannya dengan utuh’.

Mendengar pernyataan ini, Umar menjadi marah, dan berkata, ‘Jika demikian,semoga Allah membinasakanmu’. Hubab pun menjawab, ‘Tidak, justru engkau yangakan dibinasakan (oleh Allah)’, sembari menarik pedangnya. Akan tetapi Umar lebihdulu memukul tangannya, sehingga membuat pedang Hubab terjatuh, dan kemudianUmar berhasil merebut pedang tersebut. Pada saat yang genting tersebut, Abu Ubaidahbin Jarrah memintai kedua belah pihak saling menahan diri. Setelah keduanya diam,beliau berdiri dan kemudian berkata kepada kaum Anshar, ‘Wahai kaum Anshar, kalianadalah orang-orang yang pertama kali menjadi pelindung dan penolong (Nabi danagamanya), maka janganlah kalian menjadi kaum yang pertama kali berubah danberpaling’.

Kata-kata bijak dari Abu Ubaidah ini membuat kaum Anshar tergerak hatinya,kemudian Basyir bin Sa’ad –salah seorang pemuka Khazraj– berdiri dan berkata, ‘DemiAllah, sekalipun kita adalah kaum yang paling berjasa dalam jihad melawan kaummusyrikin, dan termasuk golongan yang paling dahulu memeluk agama ini, namun kitatidak mempunyai kepentingan apa pun selain ridha Allah, dan ketaatan kepada Nabikita, serta berusaha menekan kepentingan diri pribadi kita. Maka kita tidak bermaksudmempersulit perkara ini terhadap seluruh manusia, dan kita tidak menghendaki sesuatupun dari dunia ini. Karena, Allah adalah Maha Pemberi segala kenikmatan kepadakita. Muhammad adalah berasal dari Quraisy, dan dalam hal ini kaumnya lebih berhakdan lebih utama (dalam perkara ini). Dan aku tidak tidak ingin Allah melihatkuberselisih dengan mereka (kaum Muhajirin) dalam hal ini sekalipun. Maka bertakwalah

Page 15: darkness tiga.rtf

kalian kepada Allah, dan janganlah kalian menentang dan mengambil kepemimpinandari tangan mereka’.

Kata-kata Basyir ini berhasil menenangkan suasana, dan orang-orang Khazrajpun sepakat dengan pernyataan ini. Pada kesempatan itu Abu Bakar memegang tanganUmar dan Abu Ubaidah, kemudian berkata kepada orang-orang Anshar, ‘Ini Umar danini Abu Ubaidah. Kalian bisa membai’at salah seorang di antara mereka yang kaliankehendaki’. Kemudian beliau menyeru kepada mereka untuk tetap bersatu danmengingatkan agar jangan berpecah belah.

Melihat suasana yang rawan konflik, Umar khawatir terjadi perselisihan lagi.Oleh karena itu beliau meninggikan suaranya dan menyeru, ‘Ulurkan tanganmu wahaiAbu Bakar’. Abu Bakar pun mengulurkan tangannya; Umar memegang tangan AbuBakar, kemudian membai’at beliau seraya berkata, ‘Wahai Abu Bakar, bukankahRasulullah saw selalu menyuruh engkau memimpin kaum Muslim dalam shalat? Makaengkau adalah Khalifah (pengganti) Rasulullah saw. Kami semua berbai’at kepadamukarena mengikuti sebaik-baik orang yang lebih dicintai Rasulullah saw daripada kamisemua’. Kemudian Abu Ubaidah mengulurkan tangannya, dan membai’at Abu Bakarsambil berkata, ‘Engkau adalah orang yang terbaik dari kalangan Muhajirin, danmenjadi orang kedua ketika menemani Rasulullah saw di dalam gua; engkau adalahKhalifah (pengganti) Rasulullah saw (untuk menjadi imam) dalam shalat; danengkaulah orang yang paling baik agamanya. Lalu siapa lagi yang lebih berhak untukmelebihi engkau, atau yang lebih berhak memimpin urusan ini daripada engkau?’

Segera Basyir bin Sa’ad bangkit dan berbai’at kepada Abu Bakar. Usaid binHudhair –pemuka suku Aus– memandangi kaumnya yang menyaksikan tindakan Basyirbin Sa’ad, kemudian berkata kepada mereka, ‘Demi Allah, meskipun suku Khazraj telahmemutuskan, namun mereka masih menaruh harapan kepada kalian. Mereka samasekali tidak bertindak atas nama kalian. Maka, bangkitlah dan berbai’atlah kepada AbuBakar’. Kemudian orang-orang Aus pun berdiri dan berbai’at kepada Abu Bakar.Akhirnya, semua orang bangkit berdiri dan memberikan bai’at kepada Abu Bakar,sehingga Saqifah Bani Sa’idah penuh dengan kerumunan orang.

Demikianlah, bai’at di Saqifah Bani Sa’idah pun berhasil diselesaikan,sementara jenazah Rasulullah saw tetap berada di atas pembaringan, belum dikuburkan.Begitu bai’at selesai dilakukan, orang-orang keluar dari tempat pertemuan. Pada hariberikutnya, Abu Bakar duduk di masjid bersama kaum Muslim. Umar bangkit berdiridan berkata kepada para jama’ah. Pertama-tama beliau memohon maaf atasperbuatannya beberapa hari sebelumnya, ketika beliau bersikeras menolak beritawafatnya Rasulullah saw. Kemudian Umar kembali memberikan bai’at kepada AbuBakar dan menyeru kepada para jama’ah untuk berbai’at kepada beliau. Lalu seluruhjama’ah berbai’at kepada Abu Bakar, sampai seluruh prosesi bai’at itu selesai.

Setelah itu Abu Bakar bangkit berdiri dan berpidato di depan kaum Muslim;inilah khutbah pertama Abu Bakar dalam kedudukan beliau sebagai Khalifah:

Wahai manusia, aku telah diserahi amanat untuk memimpin kalian, padahal akubukanlah yang terbaik di antara kalian. Untuk itu, jika aku berbuat baik makabantulah aku; dan bila aku berbuat buruk, maka luruskanlah aku. Jujur ituadalah amanat, sedangkan dusta itu khianat. Orang yang lemah di antarakalian itu (di depanku adalah) kuat hingga aku berikan haknya sebagaimanayang Allah kehendaki; sedangkan orang yang kuat di antara kalian (di depanku)adalah lemah hingga aku mengambil hak darinya, insya Allah. Tidaklah suatu

Page 16: darkness tiga.rtf

kaum yang meninggalkan jihad di jalan Allah, kecuali pasti Allah akanmenimpakan kehinaan kepada mereka; dan tidak ada kekejian yang menyebardi suatu kaum, kecuali Allah akan menimpakan bencana yang dirasakan olehsemuanya. Taatilah aku selama aku menaati Allah dan Rasul-Nya. Jika akubermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kalian tidak perlu menaatiku.Tegakkanlah shalat kalian, niscaya Allah akan mengasihi kalian’.

Demikianlah secara singkat riwayat pengangkatan Abu Bakar ra sebagaiKhalifah serta pemberian bai’at kaum Muslim kepadanya. Perselisihan yang terjadi diantara kalangan Muhajirin dan Anshar seputar masalah Khalifah hanya tentang kandidatatau calon Khalifah; bukan tentang perlu tidaknya seorang Khalifah. Bai’at pertamayang terjadi di Saqifah merupakan bai’at in’iqad atau bai’at pengangkatan Khalifah,sedangkan bai’at yang dilakukan di masjid pada hari berikutnya adalah bai’at taat.

Pelajaran dari Peristiwa di Saqifah Bani Sa’idahKonsep ijma’ sahabat –khususnya dalam masalah Khalifah– telah ditunjukkan di

Saqifah Bani Sa’idah. Para ulama Islam telah menjadikan ijma’ atau kesepakatan parasahabat Nabi Muhammad saw sebagai sumber hukum yang mengikat. Oleh karena itu,bila suatu hukum atau aturan tidak ditemukan di dalam sumber hukum yang primer,yaitu al-Qur’an dan al-Hadits, maka bisa ijma’ sahabat bisa digunakan untukmenggalinya.

Mengenai peristiwa yang terjadi di Saqifah Bani Sa’idah, sesungguhnya kaumMuslim mempunyai kewajiban untuk segera menguburkan jenazah Rasulullah saw.Urusan kenegaraan juga perlu diatur dan dilaksanakan. Pasukan Usamah bin Zaid ratelah diberangkatkan dan tengah bersiap-siap menunggu perintah selanjutnya. Ternyata,di tengah berbagai permasalahan yang rumit tersebut, para sahabat dari kalanganMuhajirin dan Anshar justru mengadakan diskusi untuk memilih pemimpin (amir) bagiseluruh kaum Muslim. Para sahabat itu tentu memiliki pengetahuan dan kompetensiuntuk melakukan koreksi jika mereka merasakan atau melihat adanya suatukemunkaran. Ternyata tidak seorang pun di antara mereka yang bertindak demikian,namun mereka justru melakukan diskusi yang hangat –bahkan cenderung panas– untukmemilih Khalifah. Ini menunjukkan bahwa memilih seorang Khalifah merupakan suatuperkara yang wajib. Proses pemilihan sampai dengan pembai’atan yang memakanwaktu sampai tiga hari dua malam menunjukkan indikasi bahwa pengangkatan seorangamir merupakan masalah krusial yang harus bisa diselesaikan dalam jangka waktutersebut.

Perlu dicatat pula bahwa perselisihan yang terjadi di antara kedua kelompok itubukan berkenaan dengan perlu tidaknya mengangkat seorang Khalifah, tetapi berkenaandengan siapa yang akan diangkat menjadi Khalifah. Kalangan Anshar sebenarnya sudahmemilih Sa’ad bin Ubadah sebagai Khalifah sebelum perwakilan Muhajirin ikut sertadalam diskusi tersebut. Perdebatan yang terjadi kemudian berkaitan dengan kepantasandan kelayakan kandidat Khalifah yang terpilih dari kalangan Anshar. Abu Bakarmemandang bahwa kabilah-kabilah Quraisy akan sulit menerima kepemimpinanseorang Khalifah dari kalangan di luar Quraisy. Dengan demikian perdebatan yangberlangsung hangat itu hanya berkenaan dengan pertimbangan-pertimbangan politismengenai karakteristik pengganti Nabi saw.

Pragmatisme, pertimbangan-pertimbang jangka pendek, serta hal-hal seperti itubukan merupakan faktor dalam proses penyelesaian masalah. Niat yang kuat untuk

Page 17: darkness tiga.rtf

membahas dan menyelesaikan masalah vital, yang menentukan hidup dan matinya umatIslam, adalah mentalitas yang dimiliki kaum Muslim pada masa itu; dan mentalitasinilah yang sangat dibutuhkan kaum Muslimin pada saat ini. Keputusan hukum dalamperkara pengangkatan Khalifah bersumber pada ijma’ sahabat. Batas waktu yang amatsingkat untuk memilih seorang Khalifah, yakni tiga hari dua malam, menunjukkanpentingnya perkara ini. Pada dasarnya hukum pengangkatan Khalifah adalah fardhukifayah, namun berubah menjadi fardhu ‘ain karena tugas ini belum bisa terwujudhingga lebih 70 tahun.

Page 18: darkness tiga.rtf

KESIMPULAN

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yangbenar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orangmusyrik membenci. (TQS. ash-Shaff [61]: 9)

Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

Dahulu para Nabilah yang mengurus Bani Israil. Apabila wafat seorang Nabi,diutuslah Nabi berikutnya. Tetapi tidak ada lagi Nabi sesudahku. Akan ada paraKhalifah, dan jumlahnya akan banyak. Para sahabat kemudian bertanya, ‘Apa yang engkau perintahkan kepada kami?’Maka Rasulullah saw pun menjawab:‘Penuhilah bai’at yang pertama dan yang pertama itu saja. Berikanlah kepadamereka haknya, karena Allah nanti akan menuntut pertanggungjawaban merekaterhadap rakyat yang dibebankan urusannya kepada mereka’. (HR. Muslim)

Rasulullah saw adalah seorang kepala negara. Ketika menyampaikan risalahIslam, beliau saw bebas dari kesalahan. Islam adalah din yang sempurna, dan wahyuyang diberikan kepada beliau saw terjaga kemurniannya. Ke-Rasulan telah berakhir,seiring dengan wafatnya beliau saw. Namun Islam tidak berakhir pada saat itu juga.Cahaya Islam terus berlanjut melalui cahaya Negara Islam Madinah yang dipimpin olehpara Khulafa ar-Rasyidin.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, seluruh kaum Muslim telahmendapatkan wahyu yang datang kepada Rasulullah saw. Tugas menyampaikan wahyukepada generasi-generasi yang akan datang kini berada di pundak seluruh kaumMuslim. Kini, al-Qur’an telah dibukukan, dan hadits-hadits pun telah dikumpulkan.Ucapan dan pendapat para sahabat pun telah berhasil dikumpulkan. Gambaran tentangbagaimana mereka memerintah dan bagaimana mereka menyelesaikan permasalahantelah juga telah berhasil dibukukan. Seluruh bagian dari Islam telah disampaikan,disebarluaskan, dan dijelaskan kepada kita semua oleh kelompok yang unik ini, yaitupara sahabat.

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) darigolongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti merekadengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.(TQS. at-Taubah [9]: 100)

Allah Swt memuji secara kolektif para sahabat. Allah Swt menyebut merekasebagai pejuang Islam di garda yang paling depan. Allah Swt juga berjanji bahwa DiaSwt akan melindungi dan menjaga (kemurnian) al-Qur’an. Allah Swt berfirman:

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kamibenar-benar memeliharanya. (TQS. al-Hijr [15]: 9)

Para sahabat merupakan salah satu wahana yang dipilih Allah Swt untukmemelihara Kitabullah. Merekalah yang menjadi tumpuan harapan dakwah Islam padamasa Rasulullah saw. Mereka pula yang mengikatkan diri dengan al-Qur’an sepeninggal

Page 19: darkness tiga.rtf

Rasulullah saw. Merekalah yang mengajarkan al-Qur’an kepada umat manusia; merekayang menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup; mereka pula yang menunjukkankepada kita contoh yang gamblang dalam mengamalkan al-Qur’an. Mereka merupakancontoh hidup yang menjadi pedoman bagi kita dalam mengatur kehidupan pribadi danbermasyarakat.

Allah Swt menggambarkan para sahabat dengan pujian yang sangat mulia didalam al-Qur’an. Sementara itu, Rasulullah saw memuji mereka dalam berbagaihaditsnya. Abdullah Ibn Mughfal meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

Allah! Allah! Di kalangan sahabatku tidak terjadi pertentangan. Barangsiapamencintai mereka, maka sama saja mencintaiku; barangsiapa membenci merekamaka sama saja membenci diriku; dan barangsiapa menghina mereka, makasama saja mereka menghina diriku; dan barangsiapa menghina diriku samasaja menghina Allah, dan semoga Allah menghukumnya.

Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw juga bersabda:

Yang terbaik dari kalangan umatku adalah mereka yang saat ini bersama diriku.

Allah Swt mengajari para sahabat, sebagaimana Dia Swt juga mengajari diri kita. Dalamal-Qur’an Allah Swt berfirman:

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlahia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allahdan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.(TQS. an-Nisaa’ [4]: 59)

Pada dasarnya, para sahabat adalah suatu generasi yang berpegang teguh padaprinsip yang tercantum pada ayat di atas. Dalam melakukan setiap perbuatannya, parasahabat selalu merujuk pada ketentuan Allah Swt dan keputusan Rasulullah saw.Mereka bertanya tentang berbagai perkara kepada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullahsaw akan menunggu turunnya wahyu sebelum memberikan jawaban kepada mereka,karena Rasulullah saw bukanlah seorang yang bertindak sesuai dengan kehendak dankeinginannya. Setelah Rasulullah saw wafat, satu-satunya jalan untuk mengembalikanurusan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dengan kembali kepada dalil-dalil, yaituayat-ayat al-Qur’an maupun teks-teks Sunnah. Pada masa-masa akhir kehidupan beliau,Rasulullah saw memberi wasiat kepada kaum Muslim tentang bagaimana caranyamenyelesaikan berbagai pertentangan dan permasalahan.

Irbad bin Sariya ra berkata, ‘Rasulullah saw seringkali memberikan nasihat-nasihat yang membuat hati kami penuh rasa takut, sehingga air mata kami meleleh’.Maka kami berkata, ‘Ya Rasulullah, ini seakan-akan khutbah yang terakhir, makaberilah kami wasiat.’ Maka kemudian Rasulullah saw bersabda:

Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah ‘azza wa jalla, agarmendengar, taat, dan patuh meskipun pemimpinmu seorang (mantan) budak.Barangsiapa di antara kamu hidup panjang umur, maka dia akan melihatbanyak silang sengketa. Berpeganglah pada sunnahku dan sunnah-sunnahkhulafa yang mendapat petunjuk dan hidayah (sesudahku). Gigitlah kuat-kuat

Page 20: darkness tiga.rtf

dengan gigi gerahammu. Waspadalah terhadap berbagai ciptaan persoalan-persoalan baru. Sesungguhnya tiap-tiap bid’ah mengandung kesesatan, dan tiapkesesatan (menjurus) ke neraka. (HR. Tirmidzi)

Wasiat yang diberikan Rasulullah saw pada kesempatan tersebut ternyata sangatmenyentuh, sehingga menyebabkan berlinangnya air mata para pengikutnya. Gambaranyang diberikan Rasulullah saw dalam wasiat itu sangat menyentuh, sehingga wasiattersebut memberikan kesan yang sangat mendalam di hati para pengikutnya. Muatanyang terkandung dalam wasiat itu adalah peringatan kepada para sahabat agarberpegang teguh kepada Islam pada saat terjadi perselisihan.

Pesan yang terkandung dalam wasiat tersebut sangat penting kita pelajari saatini. Melihat keadaan kaum Muslim saat ini, amat wajar kiranya bila air mata kitamengalir tiada henti. Maka penyelesaiannya pun menggunakan metode yang sama, yaitu‘menggigit kuat-kuat’ alias berpegang teguh pada Sunnah Nabi dan sunnah-sunnah paraKhulafa ar-Rasyidin.

Teks-teks Islam itu sangat banyak. Terbuka ruang yang sangat luas bagiterjadinya perbedaan penafsiran. Namun demikian, penafsiran yang tepat semestinyaberlandaskan pada kaidah yang disusun oleh para sahabat. Apalagi dalam bidang politik,penafsiran yang tepat merupakan suatu perkara yang sangat penting. Banyak hal dalammasalah ibadah yang telah ditetapkan secara eksplisit di dalam hadits-hadits Rasulullahsaw. Namun perkara bagaimana memimpin umat setelah wafatnya Rasulullah sawhanya dapat diketahui dari peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa Khulafa ar-Rasyidin.Bagi kita sekarang ini, agar bisa hidup sesuai ketentuan Islam, maka tidak ada pilihanlain kecuali memahami model Khilafah ar Rasyidah.

Rasulullah saw bersabda:

Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawabanatas kepemimpinan itu. Seorang imam adalah pemimpin atas rakyat, dan akandimintai pertanggungjawabannya atas rakyatnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits ini, kata râ’in digunakan untuk menyebut istilah pemimpin dalamhubungannya dengan pemeliharaan urusan umat. Sekali lagi ini adalah konsep yangdipegang teguh oleh para sahabat. Mereka tidak pernah mengabaikan tugas merekasebagai pemimpin. Seluruh Khulafa ar-Rasyidin benar-benar menyadari pentingnyakedudukan mereka. Mereka sadar sepenuhnya dengan tanggung jawab yang diberikanAllah Swt kepadanya, yakni untuk memimpin secara adil. Lebih dari itu, mereka jugapaham bahwa tatacara kepemimpinan mereka akan menjadi rujukan generasi-generasiberikutnya. Kita merupakan salah satu generasi yang menjadikan mereka sebagaiteladan.

Para sahabat dipandang sebagai generasi yang unggul karena kefaqihan merekadalam Islam, lebih dari generasi-generasi sesudahnya. Mereka menganggap Islamsebagai agama yang praktis. Islam juga bersifat dinamis, karena selalu dapatmemberikan penyelesaian atas segala permasalahan dalam seluruh aspek kehidupan,sekalipun Rasulullah saw telah wafat.

Ketika Rasulullah saw wafat, terjadi kegoncangan di jalan-jalan kota Madinah.Beberapa orang tidak percaya bahwa Rasulullah saw telah wafat. Bahkan Umar binKhaththab ra sendiri pada awalnya tidak dapat menerima wafatnya Rasulullah, hinggaAbu Bakar ra membacakan ayat yang berbunyi:

Page 21: darkness tiga.rtf

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalusebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamuberbalik di atas tumit-tumit kamu (murtad)? (TQS. Ali Imran [3]: 144)

Abu Bakar ra memang berhasil mengatasi kegoncangan itu, namun masih adamasalah yang belum dapat diselesaikan. Pasukan Muslim di bawah kepemimpinanUsamah bin Zaid yang dikirimkan untuk berjuang melawan pasukan Romawi di Syamtengah menunggu perintah berikutnya. Menjelang wafatnya, Rasulullah saw bersabda:

Wahai manusia, teruskanlah pengiriman pasukan perang Usamah. Demiumurku, andaikata kalian mengkhawatirkan kepemimpinannya, sesungguhnyadulu kalian juga telah mengkhawatirkan kepemimpinan ayahnya. Sesungguhnyaia dan ayahnya pantas memimpin pasukan perang.

Selain itu, ada beberapa orang yang menyebut diri mereka sebagai nabi. Aswadal-Ansi dari Yaman, Thulaiha dari Bani Asad, Sajaah binti al Harits dari Bani Tamim,serta Musailamah al-Kadzdzab dari suatu kabilah di pedalaman Arab, menganggap dirimereka adalah nabi. Masing-masing nabi palsu tersebut membentuk pasukan dan mulaimemerangi Daulah Islamiyah. Ada pula beberapa kabilah yang menolak membayarzakat.

Gubernur Bahrain meninggal dunia, dan kabilah Bani Bakar mulaimemberontak. Maka meletuslah kekacauan di wilayah tersebut. Pemberontakan serupajuga terjadi di Oman, Mahra, dan Yaman. Demikianlah, kekacauan-kekacauan melandasejumlah wilayah Daulah Islamiyah, sedangkan pasukan Romawi memberikan ancamantersendiri dari luar negeri. Para sahabat, di tengah berbagai permasalahan yangmenggelayuti pundak mereka, ternyata tetap berupaya mengembalikan segalapermasalahan itu kepada Islam. Mereka bersepakat untuk memilih seorang kepalanegara.

Ummul mukminan, Aisyah ra memberikan gambaran kondisi kaum Muslimsetelah wafatnya Nabi saw sebagai berikut, ‘Ketika Rasulullah saw wafat, banyakorang Arab yang murtad, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun mulai berani bersikaparogan, dan tumbuh benih-benih kebencian. Kaum Muslim menjadi layaknya seekordomba yang tersiram hujan di tengah malam pada saat musim dingin, karenakehilangan nabinya. Sampai kemudian Allah Swt menyatukan mereka di bawahkepemimpinan Abu Bakar’.

Para sahabat berhasil mengatasi masa-masa sulit itu memilih seorang pemimpindari kalangan mereka. Di bawah kepemimpinannya dan para Khulafa ar-Rasyidinberikutnya kaum Muslim mampu menyebarluaskan Islam ke berbagai penjuru dunia. Dibawah kepemimpinan para Khulafa ar-Rasyidin, bangsa-bangsa di Timur Tengah danAfrika Utara berhasil dibimbing keluar dari kegelapan menuju terang benderang,sebagaimana dinyatakan Allah Swt dalam al-Qur’an ‘min azh-zhulumât ila an-nûr’.Sebelum kedatangan Islam, bangsa-bangsa tersebut terpuruk dalam penyembahanberhala dan kejahiliyahan lainnya.

Pada saat-saat seperti sekarang inilah kita perlu melakukan refleksi atas berbagaikesulitan dan kehinaan yang tengah kita hadapi. Dunia hampir-hampir putus asamenanti datangnya petunjuk. Apa pun informasi yang dapat kita peroleh dari sirahRasulullah saw, kita akan jumpai pesan utama yang harus kita pelajari lebih jauh, yaitu

Page 22: darkness tiga.rtf

bahwa beliau saw hadir laksana sebuah ‘cahaya yang menerangi’ atau sirâjan munîr.Satu-satunya jalan untuk mengubah keadaan gelap gulita yang kini dialami umatmanusia adalah dengan mengikuti segala sesuatu yang ditinggalkan Rasulullah sawkepada kita. Itulah Kitabullah, as-Sunnah, dan keputusan para Khulafa ar-Rasyidin.Cara ini hanya bisa ditempuh dengan menegakkan kembali negara Khilafah Islamiyah.

Setelah kaum Muslim mengalami masa-masa sulit sepeninggal Rasulullah saw,maka Allah Swt menganugerahi mereka kemuliaan dan kekuasaan atas seluruh JazirahArab. Kemuliaan dan kekuasaan ini diperoleh melalui tangan-tangan para sahabat. Islamadalah jalan orang-orang Arab untuk menyelamatkan diri mereka dan bangsa-bangsalainnya. Teladan dalam diri seorang Umar bin Khaththab menunjukkan kekuatankarakter yang dapat menggantikan kesesatan. Sebelum menemukan Islam, beliaumerupakan seorang musuh Islam yang sangat kejam. Demikian besar rasa permusuhanUmar terhadap Islam, sehingga salah seorang sahabat pernah berucap, ‘Seandainyakeledai milik Umar masuk Islam, Umar tetap tidak akan bersedia (masuk Islam)’.Tetapi, ketika Umar mendengar ayat-ayat al-Qur’an dibacakan, memahami artinya, danmenyadari mukjizat yang terkandung di dalamnya, beliau ra berubah menjadi manusiayang sama sekali berbeda. Sebelumnya, Umar adalah orang yang sangat kejam, yangbiasa membunuh bayi-bayi perempuan yang baru lahir; tetapi kemudian berubahmenjadi seorang pemimpin Muslim yang besar lagi penuh kasih sayang. Begitu beliaura mendengar firman Allah Swt:

Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karenadosa apakah dia dibunuh. (TQS. at-Takwir [81]: 8-9)

Dan menyadari kebenaran yang terkandung dalam ayat tersebut, maka beliau segeramenghentikan perbuatan buruknya. Ketika beliau mendengar bahwa Rasulullah sawbersabda:

Seorang imam adalah pemimpin atas rakyat, dan akan dimintaipertanggungjawaban atas (urusan) rakyatnya.

Maka beliau pun kemudian berpandangan bahwa kepemimpinan bukan merupakansuatu kehormatan, tetapi tanggung jawab. Oleh sebab itulah beliau berkata, ‘Andaikataada seekor keledai yang terpeleset di sebuah jalan, aku khawatir Allah akanmenanyaiku, ‘mengapa engkau tidak meratakan jalan tersebut?’ Demikian pula ketikabeliau mendengar bahwa al-Qur’an menyatakan:

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagisemesta alam. (TQS. al-Anbiya [21]: 107)

Maka beliau pun berupaya sebaik-baiknya untuk menyampaikan Islam dengan bukti-bukti yang jelas kepada orang-orang kafir. Jika ada penguasa tiran yang berupayamencegah dakwah yang disampaikan, tanpa ragu beliau akan segera memeranginya.Agar dengan demikian, orang-orang kafir dapat menyaksikan dengan jelas keunggulandan keadilan Islam yang dibawakan oleh para penganutnya. Sehingga diharapkan orang-orang kafir itu tanpa ragu-ragu lagi bersedia masuk Islam, sebagaimana diri beliausebelumnya.

Page 23: darkness tiga.rtf

Islam merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa, yang mampu memberikandorongan yang amat besar bagi orang-orang yang meyakininya, karena Islam adalah dinyang berasal dari Sang Maha Pencipta. Allah Swt mengutus Rasulullah saw untukmenyampaikan risalah Islam kepada umat manusia, agar mereka mampu keluar darikegelapan sistem jahiliyah menuju cahaya Islam yang terang benderang; daripenyembahan kepada makhluk menuju penyembahan kepada Sang Khalik semata; darikezhaliman hukum-hukum buatan manusia menuju keadilan dan keunggulan hukum-hukum Allah Swt.

Islam menunjukkan jalan kepada manusia untuk memahami persoalan yangmereka hadapi, sekaligus jalan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, berikut carauntuk menerapkan solusi itu. Karena, Islam adalah din dari Yang Maha Agung untukseluruh umat manusia, yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya,dengan dirinya sendiri, dan dengan orang lain. Penerapan Islam secara paripurna akanbermuara pada kebahagiaan umat manusia. Allah Swt telah mengubah kondisi orang-orang yang tinggal di Jazirah Arab, dan Allah Swt juga dapat mengubah keadaan yangkita alami sekarang ini. Akhirnya semua terpulang kepada kita, apakah kita akankembali kepada Islam sebagai pandangan hidup, dan memiliki keyakinan bahwa AllahSwt akan menganugerahkan kebaikan di dunia maupun di akhirat.

Demikianlah, kami menyeru kepada anda untuk menuju cahaya yang terangbenderang, yakni cahaya Islam. Kami menyeru kepada anda untuk berjuangmenegakkan negara Khilafah Islamiyah, karena kegelapan yang melanda umat manusiasaat ini telah tersebar luas, menembus segala aspek kehidupan, sehingga tidak dapatdihitung lagi jumlah kemaksiatan yang telah terjadi dan dosa-dosa yang telahmenggunung. Maka berjuanglah, dan Allah Swt dan Rasul-Nya akan menyaksikanperjuangan anda.

Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikankepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nyakepada kamu apa yang telah kamu kerjakan’. (TQS. at-Taubah [9]: 105)

Page 24: darkness tiga.rtf

SERUAN HIZBUT TAHRIR INGGRIS

Allah Swt, dengan rahmat dan kasih-Nya, telah menjadikan umat Islam sebagaiumat yang paling unggul di antara umat-umat yang lain di dunia. Allah Swt telahmenganugerahkan kemurahan-Nya kepada kita, dengan memberikan sebuah din yanglengkap dan jelas. Allah Swt telah mengutus seorang Rasul, yang kebenaran dankedudukannya telah dikenal semua orang. Maka, tanpa sebersit keraguan sedikit pun,kita akan yakin dengan berita yang disampaikan oleh beliau:

Roda penggilingan Islam tengah berputar, maka berputarlah kemana pun iaberputar.

Wahai kaum Muslim! Roda penggilingan Islam tengah berputar semakin cepatdari hari ke hari. Pihak-pihak yang hendak menyimpangkan seruan yang mulia ini akanmenggunakan seluruh cara dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk mencapaitujuan mereka. Oleh sebab itulah menjadi tugas kita untuk menyatukan kekuatan dipihak yang haq untuk melawan kemunkaran yang melanda seluruh dunia.

Allah Swt berfirman:

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulutmereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya,walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (TQS. at-Taubah [9]: 32)

Wahai kaum Muslim! Sejak Inggris dan negara-negara Barat menghancurkannegara Khilafah Islamiyah pada tanggal 3 Maret 1924, umat ini tidak lagi pernahmenikmati masa-masa yang membahagiakan. Wilayah kita dikerat-kerat, leluhur kitadihinakan, saudara-saudara kita dipatahkan harapannya, dan ibu-ibu serta saudari-saudari kita dilecehkan kehormatannya. Mereka semua menanti penuh harap datangnyaimam mereka; seorang Khalifah, yang telah lama tidak mereka miliki, sebagaipelindung dan pemelihara kehidupan mereka.

Rasulullah saw bersabda:

Imam itu bagaikan perisai; dari belakangnya umat berperang dan dengannyaumat berlindung. (HR. Muslim)

Belum pernah kaum Muslim mengalami keadaan yang demikian parah. Belumpernah mereka terpecah belah seperti sekarang ini. Belum pernah mereka membiarkanorang-orang kafir mengambil alih kedudukan mereka dan menyebarkan kerusakan(fasad) di atas permukaan bumi. Padahal Allah Swt menggambarkan umat Islam sebagaisaksi atas seluruh umat manusia, sebagaimana firman-Nya:

Dan demikian Kami telah menjadikan kamu sebagai umat yang adil dan pilihan,agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kamu.Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu melainkan agarKami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dansungguh itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberipetunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.

Page 25: darkness tiga.rtf

Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.(TQS. al-Baqarah [2]: 143)

Oleh karena itu, kami menyeru anda semua wahai kaum Muslim, kepada suatuperjuangan yang paling mulia, yaitu perjuangan untuk menegakkan kembali KhilafahIslamiyah. Kami menyeru anda pada suatu kewajiban yang paling besar; yaitukewajiban untuk mengembalikan lagi hukum-hukum Islam dalam kehidupan umatmanusia; kewajiban untuk melanjutkan kehidupan Islam di dunia. Kami menyeru anda,dengan seruan yang penuh kehangatan, untuk berjuang sekuat tenaga mengembalikanlagi negara kita melalui satu-satunya metode yang diterima dari Allah Swt, yaitu metodeRasulullah Muhammad saw.

Sungguh, kedudukan yang paling mulia saat ini adalah kedudukan sebagaipengemban dakwah Islam yang sejati; yaitu pengemban dakwah yang kata-katanyamampu menggetarkan hati pemuka-pemuka suku Quraisy di Makkah dan dapatmembangkitkan harapan orang-orang mukmin yang tulus.

Wahai kaum Muslim! Sebagai bagian dari makar untuk membuat umat initerpecah belah dan tak berdaya, orang-orang kafir telah membuat batas-batas palsu diantara saudara se-akidah dan menciptakan identitas-identitas semu di kalangan kaumMuslim. Alih-alih menyatukan diri sebagai satu umat di bawah satu bendera, yangmuncul malah negara-negara bangsa dan identitas-identitas golongan. Kita dibiasakanuntuk menyebut diri kita sebagai orang Yordania, orang Mesir, orang Pakistan, atauorang Inggris. Dengan demikian, mereka telah menjebak kita dalam perjuangan-perjuangan yang murahan dengan tujuan-tujuan yang terbatas, sehingga justrumenjauhkan diri kita dari permasalahan yang mendasar, yang menentukan hidup danmatinya Islam. Padahal Rasulullah saw bersabda:

Perumpamaan kaum mukmin dalam hal kasih sayang dan rahmat adalahbagaikan satu tubuh. Jika satu bagian (tubuh) menderita, maka menjalarlahpenderitaan itu ke seluruh bagian (tubuh) lainnya, hingga tidak dapat tidur dandemam. (HR. Bukhari Muslim)

Bukankah telah sampai waktunya bagi kita untuk menyingkirkan sekat-sekat diantara kita kaum Muslim? Bukankah kita harus mulai berjuang bersama-sama untukmeraih tujuan yang mulia ini? Hari ini kami menyampaikan kepada anda semua, bahwaKhilafah akan kembali sesuai janji Allah Swt kepada kita semua. Putra-putri umat initelah banyak berkorban untuk mengembalikannya. Kami, para syabâb (pemuda) HizbutTahrir berani menyatakan bahwa kembalinya (negara) Khilafah merupakan suatukeniscayaan. Ketika saat itu tiba, maka kaum Mukminin akan menyaksikan hari-hariyang penuh kebahagiaan dan kesejahteraan. Mereka akan memuliakan Islam danmencemooh kekufuran. Sehingga kalimat-kalimat Allah Swt akan mendapatkankedudukan yang tinggi, sedangkan orang-orang kafir akan dihinakan.

Rasulullah saw bersabda:

Perkara ini (sangat jelas) seperti malam dan siang. Allah tidak akanmeninggalkan satu pun rumah yang terbuat dari batu (perkotaan) atau kulitbinatang (pedesaan), kecuali Allah akan menjadikan Islam masuk ke dalamrumah-rumah tersebut dengan (cara) yang mulia atau hina. Kemuliaan yangdijadikan Allah untuk mengokohkan Islam, dan kehinaan yang akan

Page 26: darkness tiga.rtf

merendahkan kekufuran. (HR. Ibnu Hibban, dishahihkan oleh al-Miqdad binal-Aswad)

Kita harus menegakkan kembali (negara) Khilafah, apa pun yang terjadi, karenakita senantiasa berharap agar Allah Swt berkenan memandang kita dengan penuh ridladan kasih sayang. Oleh karena kami mencintai anda sekalian sebagaimana kamimencintai diri kami sendiri, maka kami mengajak anda dan seluruh kaum Muslim untukberjuang secara ikhlas dan bersungguh-sungguh, mendayagunakan segala kemampuanyang kita miliki; bersama-sama dengan para pejuang yang ikhlas dan serius, yangbertujuan menegakkan kembali Khilafah, dan mengembalikan mutiara yang hilang,sehingga kita bisa meraih kembali kedudukan yang layak di antara umat-umat yang lain,yaitu sebagai pembawa kebahagiaan, sebagai pembawa petunjuk, dan sebagai saksi atasseluruh umat manusia. Inilah kehormatan di dunia dan di akhirat. Hendaknya tidak adaseorang pun di antara anda yang mengabaikan kewajiban ini, dan jadilah pewaristerbaik dari kaum pendahulu yang terbaik. Maka bulatkan tekad anda, dan bangkitkanrasa hormat anda terhadap agama dan umat anda. Jangan biarkan tumpukan kepalsuanberikut pengaruh buruk yang ditimbulkan membuat anda cemas, karena tahapperjuangan ini hampir berakhir. Barisan orang-orang yang berjuang untuk menegakkanKhilafah semakin hari semakin bertambah, dengan tingkat pertumbuhan yang luar biasa,dan langkah-langkah mereka dalam menuju kemenangan semakin hari semakin dekat.Kita sungguh-sungguh yakin kepada Allah Swt; dan harapan kita kepada kemenanganyang Dia janjikan sama sekali tidak dicemari meski hanya oleh setitik keraguan. DanAllah Swt berkuasa penuh atas urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidakmengetahui. Dan Maha Besar Allah, yang berfirman:

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu danmengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akanmenjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikanorang-orang sebelum mereka berkuasa; dan sungguh Dia akan meneguhkanbagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi amansentausa. (TQS. an-Nur [24]: 55)

Dan terakhir, kami ingin menutup buku ini dengan seuntai doa yang kamihaturkan kepada Allah Swt:

Ya Allah! Kami memohon kepadamu iman yang tak tergoyahkan; dankeberanian yang tak bisa dimundurkan; dan hasrat yang tak bisa dikalahkan; dan tekadyang tak bisa patahkan; serta keteguhan yang tak bisa diganggu-gugat.

Ya Allah! Tetapkanlah diri kami dalam agama-Mu dan dalam aktivitas dakwahhingga saat dimana kami bertemu dengan Mu.

Ya Allah! Tolonglah kami dengan orang-orang mukmin yang memiliki kekuatan.Tolonglah kami dengan orang-orang mukmin yang budiman.

Ya Allah! Tolonglah kami dengan orang-orang yang bersedia berdakwahbersama kami, serta menanggung kesusahan, kecemasan, dan tanggung jawab bersamakami.

Ya Allah! Berilah kami pertolongan dan perlindungan. Siapkanlah orang-orangyang akan menolong kami menerima kekuasaan di Yordania, Suriah, Irak, Mesir, Turki,

Page 27: darkness tiga.rtf

dan negeri-negeri Muslim lainnya. Bukalah hati mereka agar dapat menerima seruankami.

Ya Allah! Berilah kemampuan kepada kami untuk menegakkan KhilafahIslamiyah; untuk mengibarkan râyah (panji-panji kaum Muslim); serta untukmenerapkan syariat Islam.

Ya Allah! Berilah kami kekuatan untuk menyingkirkan hukum-hukum dansistem kufur dari negeri-negeri kaum Muslim. Dan berilah kekuatan untukmenghancurkan Israel dan negara-negera kafir yang menjajah negeri-negeri kaumMuslim.

Ya Allah! Berilah kami kekuatan untuk menyatukan seluruh wilayah kaumMuslim ke dalam Daulah Khilafah.

Ya Rabb al-‘âlamîn. Allahumma amîn.

Page 28: darkness tiga.rtf

DAFTAR PUSTAKA

As-Sirah al-Nabawiyyah, Imam Abu al-Fida Ismail ibnu KatsirAs-Sirah al-Rasulullah, Muhammad ibnu IshaqAt-Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-ThabariAr-Rahiq al-Makhtum, Safi’ ur-Rahman MubarakpuriAd-Daulah al-Islamiyyah, Taqiyuddin an-NabhaniAn-Nizham al-Hukmiy, Taqiyuddin an-Nabhani