daftar isi - istn

85

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daftar Isi - ISTN
Page 2: Daftar Isi - ISTN

Daftar Isi 1. Daftar Isi. 2. Kata Pengantar. 3. Bab I : Pendahuluan. 2

a. LandasanPemikiran 2 b. SejarahSingkat 4 c. Visi 5 d. Misi 5 e. Tujuan 6 f. Sasaran 6

4. Bab II : Rangkuman Evaluasi Diri 8 5. Bab III : Analisis Perkembangan Lingkungan Strategis 27 6. Bab IV : Analisis SWOT 37 7. Bab V : Rencana Strategis 42

a. Rangkuman Renstra 2010-2015 42 b. Renstra 2015-2020 46

8. Bab VI : Strategi Pembiayaan. 74 9. Bab VII : Sistem Penjaminan Mutu dan Akreditasi 76 10. Bab VIII : Sistem Monitoring dan Evaluasi 78 11. Bab IX : Penutup 80 Daftar Pustaka.

i

Page 3: Daftar Isi - ISTN

KATA PENGANTAR

Memasuki usianya yang ke 64, Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) dihadapkan pada peluang dan sekaligus tantangan global dengan lingkungan dan tatanan yang terus berubah secara cepat. Globalisasi termasuk dalam bidang pendidikan tinggi, merupakan phenomena yang tidak dapat dihindari. Di dalam masyarakat masa depan, ilmu pengetahuan dan teknologi diyakini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan peluang serta tantangan yang memerlukan tanggapan cepat dan Strategis.

Rencana Strategis (Renstra) ini merupakan kesinambungan dari Rencana Strategis (Renstra) ISTN 2010-2015, sekaligus merupakan turunan dari Rencana Induk Pengembangan (RIP) 2007-2017 yang telah disyahkan oleh Senat Institut. Renstra ini memuat kegiatan-kegiatan riil dan logis untuk mengatasi permasalahan yang terpetakan dari hasil analisis SWOT, yang menggambaran Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan, serta sejumlah kegiatan yang dimaksudkan untuk membangun Institut yang menyangkut peningkatan dan pengembangan mutu dan kuantitas yang mampu dilaksanakan dengan sumberdaya yang ada dalam mencapai target sasaran hingga 2020, yang dilengkapi strategi pencapaian pada setiap setiap tahunnya.

Renstra ini merupakan bagian dari pedoman kerja pada setiap unit kerja yang ada di lingkungan Institut, oleh karena itu program di dalam Renstra ini juga merupakan akumulasi dari program yang beberapa hal atau seluruhnya tidak tercapai selama kurun waktu 2015, yang selanjutnya kondisi tersebut merupakan baseline dalam penetapan program untuk tahun berikutnya sampai 2020. Penyusunan program di dalam Renstra ini mengacu kepada isu-isu strategis yang berkembang pada Renstra ini disusun, yang secara garis besar menyangkut tujuh standar yaitu: (1) Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian (2) Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, (3) Mahasiswa dan lulusan, (4) Sumber daya manusia, (5) Kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik, (6) Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta Sistem Informasi, dan (7) Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama.

Secara umum standar ini selaras dengan Standar Nasional Pendidikan dan Standar yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Dengan tersusunnya Renstra ini, maka arah pengembangan Institut, Fakultas, Program Studi, Lembaga dan semua unit kerja yang berada di lingkungan Institut, terintegrasi dalam Renstra ini. Oleh karena itu, dengan tersusunnya Renstra 2015-2020 ini diharapkan dapat menjadi arah dalam pembangunan dan pengembangan ISTN tahun 2015-2020 yang lebih berkualitas. Mudah-mudahan Renstra ini menjadi komitmen bersama bagi segenap civitas akademika sehingga dapat mengangkat derajat dan peran ISTN dalam berkontribusi pada pembangunan Bangsa dan Negara yang kita cintai ini.

ii

Page 4: Daftar Isi - ISTN

Teriring rasa syukur yang teramat dalam pada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas tersusunnya Naskah Renstra 2015-2020 ini, terima kasih kepada semua anggota Senat Institut, pimpinan Institut dan semua pemangku kepentingan yang telah memberikan masukan hingga ditetapkannya naskah ini.

Semoga Allah SWT selalu meridloi seluruh upaya kita, untuk mewujudkan ISTN sebagai Perguruan Tinggi yang berdaya saing tinggi, Sehat, Sustain, Unggul dan Sejahtera. Aamiin. Jakarta, Desember 2014 Rektor ISTN Prof. Ir. Agus Priyono, PhD

iii

Page 5: Daftar Isi - ISTN

Keputusan Senat Institut Sains dan Teknologi Nasional

Nomor: 51/01.1-A/XII/2014 Tentang

Rencana Strategis Institut Sains dan Teknologi Nasional Tahun 2015-2020

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Senat Institut Sains dan Teknologi Nasional, di Jakarta: Menimbang: a. bahwa Rencana strategis (Renstra) adalah merupakan rencana jangka

panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke arah mana institusi akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan;

b. bahwa Renstra juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan institusi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut;

c. bahwa Renstra adalah upaya untuk memberikan landasan dan arah bagi program kerja yang secara umum menjadi indikator capaian kerja untuk periode lima tahun mendatang

d. bahwa keberadaan Renstra dalam suatu Institusi mempunyai peran pentingnya antara lain memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk perencanaan lainnya yang harus diambil, dan akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya;

e. bahwa Keberadaan Renstra merupakan salah satu dokumen pokok/utama yang harus ada pada saat mengajukan permohonan ijin mendirikan perguruan tinggi, mengajukan ijin pembukaan program studi, mengajukan proposal hibah kompetisi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ataupun instansi lainnya, serta mengajukan Akreditasi Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi;

f. bahwa keberadaan Renstra Institut dimaksudkan untuk menjamin kesinambungan kegiatan/program menuju pencapaian tujuan serta keberlanjutan Institut, dan menyiapkan suatu kerangka kerja yang konsekuen dan berurutan bagi pertumbuhan dan pengembangan Institut;

g. bahwa Renstra Institut yang ada adalah Renstra 2010-2015 yang keberadaannya akan segera berakhir, maka perlu disusun Renstra Institut 2015-2020, dan menetapkannya dalam keputusan Senat.

Mengingat: 1. Undang-Undang nomor: 20 tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang nomor: 14 tahun 2005, tentang Guru dan

Dosen; 3. Undang-Undang nomor: 12 tahun 2012, tentang Pendidikan

Tinggi; 4. Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 2010, tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor: 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan;

1

Page 6: Daftar Isi - ISTN

5. Peraturan Pemerintah nomor: 32 Tahun 2013, tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor: 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 4 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 49 Tahun 2014, Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nonor 50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 83 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Kompetensi

10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor: 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya;

11. Statuta Institut Sains dan Teknologi Nasional Tahun 2011; 12. Keputusan Pengurus Yayasan Perguruan “Cikini” No:

A.03/078/IX/2011, tanggal 1 September 2011, tentang pengangkatan Rektor;

Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Senat Institut Sains dan Teknologi Nasional tanggal 14-15 Nopember 2014

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Rencana Strategis (Renstra) Institut Sains dan Teknologi Nasional 2015-2020, yang bunyi ketetapannya sebagai berikut:

Bab I

Pendahuluan Pasal 1

(1) Landasan Pemikiran

Penyelenggaraan pendidikan tinggi merupakan sebuah ikhtiar mulia untuk menyiapkan generasi muda agar memiliki akhlak mulia, kompetensi akademik dan intelektual yang unggul serta membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang handal dan berdaya saing tinggi di masa depan. Dengan posisi strategis ini, Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) sebagai perguruan tinggi diharapkan senantiasa mengembangkan diri, menjaga relevansinya bagi kebutuhan pembangunan nasional, dan meningkatkan kontribusinya bagi kehidupan sosial secara umum. Dengan demikian, ISTN dituntut agar menyusun berbagai strategi, program dan kegiatan guna pencapaian tujuan tersebut. Pada puncaknya, ISTN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita dan amanat nasional, yakni Indonesia yang cerdas, adil, makmur, dan sejahtera. Hal ini selaras dengan tujuan penyelenggaraa

2

Page 7: Daftar Isi - ISTN

ISTN, yaitu: menghasilkan ilmuwan dan ahli di bidang Sains dan Teknologi yang berperikemanusiaan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional, kreatif dan inovatif, berkemampuan manajerial, mandiri, berdaya saing tinggi, berjiwa kewirausahaan, menjunjung tinggi rasa kekeluargaan dan ikut serta mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI 1945. Enam puluh empat tahun perjalanan ISTN mengemban mandat dan cita-cita pendidikan nasional, telah menghadapkan ISTN pada tantangan yang beragam dam kompleks. Sejak awal berdirinya hingga saat ini, ISTN tetap konsisten mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Sains dan Teknologi. Seiring dengan berjalannya waktu, bersamaan dengan dinamika perubahan paradigma kehidupan yang semakin dinamis, kompleks dan didukung keterbukaan komunikasi yang mendunia, tantangan yang dihadapi ISTN untuk tetap pada posisi dan perannya di masyarakat nasional dan global, yang menuntut kepeloporan dalam perubahan-perubahan yang cerdas dan inovatif. Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan pandangan yang visioner, didukung kemampuan merumuskan langkah-langkah strategis. Langkah strategis tersebut dikehendaki menjadi keyakinan bersama oleh semua pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan menuju pencapaian visi jangka panjang. Selanjutnya rencana strategis dibuat dengan cermat dan tepat. Pada awal pertumbuhannya, ISTN dihadapkan pada persoalan dan tantangan skala nasional, namun kini, era global telah membawa ISTN ke dalam kompetisi dan kemitraan internasional. Dengan kata lain, bila pada masa sebelumnya ISTN dihadapkan pada persoalan di dalam skala nasional kini telah berkembang dan tumbuh dalam spektrum yang melebar ke tingkat global. ISTN memandang setiap persoalan dan tantangan yang dihadapi, baik dalam skala nasional maupun internasional, sebagai sumber energi dan motivasi untuk tumbuh dan berkembang menjadi perguruan tinggi yang sehat dalam segi tata kelola, unggul dalam segi kompetensi, sekaligus mendorong terciptanya kesejahteraan publik dalam segi peran dan kontribusi sosialnya. Perubahan lingkup persoalan dan tantangan yang dihadapi, tentu saja memberikan konsekuensi bagi ISTN; yakni bahwa ISTN tidak saja diharapkan untuk berperan aktif dan memberikan kontribusinya pada skala nasional tetapi juga pada skala internasional. Menghadapi kondisi tersebut ISTN perlu mempersiapkan diri secara mantap dengan membuat Rencana Strategi (Renstra) untuk mempersiapkan tantangan masa depan. Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan lima tahunan ISTN yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan strategi pengembangan yang disusun sesuai dengan sistematika tertentu, serta berpedoman pada sistem perencanaan dan penganggaran, serta sumber pendanaan dengan mempertimbangkan aspek aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi dan mungkin akan mempengaruhi keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan. Walau Renstra bersifat umum, namun diharapkan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan rencana-rencana strategi pada tingkat Fakultas, lembaga, Program Studi dan unit kerja lainnya di lingkungan Institut. Tujuan penyusunan Renstra ini adalah untuk menakar dan memanfaatkan kekuatan yang ada, sehingga mampu memanfaatkan dan meraih peluang dalam situasi

3

Page 8: Daftar Isi - ISTN

persaingan global. Rencana strategi ini dimaksudkan: (1) Sebagai dasar pengembangan Institut, Fakultas, Lembaga, Program Studi dan seluruh unit kerja di lingkungan Institut; (2) Sebagai cermin eksistensi ISTN; (3) Merupakan dasar evaluasi yang dihadapi untuk pembuatan atau penyempurnaan rencana strategi selanjutnya; (4) Sebagai skenario realistik yang disusun berdasarkan pengalaman, kondisi saat ini serta analisis situasi terhadap semua sumber daya dalam proyeksi lima tahun mendatang, sehingga dapat diimplementasikan untuk menyusun langkah pengembangan menuju Institut yang handal dan berdaya saing tinggi dalam menghasilkan lulusan dengan pribadi yang luhur dan tangguh.

(2) Sejarah Singkat Institut Sains dan Teknologi Nasional yang disingkat ISTN didirikan pada tanggal 5 Desember 1950 dalam bentuk Akademi Teknik Nasional yang disingkat ATN, diprakarsai oleh Prof. Dr. Ir. R Roosseno dan kawan-kawan, antara lain Ir. Oerip Djojosantoso dan Ir. Pramoedji. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta dalam Bidang Teknik satu-satunya di Jakarta pada masa itu, ATN bertujuan meningkatkan kemampuan pengetahuan, wawasan dan kualitas para teknisi menengah Indonesia supaya dapat mengambil alih kepemimpinan bidang teknik dari para teknisi Belanda. Sebagai Badan Penyelenggara ATN pada waktu itu adalah Yayasan Akademi Teknik Nasional, yang dalam perjalanannya kemudian mengintergrasikan pada Yayasan Perguruan Cikini. Pada saat didirikan ATN mempunyai jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Elektro, yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah peserta dan setelah melalui tahapan perkembangannya, pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada ATN dengan memberikan status “Disamakan” seperti Perguruan Tinggi Negeri, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 72270/Kab. ATN tanggal 22 Nopember 1955, dan kepada para lulusannya diberikan gelar “Bachelor of Engineering” yang disingkat B.E. Dengan semakin banyaknya jumlah lulusan ATN, dan tuntutan kebutuhan masyarakat akan Sarjana Teknik yang berkualitas, sekaligus untuk memberi kesempatan bagi para lulusan ATN dalam memperluas pengetahuan mereka sampai tingkat sarjana, maka pada tanggal 17 Oktober 1964, ATN mengembangkan dirinya dengan mendirikan Perguruan Tinggi Teknik Nasional yang disingkat PTTN, yang selanjutnya ATN berubah bentuk menjadi Akademi Teknik Nasional/Perguruan Tinggi Teknik Nasional yang disingkat ATN/PTTN. Kemudian setelah melewati pembahasan dan diskusi yang dilakukan, baik intern ATN/PTTN maupun dengan pemerintah, maka pada tanggal 1 September 1965 nama ATN/PTTN mengalami perubahan menjadi Akademi Teknik Nasional/Sekolah Tinggi Teknik Nasional yang disingkat ATN/STTN, dengan program Sarjana Muda (BE) dengan status “Disamakan”, dan program Sarjana dengan status “Terdaftar”. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan pembangunan pada masa itu, setelah melalui masa evaluasi aktif dari pemerintah, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No: 013/0/1980 tanggal 29 Januari 1980, ATN diintegrasikan ke dalam STTN, sehingga resmi dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTN). Dalam keputusan itu STTN menyelenggarakan

4

Page 9: Daftar Isi - ISTN

jenjang Sarjana Muda dengan status “Disamakan” dan jenjang Sarjana dengan status “Diakui”. Pada tahun akademik 1982/1983 STTN membuka Program Studi Matematika dan Program Studi Fisika, dengan Ijin Operasional No: 01/S/Tahun 1983 tertanggal 7 Juli 1983, kemudian tahun akademik 1983/1984 membuka lagi Program Studi Arsitektur dan Program Studi Farmasi. Tiga tahun kemudian berdirilah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bersamaan dengan perubahan bentuk dan nama lembaga dari Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTN) menjadi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) sesuai dengan Surat Keputusan Mendikbud No: 0331/0/1985 dan No: 0333/0/1985 tertanggal 27 Juli 1985. Surat keputusan tersebut disampaikannya bersamaan dengan dengan upacara Wisuda Sarjana dan Sarjana Muda, pada tanggal 1 Agustus 1985 yang dihadiri oleh koordinator Kopertis Wilayah III. Pada saat itu Prof. dr. H. Buzra Zahir menyatakan bahwa STTN telah berubah bentuk dan nama menjadi Institut Sains Teknologi Nasional yang disingkat ISTN. Program Studi Matematika, Fisika dan Farmasi berada di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, sesuai dengan perubahan kelembagaan dari bentuk Sekolah Tinggi menjadi Institut, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Mendikbud No: 0331/0/1985 dan No: 0333/0/1985 tertanggal 27 Juli 1985. FMIPA-ISTN pada tahun akademik 2000/2001 telah membuka program baru, yaitu program Profesi Apoteker di Jurusan Farmasi melalui surat Persetujuan Koordinator Kopertis Wilayah III DKI Jakarta No: 948/K.O/IV/2001 tentang Kurikulum operasional Jenjang Pendidikan Program Profesi Apoteker. Selanjutnya pada tahun 1998 dan 1999 secara berturut-turut menyelenggarakan pendidikan Sekolah Pascasarjana, yaitu Magister Teknik Mesin, Magister Teknik Elektro, dan Magister Teknik Industri, yang penyelenggaraannya dilaksanakan di kampus Duren Tiga. Kemudian pada tahun 2004 dibuka Program Studi Sistem Informasi dan Teknik Informatika yang diintergrasikan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Program Studi Arsitektur Lanskap yang diintegrasikan pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

(3) Visi Visi Institut Sains dan Teknologi Nasional adalah “Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Yang Unggul dan Berdaya Saing Tinggi dalam Bidang Sains dan Teknologi, Berbasis Riset dan Inovasi, di Era Global pada 2025”

(4) Misi Misi Institut Sains dan Teknologi Nasional adalah:

1) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi bidang sains dan teknologi berbasis riset dan inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa;

2) Meningkatkan kualitas riset dan inovasi serta melakukan publikasi sebagai upaya pengembangan sains dan teknologi dengan mengedepankan tata nilai, etika, norma dan budaya;

3) Meningkatkan kualitas pengabdian kepada masyarakat sebagai upaya penerapan dan pengembangan sains dan teknologi berbasis riset unggulan serta inovasi;

5

Page 10: Daftar Isi - ISTN

4) Meningkatkan kualitas tata kelola, profesionalitas, kapabilitas, akuntabilitas dan kemandirian penyelenggaraan perguruan tinggi.

(5) Tujuan

Tujuan Institut Sains dan Teknologi Nasional adalah: 1) Menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas, berakhlak mulia, beretika,

kompeten dan berdaya saing tinggi serta mampu mengembangkan sains dan teknologi, baik di tingkat nasional maupun internasional berdasarkan moral agama.

2) Menghasilkan penelitian unggulan dan inovasi yang mendorong pengembangan sains dan teknologi, dalam skala nasional maupun internasional;

3) Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka membantu memberdayakan mereka agar mampu menyelesaikan masalah secara cerdas, mandiri dan berkelanjutan;

4) Mewujudkan kemandirian Institusi yang adaptif, kreatif, proaktif dan berkualitas terhadap tuntutan perkembangan zaman yang berdampak terhadap kemandirian dan daya saing bangsa.

(6) Sasaran Sasaran Institut Sains dan Teknologi Nasional adalah: 1) Meningkatnya kualitas akademik lulusan yang tercermin pada ketepatan

penyelesaian studi, indeks prestasi komulatif dan lama masa tunggu kerja; 2) Terserapnya semua lulusan di dunia kerja dan industri; 3) Termanfaatkannya hasil penelitian ISTN di Masyarakat; 4) Meningkatnya jumlah penelitian yang dihasilkan ISTN; 5) Diperolehnya paten dan Hak Kekayaan Intelektual lainnya oleh para Sivitas

Akademika dan tenaga kependidikan ISTN; 6) Meningkatnya jumlah karya ilmiah yang diterbitkan pada jurnal terakreditasi

tingkat nasional dan internasional; 7) Meningkatnya jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan

ISTN; 8) Meningkatnya kepercayaan stakeholder terhadap ISTN; 9) Meningkatnya jumlah peminat pada semua program studi; 10) Meningkatnya kualitas sistem informasi manajemen di ISTN; 11) Meningkatnya kesejahteraan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 12) Terselenggaranya sistem tata kelola yang kredibel, akuntabel, transparan,

bertanggung jawab dan adil; 13) Tercapainya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana-prasarana pendidikan; 14) Tercapainya rasio jumlah tenaga pendidik dan mahasiswa pada semua program

Studi; 15) Meningkatnya kualitas pengelolaan dan pelaksanaan pelaporan PDPT pada setiap

semesternya.

6

Page 11: Daftar Isi - ISTN

(7) Posisi Renstra Posisi Renstra Institut Sains dan Teknologi Nasional 2015-2020 dengan program tahunan merupakan satu kesatuan yang utuh sebagaimana ditunjukkan pada gambar-1.

Gambar-1: Posisi Renstra ISTN 2015-2020 dan Rencana Kerja dengan Rencana Anggaran Tahunan

Kondisi Saat ini

Cara mencapai Kondisi yang diharapkan

Kondisi Diharapkan

ISU STRATEGIS

VISI MISI

Analisis SWOT

Arah Pengembangan

ISTN 2015

Strategi Pengembangan

ISTN 2015-2020

• Strategi Pendanaan

• Sistem Penjaminan Mutu

• Sistem Monitoring

PROGRAM-SUB

PROGRAM

SASARAN

TUJUAN

INDIKATOR KINERJA DAN

TARGET

RENSTRA ISTN

2015-2020

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

7

Page 12: Daftar Isi - ISTN

BAB II RANGKUMAN EVALUASI DIRI

Pasal 2 (1) Pengantar Evaluasi Diri

Situasi perguruan tinggi saat ini tidak terlepas dari dinamika kompetisi antar perguruan tinggi, globalisasi dan lapangan kerja yang menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat diterima di dunia kerja. Namun dalam situasi seperti sekarang ini, akibat situasi krisis ekonomi yang belum berakhir, dan pertumbuhan perguruan tinggi di Indonesia yang semakin banyak, dan adanya perguruan tinggi asing yang telah beroperasi di Indonesia, serta adanya perubahan paradigma pendidikan tinggi, maka dibutuhkan sejumlah agenda untuk melakukan langkah langkah strategis guna memperkuat beroperasinya perguruan tinggi, sehingga tetap mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain. Untuk maksud tersebut, maka sebelum menetapkan langkah langkah strategis tersebut dilakukan langkah awal, yaitu melakukan evaluasi diri terhadap institusi, yang selanjutnya dirumuskan dalam bentuk laporan evaluasi diri.

Rangkuman ini merupakan rangkuman hasil evaluasi diri tingkat Institut, oleh tim yang dibentuk berdasar keputusan Rektor No: 95/01.1-A/I/2014, dilakukan terhadap semua kinerja Institut, yang didukung dengan data dan dokumen serta informasi yang mencerminkan kinerja Institut. Unit-unit tersebut adalah seluruh unit kerja yang ada di lingkungan Institut, meliputi Biro Akademik, Biro Kemahasiswaan, Biro Keuangan, Biro Pengembangan Sumber Daya, Perpustakaan, Sekertariat Institut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Badan Penjaminan Mutu serta Fakultas dan Program Studi yang ada di lingkungan Institut. Selain menghimpun data dan informasi dari semua unit kerja, juga dihimpun data dan informasi dari Mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak menduduki posisi struktural, yang dimanfaatkan untuk melengkapi informasi dan data yang diperoleh dari jajaran struktural, yang selanjutnya dihimpun dan diolah oleh tim yang telah dibentuk.

Selanjutnya dengan menggunakan metode analisis SWOT, hasil pengumpulan data dan informasi tersebut dipakai untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi Institut ke depan, kemudian hasil analisis ini dipakai untuk menetapkan kebijakan pengembangan Institut, dirumuskan dalam bentuk rencana strategis maupun rencana operasional dalam program kerja tahunan.

(2) Hasil-hasil evaluasi diri meliputi:

1. Memasuki usia yang ke-64 pada tahun 2014, saat ini ISTN bersaing dengan lebih dari 3.000 perguruan tinggi di seluruh indonesia, yang terdiri sekitar 83 PTN dan sekitar 2.933 PTS yang tersebar ke seluruh wilayah di Indonesia. Berdasarkan bentuknya, perguruan tinggi di Indonesia terdiri atas 460 Universitas, 1.306 Sekolah Tinggi, 162 Politeknik, 54 Institut dan 1.034 akademi. Keberadaan perguruan tinggi dengan berbagai macam bentuknya telah menyebar ke 33 provinsi dan 300

8

Page 13: Daftar Isi - ISTN

kota/kabupaten seluruh Indonesia. Lima kota yang paling banyak perguruan tingginya adalah Medan (157 PT), Bandung (130 PT), Makasar (112 PT), Jakarta Selatan (104 PT), dan Jakarta Timur (94 PT). Sebagai perguruan tinggi swasta di Jakarta, ISTN saat ini bersaing diantara 328 PTS di seluruh wilayah Jakarta, dan belum termasuk Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) serta Perguruan Tinggi Asing (PTA) yang telah masuk ke Indonesia. Dengan demikian, maka situasi ”kompetisi” antar perguruan tinggi semakin ketat. Misalnya dari aspek input Mahasiswa baru, rata-rata per tahun jumlah anak kelas III SMA dan SMK sebagai calon Mahasiswa nampaknya tidak sebanding dengan jumlah perguruan tinggi, baik di tingkat nasional maupun di tingkat lokal Jakarta. Dari berbagai sumber data, bahwa rata-rata jumlah siswa-siswi SMA dan SMK kelas tiga adalah sekitar 1.705.000 orang, apabila dibagi jumlah perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia, yaitu lebih dari 3000 perguruan tinggi, maka tiap perguruan tinggi akan memperoleh Mahasiswa baru tiap tahun dengan rerata sekitar 500 orang. Dan apabila diambil pada skala lokal Jakarta, dengan jumlah murid SMA/SMK kelas tiga sekitar 104.500 orang, apabila dibagi dengan jumlah perguruan tinggi yang ada, maka tiap perguruan tinggi akan memperoleh Mahasiswa baru dengan rerata sekitar 325 orang. Angka ini akan berkurang karena adanya sejumlah lulusan SMA/SMK yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dengan berbagai alasan, dan jumlahnya diperkirakan di 20 %.

Hal ini nampaknya relevan dengan jumlah Mahasiswa baru reguler yang diterima ISTN paling tidak dalam lima tahun terakhir, yang cenderung belum maksimal. Kondisi ini merupakan kondisi yang kurang menguntungkan untuk perguruan tinggi swasta seperti ISTN, yang setiap tahun menetapkan target penerimaan Mahasiswa baru sampai 800 orang. Akibat target yang belum tercapai ini, maka jumlah total Mahasiswa mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan era tahun 1990-2000. Pada sisi lain, proses pendidikan di ISTN berjalan normal, dan setiap semester dapat menyelenggarakan wisuda lulusan dengan jumlah rata-rata 250 orang lulusan. Kondisi ini tentunya kurang menguntungkan, karena sebagai suatu perguruan tinggi swasta yang seluruh biaya operasionalnya bersumber pada penerimaan uang kuliah (tuition fee) yang berasal dari Mahasiswa. Berdasarkan perhitungan, Break Even Point operasional ISTN akan tercapai bila jumlah student-body sekitar 4.500 orang. Dengan jumlah Mahasiswa baru yang diterima belum mencapai target, sedangkan jumlah lulusan relatif stabil maka produktivitas lulusan ISTN tidak menurun, tetapi besarnya student-body ISTN cenderung berkurang sehingga keberadaannya di bawah tingkat Break Even Pointnya. Kondisi ini harus mendapat perhatian serius, karena apabila tidak segera dilakukan upaya perbaikan, dikhawatirkan akan semakin memperburuk kondisi ISTN. Dengan kemampuan beroperasi dalam keadaan yang "dasar" saja, maka biaya perawatan sarana dan peralatan/laboratorium serta biaya pengembangan sangat minimal. Apabila hal ini tidak segera dilakukan peningkatan dan perbaikan, maka secara perlahan dan pasti semua sarana pendidikan akan rusak atau tak dapat digunakan lagi, yang mengakibatkan proses pendidikan akan sulit berlangsung. Sehubungan dengan hal itu, maka segera dilakukan upaya memperbaiki keadaan dengan melakukan evaluasi diri terhadap faktor internal dan eksternal, dan selanjutnya melakukan langkah-langkah perbaikan secara bertahap dan simultan,

9

Page 14: Daftar Isi - ISTN

meliputi semua aspek yang berhubungan langsung maupun tak langsung yang diharapkan dapat mempercepat peningkatan jumlah Mahasiswa baru yang masuk, dan selanjutnya jumlah student body meningkat.

Langkah kongkrit yang telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah peminat sekaligus student body, diantaranya adalah: (1) Mengoptimalkan Direktorat Pemasaran dan Komunikasi Publik; (2) Melakukan kegiatan pengenalan langsung kepada calon Mahasiswa, antara lain dengan melakukan presentasi pada sejumlah SMA dan SMK di kawasan DKI, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok (Jabodetabek) dan beberapa kota di luar Jawa; (2) Menyelenggarakan pameran pendidikan di beberapa tempat, yaitu dengan menampilkan berbagai produk yang telah dihasilkan ISTN; (3) Memasang iklan pada berbagai media cetak lokal maupun nasional; (4) Memberikan beasiswa kepada sejumlah lulusan SMA/SMK yang berpotensi akademik baik tetapi terkendala secara ekonomi pada semua Program Studi; (5) Memberikan beasiswa penuh pada Program Studi Matematika, Fisika, dan Teknik Industri; (6) Melakukan kerjasama dengan sejumlah instansi pemerintah dan swasta; (7) Melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI; dan (8) Melakukan kerjasama dengan beberapa kepala SMA/SMK di wilayah Jabodetabek.

Upaya lain untuk menambah student body juga dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada para karyawan dari berbagai Instansi/perusahaan yang mempunyai latar belakang pendidikan program Diploma Tiga (D3)/Politeknik dari berbagai perguruan tinggi untuk melanjutkan ke jenjang S1 pada salah satu Program Studi yang di ISTN, dengan ketentuan Program Studinya harus sama atau relevan dengan Program Studi yang ada di ISTN. Oleh karena itu, disamping menerima Mahasiswa baru dari lulusan SMA/SMK, juga menerima Mahasiswa melanjutkan/ transfer dari mereka yang telah mempunyai latar belakang pendidikan program Diploma Tiga (D3)/Politeknik dengan Program Studi yang relevan pada Program Studi yang ada di ISTN. Upaya ofensif ini akan terus dilakukan dengan mengemas informasi tentang semua Program Studi yang ada di ISTN sehingga dapat meningkatkan citra positif, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan jumlah peminat masuk ke semua Program Studi yang ada di ISTN.

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang pemasaran dan komunikasi publik saat ini antara lain adalah: (1) Belum maksimalnya sosialisasi langsung kepada para siswa-siswi kelas 3 SMA/SMK pada sejumlah SMA/SMK yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya; (2) Terbatasnya dana untuk kegiatan pemasaran dan komunikasi publik; (3) Belum ”sepahamnya” pemahaman ”belanja dan investasi” dalam bidang marketing; (4) Belum optimalnya internal marketing di kalangan sivitas akademika; (5) Belum adanya instrumen marketing secara lengkap; (6) Belum terimplementasinya perluasan skema penerimaan Mahasiswa baru; (7) Belum tertibnya administrasi akademik dalam bidang penerimaan Mahasiswa baru; (8) Belum maksimalnya layanan proses penyetaraan Mahasiswa transfer/pindahan.

2. Sebagai perguruan tinggi swasta, ISTN berupaya menjadi pusat unggulan dan

institusi yang cerdas. Sebagai perguruan tinggi bidang sains dan teknologi, ISTN selalu berupaya meningkatkan kualitas sivitas akademikanya, antara lain dengan

10

Page 15: Daftar Isi - ISTN

menyelenggarakan kegiatan penelitian, berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan, rekayasa teknologi, kebijakan publik, dan berbagai inovasi yang berguna bagi bangsa dan Negara. Oleh karena itu, ISTN selalu berupaya bekerja dalam lingkungan akademik yang sehat dan ditopang oleh kejujuran ilmiah. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kegiatan ilmiah telah diupayakan langkah pencerahan bagi para Dosen dalam menulis artikel ilmiah, menulis buka ajar, menyusun proposal penelitian, menulis karya ilmiah, menyusun proposal kegiatan pengabdian kepada masyarakat, menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, serta kiat mencari dan menelusuri pustaka ilmiah melalui internet. Untuk memperluas skema pendanaan dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, juga telah dilakukaan sosialisasi berbagai jenis peluang yang ada untuk memperluas skema pendanaan, antara lain melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Ditjen Dikti. Untuk menyalurkan hasil karya tulis ilmiah para Dosen telah diterbitkan pada Jurnal ilmiah, baik yang diterbitkan di tingkat Institut maupun Program Studi, walaupun belum semua Program Studi mempunyai jurnal sendiri. Selain dari pada itu, ada sejumlah Jurnal ilmiah dari perguruan tinggi lain yang merupakan mitra dari Dosen-Dosen ISTN untuk menerbitkan karya ilmiahnya.

Dalam bidang penelusuran pustaka ilmiah melalui internet juga telah diadakan fasilitasnya, sehingga layanan informasi dan penelusuran pustaka melalui internet sudah bisa dilakukan, namun kondisinya masih membutuhkan penguatan infrastruktur, yang selanjutnya masih membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi.

3. Sebagai suatu perguruan tinggi bidang sains dan teknologi yang sudah cukup

berpengalaman, secara teknis pelaksanaan proses belajar-mengajar saat ini tetap berjalan cukup baik. Perkuliahan, praktikum dan ujian-ujian berjalan lancar dan sesuai dengan jadwal kalender akademik. Produktivitas akademik juga cukup baik, sehingga jumlah lulusannya setiap tahun relatif banya. Secara keseluruhan jumlah lulusan yang dihasilkan telah lebih dari 30.000 orang dan alumninya yang telah berkarya di berbagai sektor dan bidang, baik swasta maupun pemerintah, yang tersebar di walayah nusantara, bahkan manca negara. Para lulusan umumnya mempunyai masa studi relatif tepat waktu, antara 4-6 tahun, dengan masa tunggu kerja antara 3-6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pendidikan di ISTN berjalan cukup baik dan menghasilkan lulusan yang cukup baik, karena umumnya lulusan dapat langsung terserap di dunia kerja. Namun demikian ada sejumlah masalah yang perlu dicermati, yaitu: (1) Tracer study masih menjadi masalah tersendiri, karena keberadaan semua alumni setiap angkatan hingga tahun 2014 belum terdata secara baik; dan (2) Belum mempunyai Program Studi yang bisa diunggulkan secara global.

4. Sumber daya yang dimiliki juga cukup memadai, selain mempunyai lahan kampus

yang cukup luas, yaitu sekitar 12 ha, juga mempunyai sarana bangunan gedung dan peralatan pendidikan yang relatif lengkap, walaupun kondisinya sudah relatif lama,

11

Page 16: Daftar Isi - ISTN

namun didukung tenaga pengajar tetap untuk setiap Program Studi yang cukup, dengan latar pendidikan rata-rata S2, bahkan dengan kepangkatan akademik yang memadai. Masalah yang dihadapi saat ini adalah dalam hal: (1) Perawatan dan perbaikan aset keseluruhan sering terkendala dengan terbatasnya tenaga maupun dana; (2) Kondisi peralatan pembelajaran yang relatif lama; (3) Kondisi peralatan laboratorium yang relatif lama; (4) Terkendalanya pengadaan peralatan laboratorium dan pembelajaran; (5) Kaderisasi dan pembinaan tenaga pendidik pada masing-masing Program Studi belum berlangsung; (6) Kaderisasi dan pembinaan tenaga kependidikan sesuai kompetensi (administrasi, laboran, teknisi, pustakawan, auditor, programer, akutansi, sekurity, toolman, operator) belum berjalan.

5. Sebagai bentuk upaya meningkatkan mutu pendidikan, telah dilakukan pelaksanaan

penjaminan mutu akademik, dengan dibentuknya unit Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI) yang langsung dibawah Rektor. Sejumlah kebijakan, pedoman, panduan, peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu di lingkungan Institut telah dibuat, dan dilengkapi dengan sejumlah Prosedur Operasi Standar (POS). Selain itu, telah dilakukan beberapa kali lokakarya dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal, serta rapat koordinasi dalam bidang Sistem Penjaminan Mutu Internal. Namun demikian, untuk dapat melaksanakan sistem penjaminan mutu secara baik dan benar, masih harus dilakukan penyempurnaannya, antara lain berbagai bentuk kegiatan dan sosialisasi internal dengan maksud: (1) Berfungsinya sistem penjaminan mutu yang efektif, efisien dan produktif, (2) Berfungsinya kebijakan dan sasaran mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi, (3) Berfungsinya sistem rekaman data yang diolah menjadi informasi untuk memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang diperlukan serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang melakukan tindakan perbaikan; (4) Terbangunnya sistem dan budaya mutu di kalangan sivitas akademika Institut; (5) Terselenggaranya monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan Institut.

6. Dari hasil evaluasi diri terhadap kapasitas institusi ini, proses pembelajaran dan mutu

layanan telah diidentifikasi permasalahan yang dihadapi ISTN yaitu: (1) Kondisi bangunan yang relatif lama yang membutuhkan peremajaan, perawatan dan penataan lansekap, (2) Masih lemahnya pelaksanaan manajemen keuangan dan manajemen sumberdaya, (3) Masih terbatasnya fasilitas dan sarana pembelajaran modern, (4) Masih terbatasnya SDM yang menguasai implementasi KBK, (5) Keberadaan sarana laboratorium yang sudah cukup lama, sehingga akurasinya tidak maksimal (6) Masih terbatasnya sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi, (7) Belum optimalnya kaderisasi tenaga pendidik dan kependidikan, (8) Suasana akademik yang harus ditingkatkan, (9) Belum mempunyai Program Studi yang diunggulkan secara nasional, (10) Masih rendahnya produktivitas dalam kegiatan penelitian, dan (11) Belum berjalannya sistem penjaminan mutu secara efektif.

12

Page 17: Daftar Isi - ISTN

7. Dari hasil evaluasi diri terhadap peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi Program Studi diidentifikasi permasalahan yaitu dengan telah tersusunnya kurikulum 2012 pada semua Program Studi, didapat sejumlah masalah antara lain: (1) Masih dibutuhkan langkah sosialisasi ke semua stakeholder, serta diperlukannya langkah strategis lebih lanjut untuk memantapkan pelaksanaan KBK, (2) Terbatasnya jumlah Dosen yang berwawasan SCL, (3) Terbatasnya sarana prasarana pendukung SCL, meliputi media pembelajaran dan kepustakaan.

8. Dalam hal tata kelola organisasi telah terbentuk dan mampu berfungsi khususnya

dalam pendistribusian pekerjaan ke dalam unit dan staf yang telah ditunjuk sesuai tugas pokok dan fungsinya, sehingga semua roda organisasi berputar secara sinergi dan kompak menurut ”firing order” yang telah ditetapkan. Namun dengan adanya paradigma baru pengelolaan perguruan tinggi, dalam implementasinya banyak simpul yang sering kali timbul kendala akibat kurang pahamnya pejabat yang ditunjuk karena adanya perkembangan organisasi. Selain itu masalah pengarsipan dan pelaporan masih memerlukan perhatian, sehingga bila terjadi penggantian pejabat struktural tidak akan terjadi stagnasi, dimana pejabat yang baru tidak perlu lama dalam melakakukan penyesuaian dan mempelajari keberadaan unitnya.

Dengan demikian permasalahan utama yang ditemui dalam hal organisasi dan tata kerja adalah: (1) Fungsi-fungsi manajemen berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan/pembinaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan dan sasaran belum berjalan secara optimal; (2) Pemahaman tentang Tugas Pokok dan Fungsi dari pejabat struktural dan unit kerja perlu ditingkatkan dan dikembangkan; (3) Sistem informasi manajemen, termasuk pencatatan dan pelaporan dalam penyelenggaraan aktivitas, baik secara akademik maupun administrasi belum terselenggara dengan optimal; (4) Belum sempurnanya pelaksanaan Sistem Tata Kelola dan Organisasi sebagai tindak lanjut diberlakukannya STATUTA 2011 yang memerlukan penjabaran dalam implementasinya; (5) Masih lemahnya pelaksanaan manajemen sumberdaya; dan (6) Belum berjalannya sistem penjaminan mutu secara efektif.

9. Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan

institusi perguruan tinggi atau Program Studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Bentuk penilaian mutu eksternal yang lain adalah penilaian yang berkaitan dengan akuntabilitas, pemberian izin, pemberian lisensi oleh badan tertentu.

Berbeda dari bentuk penilaian mutu lainnya, akreditasi dilakukan oleh pakar sejawat dan mereka yang memahami hakikat pengelolaan perguruan tinggi sebagai Tim atau Kelompok Asesor. Keputusan mengenai mutu didasarkan pada penilaian terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang ditetapkan dan berdasarkan nalar dan pertimbangan para pakar sejawat (judgments of informed experts). Akreditasi merupakan suatu proses dan hasil. Sebagai proses, akreditasi merupakan suatu upaya

13

Page 18: Daftar Isi - ISTN

BAN-PT untuk menilai dan menentukan status mutu institusi perguruan tinggi atau Program Studi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Sebagai hasil, akreditasi merupakan status mutu perguruan tinggi yang diumumkan kepada masyarakat. Dengan demikian, tujuan dan manfaat akreditasi institusi perguruan tinggi dan Program Studi adalah: (1) Memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi atau program yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar; (2) Mendorong perguruan tinggi atau Program Studi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi.

Dalam hal akreditasi Program Studi dan Institusi, secara umum masing-masing Program Studi di lingkungan Institut telah terakreditasi yang kondisinya ditunjukkan pada tabel-1.

Tabel-1: Perkembangan Status Akreditasi Program Studi dan Institusi

No Program

Studi Program

Peringkat Akreditasi Keterangan Catatan

Sebelumnya Saat ini 1 Teknik

Mesin Magister

-

-

- C

SK BAN-PT No: 005/BAN-PT/Ak-

VIII/S2/VI/ 2010

Berlaku sampai 24-06-2015

Sarjana A B B B

SK BAN-PT No: 372/SK/BAN-

PT/Akred/S/IX/ 2014

Berlaku sampai dengan 20 September 2019

Diploma A B B B SK BAN-PT No: 278/SK/BAN-

PT/Akred/Dipl-III/VIII/2014, tgl 16 Agustus 2014

Berlaku sampai dengan 15 Agustus 2019

2 Teknik Elektro

Magister - - - C SK BAN-PT No: 011/BAN-PT/Ak-

VIII/S2/IX/ 2009

Berlaku s.d 16-09-2014, sudah mengajukan

Reakreditasi sesuai tanda terima dari BAN-PT

No:252/217/304/2014 sedang menunggu

visitasi Sarjana B A B SK BAN-PT No:

028/BAN-PT/Ak-XII/S1/IX/2009

Berlaku s.d 16-09-2014, sudah mengajukan

Reakreditasi sesuai tanda terima dari BAN-PT

No:252/217/304/2014 sedang menunggu

visitasi Diploma B B C B SK BAN-PT

No:151/SK/BAN-PT/Akred/Dpl-

III/V/2014, tgl 28 Mei 2014, berlaku

Berlaku sampai dengan 27 Mei 2019,

14

Page 19: Daftar Isi - ISTN

5 tahun 3 Teknik

Industri Magister - - - C SK BAN-PT

No: 008/BAN-PT/Ak-

VIII/S2/VII/2012

12-07-2017

Sarjana - - - C SK BAN-PT No: 011/BAN-

PT/Ak-XII/S1/V/2009

Sudah mengajukan Reakreditasi, sedang

menunggu visitasi, tanda terima tanggal 19-6-2014

No Program

Studi Program

Peringkat Akreditasi Keterangan Catatan

Sebelumnya Saat ini 4 Teknik

Sipil Sarjana

B

A

B B

SK BAN-PT No: 006/BAN-

PT/Ak-XII/S1/IV/2009

Berlaku sampai dengan 30-04-2014

Diploma B B C C Sudah divisitasi, tinggal menunggu hasil

Akreditasi 5 Arsitektur Sarjana B A B B SK BAN-PT

No:005/BAN-PT/Ak-

XIII/S1/VI/2010

Berlaku sampai 4-06-2015

6 Arsitektur Lanskap

Sarjana - - - C SK BAN-PT No:145/SK/BANPT/Akred/S/V/20

14, tanggal 23 Mei 2014

Berlaku sampai dengan 22 Mei 2019

7 Farmasi Sarjana B B B B SK BAN-PT No:005/BAN-

PT/Ak-III/S1/VI/ 2010

Berlaku sampai 4-06-2015

8 Matematika

Sarjana C C C C SK BAN-PT No:004/BAN-

PT/Ak-XIII/S1/V/2010

Berlaku sampai 27-05-2015

9 Fisika Sarjana B C C C SK BAN-PT No:006/BAN-

PT/Ak-XII/S1/IV/2009

Sudah divisitasi, tinggal menunggu hasil

Akreditasi

10 Sistem Informasi

Sarjana - - C C SK BAN-PT No:280/SK/BANPT/Akred/S/VIII/2014, tanggal 16

Agustus 2014

Berlaku sampai dengan 15 Agustus 2019

11 Teknik Informati

ka

Sarjana - - C C SK BAN-PT No:280/SK/BANPT/Akred/S/VIII/2014, tanggal 16

Agustus 2014

Berlaku sampai dengan 15 Agustus 2019

12 Apoteker Profesi - - - C Sesuai surat edaran Dirjend.

Telah divisitasi tanggal 12-14 Oktober 2014, dan

15

Page 20: Daftar Isi - ISTN

Pendidikan Tinggi

No:160/E/AK/2013, tgl 1-3- 2013

saat ini sedang menunggu hasil

Akreditasi

13 Institusi Institusi - - - - Terakreditasi sesuai surat edaran Dikti

Sudah mengajukan Akreditasi, sedang

menunggu visitasi, tanda terima tanggal 21-7-2014

10. Dalam hal lulusan, berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan terhadap lulusan

dalam kurun waktu lima tahun tahun terakhir, rata-rata Indeks Prestasi komulatif lulusan adalah 2,92, yang distribusinya dikelompokan IPK (2,0-2,5), IPK (2,5–3,0) dan IPK > 3,0 yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-2. Kondisi ini dirasakan belumlah maksimal, karena masih banyak lulusan yang mempunyai IPK kurang dari 3, sehingga beberapa diantara mereka tersisih secara administrasi apabila dipersyaratkan seorang pelamar kerja harus mempunyai IPK minimal 3. Namun beruntung karena ada banyak perusahaan mensyaratkan IPK di bawah 3, yaitu hingga 2,5. Oleh karena itu, upaya meningkatkan IPK lulusan pada tahun mendatang merupakan program prioritas bagi ISTN.

Tabel-2: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan

11. Kesiapan lulusan untuk memasuki dunia kerja cukup baik dan dapat dengan relatif

mudah mendapatkan pekerjaan, karena waktu tunggu kerja lulusan untuk mendapatkan pekerjaan rata-rata adalah kurang dari 6 bulan, dengan bekal pengetahuan dan kemampuan lulusan seperti IPK lulusan yang memenuhi persyaratan rata-rata 2,92 merupakan bekal yang cukup baik untuk memasuki dunia kerja/industri yang kompetitif. Namun demikian apabila dilihat secara keseluruhan, yaitu ada sekelompok lulusan yang mempunyai masa tunggu kerja < 6 bulan, ada sekelompok lulusan yang mempunyai masa tunggu kerja (6-9) bulan, dan ada sekelompok lulusan yang mempunyai masa tunggu kerja < 12 bulan.

12. Keaktifan Mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada periode 5 tahun

terakhir relatif baik, yaitu dengan lama studi rata-rata 5 tahun, sedangkan batas masa studi yang dialokasikan untuk Mahasiswa program S1 adalah antara 8 sampai 14 semester atau 4 sampai 7 tahun. Lama studi juga dipengaruhi oleh lama penyelesaian

16

Page 21: Daftar Isi - ISTN

tugas akhir, yang menurut kurikulum masing masing Program Studi diprogramkan selesai dalam 1 (satu) semester. Namun karena berbagai faktor, maka beberapa diantaranya menyelesaikan lebih dari satu semester. Dalam 5 tahun terakhir masa penyelesaian tugas akhir mempunyai kecenderungan lebih cepat, yaitu sekitar 1,2 semester atau kurang lebih 7-8 bulan.

13. Tracer study dalam 5 (lima) tahun terakhir pada tingkat Program Studi menunjukkan

profil yang tidak terlalu jauh berbeda. Pada Program Studi Teknik Sipil (SP-1) menunjukkan IPK rata rata adalah 2,96, yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara kesluruhan ditunjukkan pada tabel-3. Kondisi ini belum maksimal dan masih harus ditingkatkan supaya lebih meningkat lagi, karena masih banyak lulusan yang IPK berada dibawah 3,0. Walaupun terlihat bahwa ada kecenderungan kenaikan rata-rata IPK dalam lima tahun terakhir. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara kurang dari 6 bulan, antara 6-9 bulan, dan kurang dari 12 bulan. Sedangkan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara kurang dari satu semester, antara (1-2) semester, dan antara (2-3) semester, adapun masa studinya bervariasi antara kurang dari 4,5 tahun, antara (4,5-5) tahun, dan antara (5-7) tahun.

Tabel-3: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan Teknik Sipil S1

Pada Program Studi Arsitektur (AR-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 2,82, yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara kesluruhan ditunjukkan pada tabel-4. Kondisi ini belum juga belum maksimal dan masih harus ditingkatkan supaya lebih meningkat lagi, karena masih banyak lulusan dengan IPK berada dibawah 3,0. Sebagaimana pada Program Studi SP-1, pada Program Studi AR-1 juga terlihat ada kecenderungan kenaikan rata rata IPK dalam lima tahun terakhir. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara kurang dari 6 bulan, antara 6-9 bulan, dan kurang dari 12 bulan. Sedangkan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara kurang dari satu semester, antara (1-2) semester, dan antara (2-3) semester, adapun masa studinya bervariasi antara kurang dari 4,5 tahun, antara (4,5-5) tahun, dan antara (5-7) tahun. Dalam hal masa studi, masa studi lulusan masih dominan antara 5-7 tahun, oleh karena itu program

17

Page 22: Daftar Isi - ISTN

pengembangannya harus mampu mengakselerasi penyelesaian studi menjadi kurang dari lima tahun. Tabel-4: Indeks Prestasi komulatif rata-rata lulusan Arsitektur

Sedangkan pada Program Studi Mesin (MS-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 2,86, yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-5. Walaupun kondisinya relatif lebih baik dibandingkan SP-1 dan AR-1, namun juga belum maksimal dan masih harus ditingkatkan supaya lebih meningkat lagi, karena masih banyak lulusan yang IPKnya berada di bawah 3,0. Masa tunggu kerjanya juga bervariasi antara kurang dari 6 bulan, antara 6-9 bulan, dan kurang dari 12 bulan. Sedangkan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara kurang dari satu semester, antara (1-2) semester, dan antara (2-3) semester, adapun masa studinya bervariasi antara kurang dari 4,5 tahun, antara (4,5-5) tahun, dan antara (5-7) tahun.

Tabel-5: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan Teknik Mesin S1

Pada Program Studi Teknik Elektro (EL-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 3,0, yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-6. Kondisi ini masih harus ditingkatkan supaya lebih meningkat lagi, karena masih banyak lulusan yang IPKnya berada di bawah 3,0. Walaupun terlihat ada kecenderungan kenaikan rata rata IPK dalam lima tahun terakhir. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara kurang dari 6 bulan, antara 6-9 bulan, dan kurang dari 12 bulan. Sedangkan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara kurang dari satu semester, antara (1-2) semester, dan

18

Page 23: Daftar Isi - ISTN

antara (2-3) semester, adapun masa studinya bervariasi antara kurang dari 4,5 tahun, antara (4,5-5) tahun, dan antara (5-7) tahun.

Tabel-6: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Elektro S1

Pada Program Studi Farmasi (FA-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 2,7, yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-7. Kondisi ini juga belum maksimal karena masih ada banyak lulusan yang IPKnya berada di bawah 3,0, oleh karena masih harus dilakukan langkah pengembangan untuk meningkatkan indeks prestasi komulatif lulusan, walaupun sudah ada kecenderungan kenaikan rata rata IPK dalam lima tahun terakhir. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara kurang dari 6 bulan, antara 6-9 bulan, dan kurang dari 12 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara kurang dari satu semester, antara (1-2) semester, dan antara (2-3) semester, adapun masa studinya bervariasi antara kurang dari 4,5 tahun, antara (4,5-5) tahun, dan antara (5-7) tahun.

Tabel-7: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Farmasi

Pada Program Studi Matematika (MA-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 3,4 yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-8. Kondisi ini sangat memuaskan, karena Indeks Prestasi rata-rata sudah diatas 3, walupun jumlah lulusannya masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan karena jumlah student body secara keseluruhan masih relatif sedikit. Adapun masa tunggu kerjanya relatif singkat, yaitu kurang dari 6

19

Page 24: Daftar Isi - ISTN

bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya adalah satu semester, adapun masa studinya kurang dari 4,5 tahun. Tabel-8: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Matematika

Pada Program Studi Fisika (FI-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 3,2 yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-9. Kondisi ini sangat memuaskan, karena Indeks Prestasi rata-rata sudah di atas 3, walaupun jumlah lulusannya masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan karena jumlah student body secara keseluruhan masih relatif sedikit. Adapun masa tunggu kerjanya relatif singkat, yaitu kurang dari 6 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya adalah satu semester, adapun masa studinya kurang dari 4,5 tahun. Tabel-9: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Fisika

Pada Program Studi Teknik Sipil program D3 (SP-D3) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 2,9 yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-10. Secara proses akademik telah berjalan cukup baik, namun karena jumlah Mahasiswanya relatif sedikit, maka jumlah lulusannya juga sangat sedikit, walaupun jumlah peminat terhadap lulusannya masih cukup banyak, yang ditandai dengan masa tunggu kerjanya relatif singkat,

20

Page 25: Daftar Isi - ISTN

yaitu kurang dari 3 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya adalah satu semester, adapun masa studinya kurang dari 3,5 tahun. Tabel-10: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Teknik Sipil D3

Pada Program Studi Teknik Mesin program D3 (MS-D3) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 2,9 yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-11. Kondisi ini juga belum maksimal karena masih ada banyak lulusan yang IPKnya berada di bawah 3, oleh karena itu masih harus dilakukan langkah pengembangan untuk meningkatkan indeks prestasi komulatif lulusan, selain harus meningkatkan pemasaran dan marketing sehingga jumlah Mahasiswa terus meningkat. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara antara 3-6 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara (1-2) semester, adapun masa studinya bervariasi antara kurang dari 4 tahun.

Tabel-11: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Teknik Mesin D3

Pada Program Studi Teknik Elektro program D3 (EL-D3) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 3,02 yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-12. Kondisi ini cukup maksimal, namun masih harus ditingkatkan sehingga IPK lulusan bisa dipertahankan terus diatas 3. Selain itu, jumlah student body harus tetap diupayakan sehingga jumlahnya terus meningkat dengan meningkatkan pemasaran dan marketing sehingga

21

Page 26: Daftar Isi - ISTN

jumlah Mahasiswa terus meningkat. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara antara 3-6 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara (1-2) semester, adapun masa studinya bervariasi antara kurang dari 4 tahun. Tabel-12: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Teknik Elektro D3

Pada Program Studi Teknik Industri(TI-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 3,22, yang dikelompokkan antara IPK (2,0-2,5), IPK (2,5-3,0) dan IPK (>3,0), yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-13. Kondisi ini cukup maksimal karena lulusan yang IPKnya berada di atas 3,0, namun harus terus melakukan langkah pengembangan untuk mempertahankan indeks prestasi komulatif lulusan tetap diatas 3,0. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara kurang dari 6 bulan, dan antara 6-9 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara antara (1-2) semester, adapun masa studinya antara (4,5-5) tahun.

Tabel-13: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Teknik Industri

Pada Program Studi Sistim Informasi (SI-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 3,3 yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-14. Kondisi ini cukup maksimal karena lulusan yang IPKnya berada di atas 3,0, namun harus terus melakukan langkah pengembangan untuk mempertahankan indeks prestasi komulatif lulusan tetap diatas 3,0. Selain itu, jumlah student body harus tetap diupayakan sehingga jumlahnya terus meningkat dengan meningkatkan pemasaran dan marketing sehingga jumlah Mahasiswa terus meningkat. Sedangkan masa tunggu kerjanya

22

Page 27: Daftar Isi - ISTN

bervariasi antara kurang dari 6 bulan, dan antara 6-9 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara antara (1-2) semester, adapun masa studinya antara (4,5-5) tahun. Tabel-14: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Sistim Informasi

Pada Program Studi Teknik Informatika (TIF-1) menunjukkan IPK rata rata lulusan adalah 3,5 yang secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel-15. Kondisi ini cukup maksimal karena lulusan yang IPKnya berada di atas 3,0, namun harus terus melakukan langkah pengembangan untuk mempertahankan indeks prestasi komulatif lulusan tetap diatas 3,0. Selain itu, jumlah student body harus tetap diupayakan sehingga jumlahnya terus meningkat dengan meningkatkan pemasaran dan marketing sehingga jumlah Mahasiswa terus meningkat. Sedangkan masa tunggu kerjanya bervariasi antara kurang dari 6 bulan, dan antara 6-9 bulan, dengan lama penyelesaian tugas akhirnya berkisar antara antara (1-2) semester, adapun masa studinya antara (4,5-5) tahun.

Tabel-15: Indeks Prestasi Komulatif rata-rata lulusan prodi Teknik Informatika

14. Analisis lebih lanjut dari semua Program Studi menunjukkan bahwa lulusan yang cepat bekerja (masa tunggu kerja kurang dari 6 bulan) adalah yang mempunyai IPK rata rata di atas 2,75, dan mempunyai kemampuan bahasa Inggris cukup baik (dengan nilai mata kuliah bahasa Inggris A atau B), walaupun hingga semester genap belum dilakukan test TOEFL secara melembaga. Disamping itu, secara umum lulusan ISTN

23

Page 28: Daftar Isi - ISTN

dari semua Program Studi mempunyai standard gaji pertama yang relatif baik yaitu antara (2-2,5) juta. Mekanisme atau sistem yang dibuat khusus bagi pelacakan lulusan belum terstruktur, meskipun dari fakta yang ada diketahui banyak lulusan yang sudah menempati beberapa posisi dalam pekerjaannya, baik di pemerintahan, swasta maupun mandiri. Oleh karena itu, hal ini perlu penanganan yang lebih serius, karena keberadaan, peran dan fungsi alumni merupakan kekuatan tersendiri yang perlu didayagunakan untuk kemajuan dan pengembangan ISTN. Upaya pelacakan alumni telah dilakukan melalui www.ini-istn.org dan “milis” [email protected], serta berbagai kegiatan dalam bentuk reuni akbar, temu kangen, back to campus, reuni angkatan, sarasehan, dan halal bil’halal seluruh civitas academika dan alumni. Upaya pelacakan melalui media tersebut dilakukan dengan cara wawancara, kuisioner dan angket yang sekaligus dimanfaatkan sebagai tracer study dan umpan balik bagi Institut. Berdasar hasil pelacakan tersebut, maka pada umumnya mereka bekerja sesuai dengan kompetensinya. Sebagian besar lulusan menyatakan memperoleh training mengenai lingkungan kerja, produksi, manajemen, membuat dan presentasi laporan, serta menyatakan cukup mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan berinteraksi dengan sesama rekan kerja maupun pimpinan. Instansi tempat mereka bekerja cukup bervariasi, ada yang di perusahaan swasta, BUMN, Perbankan, Konsultan, Pegawai Negeri Sipil, Dosen, Peneliti, Perusahaan asing, wirausaha, bahkan ada yang sebagai Politisi (anggota DPR atau DPRD), Birokrasi, dan Artis. Lokasi tempat mereka bekerjapun sangat beragam, dan tersebar di seluruh Indonesia (dari Sabang sampai Merauke) bahkan hingga manca negara. Variasi bidang kerja dari para lulusan sangat dimungkinkan, karena pada masing masing Program Studi diberikan mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang terdiri dari Etika, Kewirausahaan/Technopreunership, Leadership, Agama, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Kewarganegaraan. Disamping itu, kepada para lulusan juga diberikan pelatihan mengenai penyusunan anggaran dan estimasi biaya, pelatihan soft skills, dan pelatihan presentasi. Disamping memasuki dunia kerja, ada juga lulusan ISTN yang meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu menempuh jenjang S2 maupun S3, baik di dalam maupun di luar negeri. Permasalahan utama yang ditemukan dalam pelacakan lulusan adalah kurangnya penguasaan keterampilan teknis, penguasaan teknologi baru, kurangnya soft skill, keterampilan manajemen, kewirausahaan, dan bahasa Inggris.

15. Dalam penyelenggaraan Sekolah Pascasarjana Magister Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Industri, eksistensinya cukup baik. Berbagai kerja sama telah dilakukan, antara lain dengan hampir semua Politeknik Negeri yang ada di Sumatera yang mengirimkan tenaga pendidiknya untuk menempuh studi lanjut program Magister di ISTN. Kerjasama lain yang juga dilakukan adalah dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta yang mengirimkan stafnya untuk menempuh studi lanjut pada program Magister di ISTN. Oleh karena itu, dalam hal masa tunggu kerja, maka para lulusan Magister Teknik ISTN tidak mengalami masalah, karena mereka sudah mempunyai pekerjaan sebelum lulus Magister Teknik. Dalam hal indeks

24

Page 29: Daftar Isi - ISTN

prestasi, lulusan program Magister Teknik ISTN umumnya mempunyai Indeks Prestasi diatas 3,0. Oleh karena itu, para lulusan yang berstatus sebagai tenaga pendidik umumnya langsung mengikuti seleki sertifikasi dosen, dan umumnya lulus program sertifikasi.

16. Dalam hal penyelenggaraan program Profesi Apoteker, jumlah peminatnya cenderung meningkat setiap semesternya. Penerimaan mahasiswa baru dilakukan setiap semester, dan peminatnya terus meningkat. Mereka berasal dari berbagai wilayah, yaitu selain Jakarta dan sekitarnya, juga berasal dari Lampung, Makasar, Medan, Kalimantan, Papua, dan berbagai kota di Jawa. Proses pendidikan berlangsung dua semester, semester diselenggarakan dalam bentuk tatap muka perkuliahan, dan semester kedua dalam bentuk praktek kerja lapangan di Industri, Apotek dan Rumah Sakit. Untuk menyelenggarakan praktek kerja lapangan, Fakultas telah berhasil membangun kerja sama dengan berbagai Rumah Sakit, Apotek dan Industri Obat di Jakarta dan sekitarnya. Lulusan program profesi Apoteker mempunyai masa tunggu kerja kurang dari tiga bulan, dan mereka bekerja di Apotek, Industri Obat, konsultan, dan Apotek.

17. Keberadaan Mahasiswa ISTN secara keseluruhan berasal dari seluruh propinsi di

Indonesia walaupun distribusinya belum merata. Apabila dilihat dari distribusi jumlah Mahasiswa berdasarkan asal provinsi, pada maka Jakarta dan Jawa Barat merupakan provinsi yang mengirimkan Mahasiswa baru cukup banyak, sedangkan dari provinsi lain di Indonesia diharapkan mulai tahun 2014 dapat ”mengirimkan” lebih banyak. Oleh karena itu upaya peningkatan intensitas dan kualitas promosi tentang ISTN harus lebih ofensif dan ekspansi ke berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil umpan balik yang didapat dari bagian penerimaan Mahasiswa baru, diperoleh informasi bahwa calon Mahasiswa baru masuk ke ISTN umumnya mengenal ISTN dari kerabat, keluarga, kakak kelas, kunjungan ke sekolah, teman serta informasi dari media cetak. Oleh karena itu, kegiatan soft marketing harus ditingkatkan pada tahun 2014, dalam bentuk: (1) Program internal marketing sehingga semua anggota sivitas akademika mampu menyuarakan secara positif keberadaan ISTN; (2) Peran dan eksistensi lulusan di masyarakat dan dunia kerja harus dimaksimalkan supaya dapat menjadi pertimbangan calon Mahasiswa baru; (3) Publikasi ilmiah dari hasil kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dalam rangka memecahkan isue sosial masyarakat harus ditingkatkan, sehingga mampu meningkatkan image yang kuat di masyarakat. Upaya lain untuk meningkatkan minat calon Mahasiswa memilih Program Studi di ISTN antara lain dengan memberikan stimulan dalam bentuk keringanan biaya dan/atau bea siswa. Bantuan stimulan tersebut didapat dari berbagai sumber seperti, Kopertis wilayah III, Dikti, Dinas Pendidikan Provinsi DKI, Yayasan Toyota-Astra, Yayasan Supersemar, Yayasan Beasiswa Jakarta, Alumni dan sumbangan pribadi dari para donatur yang peduli pada bidang pendidikan.

25

Page 30: Daftar Isi - ISTN

Dari bidang keMahasiswaan ini terdapat sejumlah masalah yang perlu dicermati untuk segera dicarikan alternatif solusinya sehingga pada tahun mendatang dapat diminimalkan, antara lain adalah (1) Jumlah dan kualitas lulusan ISTN belum memberikan ”ikon” yang berdampak terhadap meningkatnya daya tarik calon Mahasiswa baru; (2) Jumlah peminat pada masing-masing Program Studi belum maksimal sehingga angka keketatan seleksi rendah; (3) Kerjasama dengan pimpinan SMA/SMK dalam upaya meningkatkan student body atau program penerimaan Mahasiswa baru perlu ditingkatkan, (4) Masih kurangnya jumlah publikasi ilmiah, populer dan umum dalam bidang sains dan teknologi sebagai upaya sosial marketing, dan (5) Belum optimalnya kegiatan internal marketing.

26

Page 31: Daftar Isi - ISTN

BAB III ANALISIS PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

PASAL 3 Di dalam naskah Renstra ISTN 2015-2020 diupayakan memberikan guideline

berdasarkan hasil analisis evaluasi diri yang mengacu pada perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi ISTN. Beberapa perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi ISTN dalam lima tahun ke depan antara lain adalah: 1. Peningkatan Kualitas Isu ini terkait dengan (a) Makin banyaknya jumlah perguruan tinggi yang mempunyai

program studi sejenis dengan ISTN, yang berimplikasi terhadap ketatnya persaingan dalam merekrut dan menseleksi calon Mahasiswa baru; (b) Beragamnya latar belakang Mahasiswa baru yang membutuhkan perlakuan dan penanganan lebih cermat sehingga mampu memotivasi Mahasiswa agar mampu tekun belajar sehingga dapat lulus tepat waktu dengan mutu yang baik; (c) Sistem dan pelaksanaan, serta penggunaan hasil dari monitoring dan evaluasi kinerja tenaga pendidik masih terbatas, (d) Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang harus dikembangkan selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) dan memerlukan berbagai perbaikan dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal dan perlunya evaluasi kinerja lulusan, (e) Masa studi mahasiswa yang cenderung belum tepat waktu; (f) Rendahnya relevansi antara kegiatan pendidikan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, (g) Rendahnya kinerja laboratorium akibat jumlah maupun kualitas peralatan yang terbatas, serta rendahnya optimalisasi sarana dan prasarana yang ada, (h) Jumlah perolehan publikasi ilmiah dan tulisan dalam bentuk buku masih sangat rendah dan terutama pada tuntutan untuk dapat memberikan mutu lulusan yang tinggi sesuai dengan misi Institut; (i) Persaingan kerja alumni yang semakin ketat terutama pada era global, bukan hanya dengan lulusan dalam negeri, tetapi juga dengan tenaga kerja asing; (j) Jumlah perolehan paten, publikasi ilmiah dan tulisan dalam bentuk buku masih sangat rendah dan terutama pada tuntutan untuk dapat memberikan mutu lulusan yang tinggi sesuai dengan Visi Institut.

2. Perkembangan Metode Pembelajaran

Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat telah mengubah paradigma sistem dan metode pembelajaran. Mahasiswa sebagai pembelajar dituntut untuk menguasai materi pembelajaran yang diukur dengan kompetensi. Di sisi lain pergeseran paradigma sistem pembelajaran juga muncul pada transfer ilmu pengetahuan yang pada mulanya lebih menekankan pada proses mengajar (teaching), berbasis pada isi (content base), pada proses ini pengajaran cenderung pasif. Saat ini pendidikan mulai bergeser pada proses belajar (learning), berbasis pada masalah (case base), bersifat kontekstual sehingga mahasiswa dituntut untuk lebih aktif mempelajari dan mengembangkan materi pelajaran dengan mengoptimalkan sumber-sumber belajar. Pergeseran paradigma sistem pembelajaran melahirkan telah metode baru yang berbasis teknologi informasi.

27

Page 32: Daftar Isi - ISTN

Pembelajaran modern harus mampu menyerap informasi dari beragam sumber, memahami, mensintesakannya, dan lalu meraciknya menjadi satu pengetahuan baru yang powerful. Kecakapan dalam melakukan sintesa ini tampaknya menjadi kian penting terutama ketika banjir informasi kian deras mengalir melalui beragam media: televisi, media cetak, dan dunia online. Pendekatan pendidikan berbasis capaian produk secara eksplisit dan terukur menetapkan capaian yang harus diraih lulusan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dan sangat berbeda dengan pendekatan pendidikan konvensional berbasis input dan proses. Rumusan capaian (outcomes exit) merupakan turunan dari visi dari komunitas akademik dan profesi tentang tantangan dan peluang yang akan dihadapi lulusan, serta keterampilan, pengetahuan dan sikap apa yang selayaknya dimiliki lulusan agar mereka dapat berperan secara efektif dan bertanggung jawab dalam masyarakat sesuai dengan bidang pekerjaan dan profesinya. Berdasarkan rumusan capaian tersebut kerangka kurikulum pendidikan suatu program studi beserta rencana implementasinya dapat dikembangkan, dengan memperhatikan atmosfir lingkungan pembelajaran, ketersediaan sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana pendukung ideal yang harus disiapkan.

3. Kesehatan Organisasi Isu tentang keharusan kesehatan organisasi yang didasarkan pada: (a) melembaganya

dengan baik prosedur penentuan kebijakan, pengelolaan dan pelaksanaan program yang telah disusun; (b) Belum optimalnya pemahaman tugas pokok dan fungsi dari dari semua pejabat struktural; (c) Pelaksanaan program sering kurang konsisten dengan Renstra dan rencana operasi yang telah disusun, karena sering mengikuti perkembangan dan prioritas sesaat, (d) Sistem penjaminan mutu belum berfungsi secara optimal, dan hasil evaluasi Program Studi oleh BAN PT belum memuaskan, (e) Ketersediaan sistem database belum memadai sehingga kesulitan untuk mendapatkan data yang akurat dan mutakhir, yang berdampak terhadap terlambatnya laporan evaluasi Program Studi berbasis evaluasi diri (EPSBED) atau Pusat Data Perguruan Tinggi (PDPT); (f) Belum optimalnya pengelolaan administrasi sehingga berpengaruh terhadap mutu layanan kepada stakeholder; dan (g) Hal-hal lain yang berpotensi dapat menurunkan kepercayaan masyarakat dan semua stakeholder.

4. Pengelolaan Sumber Daya Isu ini sangat erat berhubungan dengan: (a) Sistem dan pelaksanan, serta penggunaan

hasil dari monitoring dan evaluasi kinerja Dosen yang masih belum berjalan dengan optimal; (b) Tuntutan untuk sesalu meningkatkan kesejahteraan, baik finansial maupun non finasial; (c) Belum optimalnya pelaksanaan kaderisasi tenaga pendidik dan kependidikan; (d) Belum optimalnya penataan pengelolaan asset; (e) Belum berjalannya peremajaan sarana dan prasarana pendidikan; (f) Belum optimalnya penggunaan fasilitas TIK; dan (g) Perlunya peningkatan capacity building bagi semua tenaga pendidik dan kependidikan.

5. Peningkatan Daya Saing Isu ini sangat relevan dengan visi ISTN yang akan membawa sebagai institusi

pendidikan tinggi bidang Sains dan Teknologi yang handal dan berdaya saing tinggi

28

Page 33: Daftar Isi - ISTN

di era global. Hal ini juga terkait dengan makin dan terus meningkatnya jumlah Perguruan Tinggi yang bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Asing, juga makin marak persaingan tenaga kerja asing baik di dalam maupun di luar negeri. Sementara itu kemampuan ISTN untuk melakukan optimalisasi dalam kerjasama internasional masih sangat terbatas. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dicetuskan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-9 taghun 2003 di Bali, pada saat itu, para pemimpin ASEAN menyepakati Bali Concord II yang memuat tiga pilar untuk mencapai visi ASEAN 2020, yaitu Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Politik-Keamanan. Dalam soal Ekonomi, upaya pencapaian visi ASEAN diwujudkan dalam bentuk MEA, kerja sama ini merupakan komitmen untuk menjadikan ASEAN, antara lain, sebagai pasar tunggal dan basis produksi serta kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata. Pada 2007, pemimpin ASEAN menyepakati percepatan waktu implementasi MEA dari 2020 menjadi 2015. Untuk mewujudkannya, dirumuskan cetak biru MEA yang dibagi dalam empat tahap, dari 2008 hingga 31 Desember 2015. Riset terbaru dari ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi.

6. Penguatan Peran Perguruan Tinggi Melalui Sinergi, Kolaborasi, dan Kemitraan Salah satu upaya untuk meningkatkan pengakuan dari pihak lain, baik dalam dan luar

negeri, terhadap reputasi ISTN adalah dengan penguatan jejaring nasional dan internasional yang efektif. Proses proses yang dilakukan ISTN diarahkan pada sinergi, kolaborasi dan kemitraan strategis dengan berbagai pihak dan capaian yang telah diraih selama ini, merupakan potensi yang sangat berharga untuk dikembangkan lima tahun ke depan. Persaingan global di bidang pendidikan ke depan tidak mengenal batas-batas wilayah suatu negara, sehingga penyelenggara pendidikan tinggi di Indonesia bisa saja dilakukan oleh perguruan tinggi yang berbasis di negara-negara maju yang umumnya telah berpengalaman mengelola pendidikan tinggi sebagai industri jasa. Persaingan untuk mendapatkan Mahasiswa terbaik dan staf pengajar lokal berkualitas terkait peningkatan mutu pembelajaran dan riset pun akan semakin ketat. Selain itu, globalisasi juga memungkinkan mobilisasi sumber daya manusia yang berkualitas, termasuk tenaga pendidik dari berbagai perguruan tinggi asing. untuk berkompetisi meraih peluang kerja di Indonesia yang berakibat pada semakin ketatnya persaingan dunia akademis di masa mendatang.

7. Pendanaan, Akuntabilitas dan Transparansi Isu tentang pendanaan, berawal dari: (a) Kebutuhan dana yang lebih besar sebagai

akibat tuntutan perkembangan IPTEK yang menuntut peningkatan sarana dan

29

Page 34: Daftar Isi - ISTN

prasarana pendidikan, khususnya laboratorium; (b) Potensi adanya ketidak harmonisan akibat kurangnya akuntabiltas dan trasnparansi dalam pengelolaan dana antar unit; (c) Adanya potensi penggalangan dana dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan menyediakan jasa usaha.

8. Dinamika regulasi penyelenggaraan perguruan tinggi

1) Peraturan Presiden No: 8 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; Peraturan Presiden No: 8 tahun 2012 tentang KKNI dan Penerapan KKNI di Perguruan Tinggi akan berlaku secara penuh paling lambat pada tahun 2016 bersamaan dengan telah dimulainya AFTA tahun 2015. Bagi perguruan tinggi Indonesia secara umum, peraturan KKNI dan kesepakatan AFTA (Perdagangan bebas kawasan ASEAN) menjadi tantangan, peluang dan sekaligus ancaman yang dapat ditafsirkan dari berbagai dimensi dan ragam implikasi. Bagi Perguruan Tinggi yang sudah mapan dalam penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi Mutu, maka KKNI bukan menjadi masalah yang terlalu sulit untuk dihadapi, AFTA bukan ancaman yang perlu dicemaskan; sebaliknya KKNI dan AFTA bisa menjadi peluang untuk pengembangan perguruan tinggi secara lebih leluasa, misalnya dengan membuka program internasional. Tetapi bagi satuan pendidikan yang belum mapan dalam implementasi sistem pendidikan yang berorientasi Mutu, karena berbagai alasan, maka diberlakukannya KKNI dan AFTA akan dirasakan sebagai tantangan berat dan bahkan ancaman yang menyulitkan. Namun apapun situasinya, siap atau tidak siap, pada akhirnya KKNI dan AFTA tetap akan diberlakukan. Dalam menghadapi realita itu, semua perguruan tinggi di Indonesia tentu tidak menginginkan mengalami nasib tragis, dilibas oleh perguruan tinggi asing. Berkenaan dengan itu, maka perguruan tinggi melakukan paling tidak tiga hal, yaitu: (1) Melakukan pengelolaan mutu pendidikan tinggi secara lebih serius berdasarkan KKNI dan SPMI, (2) Melakukan penyesuaian capaian pembelajaran untuk prodi sejenis di tingkat nasional maupun internasional sesuai dengan konsep KKNI, (3) Melakukan penyetaraan capaian pembelajaran dengan penjenjangan kualifikasi dunia kerja, sehingga kurikulum dan program pendidikan dipandang mampu menjawab kebutuhan pengguna lulusan dan dunia industri. Hal lain yang perlu dicermati adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No: 526/E.E3/MI/2014, tanggal 17 Juni 2014, perihal Penjelasan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk Program Pascasarjana. Di dalam surat edaran tersebut disampaikan bahwa jumlah sks program Magister dan program Doktor masing-masing sebesar 72 sks, karena menyesuaikan dengan Capaian Pembelajaran (CP). Salah satu komponen CP untuk program Magister yaitu kemampuan menulis karya ilmiah dalam jurnal nasional Terakreditasi dan pengakuan yang bertaraf internasional. Sejalan dengan itu, maka pada tahun

30

Page 35: Daftar Isi - ISTN

2014/2015 ISTN harus memprogram aktivitas peninjauan kurikulum untuk program Magister.

2) Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan No: 83 Tahun 2013 tentang Sertifikat Kompetensi; Standar diartikan sebagai "ukuran" yang disepakati, sedangkan Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan. Sedangkan Standar kompetensi merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan oleh seluruh "stakeholder" di bidangnya. Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Sedangkan Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi kerja baik yang bersifat nasional maupun internasional. Misalnya seseorang memiliki sertifikasi kompetensi ahli K3 maka yang bersangkutan akan mendapatkan bukti pengakuan tertulis atas kompetensi yang dikuasainya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 83 tahun 2013 tentang Sertifikat Kompetensi, Pasal 1 menyebutkan: (1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi kerja atas

prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar Program Studinya.

(2) Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.

(3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh perguruan tinggi yang memiliki Program Studi yang sesuai dengan bidang ilmu dari kompetensi yang akan disertifikasi.

(4) Uji kompetensi dilakukan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi.

Sedangkan pada Pasal 2 menyebutkan bahwa: (1) Program Studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) harus

terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 harus memiliki

izin yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi setelah melalui proses seleksi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Peraturan ini efektif berlaku terhitung 16 Juli 2013, oleh karena itu ISTN harus segera melakukan langkah-langkah antisipatif dan implementatif terhadap pemberlakukan dari Peraturan Mendikbud tersebut.

31

Page 36: Daftar Isi - ISTN

3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 49 Tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Beberapa point yang terkandung dalam Peraturan ini antara lain, (1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi, adalah satuan standar yang meliputi

Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

(2) Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(3) Standar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4) Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteria minimal tentang sistem pengabdian kepada masyarakat pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(5) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

(6) Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.

(7) Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar Dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) wajib: a. mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI; dan b. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI. Peraturan Mendikbud ini diundangkan pada tanggal 11 Juni 2014, pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi wajib menyesuaikan dengan ketentuan peraturan menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun setelah peraturan ini diundangkan;

4) Undang-Undang Republik Indonesia No: 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku 31

Desember 2015 mendatang, sektor industri konstruksi Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah. Satu di antaranya adalah membenahi kompetensi,

32

Page 37: Daftar Isi - ISTN

keahlian dan kelaikan pekerja konstruksi kita agar diakui dan dapat berpraktik di seluruh negara MEA. Hingga Mei 2014, Indonesia baru memiliki 170 tenaga konstruksi (124 insinyur dan 46 arsitek) dengan kompetensi dan keahlian sesuai standard mutual recognition arrangements (MRA) dan bersertifikai ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan ASEAN Architects (AA). Sementara insinyur di seluruh MEA yang sudah berstandard MRA dan bersertifikasi ACPE dan AA sebanyak 787 orang yang didominasi Singapura, dan Malaysia. Kepala Badan Pembina Konstruksi (BP Konstruksi), Hediyanto W Husaini, mengatakan, pekerjaan rumah yang tak kalah pentingnya adalah meningkatkan daya saing para insinyur. Kompetensi dan keahlian mereka harus sesuai dengan standard MRA. “MRA” merupakan pengaturan saling pengakuan bahwa setiap negara anggota mengakui pendidikan atau pengalaman yang dimiliki, persyaratan yang sesuai izin atau sertifikasi yang diberikan oleh negara anggota ASEAN, "tutur Hediyanto dalam paparan Kesiapan Konstruksi Indonesia Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN 2015, Kamis (5/6/2014). Ketentuan pengakuan tersebut, menyangkut enam kriteria MRA yakni pendidikan, ujian, registrasi, dan pemberian lisensi, pengalaman pendidikan profesional lanjutan, dan kode etik (professional conduct). Untuk itu mulai sekarang, kami menghimbau tenaga konstruksi Indonesia untuk segera melengkapi dokumentasi pengalaman pekerjaan dan SKA (sertifikat keahlian)".

Sejalan dengan itu, maka keinsinyuran merupakan kegiatan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Untuk itu, maka upaya memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia dicapai melalui penyelenggaraan keinsinyuran yang andal dan profesional yang mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna, memberikan pelindungan kepada masyarakat, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan; Dengan demikian, maka ketahanan nasional dalam tatanan global, penyelenggaraan keinsinyuran memerlukan peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, pengembangan keprofesian berkelanjutan dan riset, percepatan penambahan jumlah insinyur yang sejajar dengan negara teknologi maju, peningkatan minat pada pendidikan teknik, dan peningkatan mutu insinyur professional.

Lingkup pengaturan Keinsinyuran yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi: (a) Cakupan Keinsinyuran; (b) Standar Keinsinyuran; (c) Program Profesi Insinyur; (d) Registrasi Insinyur; (e) Insinyur Asing; (f) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; (g) Hak dan Kewajiban; (i) Kelembagaan Insinyur; (j) Organisasi Profesi Insinyur; dan (k) Pembinaan Keinsinyuran.

Terkait dengan berlakunya Undang-Undang ini, maka ISTN sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan Insinyur, wajib melakukan langkah-langkah antisipasi dan penyesuaian terhadap berlakunya Undang-Undang tersebut.

33

Page 38: Daftar Isi - ISTN

5) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 46 Tahun 2013, tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No: 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.

Peraturan ini sebagai pengganti dari Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara No: 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya, yang berlaku sejak tanggal diundangkan, yaitu 4 Februari 2014.

Di dalam Peraturan tersebut, dijelaskan bahwa Jabatan fungsional Dosen yang selanjutnya disebut jabatan Akademik Dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Dosen dslam suatu satuan pendidikan tinggi yang dslam pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri. Jenjang pangkat, golongan ruang setiap jenjang jabatan Akademik Dosen dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, yaitu: (1) Asisten Ahli, Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. (2) Lektor, terdiri dari:

a. Penata, golongan ruang III/c; dan b. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

(3) Lektor Kepala, terdiri dari: a. Pembina, golongan ruang IV/a; b. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan c. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

(4) Profesor, terdiri dari: a. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan. b. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

Dengan diundangkannya Peraturan ini, maka ISTN harus melakukan penyesuaian dalam melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidiknya.

6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 50 Tahun 2014, tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi; Isu ini terkait dengan (a) Makin banyaknya jumlah perguruan tinggi yang mempunyai program sejenis dengan ISTN, yang berimplikasi terhadap ketatnya persaingan dalam merekrut dan menseleksi calon Mahasiswa baru; (b) Beragamnya latar belakang Mahasiswa baru yang membutuhkan perlakuan dan penanganan lebih cermat sehingga mampu memotivasi Mahasiswa agar mampu tekun belajar sehingga dapat lulus tepat waktu dengan mutu yang baik; (c) Sistem dan pelaksanaan, serta penggunaan hasil dari monitoring dan evaluasi kinerja tenaga pendidik masih terbatas, (c) Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang harus dikembangkan selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) dan memerlukan berbagai perbaikan dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal dan perlunya evaluasi kinerja lulusan, (d) Rendahnya relevansi antara kegiatan pendidikan dengan penelitian dan pengabdian kepada

34

Page 39: Daftar Isi - ISTN

masyarakat, (e) Rendahnya kinerja laboratorium akibat jumlah maupun kualitas peralatan yang terbatas, serta rendahnya optimalisasi sarana dan prasarana yang ada, (f) Jumlah perolehan publikasi ilmiah dan tulisan dalam bentuk buku masih sangat rendah dan terutama pada tuntutan untuk dapat memberikan mutu lulusan yang tinggi sesuai dengan misi Institut; (g) Persaingan kerja alumni yang semakin ketat terutama pada era global, bukan hanya dengan lulusan dalam negeri, tetapi juga dengan tenaga kerja asing.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 50 Tahun 2014, diatur bahwa Implementasi Sistem Penjaminan Mutu di Perguruan Tinggi diarahkan pada terbentuknya SPMI dan SPME. SPMI dimaksudkan untuk membangun budaya mutu di lingkungan perguruan tinggi, sedangkan SPME dipersiapkan untuk menghadapi Akreditasi Program Studi maupun Institusi. Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal merupakan bagian tak terpisahkan dari penyelenggaraan dan pelakasanaan pendidikan tinggi di ISTN. Penerapan prinsip Plan, Do, Check, Action (PDCA) melekat dalam penyusunan program kerja dan kegiatan setiap unit kerja yang adadi lingkungan Institut. Sejalan dengan itu, audit internal mempunyai peran penting dalam unit kerja bidang akademik, administrasi, pengelolaan dan pimpinan, sehingga memperbaiki kesehatan organisasi, mutu kinerja dan efisiensi pengelolaan institusi. Selain hal ini akan memberikan citra positif, juga menjadi salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas pengelolaan ISTN kepada seluruh stakeholders. Sistem Penjaminan mutu yang terintegrasi dalam setiap kegiatan unit kerja perlu didukung oleh pengelolaan pangkalan data yang baik dan peningkatan mutu kinerja berkelanjutan. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu tidak hanya akan berdampak pada perbaikan proses layanan internal, namun juga perlu diorientasikan pada kepuasan pelanggan.

7) Keberadaan Perguruan Tinggi Asing (PTA) untuk beroperasi dalam bentuk Commercial Presence (kehadiran fisik) di Indonesia diijinkan dengan berbagai persyaratan tertentu. Diantara persyaratan tersebut adalah meliputi akreditasi, daerah, jenis dan Program Studi, kewajiban untuk kerjasama dengan perguruan tinggi lokal, kewajiban merekrut Dosen lokal, harus bersifat nirbala dan keharusan untuk mengembangkan ilmu yang mendukung kepentingan nasional. Keberadaan PTA tersebut diposisikan statusnya sebagai Perguruan Tinggi Swasta Asing (PTSA). PTSA tersebut dijadikan partner bagi PTN dan PTS dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan PTSA tersebut diharapkan tidak menyebabkan terpinggirkannya PTS. Sejalan dengan itu, maka ISTN harus senantiasa meningkatkan kualitas pengelolaan dan pembelajarannya dari waktu ke waktu.

8) Undang-Undang No: 12 tahun 2012, pasal 72, mengamanatkan perguruan tinggi atau penyelenggara perguruan tinggi untuk memberikan beasiswa, bantuan atau pembebasan biaya pendidikan atau studinya kepada Mahasiswa

35

Page 40: Daftar Isi - ISTN

yang terkendala secara ekonomi. Konsekuensi dari pasal ini, maka ISTN harus berupaya membuka akses kepada calon Mahasiswa yang mempunyai potensi akademik baik, namun terkendala secara ekonomi. Untuk itu, maka ISTN harus mampu membangun jejaring dengan semua pemangku kepentingan sehingga mempunyai sumber pemasukan dana di luar tuition fee. Kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta harus ditingkatkan.

36

Page 41: Daftar Isi - ISTN

BAB IV RANGKUMAN ANALISIS SWOT

PASAL 4

(1) Pengantar Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan metode yang dipakai untuk memberikan panduan bagi

pimpinan dan staf dalam menganalisis efektifitas penyelenggaran proses pendidikan di lingkungan Institut, sehingga dapat diperoleh suatu rumusan yang menggambarkan “existing conditions” yang selanjutnya akan dijadikan baseline untuk menentukan program dalam penyusunan rencana opersional tahun mendatang. Dengan analisis SWOT juga merupakan instrumen perencanaan strategis yang menggunakan kerangka kerja Kekuatan dan Kelemahan serta Kesempatan dan Ancaman, dengan makna secara garis besar adalah: (1) Strength (Kekuatan), adalah Faktor Internal yang cenderung memiliki efek positif (atau menjadi enabler untuk) mencapai tujuan ISTN, (2) Weakness (Kelemahan), yaitu Faktor Internal yang mungkin memiliki efek negatif (atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan ISTN; (3) Opportunity (Peluang), yaitu Faktor Eksternal yang cenderung memiliki efek positif pada pencapaian atau tujuan ISTN, atau tujuan yang sebelumnya tidak dipertimbangkan; dan (4) Threat (Ancaman), yaitu Faktor Eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek negatif pada pencapaian tujuan ISTN, atau membuat tujuan berlebihan atau sulit dicapai. Memperhatikan kondisi internal dan perkembangan eksternal, dapat diidentifikasi potensi dan kelemahan yang dimiliki ISTN dalam bentuk hasil analisis SWOT, berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi ISTN pada saat ini, adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan a. Secara institusi ISTN telah dikembangkan selaras dengan prinsip-prinsip Good

University Governance. Pemberlakuan STATUTA 2011 yang dilengkapi dengan penjabarannya menunjukkan kepedulian ISTN untuk mengembangkan struktur dan fungsi organisasi yang efisien, transparan, akuntabel, bertanggung jawab, dan fairness.

b. Adanya sistem penyelenggaraan yang memungkinkan setiap komponen dan unit untuk menyusun, melaksanakan dan memonitor program-program ISTN secara bersama-sama. Indikasi kekuatan ditunjukkan oleh keberadaan STATUTA 2011, Rencana Induk Pengembangan (RIP), RENSTRA Institusi dan RENSTRA unit, RENOP yang berbasis siklus PDCA. Sistem ini ditunjang berbagai aktivitas seperti monitoring dan evaluasi proses belajar mengajar, penyiapan sistem informasi, dan sistem penjaminan mutu berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

c. Komitmen pimpinan terhadap berbagai bidang pengembangan sangat tinggi. Berbagai kebijakan telah dirumuskan untuk menjadi dasar bagi penyusunan program 5 tahun ke depan. Program disusun dengan mengedepankan prioritas pada pengembangan Institusi dan Manajemen yang didasarkan pada komitmen pimpinan untuk mengembangkan Instutusi yang sehat dan manajemen yang

37

Page 42: Daftar Isi - ISTN

bersih dan transparan sebagai bagian mutlak menuju Good University Governance;

d. Otonomi Pengelolaan, Secara kelembagaan ISTN berada di bawah Badan Penyelenggara Yayasan Perguruan “Cikini”, namun operasi penyelenggaraan-nya ISTN diberikan kewenangan penuh untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar secara otonom. Namun demikian, prisip-prinsip efisiensi, transparansi, fairness dan akuntabilitas diperlihatkan melalui upaya ISTN untuk mengelola semua aset secara benar dan berhasil guna.

e. Tenaga pendidik dengan kualifikasi dan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Indikasi kekuatan tenaga pendidik diperlihatkan oleh besarnya jumlah Dosen yang memiliki kualifikasi S2 dan S3 dengan kepangkatan akademik Lektor ke atas. Jumlah ini dapat bertambah apabila program kaderisasi dapat berjalan secara baik. Potensi kualifikasi pendidikan ini merupakan modal berharga untuk pengembangan kemampuan staf pengajar.

f. Reputasi baik di tingkat nasional, kekuatan ini diperlihatkan dengan cukup banyaknya alumni yang telah menduduki posisi strategis di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta yang tersebar di seluruh nusantara, bahkan manca negara. Disamping itu, setiap tahun terdapat Mahasiswa baru yang berasal dari berbagai daerah dan provinsi yang ada di nusantara meskipun konsentrasi Mahasiswa baru masih didominasi dari Jakarta. Pemanfaatan kekuatan ini secara maksimal akan memberikan kontribusi positif untuk menghasilkan image yang baik.

g. Kualitas proses pendidikan yang tinggi, yang diindikasi dengan hasil akreditasi, bahwa semua Program Studi telah dan sedang proses reakreditasi kepada BAN-PT. Pada sisi lain, tingginya kualitas proses belajar-mengajar ditunjukkan dengan nilai Indeks Prestasi Semester rata-rata mendekati 2.75 pada semester genap 2012/2013, rendahnya angka Drop-Out, adanya peran badan penjaminan mutu, adanya pencerahan yang intensif dalam pengembangan metode pembelajaran, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata lulusan yang relatif tinggi di atas 2,75.

h. Komitmen dalam menjamin dan mengembangkan mutu yang tinggi, Komitmen ini diindikasikan oleh beberapa hal, yakni adanya Unit Penjaminan Mutu di tingkat Institut dan Fakultas, adanya Monitoring dan Evaluasi dalam mengembangkan mutu.

i. Fasilitas fisik dan informasi yang relatif lengkap, Kelengkapan fisik ditandai dengan kelengkapan fasilitas lahan yang luas, gedung, peralatan laboratorium dan fasilitas non-akademik. Kelengkapan fasilitas informasi berhubungan dengan perpustakaan, bandwith untuk Mahasiswa, hardware IT, hotspot, dan tersedianya LAN yang dikenal dengan ISTN-PRIMA. Khusus untuk informasi manajemen, ISTN telah menjalankan Sistem Informasi yang dikenal dengan ISTN-prima.

j. Pelaksanaan Manajemen Administrasi Internal baik dalam pencatatan, perekaman dan pendistribusian yang semakin membaik;

38

Page 43: Daftar Isi - ISTN

k. Pelayanan kepada Mahasiswa meningkat, termasuk dalam penyaluran dana keMahasiswaan serta pemenuhan kagiatan-kegiatan kelembagaan. Demikian juga dengan pelayanan akademik sudah terpadu. Sentralisasi pelayanan nilai dan aturan-aturannya sudah didasarkan kepada Prosedur Operasional Standar (POS);

l. Mutu lulusan meningkat dan masa tunggu lulusan semakin baik; m. Komunikasi dan kerjasama dengan pihak luar baik dalam aspek akademik, riset

dan pengabdian kepada masyarakat semakin meningkat, termasuk dengan lembaga-lembaga sertifikasi profesi dan industri;

n. Telah mempunyai jaringan kerja sama dengan Perguruan Tinggi luar negeri di Malaysia dan Jerman;

2. Kelemahan a. Pengembangan Institusi saat ini sulit dilakukan karena sumber pendanaannya

masih bergantung pada tuition fee Mahasiswa, belum mempunyai sumber dana lain selain tuition fee Mahasiswa. Oleh karena itu, upaya penggalangan dan pencarian sumber-sumber lain di luar tuition fee harus selalu dilakukan untuk dapat mengakselerasi pengembangan ISTN.

b. Belum terintegrasinya sistem informasi manajemen keuangan, sistem informasi manajemen SDM, sistem informasi manajemen akademik dan sistem informasi manajemen aset, Komputerisasi pengolahan data manajemen masih berlangsung secara parsial. Akibatnya informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder internal belum tersedia secara komprehensif.

c. Jumlah tenaga kependidikan relatif banyak, tetapi umumnya belum memiliki kompetensi sesuai kebutuhan, problem pada proses rekruitmen sebelumnya menyebabkan jumlah tenaga kependidikan relatif banyak. Sebagian besar dari jumlah ini berijazah pendidikan menengah. Kemajuan ilmu administrasi dan manajemen serta sistem layanan berbasis TIK menyebabkan kompetensi sebagian besar staf ini tidak kompeten.

d. Sebagian besar tenaga pendidik masih mengutamakan pengajaran, Minimnya jumlah serta kualitas publikasi ilmiah dan kerjasama menunjukkan bahwa tenaga pendidik masih fokus pada pengajaran. Kondisi ini menyebabkan ISTN sebagai pusat pengembangan ilmu kurang berjalan secara cepat. Tinjauan kembali program-program akademik yang meliputi riset dan diseminasinya, termasuk pada Mahasiswa, perlu dilakukan.

e. Kondisi gedung dan peralatan sudah lama, demikian pula dengan peralatan laboratorium dan bengkel yang sudah cukup lama;

3. Peluang: a. Kewenangan yang diberikan oleh Yayasan kepada ISTN untuk

menyelenggarakan pendidikan secara mandiri merupakan bentuk otonomi akademik yang sekaligus merupakan peluang besar untuk mengembangkan ISTN. Dengan telah ditetapkannya STATUTA 2011, maka ISTN mempunyai

39

Page 44: Daftar Isi - ISTN

kesempatan sekaligus peluang untuk meningkatkan mutu layanannya kepada semua stakeholder dengan mendayagunakan semua potensi dan aset yang ada;

b. Dengan kewenangan yang dimiliki ISTN, memberikan kesempatan untuk menjalin kerjasama dengan berbagai instansi maupun institusi untuk membangun kolaborasi saling menguntungkan;

c. Dengan kondisi perekonomian nasional saat ini, memungkinkan dikembangkannya sumber daya manusia yang menguasai iptek. Disamping itu, dengan kondisi berbagai daerah yang banyak mengalami bencana, maka pembangunan sejumlah infrastruktur akan membutuhkan banyak SDM yang menguasai bidang iptek, dan ISTN sebagai perguruan tinggi yang bergerak di bidang iptek akan sangat berperan dalam menghasilkan SDM tersebut;

d. Menjalin kerjasama pendidikan dengan instansi lain, bertambahnya kompleksitas yang dihadapi dunia kerja, menuntut peningkatan kompetensi staf mulai level pelaksana sampai ke level pimpinan. Peningkatan ini dapat dilakukan dengan rekruitmen baru atau dengan pengembangan kemampuan staf yang sudah ada. Beberapa institusi memilih cara pengembangan untuk alasan efisiensi. Salah satu cara yang ditempuh adalah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi. Hal ini memberikan peluang pada ISTN untuk mengembangkan program pendidikannya, dan melakukan kerjasama dengan berbagai instansi.

e. Menjalin kerjasama riset dan mengembangkan IPTEK yang spesifik, Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan ISTN untuk mengakses informasi tentang perkembangan IPTEK sebanyak-banyaknya dan mempublikasikan IPTEK ISTN seluas-luasnya. Proses serah terima informasi ini akan membuka kesempatan bagi ISTN untuk menjalin kerjasama riset dengan berbagai institusi, baik nasional maupun internasional. Pada sisi lain, informasi yang diperoleh akan sangat bermanfaat bagi ISTN untuk menentukan posisi dan arah pengembangan IPTEK yang tajam, sehingga kompetensi lulusan memiliki kompetensi yang unik.

f. Pengembangan ISTN sebagai impact kerjasama dengan Perguruan Tinggi lain, baik dalam maupun luar negeri. Beberapa peluang diantaranya dengan adanya keikut sertaan ISTN dalam seminar-seminar yang dilaksanakan oleh mitra dari lembaga-lembaga dan istitusi pendidikan lain, baik dalam maupun luar negeri. Selain itu juga peluang pengembangan Mahasiswa untuk memiliki kompetensi yang lebih baik lagi di masa depan.

g. Peningkatan kualitas aset dapat dimanfaatkan dan menghasilkan revenue. Komunikasi dengan Pemprov DKI dan beberapa lembaga kemasyarakatan, memberikan peluang untuk penataan dan pengembangan asset danau dan taman sekitarnya bagi kepentingan ISTN dan masyarakat yang lebih luas;

h. Peningkatan mutu dan kompetensi tenaga Pendidik dan Kependidikan melalui kerjasama dengan pihak luar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan akademik, tenaga pendidik ISTN beberapa kali diberikan peluang untuk menjadi penilai bagi tugas akhir Mahasiswa di luar negri seperti di Politeknik Port Dickson dan lain-lain.

40

Page 45: Daftar Isi - ISTN

4. Ancaman:

a. Pertumbuhan Perguruan Tinggi lain, yaitu tersediannya banyak peluang masyarakat untuk membuka dan mengembangkan perguruan tinggi telah mendorong pertumbuhan perguruan tinggi, baik dari segi jumlah, jenis maupun kualitas. ISTN yang bergerak dalam pendidikan IPTEK sebetulnya menempati posisi yang strategis. Namun demikian, beberapa pendidikan IPTEK di perguruan tinggi di Indonesia juga sudah berkembang. Pertumbuhan ini perlu diwaspadai oleh ISTN, karena dapat berubah menjadi ancaman bila tidak ditanggapi dengan baik.

b. Liberalisasi pendidikan, masuknya jasa pendidikan sebagai bagian dari perjanjian WTO menjadikan pendidikan tinggi sebagai jasa komersial. Keadaan ini akan mendorong liberilisasi pendidikan. Ancaman ini harus diwaspadai ISTN dengan cara membuat sistem penjaminan mutu yang baik, sehingga ISTN tetap berorientasi pada pengembangan ilmu yang dikehendaki stakesholder.

c. Standarisasi Industri, Dunia industri telah menerapkan standar ISO, oleh karena itu ISTN harus mampu menyesuaikan dan mengantisipasi kurikulumnya yang adaptif dengan kebutuhan dunia industri.

d. Pemberlakuan PDPT, juga memberikan tantangan agar kita mampu membenahi jaringan sistem informasi yang tepadu dan aman, termasuk di dalamnya pelaporan EPSBED agar tepat waktu;

e. Rencana pemberlakuan Kurikulum berbasis KKNI, memberikan tantangan agar ISTN mampu terus mengembangkan kurikulum yang sustainable.

41

Page 46: Daftar Isi - ISTN

BAB V RENCANA STRATEGIS

PASAL 5 (1) Rangkuman Renstra 2010-2015

Rencana Strategis ISTN 2010-2015 dilandasi dengan asumsi-asumsi bahwa: (1) Jumlah dan pertumbuhan penduduk usia masuk perguruan tinggi dalam periode lima tahun ke depan masih cenderung tinggi, sementara itu daya tampung perguruan tinggi bidang sains dan teknologi masih sangat kompetitif; (2) Pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat yang berdampak terhadap sarjana bidang sains dan teknologi; (3) Perkembangan kompetisi global yang berdampak terhadap tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan semakin tinggi sejalan dengan perkembangan ipteks dan tuntutan masyarakat; (4) Rehabilitasi kampus dan fasilitas pendidikan menjadi pendorong peningkatan citra ISTN secara internal dan eksternal; (5) Ketersediaan infra struktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang ada di kampus memungkinkan peningkatan dan perluasan akses ke berbagai instansi dan stakesholder sebagai mitra kerja; (6) Peran ISTN dalam pemberdayaan masyarakat semakin dibutuhkan; (7) Optimalisasi potensi Mahasiswa memerlukan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan; (8) Peningkatan layanan, kinerja, dan produk ISTN memerlukan sumber daya manusia yang handal sesuai dengan tuntutan profesi; (9) Perluasan jejaring dan kemitraan dengan lembaga lokal, nasional, dan internasional diperlukan untuk meningkatkan kualitas, akuntabilitas, dan pembangunan citra ISTN. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka dirumuskan kebijakan program pengembangan ISTN dalam Rencana Strategis (Renstra) 2010-2015, adalah: (1) Peningkatan Kualitas dan Relevansi Pendidikan: terselenggaranya pembelajaran berbasis kompetensi dan penelitian dasar, terlaksananya restrukturisasi program untuk memantapkan ISTN sebagai institusi pendidikan berbasis IPTEKS, Meningkatnya jumlah Mahasiswa baru tiap Program Studi; (2) Pengembangan mutu Mahasiswa baru: Terselenggaranya sistem seleksi Mahasiswa baru yang berkualitas, Meningkatnya jumlah peminat tiap Program Studi dan jenjang, Bertambahnya skema beasiswa untuk Mahasiswa, Tersedianya anggaran pemasaran sebesar 10 % dari total anggaran Institut; (3) Pengembangan mutu proses pembelajaran: meningkatnya kualitas dan relevansi Program Studi pada D-3, S-1, S-2 dan Profesi serta terwujudnya paradigma pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran oleh Mahasiswa (student based learning), Terselenggaranya sistem penjaminan mutu pada semua Program Studi dan Jenjang, Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran, Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses administrasi pendidikan, Tertibnya pelaksanaan EPSBED, Terselenggaranya sistem evaluasi berkala terhadap Program Studi, Terselenggaranya pertemuan ilmiah tingkat Program Studi, Fakultas, regional dan nasional, Terselenggaranya pengembangan dalam penerapan teknologi

42

Page 47: Daftar Isi - ISTN

pendidikan, Meningkatnya kualitas layanan laboratorium; (4) Pengembangan mutu lulusan: Terselenggaranya ”tracer study” sebagai dasar peningkatan kualitas lulusan dan perubahan pasar kerja lulusan; Terselenggaranya program pendampingan para lulusan; Terselenggaranya program pengayaan Mahasiswa berbakat; Terselenggaranya pusat pengembangan sumberdaya manusia untuk membantu Mahasiswa dalam meningkatkan kualitas diri dan membantu penyelesaian masalah pribadi dalam kehidupan keMahasiswaannya, Terselenggaranya fasilitas sertifikasi kompetensi; (5) Pengembangan iklim akademik: meningkatkan kualitas iklim akademik dalam proses pembelajaran pada semua Program Studi dan jenjang, menyelenggarakan penyediaan magang kerja paroh waktu bagi Mahasiswa, Terselenggaranya penyediaan beasiswa prestasi untuk para Mahasiswa berpotensi akademik tinggi dari keluarga kurang mampu, Terselenggaranya program kemahasiswaan dalam pembinaan akademik, pengembangan sikap mental cendekiawan, pengembangan softskills serta pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan; (6) Pengembangan kesejahteraan Mahasiswa: Terselenggaranya peningkatan fasilitas dan program kemahasiswaan (kepresidenan Mahasiswa, unit kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, kelompok minat, klub, dsb.), Terselenggaranya pembinaan olah raga, kesenian dan minat khusus, Terselenggaranya pusat pelayanan kesehatan Mahasiswa, Terselenggaranya sistem asuransi Mahasiswa, Terselenggaranya program kewirausahaan Mahasiswa, Terselenggaranya sistem informasi keMahasiswaan; (7) Peningkatan Kualitas dan Relevansi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Pengembangan knowledge utilization, Terselenggaranya technology center dan Pusat Dokumentasi hasil karya ilmiah, Berkembangnya kerjasama penelitian dengan pemda, industri, dan dunia usaha, Terselenggaranya program penelitian inovatif dan berkembangnya Sentra Haki, Peningkatan mutu dan relevansi penelitian, Tersedianya dana penelitian sebesar 5 % dari total anggaran Institut, Peningkatan Relevansi Pemanfaatan IPTEKS bagi Masyarakat, Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat sebagai penerapan IPTEKS yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, Terlaksananya reorientasi kegiatan penelitian sebagai wahana untuk penerapan sumber daya IPTEKS, Terselenggaranya kegiatan pembinaan dan pemberdayaan untuk Usaha Kecil dan Mengengah (UKM), Terselenggaranya program kemitraan dan pembinaan untuk pemberdayaan masyarakat UKM, Terselenggaranya pelayanan masyarakat yang mampu menjadi katalisator bagi pengembangan masyarakat madani (civil society) dalam masyarakat yang lebih luas, Terselenggaranya kegiatan penerapan IPTEKS yang berorientasi pada keunggulan masyarakat industri; (8) Pengembangan Softskill: Pengembangan berkelanjutan khasanah budaya sebagai perwujudan peningkatan daya saing lulusan, Tumbuhnya nilai-nilai budaya akademik dan terwujudnya ISTN sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan lulusannya dengan penguasaan hardskills dan softskills, Terselenggaranya kegiatan penanaman budaya kerja dan softskill yang terintergrasi dalam proses pembelajaran, Peningkatan mutu kehidupan kampus sebagai basis pengembangan knowledge based enterprised, Meningkatnya semangat knowledge based enterprised di kalangan sivitas akademika ISTN, Meningkatnya semangat kewirausahaan dalam manajemen ISTN,

43

Page 48: Daftar Isi - ISTN

Meningkatnya wawasan global di kalangan sivitas akademika, Meningkatnya profesionalisme di kalangan sivitas akademika untuk mencapai keunggulan global; (9) Pengembangan Pengelolaan Institut yang Efektif, Efisien dan Produktif: Pemantapan dan Pengembangan Kelembagaan, Terselenggaranya fungsi dan tugas semua unsur-unsur organisasi Institut untuk melaksanakan good ISTN governance, Terselenggaranya sistem akuntansi dan manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel pada setiap unit; Terselenggaranya sistem manajemen akademik yang efisien dan efektif serta penerapan total quality assurance system pada semua unit kegiatan akademik dan unit pendukung; Terselenggaranya sistem informasi manajemen yang menjamin terlaksananya perencanaan dan manajemen keuangan, Akademik, SDM, sarana prasarana secara efektif dan efisien; Terselenggaranya pelayanan perpustakaan secara efektif dan meningkatnya mutu pelayanan kepada mahsiswa, Dosen, dan masyarakat akademik secara berkelanjutan yang didukung dengan meningkatnya alokasi anggaran perpustakaan sampai mencapai minimal sebesar 1 persen dari anggaran belanja Institut, Terselenggaranya jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada seluruh sistem perpustakaan ISTN yang mencakup pengembangan pusat manajemen pengetahuan (center for knowledge management) dan upaya mewujudkan jaringan perpustakaan regional; Tersedianya perpustakaan pusat yang representatif dan tersedianya cost-effective untuk memelihara dan mengembangkan sumber dan pelayanan perpustakaan; Berlangsungnya kaderisasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui proses seleksi dan rekruitmen, Terselenggaranya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan bermutu, regenerasi yang berkesinambungan, serta reward and Apresiasi yang memotivasi kinerja; Terselenggaranya sistem penerimaan, pengangkatan, pembinaan dan promosi tenaga pendidik dan kependidikan yang mendukung eksistensi ISTN sebagai institusi pendidikan bidang sains dan teknologi; Meningkatnya kuantitas Dosen sesuai dengan kebutuhan kompetensi dan rasio Dosen-Mahasiswa; Meningkatnya kualifikasi tenaga pendidik berpendidikan S3 mencapai 30 %; Terselenggaranya program pendidikan teknis fungsional untuk meningkatkan kualitas staf pendukung/karyawan sesuai dengan kebutuhan bidang tugas, sebagai bagian dari usaha meningkatkan dan menjamin mutu akademis; Terselenggaranya bantuan biaya untuk kegiatan ilmiah bagi para tenaga pendidik untuk tingkat nasional dan internasional; Diberlakukannya sistem evaluasi berbasis kinerja bagi staf tenaga pendidik dan kependidikan, serta perbaikan sistem kesejahteraan yang berbasis kinerja; Terselenggaranya program asuransi kesehatan plus bagi pendidik dan kependidikan senior sebagai apresiasi ISTN terhadap pengabdian dan sumbangsih mereka; Terselenggaranya program beasiswa untuk pelatihan dan studi lanjut; Tersusunnya peraturan ISTN tentang pengadaan, pengangkatan, promosi dan pemberhentian pegawai, Restrukrisasi peraturan ISTN tentang sistem penggajian dan asuransi; Meningkatnya citra ISTN sebagai institusi tinggi bidang sains dan teknologi yang menghasilkan para pemimpin, manajer, pelaksana, wirausaha dan pemikir (inisiator dan inovator) yang handal, berdaya juang tinggi, berwawasan global, dan berjiwa nasional; Maningkatnya citra ISTN sebagai institusi tinggi bidang sains dan teknologi yang menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

44

Page 49: Daftar Isi - ISTN

yang sesuaidengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman, serta memiliki jaringan kerjasama yang luas; Maningkatnya citra ISTN sebagai kampus dengan sivitas akademika yang berintegritas tinggi, berbudaya, bermutu akademik tinggi, kreatif, inovatif, berwawasan global, dan berjiwa nasional, Maningkatnya citra ISTN sebagai kampus dengan infrastruktur dan fasiltas yang lengkap, mengikuti perkembangan teknologi, kondusif bagi kegiatan belajar dan pengembangan diri, Tersedianya dana 2% dari total anggaran utk penjaminan mutu; (10) Penyediaan sarana prasarana yang mendukung Mutu Pendidikan: Mengembangkan sarana dan prasarana fisik kampus, meliputi: rehabilitasi gedung dan ruang kelas, ruang pelayanan, laboratorium dan lansekap, pembangunan kantin dan klinik, pembangunan srudent center, rehabilitasi perpustakaan pusat, rehabilitasi aula, pembangunan fasilitas olah raga, pembangunan gedung untuk toko/bursa, pembukaan kantor cabang salah Bank Pemerintah, Mengembangkan perencanaan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas fisik secara optimal, meliputi: Meningkatnya kualitas perencanaan dan pengembangan tata ruang kampus, erselenggaranya lingkungan kampus yang aman, tertib, teduh, dan asri, Meningkatnya kewibawaan Kampus ISTN sebagai institusi pendidikan, pembelajaran, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat yang kondusif dan ramah dengan masyarakat sekitar; Terselenggaranya ketentraman, kenyamanan dan keamanan kampus, melalui penataan aset, Terpenuhinya kebutuhan akomodasi Mahasiswa, dengan maksud menjaring Mahasiswa dari luar jakarta; Terlaksananya pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur sesuai kebutuhan; Terselenggaranya operasional dan perawatan sarana dan prasarana; Pengembangan Sarana-prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mengembangkan akses Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sesuai dengan kemajuan teknologi bagi kalangan sivitas akademika, meliputi: Tersusunnya arsitektur sistem pelayanan teknologi informasi dan komunikasi diseluruh ISTN, Terselenggaranya sistem jaringan LAN beserta perangkat komputer yang diperlukan, Meningkatnya kapasitas kelembagaan pusat pelayanan teknologi informasi dan komunikasi, Terselenggaranya pembangunan sistem telekomunikasi kampus dengan menggunakan teknologi pita lebar (broadband technology) yang mampu memenuhi kebutuhan telekomunikasi pada masa 20 tahun ke depan; Tersedianya perangkat keras penyelenggaraan sistem informasi akademik, kepegawaian, keuangan, alumni, serta gedung dan ruang; (11) Pengembangan Kemandirian Organisasi dan Jaringan Kerja sama: Optimalisasi pemanfaatan sumber daya IPTEKS yang dimiliki ISTN; Meningkatnya kerjasama dengan dunia usaha/industri dalam pengembangan Program Studi dan sumber daya; Bekembangnya unit-unit usaha yang sehat dan mampu menjadi salah satu sumber keuangan ISTN; Meningkatnya penerimaan dari pengembangan usaha secara bertahap hingga mencapai 60 % dari penerimaan total ISTN; Tersedianya Dana Abadi di pendanaan ISTN; Peningkatan kapasitas jaringan kerjasama di tingkat nasional; Meningkatnya kerjasama dengan mitra kerja pusat dan daerah; Meningkatnya kemantapan kerjasama dengan para mitra kerja; Terselenggaranya fungsi INI-ISTN sebagai pendukung hubungan yang efektif antara Alma Mater dan alumni serta terselenggaranya wadah Keluarga Sivitas Akademika ISTN;

45

Page 50: Daftar Isi - ISTN

Tersusunnya data base alumni dan terhimpunnya dana alumni untuk beasiswa Mahasiswa berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi; Peningkatan kapasitas jaringan kerjasama untuk meningkatkan ISTN ke posisi global; Terselenggaranya jaringan kerjasama internasional dalam peningkatan mutu dan relevansi program pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat serta gerakan budaya; Terselenggaranya kerjasama program kembaran akademik (twinning program) dalam kesetaraan; Terwujudnya pengakuan kesetaraan matakuliah dan lulusan ISTN dengan matakuliah dan lulusan universitas internasional; Terselenggaranya kerjasama program pertukaran antar universitas; Terselenggaranya jaringan kerjasama yang solid dengan industri, pemerintah dan lembaga donor dalam bidang pendidikan, penelitian, pengembangan dan pelatihan.

(2) Renstra 2015-2020 2.1 Kebijakan Strategis

2.1.1. Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemahasiswaan Perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan dan pembinaan kemahasiswaan meliputi 3 fokus kebijakan, yaitu: 1) Peningkatan program pendidikan dan mutu layanan

(1) Perluasan akses dan mutu calon Mahasiswa (program sarjana, magister, profesi maupun program diploma), melalui: a. Meningkatkan mutu input (calon Mahasiswa) pada berbagai

skema seleksi masuk Institut dengan promosi intensif untuk meningkatkan competitive rate atau tingkat selektivitas calon Mahasiswa;

b. Mengintegrasikan perencanaan danpengelolaan administrasi proses pendidikan multistrata termasuk proses seleksi masuk Institut guna untuk meningkatkan efisiensi penggunaan fasilitas pendidikan;

c. Memfasilitasi tenaga pendidik bersertifikat dengan berbagai program pengembangan dalam upaya peningkatan mutu dan keterampilan dalam proses belajar mengajar;

d. Memutakhirkan mutu bahan ajar dan metode pembelajaran efektif dalam upaya pemenuhan capaian pembelajaran (learning outcomes) berbasis KKNI;

e. Mendekatkan Mahasiswa dengan wahana penerapan keilmuan dan dunia kerja dengan upaya mengembangkan cakupan kerjasama dengan institusi mitra dalam kegiatan praktek kerja, dan kegiatan penelitian.

(2) Peningkatan efisiensi dan mutu layanan pendidikan, dengan upaya: a. Mengintegrasikan proses layanan pendidikan akademik,

profesi, dan vokasi dimulai dari proses seleksi masuk untuk meningkatkan efisiensi.

46

Page 51: Daftar Isi - ISTN

b. Meningkatkan mutu serta jumlah fasilitas dan infrastruktur pendidikan untuk mendukung proses belajar yang efektif.

c. Mendorong optimalisasi kapasitas organisasi pelaksana program pendidikan untuk peningkatan kualitas kegiatan akademik.

d. Mendorong dan memfasilitasi peningkatan status akreditasi Program Studi dan Institusi di tingkat nasional dan internasional.

(3) Pemutakhiran course content dan metode pembelajaran, dengan upaya: a. Memfasilitasi program-program pendidikan akademik, profesi,

dan vokasi melalui kegiatan ‘teaching clinic’ untuk menyusun capaian pembelajaran (learning outcomes) dalam rancangan kurikulum berbasis KKNI;

b. Memfasilitasi tenaga pendidik dengan pelatihan pemutakhiran metode pembelajaran selaras dengan implementasi kurikulum berbasis kompetensi dan KKNI.

(4) Pemantapan implementasi KKNI, melalui

a. Mengkaji kebijakan dan evaluasi implementasi klasterisasi kurikulum program pendidikan akademik, profesi, dan vokasi.

b. Memutakhirkan dan penyempurnaan implementasi kurikulum program pendidikan akademik dan profesi agar selaras dengan tingkatan lulusan menurut KKNI.

c. Memutakhirkan kurikulum program vokasi dengan mengacu pada KKNI dalam upaya memperkuat kompetensi lulusan dengan capaian pembelajaran yang adaptif dengan kebutuhan dunia kerja yang kompetitif.

d. Memperkuat kompetensi Dosen dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran vokasional

(5) Pengembangan program pendidikan yang adaptif, dengan upaya:

a. Meningkatkan pembinaan multi sosial budaya Mahasiswa, pengembangan unit-unit kegiatan Mahasiswa dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler maupun ko-kurikuler yang dapat meningkatkan khususnya kemampuan soft skill dan jiwa kewirausahaan.

b. Mengintegrasikan secara terprogramkegiatan peningkatkan kompetensi tambahan di bidang kewirausahaan dan kepemimpinan agar lulusan lebih siap dipasar kerja dan mampu mandiri.

47

Page 52: Daftar Isi - ISTN

2) Peningkatan sumber dan media pendidikan (1) Peningkatan peran profesional tenaga pendidik dalam

keanggotaan organisasi profesi, dengan cara: a. Mendorong dan memfasilitasi penyelenggaraan seminar,

lokakarya dan kegiatan lainnya bekerjasama dengan organisasi profesi.

b. Mendorong Dosen untuk ikut serta dalam seminar-seminar nasional dan internasional yang diselenggarakan oleh organisasi profesi.

c. Mendorong Dosen untuk berperan aktif dalam kepengurusan organisasi profesi nasional dan internasional.

d. Peningkatan kompetensi Dosen dalam menulis dan komunikasi untuk publikasi ilmiah dan populer.

(2) Peningkatan mutu layanan dan koleksi perpustakaan melalui:

a. Meningkatkan mutu layanan perpustakaan berbasis TIK; b. Menambah jumlah dan jenis pustaka terbaru baik buku, jurnal

ilmiah, jurnal on line, dan pemeliharaan koleksi yang sudah ada;

c. Meningkatkan sistem dan kenyamanan perpustakaan, akses internet serta intranet yang handal agar sivitas akademika menjadi lebih mudah mendapatkan sumber dan media pendidikan;

(3) Pengembangan sumber pembelajaran dari hasil penelitian dengan

cara: a. Mendorong dan memfasilitasi Dosen untuk selalu

memutakhirkan sumber pembelajaran; b. Mengintegrasikan secara terprogram kegiatan peningkatkan

kompetensi tambahan di bidang kewirausahaan dan kepemimpinan agar lulusan lebih siap di pasar kerja dan mampu mandiri.

3) Peningkatan sumber dan media pendidikan

(1) Peningkatan peran profesional Dosen dalam keanggotaan organisasi profesi, dengan cara: a. Mendorong dan memfasilitasi penyelenggaraan seminar,

lokakarya dan kegiatan lainnya bekerjasama dengan organisasi profesi.

b. Mendorong Dosen untuk ikut serta dalam seminar-seminar nasional dan internasional yang diselenggarakan oleh organisasi profesi.

c. Mendorong Dosen untuk berperan aktif dalam kepengurusan organisasi profesi nasional dan internasional.

48

Page 53: Daftar Isi - ISTN

d. Peningkatan kompetensi Dosen dalam menulis dan komunikasi untuk publikasi ilmiah dan populer.

(2) Peningkatan mutu layanan dan koleksi perpustakaan melalui:

a. Meningkatkan mutu layanan perpustakaan berbasis TIK; b. Menambah jumlah dan jenis pustaka terbaru baik buku, jurnal

ilmiah, jurnal on line, dan pemeliharaan koleksi yang sudah ada.

c. Meningkatkan sistem dan kenyamanan perpustakaan, akses internet serta intranet yang handal agar sivitas akademika menjadi lebih mudah mendapatkan sumber dan media pendidikan.

(3) Pengembangan sumber pembelajaran darihasil penelitian dengan cara: a. Mendorong dan memfasilitasi Dosen untuk selalu

memutakhirkan sumber pembelajaran; b. Mendorong Dosen untuk menghasilkan IPTEKS dan

memasukkannya dalam sumber pembelajaran agar Mahasiswa mendapatkan sumber informasi yang mutakhir langsung dari Dosen.

4) Peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan dan alumni (1) Pembinaan kemahasiswaan, soft skill, kepemimpinan, dan

kewirausahaan dengan cara: a. Meningkatkan mutu dan jumlah kegiatan lembaga

keMahasiswaan dengan tutorial yang lebih intensif. b. Memperbanyak kegiatan-kegiatan pelatihan yang bersifat

meningkatkan softskill, kepemimpinan, peranan Mahasiswa, dan kewirausahaan.

c. Memfasilitasi perintisan usaha pembangkitan pendapatan oleh Mahasiswa.

(2) Pengembangan student center, sport center, dan asrama Mahasiswa: a. Meningkatkan fasilitas penunjang student center. b. Membangun fasilitas olahraga dan sarana Mahasiswa c. Membangun sarana dan prasarana untuk meningkatkan

kapasitas asrama Mahasiswa. (3) Pengembangan language center dan interaksi lintas budaya:

a. Meningkatkan fasilitas laboratorium bahasa dan tata kelola penyelenggaraannya;

b. Mendorong peningkatan kemampuan penguasaan bahasa asing Mahasiswa;

c. Meningkatkan mutu kegiatan yang terkait dengan interaksi lintas budaya Mahasiswa;

49

Page 54: Daftar Isi - ISTN

(4) Pembinaan karir lulusan dan hubungan dengan alumni: a. Meningkatkan akses dan interaksi dengan pengguna yang akan

menyerap lulusan; b. Mendorong peran positif alumni untuk meningkatkan peran

Institut dalam pembangunan nasional; c. Mendorong lulusan untuk bekerja di bidang aplikasi sains dan

teknologi;

2.1.2. Peningkatan Mutu Penelitian Pengembangan mutu penelitian meliputi tiga fokus kebijakan, sebagai berikut: 1) Peningkatan mutu penelitian unggulan nasional

(1) Pembinaan penelitian unggulan dan prioritas nasional a. Mengembangkan mutu penelitian yang diarahkan pada

peningkatan kemampuan Dosen, peneliti, dan Mahasiswa untuk melakukan kegiatan penelitian, termasuk menguasai dan mengembangkan metodologi penelitian,

b. Mengembangkan kualitas sumber daya penelitian diarahkan pada peningkatan dana penelitian untuk meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi standar internasional,

c. Meningkatkan kualitas materi dan hasil penelitian yang relevan dengan kebutuhan untuk pengembangan ilmu itu sendiri, untuk pendidikan, untuk kepentingan usaha, serta masyarakat.

2) Peningkatan fasilitas sumberdaya dan kelembagaan penelitian (1) Penyediaan hibah penelitian unggulan dan penelitian berbasis

keilmuan, dengan: a. Memapankan implementasi fokus riset unggulan sesuai

Rencana Induk Penelitian (RIP) b. Meningkatkan penelitian kolaboratif unit kerja (Fakultas/pusat

dan Program Studi) melalui pembentukan model riset lintas unit kerja yang efektif;

c. Meningkatkan peran serta Dosen muda untuk menjamin keberlanjutan reputasiriset dan keilmuan Institut;

d. Meningkatkan sumber dana hibah penelitian dapat dilakukan baik melalui kemitraan dengan industri strategis terkait dengan pendekatan konsep link and match yang saling menguntungkan;

(2) Pengembangan pusat unggulan kompetensi nasional a. Mengakselerasi terbentuknya pusat unggulan penelitian

berbasis kelompok ilmu; b. Meningkatkan peran pusat unggulan sebagai referensi nasional

untuk penguatan kebijakan publik

50

Page 55: Daftar Isi - ISTN

c. Mengembangkan kerjasama penelitian dengan departemen teknis/instansi pemerintah terkait serta instansi swasta;

(3) Peningkatan kemampuan dan mutu laboratorium terpadu dan advanced research facilities: a. Mengembangkan konsep “twinning laboratories” dikaitkan

dengan “access dan benefit sharing” dalam pemanfaatan excess capacity;

b. Memperkuat jejaring internal laboratorium terakreditasi ISO-17025 menuju system “resource sharing” yang efektif;

c. Memperkuat tautan teaching dengan industrial laboratories; d. Memfasilitasi pendaftaran dan proses standardisasi dan

akreditasi laboratorium. (4) Pengembangan peran kelembagaan pusat penelitian, dengan cara:

a. Mengembangkan kegiatan penelitian yang bersifat multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin;

b. Mengembangkan sistem evaluasi kelembagaan penelitian dikaitkan dengan perubahan orientasi dan prioritas penelitian serta dikaitkan dengan efisiensi penyelenggaraan penelitian;

c. Memperkuat peran dan performa kelembagaan penelitian berbasis kelompok ilmu;

d. Meningkatkan kerjasama riset Pusat Penelitian dengan lembaga/pusat penelitian di regional dan internasional.

3) Peningkatan publikasi, perlindungan, dan daya guna hasil penelitian, melalui: (1) Peningkatan diseminasi dan publikasi pada jurnal nasional dan

internasional a. Meningkatkan atmosfir publikasi nasional dan internasional; b. Memberikan insentif publikasi nasional dan internasional

terakreditasi; c. Menyediakan unit pendampingan proses publikasi bagi

Mahasiswa; d. Meningkatkan kualitas penerbitan jurnal ilmiah agar

terakreditasi; (2) Pengelolaan hasil penelitian, paten dan HKI serta pembinaan

khusus: a. Memperkuat pengelolaan hasil penelitian untuk pendidikan

dan pengabdian kepada masyarakat. b. Memperkuat peran intermediasi inovasi berbasis paten serta

pemberlakuan regulasi internal pembagian manfaat melalui royalty system;

c. Mempromosikan produk dan pemikiran unggulan ISTN melalui percepatan penetrasi adopsi IPTEK oleh pengguna secara luas khususnya terkait masalah lingkungan, sains dan teknologi.

51

Page 56: Daftar Isi - ISTN

d. Memperkuat promosi inovasi melalui fasilitasi penyusunan “business plan”, “business gathering”, “innovation expo” dll.

(3) Pengembangan galeri inovasi sebagai etalase dan wahana interaksi para pihak, dengan: a. Memapankan mini galeri inovasi melalui pengayaan muatan

dan konten interaktif; b. Menyusun dan pemapanan master plan galeri inovasi serta

rencana pembangunannya; c. Memperkuat jejaring alumni dan mitra untuk mendukung

pengembangan galeri inovasi;

2.1.3. Peningkatan Mutu Pengabdian Kepada Masyarakat 1) Peningkatan layanan pembinaan masyarakat produktif:

(1) Pengembangan peran kelembagaan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat: a. Mengintegrasikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

sebagai bagian dari kurikulum; b. Mendorong keterlibatan sivitas akademika dalam kegiatan

yang bersentuhan langsung dengan masyarakat; c. Meningkatkan mutu kualitas praktek kerja lapangan

Mahasiswa yang terintegrasi dalam kurikulum; (2) Pemanfaatan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi inovatif

bagi masyarakat: a. Mendorong sivitas akademika untuk memperbanyak produksi

teknologi tepat guna b. Menerapkan sistem insentif yang lebih baik untuk Dosen yang

menghasilkan & melaksanakan pengabdian kepada masyarakat c. Meningkatkan peran sivitas akademika dalam perumusan

kebijakan industri dan bidang terkait; d. Mendorong kerjasama dengan pemprov untuk

mengoptimalkan potensi daerah; e. Mendorong kontribusi dalam perumusan kebijakan

pengembangan industri dan lingkungan;

2.1.4. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya dan Jejaring Kerjasama Peningkatan kapasitas dan jejaring kerjasama meliputi dua aspek kebijakan yang berhubungan dengan kapasitas Institusi, Tenaga Pendidik dan Kependidikan, aset tangible maupun intangible dan jejaring kerjasama baik dalam maupun luar negeri. Fokus kebijakan peningkatan kapasitas dan jejaring kerjasama diuraikan sebagai berikut:

52

Page 57: Daftar Isi - ISTN

1) Peningkatan kapasitas dan sarana fisik (1) Peningkatan kapaistas sumberdaya tenaga pendidik, melalui:

a. Memantapkan jenjang pendidikan Dosen di dalam maupun luar negeri;

b. Meningkatkan keterlibatan tenaga pendidik dalam kegiatan internasional summer courses, internship, training dan workshop.

(2) Penerapan knowledge management system dan e-learning dengan: a. Memfasilitasi unit dan tenaga pendidik untuk mengunggah

berbagai dokumen yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan ke web ISTN, terutama dokumen ilmu pengetahuan yang menurut sifatnya dapat dipublikasikan kepada masyarakat.

b. Memfasilitasi dan menerapkan system insentif kepada tenaga pendidik untuk mengembangkan metode pengajaran e-learning yang lebih optimal, efisien dan efektif untuk mencapai learning outcome.

c. Memperkuat kemampuan unit kerja terkait, baik tenaga pendidik maupun kependidikan, fasilitas dan infrastruktur agar dapat memfasilitasi penerapan knowledge management system dan e-learning.

(3) Peningktan kapasitas sumberdaya tenaga kependidikan, melalui: a. Memantapkan jenjang karir tenaga kependidikan; b. Meningkatkan komptensi tenaga kependidikan melalui

pelatihan, mentoring, coaching, rotasi, dan peningkatan kapasitas lainnya;

(4) Peningkatan sarana prasarana untuk pelaksanaan akademik dan

manajemen, melalui: a. Menyediakan sarana prasarana untuk menciptakan kondisi

kampus yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar dan interaksi sosial sivitas akademika.

b. Menyediakan fasilitas laboratorium akademik dengan kuantitas dan kekinian yang memadai.

c. Menyediakan fasilitas bagi Dosen (ruang, furniture, dan fasilitas pendukungnya)

d. Menjamin ketersediaan suplai air dan listrik untuk kegiatan pendidikan dan riset.

2) Peningkatan jejaring kerjasama dan produktivitas kepakaran

(1) Peningkatan jejaring kerjasama kepakaran tenaga kependidikan, dengan cara:

53

Page 58: Daftar Isi - ISTN

a. Meningkatkan keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam berbagai kegiatan training pengembangan diri danteknik komunikasi yang efektif.

b. Meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan knowledge management secara terintegrasi.

c. Meningkatkan keterlibatan Mahasiswa dalam berbagai kompetisi terkait dengan leadership dan entrepreuneurship.

d. Memperkuat kerjasama profesional di tingkat nasional dan internasional yang dapat mendorong peningkatan kompetensi dan daya serap lulusan.

e. Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan swasta/pengguna lulusan dalam perumusan kompetensi, proses pembelajaran, praktek kerja, danpenyerapan lulusan.

f. Menyediakan layanan inkubasi bisnis bagi lulusan yang telah terjun ke dunia usaha agar usahanya mandiri, berkembang, dan berdayasaing.

g. Meningkatkan program “guest scientists” dengan cara mendatangkan ilmuwan luar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan dan riset.

h. Memperkuat citra ISTN sebagai acuan untuk pengembangan sains dan teknologi pada taraf nasional.

(2) Penguatan satuan usaha komersial berbasis inovasi dan keilmuan

bidang teknologi, melalui: a. Mengembangkan bisnis berbasis teknologi dan kepakaran,

pemanfaatan asset lahan, dan kemitraan. b. Meningkatkan peran komite pengembangan dan kajian bisnis. c. Memperkuat peran inkubator bisnis/pusat kewirausahaan untuk

pengembangan usaha para alumni.

(3) Penguatan satuan usaha akademik dan penunjang berbasis pemanfaatan kepakaran dan aset, melalui: a. Mengembangkan jiwa kewirausahaan dan profesionalisme

sivitas akademika diwujudkan melalui upaya pengembangan usaha akademik untuk melayani kebutuhan masyarakat.

b. Meningkatkan kinerja usaha dan pengembangan usaha penunjang.

2.1.5. Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa 1) Peningkatan pendanaan dan remunerasi

(1) Peningkatan pemasukan dana di luar tuition fee untuk kesejahteraan, dengan:

54

Page 59: Daftar Isi - ISTN

a. Meningkatkan jejaring kerjasama profesional untuk memberikan tambahan pendapatan secara langsung kepada Dosen dan secara tidak langsung kepada tenaga kependidikan.

b. Meningkatkan kontribusi dari biro pengembangan usaha, akademis, dan penunjang sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan Mahasiswa, Dosen dan tenaga kependidikan.

c. Mengoptimalkan pendanaan RAPB yang dapat dipergunakan untuk peningkatan kesejahteraan Mahasiswa, Dosen dan tenaga kependidikan.

(2) Pengelolaan dan peningkatan dana abadi, melalui:

a. Meningkatkan sumber dana abadi yang berasal dari masyarakat, sponsor perusahaan/lembaga swasta di tingkat nasional dan internasional yang tidak mengikat.

b. Menginvestasikan keuangan jangka pendek dalam pengelolaan dana abadi.

(3) Peningkatan mutu layanan penggajian, tunjangan dan insentif

berbasis kinerja (remunerasi), dengan cara: a. Meningkatkan standar insentif pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat yang diarahkan pada unit biaya atau kemampuan dalam membangun relasi dan jaringan kerjasama.

b. Mengembangkan sistem insentif berbasis kinerja bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Mengembangkan sistem reward dalam kerjasama profesional diarahkan pada penghargaan profesi individual dan institusional.

(4) Pemberian beasiswa dan bantuan biaya pendidikan Dosen, tenaga

kependidikan dan Mahasiswa, a. Memperluas sumber dana beasiswa bagi Dosen, tenaga

kependidikan dan Mahasiswa; b. Meningkatkan tata kelola dalam seleksi dan penyaluran

beasiswa

2) Peningkatan sistem jaminan dan layanan sosial, melalui: (1) Peningkatan sistem jaminan kesehatan, dengan:

a. Mengembangkan sistem jaminan kesehatan bagi tenaga pendidik dan kependidikan;

b. Mengembangkan poliklinik dan pelayanan kesehatan bagi tenaga pendidik dan kependidikan;

55

Page 60: Daftar Isi - ISTN

(2) Peningkatan layanan sosial dan aksesibiltas kenyamanan kerja, melalui: a. Mengembangkan layanan sosial bagi tenaga pendidik,

kependidikan, dan Mahasiswa; b. Mendorong penyediaan bantuan uang muka perumahan,

rekreasi, family gathering dan tunjangan hari raya. c. Meningkatkan kenyamanan lingkungan kerja.

2.1.6. Penguatan dan Dinamisasi Sistem Manajemen Penguatan dan dinamisasi sistem manajemen meliputi 2 fokus kebijakan yang berhubungan dengan organisasi dan tatakelola, pengelolaan sumberdaya dan sistem manajemen pada pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Fokus kebijakanpenguatan dan dinamisasi sistem manajemen diuraikan sebagai berikut: 1) Dinamisasi organisasi dan tata kelola

(1) Peningkatan efektifitas organisasi dan sinergitas tata kelola, melalui: a. Mengawal dan evaluasi aturan perilaku (perbaikan manual

mutu, penerbitan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan). b. Memantapkan sistem audit. c. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan fungsi organisasi

(2) Pengembangan sistem penjaminan mutu dan kebijakan terstruktur a. Mendorong unit kerja untuk mengimplementasikan sistem

penjaminan mutu yang telah ditetapkan. b. Melakukan upaya perbaikan secara terus menerus terhadap

indikator-indikator kinerja sesuai dengan renstra; 2) Penguatan dan dinamisasi pengelolaan sumberdaya

(1) Penguatan peran dan fungsi perencanaan dan pengembangan, melalui: a. Meningkatkan penerapan manajemen berbasis kinerja. b. Menguatkan implementasi perencanaan strategis c. Meningatkan kualitas pengukuran kinerja.

(2) Penguatan sistem dan pengelolaan pendanaan, melalui: a. Menyempurnakan sistem akuntansi. b. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, c. Menyempurnakan sistem pengendalian internal.

(3) Penguatan sistem dan pengelolaan Sumber Daya Manusia, melalui: a. Me-redesign man power planning b. Mengimplementasikan manpower plan-ning untuk perekrutan

tenaga pendidik dan kependidikan; c. Meningkatkan efektifitas promosi kepangkatan

56

Page 61: Daftar Isi - ISTN

(4) Penguatan sistem dan layanan fasilitas dan properti, melalui:

a. Meningkatkan pelayanan dan pengadaan yang transparan dan cepat tanggap (quick response) berbasis tugas pokok dan fungsi serta dukungan layanan sistem informasi.

b. Memperkuat kapasitas sumber daya pengelola fasilitas dan properti.

c. Memperkuat sinergi dengan aturan-aturan tata kelola organisasi dan stakeholder;

(5) Penguatan sistem dan layanan kehumasan, pemasaran dan komunikasi publik, melalui: a. Meningkatkan efektifitas promosi untuk program akademik,

profesi dan vokasi b. Meningkatkan intensitas cakupan penyebaran materi promosi,

road show ke berbagai daerah dan sekolah serta publikasi di media massa.

3) Dinamisasi sistem dan teknologi informasi dan komunikasi

(1) Peningkatan kapasitas infrastruktur jaringan dan layanan teknologi informasi dan komunikasi, melalui: a. Meningkatkan dan memperkuat kapasitas infrastruktur

jaringan dan layanan TIK. b. Meningkatkan kerjasama profesional baik di tingkat nasional

maupun internasional dengan industri, penyedia jasa layanan dan industri/pengguna lulusan;

c. Memperkuat kemampuan teknis kepada tenaga kependidikan operasional rutin di setiap unit kerja.

d. Membina dan menyetarakan standar kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh tenaga teknis untuk mendukung ketersediaan, kehandalan, dan fungsi layanan TIK.

(2) Penguatan Sistem Informasi Manajemen terintegrasi, melalui: a. Memperkuat tatakelola data dan system informasi yang

mencakup institusi dan unit-unit kerja terkait. b. Memuktahirkan kebutuhan TIK unit kerja. c. Meningkatkan interoperabilitas dan peran unit kerja dalam

pemutakhiran data dan pemanfaatan layanan TIK dan sistem informasi.

57

Page 62: Daftar Isi - ISTN

Kebijakan strategis pengembangan ISTN 2015-2020 terangkum dalam bangunan Pilar strategis sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar-2.

Gambar-2: Bangunan Pilar strategis untuk mencapai Visi ISTN

2.2. Program ISTN 2015-2020 Program ISTN tahun 2015-2020 merupakan serangkaian aktivitas yang penyelenggaraannya dilakukan pada tiap tingkat dan unit kerja di lingkungan ISTN. Masing-masing program/sub-program saling terkait satu sama lainnya untuk mendukung tercapainya visi ISTN 2015-2020. Program ISTN tahun 2015-2020 terbagi ke dalam enam pilar strategis, meliputi: 1) Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kemahasiswaan,

terdiri atas: (1) Peningkatan program dan mutu layanan pendidikan, (2) Peningkatan sumber dan media pendidikan, dan (3) Peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan dan alumni;

2) Peningkatan Mutu Penelitian, terdiri atas: (1) Peningkatan mutu penelitian unggulan nasional, (2) Peningkatan fasilitas sumberdaya dan kelembagaan penelitian, dan (3) Peningkatan publikasi, perlindungan, dan dayaguna hasil penelitian;

Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Yang Unggul dan Berdaya Saing Tinggi dalam Bidang Sains dan Teknologi,

Berbasis Riset dan Inovasi, di Era Global pada 2025

58

Page 63: Daftar Isi - ISTN

3) Peningkatan Mutu Pengabdian Kepada Masyarakat, terdiri atas: (1) Peningkatan layanan pembinaan masyarakat produktif, dan (2) Peningkatan layanan mutu pengabdian kepada masyarakat bidang

sains dan teknologi; 4) Peningkatan Kapasitas dan Jejaring Kerjasama, terdiri atas:

(1) Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan sarana fisik, (2) Peningkatan kualitas tampilan fisik kampus, (3) Peningkatan kualitas infrastruktur layanan kampus, (4) Peningkatan jejaring kerjasama dan produktivitas kepakaran;

5) Peningkatan Kesejahteraan Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa, terdiri atas: (1) Peningkatanpendanaan dan layanan renumerasi, dan (2) Peningkatan sistem jaminan dan layanan sosial;

6) Penguatan dan Dinamisasi Sistem Manajemen, terdiri atas: (1) Dinamisasi organisasi dan tatakelola, (2) Penguatan dan dinamisasi pengelolaan sumberdaya, dan (3) Dinamisasi sistem dan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan enam pilar tersebut, maka sub-program yang dicanangkan antara lain adalah sebagai ditunjukkan pada tabel-16: Tabel-16: Rincian sub-program

Kode Program Satuan Target Pencapaian Ket.

2015 2016 2017 2018 2019 2020 1. Menjadikan ISTN sebagai pusat aktivitas akademik di tingkat nasional maupun global 1.1 Sebagai pusat informasi ilmiah di bidang

Sains dan Teknologi dapat menginfomasikan kegiatan - Lokal - Kopertis Wil III - Jawa - Nasional -Regional - Global/Inetrnasional Total

Kegiatan Per

Fakultas

3 1 4

3 2 1

6

3 3 3 1

10

3 3 3 3 1

13

3 3 3 3 2 1 16

3 3 3 3 3 1 16

18 15 13 10 6 2 65

1.2 Sebagai pusat ajang pertemuan ilmiah bidang sains dan Teknologi - Lokal - Kopertis Wil III - Jawa - Nasional -Regional - Global/internasional Total

Kegiatan Per

Fakultas

3 1 4

3 2 1

6

3 3 3 1

10

3 3 3 3 1

13

3 3 3 3 2 1 16

3 3 3 3 3 2 16

18 15 13 10 6 3 65

1.3 Sebagai rujukan organisasi profesi bidang sains dan teknologi. - Lokal

Kegiatan

3

3

3

3

3

3

18

59

Page 64: Daftar Isi - ISTN

- Kopertis Wil III - Jabar - Nasional -Regional - Global Total

Per Fakultas

1 3

2 1

6

3 3 1

10

3 3 3 1

13

3 3 3 2 1

16

3 3 3 3 1

16

15 13 10 6 2 65

2. Meningkatkan mutu suasana dan layanan Akademik, melalui 2.1 Peningkatan mutu budaya akademik,

sehingga tenaga pendidik dan Mahasiswa mempunyai kepekaan tinggi dan sekaligus peduli terhadap fenomena-fenomena yang ada di luar kampus

Kegiatan Per Fakultas

2

3

4

4

5

5

2.2 Peningkatan mutu tenaga pendidik. Keg/dan/smt 1 1 1 1 1 1

2.3 Peningkatan kemampuan mengajar tenaga pendidik

keg/PS/semt 1 1 1 1 1 1

2.4 Peningkatan kemampuan penalaran Mahasiswa

Keg/unit/semt 1

2

2 2 2 2

2.5 Peningkatan kualitas lulusan yang excellent (IPK >3,67-4)

keg/ps/smt 1 2

2 2 2 2

2.6 Peningkatan rasio Dosen : Mahasiswa mencapai ketentuan yang berlaku.(1:20 )

%/Fakultas

25

50 75 100 100 100

Pening katan mhs baru dan jumlah dosen

2.7 Peningkatan standar mutu calon Mahasiswa baru Keg/Fak 1 1 1 1 1 1

2.8

Pemutakhirkan dan penyempurnaan implementasi kurikulum program pendidikan akademik dan profesi agar selaras dengan tingkatan lulusan menurut KKNI

Kegiatan/PS/ Semt

2

2

2

2

2

2

2.9 Peningkatan layanan oleh tenaga pendidik dan kependidikan kepada Mahasiswa

Kegiatan/Fak/ semt

2

2

2

2

2

2

2.10 Peningkatan lulusan yang berjiwa entrepreneurship

Kegiatan/PS/semt

1

1

1

1

1

1

2.11 Peningkatan sistem pendidikan ke arah wira usaha Keg/semt 1 1 1 1 1 1

2.12 Peningkatan mutu tenaga pendidik untuk dapat menguasai mata kuliah yang terkait dengan entrepreneurship

Keg/PS/ semt 1 1 1 1 1 1

2.13 Peningkatan profesionalisme Mahasiswa dan lulusan

Keg/PS/ semt 1 1 1 1 1 1

3. Peningkatan Kualitas dan Relevansi Pendidikan, terselenggaranya pembelajaran berbasis KKNI dan penelitian dasar

3.1 Terselenggaranya program Program Studi yang sesuai Standar Nasional Pendidikan

% /PS 50 60 80 100 100 100

60

Page 65: Daftar Isi - ISTN

3.2 Terlaksananya restrukturisasi program untuk memantapkan ISTN sebagai institusi pendidikan berbasis IPTEKS

Kgtn/PS/

semt 1 1 1 1 1 1

3.3 Meningkatkan jumlah peminat tiap Program Studi % / PS 20 20 20 20 20 20

3.4 Tercapainya jumlah dan komposisi Mahasiswa secara optimal baik dari sisi jenjang pendidikan maupun daerah asal

%/PS/asal

daerah 10 10 10 10 10 10

3.5 Terlaksananya Penyelenggaraan Sistem Penjaminan Mutu secara berkelanjutan

SPMI SPME

SPMI SPME ISO (1 unit)

SPMI SPME ISO (21uni)

SPMI SPME ISO (3 unit)

SPMI SPME ISO (4 unit)

SPMI SPME ISO (5 unit)

4. Pengembangan mutu Mahasiswa baru

4.1 Terselenggaranya sistem seleksi Mahasiswa baru yang berkualitas

Angk keketatan 1:1 1:1.

5 1:1.75 1:2 1:2 1:2

4.2 Terselenggaranya sistem penjaringan calon Mahasiswa berbakat (% dari total yang diterima)

% 1 2 4 4 5 5

4.3 Meningkatnya jumlah peminat tiap Program Studi dan jenjang

% Prodi 20 20 20 20 20 20

4.4 Bertambahnya skema bea siswa untuk Mahasiswa Instansi 2 3 4 5 8 10

4.5 Tersedianya anggaran pemasaran sebesar 10 % dari total anggaran Institut % 1 2 3 5 5 5

5. Pengembangan mutu proses pembelajaran 5.1 Meningkatnya kualitas dan relevansi

Program Studi pada program Diploma, Sarjana, Magister dan Profesi serta terwujudnya paradigma pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa (student centered learning).

IPK

tepat waktu (%)

MTK(bulan)

2,75-3

70

<6

3-3,25

70

3

3,25-3,5

75

3

3,25-3,5

75

3

3,25-3,5

80

3

3,25-3,5

80

3

5.2 Terselenggaranya sistem penjaminan mutu pada semua unit kerja

% unit kerja 20 30 45 60 75

100

5.3 Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran

% dosen 75 100 100 100 100 100

5.4 Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses administrasi pendidikan

% unit kerja 75 80 85 90 95 100

5.5 Tertibnya pelaksanaan laporan % 90 100 100 100 100 100

61

Page 66: Daftar Isi - ISTN

EPSBED/PDPT 5.6 Terselenggaranya sistem monitoring

dan evaluasi secara berkala terhadap Program Studi

% unit kerja

80 90 100 100 100 100

5.7 Terselenggaranya pertemuan ilmiah tingkat Program Studi, Fakultas, (lokal, nasional, Regional, International)

Kegiatan / tahun 2 2 2 2 2 2

5.8 Terselenggaranya pengembangan Sumber daya manusia dalam penerapan teknologi pendidikan

Keg/prodi/fak 1 1 1 1 1 1

5.9 Meningkatnya kualitas layanan laboratorium (teaching dan riset )

Yandikliti (%) 60

65

70

75

80

85%

5.10 Memutakhirkan mutu bahan ajar dan metode pembelajaran efektif dalam upaya pemenuhan capaian pembelajaran (learning outcomes) berbasis KKNI

Semua prodi

75%

80%

85%

90%

95%

100%

5.11 Memantapkan pemberlakuan kurikulum berbasis KKNI

Semua prodi

Semua prodi

Semua prodi

Semua prodi

Semua prodi

Semua prodi

6. Pengembangan mutu lulusan

6.1 Terselenggaranya ”tracer study” sebagai dasar peningkatan kualitas lulusan dan perubahan pasar kerja

lulusan

Institusi

Persiapan

perencanaan

Pilih ka. Angkatan/ prodi

TS 2010

TS 2011

TS 2012

TS 2013

Tracer Study

6.2 Terselenggaranya program pendampingan para lulusan Fakultas

dan prodi

1 keg/smt di inst.

1 Keg/

smt di fak

1 Keg/

smt di fak

1 Keg/ smt di prodi

1 Keg/ smt di

prodi

1 Keg/

smt di prodi

Pembuatan surat lamaran

6.3 Terselenggaranya program pengayaan dan pembekalan kepada lulusan sebelum masuk dunia kerja

Fakultas dan prodi

2 keg/smt

di Fakultas

2 Keg/

smt di prodi

2 Keg/

smt di prodi

2 Keg/ smt di prodi

2 Keg/

smt di prodi

2 Keg/

smt di prodi

Seminar/lokakar

ya

6.4 Terselenggaranya PPSDM untuk membantu Mahasiswa dalam meningkatkan kualitas diri dan penyelesaian masalah pribadi dalam kehidupan kemahasiswaannya

Senat, Fakultas dan prodi

Evaluasi kelembagaan, (senat)

Adm, SDM. Ruangan (inst)

BimKos institut

BimKos institut

BimKos institut

BimKos institut

bimbingan konseling

6.5 Terselenggaranya ”Career Center” untuk membantu para lulusan mendapatkan pekerjaan yang tepat

Institut/Fakultas

1/smt di institut

1/smt di institut

1/smt di institut

1/smt di institut

1/smt di institut

1/smt di institut

kerjasama instansi, pelatihan nasional/internasional

6.6 Terselenggaranya fasilitas pelatihan institut

Infrastruktur lab. B

Mulai pelatihan B.

Infrastruktur lab. B

Mulai pelatihan B. china

Keg. Pelati

Keg. Pelatih

Pelatihan B.inggris dan china

62

Page 67: Daftar Isi - ISTN

kemampuan bahasa asing inggris inggris

china han an 6.7 Terselenggaranya fasilitas sertifikasi

kompetensi Prodi 2 MOU 4 MOU

>4 MOU >4 MOU >6

MOU >6 MOU

Lembaga sertifikasi

7. Pengembangan kegiatan ekstra kulikuler dan kesejahteraan Mahasiswa 7.1 Terselenggaranya peningkatan

fasilitas dan program kemahasiswaan (Kepresidenan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, kelompok ilmu, minat dan bakat, klub, dsb.)

Masing-masing

unit Institusi, mhs, Fak,

prodi

perencanaan

infrastruktur keg.

kemahasiswaan (insti)

Sekertariat dan

pembentuk

an kelompok ilmu (fak)

Revisi AD/A

RT KM

ISTN (mhs)

1 kegiatan/smter

1 kgitan per smte

r

1 kgitan

per smter

Kemahasiswaan, kelompok ilmu, minat dan

bakat, klub dll

7.2 Terselenggaranya pembinaan olahraga, kesenian dan minat khusus.

Inst, fak Prodi

1 keg/ Smt

(Inst)

1 keg/ Smt (Inst

)

1 keg/ Smt (fak)

1 keg/ Smt

(prodi)

1 keg/ Smt (I,F,

P

1 keg/ Smt

(I,F,P)

Orkes dan

minat khusus

7.3 Terselenggaranya pusat pelayanan kesehatan Mahasiswa

Senat, institut

terbentuknya lembaga kesehatan (senat)

layanan kesehatan mhs

layanan kesehatan mhs

layanan kesehatan mhs

layanan kesehatan mhs

layanan kesehatan mhs

7.4 Terselenggaranya sistem asuransi Mahasiswa institut

MOU dgn asuransi

KTM asuransi

KTM asuransi

KTM asuransi

KTM asuransi

KTM asuransi

7.5 Terselenggaranya program kewirausahaan Mahasiswa institut

1 kegiat

an 1

kegiatan

1 kegiat

an 1

kegiatan 1

kegiatan

1 kegiat

an Pelatihan wirausaha

8. Peningkatan Kualitas dan Relevansi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

8.1 Pengembangan knowledge utilization 8.1.a Terselenggaranya technology center

dan Pusat Dokumentasi hasil karya ilmiah

kegiatan 1 1 1 1 1 1

8.1.b Berkembangnya kerjasama penelitian dengan pemda, industri, dan dunia usaha

kegiatan 2 2 2 2 2 2

8.1.c Terselenggaranya program penelitian inovatif dan berkembangnya Sentra HaKI

kegiatan 2 2 2 2 2 2

8.2 Peningkatan mutu dan relevansi penelitian

8.2.a Berkembangnya penelitian yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya IPTEKS untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan

kgtan per

prodi per

smter

1 3 3 4 4 4

8.2.b Meningkatnya mutu penelitian secara berkelanjutan melalui program penelitian unggulan

kgtan hibah per

prodi 1 2 3 3 4 4

63

Page 68: Daftar Isi - ISTN

8.2.c Terhimpunnya sumber dana penelitian dari berbagai skema. Skema 2 4 4 4 4 4

8.2.d Tersedianya dana penelitian sebesar 5 % dari total anggaran Institut % 5 5 5 5 5 5

8.3 Peningkatan Relevansi Pemanfaatan IPTEKS bagi Masyarakat 8.3.a Terselenggaranya kegiatan

pengabdian masyarakat sebagai penerapan IPTEKS yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat

kgtan per

prodi 1 2 3 3 3 3

8.3.b Terlaksananya reorientasi kegiatan penelitian sebagai wahana untuk penerapan sumber daya IPTEKS

kgtan per

prodi 1 2 3 3 3 3

8.4 Pemberdayaan Masyarakat 8.4.a Terselenggaranya kegiatan pembinaan

dan pemberdayaan untuk Usaha Kecil dan Mengengah (UKM)

kgtan per

prodi Per

smste

1 2 3 4 4 4

8.4.b Terselenggaranya program kemitraan dan pembinaan untuk pemberdayaan masyarakat UKM

kgtan per

prodi Per

smste

2 2 4 4 4 4

8.4.c Terselenggaranya pelayanan masyarakat yang mampu menjadi katalisator bagi pengembangan masyarakat madani (civil society) dalam masyarakat yang lebih luas

kgtan per

prodi Per

smste

1 2 2 2 2 2

8.4.d Terselenggaranya kegiatan penerapan IPTEKS yang berorientasi pada keunggulan masyarakat industri

kgtan per

prodi Per

smste

2 2 2 2 2 2

9. Pengembangan Softskill

9.1 Pengembangan berkelanjutan khasanah budaya sebagai perwujudan peningkatan daya saing lulusan 9.1.a Tumbuhnya nilai-nilai tinggi budaya

akademik dan terwujudnya ISTN sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan lulusannya dengan penguasaan hardskills dan softskills berbasis wedha wiyata wirasakti dan budaya e-istn

Kegiatan per tahun

2 2 2 2 2 2 institusi

9.1.b Terbentuknya Pusat Pengembangan Softskills

Kegiatan per tahun

2 2 2 2 2 2 institusi

9.1.c Terselenggaranya kegiatan penanaman budaya kerja dan softskill yang terintergrasi dalam proses pembelajaran

Kegiatan per tahun

2 2 2 2 2 2 institusi

64

Page 69: Daftar Isi - ISTN

9.2 Peningkatan mutu kehidupan kampus sebagai basis pengembangan knowledge based enterprised

9.2.a Meningkatnya semangat knowledge based enterprised dikalangan sivitas akademika ISTN

Semua prodi (%)

75

80

85

90

95

100

9.2.b Meningkatnya semangat kewirausahaan dalam manajemen ISTN

Semua prodi (%)

75

80

85

90

95

100

9.2.c Meningkatnya wawasan global di kalangan sivitas akademika

Semua prodi (%)

75

80

85

90

95

100

9.2.d Meningkatnya profesionalisme dikalangan sivitas akademika untuk mencapai keunggulan global

Semua prodi (%)

75

80

85

90

95

100

10. Pengembangan Pengelolaan Institut yang Efektif, Efisien dan Produktif 10.1 Terselenggaranya fungsi dan tugas

semua unsur-unsur organisasi Institut untuk melaksanakan good ISTN governance

% unit kerja 50 60 70 80 90 100

10.2 Terselenggaranya sistem akuntansi dan manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel pada setiap unit

% unit kerja 70 75 80 85 90 100

10.3 Terselenggaranya sistem manajemen akademik yang efisien dan efektif serta penerapan total quality assurance system pada semua unit kegiatan akademik dan unit pendukung

% unit kerja 70 75 80 85 90 100

10.4 Terselenggaranya otonomi perguruan tinggi dengan prinsip Sentralisasi Administrasi Desentralisasi akademik dan Riset.

% institut 70 75 80 85 90 100

11. Pengembangan Sistem Informasi

11.1 Terselenggaranya system informasi manajemen yang menjamin terlaksananya perencanaan dan manajemen keuangan, Akademik, SDM, sarana prasarana secara efektif dan efisien

11.1a Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Kepegawaian ISTN % 70 75 80 85 90 100

11.1b Sistem Informasi Akademik dan Sistem Informasi Gedung/Ruang % 70 75 80 85 90 100

11.1c Sistem Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru % 70 75 80 85 90 100

11.1d Sistem Informasi Kehumasan dan Pemasaran % 50 75 80 85 90 100

11.1e Sistem Informasi Sumber daya % 50 75 80 85 90 100

65

Page 70: Daftar Isi - ISTN

IPTEKS 11.1f Sistem Informasi Kebutuhan dan

Penempatan kerja % 50 75 80 85 90 100

11.1g Sistem Informasi Kemahasiswaan dan Alumni % 50 75 80 85 90 100

11.1h Pengembangan Sistem Informasi untuk mendukung terselenggaranya distance learning

% 50 75 80 85 90 100

11.1i Pengembangan unit dan kelompok yang mengembangkan Sistem Informasi Manajemen berbasis TIK

% 50 75 80 85 90 100

11.2 Sistem informasi perpustakaan ISTN 11.2.a Terselenggaranya pelayanan

perpustakaan secara efektif dan meningkatnya mutu pelayanan kepada mahsiswa, Dosen, dan masyarakat akademik secara berkelanjutan

% 50 75 80 85 90 100

11.2b Meningkatnya alokasi anggaran perpustakaan sampai mencapai minimal sebesar 1 persen dari anggaran belanja Institut

% 1 1 1 1 1 1

11.2c TerselenggaranyaTeknologi Informasi dan Komunikasi pada seluruh sistem perpustakaan ISTN yang mencakup pengembangan pusat manajemen pengetahuan (center for knowledge management) dan upaya mewujudkan jaringan perpustakaan regional

% 50 75 80 85 90 100

11.2d Tersedianya perpustakaan pusat yang representatif dan tersedianya cost-effective untuk memelihara dan mengembangkan sumber dan pelayanan perpustakaan

% 50 75 80 85 90 100

12. Pengembangan Sumberdaya Manusia

12.1 Berlangsungnya kaderisasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui proses seleksi dan rekruitmen

Orang

Per prodi

2 2 2 2 2 2

12.2 Peningkatan dan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan bermutu, regenerasi yang berkesinambungan, serta reward and Apresiasi yang memotivasi kinerja

- Tenaga Pendidik Reward dan apresiasi: sertifikat nasional Publikasi jurnal

5/th

5/th 2/th

7/th

8/th 3/th

8/th

13/th 4/th

9/th

15/th 5/th

10/th

15/th 5/th

10/th

15/th 5/th

66

Page 71: Daftar Isi - ISTN

Nasional Internasional Paten Loyalitas Tim - Tenaga Kependidikan Reward dan apresiasi: sertifikat Institut Loyalitas Tim

2/th Sedang

10/th Sedang

3/th baik

15/th

Sedang

4/th baik

20/th baik

4/th exc

25/th exc

5/th exc

30/th exc

5/th exc

40/th exc

12.3 Terselenggaranya system penerimaan, pengangkatan, pembinaan dan promosi tenaga pendidik dan kependidikan yang mendukung eksistensi ISTN sebagai institusi pendidikan bidang sains dan teknologi

2 org per

prodi 2 org per

prodi 2 org per

prodi 2 org per

prodi 2 org per

prodi 2 org per

prodi

12.4 Meningkatnya kuantitas Dosen sesuai dengan kebutuhan kompetensi dan rasio Dosen-Mahasiswa

min. 1/30

min. 1/28

min. 1/25 min. 1/22 min.

1/20 min. 1/20

12.5 Meningkatnya kualifikasi tenaga pendidik dengan target pada tahun 2017 tenaga pendidik ISTN yang berpendidikan S3 mencapai 30 %.

5% 7,5% 10% 15% 20% 30%

12.6 Terselenggaranya program pendidikan teknis fungsional untuk meningkatkan kualitas staf pendukung/karyawan sesuai dengan kebutuhan bidang tugas, sebagai bagian dari usaha meningkatkan dan menjamin mutu akademis

(%) Institut

50 60 70 80 90 100

Jml yang mengamb

il progrqm dari total

yang memenuh

i syarat

12.7 Terselenggaranya bantuan biaya untuk kegiatan ilmiah bagi para tenaga pendidik untuk tingkat nasional dan internasional, sebagai pembawa materi - Nasional : biaya utk orang/th - Internasional: biaya utk orang/th

Per Fak

4 1

5 2

6 3

7 4

8 5

8 5

12.8 Diberlakukannya system evaluasi berbasis kinerja bagi staf tenaga pendidik dan kependidikan, serta perbaikan system kesejahteraan yang berbasis kinerja

- Tenaga Pendidik Jabatan fungsional dan tunjangan (Δ orang) Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru Besar Prestasi kinerja pegawai dan tunjangan/renumerasi - Tenaga Kependidikan Jabatan fungsional dan tunjangan (Δ orang) Prestasi kinerja pegawai dan tunjangan/renumerasi

Per Prodi ISTN Prodi ISTN

5 2 2 1 ?

3 - - - ?

2 5 2 1 ?

2 3 - - ?

2 2 2 - ?

2 2 3 1 ?

Sistem tunjangan fungsional dan renumerasi/tunjangan kinerja mengacu system PTN/PNS

12.9 Terselenggaranya program asuransi kesehatan plus bagi pendidik dan

(%) Institut 100 100 100 100 100 100

67

Page 72: Daftar Isi - ISTN

kependidikan senior sebagai apresiasi ISTN terhadap pengabdian dan sumbangsih mereka

12.10

Terselenggaranya program beasiswa untuk pelatihan dan studi lanjut

Org/ Prodi/

thn 2 2 2 2 2 2

12.11

Tersusunnya peraturan ISTN tentang pengadaan, pengangkatan, promosi dan pemberhentian pegawai

(%) Institut 100 100 100 100 100 100

12.12

Restrukrisasi peraturan ISTN tentang system penggajian dan asuransi (%)

Institut 100 100 100 100 100 100

13. Peningkatan Citra

13.1 Meningkatnya citra ISTN sebagai institusi tinggi bidang sains dan teknologi yang menghasilkan para pemimpin, manajer, pelaksana, wirausaha dan pemikir (inisiator dan inovator) yang handal, berdaya juang tinggi, berwawasan global, dan berjiwa nasional

Kegiatan per dosen

per fakultas

1 1 1 1 1 1

13.2 Meningkatnya citra ISTN sebagai institusi tinggi bidang sains dan teknologi yang menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman, serta memiliki jaringan kerjasama yang luas

Kegiatan dosen

dan Mhs 1 3 3 3 3 3

13.3 Meningkatnya citra ISTN sebagai kampus dengan sivitas akademika yang berintegritas tinggi, berbudaya, bermutu akademik tinggi, kreatif, inovatif, berwawasan global, dan berjiwa nasional

Kegiatan dosen

dan Mhs 1 3 3 3 3 3

13.4 Meningkatnya citra ISTN sebagai kampus dengan infrastruktur dan fasiltas yang lengkap, mengikuti perkembangan teknologi, kondusif bagi kegiatan belajar dan pengembangan diri

unit 1 1 1 1 1 1

14. Penyediaan Sarana Prasarana Yang mendukung Mutu Pendidikan

14.1 Pengembangan Sarana Prasarana Fisik

14.1.a Mengembangkan sarana dan prasarana fisik kampus

a Rehabilitasi gedung dan ruang kelas, ruang pelayanan, laboratorium dan

Unit ruang/

lab

3

3

3

3

3

3

Didanai dari tution fee

68

Page 73: Daftar Isi - ISTN

lansekap

b Rehabilitasi gedung rektorat, dengan tahapan %tase rehabilitasi

% penyele

saian 40 70 90 100 - -

Didanai dari luar tution fee

c Rehabilitasi infrastruktur fasilitas layanan umum seperti Toilet, Perpakiran, Wifi, dan lansekap

%

30

25

20

15

10

-

d Pembangunan gedung Fakultas baru dan Program Studi unit - - 1 1 1 1

Didanai dari luar tution fee

e Pembangunan kantin

Klinik

Apotek unit

-

-

1

1

1

1

1 1 - Didanai dari luar tution fee

F Pembangunan student center unit

- 1 - - - - Didanai dari tution fee

G Rehabilitasi perpustakaan pusat unit 1 1 1 1 1 1

H Rehabilitasi Auditorium Roosseno %

penyelesaian

30 60 80 90 100 - Didanai dari luar tution fee

I Pembangunan fasilitas olah raga unit 1 1 1 1 1

Didanai dari luar tution fee

J Pembangunan gedung untuk toko/bursa unit - 1 - - - -

Didanai dari luar tution fee

k Pembukaan kantor cabang salah satu Bank Pemerintah unit 1 1 - - - -

Didanai dari luar tution fee

l Peningkatan fasilitas kendaraan dinas unit 2 2 2 1 1 1 14.1.b Mengembangkan perencanaan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pemanfaatan fasilitas fisik secara optimal

a Meningkatnya kualitas perencanaan dan pengembangan tata ruang kampus % 10 30 46 60 80 100

b Terselenggaranya lingkungan kampus yang aman, tertib, teduh, dan asri % 40 50 70 85 100 -

c Meningkatnya kewibawaan Kampus ISTN sebagai institusi pendidikan, pembelajaran, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat yang kondusif dan ramah dengan masyarakat sekitar

% 40 65 90 100 - -

d Terselenggaranya ketentraman, kenyamanan dan keamanan kampus, melalui penataan aset

% 40 75 90 100 - -

69

Page 74: Daftar Isi - ISTN

e Terpenuhinya kebutuhan akomodasi Mahasiswa, dengan maksud menjaring Mahasiswa dari luar jakarta

% - - 50 70 90 100

f Terlaksananya pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur sesuai kebutuhan

% 20 30 60 90 100 -

g Terselenggaranya operasional dan perawatan sarana dan prasarana % 30 60 80 100 - -

14.2. Pengembangan Sarana-prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mengembangkan akses Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sesuai dengan kemajuan teknologi bagi kalangan sivitas akademika

a Tersusunnya arsitektur sistem pelayanan teknologi informasi dan komunikasi di seluruh ISTN

% 40 70 100 - - -

b Terselenggaranya sistem layanan data berbasis Web dan perangkat komputer yang diperlukan

% 50 80 100 - - -

c Meningkatnya kapasitas kelembagaan pusat pelayanan teknologi informasi dan komunikasi

% 40 75 90 100 - -

d Terselenggaranya pembangunan sistem telekomunikasi kampus menggunakan broadband technology yang mampu memenuhi kebutuhan telekomunikasi dimasa 20 tahun ke depan

% 30 50 70 85 100 -

e Meningkatnya kapasitas jaringan internet global dari 1.5 Mbps pada 2014 dan mencapai standard akses Asia paling lambat pada 2020

% 30 50 100 - - -

f Tersedianya perangkat keras penyelenggaraan sistem informasi akademik, kepegawaian, keuangan, alumni, serta gedung dan ruang

% 50 70 100 - - -

15. Pengembangan Kemandirian Organisasi dan Jaringan Kerja sama 15.1 Pengembangan usaha dimaksudkan untuk meningkatkan sumber pemasukan dana di luar tuition fee

a Optimalisasi pemanfaatan sumber daya IPTEKS yang dimiliki ISTN (percentase dari pendapatan total ISTN)

% 10 12 15 20 25 30

b Meningkatnya kerjasama dengan dunia usaha/industri dalam pengembangan Program Studi dan sumber daya

MOU 10 15 20 25 30 40

70

Page 75: Daftar Isi - ISTN

C Bekembangnya unit-unit usaha yang sehat dan mampu menjadi salah satu sumber keuangan ISTN

UNIT 2 4 6 8 10 12

D Meningkatnya penerimaan dari pengembangan usaha secara bertahap hingga mencapai 60 % dari penerimaan total ISTN

% 10 20 30 40 50 60

e Tersedianya dana abadi di pendanaan ISTN(percentasedari total pendapatan) % 5 5 5 5 5 5

15.2 Peningkatan kapasitas jaringan kerjasama di tingkat nasional

a Meningkatnya kerjasama dengan mitra kerja pusat dan daerah

MOU 1 2 3 4 6 8

b Meningkatnya kemantapan kerjasama dengan para mitra kerja kegiatan 2 4 6 8 10 12

c Terselenggaranya fungsi INI-ISTN sebagai pendukung hubungan yang efektif antara Almamater dan alumni serta terselenggaranya wadah Keluarga Sivitas Akademika ISTN

kegiatan 4 8 10 15 20 22

d Tersusunnya database alumni (percentace dari jumlah alumni) % 20 30 40 50 60 80

e Terhimpunnya dana alumni untuk beasiswa Mahasiswa berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi

(percentase dari total pendapatan)

% 1 2 3 4 5 6

15.3 Peningkatan kapasitas jaringan kerjasama untuk meningkatkan ISTN ke posisi global a Terselenggaranya jaringan kerjasama

internasional dalam peningkatan mutu dan relevansi program pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat serta gerakan budaya

kegiatan 2 3 4 6 8 10

b Terselenggaranya kerjasama program kembaran akademik (twinning program) dalam kesetaraan

MOU

1 1 2 2 3 4

c Terwujudnya pengakuan kesetaraan matakuliah dan lulusan ISTN dengan matakuliah dan lulusan universitas internasional

sertifikat 1 2 3 4 5 6

d Terwujudnya keanggotaan ISTN dalam asosiasi internasional asosiasi 1 2 3 4 5 6

e Terselenggaranya kerjasama program pertukaran antar perguruan tinggi. kegiatan 1 2 3 3 5 6

f Terselenggaranya jaringan kerjasama kegiatan 2 4 6 8 10 12

71

Page 76: Daftar Isi - ISTN

yang solid dengan industri, pemerintah dan lembaga donor dalam bidang pendidikan, penelitian, pengembangan dan pelatihan

16. Mengembangkan Fakultas dan Sarana Fisiknya 16.1 Mengembangkan satu Fakultas

unggulan dengan kualitas terbaik di tingkat nasional

Fakultas 1 1 1 1 2 3 Total 3 Fak.

16.2 Memprioroitaskan pengembangan Program Studi soft and hard engineering, dengan tetap memperhatikan pengembangan program bidang sains

Prodi 1 1 1 1 1 1 semua Prodi

16.3 Mengembangkan Program Magister yang sudah ada dan membuka program Magister Teknik yang baru

ProgMag. 1 1 1 1 2 2 2 Prodi baru

16.4 Mendirikan Program sertifikasi Profesi dan kompetensi seiring dengan penerapan KKNI

Prog. Sertf. Prof.

1 1 1 1 1 1 6 Prog. Sertf. Prof.

16.5 Mengembangkan dan memperluas sarana fisik untuk menunjang proses pembelajaran.

Fak 1 1 1 1 1 1 Semua Fak.

16.6 Membuka Program Studi baru pada Fakultas tertentu sesuai permintaan pengguna lulusan

Fak. Penyusunan

FS

Penyusunan FS

Implementasi

Implementasi 1 1 2 Prodi

16.7 Pengembangan Fakultas MIPA menjadi Fakultas Farmasi dan Fakultas Sains dan Teknologi Informasi

Institut Penyusunan

FS

Implementas

i

Implementas

i

Pemantapan

Pemantapan

Pengembang

an

17. Meningkatkan Intensifikasi eksplorasi sumberdaya sebagai pemegang informasi 17.1 Memudahkan akses kebutuhan

informasi pendidikan secara cepat bagi civitas akademika berupa perpustakaan elektronik, jurnal elektronik, dll

Inst. dan Fak.

1 1 1 1 1 1 1 1nst. dan 5 Fak.

17.2 Pengembangan pengajaran berbasis teknologi informasi Fakultas 1 1 1 1 1 1 Semua

fakultas

17.3 Pengembangan informasi elektronik antar perguruan tinggi PT 2 2 2 2 2 2 12 PT

Keterkaitan kontribusi program untuk masing-masing pilar strategis pengembangan ISTN tahun 2015-2020 terhadap Renstra untuk mewujudkan Visi ISTN ditunjukkan pada Gambar-3.

72

Page 77: Daftar Isi - ISTN

Gambar-3: Struktur Program untuk mencapai Visi ISTN

Peningkatan Mutu Penelitian

Peningkatan Sumber Daya Penelitian

Peningkatan Publikasi Ilmiah dan Hasil

Penelitian

Penguatan Pengelolaan Sumberdaya

Penguatan Sistem dan Teknologi komunikasi dan Informasi

Pemantapan Tatakelola

Peningkatan mutu layanan pengabdian kepada masyarakat

Peningkatan layanan Advokasi untuk bidang

sains dan teknologi

Peningkatan Kapasitas Sumberdaya manusia dan sarana fisik

Peningkatan Jejaring Kerjasama

Peningkatan Program dan Mutu Pendidikan

Peningkatan Sumber Daya Pendidikan

Peningkatan Mutu Pembinaan Mahasiswa dan Alumni

Peningkatan Kapasitas Sumberdaya

Peningkatan produktifitas kepakaran

Menghasilkan lulusan pendidikan tinggi yang

unggul dan mampu mengembangkan dan menerapkan IPTEKS, berdaya saing tinggi dan (Wedha Wiyata

Wirasakti)

Menghasilkan inovasi IPTEKS,

yang ramah lingkungan untuk

mendukung pembangunan

nasional

Menjadikan ISTN siap memberikan layanan kepada masyarakat

yang mengedepankan inovasi Iptek dan

berkarakter kewirausahan dengan

tetap mempertahankan nilai

nilai budaya bangsa

Menjadikan sistem manajemen ISTN yang

efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan siap berkompetisi secara nasional dan

global.

Menjadi Institusi

Pendidikan Tinggi yang unggul dan

berdaya saing tinggi

dalam bidang sains dan teknologi, berbasis Riset dan

Inovasi di Era global pada

2025

73

Page 78: Daftar Isi - ISTN

Bab VI Strategis Pembiayaan

Pasal 6

Dalam pelaksanaan penyusunan anggaran pada setiap tahun akademik mengikuti dua prinsip, yaitu pertama participatory budgeting yaitu setiap unit kerja menyusun rencana kinerja, rencana kerja dan anggarannya secara mandiri kemudian dikonsolidasi di tingkat Institut. Kedua adalah involvement yaitu setiap unit kerja dalam penyusunan rencana kinerja, rencana kerja dan anggaran melibatkan segenap komponen dalam unit kerja yang bersangkutan. Dengan demikian diharapkan bahwa kegiatan yang direncanakan akan menjadi milik bersama dan didukung oleh semua pihak sehingga hasilnya dapat lebih optimal sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam penyusunan Rencana Operasional dan anggarannya yang diturunkan dari Renstra 2015-2020, ditetapkan acuan penyusunan rencana pembiayaan dalam bentuk Standar Biaya Institut yang merupakan batasan satuan biaya dalam bentuk standar biaya Institut yang merupakan batasan satuan biaya paling tinggi yang dapat digunakan oleh unit kerja di lingkungan ISTN. Penetapan Pagu anggaran di tingkat Institut digunakan untuk kegiatan-kegiatan bersifat rutin yang berfungsi sebagai batas maksimum nilai anggaran yang diperkenankan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan rencana kegaiatan tahunan dan anggarannya. Penetapan pagu ini bertujuan untuk mengefisienkan pemanfaatan sumber dana yang tersedia untuk menunjang tugas pokok dan fungsi serta memberikan prioritas terhadap kegiatan pengembangan.

Dalam penjabaran Renstra ke dalam Rencana Operasional dan Rencana Anggaran setiap tahunnya ISTN berpedoman kepada continuous quality improvement baik untuk kegiatan rutin maupun pengembangan. Kegiatan rutin dikendalikan dengan berpedoman pada mutu dan volume standar pelayanan yang menjadi komitmen setiap unit kerja. Kegiatan Pengembangan dikendalikan dengan berpedoman pada pendelegasian tugas pencapaian target kinerja pengembangan yang merupakan turunan Rencana operasi unit yang bersangkutan. Untuk mendanai program-program dalam rangka pencapaian Rencana Operasional dan Anggaran pada setiap tahun akademik diperlukan rencana penerimaan yang cermat, terdiri dari penerimaan yang berasal dari “tuition fee”, dana masyarakat, dan dana hibah.

Sumber penerimaan yang berasal dari “tuition fee” yang direncanakan mengacu kepada proyeksi target indikatif yang menjadi dasar penyusunan rencana operasi setiap tahun anggaran, disamping itu sumber penerimaan dari sumber lainnya diharapkan diperoleh dana hibah maupun kerjasama dari instansi pemerintah maupun swasta.

Oleh karena itu, secara keseluruhan sumber-sumber penerimaan diproyeksikan sebagai berikut:

74

Page 79: Daftar Isi - ISTN

Penerimaan dana dari “tuition fee” diasumsikan diperoleh dari: 1) Program Mahasiswa “Existing” tahun berjalan untuk program D3, S1, S2, dan

Profesi kampus Srengseng, Duren Tiga, dan Cikini. 2) Mahasiswa baru tahun berjalan untuk program D3, S1, S2, dan Profesi, kampus

Srengseng, Duren Tiga, dan Cikini. 3) Mahasiswa Melanjutkan dan pindahan tahun berjalan pada kampus Srengseng,

Duren Tiga dan Cikini (2) Penerimaan Pendidikan Program Non-gelar, Pelatihan, Jasa Akademik, dan

Profesional. (3) Penerimaan Hibah/Donasi/Sumbangan. (4) Penerimaan Kontrak Kerjasama pendidikan (5) Penerimaan dari kerjasama dengan mitra industri dalam memanfaatkan hasil riset. (6) Penerimaan dari pemanfaatan “Excess Capacity” masing-masing unit kerja di

lingkungan Institut. (7) Penerimaan Hasil Usaha dari unit-unit usaha, (8) Optimalisasi pemanfaatan aset lancar dan aset tetap Institut yang kurang produktif

(idle) untuk meningkatkan pendapatan, (9) Kontribusi dari alumni dan stakeholder yaitu bantuan/sumbangan pendanaan, barang

maupun jasa, kesempatan magang bagi Mahasiswa di perusahaan Alumni, (termasuk stakeholders internal seperti laboratorium, pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakt, dan unit-unit pelaksana teknis lainnya)

(10) Investasi Yayasan Seluruh rencana penerimaan dana yang diperoleh dari “tuition fee” maupun dari

masyarakat dalam setiap tahun akademik dialokasikan ke dalam: (a) Alokasi Belanja Pendidikan, (b) Alokasi Belanja Penelitian, (c) Alokasi Belanja Pengabdian kepada Masyarakat, dan (d) Alokasi Belanja Sumberdaya Pendukung Tri Dharma .

Di dalam alokasi belanja di atas dibedakan adanya jenis kegiatan sebagai berikut: (1) Kegiatan Dasar, yaitu baik kegiatan maupun alokasi dananya merupakan kewajiban

yang harus di laksanakan oleh Institut seperti gaji, insentif, pajak, cicilan utang dan sebagainya termasuk kegiatan yang merupakan komitmen Institut yang terkait perjanjian atau kontrak dengan fihak eksternal serta kegiatan dengan sasaran yang sangat signifikan dalam mendukung tercapainya tujuan,misi dan visi ISTN.

(2) Kegiatan Pendukung meliputi pengeluaran yang bersifat kewajiban rutin namun alokasi dananya masih diupayakan penghematan seperti belanja operasional dan perawatan, belanja pendukung pelaksanaan pembelajaran termasuk didalamnya kegiatan penjaminan mutu. Alokasi biaya ini berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal dan Standar Analisa Belanja sesuai dengan jenis pelayanan dasar yang harus diselenggarakan oleh masing-masing unit kerja

(3) Kegiatan Pengembangan merupakan bagian dari program untuk mencapai sasaran kinerja pengembangan sesuai Renstra dan difokuskan pada aktivitas-aktivitas yang akan memberikan tambahan nilai bagi ISTN dalam rangka continuous improvement.

75

Page 80: Daftar Isi - ISTN

Bab VII Sistem Penjaminan Mutu dan Akreditasi

Pasal 7

1. Sistem Penjamian Mutu

Sistem penjaminan mutu meliputi kebijakan mutu, instrumen penjaminan mutu (pernyataan mutu, manual mutu, standar mutu), pelaksanaan penjaminan mutu, serta monitoring dan evaluasi kinerja. Sistem penjaminan mutu pendidikan bertujuan agar ISTN dapat memenuhi bahkan melampaui Standar Nasional Pendidikan. Proses sistem penjaminan mutu mencakup proses perencanaan, penerapan, pengendalian dan pengembangan standar mutu Institut secara konsisten dan berkelanjutan sehingga pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal memperoleh kepuasan. Sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen terhadap peningkatan mutu dalam seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan, mengembangkan perangkat implementasi sistem penjaminan mutu meliputi:

(1) Manual Sistem Penjaminan Mutu Internal Manual Mutu menjelaskan secara keseluruhan sistem penjaminan mutu internal

yang berlaku di ISTN. Manual SPMI merupakan panduan untuk menetapkan, memenuhi, mengendalikan, dan mengembangkan/meningkatkan standar; dan pedoman atau petunjuk bagi stakeholder internal yang harus menjalankan mekanisme penjaminan mutu.

(2) Standar Mutu dan Sasaran Mutu Standar mutu ditetapkan sebagai tolok ukur penilaian untuk menentukan dan

mencerminkan mutu penyelenggaraan akademik di Institut. Oleh karena itu, sistem penjaminan mutu internal berpedoman pada standar mutu yang ditetapkan dengan mengikuti prosedur operasional standar penetapan standar. Standar mutu ditetapkan untuk masing-masing strata pendidikan dengan mengadopsi atau memodifikasi dari Standar Nasional Pendidikan, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan standar tambahan yang berlaku secara nasional. Standar mutu selanjutnya diturunkan menjadi sasaran mutu. Sasaran mutu ditetapkan sendiri oleh unit untuk periode waktu tertentu dengan mempertimbangkan capaian yang ada dibandingkan dengan standar mutu.

(3) Prosedur Operasional Standar Pencapaian standar mutu harus didukung oleh Prosedur Operasional Standar

(POS).

76

Page 81: Daftar Isi - ISTN

2. Sistem Audit Internal Sejalan dengan perkembangan pengelolaan Institut yang semakin kompleks diperlukan sistem yang dapat melakukan pengendalian terhadap kinerja manajemen, yang mencakup pengembangan dan pelaksanaan audit baik akademik maupun non akademik yaitu bidang pendidikan, penelitian, pemberdayaan masyarakat, keuangan, manajemen dan semua aktifitas yang menunjang dalam pencapaian visi dan misi Institut. Audit internal dilakukan untuk mengukur kepatuhan dan perbaikan prosedur operasional program dan pengelolaan unit kerja sesuai ketentuan dan upayaupayapencapaian tujuan Institut. Audit intrenal dilaksanakan oleh auditor berdasarkan POS yang telah ditetapkan dengan menggunakan kriteria/rujukan kebijakan dan peraturan yang berlaku serta kebijakan, manual, standar dan borang mutu yang telah dibuat oleh Institut untuk memastikan kepatuhan, implementasi serta pengembangan mutu yang berkelanjutan. Audit internal dilaksanakan terhadap seluruh unit kerja di Institut baik dalam aspek akademik maupun non akademik yang diselenggarakan setiap tahun untuk digunakan oleh pimpinan dalam menetapkan kebijakan organisasi di Institut secara keseluruhan. Hasil audit internal disampaikan kepada auditi (unit kerja yang diaudit) sebagai bahan untuk melakukan perbaikan

3. Akreditasi Nasional dan Internasional

Salah satu asesmen eksternal yang digunakan sebagai tolok ukur penjaminan mutu Institut adalah status akreditasi. Institut terus mendorong institusi, Program Studi, dan pusat penelitian, laboratorium, dan unit-unit kerja untuk mengajukan akreditasi kepada akreditor yang kredibel di tingkat nasional dan/atau internasional agar mendapatkan nilai yang baik. Akreditasi dilakukan secara berkala sesuai dengan masa berlaku, masa kadaluarsa, dan/atau usulan akreditasi baru. Akreditasi mengacu kepada akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT dan akreditasi internasional melalui lembaga-lambaga/akreditor internasional yang kredibel dan relevan, diantaranya serial standar mutu berdasarkan International Standard Organization (ISO), selain itu tetap mempertimbangkan untuk memperoleh peringkat perguruan tinggi tingkat dunia yang memadai, seperti Webometric, THES-QS, dan lain-lain.

77

Page 82: Daftar Isi - ISTN

Bab VIII Sistem Monitoring dan Evaluasi

Pasal 8

Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan salah satu bentuk sistem penjaminan mutu internal yang diselenggarakan oleh Institut. Kegiatan monevin diharapkan dilakukan oleh Institut sebagai kebutuhan, bukan hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terprogram dengan prosedur yang jelas dan didukung oleh sumber daya yang kompeten.

Kegiatan monevin merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Institut dalam menjamin bahwa program-program yang telah direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan aturan dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Melalui kegiatan monitoring ini juga, persoalan dan kendala yang dihadapi dalam implementasi dapat ditengarai, diantisipasi dan ditanggulangi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan untuk memantau efektivitas pelaksanaan program yang telah ditetapkan dalam Renstra. Secara khusus, kegiatan monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk: (1) Mengevaluasi desain, implementasi, hasil dan dampak pelaksanaan program; (2) Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan program dan penyelesaian yang telah dan akan dilakukan; (3) Melakukan penyesuaian (berupa: penajaman atau perbaikan aktivitas, efisiensi sumberdaya, penyesuaian target indikator, dll) rencana kegiatan mendatang berdasarkan hasil evaluasi dan identifikasi yang telah dilakukan.

Dalam konteks pelaksanaan program yang tertuang di dalam Renstra, kegiatan Monitoring dan Evaluasi diartikan sebagai kegiatan memantau dan melakukan evaluasi berbagai aspek dan tahapan penyelenggaraan Program yang meliputi:

(1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Permasalahan dan Upaya pemecahan (4) Hasil Yang Dicapai (5) Pelaporan, meliputi: Laporan pelaksanaan kegiatan dan Laporan pertanggung

jawaban keuangan; (6) Dampak program

Indikator keberhasilan Renstra dapat dilihat dari kesesuaian proses dengan apa yang direncanakan, kesesuaian dalam pencapaian tujuan, penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya yang efektif dan efisien, serta kemampuan dalam memberikan jaminan terhadap kesesuaian proses dan pencapaian tujuan melalui satu mekanisme kendali yang harmonis dan melekat utuh dalam sistem. Strategi monitoring dan evaluasi kinerja merupakan bagian yang esensial dan tak terpisahkan dari Renstra ISTN 2015-2020. Monitoring meliputi kegiatan untuk mengamati, meninjau dan mempelajari kembali serta

78

Page 83: Daftar Isi - ISTN

mengawasi secara berkesinambungan atau berkala terhadap pelaksanaan program/kegiatan yang sedang berjalan. Kegiatan monitoring dilakukan untuk menemukenali permasalahan, mencari alternatif pemecahan dan menyarankan langkah-langkah penyelesaian sebagai koreksi dini agar pelaksanaan kegiatan berjalan secara efisien, efektif dan tepat waktu. Selain itu kegiatan monitoring untuk mengetahuikesesuian antar rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra ISTN 2010-2015 dengan hasil yang dicapai.

Evaluasi Kinerja adalah usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif atas pencapaian hasilhasil pelaksanaan program/kegiatan yang telah direncanakan dalam Renstra ISTN 2010-2015 dandijabarkan dalam rencana tahunan, serta dilakukan secara sistematis dan obyektif dengan menggunakan metode evaluasi yang relevan.

Strategi monitoring dan evaluasi kinerja diutamakan pada peningkatan mutu akademik dan system manajemen, pada: (i) Unit Pelaksana Akademik (Fakultas, Program Studi, Perpustakaan dan Lembaga) dalam aspek pengawasan mutu (quality control) pelaksanaan program akademik; (ii) Unit Penjaminan Mutu Pendidikan (quality assurance), yakni: Fakultas, sekolah pascasarjana, dan Program Studi; (iii) Unit Penjaminan Mutu Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M); (iv) Unit Pelaksana Administrasi (Direktorat dan Biro) dan Unit Penunjang.

79

Page 84: Daftar Isi - ISTN

Bab IX Penutup Pasal 9

(1) Rencana Strategis 2015-2020 merupakan dasar untuk penyusunan Rencana

Operasional semua unit kerja di Institut Sains dan Teknologi Nasional. (2) Dalam hal terjadi perubahan lingkungan Strategis yang tidak terduga, sehingga

kebijakan dan program yang telah dirumuskan menghadapi kendala untuk dilaksanakan, maka Rektor dapat melakukan perubahan dengan persetujuan Senat dan Yayasan.

(3) Hal-hal lain yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur dalam ketetapan tersendiri.

(4) Keputusan ini akan diubah dan diperbaiki kembali apabila terdapat kekeliruan di dalam penetapannya.

.

Ditetapkan : di Jakarta,

Pada tanggal : 14 Nopember 2014

Senat Institut Sains dan Teknologi Nasional

Ketua Senat Sekretaris Senat Prof. Ir. Agus Priyono, PhD Ir. Margono Sugeng, MSc

80

Page 85: Daftar Isi - ISTN

Daftar Pustaka 1. Undang-Undang nomor: 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang nomor: 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen; 3. Undang-Undang nomor: 12 tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi; 4. Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 2010, tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah nomor: 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan; 5. Peraturan Pemerintah nomor: 32 Tahun 2013, tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah nomor: 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor:

17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 49 Tahun

2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. 8. Peraturan Presiden No: 8 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia; 9. Undang-Undang Republik Indonesia No: 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran 10. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan No: 83 Tahun 2013 tentang Sertifikat

Kompetensi; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 50 Tahun

2014, tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi; 12. Kompas, Juni 2014: Merekonstruksi Posisi Perguruan Tinggi 13. Kompas, 14 juli 2014, Indonesia butuh 175.000 Sarjana Teknik

81