daftar inventarisasi masalah (dim) fraksi-fraksi...
TRANSCRIPT
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 1
www.parlemen.net
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) FRAKSI-FRAKSI DPR RI ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEIMIGRASIAN
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : Tetap RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN…
TENTANG
KEIMIGRASIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap
1. RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN…
TENTANG
KEIMIGRASIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
F-PDS : Tetap
Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 2
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Perlu dicantumkan kalimat “wilayah darat, laut dan udara” setelah kalimat “wilyah Negara Republik Indonesia”.
a. bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas wilayah negara Republik Indonesia, yang berupa wilayah darat, laut, dan udara, dalam rangka menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
F-PPP : FPD : Kata-kata “adil dan makmur” tidak nyambung dengan kata-kata sebelumnya dan kata-kata “Republik Indonesia” dihapus.
Menimbang :
a. bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas wilayah negara Republik Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara berdasar-kan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
F-PAN mengusulkan penambahan kata “Kesatuan”
a. bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Menimbang : a. bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas wilayah negara Republik Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
F-KB : Penambahan kata “kesatuan” setelah kata negara
bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 3
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap
F-PDS : Tetap Tetap 3. F-PDIP :
Tambahan substansi b. bahwa Bangsa Indonesia, sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
Sebagai landasan filosofis dari Fungsi keimigrasian, perlu dicantumkan Pembukaan UUD 1945, guna mempertegas upaya untuk melindungi segenap bangsa Indonesia.
F-PG : Tetap F-PDIP : Kata “global” diganti dengan kata “dunia”. Setelah kata “kepastian hokum” ditambah kata “ di wilayah yurisdiksi Negara Republik Indonesia”.
c. bahwa perkembangan dunia dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan berbagai dampak baik yang menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia sehingga diperlukan pengaturan peraturan perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum di wilayah yurisdiksi Negara Republik Indonesia, yang sejalan dengan penghormatan, perlindungan, dan pemajuan hak asasi manusia;
F-PPP :
4. b. bahwa perkembangan global dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan berbagai dampak baik yang menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia sehingga diperlukan pengaturan peraturan perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan penghormatan, perlindungan, dan pemajuan hak asasi manusia;
F-PD : Kata “pengaturan dan pemajuan” kalimat ini kurang tepat, sehingga di hilangkan saja.
b. bahwa perkembangan global dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan berbagai dampak baik yang menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia sehingga diperlukan peraturan perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan penghormatan, dan perlindungan, hak asasi manusia;
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 4
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN berpendapat kata “global” kurang jelas maknanya, oleh karenanya F-PAN mengusulkan perbaikan redaksi
b. bahwa perkembangan global terutama di bidang teknologi dan informasi dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan berbagai dampak baik yang menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia sehingga diperlukan pengaturan peraturan perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan penghormatan, perlindungan, dan pemajuan hak asasi manusia;
F-KB : Kalimat “mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan” diubah menjadi “mobilitas penduduk lintas negara yang dapat menimbulkan…”. Penambahan kata lintas negara dimaksudkan untuk menegaskan dan mensinkronkan isu ini dengan fokus pengaturan dalam UU Imigrasi ini.
bahwa perkembangan global dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk lintas negara yang dapat menimbulkan dampak baik yang menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia sehingga diperlukan pengaturan peraturan perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan penghormatan, perlindungan, dan pemajuan hak asasi manusia;
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan t e t a p F-PBR : Kata pemajuan dihapus saja karena mengandung makna yang kurang jelas dan tumpang tindih
b. bahwa perkembangan global dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan berbagai dampak baik yang menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia sehingga diperlukan peraturan perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan penghormatan, dan perlindungan hak asasi manusia;
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 5
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Perubahan huruf c menjadi d.
d. ……
Konsisten dengan perubahan sebelumnya.
F-PPP :
F-PD : - Kata “tidak memadai” diganti
dengan kata “tidak sesuai”. - Kata “serta” diganti “dan” - Kata “kebutuhan pengaturan,
pelayanan, dan pengawasan” dihapus.
- Kata “yang ada” diganti “ke depan”.
c. bahwa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian sudah tidak sesuai lagi sebagai akibat perkembangan yang terjadi di bidang keimigrasian sehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang baru yang lebih komprehensif serta mampu menjawab tantangan ke depan ;
F-PAN : mengusulkan perbaikan redaksi
c.bahwa sebagai akibat berbagai perkembangan kebutuhan pengaturan, pelayanan, dan pengawasan di bidang keimigrasian, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian sudah tidak memadai lagi sehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang baru yang lebih komprehensif serta mampu menjawab tantangan yang ada;
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan t e t a p
F-PBR : Tetap Tetap
5. c. bahwa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian sudah tidak memadai lagi sebagai akibat berbagai perkembangan kebutuhan pengaturan, pelayanan, dan pengawasan di bidang keimigrasian sehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang baru yang lebih komprehensif serta mampu menjawab tantangan yang ada;
F-PDS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 6
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Perubahan huruf d menjadi e. Setelah kalimat huruf c ditambah dengan kalimat “dan huruf d”.
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Keimigrasian;
F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keimigrasian;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan t e t a p F-PBR : Tetap
6. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keimigrasian;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Perlu ditambahkan diakhir kalimat Indonesia Tahun 1945; kalimat; dan UU No. 12 Tahun 2006. tentang Kewarganegaraan.
Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), dan Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan UU No. 12 Tahun 2006. tentang Kewarganegaraan.
Banyak ketentuan dalam UU kewarganeraan yang terkait langsung dengan RUU Imigrasi.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Perlu penambahan dengan pencantuman UU Kewarganegaraan yang baru
7. Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), dan Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
F-PKS : Ditambah: Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), dan Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 7
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
tentang Kewarganegaraan
F-BPD : Rumusan t e t a p F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR :
8. Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEIMIGRASIAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
9. MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEIMIGRASIAN
F-BPD : Rumusan t e t a p
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 8
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan t e t a p F-PBR : Tetap Tetap
10. BAB I
KETENTUAN UMUM
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Setelah kata wilayah Indonesia, ditambah kalimat “menjaga wilayah yurisdiksi negara”.
1. Keimigrasian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi keimigrasian dalam rangka mengatur lalu-lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia, menjaga wilayah yurisdiksi Negara, menjaga tegaknya kedaulatan negara, serta pengawasan keberadaan dan kegiatan orang asing dalam wilayah negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Menjaga wilayah yurisdiksi Negara, dimaksudkan agar imigrasi berperan pula di perbatasan wilayah Indonesia serta mempu menindak segala pelanggaran yang mungkin terjadi diwilayah perbatasan.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
11. Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi keimigrasian dalam rangka mengatur lalu-lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia, menjaga tegaknya kedaulatan negara, serta pengawasan keberadaan dan kegiatan orang asing dalam wilayah negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.
F-PAN : mengusulkan perbaikan redaksi
1. Keimigrasian adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan fungsi imigrasi dalam rangka mengatur lalu-lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia, menjaga tegaknya kedaulatan negara, perlindungan bagi hak warga negara, pemajuan
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 9
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
hak asasi manusia, serta pengawasan keberadaan dan kegiatan orang asing dalam wilayah negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.
F-KB : Perubahan redaksional
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi keimigrasian yang meliputi pengaturan lalu-lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia, serta pengawasan keberadaan dan kegiatan orang asing dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan t e t a p F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Ditambah kalimat wilayah darat, laut, serta udara.
2. Wilayah negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia, yang meliputi wilayah darat, laut, serta udara, serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan perbaikan redaksi
2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F-KB : Tetap
12. 2. Wilayah negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 10
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Antara frasa “wilayah Indonesia” dengan “serta”, ditambahkan frasa baru “yang meliputi darat, laut, udara,”
2. Wilayah negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia yang meliputi darat, laut, udara, serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Setelah kalimat pelayanan kepada masyarakat, ditambah kata “pengawasan terhadap kegiatan orang asing”. Kalimat “…dan keamanan Negara serta fasilitator pembangunan ekonomi” dihapus.
3. Fungsi keimigrasian adalah bagian dari fungsi pemerintahan negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, pengawasan terhadap kegiatan orang asing, serta penegakan hukum keimigrasian.
Imigrasi tidak hanya melayani masyarakat saja tetapi juga yang terpentiing adalah pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah yurisdiksi Indonesia. Keimigrasian tidak terkait secara langsung dengan fasilitator pembangunan ekonomi.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan kata penegakan kedaulatan wilayah
3. Fungsi keimigrasian adalah bagian dari fungsi pemerintahan negara yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, penegakan kedaulatan wilayah, penegakan hukum keimigrasian dan keamanan negara, serta fasilitator pembangunan ekonomi.
F-KB : Perubahan redaksional
3. Fungsi keimigrasian adalah bagian dari fungsi pemerintahan negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, penegakan hukum keimigrasian dan keamanan negara, serta fasilitator pembangunan ekonomi.
13. 3. Fungsi keimigrasian adalah bagian dari fungsi pemerintahan negara yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, penegakan hukum keimigrasian dan keamanan negara, serta fasilitator pembangunan ekonomi.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 11
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Antara frasa “pelayanan” dengan “kepada” ditambahkan “dan perlindungan”; setelah frasa “fasilitator” ditambahkan “penunjang”; setelah frasa “ekonomi” ditambahkan “nasional”.
3. Fungsi keimigrasian adalah bagian dari fungsi pemerintahan negara yang melakukan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat, penegakan hukum keimigrasian dan keamanan negara, serta fasilitator penunjang pembangunan ekonomi nasional.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR :
14. 4. Orang asing adalah orang yang bukan warga negara Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan penambahan kata wewenang
4. Pimpinan adalah Menteri atau kepala lembaga yang ruang lingkup wewenang, tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang keimigrasian.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
15. 5. Pimpinan adalah Menteri atau kepala lembaga yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang keimigrasian.
F-BPD : Pimpinan diubah menjadi Menteri, dan frasa “atau kepala lembaga”
5. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang keimigrasian.
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 12
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
dihapus. F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kata “dan manajerial”
Pejabat Imigrasi adalah pejabat yang memiliki keahlian teknis dan manajerial keimigrasian dan mempunyai wewenang, tugas, dan tanggung jawab di bidang keimigrasian.
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
16. 6. Pejabat Imigrasi adalah pejabat yang memiliki keahlian teknis keimigrasian dan mempunyai wewenang, tugas, dan tanggung jawab di bidang keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
17. 7. Petugas Pemeriksa Pendaratan adalah petugas imigrasi yang berwenang melakukan pemeriksaan terhadap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau tempat lain yang ditetapkan oleh Pimpinan.
F-PDS : Tetap Tetap 18. 8. Penyidik Keimigrasian adalah Pejabat Pegawai Negeri F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 13
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kata “dan pelanggaran”
Penyidik Keimigrasian adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil Imigrasi yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini untuk melakukan penyidikan tindak pidana (kejahatan) dan pelanggaran keimigrasian
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
Sipil Imigrasi yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini untuk melakukan penyidikan tindak pidana keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
19. 9. Kantor Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang menjalankan fungsi keimigrasian di daerah kabupaten, kota, atau kecamatan.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
20. 10. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar wilayah Indonesia.
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 14
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kata “yang ditetapkan oleh menteri”
Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain yang ditetapkan oleh menteri sebagai tempat masuk dan keluar wilayah Indonesia.
F-BPD : Frasa “tempat pemeriksaan” dihapus. Dan setelah frasa “tempat” ditambahkan frasa “-tempat” ; setelah frasa “lain” ditambahkan “yang ditetapkan Menteri”.
10.Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau tempat-tempat lain yang ditetapkan Menteri sebagai tempat masuk dan keluar wilayah Indonesia.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
21. 11. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara atau Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melakukan perjalanan antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
22. 12. Dokumen Keimigrasian adalah Paspor Biasa, visa, izin masuk, izin tinggal dan perizinan tertulis lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat Imigrasi.
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 15
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN :
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
23. 13. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah Paspor Republik Indonesia dan Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tanda “/” pada kata antara identitas dan kata “data” dihapus diganti kata “dan”.
15. Paspor Republik Indonesia adalah dokumen negara yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan perjalanan antar negara yang memuat identitas dan data tertulis atau elektronik dan photo pemegangnya dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan serta berlaku selama jangka waktu tertentu.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
24. 14. Paspor Republik Indonesia adalah dokumen negara yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan perjalanan antar negara yang memuat identitas/data tertulis atau elektronik dan photo pemegangnya dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan serta berlaku selama jangka waktu tertentu.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 16
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tanda “/” pada kata antara identitas dan kata “data” dihapus diganti kata “dan”.
16. Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia adalah dokumen resmi pengganti paspor yang diberikan dalam keadaan tertentu yang memuat identitas dan data tertulis atau elektronik dan photo pemegangnya dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan serta berlaku selama jangka waktu tertentu.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
25. 15. Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia adalah dokumen resmi pengganti paspor yang diberikan dalam keadaan tertentu yang memuat identitas/data tertulis atau elektronik dan photo pemegangnya dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan serta berlaku selama jangka waktu tertentu.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
26. 16. Visa untuk Republik Indonesia yang selanjutnya disebut visa adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pada perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi orang asing untuk melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia.
F-BPD : Setelah frasa “orang asing untuk” ditambahkan frasa “masuk dan”.
16. Visa untuk Republik Indonesia yang selanjutnya disebut visa adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pada perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi orang asing untuk masuk dan melakukan
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 17
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
perjalanan ke wilayah Indonesia. F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
27. 17. Izin Masuk adalah izin yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan kepada orang asing untuk masuk wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
28. 18. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara Indonesia dan orang asing pemegang Izin Masuk Kembali atau tanda lainnya baik manual maupun elektronik yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan sebagai tanda bahwa yang bersangkutan masuk wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
29. 19. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara Indonesia dan orang asing atau tanda lainnya baik manual maupun elektronik yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan sebagai F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 18
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
tanda bahwa yang bersangkutan keluar wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
30. 20. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi kepada orang asing pemegang Izin Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP :
Izin Tinggal adalah izin yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi kepada orang asing untuk berada di wilayah Indonesia.
Penempurnaan kalimat
F-PPP : Kata “berada” setelah kalimat ”Pejabat Imigrasi untuk”, diganti dengan kata “tinggal”.
22. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada orang asing oleh Pejabat Imigrasi untuk tinggal di wilayah Indonesia
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
31. 21. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada orang asing oleh Pejabat Imigrasi untuk berada di wilayah Indonesia.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 19
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Kata “maupun” setelah kata ”orang” diganti dengan kata”dan/atau”.
23. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau sarana transportasi lain yang lazim dipergunakan untuk mengangkut orang dan/atau barang.
F-PD : Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
32. 22. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau sarana transportasi lain yang lazim dipergunakan baik untuk mengangkut orang maupun barang.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Perlu dijelaskan lebih
rinci pencegahan karena alasan keamanan dan ketertiban umum. Jangan sampai karena alas an perbedaan politik seseorang dicegah untuk bepergian ke luar negeri.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
33. 23. Pencegahan adalah larangan terhadap orang untuk keluar dari wilayah Indonesia berdasarkan alasan keimigrasian, piutang negara, perkara pidana, serta keamanan dan ketertiban umum.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 20
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
34. 24. Penangkalan adalah larangan terhadap orang asing untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan yang ditentukan dalam Undang-Undang ini.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Kurang huruf “T” di awal kalimat.
25. Tindakan Administratif Keimigrasian adalah tindakan administratif dalam bidang keimigrasian yang dikenakan kepada orang asing di luar proses peradilan.
F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Kurang huruf “T” di awal kalimat.
26. Tindakan Administratif Keimigrasian adalah tindakan administratif dalam bidang keimigrasian yang dikenakan kepada orang asing di luar proses peradilan.
35. 25. Tindakan Administratif Keimigrasian adalah tindakan administratif dalam bidang keimigrasian yang dikenakan kepada orang asing di luar proses peradilan.
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 21
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
36. 26. Intelijen Keimigrasian adalah kegiatan penyelidikan keimigrasian dan pengamanan keimigrasian di dalam rangka proses penyajian informasi melalui analisis guna menetapkan perkiraan keadaan keimigrasian yang dihadapi atau yang akan dihadapi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
37. 27. Migran adalah orang asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan maksud untuk menetap dan/ atau bertempat tinggal sementara dan/ atau untuk meneruskan perjalanan ke negara lain.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
38. 28. Penyelundupan migran adalah perbuatan membawa orang asing masuk atau keluar wilayah negara Indonesia secara melawan hukum.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 22
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
39. 29. Rumah atau Ruang Detensi adalah tempat penampungan sementara bagi orang asing yang tidak memiliki izin tinggal atau menunggu proses deportasi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
40. 30. Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan orang asing dari wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
41. 31. Penanggung jawab alat angkut adalah pemilik, pengurus, agen, nakhoda, kapten kapal, kapten pilot, atau pengemudi alat angkut yang bersangkutan.
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 23
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
42. 32. Penumpang adalah setiap orang yang berada di atas alat angkut selain awak alat angkut.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
43. 33. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 24
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kata “kecuali dengan alasan yang diatur dalam undang-undang ini”
Setiap warga negara Indonesia berhak melakukan perjalanan ke luar dan masuk wilayah Indonesia, kecuali dengan alasan yang diatur dalam undang-undang ini.
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
44. Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia berhak melakukan perjalanan ke luar dan masuk wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
45. BAB II
FUNGSI DAN PELAKSANAAN KEIMIGRASIAN
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
46. Pasal 3
(1) Fungsi keimigrasian dilaksanakan oleh Pemerintah. F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 25
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Catatan: Rumusan Penjelasan RUU ini pada Pasal 3 ayat (1) tentang fungsi keimigrasian sebaiknya dihapus karena substansi sudah termuat pada Pasal 1 angka 3.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan tambahan frase dalam Peraturan Pemerintah.
(2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah menetapkan kebijakan keimigrasian dalam Peraturan Pemerintah.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
47. (2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah menetapkan kebijakan keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap 48. (3) Fungsi keimigrasian di sepanjang garis perbatasan wilayah negara Republik Indonesia dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi. F-PDIP :
Kalimat “disepanjang garis perbatasan wilayah Negara Republik
(3) Fungsi keimigrasian dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi.
Fungsi keimigrasian tidak hanya disepanjang garis
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 26
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Indonesia” dihapus. perbatasan wilayah Negara RI tetapi juga di wilayah darat yang menjadi yurisdiksi Negara RI. Penekanan pada wilayah perbatasan dapat dicantumkan dalam penjelasan.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar garis perbatasan diberi penjelasan
F-KB : Perubahan redaksional dengan menambahkan kata “pelaksanaan” di awal kalimat
Pelaksanaan fungsi keimigrasian di sepanjang garis perbatasan wilayah negara Republik Indonesia dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi.
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Ditambah kata ibu kota Negara, provinsi, sebelum kata kabupaten. Kata kecamatan dihapus.
(1) Untuk melaksanakan fungsi keimigrasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dibentuk Kantor Imigrasi di ibukota negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
Kantor imigrasi tidak diperlukan pada tingkat kecamatan.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
49. Pasal 4
(1) Untuk melaksanakan fungsi keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dibentuk Kantor Imigrasi di setiap kabupaten, kota, atau kecamatan.
F-PAN : mempertanyakan tentang pembentukan Kantor Imigrasi di kecamatan ? Dalam kaitan ini, F-PAN mengusulkan rumusan baru
Pasal 4
(1) Untuk melaksanakan fungsi keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dapat dibentuk Kantor Imigrasi di setiap kabupaten, kota, atau kecamatan.
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 27
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Setelah frasa “di setiap” ditambahkan frasa “propinsi, dan dapat dibentuk di”. Usulan ini terkait dengan kemampuan anggaran negara.
Pasal 4
(1)Untuk melaksanakan fungsi keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dibentuk Kantor Imigrasi di setiap propinsi, dan dapat dibentuk di kabupaten, kota, atau kecamatan.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar Ruang Detensi Imigrasi diberi penjelasan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
50. (2) Selain Kantor Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibentuk Rumah atau Ruang Detensi Imigrasi di ibukota negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
51. (3) Penetapan Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau pos imigrasi atau pos lintas batas di wilayah kerja Kantor Imigrasi ditetapkan berdasarkan Keputusan Pimpinan.
F-PKS : Keputusan pimpinan diganti keputusan menteri
Penetapan Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau pos imigrasi atau pos lintas batas di wilayah kerja Kantor Imigrasi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri.
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 28
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Frasa “Pimpinan” diubah dengan “Menteri”
(3)Penetapan Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau pos imigrasi atau pos lintas batas di wilayah kerja Kantor Imigrasi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Dihapus F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
52. Pasal 5
(1) Pada setiap perwakilan Republik Indonesia atau tempat lain di luar negeri terdapat tugas dan fungsi keimigrasian yang dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi.
F-PDS : Argumentasi urgensi perwakilan imigrasi di luar negeri tidak jelas. Karena itu, sebaiknya pasal 5 ayat 1 dan 2 ini sebaiknya dihapuskan.
Dihapus
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar frase peraturan perundang-undangan diberi penjelasan lebih lanjut (peraturan perundang-undangan yang dimaksud)
F-KB : Tetap F-PKS : Dihapus
53. (2) Dalam hal belum ada Pejabat Imigrasi pada perwakilan Republik Indonesia dan tempat lain di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tugas dan fungsi keimigrasian dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 29
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
54. F-BPD : Dimasukan ayat baru
(3) Pejabat dinas luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terlebih dahulu memperoleh pengetahuan di bidang keimigrasian dan mendapatkan akreditasi dari menteri.
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ada penyempurnaan kalimat.
Pasal 6
Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di bidang keimigrasian dengan negara lain atau dengan badan atau organisasi internasional berdasarkan pada peraturan perundang-undangan.
F-PAN : mengusulkan penambahan frase kedualatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 6
Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di bidang keimigrasian dengan negara lain atau dengan badan atau organisasi internasional dengan mendasarkan pada kedualatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan peraturan perundang-undangan
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rmusan tetap F-PBR : Ada penyempurnaan kalimat.
Pasal 6
Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di bidang keimigrasian dengan negara lain atau dengan badan atau organisasi internasional berdasarkan pada peraturan perundang-undangan.
55. Pasal 6
Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di bidang keimigrasian dengan negara lain atau dengan badan atau organisasi internasional dengan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan.
F-PDS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 30
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
56. BAB III
MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
57. Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1) Setiap orang yang masuk atau ke luar wilayah Indonesia wajib memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
58. (2) Setiap orang asing yang masuk wilayah Indonesia wajib memiliki visa yang sah dan masih berlaku.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 31
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap 59. F-BPD :
Dimasukan ayat baru (3) Pejabat dinas luar negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terlebih dahulu memperoleh pengetahuan di bidang keimigrasian dan mendapatkan akreditasi dari Menteri.
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
60. Pasal 8
(1) Setiap orang yang masuk atau ke luar wilayah Indonesia, wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan perubahan redaksi
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemeriksaan dokumen perjalanan dan identitas diri.
F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kata “barang bawaan”
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemeriksaan dokumen perjalanan dan/atau identitas diri serta barang bawaan.
F-BPD : Rumusan tetap
61. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemeriksaan dokumen perjalanan dan/atau identitas diri.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 32
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Ditambah kata penyidikan setelah penyelidikan
(3) Dalam hal adanya keraguan atas keabsahan dokumen perjalanan dan/atau identitas diri seseorang, Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan berwenang untuk melakukan penggeledahan terhadap badan dan barang bawaan dan dapat dilanjutkan dengan proses penyelidikan dan penyidikan keimigrasian.
Proses penyelidikan dapat dilanjutkan dengan proses penyidikan apabila ditemukan bukti permulaan yang cukup sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan perubahan redaksi
(3) Untuk memastikan atas keabsahan dokumen perjalanan dan/atau identitas diri seseorang, Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan berwenang untuk melakukan penggeledahan terhadap badan dan barang bawaan dan dapat dilanjutkan dengan proses penyelidikan keimigrasian.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
62. (3) Dalam hal adanya keraguan atas keabsahan dokumen perjalanan dan/atau identitas diri seseorang, Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan berwenang untuk melakukan penggeledahan terhadap badan dan barang bawaan dan dapat dilanjutkan dengan proses penyelidikan keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
63. Bagian Kedua
Masuk Wilayah Indonesia
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 33
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Kata Orang Asing diganti menjadi Setiap orang penambahan kata atau Tanda Masuk setelah katan izin masuk.
Pasal 9 Setiap orang dapat masuk ke wilayah Indonesia setelah mendapat Izin Masuk atau Tanda Masuk dari Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan.
Ketentuan ini menjadi sinkron dengan ketentuan Pasal 12 ayat (1)
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan perubahan redaksi
Pasal 9 Orang asing diijinkan masuk ke wilayah Indonesia setelah mendapat Izin Masuk dari Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
64. Pasal 9
(1) Orang asing dapat masuk ke wilayah Indonesia setelah mendapat Izin Masuk dari Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan.
F-PDS : Tetap Tetap 65. (2) Warga negara Indonesia dapat masuk ke wilayah
Indonesia setelah mendapat Tanda Masuk dari Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan.
F-PG : Ayat ini dihilangkan karena bertentangan dengan Pasal 12 ayat (1)
Berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (1) setiap WNI tidak dapat ditolak masuk wilayah RI, sedangkan berdasarkan ketentuan ayat ini WNI dapat masuk setelah mendapat tanda masuk dari pejabat Imigrasi atau Petugas
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 34
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Pemeriksa Pendaratan, bagaimana kalau WNI tidak mendapat tanda masuk.
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Agak rancu kalimat di atas. Masa warga Negara Indonesia mau masuk ke Indonesia harus ada izin ?
(2) Warga Negara Indonesia dapat masuk ke wilayah negara lain setelah mendapat tanda masuk dari Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Masa warga Negara Indonesia mau masuk ke Indonesia harus ada izin ? Ayat ini di hapus saja karna kontradiktif dengan Pasal 12 ayat 1
F-PDS : Tidak perlu mendapatkan ijin bagi WNI untuk memasuki wilayah Indonesia
Dihapus
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Perlu dijelaskan
mengenai kondisi “dalam keadaan darurat”, sehingga tidak terjadi multi tafsir.
F-PD : Tetap Tetap
66. Pasal 10
(1) Pejabat Imigrasi dapat memberikan izin masuk darurat kepada orang asing dalam keadaan darurat.
F-PAN :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 35
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
mengusulkan agar kata izin masuk darurat diberi penjelasan F-KB : Tetap F-PKS : Perlu adanya pengaturan yang jelas tentang “keadaan darurat”
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Harus ada klausul penjelasan dalam UU ini tentang apa yang dimaksud keadaan darurat yang dimaksudkan untuk kepastian hokum
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Apa yang dimaksud
dengan “izin masuk darurat sebagai izin timggal kunjungan darurat”, bentuknya pengaturannya bagaimana, berapa lama waktu tinggalnya, dan bagaimana pengawasannya.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan t e t a p Catatan: Izin masuk darurat perlu dijelaskan dan di masukkan dalam Rancangan Penjelasan untuk ayat ini.
67. (2) Izin masuk darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku sebagai izin tinggal kunjungan darurat.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 36
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap 68. F-PDIP :
Tambahan substansi (3) Izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
hanya berlaku untuk jangka waktu .... hari. Perlu ditentukan kriteria untuk pemberian izin darurat:: dalam hal apa, kepada siapa dan untuk jangka waktu berapa lama. Bila disepakati, izin masuk darurat perlu didefinisikan dalam Pasal 1 atau dijelaskan dalam penjelasan pasal.
69. F-KB : Perlu penambahan ketentuan kriteria kedaruratan dan tata cara pengaturannya.
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan kata dapat dihapus
Pasal 11
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan menolak orang asing masuk wilayah Indonesia dalam hal orang asing tersebut:
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
70. Pasal 11
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan dapat menolak orang asing masuk wilayah Indonesia dalam hal orang asing tersebut:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
71. a. namanya tercantum dalam daftar penangkalan;
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 37
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-PAN mengusulkan penambahan kata “masih”
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
72. b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan berlaku;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Kata di “duga” dihapus saja
c. memiliki dokumen perjalanan dan/atau visa palsu;
73. c. memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau visa yang diduga palsu;
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 38
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
74. d. tidak memiliki visa, kecuali yang dibebaskan dari kewajiban memiliki visa;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Kalimat adanya dugaan melakukan perbuatan yang melanggar norma... dstnya dihapus.
e. ternyata menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum.
Sulit untuk menduga apakah seseorang akan melakukan pelanggaran norma kesusilaan. Sbaiknya suatu norma harus jelas, tidak menimbulkan berbagai pengertian. Oleh karena itu adanya dugaan harus pula didasarkan pada fakta yang jelas.
F-PPP : Perlu ditambahkan dalam Penjelasan Pasal 11 huruf e. “menderita gangguan jiwa atau penyakit menular” dibuktikan dengan hasil pemeriksaan tertulis dari dokter yang berkompeten yang ditunjuk oleh pejabat imigrasi
F-PD : Tetap Tetap
75. e. ternyata menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum, atau diduga akan melakukan perbuatan yang melanggar norma kesusilaan yang berlaku di Indonesia;
F-PAN mengusulkan kata ternyata dihapus
e. menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum, atau diduga akan melakukan perbuatan yang melanggar
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 39
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
norma kesusilaan yang berlaku di Indonesia;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP :Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Menambah frasa”dokumen perjalanan
dan/atau sebelum frasa “visa”
f.telah memberi keterangan yang tidak benar dalam memperoleh dokumen perjalanan dan/atau visa;
F-PBR : Tetap
Tetap
76. f. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam memperoleh visa;
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap Di dalam penjelasan
pasal harus dicantumkan apa yang menjadi indikator adanya dugaan terlibat kejahatan internasional.
77.
g. diduga sebagai orang yang terlibat dalam kejahatan internasional dan kejahatan transnasional terorganisasi;
F-PPP : Perlu ditambahkan dalam Penjelasan Pasal 11 huruf g dan huruf lainnya
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 40
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
yang ada kata “diduga” perlu tegaskan bahwa kata “diduga” harus disertai dengan bukti-bukti awal yang kuat dan akurat serta bisa dipertanggungjawabkan di pengadilan. F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
78. h. menunjukkan perilaku yang akan membahayakan keamanan atau ketertiban umum;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap
79. i. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk ditangkap dari suatu negara asing;
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 41
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Perlu dijelaskan bentuk
dan aktivitas kegiatan makar yang dimaksudkan dalam Pasal 11 huruf j ini.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
80. j. diduga terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintah Republik Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
81. k. tidak memiliki biaya hidup yang cukup bagi dirinya atau keluarganya untuk berada di wilayah Indonesia.
F-KB : Usul perubahan substansi. Ketentuan huruf k sebaiknya diperluas persayaratannya dengan mamasukkan klausul tentang pertanggungan/jaminan oleh pihak lain terhadap seseorang yang akan masuk ke wilayah Indonesia atas biaya hidupnya selama berada di wilayah Indonesia
k. tidak memiliki biaya hidup yang cukup bagi dirinya atau keluarganya untuk berada di wilayah Indonesia, atau tidak memiliki jaminan dari pihak lain yang akan menanggung biaya hidup selama di Indonesia.
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 42
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Setelah kata” dalam pengawasan” ditambahkan kalimat” dalam rumah atau ruang detensi imigrasi untuk segera dideportasi ke negara asalnya.”
(2) Orang asing yang ditolak masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan dalam pengawasan dalam rumah atau ruang detensi imigrasi untuk segera dideportasi ke negara asalnya.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar kata pengawasan diberi penjelasan lebih terinci
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menambah frasa” dalam rangka menunggu keberangkatanya ke luar wilayah Indonesia”setelah kalimat pada ayat (1)”. Dan Mengubah frasa “pengawasan” menjadi “Rumah atau Ruang Detensi Imigrasi
(2) Orang asing yang ditolak masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka menunggu keberangkatanya ke luar wilayah Indonesia ditempatkan dalam Rumah atau Ruang Detensi Imigrasi.
Catatan: Rancangan penjelasan untuk ayat ini, diusulkan untuk dihapus.
F-PBR : Tetap Tetap
82. (2) Orang asing yang ditolak masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan dalam pengawasan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
83. Pasal 12
(1) Setiap warga negara Indonesia tidak dapat ditolak masuk wilayah Indonesia.
F-PAN : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 43
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Kalimat” yang sah dan meyakinkan yang menunjukan bahwa yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia” diganti dengan kalimat” seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) meskipun sudah kadaluarsa”.
(2) Dalam hal terdapat keraguan terhadap dokumen perjalanan seorang warga negara Indonesia dan/atau status kewarganegaraannya maka yang bersangkutan harus memberikan bukti lain seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) meskipun sudah kadaluarsa.
Perlu diperjelas bentuk dokumen yang sah yang menunjukan bahwa yang bersangkutan adalah WNI.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar frase bukti lain diberikan penjelasan lebih terinci
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Harus ada kalausul pejelasan dalam UU ini tentang apa yang dimaksudkan dengan “bukti lain kewarga negaraan yang sah dan meyakinkan”.
84. (2) Dalam hal terdapat keraguan terhadap dokumen perjalanan seorang warga negara Indonesia dan/atau status kewarganegaraannya maka yang bersangkutan harus memberikan bukti lain yang sah dan meyakinkan yang menunjukan bahwa yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
85. (3) Dalam rangka menunggu bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang bersangkutan dapat ditempatkan dalam Rumah atau Ruang Detensi Imigrasi.
F-PAN :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 44
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
mempertanyakan makna kata “ditempatkan”, apakah sebagai tahanan atau sandera, atau makna yang lain. Hal ini perlu ada kejelasan, sehingga tidak ada interpretasi. F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
86. Bagian Ketiga
Keluar Wilayah Indonesia
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan frase Pejabat Imigrasi atau
Pasal 13
Setiap orang dapat keluar wilayah Indonesia setelah mendapat Tanda Keluar dari Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan.
F-KB : Tetap
87. Pasal 13
Setiap orang dapat keluar wilayah Indonesia setelah mendapat Tanda Keluar dari Petugas Pemeriksa Pendaratan.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 45
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Pada akhir kalimat ditambahkan frasa “ atau Pejabat imigrasi”.
Pasal 13
Setiap orang dapat keluar wilayah Indonesia setelah mendapat Tanda Keluar dari Petugas Pemeriksa Pendaratan atau Pejabat Imigrasi.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
88. Pasal 14
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan berwenang menolak orang untuk ke luar wilayah Indonesia dalam hal orang tersebut:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
89. a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku; atau
F-PDS : Tetap
Tetap
90. b. diperlukan untuk kepentingan penyelidikan dan F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 46
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
penyidikan atas permintaan pejabat yang berwenang.
F-PDS : Tetap Tetap
91. F-PAN mengusulkan rumusan baru
c. namanya tercantum dalam daftar penangkalan; d. diduga sebagai orang terlibat dalam kejahatan
internasional dan kejahatan transnasioal terorganisasi;
e. diduga sebagai orang yang terlibat dalam kejahatan internasional dan kejahatan transnasional terorganisasi;
f. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk ditangkap dari suatu negara asing;
g. diduga terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintah Republik Indonesia;
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar peraturan perundang-undangan diber penjelasan lebih lanjut
92. (2) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan juga berwenang menolak orang asing untuk ke luar wilayah Indonesia dalam hal orang asing tersebut masih mempunyai kewajiban di Indonesia yang harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 47
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
93. Bagian Keempat
Kewajiban Penanggung Jawab Alat Angkut
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
94. Pasal 15
(1) Penanggung jawab alat angkut yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan alat angkutnya wajib melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
95. (2) Penanggung jawab alat angkut yang membawa penumpang yang akan masuk atau ke luar wilayah Indonesia hanya dapat menurunkan atau menaikkan penumpang di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
F-PD : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 48
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
96. (3) Nakhoda kapal laut wajib melarang orang asing yang tidak mendapat Izin Masuk untuk meninggalkan alat angkutnya selama alat angkut tersebut berada di wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
97. Pasal 16
(1) Penanggung jawab alat angkut yang datang dari luar wilayah Indonesia atau akan berangkat keluar wilayah Indonesia diwajibkan untuk:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 98. a. memberitahukan rencana kedatangan atau rencana
keberangkatan secara tertulis atau elektronik kepada F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 49
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan frase baru
a. memberitahukan rencana kedatangan atau rencana keberangkatan secara tertulis atau elektronik kepada Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum kedatangan;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
99. b. menyampaikan daftar penumpang dan daftar awak alat angkut yang ditandatanganinya kepada Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
100. c. memberikan tanda atau mengibarkan bendera isyarat bagi kapal laut yang datang dari luar wilayah Indonesia dengan membawa penumpang;
F-PAN : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 50
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
101. d. melarang setiap orang naik atau turun dari alat angkut tanpa izin Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan sebelum dan selama dilakukan pemeriksaan keimigrasian;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
102. e. melarang setiap orang naik atau turun dari alat angkut yang telah mendapat penyelesaian keimigrasian selama menunggu keberangkatan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 103. f. membawa kembali keluar wilayah Indonesia pada
kesempatan pertama setiap orang asing yang datang F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 51
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
dengan alat angkutnya yang tidak mendapat Izin Masuk;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mempertanyakan bagaimana mekanisme “menjamin”
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
104. g. menjamin bahwa orang asing yang diduga atau dicurigai akan masuk ke wilayah Indonesia secara tidak sah, untuk tidak turun dari alat angkutnya; dan
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
105. h. menanggung segala biaya yang timbul sebagai akibat pemulangan setiap penumpang dan/atau awak alat angkutnya.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 52
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : mengusulkan agar Sistem Informasi Pemrosesan Pendahuluan Data Penumpang diberikan penjelasan lebih lanjut
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan t e t a p
Catatan: Mempertanyakan kepada Pemerintah apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian karena di dalam Pasal 1 RUU ini maupun rancangan penjelasannya tidak ditegaskan.
F-PBR : Tetap Tetap
106. (2) Penanggung jawab alat angkut reguler wajib menggunakan Sistem Informasi Pemrosesan Pendahuluan Data Penumpang dan melakukan kerja sama dalam rangka pemberitahuan data penumpang melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
107. Pasal 17
(1) Penanggung jawab alat angkut wajib meneliti Dokumen Perjalanan dan/atau visa setiap penumpang yang akan F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 53
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan kata /atau dihapus
Pasal 17
Penanggung jawab alat angkut wajib meneliti Dokumen Perjalanan dan visa setiap penumpang yang akan melakukan perjalanan masuk ke wilayah Indonesia.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
melakukan perjalanan masuk ke wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
108. (2) Penelitian dilakukan sebelum penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) naik ke alat angkutnya yang akan menuju ke wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
109. (3) Penanggung jawab alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menolak untuk mengangkut setiap penumpang yang tidak memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau visa yang sah dan masih berlaku.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 54
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan frase
pada kesempatan pertama
(4) Apabila ternyata dalam pemeriksaan keimigrasian
oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan ditemukan ada penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penanggung jawab alat angkut dikenakan biaya beban dan berkewajiban untuk membawa kembali penumpang tersebut keluar wilayah Indonesia pada kesempatan pertama.
F-KB : Tetap F-PKS : F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
110. (4) Apabila ternyata dalam pemeriksaan keimigrasian oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan ditemukan ada penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penanggung jawab alat angkut dikenakan biaya beban dan berkewajiban untuk membawa kembali penumpang tersebut keluar wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
111. Pasal 18
Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan yang bertugas, berwenang naik ke alat angkut yang berlabuh di pelabuhan, mendarat di bandar udara, atau berada di pos lintas batas untuk kepentingan pemeriksaan keimigrasian. F-PAN :
mengusulkan perubahan redaksi
Pasal 18
Untuk kepentingan pemeriksaan keimigrasian, Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan yang bertugas berwenang naik ke alat angkut yang berlabuh di pelabuhan, mendarat di
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 55
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
bandar udara, atau berada di pos lintas batas.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan frase ke suatu tempat diberi penjelasan lebih lanjut (apakah yang dimaksud area imigrasi)
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
112. Pasal 19
Dalam hal terdapat dugaan adanya pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 atau Pasal 16, Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan berwenang memerintahkan penanggung jawab alat angkut untuk menghentikan atau membawa alat angkutnya ke suatu tempat guna kepentingan pemeriksaan keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
113. Bagian Kelima
Area Imigrasi
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 56
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
114. Pasal 20
(1) Pada setiap Tempat Pemeriksaan Imigrasi ditetapkan suatu area tertentu untuk melakukan pemeriksaan keimigrasian yang disebut dengan Area Imigrasi.
F-PDS : F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan ayat (2) menjadi ayat (3)
(2) Kepala Kantor Imigrasi bersama-sama dengan pengelola bandar udara, pelabuhan laut, dan pos lintas batas menetapkan Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
115. (2) Area Imigrasi merupakan area terbatas yang hanya dapat dilalui oleh penumpang atau awak alat angkut yang akan keluar atau masuk wilayah Indonesia atau pejabat dan petugas yang berwenang.
F-PDS : F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
116. (3) Kepala Kantor Imigrasi bersama-sama dengan pengelola bandar udara, pelabuhan laut, dan pos lintas batas menetapkan Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PAN : mengusulkan ayat (3) menjadi ayat
(3) Area Imigrasi merupakan area terbatas yang hanya dapat dilalui oleh penumpang atau awak alat
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 57
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
(2) angkut yang akan keluar atau masuk wilayah Indonesia atau pejabat dan petugas yang berwenang.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan kata “hanya”
(4) Pengelola bandar udara, pelabuhan laut, dan pos lintas batas, hanya dapat mengeluarkan tanda untuk memasuki Area Imigrasi setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kepala Kantor Imigrasi.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
117. (4) Pengelola bandar udara, pelabuhan laut, dan pos lintas batas, dapat mengeluarkan tanda untuk memasuki Area Imigrasi setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kepala Kantor Imigrasi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
118. Pasal 21
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara masuk dan keluar wilayah Indonesia diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PAN : mengusulkan frase baru yang harus sudah ditetapkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak undang-undang ini diundangkan
Pasal 21
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara masuk dan keluar wilayah Indonesia diatur dengan Peraturan Pemerintah yang harus sudah ditetapkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak undang-undang ini diundangkan
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 58
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
119. BAB IV
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
120. Bagian Kesatu
Pencegahan
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
121. Pasal 22
(1) Pimpinan berwenang dan bertanggung jawab melakukan pencegahan yang menyangkut bidang keimigrasian. F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 59
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
Pasal 22
(1)Menteri berwenang dan bertanggung jawab melakukan pencegahan yang menyangkut bidang keimigrasian.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
122. (2) Selain pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pimpinan juga melaksanakan pencegahan berdasarkan:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
123. a. keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung, sesuai dengan bidang dan tugasnya masing-masing dan peraturan perundang-undangan;
F-PAN : mengusulkan agar peraturan perundang-undangan diberi
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 60
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
penjelasan lebih lanjut F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN :
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
124. b. permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan/atau
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan kata perintah diganti permintaan
c.permintaan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai dengan undang-undang yang mengaturnya.
125. c. perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai dengan undang-undang yang mengaturnya.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 61
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap 126. F-PAN :
mengusulkan rumusan baru d. permintaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan sesuai dengan undang-undang yang mengaturnya
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan rumusan baru
(3) Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi bertanggung jawab atas keputusan, permintaan dan perintah pencegahan yang dibuatnya.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
127. (3) Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab atas keputusan, permintaan dan perintah pencegahan yang dibuatnya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
128. Pasal 23
Dalam keadaan yang mendesak atau mendadak pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a dan huruf c dapat meminta secara langsung kepada Pejabat Imigrasi tertentu untuk melakukan pencegahan. F-PPP :
Perlu ada penjelasan lebih lanjut mengenai maksud dari pejabat imigrasi tertentu melalui Peraturan Pemerintah.
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 62
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : mengusulkan penambahan frase atau Petugas Pemeriksa Pendaratan
Pasal 23
Dalam keadaan yang mendesak atau mendadak pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a dan huruf c dapat meminta secara langsung kepada Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan tertentu untuk melakukan pencegahan.
F-KB : Tetap
F-PKS : Ditambah kata “huruf b”
Dalam keadaan yang mendesak atau mendadak pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dapat meminta secara langsung kepada Pejabat Imigrasi tertentu untuk melakukan pencegahan.
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS :
129. Pasal 24
Pelaksanaan atas keputusan pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilakukan oleh Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
F-BPD : Ditambah kata “huruf b”
Dalam keadaan yang mendesak atau mendadak
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 63
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dapat meminta secara langsung kepada Pejabat Imigrasi tertentu untuk melakukan pencegahan.
F-PBR :
F-PDS :
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan kata
(1) Pencegahan yang dilakukan oleh Pimpinan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ditetapkan dengan keputusan tertulis.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap
Tetap
130. Pasal 25
(1). Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ditetapkan dengan keputusan tertulis.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : Tetap
131. (2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 64
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : Tetap
F-KB : Tetap
F-PKS : Ditambah kata “negara asal”
nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, atau umur, negara asal serta photo yang dikenai pencegahan;
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
132. a. nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, atau umur serta photo yang dikenai pencegahan;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
133. b. alasan pencegahan; dan
F-PAN : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 65
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : Tetap
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
134. c. jangka waktu pencegahan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan 7 (tujuh) diganti dengan 3 (tiga)
(3) Keputusan pencegahan disampaikan kepada orang yang dikenai pencegahan paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal keputusan ditetapkan.
135. (3) Keputusan pencegahan disampaikan kepada orang yang dikenai pencegahan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan ditetapkan.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 66
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD :
Menambah frasa”disampaikan kepada masyarakat dan atau orang lain pada alamat orang yang terkena
pencegahan”
(3)Keputusan pencegahan disampaikan kepada masyarakat dan atau orang lain pada alamat orang yang terkena pencegahan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan ditetapkan.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
(4)Dalam hal keputusan pencegahan dikeluarkan oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2), keputusan tersebut juga disampaikan kepada Menteri paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dengan permintaan untuk dilaksanakan.
F-PBR : Tetap Tetap
136. (4) Dalam hal keputusan pencegahan dikeluarkan oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2), keputusan tersebut juga disampaikan kepada Pimpinan paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dengan permintaan untuk dilaksanakan.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
137. (5) Pimpinan dapat menolak permintaan pelaksanaan pencegahan apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 67
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
(5)Menteri dapat menolak permintaan pelaksanaan pencegahan apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan 7 (tujuh) diganti dengan 3 (tiga)
(7) Pemberitahuan penolakan pelaksanaan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal permohonan pencegahan diterima.
F-KB : Usul penambahan substansi, dengan mencantumkan keharusan Pimpinan untuk menjelaskan kekurangan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2)
(6) Pemberitahuan penolakan pelaksanaan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disertai dengan penjelasan atas alasan-alasan penolakan berdasarkan ketetntuan sebagaimana tercantum dalam ayat (2), dan harus disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan pencegahan diterima.
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
138. (6) Pemberitahuan penolakan pelaksanaan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan pencegahan diterima.
F-PDS : Tetap Tetap 139. F- KB :
Usul penambahan subsatnsi dan redaksi:
(7) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) dapat mengajukan kembali permohonan pencegahan setelah memperbaiki dan atau melengkapi kekurangan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
140. (7) Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan pencegahan ke dalam daftar pencegahan dan mengirimkannya kepada Kepala Kantor Imigrasi di F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 68
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Penyesuaian nomor ayat
(8) Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan pencegahan ke dalam daftar pencegahan dan mengirimkannya kepada Kepala Kantor Imigrasi di seluruh wilayah Indonesia untuk dilaksanakan.
F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
(7)Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan pencegahan ke dalam daftar pencegahan dan mengirimkannya kepada Kepala Kantor Imigrasi di seluruh wilayah Indonesia untuk dilaksanakan.
F-PBR : Tetap Tetap
seluruh wilayah Indonesia untuk dilaksanakan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
141. Pasal 26
Berdasarkan daftar pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (7), Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan wajib menolak orang yang dikenai pencegahan keluar wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
142. Pasal 27 (1) Setiap orang yang dikenai pencegahan dapat
mengajukan keberatan kepada pejabat yang mengeluarkan keputusan pencegahan.
F-PAN : mengusulkan frase baru melalui Pimpinan
Pasal 27
(1) Setiap orang yang dikenai pencegahan dapat
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 69
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
mengajukan keberatan kepada pejabat yang mengeluarkan keputusan pencegahan melalui Pimpinan .
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap
Tetap
143. (2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertulis disertai dengan alasan dan disampaikan dalam jangka waktu berlakunya masa pencegahan.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
144. (3) Pengajuan keberatan tidak menunda pelaksanaan pencegahan.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 70
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mempertanyakan apa pertimbangannya Jangka waktu pencegahan berlaku paling lama 6 (enam) bulan
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
145. Pasal 28
(1) Jangka waktu pencegahan berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
146. (2) Dalam hal tidak ada keputusan perpanjangan masa pencegahan maka pencegahan berakhir demi hukum.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
147. Bagian Kedua
Penangkalan
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 71
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Frasa “Pimpinan” diubah dengan “Menteri”
Pasal 29
(1) Menteri berwenang melakukan penangkalan.
F-PBR : Tetap Tetap
148. Pasal 29
(1) Pimpinan berwenang melakukan penangkalan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan frase baru sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 ayat (2)
(2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 ayat (2) dapat meminta kepada Pimpinan untuk melakukan penangkalan
F-KB : Tetap F-PKS :
149. (2) Pejabat yang berwenang dapat meminta kepada Pimpinan untuk melakukan penangkalan.
F-BPD : Frasa “Pimpinan” diubah dengan
“Menteri”
(2) Pejabat yang berwenang dapat meminta kepada Menteri untuk melakukan penangkalan.
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 72
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
Pasal 30
Pelaksanaan penangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dilakukan oleh Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
F-PBR : Tetap Tetap
150. Pasal 30
Pelaksanaan penangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dilakukan oleh Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD :Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
151. Pasal 31
(1) Penangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ditetapkan dengan keputusan tertulis.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap 152. (2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit: : F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 73
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kata “negara asal”
nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, atau umur, negara asal serta photo yang dikenai penangkalan
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap
153. a. nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, atau umur serta photo yang dikenai penangkalan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
154. b. alasan penangkalan; dan
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 74
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
155. c. jangka waktu penangkalan.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
156. (3) Keputusan penangkalan atas permintaan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) dikeluarkan oleh Pimpinan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal permintaan penangkalan tersebut diajukan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
157. (4) Pimpinan dapat menolak permintaan penangkalan apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 75
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
(4)Pimpinan dapat menolak permintaan penangkalan apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Usul penambahan substansi, dengan mencantumkan keharusan Pimpinan untuk menjelaskan kekurangan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2)
(5) Pemberitahuan penolakan pelaksanaan
pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disertai dengan penjelasan atas alasan-alasan penolakan berdasarkan ketetntuan sebagaimana tercantum dalam ayat (2), dan harus disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan pencegahan diterima.
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
158. (5) Pemberitahuan penolakan permintaan penangkalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal permintaan penangkalan diterima.
F-PDS : Tetap Tetap 159. F-KB :
Usul penambahan subsatnsi dan redaksi:
(6) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) dapat mengajukan kembali permohonan pencegahan setelah memperbaiki dan atau melengkapi kekurangan
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 76
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
(6)Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan penangkalan ke dalam daftar penangkalan dan mengirimkannya kepada Kepala Kantor Imigrasi di seluruh wilayah Indonesia dan Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk dilaksanakan.
F-PBR : Tetap Tetap
160. (6) Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan penangkalan ke dalam daftar penangkalan dan mengirimkannya kepada Kepala Kantor Imigrasi di seluruh wilayah Indonesia dan Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk dilaksanakan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
161. Pasal 32
Berdasarkan daftar penangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (6), Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan wajib menolak orang yang dikenai penangkalan untuk masuk ke wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap 162. Pasal 33
(1) Jangka waktu penangkalan berlaku paling lama 6 (enam) F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 77
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
163. (2) Dalam hal tidak ada keputusan perpanjangan masa penangkalan maka penangkalan berakhir demi hukum.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
164. (3) Keputusan penangkalan seumur hidup dapat dikenakan terhadap orang asing yang dianggap dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
F-PPP : Perlu dijelaskan kriteria yang dimaksudkan dengan “orang asing yang dianggap dapat mengganggu keamanan dan
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 78
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
ketertiban umum” F-PD : Tetap F-PAN : F-KB : Dihapus karena bertentangan dengan prinsip HAM. Kita tidak dapat mengjudge seseorang bahwa dia akan selamanya menjadi orang yang berbahaya. Namun demikian, FKB memahami pentingnya menjaga kemananan nasional dan ketertiban umum. Oleh karena itu, FKB mengusulkan perubahan substansi dan redaksi.
(3) Jangka waktu penangkalan terhadap orang asing
yang dianggap dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum paling lama 10 (sepuluh) tahun, dan dapat diperpanjang berdasarkan atas penilaian terhadap perilaku yang bersangkutan.
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan dibagi menjadi 2 ayat
Pasal 34
(1). Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pencegahan dan penangkalan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2). Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah terbit paling lambat 6 (enam) sejak undang-undang ini diundangkan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
165. Pasal 34
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pencegahan dan penangkalan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 79
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
166. BAB V
VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN TINGGAL
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
167. Bagian Kesatu
Visa
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap
168. Pasal 35
Visa terdiri dari:
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 80
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
169. a. Visa Diplomatik;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
170. b. Visa Dinas;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
171. c. Visa Kunjungan;
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 81
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
172. d. Visa Tinggal Terbatas.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
173. Pasal 36
Visa Diplomatik diberikan kepada orang asing pemegang Paspor Diplomatik yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dalam rangka tugas yang bersifat diplomatik.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 82
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
174. Pasal 37
Visa Dinas diberikan kepada orang asing pemegang Paspor Dinas yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dalam rangka melaksanakan tugas resmi yang tidak bersifat diplomatik dari pemerintah asing yang bersangkutan atau organisasi internasional.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
175. Pasal 38
Pemberian Visa Diplomatik dan Visa Dinas merupakan kewenangan Menteri Luar Negeri dan dalam pelaksanaannya dikeluarkan oleh Pejabat Dinas Luar Negeri pada perwakilan pemerintah Republik Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap
176. Pasal 39
Visa Kunjungan diberikan kepada orang asing yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dalam rangka kunjungan untuk tugas pemerintahan, sosial budaya, pariwisata, bisnis, atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 83
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
177. Pasal 40
Visa Tinggal Terbatas diberikan kepada orang asing yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia untuk bertempat tinggal dalam jangka waktu yang terbatas.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
Pasal 41
(1)Pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas merupakan kewenangan Pimpinan.
F-PBR : Tetap Tetap
178. Pasal 41
(1) Pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas merupakan kewenangan Pimpinan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
179. (2) Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dan ditandatangani oleh Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 84
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Kewenangannya diganti oleh pejabat dinas Luar Negeri (kedutaan/konsuler) Republik Indonesia di luar negeri
Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dan ditandatangani oleh Pejabat Dinas Luar Negeri (kedutaan/konsuler) Republik Indonesia di luar negeri.
F-BPD :Rumusan tetap F-PBR :Tetap Tetap
F-PDS : Apakah dibutuhkan pejabat imigrasi khusus di Luar Negeri? Ataukah sebaiknya dilakukan oleh Dep Luar Negeri saja?
Sebaiknya dihapus
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
180. (3) Dalam hal pada Perwakilan Republik Indonesia belum ada Pejabat Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas dilaksanakan oleh Pejabat Dinas Luar Negeri.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap
181. (4) Pejabat Dinas Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berwenang memberikan Visa setelah memperoleh Keputusan dari Pimpinan.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 85
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
(4)Pejabat Dinas Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berwenang memberikan Visa setelah memperoleh Keputusan dari Menteri.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
182. Pasal 42
(1) Visa Kunjungan dapat juga diberikan kepada orang asing pada saat kedatangan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
183. (2) Orang asing yang dapat diberikan Visa Kunjungan pada Saat Kedatangan adalah orang asing warga negara dari negara-negara tertentu yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Pimpinan.
F-BPD : Mengganti frasa “Pimpinan” menjadi
“Menteri”
(2)Orang asing yang dapat diberikan Visa Kunjungan pada Saat Kedatangan adalah orang asing warga negara dari negara-negara tertentu yang
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 86
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
184. (3) Pemberian Visa Kunjungan Saat Kedatangan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
185. Pasal 43
Permohonan visa dapat ditolak dalam hal pemohon:
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
186. a. namanya tercantum dalam daftar penangkalan;
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 87
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap Tetap
187. b. tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku;
F-PDS : Tetap Tetap 188. F-PAN :
mengusulkan rumusan baru, butir berikutnya menyesuaikan
c. memiliki Dokumen Perjalanan yang diduga
palsu;
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN :
189. c. tidak cukup memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau keluarganya selama berada di Indonesia;
F-KB : Perubahan sebagai konsekwensi perubahan atas DIM nomor 76
c. tidak cukup memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau keluarganya selama berada di Indonesia; atau tidak memiliki jaminan dari pihak lain yang akan menanggung biaya hidup
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 88
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
selama di Indonesia. F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap Tetap
190. d. tidak memiliki tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan perjalanan ke negara lain;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap Tetap
191. e. tidak memiliki izin masuk kembali ke negara asal atau tidak memiliki visa ke negara lain;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
192. f. menderita penyakit menular, gangguan jiwa, atau hal-hal lain yang dapat membahayakan kesehatan atau ketertiban umum, atau dicurigai akan melakukan perbuatan yang melanggar norma kesusilaan yang F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 89
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap Tetap
berlaku di Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : F-PBR : Tetap Tetap
193. g. dicurigai terlibat dalam kejahatan internasional atau kejahatan transnasional yang terorganisasi.
F-PDS : Tetap Tetap 194. F-PAN :
mengusulkan rumusan baru
i. telah memberikan keterangan yang tidak benar dalam memperoleh visa;
j. menunjukkan perilaku yang akan membahayakan keamanan atau ketertiban umum;
k. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk ditangkap dari suatu negara asing;
l. diduga terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintahan Republik Indonesia.
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
195. Pasal 44
(1) Dalam hal tertentu orang asing dapat dibebaskan dari kewajiban memiliki visa.
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 90
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN :
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
196. (2) Orang asing yang dibebaskan dari kewajiban memiliki visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
197. a. orang asing warga negara dari negara tertentu yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden dengan memperhatikan asas timbal balik dan asas manfaat;
F-PAN : mengusulkan frase asas timbal balik dan asas manfaat diberikan
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 91
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
penjelasan F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
198. b. orang asing pemegang Izin Tinggal yang memiliki Izin Masuk Kembali yang masih berlaku;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
199. c. kapten, nakhoda, atau awak yang sedang bertugas pada alat angkut;
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 92
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
200. d. nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apung yang diberi Kemudahan Khusus Keimigrasian dan datang langsung dengan alat angkutnya untuk beroperasi di perairan Indonesia, laut teritorial, landas kontinen di luar perairan teritorial atau zona ekonomi eksklusif Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap 201. F-PAN :
mengusulkan rumusan baru (3) Pembebasan dari kewajiban memiliki visa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilaksanakan secara ketat dan selektif.
202. F-BPD : Menambah ketentuan baru “huruf e”
e. penumpang transit di pelabuhan atau bandar udara di wilayah Indonesia se- panjang tidak ke luar dari tempat transit yang berada di daerah Tempat Pemerik saan Imigrasi.
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
203. Bagian Kedua
Izin Masuk
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 93
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan tambahan kata “semua”
Pasal 45
Izin Masuk diberikan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi kepada orang asing yang telah memenuhi semua persyaratan untuk masuk ke wilayah Indonesia.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
204. Pasal 45
(1) Izin Masuk diberikan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi kepada orang asing yang telah memenuhi persyaratan untuk masuk ke wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
205. (2) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan berwenang untuk menolak orang asing tertentu yang masuk wilayah Indonesia, meskipun yang bersangkutan memiliki visa.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
206. Pasal 46
(1) Izin Masuk bagi orang asing pemegang Visa Diplomatik atau Visa Dinas yang melakukan kunjungan singkat di F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 94
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Indonesia, berlaku juga sebagai Izin Tinggal Diplomatik atau Izin Tinggal Dinas.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
207. (2) Izin Masuk bagi orang asing yang dibebaskan dari kewajiban memiliki visa atau pemegang Visa Kunjungan, berlaku juga sebagai Izin Tinggal Kunjungan.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap 208. Pasal 47
(1) Orang asing pemegang Visa Diplomatik atau Visa Dinas dengan maksud bertempat tinggal di wilayah Indonesia, wajib memohon kepada Menteri Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk untuk memperoleh Izin Tinggal Diplomatik atau Izin Tinggal Dinas.
F-PDIP : Dihapus
Ketentuan ini hendaknya tidak dimasukkan dalam Pasal tentang Izin masuk, tetapi diintegrasikan ke dalam ketentuan tentang Izin Tinggal (Pasal Selanjutnya: Pasal 50 ayat 2).
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 95
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
F-KB : Perubahan redaksional
Orang asing pemegang Visa Diplomatik atau Visa Dinas dengan maksud bertempat tinggal di wilayah Indonesia, wajib mengajukan permohonan kepada Menteri Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk untuk memperoleh Izin Tinggal Diplomatik atau Izin Tinggal Dinas.
F-PKS : Tetap
F-BPD : Menambah frasa “olehnya”
Pasal 47
(1)Orang asing pemegang Visa Diplomatik atau Visa Dinas dengan maksud bertempat tinggal di wilayah Indonesia, wajib memohon kepada Menteri Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk olehnya untuk memperoleh Izin Tinggal Diplomatik atau Izin Tinggal Dinas.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus
Ketentuan ini hendaknya tidak dimasukkan dalam Pasal tentang Izin masuk, tetapi diintegrasikan ke dalam ketentuan tentang Izin Tinggal Terbatas (Pasal Selanjutnya: Pasal 52).
F-PPP :
209. (2) Orang asing pemegang Visa Tinggal Terbatas, setelah mendapat Izin Masuk wajib memohon kepada Kepala Kantor Imigrasi untuk memperoleh Izin Tinggal Terbatas.
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 96
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Perubahan redaksional
Orang asing pemegang Visa Tinggal Terbatas, setelah mendapat Izin Masuk wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Imigrasi untuk memperoleh Izin Tinggal Terbatas.
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus
Menyesuaikan dengan ketentuan sebelumnya.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
210. (3) Apabila orang asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak melaksanakan kewajiban tersebut, maka orang asing yang bersangkutan dianggap berada di wilayah Indonesia secara tidak sah.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
211. Pasal 48
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara, jenis kegiatan, dan besarnya biaya untuk memperoleh Visa Diplomatik, Visa Dinas, Visa Kunjungan, dan Visa Tinggal Terbatas, serta tata cara pemberian izin masuk, diatur dengan Peraturan Pemerintah. F-PAN :
mengusulkan ayat baru
Pasal 48
(1). Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara, jenis kegiatan, dan besarnya biaya untuk memperoleh Visa Diplomatik, Visa Dinas, Visa Kunjungan, dan Visa Tinggal Terbatas, serta tata
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 97
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
cara pemberian izin masuk, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2). Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sudah terbit paling lambat 6 (enam) sejak undang-undang ini diundangkan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
212. Bagian Ketiga
Izin Tinggal
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
213. Pasal 49
(1) Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki Izin Tinggal.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 98
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
214. (2) Izin Tinggal diberikan kepada orang asing sesuai dengan visa yang dimilikinya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
215. (3) Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
216. a. Izin Tinggal Diplomatik;
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 99
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
217. b. Izin Tinggal Dinas;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
218. c. Izin Tinggal Kunjungan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
219. d. Izin Tinggal Terbatas; dan
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 100
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
220. e. Izin Tinggal Tetap.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :
Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri
(4) Pimpinan berwenang untuk melarang orang asing yang telah diberi Izin Tinggal berada pada satu daerah tertentu di wilayah Indonesia.
F-PBR : Tetap Tetap
221. (4) Pimpinan berwenang untuk melarang orang asing yang telah diberi Izin Tinggal berada pada satu daerah tertentu di wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap 222. (5) Terhadap orang asing yang sedang menjalani F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 101
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Kata “ terhadap “ dihapus.
(5) Terhadap orang asing yang sedang menjalani
penahanan untuk kepen-tingan proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau menjalani pidana kurungan atau pidana penjara diLembaga Pema-syarakatan, sedangkan izin tinggalnya telah lampau waktu, orang asing tersebut tidak dikenakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PAN : mengusulkan perbaikan redaksi
(5) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dikenakan terhadap orang asing yang izin tinggalnya telah lampau waktu tetapi sedang menjalani penahanan untuk kepentingan proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau menjalani pidana kurungan atau pidana penjara di Lembaga Pemasyarakatan.
F-KB : Tetap F-PKS :Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
penahanan untuk kepentingan proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau menjalani pidana kurungan atau pidana penjara di Lembaga Pemasyarakatan, sedangkan izin tinggalnya telah lampau waktu, terhadap orang asing tersebut tidak dikenakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PBR : Kata “ terhadap “ dihapus.
(5) Terhadap orang asing yang sedang menjalani
penahanan untuk kepen-tingan proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau menjalani pidana kurungan atau pidana penjara diLembaga Pema-syarakatan, sedangkan izin tinggalnya telah lampau waktu, orang asing tersebut tidak dikenakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 102
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
223. Pasal 50
(1) Izin Tinggal Diplomatik diberikan kepada orang asing pemegang Paspor Diplomatik yang masuk ke wilayah Indonesia dengan Visa Diplomatik;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
224. (2) Izin Tinggal Dinas diberikan kepada orang asing pemegang Paspor Dinas yang masuk ke wilayah Indonesia dengan Visa Dinas;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
225. (3) Izin Tinggal Diplomatik dan Izin Tinggal Dinas serta perpanjangannya diberikan oleh Menteri Luar Negeri atau Pejabat yang ditunjuk.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 103
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
226. Pasal 51
(1) Izin Tinggal Kunjungan diberikan kepada:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
227. a. orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan Visa Kunjungan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
228. b. anak yang baru lahir di wilayah Indonesia dan pada saat lahir ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal Kunjungan.
F-PAN :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 104
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
229. (2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diberikan sesuai dengan Izin Tinggal Kunjungan ayah dan/atau ibunya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
230. Pasal 52
(1) Izin Tinggal Terbatas diberikan kepada:
F-PDS : Tetap
Tetap
231. a. orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 105
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan teta
F-PBR : Tetap
Tetap
dengan Visa Tinggal Terbatas;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
232. b. anak yang pada saat lahir di wilayah Indonesia ayah dan/atau ibunya adalah pemegang Izin Tinggal Terbatas;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
233. c. orang asing yang diberikan alih status Izin Tinggal dari Izin Tinggal Kunjungan;
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 106
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP : F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
234. d. nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apung yang diberi Kemudahan Khusus Keimigrasian untuk beroperasi di perairan Indonesia, laut teritorial, landas kontinen di luar perairan teritorial atau zona ekonomi eksklusif Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 235. (2) Izin Tinggal Terbatas dapat juga diberikan kepada suami
atau isteri warga negara asing dari seorang warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia atau anak warga negara asing yang lahir dari seorang ibu warga negara Indonesia.
F-PDIP : Kalimat “dari seorang ibu” dihapus. Ketentuan ini mengatur tentang warga negara asing yang menikah dengan WNI. Dalam hal ini tidak perlu dibedakan antara wanita WNI dengan pria WNI.
Izin Tinggal Terbatas dapat juga diberikan kepada warga negara asing yang menikah dengan warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia atau anak yang lahir dari perkawinan antara warga negara asing dengan warga warga negara Indonesia.
Penyempurnaan kalimat. Selain itu juga menghindari perlakuan diskriminasi jender antara warga negara Indonesia. Perlu diperhatikan UU No.12 Tahun 2006
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 107
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
tentang Kewarganegaraan RI serta RUU Adminduk, yang sekarang sedang dibahas.
F-PPP : Kalimat “atau anak warga negara asing yang lahir dari seorang ibu warga negara Indonesia”
(2) Izin Tinggal Terbatas dapat juga diberikan kepada suami atau isteri warga negara asing dari seorang warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Setelah kalimat “korban perdagangan orang” ditambahkan kalimat” pengungsi, orang asing yang bekerja atau belajar di Indonesia”.
(3) Izin Tinggal dapat juga diberikan kepada orang
asing yang menjadi korban perdagangan orang, pengungsi, orang asing yang bekerja atau belajar di Indonesia.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar korban perdagangan orang diberi penjelasan lebih lanjut. Penting kiranya disesuaikan dengan RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
236. (3) Izin Tinggal dapat juga diberikan kepada orang asing yang menjadi korban perdagangan orang
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 108
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD :
Menambah frasa”terbatas” (3)Izin Tinggal terbatas dapat juga diberikan kepada orang asing yang menjadi korban perdagangan orang
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
237. Pasal 53
(1) Izin Tinggal Tetap diberikan kepada:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
238. a. orang asing yang memperoleh keputusan alih status Izin Tinggal dari Izin Tinggal Terbatas.
F-PDS : Tetap Tetap 239. F-PDIP :
Tambahan substansi Orang asing yang menikah dengan warga negara Indonesia.
Perlu dilakukan sinkronisasi dengan UU tentang Kewarganegaraan dan
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 109
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
juga RUU tentang Adminduk.
F-PG : b. …… ayahnya warga negara
asing dan ibunya warga negara Indonesia; dihilangkan.
b. orang asing yang pada saat lahir di wilayah Indonesia,
Seorang anak dengan dengan ibu warga negara Indonesia otomatis warga negara.
F-PDIP : Dihapus
Sesuai dengan UU Kewarganegaraan, anak yang dilahirkan dari perkawinan campuran, diakui sebagai warganegara.
F-PPP : Huruf b diganti dengan rumusan baru yaitu” Orang asing yang menikah secara sah dengan warga negara Indonesia.”
b. Orang asing yang menikah secara sah dengan warga negara Indonesia.
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Huruf b dan huruf c, F-PAN mengusulkan agar ketentuan ini mengacu pada UU tentang Kewarganegaraan yang telah disahkan DPR bersama Pemerintah.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
240. b. orang asing yang pada saat lahir di wilayah Indonesia, ayahnya warga negara asing dan ibunya warga negara Indonesia;
F-PDS : Terkesan diskriminatif, sebaiknya berlaku baik bagi ayah ataupun ibu yang adalah warga negara Indonesia
orang asing yang pada saat lahir di wilayah Indonesia, salah satu orang tuanya, ayah dan atau ibunya warga negara Indonesia
F-PG : Tetap 241. c. anak orang asing yang pada saat lahir di wilayah Indonesia, ayah dan/atau ibunya adalah pemegang F-PDIP : Sesuai dengan UU
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 110
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Dihapus Kewarganegaraan, anak yang dilahirkan dari perkawinan campuran, diakui sebagai warganegara.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
Izin Tinggal Tetap.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar ketentuan tentang paspor kebangsaan diberi penjelasan lebih lanjut.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
242. (2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan kepada orang asing yang tidak memiliki paspor kebangsaan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
243. (3) Orang asing pemegang Izin Tinggal Tetap adalah penduduk Indonesia.
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 111
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Kata yang ditunjuknya diganti dengan kata yang berwenang
Pasal 54
Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta perpanjangannya diberikan oleh Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang berwenang
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :
Mengganti frasa”pimpinan”menjadi “Menteri”
Pasal 54
Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta perpanjangannya diberikan oleh Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuknya.
F-PBR : Tetap Tetap
244. Pasal 54
Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta perpanjangannya diberikan oleh Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuknya.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
245. Pasal 55
(1) Izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing, dapat dialihstatuskan.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 112
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
246. (2) Izin tinggal yang dapat dialihstatuskan adalah Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Keputusan Pimpinan diganti Keputusan Pejabat yang berwenang
(3) Alih status Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Pejabat yang berwenang.
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :
Mengganti frasa”pimpinan”menjadi “Menteri”
(3)Alih status Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan.
F-PBR : Tetap Tetap
247. (3) Alih status Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan.
F-PDS : Tetap Tetap
248. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 113
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Pasal 56
(1) Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas dapat juga dialihstatuskan menjadi Izin Tinggal Dinas.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Kata pimpinan diganti dengan Pejabat yang berwenang
(2) Alih status sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan Pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan Menteri Luar Negeri.
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD :
Mengganti frasa”pimpinan”menjadi “Menteri”
(2)Alih status sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri setelah mendapat persetujuan Menteri Luar Negeri.
F-PBR : Tetap Tetap
249. (2) Alih status sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Keputusan Pimpinan setelah mendapat persetujuan Menteri Luar Negeri.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 250. Pasal 57
Dalam hal Pejabat Imigrasi meragukan status Izin Tinggal F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 114
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
orang asing dan kewarganegaraan seseorang, Pejabat Imigrasi berwenang untuk menelaah serta memeriksa status Izin Tinggal dan kewarganegaraannya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar kata “penjamin” diberi kualifikasi lebih rinci.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap, Perlu dijelaskan definisi orang asing tertentu pada bagian penjelasan
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
251. Pasal 58
(1) Orang asing tertentu yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki penjamin yang menjamin keberadaannya.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
252. (2) Penjamin bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan orang asing yang dijamin selama tinggal di wilayah Indonesia, serta berkewajiban untuk melaporkan setiap perubahan status sipil, status keimigrasian, dan perubahan alamat. F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 115
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
253. (3) Penjamin wajib membayar biaya yang timbul untuk memulangkan atau mengeluarkan orang asing yang disponsorinya dari wilayah Indonesia, apabila orang asing yang bersangkutan:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
254. a. telah habis masa berlaku Izin Tinggalnya;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 255. b. dikenai tindakan keimigrasian berupa deportasi. F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 116
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
256. Pasal 59
(1) Izin Masuk Kembali diberikan kepada orang asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
257. (2) Pemegang Izin Tinggal Terbatas diberikan Izin Masuk Kembali yang masa berlakunya sama dengan masa berlaku Izin Tinggal Terbatasnya.
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 117
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Bagi WNA yang menikah dengan WNI perlu diberikan perkecualian, sehingga mereka tidak perlu keluar negeri, kemudian masuk kembali hanya untuk memperpanjang Izin Tinggal Tetap. Demi efisiensi, hal ini perlu diperhatikan.
Pemegang Izin Tinggal Tetap bagi WNA yang menikah dengan WNI diberikan izin masuk kembali yang berlaku selama 4 (empat) tahun,
WNA yang menikah dengan WNI tidak semuanya orang kaya dan berpenghasilan banyak. Kewajiban untuk meninggalkan Indonesia untuk kemudian masuk kembali ke Indonesia, sangat memberatkan.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
258. (3) Pemegang Izin Tinggal Tetap diberikan izin masuk kembali yang berlaku selama 2 (dua) tahun, sepanjang tidak melebihi masa berlaku Izin Tinggal Tetapnya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar frase “beberapa kali” diberi penjelasan lebih rinci, contohnya paling banyak 5 (lima) kali perjalanan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
259. (4) Izin Masuk Kembali berlaku untuk beberapa kali perjalanan.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 118
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
260. Pasal 60
Izin Tinggal berakhir karena :
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Hilangkan kata “atas kehendak sendiri” pada kalimat itu.
a. orang asing yang bersangkutan kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud untuk masuk lagi ke wilayah Indonesia;
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
261. a. orang asing yang bersangkutan kembali ke negara asalnya atas kehendak sendiri dan tidak bermaksud untuk masuk lagi ke wilayah Indonesia;
F-PDS : Sebaiknya kalimat “atas kehendak sendiri” dihapuskan. Karena peraturan ijin tinggal bersifat mengikat.
orang asing yang bersangkutan kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud untuk masuk lagi ke wilayah Indonesia;
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
262. b. telah habis masa berlakunya;
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 119
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
263. c. orang asing yang bersangkutan telah memperoleh kewarganegaraan Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
264. d. orang asing yang bersangkutan berada di luar wilayah Indonesia melebihi batas waktu Izin Masuk Kembali;
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 120
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar kata dibatalkan diberi penjelasan lebih rinci
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
265. e. dibatalkan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
266. f. orang asing yang bersangkutan dikenakan tindakan deportasi;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
267. g. orang asing yang bersangkutan meninggal dunia.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 121
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan ayat baru
Pasal 61
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan permohonan, jangka waktu, pemberian atau penolakan dan alih status Izin Tinggal, pemberian kemudahan khusus keimigrasian, keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia, dan besarnya biaya imigrasi, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sudah terbit paling lama 6 (enam) bulan sejak undang-undang ini diundangkan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
268. Pasal 61
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan permohonan, jangka waktu, pemberian atau penolakan dan alih status Izin Tinggal, pemberian kemudahan khusus keimigrasian, keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia, dan besarnya biaya imigrasi, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
269. BAB VI
DOKUMEN PERJALANAN
REPUBLIK INDONESIA
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 122
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
270. Pasal 62
(1) Dokumen Perjalanan Republik Indonesia terdiri atas:
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
271. a. Paspor Republik Indonesia; dan
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
272. b. Surat Perjalanan Laksana Paspor.
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 123
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
273. (2) Paspor Republik Indonesia terdiri atas:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
274. a. Paspor Diplomatik;
F-PDS : Tetap
Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 124
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
275. b. Paspor Dinas; dan
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
276. c. Paspor Biasa.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
277. (3) Surat Perjalanan Laksana Paspor terdiri atas:
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 125
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
278. a. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga negara Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
279. b. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk orang asing;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
280. c. Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas; dan
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 126
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
281. d. Pas Perjalanan Haji.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
282. (4) Paspor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah dokumen negara dan Surat Perjalanan Laksana Paspor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah dokumen resmi.
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 127
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
283. Pasal 63
(1) Paspor Diplomatik diterbitkan bagi warga negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan keluar wilayah Indonesia dalam rangka penempatan atau perjalanan untuk tugas yang bersifat diplomatik.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
284. (2) Paspor Dinas diterbitkan bagi warga negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan keluar wilayah Indonesia dalam rangka penempatan atau perjalanan dinas yang tidak bersifat diplomatik.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
285. (3) Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diterbitkan oleh Menteri Luar Negeri.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 128
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
286. Pasal 64
(1) Paspor Biasa diterbitkan bagi warga negara Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : F-PAN :
(2) Paspor Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbtkan oleh Pimpinan atau pejabat imigrasi yang ditunjuk.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menambah frasa”olehnya”di akhir kalimat
(2)Paspor Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbibitkan dan ditanda tangani oleh pejabat imigrasi atau pejabat yang ditunjuk olehnya.
F-PBR : (2) Paspor Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Direktur Imigrasi.
287. (2) Paspor Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan dan ditandatangani oleh pejabat imigrasi atau pejabat yang ditunjuk.
F-PDS : Tetap Tetap 288. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 129
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Pasal 65
(1) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga negara Indonesia dikeluarkan bagi warga negara Indonesia dalam keadaan tertentu, jika Paspor Biasa tidak dapat diberikan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
289. (2) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk orang asing dikeluarkan bagi orang asing yang tidak mempunyai dokumen perjalanan yang sah dan negaranya tidak mempunyai perwakilan di Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
290. (3) Surat Perjalanan Laksana Paspor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan dalam hal:
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 130
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
291. a. atas kehendak sendiri keluar dari wilayah Indonesia sepanjang tidak terkena pencegahan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
292. b. dikenakan tindakan deportasi;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
293. c. repatriasi.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 131
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
F-PBR : Tetap Tetap
294. (4) Surat Perjalanan Laksana Paspor diterbitkan oleh Pimpinan atau pejabat imigrasi yang ditunjuknya.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
295. Pasal 66
Surat Perjalanan Laksana Paspor dapat dikeluarkan untuk orang perseorangan atau kolektif.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap 296. Pasal 67
(1) Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 132
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
dapat dikeluarkan bagi warga negara Indonesia yang berdomisili di wilayah perbatasan negara Republik Indonesia dengan negara lain sesuai dengan perjanjian lintas batas.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap Mohon penjelasan
untuk pejabat yang ditunjuk.
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(1)Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas diterbitkan oleh Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk.
F-PBR : Tetap Tetap
297. (2) Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas diterbitkan oleh Pimpinan atau pejabat imigrasi yang ditunjuk.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
298. Pasal 68
(1) Pas Perjalanan Haji dikeluarkan bagi warga negara Indonesia yang akan melakukan ibadah haji.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 133
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
299. (2) Dalam hal warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bermaksud melakukan perjalanan ke negara lain, maka yang bersangkutan wajib memiliki Paspor Biasa.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG :
Disesuaikan dengan Undang-undang Ibadah haji
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan perbaikan redaksi
(3) Pas Perjalanan Haji dikeluarkan oleh Menteri yang
mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan ibadah haji.
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
300. (3) Pas Perjalanan Haji dikeluarkan oleh Menteri yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan ibadah haji.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 134
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
301. Pasal 69
Setiap warga negara Indonesia hanya diperbolehkan memegang 1 (satu) Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang sejenis atas namanya sendiri yang masih berlaku.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Perlu penjelasan pejabat imigrasi yang ditunjuk
F-PDIP : Tetap
F-PPP : F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
302. Pasal 70 (1) Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk berwenang
untuk melakukan penarikan atau pencabutan Paspor Biasa, Surat Perjalanan Laksana Paspor, dan Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas yang telah dikeluarkan.
F-PDS : Tetap Tetap 303. (2) Menteri Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk F-PG : Dimasukkan dalam
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 135
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Dihapus penjelasan Pasal 70 ayat (1)
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
berwenang untuk melakukan penarikan atau pencabutan Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
304. (3) Penarikan Paspor Biasa dilakukan dalam hal:
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Kata “atau” setelah kata Indonesia dihapus. Tanda , (koma) diganti dengan tanda “ Titik “
a. pemegangnya melakukan tindak pidana atau melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
305. a. pemegangnya melakukan tindak pidana atau melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; atau
F-PAN :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 136
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Kalimatnya disempurnakan, tanda titik koma (;) dan atau pada akhir kalimat di hilangkan.
a. pemegangnya melakukan tindak pidana atau melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
306. b. pemegangnya termasuk dalam daftar pencegahan.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
307. Pasal 71
(1) Pimpinan bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pengamanan blanko Paspor Biasa, blanko Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas, dan formulir paspor, Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas.
F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
Pasal 71 (1)Menteri bertanggung jawab atas perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pengamanan blanko Paspor Biasa, blanko Surat
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 137
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas, dan formulir paspor, Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD :
Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(2)Menteri menetapkan spesifikasi teknis pengamanan dengan standar bentuk, ukuran, desain, fitur pengamanan dan isi blanko Paspor Biasa, blanko Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas, dan formulir paspor, Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas sesuai dengan standar internasional.
F-PBR : Tetap Tetap
308. (2) Pimpinan menetapkan spesifikasi teknis pengamanan dengan standar bentuk, ukuran, desain, fitur pengamanan dan isi blanko Paspor Biasa, blanko Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas, dan formulir paspor, Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas sesuai dengan standar internasional.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
309. (3) Pejabat Imigrasi atau Pejabat yang ditunjuk berwenang untuk melakukan pengisian dan pencatatan baik secara manual maupun secara elektronik dalam blanko Paspor Biasa, blanko Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas, dan F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 138
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
formulir paspor, Surat Perjalanan Laksana Paspor, blanko Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas.
F-PDS : Tetap Tetap 310. F-PAN :
mengusulkan ayat baru (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) harus dilaksanakan dengan memperhatikan tata kelola pemerintahan yang baik.
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan ayat baru
Pasal 72 (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan,
tata cara pemberian, serta biaya Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, tata cara penarikan, pembatalan, pencabutan, penggantian Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, pengadaan blanko dan standarisasi Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, serta Pas Perjalanan Haji untuk perjalanan dalam rangka ibadah haji, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sudah terbit paling lambat 6 (enam) sejak undang-undang ini diundangkan.
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
311. Pasal 72 Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara pemberian, serta biaya Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, tata cara penarikan, pembatalan, pencabutan, penggantian Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, pengadaan blanko dan standarisasi Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, serta Pas Perjalanan Haji untuk perjalanan dalam rangka ibadah haji, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 139
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
312. BAB VII
PENGAWASAN KEIMIGRASIAN
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
313. Bagian Kesatu
Umum
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap Mohon penjelasan yang
dimaksud pimpinan F-PDIP : Tetap
314. Pasal 73 (1) Pimpinan melakukan pengawasan Keimigrasian.
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 140
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”pimpinan”menjada “Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuknya”
Pasal 73 (1)Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuknya
melakukan pengawasan Keimigrasian.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
315. (2) Pengawasan Keimigrasian meliputi:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Perubahan redaksi
pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang mengajukan permohonan dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesia; dan
316. a. pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesia; dan
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 141
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
317. b. pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia, serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap 318. F-PPP :
Ditambahkan huruf c baru dengan rumusan: “pengawasan terhadap pelayanan yang cepat, murah, transparan, dan pasti oleh aparat yang berwenang dalam menjalankan fungsi keimigrasian.”
c. pengawasan terhadap pelayanan yang cepat, murah, transparan, dan pasti oleh aparat yang berwenang dalam menjalankan fungsi keimigrasian
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
319. Pasal 74
(1) Pengawasan warga negara Indonesia yang memohondokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayahIndonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesiadilakukan dalam bentuk dan cara:
F-KB : Perubahan redaksi
Pengawasan warga negara Indonesia yang mengajukan permohonan dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesia dilakukan dalam bentuk dan cara:
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 142
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Perubahan redaksi
pengumpulan, pengolahan data dan penyajian informasi warga negara Indonesia yang mengajukan permohonan dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesia;
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
320. a. pengumpulan, pengolahan data dan penyajian informasi warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
321. b. penyusunan daftar nama warga negara Indonesia yang dikenakan pencegahan keluar wilayah Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap 322. c. pemantauan terhadap setiap warga negara Indonesia F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 143
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
323. d. pengambilan foto dan sidik jari.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Kalimat terlalu panjang
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan data keimigrasian yang bersifat rahasia.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
324. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan data keimigrasian yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat rahasia.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 144
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Kalimat bertele-tele
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan data keimigrasian yang bersifat rahasia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
325. Pasal 75
(1) Pengawasan terhadap orang asing di wilayah Indonesia meliputi:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tanda “;” dan kata “dan” dihapus
a. pengawasan terhadap orang asing yang masuk
dan ke luar wilayah Indonesia.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
326. a. pengawasan terhadap orang asing yang masuk dan ke luar wilayah Indonesia; dan
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
327. b. pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 145
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap Mohon penjelasan F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(2)Dalam rangka melakukan pengawasan orang asing, Menteri membentuk Tim Pengawasan orang asing, yang anggotanya terdiri dari badan atau instansi pemerintah terkait baik di pusat maupun di daerah.
F-PBR : Tetap Tetap
328. (2) Dalam rangka melakukan pengawasan orang asing, pimpinan membentuk Tim Pengawasan orang asing, yang anggotanya terdiri dari badan atau instansi pemerintah terkait baik di pusat maupun di daerah.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
329. (3) Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk bertindak selaku ketua Tim Pengawasan Orang Asing.
F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi
(3)Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk bertindak selaku ketua Tim Pengawasan Orang
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 146
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Menteri. Menambah frasa”nya” pada kata “ditunjuk”
Asing.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
330. Pasal 76 Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tanda “;” dan kata “atau” pada kalimat ini dihapus.
a. memberikan segala keterangan yang diperlukan
mengenai identitas diri dan/atau keluarganya serta melaporkan setiap perubahan status sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, penjamin, atau perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
331. a. memberikan segala keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri dan/atau keluarganya serta melaporkan setiap perubahan status sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, penjamin, atau perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat; atau
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 147
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
332. b. memperlihatkan dan menyerahkan dokumen perjalanan atau izin tinggal yang dimilikinya apabila diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas dalam rangka pengawasan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
333. Pasal 77
(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas dapat meminta keterangan dari setiap orang yang memberi kesempatan menginap kepada orang asing mengenai data orang asing yang bersangkutan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
334. (2) Pemilik atau pengurus tempat penginapan wajib memberikan data mengenai orang asing yang menginap di tempat penginapannya, jika diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 148
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
335. Pasal 78
(1) Pengawasan orang asing dilaksanakan dalam bentuk dan cara :
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
336. a. pengumpulan, pengolahan data dan penyajian informasi orang asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
337. b. pendataan orang asing yang berada di wilayah Indonesia;
F-PAN :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 149
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
338. c. penyelidikan keimigrasian, pengumpulan, pengolahan bahan keterangan dan informasi mengenai kegiatan orang asing;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
339. d. penyusunan daftar nama orang asing yang dikenai larangan masuk atau keluar wilayah Indonesia;
F-PDS : Tetap
Tetap
340. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 150
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
e. pengambilan foto;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
341. f. pengambilan sidik jari; dan
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
342. g. kegiatan lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 151
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
343. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hasilnya merupakan data keimigrasian yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat rahasia.
F-PDS : Tetap Tetap 344. F-PAN :
mengusulkan ayat baru (3) Sifat rahasia sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dikecualikan jika untuk kepentingan proses hukum
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
345. Pasal 79
Ketentuan pengawasan terhadap orang asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g, tidak diberlakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dalam rangka tugas diplomatik.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
346. Bagian Kedua
Intelijen Keimigrasian
F-PAN :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 152
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan kata dapat
Pasal 80
Dalam rangka melaksanakan pengawasan keimigrasian, Pejabat Imigrasi dapat melakukan fungsi intelijen keimigrasian.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
347. Pasal 80
(1) Dalam rangka melaksanakan pengawasan keimigrasian, Pejabat Imigrasi melakukan fungsi intelijen keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
348. (2) Dalam rangka melaksanakan fungsi intelijen keimigrasian, Pejabat Imigrasi melakukan penyelidikan keimigrasian dan pengamanan keimigrasian serta berwenang :
F-PDS : Tetap Tetap 349. a. mendapatkan keterangan dari masyarakat atau F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 153
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
instansi pemerintah;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
350. b. mendatangi tempat-tempat atau bangunan yang diduga dapat ditemukan bahan keterangan mengenai keberadaan dan kegiatan orang asing;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
351. c. memeriksa dokumen perjalanan atau dokumen keimigrasian orang asing;
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 154
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
352. d. melakukan operasi intelijen keimigrasian; atau
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
353. e. melakukan pengamanan terhadap data dan informasi keimigrasian serta pengamanan pelaksanaan tugas pokok keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap 354. F-PAN :
mengusulkan ayat baru
(3) Pelaksanaan fungsi intelijen keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikoordinasikan dengan lembaga lain yang melaksanakan fungsi intelijen
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
355. Bagian Ketiga
Tindakan Administratif Keimigrasian
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 155
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan frase menimbulkan keresahan masyarakat
Pasal 81
(1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum, menimbulkan keresahan masyarakat, atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
356. Pasal 81
(1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum, atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
357. (2) Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 156
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
358. a. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
359. b. larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
360. c. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia;
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 157
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
361. d. deportasi dari wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
362. (3) Tindakan Administratif Keimigrasian berupa deportasi dapat juga dilakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia karena berusaha menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan hukuman di negara asalnya.
F-PDS : Tetap Tetap 363. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 158
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Pasal 82
Keputusan mengenai Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1) dan ayat (3) dilakukan secara tertulis dan harus disertai dengan alasan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan frase baru secara tertulis
Pasal 83
(1) Orang asing yang dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian secara tertulis dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
Pasal 83
(1)Orang asing yang dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian dapat mengajukan keberatan kepada Menteri.
F-PBR : Tetap Tetap
364. Pasal 83
(1) Orang asing yang dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
365. (2) Pimpinan dapat mengabulkan atau menolak keberatan yang diajukan.
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 159
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : mengusulkan frase baru secara tertulis
(2) Pimpinan secara tertulis dapat mengabulkan atau menolak keberatan yang diajukan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(2) Pimpinan dapat mengabulkan atau menolak keberatan yang diajukan.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kata “dan mengikat”
Keputusan Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final dan mengikat.
F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(3)Keputusan Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final.
F-PBR : Tetap Tetap
366. (3) Keputusan Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
367. (4) Pengajuan keberatan yang diajukan oleh orang asing tidak menunda pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap yang bersangkutan.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 160
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
368. Pasal 84
Penanggung jawab alat angkut yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenai biaya beban.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan perbaikan redaksi
Pasal 85
Biaya beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 84 merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak di bidang keimigrasian.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
369. Pasal 85
Biaya beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 84 merupakan salah satu Penerimaan Negara Bukan Pajak di bidang keimigrasian.
F-PDS : Tetap
Tetap
370. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 161
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Bagian Keempat
Detensi Imigrasi
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
371. Paragraf 1
Rumah Detensi Imigrasi dan Ruang Detensi Imigrasi
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan perubahan urutan Ayat (1) menjadi ayat (2)
(1) Rumah Detensi Imigrasi merupakan Unit Pelaksana Teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
372. Pasal 86
(1) Rumah Detensi Imigrasi dapat dibentuk di ibukota negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 162
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
(2) Rumah Detensi Imigrasi dapat dibentuk di ibukota negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
373. (2) Rumah Detensi Imigrasi merupakan Unit Pelaksana Teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan kata setiap dihapuskan
Pasal 87
(1) Ruang Detensi Imigrasi berbentuk suatu ruangan tertentu pada Kantor Imigrasi atau Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
374. Pasal 87
(1) Ruang Detensi Imigrasi berbentuk suatu ruangan tertentu pada setiap Kantor Imigrasi atau Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
F-PDS : Tetap Tetap
375. (2) Ruang Detensi Imigrasi merupakan bagian dari Kantor F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 163
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Imigrasi atau Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
376. Paragraf 2
Pelaksanaan Detensi
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
377. Pasal 88
(1) Pejabat Imigrasi berwenang untuk menempatkan orang asing dalam Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi, jika orang asing tersebut:
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 164
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
378. a. berada di wilayah Indonesia tanpa memiliki Izin Tinggal yang sah atau memiliki Izin Tinggal yang tidak berlaku lagi;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
379. b. berada di wilayah Indonesia tanpa memiliki dokumen perjalanan yang sah;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
380. c. dikenai tindakan keimigrasian berupa pembatalan Izin Tinggal karena telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau dianggap dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum;
F-PAN : mengusulkan penambahan frase
c. dikenai tindakan keimigrasian berupa pembatalan Izin Tinggal karena telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau dianggap dapat mengganggu
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 165
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
keamanan, ketertiban umum; dan menimbulkan keresahan masyarakat
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap 381. F-PAN mengusulkan ayat baru d. dikenai Tindakan Administrastif Keimigrasian
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
382. d. menunggu pelaksanaan deportasi; atau
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
383. e. menunggu keberangkatan keluar wilayah Indonesia karena telah ditolak pemberian Izin Masuk.
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 166
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
384. (2) Pejabat Imigrasi dapat menempatkan orang asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat lain apabila orang asing tersebut sakit, akan melahirkan, atau masih anak-anak.
F-PDS : Tetap Tetap 385.
F-PAN mengusulkan ayat baru (3) Pejabat Imigrasi melakukan pengawasan terhadap
orang asing yang ditempatkan di tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
386. Pasal 89
(1) Pelaksanaan detensi orang asing dilakukan dengan keputusan tertulis dari Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
387. (2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 167
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
388. a. data orang asing yang dikenai detensi;
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
389. b. alasan untuk melakukan detensi; dan
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 168
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
390. c. tempat detensi.
F-PDS : Tetap Tetap 391. F-PAN mengusulkan ayat baru d. jangka waktu detensi
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
392. Paragraf 3
Jangka Waktu Detensi
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
393. Pasal 90
(1) Detensi terhadap orang asing dilakukan sampai terdetensi dideportasi.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 169
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan agar jangka waktu paling lama dikurangi menjadi paling lama 5 (lima) tahun
(2) Dalam hal deportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dapat dilaksanakan maka detensi dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun.
F-KB : Tetap F-PKS : Waktu detensi paling lama 3 tahun
Dalam hal deportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dapat dilaksanakan maka detensi dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
394. (2) Dalam hal deportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dapat dilaksanakan maka detensi dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
395. (3) Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dapat mengeluarkan terdetensi dari Rumah Detensi Imigrasi apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terlampaui dan memberikan izin kepada terdetensi untuk berada di luar Rumah Detensi Imigrasi dengan menetapkan kewajiban melapor secara periodik.
F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(3) Manteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dapat mengeluarkan terdetensi dari Rumah Detensi Imigrasi apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terlampaui dan memberikan izin kepada terdetensi untuk berada di luar Rumah Detensi
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 170
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Imigrasi dengan menetapkan kewajiban melapor secara periodik.
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(4) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
mengawasi dan mengupayakan agar terdetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dideportasi.
F-PBR : Tetap Tetap
396. (4) Pimpinan atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengawasi dan mengupayakan agar terdetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dideportasi.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
Paragraf 4
Rumah Detensi Imigrasi Sebagai
Cabang Rumah Tahanan Negara F-PPP :
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
397.
F-PDS : Tetap Tetap 398. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 171
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
Pasal 91
Rumah Detensi Imigrasi dapat juga berfungsi sebagai cabang Rumah Tahanan Negara tempat penahanan tersangka tindak pidana keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
399. Bagian Kelima
Penanganan Terhadap Korban Perdagangan Orang
dan Penyelundupan Migran
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan penambahan frase “sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81”
Pasal 92
Ketentuan Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 tidak diberlakukan terhadap korban perdagangan orang dan penyelundupan migran.
400. Pasal 92
Ketentuan Tindakan Administratif Keimigrasian tidak diberlakukan terhadap korban perdagangan orang dan penyelundupan migran.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 172
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
401. Pasal 93
(1) Korban perdagangan orang dan penyelundupan migran yang berada di wilayah Indonesia, ditempatkan di dalam Rumah Detensi Imigrasi atau di tempat lainnya yang ditentukan.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar frase “perlakuan khusus” diberikan penjelasan lebih lanjut
F-KB : Tetap
(2) Korban perdagangan orang dan penyelundupan migran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda dengan terdetensi pada umumnya.
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
402.
F-PDS : Tetap Tetap 403. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 173
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar kata segera diganti dengan rumusan yang lebih jelas dan terukur
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
Pasal 94
(1)Menteri mengupayakan agar korban perdagangan orang dan penyelundupan orang asing segera dikembalikan ke negara asal mereka dan diberikan surat perjalanan apabila mereka tidak memilikinya.
F-PBR : Tetap Tetap
Pasal 94
(1) Pimpinan mengupayakan agar korban perdagangan orang dan penyelundupan orang asing segera dikembalikan ke negara asal mereka dan diberikan surat perjalanan apabila mereka tidak memilikinya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
(2)Apabila korban perdagangan orang dan penyelundupan migran tidak mungkin dikembalikan ke negara asalnya atau diteruskan/ dikirim ke negara ketiga, pimpinan dapat memberikan izin tinggal.
F-PBR : Tetap Tetap
404. (2) Apabila korban perdagangan orang dan penyelundupan migran tidak mungkin dikembalikan ke negara asalnya atau diteruskan/ dikirim ke negara ketiga, pimpinan dapat memberikan izin tinggal.
F-PDS : Tetap Tetap 405. F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 174
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan penambahan kata “menangkal”
Pasal 95
(1) Pimpinan melakukan upaya-upaya preventif dan represif dalam rangka mencegah dan menangkal terjadinya tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan migran.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti frasa”Pimpinan” menjadi Menteri.
Pasal 95
(1)Pimpinan melakukan upaya-upaya preventif dan represif dalam rangka mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan migran.
F-PBR : Tetap Tetap
Pasal 95
(1) Pimpinan melakukan upaya-upaya preventif dan represif dalam rangka mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan migran.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
406. (2) Upaya-upaya preventif yang dilakukan dapat berupa antara lain:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP :
407. a. Melakukan pertukaran informasi dengan negara-negara lain dan instansi terkait di dalam negeri, meliputi modus operandi, pengawasan dan pengamanan dokumen perjalanan, legitimasi dan F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 175
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
validitas dokumen;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN mengusulkan agar cara konvensional maupun non konvensional diberi penjelasan lebih lanjut
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
408. b. Melakukan kerjasama teknis dan pelatihan dengan negara-negara lain meliputi perlakuan yang berdasarkan perikemanusiaan terhadap korban, pengamanan dan kualitas dokumen perjalanan, deteksi dokumen palsu, pertukaran informasi intelijen dan deteksi penyelundupan orang dengan cara konvensional maupun non konvensional;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
409. c. Memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat bahwa perbuatan perdagangan orang dan penyelundupan migran adalah kejahatan agar orang tidak menjadi korban;
F-PAN : mengusulkan frase baru atau menjadi pelaku perdagangan orang dan penyelundupan migran
c. Memberikan penyuluhan hukum kepada
masyarakat bahwa perbuatan perdagangan orang dan penyelundupan migran adalah kejahatan agar orang tidak menjadi korban atau menjadi pelaku perdagangan orang dan penyelundupan migran
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 176
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
410. d. Menjamin bahwa dokumen perjalanan atau identitas yang dikeluarkan berkualitas tinggi, sehingga dokumen tersebut tidak mudah disalahgunakan, dipalsukan, diubah, ditiru, atau diterbitkan secara melawan hukum;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
411. e. Memastikan bahwa integritas dan pengamanan dokumen perjalanan yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh atau atas nama negara, untuk mecegah pembuatan dokumen tersebut secara melawan hukum dalam hal penerbitan dan penggunaannya.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap 412. (3) Upaya-upaya represif yang dilakukan, yaitu : F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 177
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
413. a. Melakukan penyidikan keimigrasian terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan migran;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
414. b. Melakukan tindakan administratif keimigrasian terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan migran;
F-BPD : Rumusan tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 178
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
415. c. Melakukan kerjasama dalam bidang penyidikan dengan instansi penegak hukum lainnya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap
Tetap
416. Pasal 96
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan orang asing, Intelijen Keimigrasian, Detensi Imigrasi, dan Penanganan terhadap korban Perdagangan orang dan penyelundupan migran, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PAN mengusulkan agar Pasal ini dibuat menjadi 2 ayat
Pasal 96
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan orang asing, Intelijen Keimigrasian, Detensi Imigrasi, dan Penanganan terhadap korban Perdagangan orang dan penyelundupan migran, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sudah diterbitkan paling lama
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 179
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
6 (enam) bulan sejak undang-undang ini disahkan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
417. BAB VIII
PENYIDIKAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
418. Pasal 97
Penyidikan tindak pidana keimigrasian dilakukan berdasarkan hukum acara pidana, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini.
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 180
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
419. F-PDIP : Tambahan substansi
Pasal 98
Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Departemen yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan keimigrasian, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana keimigrasian.
Sesuai KUHAP, Polri adalah penyidik tunggal. PNS dapat diberikan kewenangan untuk melakukan penyidikan dengan koordinasi dengan pihak Polri.
F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus
Telah dinyatakan dalam Pasal tambahan di atas. (Pasal 98 Fraksi PDI Perjuangan)
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
420. Pasal 98
Penyidik Keimigrasian diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana keimigrasian yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN :
421. Pasal 99
Penyidik Keimigrasian berwenang:
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 181
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan penambahan kata pengaduan
a. menerima laporan atau pengaduan tentang adanya tindak pidana keimigrasian;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
422. a. menerima laporan tentang adanya tindak pidana keimigrasian;
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
423. b. mencari keterangan dan alat bukti;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
424. c. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 182
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan penambahan pada saat
b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
425. d. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
426. e. memanggil, memeriksa, menggeledah, menangkap, atau menahan seseorang yang disangka melakukan tindak pidana keimigrasian;
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 183
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Kata “menahan” dihapus, sudah ada di point e di atas.
f. memeriksa, dan menyita dokumen perjalanan;
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Kata “menahan” dihapus, sudah ada di point e di atas.
f. memeriksa, dan menyita dokumen perjalanan;
427. f. menahan, memeriksa, dan menyita dokumen perjalanan;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ada penyempurnaan kalimat
g. memerintahkan orang yang dicurigai atau tersangka untuk berhenti berjalan dan melakukan pemeriksaan;
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Ada penyempurnaan kalimat
g. memerintahkan orang yang dicurigai atau tersangka untuk berhenti berjalan dan melakukan pemeriksaan;
428. g. menyuruh berhenti orang yang dicurigai atau tersangka dan memeriksa identitas dirinya;
F-PDS : Tetap Tetap
429. h. memeriksa atau menyita surat-surat, dokumen-dokumen, F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 184
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Di drop karena sudah ada di point f.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Ayat ini di drop karena sudah ada di point f.
atau benda-benda yang ada hubungannya dengan tindak pidana keimigrasian;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
430. i. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa keterangannya sebagai tersangka atau saksi;
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
431. j. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
F-PAN mengusulkan penambahan j. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 185
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
kata orang hubungannya dengan pemeriksaan perkara; F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
432. k. melakukan pemeriksaan di tempat-tempat tertentu yang diduga terdapat surat-surat, dokumen-dokumen, atau benda-benda lain yang ada hubungannya dengan tindak pidana keimigrasian;
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan penambahan kata seseorang
l. mengambil sidik jari dan memotret seseorang ;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
433. l. mengambil sidik jari dan memotret tersangka;
F-PDS : Tetap Tetap 434. m. meminta keterangan dari masyarakat atau sumber- F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 186
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
sumber yang berkompeten;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan perubahan kata mengadakan
n. mengadakan penghentian penyidikan; atau;
F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kalimat “dengan alasan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku”
melakukan penghentian penyidikan, dengan alasan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku” ; atau
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
435. n. melakukan penghentian penyidikan; atau
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan penambahan frase yang bertanggung jawab
o. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
436. o. mengadakan tindakan lain menurut hukum.
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 187
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
437. Pasal 100
Penyidik keimigrasian yang telah selesai melakukan penyidikan tindak pidana keimigrasian menyerahkan berkas perkara penyidikan kepada penuntut umum.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan penambahan frase baru
yang sah ialah
Pasal 101
Alat bukti pemeriksaan tindak pidana keimigrasian yajng sah ialah :
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
438. Pasal 101
Alat bukti pemeriksaan tindak pidana keimigrasian berupa :
F-PDS : Tetap
Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 188
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN mengusulkan redaksi baru
a. Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 KUHAP;
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
439. a. Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam hukum acara pidana;
F-PDS : Tetap Tetap 440. F-PAN mengusulkan butir baru
b. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
441. b. Alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima atau disimpan secara elektronik atau yang serupa dengan itu; dan
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 442. c. Keterangan tertulis dari Pejabat Imigrasi yang
berwenang. F-PDIP : Dihapus.
Kterangan tertulis, sudah masuk dalam butir (a). Dalam KUHAP keterangan tertulis sudah
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 189
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
tercakup sebagai alat bukti.
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus
Ketentuan ini tidak diperlukan karena dalam BAB IX telah dicantumkan ketentuan Pidana. Selain itu, dari segi legal draffting, Pasal 102 tidak dapat merujuk Pasal 106 dst...
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
443. Pasal 102
Terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Pasal 107, Pasal 109, Pasal 110, Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 126, Pasal 128 dapat dikenakan penahanan.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
444. Pasal 103
(1) Terhadap tindak pidana keimigrasian yang pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 190
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar frase Pasal 203 KUHAP diberi penjelasan lebih lanjut
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
sederhana, diberlakukan Acara Pemeriksaan Singkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 203 KUHAP.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN :
F-KB : Tetap F-PKS : Ditambah kalimat “berita acara penyidikan”, kata “catatan” dihapus
Penyidik keimigrasian menyerahkan tersangka dan alat bukti kepada penuntut umum dengan disertai berita acara penyidikan (BAP) mengenai tindak pidana keimigrasian yang disangkakan kepada tersangka.
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
445. (2) Penyidik keimigrasian menyerahkan tersangka dan alat bukti kepada penuntut umum dengan disertai catatan mengenai tindak pidana keimigrasian yang disangkakan kepada tersangka.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 446. (3) Tindak pidana keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) adalah tindak pidana keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Pasal 107, Pasal 108, Pasal 109, Pasal 110, Pasal 111, Pasal 112,
F-PDIP : Dihapus
Ketentuan ini tidak diperlukan karena dalam BAB IX telah
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 191
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
dicantumkan ketentuan Pidana
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
dan Pasal 120.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan ayat baru
Pasal 104
(1) Penyidik Keimigrasian dapat melaksanakan kerja sama dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana keimigrasian dengan lembaga penegak hukum dari negara lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan perjanjian internasional yang telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia.
(2) Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sudah terbit paling lambat 6 (enam) sejak undang-undang ini diundangkan
F-KB : Tetap
447. Pasal 104
Penyidik Keimigrasian dapat melaksanakan kerja sama dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana keimigrasian dengan lembaga penegak hukum dari negara lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan perjanjian internasional yang telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia.
F-PKS : Ditambah kalimat “institusi keimigrasian dan”
Pasal 104
Penyidik Keimigrasian dapat melaksanakan kerja sama dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana keimigrasian dengan institusi keimigrasian dan lembaga penegak hukum dari negara lain sesuai
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 192
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
dengan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan perjanjian internasional yang telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia.
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan frase baru
Pasal 105
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara pengangkatan penyidik serta administrasi penyidikan, diatur dengan Peraturan Pemerintah yang harus sudah diterbitkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak undang-undang ini diundangkan.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
448. Pasal 105
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara pengangkatan penyidik serta administrasi penyidikan, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan agar dalam Ketentuan Pidana dicantumkan juga pidana penjara paling singkat dan pidana denda paling sedikit
449. BAB IX
KETENTUAN PIDANA
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 193
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap 450. F-PPP :
Perlu penambahan satu pasal baru yaitu pasal 106, terkait dengan sanksi bagi pejabat imigrasi yang lalai melaksanakan tugasnya. Pasal 106 lama menjadi pasal 107 dan dilakukan penyesuaian untuk pasal-pasal berikutnya.
Pasal 106 1. Pejabat imigrasi yang lalai dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini sehingga mengakibatkan seseorang kehilangan hak di bidang keimigrasian dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.
2. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan karena kesengajaan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : FPD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 106
Setiap orang yang dengan sengaja masuk atau keluar wilayah Indonesia tidak melalui pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
451. Pasal 106
Setiap orang yang dengan sengaja masuk atau keluar wilayah Indonesia tidak melalui pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
F-PBR : Ancaman pidana 1 (tahun) teralu rendah, tidak menimbulakan kesan sikologis yang represif sehingga bisa
Pasal 106
Setiap orang yang dengan sengaja masuk atau keluar wilayah Indonesia tidak melalui pemeriksaan oleh Pejabat
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 194
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
memaksa kedisiplinan. Harus di tambah ancaman pidananya menjadi paling lama 3 tahun.
Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 107
(1) Penanggung jawab alat angkut yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan alat angkutnya tidak melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Ancaman pidana 1 (tahun) teralu rendah, tidak menimbulakan kesan sikologis yang represif sehingga bisa memaksa kedisiplinan. Harus di tambah ancaman pidananya menjadi paling lama 3 (tiga) tahun.
Pasal 107
Penanggung jawab alat angkut yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan alat angkutnya tidak melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
452. Pasal 107
(1) Penanggung jawab alat angkut yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan alat angkutnya tidak melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 195
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
(2) Penanggung jawab alat angkut yang sengaja menurunkan atau menaikkan penumpang tidak melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menghilangkan frasa”atau”
(1)Penanggung jawab alat angkut yang sengaja menurunkan atau menaikkan penumpang tidak melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
F-PBR : Untuk peningkatan profesionalisme, disiplin dan menghasilkan efek jerah maka ancaman pidananya harus lebih berat menjadi paling lama 3 (tiga) tahun
(2) Penanggung jawab alat angkut yang sengaja menurunkan atau menaikkan penumpang tidak melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
453. (2) Penanggung jawab alat angkut yang sengaja menurunkan atau menaikkan penumpang tidak melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 196
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 108
Orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia kurang dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menghilangkan frasa”atau”
Pasal 108
Orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia kurang dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
F-PBR : Harus tetap ada ancaman hukuman pidana kumaksimal 6 (enam) bulan dengan jumlah pidana denda menjadi Rp.30.000.000 (tiga puluh juta)
Pasal 108
Orang asing pemegang izin tinggal yang telahberakhir masa berlakunya dan masih berada dalamwilayah Indonesia kurang dari 60 (enam puluh) haridari batas waktu izin tinggal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana denganpidana penjara paling lama 6 (enam) bulandan/aatau pidana denda paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
454. Pasal 108
Orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia kurang dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 197
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 109
Orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia melampaui 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menghilangkan frasa”atau”
Pasal 109
Orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia melampaui 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
F-PBR : Ancaman pidana maksimalnya harus lebih berat agar pengadilan bisa memberio hukuman yang pantas dan berat sesuai dengan perbauatan yang dilakukanya dan akibat atau perspektif akibat yang ditimbulkan dari kesengajaan melampaui izin tinggal lebih 60 (enam puluh hari). Ancaman pidana maksimalnya menjadi 3 (tiga) tahun
Pasal 109
Orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia melampaui 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
455. Pasal 109
Orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia melampaui 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 198
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 110
Setiap orang asing yang tidak melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf a atau huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menghilangkan frasa”atau”
Pasal 110
Setiap orang asing yang tidak melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf a atau huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
F-PBR : Ancaman pidana penjara dan pidana denda harus lebih bearat.
Pasal 110
Setiap orang asing yang tidak melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf a atau huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (stu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah).
456. Pasal 110
Setiap orang asing yang tidak melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf a atau huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
457. Pasal 111
Setiap penanggung jawab alat angkut yang tidak membayar biaya beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) dan Pasal 84 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir
Pasal 111
Setiap penanggung jawab alat angkut yang tidak
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 199
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
kalimat. membayar biaya beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) dan Pasal 84 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menghilangkan frasa”atau”
Pasal 111
Setiap penanggung jawab alat angkut yang tidak membayar biaya beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) dan Pasal 84 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 112
Setiap orang atau penanggung jawab tempat penginapan yang tidak memberikan keterangan atau tidak memberikan data orang asing yang menginap di rumah atau di tempat penginapannya setelah diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN :
458. Pasal 112
Setiap orang atau penanggung jawab tempat penginapan yang tidak memberikan keterangan atau tidak memberikan data orang asing yang menginap di rumah atau di tempat penginapannya setelah diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
F-KB : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 200
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PKS : Tetap F-BPD : Menghilangkan frasa”atau”
Pasal 112
Setiap orang atau penanggung jawab tempat penginapan yang tidak memberikan keterangan atau tidak memberikan data orang asing yang menginap di rumah atau di tempat penginapannya setelah diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 113
Setiap penjamin yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar atau tidak memenuhi jaminan yang diberikannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap
459. Pasal 113
Setiap penjamin yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar atau tidak memenuhi jaminan yang diberikannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 201
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Menghilangkan frasa”atau”
Pasal 113
Setiap penjamin yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar atau tidak memenuhi jaminan yang diberikannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 114
(1) Setiap orang asing yang masuk dan/atau berada di wilayah Indonesia secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
460. Pasal 114
(1) Setiap orang asing yang masuk dan/atau berada di wilayah Indonesia secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah).
F-BPD : Menambah frasa”paling sedikit 2 (dua) tahun dan menghilangkan kata “atau pidana” mengganti frasa”paling banyak”
Pasal 114
(1) Setiap orang asing yang masuk dan/atau berada di wilayah Indonesia secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 2 (dua) tahun paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda Rp
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 202
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : FPD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
(2) Setiap orang asing yang dengan sengaja menggunakan Dokumen Perjalanan sedangkan diketahui atau sepatutnya diduga bahwa Dokumen Perjalanan itu palsu atau dipalsukan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menambah frasa”paling sedikit 2 (dua) tahun dan menghilangkan kata atau”
(2) Setiap orang asing yang dengan sengaja menggunakan Dokumen Perjalanan sedangkan diketahui atau sepatutnya diduga bahwa Dokumen Perjalanan itu palsu atau dipalsukan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
461. (2) Setiap orang asing yang dengan sengaja menggunakan Dokumen Perjalanan sedangkan diketahui atau sepatutnya diduga bahwa Dokumen Perjalanan itu palsu atau dipalsukan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
462. Pasal 115
(1) Setiap orang yang dengan tujuan memperoleh keuntungan baik langsung atau tidak langsung untuk diri sendiri atau orang lain dengan paksaan atau tekanan membawa atau menyuruh membawa orang asing untuk masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan
Pasal 115
(1) Setiap orang yang dengan tujuan memperoleh
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 203
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
keuntungan baik langsung atau tidak langsung untuk diri sendiri atau orang lain dengan paksaan atau tekanan membawa atau menyuruh membawa orang asing untuk masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan menggunakan dokumen perjalanan palsu atau sah atau tanpa menggunakan dokumen perjalanan, melalui atau tanpa melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan, dipidana karena penyelundupan migran dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
menggunakan dokumen perjalanan palsu atau sah atau tanpa menggunakan dokumen perjalanan, melalui atau tanpa melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan, dipidana karena penyelundupan migran dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta rupiah).
F-BPD : Menghilangkan frasa”/atau pidana”
Pasal 115
(1) Setiap orang yang dengan tujuan memperoleh keuntungan baik langsung atau tidak langsung untuk diri sendiri atau orang lain dengan paksaan atau tekanan membawa atau menyuruh membawa orang asing untuk masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan menggunakan dokumen perjalanan palsu atau sah atau tanpa menggunakan dokumen perjalanan, melalui atau tanpa melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan, dipidana karena penyelundupan migran dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 204
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
milyar lima ratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
463. (2) Percobaan untuk melakukan tindak pidana keimigrasian penyelundupan migran, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 116
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan:
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
464. Pasal 116
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
F-BPD : Menambah frasa”paling sedikit 1 (satu) tahun dan “paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
Pasal 116
Dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 205
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
denda paling sedikit 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
465. a. Setiap orang yang dengan sengaja membuat palsu atau memalsukan visa atau izin masuk atau izin tinggal dengan maksud untuk dipergunakan bagi dirinya sendiri atau orang lain untuk masuk atau keluar atau berada di wilayah Indonesia;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
466. b. Setiap orang asing yang dengan sengaja menggunakan visa atau izin masuk atau izin tinggal palsu atau yang dipalsukan untuk masuk atau keluar atau berada di wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
467. Pasal 117
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling paling banyak Rp 500.000.000,00 F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 206
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 117
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan:
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menambah frasa”paling sedikit 1 (satu) tahun dan “paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
Pasal 117
Dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) paling paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
F-PBR : Tetap Tetap
(lima ratus juta rupiah):
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
468. a. setiap orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya sebagaimana dimaksud dalam Bab V Bagian Ketiga.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
469. b. setiap orang yang menyuruh atau memberikan kesempatan kepada orang asing menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 207
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
kepadanya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 118
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan :
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Menambah frasa “paling sedikit 1 (satu) tahun”. Menghilangkan kata “atau pidana” dan menambah frasa “paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
Pasal 118
Dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) paling banyak Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah) :
F-PBR : Tetap Tetap
470. Pasal 118
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah) :
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
471. a. setiap orang yang dengan sengaja memberikan surat atau data palsu atau yang dipalsukan, atau keterangan tidak benar dengan maksud untuk memperoleh visa atau izin tinggal bagi dirinya sendiri atau orang lain; atau
F-PD : Tanda “;” dan kata “atau” di akhir kalimat dihapus.
a. setiap orang yang dengan sengaja memberikan surat atau data palsu atau yang dipalsukan, atau keterangan tidak benar dengan maksud untuk memperoleh visa atau izin tinggal bagi dirinya
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 208
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
sendiri atau orang lain. F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
472. b. setiap orang asing yang dengan sengaja menggunakan visa atau izin tinggal sebagaimana dimaksud dalam huruf a untuk masuk dan/atau berada di wilayah Indonesia.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
473. Pasal 119
Setiap orang yang dengan sengaja menyembunyikan atau melindungi atau memberi pemondokan atau memberikan penghidupan atau memberikan pekerjaan kepada orang asing yang diketahui atau patut diduga:
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 209
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
a. pernah diusir atau dideportasi dan berada kembali di wilayah Indonesia secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan;
F-PAN :
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
474. a. pernah diusir atau dideportasi dan berada kembali di wilayah Indonesia secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
b. berada di wilayah Indonesia secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan;
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
475. b. berada di wilayah Indonesia secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
F-PDS : Tetap Tetap 476. c. izin tinggalnya habis berlaku, dipidana dengan pidana F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 210
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Penyempurnaan kalimat, yang menyatakan masa berlaku izin tinggal telah habis
Masa berlaku izin tinggalnya telah habis dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
Penyempurnaan kalimat
F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
c. izin tinggalnya habis berlaku, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 120
Setiap orang asing yang tanpa izin berada pada suatu daerah di wilayah Indonesia yang telah dinyatakan terlarang bagi orang asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
477. Pasal 120
Setiap orang asing yang tanpa izin berada pada suatu daerah di wilayah Indonesia yang telah dinyatakan terlarang bagi orang asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
F-BPD :
Pasal 120
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 211
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Menghilangkan kata “atau” Setiap orang asing yang tanpa izin berada pada suatu daerah di wilayah Indonesia yang telah dinyatakan terlarang bagi orang asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
478. Pasal 121
Setiap orang yang dengan sengaja:
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
479. a. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia sedangkan diketahui atau sepatutnya diduga bahwa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia itu palsu atau dipalsukan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); F-PD :
Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
a. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia sedangkan diketahui atau sepatutnya diduga bahwa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia itu palsu atau dipalsukan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 212
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
berdasarkan putusan pengadilan;
F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Menambah frasa “paling sedikit 1 (satu), dan menghilangkan kata “atau pidana, dan kata paling banyak”
a. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia sedangkan diketahui atau sepatutnya diduga bahwa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia itu palsu atau dipalsukan, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
480. b. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia orang lain atau yang sudah dicabut atau yang dinyatakan batal, atau menyerahkan kepada orang lain Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang diberikan kepadanya atau milik orang lain, dengan maksud digunakan secara tidak berhak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
b. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia orang lain atau yang sudah dicabut atau yang dinyatakan batal, atau menyerahkan kepada orang lain Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang diberikan kepadanya atau milik orang lain, dengan maksud digunakan secara tidak berhak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan;
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 213
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Menambah frasa” paling sedikit 1 (satu tahun) dan menghilangkan kata “atau pidana”
b.menggunakan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia orang lain atau yang sudah dicabut atau yang dinyatakan batal, atau menyerahkan kepada orang lain Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang diberikan kepadanya atau milik orang lain, dengan maksud digunakan secara tidak berhak, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
c. memberikan data yang tidak sah atau keterangan yang tidak benar untuk memperoleh Dokumen Perjalanan Republik Indonesia bagi dirinya sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan;
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
481. c. memberikan data yang tidak sah atau keterangan yang tidak benar untuk memperoleh Dokumen Perjalanan Republik Indonesia bagi dirinya sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 214
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
d. memiliki atau menggunakan secara melawan hukum 2 (dua) atau lebih Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang sejenis dan semuanya masih berlaku, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan;
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
482. d. memiliki atau menggunakan secara melawan hukum 2 (dua) atau lebih Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang sejenis dan semuanya masih berlaku, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
e. memalsukan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia atau membuat Dokumen Perjalanan Republik Indonesia palsu dengan maksud untuk digunakan bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
483. e. memalsukan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia atau membuat Dokumen Perjalanan Republik Indonesia palsu dengan maksud untuk digunakan bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 215
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 122
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum menyimpan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia palsu atau dipalsukan dengan maksud untuk digunakan bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
484. Pasal 122
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukummenyimpan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia palsuatau dipalsukan dengan maksud untuk digunakan bagi dirinyasendiri atau orang lain dipidana dengan pidana penjara palinglama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 123
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan:
F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
485. Pasal 123
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
F-BPD : Menghilangkan kalimat “paling lama”
Pasal 123
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 216
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
dan “atau pidana, paling banyak” Dipidana dengan pidana penjara 5 (lima) tahun dan denda Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap Tetap
486. a. setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum mencetak, mempunyai, menyimpan, atau memperdagangkan blanko Dokumen Perjalanan Republik Indonesia atau blanko dokumen keimigrasian lainnya; atau
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
487. b. setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum membuat, mempunyai, menyimpan, atau memperdagangkan cap atau alat lain yang digunakan untuk mengesahkan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian lainnya.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
488. Pasal 124
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain merusak, F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 217
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 124
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain merusak, mengubah, menambah, mengurangi, atau menghilangkan baik sebagian maupun seluruhnya keterangan atau cap yang terdapat dalam Dokumen Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian lainnya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Mengganti kalimat “paling lama 5 (lima)” menjadi “paling sedikit 1 (satu) “ menghilangkan kata “dan” kemusian menambah kalimat “paling sedikit” 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah)
Pasal 124
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain merusak, mengubah, menambah, mengurangi, atau menghilangkan baik sebagian maupun seluruhnya keterangan atau cap yang terdapat dalam Dokumen Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian lainnya, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
F-PBR : Tetap Tetap
mengubah, menambah, mengurangi, atau menghilangkan baik sebagian maupun seluruhnya keterangan atau cap yang terdapat dalam Dokumen Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian lainnya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
489. Pasal 125
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum menguasai dokumen perjalanan atau dokumen keimigrasian lainnya milik orang lain, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 125
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum menguasai dokumen perjalanan atau dokumen keimigrasian lainnya milik orang lain,
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 218
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 126
Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan, merusak, menghilangkan, mengubah, menggandakan, menggunakan dan atau mengakses data keimigrasian baik secara manual maupun elektronik untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap F-PBR : Tetap Tetap
490. Pasal 126
Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan, merusak, menghilangkan, mengubah, menggandakan, menggunakan dan atau mengakses data keimigrasian baik secara manual maupun elektronik untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 219
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Penambahan sanksi pemecatan/pemberhentian dengan tidak hormat terhadap pejabata imigrasi atau petugas imigrasi.
Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan yang dengan sengaja dan melawan hukum memberikan atau memperpanjang berlakunya Surat Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian kepada seseorang yang diketahuinya tidak berhak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun serta diberhentikan dari jabatannya.
F-PPP :
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 127
Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan yang dengan sengaja dan melawan hukum memberikan atau memperpanjang berlakunya Surat Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian kepada seseorang yang diketahuinya tidak berhak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Merubah frasa“lama ” menjadi “ sedikit” dan menambahkan kalimat “dan paling lama 5 (lima) tahun dan denda Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Pasal 127
Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan yang dengan sengaja dan melawan hukum memberikan atau memperpanjang berlakunya Surat Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian kepada seseorang yang diketahuinya tidak berhak, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan denda Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
F-PBR : Tetap Tetap
491. Pasal 127
Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan yang dengan sengaja dan melawan hukum memberikan atau memperpanjang berlakunya Surat Perjalanan Republik Indonesia atau dokumen keimigrasian kepada seseorang yang diketahuinya tidak berhak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap 492. Pasal 128
Setiap terdetensi yang dengan sengaja : F-PDIP : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 220
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : Huruf a, dibuat rumusan baru, yaitu: melakukan tindak pidana yang berlaku di Indonesia, terutama yang berkenaan dengan senjata api ilegal serta narkotika dan obat terlarang lainnya dipidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
a. melakukan tindak pidana yang berlaku di Indonesia, terutama yang berkenaan dengan senjata api ilegal serta narkotika dan obat terlarang lainnya dipidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
a. membuat, memiliki, menggunakan dan atau mendistribusikan senjata dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap
493. a. membuat, memiliki, menggunakan dan atau mendistribusikan senjata dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.
F-PBR : Karena tingkat ancaman yang ditimbulkan sangat membahayakan maka acaman pidananya harus lebih berat, maksimal ancaman pidana penjara menjadi 5 (lima) Tahun.
a. membuat, memiliki, menggunakan dan atau mendistribusikan senjata dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 221
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
b. melarikan diri dari rumah detensi imigrasi dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
494. b. melarikan diri dari rumah detensi imigrasi dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus.
Apa yang dimaksud dengan perkawinan semu, merupakan istilah yang akan menimbulkan berbagai penafsiran. Selain itu, ketentuan ini akan bertentangan dengan hak pribadi seseorang.
F-PPP :
495. Pasal 129
Setiap orang yang melakukan perkawinan semu, dengan tujuan untuk memperoleh dokumen keimigrasian dan/atau untuk memperoleh status kewarganegaraan Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
F-PD : Ditambahkan kata “berdasarkan putusan pengadilan” pada akhir kalimat.
Pasal 129
Setiap orang yang melakukan perkawinan semu, dengan tujuan untuk memperoleh dokumen keimigrasian dan/atau untuk memperoleh status kewarganegaraan Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 222
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
ratus juta rupiah) berdasarkan putusan pengadilan.
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Perlu dijelaskan apa definisi perkawinan semu?
F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap Tetap
496. Pasal 130
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 115, Pasal 119, Pasal 123, dan Pasal 124 dilakukan oleh korporasi maka pidana dijatuhkan baik kepada pengurus maupun korporasinya.
F-PDS : Tetap Tetap 497. F-PDIP :
Tambahan substansi Dalam hal tindak pidana keimigrasian dilakukan atas bantuan pejabat atau petugas imigrasi, maka pidana yang diancamkan terhadap pejabat atau petugas ditambah sepertiga dari ancaman maksimal, serta diberhentikan secara tidak hormat sebagai petugas imigrasi.
Ketentuan sanksi pidana terhadap petugas atau pejabat imigrasi sangat diperlukan sebagai upaya pencegahan.
498. (2) Penjatuhan pidana terhadap korporasi hanya pidana F-PG : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 223
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap Tetap
denda dengan ketentuan besarnya pidana denda tersebut 3 (tiga) kali lipat dari masing-masing pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP : F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap Tetap
499. (3) Ketentuan pidana sebagaimana tercantum dalam Pasal 106, 114, 116 huruf b, 118 huruf b, dan Pasal 121 huruf a dan b, tidak diberlakukan terhadap korban perdagangan orang dan penyelundupan migran.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
500. BAB X
BIAYA
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 224
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP : F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN :
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
501. Pasal 131
(1) Terhadap para pemohon Dokumen Perjalanan, Visa, dan Izin Tinggal yang bukan bersifat Diplomatik atau Dinas yang dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang ini dikenakan Biaya Imigrasi.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
502. (2) Dalam hal tertentu, orang asing pemohon Visa dan Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibebaskan dari Biaya Imigrasi.
F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 225
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : mengusulkan rumusan baru
(4) Biaya Imigrasi harus dikelola dengan secara transparan dan akuntabel.
(5) Selain biaya imigrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dibenarkan pungutan lain dalam pengurusan keimigrasian.
F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
503. (3) Biaya Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan salah satu Penerimaan Negara Bukan Pajak di bidang Keimigrasian.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
504. Pasal 132
Segala biaya untuk melaksanakan Undang-Undang ini, termasuk melakukan tindakan keimigrasian, penyidikan keimigrasian dan kegiatan intelijen keimigrasian dibebankan
F-PD : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 226
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
505. BAB XI
KETENTUAN LAIN
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap
506. Pasal 133
(1) Ketentuan keimigrasian bagi lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia di daerah perbatasan diatur tersendiri dengan perjanjian lintas batas antara Pemerintah Negara Republik Indonesia dan pemerintah negara tetangga yang memiliki perbatasan yang sama, dengan memperhatikan ketentuan Undang-Undang ini.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 227
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap
Tetap
507. (2) Ketentuan keimigrasian bagi lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dengan menggunakan tanda masuk atau tanda keluar dengan alat elektronik dapat diatur tersendiri melalui perjanjian bilateral atau multilateral, dengan memperhatikan ketentuan Undang-Undang ini.
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : Tetap
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
F-BPD : Rumusan Tetap
508. BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
F-PBR : Tetap
Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 228
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP :
Dihapus Dalam Lampiran UU No.
10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan disebutkan bahwa : Ketentuan peralihan memuat penyesuaian terhadap Peraturan Perundnag-undangan yang sudah ada pada saat Peraturan Perundang-undangan baru mulai berlaku, agar Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan permasalahan hukum. Bagaimana menjadi pejabat Imigrasi dan pendidikannya, tidak diatur dalam ketentuan peralihan. Kalau materi ini hendak diatur dalam UU, maka ditempatkan dalam ketentuan tersendiri.
F-PPP : F-PD : Tetap
Tetap
F-PAN : Tetap
F-KB : Tetap
509. Pasal 134
(1) Untuk menjadi Pejabat Imigrasi, diselenggarakan Pendidikan Khusus Keimigrasian.
F-PKS : Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 229
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-BPD : Rumusan Tetap
F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus
F-PPP : F-PD : Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
510. (2) Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Menteri.
F-PDS : Tetap Tetap 511. F-PDIP :
Tambahan substansi Pasal 135
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap yang dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya habis;
Pasal 136
Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap yang dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya habis;
Pasal 137
perkara tindak pidana di bidang keimigrasian yang
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 230
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
sedang diproses dalam tahap penyidikan, tetap diproses berdasarkan Undang-Undang Hukum Acara Pidana
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
512. BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
513. Pasal 135
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus.
Sudah dipidahkan pada Ketentuan Peralihan
514. a. Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap yang dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya habis; F-PPP :
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 231
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus.
Sudah dipidahkan pada Ketentuan Peralihan
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
515. b. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang telah dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya habis;
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Dihapus.
Sudah dipidahkan pada Ketentuan Peralihan
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
516. c. perkara tindak pidana di bidang keimigrasian yang sedang diproses dalam tahap penyidikan, tetap diproses berdasarkan Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
F-PDS : Tetap Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 232
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PG : Tetap F-PDIP : Ditambah kalimat “dinyatakan tidak berlaku.
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474), dinyatakan tidak berlaku
F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
517. Pasal 136
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474);
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap F-PAN : F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan Tetap F-PBR : Tetap Tetap
518. b. semua Undang-Undang yang berkaitan dengan keimigrasian yang bertentangan atau tidak sesuai dengan Undang-Undang ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
F-PDS : Tetap Tetap F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP :
519. Pasal 137
Pada saat mulai berlakunya Undang-Undang ini, Peraturan Pemerintah dan peraturan pelaksanaan lainnya di bidang keimigrasian dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti dengan yang baru F-PD :
Kalimat ini sulit dimengerti. Pasal 137
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, maka
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 233
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya di bidang keimigrasian, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan.
F-PAN : Tetap F-KB : Tetap F-PKS : Tetap F-BPD : Rumusan tetap
F-PBR : Tetap
berdasarkan Undang-Undang ini.
F-PDS : Dipersingkat agar lebih jelas
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya di bidang keimigrasian, tetap dapat berlaku sepanjang tidak bertentangan
F-PG : Tetap
F-PDIP : Tetap
F-PPP :
F-PD : Kalimat ini terlalu banyak.
Pasal 138
Undang-Undang ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
F-PAN : Tetap
F-KB : Tetap
F-PKS : Tetap
520. Pasal 138
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
F-BPD : Rumusan Tetap
Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net 234
www.parlemen.net
NO. RUU PEMERINTAH USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
F-PBR : Tetap
Tetap
F-PDS : Tetap
Tetap
F-PG : Tetap F-PDIP : Tetap F-PPP : F-PD : Tetap Tetap
521. Disahkan di Jakarta
pada tanggal ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASIMANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
HAMID AWALUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR ... .
F-PAN : Tetap Disahkan di Jakarta
pada tanggal ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASIMANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
HAMID AWALUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR ... .