daftar pustakaditerminasi dengan cara dislokasi leher (kurang dari 2 jam) dengan ukuran 1 cm3. 2)...

19
59 DAFTAR PUSTAKA 1. Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004. 2. Azizahwati, Kuniadi M, Hidayati H. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang untuk Makanan yang Beredar di Pasaran. Majalah Ilmu Kefarmasian, IV (1), 7-10, Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia; 2007. 3. Astomo dan Azis Eko. Analisis Rhodamin B dan Metanil Yellow dalam Jelly di Pasar Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2008. 4. Laporan Tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2012 dari http://www.pom.go.id/browse/laporan_tahunan diunduh pada 6 Februari 2014. 5. Djalil A.D, Hartanti D, Rahayu W.S, Prihatin R, dan Hidayah N. Identifikasi Zat Warna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang. Jurnal Farmasi Indonesia, 03 (2), 28-29, Fakultas Farmasi UMP, Purwokerto; 2005. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 239/Men.Kes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya diunduh dari http://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.p df pada tanggal 6 Februari 2014. 7. Anonim a . Material Safety Data Sheet Metanil Yellow MSDS, (online), (http://datasheets.scbt.com/sc-215306.pdf , diakses 7 Desember 2013); 2007. 8. Sarkar, R. and A.R. Ghosh. Metanil yellow An azo dye induced hispathololgical and ultrastructural changes in albino rat (Rattus Norvegicus). The Bioscan. 7(1) : 427-432, 2012, [www.thebioscan.in ] (diunduh 7 Desember 2013).

Upload: others

Post on 25-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 59

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

    2004.

    2. Azizahwati, Kuniadi M, Hidayati H. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang

    untuk Makanan yang Beredar di Pasaran. Majalah Ilmu Kefarmasian, IV (1),

    7-10, Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia; 2007.

    3. Astomo dan Azis Eko. Analisis Rhodamin B dan Metanil Yellow dalam Jelly

    di Pasar Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta dengan Metode

    Kromatografi Lapis Tipis. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2008.

    4. Laporan Tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2012 dari

    http://www.pom.go.id/browse/laporan_tahunan diunduh pada 6 Februari

    2014.

    5. Djalil A.D, Hartanti D, Rahayu W.S, Prihatin R, dan Hidayah N. Identifikasi

    Zat Warna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi

    Lapis Tipis (KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang. Jurnal

    Farmasi Indonesia, 03 (2), 28-29, Fakultas Farmasi UMP, Purwokerto; 2005.

    6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

    239/Men.Kes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai

    Bahan Berbahaya diunduh dari

    http://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.p

    df pada tanggal 6 Februari 2014.

    7. Anonima. Material Safety Data Sheet Metanil Yellow MSDS, (online),

    (http://datasheets.scbt.com/sc-215306.pdf, diakses 7 Desember 2013); 2007.

    8. Sarkar, R. and A.R. Ghosh. Metanil yellow – An azo dye induced

    hispathololgical and ultrastructural changes in albino rat (Rattus

    Norvegicus). The Bioscan. 7(1) : 427-432, 2012, [www.thebioscan.in]

    (diunduh 7 Desember 2013).

    http://www.pom.go.id/browse/laporan_tahunanhttp://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.pdfhttp://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.pdf

  • 60

    9. Budiarto T. Iwan, G. Nainggolan Sihombing, Oey Kam Nio. Kelainan

    Patologi pada Mencit dan Tikus Disebabkan Zat Warna Rhodamine B dan

    Metanil Yellow. Buletin Penelitian Kesehatan Vol XI No. 1; 1983.

    10. Nagaraja, T.N. and T. Desiraju. Effects of chronic consumption of metanil

    yellow by developing and adult rats on brain regional levels of noradrenaline,

    dopamine and serotonin, on acetylcholine esterase activity and on operant

    conditioning. Food Chem Toxicol. 1993.

    [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/809524] (diunduh 7 Desember 2013).

    11. Gartner, L. Hiatt. Color Textbook of Histology 3rd Edition. 2007. Available

    from : www.studentconsult.com, diakses 7 Desember 2013.

    12. Price SA. and Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

    Penyakit. Vol.2. Ed 6. Jakarta: EGC; 2005.

    13. Arief, I. Zat Berbahaya dalam Makanan; 2007 (online),

    (http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=58,

    diakses 24 Januari 2014).

    14. Anonimb. Metanil Yellow; 2007. (online), (http://www.chemicalland21.com,

    diakses 24 Januari 2014).

    15. Anonimc. Bahaya Keracunan Metanil Yellow Pada Pangan; 2012. (online),

    (http://ik.pom.go.id/v2012/wp-content/uploads/2011/11/Bahaya-Metanil-

    Yellow-pada-Pangan3.pdf, diakses 24 Januari 2014).

    16. Winarno F.G. Keamanan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas

    Teknologi Pertanian IPB; 2005.

    17. Soekarto, S.T. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.

    Bogor: Penerbit Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian

    Bogor; 1990.

    18. Metanil Yellow. [http://www.chemicalbook.com], (diunduh bulan Februari

    2014)

    19. Gupta S, Sundarrajan M, and Rao K. V. Tumor Promotion by Metanil Yellow

    and Malachite Green during Rat Hepatocarcinogenesis is Associated with

    http://www.studentconsult.com/http://www.chemicalland21.com/

  • 61

    Dysregulated Expression of Cell Cycle Regulatory Proteins. India:

    Carcinogenesis Division, Cancer Research Institute, Tata Memorial Centre;

    2003.

    20. Cahyadi W. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:

    Bumi Aksara. 2006: 19-27.

    21. Drake et Al. Gray’s Anatomy for Students 2nd Edition. Philadephia:

    Elsenvier. 2010: 355-59.

    22. Susanto Hardono, Erie B.P.S Andar, R.M Suryo Adji. Systema Urogenitale.

    Semarang: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

    2011: 5-8.

    23. Faradz Sultana MH, Soejoto, Soetedjo, Bambang Witjahjo, Neni

    Susilaningsih, Ratna Damma P, dkk. Lecture Notes Histologi 2. Semarang:

    Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2011: 66-76.

    24. Guyton, A.C. and John, E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

    Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.

    25. Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC. 2008:

    725-56.

    26. Soebowo, Sarjadi, Indra Wijaya, Siti Amarwati, Ika Pawitra Miranti, Awal

    Prasetyo. Patologi Anatomi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

    Diponegoro. 2008: 125-47.

    27. Mitchell, R.N. and Cotran, R.S. Jejas, Adaptasi, dan Kematian Sel. Dalam:

    Kumar, V, Cotran, R.S, Robbins, S.L (eds). Buku Ajar Patologi Robbins

    Volume 1. Edisi VII. Jakarta: EGC.2007: 7-26.

    28. Alpers, C. E. And Fogo, A. B. 2007. The kidney and is collecting system.

    Kumar, V., Abbas, K., Fausto, N. and Mitchell, R.N., Robbins. Basic

    Pathology. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevie.

    29. Underwood, J.C.E. Patologi Umum dan Sistemik. Vol.2. 2nd ed. Jakarta:

    EGC; 2007.

  • 62

    30. Acute Tubular Necrosis diunduh dari

    http://www.brown.edu/Courses/Digital_Path/systemic_path/renal/atn.html

    pada tanggal 8 Februari 2014.

    31. Macfarlane, Reid, and Callander. Pathology Illustrated 5th Edition.

    Philadephia: Elsenvier.

    32. Kumar, Abbas, Fausto, and Mitchell. Basic Pathology 8th Edition. Jakarta:

    EGC. 2007: 595-97.

    33. Sudigdo S, Sofyan I. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 2.

    Jakarta: Sagung Seto; 2002.

    34. Dahlan M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :

    Salemba Medika; 2011.

    35. Khanna S K, Srivastava L P, and Singht G B. Toxicity studies on metanil

    yellow in rats. India: Industrial Toxicology Research Center; 1978.

    36. Laurance, B., Keith, P., Donald, B., and Iain, B. Goodman and Gildman’s

    Manual of Farmacology and Therapeutics. Boston: McGraw-Hill; 2008.

    http://www.brown.edu/Courses/Digital_Path/systemic_path/renal/atn.html

  • 63

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Cara Perhitungan Dosis

    Tabel 15. Tabel Konversi Perhitungan Dosis Untuk Berbagai Hewan Uji36

    Mencit

    20 gr

    Tikus

    20 gr

    Marmut

    400 gr

    Kelinci

    1,5 kg

    Kucing

    2 kg

    Kera

    4 kg

    Anjing

    12 kg

    Manusia

    70 kg

    Mencit

    20 gr

    1,0 7,0 13,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9

    Tikus

    200 gr

    0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0

    Marmut

    400 gr

    0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5

    Kelinci

    1,5 kg

    0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2

    Kucing

    1,5 kg

    0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0

    Kera

    4 kg

    0,016 0,12 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1

    Anjing

    12 kg

    0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1

    Manusia

    70 kg

    0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0

    Dosis sub letal metanil yellow yang dapat menimbulkan efek pada ginjal tikus adalah

    3000 mg/kgBB8

    =200

    1000 𝑥 3000 𝑚𝑔

    =600 𝑚𝑔

    200 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠

  • 64

    Perhitungan:

    Dosis metanil yellow untuk tikus dengan berat 200 gram adalah:

    Faktor konversi dosis tikus 200 gram ke mencit 20 gram = 0,14

    Maka dosis metanil yellow untuk mencit dengan berat 20 gram adalah:

    = 600 mg 𝑥 0,14

    =84 𝑚𝑔

    20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡

    = 4200 mg/kgBB

    a) Perlakuan pertama = 1 x dosis sub letal = 1 x 4200 = 4200 mg/kgBB/hari

    b) Perlakuan kedua = ½ x dosis sub letal = ½ x 4200 = 2100 mg/kgBB/hari

    c) Perlakuan ketiga = ¼ x dosis sub letal = ¼ x 4200 = 1050 mg/kgBB/hari

    d) Perlakuan kontrol = 0 x dosis sub letal = 0 x 4200 = 0 mg/kgBB/hari

  • 65

    Lampiran 2. Metode Baku Histologis Pemeriksaan Jaringan

    A. Cara pengambilan jaringan dan fiksasi

    1) Mengambil jaringan sesegera mungkin setelah mencit Balb/c

    diterminasi dengan cara dislokasi leher (kurang dari 2 jam) dengan

    ukuran 1 cm3.

    2) Kemudian memasukkan ke dalam larutan fiksasi dengan urutan

    sebagai berikut :

    a) Fiksasi dalam larutan formalin 10%.

    b) Dehidrasi dengan alkohol 30% selama 20 menit I, 20 menit II, dan

    20 menit III.

    Lalu lanjutkan dengan alkohol 40% 1 jam

    alkohol 50% 1 jam

    alkohol 60% 1 jam

    alkohol 70% 1 jam

    alkohol 80% 1 jam

    alkohol 90% 1 jam (alkohol 70%-80% dapat ditunda

    sampai keesekan harinya).

    c) Larutan xylol alkohol 1 : 1 dengan waktu kurang lebih 24 jam.

    d) Clearing dengan larutan xylol 1, 2, 3 dengan waktu masing-

    masing 20 menit, sehingga jaringan terlihat tembus pandang.

  • 66

    e) Xylol parafin 1 : 1 selama 20 menit/24 jam dengan dipanaskan

    dalam oven 600C.

    f) Embeding dan bloking: parafin 1, 2, 3 selama 20 menit, lalu

    jaringan dicetak blok paraffin kemudian didinginkan, sehingga

    cetakan dapat dibuka.

    g) Trimming: memotong balok-balok paraffin sehingga jaringan

    mudah dipotong dengan mikrotom.

    B. Cara pemotongan blok (sectioning)

    1) Menyiapkan kaca objek bersih.

    2) Kaca objek diberi albumin ditengahnya dan direkatkan.

    3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu

    dimasukkan dalam air panas kurang lebih 600C. Setelah jaringan

    mengembang, jaringan diambil dengan kaca objek yang sudah diberi

    albumin.

    4) Kemudian dikeringkan.

    5) Parafin yang ada pada kaca objek atau jaringan dihilangkan dengan

    dipanaskan dalam oven 600C atau dengan tungku.

    C. Pewarnaan HE

    Slide jaringan dimasukkan dalam :

    1) Xylol 1, 2, 3 masing-masing 10 menit.

    2) Rehidrasi dengan alkohol xylol selama 5 menit.

    3) Bilas alkohol 30-96% masing-masing kurang lebih 30 menit.

  • 67

    4) Bilas aquades 1x kurang lebih 10 menit.

    5) Rendam dalam hematosiklin kurang lebih 10 menit.

    6) Bilas dengan air mengalir sampai bersih.

    7) Bilas aquades, lalu acid alcohol (alkohol+NaCl 0,9%).

    8) Bilas alkohol 50-96%.

    9) Eosin kurang lebih 2-5%.

    10) Bilas alkohol 96% sebanyak 2x.

    11) Bilas alkohol xylol.

    12) Keringkan dengan kertas saring, langsung dibersihkan kotoran-kotoran

    yang ada disekitar jaringan.

    13) Xylol 1 (5 menit), xylol 2 (5 menit) tetesi asam canada, langsung

    ditutup kaca penutup.

    14) Preparat sudah siap untuk diamati di atas mikroskop.

  • 68

    Lampiran 3 : Hasil Gambaran Histopatologi Ginjal

    Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan P1

    Kelompok Perlakuan P2 Kelompok Perlakuan P3

    Keterangan :

    Sel Normal

    Sel Degenerasi ditandai dengan pembengkakan sel

    Sel Nekrosis ditandai dengan inti yang menghilang

  • 69

    Lampiran 4 : Diagram Batang Indeks Degenerasi dan Nekrosis

    Keterangan:

    Kontrol : Kelompok yang hanya diberikan pakan dan minum standar tanpa

    pemberian metanil yellow

    Perlakuan 1 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 84 mg/KgBB/hari

    selama 30 hari

    Perlakuan 2 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 42 mg/KgBB/hari

    selama 30 hari

    Perlakuan 3 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 21 mg/KgBB/hari

    selama 30 hari

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    Degenerasi

    Kontrol

    Perlakuan 1

    Perlakuan 2

    Perlakuan 3

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    Nekrosis

    Kontrol

    Perlakuan 1

    Perlakuan 2

    Perlakuan 3

  • 70

    Lampiran 5 : Hasil Analisis SPSS

    Degenerasi

    Case Summaries

    Degenerasi

    5 1,000 ,0000 1,000 1,0 1,0

    5 2,520 ,6099 2,400 1,8 3,4

    5 2,920 ,4817 2,800 2,4 3,6

    5 3,680 ,2280 3,600 3,4 4,0

    20 2,530 1,0687 2,700 1,0 4,0

    Kelompok

    K

    P1

    P2

    P3

    Total

    N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

    Tests of Normalityb

    ,178 5 ,200* ,981 5 ,940

    ,198 5 ,200* ,957 5 ,787

    ,237 5 ,200* ,961 5 ,814

    Kelompok

    P1

    P2

    P3

    Degenerasi

    Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.

    Kolmogorov -Smirnova

    Shapiro-Wilk

    This is a lower bound of the true signif icance.*.

    Lillief ors Signif icance Correctiona.

    Degenerasi is constant when Kelompok = K. It has been omit ted.b.

    Test of Homogeneity of Variancea

    2,023 2 12 ,175

    1,182 2 12 ,340

    1,182 2 9,161 ,349

    1,954 2 12 ,184

    Based on Mean

    Based on Median

    Based on Median and

    with adjusted df

    Based on t rimmed mean

    Degenerasi

    Levene

    Stat ist ic df 1 df 2 Sig.

    Degenerasi is constant when Kelompok = K. It has been omitted.a.

  • 71

    Box Plot

    Oneway Anova

    Post Hoc Tests

    ANOVA

    Degenerasi

    19,078 3 6,359 38,776 ,000

    2,624 16 ,164

    21,702 19

    Between Groups

    Within Groups

    Total

    Sum of

    Squares df Mean Square F Sig.

    Multiple Comparisons

    Dependent Variable: Degenerasi

    Bonf erroni

    -1,5200* ,2561 ,000 -2,291 -,749

    -1,9200* ,2561 ,000 -2,691 -1,149

    -2,6800* ,2561 ,000 -3,451 -1,909

    1,5200* ,2561 ,000 ,749 2,291

    -,4000 ,2561 ,827 -1,171 ,371

    -1,1600* ,2561 ,002 -1,931 -,389

    1,9200* ,2561 ,000 1,149 2,691

    ,4000 ,2561 ,827 -,371 1,171

    -,7600 ,2561 ,054 -1,531 ,011

    2,6800* ,2561 ,000 1,909 3,451

    1,1600* ,2561 ,002 ,389 1,931

    ,7600 ,2561 ,054 -,011 1,531

    (J) Kelompok

    P1

    P2

    P3

    K

    P2

    P3

    K

    P1

    P3

    K

    P1

    P2

    (I) Kelompok

    K

    P1

    P2

    P3

    Mean

    Dif f erence

    (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

    95% Conf idence Interv al

    The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el.*.

  • 72

    Nekrosis

    Case Summaries

    Nekrosis

    5 1,000 ,0000 1,000 1,0 1,0

    5 2,400 ,5831 2,400 1,6 3,2

    5 2,040 ,5550 2,200 1,2 2,6

    5 1,280 ,2683 1,400 1,0 1,6

    20 1,680 ,6971 1,500 1,0 3,2

    Kelompok

    K

    P1

    P2

    P3

    Total

    N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum

    Tests of Normalityb

    ,166 5 ,200* ,989 5 ,977

    ,213 5 ,200* ,939 5 ,656

    ,273 5 ,200* ,852 5 ,201

    Kelompok

    P1

    P2

    P3

    Nekrosis

    Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.

    Kolmogorov -Smirnova

    Shapiro-Wilk

    This is a lower bound of the true signif icance.*.

    Lillief ors Signif icance Correctiona.

    Nekrosis is constant when Kelompok = K. I t has been omitted.b.

    Test of Homogeneity of Variancea

    ,840 2 12 ,456

    ,625 2 12 ,552

    ,625 2 10,039 ,555

    ,807 2 12 ,469

    Based on Mean

    Based on Median

    Based on Median and

    with adjusted df

    Based on t rimmed mean

    Nekrosis

    Levene

    Stat ist ic df 1 df 2 Sig.

    Nekrosis is constant when Kelompok = K. It has been omitted.a.

  • 73

    Box Plot

    Oneway Anova

    Post Hoc Tests

    ANOVA

    Nekrosis

    6,352 3 2,117 11,763 ,000

    2,880 16 ,180

    9,232 19

    Between Groups

    Within Groups

    Total

    Sum of

    Squares df Mean Square F Sig.

    Multiple Comparisons

    Dependent Variable: Nekrosis

    Bonf erroni

    -1,4000* ,2683 ,001 -2,207 -,593

    -1,0400* ,2683 ,008 -1,847 -,233

    -,2800 ,2683 1,000 -1,087 ,527

    1,4000* ,2683 ,001 ,593 2,207

    ,3600 ,2683 1,000 -,447 1,167

    1,1200* ,2683 ,004 ,313 1,927

    1,0400* ,2683 ,008 ,233 1,847

    -,3600 ,2683 1,000 -1,167 ,447

    ,7600 ,2683 ,072 -,047 1,567

    ,2800 ,2683 1,000 -,527 1,087

    -1,1200* ,2683 ,004 -1,927 -,313

    -,7600 ,2683 ,072 -1,567 ,047

    (J) Kelompok

    P1

    P2

    P3

    K

    P2

    P3

    K

    P1

    P3

    K

    P1

    P2

    (I) Kelompok

    K

    P1

    P2

    P3

    Mean

    Dif f erence

    (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

    95% Conf idence Interv al

    The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el.*.

  • 74

    Lampiran 6 : Ethical Clearance

  • 75

    Lampiran 7 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

  • 76

    Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian

    Pemeliharaan Penyondean

    Terminasi Pembedahan

    Pengambilan Ginjal Organ Ginjal Mencit Balb/c

  • 77

    Lampiran 9 : Biodata Mahasiswa

    Identitas

    Nama : Anthony Susilo

    NIM : 22010110120121

    Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 13 September 1992

    Jenis kelamin : Laki-Laki

    Alamat : Jalan Sawo Raya No. 7, Rawamangun, Jakarta Timur

    Nomor HP : 08979449294

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan Formal

    1. SD : SD Tarakanita 5 Lulus tahun : 2004

    2. SMP : SMP Tarakania 4 Lulus tahun : 2007

    3. SMA : SMA Kolese Kanisius Lulus tahun : 2010

    4. S1 : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Masuk tahun: 2010