d a n k a s i h berita u.k - uki.ca · [email protected] seksi bina iman esther kurniadi,...
TRANSCRIPT
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. J. Juliwan M. SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
W W W . U K I . C A S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9
BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
khir liburan....
Sejak awal
September semakin
banyak tulisan dan
ungkapan ‘back to school’
atau ‘back to class’.
Ungkapan ini mengingatkan
kepada semua murid atau
mahasiswa, semua pelajar
untuk bersiap
kembali
memasuki
dunia study
formal. Maka
semua perlu
dipersiapkan
untuk
memasuki masa
sekolah ini.
Namun sebenarnya, bukan
hanya para pelajar yang
sedang diingatkan,
melainkan semua orang yang
terkait dengan mereka juga
ikut diingatkan. Oleh sebab
itulah para orang tua mulai
sibuk mempersiapkan
perlengkapan sekolah anak-
anak mereka. Bahkan semua
orang ikut terkena arus
kembalinya anak-anak ke
sekolah ini, termasuk ritme
hidup harian pun ikut
terpengaruh.
Situasi ini juga
sekaligus menjadi tanda
akhirnya masa liburan
Musim Panas yang panjang.
Berakhirlah masa piknik,
camping, jalan-jalan keliling
dunia dan tidur panjang. Ini
juga menjadi tanda bahwa
sebentar lagi Musim Panas
akan segera berakhir.
Tentunya semua berharap
bahwa ada banyak
pengalaman indah selama
masa liburan ini yang akan
memberikan semangat baru.
Jelaslah bahwa
pengalaman yang
didapat akan semakin
mengembangkan setiap
pribadi, baik secara
manusiawi maupun secara
ilahi/rohani.
Rutin namun bukan
rutinitas..
Terkesan bahwa
‘back to school’ menjadi
kembali ke kegiatan rutin
lagi bagi semua orang.
Kegiatan yang biasa
dilanjutkan, baik ke sekolah,
bekerja dan semua aktivitas
lainnya. Bahkan di Paroki
juga, selama libur ada jadwal
Misa selama Musim Panas,
sekarang dikembalikan lagi
ke jadwal biasa. Seolah
semuanya kembali seperti
biasa lagi dan mengulang
yang sudah ada, hanya
diubah selama masa liburan,
kembali ke rutinitas.
Apakah benar
kembali ke ritme rutin lalu
menjadi sebagai rutinitas?
Tentu saja tidak begitu.
Memang semuanya kembali
ke rutin kegiatan dan
kehidupan harian, namun ini
bukanlah rutinitas. Setiap
hari selalu ada 24 jam dan
kegiatan kita mulai dari pagi
dan berakhir pada malam
hari, begitulah setiap hari
berlangsung. Namun
demikian setiap hari adalah
... kembali ke ‘rutinitas’?..
Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ
A
Bersambung ke halaman 8,
K E G I A T A N
D I B U L A N
O K T O B E R
Misa Minggu II,
11 Oktober 2015
Misa Minggu IV,
25 Oktober 2015
Senior Appreciation
Day, 31 Oktober
2015
Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318 [email protected]
Deacon Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274 [email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707
Sekretaris Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801 [email protected]
Bendahara Janto Solichin, (416) 587.2362
WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah
Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900 [email protected]
Seksi Liturgi Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
[email protected] Seksi Bina Iman
Esther Kurniadi, (416) 371-2593 [email protected]
Seksi Sosial Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga Selvie Widjaja, (647) 896.6121
[email protected] Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246 [email protected]
WILAYAH BARAT Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765 [email protected] Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
[email protected] Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]
Seksi Sosial Lucas Noegroho, (416) 859.0222
[email protected] Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]
Usher Joyo Sudardi, (905) 785.6379
BIDANG KHUSUS Mudika, Yoanitha
[email protected] PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected] Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536 [email protected]
9th Annual
UKI Senior Day
October 31, 2015
10:00 am to 2:00 pm
St Thomas More
2234 Ellesmere Road
Scarborough, ON
M1G 3M9
MISA UKI Thanksgiving October 11, 2015 @ 2 p.m
St. Anselm | 1 MacNaughton Rd. Toronto
Setelah Misa, akan ada potluck Thanksgiving
dinner di Basement. Mohon partisipasi dan
kehadiran Anda semua.
S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9 H A L A M A N 3
Hi Guys. First of all, I want to apologize for not able to attend Mudika Banquet to-night. Mudika CORES asked to explain what is Mudika and why Mudika is important to me. The initial name Mudika (stand for muda-mudi katolik) was born in 1970s in Bogor, Indonesia. Mudika is a non-political ORGANZATION under the local parish executive council (Dewan), as a youth catholic group– Mudika member consist of young-adult in between age of 18-35 and single. Therefore if you are young Indonesian, catholic (UKI) and lives in GTA (Greater Toronto Area) – you would be better off be a member of MUDIKA because Mudika is the Best !! MUDIKA itself is very important to me because:
I was born in catholic family, My parents have been involved in Church since I was a kid. I was in Mudika since then. FUR-THER, when I was a university student in Jogjakarta, I was also a leader in Mudika (MISA KAMPUS) and I did a lot of similar activities that you do here. FUN, isn’t it? Therefore, from my owned personal experience I know the importance of being a member of MUDIKA and HOW its activities deepening my FAITH.
NOW, as a parent myself, I have the privilege of passing this legacy of faith, to my kids or to the future generation of UKI – Through Mudika I want all young people to know that there is so much more in life than the next paycheck, the next weekend activities or the next big purchase. I want to encourage you to be a “MAN FOR OTHERS”.
MY beloved member of MUDIKA, There are two things that I want you to remember TONIGHT, 1. You are a treasure of THE LORD. God is good and He will
always be good, to me and to all of you. I want you to experi-ence HIS goodness through MUDIKA.
2. Always put GOD FIRST in your heart, with this, you can tackle all trou-bles, set-backs or any difficul-ties or challenges that you’ll face. In this opportunity, I would like to congratulate all of you for your involvement in Mudika UKI. Thank you for considering UKI as part of your JOURNEY and to be part of our family– You will do a lot of great things in your life and hope you still and always remember your time here at Mudika UKI TORON-TO. Have a blast tonight. Love you all and Once again - thank you Damian Indyarta UKI Coordinator (August 15, 2015)
udika Banquet 2015 On August 15, 2015, Mudika had our annual banquet! As at the end of every year, we commemorate the growth that we’ve had
together as a family in Christ by presenting a few awards to our members. The banquet this year was hosted in the South Common Community Centre, with the program starting around 6:30 PM. The banquet featured dinner with a mix of two cultures! With sate ayam, lontong, and gado-gado for the first course and pasta for the second course, the youths were almost too full to enjoy the sundae bar option for dessert! However, the most memorable part of the evening (aside from the awards) was the videos shown throughout the night. Videos were obtained from previous leaders of Mudika, as well as potential leaders, both near and far away. Om Indy was even there in spirit through a video! And of course, we’d like to congratulate all nominees and winners of the awards. The most notable ones were the two Mudika of the Years: Lyona Limpi & Austin Atmaja. Our thanks go out to those who we haven’t formally acknowledged, whether it be through your support behind the scenes or prayers. We hope that you continue to sup-port us in the future and for all of us to have a blessed year ahead of us!
Our love and prayers are with you all, Mudika UKI Toronto
M
Mudika Annual Banquet, 2015
Mudika
Banquet
08.15
20015
Pengantar
etiap tahun, selama Musim Panas, Keuskupan Agung
Toronto mengadakan penggalangan dana untuk tanah
misi. Cara yang ditempuh adalah, di semua paroki di
Keuskupan Agung Toronto, akan ada missionaris yang
akan memberikan homili mengenai misi yang dilakukan di
negaranya. Semua kolekte yang dikumpulkan pada
kesempatan ini diperuntukkan bagi Tanah Misi, tempat
asal dari para missionaris itu datang.
Tahun ini dari Indonesia, homili diberikan oleh
Rm. Juliwan, SCJ, yang berhomili di 3 paroki di GTA: St.
Pius X (Inggris), Assomption de Notre-Dame Oshawa
(Prancis) dan St. Mark (Inggris).
Homili
Dalam homili ini dipresentasikan mengenai
Indonesia secara umum, yang merupakan Negara
Kepulauan dengan 17.000 pulau dan ada 5 pulau besar
(Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua).
Penduduknya ada 252,8 juta jiwa dengan 87% beragama
Islam dan 3% Katolik. Di tengah situasi Negara Indonesia
inilah, Kongregasi SCJ berkarya sejak 1924.
Secara khusus Misi SCJ di Indonesia tersebar di 3
pulau (Sumatera, Jawa dan Papua) dan di 6 keuskupan
(Padang, Palembang, Tanjungkarang [Lampung], Jakarta,
Semarang [Yogyakarta] dan Timika [Papua]).
Ada 3 karya utama yang dilakukan sampai
sekarang, yakni karya parokial, karya bagi anak-anak
panti asuhan, asrama dan sekolah dan formasio para calon
biarawan dan imam.
The MUDIKA FAMILY
Daniel Andrew Hartono 08.21.2015
@ Milton Hospital, Milton Born to Helena & Rudy Hartono
Matthew Ethan Pradjanata 08.06.2015
@ St Joseph’s Hospital, Toronto Born to Hertika Rusly &
Laurence Edwin
Aug
ust
Bab
ies
The wedding of Anthony Renditya and
Clarissa Marcelly 08.29.2015
Mudika Banquet 08.15.2015
Lochlan Lee Danukarjanto 08.17.2015
@ North York Hospital Born to Clara & Luki Danukarjanto
Benedict Yusup 08.07.2015
@ Telogorejo Hospital, Semarang Born to Nadia Hardini & Yusup Yusup
Mission Appeal Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ
S
Selamat Ulang Tahun Imamat ke-11 Gembala Kita
Romo Antonius Purwono SCJ 23 September 2015
Selamat Ulang Tahun ke-50 Romo Aegidius Warsito SCJ
Tuhan Memberkati. 1 September 2015
Bersambung ke halaman 10,
Dear Umat Katolik Indonesia, I would like to express my deep thankfulness to all of you for a truly amazing camping-weekend at the Sauble Falls! It is a great gift that you allowed me to be part of this wonderful experience, that you welcomed me into you community, your tables, your camping places, your cars and your families. It was really wonderful for me to experience so much of your Indonesian hospitality. In my home country, Germany, it would be really hard to find something similar like this. So I take this wonderful experience of the sharing of God's love back to my country, in order to spread your model and to widen God's kingdom here on earth. Special thank I would like to express to the Priests of the Sacred Heart, to Indy, Marina and Rafael and to the youth group for their welcoming and loving hearts. May God bless you all! Hoping to see you again one day in the future! United in Christ, Sebastian Simros
ongregasi
Scalabrinians
merupakan
sebuah komunitas
religius
internasional yang
melayani para
migran dan
pengungsi dari
berbagai etnik,
agama, dan
kebudayaan di 32
negara di 5 benua.
Didirikan oleh
John Baptist
Scalabrini (1839-
1905), Uskup
Piacenza, Itali di
masa itu, pada
tanggal 28
November
1887. Saat itu
banyak terjadi migrasi besar-besaran dari Itali (dan
Eropa) ke benua Amerika. Uskup Scalabrini banyak
menolong para migran, mengorganisir dan
menyediakan program-program religious, bantuan
social dan kemanusiaan yang diperlukan berjuta-juta
pengungsi di benua Amerika. Bishop John Baptist
Scalabrini dinyatakan sebagai “The Blessed” oleh
Paus Yohanes Paulus II di Roma, 9 November
1997.
Beberapa kata mutiara (quotes) dari Bishop
Scalabrini:
“The Kingdom of God spreads through the
Eucharist."
"I begin a work and then I place it in the hands of God.
He looks after it."
"When God wants it, we must go forward no matter may
happen."
Berkantor pusat di Oak Park, Illionis (sedikit ke luar kota
Chicago), kongregasi ini memilik cabang di USA, Canada,
Mexico dan Guatemala. Anggota-anggotanya berasal dari
13 negara.
Fokus pelayanan yang dilakukan kongregasi
Scalabrinians selama 25 tahun terakhir
ini adalah
migrants with the migrants dan in mission with people
on the move along with a special priority for the poorest
migrants. □ |Christine Budihardjo|
Misa Minggu Biasa ke-24 pada tanggal 13 September 2015 dirayakan oleh Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ dan Pastor Petrus Pitol CS atau akrab di panggil dengan nama Fr. Peter dari kongregasi Scalabrinian. Beliau putra Indonesia yang berasal dari Flores dan baru ditahbiskan sebagai Imam pada tanggal 6 Mei 2015. Lulusan
dari Universitas Ateneo de Manila Universtity, Phillippines
dan langsung di kirim ke Kanada pada bulan September untuk
menjalani pelayanan di gereja St. Paschal Baylon Church,
Thornhill sebagai Associate Pastor. Fr. Peter sangat senang sekali dapat menemukan komunitas
Indonesia. Selamat datang di Kanada Fr Peter dan selamat
menunaikan tugas pelayanan dalam Iman, Harapan dan
Kasih Tuhan. □ (Angie Hanapie)
The Blessed John Scalabrini Bishop and Founder
KONGREGASI SCALABRINIANS
(MISSIONARIES OF St. CHARLES)
S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9 H A L A M A N 5
K
Choir Group East
ekan-rekan yang budiman!
Suatu ketika Yohanes, salah
satu dari para murid Yesus,
bercerita kepada guru mereka
bahwa mereka melihat orang yang
mengeluarkan setan demi namanya.
(Injil Minggu Biasa XXVI tahun B,
Mrk 9:38-43.45.47-48.) Langsung
Yohanes mencegahnya, kan orang itu
bukan salah satu dari pengikut para
murid Yesus! Murid ini
berpendapat bahwa siapa
saja yang mau
menjalankan hal-hal
yang baik mestinya
bergabung dulu dengan
kelompok yang sudah
mapan seperti para murid
terdekat tadi. Bukan
sendiri-sendiri. Yohanes
mengatakan “bukan
pengikut kita”. Terasa
adanya pendapat bahwa
mengikuti Yesus baru dapat dijalani
bersama dengan para muridnya.
Seolah-olah mereka itu satu-satunya
agen penyalur. Rupa-rupanya
Yohanes berpikir dalam kerangka
“keseragaman” dan tidak melihat
nilai “keragaman” di antara para
pengikut Yesus.
MENGIKUTI YESUS
Minggu lalu kita dengar bahwa
barangsiapa dapat menghargai orang
yang belum bisa berkata telah
berbuat banyak, yakni “anak kecil”,
sama dengan menerima Yesus
sendiri, dan sebetulnya menerima
Bapanya yang mengutusnya (Mrk
9:36-37). Diajarkannya bahwa
mengikutinya hendaknya tidak
dipandang dari dengan besarnya jasa
atau banyaknya sumbangan,
melainkan dengan keluguan. Dalam
petikan bagi hari Minggu ini, pokok
mengenai menjadi pengikut Yesus
tampil kembali. Apakah mengikut
Yesus berarti mesti ikut di dalam
kelompok murid-muridnya? Sebuah
pertanyaan yang sulit dijawab,
apalagi bila kelompok murid Yesus
kita samakan dengan Gereja.
Pertanyaannya berkembang: apakah
mengikuti Yesus mesti terjadi dengan
menjadi anggota Gereja? Lalu Gereja
mana? Tidak semua akan dipecahkan
di sini karena persoalan yang
ditampilkan dalam Injil hari ini tidak
dapat dijabarkan begitu ke keadaan
masa kini. Namun demikian, kita
dapat berusaha memahami prinsip-
prinsip yang dikemukakan Yesus di
sini dan yang diikuti oleh komunitas
pertama dulu.
Dalam episode kali ini kita ikuti
bagaimana Yesus meluruskan
pendapat Yohanes. Dilebarkannya
pula pandangan para murid lainnya.
Mereka diajarnya agar tidak melihat
diri mereka sebagai kelompok pusat
dalam umat. Janganlah mereka
menganggap orang-orang yang
belum atau tidak bergabung dengan
mereka sebagai yang bukan pengikut
Yesus. Dengan kata lain, mereka
diajak menyadari bahwa ada orang-
orang yang mau menerima Yesus dan
mengikutinya meskipun tidak jelas-
jelas bergabung dengan para murid
terdekat. Yang menjadi ukuran bagi
pengikut Yesus kiranya bukanlah
keseragaman dengan para murid tadi,
melainkan keselarasan dengan Yesus
dan dengan pengutusan yang
dijalaninya. Dan keselarasan ini bisa
bermacam-macam ujudnya, bisa
memuat keragaman.
TIGA POKOK PENGAJARAN
Ada tiga pokok ajaran yang
terungkapi dalam ay. 39-42. Dalam
ay. 39 diajaknya para murid
menumbuhkan kelonggaran hati.
Dikatakannya tentang orang yang
mengeluarkan setan tapi bukan
pengikut mereka, “Jangan kamu
cegah dia, sebab tidak ada seorang
pun yang telah mengerjakan mukjizat
demi namaku dapat seketika itu juga
mengumpat aku.” Bagi Yesus orang
itu jelas-jelas menjadi
pengikutnya. Para murid
Yesus, juga yang paling
dekat sekalipun, diminta
agar longgar hati
menghargai keragaman.
Kemudian dalam ay. 40
dituntunnya para murid
supaya sampai pada
keyakinan bahwa “Siapa
saja yang tidak melawan
kita, ia ada di pihak
kita.” Ada soal bahasa
yang agak pelik. Tetapi soalnya
selesai bila kita mengerti pernyataan
itu sebagai ajakan Yesus kepada para
murid agar mampu dan berani
menegaskan kalimat itu. Jadi yang
dimaksud ialah murid-murid sendiri
yang mempertengkarkan perkara
tadi.. Mereka diharapkannya bisa
bertindak sebagai orang besar yang
sejati. Tak usah mereka merasa
terancam bila ada orang yang
mengerjakan hal serupa walaupun
tidak bergabung dengan mereka.
Dengan bahasa zaman kita sekarang,
mereka diharap agar berani
berkompetisi secara jujur.
Selanjutnya, ada imbauan dalam
ay. 41 agar para murid memandangi
diri dengan cara yang benar. Mereka
sebenarnya memberi banyak kepada
siapa saja yang berbuat kebaikan
sekecil apapun kepada mereka.
Tetapi mereka itu mendatangkan
pahala bagi orang lain bukan karena
diri mereka sendiri, melainkan karena
mereka itu adalah pengikutnya.
Menjadi pengikut Kristus, itulah
yang membawakan keselamatan bagi
orang lain, bukan menjadi pengikut
atau Keseragaman
Oleh Prof. Agustinus GIANTO, S.J
Keragaman?
R
H A L A M A N 7 S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9
para murid. Cocok dengan ajaran agar
tidak mencari kedudukan,
menginginkan status tinggi dalam
umat, tidak menginginkan diri jadi
pusat. Ayat ini sebenarnya ungkapan
akan apa yang nyata-nyata diyakini
umat awal seperti jelas dengan
ungkapan “karena kamu adalah
pengikut Kristus”. Yesus sendiri
dalam hidupnya tidak pernah
menyebut diri Kristus atau Mesias; ia
memakai sebutan Anak Manusia.
Akhirnya, para murid diminta
dalam ay. 42 agar memiliki rasa
tanggung jawab yang besar terhadap
orang-orang yang hendak mengikuti
Yesus secara tulus. Ayat ini
menggambarkan orang-orang itu
sebagai “anak kecil” sejalan dengan
pemakaian kata itu dalam Mrk 9:36-
37 yang ikut dibacakan hari Minggu
lalu. Jangan sampai mereka dibiarkan
“berbuat dosa” oleh para murid yang
merasa lebih dekat dengan Yesus.
Masalah dalam penerapan ayat ini
bagi zaman ini tentunya berkisar pada
siapa yang merasa murid dekat dan
siapa yang menjadi pengikut Yesus
pada umumnya itu. Dalam
menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci
bagi kehidupan masa kini, sebaiknya
dibuat penerapan yang luwes dan
tidak kaku. Jadi, “para murid
terdekat” tak usah membuat orang
ingat akan para pemimpin Gereja,
para pastor melulu, dan sebaliknya
“anak kecil” tak perlu dibatasi pada
umat. Yang berpihak pada Yesus dan
pengutusannya menjadi pengikutnya.
Yang ikut memperhatikan
kesejahteraan mereka ialah murid
terdekat. Begitulah, Yesus
menekankan bahwa siapa saja yang
merasa sudah dekat padanya, sudah
masuk ke dalam kelompok murid
terdekat, hendaklah ia memikirkan
kesejahteraan mereka yang masih
belajar, masih mencoba menemukan
jalan mendekat kepada Kabar
Gembira yang dibawakan Yesus.
Inilah kenyataan ikut serta dalam
perutusan dan pengutusan Yesus.
Inilah kekuatan yang menghidukan
Gereja.
INTEGRITAS PENGIKUT
YESUS
Membiarkan orang yang sedang
berjalan kepadanya “berdosa” adalah
keburukan yang besar. Kata asli yang
dipakai di situ harfiahnya berarti
“tersandung jatuh”. Sanksi
hukumannya lebih berat daripada orang
yang ditenggelamkan ke dalam laut,
dengan batu giling yang diikatkan pada
lehernya. Dasar laut ialah wilayah
kekuatan-kekuatan maut.
Ditenggelamkan ke sana berarti
diserahkan pada kuasa maut, tanpa
kemungkinan naik karena pada
lehernya diikatkan batu giling. Dan
keadaan ini dikatakan mendingan
daripada murid yang membiarkan orang
jatuh tersandung! Tak usah Injil hari ini
membuat kita-kita yang diserahi
mendampingi umat merasa diancam.
Sebaliknyalah, kita makin melihat
betapa berartinya orang-orang yang
telah dipercayakan kepada kita.
Bagaimana kita bisa dipercaya begitu
besar? Baiklah kita lihat bagian
selanjutnya.
Dalam bagian berikutnya, ay. 43-48,
diperdengarkan beberapa petuah keras
untuk tidak membiarkan diri sendiri
tersandung. Jadi tanggung jawab bukan
saja terhadap keadaan orang lain,
melainkan juga bagi diri sendiri. Wajar.
Orang yang dapat menjaga diri
tentunya dapat menolong orang lain.
Cara penyampaiannya amat konkret.
Bila lengan menyebabkan diri jatuh
dalam tindakan yang merugikan diri
maka lebih baik dipenggal saja, begitu
juga kaki, demikian pula mata.
Dikatakan lebih baik hidup dengan satu
lengan, berjalan timpang, atau buta
sebelah daripada terjerumus ke dalam
neraka. Bagaimana memahami petuah-
petuah keras ini? Jelas bukan secara
harfiah. Sekali lagi yang penting ialah
melihat dasar pemikiran yang
dikemukakan di sini. Para murid
diminta menyadari bahwa kehidupan
dan Kerajaan Allah patut menjadi
pilihan dasar.
GARAM DAN API
Dalam ay. 49 diberikan sebuah pepatah
yang agak aneh: “(Karena) setiap orang
akan digarami dengan api.”
Digarami biasanya berarti diasinkan
sehingga tak hambar atau lebih penting
lagi, jadi awet. Tetapi pengawetan di
sini dilakukan dengan api, dengan nyala
dan panas yang bakal membersihkan
semua yang bersifat campuran sehingga
sisanya nanti hanya yang murni. Apa
yang dimurnikan dengan api?
Integritas sebagai murid, kejujuran
serta keluguan dalam mengikuti
Yesus, akan dimurnikan sehingga
nanti yang keluar ialah murid yang
tahan uji, dan yang bakal dapat
mengasinkan orang banyak. Bukan
yang membiarkan hambar dan tak
bertahan lama.
Pada akhir petikan ini ada ajakan
agar dalam diri murid selalu ada
“garam” tadi. Tentunya yang dimaksud
ialah agar mereka senantiasa mampu
mengawetkan diri sendiri dan juga
orang lain. Bila demikian, hidup dalam
damai satu sama lain akan menjadi
kenyataan. Kalimat terakhir dalam
petikan ini mengungkapkan hasil dari
adanya daya pengawet dalam
kehidupan batin para murid. Tanpa itu,
tanpa integritas, akan sulitlah ada hidup
damai di antara para murid.
Injil hari ini mulai dengan perkiraan
para murid bahwa mengikuti Yesus
baru bisa terjadi bila orang mau
menggabungkan diri dengan mereka.
Yesus tidak membenarkan gagasan itu.
Ia malah menegaskan betapa
berharganya orang yang menjadi
pengikut Yesus, siapa saja, entah para
murid dekat entah yang da di luar
kalangan itu. Mereka yang merasa
sudah lebih dekat dengannya
dimintanya agar memperhatikan orang-
orang yang mau mengikutinya.
Kesetiaan pada tanggung jawab ini
tanda kejujuran murid sang Guru dan
menjadi ukuran bagi integritas Gereja
di dunia ini. □
H A L A M A N 8
hari baru dengan suasana baru. Dalam
hal inilah kita harus sadar bahwa
kembali ke rutin atau ke hal yang
biasa, bukan berarti biasa-biasa saja.
Tetap disadari bahwa selalu ada yang
baru dalam hal biasa itu. Maka
kehidupan kita yang rutin itu pun
selalu baru dan diperbaharui.
Sadarilah dengan baik bahwa
setiap pagi kita membuka mata, kita
menyambut hari BARU dan sudah
bukan yang lama lagi. Kita yang
menyambutnya pun juga harus selalu
baru dan diperbaharui. Ingatlah sabda
Yesus, bahwa anggur baru harus
ditempatkan di kantong yang baru
pula karena kalau tidak, maka akan
merusak semuanya. Sungguh
diperlukan kebaharuan dan
pembaharuan dalam diri setiap orang,
dalam diri kita masing-masing. Tidak
mungkin kita hanya mengulangi yang
lama sebagai rutinitas. Itulah yang
membuat banyak orang menjadi cepat
bosan, karena mereka hanya
mengulangi yang sudah ada. Padahal
waktu dan situasinya sudah berbeda.
Perhatikanlah Perayaan
Ekaristi atau Misa Kudus yang kita
rayakan setiap hari selalu sama,
bahkan sama di seluruh Gereja
Katolik di dunia ini. Namun setiap
kali kita merayakannya, selalu ada
yang baru dan memang selalu baru,
karena selalu aktual dan menyentuh
hidup kita. Oleh sebab itulah, inilah
saatnya kita memaknai kembali hidup
dan kehidupan harian kita dengan
semua aktivitas di dalamnya.
Jadikanlah yang rutin itu selalu baru
dan membahagiakan. Ingatlah
kembali sabda Yesus, bahwa
kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari.
Sekolah kehidupan..
Dengan mengatakan ‘back to
school’, berarti mengajak kita semua
untuk kembali ke sekolah, untuk
belajar bagi kehidupan kita. Pepatah
Latin mengatakan, ‘Non scholae sed
vitae discimus’, yang artinya: ‘Kita
belajar bukan untuk ilmu/kepandaian
melainkan untuk kehidupan’. Sebuah
ungkapan yang bagus dan sangat
bermakna untuk kita renungakan bagi
kehidupan kita masing-masing.
Semua pelajaran dan ilmu yang kita
dapat selama ini bukan hanya supaya
kita pandai namun sangat berguna
bagi kehidupan kita. Orang yang
pandai adalah orang yang sungguh
mampu mengintegrasikan ilmunya
dengan kehidupannya.
Maka kembali ke sekolah
juga berlaku bagi kita semua, yakni
kembali untuk belajar. Tentu saja
belajar tidak hanya di gedung
sekolah, melainkan sekolah
kehidupan. Kita akan terus belajar
untuk kehidupan kita, untuk semakin
memaknai arti kehidupan kita sebagai
citra Allah. Dengan berbagai ilmu
dan pengalaman yang telah kita dapat
selama ini, seharusnya kita menjadi
pribadi yang semakin berkembang.
Ada banyak pengalaman yang telah
kita dapat dan kita belajar banyak dari
semuanya itu bagi menata hidup kita
sekarang ini.
Cobalah menyadari sekarang,
apa yang kita dapat selama masa
liburan lalu, ke mana saja kita pergi,
apa saja yang kita lihat dan buat dan
apa pesannya bagi hidup kita saat ini.
Apakah semua pengalaman itu ikut
memberikan perubahan yang baik
dalam diri kita, selain tentu harus
waspada akan pengaruh negatifnya.
Peristiwa pengungsian yang
memilukan kita yang sedang terjadi
saat ini, memberikan pelajaran apa
kepada kita semua? Apakah ini hanya
masalah kemanusiaan atau adakah
yang lebih serius dibaliknya? Apa
pengaruhnya bagi kita, bagi anda dan
saya?
Semangat baru..
Berakhirnya masa liburan,
menjelang berakhirnya Musim Panas
dan mulainya masa sekolah, bekerja
dan masuk ke ritme harian menjadi
tantangan tersendiri. Kita bersyukur
atas kesempatan yang ada dan yang
sungguh membawa sukacita bagi kita,
walaupun mungkin tidak semua orang
dapat menikmatinya. Masa liburan
dan Musim Panas ini seharusnya
menjadi masa menyerap kekuatan
baru dan kesegaran untuk mengisi
perjalanan ke depan, di masa
sekarang ini. Kita mempunyai cukup
bekal untuk melangkah dalam
perjalanan hidup saat ini. Dalam
persatuan dengan Tuhan tentu
semuanya dapat dihadapi dengan
berani.
Melangkah dengan penuh
semangat, itulah yang kita harapkan.
Peru kita sadari setiap saat bahwa kita
tetap harus terus melangkah bersama
sang waktu yang akan terus berputar.
Maka janganlah hanya berdiam,
melainkan bergeraklah terus seiring
dengan tarikan nafas kehidupan dari
Tuhan. Jelas bahwa dalam perjalanan
ini, sediakan pula kesempatan untuk
sejenak hening dan merenungkan
setiap langkah kehidupan dan
tindakan yang dilakukan. Semuanya
ini akan semakin membuat hidup kita
bermakna dan berbuah indah.
Timbalah pula semangat itu
dari Sabda Tuhan yang setiap hari
kita dengarkan dan baca dalam Kitab
Suci. Jadikanlah Sabda Tuhan itu
makanan harian kita, yang selalu
memberikan terang baru. Secara
khusus bulan September ini dijadikan
sebagai Bulan Kitab Suci di
Indonesia. Marilah menyatukan hidup
kita dan menghidupkan Sabda Tuhan
di dalam diri kita. Marilah kita
kembali belajar dan menekuni
kehidupan jasmani dan rohani kita,
kita ‘back to school of life.!
ooooooo
Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ KE HIGH PARK KITA KEMBALI…..
Sambungan dari halaman 1,
H A L A M A N 9 S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9
As Jesus and his disciples crossed the sea of Galilea, a storm came up and waves
swept over their boat. Incredible Jesus was asleep. The disciples woke him up and
said: ”Lord, save us! We are perishing!” In a gentle rebuke Jesus asked: ” Why are
you fearful, O you of little faith?” Then, he arose and rebuked the winds and the
sea, and there was a great calm.
Like the disciples, the more we learn about Jesus, the more we trust him. Our great-
est risk is failing to depend on him when life seems out of control.
Let us pray: O Lord, strengthen our faith, so we keep trusting you in difficult times.
Kadang-kadang Tuhan membiarkan kita berjuang menghadapi badai hidup ini agar
kita menyadari ketergantungan kita kepada-Nya. Dengan demikian Dia memberi
kesempatan kepada kita untuk bertumbuh dewasa dalam iman kepada-Nya. Akan
tetapi kita selalu berada dalam pengawasan-Nya. Di saat yang tepat Dia akan
menenangkan badai dan membawa kita ke tujuan yang telah ditentukan-Nya dengan
selamat.|Christine Budihardjo|
Kasih Tuhan
tak pernah berakhir
Devotional Readings
by Njoo Tik Poen
Matthew 8: 26 – He said to them: ”Why are you fear-
ful, O you of little faith?” Then he arose and rebuked
the winds and the sea, and there was a great calm.
Panti Asuhan St. Maria “PASANG SURUT”
Ekaristi Harian Sumber Hidup Rekoleksi Mencari Kayu Bakar Cuci Piring
Dalam rangka memperingati HUT Panti Asuhan St. Maria Pasang Surut yang ke-30, kelompok Marriage Enrichment - ME2 mengadakan acara fund raising dengan menjual Nasi Langgi Pasang Surut. Seluruh hasil penjualan disumbangkan kepada Panti Asuhan. Terkumpul dana sebesar $ 795 dan dirupiahkan sebesar Rp 9 juta. Terimakasih kepada para volunteer dan donatur dari kelompok ME-2 dan para pembeli makanan untuk dapat berbagi kasih bagi saudara-saudari kita di Panti Asuhan. Panti Asuhan ini dipimpin oleh Romo Amatus Sukadi SCJ yang berlokasi di Jalur 20, Purwodadi, Air Sugihan, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan. Untuk kelangsungan kehidupan Panti Asuhan selama ini dibantu para dermawan dan donatur guna mencukupi kebutuhan anak-anak panti dan biaya rutin seperti akomodasi, gaji pendamping, sekolah, transportasi, dan biaya non rutin yang digunakan untuk perbaikan bangunan. |Angie Hanapie|
S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9 H A L A M A N 1 0
UCAPAN TERIMA KASIH
Keluarga Antonius serta John, Jaymie, Amelia dan Jeannyfre menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga UKI yang telah memberikan perhatian dan bantuan doa kepada Isteri dan Ibu kami, selama beliau sakit sampai wafatnya. Tuhan melimpahkan berkatNya kepada anda semua. The Oentoro Family, Antonius, John, Jaymie, Amelia and Jeannyfre expresses their gratitude and a million thankyous to the holy family, the Indonesian Community, who has given them their utmost helps and prayers towards the wife and our mother while she endured her sufferings until the time God our Father recalls her. He showers each one of you with His abundant blessings.
1 Tesalonika 4:14 “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Kristus akan dikumpul-
kan Allah bersama-sama Dia”
Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, TURUT BERDUKA CITA,
atas berpulangnya:
Ibu Jetty Liana Oentoro (64 th) Meninggal, 27 Agustus 2015, di Ajax, ON
Istri dari Anthonius Iskandar Oentoro Ibu dari John E. Oentoro, Jaymie Oentoro
Ibu Mertua: Wies Oentoro Saudara kandung dari:
Alm. Haryanto Suwiknyo & kel, Metty Dahlia Jaya, Netty Rahayu & Vincentius Oentoro.
Saudara Ipar: Fransiskus G Oentoro & Angela Kumalasari
Josephine E Oentoro & Alex Limarno Vicentius Oentoro & Netty Rahayu
Ignatius S Oentoro & Indahyani Santoso Paulus R Oentoro & Anastasia
Emmanuela M Erlan Oentoro & Sugijanto Oman Lidwina Erlin Oentoro & Robert D McKenzie
Ibu Ariani Lawu (90 th)
Meninggal 11 September 2015, di Bogor, Indonesia Ibu / Ibu Mertua dari:
Surjanto Tirtarahardja & Inge Lesmana Oma dari Andrea Tirtarahardja, Elmar Tirtarahardja
Ibu Catharina Lumenta (78 th)
(Kong Tjoek Lan) Meninggal 13 September 2015, di Surabaya, Indonesia
Istri dari Daniel Lumenta (Loe Kim Siong) Ibu / Ibu Mertua dari:
Robertus Lumenta & Toeti Winarni Christina Lumenta & Johanes Trisno Handojo Maria Regina Lumenta & Kiong Tat Shiong
Fransisca Lumenta Angela Lumenta & Rowan Arifin
Oma dari Garielle A Lumenta, Raynaldo Handojo, Calvin Kiono, Julian Kiono, Alexandra S Handayani, April Gracia
Keponakan: Erni Susanty & Peter Tanujaya Tan
Ibu Paulina Naju Meninggal 18 September 2015, Indonesia
Istri dari Bapak Mikael Sempo Ibu / Ibu Mertua dari
Aventinus Borgias & Anna Yohanes Giat & Sanna Romo Petrus Pitol CS
Donatus Garu
Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa
di sorga. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dariNya.
Karya Parokial adalah
karya di paroki-paroki
dengan daerah yang
menantang dan terkadang
tidak mudah. Misalnya,
pelayanan di Papua yang
melintasi sungai-sungai
dengan biaya tinggi dan
penuh resiko.
Karya bagi anak-anak
panti asuhan dan asrama
yang selama ini sudah
berjalan dan terus
dilanjutkan. Karya ini ada
di Palembang (Pasangsurut
dll), Lampung dan Papua.
Banyak anak yang dibantu,
khususnya yang tidak mampu dan yang sudah tidak
mempunyai orang tua.
Karya formasio yang mempersiapkan para calon imam dan
bruder, baik di Seminari Menengah dan khususnya bagi
para anggota SCJ. Mereka disiapkan baik bagi Indonesia
maupun untuk diutus ke negara lain yang membutuhkan.
Maka marilah kita hidup dengan sederhana supaya dapat
membantu untuk membelikan bahan bakar bagi pelayanan
Misi, supaya dapat membantu anak-anak yang hidup
dalam kesederhanaan dan supaya dapat mempersiapkan
para calon misionaris yang akan diutus ke seluruh dunia. □
Berkat Tuhan.□
Sambungan dari halaman 4,