daftar isi tmj

24
BAB I DASAR TEORI Sendi Tempora Mandibula adalah persendian antara RA dan RB. Persendian memiliki sistem dua persendian, yaitu persendian antara kondilus mandibula dengan fossa artikularis yang berada pada tulang temporal (Ganong, 1983). Diskus artikularis/meniskus sendi yang merupakan jaringan ikat fibrosa padat, memisahkan ruang sendi menjadi ruang sendi atas dan bawah. Di ruang sendi atas terjadi gerakan meluncur dan bagian bawah berfungsi sebagai sendi engsel. Selain itu juga terdapat kapsul dan ligamen sendi yang membatasi pergerakan sendi ke depan dan ke bawah. Sendi Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga.Sendi temporomandibula merupakan satu- satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut brupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci. 1

Upload: arofah-noor-berliana

Post on 12-Jan-2016

71 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Fisiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Daftar Isi TMJ

BAB I

DASAR TEORI

Sendi Tempora Mandibula adalah persendian antara RA dan RB. Persendian

memiliki sistem dua persendian, yaitu persendian antara kondilus mandibula dengan

fossa artikularis yang berada pada tulang temporal (Ganong, 1983). Diskus

artikularis/meniskus sendi yang merupakan jaringan ikat fibrosa padat, memisahkan

ruang sendi menjadi ruang sendi atas dan bawah. Di ruang sendi atas terjadi gerakan

meluncur dan bagian bawah berfungsi sebagai sendi engsel. Selain itu juga terdapat

kapsul dan ligamen sendi yang membatasi pergerakan sendi ke depan dan ke bawah.

Sendi Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap

pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya

dibawah depan telinga.Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di

kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang

mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut brupa nyeri saat membuka,

menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut

terkunci.

Gambar 1. Potongan sagital STM

1

Page 2: Daftar Isi TMJ

Lokasi sendi temporomandibular (TMJ) berada tepat dibawah telinga yang

menghubungkan rahang bawah (mandibula)  dengan maksila (pada tulang temporal).

Sendi temporomandibular ini unik karena bilateral dan merupakan sendi yang paling

banyak digunakan serta paling kompleks (Pedersen, 1996).

Permukaan sendi dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa padat dan avaskuler. Hal

ini menyebabkan sendi tidak dapat memikul beban karena tidak dilapisi oleh kartilago

hialin. Ada empat otot kunyah utama, yaitu masseter, temporalis, pterygoideus

medialis dan lateralis. Saat berfungsi, komponen-komponen sendi saling bekerja

sama. Misalnya gerakan protrusi diawali kontraksi otot yang menarik kondil kedepan

dan ke bawah mengikuti eminensia sendi (Okeson, 1993). Meniskus/Diskus

artikularis merupakan suatu lempeng jaringan ikat fibrosa yang berada di antara

kondil dan fosa artikularis. Diskus ini tidak melekat erat baik pada kondil dan fosa

artikularis, bagian tengahnya tipis dan agak menebal pada bagian anterior dan

posterior.

Gambar 2 : Posisi Normal Diskus Artkularis Adalah Posisi jam 12,

Posisi Diskus Artikularis Berhimpit dengan Puncak Kondilus pd Satu Garis Lurus

Pada kedudukan normal dan menutup mulut, kedudukan kepala kondil berada

pada bagian tengah diskus yaitu bagian yang tipis. Pada proses ini, otot masseter akan

berkontraksi dan meluncurkan kondil ke arah posterior. Sedang, pada proses

membuka mulut, diskus artikularis dan kondil bersama-sama meluncur ke bawah

sepanjang eminensia sendi dan diskus artikularis berputar pada kepala kondil ke arah

2

Page 3: Daftar Isi TMJ

posterior. Panjang dan kelenturan serabut elastis serta bentuk diskus artikularis dapat

berubah apabila pola gerak mandibula berubah dari pola gerak yang seharusnya.

Secara klinis, perubahan ini menimbulkan bunyi keletuk sendi pada saat menutup dan

membuka mulut. (Alsawaf 1989, Ganong 1983).

Berdasarkan hasil penelitian elektromiografi, gerak mandibula dalam

hubungannya dengan rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :

1.Gerak membuka

2.Gerak menutup

3.Protrusi

4.Retusi

5.Gerak lateral

3

Page 4: Daftar Isi TMJ

BAB II

HASIL PENGAMATAN

A. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa yang menyebabkan bunyi sendi?

Jawab : Terjadinya bunyi pada sendi karena adanya perubahan letak, bentuk, dan

fungsi dari komponen sendi temporomandibular. Bunyi yang dihasilkan dapat

bervariasi mulai dari bunyi yang lemah dan hanya terasa oleh si penderita sampai

yang keras dan tajam. Bunyi ini dapat terjadi pada awal, pertengahan atau akhir gerak

buka dan tutup mulut.

2. Apa perbedaan krepitus, clicking, dan popping?

Jawab : Krepitus adalah bunyi mengeret atau gemeretak menunjukan adanya

perubahan degenerasi. Biasanya ditemukan pada pasien dengan kelainan sendi

temporo-mandibula jangka panjang .

Clicking adalah bunyi tunggal dalam waktu yang singkat. Bunyi tersebut dapat

berupa bunyi berdebuk yang perlahan, samar sampai bunyi retak yang tajam dan

keras.

Popping adalah bunyi letupan karena adanya keterbatasan gerakan rahang atau

atau gerakan rahang yang biasanya asimetri.

3. Bagaimana pola pergerakan kondil pada saat membuka dan menutup

mulut?

Jawab : Pada saat gerakan membuka, processus condylus dan diskus artikularis

akan meluncur menuruni eminansia artikularis dan diskus artikularis akan berputar ke

arah posterior dari condyl. Hal ini menyebabkan angulus mandibula bergerak ke

4

Page 5: Daftar Isi TMJ

belakang dan dagu terdepresi sehingga mulut terbuka. Sedangkan pada gerak

menutup mulut, condyl yang tadinya meluncur menuruni eminensia artikularis, akan

bergerak naik ke atas sepanjang eminensia artikularis, sedangkan diskus artikularis

akan berputar ke arah anterior condyl. Kemudian condyl ada menempati tempat

awalnya yaitu di fossa glenoidal dan mulut pun tertutup.

4. Mengapa dapat timbul gerakan inkoordinasi mandibula?

Jawab : Dapat terjadi karena hilangnya kontinuitas mandibula sehingga

menyebabkan kehilangan keseimbangan dan akhirnya menyebabkan inkoordinasi

gerakan mandibular. Hal tersebut bisa saja disebabkan karena oklusi gigi yang tidak

sempurna, penggunaan otot mastikasi yang berlebihan dan tidak seimbang, ataupun

kebiasaan-kebiasaan abnormal (menggigit jari, bibir, bruxism,dll) yang bisa

menyebabkan gangguan pada STM.

5. Apakah posisi tidur dapat berpengaruh pada kondisi mandibula? Jelaskan

mekanismenya!

Jawab : Bisa. Tidur dilakukan kurang lebih selama 6 jam, bila seseorang

memiliki kebiasaan tidur yang salah maka akan dapat mempengaruhi kondisi dari

mandibular itu sendiri. Misalnya kebiasaan tidur dengan memiringkan tubuh ke salah

satu sisi saja dapat menyebabkan tekanan mandibular yang berat pada salah satu sisi.

Apalagi bila tidur dilakukan selama berjam-jam dan kebiasaan itu terbawa sejak

lama, dapat menyebabkan perubahan posisi ataupun kemiringan dari mandibular yang

nantinya akan berpengaruh pula pada susunan gigi geliginya.

6. Mengapa membuka mulut maksimal menimbulkan kelelahan dan nyeri?

Jelaskan mekanismenya!

Jawab : Membuka mulut maksimal dapat menimbulkan nyeri karena sendi

temporo-mandibula mengalami dislokasi, dimana sendi rahang "keluar" dari lokasi

5

Page 6: Daftar Isi TMJ

normalnya. Selain itu pada saat membuka mulut secara maksimal, otot-otot mastikasi

yang berkontraksi pada keadaan ini (M. Pterygoideus lateralis) akan bekerja lebih

keras sehingga menimbulkan kelelahan. Kondisi ini menyebabkan otot akan

mengalami ‘kelelahan’ dan timbul rasa nyeri.

7. Bagaimana pengaruh pemijatan pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!

Jawab : Pemijatan mampu memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Efek pijat

pada syaraf mampu memberikan rangsangan dan meningkatkan aktivitas otot,

pembuluh darah, dan kelenjar yang diatur oleh otot-otot tersebut. Karena setelah

dipijat, aliran darah ke otot akan lebih lancar sehingga pasokan oksigen akan lebih

banyak dari sebelumnya. Oksigen berguna dalam proses pembakaran untuk

menghasilkan energi, sehingga setelah dipijat energi meningkat dan otot dapat

bekerja lebih lama. Kegiatan pijat mampu mengendurkan dan meregangkan otot dan

jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi ketegangan otot dan

kram. Perbaikan sirkulasi darah dan getah bening di otot akan menghasilkan sirkulasi

yang lebih baik dalam tulang-tulang yang terkait. Sendi yang tegang dan rasa sakit

yang diakibatkan oleh kondisi-kondisi seperti arthritis, bisa dikurangi sehingga

tercipta rasa nyaman dan kemudahan dalam bergerak.

8. Bagaimana pengaruh infra red pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!

Jawab : Pemberian infra red pada bagian tubuh tertentu setelah mengalami

kelelahan, akan mengurangi kelelahan yang dirasakan. Hal ini dapat terjadi karena

sinar infra red akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler darah

membesar (vasodilatasi). Sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga suplai oksigen

dari darah mengalir lancar. Hal tersebut yang akan menyebabkan rasa lelah menjadi

berkurang.

6

Page 7: Daftar Isi TMJ

B. Percobaan

Alat dan Bahan

1. Masker 5. Stetoskop

2. Sarung tangan 6. Senter

3. Jangka 7. Spidol

4. Penggaris 8. Lap putih

1. Pemeriksaan Gerakan STM Secara PalpasiProsedur percobaan :1. Orang coba dipersiapkan dalam posisi duduk dengan posisi kepala sejajar

dengan lantai.

2. Operator telah siap menggunakan sarung tangan steril dan masker

3. Melakukan palpasi 0,5-1 cm di depan meatus acusticus externus kiri dan

kanan pada posisi membuka dan menutup mulut.

4. Periksa dan catat posisi dan gerakan kondili pada saat membuka dan

menutup mulut.

5. Periksa dan catat apakah gerakan kondili simetri kiri dan kanan.

6. Periksa dan catat apakah terjadi hambatan gerak kondili.

Hasil percobaan

Jenis Kelamin Orang Coba

Gerakan STM (simetri/normal/terjadi hambatan)

Perempuan Simetri / Normal / Tanpa hambatan

Laki-laki Simetri / Normal / Tanpa hambatan

2. Pemeriksaan Bunyi STM Secara AuskultasiProsedur percobaan :1. Orang coba berada dalam posisi tegak dengan posisi kepala sejajar dengan

lantai

7

Page 8: Daftar Isi TMJ

2. Lakukan pemeriksaan pada daerah sendi dengan menggunakan stetoskop

3. Amati dan dengarkan bunyi yang timbul saat membuka dan menutup

mulut.

Hasil percobaan :

Jenis Kelamin Orang Coba

Gerakan STM (sakit/ krepitasi/ kliking/ popping)

Perempuan Normal / Tidak ada bunyi

Laki-laki Normal / Tidak ada bunyi

3. Pemeriksaan Gerakan Mandibula

Prosedur percobaan membuka mulut :

1. Orang coba berada dalam posisi tegak dengan posisi kepala sejajar dengan

lantai

2. Mintalah orang coba membuka mulut

3. Masukkan 3 jari kanan ke dalam mulut

4. Amati apakah jari dapat masuk ke dalam mulut, jika sakit jangan dipaksa

5. Dapat pula diukur dengan jangka dan penggaris

6. Catat berapa besar pergerakan normal maksimal mandibula dari orang coba

Hasil Percobaan :

Jenis Kelamin Orang Coba

(A)Jarak Maksimal (mm)

(B) Waktu Maksimal (menit)

Perempuan 40 4 menit 27 detik

Laki-laki 53 1 menit 2 detik

8

Page 9: Daftar Isi TMJ

Gerakan mandibula ke antero-posterior, lateral, dan koordinasi gerakan

Prosedur percobaan :

1. Orang coba berada dalam posisi tegak dengan posisi kepala sejajar dengan

lantai

2. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan operator pada kedua

kondil orang coba

3. Instruksikan orang coba untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup

mulut sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh, dilanjutkan

menggerakkan mandibula kea rah antero-posterior dan ke lateral.

4. Perhatikan dan catat perubahan gerakan kedua kondil.

Hasil percobaan :

Jenis Kelamin Orang Coba

Gerakan Mandibula Perubahan Kondil

Perempuan (C) Antero-posterior Anterior Condyl ke anterior / Posterior Condyl ke posterior

Perempuan (D)Lateral Kanan Condyl ke kanan /Kiri Condyl ke kiri

Perempuan (E) Koordinasi Gerakan

Gerakan simetris

Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut

Prosedur percobaan :

1. Orang coba berada dalam posisi tegak dengan posisi kepala sejajar dengan

lantai

2. Instruksikan orang coba membuka mulut maksimal sampai timbul rasa

lelah, catat waktunya

9

Page 10: Daftar Isi TMJ

3. Istirahatkan selama 10 menit

4. Ulangi percobaan, tetapi setengah dari waktu timbul kelelahan lakukan

pemijatan pada otot pembuka mulut sambil tetap membuka mulut

maksimal, catat waktunya

5. Istirahatkan kembali selama 10 menit

6. Ulangi percobaan, tetapi setengah dari waktu timbul kelelahan lakukan

pemajanan dengan sinar infrared pada otot pembuka mulut, sambil

membuka mulut maksimal, catat waktunya.

Hasil percobaan :

Jenis Kelamin

Orang Coba

Lama Membuka Mulut Secara Maksimal

Waktu Timbul Kelelahan

Perempuan

Waktu maksimal (ex. X menit) 4 menit 39 detik

Istirahat 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari x menit + pemijatan)

8 menit 26 detik

Istirahat 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari x menit + pajanan sinar infra merah)

10 menit 44 detik

7. Gerakan STM pada Beberapa Posisi Kepala

Pengaruh Posisi Kepala Terhadap Gerakan Mandibula (menunduk, menengadah, terlentang, kesamping, dan istirahat)

Prosedur percobaan :

1. Orang coba berada dalam posisi tegak dengan posisi kepala sejajar

dengan lantai

10

Page 11: Daftar Isi TMJ

2. Dalam posisi kepala tegak dan oklusi sentrik, palpasi posisi kondil,

dan beri tanda puncak kondil dan tragus.

3. Ukur jarak puncak kondil dan tragus

4. Instruksikan orang coba untuk duduk tenang

5. Dalam posisi kepala menunduk palpasi puncak kondili dengan posisi

yang baru dengan spidol.

6. Ukurlah jarak puncak kondil dengan tragus yang baru

7. Perhatikan dan catat perubahan gerakan mandibula yang dirasakan

8. Catat jarak pergeseran kondilus

9. Lakukan percobaan ulang seperti butir 1-8 dengan posisi menengadah,

terlentang, miring ke samping.

Hasil percobaan :

Jenis Kelamin Orang Coba

Posisi KepalaJarak kondil-tragus (mm) dan apa

yang dirasakan

Laki-laki

Tegak lurus 18, normal

Menunduk 15, normal

Menengadah 12, normal

Terlentang 11, normal

Kesamping 17, normal

Istirahat 2, normal

11

Page 12: Daftar Isi TMJ

BAB III

PEMBAHASAN

Sendi temporo mandibular merupakan sistem persendian yang

menghubungkan antara mandibula dengan fossa glenoidalis. Sendi ini memegang

peranan penting dalam sistem mastikasi. Secara normal, STM akan bekerja secara

simetris, tanpa hambatan, tidak menimbulkan suara yang abnormal, serta tidak

menimbulkan rasa sakit. Hal ini dikarenakan adanya kerja yang sinergis antara sendi

temporo mandibular dengan otot-otot mastikasi.

1. Pemeriksaan gerakan STM secara palpasi

Pada pemeriksaan gerakan STM secara palpasi, dua orang berjenis

kelamin perempuan dan laki-laki melakukan palpasi dengan jarak 0.5-1 cm di

depan meatus acusticus externus (lubang telinga) kiri dan kanan pada posisi

membuka dan menutup mulut. Palpasi dilakukan secara bergantian. Pada

orang coba pertama (perempuan) dan orang coba kedua (laki-laki). Keduanya

diketahui bahwa gerakan STM simetris. Dalam membuka dan menutup mulut

tidak terjadi hambatan maupun rasa nyeri, gerakan STM normal.

2. Pemeriksaan bunyi STM secara auskultasi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan stetoskop. Dua orang

coba meletakkan stetoskop pada daerah STM, kemudian mendengarkan bunyi

yang timbul saat masing-masing membuka dan menutup mulut. Kemudian

dilakukan pencatatan, apakah ada bunyi krepitasi, clicking, atau popping yang

muncul. Pemeriksaan ini dilakukan secara bergantian, dan hasilnya tidak ada

bunyi krepitasi, clicking, maupun popping yang muncul.

3. Pemeriksaan Gerakan Mandibula.

Pada pemeriksaan kali ini, dua orang coba berjenis kelamin berbeda

melakukan pemeriksaan bergantian dengan cara membuka mulut semaksimal

mungkin. Kemudian dihitung panjang jarak maksimal mandibula dengan

12

Page 13: Daftar Isi TMJ

menggunakan penggaris dan dicatat berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi

pergerakan maksimal mandibula untuk bertahan. Hasil percobaan pada orang

coba pertama (perempuan) memiliki jarak buka maksimal 40 mm, selama 4

menit 14 detik, tanpa disertai rasa sakit. Status pembukaan mandibula

maksimal orang coba tergolong normal karena memiliki jarak buka maksimal

yang cukup serta tanpa disertai adanya rasa sakit. Pada orang coba kedua

(laki-laki) memiliki jarak buka maksimal 53 mm, selama 1 menit 2 detik

tanpa disertai rasa sakit. Status pembukaan maksimal orang coba kedua juga

tergolong normal. Untuk perbedaan waktu antara orang coba pertama dan

kedua, hal tersebut termasuk suatu kerelatifan, tergantung dari seberapa berat

aktivitas yang dilakukan STM orang coba tersebut sebelum melakukan

percobaan. Semakin berat atau intensif kegiatan yang dikenakan pada STM

orang coba sebelum melakukan percobaan menyebabkan ketahanan otot

dalam membuka mulut secara maksimal menjadi menurun, begitu pula

sebaliknya.

Percobaan Pemeriksaan Gerakan Mandibula selanjutnya adalah

mengamati pergerakan kondilus saat mandibula digerakkan ke arah antero-

posterior, lateral, dan koordinasi gerakan. Pada pergerakan ke arah anterior,

kondilus orang coba bergerak ke depan dan ke bawah menuruni eminensia

artikularis. Sedangkan pada gerakan ke arah posterior, kondil dan diskus

artikularis bergerak menuju fossa glenoidalis.

Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi ipsilateral, ke arah sisi

gerakan, akan tetap ditahan dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan,

caput translasional ke depan. Mandibula akan berotasi pada bidang horizontal

di sekitar sumbu vertikal yang tidak melintas melalui caput yang ‘cekat’,

tetapi melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya, caput ipsilateral akan

bergerak sedikit ke lateral, dalam gerakan yang dikenal sebagai gerak Bennett.

Koordinasi gerakan mandibula orang coba, baik pada gerakan antero-

posterior maupun lateral, memiliki koordinasi gerakan yang simetris.

13

Page 14: Daftar Isi TMJ

4. Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut

Pemeriksaan ini dilakukan oleh satu orang coba berjenis kelamin

perempuan. Orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut maksimal

sampai timbul rasa lelah. Didapatkan bahwa rasa lelah timbul pada waktu 4

menit 39 detik. Orang coba diistirahatkan selama 10 menit, kemudian kembali

diinstruksikan untuk membuka mulut sampai timbul rasa lelah. Namun pada

detik ke-35 setelah orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut, operator

melakukan pemijatan pada otot pembuka mulut. Kelelahan baru timbul pada

waktu 8 menit 26 detik. Selanjutnya orang coba kembali diistirahatkan selama

10 menit. Setelah itu, orang coba diinstruksikan untuk melakukan hal yang

sama, yaitu membuka mulut secara maksimal sampai timbul kelelahan. Pada

detik ke-35 dilakukan pemajanan dengan sinar infra-red pada otot pembuka

mulut, dan didapatkan hasil bahwa kelelahan timbul pada waktu 10 menit 44

detik.

Dari percobaan dapat dilihat bahwa setelah pemijatan dan pemaparan

sinar infrared, orang coba memilki waktu timbul kelelahan yang lebih lama.

Hal ini disebabkan karena pemijatan yang dilakukan pada sekitar regio STM

membuat daerah yang dipijat atau ototnya menjadi tidak tegang serta

pembuluh darah melebar sehingga banyak oksigen dari nutrisi yang tersuplai

yang mengurangi kelelahan otot. Pada pemaparan infrared, suhu panas yang

ditimbulkan infrared dapat memperbesar pembuluh darah dan memperbaiki

sirkulasi darah yang mempengaruhi lancarnya suplai oksigen dalam otot serta

nutrisi yang dapat memulihkan kelelahan. Akibatnya otot-otot di regio STM

lebih tahan terhadap timbulnya kelelahan.

5. Gerakan STM pada Beberapa Posisi Kepala (menunduk, menengadah,

terlentang, samping, istirahat).

Pada percobaan ini kami mengamati bagaimana pengaruh kepala

terhadap gerakan mandibula dengan cara mengukur jarak antara kondil

14

Page 15: Daftar Isi TMJ

dengan tragus. Pada posisi kepala tegak lurus jarak kondil dengan tragus

adalah 18 mm, baik pada STM kanan maupun kiri. Pada posisi menunduk 15

mm, menengadah 12 mm, terlentang 11 mm, samping 17 mm, dan istirahat 2

mm.

15

Page 16: Daftar Isi TMJ

BAB IV

KESIMPULAN

Sendi temporo mandibular (STM) merupakan persendian antara processus condylus dengan fossa artikularis ossis temporalis.

Komponen pergerakan STM terdiri dari processsus condylus, fossa artikularis ossis temporalis, diskus artikularis, eminensia artikularis, dan otot-otot mastikasi.

Kelainan pada STM dapat berupa kliking, krepitasi, dan poping.

Bunyi pada sendi terjadi karena adanya perubahan letak, bentuk, dan fungsi

dari komponen sendi temporo-mandibula.

Membuka mulut maksimal dapat menimbulkan nyeri karena sendi temporo-

mandibula mengalami dislokasi, sehingga menimbulkan rasa sakit.

Pemijatan menyebabkan energi meningkat dan otot dapat bekerja lebih lama.

Pemberian infra red akan mengurangi kelelahan yang dirasakan karena sinar

infra red akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler

darah membesar (vasodilatasi).

Posisi kepala saat sedang beristirahat adalah saat dimana antara puncak kondil

dan tragus memiliki jarak yang paling pendek.

16

Page 17: Daftar Isi TMJ

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Ganong WF, 1983. Fisiologi Kedokteran Ed. 10. Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. 2007. Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta: EGC.

Mustiko dipoyono, haryo. 2008. Gangguan nyeri dan bunyi clicking pada sendi

temporomandibula. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.

Parnaadji, R. Rahardyan, drg., M.Kes., Sp.Pros. dkk. 2015. Petunjuk Praktikum

Fisiologi Blok Sistem Stomatognasi I. Jember: Laboratorium Fisiologi FKG

UNEJ.

Pedersen GW. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta : EGC.

Pertes, R.A. and Gross, S.G. 1995. Clinical Management of Temporomandibular

Disorders and Orofacial Pain. Illinois: Quintessence publishing Co, Inc.

17