corporate news - ftp.unpad.ac.id · t bank negara indo-nesia tbk (bni) meng - ... triliun menjadi...

1
MARCHELO P T Bank Negara Indo- nesia Tbk (BNI) meng- ukir perolehan laba bersih yang cemerlang sepanjang 2010. Laba bersih bank pelat merah itu naik 65% jika dibandingkan dengan per- olehan 2009, yaitu dari Rp2,48 triliun menjadi Rp4,1 triliun. Demikian diungkapkan Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo pada paparan kinerja keuangan BNI 2010 di Gedung BNI, Jakarta, kemarin. Ia menerangkan, peningkatan laba bersih perseroan didukung kenaikan pendapatan bunga bersih dari Rp11,13 triliun pada 2009 menjadi Rp11,72 triliun pada 2010 serta pendapatan nonbunga naik dari Rp4,29 triliun menjadi Rp7,06 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada aset. Perseroan mencatat, total aset pada 2010 naik 9% menjadi Rp248,58 triliun dari Rp227,49 triliun pada tahun sebelumnya. Di sisi kredit, sepanjang 2010 jumlah yang disalurkan BNI mengalami pertumbuhan 13% menjadi Rp136,36 triliun dari Rp120,84 triliun pada 2009. Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun naik 3% menjadi Rp194,38 triliun. “Fundamental keuangan BNI semakin kuat dengan tingkat coverage ratio terjaga di level 120,6%. Di sisi rasio protabili- tas, jika dibandingkan dengan 2009, return on asset (ROA) naik dari 1,7% menjadi 2,5%, dan return on equity (ROE) naik dari 16,4% menjadi 24,7%,” tutur Gatot. Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen menambahkan, lon- jakan pendapatan selain bunga (non interest income) dan penu- runan provisi memang menjadi sumber utama pertumbuhan laba bersih perseroan. “Ini memang suatu yang direncana- kan. Non interest income masih banyak karena masalah pinjam- an. Itu kami perbaiki, terlihat dari recovery yang besar,” ung- kapnya. Kredit UKM Sementara itu, Direktur Bis- nis BNI Krishna Suparto men- jelaskan, sepanjang 2010 kredit ke segmen menengah menga- lami pertumbuhan negatif 11%. Hal itu menjadi pemicu tingkat penyaluran kredit perseroan berada di bawah rata-rata per- bankan 23,8%. Namun, di sisi lain, kredit ke segmen usaha kecil dan mene- ngah (UKM) meningkat 39,3%, korporasi meningkat 36,1%, dan konsumer 17,6%. Untuk kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) memiliki pertumbuhan terbe- sar, yakni dari Rp8,24 triliun pada 2009 menjadi Rp12,06 triliun pada 2010 atau tumbuh 46,3%. Menurut Direktur Konsumer BNI Darmadi Sutanto, pertum- buhan KPR perseroan jauh di atas rata-rata industri yang sebesar 27%. “Kami akan menjaga mo- mentum ini dengan menam- bah developer dan menambah segmen ke tingkat lebih tinggi. Tahun ini kami targetkan KPR akan tumbuh 30%,” tutur Dar- madi. Untuk kredit kendaraan ber- motor, lanjutnya, BNI juga mencatat pertumbuhan yang signikan, yaitu 29%. Jumlah kredit yang disalurkan me- ningkat dari Rp4,87 triliun di 2009 menjadi Rp6,28 triliun pada 2010. Sementara itu, transaksi kartu kredit BNI pada 2010 mencapai Rp3,1 triliun atau naik 24,6% jika dibandingkan dengan 2009 yang sebesar Rp2,49 triliun. “Jumlah kartu kredit yang diterbitkan naik dari 1,5 juta kartu pada 2009 menjadi 1,9 juta kartu di 2010,” pungkasnya. (E-4) marchelo@ mediaindonesia.com SINARMAS Pulp and Paper menargetkan ekspor kertas ke Iran bisa naik 15% dari tahun lalu yang hanya sebesar US$80 juta. Untuk negara ini, perse- roan memasok kertas cetak dan kertas fotokopi. Regional Sales Director Midlle East, Africa, India, Oceania, Si- narmas Pulp and Paper, Tan- za DJU Warganegara melihat kemungkinan target bisa tercapai karena permintaan produk kertas dari Iran terus meningkat. “Kalau ekspor yang masuk Iran lewat negara ketiga seperti Uni Emirat Arab bisa tercatat, mungkin nilainya mencapai US$100 juta,” kata Tanza di Jakarta, kemarin. Dia menyebutkan, kendala ekspor kertas ke Iran ialah ting- ginya bea masuk, yakni antara 5%-10%. Namun, dengan adanya perjanjian kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Iran, dia berharap kendala tersebut bisa dikurangi. “Se- hingga kami bisa memperbesar ekspor ke sana dan bersaing dengan fair,” kata Tanza. Saat ini, pemerintah memang masih melakukan negosiasi untuk kerja sama perdagang- an preferential trade agreement (PTA). Perjanjian ini adalah perjanjian kerja sama perda- gangan yang dilakukan untuk meningkatkan perdagangan bilateral antara dua negara. Menurut Direktur Jenderal Kerja Sama perdagangan In- ternasional, Kementerian Per- dagangan Gusmardi Bustami, Indonesia sudah mengaju- kan 776 pos tarif dengan nilai ekspor US$305 juta. Salah satu komoditas yang diajukan ialah kertas. Sementara itu, Iran mengajukan 522 pos tarif de- ngan nilai impor US$120 juta. Kerja sama perdagangan itu dilakukan karena pemerintah menyadari Iran adalah pasar potensial bagi Indonesia. Eks- por nonmigas ke Iran pada 2010, nilainya mencapai US$639 juta. Salah satu penghambat utama ekspor ke negara ini ialah tarif. “Iran bukan anggota WTO, jadi bisa saja menetapkan bea masuk tinggi,” kata Gusmardi. (Jaz/E-5) PT Pertamina (persero) mem- proyeksikan nilai investasi atau belanja modal naik rata-rata 12% per tahun selama 2011- 2015. Dalam empat tahun itu, total investasi perseroan akan mencapai Rp265 triliun. Demikian dikemukakan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dalam ra- pat kerja BUMN energi dengan Komisi VI DPR, kemarin. Sebagian besar investasi atau mencapai 70% akan ditanam- kan di sektor hulu. “Untuk meningkatkan protabilitas di sektor hilir, kami merencanakan upgrade kilang dengan porsi 18% dari saat ini,” ujar Karen. Pada 2010 lalu, realisasi in- vestasi BUMN migas itu ter- catat sebesar Rp18,11 triliun. Porsi terbesar dialokasikan di sektor hulu sebesar 68,2% atau Rp12,36 triliun. Sisanya dibagi untuk investasi di pengolahan, pemasaran dan niaga, sumber daya manusia, serta pengem- bangan anak usaha. Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2011, perseroan menargetkan investasi naik 104% jika diban- dingkan dengan realisasi 2010 atau menjadi Rp37,1 triliun. Jumlah itu akan terus diting- katkan rata-rata 12% per tahun hingga mencapai Rp59,1 triliun pada 2015 mendatang. Adapun untuk kinerja usaha, perseroan menargetkan pen- jualan naik rata-rata 4% per tahun untuk periode 2011-2015. Dari target penjualan 73,6 juta kiloliter (kl) di 2011, akan di- upayakan naik menjadi 85,5 juta kl pada 2015 nanti. “Penjualan ini mencakup penjualan niaga, produk pelu- mas, gas, aviasi, dan ritel.” Untuk laba, perseroan me- nargetkan perolehan tahun ini sebesar Rp17,7 triliun atau naik 12% jika dibandingkan dengan perolehan 2010 sebesar Rp15,8 triliun (unaudited). Jumlah itu ditargetkan meningkat rata-rata 10,48% per tahun selama empat tahun ke depan atau menjadi Rp27,3 triliun di 2015. (AW/E-4) Pertumbuhan KPR perseroan jauh di atas rata-rata industri yang sebesar 27%. Sinarmas Genjot Ekspor Kertas ke Iran Pertamina Naikkan Investasi Laba Bersih BNI Melonjak Tajam HIDUP SEHAT: Brand Director Danone Aqua, Febby Intan (kedua dari kanan), bersama ahli gizi Dr Samuel Oentoro (kanan), Artika Sari Devi (kiri), dan Dewi Lestari memberikan keterangan pers di Jakarta, kemarin. Danone Aqua bekerja sama dengan beberapa selebritas, olahragawan, dan tokoh pengusaha menggelar kampanye Mulai Hidup Sehat dari Sekarang. XL Manfaatkan Layanan PT Pos DIREKTUR Marketing Business Development PT Pos Indonesia Setyo Riyanto, Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana, Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (XL) Hasnul Suhaimi, dan VP Channel Management XL Joedi Wisoeda (dari kiri) berbincang seusai penandatanganan kerja sama XL dan PT Pos Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu. Melalui kerja sama ini, para retailer dan canvasser akan dapat mengambil dana komisi dari XL secara langsung. Mereka cukup menunjukkan SMS yang membuktikan penerimaan kiriman uang ke outlet-outlet online Kantor Pos terdekat. Saat ini sudah terdapat sedikitnya 3.900 outlet online di seluruh Indonesia. (Sas/E-1) APMR-RMIA Terbitkan Sertifikasi KETUA Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto berbin- cang dengan Ketua Dewan Sertikasi Badan Sertikasi Mana- jemen Risiko (BSMR) Gayatri Rawit, Ketua Asosiasi Praktisi Manajemen Risiko (APMR) Ridwan Zachrie, dan President of Risk Management Institute Australasia (RMIA) Brian Roylett (dari kiri) di sela acara 2nd Annual Risk Management Conference di Bintan, Kepulauan Riau, kemarin. Dalam acara tersebut dilakukan penandatanganan kerja sama antara APMR, RMIA, dan BSMR. APMR, merupakan mitra pe- merintah dalam pengembangan standar nasional, etika profesi, dan praktik manajemen risiko di Tanah Air. APMR bekerja sama dengan RMIA menerbitkan sertikasi. Dengan kerja sama itu di- harapkan, sertikasi manajemen risiko di Indonesia akan diakui di skala internasional. (Sas/E-1) SEKILAS INFO DOK. XL ANTARA/KRISMAN 20 C ORPORATE NEWS KAMIS, 17 MARET 2011 Kalau ekspor yang masuk Iran lewat negara ketiga seperti Uni Emirat Arab bisa tercatat, mungkin nilainya mencapai US$100 juta.” Tanza DJU Warganegara Regional Sales Director Sinarmas MI/USMAN ISKANDAR Karen Agustiawan Dirut Pertamina MI/ADAM DWI

Upload: buitu

Post on 17-May-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MARCHELO

PT Bank Negara Indo-nesia Tbk (BNI) meng -ukir perolehan laba bersih yang cemerlang

sepanjang 2010. Laba bersih bank pelat merah itu naik 65% jika dibandingkan dengan per-olehan 2009, yaitu dari Rp2,48 triliun menjadi Rp4,1 triliun.

Demikian diungkapkan Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo pada paparan kinerja keuangan BNI 2010 di Gedung BNI, Jakarta, kemarin.

Ia menerangkan, peningkatan laba bersih perseroan didukung kenaikan pendapatan bunga bersih dari Rp11,13 triliun pada 2009 menjadi Rp11,72 triliun pada 2010 serta pendapatan nonbunga naik dari Rp4,29 triliun menjadi Rp7,06 triliun.

Hal yang sama juga terjadi pada aset. Perseroan mencatat, total aset pada 2010 naik 9%

menjadi Rp248,58 triliun dari Rp227,49 triliun pada tahun sebelumnya.

Di sisi kredit, sepanjang 2010 jumlah yang disalurkan BNI mengalami pertumbuhan 13% menjadi Rp136,36 triliun dari Rp120,84 triliun pada 2009. Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun naik 3% menjadi Rp194,38 triliun.

“Fundamental keuangan BNI semakin kuat dengan tingkat coverage ratio terjaga di level 120,6%. Di sisi rasio profi tabili-tas, jika dibandingkan dengan 2009, return on asset (ROA) naik dari 1,7% menjadi 2,5%, dan return on equity (ROE) naik dari 16,4% menjadi 24,7%,” tutur Gatot.

Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen menambahkan, lon-jakan pendapatan selain bunga (non interest income) dan penu-runan provisi memang menjadi

sumber utama pertumbuhan laba bersih perseroan. “Ini memang suatu yang direncana-kan. Non interest income masih banyak karena masalah pinjam-an. Itu kami perbaiki, terlihat dari recovery yang besar,” ung-kapnya.

Kredit UKM Sementara itu, Direktur Bis-

nis BNI Krishna Suparto men-jelaskan, sepanjang 2010 kredit ke segmen menengah menga-lami pertumbuhan negatif 11%. Hal itu menjadi pemicu tingkat penyaluran kredit perseroan berada di bawah rata-rata per-bankan 23,8%.

Namun, di sisi lain, kredit ke segmen usaha kecil dan mene-ngah (UKM) meningkat 39,3%, korporasi meningkat 36,1%, dan konsumer 17,6%.

Untuk kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) memiliki pertumbuhan terbe-sar, yakni dari Rp8,24 triliun pada 2009 menjadi Rp12,06 triliun pada 2010 atau tumbuh 46,3%.

Menurut Direktur Konsumer

BNI Darmadi Sutanto, pertum-buhan KPR perseroan jauh di atas rata-rata industri yang sebesar 27%.

“Kami akan menjaga mo-mentum ini dengan menam-bah developer dan menambah segmen ke tingkat lebih tinggi. Tahun ini kami targetkan KPR akan tumbuh 30%,” tutur Dar-madi.

Untuk kredit kendaraan ber-motor, lanjutnya, BNI juga mencatat pertumbuhan yang signifi kan, yaitu 29%. Jumlah kredit yang disalurkan me-ningkat dari Rp4,87 triliun di 2009 menjadi Rp6,28 triliun pada 2010.

Sementara itu, transaksi kartu kredit BNI pada 2010 mencapai Rp3,1 triliun atau naik 24,6% jika dibandingkan dengan 2009 yang sebesar Rp2,49 triliun. “Jumlah kartu kredit yang diterbitkan naik dari 1,5 juta kartu pada 2009 menjadi 1,9 juta kartu di 2010,” pungkasnya. (E-4)

[email protected]

SINARMAS Pulp and Paper menargetkan ekspor kertas ke Iran bisa naik 15% dari tahun lalu yang hanya sebesar US$80 juta. Untuk negara ini, perse-roan memasok kertas cetak dan kertas fotokopi.

Regional Sales Director Midlle East, Africa, India, Oceania, Si-narmas Pulp and Paper, Tan-za DJU Warganegara melihat kemungkin an target bisa tercapai karena permintaan produk kertas dari Iran terus meningkat.

“Kalau ekspor yang masuk Iran lewat negara ketiga seperti Uni Emirat Arab bisa tercatat, mungkin nilainya mencapai US$100 juta,” kata Tanza di Jakarta, kemarin.

Dia menyebutkan, kendala ekspor kertas ke Iran ialah ting-ginya bea masuk, yakni antara 5%-10%. Namun, dengan adanya perjanjian kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Iran, dia berharap kendala tersebut bisa dikurangi. “Se-hingga kami bisa memperbesar ekspor ke sana dan bersaing dengan fair,” kata Tanza.

Saat ini, pemerintah memang masih melakukan negosiasi untuk kerja sama perdagang-an preferential trade agreement (PTA). Perjanjian ini adalah perjanjian kerja sama perda-gangan yang dilakukan untuk

meningkatkan perdagangan bilateral antara dua negara.

Menurut Direktur Jenderal Kerja Sama perdagangan In-ternasional, Kementerian Per-dagangan Gusmardi Bustami, Indonesia sudah mengaju-kan 776 pos tarif dengan nilai ekspor US$305 juta. Salah satu komoditas yang diajukan ialah

kertas. Sementara itu, Iran mengajukan 522 pos tarif de-ngan nilai impor US$120 juta.

Kerja sama perdagangan itu dilakukan karena pemerintah menyadari Iran adalah pasar potensial bagi Indonesia. Eks-por nonmigas ke Iran pada 2010, nilainya mencapai US$639 juta. Salah satu penghambat utama ekspor ke negara ini ialah tarif. “Iran bukan anggota WTO, jadi bisa saja menetapkan bea masuk tinggi,” kata Gusmardi. (Jaz/E-5)

PT Pertamina (persero) mem-proyeksikan nilai investasi atau belanja modal naik rata-rata 12% per tahun selama 2011-2015. Dalam empat tahun itu, total investasi perseroan akan mencapai Rp265 triliun.

Demikian dikemukakan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dalam ra-pat kerja BUMN energi dengan Komisi VI DPR, kemarin.

Sebagian besar investasi atau mencapai 70% akan ditanam-kan di sektor hulu. “Untuk meningkatkan profi tabilitas di sektor hilir, kami merencanakan upgrade kilang dengan porsi 18% dari saat ini,” ujar Karen.

Pada 2010 lalu, realisasi in-vestasi BUMN migas itu ter-catat sebesar Rp18,11 triliun. Porsi terbesar dialokasikan di sektor hulu sebesar 68,2% atau Rp12,36 triliun. Sisanya dibagi untuk investasi di pengolahan, pemasaran dan niaga, sumber daya manusia, serta pengem-bangan anak usaha.

Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2011, perseroan menargetkan investasi naik 104% jika diban-dingkan dengan realisasi 2010 atau menjadi Rp37,1 triliun. Jumlah itu akan terus diting-katkan rata-rata 12% per tahun hingga mencapai Rp59,1 triliun pada 2015 mendatang.

Adapun untuk kinerja usaha, perseroan menargetkan pen-jualan naik rata-rata 4% per tahun untuk periode 2011-2015. Dari target penjualan 73,6 juta kiloliter (kl) di 2011, akan di-upayakan naik menjadi 85,5 juta kl pada 2015 nanti.

“Penjualan ini mencakup penjualan niaga, produk pelu-mas, gas, aviasi, dan ritel.”

Untuk laba, perseroan me-nargetkan perolehan tahun ini sebesar Rp17,7 triliun atau naik 12% jika dibandingkan dengan perolehan 2010 sebesar Rp15,8 triliun (unaudited). Jumlah itu ditargetkan meningkat rata-rata 10,48% per tahun selama empat tahun ke depan atau menjadi Rp27,3 triliun di 2015. (AW/E-4)

Pertumbuhan KPR perseroan jauh di atas rata-rata industri yang sebesar 27%.

Sinarmas Genjot Ekspor Kertas

ke Iran

Pertamina Naikkan Investasi

Laba Bersih BNI Melonjak Tajam

HIDUP SEHAT: Brand Director Danone Aqua, Febby Intan (kedua dari kanan), bersama ahli gizi Dr Samuel Oentoro (kanan), Artika Sari Devi (kiri), dan Dewi Lestari memberikan keterangan pers di Jakarta, kemarin. Danone Aqua bekerja sama dengan beberapa selebritas, olahragawan, dan tokoh pengusaha menggelar kampanye Mulai Hidup Sehat dari Sekarang.

XL Manfaatkan Layanan PT Pos

DIREKTUR Marketing Business Development PT Pos Indonesia Setyo Riyanto, Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana, Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (XL) Hasnul Suhaimi, dan VP Channel Management XL Joedi Wisoeda (dari kiri) berbincang seusai penandatanganan kerja sama XL dan PT Pos Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Melalui kerja sama ini, para retailer dan canvasser akan dapat mengambil dana komisi dari XL secara langsung. Mereka cukup menunjukkan SMS yang membuktikan penerimaan kiriman uang ke outlet-outlet online Kantor Pos terdekat. Saat ini sudah terdapat sedikitnya 3.900 outlet online di seluruh Indonesia. (Sas/E-1)

APMR-RMIA Terbitkan Sertifikasi

KETUA Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto berbin-cang dengan Ketua Dewan Sertifi kasi Badan Sertifi kasi Mana-jemen Risiko (BSMR) Gayatri Rawit, Ketua Asosiasi Praktisi Manajemen Risiko (APMR) Ridwan Zachrie, dan President of Risk Management Institute Australasia (RMIA) Brian Roylett (dari kiri) di sela acara 2nd Annual Risk Management Conference di Bintan, Kepulauan Riau, kemarin.

Dalam acara tersebut dilakukan penandatanganan kerja sama antara APMR, RMIA, dan BSMR. APMR, merupakan mitra pe-merintah dalam pengembangan standar nasional, etika profesi, dan praktik manajemen risiko di Tanah Air. APMR bekerja sama dengan RMIA menerbitkan sertifi kasi. Dengan kerja sama itu di-harapkan, sertifi kasi manajemen risiko di Indonesia akan diakui di skala internasional. (Sas/E-1)

SEKILAS INFO

DOK. XL

ANTARA/KRISMAN

20 CORPORATE NEWS KAMIS, 17 MARET 2011

Kalau ekspor yang masuk Iran lewat

negara ketiga seperti Uni Emirat Arab bisa tercatat, mungkin nilainya mencapai US$100 juta.”Tanza DJU WarganegaraRegional Sales Director Sinarmas

MI/USMAN ISKANDAR

Karen AgustiawanDirut Pertamina

MI/ADAM DWI