cooling tower pertamina.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: COOLING TOWER PERTAMINA.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071709/55cf92aa550346f57b988928/html5/thumbnails/1.jpg)
COOLING TOWER
PERTAMINA UP–III SUNGAI GERONG
Cooling tower PS II Sungai Gerong merupakan salah satu
bagian dari unit utilitas di Pertamina UP-III. Cooling tower ini
bertipe induced draf fan dengan aliran cross flow dan
membentuk sistem sirkulasi terbuka. Kapasitas cooling tower
pada UP-III Sungai Gerong sekitar 4000 ton/hour, berbeda dari
kapasitas yang digunakan oleh RU-III Plaju yakni sebesar 12000
ton/hour. Temperatur maksimum dari distribusi adalah 45,1 0C
yang dikembalikan ke cooling tower untuk kemudian didinginkan
sampai temperatur 32 0C dan air dingin disirkulasikan kembali.
Dalam operasi cooling tower dengan sistem sirkulasi terbuka
timbul kehilangan sejumlah air pendingin akibat terjadinya
evaporasi, windage loss dan blowndown serta kemungkinan
losses yang terjadi di unit-unit pengolahan. Jumlah air pendingin
yang hilang diganti dengan treated water yang berfungsi sebagai
make-up water, dimana make-up water yang ditambahkan ke
dalam cooling tower jumlahnya sama dengan air pendingin yang
hilang sehingga air pendingin yang disirkulasikan tidak
mengalami perubahan. Dalam air pendingin ini juga diinjeksikan
bahan-bahan kimia untuk mencegah terjadinya korosi, mencegah
terbentuknya kerak, pengontrolan pH, dan untuk membunuh
bakteri aerobic dan bakteri anaerobic sehinga kualitas air
pendingin dapat dipertahankan sebagai air proses, selain itu juga
penginjeksian bahan-bahan kimia dapat memperkecil biaya
perwatan peralatan dalam cooling tower sistem.
![Page 2: COOLING TOWER PERTAMINA.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071709/55cf92aa550346f57b988928/html5/thumbnails/2.jpg)
Gambar 1. Cooling tower bertipe induced draft fan dengan aliran cross flow
Pada cooling tower jenis induced draft ini, aliran udara
mengalir masuk dengan bantuan fan yang dioperasikan secara
elektris. Fan di pasang di atas cooling tower untuk menarik atau
membuang udara panas dan lembab ke atmosfir, sehingga aliran
udara mengalir masuk secara optimal didalam cooling tower.
Aliran udara yang masuk kedalam cooling tower adalah jenis
aliran cross flow. Pada cooling tower jenis aliran berlawanan
(cross flow), aliran yang masuk ke dalam cooling tower
bersilangan arah dengan aliran air yang jatuh ke filler, atau aliran
udaranya secara horizontal.
Air diumpankan pada bagian atas cooling tower. Air tersebut
mengalir kebawah melalui dinding bersirip. Hal ini menyebabkan
air turun menyebar dan terjadi kontak antara air dengan udara
yang dihisap ke bagian atas cooling tower. Kontak udara dengan
air akan meningkatkan temperatur udara. Hal ini akan
menyebabkan air menguap sehingga kelembaban udara disekitar
cooling tower meningkat. Pada proses ini terjadi penyerapan
panas air oleh udara. Peristiwa ini menyebabkan temperatur air
akan turun. Air pada basin temperaturnya sekitar 30-32 0C dan
siap didistribusikan kembali ke penukar panas.
Oleh karena ada air yang menguap ke udara maka sejumlah
air (make up) harus ditambahkan ke dalam cooling tower agar
sejumlah air pendingin dari heat exchanger tidak berkurang. Air
make up ini berasal dari RWC 1 atau WTU SG. Pengolahan air
pada cooling tower dilakukan dengan menambahkan zat kimia,
seperti :
![Page 3: COOLING TOWER PERTAMINA.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071709/55cf92aa550346f57b988928/html5/thumbnails/3.jpg)
1)Corrosive inhibitor, agar air yang akan digunakan tidak
menimbulkan korosif.
2)Scale inhibitor, mencegah terbentuknya kerak pada peralatan
proses
3)Biocide, berupa Cl2 untuk mencegah pertumbuhan bakteri,
lumut, alga, dll.
4)pH control system, penambahan H2SO4 98%.
Keuntungan dari aliran cross flow dari menara pendingin
dalam kaitan dengan gaya berat yang terjadi di dalam cooling
tower dengan distrubusi air panas di dalam sistem, antara lain :
1)Pemompaan kapasitas rendah.
2)Menurut biaya utama yang memompa sistem.
3)Penurunan biaya usaha dan konsumsi energi tahunan.
4)Penerimaan variasi lebih besar dalam air yang mengalir tanpa
efek samping pada pola distribusi air (operasi penukar panas
pada flat pada waktu musim dingin).
5)Pemeliharan mudah dalam mengakses ke alat distribusi air.
Kerugian cross flow dari menara pendingin dalam kaitannya
dengan gaya berat yang terjadi di dalam cooling tower dengan
distribusi air panas dalam sistem, antara lain :
1)Dengan tekanan rendah pada atas kolom distribusi lebih
sedikit air breakup pada alat penyemprot air.
2)Ekspose ke udara dari air panas pada kolom mempercepat
pertumbuhan ganggang.
Cooling water yang digunakan pada Pertamina UP-III Sungai
Gerong, adalah cooling water yang digunakan untuk pendingin
(media) di heat exchanger, baik pompa di PTA plant maupun
utilitas plant. Sistem air pendingin terdiri dari :
1)Menara pendingin (cooling water) = 2210 U
2)Pompa make-up = 2002 JA/JB
![Page 4: COOLING TOWER PERTAMINA.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071709/55cf92aa550346f57b988928/html5/thumbnails/4.jpg)
3)Cooling tower basin = 2210 A
4)Cooling water pump = 2210 JA/JL/JD
5)Surface condensor for 2210 JAT = 2210 JTC
6)Cooling tower chemical treatment = 221 DL
7)Cooling water side stream solid filter = 2211 L
Menara pendingin adalah buatan SHINKO-PFAULDER
company limited, kobe Japan. Menara tersebut terdiri dari satu
rangka yang dibuat dari redwood dan terletak di atas sebuah bak
beton.
Cooling tower terbagi dalam 3 buah cell (reruang besar dan
2 buah cell kecil). Tiap cell dilengkapi dengan F.D. fan yang
berkekuatan 1965 KW. Suhu air pendingin direncanakan 32 0C.
Sedangkan air panas yang kembali 45,1 0C. Sistem air pendingin
merupakan sebuah sistem sirkulasi tertutup dengan kapasitas
serkulasi normal sebesar 9600 M2/jam, pemakaian utama adalah
untuk pendingin proses di PLTA plant, medium pada proses
exchanger, lube/seal oil cooler, instrument air compressor,
surface condensor dan export unit polypropilene.
Cooling water sistem secara kontinyu disirkulasikan dengan
memakai pompa cooling water (2210 JA/JC/JD). Pada operasi
normal menggunakan 2 pompa (1 turbin dan 1 motor)
sedangkan pompa ketiga merupakan cadangan.
Side stream dilakukan melalui cooling water side stream,
solid filter (2211 L) untuk mereduksi suspended solid dan
kembali ke basin (bak) suhu air pendingin direncanakan 32 0C
dan air panas yang kembali 41,5 0C. Cooling water return
dikembalikan ke induced cross cooling tower (2210-U) dan
didinginkan dengan udara hingga mencapai temperatur 32 0C
yang kemudian dikirimkan ke cooling tower basin (2210-A) untuk
didistribusikan kembali ke sistem. Pada tahap sekarang telah
![Page 5: COOLING TOWER PERTAMINA.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071709/55cf92aa550346f57b988928/html5/thumbnails/5.jpg)
dibangun 3 cell, dimana operasinya berlangsung tidak
bergantungan. Bila hanya digunakan 2 cell untuk pendinginan,
maka akan di dapat suhu sebesar 34 0C. Kedalam cooling tower
basin (2210-A) selama dalam kondisi yang tidak normal atau
pada waktu start-up surface condensor dump dan over flow pada
dearator dikirim ke cooling tower basin ini.
Make-up cooling water di suplai dari pompa 2202 JA/JB
dengan kapasitas sebesar 620 M2/jam untuk menggantikan
kekurangan cooling water akibat evaporasi, drift loss dan blown
down. Cooling tower basin dilengkapi dengan fasilitas injeksi,
chemical treatment package (2201 L) :
1)Poly phospate, salah satu jenis bahan kimia yang diinjeksikan
yang digunakan untuk mencegah korosi dalam cooling water
sistem yang jumlahnya berkaitan dengan jumlah make-up
cooling water.
2)Sulpuric acid (H2SO4), digunakan untuk kontrol pH yang
penambahannya secara otomatis menurut pemeriksaan pH
meter.
3) Injeksi Chlorine, untuk mencegah pertumbuhan slime
mikrobiologis yang diinjeksikan pada suction pompa distribusi.
Jumlah blown down cooling water dikontrol secara otomatis
menurut kandungan suspended solid dari pemeriksaan
conductivity analyzer.
Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan
perpindahan kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari
air ke udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air
diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan, skema menara
pendingin tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
![Page 6: COOLING TOWER PERTAMINA.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071709/55cf92aa550346f57b988928/html5/thumbnails/6.jpg)
Gambar 2. Skema pelapasan dan perpindahan kalor pada menara pendingin
Air terbuang yang diakibatkan sirkulasi air pada sistem
pendingin. blowdown atau disebut juga bleed-off merupakan
pembuangan air yang dilakukan secara continiu mencegah
konsentrasi zat padat terlarut menjadi sedemikian tinggi. Blow-
down digunakan untuk mengurangi suspended solid (padatan
terlarut) dari titik konsentrasi dimana suspended solid akan
membentuk kerak.
Rugi blow-down adalah kerugian yang diakibatkan oleh pembuangan
sejumlah air sirkulasi untuk mencegah terjadinya konsentrasi larutan atau zat-zat
lain pada air sirkulasi.. Besar nilai blow-down yang dibutuhkan bergantung pada
range pendinginan yang dihasilkan dan komposisi zat-zat yang ada pada air make-
up (suplai air pengganti).
Dari hasil pengoperasian cooling tower pada Pertamina UP III Sungai
Gerong, diperoleh data operasi :
1)Temperatur :
a. Udara masuk : 28,0 0C Running pump :
2210 JAT
b. Udara keluar : 32,0 0C 2210 JC
c. Cooling water suplay : 36,0 0C
Running fun : 2210 UM3
d. Cooling water return : 29,0 0C 2210 UM5
2)% Hudity :
a. Udara Masuk : 0,8
![Page 7: COOLING TOWER PERTAMINA.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022071709/55cf92aa550346f57b988928/html5/thumbnails/7.jpg)
b. Udara Keluar : 0,9
3)Make-up water : 58,0 ton/jam.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Muhammad. 2012. Evaluasi Performance Cooling Tower Di
Unit Utilitas PS II Plaju. Palembang: Teknik Kimia Universitas
Sriwijaya (Skripsi).
Oktiwijaya, Ferry. 2004. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar
Furnace CD III UP III Plaju PT.Pertamina (Persero).Pusdiklat
Migas (Steam).
Yulharman. 2012. Cooling Tower.
Http://yulharmanino.blogspot.com/2012 /07/v-
behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada 5 Maret 2014.