daftar isi · 2020. 10. 26. · viii daftar istilah istilah-istilah yang digunakan dalam board...

123
i

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

  • ii

    DAFTAR ISI

    Lembar Pengesahan ............................................................................ v

    Kata Pengantar .................................................................................... vii

    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 2

    B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Pedoman .................................... 2

    C. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 3

    D. Ruang Lingkup ................................................................................ 4

    BAB II DASAR HUKUM A. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman .............................................. 6

    BAB III HUBUNGAN KERJA ANTARA DEWAN

    KOMISARIS DENGAN DIREKSI A. Hubungan Kerja Antara Dewan Komisaris Dengan

    Direksi ............................................................................................. 10

    BAB IV DEWAN KOMISARIS A. Persyaratan dan Komposisi Dewan Komisaris ................................ 13

    B. Tanggung Jawab Dewan Komisaris ................................................ 20

    C. Tugas dan kewajiban Dewan Komisaris .......................................... 21

    D. Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris .................................................. 36

    E. Wewenang Dewan Komisaris .......................................................... 37

    F. Hak Dewan Komisaris ..................................................................... 38

    G. Etika Jabatan .................................................................................. 38

    H. Rapat Dewan Komisaris .................................................................. 39

    I. Hubungan Kerja Dengan Direksi ..................................................... 43

    J. Benturan Kepentingan ..................................................................... 44

    K. Komite-komite Dewan Komisaris ..................................................... 45

    L. Sekretaris Dewan Komisaris ........................................................... 51

    BAB V DIREKSI A. Persyaratan dan Komposisi Direksi ................................................. 53

    B. Tanggung Jawab Dewan Direksi ..................................................... 61

    C. Tugas dan Kewajiban Direksi .......................................................... 62

  • iii

    D. Kinerja Direksi ................................................................................. 73

    E. Wewenang Direksi .......................................................................... 74

    F. Benturan Kepentingan Direksi ......................................................... 77

    G. Hak-Hak Direksi .............................................................................. 78

    H. Independensi Direksi ....................................................................... 79

    I. Etika Jabatan .................................................................................. 79

    J. Penetapan Kebijakan Pengurusan Perusahaan oleh Direksi ........... 80

    K. Pendelegasian Wewenang Di antara Anggota Direksi Perusahaan . 82

    L. Pembagian Tugas Direksi ............................................................... 82

    M. Rapat Direksi ................................................................................... 85

    N. Hubungan Dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan .. 92

    O. Pengelolaan Keuangan Perusahaan ............................................... 95

    P. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) ................................ 96

    Q. Satuan Pengawas Internal .............................................................. 98

    R. Tim Direksi ...................................................................................... 99

    BAB VI PROSEDUR-PROSEDUR TERKAIT DENGAN

    TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI A. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan ...................................... 101

    B. Penyusunan Laporan Audit Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-

    Undangan dan Pengendalian Internal (Laporan Audit Kepatuhan) . 101

    C. Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja ................................... 102

    D. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina

    Lingkungan (Laporan Pelaksanaan Program CSR) ........................ 102

    E. Penyusunan RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) .......... 103

    F. Penyusunan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) .......... 103

    BAB VII PENGGUNAAN WAKTU, SARANA, DAN

    FASILITAS PERUSAHAAN A. Penggunaan Waktu ......................................................................... 106

    B. Penyediaan dan Penggunaan Tunjangan dan Fasilitas ................... 106

    C. Perjalanan Dinas ............................................................................. 106

    BAB VIII PENUTUP A. Pemberlakuan Board Manual ........................................................... 109

    B. Sosialisasi Board Manual ................................................................. 109

    C. Keterbukaan Board Manual Di Website ............................................ 109

    D. Pemutakhiran Board Manual ............................................................ 109

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Good Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

    merupakan manifestasi atas komitmen pihak yang diberi mandat dan

    kewenangan untuk mengelola dan mengawasi aktivitas perusahaan (Agent)

    sesuai dengan amanat yang diberikan oleh pemberi mandat (Principal).

    Tata Kelola Perusahaan Yang Baik menghendaki seluruh (Agent) untuk

    melaksanakan pengurusan dan pengawasan dengan mengedepankan pada

    kepentingan perusahaan, untuk itu (Agent) dalam melaksanakan aktivitas

    pengelolaan perusahaan harus senantiasa berpedoman pada nilai-nilai Good

    Corporate Governance sehingga tercipta pengelolaan perusahaan secara

    tersktruktur, terukur dan efektif guna memenuhi ekspektasi para pemangku

    kepentingan.

  • viii

    DAFTAR ISTILAH

    Istilah-istilah yang digunakan dalam Board Manual ini, kecuali disebutkan lain,

    mengandung pengertian sebagai berikut:

    1. Afiliasi adalah kondisi adanya pertalian, hubungan, kedekatan baik

    secara finansial atau non finansial (kegiatan).

    2. Anak Perusahaan adalah perusahaan yang sepenuhnya dikendalikan

    oleh perusahaan lain karena seluruh/sebagian besar sahamnya dimiliki

    oleh perusahaan lain (perusahaan induk).

    3. Anggota Dewan Komisaris adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang

    merujuk kepada individu (bukan sebagai Board).

    4. Anggota Direksi adalah Anggota dari Direksi yang merujuk kepada

    individu (bukan sebagai Board).

    5. Barang Tidak Bergerak/Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang

    diperoleh dalam bentuk siap pakai, baik melalui pembelian atau dibangun

    lebih dahulu, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan serta

    tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan

    dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

    6. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) adalah suatu kondisi

    adanya kepentingan individu (keluarga) bertentangan dengan

    kepentingan perusahaan.

    7. Code of Conduct (CoC) adalah Pedoman Etika Perilaku Pegawai atau

    Pejabat.

    8. Code of Corporate Governance (CoCG) adalah Pedoman Etika Tata

    Kelola Perusahaan yang Baik.

    9. Komisaris Independen adalah Anggota Dewan Komisaris yang

    memenuhi persyaratan independensi sesuai ketentuan yang berlaku dan

    yang bersangkutan ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham sebagai

    Dewan Komisaris Independen.

    10. Dewan Komisaris adalah keseluruhan Anggota Dewan Komisaris yang

    berlaku sebagai suatu kesatuan Dewan (Board).

    11. Direksi adalah keseluruhan Anggota Direksi yang berlaku sebagai suatu

    kesatuan Dewan (Board).

  • ix

    12. Direktur Utama adalah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Rapat

    Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai koordinator/pemimpin Board

    of Directors.

    13. Direktur Independen adalah anggota Direksi yang memenuhi

    persyaratan independensi sesuai ketentuan yang berlaku dan yang

    bersangkutan ditunjuk oleh RUPS sebagai Direktur Independen.

    14. Distinct Job Profile adalah dokumen referensi yang dijadikan sebagai

    petunjuk utama dalam mengelola sumber daya manusia.

    15. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu proses dan struktur

    yang digunakan oleh RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi untuk

    meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna

    mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap

    memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan

    peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

    16. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni fee, uang, barang,

    rabat, komisi pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,

    pengobatan cuma–cuma, dan fasilitas lainnya.

    17. Internal Control Report adalah laporan tentang penerapan dan evaluasi

    kecukupan pengendalian intern perusahaan.

    18. Kantor Akuntan Publik (Auditor Independen) adalah Kantor Akuntan

    yang memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan, Laporan Kinerja,

    Laporan Kepatuhan serta laporan lain sesuai ketentuan yang berlaku

    kepada perusahaan.

    19. Komisaris Utama adalah seorang anggota Dewan Komisaris yang

    ditetapkan dalam RUPS sebagai koordinator/pemimpin Dewan Komisaris

    (Board of Commissioner’s).

    20. Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh

    Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan

    Komisaris dalam memastikan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan

    dan Manajemen Risiko agar berfungsi secara efektif dan efisien.

    21. Komite GCG adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk

    membantu pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Komisaris terhadap

    pengelolaan perusahaan guna mewujudkan penyelenggaraan

    perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

  • x

    22. Komite Nominasi dan Remunerasi adalah komite yang dibentuk oleh

    dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu

    melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait pengusulan

    seseorang untuk diangkat dalam jabatan sebagai anggota Direksi atau

    anggota Dewan Komisaris, dan membantu melaksanakan fungsi dan

    tugas Dewan Komisaris terkait imbalan yang ditetapkan dan diberikan

    kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris karena kedudukan

    dan peran yang diberikan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, serta

    wewenang anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

    23. Kontrak Manajemen adalah dokumen yang mengikat manajemen dalam

    menjalankan tugas dan fungsinya untuk memenuhi target yang telah

    ditetapkan dan disepakati.

    24. Kreditur adalah pihak-pihak yang memberikan pinjaman atau memberi

    piutang kepada perusahaan.

    25. Laporan Berkala adalah laporan yang disusun secara periodik.

    26. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah badan yang dibentuk oleh

    Pemerintah RI yang diberikan tugas dan wewenang mengatur pihak-pihak

    yang bergerak/berhubungan dalam bidang jasa keuangan.

    27. Opini Akuntan adalah pendapat yang dikeluarkan oleh Akuntan dari

    Kantor Akuntan Publik atas laporan keuangan perusahaan.

    28. Pabrik Produk Beton (PPB) adalah salah satu Pelaksana Pengelolaan

    Usaha.

    29. Pemegang Saham Mayoritas adalah pihak yang mempunyai sebagian

    besar modal perusahaan sehingga dapat secara langsung mengendalikan

    perusahaan.

    30. Pemegang Saham Minoritas adalah pihak yang mempunyai sebagian

    kecil modal perusahaan.

    31. Pemegang Saham Pengendali adalah Pemegang Saham yang memiliki

    saham lebih dari 51% (Pemegang Saham Mayoritas).

    32. Penilaian Kinerja Individu adalah penilaian kinerja yang dilakukan

    terhadap performance secara individu.

    33. Penilaian Kinerja Kolegial adalah penilaian kinerja yang dilakukan

    terhadap performa secara kolektif atau bersama-sama.

  • xi

    34. Perusahaan Publik adalah perusahaan yang seluruhnya/sebagian

    sahamnya dijual di bursa saham.

    35. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah rapat yang

    diselenggarakan oleh Pemegang Saham sebagai pemegang kekuasaan

    tertinggi perusahaan.

    36. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) adalah penetapan

    rencana kegiatan dan hasil kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

    perusahaan selama 5 (lima) tahun ke depan.

    37. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah penetapan

    jenis kegiatan dan besarnya biaya untuk melaksanakan kegiatan tersebut

    pada umumnya dibuat dalam periode satu tahun.

    38. RUPS Anak Perusahaan adalah organ Anak Perusahaan yang

    memegang kekuasaan tertinggi pada Anak Perusahaan dan memegang

    segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi Anak

    Perusahaan atau Dewan Komisaris Anak Perusahaan.

    39. Satuan Pengawas Intern (SPI) adalah Auditor Intern Perusahaan yang

    bertugas untuk melakukan audit serta memastikan Sistem Pengendalian

    Intern Perusahaan dapat berjalan secara efektif.

    40. Sekretaris Dewan Komisaris adalah satuan fungsi struktural di bawah

    Dewan Komisaris yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada

    Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya.

    41. Sekretaris Perusahaan adalah satuan fungsi struktural dalam organisasi

    perusahaan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi

    dalam melaksanakan tugasnya.

    42. Stakeholders adalah pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap

    perusahaan antara lain pegawai, pemasok, pelanggan, masyarakat, dlsb.

    43. Standar Akuntansi adalah pedoman yang berisikan tentang standar

    akuntansi yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwewenang sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku dan wajib diterapkan oleh perusahaan

    dalam menyelenggarakan akuntansi.

    44. Tanggung Renteng adalah sifat tanggungjawab hukum akibat dari suatu

    kegiatan/keputusan/kebijakan yang dibuat yang dibebankan atau dipikul

    secara bersama-sama.

  • xii

    45. Whistle Blowing System adalah sistem yang memungkinkan pelapor

    dapat menginformasikan telah terjadinya pelanggaran kepada pimpinan

    atau yang berhak menerima informasi, dengan jaminan kerahasiaan.

    46. Wilayah Penjualan (WP) adalah salah satu Pelaksana Pengelolaan

    Usaha.

  • 1

  • 2

    A. Latar Belakang

    Untuk mewujudkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik diperlukan

    adanya pengaturan hubungan kerja organ-organ perusahaan utamanya

    antara Dewan Komisaris (Board of Commissioner’s) dengan Direksi (Board of

    Directors) serta pedoman yang dapat dijadikan landasan oleh Dewan

    Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugasnya.

    Board Manual adalah pedoman tata laksana kerja bagi Dewan Komisaris dan

    Direksi yang berisikan aktivitas secara terstruktur, sistematis, dan mudah

    dipahami tentang bagaimana Dewan Komisaris dan Direksi mengelola suatu

    perusahaan. Dengan adanya Board Manual maka Dewan Komisaris dan

    Direksi memiliki pedoman dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk

    mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sehingga Visi

    dan Misi Perusahaan dapat tercapai.

    Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi,

    ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku,

    serta praktik-praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance.

    Board Manual juga merupakan pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi

    dalam melaksanakan tugas agar tercipta pengelolaan perusahaan secara

    baik, oleh karenanya Board Manual harus memenuhi karakteristik:

    1. Terbuka, akuntabel, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil.

    2. Profesional, transparan, dan efisien dengan lebih memberdayakan fungsi

    dan meningkatkan kemandirian Dewan Komisaris dan Direksi.

    3. Berupa peraturan atau ketentuan yang dapat dijadikan dasar bagi Dewan

    Komisaris dan Direksi dalam bertindak.

    B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Pedoman

    Board Manual ini merupakan salah satu Pedoman Tata Kelola Perusahaan

    (Code of Corporate Governance) yang mengacu pada Anggaran Dasar

    Perusahaan, Undang-Undang Perusahaan Terbatas, dan peraturan lain yang

    terkait.

    Tujuan dari Board Manual ini dimaksudkan untuk menjelaskan pola hubungan

    kerja yang baku antara Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan

  • 3

    tugas, agar tercipta integritas dan kejujuran dalam menjalankan kegiatan

    bisnis perusahaan.

    Pengelolaan Perusahaan yang baik diharapkan akan dapat mewujudkan

    tujuan PT Wijaya Karya Beton Tbk. sebagai berikut:

    1. Meningkatkan nilai pemegang saham.

    2. Memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun

    internasional.

    3. Memperkuat perekonomian nasional.

    4. Memiliki tanggungjawab sosial secara nasional dan internasional.

    5. Melaksanakan kebijakan pemerintah.

    Sistimatika penyajian Board Manual PT Wijaya Karya Beton Tbk. dimulai

    dengan Dasar Hukum berisikan ketentuan-ketentuan yang dijadikan dasar

    penyusunan tugas dan kewajiban masing masing Dewan Komisaris dan

    Direksi baik secara kolegial dan individu, dilanjutkan dengan pengaturan

    hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi, uraian pokok-pokok

    tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, serta uraian

    beberapa prosedur yang berkaitan dengan tugas Direksi.

    Dengan adanya pemutakhiran kembali Board Manual ini, diharapkan dapat

    terjalin hubungan yang efektif dan bersinergi antara organ perusahaan

    sehinggga berdampak terhadap peningkatan kinerja operasional, kinerja

    keuangan, dan memenuhi target serta sasaran yang telah ditetapkan oleh

    perusahaan.

    C. Visi dan Misi Perusahaan

    Visi:

    “Menjadi Perusahaan Terkemuka dalam Bidang Engineering,

    Production, Installation (EPI) Industri Beton di Asia Tenggara”

    Pengertian Terkemuka adalah:

    Menjadi Perusahaan terdepan dalam bidang Engineering,

    Production, Installation (EPI) industri beton pracetak di Asia

    Tenggara.

    Memberikan manfaat yang optimal bagi pihak-pihak yang

    berkepentingan (Pemangku Kepentingan).

  • 4

    Misi:

    1. Menyediakan produk dan jasa yang berdaya saing dan memenuhi

    harapan pelanggan.

    2. Memberikan nilai lebih melalui proses bisnis yang sesuai dengan

    persyaratan dan harapan pemangku kepentingan.

    3. Menetapkan sistem manajemen dan teknologi yang tepat guna untuk

    meningkatkan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan, dan

    kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan.

    4. Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan

    berkesinambungan.

    5. Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.

    D. Ruang Lingkup

    Board Manual ini menjadi pedoman pokok bagi segenap organ

    perusahaan yang meliputi Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan Rapat

    Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk dapat mengetahui pembagian

    tugas, tanggung jawab, wewenang, dan mekanisme rapat serta

    pengambilan keputusan dan prinsip pengendalian berikut pengawasan

    yang dilakukan oleh Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan Rapat Umum

    Pemegang Saham (RUPS).

  • 5

  • 6

    A. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman

    Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Board Manual di

    antaranya adalah:

    1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.

    2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang

    Badan Usaha Milik Negara.

    3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas.

    4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

    Publik.

    5. Peraturan Pemerintah Nomor: 43 Tahun 2005 tanggal 25 Oktober 2005

    Tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan

    Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara.

    6. Instruksi Presiden RI No 8 Th 2005 tanggal 3 Mei 2005 tentang

    Pengangkatan Anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris/Dewan

    Pengawas BUMN.

    7. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-07/MBU/2010

    tanggal 27 Desember 2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan

    Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik

    Negara.

    8. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011

    tanggal 1 Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan

    yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara

    Jo. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012

    tanggal 6 Juli 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Badan

    Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata

    Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan

    Usaha Milik Negara.

    9. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-12/MBU/2012

    tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan

    Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.

    10. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara No.

    KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat

    Kesehatan BUMN.

  • 7

    11. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara No.

    KEP-101/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana

    Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.

    12. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-

    102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka

    Panjang Badan Usaha Milik Negara.

    13. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-

    09A/MBU/2005 tanggal 31 Januari 2005 tentang Penilaian Kelayakan dan

    Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik

    Negara.

    14. Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012

    tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi

    atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

    Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

    15. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-42/PM/1996 tangal 17 Januari

    1996 tentang Pedoman Penyusunan Surat Pernyataan Manajemen

    Dalam Bidang Akuntansi.

    16. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-60/PM/1996 tanggal 17 Januari

    1996 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang

    Saham.

    17. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-63/PM/1996 tanggal 17 Januari

    1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan.

    18. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-82/PM/1996 tanggal 17 Januari

    1996 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu.

    19. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-86/PM/1996 tanggal 24 Januari

    1996 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan

    Kepada Publik.

    20. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003

    tentang Laporan Realisasi Pengunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

    21. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-40/PM/2003 tanggal 22

    Desember 2003 tentang Tangung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.

  • 8

    22. Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-45/PM/2004 tanggal 29

    Nopember 2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan

    Publik.

    23. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-40/BL/2007 tanggal 30

    Maret 2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

    Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik yang

    Efeknya Tercatat di Bursa Efek.

    24. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 tanggal 5

    Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Berkala Emiten atau Perusahaan

    Publik.

    25. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-643/BL/2012 tanggal 7

    Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja

    Komite Audit.

    26. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: KEP.00001/BEI/01-

    2014 tanggal 20 Januari 2014 tentang Pencatatan Saham dan efek

    bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

    27. Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Beton, Tbk., ditetapkan dalam Akta No.

    44 tanggal 11 Maret 1997, yang dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H.,

    pengganti dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah

    beberapa kali diubah dan terakhir kali diubah dengan Akta Perubahan

    Anggaran Dasar No. 31 tanggal 12 April 2019 dibuat di hadapan Ir.

    Nanette Cahyanie Adi Warsito S.H., M.H., Notaris di Jakarta Selatan dan

    telah memperoleh persetujuan Kementerian Hukum dan HAM RI No.

    AHU-AH.01.03-0213672 tanggal 22 April 2019.

  • 9

  • 10

    A. Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi

    Keberhasilan penerapan GCG salah satunya bergantung pada hubungan

    kerja antar organ perusahaan. Demi terjalinnya hubungan yang harmonis

    dalam pelaksanaan tugas, mekanisme kerja antar organ perusahaan diatur

    dengan berlandaskan prinsip kebersamaan, saling menghargai fungsi dan

    perannya serta bertindak sesuai dengan kewenangan yang telah ditetapkan

    untuk pencapaian visi-misi perusahaan.

    Mekanisme kerja Dewan Komisaris dan Direksi harus diatur agar masing-

    masing dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

    Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan fungsinya masing-masing

    mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kelangsungan usaha perusahaan

    dalam jangka panjang yang tercermin pada:

    1. Terpeliharanya kesehatan perusahaan sesuai dengan indikator dan

    kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN selaku regulator.

    2. Tercapainya imbal hasil yang wajar bagi (peningkatan nilai) Pemegang

    Saham.

    3. Terlindunginya kepentingan stakeholders lainnya.

    4. Terlaksananya sistem dan prosedur kegiatan usaha yang berfungsi

    sebagai pengendalian dan pengelolaan risiko bagi kontinuitas manajemen

    perusahaan.

    Terciptanya sebuah hubungan kerja yang baik antara Dewan Komisaris

    dengan Direksi merupakan salah satu hal yang sangat penting agar masing-

    masing organ tersebut dapat bekerja sesuai tanggung jawab dan wewenang

    masing-masing dengan efektif dan efisien. Untuk itu, PT Wijaya Karya Beton

    Tbk. dalam menjaga hubungan kerja yang baik antara Dewan Komisaris

    dengan Direksi menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

    1. Dewan Komisaris menghormati tanggung jawab dan wewenang Direksi

    dalam mengurus perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan

    perundang-undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan.

    2. Direksi menghormati tanggung jawab dan wewenang Dewan Komisaris

    untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap

    kebijakan pengurusan perusahaan oleh Direksi.

  • 11

    3. Dalam rangka saling menghormati tanggung jawab dan wewenang organ

    perusahaan lainnya, Dewan Komisaris dan Direksi harus memahami

    tanggung jawab dan wewenang organ perusahaan lainnya.

    4. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi

    merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti harus

    senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi

    yang dapat dipertanggungjawabkan.

    5. Setiap hubungan kerja yang bersifat informal dapat saja dilakukan oleh

    masing-masing Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, namun tidak dapat

    dipakai sebagai kebijakan formal sebelum melalui mekanisme atau

    korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan.

    6. Dewan Komisaris berhak memperoleh akses atas informasi perusahaan

    secara tepat waktu dan lengkap.

    7. Direksi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa informasi mengenai

    perusahaan telah diberikan kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu

    dan lengkap.

    8. Sekretaris Perusahaan dan Sekretaris Dewan Komisaris berfungsi

    sebagai pejabat penghubung antara Direksi dan Dewan Komisaris.

    9. Organ yang membantu Dewan Komisaris pada saat berhubungan kerja

    dengan organ yang membantu Direksi harus sepengetahuan Dewan

    Komisaris.

    10. Organ yang membantu Direksi pada saat berhubungan kerja dengan

    organ yang membantu Dewan Komisaris harus sepengetahuan Direksi.

    11. Apabila diundang, Direksi berkewajiban hadir dalam rapat yang

    diselenggarakan oleh Dewan Komisaris.

  • 12

  • 13

    A. Persyaratan dan Komposisi Dewan Komisaris

    1. Persyaratan

    Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon anggota Dewan

    Komisaris meliputi persyaratan formal dan persyaratan material.

    Persyaratan formal merupakan persyaratan yang bersifat umum sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sedangkan

    persyaratan material merupakan persyaratan yang bersifat kualitas

    disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis perusahaan.

    a. Persyaratan Formal

    Orang Perseorangan yang:

    1) Cakap melaksanakan perbuatan hokum.

    2) Tidak pernah dinyatakan pailit dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

    sebelum pengangkatannya.

    3) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang

    dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan

    pailit dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum

    pengangkatannya.

    4) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang

    merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum

    pengangkatannya.

    5) Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau hubungan

    karena perkawinan sampai dengan derajat ketiga, baik menurut

    garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda

    (menantu atau ipar) dengan anggota Dewan Komisaris dan/atau

    Anggota Direksi lainnya.

    6) Tidak boleh memangku jabatan rangkap sebagai:

    a) Anggota Direksi, Anggota Dewan Komisaris dan jabatan lain

    pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,

    Badan Usaha Milik Swasta yang dapat menimbulkan benturan

    kepentingan.

    b) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan, yaitu kepala daerah, calon/anggota

    legislatif, pengurus partai politik, dan jabatan lain yang dapat

    menimbulkan benturan kepentingan.

  • 14

    7) Memiliki komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai dalam

    rangka menjalankan fungsinya.

    b. Persyaratan Material

    Persyaratan material merupakan persyaratan kualitas perorangan

    sesuai kebutuhan perusahaan, sebagaimana berikut:

    1) Mempunyai akhlak dan moral yang baik.

    2) Memiliki integritas, yaitu tidak pernah secara langsung maupun

    tidak langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-

    praktik menyimpang, cedera janji serta perbuatan lain yang

    merugikan perusahaan di mana yang bersangkutan bekerja atau

    pernah bekerja.

    3) Memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang

    berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen.

    4) Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha perusahaan;

    5) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan

    fungsinya.

    6) Memiliki kemauan yang kuat (antusias) untuk memajukan dan

    mengembangkan perusahaan.

    Khusus sebagai Anggota Dewan Komisaris Independen terdapat

    persyaratan tambahan berupa kriteria independensi sesuai dengan

    Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-

    01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

    (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

    2. Komposisi Dewan Komisaris

    a. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang, dan

    maksimal sama dengan jumlah anggota Direksi, seorang di antaranya

    diangkat sebagai Komisaris Utama.

    b. Perusahaan wajib memiliki Komisaris Independen dengan jumlah

    paling kurang 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh anggota

    Dewan Komisaris.

    3. Keanggotaan Dewan Komisaris

    a. Dewan Komisaris merupakan majelis dan setiap anggota Dewan

    Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan

    keputusan Dewan Komisaris.

  • 15

    b. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.

    c. Pembagian tugas di antara para Anggota Dewan Komisaris diatur oleh

    mereka sendiri, dan mencakup seluruh bidang tugas Direksi. Untuk

    kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh seorang Sekretaris yang

    diangkat oleh Dewan Komisaris berdasarkan saran Pemegang Saham

    atas beban perusahaan.

    d. Apabila oleh suatu sebab jabatan Anggota Dewan Komisaris lowong,

    maka dalam waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak

    terjadinya lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi

    lowongan itu dengan tetap memperhatikan kualifikasi calon anggota

    Dewan Komisaris.

    e. Kepada anggota Dewan Komisaris baru wajib diberikan program

    pengenalan.

    f. Mekanisme pencalonan anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh

    para Pemegang Saham.

    g. Pedoman pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan

    Komisaris ditetapkan dan dilaksanakan oleh Pemegang Saham.

    h. Anggota Dewan Komisaris dapat merangkap jabatan sebagai:

    1) Anggota Direksi paling banyak pada 2 (dua) Emiten atau

    Perusahaan Publik lain, dan

    2) Anggota Dewan Komisaris paling banyak pada 2 (dua) Emiten atau

    Perusahaan Publik lain.

    i. Dalam hal anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai

    anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dapat

    merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris paling banyak

    pada 4 (empat) Emiten atau Perusahaan Publik lain.

    j. Anggota Dewan Komisaris dapat merangkap sebagai anggota komite

    paling banyak pada 5 (lima) komite di Emiten atau Perusahaan Publik

    lain dimana yang bersangkutan juga menjabat sebagai anggota Direksi

    atau anggota Dewan Komisaris.

    k. Rangkap jabatan sebagai anggota komite sebagaimana dimaksud

    pada huruf (j) hanya dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan

    dengan peraturan perundang-undangan lainnya.

  • 16

    4. Pelaksanaan Fit and Proper Test

    a. Pengangkatan Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan

    mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

    dilakukan melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan.

    b. Calon anggota Dewan Komisaris yang telah dinyatakan lulus uji

    kelayakan dan kepatutan wajib menadatangani kontrak manajemen

    sebelum ditetapkan pengangkatannya sebagai anggota Dewan

    Komisaris.

    5. Masa Jabatan Dewan Komisaris

    a. Masa jabatan Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun dengan tidak

    mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk

    memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu

    sebelum masa jabatannya berakhir jika para anggota Dewan Komisaris

    tersebut memenuhi salah satu atau lebih alasan namun tidak terbatas

    pada:

    1) Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

    2) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

    dan/atau ketentuan Anggaran Dasar.

    3) Terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan dan/atau

    Negara.

    4) Dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai

    kekuatan hukum yang tetap, atau

    5) Mengundurkan diri dengan menyebutkan alasannya.

    6) Setelah masa jabatannya berakhir, anggota Dewan Komisaris

    dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

    b. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:

    1) Mengundurkan diri;

    2) Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang

    berlaku;

    3) Meninggal dunia;

    4) Diberhentikan berdasarkan Keputusan RUPS.

    6. Pengunduran Diri

    a. Anggota Dewan Komisaris memberitahukan pengunduran diri secara

    tertulis kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada Dewan

  • 17

    Komisaris dan Direksi Perusahaan, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh)

    hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

    b. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tetap diminta

    pertanggung-jawabannya sejak pengangkatan sampai tanggal yang

    bersangkutan mengundurkan diri.

    c. Pembebasan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris yang

    mengundurkan diri ditetapkan dalam RUPS.

    7. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS

    a. Seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan

    sewaktu-waktu oleh RUPS jika mereka bertindak bertentangan dengan

    Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan

    yang mendesak bagi perusahaan.

    b. Keputusan pemberhentian dimaksud, diambil setelah yang

    bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Dalam hal

    pemberhentian dilakukan di luar forum RUPS, maka pembelaan diri

    tersebut disampaikan secara tertulis kepada Pemegang Saham dalam

    waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak anggota Dewan Komisaris

    yang bersangkutan diberitahukan.

    8. Program Pengenalan Dewan Komisaris

    a. Program pengenalan dimaksudkan agar Dewan Komisaris yang

    berasal dari berbagai latar belakang dan pengalaman dapat mengenal

    dan memahami kegiatan dan kondisi perusahaan. Tanggung jawab

    untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada

    Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi

    sebagai Sekretaris Perusahaan.

    b. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan untuk diadakan program

    pengenalan bagi anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat.

    c. Materi program pengenalan setidaknya memuat:

    1) Prinsip-prinsip GCG, pemahaman terhadap CoCG, dan CoC.

    2) Gambaran umum perusahaan berkaitan dengan visi dan misi

    perusahaan, tujuan perusahaan, budaya perusahaan, struktur

    organisasi, RJPP dan RKAP, sifat dan lingkup kegiatan, kinerja

    keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan

  • 18

    jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah

    strategis lainnya.

    3) Kewenangan Dewan Komisaris.

    4) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.

    5) Berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

    Kebijakan Perusahaan, seperti Undang-Undang Perusahaan

    Terbatas, Undang-Undang Tipikor, Undang-Undang Persaingan

    Usaha, Peraturan Pemerintah tentang industri beton, dan lain-lain.

    6) Hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

    9. Program Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris

    a. Program peningkatan pengetahuan Dewan Komisaris dapat dilakukan

    melalui:

    1) Pelatihan

    2) Seminar

    3) Workshop

    4) Short course

    b. Program peningkatan pengetahuan Dewan Komisaris ditujukan untuk

    meningkatkan pengetahuan anggota Dewan Komisaris dalam rangka

    melaksanakan pengawasan dan memberikan pengarahan kepada

    Direksi.

    c. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan tentang peningkatan

    pengetahuan bagi Dewan Komisaris yang disesuaikan dengan

    kebutuhan perusahaan.

    10. Komisaris Independen

    a. Yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota Dewan

    Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

    kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota

    Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham

    Pengendali atau hubungan dengan perusahaan yang bersangkutan,

    yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk bertindak independen.

    b. Komisaris Independen dapat dipilih terlebih dahulu melalui RUPS

    sebelum pencatatan dan mulai efektif bertindak sebagai Komisaris

    Independen setelah saham perusahaan tercatat.

  • 19

    c. Komisaris Independen diharapkan dapat menciptakan iklim yang

    obyektif, independen, dan menjaga fairness untuk kepentingan

    perusahaan dan tidak terikat dari pengaruh pihak-pihak yang memiliki

    kepentingan yang bisa jadi berbeda dengan kepentingan perusahaan

    dikarenakan fungsi pengawasannya dapat dilakukan dengan

    menyuarakan pendapat yang independen dalam rapat.

    d. Kriteria anggota Dewan Komisaris Independen:

    Untuk dapat diangkat menjadi Komisaris Independen harus memenuhi

    kriteria independensi sebagai berikut:

    1) Tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan terafiliasi dengan

    PT Wijaya Karya Beton Tbk.

    2) Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, Lembaga,

    dan kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

    3) Tidak bekerja di PT Wijaya Karya Beton Tbk. atau afiliasinya dalam

    kurun waktu 6 (enam) bulan.

    4) Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun

    tidak langsung dengan PT Wijaya Karya Beton Tbk. atau

    perusahaan yang menyediakan jasa dan produk kepada PT Wijaya

    Karya Beton Tbk. dan afiliasinya.

    5) Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain

    yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan anggota

    Dewan Komisaris Independen yang berasal dari kalangan di luar

    perusahaan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup

    PT Wijaya Karya Beton Tbk.

    6) Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang

    dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin,

    mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau

    Perusahaan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir.

    7) Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung

    pada Emiten atau Perusahaan Publik.

  • 20

    B. Tanggung Jawab Dewan Komisaris

    Dewan Komisaris adalah Organ Perusahaan yang bertanggung jawab dan

    berwenang mengawasi Direksi dan memberikan nasihat perbaikan dalam

    menjalankan kepengurusan perusahaan dan memberikan nasihat kepada

    Direksi.

    Pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris dilaksanakan

    dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

    1. Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi

    atas kerugian perusahaan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai

    menjalankan tugasnya dan tanggungjawab tersebut berlaku secara

    tanggung renteng dalam mengurus perusahaan.

    2. Khususnya Komisaris Independen bertanggung jawab memastikan

    bahwa kebijakan perusahaan tidak merugikan Pemegang Saham

    Minoritas;

    3. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak secara

    kolegial dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri.

    4. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian,

    dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan

    pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam poin 1

    (satu) untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan

    tujuan perusahaan.

    5. Anggota Dewan Komisaris dilarang baik langsung maupun tidak langsung

    membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak

    mengungkap fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak

    menyesatkan mengenai keadaan perusahaan yang terjadi pada saat

    pernyataan dibuat.

    6. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas

    kerugian sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) apabila dapat

    membuktikan sebagai berikut:

    a. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian

    untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

    perusahaan.

  • 21

    b. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak

    langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan

    kerugian, dan

    c. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbulnya

    atau berlanjutnya kerugian tersebut.

    C. Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris

    1. Kebijakan Umum

    Berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat

    kepada Direksi, Dewan Komisaris mempunyai tugas dan kewajiban untuk:

    a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta

    prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,

    akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.

    b. Dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam

    menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi

    untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

    perusahaan.

    c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perusahaan

    maupun usaha perusahaan yang dilakukan oleh Direksi termasuk

    pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP serta ketentuan

    Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-

    undangan yang berlaku, untuk kepentingan perusahaan dan sesuai

    dengan maksud dan tujuan perusahaan serta memberikan nasihat

    kepada Direksi.

    d. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan

    perusahaan.

    e. Meneliti dan menelaah laporan manajemen berkala dan laporan

    tahunan yang disiapkan Direksi.

    f. Menandatangani Laporan Tahunan Perusahaan.

    g. Menetapkan kebijakan/mekanisme mengenai pemberian persetujuan/

    tanggapan/pendapat Dewan Komisaris terhadap rancangan RJPP dan

    RKAP.

    h. Memberikan pendapat, saran, serta persetujuan RJPP dan RKAP.

  • 22

    i. Menyetujui dan mengesahkan RJPP dan RKAP yang disiapkan oleh

    Direksi.

    j. Dewan Komisaris wajib meneliti, menelaah, dan menadatangani serta

    memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap RKAP yang

    disiapkan oleh Direksi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari

    sebelum tahun buku baru dimulai.

    k. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris untuk memantau kepatuhan

    Direksi dalam menjalankan pengurusan perusahaan terhadap RKAP

    dan/atau RJPP.

    l. Menyusun rencana untuk melakukan evaluasi atas kepatuhan Direksi

    menjalankan pengurusan perusahaan sesuai dengan RKAP dan/atau

    RJPP, dan memasukannya ke dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan

    Komisaris.

    m. Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

    Perusahaan serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya

    kepada RUPS dalam bentuk Laporan Pengawasan Dewan Komisaris.

    n. Menetapkan kebijakan yang mengatur tentang pembahasan gejala

    menurunnya kinerja perusahaan, pemberian saran kepada Direksi

    untuk memperbaiki permasalahan yang berdampak pada penurunan

    kinerja perusahaan, jika terjadi gejala menurunnya kinerja perusahaan

    yang signifikan.

    o. Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan, memberikan pendapat

    dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap

    penting bagi pengurusan perusahaan, serta melaporkan kepada RUPS

    apabila terjadi gejala penurunan kinerja perusahaan yang signifikan di

    dalam Laporan Pengawasan Dewan Komisaris sesuai kriteria huruf n.

    p. Menetapkan kebijakan/pedoman yang mengatur Dewan Komisaris

    untuk melakukan pengawasan atas kepatuhan perusahaan terhadap

    peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, serta perjanjian dan

    komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga.

    q. Menyusun rencana kerja Dewan Komisaris yang membahas kepatuhan

    Direksi terhadap peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar,

    serta perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan

  • 23

    pihak ketiga serta memasukan ke dalam Rencana Kerja Tahunan

    Dewan Komisaris.

    r. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka pengawasan dan

    pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.

    s. Menetapkan kebijakan dan pedoman untuk memantau penerapan

    prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

    t. Menyusun rencana penelaahan prinsip-prinsip Good Corporate

    Governance dan memasukan dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan

    Komisaris.

    u. Memantau dan memastikan efektivitas praktik Good Corporate

    Governance yang diterapkan perusahaan.

    v. Menetapkan kebijakan mengenai penyusunan rencana kerja dan

    anggaran tahunan Dewan Komisaris yang memadai, dan menyusun

    rencana kerja Dewan Komisaris untuk periode tahun berikutnya.

    w. Menetapkan secara tertulis kebijakan mengenai pengukuran dan

    penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris, mengevaluasi capaian

    kinerja Dewan Komisaris dan dituangkan dalam risalah Rapat Dewan

    Komisaris dan melaporkan penilaian kinerja tersebut dalam Laporan

    Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris.

    2. PembagianTugas

    Untuk mengefektifkan peran Dewan Komisaris, dilakukan pembagian

    tugas di antara para anggota Dewan Komisaris dengan

    mempertimbangkan pembagian tugas Direksi. Pembagian tugas di antara

    anggota Dewan Komisaris ditujukan agar pelaksanaan tugas masing-

    masing anggota Dewan Komisaris secara teknis pada aspek yang

    dibidangi dapat berjalan lancar, efektif dan efisien, sesuai tanggung jawab

    dan wewenang masing-masing sehingga terdapat kejelasan tentang

    peran anggota Dewan Komisaris baik secara kolektif maupun secara

    perorangan.

    Komisaris Utama menetapkan kebijakan yang mengatur tentang

    kewajiban setiap anggota Dewan Komisaris untuk melakukan pembagian

    tugas.

  • 24

    Pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh

    mereka sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh

    seorang Sekretaris Dewan Komisaris. Pembagian tugas dituangkan

    dalam suatu Surat Keputusan Dewan Komisaris.

    3. Tugas Pengawasan

    Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris dilakukan dengan:

    a. Meminta keterangan secara lisan maupun tertulis kepada Direksi

    tentang suatu permasalahan yang terjadi sebagaimana diperlukan.

    Dalam hal penjelasan diminta secara tertulis prosedurnya adalah

    sebagai berikut:

    1) Dewan Komisaris menyampaikan pertanyaan secara tertulis

    tentang suatu permasalahan yang terjadi kepada Direksi.

    2) Dewan Komisaris meneliti dan menelaah penjelasan tertulis yang

    disampaikan oleh Direksi dan jika diperlukan Dewan Komisaris

    mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

    a) meminta penjelasan lebih lanjut dari Direksi.

    b) mengadakan pertemuan dengan Direksi untuk membahas

    permasalahan tersebut lebih lanjut.

    c) memberikan arahan dan nasihat untuk menyelesaikan

    permasalahan yang ada.

    b. Memberikan saran atau nasihat kepada Direksi dalam rapat Dewan

    Komisaris dengan Direksi atau rapat-rapat lain yang dihadiri oleh

    Dewan Komisaris dengan prosedur seperti tercantum dalam Rapat

    Dewan Komisaris.

    c. Bila diperlukan Dewan Komisaris dapat melakukan kunjungan ke

    Wilayah Penjualan (WP) dan Pabrik Produk Beton (PPB) dalam rangka

    memastikan pelaksanaan operasional perusahaan berjalan secara

    efektif, baik dengan atau tanpa pemberitahuan kepada Direksi

    sebelumnya.

    d. Memberikan arahan tentang kebijakan dan penyusunan laporan

    keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di

    Indonesia (SAK), meliputi:

    1) Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan

    dan pemberian nasihat terhadap kebijakan akuntansi dan

  • 25

    penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi

    yang berlaku umum di Indonesia.

    2) Menyusun rencana untuk melakukan pengawasan terhadap

    kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan berserta

    penerapan kebijakan tersebut.

    3) Melakukan pembahasan mengenai kebijakan akuntansi dan

    penyusunan laporan keuangan beserta penerapannya.

    4) Menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan akuntansi

    dan penyusunan laporan keuangan beserta penerapannya.

    e. Memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta

    pelaksanaan kebijakan tersebut, meliputi:

    1) Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan

    dan pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu dan pelayanan

    serta pelaksanaan kebijakan tersebut.

    2) Menyusun rencana pembahasan kebijakan mutu dan pelayanan

    serta pelaksanaannya, dan memasukannya kedalam Rencana

    Kerja Tahunan Dewan Komisaris.

    3) Melakukan pembahasan terhadap kebijakan mutu dan pelayanan

    serta pelaksanaannya.

    4) Menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan mutu dan

    pelayanan serta pelaksanaannya.

    5) Menetapkan mekanisme bagi Dewan Komisaris untuk merespon

    saran, permasalahan atau keluhan dari stakeholders dan

    menyampaikan kepada Direksi tentang saran penyelesaian yang

    diperlukan.

    4. Tugas dalam Rapat Umum Pemegang Saham

    Dalam hubungannya dengan RUPS, Dewan Komisaris bertugas dan

    berkewajiban untuk:

    a. Komisaris Utama memimpin Rapat Umum Pemegang Saham.

    b. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab

    apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka

    Rapat akan dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris.

  • 26

    c. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau

    berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan

    kepada pihak ketiga, maka Rapat akan dipimpin oleh Direktur Utama.

    d. Dalam hal Komisaris Utama mempunyai benturan kepentingan atas hal

    yang diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota

    Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan

    kepentingan.

    e. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan

    kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh Direktur Utama.

    5. Tugas dalam Permasalahan dan Keluhan dari Stakeholders

    Dalam menangani permasalahan dan keluhan dari Stakeholders, Dewan

    Komisaris berkewajiban membuat mekanisme bagi Dewan Komisaris

    untuk merespon/menindaklanjuti saran, permasalahan atau keluhan dari

    stakeholders dan menyampaikannya kepada Direksi tentang saran

    penyelesaian yang diperlukan.

    6. Tugas dalam Sistem Pengendalian Intern

    Dalam mengevaluasi efektivitas Sistem Pengendalian Intern, Dewan

    Komisaris dengan dibantu oleh Komite Audit mempunyai kewajiban untuk:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan Sistem

    Pengendalian Intern dan pelaksanaannya.

    b. Menyusun rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemberian nasihat terhadap kebijakan/rancangan Sistem

    Pengendalian Intern dan pelaksanaannya;

    c. Menelaah kebijakan/rancangan dan pelaksanaan Sistem Pengendalian

    Intern.

    d. Menelaah hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada

    tingkat entitas/korporasi.

    e. Menelaah hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada

    tingkat operasional/aktivitas.

    f. Menelaah internal control report.

    g. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh

    Satuan Pengawasan Intern maupun Kantor Akuntan Publik. Hal

    tersebut dilaksanakan dengan:

  • 27

    1) Pembuatan mekanisme hubungan kerja antara Satuan

    Pengawasan Intern dengan Komite Audit.

    2) Pertemuan berkala antara Satuan Pengawasan Intern dengan

    Komite Audit untuk menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit

    yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern.

    h. Mengawasi agar Kantor Akuntan Publik dapat mengakses semua

    catatan akuntansi dan data penunjang yang diperlukan sehingga

    memungkinkan bagi Kantor Akuntan Publik dalam memberikan

    pendapatnya tentang kewajaran, ketaatan, dan kesesuaian Laporan

    Keuangan Perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan

    Indonesia.

    i. Mengawasi agar Kantor Akuntan Publik, Auditor Internal, dan Komite

    Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai perusahaan yang

    perlu untuk melaksanakan tugas dan merahasiakannya kecuali

    diisyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    j. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem

    pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.

    k. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur tinjauan yang memuaskan

    terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan, termasuk brosur,

    laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan lain-lain informasi

    keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham.

    7. Tugas dalam Manajemen Risiko

    Dalam pelaksanaan manajemen risiko Dewan Komisaris berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan

    dan pelaksanaannya.

    b. Menetapkan kriteria mengenai informasi lingkungan bisnis dan

    permasalahannya yang diperkirakan berdampak pada usaha

    perusahaan dan kinerja perusahaan yang perlu mendapat perhatian

    Dewan Komisaris.

    c. Menyusun rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen

    risiko perusahaan.

  • 28

    d. Melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi

    tentang risiko usaha dan jenis asuransi serta jumlah asuransi yang

    ditutup oleh perusahaan dalam hubungannya dengan risiko usaha.

    e. Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan kebijakan

    manajemen risiko yang ditetapkan Direksi.

    f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan manajemen

    risiko.

    g. Memastikan keselarasan Visi, Misi, dan tujuan perusahaan dengan

    mempertimbangkan risiko terkait.

    h. Memonitor pengorganisasian manajemen risiko secara keseluruhan.

    8. Tugas dalam Sistem Teknologi Informasi

    Dalam pelaksanaan sistem teknologi informasi, Dewan Komisaris

    berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat

    terhadap kebijakan sistem teknologi informasi perusahaan dan

    pelaksanaannya.

    b. Menyusun rencana pembahasan kebijakan sistem teknologi informasi

    perusahaan dan pelaksanaannya dan memasukan dalam Rencana

    Kerja Tahunan Dewan Komisaris.

    c. Menelaah terhadap kebijakan sistem teknologi informasi dan

    pelaksanaannya.

    d. Memberikan saran peningkatan sistem teknologi informasi dan

    pelaksanaannya kepada Direksi.

    9. Tugas dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia

    Dalam pengelolaan sumber daya manusia, Dewan Komisaris

    berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemberian nasihat terhadap kebijakan pengeloalaan sumber daya

    manusia, khususnya tentang manajemen karir di perusahaan, sistem

    dan prosedur promosi, mutasi dan demosi di perusahaan, dan

    pelaksanaan kebijakan tersebut.

    b. Menyusun rencana pembahasan pengelolaan sumber daya manusia,

    khususnya tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan

    prosedur promosi, mutasi, dan demosi di perusahaan serta

  • 29

    pelaksanaan kebijakan tersebut. Selanjutnya, memasukannya ke

    dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.

    c. Melakukan analisis atas kebijakan/rancangan dan pelaksanaan

    kebijakan pengelolaan sumber daya manusia, serta rencana promosi

    dan mutasi satu level jabatan di bawah Direksi.

    d. Memberikan saran peningkatan kebijakan pengeloalaan sumber daya

    manusia, khususnya tentang manajemen karir di perusahaan, sistem

    dan prosedur promosi, mutasi dan demosi di perusahaan, dan

    pelaksanaan kebijakan tersebut kepada Direksi.

    10. Tugas dalam Kebijakan Akuntansi

    Dalam pelaksanaan kebijakan akuntansi, Dewan Komisaris berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat

    terhadap kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan

    sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

    b. Menyusun rencana untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan

    akuntansi dan penyusunan laporan keuangan serta penerapan

    kebijakan tersebut.

    c. Melakukan pembahasan mengenai kebijakan akuntansi dan

    penyusunan laporan keuangan serta penerapan kebijakan tersebut.

    d. Menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan akuntansi dan

    penyusunan laporan keuangan berserta penerapannya.

    11. Tugas dalam pengadaan barang dan jasa

    Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, Dewan Komisaris

    berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemberian nasihat terhadap pengadaan barang dan jasa beserta

    pelaksanaannya.

    b. Menyusun rencana Dewan Komisaris pembahasan kebijakan

    pengadaan barang dan jasa beserta pelaksanaannya, dan memasukan

    dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.

    c. Melakukan pembahasan terhadap kebijakan pengadaan barang dan

    jasa beserta pelaksanaannya.

    d. Memberikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan pengadaan dan

    pelaksanaannya.

  • 30

    12. Tugas dalam Kebijakan Mutu dan Pelayanan

    a. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai

    pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu dan

    pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut.

    b. Dewan Komisaris menyusun rencana Dewan Komisaris mengenai

    tugas pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu

    dan pelayanan berserta pelaksanaannya.

    c. Dewan Komisaris melakukan telaahan terhadap kebijakan mutu dan

    pelayanan serta pelaksanaannya.

    13. Tugas Pengawasan terhadap Kepatuhan dalam Perundang-

    undangan

    Dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap kepatuhan dalam

    perundang-undangan, Dewan Komisaris berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemberian nasihat atas kepatuhan perusahaan dalam menjalankan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar

    serta kepatuhan perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen

    yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga.

    b. Menyusun rencana Dewan Komisaris untuk membahas kepatuhan

    perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian

    dengan pihak ketiga.

    c. Melakukan telaah atas kepatuhan perusahaan terhadap Anggaran

    Dasar, peraturan perundang-undangan, dan perjanjian dengan pihak

    ketiga.

    d. Melaporkan hasil evaluasi/telaahan sebagai mana yang termaksud

    dalam huruf c kepada RUPS dalam Laporan Pengawasan tahunan.

    14. Tugas Pengawasan terhadap Kepatuhan terhadap RKAP dan RJPP

    Dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap kepatuhan terhadap

    RKAP dan RJPP, Dewan Komisaris berkewajiban:

    a. Menetapkan Kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

    pemantauan terhadap kepatuhan Direksi dalam menjalankan

    menjalankan pengurusan perusahaan terhadap RKAP dan/atau RJPP.

    b. Menyusun rencana Dewan Komisaris untuk melakukan evaluasi

    terhadap pelaksanaan RKAP.

  • 31

    c. Melakukan evaluasi pencapaian perusahaan yang mencakup

    kesesuaian pelaksanaan program kerja (inisiatif perusahaan) dan

    anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.

    d. Dewan Komisaris menandatangani Laporan Tahunan setelah

    dilakukan pembahasan.

    15. Tugas dalam Pemberian Otorisasi

    Dalam pemberian otorisasi, Dewan Komisaris berkewajiban:

    a. Menetapkan mekanisme bagi Dewan Komisaris mengenai pemberian

    persetujuan/otorisasi/rekomendasi Dewan Komisaris terhadap

    tindakan Direksi yang memerlukan rekomendasi/persetujuan Dewan

    Komisaris sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau Anggaran Dasar.

    b. Menyusun rencana kerja Dewan Komisaris untuk membahas transaksi

    atau tindakan dalam lingkungan kewenangan Dewan Komisaris atau

    RUPS.

    c. Memberikan otorisasi atau rekomendasi atas transaksi atau tindakan

    Direksi dalam lingkup kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS.

    16. Tugas dalam Penetapan KAP

    Berdasarkan usulan Komite Audit, Dewan Komisaris mengajukan calon-

    calon Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada RUPS yang dilengkapi dengan

    alasan pencalonan dan besarnya honorarium.

    Dalam hal pengajuan usul calon Auditor Eksternal, Dewan Komisaris

    mempunyai tugas:

    a. Menetapkan kebijakan dan/atau prosedur Dewan Komisaris mengenai

    proses penunjukkan calon Auditor Eksternal dan/atau penunjukkan

    kembali Auditor Eksternal dan penyampaian usulan calon Auditor

    Eksternal kepada RUPS.

    b. Menyusun rencana kerja penunjukkan dan anggaran biaya audit

    ekternal untuk calon Auditor, dan memasukannya ke dalam Rencana

    Kerja Tahunan Dewan Komisaris.

    c. Mengevaluasi kinerja Auditor Eksternal sesuai dengan ketentuan dan

    standar yang berlaku.

  • 32

    17. Tugas dalam Sistem Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan

    Pelanggaran (Whistle Blowing)

    Dalam rangka review efektivitas sistem pengelolaan dan tindak lanjut

    pelaporan pelanggaran (Whistle Blowing) di lingkungan perusahaan,

    Dewan Komisaris mempunyai tugas secara umum sebagai berikut:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris tentang pengawasan

    terhadap efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit internal,

    serta pelaksanaan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan

    perusahaan yang diterima oleh Dewan Komisaris.

    b. Menyusun rencana Dewan Komisaris tentang pengawasan terhadap

    efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit internal, serta

    pelaksanaan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan

    perusahaan yang diterima oleh Dewan Komisaris.

    c. Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan/atau kebijakan

    pengelolaan dan tindak lanjut pelaporan/pengaduan pelanggaran

    (Whistle Blowing) yang ditetapkan Direksi.

    d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan kebijakan

    pengelolaan dan tindak lanjut pelaporan/pengaduan pelanggaran

    (Whistle Blowing).

    e. Memonitor kesiapan instrumen yang digunakan sebagai media untuk

    menampung/menerima pengaduan dan kesiapan unit kerja/personil

    yang ditunjuk sebagai penerima, pengelola, dan pelaksana tindak lanjut

    pengaduan pelanggaran.

    f. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut pengaduan pelanggaran.

    18. Tugas dalam Pengawasan Kinerja Perusahaan

    a. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan dan prosedur Dewan

    Komisaris dalam hal:

    1) Pelaporan kepada RUPS jika terjadi gejala menurunnya kinerja

    perusahaan.

    2) Mekanisme pemberian saran segera kepada Direksi untuk

    memperbaiki permasalahan yang berdampak pada menurunnya

    kinerja perusahaan tersebut.

    3) Mekanisme untuk membahas gejala menurunnya kinerja

    perusahaan.

  • 33

    b. Dewan Komisaris melakukan pembahasan tentang gejala menurunnya

    kinerja perusahaan secara tepat waktu.

    19. Tugas dalam Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi

    a. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi mengungkapkan informasi

    penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan

    kepada Pemegang Saham, dan Instansi Pemerintah yang terkait

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara

    tepat waktu, akurat, jelas, dan secara objektif.

    b. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi mengambil inisiatif untuk

    mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan

    perundang-undangan namun juga hal yang penting untuk pengambilan

    keputusan oleh pemilik modal/Pemegang Saham, kreditur, dan

    stakeholders, antara lain mengenai:

    1) Tujuan, sasaran usaha, dan strategi perusahaan.

    2) Status Pemegang Saham utama dan para Pemegang Saham

    lainnya serta informasi terkait mengenai pelaksanaan hak-hak

    Pemegang Saham.

    3) Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang.

    4) Penilaian terhadap perusahaan oleh Kantor Akuntan Publik,

    lembaga pemeringkat kredit, dan lembaga pemeringkat lainnya.

    5) Riwayat hidup anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif

    Kunci Perusahaan, serta gaji dan tunjangan mereka.

    6) Sistem pemberian honorarium untuk Kantor Akuntan Publik

    Perusahaan.

    7) Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk Auditor

    Internal, anggota Dewan Komisaris, dan Direksi.

    8) Faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian

    manajemen atas iklim berusaha dan faktor risiko.

    9) Informasi material mengenai pegawai perusahaan dan

    stakeholders.

    10) Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap

    perusahaan, dan perkara yang ada di badan peradilan atau

    badan arbitrase yang melibatkan perusahaan.

  • 34

    11) Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang

    sedang berlangsung.

    12) Pelaksanaan Pedoman Good Corporate Governance.

    c. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi aktif mengungkapkan

    pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance dan masalah

    material yang dihadapi.

    d. Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan

    perusahaan dan mengawasi agar informasi yang bersifat rahasia tidak

    diungkapkan sampai pengumuman mengenai hal tersebut diumumkan

    kepada masyarakat.

    e. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai anggota

    Dewan Komisaris harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    20. Tugas dalam Pengelolaan Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan

    a. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai

    pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengelolaan

    Anak Perusahaan/perusahaan patungan dan pelaksanaannya.

    b. Dewan Komisaris menyusun rencana pembahasan mengenai

    kebijakan pengelolaan Anak Perusahaan/perusahaan patungan.

    c. Dewan Komisaris melakukan pembahasan mengenai kebijakan

    pengelolaan Anak Perusahaan/perusahaan patungan, mencakup

    evaluasi terhadap arah dan visi pengembangan usaha dalam

    pengelolaan Anak Perusahaan/perusahaan patungan dan kinerja Anak

    Perusahaan/perusahaan patungan, evaluasi terhadap kesesuaian

    mengenai arah pengelolaan Anak Perusahaan/perusahaan patungan

    dan kinerja Anak Perusahaan/perusahaan patungan terkait dengan visi

    pengembangan usaha perusahaan.

    21. Tugas dalam Pemilihan Calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris

    Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan

    a. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan dan prosedur peran Dewan

    Komisaris dalam pengangkatan Direksi dan Komisaris Anak

    Perusahaan/perusahaan patungan.

    b. Dewan Komisaris melakukan penilaian terhadap proses pengangkatan

    Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan/perusahaan patungan, serta

  • 35

    memberi penetapan tertulis (setuju atau tidak setuju) terhadap proses

    pengangkatan Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan/perusahaan

    patungan.

    22. Tugas Menilai Kinerja Direksi

    Dalam penilaian kinerja Direksi, Dewan Komisaris berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai penilaian kinerja

    Direksi secara kolegial dan individual dan menyampaikan hasil

    penilaian kepada Pemegang Saham.

    b. Menyusun rencana mengenai pemantauan kinerja Direksi dan

    pelaporan kepada Pemegang Saham.

    c. Melakukan penilaian kinerja Direksi berdasarkan indikator kinerja

    utama yang tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi secara

    kolegial dan individu dengan realisasi pencapaian masing-masing.

    d. Menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan

    individu kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan Dewan

    Komisaris secara tahunan.

    23. Tugas dalam Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

    Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Remunerasi untuk melakukan

    tugasnya dalam hal menetapkan imbalan yang diberikan kepada anggota

    Direksi dan anggota Dewan Komisaris sesuai kedudukan, peran, tugas,

    tanggung jawab, dan wewenang anggota Direksi dan anggota Dewan

    Komisaris. Dalam mengusulkan remunerasi Dewan Komisaris dan

    Direksi, Dewan Komisaris berkewajiban:

    a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengusulan

    remunerasi Direksi.

    b. Menyusun rencana Komisaris menelaah pengusulan remunerasi

    Direksi.

    c. Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada RUPS mengenai sistem

    pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan

    Komisaris.

    d. Memberikan penjelasan lengkap kepada RUPS mengenai sistem untuk

    pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan

    Komisaris serta rincian mengenai uang jasa dan tunjangan purna

    jabatan yang diterima oleh Dewan Komisaris yang sedang menjabat.

  • 36

    e. Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada RUPS mengenai sistem

    penggajian, fasilitas, dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi.

    f. Memberikan penjelasan lengkap kepada RUPS mengenai sistem

    penggajian, fasilitas dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi serta

    rincian mengenai gaji, fasilitas, dan/atau tunjangan yang diterima

    Direksi yang sedang menjabat.

    g. Dewan Komisaris dapat merekomendasikan kepada RUPS mengenai

    sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan

    pegawai.

    24. Tugas dalam Nominasi dan Seleksi Calon Direksi

    Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Nominasi terkait nominasi atau

    pengusulan seseorang untuk diangkat dalam jabatan sebagai anggota

    Direksi atau anggota Dewan Komisaris. Tugas dan kewajiban Dewan

    Komisaris antara lain:

    a. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan dan kriteria seleksi bagi calon

    Direksi.

    b. Dewan Komisaris melakukan telaah dan/atau penelitian/pemeriksaan

    terhadap calon-calon Direksi yang diusulkan Direksi, sebelum

    disampaikan ke Pemegang Saham.

    c. Dewan Komisaris mengusulkan atas calon-calon anggota Direksi yang

    baru kepada RUPS.

    D. Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris

    Kinerja Dewan Komisaris dan anggota Dewan Komisaris akan dievaluasi

    setiap tahun oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

    Secara umum, kinerja Dewan Komisaris ditentukan berdasarkan tugas

    kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang

    berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan maupun amanat Pemegang

    Saham. Kriteria evaluasi formal disampaikan secara terbuka kepada Dewan

    Komisaris sejak pengangkatannya.

    Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris secara keseluruhan dan

    kinerja masing-masing anggota Dewan Komisaris secara individual akan

    merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam skema kompensasi

  • 37

    pemberian insentif bagi anggota Dewan Komisaris. Hasil evaluasi kinerja

    masing-masing anggota Dewan Komisaris secara indivudual merupakan

    salah satu dasar pertimbangan bagi Pemegang Saham/RUPS untuk

    pemberhentian dan/atau menunjuk kembali anggota Dewan Komisaris yang

    bersangkutan. Hasil evaluasi kinerja Dewan Komisaris baik sebagai Dewan

    maupun individu merupakan sarana penilaian serta peningkatan efektivitas

    Dewan Komisaris.

    Rapat Umum Pemegang Saham menetapkan kriteria kinerja Dewan

    Komisaris maupun individu anggota Dewan Komisaris. Kriteria evaluasi

    kinerja individu Dewan Komisaris antara lain meliputi:

    1. Penyusunan KPI pada awal tahun dan melakukan evaluasi

    pencapaiannya;

    2. Tingkat kehadirannya dalam Rapat Dewan Komisaris maupun rapat

    dengan Komite-komite yang ada;

    3. Kontribusinya dalam melakukan pengawasan dan pemberian nasihat

    kepada Direksi dalam pengurusan perusahaan;

    4. Keterlibatannya dalam penugasan tertentu;

    5. Komitmennya dalam memajukan kepentingan perusahaan;

    6. Ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

    kebijakan perusahaan.

    Hasil penilaian kinerja Dewan Komisaris dan anggota Dewan Komisaris

    dilaporkan dalam Laporan Pengawasan Dewan Komisaris.

    Untuk meningkatkan efektivitas Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris

    secara rutin melakukan evaluasi terhadap kebutuhan jumlah dan komposisi

    anggotanya. Hasil evaluasi tersebut dijadikan bahan masukan kepada

    Pemegang Saham/RUPS.

    E. Wewenang Dewan Komisaris

    Untuk melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris berwenang:

    1. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya,

    memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga, dan

    memeriksa kekayaan perusahaan.

  • 38

    2. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang digunakan oleh

    perusahaan.

    3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai

    segala persoalan yang menyangkut pengelolaan perusahaan.

    4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan

    dijalankan oleh Direksi.

    5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan

    sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.

    6. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris, jika

    dianggap perlu.

    7. Memberhentikan sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi,

    jika mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perusahaan

    atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi

    perusahaan. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara

    tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan

    tindakan itu.

    8. Membentuk Komite-Komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu

    dengan memperhatikan kemampuan perusahaan.

    9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu

    tertentu atas beban perusahaan, jika dianggap perlu.

    10. Melakukan tindakan pengurusan perusahaan dalam keadaan tertentu

    sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.

    11. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan

    terhadap hal-hal yang dibicarakan.

    12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak

    bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar,

    dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

    F. Hak Dewan Komisaris

    Hak-hak Dewan Komisaris dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Memperoleh akses atas informasi perusahaan secara tepat waktu,

    terukur, dan lengkap.

  • 39

    2. Menerima honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna

    jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan

    memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    3. Mendapatkan fasilitas dari perusahaan sesuai melalui hasil penetapan

    RUPS dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan perusahaan.

    4. Menerima Tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS apabila

    perusahaan mencapai tingkat keuntungan atau mengalami peningkatan

    kinerja.

    G. Etika Jabatan

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan Komisaris harus selalu

    melandasi diri dengan etika jabatan. Etika jabatan Dewan Komisaris adalah

    sebagai berikut:

    1. Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan tindakan yang mempunyai

    benturan kepentingan (conflict of interest) dan mengambil keuntungan

    pribadi, dari pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan

    perusahaan, selain penghasilan yang sah.

    2. Anggota Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada Sekretaris

    Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya

    pada perusahaan tersebut dan perusahaan lain termasuk setiap

    perubahannya.

    3. Anggota Dewan Komisaris wajib melakukan pengungkapan dalam hal

    terjadi benturan kepentingan, dan anggota Dewan Komisaris yang

    bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan

    keputusan Dewan Komisaris yang berkaitan dengan hal tersebut.

    4. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap anggota Dewan

    Komisaris harus:

    a. Mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan, Panduan Good Corporate

    Governance, Code of Conduct, peraturan perundang-undangan serta

    prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,

    akuntabilitas, pertanggung jawaban, dan kewajaran.

    b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam

    menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi

  • 40

    untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

    perusahaan.

    c. Anggota Dewan Komisaris menjauhi tindakan-tindakan yang dapat

    merusak hubungan kerja di antara Komisaris dengan Direksi.

    d. Melampirkan Pakta Integritas dalam usulan Direksi yang harus

    mendapat rekomendasi dari Dewan Komisaris dan persetujuan

    Pemegang Saham.

    e. Memperbaharui surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan

    secara berkala pada setiap awal tahun.

    H. Rapat Dewan Komisaris

    1. Rapat Dewan Komisaris adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan

    Komisaris.

    2. Rapat Dewan Komisaris terdiri dari Rapat Internal Dewan Komisaris yang

    hanya dihadiri oleh anggota Dewan Komisaris dan Rapat Dewan

    Komisaris bersama Direksi (Rakomdir) serta Rapat Dewan Komisaris

    bersama komite-komite Dewan Komisaris.

    3. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan perusahaan atau

    tempat kegiatan usaha perusahaan.

    4. Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 2 (dua)

    bulan, yang dapat dilangsungkan apabila dihadiri mayoritas dari seluruh

    anggota.

    5. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu bilamana

    dianggap perlu oleh Komisaris Utama atau oleh anggota Dewan

    Komisaris lainnya atau oleh rapat Direksi atau permintaan dari 1 (satu)

    Pemegang Saham atau lebih yang besama-sama mewakili 1/10 (satu per

    sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

    6. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dengan cara telekonferensi

    antara para anggota Dewan Komisaris yang berada di tempat yang

    berbeda, melalui telepon konferensi, video konferensi atau peralatan

    komunikasi lainnya yang memungkinkan setiap anggota Dewan Komisaris

    dapat saling mendengar dan berkomunikasi serta berpartisipasi dalam

    rapat.

  • 41

    7. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh

    Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh

    Komisaris Utama dan disampaikan dalam jangka waktu sekurang-

    kurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat diadakan atau dalam waktu

    yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak

    memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

    8. Panggilan rapat tersebut tidak disyaratkan apabila semua anggota Dewan

    Komisaris hadir dalam rapat dan dapat diadakan dimanapun juga berhak

    mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

    9. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan

    tempat rapat.

    10. Apabila anggota Dewan Komisaris berhalangan hadir, maka yang

    bersangkutan membuat surat kuasa serta penjelasan dalam rapat

    tersebut yang dituangkan dalam Risalah Rapat.

    11. Materi rapat disiapkan oleh Sekretaris Dewan Komisaris. Materi rapat

    disampaikan bersamaan dengan penyampaian undangan.

    12. Sebelum rapat dilangsungkan, Sekretaris Dewan Komisaris terlebih

    dahulu mengedarkan agenda rapat untuk mendapatkan masukan dari

    para anggota Dewan Komisaris.

    13. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengusulkan agenda-agenda

    untuk rapat yang akan dilaksanakan.

    14. Semua Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam

    hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan, maka rapat dipimpin

    oleh anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh para anggota Dewan

    Komisaris yang hadir dan diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris.

    15. Sebelum memulai materi rapat yang baru, dalam rapat Dewan Komisaris

    dilaksanakan evaluasi atas tindak lanjut hasil rapat sebelumnya.

    16. Semua keputusan Dewan Komisaris diambil dalam Rapat Dewan

    Komisaris. Tingkat kesegeraan pengambilan keputusan Dewan Komisaris

    terhadap usulan Direksi ditetapkan selambat-lambatnya 14 (empat belas)

    hari.

    17. Keputusan dapat pula diambil di luar Rapat Dewan Komisaris sepanjang

    seluruh anggota Dewan Komisaris setuju tentang cara dan materi yang

    diputuskan.

  • 42

    18. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil dengan musyawarah

    untuk mufakat, apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan

    diambil dengan pemungutan suara berdasarkan setuju lebih dari ½ (satu

    per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang

    menjabat yang hadir atau diwakili dalam rapat.

    19. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka

    usul dianggap ditolak.

    20. Suara blanko (abstain) dan suara yang tidak sah dianggap tidak

    dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam

    menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

    21. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan

    yang mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per

    dua) jumlah anggota Dewan Komisaris.

    22. Dalam hal penambahan agenda rapat, Rapat Dewan Komisaris tidak

    berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota Dewan Komisaris

    atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan agenda rapat

    tersebut.

    23. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh

    anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang

    diberikan khusus untuk keperluan itu.

    24. Setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan risalah rapat yang memuat

    pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat yang

    mendukung maupun yang tidak mendukung atau pendapat berbeda

    (dissenting opinion), keputusan/kesimpulan rapat, serta alasan

    ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris, apabila ada.

    25. Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada butir 24 (dua puluh empat) di

    atas ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan seluruh anggota Dewan

    Komisaris yang hadir dalam rapat dilengkapi dengan daftar hadir yang

    ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan seluruh anggota Dewan

    Komisaris yang hadir. Anggota Dewan Ko