cr skizofrenia paranoid

19
1 LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Tn. JC, 32 tahun, laki-laki, Islam, pekerjaan pedagang kaki lima, terakhir SMA kelas 2, tinggal di Sukarame-Bandar Lampung, masuk rumah saki tanggal 2 Septem!er 2"#$. II.RIWAYAT PSIKIATRI %iper&leh dari rekam medik, aut&anamnesis dan all&anamnesis dari I!u pasie A. Keluhan Utama 'elisah dan suka marah-marah sam!il merusak isi rumah. B. Riwayat Penyakit Sekaran (asien diantar keluargan)a ke p&li *umah Sakit Ji+a *SJ . %i!a+a &leh i !apak, kakak, dan tetangga dikarenakan gelisah, sering !i ara sering marah-marah sejak se!ulan )ang lalu. (asien juga sering melamun dan sulit tidur dikarenakan ada suara-suara !isikan se ara teru menerus sehingga harus menutup telinga untuk dapat tidur. Bisikan terse han)a seperti &rang meng&!r&l dan tidak memerintahkan apapun pada dirin dan suara !isikann)a tidak dikenal ke dirin)a, merasa tidak pernah meli !a)angan atau makhluk gai!. Sesekali juga merasakan seperti ada )ang melintas, namun han)a se!entar. A+aln)a keluarga merasa pasien seperti kerasukan karena sering melamun dan marah-marah tanpa se!a! )ang jelas tetapi lama-kelamaan pem!i araan makin melanturhingga mem!anting !arang-!arang disekitar. Menurut keluarga, pasien juga menjadi sering kelu)uran, mulai menunjukkan peril aneh semenjak ditinggal istrin)a )ang !ekerja di lampung tengah. (asien mengatakan !ah+a istrin)a sering men)alahkan dan menjauh darin)a merasa istri tidak perhatian dan menjauh darin)a padahal tidak merasa a salah. /u!ungan dengan mertua juga tidak !aik karenamerasa semua pekerjaan )ang dilakukan &lehn)a tidak !enar dan selalu ada kesalahan dilakukann)a. Merasa istri dan mertua tidak meneriman)a lagi karena sud

Upload: andre-prasetyo-mahesya

Post on 02-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

1

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENTn. JC, 32 tahun, laki-laki, Islam, pekerjaan pedagang kaki lima, pendidikan terakhir SMA kelas 2, tinggal di Sukarame-Bandar Lampung, masuk rumah sakit tanggal 28 September 2014.

II. RIWAYAT PSIKIATRIDiperoleh dari rekam medik, autoanamnesis dan alloanamnesis dari Ibu pasien.A. Keluhan UtamaGelisah dan suka marah-marah sambil merusak isi rumah.

B. Riwayat Penyakit SekarangPasien diantar keluarganya ke poli Rumah Sakit Jiwa(RSJ). Dibawa oleh ibu, bapak, kakak, dan tetangga dikarenakan gelisah, sering bicara sendiri dan sering marah-marah sejak sebulan yang lalu. Pasien juga sering terlihat melamun dan sulit tidur dikarenakan ada suara-suara bisikan secara terus-menerus sehingga harus menutup telinga untuk dapat tidur. Bisikan tersebut hanya seperti orang mengobrol dan tidak memerintahkan apapun pada dirinya dan suara bisikannya tidak dikenal ke dirinya, merasa tidak pernah melihat bayangan atau makhluk gaib. Sesekali juga merasakan seperti ada bau-bau yang melintas, namun hanya sebentar.

Awalnya keluarga merasa pasien seperti kerasukan karena sering melamun dan marah-marah tanpa sebab yang jelas tetapi lama-kelamaan pembicaraan makin melantur hingga membanting barang-barang disekitar. Menurut keluarga, pasien juga menjadi sering keluyuran, mulai menunjukkan perilaku aneh semenjak ditinggal istrinya yang bekerja di lampung tengah.

Pasien mengatakan bahwa istrinya sering menyalahkan dan menjauh darinya, merasa istri tidak perhatian dan menjauh darinya padahal tidak merasa ada salah. Hubungan dengan mertua juga tidak baik karena merasa semua pekerjaan yang dilakukan olehnya tidak benar dan selalu ada kesalahan yang dilakukannya. Merasa istri dan mertua tidak menerimanya lagi karena sudah berhenti bekerja di pabrik kopi milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sekarang bangkrut. Ketika perilakunya makin berubah pasien pun ditinggal oleh istri dan tinggal bersama kedua orang tuanya kembali. Kedua anaknya tinggal bersama ibu mertua.

Menurut keluarga, baru kali ini diobati secara medis. Selama ini hanya dibawa ke pengobatan alternatif namun tidak ada perubahan. Hingga sekitar 2 minggu yang lalu keluarga membawanya untuk dirukiah, karena tidak ada perbaikan keluarga disarankan untuk membawanya ke RSJ.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya1. Riwayat Gangguan PsikiatriSekitar 1 bulan yang lalu pasien mulai berbicara kacau dan tidak jelas. Sebelumnya tidak pernah mengalami gejala seperti ini. Selama ini hanya diobati di pengobatan alternatif dan pada 2 minggu yang lalu dibawa oleh keluarga untuk dirukiah, karena tidak ada perbaikan maka keluarga membawanya ke RSJ.

2. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifPasien menyangkal penggunaan zat psikoaktif, namun mengatakan merokok, dan pernah minum-minuman beralkohol(tuak). Keluarga mengatakan pasien tidak menggunakan zat psikoaktif, merokok maupun meminum minuman beralkohol.

3. Riwayat Penyakit Medis UmumRiwayat trauma kepala disangkal, riwayat kejang disangkal, riwayat hipertensi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat penyakit berat lainnya juga disangkal.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI1. Periode Prenatal dan PerinatalMenurut keluarga, pasien lahir normal di bidan, lahir cukup bulan, langsung menangis, dan tidak ada kelainan saat kehamilan maupun saat lahir.2. Periode Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Menurut keluarga, pasien diberi ASI selama 1 tahun dan perkembangan saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan balita seusianya. Namun keluarga tidak dapat mengingat riwayat imunisasi.3. Periode Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Menurut keluarga, pasien mempunyai banyak teman, sering menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman-temannya dan cukup aktif dalam bergaul.4. Periode Masa Kanak Akhir dan RemajaPada masa ini pasien banyak menghabiskan waktunya untuk membantu kedua orangtuanya dirumah daripada bermain bersama teman-temannya.5. Periode Dewasaa. Riwayat PendidikanPasien sekolah hanya sampai SMA kelas 2, dan dapat menyelesaikan SD selama 6 tahun dan SMP selama 3 tahun. Tidak melanjutkan pendidikannya karena malas dan merasa dijauhi teman-temannya. Terkadang merasa menyesal karena tidak dapat melanjutkan pendidikannya. b. Riwayat PekerjaanPasien mengatakan pernah bekerja di pabrik kopi milik BUMN namun 6 bulan yang lalu di PHK karena perusahaannya bangkrut, sempat menganggur namun belakangan ini ia berjualan di depan depan tempat ibunya bekerja.c. Riwayat PerkawinanPasien sudah menikah selama 5 tahun. Menikah dengan orang pilihannya dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki dan 1 orang perempuan. Namun sekitar 1 bulan yang lalu pisah dengan istrinya. d. Riwayat Kehidupan beragamaPasien pemeluk agama islam, tetapi menurut keluarga sering meninggalkan sholat 5 waktu dan tidak rutin membaca Al-quran. 6. Riwayat KeluargaPasien adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara, memiliki hubungan yang baik dengan orang tua dan adik, namun merasa kakak-kakaknya memiliki rasa iri padanya. Sejak lahir, dirawat dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Setelah menikah tinggal bersama istri,dan kedua anaknya. Namun belakangan ini merasa tidak nyaman karena istrinya mulai menjauh darinya dikarenakan berhenti bekerja dan suka marah-marah. Setelah berpisah, pasien kembali tinggal dengan kedua orang tua dan adik-adiknya. Anak pasien diasuh oleh istri.

Genogram

Keterangan:= laki-Laki= perempuan= pasien= 1 rumah= bercerai

7. Riwayat Sosial Ekonomi KeluargaPasien tinggal bersama kedua orang tuanya beserta adik-adiknya. Kebutuhan keluarga dipenuhi oleh ibu yang bekerja sebagai guru dan ayah sebagai wiraswasta. Selama ini bekerja sebagai pedang untuk membantu kedua orang tuanya.8. Riwayat Sosial Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan kakak-kakaknya karena ia merasa kakak-kakaknya iri kepadanya. Hubungannya dengan tetangga dan beberapa temannya baik, namun hubungan dengan istri dan keluarga istri kurang baik.

9. Situasi Kehidupan SekarangSaat ini sebelum pasien masuk RSJ, pasien tinggal bersama kedua orang tua beserta adik-adiknya. Biaya hidup pasien ditanggung oleh kedua orang tuannya yang bekerja sebagai guru dan wiraswasta.

E. Persepsi Pasien Tentang DirinyaTilikan derajat 1

III. STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1. PenampilanSeorang laki-laki terlihat sesuai dengan usianya memakai baju kaos hitam dengan celana biru seragam RSJ Prov. Lampung, penampilan rapi, perawakan besar dengan berat badan lebih, putih kekuningan, rambut berdiri dan terkesan rapi, kuku pendek dan bersih.2. Kesadaran :jernih (compos mentis)3. Perilaku dan aktivitas psikomotorSaat wawancara pasien dalam keadaan tenang, sesekali menggerakkan tangan dan jari-jarinya, kontak mata dengan pemeriksa cukup baik namun sekali-kali mengalihkan kontak mata. 4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif5. Pembicaraan Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas cukup, artikulasi jelas, kuantitas banyak.

B. Keadaan Afektif 1. Mood: hipotimia2. Afek: menyempit 3. Keserasian: serasi

1. Gangguan Persepsi :1. Halusinasi: auditorik (+) olfaktori (+) visual (-)2. Ilusi: tidak ada3. Depersonalisasi: tidak ada4. Derealisasi: tidak ada

2. Proses Berpikir :1. Arus pikiran :a. Produktivitas: realistisb. Kontinuitas: koherentc. Relevan : relevand. Hendaya bahasa: tidak ada2. Isi pikiran Pada pasien ditemukan waham, berupa waham kejar (ketika pasien bercerita, merasa istri sudah tidak baik lagi kepadanya dan berbuat jahat kepadanya dengan memarahinya padahal tidak merasa ada salah. Hubungan dengan mertua juga tidak baik karena merasa semua pekerjaan yang dilakukan olehnya tidak benar dan selalu ada kesalahan yang dilakukannya, merasakan kakak-kakaknya iri kepadanya, merasa seperti mereka ingin memiliki dan merebut apa yang dimiliki olehnya).

3. Kesadaran dan Kognisi1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai dengan taraf pendidikan pasien2. Daya konsentrasi : cukup3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : cukup4. Daya ingat : jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan jangka segera baik.5. Pikiran abstrak : baik4. Daya Nilai1. Norma sosial: baik2. Uji daya nilai: baik3. Penilaian realitas: baik

5. TilikanTilikan1. Pasien tidak menyadari dirinya sakit dan menyangkalnya.

6. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTa. Status internusKeadaan umum baik. Fungsi pernafasan, kardiovaskular dan gastrointerstinal dalam batas normal.b. Tanda-tanda vital: TD= 120/80 mmHg N= 80x/menit P= 20x/menit S= 36,70 Cc. Pemeriksaan Fisik Mata: Tidak ditemukan kelainan Hidung: Tidak ditemukan kelainan Telinga: Tidak ditemukan kelainan Paru: Tidak ditemukan kelainan Jantung: Tidak ditemukan kelainan Abdomen: Tidak ditemukan kelainand. Status Neurologis Sistemsensorik: dalam batas normal Sistem motorik: dalam batas normal Fungsi luhur: dalam batas normalV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNATn. JC, 32 tahun, laki-laki, Islam, pekerjaan pedagang kaki lima, pendidikan terakhir SMA kelas 2, tinggal di Sukarame-Bandar Lampung, masuk rumah sakit tanggal 28 September 2014.

Pasien terlihat sesuai dengan usianya, berpakaian rapi dan perawatan diri yang terkesan cukup baik. Dibawa ke RSJ Lampung karena bicara yang melantur, bicara sendiri, sering marah-marah sejak 1 bulan yang lalu dan merusak peralatan-peralatan rumah. Sebelumnya belum pernah mengalami keluhan serupa, dan oleh keluarga dibawa berobat ke pengobatan alternatif, sekitar 2 minggu yang lalu dibawa berobat untuk dirukiah dan karena tidak ada perbaikan keluarga membawanya ke RSJ.

Menurut keluarga, mulai menunjukkan perilaku aneh semenjak ditinggal istrinya yang bekerja di lampung tengah. Pasien juga mengatakan bahwa istrinya sering menyalahkan daan menjauh darinya. Seiring perilaku yang semakin berubah istri pun meninggalkannya dan tinggal bersama mertua, sehingga pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Kedua anaknya tinggal bersama ibu mertuanya.

Pasien juga sering terlihat tiba-tiba murung dan juga sulit tidur. Menurutnya sulit tidur karena ada suara-suara bisikan selalu mengobrol sehingga harus menutup telinga untuk dapat tidur (halusinasi auditorik yang bersifat commenting). Selain itu merasa istrinya jarang perhatian dan mulai menjauh darinya padahal tidak merasa ada salah. Hubungan dengan mertua juga tidak baik karena merasa semua pekerjaan yang dilakukan olehnya tidak benar dan selalu ada kesalahan yang dilakukannya. Merasa istri dan mertua tidak menerimanya lagi karena sudah berhenti bekerja di pabrik kopi. Merasakan kakak-kakak pasien iri kepadanya, dan merasa seperti kakak-kakaknya ingin memiliki dan merebut apa yang dimiliki olehnya (waham kejar).

Selama wawancara pasien dapat duduk tenang, sesekali menggerakan tangan dan jari-jarinya. Kontak mata dengan pemeriksa cukup baik, namun sesekali mengalihkan kontak matanya dan cukup kooperatif selama di wawancara. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas cukup, artikulasi jelas, dan kuantitas banyak.

Pasien sekolah hanya sampai jejang SMA kelas II dikarenakan masalah pertemanan. Semasa sekolah tidak pernah tinggal kelas. Pasien berbicara berulang-ulang tetapi dengan kualitas yang berbeda (thought echo) terkadang juga berbicara loncat-loncat (flight of idea) dengan daya konsentrasi yang cukup, hal ini terlihat dari pasien cukup fokus terhadap pemeriksa walau sesekali mengalihkan pandangannya. Memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi tempat, waktu dan orang baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSISPada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan zat psikoaktif (F.1). Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik dan olfaktori dan waham curiga yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Arus pikir didapatkan realistik dan sesekali terdapat arus pikir yang loncat-loncat (flight of idea) dan tought echo. Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia (F.20), sekaligus menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23). Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik, halusinasi olfaktori, dan didapatkan waham seperti waham kejar. Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa pada Aksis I pasien menderita skizofrenia paranoid (F.20.0). Pasien mampu menyelesaikan pendidikan hingga SMA kelas 2, dan pasien tidak pernah tinggal kelas. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi mental (F.70). Selain itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda gangguan kepribadian pada pasien ini. Sehingga Aksis II tidak ada diagnosis. Pada pasien tidak ditemukan riwayat penyakit fisik. Oleh karena itu aksis III tidak ada diagnosis. Pada Aksis IV ditemukan masalah dengan keluarga dan pekerjaan yang menjadi stressor bagi pasien, dimana sering bertengkar dengan istri dan hubungan dengan mertua juga tidak baik (masalah keluarga). Pasien diPHK dari kantor (masalah pekerjaan). Pada Aksis V Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dan KU baik).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I: F 20.0 Skizofrenia Paranoid Aksis II: tidak ada diagnosis Aksis III: tidak ada diagnosis Aksis IV: masalah keluarga dan pekerjaan Aksis V: GAF 70 61VIII. DAFTAR PROBLEM a. Organobiologik: tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna.b. Psikologik: ditemukan hendaya dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik, halusinasi alfaktori, waham curiga, serta afek yang menyempit, sehingga pasien butuh psikoterapi.c. Sosiologik: ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial dengan istri, keluarga istri dan kakak-kakaknya, sehingga pasien butuh sosioterapi.IX. PROGNOSISHal yang meringankan: 1. Faktor pencetus jelas yaitu masalah dengan keluarga dan pekerjaan2. Riwayat sosial pramorbid yang baik3. Tidak ada riwayat skizofrenia dalam keluarga

Hal yang memberatkan:1. Faktor kepatuhan pasien dalam minum obat dan rutin kontrol.

a. Quo ad vitam: bonamb. Quo ad functionam: dubia ad bonamc. Quo ad sanationam: dubia ad bonam

X. RENCANA TERAPIa. Psikofarmaka :Risperidone 2 x 1 mg selama 5 hari

b. Psikoterapi Supportif Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega. Konseling : memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan memahami kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur. Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif.

XI. DISKUSIPenegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga, didapatkan beberapa gejala yaitu: thought of echo karena terdapat isi pikiran yang berulang-ulang dalam kepalanya, sehingga pasien sering mengulang kalimat yang sama dengan kualitasnya berbeda. Halusinasi auditorik yang dirasakan adalah mendengar ada orang mengobrol, berkomentar tidak jelas, dan pasien tidak memrintahkan apapun dari suara itu, namun suara tersebut sangat menggangu tidurnya. Halusinasi pembauan dirasakan sesekali hilang timbul. Waham kejar terdapat pasien dikarenakan pasien curiga kepada kakak-kakanya yang ingin merebut apa yang dimilikinya, dan menganggap bahwa istri dan mertua pasien membencinya karena dia sudah tidak bekerjas lagi di pabrik kopi dan semua yang dia kerjakan merupakan kesalahan. Dengan demikian pasien ini dapat didiagnosis dengan Skizofrenia. Pada pasien ini menonjol halusinasi auditorik serta waham kejar. Sehingga diagnosis pasien adalah Skizofrenia paranoid.

Pada pasien ditemukan masalah dengan keluarga yang menjadi stressor bagi pasien, dimana sering bertengkar dengan istri dan hubungan dengan mertua juga tidak baik (masalah keluarga), hal tersebut dirasakan olehnya karena pasien di PHK dari pabrik kopi tempatnya bekerja sekitar 6 bulan yang lalu (Masalah pekerjaan). Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dan KU baik).

Rencana terapi yang diberikan adalah risperidon 2 x 1 mg selama 5 hari, lalu dievaluasi setiap dua minggu mengenai kondisi pasien, naikan sampai dosis optimal, lalu dipertahankan sampai 8-12 minggu lalu diturunkan tiap 2 minggu perlahan lahan selanjutnya dipertahankan 6 bulan sampai dengan 2 tahun. Alasan penggunaan risperidon pada pasien ini adalah untuk mengobati gejala psikotik pasien. Resperidon memiliki efek samping yang kecil untuk terjadinya sindrom ekstrapiramidal dan efek sedatif, juga tidak membuat perubahan fungsi kognitif pada pasien, serta obat ini mudah didapat. Berdasarkan buku ajar psikiatri FK UI, standar emas pengobatan skizofren dengan menggunakan terapi APG II (antipsikotik atipikal) yang bermanfaat baik untuk gejala positif dan gejala negative dengan efek samping yang lebih ringan serta dapat digunakan secara aman tanpa memerlukan pemantauan jumlah sel darah putih setiap minggu. Selain itu, jika timbul efek samping berupa Sindrom Ekstrapiramidal yang tombul akibat pemberian obat antipsikotik walaupun kemungkinannya kecil pada resperidon, maka dapat diberikan Trihexyphenidil 2 x 2 mg.

Pada pasien juga perlu diberikan psikoterapi, karena pada pasien didapatkan hubungan yang kurang baik dengan kakak, istri, serta mertua pasien. Menurut penelitian pengobatan hanya dengan obat tidak cukup untuk kesembuhan pasien, tetapi harus juga diiringi dengan lingkungan keluarga yang mendukung dan sikap pasien yang menderita. Pada pasien ini diperlukan dorongan dari keluarga dan lingkungan untuk mengurangi faktor pencetus, yaitu membantu pasien untuk tidak lagi curiga kepada kakak, istri, dan mertua. Dan meberi pengertian kepadanya bahwa pada kenyatannya tidak seperti itu, hal ini penting untuk kualitas hidup pasien selanjutnya jika ingin hidupnya kembali baik.

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam, karena ini merupakan gejala pertama kali, faktor pencetusnya jelas, riwayat premorbid sosialnya masih baik, serta dukungan dan perhatian dari keluarga yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Nurmiati.Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta. FKUI. 2013

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7 jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.2010.

Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya. 2007.

Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klini Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya. 2007.

LAMPIRAN

Riwayat Perjalanan Penyakit

0-1 thn 1-3 thn 3-12 thn 31 th (maret)32 th (september-oktober)Sulit tidur, sering melamun, lebih suka menyendiri. Berbicara sendiri, Gangguan tidur, gelisah, marah-marah, merusak peralatan rumah, halusinasi auditorik(+), halusinasi olfaktori(+), waham curiga.32 th (juli-agustus)Berbicara sendiri, gangguan tidur, gelisah, halusinasi auditorik(+), halusinasi olfaktori(+), waham curiga.

ANAMNESIS YANG DILAKUKAN

AutoanamnesisDilakukan pada tanggal 17 Oktober 2014, pada pukul 09.00 WIBDM: PemeriksaP : Pasien (Tn.JC)

DM : Selamat siang bang, perkenalkan saya dokter muda Andre yang sedang bertugas diruangan ini. Sekarang saya mau bertanya sedikit tentang kondisi, sekaligus ingin melihat beberapa besar perkembangannya bang. Bagaimana bang, apakah bersedia ??P: Boleh boleh. DM : Ada beberapa pertanyaan tentang kondisi abang sekarang, ditambah riwayat penyakit sebelumnya. Maaf bang namanya siapa ya?P: aku Jefri cornus.DM: ooh bang Jefri ya. Umurnya sekarang berapa?P: aku 32 tahun.DM: tanggal lahirnya kapan ya bang?P: 3 Februari 1982.DM: sekarang tanggal brp ya bang?P: 17 Oktober 2014 ya?DM: oya bang alamat rumahnya dimana ya?P: sukarame.DM: disana tinggal sama siapa aja?P: ibu, bapak, adek-adek.DM: pekerjaan abang apa ya? P: sekrang gak kerja, dulu kerja di pabrik kopi BUMN.DM: Jadi kegiatan di rumah seperti apa? P: ya tidur, kadang jalan-jalan, nongkrong, bantu-bantu ibu.DM: Paling sering suka jalan-jalan kemana? P: Berenang di unila, sama kawan. Kawan adek,heeDM: Kalau pas jalan pulang, suka lupa gak jalan pulang?P: ga pernah lupa dok.DM: Pendidikan terakhirnya apa bang jefri, sekolah dimana?P: saya SMA kelas II, sekolah dekat rumah.DM: sudah menikah belum bang?P: saya sudah nikah.DM: oh, begitu yah... bang, tahu sekarang sedang dimana?P: tahu dok, dirumah sakit jiwa.DM: benar bang sekarang di RSJ Provinsi Lampung. Masih ingat bang, siapa yang bawa kesini?P: inget ibu, bapak, kakak, sama tetangga saya. Kapan ya saya bisa pulang? Besok ibu saya mau kesini jemput saya.DM : kalau rajin minum obat, makan rajin, sholatnya n mandinya rajin nanti bisa pulang bang. Oiya bang kapan masuk kesini?P: sudah 2 minggu lebih kayaknya.DM: udah berapa kali dirawat disini? Bang jefri koq bisa dibawa kesini?P: baru sekali dok, gk tau aku kenapa dibawa kesini. Saya dibohongin dok, kata bapak waktu itu ibu sakit, terus saya nyusul kerumah sakit, saya bilang wah kenapa ibu?, terus disini ibu cuma tensi darah malah saya disuntik ditangan terus tidur, koq saya dimasukin sini, padahal saya gak sakit dok. DM: jadi gatau ya dibawa kesini kenapa?P: iya karena itu dok, anterin ibu terus saya dibohongin.DM: untuk yang dirawat sekarang ada sesuatu yang abang rasakan enggak? Bisa dijelaskan?P: gak ada sih. Cuman ya dulunya susah tidur terus dulu disuntik terus saya ditinggal dok disini, saya ini gak sakit dok, kapan ya saya bisa pulang?DM: Pernah bang merasakan ada suara-suara/bisikan?P: Iya ada..hee.DM: Bisa dijelaskan seperti apa bisikannya?P: kayak suara-suara yang orang-orang ngbrol-ngobrol gitu. Gabisa tidur jadinya.DM: pernah suara tersebut nyuruh atau ngendaliin abang, suaranya kelihatan wujudnya?P: dia gak nyuruh-nyuruh tapi, tapi bikin kepala sakit mas gabisa tidur. Gk ada wujudnya, suara-suara aja bisikin orang ngobrol.DM: suara tersebut bisa masuk gk pikiran abang? Pernah merasakan ada pikiran orang lain tiba-tiba masuk atau pikiran abang diambil?P: enggak pernah dok cuma ada suara orang-orang ngobrol.DM: pernah tidak mas merasa ada yang jahatin atau ngomongin? Bisa di jelaskan?P: kakak-kakak iri sama saya, mau ambil yang saya punya.DM: Pernah tidak bang melihat sosok wujud berupa bayangan? P: hmm. Gak pernah.DM: Dulu pernah ngerasa ada yang ngomongin? Bisa di jelaskan?P: Sudah lupa mas.DM: oya bang sebelumnya mas pernah dirawat dirumah sakit karena sakit berat, kejang atau terbentur kepalanya?P: hm.. gak pernahDM: Pernah make obat-obatan, minum alkohol?P: enggak pernah mas.DM: kalau lagi kumpul sama teman-teman nongkrong gitu ngapain? P: paling kalau ditawarin minum tuak aja mas seidikit, paling segelas aja gak nambah.DM: kalau obat-obatan?P: gak pernah mas nyoba-nyoba yang gitu-gituan.DM: sekarang perasaan mas seperti apa? Senang, sedih, atau apa?P: pengen pulang saya.. DM: pernah gk bang merasakan sedih, tapi lebih sedih dari biasanya yang buat gk semangat? Atau seneng yang lebih dari biasanya?P: pernah sedih karena saya berenti kerja, terus saya kesel sama diri saya sendiri. Istri saya kerja di lampung tengah.DM: pernah merasa ingin bunuh diri?P: ya aku kalo lagi pengen tidur atau banyak masalah kadang-kadang aku berdoa sama Allah agar cepet dibuat mati aja gitu..heheDM: mas tau peribahasa kan? Mas tau artinya tong kosong nyaring bunyinya?P: tau, banyak bicara gk ada isinya.DM: misalkan ada dompet dijalan, ada ktp nya, apa yang mas lakukan?P: diambil dompetnya, terus nunggu yang punya nyari..DM: kalau ada seseorang gk memakai baju sama sekali keluar rumah, kira-kira sesuai gk?P: gk sesuai lah, lucu dok malu.DM: yang saya ingin tanyakan lagi, yang abang rasakan apa, merasa sakit?P: gk koq, saya ya biasa aja.. mau cepet pulang.DM: oke, bang jefri jadi tadi saya hasil bertanya saya dapatkan adanya halusinasi suara sama halusinasi bau dan ada waham curiga. Jadi sebenernya yang terjadi sama mas adalah gangguan isi pikiran.. dan itu tidak sesuai dengan kenyataan mas, jadi mas harus bisa melawan suara-suara atau yang terdengar itu. Baik mungkin sampai disini bicaranya bang, makasih atas kerjasamanya, selamat siang. Assalamualikum wr.wb.P: besok saya bisa pulang ya dok.DM: iya bang, kita liat besok yaa.