daftar isi - amazon web services...pt arkha jayanti persada tbk. laporan posisi keuangan per 31...
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Halaman
Laporan Auditor Independen i - ii
Laporan Posisi Keuangan 1a - 1b
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain 2
Laporan Perubahan Ekuitas 3
Laporan Arus Kas 4
Catatan Atas Laporan Keuangan 5 - 76
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2d,2e,2g,3a,4,26 3.110.781.343 386.051.628
Piutang usaha - Bersih 2d,2e,2k,3a,5,26 70.037.701.810 44.253.398.215
Pajak dibayar dimuka 2p,9a - 1.419.459.717
Persediaan 2j,6 51.795.459.890 33.940.867.168
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 7, 26 78.732.134.580 22.345.058.252
JUMLAH ASET LANCAR 203.676.077.623 102.344.834.980
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap 2h,8
Harga perolehan 273.441.674.260 249.659.038.382
Akumulasi penyusutan (145.085.471.531) (118.997.270.201)
Piutang lain-lain:
Pihak berelasi 2e,2i,2k,24b,26 133.810.501.952 124.664.989.893
Aset pajak tangguhan 9c 2.964.574.711 2.815.606.889
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 265.131.279.392 258.142.364.964
JUMLAH ASET 468.807.357.015 360.487.199.944
Direktur Utama Direktur
Dwi Hartanto Baharaja Sianipar
Mengetahui
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
- 1a -
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 2d,2e,2l,3a,10,26 25.045.596.071 30.973.382.399
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun:
- Utang bank 2d,2e,2q,11,26,27 20.830.682.373 33.989.511.745
- Utang sewa pembiayaan 2m,3c,12,26,27 6.714.781.501 11.518.645.125
Beban akrual 13,26,27 54.635.903.023 50.772.534.978
Utang pajak 2p,9b 14.481.287.829 12.929.279.774
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 121.708.250.797 140.183.354.021
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
- Utang bank 2d,2e,2q,11,26,27 222.672.481.167 212.003.163.549
Liabilitas imbalan pasca kerja 2n,14 2.250.739.284 2.020.987.529
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 224.923.220.451 214.024.151.078
JUMLAH LIABILITAS 346.631.471.248 354.207.505.099
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.000.000.000 dan
1.500.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2019
dan 31 Desember 2018 15,27 200.000.000.000 150.000.000.000
Tambahan modal disetor lainnya
Agio saham 15,27 63.558.268.075 -
Saldo laba (rugi) (142.064.484.628) (144.288.920.600)
Pendapatan komprehensif lain 682.102.320 568.615.445
JUMLAH EKUITAS 122.175.885.767 6.279.694.845
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 468.807.357.015 360.487.199.944
Direktur Utama Direktur
Dwi Hartanto Baharaja Sianipar
- 1b -
Mengetahui
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain) 19,33% 18,44%
19,33% 18,44%
Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
PENJUALAN 2o,2s,16,25 105.943.362.738 104.333.358.722
BEBAN POKOK PENJUALAN 2s,17,25 85.459.514.274 85.090.577.500
LABA KOTOR 20.483.848.464 19.242.781.222
Beban pemasaran 2o,2s,18,25 (2.408.744.122) (2.892.292.214)
Beban umum dan administrasi 2o,2s,19,25 (10.731.591.300) (8.348.130.101)
Pendapatan bunga 2o,2s,20,25 9.414.016.396 7.117.615.098
Beban keuangan 2o,2s,21,25 (7.387.709.648) (9.442.666.525)
Pendapatan (beban) lain-lain 2s,22,25 (6.297.975.696) (92.570.224)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 3.071.844.094 5.584.737.256
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
Kini 2p,3,9c1 (1.034.204.902) -
Tangguhan 2p,3,9c2 186.796.780 (3.473.444.030)
25 (847.408.122) (3.473.444.030)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 2.224.435.972 2.111.293.226
PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN
Pos - pos yang tidak akan direklasifikasi ke dalam
laba /rugi:
- Pengukuran kembali atas imbalan pasca kerja 151.315.834 (85.337.533)
- Pajak penghasilan terkait 9c2 (37.828.959) 21.334.383
Jumlah Penghasilan (Beban) Komprehensif Lain 113.486.875 (64.003.150)
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 2.337.922.847 2.047.290.077
LABA PER SAHAM 2r,23 1,47 4,06
Direktur Utama Direktur
Dwi Hartanto Baharaja Sianipar
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
- 2 -
Mengetahui
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan Penghasilan (Beban)
Catatan Modal Saham Modal Disetor Saldo Laba (Rugi) Komprehensif Lain Jumlah Ekuitas
Saldo 1 Januari 2018 12.500.000.000 - (146.400.213.826) 632.618.595 (133.267.595.231)
Setoran modal 137.500.000.000 - - - 137.500.000.000
Laba tahun berjalan - - 2.111.293.226 (64.003.150) 2.047.290.076
Saldo 31 Desember 2018 150.000.000.000 - (144.288.920.600) 568.615.445 6.279.694.845
Penerbitan saham 50.000.000.000 - - - 50.000.000.000
Agio saham - 63.558.268.075 - - 63.558.268.075
Laba tahun berjalan - - 2.224.435.972 113.486.875 2.337.922.847
Saldo 31 Desember 2019 16, 28 200.000.000.000 63.558.268.075 (142.064.484.628) 682.102.320 122.175.885.767
200.000.000.000 63.558.268.075 142.064.484.628- 682.102.320 122.175.885.767
- - 0 0 0
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
- 3 -
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 76.715.116.272 72.099.078.513
Pembayaran kepada pemasok (159.153.749.798) (46.261.385.525)
Pembayaran kepada direksi dan karyawan (13.953.241.332) (15.000.873.007)
Penerimaan bunga 28.015.701 18.122.536
Pembayaran bunga dan beban keuangan lainnya (4.789.317.348) (12.372.258.013)
Pembayaran pajak penghasilan (1.030.257.304) (2.497.996.143)
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi (102.183.433.809) (4.015.311.639)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
(Perolehan) aset tetap 8,27 (2.715.235.878) (237.087.010)
Pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi 24b,27 (350.207.145) (7.450.531.057)
Pengembalian pinjaman dari pihak berelasi 24b,27 590.695.782 16.618.833.251
Kas bersih (digunakan untuk) aktivitas operasi (2.474.747.241) 8.931.215.183
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman dari pihak berelasi 24b,27 - 3.902.990.300
Pembayaran pinjaman kepada pihak berelasi 24b,27 - (44.863.125.799)
Pembayaran pinjaman bank 11,27 (2.489.511.754) (3.462.737.010)
Pembayaran sewa pembiayaan 12,27 (4.018.613.624) (2.389.796.543)
Tambahan setoran modal 15 50.000.000.000 41.500.000.000
Agio saham 63.558.268.075 -
Kas bersih (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 107.050.142.697 (5.312.669.052)
KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS 2.391.961.647 (396.765.508)
Pengaruh Selisih Kurs Mata Uang Asing 332.768.068 (677.320.314)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 386.051.628 1.460.137.449
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 2d,2e,2g,5,26 3.110.781.343 386.051.628
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
- 4 -
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Arkha Jayanti Persada Tbk. (“Perusahaan“) didirikan berdasarkan akta No. 83 tanggal 24 November 1999
yang dibuat dihadapan Notaris B. Wirastuti Puntaraksma, S.H., M.Kn., Notaris di Depok. Akta pendirian tersebut
telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C-11154.HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 Mei 2003.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir Berdasarkan akta No. 09
tanggal 18 Desember 2019, yang dibuat dihadapan Notaris Rahayu Ningsih, S.H., Notaris di Jakarta Selatan dan
telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-AH.01.03-0375269 dan AHU-AH.01.03-0375270 Tanggal 19 Desember 2019, mengenai
peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari sebanyak 1.500.000.000 (satu milyar lima ratus)
saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp150.000.000.000 (seratus lima puluh milyar Rupiah) menjadi
2.000.000.000 (dua milyar) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus
milyar Rupiah), sehingga terjadi peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar 500.000.000 (lima ratus
juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah), peningkatan
tersebut sehubungan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham Perusahaan.
Berdasarkan akta No. 18 tanggal 26 Oktober 2018, yang dibuat dihadapan Notaris Rahayu Ningsih, S.H., Notaris
di Jakarta Selatan dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0023750.AH.01.02.TAHUN 2018 tanggal 1 November 2018
terdapat perubahan anggaran dasar Perusahaan, perubahan anggaran dasar tersebut antara lain berkaitan
dengan:
a. Perubahan status Perusahaan dari Perusahaan tertutup menjadi Perusahaan terbuka.
b.
Menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham-saham perdana Perusahaan
(Initial Public Offering).
c.
Menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan Perusahaan dalam jumlah sebanyak-banyaknya
500.000.000 lembar saham dengan masing-masing nilai nominal sebesar Rp100.
d.
Menyetujui melepaskan dan mengesampingkan hak masing-masing pemegang saham Perusahaan untuk
mengambil bagian terlebih dahulu (Right of First Refusal) atas saham baru.
e.
Menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan pencatatan saham-saham Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia.
f. Menyetujui Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan.
Berdasarkan akta No. 1 tanggal 24 Agustus 2018, yang dibuat dihadapan Notaris Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di
Kabupaten Bogor dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0018116.AH.01.02 tanggal 4 September 2018 serta
diumumkan dalam Berita Negara No. AHU-AH.01.03-0238840 tanggal 4 September 2018. Perubahan anggaran
dasar terakhir tersebut antara lain berkaitan dengan:
a. Peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari semula sebesar Rp12.500.000.000 menjadi sebesar
Rp600.000.000.000, terbagi atas 6.000.000.000 saham masing-masing saham dengan nominal sebesar
Rp100.
b. Peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula sebesar Rp12.500.000.000 menjadi sebesar
Rp150.000.000.000.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian dan Informasi Umum (lanjutan)
c. Penurunan nilai nominal saham dari semula sebesar Rp6.250.000 per lembar saham menjadi sebesar
Rp100 per lembar saham.
d. Menyetujui pengeluaran saham yang masih dalam simpanan sejumlah 1.375.000.000 saham dengan
masing-masing nilai nominal sebesar Rp100, sehingga seluruhnya seharga Rp137.500.000.000.
Perusahaan dikendalikan oleh PT Arkha Tanto Prima, induk Perusahaan yang berkedudukan di Indonesia.
Pemegang saham terbesar PT Arkha Tanto Prima adalah Tuan Dwi Hartanto.
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan
Perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana sahamnya kepada masyarakat sebanyak 500.000.000
saham dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham dan mulai efektif berdasarkan surat keputusan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-107/D.04/2019 tanggal 28 Juni 2019. Pencatatan penawaran umum saham
tersebut dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Juli 2019.
c. Bidang dan Lokasi Usaha
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan
meliputi Perdagangan lokal, Antar pulau, ekspor, impor, pengecer, agen, suplier, leveransir, grosir, distributor,
perwakilan dari perusahaan lain baik atas tanggungan sendiri maupun atas tanggungan orang lain, secara
amanat atau komisi. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan saat ini meliputi bidang pabrikasi komponen alat berat,
jasa pengangkutan batu bara dan pembuatan dump truck.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersil pada tahun 2009.
Perusahaan berkedudukan di Jl. Lanbau No. 8 Kampung Gudang RT.06 RW.09, Kelurahan Karang Asam Barat,
Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor – 16810.
d. Susunan Komisaris dan Direksi
Berdasarkan keputusan RUPS tanggal 26 Desember 2019 yang termuat didalam akta No. 03 tanggal 06 Januari
2020 dan akta No. 18 tanggal 26 Oktober 2018 masing-masing dibuat dihadapan Notaris Rahayu Ningsih, S.H.,
susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Des 2019 31 Des 2018
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Devon Widodo Prawiroyudo Devon Widodo Prawiroyudo
Komisaris : Tatit Jatmiko Tatit Jatmiko
Komisaris Independen : Ferianto Jeremia Kaban
Direksi
Direktur Utama : Dwi Hartanto Dwi Hartanto
Direktur : Baharaja Sianipar Baharaja Sianipar
Direktur Independen : Aditya Surya Tjahjanaputra Aditya Surya Tjahjanaputra
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7
1. UMUM (lanjutan)
d. Susunan Komisaris dan Direksi (lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 jumlah karyawan tetap Perusahaan masing-masing berjumlah
88 orang dan 103 orang. (Tidak diaudit)
e. Penyelesaian Laporan Keuangan
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan
yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 27 Maret 2020.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia yang mencakup
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK), sekarang Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), yaitu Peraturan No. VIII. G.7 yang terlampir
dalam Surat Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan”. Kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan 2018.
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Perusahaan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan menggunakan
konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method), menyajikan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (“Rp”)
yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, disajikan
dalam Rupiah (“Rp”) penuh, kecuali dinyatakan lain.
Kecuali dinyatakan dibawah ini, kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten dengan laporan keuangan
tahunan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan 2018 yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK)
a. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun
Berjalan
Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar dan sejumlah amandemen / penyesuaian
dan interpretasi PSAK yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2019.
PSAK 24 (amandemen) Imbalan Kerja : Amandemen, Kurtailmen atau Penyelesaian Program
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa biaya jasa lalu (atau keuntungan atau kerugian atas penyelesaian)
dihitung dengan mengukur liabilitas (aset) imbalan pasti menggunakan asumsi aktuarial kini dan
membandingkan imbalan yang ditawarkan dalam program dan aset program sebelum dan setelah
amandemen, (atau kurtailmen atau penyelesaian program) tetapi tidak mempertimbangkan dampak atas
batas atas aset (yang mungkin timbul ketika program imbalan pasti dalam keadaan surplus).
PSAK 24 secara jelas mengatur bahwa dampak perubahan dari batas atas aset yang timbul dari perubahan
program (atau kurtailmen atau penyelesaian) ditentukan dalam tahap kedua dan diakui secara normal di
penghasilan komprehensif lain.
Paragraf yang berkaitan dengan pengukuran biaya jasa kini dan bunga neto atas liabilitas (aset) manfaat
pasti juga telah diamandemen. Perusahaan sekarang disyaratkan untuk menggunakan asumsi yang
diperbarui dari pengukuran kembali tersebut untuk menentukan biaya jasa kini dan bunga neto untuk sisa
periode pelaporan setelah perubahan program. Dalam hal bunga neto, amandemen telah menjelaskan
bahwa untuk periode setelah amandemen program, bunga neto dihitung dengan mengalikan liabilitas (aset)
manfaat pasti neto sebagaimana telah diukur kembali berdasarkan PSAK 24.99 dengan tingkat diskonto
yang digunakan dalam pengukuran kembali (juga memperhitungkan dampak kontribusi dan pembayaran
manfaat terhadap liabilitas (aset) manfaat pasti).
PSAK 26 (penyesuaian) Biaya Pinjaman
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa jika saldo pinjaman yang didapatkan secara spesifik masih terutang
setelah aset terkait siap untuk digunakan sesuai dengan intensinya atau dijual, pinjaman itu menjadi bagian
dari dana yang dipinjam secara umum ketika menghitung tingkat kapitalisasi pada pinjaman secara umum.
PSAK 46 (penyesuaian) Pajak Penghasilan
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa suatu entitas harus mengakui konsekuensi pajak penghasilan atas
dividen dalam laba rugi, penghasilan komprehensif lain atau ekuitas sesuai dengan dimana entitas awalnya
mengakui transaksi yang menghasilkan laba yang dapat diatribusikan tersebut. Ini diterapkan terlepas dari
apakah tarif pajak yang berbeda berlaku untuk laba yang diatribusikan dan tidak diatribusikan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) (lanjutan)
a. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun
Berjalan (lanjutan)
ISAK 33 Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Dimuka
ISAK 33 menjelaskan bagaimana menentukan “tanggal transaksi” dengan tujuan untuk menentukan kurs
yang digunakan dalam pengakuan awal aset, beban atau penghasilan terkait, bila imbalan dari item
tersebut telah dibayar atau diterima di muka dalam valuta asing yang mengakibatkan pengakuan atas aset
nonmoneter atau liabilitas nonmoneter (misalnya, deposito yang tidak dapat dikembalikan atau pendapatan
yang ditangguhkan).
Interpretasi menetapkan bahwa tanggal transaksi adalah tanggal dimana entitas pertama kali mengakui
aset nonmoneter atau liabilitas nonmoneter yang timbul dari pembayaran atau penerimaan imbalan dimuka.
Jika terdapat beberapan pembayaran atau penerimaan dimuka, interpretasi ini mensyaratkan entitas
menentukan tanggal transaksi untuk setiap pembayaran atau penerimaan imbalan di muka.
ISAK 34 Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan
Interpretasi ini memberikan panduan dalam penentuan akuntansi posisi pajak ketika terdapat
ketidakpastian dalam perlakuan pajak penghasilan.
Interpretasi ini mensyaratkan entitas untuk :
• Menentukan apakah perlakuan pajak tidak pasti dipertimbangkan secara terpisah atau bersamaan
dengan perlakuan pajak tidak pasti lainnya; dan
• Menilai apakah besar kemungkinan otoritas perpajakan akan menerima perlakuan pajak tidak pasti
yang digunakan oleh entitas atau yang direncanakan untuk digunakan dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan pajak penghasilannya :
- Jika besar kemungkinan otoritas perpajakan akan menerima perlakuan pajak tidak pasti, maka
entitas menentukan akuntansi posisi pajak secara konsisten dengan perlakuan pajak yang
digunakan atau yang direncanakan untuk digunakan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan
pajak penghasilannya.
- Jika besar kemungkinan otoritas perpajakan tidak akan menerima perlakuan pajak tidak pasti, maka
entitas merefleksikan dampak ketidakpastian tersebut dalam menentukan akuntansi posisi pajak.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) (lanjutan)
a. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun
Berjalan (lanjutan)
PSAK 22 (penyesuaian) Kombinasi Bisnis
Amandemen PSAK 22 mengklarifikasi bahwa ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas bisnis
yang merupakan suatu operasi bersama, entitas tersebut menerapkan persyaratan untuk kombinasi bisnis
yang dilakukan secara bertahap, termasuk pengukuran kembali kepentingan yang dimiliki sebelumnya
dalam operasi bersama pada nilai wajar. Kepentingan yang dimiliki sebelumnya yang akan diukur kembali
mencakup setiap aset, liabilitas dan goodwill terkait dengan operasi bersama.
Amandemen / penyesuaian dan interpretasi di atas tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan
Perusahaan.
b. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar Telah Diterbitkan tapi Belum Efektif
Standar dan amandemen standar efektif yang relevan terhadap Perusahaan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu :
• PSAK 71 (amandemen) Instrumen Keuangan : Fitur Percepatan Pelunasan dengan Kompensasi
Negatif
• PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan
• PSAK 73 Sewa
• PSAK 1 (amandemen) Penyajian Laporan Keuangan : Definisi Material dan PSAK 25 (amandemen)
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan : Definisi Material
• PSAK 1 (amandemen) Penyajian Laporan Keuangan : Judul Laporan Keuangan
• PSAK 1 (PenyesuaianTahunan 2019) Penyajian Laporan Keuangan
Standar dan amandemen berikut efektif yang relevan terhadap Perusahaan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2021, dengan penerapaan dini diperkenankan yaitu :
• PSAK 22 (amandemen) Kombinasi Bisnis : Definisi Bisnis
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, dampak dari penerapan standar, amandemen dan
interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan tidak dapat diketahui atau diestimasi oleh manajemen.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Penjabaran Mata Uang Asing
Mata Uang Fungsional dan Penyajian
Perusahaan menerapkan PSAK 10 “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang mengatur
bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan
entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
Item-item yang disertakan dalam laporan keuangan diukur menggunakan mata uang yang sesuai dengan
lingkungan ekonomi utama dimana Perusahaan beroperasi (mata uang fungsional).
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian.
Transaksi dan Saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan
adalah kurs yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari
penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan kas dan setara kas disajikan pada laporan laba
rugi komprehensif sebagai kerugian/keuntungan selisih kurs.
Perubahan nilai wajar efek moneter yang didenominasikan dalam mata uang asing yang diklasifikasikan sebagai
tersedia untuk dijual dianalisa antara selisih penjabaran yang timbul dari perubahan biaya perolehan diamortisasi
efek dan perubahan nilai tercatat efek lainnya. Selisih penjabaran terkait dengan perubahan biaya perolehan
diamortisasi diakui di dalam laporan laba rugi, dan perubahan nilai tercatat lainnya diakui pada laba komprehensif
lainnya.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
Satuan 31 Des 2019 31 Des 2018
Dolar Amerika Serikat (USD) 1 13.901 14.481
Euro (EUR) 1 15.589 16.560
Jepang Yen (JPY) 100 128 131
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
Perusahan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori:
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang;
(c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan
(d) Aset keuangan tersedia untuk dijual.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset
keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan
untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen
keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok
diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi Perusahaan yang diukur pada nilai
wajar dari aset terkait.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat
pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui
di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang
belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian)
dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok
diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
- Yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diperdagangkan, serta
yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
- Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset Keuangan (lanjutan)
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)
- Dalam hal Perusahaan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial
kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang
dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal
terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset
keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
(c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Perusahaan
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo,
kecuali:
- Aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
- Aset keuangan yang ditetapkan oleh Perusahaan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
- Aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan suku bunga efektif.
Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi
komprehensif dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian
penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan
keuangan sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
(d) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk
dimiliki untuk periode tertentu dimana yang akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau
perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan
atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset Keuangan (lanjutan)
(d) Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya, dimana keuntungan atau kerugian atas
perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif, kecuali untuk kerugian penurunan
nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs
diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset
keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba
rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian
yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok
tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori: (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan
(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan
atau kadaluarsa. (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan
dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/ (penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Liabilitas Keuangan (lanjutan)
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
Jika Perusahaan pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar
melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55, instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.
Klasifikasi atas Instrumen Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari
informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Aset
Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Dalam kelompok
diperdagangkan
Investasi saham
diperdagangkan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Dimiliki hingga jatuh tempo - -
Liabilitas
Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Liabilitas keuangan dalam
kelompok diperdagangkan -
Diukur dengan biaya perolehan yang
diamortisasi
Pinjaman yang diterima
Utang usaha
Utang lain-lain
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
f. Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan
atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai terjadi hanya jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan
nilai merupakan akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset (peristiwa
kerugian) dan peristiwa kerugian (peristiwa) tersebut memiliki dampak pada estimasi arus kas masa datang
atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Untuk investasi pada instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai
wajar efek yang signifikan dan berkepanjangan di bawah harga perolehan dapat dianggap sebagai indikator
bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai.
Aset Dicatat Sebesar Harga Perolehan Diamortisasi
Untuk kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, jumlah kerugian diukur sebesar selisih antara nilai
tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang diestimasi (tidak termasuk kerugian kredit masa
depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai
tercatat aset dikurangi dan jumlah kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika pinjaman yang
diberikan memiliki tingkat bunga mengambang, tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur kerugian
penurunan nilai adalah tingkat bunga efektif saat ini yang ditentukan dalam kontrak. Untuk alasan praktis,
Perusahaan dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga
pasar yang dapat diobservasi.
Jika, pada periode selanjutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut dapat dihubungkan
secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (misalnya meningkatnya peringkat
kredit debitur), pemulihan atas jumlah penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya diakui pada laporan laba
rugi komprehensif.
g. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, dan bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi jangka pendek
likuid lainnya yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dan tidak dijaminkan serta tidak
dibatasi penggunaannya.
h. Aset Tetap
Perusahaan menerapkan PSAK 16 “Aset Tetap”.
Biaya perolehan aset tetap meliputi harga perolehan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen. Estimasi awal biaya pembongkaran atau pemindahan aset tetap
ditambahkan sebagai biaya perolehan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
h. Aset Tetap (lanjutan)
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Tarif
penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap. Masa manfaat ekonomis atas aset tetap adalah sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap Masa Manfaat
Bangunan : 20 tahun
Kendaraan : 8 tahun
Mesin dan Peralatan Pabrik : 8 tahun
Inventaris Kantor : 5 tahun
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis
masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat aset
tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai residu, metode penyusutan dan masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau kembali dan disesuaikan, jika
perlu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah dan tidak
didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan
diamortisasikan sepanjang umur hukum hak.
Beban pemeliharaan dan perbaikan di bebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang
dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu pelayanan atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.
i. Transaksi Pihak Berelasi
Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Pihak berelasi adalah orang atau Perusahaan yang terkait dengan Perusahaan:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i. Transaksi Pihak Berelasi (lanjutan)
(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
ii. Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas
yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas
pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Orang yang diidentifikasikan dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Perusahaan mengungkapkan jumlah kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan kunci sebagaimana yang
dipersyaratkan oleh PSAK 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Kompensasi yang diungkapkan
mencakup imbalan kerja jangka pendek, imbalan kerja, imbalan kerja jangka panjang lainnya, pesangon
pemutusan kontrak kerja dan pembayaran berbasis saham.
j. Persediaan
Harga perolehan ditentukan dengan metode rata-rata (average method) dan meliputi seluruh biaya pembelian,
biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya yang
sekarang.
k. Piutang Usaha dan Piutang Non-Usaha
Piutang usaha merupakan jumlah yang terutang dari pelanggan atas penjualan barang dagangan atau jasa
dalam kegiatan usaha normal.
Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi normal
jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak
lancar.
Piutang non-usaha merupakan saldo piutang yang terkait dengan pinjaman yang diberikan kepada pihak
ketiga atau pihak berelasi.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
k. Piutang Usaha dan Piutang Non-Usaha (lanjutan)
Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak
tertagih, dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun penyisihan digunakan ketika
terdapat bukti yang objektif bahwa Perusahaan tidak dapat menagih seluruh nilai terutang sesuai dengan
persyaratan awal piutang.
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap
dapat menunjukan adanya penurunan nilai piutang.
Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas
masa depan pada tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait dengan piutang jangka pendek tidak
didiskontokan apabila efek diskonto tidak material.
Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan disajikan dalam “beban penurunan nilai”.
Ketika piutang usaha dan piutang non-usaha, yang rugi penurunan nilainya telah diakui, tidak dapat ditagih
pada periode selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun penyisihan.
Jumlah yang selanjutnya dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan,
dikreditkan terhadap “beban penurunan nilai” pada laporan laba rugi.
l. Utang Usaha
Utang usaha adalah liabilitas untuk membayar barang atau jasa yang diperoleh dari pemasok dalam kegiatan
usaha normal. Utang usaha diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek bila pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu satu tahun atau kurang. Bila tidak, akan disajikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Utang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya diamortisasi dengan
menggunakan metode bunga efektif.
m. Transaksi Sewa
Perusahaan menerapkan PSAK 30 ”Sewa” untuk mengakui transaksi sewa. Penentuan apakah suatu kontrak
merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa,
yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut
berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi:
1. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya
memperbaharui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
2. Opsi pembaharuan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian,
kecuali ketentuan pembaharuan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
m. Transaksi Sewa (lanjutan)
3. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset
tertentu; atau
4. Terdapat perubahan substansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya
pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario 1, 3, atau 4 dan pada tanggal pembaharuan
atau perpanjangan sewa pada skenario 2.
Perlakuan Akuntansi untuk Lessee
Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan
atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
Aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaatnya. Apabila tidak terdapat keyakinan memadai
bahwa Perusahaan akan memperoleh hak kepemilikan atas aset tersebut pada akhir masa sewa, maka aset
sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaat aset atau masa sewa, mana yang lebih pendek.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain dengan dasar garis lurus (straight line basis) selama masa sewa.
Perlakuan Akuntansi sebagai Lessor
Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat
aset sewaan dan diakui ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan selama masa
sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
n. Imbalan Karyawan
Kewajiban Imbalan Kerja
Perusahaan menerapkan PSAK 24, “Imbalan Kerja”, yang mengatur akuntansi dan pengungkapan untuk
imbalan kerja, yang meliputi imbalan kerja jangka pendek (misalnya pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja
jangka panjang (misalnya cuti berimbalan jangka panjang, imbalan kesehatan pasca kerja).
Perusahaan memiliki program imbalan pasti dan program iuran pasti.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
n. Imbalan Karyawan (lanjutan) Kewajiban Imbalan Kerja (lanjutan)
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan
diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja, atau kompensasi.
Perusahaan harus menyediakan imbalan pensiun dengan jumlah minimal sesuai dengan UU Ketenagakerjaan
No.13 tahun 2003 atau Peraturan Perusahaan (“Peraturan”), mana yang lebih tinggi. Karena UU
Ketenagakerjaan atau Peraturan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan
pensiun, pada dasarnya program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau Peraturan adalah program
imbalan pasti. Liabilitas manfaat pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris yang dilakukan secara
periodik.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban
imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan serta disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial
dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap periode oleh aktuaris
independen menggunakan metode projected unit credit.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan
menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah berkualitas tinggi (dengan pertimbangan saat ini tidak ada
pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan
yang akan dibayarkan dan memiliki waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo
imbalan yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian ini diakui berdasarkan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari karyawan yang ditanggung. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan liabilitas imbalan kerja dari rencana yang telah ada diamortisasi selama beberapa tahun sampai dengan imbalan tersebut dinyatakan menjadi hak karyawan.
Program iuran pasti adalah program imbalan pasca masa kerja dimana Perusahaan membayar sejumlah iuran
tertentu kepada suatu entitas terpisah. Perusahaan tidak memiliki liabilitas hukum atau liabilitas konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika entitas
tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan pasca kerja sebagai imbalan atas jasa yang diberikan karyawan pada tahun berjalan dan tahun lalu. Iuran tersebut diakui sebagai biaya imbalan karyawan ketika terutang.
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya, yang terdiri dari penghargaan masa kerja dan cuti berimbalan jangka
panjang, diakui di laporan posisi keuangan berdasarkan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
n. Imbalan Karyawan (lanjutan) Kewajiban Imbalan Kerja (lanjutan) Pesangon pemutusan kontrak kerja Pesangon pemutusan kontrak terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun
normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memberhentikan kontrak kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinan untuk dibatalkan.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan terdiri dari nilai wajar imbalan yang diterima atau akan diterima dari penjualan barang dan jasa
dalam kegiatan usaha normal. Pendapatan disajikan neto setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon.
Perusahaan mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, besar kemungkinan
manfaat ekonomis masa depan akan mengalir kepada Perusahaan dan kriteria tertentu telah dipenuhi untuk setiap aktivitas Perusahaan.
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan barang
telah berpindah kepada pelanggan. Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan. Penghasilan bunga diakui berdasarkan proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.
p. Pajak Penghasilan dan Tangguhan
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak
tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung
diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau
ekuitas.
Beban pajak penghasilan pada laporan keuangan diakui berdasarkan estimasi manajemen atas nilai rata-rata
tertimbang tarif pajak penghasilan tahunan yang diharapkan untuk keseluruhan periode keuangan.
Beban pajak kini dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, di
negara di mana perusahaan dan entitas anak beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak.
Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
sehubungan dengan situasi di mana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu,
manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
p. Pajak Penghasilan dan Tangguhan (lanjutan)
Pajak penghasilan tangguhan diakui, dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua
perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada laporan
keuangan.
Namun, liabilitas pajak penghasilan tangguhan tidak diakui jika berasal dari pengakuan awal goodwill atau pada
saat pengakuan awal aset dan liabilitas yang timbul dari transaksi selain kombinasi bisnis yang pada saat
transaksi tersebut tidak mempengaruhi laba rugi akuntansi dan laba rugi kena pajak.
Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang telah berlaku atau secara
substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan dan diharapkan diterapkan ketika aset pajak penghasilan
tangguhan direalisasi atau liabilitas pajak penghasilan tangguhan diselesaikan.
Aset pajak penghasilan tangguhan diakui hanya jika besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa
depan akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang masih dapat dimanfaatkan.
Atas perbedaan temporer dalam investasi pada entitas anak dan asosiasi dibentuk pajak penghasilan tangguhan,
kecuali untuk liabilitas pajak penghasilan tangguhan dimana saat pembalikan perbedaan sementara dikendalikan
oleh Perusahaan dan sangat mungkin perbedaan temporer tersebut tidak akan dibalik di masa mendatang.
Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset
dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena
pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara
neto.
q. Pinjaman
Perusahaan menerapkan PSAK No. 26 ”Biaya Pinjaman”. Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar
nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi aset kualifikasian
(qualifying assets), dikapitalisasi sehingga aset tersebut selesai secara substansial. Biaya pinjaman lainnya
diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari
dua belas (12) bulan setelah periode pelaporan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
r. Laba Per Saham
Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 “Laba per Saham”. Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan
akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laba per saham dasar dihitung
dengan membagi jumlah laba tahun yang berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
sepanjang periode pelaporan.
s. Segmen Operasi
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada
pengambil keputusan operasi utama. Pengambil keputusan operasi utama, yang bertanggung jawab
mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi, telah diidentifikasi sebagai komite pengarah
yang mengambil keputusan strategis.
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan dan asumsi
atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut adalah
berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.
Perusahaan berkeyakinan bahwa pengungkapan mencakup pertimbangan, estimasi dan asumsi yang dibuat oleh
manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan
keuangan.
Pertimbangan
Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi
Perusahaan yang memiliki dampak paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
a. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan
dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55. Aset
keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan sebagaimana
diungkapkan dalam Catatan 2e.
b. Cadangan Penurunan Nilai Aset Keuangan
Penyisihan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dicadangkan pada suatu jumlah yang
menurut pertimbangan manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset
keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah
terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
Pertimbangan (lanjutan)
b. Cadangan Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)
Penelaahan tersebut dilakukan dengan memprediksi arus kas masuk dan menghitung nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto yang sesuai dengan kondisi aset keuangan pada tanggal laporan posisi
keuangan.
Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunujukkan bahwa peristiwa yang merugikan
telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa
datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas piutang secara kolektif karena manajemen yakin bahwa
piutang memiliki risiko kredit, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang
signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.
Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang,
kerugian penurunan nilai sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba
rugi komprehensif.
c. Sewa
Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Perusahaan bertindak sebagai lessor atau lessee
untuk beberapa aset tertentu. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari
aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK No. 30 ”Sewa”, yang mensyaratkan Perusahaan untuk membuat
pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.
d. Penentuan Mata Uang Fungsional
Mata uang fungsional Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana Perusahaan
beroperasi. Manajemen menetapkan mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah. Mata uang tersebut
adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari produk dan jasa yang diberikan.
Estimasi dan Asumsi
Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:
a. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan
tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran
nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai
tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena
penggunaan metode penilaian yang berbeda.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
a. Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)
Perusahaan menggunakan pertimbangan dalam menentukan berbagai metode dan asumsi yang terutama
berdasarkan kondisi pasar yang ada pada tiap akhir periode pelaporan. Perusahaan telah menggunakan
analisis arus kas yang didiskontokan untuk berbagai aset keuangan aset keuangan tersedia untuk dijual yang
tidak diperdagangkan pada pasar aktif.
b. Imbalan Pensiun
Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria
menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji,
tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain (lihat Catatan 2n). Perubahan asumsi ini akan
mempengaruhi nilai liabilitas pensiun.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga
yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan
untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan
mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan
yang akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas pensiun yang terkait.
Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
c. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari
penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman
Perusahaan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila
prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum
atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa
mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya
yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan
penurunan
nilai tercatat aset tetap.
d. Pajak Penghasilan
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat
tambahan pajak penghasilan badan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
e. Realisasi Pajak Tangguhan
Perusahaan melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir tahun
pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sebesar penghasilan kena pajak tersedia untuk penggunaan seluruh
atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Perusahaan atas pengakuan aset pajak
tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu taksiran
penghasilan kena pajak pada periode pelaporan berikutnya.
Taksiran penghasilan kena pajak didasarkan pada hasil pencapaian Perusahaan di masa lalu dan ekspektasi
di masa depan terhadap pendapatan dan beban, serta strategi perencanaan perpajakan di masa depan.
Namun, tidak terdapat kepastian bahwa Perusahaan dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang
memadai untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan
tersebut.
f. Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan
Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada
saat ini atau masa depan karena kemungkinan adanya pemeriksaan dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian
timbul terkait dengan interprestasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari
penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas
pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam
menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No.57, “Provisi Liabilitas Kontinjensi
dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan menganalisa semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk
menentukan liabilitas pajak untuk beban yang belum diakui harus diakui.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
4. KAS DAN SETARA KAS
Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Kas
Rupiah 29.160.730 4.537.780
Bank
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.301.007.326 23.901.287
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 1.074.376.665 49.238.777
PT Bank Victoria Syariah 534.277.908 6.767.508
PT Bank Commonwealth 31.497.916 31.617.917
PT Bank UOB Indonesia 12.141.923 -
PT Bank MNC Internasional Tbk. 3.113.437 3.303.209
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. 2.587.727 2.827.727
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 2.165.628 140.463.285
PT Bank Permata Tbk . 1.056.580 8.637.423
PT Bank Central Asia Tbk. 475.000 -
PT Indonesia Eximbank 72.075 -
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 61.807 2.633.807
Jumlah Bank Rupiah 2.962.833.992 269.390.940
Dolar Amerika
PT Bank MNC Internasional Tbk. 78.856.677 82.172.000
PT Bank UOB Indonesia 15.111.625 -
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 13.516.081 14.514.451
PT Bank Permata Tbk. 4.840.328 6.676.610
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 3.329.596 5.323.072
PT Bank Commonwealth 3.003.174 3.302.247
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 129.140 134.528
Jumlah Bank Dolar Amerika 118.786.621 112.122.908
Jumlah Bank 3.081.620.613 381.513.848
Jumlah Kas dan Setara Kas 3.110.781.343 386.051.628
Suku bunga per tahun yang berlaku selama periode berjalan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Jasa Giro – Rupiah 5,25% - 9,25% 4,25% - 9,50%
Jasa Giro – Dolar Amerika 2,10% - 3,30% 1,75% - 3,25
Seluruh rekening bank ditempatkan pada bank pihak ketiga.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
5. PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pihak Ketiga
Rupiah
PT Swadaya Graha 39.337.197.488 7.701.541.008
PT Hino Motors Sales Indonesia 8.916.983.493 7.893.191.493
PT Pamapersada Nusantara 6.096.084.744 4.095.549.903
PT Komatsu Indonesia 3.666.337.807 6.514.405.424
PT Bangun Bejana Baja 3.520.766.376 3.309.131.568
PT Victor Dua Tiga Mega 2.585.343.167 3.607.749.090
PT Pindad (Persero) 2.241.507.234 2.001.450.000
KSO Haka Modern Mitra 1.986.560.875 1.986.560.875
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. 416.482.784 1.237.440.672
PT Manna Jaya 735.870.359 735.870.359
PT Caturpilar Perkasa 583.058.000 583.058.000
PT Patria Karya Utama 569.369.093 566.581.544
PT Hutama Modern 552.490.751 2.508.823
PT Caturpilar Tuju Wali Wali 341.400.000 341.400.000
PT Chakra Jawara 291.447.883 1.273.747.883
PT Huawei Tech Investment 77.740.186 82.971.275
PT KSO Adhi-Giwin - 799.748.526
PT Hyva Indonesia - 49.610.000
Lain-lain (Dibawah Rp50.000.000) 3.336.888.309 3.144.440.485
Jumlah Pihak Ketiga Rupiah 75.255.528.549 45.924.448.105
Dolar Amerika
S-Tank Engineering Co.,Ltd. 2.464.647.300 2.567.481.277
Jumlah Pihak Ketiga Dolar Amerika 2.464.647.300 2.567.481.277
Jumlah Piutang Pihak Ketiga 77.720.175.849 48.491.929.382
Cadangan Penurunan Nilai (7.682.474.039) (4.238.531.167)
Jumlah Piutang Usaha - Bersih 70.037.701.810 44.253.398.215
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
5. PIUTANG USAHA (lanjutan) Saldo piutang usaha berdasarkan umur:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Lancar 38.758.889.820 24.481.929.028
Lewat Jatuh Tempo:
1 – 30 Hari 6.781.073.255 1.190.430.303
31 – 60 Hari 10.889.484.844 10.649.073.644
61 – 90 Hari 8.911.348.059 4.194.825.377
Lebih dari 90 Hari 12.379.379.871 7.975.671.030
77.720.175.849 48.491.929.382
Cadangan Penurunan Nilai (7.682.474.039) (4.238.531.167)
Jumlah Piutang Usaha 70.037.701.810 44.253.398.215
Mutasi cadangan penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Cadangan Penurunan Nilai Awal 4.238.531.167 4.973.455.715
Penambahan 3.443.942.872 987.713.617
Pemulihan - (1.722.638.165)
Cadangan Penurunan Nilai Akhir 7.682.474.039 4.238.531.167
Cadangan penurunan nilai ditinjau secara berkala terhadap kemungkinan debitur mengalami kesulitan keuangan
yang signifikan, mengalami pailit, wanprestasi atau tunggakan pembayaran.
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan penurunan nilai yang telah dibukukan adalah cukup untuk
menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang yang diberikan.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminan atas utang
Bank (lihat Catatan 11).
6. PERSEDIAAN
Rincian persediaan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Bahan baku 32.516.185.469 22.124.555.578
Bahan pembantu 11.355.093.541 7.963.510.871
Barang jadi 6.525.000.000 2.250.000.000
Barang dalam proses 1.399.180.880 1.602.800.719
Jumlah Persediaan 51.795.459.890 33.940.867.168
Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
6. PERSEDIAAN (lanjutan)
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2019,
Perusahaan menggunakan jasa asuransi dari PT Sompo Insurance Indonesia dengan nilai total pertanggungan
sebesar Rp63.839.991.160. Pada tanggal 31 Desember 2018, Perusahaan menggunakan jasa asuransi dari
PT Sompo Insurance Indonesia dengan nilai total pertanggungan sebesar Rp101.579.166.658. Manajemen
berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dapat timbul dari
risiko tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan atas utang Bank
(lihat Catatan 11).
7. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Rincian uang muka dan biaya dibayar dimuka adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Proyek 77.953.545.548 295.490.000
Jaminan 400.806.105 62.894.654
Karyawan 264.905.256 72.905.639
Pembelian aset tetap - 20.563.150.000
Lain-lain 112.877.671 1.350.617.959
Jumlah Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 78.732.134.580 22.345.058.252
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 78.732.134.580 22.345.058.252
Jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun - - Uang muka proyek pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, merupakan pembayaran dimuka kepada pemasok
atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan untuk pekerjaan atas proyek-proyek Perusahaan, antara lain proyek Kontruksi Baja PLTU Muara Tawar, Kontruksi Baja Stasiun Jati Negara - Manggarai, Supply, Fabrication, dan Installation of Steel Structure Package 1 - 3 JTB Project.
Uang muka pembelian tanah pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp20.563.150.000, merupakan tanah yang
diatasnya berdiri bangunan pabrik dan kantor Perusahaan yang berlokasi di Jalan Lanbau dan Jalan Bumi Pabuaran – Bogor Jawa Barat seluas 17.439 m2, yang terdiri dari beberapa sertifikat masih atas nama Tuan Dwi Hartanto dan Tuan Tatit Jatmiko dan sedang dalam pengurusan legalitas. Tanah tersebut telah diikat dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (catatan 28).
Uang muka dan biaya dibayar dimuka lain-lain pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp1.289.500.000
merupakan uang muka atas biaya-biaya terkait proses IPO (Initial Public Offering) yang meliputi jasa konsultan, audit, firma hukum dan Underwritter, sebesar Rp61.117.959 merupakan uang muka operasional yang belum dipertanggungjawabkan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
8. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah - 21.910.047.978 - 21.910.047.978
Bangunan 38.120.534.874 - - 38.120.534.874
Kendaraan 53.880.589.000 - - 53.880.589.000
Mesin dan Peralatan
Pabrik 134.827.951.076 1.040.936.000 - 135.868.887.076
Inventaris Kantor 1.618.773.432 46.401.900 - 1.665.175.332
228.447.848.382 22.997.385.878 - 251.445.234.260
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 21.211.190.000 785.250.000 - 21.996.440.000
Jumlah 249.659.038.382 23.782.635.878 - 273.441.674.260
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Bangunan 17.277.880.843 1.906.026.744 - 19.183.907.587
Kendaraan 12.589.147.553 6.529.623.833 - 19.118.771.386
Mesin dan Peralatan
Pabrik 75.414.892.571 14.811.814.573 - 90.226.707.144
Inventaris Kantor 1.563.104.964 26.415.555 - 1.589.520.519
106.845.025.931 23.273.880.705 - 130.118.906.636
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 12.152.244.270 2.814.320.625 - 14.966.564.895
Jumlah 118.997.270.201 26.088.201.330 - 145.085.471.531
Nilai Buku 130.661.768.181 128.356.202.731
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
8. ASET TETAP (lanjutan)
31 Desember 2018
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Bangunan 38.120.534.874 - - 38.120.534.874
Kendaraan 53.797.559.000 83.030.000 - 53.880.589.000
Mesin dan Peralatan
Pabrik 134.712.454.067 115.497.009 - 134.827.951.076
Inventaris Kantor 1.580.213.432 38.560.000 - 1.618.773.432
228.210.761.373 237.087.009 - 228.447.848.382
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 21.211.190.000 - - 21.211.190.000
Jumlah 249.421.951.373 237.087.009 - 249.659.038.382
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Bangunan 15.371.854.099 1.906.026.744 - 17.277.880.843
Kendaraan 6.046.740.386 6.542.407.167 - 12.589.147.553
Mesin dan Peralatan
Pabrik 59.334.493.790 16.080.398.781 - 75.414.892.571
Inventaris Kantor 1.457.573.124 105.531.840 - 1.563.104.964
82.210.661.399 24.634.364.532 - 106.845.025.931
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 9.500.845.521 2.651.398.749 - 12.152.244.270
Jumlah 91.711.506.920 27.285.763.281 - 118.997.270.201
Nilai Buku 157.710.444.453 130.661.768.181
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Beban Pokok Penjualan (Catatan 17) 25.875.099.532 26.993.545.198
Beban Umum dan Administrasi (Catatan 19) 213.101.798 292.218.083
Jumlah Beban Penyusutan 26.088.201.330 27.285.763.281
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
8. ASET TETAP (lanjutan)
Pada tahun 2019 terdapat penambahan aset tanah sebesar Rp21.910.047.978 yang berlokasi di Jalan Lanbau dan
Jalan Bumi Pabuaran – Bogor Jawa Barat seluas 17.439 m2, yang terdiri dari beberapa sertifikat masih atas nama
Tuan Dwi Hartanto dan Tuan Tatit Jatmiko dan sedang dalam pengurusan legalitas. Tanah tersebut telah diikat dengan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (catatan 28).
Penambahan kendaraan sebesar Rp785.250.000 per 31 Desember 2019 merupakan pembelian 1 unit Hino Ranger FL
235 TH + Trailler 40Ft dan 1 unit Ford ranger DC XLT3.0L Ranger. Kendaraan tersebut digunakan untuk operasional
proyek Perusahaan.
Aset bangunan pabrik dan kantor merupakan aset yang berdiri diatas tanah berlokasi di Jalan Lanbau dan Jalan Bumi
Pabuaran – Bogor Jawa Barat Seluas 17.439 m2 yang masih dalam pengurusan izin dan legalitas (catatan 7).
Pada tahun 2018 Perusahaan telah menunjuk jasa penilai independen, yaitu Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP)
Iskandar & Rekan dalam laporannya file No. 162.5/IDR/DE.2/AL/XI/2018 tanggal 31 Oktober 2018 untuk menilai aset
milik Perusahaan dengan menggunakan rekonsiliasi antara pendekatan pendapatan dan biaya. Metode penilaian yang
digunakan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM dan LK No VIII.C.4 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian
Laporan Penilaian Properti di Pasar Modal dan KEPI & SPI Edisi VI-2015. yang total nilai keselurahannya adalah
Rp122.283.240.000 dengan rincian sebagai berikut:
a. 38 unit alat berat dan 8 unit kendaraan Rp 56.136.800.000
b. Perabot dan Perlatan Kantor Rp 606.720.000
c. Mesin dan Peralatan Pabrik Rp 65.539.720.000
Jumlah Rp 122.283.240.000
Aset tetap mesin dan bangunan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya. Pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018, Perusahaan menggunakan jasa asuransi dari PT Sompo Insurance Indonesia dengan
nilai total pertanggungan sebesar Rp97.481.907.829 dan Rp113.686.600.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dapat timbul dari resiko tersebut.
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Perusahaan berkeyakinan tidak ada situasi atau keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai aset tetap.
Aset tetap berupa mesin dan bangunan telah dijaminkan atas utang Bank (lihat Catatan 11).
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
9. PERPAJAKAN
a. Pajak Dibayar Dimuka
31 Desember 2019 31 Desember 2018
PPh Pasal 28A – 2018 - 192.552.892
PPh Pasal 28A – 2017 - 686.430.907
PPh Pasal 28A – sampai dengan 2016 - 540.475.918
Jumlah Pajak Dibayar Dimuka - 1.419.459.717
b. Utang Pajak
31 Desember 2019 31 Desember 2018
PPN Keluaran 11.051.991.201 7.853.552.032
PPN SKP/STP 3.425.349.030 3.501.605.060
PPh Pasal 29 3.947.598 -
Denda SKP/STP - 1.574.122.682
Jumlah Utang Pajak 14.481.287.829 12.929.279.774
c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pajak kini (1.034.204.902) -
Pajak tangguhan 186.796.780 (3.473.444.030)
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (847.408.122) (3.473.444.030)
c1. Estimasi Pajak Penghasilan
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 3.071.844.094 5.584.737.256
Koreksi Fiskal
Beda waktu
Beban imbalan pasca kerja 381.067.589 369.845.613
(Laba) rugi aktuaria (151.315.834) 85.337.533
Beban penyisihan piutang 3.443.942.871 987.713.616
Pemulihan cadangan piutang - (1.722.638.155)
Sewa guna usaha (1.204.292.999) 2.164.160.372
Jumlah 2.469.401.627 1.884.418.979
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
9. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (lanjutan)
c1. Estimasi Pajak Penghasilan (lanjutan)
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Beda tetap
Pendapatan bunga (28.015.701) (18.122.536)
Entertainment 458.962.000 343.427.191
Biaya pajak - 928.125
Lain - lain (415.912.697) 7.897.468.551
Jumlah 15.033.602 8.223.701.331
Taksiran Laba (Rugi) Fiskal 5.556.279.324 15.692.857.567
Kompensasi rugi fiskal (1.419.459.718) (17.566.387.908)
Akumulasi Kerugian Fiskal 4.136.819.606 (1.873.530.341)
Pajak Penghasilan (25%) 1.034.204.902 -
Kredit Pajak
PPh Pasal 23 1.030.257.304 192.552.892
Jumlah 1.030.257.304 192.552.892
Kurang (lebih) bayar 3.947.598 (192.552.892)
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 diatas
adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu
Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunannya. Perhitungan pajak hasil rekonsiliasi
tahun 2018 menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan Perusahaan yang disampaikan
kepada otoritas perpajakan.
c2. Pajak Tangguhan
31 Desember 2019
31 Des 2018
Pengaruh Ke
Laba (Rugi)
Dikreditkan
Pada Laba
Komprehensif
31 Des 2019
Imbalan Pasca Kerja 505.246.882 95.266.897 (37.828.959) 562.684.821
Penyisihan Piutang 1.059.632.794 860.985.718 - 1.920.618.512
Sewa Guna Usaha 782.344.628 (301.073.250) - 481.271.378
Rugi Fiskal Hasil Pemeriksaan
Pajak (24.911.945.473) 24.911.945.473 - -
Rugi Fiskal 25.380.328.058 (25.380.328.058) - -
Jumlah Aset Pajak Tangguhan 2.815.606.889 186.796.780 (37.828.959) 2.964.574.711
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
9. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (lanjutan)
c2. Pajak Tangguhan (lanjutan)
31 Desember 2018
31 Des 2017
Pengaruh Ke
Laba (Rugi)
Dikreditkan
Pada Laba
Komprehensif
31 Des 2018
Imbalan Pasca Kerja 391.451.095 92.461.403 21.334.383 505.246.882
Penyisihan Piutang 1.243.363.928 (183.731.135) - 1.059.632.794
Sewa Guna Usaha 241.304.535 541.040.093 - 782.344.628
Rugi Fiskal Hasil Pemeriksaan
Pajak (24.911.945.473) - - (24.911.945.473)
Rugi Fiskal 29.303.542.450 (3.923.214.392) - 25.380.328.058
Jumlah Aset Pajak Tangguhan 6.267.716.536 (3.473.444.030) 21.334.383 2.815.606.889
d. Surat Ketetapan Pajak
Daftar Sisa Tagihan Pajak
Berdasarkan daftar sisa pajak terutang dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi, Perusahaan masih
memiliki kewajiban perpajakan dengan rincian sebagai berikut:
Nomor SKP/STP Tanggal Terbit
Tanggal Jatuh
Tempo Sisa Tagihan Pajak
00019/206/11/431/15 2015 01/06/2016 661.412.873
00001/257/11/431/15 2015 01/06/2016 1.062.498.188
00163/207/11/431/15 2015 01/06/2016 175.815.229
00002/109/11/431/17 2017 16/05/2017 283.652.119
00003/109/11/431/17 2017 16/05/2017 583.988.960
00534/207/16/431/18 26/06/2018 28/07/2018 1.739.409.592
Jumlah 4.506.776.961
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
9. PERPAJAKAN (lanjutan)
d. Surat Ketetapan Pajak (lanjutan)
Daftar Sisa Tagihan Pajak (lanjutan)
Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Direktorat
Jenderal Pajak KPP Pratama Depok atas pemeriksaan pajak penghasilkan dengan rincian sebagai berikut:
Tahun 2018
Nomor SKP/STP Tanggal Terbit
Tanggal Jatuh
Tempo Sisa Tagihan Pajak
00004/201/12/412/16 31/08/2016 29/09/2016 98.596.125
00013/109/11/412/17 02/03/2017 01/04/2017 30.985.327 00014/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 88.800
00015/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 70.159
00016/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 692.006
00017/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 76.918
00018/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 93.790
00019/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 121.695
00020/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 89.513
00021/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 155.650
00022/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 236.030
00023/201/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 112.875.444
00023/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 554.597 00024/203/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 395.757
00051/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00052/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00053/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00054/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00055/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00056/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00057/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.152.000
00058/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.136.000
00059/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.120.000
00060/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.104.000
00061/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.088.000
575.556.624
Perusahaan pada tangal 31 Januari 2017 mendapatkan surat teguran No.ST-00123/WPJ.33/KP.0604/2017
yang dikeluarkan oleh DJP KPP Pratama Depok Cimanggis, atas objek pajak sebagai berikut:
Nomor Produk Hukum Tahun Pajak Pokok (SKP) Sanksi (SKP) Jumlah (SKP)
00004/201/12/412/16 2012 625.186.871 300.089.698 925.276.569
00001/203/11/412/16 2011 29.006.855 13.923.290 42.930.145
00001/201/11/412/16 2011 80.523.200 38.651.136 119.174.336
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
10. UTANG USAHA
Rincian utang usaha adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pihak Ketiga
Rupiah
PT Sinarindo Megah Perkasa 5.969.348.231 6.766.453.799
PT Pelita Jaya 3.800.150.300 4.025.150.300
PT Paradise Perkasa 3.682.455.350 7.240.455.350
KSO Adhi Giwin 3.570.263.901 -
PT Bintang Baja Cemerlang 986.216.825 -
PT SG Finance 754.768.000 -
PT Tri Swardana Utama 540.856.893 756.856.893
PT Pamapersada Nusantara 343.349.766 -
PT Pendawa Jaya Abadi 327.400.000 327.400.000
PT Mitra Logam Pratama 299.946.001 1.739.912.044
PT Jasa Langgeng Mandiri 247.164.151 277.164.151
PT Abadi Baru Teknikatama 244.683.230 24.683.230
PT Hempel Indonesia 242.144.100 -
PT Veron Indonesia 205.000.000 255.000.000
PT Mandiri Tunas Finance 180.361.000 -
PT Sutindo Project Indonesia 170.891.028 235.891.028
PT Zink Power Austrindo 115.750.800 -
PT Smart Mitra Solution 69.580.000 69.580.000
PT Toyosan Pilar 63.844.300 63.844.300
PT Maju Jaya Gas 60.850.000 131.825.000
PT Bosowa Asuransi 54.799.206 48.202.821
PT Aneka Gas Industri 50.097.519 137.026.174
PT Purna Buana Yudha 44.720.500 121.262.900
PT Panesia Mandiri Utama 41.700.000 61.700.000
PT Sinar Perkasa Engineering - 1.920.345.845
PT Harapan Masa - 388.859.249
PT Weldmax Machinery - 387.624.500
PT Surya Multi Sarana Steel - 125.459.268
PT Trimitra Makmur Bersama - 90.413.099
PT Sapta Asien - 79.599.000
PT Karlita Emas - 59.096.400
PT Mitra Mandiri Teknik - 54.165.000
Lain-lain (dibawah Rp50.000.000) 743.875.225 824.199.224
Jumlah Pihak Ketiga Rupiah 22.810.216.326 26.139.283.524
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
10. UTANG USAHA (lanjutan)
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pihak Ketiga (lanjutan)
Dolar Amerika
PT Steel Force 556.277.569 2.654.855.606
PT Indoprima Mandiri Utama 387.265.885 509.186.373
PT Cipta Satria Informatika 185.254.457 192.983.943
PT Quadra Solution 85.694.294 94.478.388
PT Bima Bisalloy 85.228.197 205.228.197
Lain-Lain (Dibawah Rp50.000.000) 23.750.970 37.911.342
Jumlah Pihak Ketiga Dolar Amerika 1.323.471.372 3.694.643.849
Euro
PT Hyva Indonesia 479.704.751 637.172.067
PT Optimus Machinery 432.203.622 502.282.960
Jumlah Pihak Ketiga Euro 911.908.373 1.139.455.027
Jumlah Utang Usaha 25.045.596.071 30.973.382.399
Saldo utang usaha berdasarkan umur:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Lancar 1.743.574.303 3.398.861.228
Lewat Jatuh Tempo:
1 – 30 Hari 1.457.773.361 972.916.415
31 – 60 Hari 582.826.270 577.393.616
61 – 120 Hari 3.555.277.611 7.780.296.237
Lebih dari 120 Hari 17.706.144.526 18.243.914.903
Jumlah Utang Usaha 25.045.596.071 30.973.382.399
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
11. UTANG BANK Rincian utang bank adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
PT Indonesia Exim Bank 211.187.368.440 212.326.880.194 PT Bank MNC Internasional Tbk 32.315.795.100 33.665.795.100
Jumlah Utang Bank 243.503.163.540 245.992.675.294
Bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 20.830.682.373 33.989.511.745
Bagian hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 222.672.481.167 212.003.163.549
PT Indonesia Exim Bank Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Indonesia Exim Bank berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja
Ekspor No. 60 tanggal 20 Mei 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Sri Rahayuningsih, SH. Perjanjian kredit tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan. Berdasarkan surat No. BS.0079/RSA/06/2016 tanggal 9 Juni 2016 dan surat No. BS.0083/RSA/06/2016 tanggal 28 Juni 2016, Perusahaan dan PT Indonesia Exim Bank setuju untuk melakukan penurunan suku bunga dan perubahan (konversi) valuta mata uang seluruh fasilitas pembiayaan atas nama PT Arkha Jayanti Persada Tbk. dari valuta Dolar Amerika Serikat (USD) menjadi valuta Rupiah (IDR) dengan menggunakan nilai tukar/kurs USD ke IDR sesuai pada saat dilakukannya penandatanganan Perjanjian Restrukturisasi (1 USD = Rp13.345). Terakhir, berdasarkan surat No. BS.0107/RSA/03/209 tanggal 29 Maret 2019, Perusahaan dan PT Indonesia Exim Bank setuju untuk melakukan perubahan jadwal angsuran dan perubahan covenant pinjaman. Rincian fasilitas kredit setelah restrukturisasi adalah sebagai berikut:
a. Jenis Kredit : Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – I Sifat Kredit : Non Revolving Nilai Plafond : Rp26.428.989.838 Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a Jatuh tempo : 30 September 2028 Ketentuan KMKE 1 Digunakan untuk pembiayaan modal kerja industri komponen alat berat (Take Over dari CIMB niaga & Tambahan
Modal Kerja)
b. Jenis Kredit : Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – II
Sifat Kredit : Revolving
Nilai Plafond : Rp94.395.998.555
Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a
Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a
Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a
Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a
Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a
Jatuh tempo : 30 September 2028
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
Ketentuan KMKE 2
Modal Kerja Untuk Pembuatan komponen alat-alat berat
c. Jenis Kredit : Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – III
Sifat Kredit : Tetap
Nilai Plafond : Rp39.643.848.757
Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a
Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a
Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a
Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a
Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a
Jatuh tempo : 30 September 2028
d. Jenis Kredit : Pembiayaan Investasi Ekspor - I
Sifat Kredit : Tetap
Nilai Plafond : Rp51.870.529.302
Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a
Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a
Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a
Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a
Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a
Jatuh tempo : 30 September 2028
e. Fasilitas Kredit Investasi Ekspor – II dengan nilai plafond USD2.800.000 dihapuskan.
f. Jenis Kredit : Tunggakan Bunga Yang Dijadwalkan atas Pembiayaan Modal Kerja
Ekspor – I, II dan III
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp26.137.887.428
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
g. Jenis Kredit : Tunggakan Bunga Yang Dijadwalkan atas Pembiayaan Investasi
Ekspor - I
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp8.659.297.063
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
h. Jenis Kredit : Bunga Yang Ditangguhkan atas Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – I,
II dan III
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp3.260.989.565
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
i. Jenis Kredit : Bunga Yang Ditangguhkan atas Pembiayaan Investasi Ekspor - I
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp1.016.458.535
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
Jaminan :
a. Satu bidang tanah dan bangunan, SHGB No. 665 yang berlokasi Perumahan Jatijajar, Kecamatan Cimanggis,
Kabupaten Bogor, dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp511.800.000
b. Satu bidang tanah dan bangunan, SHM No. 19 yang berlokasi di Perumahan Duren Village Blok C4 No. 12C,
Kelurahan Sudimara Selatan, dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp412.890.000
c. Satu bidang tanah dan pabrik, SHM No. 10571 yang berlokasi di Desa Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Bogor,
dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp6.467.641.000
d. Tujuh bidang tanah dan bangunan pabrik terdiri dari SHM No. 1321, 1322, 1405, 1324, 1325, 1326 dan 1327
yang berlokasi di Karang Asem Barat dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar
Rp32.514.800.000
e. Enam bidang tanah dan bangunan pabrik terdiri dari SHM No. 159, 160, 161, 162, 163 dan 164 yang berlokasi di
Cimahi dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp43.198.270.000
f. Satu bidang tanah dan pabrik dengan nilai Rp23.750.000.000
g. Fidusia atas mesin dan peralatan pabrik milik Perusahaan yang berlokasi di Pabuaran dengan nilai
Rp10.005.729.000
h. Fidusia atas mesin dan peralatan pabrik milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Lanbau No. 8 dengan nilai
Rp25.824.450.000
i. Fidusia atas mesin dan peralatan pabrik milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Raya Kosambi Curug dengan nilai
Rp26.973.810.000.
j. Fidusia atas mesin milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Lanbau No. 8 dengan nilai Rp9.500.000.000
k. Fidusia atas mesin milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Raya Kosambi Curug dengan nilai Rp33.250.000.000
l. Fidusia atas seluruh piutang milik Perusahaan dengan nilai Rp10.000.000.000
m. Fidusia atas seluruh persediaan milik Perusahaan dengan nilai Rp10.000.000.000
n. Fidusia atas seluruh utang milik Perusahaan dengan nilai Rp100.000.000.000
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
o. Fidusia atas seluruh persediaan barang berupa alat baja milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Kampung
Padurenan dengan nilai Rp80.000.000.000
p. Corporate Guarantee atas nama Perusahaan.
q. Personal Guarantee atas nama Tatit Jatmiko.
r. Personal Guarantee atas nama Dwi Hartanto.
s. Personal Guarantee atas nama Lasmini Nurhayati Novi.
Selama Debitur masih memiliki kewajiban membayar kepada Kreditur dan/atau selama jangka waktu Perjanjian Kredit,
maka tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kreditur, Debitur dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan merger atau akuisisi yang dapat menghambat kewajiban pembayaran fasilitas Kredit kepada Kreditur
jika Debitur merupakan badan hukum Perusahaan Terbatas.
2. Dalam hal Debitur merupakan badan hukum Perusahaan Terbatas atau badan usaha Perusahaan Komanditer,
terkait struktur dan aset perusahaan
a. Melakukan konsolidasi usaha dan/atau penyertaan modal dan/atau pembelian saham kepada perusahaan
lain; dan/atau,
b. Mengubah anggaran dasar atau mengubah status Debitur; dan/atau,
c. Membagikan deviden atau keuntungan usaha dalam bentuk apapun juga dan/atau dalam jumlah
beberapapun juga kepada pemegang sahamnya atau pemilik modalnya; dan/atau,
d. Mengubah atau memperbolehkan struktur permodalannya diubah; dan/atau,
e. Mengubah komposisi pemegang saham atau pemilik modal Debitur dan/atau susuna pengurus Debitur
(anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris) atau susunan pesero Debitur (anggota pesero
pengurus dan/atau anggota pesero Komanditer).
3. Syarat lainnya sesuai Syarat-syarat Umum Perjanjian Kredit PT Indonesia Exim Bank.
Hal yang harus dilakukan debitur :
1. Menyampaikan ke kreditur :
a. Laporan. Keuangan yang diaudit KAP yang terdaftar sbg rekanan kreditur selambatnya 180 hari
b. Laporan. Keuangan triwulan yang di tanda tangan direksi debitur yang berwenang selambatnya 60 hari
kalender setelah akhir periode laporan
c. Laporan. Penilaian atas seluruh jaminan yang dijaminkan debitur (aktiva tetap) & jaminan dari pihak ketiga
yang dijaminkan
2. Memelihara D.E.R. maks. 3 kali
3 Jaga rasio persediaan barang & piutang dagang serta uang muka pembelian bahan baku min. 125% dari baki
debet KMKE 1 & 2
4. Lapor secara tertulis ke kreditur atas tambahan hutang dari bank atau lembaga pembiayaan lain
5. Pembagian deviden bisa dilakukan dahulu, dengan pemberitahuan ke kreditur paling lambat 14 hari setelah
deviden dibagi
6. Pejabat berwenang yang mewakili debitur telah melakukan pengikatan atas seluruh jaminan dalam perjanjian
kredit secara yuridis sempurna & diserahkan kreditur maks. 3 bulan sejak tanggal penandatangan perjanjian
pengikatan jaminan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
Permohonan Persetujuan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana Transaksi dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian Kredit yang terkait dengan Rencana Transaksi, Perusahaan dengan ini mengajukan permohonan
persetujuan untuk mengubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka (Go Public) dengan
No 011/AJP/LO-IEB/VI/18 tanggal 28 Juni 2018.
Permohonan Perubahan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana IPO dan dengan mengingat status Perusahaan setelah pelaksanaan
Rencana IPO sebagai suatu perusahaan terbuka, maka Perusahaan dengan ini mengajukan perubahan oleh Bank
atas ketentuan dalam Perjanjian Kredit yang terkait dengan kewajiban Perusahaan untuk mengajukan permohonan
persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank sebelum melaksanakan perubahan susunan pemegang saham
Perusahaan dan untuk meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank untuk membayar atau menyatakan
dapat dibayar suatu deviden,
Surat permohonan perubahan negative covenant telah disampaikan kepada pihak Bank dan telah mendapatkan
persetujuan perubahan/restrukturisasi Nomor BS.0059/RSA/09/2018 tanggal 27 September 2018 dengan perubahan
sebagai berikut Selama Debitur masih memiliki kewajiban membayar kepada kreditur dan/atau selama jangka waktu Perjanjian Kredit,
maka tanpa pemberitahuan secara tertulis terlebihdahulu dalam jangka waktu 30 Hari (tigapuluh) hari kalender kepada
LPEI Debitur dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan konsolidasi usaha dan/atau penyertaan modal dan/atau pembelian saham kepada perusahaan lain;
dan/atau,
b. Mengubah anggaran dasar atau mengubah status Debitur; dan/atau,
c. Membagikan deviden atau keuntungan usaha dalam bentuk apapun juga dan/atau dalam jumlah beberapapun juga
kepada pemegang sahamnya atau pemilik modalnya; dan/atau,
d. Mengubah atau memperbolehkan struktur permodalannya diubah; dan/atau,
e. Mengubah komposisi pemegang saham atau pemilik modal Debitur dan/atau susuna pengurus Debitur (anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris) atau susunan pesero Debitur (anggota pesero pengurus dan/atau
anggota pesero Komanditer).
Berikut mutasi atas pembayaran utang bank masing-masing fasilitas:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
KMKE I 119.449.416 39.466.190
KMKE II 426.635.556 97.663.847
KMKE III 179.174.124 74.992.230
KIE I 234.435.912 -
959.695.008 212.124.285
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk.
Berdasarkan Surat Nomor 723/SAMG-AJP/XI18 tanggal 23 Nopember 2018 dari PT Bank MNC Internasional Tbk
(“Kreditur”) mengenai Persetujuan Permohonan Addendum Atas Perubahan Susunan Pengurus dan Permodalan dan
IPO (Go Publik) PT Arkha Jayanti Persada (“Debitur”), dengan syarat dan kondisi sebagai berikut:
1. Kreditur : PT Bank MNC International, Tbk.
2. Debitur : PT Arkha Jayanti Persada, Tbk.
3. Kondisi Khusus : 1. Bank menyetujui debitur untuk melakukan IPO (Go Publik) menjadi perusahaan
terbuka;
2. Dalam kaitan proses IPO tersebut Bank menyetujui untuk:
a. Perubahan Anggaran Dasar Debitur.
b. Perubahan Susunan Pengurus Debitur.
c. Perubahan Pemegang Saham Debitur, sesuai surat debitur diatas.
3. Memberikan persetujuan bank dan merubah Negative Covenant (Tidak
Diperkenankan Tanpa Persetujuan Tertulis dari Bank) menjadi Affirmative
Covenant (Diperkenankan Dengan Pemberitahuan Secara Tertulis Kepada
Bank) minimal 30 hari sebelum perubahan tersebut dilaksanakan, dengan
rincian sebagai berikut:
a. Pembagian deviden kepada pemegang saham (khususnya pemegang
saham public)
b. Perubahan Struktur Permodalan
c. Perubahan Pemegang Saham
d. Perubahan Susunan Pengurus
4 Mewajibkan Bpk. Dwi Hartanto dan Bpk. Tatit Jatmiko mempertahankan
kepemilikan Mayoritas.
5. Melakukan pembayaran pokok pinjaman kepada Bank MNC sebesar Rp10
Milyar (hasil dari IPO) paling lambat 30 hari setelah hasil IPO diterima debitur.
6. Debitur wajib menyerahkan dan melakukan pengikatan Hak Tanggungan atas
Sertifikat Jaminan SHM 1458 dan SHM 1460, yang belum diserahkan ke Bank
MNC paling lambat 1 bulan sejak dana IPO diterima debitur.
7. Debitur wajib menyerahkan dan mengupdate Jaminan Fidusia Piutang (Account
Receivable) dan Persediaan (Inventory).
4. Hal-hal Yang Wajib
dilakukan Debitur
(Positive Covenant)
Tetap, merujuk kepada Pasal 6 perihal “Ketentuan Khusus”, ayat 1a “Debitur
Wajib melakukan hal-hal” dalam Akta Perjanjian Kredit No. 270, 271 dan 272
tanggal 26 September 2018 yang dibuat dihadapan Notaris Herry Sosiawan, SH,
Notaris di Tangerang berikut seluruh turutannya dan seluruh perubahannya
dengan mengubah dan menambahkan point-point sebagai berikut:
a. Menyampaikan update proses IPO menjadi emiten ke Bank MNC per
triwulan.
b. Menyampaikan surat pernyataan dari Direksi dan Dewan Komisaris baru
(sesuai rencana IPO) untuk tetap berkomitmen terkait pemenuhan
kewajiban debitur kepada Bank MNC.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan)
4. Hal-hal Yang Wajib
dilakukan Debitur
(Positive Covenant)
(lanjutan)
c. Jika Debitur Batal melakukan IPO, maka akan dilakukan perubahan kembali
atas perubahan positive dan negative covenant yang terkait dengan IPO.
5. Hal-hal Yang Tidak
Boleh Dilakukan
(Negative
Covenants)
Tetap, sesuai Perjanjian Kredit Merujuk kepada Pasal 6 perihal “Ketentuan Khusus”,
ayat 1b “Tanpa persetujuan Tertulis terlebih dahulu dari bank, Debitur tidak
diperkenankan melakukan tindakan-tindakan dalam Akta Perjanjian Kredit No.
270,271 dan 272 tanggal 26 September 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Herry
Sosiawan, SH, Notaris di Tangerang berikut seluruh turutannya dan seluruh
perubahannya, kecuali yang disetujui dalam kondisi khusus diatas (point 3).
6. Struktur Pinjaman : Outstanding : Rp33.584.572.360
Tunggakan
Bunga
: Rp1.849.268.911,50 (Dibayar diakhir periode)
Bunga
Deffered
: Rp3.009.292.035,40 (Dibayar diakhir periode)
Denda : Rp2.165.983.778,64 (Dihapuskan)
Suku Bunga : 10% pa (subject to review)
Tenor : 36 bulan (sesuai jangka waktu sebelumnya)
Pembayaran
Pokok
: a. Upfront : Rp 10 Milyar (paling lambat 30 hari setelah IPO)
b. Tahun I : Rp333.333.333/bulan
c. Tahun II : Rp1.000.000.000/bulan
d. Tahun III : Rp1.500.000.000/bulan
7. Jaminan : 1. Tanah kosong rencana perluasan pabrik di Jl. Lanbau No. 8 Kampung Gudang
RT.06 RW.09 Dewa Karang Asem, Kec. Citeureup, Bogor, SHM.1458, 1460 an.
Dwi Hartanto sudah diserahkan ke Bank dan SHM.1452 dan 1455 belum
diserahkan ke Bank.
2. Fiducia atas Persediaan/Inventory PT Arkha Jayanti Persada Rp25 Milyar.
3. Fiducia atas Piutang/Account Receivable PT Arkha Jayanti Persada Rp25
Milyar.
4. PG an. Tatit Jatmiko, Dwi Hartanto, Lasmini N Novi.
8. Biaya-biaya : Biaya asuransi, appraisal, notaris dan seluruh biaya yang timbul dikemudian hari
yang berkaitan dengan fasilitas ini menjadi beban Debitur.
9. Ketentuan Lainnya : Tetap dan tidak berubah sesuai dengan Perjanjian Kredit terdahulu yang sudah
disepakati.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan)
Berdasarkan surat perubahan No. 122/MNCB-AJP/PTK/Add/10/2016 tanggal 31 Oktober 2016, Perusahaan dan
PT Bank MNC Internasional Tbk setuju untuk melakukan alokasi seluruh jumlah kewajiban pokok fasilitas kredit yang
tertunggak menjadi fasilitas pinjaman baru dan melakukan perubahan (konversi) valuta mata uang seluruh kewajiban
pokok fasilitas kredit yang tertunggak atas nama PT Arkha Jayanti Persada Tbk. dari valuta Dolar Amerika Serikat
(USD) menjadi valuta Rupiah (IDR), dengan rincian sebagai berikut:
a. Mengalokasikan seluruh jumlah kewajiban pokok fasilitas kredit yang tertunggak menjadi fasilitas Pinjaman
Transaksi Khusus 2 dan mengkonversi seluruh jumlah kewajiban pokok fasilitas kredit yang tertunggak
berdasarkan perjanjian Transaksi Khusus yaitu sebesar USD1.877.616 kedalam mata uang Rupiah sehingga
menjadi sebesar Rp24.502.888.800 dan sekaligus menggabungkan jumlah tersebut dengan jumlah kewajiban
pokok berdasarkan Pinjaman Investasi - II yaitu sebesar Rp9.687.906.300 sehingga jumlah keseluruhan
kewajiban pokok fasilitas kredit yang tertunggak adalah sebesar Rp34.190.795.100.
Jenis Kredit : Pinjaman Transaksi Khusus
Jumlah kewajiban pokok yang
tertunggak
: USD1.877.616
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
yang ditangguhkan pembayarannya
(Deffered)
: USD47.882,66
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
s.d tanggal 30 September 2016
: USD95.387,46
Jenis Kredit : Pinjaman Investasi – II
Jumlah kewajiban pokok yang
tertunggak
: Rp9.687.906.300
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
yang ditangguhkan pembayarannya
(Deffered)
: Rp325.932.678
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
s.d tanggal 30 September 2016
: Rp902.702.706
Sehingga rincian fasilitas kredit setelah alokasi dan konversi (restrukturisasi) menjadi sebagai berikut:
Jenis Kredit : Pinjaman Transaksi Khusus – II
Nilai Plafond : Rp34.190.795.100
Sifat : On Liquidation Basis
Suku Bunga : 10% p.a – 12% p.a
Jangka Waktu : 1 Oktober 2016 s.d 25 April 2021
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan)
b. Mengkonversi seluruh kewajiban bunga fasilitas kredit tertunggak yang ditangguhkan pembayarannya
berdasarkan perjanjian Transaksi Khusus yaitu sebesar USD47.882,66 ke dalam mata uang Rupiah sehingga
menjadi sebesar Rp624.868.713 dan menggabungkan jumlah tersebut dengan bunga fasilitas kredit tertunggak
yang ditangguhkan pembayarannya berdasarkan Pinjaman Investasi - II yaitu sebesar Rp325.932.678. Sehingga
jumlah keseluruhan kewajiban bunga fasilitas kredit tertunggak yang ditangguhkan pembayarannya adalah
sebesar Rp950.801.391.
c. Mengkonversi seluruh kewajiban bunga fasilitas kredit yang terunggak berdasarkan perjanjian Transaksi Khusus
sampai dengan tanggal 30 September 2016 yaitu sebesar USD95.387,46 kedalam mata uang Rupiah sehingga
menjadi sebesar Rp1.244.806.353 dan menggabungkan jumlah tersebut dengan kewajiban bunga fasilitas kredit
yang tertunggak berdasarkan Pinjaman Investasi - II yaitu sebesar Rp902.702.706. Sehingga jumlah
keseluruhannya menjadi Rp2.147.509.059,43.
Jaminan : a. Hak tanggungan atas tanah yang masih berstatus (AJB) atas nama Dwi Hartanto dan Tatit Jatmiko yang terletak
di Karang Asem Barat, Bogor.
b. Fidusia atas tagihan atas nama Perusahaan sebesar Rp25.000.000.000
c. Fidusia atas inventory atas nama Perusahaan sebesar Rp25.000.000.000
d. Fidusia atas mesin atas nama Perusahaan sebesar Rp11.375.000.000
e. Personal Guarantee dari pemegang saham sebesar plafond.
f. Cash Collateral sebesar 20% dari nilai opening letter of credit/SKBDN Negative Covenants 1. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari kreditur, debitur tidak diperkenankan melakukan tindakan dibawah
ini, kecuali dalam rangka menjalankan usaha debitur sehari-hari yang tidak mempengaruhi kemampuan
DEBITUR untuk melaksnakan:
- Menjual dan atau dengan cara lain mengalihkan hak milik atau menyewakan/memyerahkan pemakaian
seluruh atau sebagian kekayaan milik DEBITUR baik berupa barang bergerak maupun tidak bergerak.
- Menjaminkan/mengagunkan dengan cara bagaimanapun kekayaan DEBITUR kepada orang/pihak lain,
kecuali menjaminkan/mengagunkan kekayaan kepada KREDITUR sebagaimana termaktub dalam perjanjian
jaminan.
- Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban membayar kepada pihak ketiga, termasuk
memberikan jaminan secara langsung maupun tidak langsung atas kewajiban pihak ketiga.
- Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain.
2. Tindakan yang berkaitan dengan struktur perusahaan debitur, namun tidak terbatas pada:
- Mengadakan perubahan atas maksud, tujuan dan kegiatan usaha debitur ;
- Melakukan perubahan terhadap struktur permodalan perusahaan (corporate structure) antara lain peleburan,
penggabungan dan pengambilalihan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan) Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Kredit 1. Mengasuransikan seluruh jaminan
2. Menyalurkan transaksi keuangan melalui rekening Debitur
Memberikan pada Bank setiap waktu, baik diminta maupun tidak diminta segala dokumen dan atau
transaksi/informasi/keterangan/data secara lengkap, tepat, benar dan terkini serta sesuai dengan kedaan
sebenarnya berkenaan dengan:
1. Keadaan keuangan dan usaha debitur (seperti namun tidak terbatas pada laporan keuangan)
2. Perubahan anggaran dasar berikut seluruh pengesahan, persetujuan dan atau pelaporan oleh dan
kepada pihak yang berwenang, serta pendaftaran keapda pihak berwenang
3. Menyerahkan laporan keuangan tahunan (audited) paling lambat 120 Hari
4. Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang merupakan lampiran SPT PPh tahunan Perusahaan
5. Menyerahkan laporan penjualan, aging piutang dan persediaan per 3 bulanan Permohonan Persetujuan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana Transaksi dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian Kredit yang terkait dengan Rencana Transaksi, Perusahaan dengan ini mengajukan permohonan
persetujuan untuk mengubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka (Go Public) dengan
No 015/AJP/LO-MNC-VI/18 tanggal 28 Juni 2018.
Permohonan Perubahan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana IPO dan dengan mengingat status Perusahaan setelah pelaksanaan
Rencana IPO sebagai suatu perusahaan terbuka, maka Perusahaan dengan ini mengajukan pencabutan oleh Bank
atas ketentuan dalam Perjanjian Kredit yang terkait dengan kewajiban Perusahaan untuk mengajukan permohonan
persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank sebelum melaksanakan perubahan susunan pemegang saham
Perusahaan dan untuk meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank untuk membayar atau menyatakan
dapat dibayar suatu deviden,
Surat permohonan perubahan negative covenant telah disampaikan kepada pihak Bank dan telah mendapatkan
persetujuan perubahan/restrukturisasi Berdasarkan Surat Nomor 723/SAMG-AJP/XI18 tanggal 23 November 2018
mengenai Persetujuan Permohonan Addendum Atas Perubahan Susunan Pengurus. Berikut mutasi atas pembayaran utang bank masing-masing fasilitas:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pinjaman Transaksi Khusus - II 1.350.000.000 450.000.000 1.350.000.000 450.000.000
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN
Rincian utang sewa pembiayaan keuangan lainnya adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rupiah
PT Bank Victoria Syariah 800.844.810 1.300.844.810
PT Dipo Star Finance 127.888.000 127.888.000
Sub jumlah Rupiah 928.732.810 1.428.732.810
Dolar Amerika
PT Chandra Sakti Utama Leassing 900.000.000 5.000.000.000
PT Indomobil Finance Indonesia 4.886.048.691 5.089.912.315
Sub jumlah Dolar Amerika 5.786.048.691 10.089.912.315
Jumlah utang sewa pembiayaan 6.714.781.501 11.518.645.126
Dikurangi bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun 6.714.781.501 11.518.645.126
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu lebih dari satu tahun - -
PT Bank Victoria Syariah
Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. 012/OL-BVIS/COMM/IX/13 tanggal 30 September 2013 antara
Perusahaan dengan PT Bank Victoria Syariah, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan Fasilitas : Take Over Fasilitas PT Yustika Utama Energi
- Jenis Aset : Dua Unit Excavator Kobelco HD SK480LC-8 Super X
- Pembiayaan : Rp4.425.000.000
- Harga Beli Bank : Rp4.425.000.000
- Harga Jual Bank : Rp5.522.186.830,72
- Bunga : 15%
- Jangka Waktu : 36 Bulan
Jadual angsuran pokok atas pinjaman pembiayaan kepada PT Bank Victoria Syariah, yang telah jatuh tempo sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan belum terdapat restrukturisasi jadual angsuran pinjaman.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
52
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan) PT Dipo Star Finance Berdasarkan surat No. 0026296/2/01/11/2014 tanggal 26 Januari 2015 antara Perusahaan dengan PT Dipo Star
Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut : - Jenis Aset : Mitsubishi L200 Strada E-2 Double Cab CR-HD-X Triton TH.2014
Plat Hitam - Harga Perolehan : Rp900.000.000 - Pembiayaan : Rp720.000.000 - Uang Muka : Rp180.000.000 - Imbalan jasa : 5% Flat - Jangka Waktu : 24 Bulan Jadual angsuran pokok atas pinjaman pembiayaan kepada PT Dipo Star Finance, yang telah jatuh tempo sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan belum terdapat restrukturisasi jadual angsuran pembiayaan. PT Indomobil Finance Indonesia Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. 00008/CAD-FLEET/III/14 tanggal 12 Mei 2014 antara Perusahaan
dengan PT Indomobil Finance Indonesia, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut : - Penjual/Supplier : PT Mitra Profitamas Motor - Jenis Aset : 10 Unit Hino ZY5041 8X4 700 - Pembiayaan : USD138.061/unit - Imbalan Jasa : USD20.004,92 - Jangka Waktu : 36 Bulan - Penjual/Supplier : PT Mitra Profitamas Motor - Jenis Aset : 10 Unit Hino ZY1EWPD (8x4) - Pembiayaan : USD138.061/unit - Imbalan Jasa : USD20.004,92 - Jangka Waktu : 36 Bulan Berdasarkan perjanjian diatas diketahui bahwa pada akhir masa sewa guna usaha, Perusahaan mempunyai hak opsi
untuk membeli aset tersebut atau untuk memperpanjang masa sewa guna usaha.
PT BTMU – BRI Finance
a. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. F035522 tanggal 26 November 2013 antara Perusahaan dengan
PT BTMU – BRI Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama
- Jenis Aset : Delapan Unit Mercedes Benz Actros 3939K+ (2013)
- Harga Perolehan : USD168.300/unit
- Pembiayaan : USD1.000.000
- Jaminan : USD346.400
- Imbalan Jasa : SIBOR (6M) + 6 per tahun
- Jangka Waktu : 36 Bulan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
53
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
PT BTMU – BRI Finance (lanjutan)
b. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. F036897 tanggal 20 Oktober 2014 antara Perusahaan dengan PT
BTMU – BRI Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama
- Jenis Aset : Dua Unit Man TGS 40 480 (2012), Lima Unit Man TGS 40 480
(2013) dan Tiga Unit Man TGS 40.400 (2012).
- Harga Perolehan : USD1.482.800
- Jangka Waktu : 36 Bulan
c. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. F036895 tanggal 24 Oktober 2014 antara Perusahaan dengan
PT BTMU – BRI Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama
- Jenis Aset : Dua Unit Komatsu Bulldozer D85E-SS-2
- Harga Perolehan : USD517.000
- Uang Muka (20%) : USD103.400
- Pembiayaan (80%) : USD413.600
- Imbalan Jasa : Berdasarkan Rate H-3
- Jangka Waktu : 36 Bulan
Berdasarkan perjanjian diatas diketahui bahwa pada akhir masa sewa guna usaha, Perusahaan mempunyai hak opsi
untuk membeli aset tersebut atau untuk memperpanjang masa sewa guna usaha.
Berdasarkan Novasi perjanjian No. 009LA2017011 tanggal 19 Juli 2017 antara BRI-Finance (“BRIF”) dengan
PT Victor Dua Tiga Mega (“VDTM”) (selanjutnya disebut “Perjanjian Pengalihan Hak dan Kewajiban”) telah terjadi
pengalihan hak dan kewajiban dari Perseroan kepada VDTM yang akan mengambil alih dan mengoperasikan barang
modal serta menjalankan kewajiban pembayaran uang sewa guna usaha kepada BRIF Hal tersebut juga telah
dikonfirmasi oleh VDTM berdasarkan surat keterangan yang dikeluarkan oleh VDTM kepada pihak-pihak yang
berkepentingan No. 024/SK/VDTM-Legal/III/18. Perusahaan telah melepaskan aset-aset sewa guna usaha berupa
Delapan Unit Mercedes Benz Actros 3939K, Lima Unit Man TGS 40.400, Lima Unit Man TGS 40.480 dan Dua Unit
Komatsu Bulldozer D85E-SS-2 kepada PT BTMU - BRI Finance (catatan 8 dan 12). PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Chandra Sakti Utama Leasing
(CSUL) No.10.30.2013.08.08678 tanggal 19 Agustus 2013 yang telah diubah berdasarkan surat No.354/CSUL/IV/2014, dan berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No.10.30.2014.04.00209 tanggal 10 April 2014 yang telah diubah berdasarkan surat No.0287/CSUL/III/2014 perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama - Jenis Aset : 10 Unit Mercedez Benz Actros 4843K (8x4) dan 7 Unit Mercedez
Benz Actros 3939K (6x4) - Pembiayaan : USD1.545.775,00 dan USD966.042,00 - Jangka Waktu : 31 Bulan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) (lanjutan) Berdasarkan putusan Pengadilan Niaga dengan Surat Putusan No. 62/PDT.SUS-PKPU/2016/PN dan
No. 90/PDT.SUS-PKPU/2016/PN Jakarta Pusat, CSUL telah melakukan gugatan kepada Perusahaan terkait tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran angsuran aset pembiayaan sejak tahun 2016, didalam putusan, Hakim memutuskan menolak semua tuntutan hak tagih CSUL kepada Perusahaan atas sisa kewajiban pembayaran yang dianggap oleh CSUL belum dibayarkan, dikarenakan tagihan tersebut tidak dapat dibuktikan secara sederhana. CSUL menganggap Perusahaan masih memiliki sisa kewajiban yang masih harus dibayarkan, sementara Perusahaan menyatakan CSUL telah melakukan penjualan atas seluruh objek leasing dan hasil penjualan objek leasing tersebut telah melebihi seluruh kewajiban Perusahaan kepada CSUL berdasarkan Perjanjian Leasing CSUL I dan Perjanjian Leasing CSUL II, sehingga Perusahaan tidak memiliki kewajiban pembayaran apapun kepada CSUL. Dikarenakan tuntutan CSUL mengenai sisa kewajiban telah dibantah oleh Perusahaan, maka diperlukan adanya pembuktian dari CSUL mengenai sisa kewajiban Perusahaan tersebut. Oleh karena itu masih ada upaya hukum yang dapat dilakukan CSUL terhadap Perusahaan yaitu mengajukan gugatan Perdata terhadap Perusahaan pada Pengadilan Negeri sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 25 ayat (2) syarat dan ketentuan Perjanjian Leasing CSUL I dan Perjanjian Leasing CSUL II. Namun demikian, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan CSUL tidak melakukan pengajuan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri.
Perusahaan dengan CSUL telah beberapa kali melakukan komunikasi guna mencapai kesepakatan dalam
penyelesesian permasalahan tersebut diatas, terakhir, berdasarkan komunikasi dan pembahasan antara Manajemen Perusahaan dengan CSUL, melalui surat Nomor 049/LIT/HO/CSUL/VI/2019 tanggal 13 Juni 2019, CSUL memberikan persetujuan penyelesaian kewajiban Perusahaan senilai Rp5.000.000.000 (catatan 8 dan 29).
Semua utang sewa pembiayaan tersebut diatas, merupakan transaksi kepada pihak ketiga. 13. BEBAN AKRUAL Rincian beban akrual adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Bunga pinjaman bank 51.993.331.755 49.394.939.455 Gaji 624.820.998 189.359.287 Asuransi 66.119.249 88.236.236 Jasa profesional 35.000.000 100.000.000 Denda 800.000.000 1.000.000.000 Lain-lain 1.116.631.021 -
Jumlah Beban Akrual 54.635.903.023 50.772.534.978
Akrual denda per 31 Desember 2019 dan 2018 merupakan beban yang timbul terkait solusi penyelesaian yang
ditawarkan Perusahaan kepada lembaga pembiayaan atas penarikan dan penjualan aset pembiayaan. Bunga pinjaman bank merupakan beban bunga atas pinjaman bank yang belum dibayarkan oleh Perusahaan yang terdiri dari beban bunga PT Indonesia Exim Bank dan PT Bank MNC Internasional dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
PT Indonesia Exim Bank 39.247.562.358 39.074.632.617 PT Bank MNC Internasional 12.745.769.397 10.320.306.838
Jumlah Bunga Pinjaman Bank 51.993.331.755 49.394.939.455
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
55
14. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Perhitungan atas imbalan pasca kerja tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 dilakukan oleh konsultan aktuaria
PT Dian Artha Tama dengan laporan nomor No. 402/PSAK/DAT/II/2020 dan No.466/PSAK/DAT/III/2019, tanggal
27 Februari 2020 dan 20 Maret 2019 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
Asumsi aktuaria pokok yang digunakan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Tingkat Bunga – Per Tahun 7,6% 8,3%
Tingkat Kenaikan Upah – Per Tahun 5,0% 5,0%
Tabel Mortalita
Indonesia – III
(2011)
Indonesia – III
(2011)
Tingkat Cacat 0,02% 0,02%
Usia Pensiun Normal 55 Tahun 55 Tahun
a. Imbalan pasca kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Biaya Jasa Kini 271.136.797 258.673.502
Biaya Bunga 167.741.965 111.172.111
Beban Imbalan Periode Berjalan 438.878.762 369.845.613
b. Perubahan liabilitas bersih tahun berjalan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Biaya Jasa Tahun
Lalu Yang Sudah Dilalui – Vested 372.873.945 368.182.947
Biaya Jasa Tahun
Lalu Yang Belum Dilalui – Non Vested 1.877.865.339 1.652.804.582
Saldo Akhir Tahun 2.250.739.284 2.020.987.529
c. Perubahan liabilitas bersih tahun berjalan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Saldo Awal Tahun 2.020.987.529 1.565.804.383
Pembayaran Imbalan (57.811.173) -
Jumlah yang Dibebankan Ke Laba Rugi 438.878.762 369.845.613
Beban/ (Pendapatan) Komprehensif Lainnya (151.315.834) 85.337.533
Saldo Akhir Tahun 2.250.739.284 2.020.987.529
Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan
gaji yang diharapkan. Analisis sensitivitas di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan
asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56
14. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan)
31 Des 2019 % 31 Des 2018 %
Tingkat diskonto:
Tingkat diskonto +1% (293.971.016) 8,6 (283.706.386) 9,3
Tingkat diskonto -1% 251.332.399 6,6 237.181.873 7,3
Tingkat kenaikan gaji:
Tingkat kenaikan gaji +1% 294.216.386 6 284.137.882 6
Tingkat kenaikan gaji -1% (250.807.580) 4 (236.499.948) 4
Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban
imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa
asumsi tersebut mungkin berkorelasi.
Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan
menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan
dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
15. MODAL SAHAM
Tahun 2019
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham yang telah diaktakan dengan akta No. 9 tanggal
18 Desember 2019 oleh Notaris Rahayu Ningsih, S.H., memutuskan untuk menyetujui perubahan anggaran dasar
Perusahaan berupa (i) perubahan modal dasar Perusahaan sebesar Rp600.000.000.000 terbagi atas 6.000.000.000
saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per lembar saham, (ii) perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh
sejumlah 2.000.000.000 dengan nilai seluruhnya Rp200.000.000.000. Akta perubahan tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-
AH.01.03-0375269 dan AHU-AH.01.03-0375270 tanggal 19 Desember 2019.
Susunan pemegang saham Perusahaan per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan Dan
Disetor
Persentase Kepemilikan
Modal Ditempatkan
Dan Disetor
PT Arkha Tanto Prima 1.046.250.000 52,31% 104.625.000.000 PT JAF Asia Investment 452.500.000 22,63% 45.250.000.000 Tn. Dwi Hartanto 1.250.000 0,06% 125.000.000 Masyarakat 500.000.000 25,00% 50.000.000.000 Jumlah Modal Saham 2.000.000.000 100,00% 200.000.000.000
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57
15. MODAL SAHAM (lanjutan) Tahun 2018
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham yang telah diaktakan dengan akta No. 1 tanggal 24 Agustus
2018 oleh Notaris Hartati, S.H., M.Kn., memutuskan untuk menyetujui perubahan anggaran dasar Perusahaan
berupa (i) perubahan modal dasar Perusahaan sebesar Rp600.000.000.000 terbagi atas 6.000.000.000 saham
dengan nilai nominal sebesar Rp100 per lembar saham, (ii) perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh
sejumlah 1.500.000.000 dengan nilai seluruhnya Rp150.000.000.000. Akta perubahan tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-
0018116.AH.01.02 Tahun 2018 tanggal 4 September 2018.
Peningkatan modal disetor dan ditempatkan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Sebesar Rp96.000.000.000 merupakan konversi utang menjadi modal;
b. Sebesar Rp41.500.000.000 merupakan setoran secara tunai. Susunan pemegang saham Perusahaan per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2018
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan Dan
Disetor
Persentase Kepemilikan
Modal Ditempatkan
Dan Disetor
PT Arkha Tanto Prima 1.046.250.000 69,75% 104.625.000.000 PT JAF Asia Investment 452.500.000 30,17% 45.250.000.000 Tn. Dwi Hartanto 1.250.000 0,08% 125.000.000 Jumlah Modal Saham 1.500.000.000 100,00% 150.000.000.000
Berikut kronologi susnan perubahan pemegang saham Perusahaan dari tahun 2017 sampai dengan 31 Desember
2018: a. Tn Dwi Hartanto selaku Penjual adalah pemegang dan pemilik 100 lembar saham, dengan nilai nominal
Rp6.250.000 per lembar, bermaksud untuk menjual dan mengalihkan 80 lembar saham miliknya yang dikeluarkan oleh Perusahaan kepada PT Arkha Tanto Prima dengan harga Rp500.000.000;
b. Tn Baharaja Sianipar selaku penjual adalah pemegang dan pemilik 600 lembar saham, dengan nilai nominal
saham sebesar Rp6.250.000 per lembar, bermaksud untuk menjual dan mengalihkan 600 lembar saham miliknya yang dikeluarkan oleh Perusahaan kepada PT JAF Asia Investment dengan harga Rp3.750.000.000;
c. Tn Tatit Jatmiko selaku penjual adalah pemegang dan pemilik 400 lembar saham, dengan nilai nominal saham
sebesar Rp6.250.000 per lembar, bermaksud untuk menjual dan mengalihkan 400 lembar saham miliknya yang dikeluarlan oleh Perusahaan kepada PT Arkha Tanto Prima dengan harga Rp2.500.000.000;
d. Ny. Lasmini Nurhayati Novi selaku penjual adalah pemegang dan pemilik 900 lembar saham, dengan nilai
nominal saham sebesar Rp6.250.000 per lembar, bermaksud untuk menjual dan mengalihkan 900 lembar saham miliknya yang dikeluarkan oleh Perusahaan kepada PT Arkha Tanto Prima dengan harga Rp5.625.000.000
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
16. PENJUALAN
Rincian penjualan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Kontruksi Baja 51.618.518.677 10.048.805.408
Komponen 26.509.460.538 48.344.805.857
Body Dump 24.153.420.000 33.872.610.000
Jasa pengangkutan batu bara 3.661.963.523 12.067.137.457
Jumlah Penjualan 105.943.362.738 104.333.358.722
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 seluruh transaksi penjualan Perusahaan
merupakan penjualan kepada pihak ketiga dan tidak ada penjualan kepada pihak berelasi.
Rincian penjualan yang melebihi 10% adalah sebagai berikut :
31 Des 2019 31 Des 2018
Rp % Rp %
PT Swadaya Graha 32.397.419.695 30,58 - -
PT Komatsu Indonesia 23.862.970.626 23,52 24.943.774.331 34,45
PT Hino Motors Sales Indonesia 22.435.720.000 21,18 30.280.000.000 29,02
PT Pamapersada - - 8.610.991.165 10,74
78.696.110.321 63.834.765.496
17. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Persediaan Bahan Baku
Bahan Baku Awal 22.124.555.578 16.274.599.026
Pembelian 40.244.228.233 34.093.510.921
Bahan Baku Akhir (32.516.185.469) (22.124.555.578)
Bahan Baku Yang Digunakan 29.852.598.342 28.243.554.369
Biaya Penyusutan (catatan 8) 25.875.099.531 26.993.545.198
Biaya Tenaga Kerja 8.506.011.670 10.909.825.429
Biaya Pabrikasi 10.631.964.406 11.702.446.977
Biaya Pemeliharaan 383.406.172 488.048.074
Biaya Overhead Lainnya 14.281.814.314 9.806.410.087
Jumlah Biaya Produksi 89.530.894.435 88.143.830.133
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59
17. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan)
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Barang Dalam Proses
Barang Dalam Proses Awal 1.602.800.719 179.119.862
Barang Dalam Proses Akhir (1.399.180.880) (1.602.800.719)
Beban Pokok Produksi 89.734.514.274 86.720.149.276
Persediaan Barang Jadi
Barang Jadi Awal 2.250.000.000 620.428.224
Pembelian - -
Barang Jadi Akhir (6.525.000.000) (2.250.000.000)
Jumlah Beban Pokok Penjualan 85.459.514.274 85.090.577.500
Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, pembelian bahan baku yang melebihi 10% adalah kepada
PT Synergy Jayatama yaitu sebesar Rp18.106.780.403 atau 17% terhadap penjualan.
18. BEBAN PEMASARAN
Rincian beban pemasaran adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pemasaran 1.529.364.677 1.986.814.170
Entertainment 458.962.000 343.427.191
Pengiriman Barang 244.405.710 428.461.096
Bahan Bakar Minyak dan Pelumas 176.011.735 121.208.500
Lain-Lain - 12.381.257
Jumlah Beban Pemasaran 2.408.744.122 2.892.292.214
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
60
19. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Gaji dan tunjangan 5.464.619.662 4.066.530.703
Perizinan 2.225.680.576 754.897.000
Listrik, air dan telepon 861.813.353 1.059.060.909
Perjalanan dinas 540.314.230 325.065.654
Pemeliharaan 383.876.887 529.635.418
Imbalan Pasca Kerja 381.067.589 369.845.613
Retribusi dan sumbangan 236.003.438 62.084.293
Penyusutan (catatan 8) 213.101.798 292.218.083
Asuransi 163.969.454 434.360.938
Perlengkapan kantor 157.675.453 196.509.620
Sewa 102.214.860 232.581.370
Project dan pengembangan sistem - 25.000.000
Lain-lain 1.254.000 340.500
Jumlah Beban Umum dan Administrasi 10.731.591.300 8.348.130.101
20. PENDAPATAN BUNGA
Rincian pendapatan bunga adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pendapatan bunga atas piutang berelasi 9.386.000.696 7.099.492.562
Jasa giro 28.015.701 18.122.536
Jumlah pendapatan bunga 9.414.016.397 7.117.615.098
21. BEBAN KEUANGAN
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Bunga pinjaman bank 6.550.448.251 8.163.204.833
Bunga pinjaman dan sewa pembiayaan 433.141.405 890.090.451
Beban SKBDN 404.119.992 389.371.241
Jumlah Beban Keuangan 7.387.709.648 9.442.666.525
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
61
22. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Rincian pendapatan (beban) lain-lain adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pendapatan lain-Lain
Penjualan scrapt - 3.200.010.000
Pemulihan cadangan piutang - 1.722.638.165
Laba selisih kurs 332.768.068 -
Pendapatan lain-lain 575.651.108 750.421.702
Jumlah pendapatan lain-lain 908.419.176 5.673.069.867
(Beban) lain-Lain
Denda pajak (258.260.200) (3.100.606.161)
Lain-lain (3.504.191.801) (1.000.000.000)
Cadangan kerugian piutang (3.443.942.871) (987.713.616)
Rugi selisih kurs - (677.320.314)
Jumlah beban lain-Lain (7.206.394.872) (5.765.640.091)
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain (6.297.975.696) (92.570.224)
23. LABA (RUGI) PER SAHAM Perhitungan laba (rugi) per saham dasar adalah sebagai berikut: 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Nilai nominal 100 100 Laba (Rugi) Bersih 2.224.435.972 2.111.293.226 Rata-rata tertimbang dari jumlah saham untuk perhitungan
laba (rugi) dasar per saham 1.512.328.767 520.161.565 Laba (Rugi) Per Saham 1,47 4,06
Perusahaan tidak memiliki efek yang bersifat dilutive pada 31 Desember 2019 dan 2018. 24. TRANSAKSI-TRANSAKSI PIHAK BERELASI a. Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi : Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah hubungan berada di bawah pengendalian bersama melalui
sebagian kepemilikan yang sama dan/atau memiliki sebagian direksi dan/atau komisaris yang sama dengan Perusahaan.
Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan. Syarat dan kondisi dengan pihak berelasi kecuali transaksi piutang lain-lain dengan karyawan, memiliki syarat
dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
62
24. TRANSAKSI-TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan) a. Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi : (lanjutan) Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebesar
Rp1.820.600.000 (satu milyar delapan ratus dua puluh juta enam ratus ribu rupiah) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, sedangkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebesar Rp1.755.000.000 (satu milyar tujuh ratus lima puluh lima juta rupiah).
Tabel berikut ini adalah ikhtisar pihak-pihak berelasi yang bertransaksi dengan Perusahaan, termasuk sifat
hubungan dan sifat transaksinya:
Pihak Berelasi Sifat Dari Hubungan Sifat Dari Transaksi
PT Arkha Forging Indonesia Memiliki Kesamaan Personil Manajemen Kunci Piutang lain-lain PT Prima Mulia Engineering Memiliki Kesamaan Personil Manajemen Kunci Piutang lain-lain PT Arkha Tanto Prima Memiliki Kesamaan Personil
Manajemen Kunci dan Pemegang Saham Perusahaan Utang lain-lain
Tn. Dwi Hartanto Komisaris dan Pemegang Saham Perusahaan Piutang/Utang lain-lain b. Rincian piutang lain-lain pihak berelasi adalah sebagai berikut : 31 Desember 2019 31 Desember 2018
PT Arkha Forging Indonesia 90.040.368.220 83.879.390.487 PT Prima Mulia Engineering 43.770.133.732 40.785.599.407
Jumlah piutang lain-lain pihak berelasi 133.810.501.952 124.664.989.894
Persentase terhadap jumlah aset 28,54% 34,24% Piutang lain-lain kepada pihak berelasi PT Arkha Forging Indonesia (PT ARFI) dan PT Prima Mulia Engineering
(PT PME) merupakan pengeluaran modal kerja, berdasarkan surat pemberian modal kerja Nomor 02/AJP-ARFI/PPMK/VIII/2018 tanggal 7 Agustus 2018 dan Nomor 09/AJP-PME/PPMK/I/2018 tanggal 4 Januari 2018. Pemberian modal kerja tersebut pada periode 31 Agustus 2018 telah dikenakan bunga masing-masing sebesar 6% dengan jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian dan berakhir pada tanggal 31 Juli 2020 dan para pihak sepakat ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini telah diberlakukan dan mengikat sejak bulan Januari 2012 sampai dengan telah dipenuhinya seluruh kewajiban. Pinjaman modal kerja yang diberikan Perusahaan kepada pihak berelasi tersebut antara lain digunakan untuk:
1. Pembelian bahan baku dan bahan pembantu; 2. Utilisasi; 3. Gaji dan tunjangan; 4. Biaya lain-lain.
Berdasarkan Surat Nomor : 01/AJP-ARFI/PPMK/ADD/II/2019 dan Nomor : 01/AJP-PME/PPMK/ADD/II/2019
tanggal 11 Februari 2019 mengenai perubahan Perjanjian Pemberian Modal Kerja tersebut diatas, terdapat perubahan pada Pasal 3 “Bunga”, dimana tingkat penetapan bunga yang sebelumnya sebesar 6% (enam persen) per tahun berubah menjadi sebesar 8% (delapan persen) terhitung dari saldo sejak tanggal perubahan perjanjian ini dilakukan oleh kedua belah pihak. Ketentuan-ketentuan selain dari perubahan tersebut di atas masih tetap berlaku sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini.
Berdasarkan perjanjian diatas, para pihak sepakat sewaktu-waktu saldo pokok pemberian modal kerja tersebut
dapat dikonversi menjadi penyertaan modal, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
63
24. TRANSAKSI-TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan)
b. Rincian piutang lain-lain pihak berelasi adalah sebagai berikut : (lanjutan)
1. Hak dan Kewajiban Perusahaan
A. Hak :
(1) Menerima pengembalian total modal kerja berikut bunga (Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2)
Perjanjian Pemberian Modal Kerja;
(2) Setiap saat selama jangka waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja, Perusahaan berhak
memilih untuk melaksanakan konversi Total Modal Kerja yang tercatat pada Jurnal Modal Kerja
menjadi saham atas nama Perusahaan dengan cara menyampaikan pernyataan tertulis untuk
melaksanakan hak konversi saham (Pasal 6 ayat (1) Perjanjian Pemberian Modal Kerja.
B. Kewajiban :
(1) Memberikan modal kerja tambahan apabila terdapat permintaan tertulis untuk meningkatkan
kegiatan operasional usaha pihak berelasi tersebut (Pasal 2 ayat (1) Perjanjian Pemberian
Modal Kerja.
2. Hak dan Kewajiban Penerima Modal Kerja
A. Hak :
(1) Menerima total modal kerja dan modal kerja tambahan (Pasal 1 dan Pasal 2 Perjanjian
Pemberian Modal Kerja;
(2) Dalam kondisi dan waktu tertentu, pihak berelasi dapat meminta Modal Kerja Tambahan kepada
Perusahaan yang disampaikan secara tertulis (Pasal 2 ayat (1) Perjanjian Pemberian Modal
Kerja.
B. Kewajiban :
(1) Jumlah total bunga sampai dengan bulan Agustus 2018 beserta jumlah total bunga bulan-bulan berikutnya selama Jangka Waktu Perjanjian ini akan berlaku dan wajib dibayarkan pada saat Perusahaan memilih menerima pengembalian Total Modal Kerja berikut bunga (Pasal 3 ayat (1) Perjanjian Pemberian Modal Kerja);
(2) Dalam hal Perusahaan memilih menerima pengembalian Total Modal Kerja berikut bunga dari pihak berelasi yang berhutang maka, jumlah total bunga sampai dengan bulan Agustus 2018 beserta jumlah total bunga bulan-bulan berikutnya selama Jangka Waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja akan dibayarkan sekaligus kepada Perusahaan selambat-lambatnya pada 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal berakhirnya Perjanjian Pemberian Modal Kerja (Pasal 3 ayat (2) Perjanjian Pemberian Modal Kerja);
(3) Untuk melaksanakan konversi Total Modal Kerja menjadi saham, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal Pernyataan Konversi Saham, Penerima Modal Kerja (pihak berelasi) wajib menerbitkan saham-saham baru baik dengan cara menambah modal dasar atau tidak, dalam jumlah dan nilai yang setara dengan nilai Total Modal Kerja yang tercatat Jurnal Modal Kerja pada waktu tanggal Pernyataan Konversi Saham, yang akan diambil seluruhnya oleh Perusahaan (Pasal 6 ayat (2) Perjanjian Pemberian Modal Kerja); dan
(4) Apabila sampai dengan tanggal berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja, Perusahaan tidak melaksanakan haknya untuk melakukan konversi Total Modal Kerja dengan saham, maka selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja wajib melakukan pembayaran kembali secara sekaligus atas Total Modal Kerja yang tercatat pada Jurnal Modal Kerja berikut seluruh bunga (Pasal 6 ayat (4) Perjanjian Pemberian Modal Kerja).
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
64
25. SEGMEN OPERASI
Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh Direksi sebagai pengambil keputusan operasional dalam
mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya, manajemen menetapkan
segmen berdasarkan aktivitas.
Manajemen menentukan segmen operasi berdasarkan aktivitas penjualannya menjadi komponen alat berat, body
dump, Jasa pengakutan batu bara, dan konstruksi baja sesuai keputusan strategis yang diambil oleh Manajemen atas
segmen tersebut. Segmen operasi usaha Perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Komponen
Alat Berat Body Dump
Jasa pengakutan
batu bara
Konstruksi
Baja Jumlah
Penjualan 26.509.460.539 24.153.420.000 3.661.963.523 51.618.518.677 105.943.362.738
Beban Pokok Penjualan 19.250.377.624 17.539.491.429 11.185.820.324 37.483.824.896 85.459.514.275
Laba Bruto 7.259.082.915 6.613.928.571 (7.523.856.802) 14.134.693.780 20.483.848.464
Beban Pemasaran (2.408.744.122)
Beban Umum dan Administrasi (10.731.591.300)
Pendapatan Bunga 9.414.016.396
Beban Keuangan (7.387.709.648)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain (6.297.975.696)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 3.071.844.094
Pajak Penghasilan (847.408.122)
Laba Setelah Pajak Penghasilan 2.224.435.972
Laba Komprehensif Lainnya 113.486.875
Jumlah Laba Komprehensif Periode Berjalan 2.337.922.847
Jumlah Aset 468.807.357.015
Jumlah Liabilitas 346.631.471.248
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
65
25. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
31 Desember 2018
Komponen Alat
Berat Body Dump
Jasa pengakutan
batu bara Konstruksi Baja Jumlah
Penjualan 48.344.805.857 33.872.610.000 10.048.805.408 12.067.137.457 104.333.358.722
Beban Pokok Penjualan 36.818.028.899 21.335.201.493 14.793.373.241 12.143.973.868 85.090.577.500
Laba Bruto 11.526.776.958 12.537.408.507 (4.744.567.833) (76.836.411) 19.242.781.222
Beban Pemasaran (2.892.292.214)
Beban Umum dan Administrasi (8.348.130.101)
Beban Keuangan (9.442.666.525)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain 7.025.044.874
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 5.584.737.256
Pajak Penghasilan (3.473.444.030)
Laba Setelah Pajak Penghasilan 2.111.293.226
Laba Komprehensif Lainnya (64.003.150)
Jumlah Laba Komprehensif Periode Berjalan 2.047.290.076
Jumlah Aset 360.487.199.944
Jumlah Liabilitas 354.207.505.099
Segmen operasi berdasarkan wilayah Perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Jawa Barat Kalimantan Jumlah
Penjualan 102.281.399.216 3.661.963.523 105.943.362.738
Beban Pokok Penjualan 74.273.693.950 11.185.820.324 85.459.514.275
Laba Bruto 28.007.705.266 (7.523.856.802) 20.483.848.464
Beban Pemasaran (2.408.744.122)
Beban Umum dan Administrasi (10.731.591.300)
Beban Keuangan 9.414.016.396
Pendapatan (Beban) Lain-Lain (13.685.685.343)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 3.071.844.094
Pajak Penghasilan (847.408.122)
Laba Setelah Pajak Penghasilan 2.224.435.972
Laba Komprehensif Lainnya 113.486.875
Jumlah Laba Komprehensif
Periode Berjalan 2.337.922.847
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
66
25. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
31 Desember 2018
Jawa Barat Kalimantan Jumlah
Penjualan 94.284.553.314 10.048.805.408 104.333.358.722
Beban Pokok Penjualan 70.297.204.259 14.793.373.241 85.090.577.500
Laba Bruto 23.987.349.055 (4.744.567.833) 19.242.781.222
Beban Pemasaran (2.892.292.214)
Beban Umum dan Administrasi (8.348.130.101)
Beban Keuangan (9.442.666.525)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain 7.025.044.874
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 5.584.737.256
Pajak Penghasilan (3.473.444.030)
Laba Setelah Pajak Penghasilan 2.111.293.226
Laba Komprehensif Lainnya (64.003.150)
Jumlah Laba Komprehensif
Periode Berjalan 2.047.290.076
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko
kredit, risiko nilai tukar dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan
mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan.
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya
keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko suku bunga,
kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen
keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan yang terpengaruh
risiko suku bunga terutama terkait dengan utang bank.
Untuk meminimalkan risiko suku bunga. Perusahaan mengelola beban bunga melalui kombinasi utang dengan suku
bunga tetap dan suku bunga variabel dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga
melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang
menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang baru.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
67
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan asumsi
variabel lain konstan, laba sebelum beban pajak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga mengambang sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Kenaikan/
Penurunan
Dalam Satuan
Poin
Dampak
Terhadap Rugi
Sebelum Beban
Pajak
Kenaikan/
Penurunan
Dalam Satuan
Poin
Dampak
Terhadap Rugi
Sebelum Beban
Pajak
Rupiah +100 (3.213.985) +100 13.890.225
Rupiah -100 3.213.985 -100 (13.890.225)
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan
akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang
terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha
dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau
kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dan jatuh tempo
tetapi tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal (jika tersedia)
atau mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar debitur.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan:
31 Desember 2019
Total
Lancar dan
Tidak
Mengalami
Penurunan
Nilai
Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai Telah Jatuh
Tempo dan
Mengalami
Penurunan
Nilai
1 – 30 Hari 31 – 60 Hari 61 – 90 Hari
Lebih Dari 90
Hari
Kas dan Setara
Kas 3.110.781.343 3.110.781.343 - - - - -
Piutang Usaha 70.037.701.810 38.758.889.820 6.781.073.255 10.889.484.844 8.911.348.059 12.379.379.871 7.682.474.039
Piutang Lain-Lain 133.810.501.952 9.386.000.696 264.905.256 - - 124.159.596.000 -
Uang Muka dan
Biaya Dibayar
Dimuka 78.732.134.580 77.559.776.003 940.815.821 - - - -
Jumlah 285.691.119.685 128.815.447.862 7.986.794.332 10.889.484.844 8.911.348.059 136.538.975.871 7.682.474.039
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
68
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
31 Desember 2018
Total
Lancar dan
Tidak
Mengalami
Penurunan
Nilai
Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai Telah Jatuh
Tempo dan
Mmengalami
Penurunan
Nilai
1 – 30 Hari 31 – 60 Hari 61 – 90 Hari
Lebih Dari 90
Hari
Kas dan Setara
Kas 386.051.628 386.051.628 - - - - -
Piutang Usaha 44.253.398.215 24.481.929.028 1.190.430.303 10.649.073.644 4.194.825.377 7.975.671.029 4.238.531.166
Piutang Lain-Lain 124.664.989.893 2.366.497.521 - - - 122.298.492.373 -
Uang Muka dan
Biaya Dibayar
Dimuka 22.345.058.252 1.781.908.252 - - - 20.563.150.000 -
Jumlah 191.649.497.988 29.016.386.429 1.190.430.303 10.649.073.644 4.194.825.377 150.837.313.402 4.238.531.166
Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen
keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga
terutama terkait dengan pinjaman bank.
Untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, Perusahaan melakukan konversi utang mata uang asing ke
Rupiah.
Perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut
timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional
atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing Perusahan tersebut jumlahnya tidak material.
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran Rupiah terhadap Dolar Amerika
dan Euro, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap rugi sebelum beban pajak penghasilan sebagai
berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Perubahan
Tingkat Rupiah
Dampak Terhadap Rugi
Sebelum Beban Pajak
Perubahan
Tingkat Rupiah
Dampak Terhadap Rugi
Sebelum Beban Pajak
Dolar Amerika 2% 25.199.251 2% (20.300.793)
Dolar Amerika -2% (25.199.251) -2% 20.300.793
Euro 5% (45.595.419) 5% (56.972.751)
Euro -5% 45.595.419 -5% 56.972.751
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
69
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk
memenuhi liabilitasnya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap
memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga
melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang dan terus-
menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan
rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan
tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu.
Perusahaan mengelola permodalan untuk menjaga kelangsungan usahanya dalam rangka memaksimumkan
kekayaan para pemegang saham dan manfaat kepada pihak lain yang berkepentingan terhadap Perusahaan dan
untuk menjaga struktur optimal permodalan untuk mengurangi biaya permodalan.
Tabel dibawah ini menunjukan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dalam rentang waktu yang
menunjukan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangan dimana jatuh tempo kontrkatual sangat penting
untuk pemahaman terhadap arus kas. Jumlah yang diungkapkan dalam tabel adalah arus kas kontraktual yang tidak
terdiskonto (termasuk pembayaran pokok dan bunga).
31 Des 2019
<1 Tahun 1 – 2 Tahun 2 – 3 Tahun >3 Tahun Jumlah
Utang Usaha 7.674.397.546 5.693.134.222 5.408.783.002 6.269.281.301 25.045.596.071
Utang Bank 20.830.682.372 36.925.539.075 33.420.867.737 152.326.074.356 243.503.163.540
Beban Akrual 2.642.571.268 - 51.993.331.755 - 54.635.903.023
Utang Sewa Pembiayaan - - - 6.714.781.502 6.714.781.502
Jumlah Liabilitas Neto 31.147.651.186 42.618.673.297 90.822.982.494 165.310.137.159 329.899.444.137
31 Des 2018
<1 Tahun 1 – 2 Tahun 2 – 3 Tahun >3 Tahun Jumlah
Utang Usaha 10.156.498.126 12.149.759.197 277.164.151 8.389.960.925 30.973.382.399
Utang Bank 32.399.587.993 27.202.597.416 37.349.854.470 149.040.635.415 245.992.675.294
Beban Akrual 8.768.310.873 42.004.224.105 - - 50.772.534.978
Utang Sewa Pembiayaan - - - 11.518.645.125 11.518.645.125
Jumlah Liabilitas Neto 51.324.396.992 81.356.580.718 37.627.018.621 168.949.241.465 339.257.237.796
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
70
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Manajemen Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk
mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan perubahan
kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan
pembayaran dividen kepada pemegang saham, atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan,
kebijakan maupun proses untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Perusahaan memantau tingkat permodalan dengan menggunakan ukuran rasio keuangan seperti rasio total utang
yang berbeban bunga terhadap total ekuitas dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Utang Bank 243.503.163.540 245.992.675.294
Utang Sewa Pembiayaan 6.714.781.501 11.518.645.125
Jumlah Utang yang Berbeban Bunga 250.217.945.041 257.511.320.419
Jumlah Ekuitas 122.175.885.767 6.279.694.844
Rasio Utang yang Berbeban Bunga Terhadap Ekuitas 2,05 34,20
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan
pengungkapan.
PSAK 68, “Pengukuran nilai wajar” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki
nilai wajar sebagai berikut:
a. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1),
b. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik
secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan
c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi) (tingkat 3).
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
71
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Estimasi Nilai Wajar (lanjutan)
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:
31 Des 2019 31 Des 2018
Nilai Tercatat
Estimasi Nilai
Wajar
Nilai Tercatat
Estimasi Nilai
Wajar
Aset Keuangan
Kas dan Setara Kas 3.110.781.343 3.110.781.343 386.051.628 386.051.628
Piutang Usaha 70.037.701.810 70.037.701.810 44.253.398.215 44.253.398.215
Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 78.732.134.580 78.732.134.580 22.345.058.252 22.345.058.252
Jumlah Aset Keuangan 151.880.617.733 151.880.617.733 66.984.508.095 66.984.508.095
Liabilitas Keuangan
Utang Usaha 25.045.596.071 25.045.596.071 30.973.382.399 30.973.382.399
Utang Bank 243.503.163.540 243.503.163.540 245.992.675.294 245.992.675.294
Utang Sewa Pembiayaan 6.714.781.501 6.714.781.501 11.518.645.125 11.518.645.125
Beban Akrual 54.635.903.023 54.635.903.023 50.772.534.978 50.772.534.978
Jumlah Liabilitas Keuangan 329.899.444.135 329.899.444.135 339.257.237.796 339.257.237.796
Nilai wajar atas sebagian besar aset dan liabilitas keuangan mendekati nilai tercatat karena dampak pendiskontoan
yang tidak signifikan.
Tidak terdapat pengalihan antara tingkat 1 dan 2 selama periode berjalan.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar
pada tanggal pelaporan.
Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan
untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik
penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia dan
seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi,
instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen
tersebut masuk ke dalam tingkat 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:
a. Penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis; dan
b. Teknik lain, seperti analisis arus kas diskontoan, digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan
lainnya.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
72
27. REKONSILIASI LIABILITAS YANG TIMBUL DARI AKTIVITAS PENDANAAN DAN TRANSAKSI NON KAS
Arus kas dari aktivitas pendanaan
2018 Penambahan/
Penerimaan
Pengurangan/
(Pembayaran)
Perubahan
Transaksi non kas
2019
Utang bank 245.992.675.294 - (2.489.511.754) - 243.503.163.540
Sewa pembiayaan 11.518.645.125 - (4.018.613.624) (785.250.000) 6.714.781.501
Modal saham 150.000.000.000 50.000.000.000 - - 200.000.000.000
Agio saham - 63.558.268.075 - - 63.558.268.075
407.511.320.419 113.558.268.075 (6.508.125.378) (785.250.000) 513.776.213.116
Arus kas dari aktivitas pendanaan
2017 Penambahan/
Penerimaan
Pengurangan/
(Pembayaran)
Perubahan
Transaksi non kas
2018
Utang pihak berelasi 136.960.135.499 3.902.990.300 (44.863.125.799) (96.000.000.000) -
Utang bank 249.455.412.304 - (3.462.737.010) - 245.992.675.294
Sewa pembiayaan 13.908.441.669 - (2.389.796.544) - 11.518.645.125
Modal saham 12.500.000.000 41.500.000.000 96.000.000.000 150.000.000.000
412.823.989.472 45.402.990.300 (50.715.659.352) - 407.511.320.419
Per 31 Desember 2019 dan 2018, Perusahaan melakukan transaksi investasi dan pendanaan yang tidak
mempengaruhi kas dan setara kas dan tidak termasuk dalam laporan arus kas dengan rincian sebagai berikut:
31 Des 2019 31 Des 2018
Aktivitas Investasi yang Tidak Mempengaruhi Kas
Perolehan aset tetap melalui uang muka 20.563.150.000 -
Perolehan aset tetap melalui utang leasing 785.250.000 -
Akrual pendapatan bunga piutang berelasi 9.386.000.696 7.099.492.562
Konversi utang menjadi modal - 96.000.000.000
Jumlah Transaksi Non Kas 30.734.400.696 103.099.492.562
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
73
28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING
a. Perusahaan melakukan perjanjian dengan PT Komatsu Indonesia untuk pengadaan bahan-bahan utama (parts)
dan bahan-bahan pembantu (assemblies) berdasarkan perjanjian tanggal 1 Februari 2018 untuk jangka waktu
selama 3 tahun.
b. Perjanjian Paket Service Nomor: JIEP/SEM/16/636/SP tertanggal 10 Juni 2016; antara Perusahaan dengan
PT Pamapersada Nusantara dan PT United Tractor Tbk.
c. Perusahaan melakukan perjanjian dengan PT Pamapersada Nusantara untuk pemborongan pekerjaan
pengangkutan batubara berdasarkan perjanjian No. JIEP/SEM/17/1150/SP tanggal 24 Oktober 2017.
Pembayaran pekerjaan dilakukan secara bulanan berdasarkan tonase batubara yang diangkut.
d. Perusahaan melakukan perjanjian dengan PT Pindad (Persero) untuk pengadaan Hydraulic Tank Assy sebanyak
2 unit berdasarkan perjanjian No. SJAN/23/P/BD/DN/XII/2016 tanggal 30 Desember 2016 dengan nilai kontrak
sebesar Rp1.008.150.000, Perjanjian Pengadaan Fuel Tank Assy DLL Sebanyak 3 (tiga) Item Nomor:
SJAN/17/P/BD/DN/II/2018 tanggal 20 Februari 2018 antara PT. Pindad (Persero) dengan PT. Arkha Jayanti
Persada, diubah dengan perjanjian I Nomor SJAN/17A/P/BD/DN/II/2018 tanggal 28 Juni 2018;
e. Perusahaan melakukan perjanjian dengan KSO Adhi - Giwin untuk proyek pembangunan fasilitas perkeretaapian
(Steel Structure) Stasiun Manggarai, Matraman dan Jatinegara berdasarkan perjanjian No.AG/001/contract/I/2016
tanggal 15 Januari 2016, Amandemen 01 No. AG/001A/ADD01-Contract/XII/2016 tanggal 2 Desember 2016
jangka waktu pelaksanaan, Amandemen 02 No. No. AG/001B/ADD02-Contract/XII/2016 tanggal 27 Desember
2017 tentang nilai kontrak dan waktu pelaksanaan dan surat permohonan Amandemen Nomor
003/SPA/SPPPP001/KSO-AG-AJP/III/2019 tentang waktu pelaksanaan selambat-lambatnya tanggal 30 Juni
2019 dengan nilai kontrak sebesar Rp36.334.882.430.
f. Perusahaan melakukan perjanjian dengan KSO Hutama Modern Mitra untuk proyek Pembangunan Jalur Ganda Jalan Kereta Api Lintas Selatan Jawa km. 95+300 s.d km. 98+000 antara Jombang - Madiun sepanjang 2,7 km. Berdasarkan perjanjian No. 002/SPP/JGJM-5/KSO/VII/2017 tanggal 17 Juli 2017 dengan nilai kontrak sebesar Rp4.239.000.000. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 217 hari.
g. Perjanjian Nomor: 63/SP-FB/10.2018 tanggal 3 Oktober 2018 antara PT. Swadaya Graha – Gresik dengan
PT Arkha Jayanti Persada – Bogor, Perjanjian Nomor: 67/SP/09.2018 tanggal 24 September 2018 antara PT. Swadaya Graha – Gresik dengan PT. Arkha Jayanti Persada – Bogor, l. Surat PT. Swadaya Graha Nomor: 003501/P/201912/07.1003049 tanggal 20 Desember 2018 perihal Pemberitahuan Perpanjangan Surat Perjanjian;
h. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dengan rincian sebagai berikut: 1.
Nomor 003/AJP/PPJB/I/2010 tanggal 11 Januari 2010 antara Perusahaan dan Bapak Tatit Jatmiko, berikut dengan Addendum-Adendumnya atas jual beli tanah dan bangunan yang berlokasi di Citereup Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan luas tanah 2.300M2. Didalam addendum terakhir PPJB tanggal 21 Mei 2019 pasal 1 menyatakan bahwa Perusahaan telah menyelesaikan pembayaran harga tanah objek PPJB dan selanjutnya para pihak sepakat melakukan proses balik nama selambat-lambatnya pada tanggal 20 Mei 2020.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
74
28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING (lanjutan) h. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dengan rincian sebagai berikut: (lanjutan)
2. Nomor 001/AJP/PPJB/III/2012 tanggal 1 Maret 2012 antara Perusahaan dengan Bapak Dwi Hartanto dan
Tatit Jatmiko berikut dengan Addendum-Addendumnya atas jual beli tanah yang berlokasi di Citereup Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan jumlah luas tanah 10.798M2. Didalam addendum terakhir PPJB tanggal 21 Mei 2019 pasal 1 menyatakan bahwa Perusahaan telah menyelesaikan pembayaran harga tanah objek PPJB dan selanjutnya para pihak sepakat melakukan proses balik nama selambat-lambatnya pada tanggal 20 Mei 2020.
3. Nomor 002/AJP/PPJB/X/2013 tanggal 11 Oktober 2013 antara Perusahaan dan Bapak Dwi Hartanto berikut Addendum-Addendumnya atas jual beli tanah dan bangunan yang berlokasi di Citereup Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan luas tanah 4.341M2. Didalam Addendum terakhir PPJB tanggal 21 Mei 2019 pasal 1 menyatakan bahwa Perusahaan telah menyelesaikan pembayaran harga tanah objek PPJB dan selanjutnya para pihak sepakat melakukan proses balik nama selambat-lambatnya pada tanggal 20 Mei 2020.
29. KONTINJENSI a. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri No. 1222K/Pdt.Sus-PHI/2017 tanggal 19 Oktober 2017 dketahui bahwa
pada tanggal 24 Oktober 2014 Perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 147 orang pegawai dikarenakan Perusahaan mengalami kerugian dua tahun berturut-turut. Sehingga Perusahaan harus membayar uang pesangon dan penggantian sebesar Rp1.383.600.598 atas perkara tersebut.
b. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Samarinda No. 35/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.Smr tanggal 13 Desember
2016 diketahui bahwa Perusahaan dan 54 orang pegawai sepakat untuk melakukan pemutusan hubungan kerja sejak tanggal 1 April 2016 dan Perusahaan harus membayar secara tunai hak-hak para pegawai berupa upah/gaji yang belum dibayarkan sejak bulan Juni – Desember tahun 2015 dan bulan Januari – Maret tahun 2016, serta membayar uang penggantian hak atas perumahan, pengobatan dan perawatan yang ditetapkan sebesar 15% dari jumlah dua bulan gaji. Secara keseluruhan jumlah upah/gaji dan uang penggantian atas 54 orang pegawai adalah sebesar Rp1.324.144.310.
Pada tanggal 23 Agustus 2018, Perusahaan mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Pengadilan
Negeri Cibinong atas kasus tersebut diatas. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, Perusahaan belum menerima hasil putusan kasasi tersebut.
c. BRI Finance telah mengrimkan surat resmi kepada Perusahaan No 043/BRIF-LGL/X/2017 tanggal 30 Oktober
2017 untuk menanyakan tindak lanjut penyelesaian kewajiban sewa guna usaha, Menanggapi surat dari BRI Finance (“BRIF”) tersebut diatas, Perusahaan mengirimkan surat elektronik (email) tanggal 3 September 2018 yang menyatakan permintaan keringanan jumlah kewajiban dan pernyataan kesanggupan Perusahaan untuk membayar sisa kewajiban sebesar Rp1.000.000.000 yang akan dibayarkan secara angsuran terhitung sejak bulan November 2018 sampai Oktober 2019. Pada tanggal 22 Mei 2019 BRIF telah menyampaikan tanggapannya melalui Surat No. 053/BRIF-LGL/V/2019, yang pada pokoknya menolak permintaan Perusahaan mengenai keringanan pembayaran tersebut. Perusahaan telah melakukan pertemuan dengan pihak BRIF pada tanggal 17 Mei 2019 dalam rangka
menindaklanjuti permintaan Perusahaan perihal keringanan pembayaran kewajiban, yang hasil pertemuannya dituangkan dalam Risalah Pertemuan tanggal 20 Mei 2019 antara Perusahaan dengan BRIF, dalam pertemuan tersebut Perusahaan menawarkan kembali kepada BRIF, bahwa Perusahaan bersedia menaikan penawaran menjadi Rp1.500.000.000. Namun, sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan Perusahaan belum mendapatkan dan masih menunggu jawaban dan/atau tanggapan tertulis dari BRIF atas penawaran nilai keringanan pembayaran dari Perusahaan sebagaimana tersebut di atas.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
75
29. KONTINJENSI (lanjutan) d. Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 62/PDT.SUS-
PKPU/2016/PN.Niaga.JKT.PST tertanggal 19 Juli 2016 (selanjutnya disebut “Putusan No.62/2016”) dan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 90/Pdt.Sus-PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst tertanggal 23 September 2016 (selanjutnya disebut “Putusan No. 90/2016”). Menurut perhitungan CSUL, jumlah utang/kewajiban yang dihitung oleh pihak CSUL berdasarkan perhitungan kewajiban utang per tanggal 30 Maret 2015 (Perjanjian Leasing I) dan per tanggal 31 Oktober 2014 Perjanjian Leasing II), adalah sebesar USD 1,351,587.64 (satu juta tiga ratus lima puluh satu ribu lima ratus delapan puluh tujuh Dollar Amerika Serikat dan enam puluh empat sen) dan Rp206.511.137 (dua ratus enam juta lima ratus sebelas ribu serratus tiga puluh tujuh Rupiah). Perhitungan tagihan CSUL tersebut dibantah oleh Perusahaan, dimana berdasarkan perhitungan Perusahaan jumlah sisa utang pokok Perusahaan terhadap CSUL sudah negatif/tidak ada hutang. Selain itu, Perusahaan mendalilkan bahwa dalam perhitungan yang dilakukan oleh CSUL terdapat komponen yang tidak diatur dalam Perjanjian Leasing CSUL I dan Perjanjian Leasing CSUL II yakni bunga harian dan deposit sebesar USD 501.875,00 Leassing CSUL I dan USD 235.620,00 leassing CSUL II yang diberikan Perusahaan belum diperhitungkan, sehingga yang disampaikan CSUL harus dibuktikan terlebih dahulu melalui gugatan perdata. Berdasarkan Putusan No. 62/2016 tanggal 18 Juli 2016 dan Putusan No. 90/2016 22 September 2016, maka
dapat disimpulkan bahwa Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menolak tuntutan hak tagih CSUL kepada Perusahaan atas sisa kewajiban pembayaran Perusahaan yang dianggap oleh CSUL belum dibayarkan, dikarenakan tagihan tersebut tidak dapat dibuktikan secara sederhana. Dengan memperhatikan permohonan PKPU yang diajukan oleh CSUL terhadap Perusahaan ke Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, maka jelas terlihat bahwa CSUL menganggap masih memiliki tagihan terhadap Perusahaan namun tagihan tersebut dibantah oleh Perusahaan, oleh karena itu masih ada upaya hukum yang dapat dilakukan CSUL terhadap Perusahaan yaitu mengajukan gugatan Perdata terhadap Perusahaan pada Pengadilan Negeri sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 25 ayat (2) syarat dan ketentuan Perjanjian Leasing CSUL I dan Perjanjian Leasing CSUL II. Namun demikian, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan ini, kami tidak mendapatkan informasi adanya pengajuan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri yang dilakukan oleh CSUL terhadap Perusahaan.
30. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
Pada saat penerbitan laporan keuangan ini di Dunia, telah terjadi peristiwa yang mewabahnya virus Corona, yang di
mulai dari negara China dan menyebar ke seluruh dunia. Atas wabah Corona tersebut World Health Organization
telah menyatakan sebagai Pandemi, demikian juga Pemerintah Indonesia telah menyatakan sebagai Kondisi Darurat
non bencana alam sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indoesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang penetapan
kedaruratan kesehatan masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang ditandatangani pada tanggal
31 Maret 2020.
Akibat mewabahnya Corona, maka negara China sebagai negara pertama terjangkit virus Corona telah melakukan
lockdown yang berupa pembatasan lalu lintas orang dan barang dari dan ke wilayah tertentu, dan di ikuti oleh
beberapa negara yg melakukan lockdown secara penuh. Negara negara tersebut sebagian besar merupakan mitra
dagang dari Indonesia.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
76
30. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan)
Pengaruh dari wabah Corona terhadap perekonomian, menurut Bank dunia bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi
dunia, penurunan harga minyak, dan harga-harga komoditas dll, dan khusus untuk Indonesia, pengaruhnya antara
lain berupa terjadinya penurunan index saham dari 6.000 ke 4.500, terdepresiasinya nilai Rupiah, kesulitan pembelian
bahan-bahan baku yang di impor dari negara terjangkit wabah virus Corona dan penurunan harga minyak bumi dan
harga-harga komoditas ekpsor serta penurunan arus wisatawan ke dalam negeri sehingga akhirnya secara
keseluruhan bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Perusahaan bergerak di bidang usaha Jasa Manufaktur, yang banyak terkait dengan bahan baku yang harus di impor,
dan tidak mempunyai pinjaman dalam mata uang asing yang jumlahnya signifikan.
Dalam mengantisipasi dan menghadapi penularan virus Corona ini Manajemen Perusahaan telah mengambil langkah-
langkah kebijakan dengan mengutamakan keselamatan dari para Direksi, staff, dan seluruh karyawannya serta mitra
usaha yang datang ke kantor dan pabrik dengan melakukan pelaksanaan kerja bagi para karyawannya dengan
melakukan lockdown terbatas, yang berupa aturan agar para karyawannya bekerja di rumah nya secara bergiliran.
Namun demikian pengaruh dari penurunan pertumbuhan ekonomi, penurunan index saham, terdepresiasinya rupiah
juga akan berpengaruh terhadap operasi perusahaan di masa yang akan datang.
Pengaruh dari akibat mewabahnya virus Corona ini, terhadap operasi dan laporan keuangan Perusahaan, tidak dapat
di tentukan jumlahnya saat ini, dan laporan keuangan Perusahaan per 31 Desember 2019, tidak dilakukan
penyesuaian sehubungan hal tersebut.