dadi bab 3
TRANSCRIPT
BAB 2
PEMBAHASAN
Manajemen keperawatan mempunyai 5 fungsi pokok yang penting dalam membangun
suatu manajemen keperawatan yang solid. Fungsi-fungsi dari manajemen keperawatan, yaitu
planning, staffing, organizing, directing, controlling, dan decision making. Planning adalah
determining the long-and short-term objectives (ends) of the institution or unit and the
actions (means) that must be taken to achieve these objective. Staffing adalah selecting the
personnel to carry out these actions and placing them in positions appropriate to their
knowledge and skills. Organizing adalah mobilizing human and material resources so
institutional objectives can be achieved. Directing adalah motivating and leading personnel
to carry out the actions needed to achieve the institution’s objectives. Controlling adalah
comparing results with predetermined standards of performance and taking corrective action
when performance deviates from these standards. Decision making adalah identifying a
problem, searching for solutions, and selecting the alternative that best achieves the decion
maker’s objectives.
2.1 Planning
Planning is a technical managerial function that enables organizations to deal with the
present and anticipate the future. It is the first and fundamental function of management
because all other management functions are dependent on it. Planning is deciding what is to
be done, when it is to be done, how it is to be done and who is to do it. It is an orderly
process that gives organizational direction. Planning is the process of determining how the
organization can get where it wants to go. Planning is the process of determining exactly
what the organization will do to accomplish its objectives. In more formal terms, planning
has been defined as ‘the systematic development of action programmes aimed at reaching
agreed objectives by the process of analyzing, evaluating and selecting among the
opportunities which are foreseen.
Salah satu dari fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan. Perencanaan adalah
yang utama untuk seluruh aktivitas yang lain atau fungsi-fungsi dari manajemen.
Perencanaan adalah suatu pemikiran atau konsep nyata yang sering dilaksanakan dalam
penulisan, meskipun banyak orang dalam perawatan menggunakan perencanaan secara
informal, tanggung jawab dari perencanaan tidak dituliskan, kemungkinan tidak
dilaksanakan.
Perencanaan adalah memperkirakan peristiwa-peristiwa pembuatan rencana operasional.
Perencanaan juga merupakan fungsi manajemen dari setiap perawat kepala dari perawat
klinis professional sampai perawat manejer, penyelia, direktur, dan administrator. Perencaan
merupakan fungsi manajemen yang penting yang menolong mengurangi risiko pembuatan
keputusan, pemecahan masalah dan perubahan efektif yang direncanakan. Perawat manajer
klinis yang mempelajari rencana bertujuan untuk menggunakan semua sumber uang, bahan-
bahan, alat-alat, dan tentu saja petugas secara maksimal.
Perencanaan akan menolong pekerja-pekerja mencapai kepuasan bekerja. Semua orang
merencanakan aktivitas mereka secara luas. Aktivitas individu bisa termasuk jadwal satu
minggu dari aktivitas-aktivitas individu, urutan daftar aktivitas sehari-hari, atau suatu
kalender pertemuan. Penetapan rute evakuasi kebakaran adalah contoh rencana khusus
rencana dalam bencana.
Perencanaan membutuhkan suatu pengetahuan yang bersifat proses perencanaan dan
hubungan dalam suatu sistem, unsure perencanaan, standar perencanaan, pengetahuan dan
keterampilan dalam implementasi proses perencanaan, termasuk pemakaian standar pada
situasi kerja, dan kemahiran dari keterampilan yang perlu membawa proses perencanaan
mencapai standar. Perencanaan memungkinkan penggunaan waktu yang efektif. Selama
perencanaan, perawat manajer menganalisa dan mengkaji suatu sistem, menyusun yang
berkaitan dengan organisasi dan tujuan jangka panjang (strategi) dan jangka pendek (taktik
atau operasional), kaji sumber-sumber organisasi yang ada dan mampu serta yang
memprioritaskan serta mengkhususkan aktivitas termasuk alternative.
Rencana manajemen adalah rencana bisnis. Rencana ini mempunyai tujuan khusus,
strategi, tanggung jawab, kebijaksanaan dan anggaran. Rencana ini menggunakan petunjuk,
kemajuan, penyesuaian dan pengukuran. Perencanaan manajemen menguatkan perawat
manajer untuk menganalisa bentuk dan aktivitas unit. Ini adalah proses dari aksi dan
intervensi manusia, lingkungan kerja menjadi suatu kehidupan sosial mikrokosmos.
Organisasi perawat kesehatan merupakan kesatuan sosial dimana ada konflik kerja sama
dan persaingan. Organisasi ini mempunyai kehidupan dan karakter dan pola perilaku yang
dimasuki. Keberhasilan seseorang dikaitkan dengan keberhasilan dalam bentuk pemeriksaan
gaji, promosi, karier, dan keamanan kerja. Tekanan teman sejawat di antara perawat dapat
menciptakan konflik dengan tujuan organisasi.
Ratcliffe dan Logsdon menspesifikasikan enam tahap dalam proses perencanaan, yaitu
a) Tahap merancang
b) Tahap delegasi
c) Tahap mendidik
d) Tahap perkembangan
e) Tahap implementasi
f) Tahap tindak lanjut (evaluasi penampilan dan umpan balik)
Purpose of planning
a. It gives direction to the organization.
b. It improves efficiency.
c. It eliminates duplication of efforts.
d. It concentrates resources on important services.
e. It reduces guess work.
f. It improves communication and coordination of activities
The planning hierarchy
Planning responsibilities are different for managers at each organizational level.
Strategic planning
Top-level managers, formulate long-term strategic planning to reinforce the firm’s
mission (the mission clarifies organizational purpose). Strategic plans are specified for five
years period or more; but circumstances dictate the planning horizon.
Tactical planning
Middle management is responsible for translating strategies into shorter-term tactics.
Tactical plans are often specified in one-year increments. Eg. annual budget. Translating
strategic plans into measurable tactical objectives is important because most strategic
objective is rather vague.
Operational planning
Operational planning is accomplished by fist-line managers. Operational planning is
most concerned with budgets, quotas and schedules. These are refinements of tactical
objectives in which work is defined and results are measured in small increments. Time
horizon for operational planning is very short. Most plans at this level reflect operational
cycles. Operational objective are: (1) Narrow in scope, (2) Short-lived, and (3) Subject to
sadden change.
In order to fulfill her/his own job responsibilities and to guide subordinates towards
agency goals, the nurse manager must spend scarce materials and human resources wisely.
Since the nursing service operation in even a small agency is immensely complicated, careful
planning is needed to avoid waste, confusion and error.
2.2 Staffing
Selecting the personnel to carry out these actions and placing them in positions
appropriate to their knowledge and skills.
a) Konsep Staffing
Menurut R. Duane dan J. Clifton (1989;p. 239) staffing merupakan proses formal dari
memastikan bahwa organisasi mempunyai sumber daya berijazah atau memenuhi syarat
untuk mendekati tujuan, dan mewakili sumber hidup dari setiap perusahaan.
Menurut Jhon (1984) staffing dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengisi
pekerjaan dengan orang yang tepat. Hal inimerupakan bagian daritugas manajer organisasi.
Dan ini merupakan seni dari penempatan orang-orang yang berijazah atau memenuhi syarat
dan antusias ke dalam posisi jabatanpekerjaan yang ditawarkan.
Menurut T. Hani Handoko (2003 ; 233) penusunan personalia (staffing) adalah
fungsimanajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan
pengembangan anggota-anggota organisasi.
b) Proses Penyusunan Personalia (Staffing)
Proses penyusunan personalia (staffing process) dapat dipandang sebagai serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalian
oraganisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan pada waktu yang
tepat. Adapun langkah-langkah dalam proses penyusunan pesonalia atau staffing process
sebagai berikut :
1) Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia adalah mencakup semua kegiatan yang dibutuhkan
untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan
organisasi. Ada tiga bagian perencanaan personalia yang dibutuhkan :
Penentuan Kebutuhan Jabatan
Penyusunan personalia organisasi dimulai dengan: (1) Penentuan tujuan dan rencana
organisasi, (2) Penentuan spesifikasi jabatan (job specification) jenis-jenis jabatan dan
keterampilan yang dibutuhkan, (3) Meramalkan jumlah karyawan yang dibutuhkan dimasa
mendatang, (4) Persediaan karyawan untuk melaksanakan berbagai kegiatan.
Penentuan spesifikasi jabatan yaitu hasil dari proses analisa jabatan (job analisys) yang
terdiri dari penentuan keahlian dan keterampilan yang dipunyai, tanggung jawab,
pengetahuan mengenai pekerjaannya, wewenang yang dimiliki serta hubungan yang ada
dalam setiap jabatan dalam suatu organisasi. Proses analisa jabatan juga menghasilkan
deskripsi jabatan.
Pengembangan Sumber-sumber Penawaran Personalia
Ada dua sumber perolehan tenaga kerja yaitu sumber intern dan sumber ekstern, tapi
manajer lebih menyukai perolehan dari sumber intern, karena dapat memotivasi karyawan
yang sudah ada, tetapi juga manajer perlu mencari orang yang tepat dalam menduduki suatu
posisi agar pekerjaan dapat berjalan secara efektif dan efisien dari luar organisasi.
Ada tiga sumber penawaran intern yaitu, (1) Penataran (upgrading) yaitu dengan
mendidik dan memberi pelatihan, (2) Pemindahan (transferring) yaitu posisi yang kurang
disenangi ke posisi lain yang lebih memuaskan kebutuhan, dan (3) Pengangkatan (promoting)
yaitu pengangkatan ke jabatan yang lebih tinggi lagi.
2.3 Organizing
Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai penyusunan komponen ke dalam keutuhan
berfungsi. Tujuan pengorganisasian adalah mengkoordinasikan kegiatan sehingga tujuan
dapat dicapai. Istilah “perencanaan” dan “mengatur” sering digunakan secara sinonim.
Misalnya, pengorganisasian dianggap langkah dalam proses keperawatan, namun
perencanaan adalah yang kedua. Dalam proses manajerial (yaitu, teori manajerial
kepemimpinan, perencanaan dianggap sebagai langkah pertama dan pengorganisasian, yang
kedua).
Dalam manajemen, perencanaan adalah penentuan apa yang akan dicapai, dan
mengorganisir adalah penentuan bagaimana hal itu akan dicapai. Namun, sebagian besar
penulis masih menggambarkan dua proses dengan tumpang tindih.
Dalam proses keperawatan, perencanaan meliputi menulis tujuan, menetapkan prioritas,
dan menentukan kegiatan untuk memenuhi tujuan. Dengan demikian, pengorganisasian dapat
dianggap sebagai bagian dari perencanaan, meskipun tidak secara khusus diidentifikasi.
Perencanaan, dan dengan demikian mengatur, dapat dilihat sebagai bagian dari semua proses,
termasuk proses kepemimpinan. Dengan demikian, perencanaan dan pengorganisasian dapat
dikatakan untuk menjawab apa, mengapa, bagaimana, kapan, dan di mana pertanyaan tentang
kegiatan khusus.
Ada enam langkah dalam proses pengorganisasian:
a) Menetapkan tujuan keseluruhan
b) Merumuskan tujuan pendukung yang diperlukan untuk mencapai tujuan
c) Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan
d) Aktivitas group dalam terang sumber daya manusia dan material yang tersedia dan cara
terbaik untuk menggunakan mereka dalam situasi
e) Mendelegasikan kepada kepala masing-masing kelompok dan otoritas sngat penting
untuk melakukan kegiatan
f) Ikat kelompok bersama-sama secara horisontal dan vertikal, melalui hubungan otoritas,
dan sistem informasi.
2.4 Directing
Memotivasi dan memimpin personel untuk melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan bersama.
Directing dikatakan suatu proses di mana manajer menginstruksikan, membimbing dan
mengawasi kinerja para pekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Mengarahkan
dikatakan inti dari proses manajemen. Dan yang tidak kalah prnting adalah Perencanaan,
pengorganisasian, staf untuk menjalankan fungsi managemen.
Directing memprakarsai tindakan dari mulai bekerja terutama fungsi manusia. Dengan
kata sederhana, dapat digambarkan sebagai memberikan bimbingan kepada pekerja yang
melakukan pekerjaan. Dalam bidang manajemen, directing dikatakan semua kegiatan yang
dirancang untuk mendorong bawahan untuk bekerja secara efektif dan efisien. Menurut
Human, "Directing terdiri dari proses atau teknik dimana instruksi dapat dijalankan sesuai
rencana" Oleh karena itu, Directing adalah fungsi membimbing, inspirasi, mengawasi dan
mengarahkan orang terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Karakteristik Directing :
a) Fungsi Pervasif -. Directing diperlukan pada semua tingkat organisasi. Setiap Manajer
memberikan panduan dan inspirasi kepada bawahannya.
b) Kegiatan berkelanjutan -. Directing merupakan aktivitas yang berkelanjutan karena
terus menerus sepanjang kehidupan organisasi.
c) Faktor Manusia -. Fungsi Directing berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu
berkaitan dengan faktor manusia. Karena faktor manusia adalah kompleks dan perilaku
tak terduga, fungsi Directing menjadi penting.
d) Kegiatan Kreatif -. Fungsi Directing membantu dalam mengkonversi rencana ke
kinerja. Tanpa fungsi ini, orang menjadi tidak aktif dan fisik sumber daya yang berarti.
e) Fungsi Eksekutif -. Fungsi Directing dilakukan oleh semua manajer dan eksekutif di
semua tingkatan di seluruh kerja perusahaan, bawahan menerima instruksi dari atasannya
saja.
f) Delegasi Fungsi -. Directing mampu berurusan dengan manusia. Perilaku manusia tidak
dapat diprediksi namun harus disesuaikan dengan tugas dari perusahaan.
Pentingnya Directing Fungsi
Directing atau dikatakan jantung proses pengelolaan managemen. Oleh karena itu,
Directing adalah titik pusat pencapaian tujuan berlangsung. Beberapa filosof menyebutnya
Direction sebagai "Hidup suatu perusahaan". Hal ini juga disebut sebagai on actuating
fungsi manajemen karena melalui Directing pengoperasian suatu perusahaan benar-benar
dimulai. Manfaat Directing :
a) Inisiasi Tindakan - Directing adalah fungsi yang merupakan titik awal dari kinerja
bawahan bekerja, menempatkan dan membuat bawahan memahami pekerjaan mereka
sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Apapun rencana yang ditentukan, dapat
diimplementasikan hanya dengan sekali bekerja sesuai dengan yang ditentukan.
b) Peningkatan Upaya -. Melalui Directing, atasan mampu membimbing, menginspirasi
dan menginstruksikan bawahannya untuk bekerja. Untuk itu, upaya setiap individu
terhadap pencapaian tujuan yang diperlukan. Melalui Directing upaya setiap departemen
dapat berhubungan dan terintegrasi dengan orang lain dapat dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan melalui kepemimpinan persuasif dan komunikasi yang efektif. Integrasi upaya
membawa efektivitas dan stabilitas di perhatian.
c) Sarana Motivasi - fungsi Directing membantu dalam pencapaian tujuan. Manajer
memanfaatkan unsur motivasi di sini untuk meningkatkan kinerja bawahan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan insentif atau kompensasi, baik moneter maupun non -
moneter, yang berfungsi sebagai "Moral penguat" kepada bawahan. Motivasi ini juga
berguna bagi bawahan untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan mereka yang
pada akhirnya membantu dalam pertumbuhan perusahaan.
d) Menyediakan Stabilitas - Stabilitas dan keseimbangan dalam perhatian menjadi sangat
penting untuk kelangsungan hidup jangka panjang. Hal ini dapat dibawa oleh manajer
dengan bantuan empat alat atau unsur-unsur fungsi Directing yaitu bijaksana, perpaduan
kepemimpinan persuasif, komunikasi yang efektif, pengawasan ketat dan motivasi
efisien. Stabilitas sangat penting karena itu adalah suatu indeks pertumbuhan suatu
perusahaan. Oleh karena itu manajer dapat menggunakan semua empat ciri dalam dirinya
sehingga standar kinerja dapat dipertahankan.
e) Mengatasi dengan perubahan. Ini adalah perilaku manusia bahwa manusia
menunjukkan resistensi terhadap perubahan. Adaptasi dengan perubahan lingkungan
membantu dalam mempertahankan pertumbuhan yang direncanakan dan menjadi
pemimpin. Hal ini mengarahkan fungsi yang merupakan gunakan untuk bertemu dengan
perubahan lingkungan, baik internal eksternal. Efektif komunikasi membantu dalam
mengatasi dengan perubahan. Ini adalah peran manajer di sini untuk berkomunikasi sifat
dan isi perubahan yang sangat jelas kepada bawahan. Hal ini membantu dalam
klarifikasi, adopsi mudah dan kelancaran suatu perusahaan. Misalnya, jika perhatian
bergeser dari handlooms ke alat tenun listrik, perubahan penting dalam teknik produksi
berlangsung. Faktor-faktor yang dihasilkan kurang tenaga kerja dan lebih dari mesin. Hal
ini dapat ditahan oleh bawahan. Manajer di sini bisa menjelaskan bahwa perubahan itu
dalam kepentingan bawahan. Melalui lebih mekanisasi, peningkatan produksi dan
dengan demikian keuntungan. Secara tidak langsung, para bawahan yang diuntungkan
dari itu dalam bentuk yang lebih tinggi remunerasi.
f) Pemanfaatan Efisien Sumber Daya - Directing keuangan membantu dalam
menjelaskan peran setiap bawahan terhadap pekerjaannya. Sumber daya tersebut dapat
dimanfaatkan dengan baik hanya bila kurang dari wastages, duplikasi usaha, tumpang
tindih pertunjukan, dll tidak terjadi. Melalui Directing, peran bawahan menjadi jelas
Manajer memanfaatkan pengawasannya, bimbingan, petunjuk dan keterampilan motivasi
untuk menginspirasi bawahan. Hal ini membantu dalam maksimum yang mungkin
pemanfaatan sumber daya manusia, mesin, bahan dan uang yang membantu dalam
mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan.
2.5 Controlling
Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun
dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang
sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan
pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam
manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit
internal.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan
tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual
operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses
pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan
apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan
memiliki lima tahapan, yaitu
a) Penetapan standar pelaksanaan;
b) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c) Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
d) Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-
penyimpangan; dan
e) Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan
Prinsip Pengawasan
a) Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan
oleh staf.
b) Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
c) Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf akan terus
dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka
yang dianggap mampu bekerja.
Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat
berupa:
a) Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan
standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.
b) Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
c) Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan
telah dimanfaatkan secara efisien.
d) Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
e) Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan
pelatihan lanjutan.
Proses pengawasan
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana manajerial yaitu:
a) Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau organisasi
b) Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.
c) Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor
penyebabnya, dan menggunakan, dan menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan
langkah-langkah intervensi.
Obyek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek yang perlu
dijadikan sasaran pengawasan.
a) Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Pengawasan ini bersifat
fisik.
b) Keuangan
c) Pelaksanaan program dilapangan
d) Obyek yang bersifat strategis
e) Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
Jenis-jenis Pengawasan
a) Pengawasan fungsiomal (struktural). Fungsi pengawasan ini melekat pada seseorang
yang menjabat sebagai pimpinan lembaga.
b) Pengawasan publik. Pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat.
c) Pengawasan non fungsional. Pengawasan ini biasanya dilakukan oleh badan-badan yag
diberikan wewenang untuk melakukan pengawasan seperti DPR, BPK, KPK, dan lain-
lain.
Prinsip Pokok
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat
menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu:
a) Adanya Rencana
b) Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya
disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama. Sosialisasi perlu
dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan adalah penting untuk mendapat perhatian.
Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila diikerjakan
dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang atau kelompok konsisten
dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini membantu menyakinkan
bahwa tujuan dan hasil tetap konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi. Controlling
berperan juga dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan penampilan
kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya disusun. Ada
2 tipe standar:
a) Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah kuantitas,
kualitas, biaya atau waktu.
b) Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke dalam tugas
penampilan.
Pengukuran Penampilan Aktual
Pengukuran harus cukup akurat untuk menyorot penyimpangan atau variasi. Tanpa
pengukuran, pengendalian yang efektif tidaklah mungkin ada. Pengukuran dilakukan dengan
membandingkan hasil dengan tujuan dan standar. Perbandingan dari tampilan aktual dengan
tampilan yang diharapkan membangun kebutuhan untuk bertindak.
Cara untuk membuat perbandingan meliputi:
a) Historis/relatif/rancang-bangun
b) Benchmarking
Pengendalian Efektif
Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada strategi dan hasil, dapat
dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control), berorientasi secara waktu dan eksepsi,
bersifat positif, setara dan objektif, fleksibel.
Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut kendali feedforward,
hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa
arah yang tepat telah disusun dan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang sedang terjadi
selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini memantau operasi dan
aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan
tepat.
Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut kendali feedback ,
kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada
hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Manajer memiliki 2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian. Mereka dapat
mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal) atas tingkah lakunya
sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil tindakan langsung (external) untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain.
Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk melatih pengendalian
diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk pengendalian diri dikembangkan
ketika orang yang mampu memiliki tujuan tampilan yang jelas dan dukungan sumber-sumber
yang tepat.
Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan sistem
administrasi formal antara lain sistem penilaian penampilan, sistem kompensasi dan
keuntungan, sistem disiplin kepegawaian, dan management-by-objectives (manajemen
berdasar tujuan).
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan pengendalian yang baik adalah:
a) Akan menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam organisasi.
b) Memotivasi orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam pekerjaannya.
c) Menyadarkan nilai dari kontribusi penampilannya.
Is the regulation of activities in accordance with the plan. Controlling is a function of all
managers at all levels. Its basic objective is to ensure that the task to be accomplished is
appropriately executed. Control involves establishing standards of performance, determining
the means to be used in measuring performance, evaluating performance, and providing
feedback of performance data to the individual so behavior can be changed. Controlling is not
manipulation, rigid, tight, and autocratic or oppression. Management by objectives (MBO)
can be considered as a control mechanism. Based on MBO principle- determining objectives
(standards) against which performance can be measured can be stated. Second, specific
measures have to be established to determine whether these objectives are met. Third, the
actual accomplishment of the objectives would be measured in relation to the standard and
this information would be fed back to the individual. Then corrective action could be taken.
Learning Activities
a) Observe a manager using the functions of a management. Think about what it is the
manager does while performing each of the following: (1) Directing, (2) Coordinating,
and (3) Controlling
b) Divide the class into three groups. Have each group represent a different level of
management. Give each group time to devise a plan that would reflect the type of
planning expected at each level.
2.6 Decision making
Decision making-is a choice made between two or more alternatives. It is choosing the
best alternative to reach the predetermined objective. Thus decisionmaking is a process of
identifying and selecting a course of action to solve specific problem.
Types of decisions
Decisions made in the nursing service can be categorized depending upon the following
criteria
a) How much time the manager spends in making decision
b) What proportion of the organization must be involved in making decision
c) The organization function/ the nursing/midwifery functions on which they focus
On the basis of these there are three classifications:
a) Ends –Means
Ends: deals with the determination of desired individual or organizational results to be
achieved
Means: decisions deal with strategic or operational programmes, activities that will
accomplish desired results. These usually occur during managerial planning processes,
strategy and objective formulation processes.
b) Administrative-Operational
Administrative: made by senior management, which have significant impact throughout
the organization. Usually this type of decision is concerned with policy, resource allocation
and utilization. Operational: are generally made by mid level and first line managers and
address day to day operational activities of a particular organizational
c) Programmed-Non-programmed
Programmed-these are repetitive and routine in nature. Since they can be programmed,
procedures, rules and often manuals are formulated to cover those situations None
programmed: unique and non- routine
Conditions that initiate decision making
a) Opportunity/threat
b) Crisis
c) Deviation
d) Improvement
Ways of Decision Making
a) Relying on tradition: taking the same decisions that had been undertaken when similar
problem arouse in the past
b) May appeal to authority and make decisions based on suggestions from an expert/a
higher level management
c) Priori reasoning: based on assumption
d) Logical decision making: is a rational, intelligent and systematic approach to decision
making
Steps of logical Decision Making
a) Investigating the situation such as (1) Define the problem, (2) Identify the problem
objective, and (3) Diagnose the cause
b) Develop alternatives
c) Evaluate alternatives
d) Implement and follow up
Factors Influencing Decision Making
a) Decision makers attribute
1) Knowledge, experience, and judgment
2) Perception and personality
3) Values and philosophy
b) The Situation
1) Urgency of solution and time pressures
2) Magnitude and importance
3) Structure and uncertainty and risk
4) Cost benefit
c) Environmental Constraints
1) External
2) Internal
Implications for Nurse Managers
The activities of the problem solver, the nature of the situation and the environmental
constraints influence how decision is done; resource spent in performing it, and the quality of
the ultimate decision. However, these influences are not mutually exclusive. Managers should
recognize these attributes and be sensitive to the factors that affect decision-making, change
their method as appropriate, modify and mitigate detrimental influences when possible, and
cope with those that cannot be changed. In this way, they will improve the quality of
decision-making.
Encouraging creativity
a) Convergent thinking-the problem is divided into smaller and smaller pieces to find a
more manageable perspective.
b) Divergent thinking: One's view of the problem is expanded. The problem is considered
in different ways
c) Brain storming: under favorable circumstances a group working together can identify
more ideas than an individual or the group of individuals working separately. It is a
technique managers can use to create a free flow of ideas
Decision Making Tools
There are many tools. The most common are:
a) Probability theory: is the likelihood that an event or outcome will actually occur and
allow decision makers to calculate an expected value for each alternative. Expected
Value (EV) = Income it would produce (I) x its probability of making that income (P).
b) Decision tree= are graphic decision making tools used to evaluate decisions containing a
series of steps
Deciding to decide
a) Is the problem easy to deal with. Tip: avoid being bogged down in trivial details.
Effective managers reserve decisionmaking techniques for problems that require them.
b) Might the problem resolve itself. Tip: prioritize and rank problems in order of
importance
c) Is it my decision. Tip: the closer to the origin of the problem the decision is the better.
Before deciding ask the following questions: (1) Does the issue affect other
departments?, (2) Will it have a major impact on the superior's area of responsibility?,
(3) Does it need further information from higher level?, (4) Does it involve serious
breach of my department’s budget?, (5) Is this problem outside my area of responsibility
or authority? If the answer to any of these questions is 'YES' pass it to your superior.
Barriers to Effect Decision-Making
a) Easy recall: the more easily can recall the event, the more frequently they believe it occur
b) Easy search: not to put effort to seek information from the appropriate sources
c) Misconception of chance: Most people do not understand the nature of random events
d) Confirmation gap
e) Relaxed avoidance: the manager decides not to decide or act after noting that the
consequences of inaction will not be serious
f) Defensive avoidance: Faced with a problem and unable to find a good solution based on
past experience, this manager seeks a way out. He/she may let someone else make
decisions. This resigned posture may prevent consideration of more viable alternatives.
g) Panic: the manager feels pressurized not only by the problem but also time
Overcoming barriers to individual problem solving
a) Setting priority
b) Acquiring relevant information
c) Proceeding methodically and carefully
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajement keperawatan adalah proses proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.
Proses dalam manajemen keperawatan adalah sekelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai sampai ke perawat pelaksana mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Manajemen keperawatan sendiri mempunyai 5 fungsi pokok yang penting dalam
membangun suatu manajemen keperawatan yang solid. Fungsi-fungsi dari manajemen
keperawatan, yaitu planning, staffing, organizing, directing, controlling, dan decision making
yang kesemua fungsi tersebut tidak bisa terpisahkan dalam implementasinya.
3.2 Saran
Dengan mengetahui proses, peran, serta fungsi manajement keperawatan dan prinsip-
prinsip yang mendasari penerapan manajemen keperawatan oleh para pegelola pelayanan
keperawatan yang sesuai, diharapkan akan dapat mengoptimalkan mutu pelayanan
keperawatan yang diterima oleh masyarakat sebagai konsumen.