css karsinoma prostat
DESCRIPTION
CSS Karsinoma ProstatTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-
buli, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Prostat seringkali
membesar secara bertahap setelah usia 50 tahun. Pada usia 70 tahun, 80% pria
memiliki prostat yang membesar. Banyak pria lansia yang mengalami masalah
buang air kecil karena pembesaran prostat (non-kanker). Pada beberapa pria,
pembesaran ini diikuti oleh tumbuhnya kanker.1
Kanker timbul ketika sel dalam tubuh mulai tumbuh diluar kendali. Sel
kanker akan terus tumbuh dan membelah. Hal ini terjadi karena terjadi kerusakan
DNA (Deoxyribonucleic Acid) yang dapat disebabkan oleh berbagai penyebab.1
Sel kanker dapat bersifat agresif, invasif dan atau metastatik. Ketiga sifat
sel kanker inilah yang membedakannya dengan tumor jinak. Tumor jinak
biasanya pertumbuhannya terbatas (self limited) dan tidak menginvasi atau
metastasis (meskipun beberapa tumor jinak dapat berkembang menjadi ganas).
Kanker dapat mengenai orang pada semua usia tetapi resiko biasanya meningkat
seiring dengan peningkatan umur.1
Di Indonesia data di Sub bagian Urologi, Unit bedah FKUI, selama
periode 1995-1998 ditemukan data 17 kasus per tahun. Data dari 13 Fakultas
Kedokteran Negeri di Indonesia kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit
keganasan tersering pada pria dan menduduki peringkat ke 2 setelah kanker buli-
buli (kandung kemih).1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI PROSTAT
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-
buli, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah
kemiri yang umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau kira – kira
3 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Fungsi utama prostat adalah
memproduksi cairan semen yang melindungi dan menyalurkan sperma.1-3
Gambar 2.1 Anatomi prostat
Dalam hubungannya dengan organ lain, batas atas prostat bersambung
dengan leher bladder atau kandung kemih. Di dalam prostat didapati uretra.
Sedangkan batas bawah prostat yakni ujung prostat bermuara ke eksternal spinkter
bladder yang terbentang diantara lapisan peritoneal. Pada bagian depannya
terdapat simfisis pubis yang dipisahkan oleh lapisan ekstraperitoneal. Lapisan
tersebut dinamakan cave of Retzius atau ruangan retropubik. Bagian belakangnya
dekat dengan rektum, dipisahkan oleh fascia Denonvilliers. Prostat memiliki
lapisan pembungkus yang disebut dengan kapsul. Kapsul ini terdiri dari 2 lapisan
yaitu:
1. True capsule: lapisan fibrosa tipis pada bagian luar prostat.
2
2. False capsule: lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung menyelimuti
bladder atau kandung kemih. Sedangkan Fascia Denonvilliers berada pada
bagian belakang.
Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus yaitu:
1. Lobus medius
2. Lobus lateralis (2 lobus)
3. Lobus anterior
4. Lobus posterior
Lima daerah/ zona tertentu yang berbeda secara histologi maupun biologi, yaitu:
1. Zona anterior atau ventral
Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma
fibromuskular. Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat
2. Zona Perifer
Sesuai dengan lobus lateral dan posterior,meliputi 70% massa kelenjar
prostat. Zonaini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal
karsinoma terbanyak.
3. Zona Sentralis.
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus
tengah meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap
inflamasi.
4. Zona Transisional.
Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai
kelenjar preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang
lebih 5% tetapi dapatmelebar bersama jaringan stromafibromuskular
anterior menjadi benign prostatic hyperpiasia (BPH). Kelenjar-Kelenjar
Periuretrabagian ini terdiri dan duktus-duktus kecildan susunan sel-sel
asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.
3
Gambar 2.2 zona prostat
Aliran darah prostat
Merupakan percabangan dari arteri pudenda interna,arteri vesikalis
inferior dan arteri rektalis media. Pembuluh ini bercabang-cabang dalam kapsula
dan stroma, dan berakhir sebagai jala-jala kapiler yang berkembang baik dalam
lamina propria. Pembuluh vena mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke pleksus
sekeliling kelenjar. Pleksus vena mencurahkan isinya ke vena iliaca
interna.Pembuluh limfe mulai sebagai kapiler dalamstroma dan mengikuti
pembuluh darah dan mengikuti pembuluh darah. Limfe terutamadicurahkan ke
nodus iliaka interna dannodus sakralis.2,3
Persarafan
Prostat berasal dari pleksus hipogastrikus inferior dan membentuk pleksus
prostatikus. Prostat mendapat persarafan terutama dari serabut saraf
tidak bermielin. Beberapa serat ini berasal dari selganglion otonom yang terletak
di kapsuladan di stroma. Serabut motoris, mungkin terutama simpatis, tampak
mempersarafi sel-sel otot polos di stroma dan kapsula samaseperti dinding
pembuluh darah.2,3
2.2 FISIOLOGI PROSTAT
Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama
sekret dari vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen.
Semen berisi sejumlah asamsitrat sehingga pH nya agak asam (6,5).Selain itu
dapat ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat,fosfatase
4
asam, enzim-enzim lain dan lipid.Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi
melalui kontraksi otot polos. kelenjar prostat juga menghasilkan cairan dan
plasmaseminalis, dengan perbandingan cairan prostat 13-32% dan cairan
vesikulaseminalis 46-80% pada waktu ejakulasi.3
2.3 DEFINISI
Kanker prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar
prostat dan merupakan keganasan saluran kemih kedua paling sering dijumpai
sesudah keganasan kandung kemih.1,4-9
Gambar 2.3 kanker prostat
2.4 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KANKER PROSTAT1,4
Etiologi kanker prostat tidak diketahui secara pasti, namun beberapa faktor
resiko yang diduga sebagai penyebab timbulnya kanker prostat adalah sebagai
berikut:
1. Predisposisi genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker prostat menjadi dua kali jika saudara
laki-lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi lima kali
jika ayah dan saudaranya juga menderita. Kesemuanya itu menunjukkan
adanya faktor genetika yang melandasi terjadinya kanker prostat.
2. Pengaruh hormonal
Faktor hormonal Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh sel
Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa
dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - a reduktase. Beberapa
5
teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena adanya peningkatan
kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Beberapa penelitian menemukan terjadinya penurunan kadar testosteron pada
penderita kanker prostat. Selain itu, juga ditemukan peningkatan kadar DHT
pada penderita prostat, tanpa diikuti dengan meningkatnya kadar testosteron.
3. Diet
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang, daging
merah dan hati diduga dapat meningkatkan kejadian kanker prostat. Dan ini
mungkin bahan bakar bagi pertumbuhan sel kanker.
4. Pengaruh lingkungan
Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika – Amerika.
Pria kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk menderita kanker
prostat dibandingkan dengan pria kulit putih.
2.5 EPIDEMIOLOGI
Tumor ini menyerang pasien yang berusia diatas 50 tahun, diantaranya
30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun.1,6
2.6 PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Keganasan prostat biasanya berupa adenokarsinoma yang berasal dari
kelenjar prostat yang menjadi hipotrofik pada usia dekade kelima sampai
ketujuh.7,9
Kanker prostat paling sering (sekitar 75%) terjadi pada zona perifer, 15-
20% pada zona sentral atau zona transisi. Biasanya karsinoma prostat berupa lesi
multisentrik.7,9
2.7 PENYEBARAN
Metastasis karsinoma prostat terutama melalui limfatik perineural ke
kelenjar limfe posterior buli-buli, sacrum, iliaka interna dan eksterna, lumbal lalu
bermetastasis jauh. Tumor yang berada pada kelenjar prostat tumbuh menembus
kapsul prostat dan mengadakan infiltrasi ke organ sekitar seperti ke kapsul dan
vesikula seminalis. Penyeberan secara hematogen melalui vena vertebralis menuju
6
tulang-tulang pelvis, femur sebelah proksimal, vertebra lumbalis, kosta, paru,
hepar, dan otak.2
2.8 MANIFESTASI KLINIS1,4-9
Secara medik, kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas.
Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Tanda-tanda itu biasanya
muncul setelah kanker pada stadium lebih lanjut. Kanker prostat stadium dini
biasanya ditemukan pada saat pemeriksaan colok dubur berupa nodul keras pada
prostat atau secara kebetulan ditemukan peningkatan kadar penanda tumor PSA
(prostate specific antigens). Pada saat pemeriksaan laboratorium. Kurang lebih
10% pasien yang berobat ke dokter mengeluh adanya gangguan saluran kemih
berupa kesulitan miksi, nyeri kencing atau hematuri yang menandakan bahwa
kanker telah menekan uretra.
Meskipun jarang kanker dapat menekan rectum dan menyebabkan keluhan
buang air besar. Kanker prostat yang sudah mengadakan metastasis ke tulang
memberikan gejala nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau kelainan
neurologis jika metastasis pada tulang vertebra.
Pemeriksaan fisis yang penting adalah melakukan colok dubur. Pada
stadium dini seringkali ulit untuk mendeteksi kanker prostat melalui colok dubur
sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS).
Kemampuan TRUS dalam mendeteksi kanker prostat 2 kali lebih baik di
bandingkan colok dubur. Bila dicurigai ada area hipoekoik selanjutnya dilakukan
biopsy transrektal pada area tersebut dengan bimbingan TRUS.
2.9 STADIUM 6
Stadium karsinoma prostat.
Klasifikasi stadium OSCC (Organ system cooperation centre, NIH, tahun
1992.
T : Tumor primer
TX : Hubungan anatomis lesi kanker tidak jelas
TA : Colok dubur tidak dapat menemukan ( terbukti secara histology)
TA1 : Jaringan kanker ≤ 5% jaringan reseksi
7
TA2 : Jaringan kanker > 55 jaringan reseksi, gradasi apapun. Walaupun
kanker ≤ 5% tapi gradasi tinggi
TAX-TA tapi bukan TA1, TA2.
TAX-TURS:ditemukan dengan USG dipastikan dengan biopsy
TAX-Asym:Colok dubur merasakan konsistensi prostat normal tapi kedua
lobus asimetris, biopsy memastikan perubahan ganas.
TB : Colok dubur menemukan nodul kanker terbatas pada prostat.
TB1 : Nodul ≤ ½ lobus kelenjar tidak peduli lokasinya
TBX :Colok dubur menemukan kanker terlokalisasi, tapi tanpa
karakteristik di atas.
TBX –asym:Permukaan prostat tidak nodular tapi konsistensi keras, kedua
lobus asimetris.
TBX –sym:Permukaan prostat tidak nodular tapi konsistensi keras, kedua
lobus simetris.
TC : Colok dubur menemukan karsinoma menembus kapsul
TC1 : Colok dubur menemukan karsinoma menembus kapsul unilateral
( dapat mencakup invasi vesikula seminalis)
TC2 : Colok dubur menemukan karsinoma menembus kapsul bilateral
( dapat mencakup invasi vesikula seminalis)
TC3 : Menginvasi buli-buli, rectum, M. Levator ani atau dinding pelvis.
N : Kondisi metastase ke kelenjar limfe
N0 : Tidak menemukan metastase ke kelenjar limfe regional
N1 : Menemukan mikrometastase ke kelenjar limfe regional
N2 : Menemukan metastase ke kelenjar limfe regional
N3 : Menemukan metastase ke kelenjar limfe melempaui regional
M : Metastase jauh
MX : Metasrase jauh tidak dapat dinilai
M1 : Fosfatase serum meningkat (pemeriksaan 3 kali berturut-turut)
M2 : Metastase visceral atau tulang
8
Derajat deferensiasi karsinoma prostat menurut Gleason.
System Gleason di dasarkan pada pola perubahan arsitektur dari kelenjar prostat
yang dilihat secara mikroskopik dengan pembesaran rendah (60-100 kali) yang
dibedakan dalam 5 tingkatan mulai dari tingkat very well differentiated ( tingkat
1) hingga undifferentiated ( tingkat 5). Dari hasil pengamatan mikroskopik suatu
preparat kemudian ditentukan 2 jenis pola tumor, yaitu tumor yang memiliki pola
atau tingkat yang paling ekstensif disebut sebagai primary pattern dan
pola/tingkat yang paling ekstensif disebut sebagai secondary pattern. Kedua
tingkat tersebut kemudian dijumlahkan sehingga menjadi grading gleason.
Misalnya primary pattern tingkat 4 dan secondary pattern 2,maka jumlah grading
Gleason 4+2=6. Karena itu grading Gleason berkisar antara 2-10 yaitu hasil
penjumlahan 1+1= 2 dan 5+5=10. Dari jumlah tersebut lalu disimpulkan tingkat
histopatoginya seperti berikut:
Grade Tingkat histopatologi
2-4
5-7
8-10
Well differentiated
Moderately differentiated
Poorly differentiated
2.10DIAGNOSA1,4-9
a. Anamnesis
Dari anamnesis kita dapat menggali keluhan utama pasien biasanya pasien
dengan kanker prostat memiliki keluhan dibagian urogenital seperti gangguan
miksi atau rasa tidak enak saat akan kencing, pasien juga mengeluhkan
turunnya berat badan. Perlu juga digali riwayat-riwayat faktor resiko
terjadinya kanker itu sendiri.
b. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan colok
dubur, ini dilakukan untuk membedakan antara BPH dengan kanker prostat,
biasanya yang diperiksa pada colok dubur (Digital Rectal Examination)
adalah : konsistensi prostat itu sendiri, kesimetrisannya, ada atau tidaknya
nodul dan kemudian ada atau tidaknya darah; pada kanker biasanya
konsistensinya agak sedikit keras, tidak simetris dan kadang-kadang terdapat
9
darah. Penemuan prostat abnormal pada DRE berupa nodul atau indurasi
hanya 15 – 25 % kasus yang mengarah ke kanker prostat.
c. Pemeriksaan kadar Prostat Spesifik Antigen
Prostat Spesifik Antigen (PSA) adalah enzim proteolitik yang dihasilkan oleh
epitel prostat dan dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen dalam jumlah
yang banyak. Prostat Spesifik Antigen memiliki nilai normal ≤ 4ng/ml.
Pemeriksaan PSA sangat baik digunakan bersamaan dengan pemeriksaan
DRE dan TRUSS dengan biopsy. Peningkatan kadar PSA bisa terjadi pada
keadaan Benign Prostate Hyperplasya (BPH), infeksi saluran kemih dan
kanker prostat sehingga dilakukan penyempurnaan dalam interpretasi nilai
PSA yaitu PSA velocity atau perubahan laju nilai PSA, densitas PSA dan
nilai rata – rata PSA, yang nilainya bergantung kepada umur penderita.
d. Pencitraan 10
Dalam melakukan pencitraan, ada beberapa jenis pencitraan yang biasa di
pakai dalam mendiagnosis kanker prostat diantaranya yaitu :
1) Transrectal Ultrasound (TRUS)
Merupakan pemeriksaan ultrasonografi (USG) dengan menggunakan
alat probe berbentul silinder panjang yang dimasukkan lewat anus.
Teknologi ultrasonografi yang berkembang sampai saat ini seperti
TRUS biplane dan 3D sangat membantu meningkatkan akurasi
diagnosis kanker prostat .
Gambar 2.5 pemeriksaan TRUS prostat
dengan alat probe khusus dan tampilan
hasil image nya.
Transrectal Ultrasound (TRUS) memberikan gambaran hipoekoik
pada kira-kira 60% kanker prostat. Ultrasonografi juga dapat dipakai
10
untuk menentukan penyebaran ke vesika seminalis dan kelenjar limf
yang dekat penuntun pununjuk jarum.
2) Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan CT Scan
Pada pasien kanker prostat, MRI dapat digunakan untuk memeriksa
prostat dan kelenjar getah bening terdekat untuk membedakan antara
area kanker ganas dan bukan kanker.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat apakah pasien penderita
kanker prostat menderita metastase ke tulang pelvis atau kelenjar
limfe sehingga klinisi bisa menetukan terapi yang tepat bagi pasien.
Namun perlu diingat juga bahwa pencitraan ini cukup memakan biaya
dan sensitivitasnya juga terbatas hanya sekitar 30 – 40% .
e. Biopsi prostat
Pemeriksaan biopsi prostat menggunakan panduan transrectal ultrasound
scanning (TRUSS) sebagai sebuah biopsi standar. Pemeriksaan biopsi prostat
dilakukan apabila ditemukan peningkatan kadar PSA serum pasien atau ada
kelainan pada saat pemeriksaan DRE atau kombinasi keduanya yaitu
ditemukannya peningkatan kadar PSA serum dan kelainan pada DRE.
Neoplasia Interaepitel Prostat (PIN) yang diduga merupakan prekusor kanker
prostat.
2.11 Tata laksana1,4
1. Observasi
Ditujukan untuk pasien dalam stadium T1 dengan harapan hidup kurang
dari 10 tahun
2. Prostatektomi radikal
Untuk pasien dalam stadium T1-2 N0 M0 adalah cocok dilakukan
prostatektomi radikal yaitu berupa pengankatan kelenjar prostat bersama
dengan vesikula seminalis. Hanya saja operasi ini dapat menimbulkan
penyulit antara lain perdarahan, disfungsi ereksi dan inkontinensia.
Tetapi dengan teknik nerve sparring yang baik terjadinya kerusakan
pembuluh darah dan saraf yang memelihara penis dapat dihindari
sehingga timbulnya penyulit berupa disfungsi ereksi dapat diperkecil.
11
3. Radiasi
Ditujukan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor loko-invasif dan
tumor yang telah mengadakan metastase . Pemberian radiasi eksterna
biasanya didahului dengan limfadenektomi. Diseksi kelenjar limfe saat
ini dapat dikerjakan melalui bedah lparaskopik disamping operasi
terbuka.
4. Terapi hormonal
Pemberian terapi hormonal berdasarkan atas konsep dari hugin yaitu
“sel epitel prostatakan mengalami atropi jika sumber androgen
ditiadakan”
Sumber androgen ditiadakan dengan cara pembedahan atau dengan
medikametosa. Menghilangkan sumber androgen yang hanya berasal
dari testis menurut Labrie belum cukup. Karena masih ada sumber
andeogen dari kelenjar suprarenal yaitu sebesar ±10% dari seluruh
testosterone yang beredar di dalam tubuh. Untuk itu Labrie
menganjurkan untukmelakukan blockade androgen total.
Kemoterapi
Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat
yang kebal terhadap pengobatan hormonal. Biasanya diberikan obat tunggal
atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-selkanker. Obat-
obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
Mitoxantron, Prednisone, Paclitaxel, Dosetaxel, Estramustin, Adriamycin.
Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.
12
BAB III
KESIMPULAN
Kanker prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar
prostat dan merupakan keganasan saluran kemih kedua paling sering dijumpai
sesudah keganasan kandung kemih. Tumor ini menyerang pasien yang berusia
diatas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75%
pada usia lebih dari 80 tahun. Etiologi idiopatik namun ada beberapa faktor resiko
karsinoma prostat yaiu: predisposisi genetic, diet, lingkungan dan hormonal.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo BB, Dasar-dasar Urologi. Edisi kedua. Malang: Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya. 2007. Hal 175-180
2. Putz R., Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 2, Jakarta penerbit buku
kedokteran EGC, 2000
3. Guyton &Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC, 1997. hal. 1269.
4. Desen W, editor. Buku ajar onkologi. Edisi kedua.Jakarta: Balai penerbit FK-
UI; 2011.hal 472-476
5. Jong RSWD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC, 2004. Hal 786-790
6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Vol 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC, 2005. Hal 1323.
7. Sumarsono S. Urologi Penuntun Praktis. Jakarta: FKUI.1997
8. Armaini NN. Uji diagnostic pemeriksaan USG dengan pemeriksaan PA dalam
pemeriksaan kanker prostat (Tesis magister). Semarang: Bagian radiologi
fakultas kedokteran UNDIP; 2003
9. Riindia, A. Mekanisme kalsium dalam meningkatkan resiko kanker prostat
pada usia lanjut (skripsi). Solo: Fakultas kedokteran universitas negeri sebelas
maret Solo; 2007
10.Robin. Buku ajar patologi. Vol 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC,
2007. hal 746-748.
14