dampak terhadap kesehatan akibat limbah b3

36
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN AKIBAT LIMBAH B3 Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut. Pembuangan limbah ke lingkungan akan menimbulkan masalah yang merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas- batas wilayah akhirnya bermuara dilaut atau danau. Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi. Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk.

Upload: taeyangbyeol

Post on 22-Nov-2015

154 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

LB3

TRANSCRIPT

DAMPAK TERHADAP KESEHATAN AKIBAT LIMBAHB3

Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.Pembuangan limbah ke lingkungan akan menimbulkan masalah yang merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara dilaut atau danau. Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi.Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk.

Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber manusia, misalnya meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.Dampak B3 terhadap Kesehatan, antara lain :1.Air Raksa /Hargentum/ Hg/ MercuryElemen Hg berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap bila dipanaskan. Hg2+ (Senyawa Anorganik) dapat mengikat carbon, membentuk senyawa organomercury. Methyl Mercury (MeHg) merupakan bentuk penting yang memberikan pemajanan pada manusia.Dampak pada KesehatanMercury termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringanterutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90 % ditemukan dalam darah merah. Efek Fisiologis :Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor, kehilangan daya ingat. Efek pada pertumbuhan :MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi.Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibumempunyai kaitan signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita kerusakan otak dengan manifestasi : Retardasi mental Tuli Penciutan lapangan pandang Buta Microchephaly Cerebral Palsy Gangguan menelan Efek yang lain :Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan akut. Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat menyebabkan kerusakan liver.2.ChromiumChromium adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu tinggi.Chromium digunakan oleh industri : Metalurgi, Kimia, Refractory (heat resistent application).Dalam industri metalurgi, chromium merupakan komponen penting daristainless steelsdan berbagai campuran logam.Dampak pada Kesehatan Efek Fisiologi :a) Cr (III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang mempunyai fungsi menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan cholesterol berjalan normal.b) Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru, sedangkan organ lain yang bisa terserang adalah ginjal, lever, kulit dan sistem imunitas Efek pada Kulit :Dermatitis berat dan ulkus kulit karena kontak dengan Cr-IV. Efek pada Ginjal :Bila terhirup Cr-VI dapat mengakibatkan necrosis tubulus renalis Efek pada Hati :Pemajanan akut Cr dapat menyebabkan necrosis hepar. Bila terjadi 20 % tubuh tersiram asam Cr akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan ginjal akut.3.Cadmium (Cd)Cadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium murni berupa logam berwarna putih perak dan lunak, namun bentuk ini tak lazim ditemukan di lingkungan. Umumnya cadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain seperti Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau belerang (Cadmium Sulfide).Kebanyakan Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran seng, timah atau tembaga cadmium yang banyak digunakan berbagai industri, terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik.Dampak pada KesehatanBeberapa efek yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya kerusakan ginjal, liver, testes, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah.4.Cupper (Cu)Tembaga merupakan logam berwarna kemerah-merahan dipakai sebagai logam murni atau logam campuran (suasa) dalam pabrik kawat, pelapis logam, pipa dan lain-lain.Dampak terhadap KesehatanCu dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun suatu intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan.Bila minum air dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan muntah, diare, kram perut dan mual. Bila intake sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan sampai kematian.5.PestisidaPestisida mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad renik yang mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan tenaga kerja. Pestisida banyak digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/ komoditi.Dampak pada KesehatanPestisida golongan Organophosphat dan Carbamat dapat mengakibatkan keracunan. Sistemik dan menghambat enzym Cholinesterase (Enzim yang mengontrol transmisi impulse saraf) sehingga mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang berakibat terganggunya fungsi organ penting lainnya dalam tubuh. Keracunan pestisida golongan Organochlorine dapat merusak saluran pencernaan, jaringan, dan organ penting lainnya.6.Karbonmonoksida (CO)Karbonmonoksida adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna, berasal dari hasil proses pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung rantai karbon (C).Dampak pada kesehatan : Keracunan akutTerjadi setelah terpajan karbonmonoksida berkadar tinggi. CO yang masuk kedalam tubuh dengan cepat mengikat haemoglobine dalam darah membentuk karboksihaemoglobine (COHb), sehingga haemoglobine tidak mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen yang sangat diperlukan untuk proses kehidupan dari pada jaringan dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena CO mempunyai daya ikat terhadap haemoglobine 200 sampai 300 kali lebih besar dari pada oksigen, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak atau hypoxia, susunan saraf, dan jantung, karena organ tersebut kekurangan oksigen dan selanjutnya dapat mengakibatkan kematian. Keracunan kronisTerjadi karena terpajan berulang-ulang oleh CO yang berkadar rendah atau sedang. Keracunan kronis menimbulkan kelainan pada pembuluh darah, gangguan fungsi ginjal, jantung, dan darah.7.Nitrogen Oxide (NOx)NOx merupakan bahan polutan penting dilingkungan yang berasal dari hasil pembakaran dari berbagai bahan yang mengandung Nitrogen.Pemajanan manusia pada umumnya melalui inhalasi atau pernafasan.Dampak terhadap kesehatan berupa keracunan akut sehingga tubuh menjadi lemah, sesak nafas, batuk yang dapat menyebabkan edema pada paru-paruhttp://gpangestikajournal.wordpress.com/2013/06/25/dampak-terhadap-kesehatan-akibat-limbah-b3/

Pengaruh Limbah B3 terhadap Kesehatan dan LingkunganDengan karakteistik yang dimilikinya, B3 mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan, kebakaran, reaktif dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksik akut dan kronis) bagi manusia.Zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuhmanusia melalui: Oral yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit mencapai peredaran darah ; Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran darah; Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah; Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran darah.Ada 4 proses yang dialami bahan beracun di dalam organisme, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan sekresi. Untuk mengetahui efek negatif bahan toksikan tersebut di dalam tubuh, perlu diketahui perihal zat toksik dan sistem biologis manusia serta interaksi antara keduanya. Zat toksik akan dibawa oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh dan kemudian mengganggu organ tubuh antara lain:keracunan neurotaksik, zat toksik akan dibawa menuju otak,atau zat toksik akan ditimbun dan diproses pada jaringan lemak, otot, tulang, syaraf, liver, pankreas, usus dan kemudian setelah melalui proses- sisanya akan disekresikan ke luar tubuh.Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat berupakerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio vasculer, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian. Sementaraitu, efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinyacacat bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi.Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh adalah:Ginjal (umumnya disebabkan zat toksik Cadmium); Tulang (umumnya disebabkan zat toksik Benzene); Otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury); Liver (umumnya disebabkan zat toksik Carbon Tetrachlorida);Paru-paru (umumnya disebabkan zat toksik Paraquat); Mata (umumnya disebabkan zat toksik Khloroquin). Selain itu, dikenal juga efek yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi seperti ditunjukkan padaGambar 1.

DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH B3 DILINGKUNGAN TERHADAP KESEHATANMANUSIA

Kadmium (CdSebagian Cd yang diabsorbsi tubuh akan mengumpul di dalam ginjal, hati dan sebagian dibuang keluar melalui saluran pencernaan. Keracunan Cd dapat mempengaruhi ototpolos pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah menjadi tinggi yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan ginjal.Contoh Kasus. Keracunan Cd pernah terjadi di Toyama, Jepang. Beras yang dimakan penduduk di daerah tersebut berasal dari tanaman padi yang selama bertahun-tahun mendapat air yang tercemar Cd. Endapan Cd yang terakumulasi di dalam padi kemudian mengalami biomagnification (pembesaran biologi) dalam tubuh penduduk setempat. Logam Cd yang ada dalam air pengairan ternyata berasal dari limbah industri seng dan timah hitam yang berada di sebelah hulu. Kandungan Cd dalam padi tercatat hanya 1,6 ppm namun setelah mengalami pembesaran biologi (berdasarkan analisis pada tulang rusuk) menjadi 11.472 ppm. Warga yang terserang mengeluh sakit pinggang selama bertahun-tahun dan semakin lama semakin parah yang diikuti sakit pada tulang punggungnya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tulang-tulang mengalamipelunakan dan kemudian menjadi rapuh. Kematian yang terjadi di antara mereka terutama disebabkan gagal ginjal.Timbal,Timah Hitam (Pb)Timbal terdapat di air, tanah, tanaman, hewan dan udara. Zat ini terbentuk akibat aktifitas manusia seperti pembakaran batu bara, sampah, penyemprotan pestisida, asap pabrik dan akibat pembakaran bensin di kendaraan. Timbal dan senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf dengan ciri-ciri keracunan, yaitu pusing, anemia, lemah dan yang paling berbahaya adalah pengaruhnya terhadap sel darah merah. Timbal dapat mengubah ukuran dan bentuk sel darah merah.

Merkuri (Hg)

Gejala keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur dan daya pendengaran menurun. Selain itu orang yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan diare. Kematian dapat terjadi pada kondisi tubuh yang makinmelemah. Wanita yang hamil akan melahirkan bayi yang cacat. http://biologi-Simangmbat.indah.blogspot.com/p/pengaruh-limbah-b3-terhadap-kesehatan.html

Berbagai pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selai menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya.Diantara efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah berbahaua adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya.Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks.Secara umu rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga face, yaitu: (1) face paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3) face tokso dinamik.Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit. Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi.2. perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang diserap.namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan bioaktivasi.Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan tempat kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus (rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan efek bagi kesehatan manusia.Efek efek akut dari limbah berbahayaDi bawah ini penulis menyajikan beberapa efek terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya yang bersifa akut.No.Tipe LimbahABCDEF

Limbah = limbah pestisida (Obat = obat pembunuh hama)

1.Pestisida organic (astasin, chlorin)++++

2.Metyl Bromida+

3.Herbisida (Obat-obat pembasmi rumput)+

4.Pestisida fosfat organic++++

5.Organo nitrogen herbisida++

6.Insektisida (-embunuh serangga)++++

7.Pembasmi jamur+

8.Almunium fosfat+

9.Rotenone++

10.Cyanide waste++++

Logam = logam yang Toksik (racun)

11.Timah, lembaga, selenium, nikel, chromium+++

12.Komposisi timah hitam organic+++

13.Air raksa, dan lain-lain++++

Sumber: Hazardous Waste Management, Reducing the Risk, Island Press, 1986. By B A Goldmant.Keterangan: + = efek-efeknya pada manusia menurut pembuktian secara statistik.A = Kerusakan susunan sarafB = Kerusakan system pencernaanC = Kerusakan system neorologisD = Kerusakan system pernafasanE = Kerusakan pada kulitF = KematianEfek efek kronis dari limbah berbahayaLimbah berbahaya di samping dapat menimbulkan efek akut bagi kesehatan manusia ternyata pencemaran dalam waktu lama dapat pula menimbulkan efek kronis bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. untuk lebih jelasnaya dapat dilihat pada tabel di bawah iniEfek efek kronis dari Limbah Berbahaya TertentuNo.Tipe LimbahABCD

1.Pestisida organik***+

2.Halogenated organic phenoxy herbicides****

3.Pestisida fosfat organic***

4.Herbisida organo nitrogen***

5.Timah, tembaga, selenium, chromium fan nikel+

6.Air Raksa+

7.Cadmium+

8.Halogenated organic++

Sumber: Hazardous Waste Management Reducing the Risk Island Press, 1996. By B.A Goldmant.Keterangan = Efek-efek pada manusia yang dapat dibuktikan secaa statisitik. + = Efek-efek pada binatang dalam labolatorium yang dapat dibuktikan secara statistik A = Efek karsinogenik (,menimbulkan kanker) B = Efek mutagenic (mutasi gen/kromosom) C = Efek teratogenik D = Kerusakan system reporduksiSumber artikel: Buku Lingkungan Hidup & Kelestariannya oleh Prof. Dr. H. Imam Supardi, dr Sp.MkBaca juga artikel lingkungan di sini: Definisi Limbah BerbahayaDefinisi limbah berbahaya di bagi menjadi 2 yaitu Definisi umum dan definisi menurut beberapa negara. 1. Definisi umum Limbah berbahaya adalah limbah mempunyai karakter fisik, kimiawi, ataupun b...Kata Kunci:efek limbah berbahaya,efek limbah berbahaya akut,efek limbah berbahaya bagi manusia,limbah berbahayaKata Kunci Terkait:DAMPAK LIMBAH,efek limbah terhadap manusia dan lingkungan,efek limbah,dampak limbah terhadap manusia dan lingkungan,dampak limbah bagi manusia,dampak limbah terhadap manusia,dampak limbah bagi lingkungan,dampak limbah bagi kesehatan,dampak limbah terhadap lingkungan,dampak sampah terhadap manusia dan lingkunganhttp://www.artikellingkunganhidup.com/efek-limbah-berbahaya-terhadap-manusia.html

Identifikasi limbah B3

Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:1. Berdasarkan sumber2. Berdasarkan karakteristikGolongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi: Limbah B3 dari sumber spesifik; Limbah B3 dari sumber tidak spesifik; Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan: mudah meledak; pengoksidasi; sangat mudah sekali menyala; sangat mudah menyala; mudah menyala; amat sangat beracun; sangat beracun; beracun; berbahaya; korosif; bersifat iritasi; berbahayabagi lingkungan; karsinogenik; teratogenik; mutagenik.Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria, yaitu: mudah meledak; mudah terbakar; bersifat reaktif; beracun; menyebabkan infeksi; bersifat korosif.Peningkatan karakteristik materi yang disebut B3 ini menunjukan bahwa pemerintah sebenarnya memberikan perhatian khusus untuk pengelolaan lingkungan Indonesia. Hanya memang perlu menjadi perhatian bahwa implementasi dari Peraturan masih sangat kurang di negara ini.Pengelolaan danpengolahan limbah B3Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat.Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(www.menlh.go.id/i/art/pdf_1054679307.pdf)Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan: Lokasi pengolahanPengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:1. daerah bebas banjir;2. jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:1. daerah bebas banjir;2. jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;3. jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;4. jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;5. dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m. Fasilitas pengolahanFasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:1. sistem kemanan fasilitas;2. sistem pencegahan terhadap kebakaran;3. sistem pencegahan terhadap kebakaran;4. sistem penanggulangan keadaan darurat;5. sistem pengujian peralatan;6. dan pelatihan karyawan.Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang ditangani adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar terhadap lingkungan. Penanganan limbah B3 sebelum diolahSetiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah. Pengolahan limbah B3Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:1. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.2. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.3. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir4. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 grTidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satujenis limbah B3, tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis dan materi limbah. Hasil pengolahan limbah B3Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah diolah dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut dengan jangka waktu 30 tahun setelah tempat pembuangan akhir habis masa pakainya atau ditutup.Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk penghasil limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH dengan periode triwulan (setiap 3 bulan sekali).

Teknologi PengolahanTerdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialahchemical conditioning,solidification/Stabilization, danincineration.1. Chemical ConditioningSalah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialahchemical conditioning. TUjuan utama darichemical conditioningialah: menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur mendestruksi organisme patogen memanfaatkan hasil samping proseschemical conditioningyang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada prosesdigestion mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkunganChemical conditioningterdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:6.Concentration thickeningTahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialahgravity thickenerdansolid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapande-wateringselanjutnya. Walaupun tidak sepopulergravity thickenerdancentrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan prosesflotationpada tahapan awal ini.7.Treatment, stabilization, and conditioningTahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialahlagooning,anaerobic digestion,aerobic digestion,heat treatment,polyelectrolite flocculation,chemical conditioning, danelutriation.8.De-watering and dryingDe-watering and dryingbertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalahdrying bed,filter press,centrifuge,vacuum filter, danbelt press.9.DisposalDisposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialahpyrolysis,wet air oxidation, dancomposting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialahsanitary landfill,crop land, atauinjection well.2. Solidification/StabilizationDi sampingchemical conditiong, teknologisolidification/stabilizationjuga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:0.Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar1.Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik2.Precipitation3.Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.4.Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat5.Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekaliTeknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metodain-drum mixing, in-situ mixing, danplant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.3.IncinerationTeknologi pembakaran (incineration) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialahrotary kiln,multiple hearth,fluidized bed,open pit,single chamber,multiple chamber,aqueous waste injection, danstarved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut,rotary kilnmempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.Proses Pembakaran (Inceneration) Limbah B3Limbah B3kebanyakan terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen. Dapat juga mengandung halogen, sulfur, nitrogen dan logam berat. Hadirnya elemen lain dalam jumlah kecil tidak mengganggu proses oksidasilimbah B3. Struktur molekul umumnya menentukan bahaya dari suatu zat organic terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Bila molekullimbahdapat dihancurkan dan diubah menjadi karbon dioksida (CO2), air dan senyawa anorganik, tingkat senyawa organik akan berkurang. Untuk penghancuran dengan panas merupakan salah satu teknik untuk mengolah limbah B3.Inceneration adalah alat untuk menghancurkan limbah berupa pembakaran dengan kondisi terkendali. Limbah dapat terurai dari senyawa organik menjadi senyawa sederhana seperti CO2dan H2O.Incenerator efektif terutama untuk buangan organik dalam bentuk padat, cair, gas, lumpur cair dan lumpur padat. Proses ini tidak biasa digunakan limbah organik seperti lumpur logam berat (heavy metal sludge) dan asam anorganik. Zat karsinogenik patogenik dapat dihilangkan dengan sempurna bila insenerator dioperasikan IIncenerator memiliki kelebihan, yaitu dapat menghancurkan berbagai senyawa organik dengan sempurna, tetapi terdapat kelemahan yaitu operator harus yang sudah terlatih. Selain itu biaya investasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain dan potensi emisi ke atmosfir lebih besar bila perencanaan tidak sesuai dengan kebutuhan operasional.Anonim 2010.http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/

Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3. Pengumpulan limbah B3 wajib memiliki izin dari instansi yang berwenang. Berikut adalah jenis izin pengumpulan dan kewenangan izin pengumpulan limbah B3 : Pengumpulan skala kabupaten/kota adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 yang bersumber dari satu kabupaten/kota harus mendapatkan izin dari Bupati/Walikota. Pengumpulan skala provinsi adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 yang bersumber dari 2 (dua) kabupaten/kota atau lebih harus mendapatkan izin dari Gubernur. Pengumpulan skala nasional adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 yang bersumber dari 2 (dua) provinsi atau lebih harus mendapatkan izin dari Menteri Negara Lingkungan Hidup. Pengumpulan oli bekas/minyak kotor untuk semua skala harus mendapatkan izin dari Menteri Negara Lingkungan Hidup.2. Proses Perizinan Pengumpulan Limbah B3 di Kementerian Lingkungan Hidup3. Persyaratan Permohonan Izin Pengumpulan Limbah B3. Formulir tersebut dapat diunduh di tautan dibawah iniKLH. 2013. Izin Pengelolaan Limbah B3.http://satulayanan.net/layanan/izin-pengelolaan-limbah-b3/izin-pengumpulan-limbah

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Mengenai pengangkutan limbah B3 harus dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang diangkut. Ada beberapa ketetapan pemerintah yang mengatur mengenai pengangkutan limbah B3. Peraturan tersebut difungsikan untuk membatasi penyalahgunaan pengangkutan limbah B3, diantaranya :PerMenLH 18/2009 pasal 4 ayat 2 Pengangkutan Limbah B3, hanya boleh dilakukan bila sudah ada kontrak kerjasama antara Penghasil dengan Pengumpul / Pengolah / Pemanfaat .PerMenLH 18/2009 Lampiran 1 Kepemilikan Armada Transportasi Limbah B3 harus atas nama perusahaan jasa pengelolaan limbah B3 yang dibuktikan dengan STNK .Peraturan Pemerintah No. 19 /1994 Pasal 15 Pengangkut limbah B3 wajib memiliki dokumen limbah B3 untuk setiap kalimengangkut limbah B3 .PT EcoTrans mengoperasikan transportasi untuk materi-materi berbahaya (B3). Peralatan dengan teknologi terbaru kami, menangani permintaan atas pengelolaan limbah B3 yang terus meningkat secara efektif. PT EcoTrans memiliki armada transportasi lebih dari 160 unit dengan berbagai macam tipe kendaraan untuk transportasi darat. Kendaraan-kendaraan bersertifikasi ini dirancang dan bersertifikasi sesuai dengan karakteristik dan kondisi dari limbah B3 yang diangkut, dan siap sedia untuk melayani pelanggan kami di seluruh Indonesia. Beberapa tipe kendaraan kami adalah sebagai berikut: Truk Sampah Truk Hiblow Truk Arm Roll Truk Wing Box Truk 10 Wheeler Drop Side Cargo Truk Tankhttp://www.ecostargrp.com/produk-dan-jasa/transportasi-limbah/transportasi-darat/PT EcoTrans Samudera mengoperasikan transportasi laut untuk materi berbahaya (B3). Kendaraan bersertifikasi ini dirancang dan bersertifikasi sesuai dengan karakteristik dan kondisi dari limbah B3 yang telah diangkut, dan siap sedia untuk melayani pelanggan kami di seluruh Indonesia. Berbagai jenis jasa kami adalah: Jasa Transportasi Muatan Materi Padat & Cair Jasa Transportasi Muatan Kering Jasa Rental Kapal Cargo & Barges Ekspeditur Domestikhttp://www.ecostargrp.com/produk-dan-jasa/transportasi-limbah/transportasi-laut/

Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3

Intisari Kepka Bapedal No.01 thn 1995 ttgTata Cara danPersyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B34. PERSYARATAN PENGUMPULAN LIMBAH B3 Ketentuan dalama bagian ini berlaku bagi :a. penghasil lirnbah B3 yang melakukan kegiatan penyimpanan sementara yang dilakukan di luar lokasi pabrik/fasilitas, tetapi bertindak sebagai pengumpul;b. kegiatan pengumpulan (penyimpanan) limbah B3 yang dilakukan oleh pengumpul dan atau pengolah;c. kegiatan pengumpulan (penyimpanan) limbah B3 yang dilakukan oleh Pengolah dan atau penimbun.4.1. Persyaratan lokasi pengumpulana. Luas tanah termasuk untuk bangunan penyimpanan dan fasilitas lainnya sekurang-kurangnya 1 (satu) hektar;b. Area secara geologis merupakan daerah bebas banjir tahunan;c. Lokasi harus cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem tertentu. Jarak terdekat yang diperkenankan adalah:1). 150 meter dari jalan utama atau jalan tol, 50 meter dari jalan lainnya;2). 300 meter dari fasilitas umum seperti:daerah pemukiman, perdagangan, rumah sakit, pelayanan kesehatan atau kegiatan sosial, hotel, restoran, fasilitas keagamaan, fasilitas pendidikan, dll.3). 300 meter dari perairan seperti :garis pasang tertinggi laut, badan sungai, daerah pasang surut, kolam, danau, rawa, mata air, sumur penduduk, dll.4). 300 meter dari daerah yang dilindungi seperti:cagar alam, hutan lindung, kawasan suaka, dll.4.2 Persyaratan bangunan pengumpulana. Fasilitas pengumpulan merupakan fasilitas khusus yang harus dilengkapi dengan berbagai sarana untuk penunjang dan tata ruang yang tepat sehingga kegiatan pengumpulan dapat berlangsung dengan baik dan aman bagi lingkungan (gambar 7).b. Setiap bangunan perigumpulan limbah B3 dirancang khusus hanya untuk menyimpan 1 (satu) karakteristik limbah, dan dilengkapi dengan bak penampung tumpahan/ceceran limbah yang dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pengangkatannya;c. Fasilitas pengumpulan harus dilengkapi dengan:1). Peralatan dan sistem pemadam kebakaran;2). Pembangkit listrik cadangan;3). Fasilitas pertolongan pertama;4). Peralatan komunikasi;5). Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan;6). Pintu darurat; dan alarni;

Gambar 7. Tata ruang fasilitas penyimpanan sementara limbah B3 di luar lokasi pabrikpenghasil atau di pengumpul dan atau di pengolah. http://metropolitanhomedecoration.blogspot.com/2012/07/persyaratan-teknis-penyimpanan-dan.html

byWahyu Hidayaton 02/01/08 at 6:43 pm |117 Comments||Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammability,reactivity, dancorrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi: Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitutotal solids residue(TSR), kandunganfixed residue(FR), kandunganvolatile solids(VR), kadar air (sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan senyawa kimia).Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat dilihat diPP No. 85 Tahun 1999: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Silakan klik link tersebut untuk daftar lengkap yang juga mencakup peraturan resmi dari Pemerintah Indonesia.Penanganan atau pengolahan limbah padat atau lumpur B3 pada dasarnya dapat dilaksanakan di dalam unit kegiatan industri (on-site treatment) maupun oleh pihak ketiga (off-site treatment) di pusat pengolahan limbah industri. Apabila pengolahan dilaksanakan secaraon-site treatment, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: jenis dan karakteristik limbah padat yang harus diketahui secara pasti agar teknologi pengolahan dapat ditentukan dengan tepat; selain itu, antisipasi terhadap jenis limbah di masa mendatang juga perlu dipertimbangkan jumlah limbah yang dihasilkan harus cukup memadai sehingga dapat menjustifikasi biaya yang akan dikeluarkan dan perlu dipertimbangkan pula berapa jumlah limbah dalam waktu mendatang (1 hingga 2 tahun ke depan) pengolahanon-sitememerlukan tenaga tetap (in-house staff) yang menangani proses pengolahan sehingga perlu dipertimbangkan manajemen sumber daya manusianya peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan yang akan dikeluarkan Pemerintah di masa mendatang agar teknologi yang dipilih tetap dapat memenuhi standarTeknologi PengolahanTerdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialahchemical conditioning,solidification/Stabilization, danincineration.1. Chemical ConditioningSalah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialahchemical conditioning. TUjuan utama darichemical conditioningialah:1. menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur1. mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur1. mendestruksi organisme patogen1. memanfaatkan hasil samping proseschemical conditioningyang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada prosesdigestion1. mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkunganChemical conditioningterdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:1. Concentration thickeningTahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialahgravity thickenerdansolid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapande-wateringselanjutnya. Walaupun tidak sepopulergravity thickenerdancentrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan prosesflotationpada tahapan awal ini.1. Treatment, stabilization, and conditioningTahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialahlagooning,anaerobic digestion,aerobic digestion,heat treatment,polyelectrolite flocculation,chemical conditioning, danelutriation.1. De-watering and dryingDe-watering and dryingbertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalahdrying bed,filter press,centrifuge,vacuum filter, danbelt press.1. DisposalDisposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialahpyrolysis,wet air oxidation, dancomposting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialahsanitary landfill,crop land, atauinjection well.1. Solidification/StabilizationDi sampingchemical conditiong, teknologisolidification/stabilizationjuga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:2. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik2. Precipitation2. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.2. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat2. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekaliTeknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metodain-drum mixing, in-situ mixing, danplant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.1. IncinerationTeknologi pembakaran (incineration) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialahrotary kiln,multiple hearth,fluidized bed,open pit,single chamber,multiple chamber,aqueous waste injection, danstarved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut,rotary kilnmempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.Penanganan Limbah B3

Hazardous Material ContainerLimbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifatself-reactivedan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian (dekomposisi) saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 22 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi.Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Namun, kita dapat merujuk peraturan pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbagak harus dilengkapi denganhead shieldspada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapanMaterial Safety Data Sheets(MSDS) yang ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.

Secured Landfill.Faktor hidrogeologi, geologi lingkungan, topografi, dan faktor-faktor lainnya harus diperhatikan agarsecured landfilltidak merusak lingkungan. Pemantauan pasca-operasi harus terus dilakukan untuk menjamin bahwa badan air tidak terkontaminasi oleh limbah B3.Pembuangan Limbah B3 (Disposal)Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan (disposal). Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3 ialahlandfill(lahan urug) dandisposal well(sumur pembuangan). Di Indonesia, peraturan secara rinci mengenai pembangunan lahan urug telah diatur oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) melalui Kep-04/BAPEDAL/09/1995.Landfilluntuk penimbunan limbah B3 diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: (1)secured landfill double liner, (2)secured landfill single liner, dan (3)landfill clay linerdan masing-masing memiliki ketentuan khusus sesuai dengan limbah B3 yang ditimbun.Dimulai dari bawah, bagian dasarsecured landfillterdiri atas tanah setempat, lapisan dasar, sistem deteksi kebocoran, lapisan tanah penghalang, sistem pengumpulan dan pemindahan lindi (leachate), dan lapisan pelindung. Untuk kasus tertentu, di atas dan/atau di bawah sistem pengumpulan dan pemindahan lindi harus dilapisi geomembran. Sedangkan bagian penutup terdiri dari tanah penutup, tanah tudung penghalang, tudung geomembran, pelapis tudung drainase, dan pelapis tanah untuk tumbuhan dan vegetasi penutup.Secured landfillharus dilapisi sistem pemantauan kualitas air tanah dan air pemukiman di sekitar lokasi agar mengetahui apakahsecured landfillbocor atau tidak. Selain itu, lokasisecured landfilltidak boleh dimanfaatkan agar tidak beresiko bagi manusia dan habitat di sekitarnya.

Deep Injection Well.Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang komprehensif terhadap efek yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan pada tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980.Sumur injeksi atau sumur dalam (deep well injection) digunakan di Amerika Serikat sebagai salah satu tempat pembuangan limbah B3 cair (liquid hazardous wastes). Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.Limbah B3 diinjeksikan se dalam suatu formasi berpori yang berada jauh di bawah lapisan yang mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat lapisanimpermeablesepertishaleatau tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan limbah tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari permukaan tanah.Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena beberapa jenis limbah dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur dan formasi penerima limbah. Hal tersebut dapat dihindari dengan tidak memasukkan limbah yang dapat mengalami presipitasi, memiliki partikel padatan, dapat membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa kuat, bersifat aktif secara kimia, dan memiliki densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan alami dalam formasi geologi.Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pembuangan limbah B3 ke sumur dalam (deep injection well). Ketentuan yang ada mengenai hal ini ditetapkan oleh Amerika Serikat dan dalam ketentuan itu disebutkah bahwa:1. Dalam kurun waktu 10.000 tahun, limbah B3 tidak boleh bermigrasi secara vertikal keluar dari zona injeksi atau secara lateral ke titik temu dengan sumber air tanah.2. Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah seperti disebutkan di atas, limbah telah mengalami perubahan higga tidak lagi bersifat berbahaya dan beracun..http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/

Daftar Pengumpul / Pengangkut / Pemusnah / Pengolah / Pemanfaat / Penimbun Limbah B3Sunday, December 8th, 2013 at 5:51 pm Pengelolaan limbah B3sangat jauh berbeda dengan pengelolaan limbah lainnya. Dalam pengelolaan limbah B3, Penghasil limbah B3 bertanggung jawab untuk memastikan bahwa limbah B3 yang dihasilkannya telah diangkut, dimanfaatkan, dimusnahkan, diolah ataupun ditimbun dengan benar dan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Hal ini dikenal dengan istilah From Cradle to the Grave. Hal ini juga bisa diartikan bahwa dalam pengelolaan limbah B3 terdapat beberapa pihak yang bertugas sesuai dengan kapasitasnya masing masing.Di dalam pengelolaan limbah B3 terdapat pihak yang disebut sebagai penghasil, pengangkut, pengumpul, pemanfaat, pengolah, penimbun ataupun pemusnah limbah B3. Masing masing pihak tersebut mempunyai tanggung jawab sesuai kapasitasnya masing masing. Namun pihak penghasil yang mempunyai tanggung jawab paling besar karena bagaimanapun Pihak Penghasil Limbah B3 mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa limbah B3 yang dihasilkannya telah dikelola dengan benar baik berupa dimanfaatkan kembali, dimusnahkan atau bahkan ditimbun ke secure landfill.Pengelolaan Limbah B3 secara From Cradle to The GraveIstilah From Cradle to The Grave seperti diuraikan pada paragraf sebelumnya mempunyai arti bahwa pengelolaan limbah B3 pada keseluruhan tahap baik pada saat dihasilkan, diangkut, dikumpulkan, dimanfaatkan kembali ataupun dimusnahkan/ditimbun harus terkontrol dan terkelola dengan baik. Seluruh tahap dalam pengelolaan limbah B3 telah diatur secara ketat oleh peraturan perundang undangan yang berlaku. Berikut ini adalah definisi dari masing masing pengelola limbah B3 diantaranya :1. Penghasil Limbah B3 : setiap orang yang usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan limbah B3 atau setiap orang yang memiliki limbah B3. Setiap Penghasil limbah B3 wajib untuk memiliki Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Izin TPS Limbah B3).2. Pengangkut Limbah B3 : badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah B3. Izin yang wajib dimiliki oleh Pengangkut limbah B3 adalah Izin Pengangkutan Limbah B3 dari Dirjen Perhubungan setelah sebelumnya mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup. Izin yang dimiliki juga secara spesifik menyebutkan jenis jenis limbah B3 yang diperbolehkan untuk diangkut sehingga tidak semua limbah b3 dapat diangkut oleh pengangkut limbah B3 karena harus sesuai dengan jenis limbah yang tercantum di dalam izin pengangkutan tersebut.3. Pengumpul Limbah B3: badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum dikirim ke tempat pengolahan dan/atau pemanfaatan dan/atau penimbunan limbah B3. Izin yang wajib dimiliki oleh pengumpul limbah B3 adalah Izin pengumpulan limbah B3 yang dikeluarkan oleh Badan yang menangani pengelolaan lingkungan Hidup. Jika ruang lingkup pengumpulan dilakukan sebatas wilayah dalam kota, maka pengajuan permohonan Izin Pengumpulan ditujukan kepada Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota/Kabupaten. Jika ruang lingkup pengumpulan dilakukan lintas kota namun masih dalam satu propinsi, maka pengajuan permohonan izin pengumpulan ditujukan kepada Badan Lingkungan Hidup Propinsi setempat. Begitu pula jika ruang lingkup pengumpulan dilakukan dalam skala nasional maka pengajuan permohonan ditujukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Pengajuan permohonan izin pengumpulan dilakukan sesuai dengan ruang lingkup pengumpulannya kecuali untuk pengumpulan oli bekas maka proses perizinannya harus melalui Kementerian Lingkungan Hidup.4. Pemanfaat Limbah B3 : badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan kegiatan pemanfaatan limbah B3. Pemanfaat Limbah B3 wajib memiliki izin pemanfaat limbah B3 yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Pemanfaatan limbah B3 adalah suatu kegiatan penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan/atau perolehan kembali (recovery) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan, sebagai substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang harus aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Contoh pemanfaat limbah B3 adalah pabrik semen yang membutuhkan beberapa jenis limbah B3 untuk digunakan sebagai salah satu bahan baku produksi.5. Pengolah Limbah B3 : badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan kegiatan pengolahan limbah B3. Sama halnya dengan pemanfaat limbah B3, Pegolah Limbah B3 wajib memiliki Izin Pengolahan Limbah B3 yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik limbah B3 yang bertujuan untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya, sifat racun, komposisi, dan/atau jumlah limbah B3, dan/atau mengoperasikan sarana pengolahan limbah B3 yang harus aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.6. Penimbun limbah B3 adalah badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan kegiatan penimbunan limbah B3. Sedangkan definisi dari penimbunan limbah B3 adalah suatu kegiatan menempatkan limbah B3 pada suatu fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Penimbun Limbah B3 wajib memiliki izin penimbunan limbah B3 yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Contoh perusahaan yang bergerak dalam bidang ini adalah PPLI.Dari keenam uraian di atas dapat dilihat bahwa pengelolaan limbah B3 merupakan kegiatan yang terpadu dan integral satu sama lain. Jika salah satu komponen pengelola limbah B3 di atas tidak ada maka pengelolaan limbah B3 secara benar tidak dapat dilaksanakan.Silahkan SMS Nama dan Alamat Usaha Anda. Kami akan kirimkan Exclusive Company Profile Naztama Bumi Raya ke alamat usaha anda. 100 % Free.Permasalahan Pengelolaan Limbah B3 di IndonesiaMengacu pada sistem pengelolaan limbah B3 di atas, dapat diketahui bahwapengelolaan limbah B3di suatu daerah dapat terlaksana dengan baik jika terdapat seluruh komponen pengelola limbah B3 seperti dijelaskan di atas. Prinsip Pengelolaan Limbah B3 From Cradle to The Grave tidak dapat terlaksana dengan baik jika salah satu komponen pengelola limbah B3 di atas tidak berjalan. Untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, pengelolaan limbah B3 relatif berjalan dengan baik karena seluruh komponen pengelola limbah B3 telah tersedia. Namun berbeda hal nya dengan wilayah lainnya seperti wilayah Jawa Timur. Sebagian besar pengumpul, Pengangkut, Pengolah, maupun penimbun limbah B3 yang berizin masih berasal dari wilayah Jakarta dan Jawab Barat sehingga hal ini menyebabkan biaya pengelolaan limbah B3 sedemikian tinggi untuk wilayah Jawa Timur.Sebenarnya beberapa pengumpul, pengangkut, pengolah maupun penimbun limbah B3 yang berizin berada di wilayah Jawa Timur namun tidak semua pengelola limbah B3 tersebut mempunyai izin untuk menampung banyak jenis limbah B3. Di sisi lain banyak jenis limbah B3 yang harus dikelola namun tidak dapat ditampung oleh pengelola limbah B3 karena belum mempunyai izin untuk banyak jenis limbah B3 tersebut.Bagaimana dengan daerah lain ? Hal yang sama terjadi dengan daerah daerah lainnya di Indonesia. Akibat belum adanya pengumpul, pengangkut, pengolah, pemanfaat maupun penimbun limbah B3 yang memadai menyebabkan pengelolaan limbah B3 secara From Cradle to The Grave tidak dapat dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya. Hal ini akan berdampak pada potensi pencemaran limbah B3 yang tidak terkontrol.Salah satu solusi yang mendesak untuk segera dilaksanakan adalah upaya pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk membantu terciptanya pengelola limbah B3 di tiap tiap daerah sehingga pengelolaan limbah B3 dapat berjalan dengan baik serta dengan biaya yang dapat ditekan seminimal mungkin.Daftar Pengumpul, Pengangkut, Pengolah, Pemanfaat, dan Penimbun Limbah B3 di Daerah Jawa Timur.Pada kesempatan kali ini kami akan membagikan informasidaftar pengelola limbah B3yang menurut pengalaman kami selama bekerja di BLH Kota Surabaya merupakan pengelola limbah B3 yang cukup dikenal. Dasar kami dalam penentuan daftar pengumpul limbah B3 adalah dokumen perizinan pengelola limbah B3 yang kami miliki serta tidak adanya masalah pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh pengelola tersebut baik yang kami dengar sendiri maupun yang sudah terekspos di media media.Selain itu kami juga mendasarkan penentuan pada sepengetahuan kami terhadap pengelola tersebut yang telah terbukti dapat beroperasi di daerah Jawa Timur. Sebenarnya informasi lebih lengkap dapat dilihat padawebsite Kementerian Lingkungan Hidup. Namun sebagai praktisi kami akan membagikan informasi yang kami dapat di lapangan berdasarkan pengalaman kami.Silahkan SMS / Hubungi Kami di Nomor 081233477456 / 085648220550. Kami siap datang ke lokasi usaha anda untuk memberikanKONSULTASI GRATIStentang perizinan dan pengelolaan lingkungan usaha anda. 100% Free.Berikut ini adalah Daftar Pengumpul / Pengangkut / Pengolah / Pemanfaat / Penimbun Limbah B3 :1. PPLI ( Prasadha Pamunah Limbah Industri )Nama PPLI merupakan pengelola limbah B3 yang paling dikenal dalam dunia pengelolaan limbah B3 di Indonesia. PPLI di bawah pengelolaan WMI ( Waste Management Indonesia ), sebuah perusahaan joint venture antara Modern Asia Environmental Holdings (MAEH) dengan Pemerintah Indonesia. Jenis usaha PPLI mencangkup pengangkutan, pengumpulan, pengolah, penimbun dan pemusnahan limbah B3. Terletak di daerah Cileungsi, Bogor Jawa Barat. Cakupan izin Pengumpulan/pengangkutan seluruh Indonesia. Silahkanclick disiniuntuk mengunjungi website PPLI2. PT. TLI ( Teknotama Lingkungan Internusa )PT. Teknotama Lingkungan Internusa bergerak dalam berbagai bidang pengelolaan limbah B3 diantaranya Pengangkutan, Pengumpulan, Pemusnahan, Pengolahan limbah B3. Sama hal nya dengan PPLI, TLI juga merupakan salah satu pengelola limbah B3 yang cukup dikenal di Indonesia. Kantor perwakilan di Surabaya terletak di Ruko Chofa Shop House No. 6 Jl. Raya Sukomanunggal Jaya, Darmo Satelit Town Surabaya. Telpn : ( 031 ) 7340742. Cakupan izin Pengumpulan/pengangkutan seluruh Indonesia.3. PT. Triata Mulia IndonesiaPT. Triata Mulia Indonesia lebih dikenal sebagai pengangkut limbah B3 walaupun sebenarnya di company profile PT. Triata Mulia Indonesia juga bergerak dalam bidang Pengolahan, Pemanfaatan, Pemusnahan limbah B3. Kantor PT. Triata Mulia Indonesia berada di Jl. Klampis Jaya 10F Surabaya. Telpn : ( 031 ) 5052246. Cakupan izin Pengumpulan/pengangkutan seluruh Indonesia.4. PT. Amako Rezeki UtamaPT. Amako Rezeki Utama merupakan salah satu pengelola limbah B3 yang cukup dikenal di wilayah Jawa Timur. Hasil dari pengamatan kami, PT. Amako Rezeki Utama salah satu dari sedikit pengelola limbah B3 yang mempunyai izin untuk menangani limbah B3 medis. Tidak banyak pengumpul / pengangkut yang mempunyai izin untuk menangani limbah medis. Cakupan izin Pengumpulan/pengangkutan seluruh Indonesia.5. PT. Kita Mandiri PribadiPT. KMA lebih dikenal sebagai pihak pengangkut limbah B3 yang bekerja sama dengan banyak pengolah limbah B3 seperti PT. Indocement Tunggal Prakasa, PT. Logam Jaya Abadi, PT. Holcim dan lain sebagainya. Kantor Perwakilan PT. KMA terdapat di Perum Wisma Permai Jl. Jatisari Permai Blok P No. 14 Sidoarjo Jawa Timur. Telpn : ( 031 ) 8537599. Cakupan izin Pengumpulan/pengangkutan seluruh Indonesia.6. PT. Putra Restu AbadiPT. Putra Restu Abadi merupakan pengelola limbah B3 yang berada di Jl. Raya Kedungsari No. 16 RT. 01 RW. 01 Ds. Kedungsari, Kec. Kemlagi, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. PT. Putra Restu Abadi cukup dikenal di daerah Jawa Timur. Cakupan izin Pengumpulan/pengangkutan seluruh Indonesia.7. PT. Surya Purnama SemestaPT. Surya Purnama Semesta merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengangkutan, pengumpulan, dan pemanfaat limbah B3. Berada di Jl. Gresik Gadukan No. 254 Surabaya. Telpn : ( 031 ) 7490628.8. PT. Tenang Jaya SejahteraPT. Tenang Jaya Sejahtera merupakan perusahaan pengelola limbah B3 yang meliputi pengangkutan, pengumpulan, pengolahan, dan pemusnahan limbah B3. Dalam izin yang dipunyai oleh PT. Tenang Jaya Sejahtera, terdapat izin untuk menangani limbah medis. Kantor perwakilan PT. Tenang Jaya Sejahtera berada di Jl. Kedungsari No. 19, Kemlagi Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Telpn : ( 0321 ) 362472.http://www.naztamabumiraya.com/daftar-pengumpul-limbah-b3/