cross currency.pdf
TRANSCRIPT
-
Cross Currency
Apa Itu Cross-Currency?
Posting ini sudah dibaca 538 kali.
Istilah cross-currency pair (pasangan mata uang silang) adalah pasangan mata uang yang tidak mengandung US dolar. Di masa lampau, bila seseorang ingin menukar uangnya, ia
harus menukarnya ke mata uang US dolar terlebih dahulu, lalu kemudian mata uang dolar
tersebut ditukar ke mata uang yang diinginkan. Contohnya: Ben ingin menukar poundsterling
Inggris ke yen Jepang. Ia harus menukar poundsterling ke US dolar terlebih dahulu, baru
kemudian menukar US dolarnya ke yen.
Dengan munculnya cross-currency, orang-orang dapat langsung melakukan transaksi tukar
tanpa harus menukarnya ke US dolar terlebih dahulu. Beberapa contoh pasangan mata uang
silang (cross-currency pair) adalah: EUR/JPY, GBP/JPY, EUR/CHF, dan EUR/GBP.
Cara Menghitung Rate Cross-Currency
Dalam pembahasan berikut ini, akan kami ajarkan cara menghitung harga beli (buy/bid) dan
harga jual (selling/ask). Sebagai contoh, kita ingin mengetahui harga beli/jual untuk
GBP/JPY. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mencari informasi harga bid/ask
pasangan GBP/USD dan USD/JPY. Mengapa demikian? Karena kedua pasangan mata uang
tersebut mempunyai persamaan kaitan dengan US dolar.
Kedua pasangan mata uang tersebut dikenal dengan istilah kaki dari GBP/JPY, karena ke-duanya berkaitan dengan US dolar.
Setelah mengecek harga, maka terlihat harga:
GBP/USD: 1.5630 (beli) / 1.5635 (jual)
USD/JPY: 89.38 (beli) / 89.43 (jual)
Untuk menghitung harga beli untuk GBP/JPY, anda dapat mengkalikan harga beli GBP/USD
dan USD/JPY.
Maka akan mendapatkan angka 139.70
Untuk mendapatkan harga jual GBP/JPY, anda dapat mengkalikan harga jual GBP/USD dan
USD/JPY, dan akan didapatkan angka 139.82.
Cross Currency Memperluas Kesempatan Trading
Sebagian besar transaksi di pasar forex melibatkan US dolar. Hal ini disebabkan karena US
dolar merupakan reserve currency (mata uang cadangan) dunia. Anda mungkin bertanya,
mengapa US dolar bukannya sterling atau euro? Hal ini disebabkan karena masih banyak
komoditas pertanian dan industri seperti minyak dihargai menggunakan US dolar. Jika
sebuah negara ingin membeli minyak, mereka harus menukar mata uang yang mereka miliki
untuk mendapatkan US dolar sehingga bisa membeli minyak. Ini sebabnya banyak negara
-
mempunyai cadangan dalam bentuk US dolar, sehingga mereka bisa membeli minyak secara
lebih cepat.
Negara-negara seperti China, Jepang, dan Australia merupakan beberapa contoh negara
pengimpor minyak dalam jumlah besar, sehingga mereka mempunyai cadangan US dolar
dalam jumlah yang sangat banyak di Bank Sentral masing-masing. China, sampai saat ini,
masih memiliki beberapa triliun US dolar dalam cadangannya.
Lalu anda mungkin bertanya, apa hubungannya semua ini dengan trading cross-currency?
Karena kebanyakan transaksi di dunia masih dilakukan dalam US dolar, maka spekulasi
trading akan berlandaskan satu pertanyaan:
Apakah nilai US dolar kuat atau lemah pada hari ini?
Pertanyaan ini akan mempunyai dampak terhadap pasangan mata uang yang memiliki
likuiditas tinggi:
Pasangan mayor: GBP/USD, EUR/USD, USD/CHF, USD/JPY
Pasangan untuk komoditas: AUD/USD, USD/CAD, NZD/USD
Perhatikan bahwa semua pasangan mata uang di atas berkaitan dengan US dolar. Hal ini
menyebabkan seorang trader forex tidak memiliki banyak pilihan bila sebagian besar dari
keputusan trading mereka berlandaskan spekulasi yang berkaitan dengan nilai US dolar.
-
Dapat dilihat bahwa bila anda trading salah satu dari ke-7 pasangan mata uang terpopuler di
atas, pada dasarnya anda mengambil posisi anti-US dolar atau pro-US dolar. Spekulasi ini
akan mempunyai dampak yang sama secara keseluruhan terhadap semua pasangan mata uang
tersebut.
Berlainan dengan pasar saham dimana traders mempunyai banyak pilihan saham perusahaan
dan tidak terpengaruh oleh satu jenis spekulasi tertentu.
Daripada hanya melihat 7 pasangan mata uang mayor ber-basis dolar, cross-currency
menyediakan peluang bagi anda untuk menemukan kesempatan mendapatkan profit.
Bila anda trading cross-currency, anda mempunyai lebih banyak pilihan karena pasangan
mata uang ini tidak berkaitan dengan US dolar, sehingga mungkin memiliki pola pergerakan
harga yang berbeda. Jadi, bila sebagian besar market akan memilih posisi anti-US dolar atau
pro-US dolar, anda dapat menemukan kesempatan lain pada cross-currency.
Sebagai contoh:
Semua pasangan mata uang ber-basis dolar sedang bergerak menyamping (sideways) atau
berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan bagi anda sehingga lebih baik tidak
memasang entri, tapi bila anda mengamati grafik berbagai pasangan mata uang cross-
currency, anda mungkin menemukan peluang baik untuk entri sehingga bisa mendapatkan
profit. Anda bisa tampil beda, kebanyakan trader hanya berfokus pada pasangan mata uang
major berbasis dolar, tapi anda bisa menjadi kelompok minoritas trader yang memilih trading
cross-currency.
-
Trading Cross Currency
Posting ini sudah dibaca 311 kali.
Karena mayoritas pasangan mata uang di pasar forex berkaitan dengan dolar US, dapat
dimengerti bahwa banyak berita dan laporan ekonomi yang disiarkan akan menyebabkan
pasangan mata uang yang berbasis US dolar akan melonjak.
Perekonomian Amerika Serikat mencakup bagian yang sangat besar dalam perekonomian
dunia, sehingga menyebabkan spekulator akan bereaksi terhadap laporan dan berita ekonomi
Amerika, meskipun hal ini tidak akan menyebabkan perubahan fundamental dalam jangka
panjang.
Sehingga pada saat mengamati diagram grafik anda akan melihat beberapa lonjakan, bahkan dalam pembentukan sebuah trend. Hal ini akan mempersulit pengamatan untuk
menentukan bagaimana kondisi pasar sesungguhnya, apakah trend atau range.
Aktivitas ekonomi hari demi hari yang terjadi di US akan menyebabkan jarang terjadi trend
secara mulus pada pasangan mata uang berbasis US dolar seperti EUR/USD.
-
Sebaliknya, kita dapat melihat dalam kurun waktu yang sama pasangan mata uang cross-
currency EUR/JPY membentuk trend yang jauh lebih mulus. Hal ini mungkin disebabkan
karena lebih sedikit lonjakan yang diakibatkan oleh berita dan laporan ekonomi Amerika.
Dapat anda lihat, dalam kedua diagram grafik tersebut, mata uang euro meningkat dalam
periode yang sama, tapi pada pasangan yang tidak mengandung US dolar (EUR/JPY) terjadi
trend yang lebih mulus, sehingga lebih mudah dalam ber-trading.
Bila anda menggunakan strategi trading dengan mengikuti trend, maka lebih mudah untuk
trading pada pasangan cross-currency daripada pasangan mata uang mayor. Akan lebih
mudah bagi anda untuk menemukan trend dan anda bisa lebih yakin dalam memasang entri
karena anda tahu bahwa level teknikal support dan resistance akan bertahan lebih lama
dibandingkan dengan pada pasagan mata uang mayor.
Perbedaan Tingkat Suku Bunga
Selain itu, bila memilih pasangan cross-currency, anda dapat pula mengambil keuntungan
dari perbedaan tingkat suku bunga. Dengan menjual mata uang negara yang memiliki tingkat
suku bunga rendah terhadap mata uang negara yang memiliki tingkat suku bunga tinggi, anda
bisa mendapatkan profit dari perbedaan tingkat suku bunga tersebut. Ini dikenal dengan
istilah carry trade.
Terdapat banyak pilihan pada berbagai pasangan cross-currency yang memiliki perbedaan
tingkat suku bunga yang tinggi.
-
Sebagai contoh:
Anda dapat melihat trend naik yang cukup mulus pada pasangan AUD/JPY. Bila anda
memasang posisi long anda akan mendapat profit yang sangat banyak. Di samping itu,
perbedaan tingkat suku bunga antara AUD dan JPY cukup besar. Dari tahun 2002 sampai
2006, Reserved Bank of Australia (Bank Sentral Australia) meningkatkan suku bunga ke
tingkat 6.25% sementara Bank of Japan (Bank Sentral Jepang) menetapkan suku bunga pada
0%.
Jadi, anda mendapatkan profit dari posisi Long yang anda pasang DAN perbedaan tingkat
suku bunga kedua pasangan mata uang tersebut.
Pada pembahasan lebih lanjut mengenai carry trade, akan kami perlihatkan kondisi mana
yang cocok untuk menerapkan strategi carry trade ini dan kondisi mana yang tidak cocok.
Obscure Crosses
Pasangan mata uang euro dan yen merupakan pasangan currency-cross yang mempunyai
likuiditas tertinggi, tetapi terdapat pula pasangan cross-currency lainnya yang tidak
mengandung US dolar, euro, bahkan yen, yang dikenal dengan istilah obscure crosses, contohnya: AUD/CHF, AUD/NZD, CAD/CHF, dan GBP/CHF.
Trading pasangan mata uang ini lebih sukar dan beresiko tinggi daripada trading euro atau
yen cross. Karena tidak banyak pasangan trader yang berjual-beli, volume transaksi-nya jauh
lebih rendah sehingga menyebabkan tingkat likuiditas yang rendah. Karena faktor likuiditas
yang rendah untuk pasangan obscure cross ini, maka volatilitas harganya cukup tinggi,
sehingga bisa sering terjadi tiba-tiba anda kena Stop Loss dalam sekejap.
Coba perhatikan diagram grafik AUD/CHF dan GBP/CHF berikut ini:
-
Anda tentu tidak mau kena Stop Loss karena terjadi lonjakan harga seperti terlihat di atas.
Maka kebanyakan trader biasanya memasang Stop Loss yang lebih besar sewaktu trading
pasangan ini. Terlihat pergerakan yang tidak beraturan pada obscure cross, sehingga cukup
sulit untuk mendapatkan peluang trading yang potensial.
Selain itu, nilai spread dari pasangan-pasangan mata uang ini bisa cukup besar.
-
Trading Cross-Currency Seputar Berita
Bila ada data ekonomi yang positif dari Australia, anda mungkin berpikir untuk memasang
posisi buy pada AUD, pilihan pertama adalah pasangan AUD/USD. Tapi apa yang anda
lakukan bila ternyata pada saat bersamaan laporan ekonomi yang positif disiarkan oleh
Amerika Serikat, sehingga pola pergerakan AUD/USD mungkin akan datar.
Dengan adanya cross-currency, kemungkinan lain yang dapat anda lakukan adalah memilih
pasangan mata uang AUD dengan mata uang negara yang perekonomiannya tidak begitu
baik. Anda dapat melakukan analisa, memeriksa kalender ekonomi forex dan bila anda
mendapatkan ternyata perekonomian Jepang sedang tidak baik, maka anda dapat
memanfaatkan peluang ini dan memasang posisi Long untuk pasangan mata uang AUD/JPY.
Cross-currency membuka peluang bagi anda untuk trading dengan cara membandingkan
perekonomian negara yang positif dengan perekonomian negara yang negatif, tanpa harus
melibatkan US dolar.
-
Kegunaan Cross Currency Dalam Trading
Pasangan Mayor
Posting ini sudah dibaca 382 kali.
Bahkan bila anda hanya ingin trading mata uang mayor (major currency) dan tidak
berkeinginan untuk trading cross-currency, anda dapat membuat keputusan trading dengan
lebih baik bila mengamati grafik cross-currency. Cross-currency dapat member petunjuk
secara relatif mengenai kekuatan tiap mata uang mayor.
Sebagai contoh:
Anda melihat Buy sinyal untuk EUR/USD dan GBP/USD tapi anda hanya akan memasang
satu posisi trade. Pasangan mata uang mana yang akan anda pilih?
Untuk mendapatkan jawaban, and dapat melihat cross-currency EUR/GBP. Bila trend
EUR/GBP mengarah turun, ini berarti terdapat indikasi bahwa poundsterling (GBP) lebih
kuat daripada euro pada saat tersebut. Jadi sebaiknya anda memasang posisi Buy untuk
GBP/USD daripada EUR/USD karena poundsterling lebih kuat secara relatif dibandingkan
euro.
Karena euro relatif lebih lemah daripada poundsterling, bila terbukti mata uang tersebut
menguat terhadap US dolar maka penguatan yang terjadi akan LEBIH SEDIKIT
dibandingkan penguatan poundsterling terhadap US dolar. Bila US dolar melemah secara
keseluruhan terhadap banyak mata uang, bila anda memasang posisi Buy untuk GBP/USD
maka anda akan memperoleh lebih banyak pips. Jadi, lebih baik anda memilih GBP/USD.
Anda dapat melakukan analisa seperti di atas untuk semua pasangan mata uang mayor.
Contohnya: bila anda cenderung bearish (sell) untuk US dolar. Mana yang lebih baik: buy EUR/USD atau sell USD/CHF? Amati EUR/CHF sell USD/CHF atau USD JPY? Amati CHF/JPY buy EUR/USD atau sell USD/JPY? Amati EUR/JPY. buy GBP/USD atau sell USD/CHF? Amati GBP/CHF. buy GBP/USD atau sell USD/JPY? Amati GBP/JPY.
Jadi ingat, anda dapat mengamati grafik cross-currency untuk mengetahui indikasi kekuatan
mata uang tertentu.
Pengaruh Cross-Currency Terhadap US Dolar
Sebagai contoh:
Bank Sentral Amerika (Federal Reserve Fed) mengumumkan akan menaikkan suku bunga. Terjadi reaksi pasar dengan pembelian US dolar secara keseluruhan EUR/USD dan GBP/USD menurun, sedangkan USD/CHF dan USD/JPY naik.
-
Anda memasang posisi Sell EUR/USD dan ternyata harga bergerak sesuai dengan prediksi
anda. Tapi kemudian anda melihat bahwa ternyata teman anda yang memasang posisi Buy
USD/JPY mendapatkan keuntungan dalam pips yang lebih banyak.
Anda tentu bertanya, kenapa bisa demikian?
Lalu anda membandingkan grafik EUR/USD dengan USD/JPY, lalu anda melihat bahwa
pergerakan USD/JPY ternyata lebih besar. Terjadi terobosan pada level resistance teknikal
dan bergerak naik 200 pips sementara EUR/USD hanya bergerak hampir 100 pips dan tidak
bisa menembus level support.
Anda berpikir, bila terjadi pembelian US dolar secara keseluruhan, mengapa keuntungan
trade EUR/USD yang anda pilih tidak sebanding dengan USD/JPY.
Jawabannya ada pada cross-currency, yaitu khususnya EUR/JPY.
Pada saat USD/JPY menembus level resistance, kombinasi Stop Loss yang kena dan breakout
trader yang masuk mendorong harga USD/JPY naik lebih tinggi lagi.
Karena pembelian USD/JPY menyebabkan melemahnya yen, maka akan menyebabkan
EUR/JPY (dan kemungkinan besar pasangan berbasis yen lainnya) menembus level
resistance, dan mendorong EUR/JPY naik lebih tinggi lagi.
Ini menyebabkan euro menguat, dan memperlambat kenaikan pada trade EUR/USD. Aksi
beli pada EUR/JPY dapat diumpamakan seperti parasut, sehingga menyebabkan EUR/USD
tidak bergerak sejauh USD/JPY.
Jadi dapat disimpulkan, meskipun anda hanya akan trading pada pasangan mata uang mayor,
cross currency tetap akan berpengaruh terhadap trading yang anda lakukan.