contoh-proposal ekskursi 2009 upn yogya
DESCRIPTION
contoh contoh proposalTRANSCRIPT
PROPOSAL
EKSKURSI
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER TEKNIK GEOLOGIUPN “VETERAN” YOGYAKARTA
0
2009EKSKURSI GEOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2009
Perkembangan unsur-unsur tektonik di Pulau Jawa merupakan perwujudan dan
produk dari interaksi konvergen antara Lempeng Hindia – Australia dan Lempeng Asia
/ Eurasia (Hamilton 1975, Lowell 1979, Katili dan Reinemund 1984). Interaksi tersebut
menyebabkan proses magmatisme – vulkanisme di Jawa Tengah dan Jawa Barat dari
Kala Eosen hingga saat ini.
Fenomena-fenomena geologi di sepanjang Lintasan Studi Ekskursi Geologi Daerah
Jawa Tengah dan Jawa Barat, mulai dari Zona pegunungan Serayu Selatan hingga Zona
Bogor akan membawa pemahaman mengenai proses-proses masa lalu tentang
keberadaan dan perkembangan Pulau Jawa sebagai busur kepulauan dengan unsur-unsur
tektonik, pola sebaran sedimentasi, pola afinitas batuan vulkanik dan lainnya. Dengan
mempelajari geologi di sepanjang jalur Karangsambung, Pongkor dan Kamojang,
diharapkan akan didapat gambaran model struktur geologi yang mempengaruhi proses
mineralisasi dan geothermal serta pemanfaatan sumber daya alam sebagai sumber
energi alternatif pengganti minyak dan gas bumi ataupun sebagai kawasan geowisata.
1. NAMA
Ekskursi Hubungan Tektonik dengan Mineralisasi dan Pembentukan Panas
Bumi Daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, Indonesia, Program Pascasarjana,
Magister Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”,
Yogyakarta, 2009.
1
2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Maksud Ekskursi Geologi adalah untuk memenuhi kurikulum Program
Pascasarjana, Program Studi Magister Teknik Geologi, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta tahun ajaran 2008 / 2009.
Tujuan Ekskursi Geologi adalah untuk memperdalam pengetahuan geologi
secara langsung di lapangan, sehingga mahasiswa dapat menganalisa dan
menghubungkan aspek-aspek geologi daerah satu dengan lainnya.
Tujuan tersebut akan dapat dicapai dengan beberapa sasaran utama berupa :
Fisiografi, diharapkan mahasiswa mampu mendeskripsi kenampakan fisiografi
mulai dari Zona Pegunungan Serayu Selatan hingga Zona Bogor.
Sedimentasi dan Stratigrafi, ditargetkan mahasiswa mampu mendeskripsi
lithologi (struktur, tekstur, komposisi), pola pengendapan dan mekanisme
sedimentasi (progradasi, agradasi, retrogradasi, turbidit, traksi dll) serta
menganalisa faktor pengontrol proses sedimentasi dan stratigrafinya.
Magmatisme dan Vulkanisme, diharapkan mahasiswa mampu mendeskripsikan
lithologi (tekstur, struktur, komposisi dan jenis), genetik (plutonik, vulkanik,
intrusi, ekstrusi, dll) serta proses dan fase-fase magmatisme-vulkanisme yang
berhubungan dengan terjadinya hidrothermal serta alterasi dan mineralisasi.
Geothermal, diharapkan mahasiswa mampu mengenali manisfestasi dari panas
bumi yang terdapat di lapangan seperti fenomena fumarola, solfatara, boiling
water, silica sinter, dan sebagainya, demikian pula diharapkan mahasiswa juga
mampu memahami kegunaan geothermal sebagai energi terbarukan dan ramah
lingkungan.
Tatanan Tektonik, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan makna kerangka
tektonik Pulau Jawa serta proses-proses geologi yang bekerja di sepanjang
lintasan yang dilewati.
Potensi Sumber Daya Alam, berupa mineral, panas bumi, geowisata, dll dengan
kendali geologi yang mempengaruhinya.
2
3. PESERTA
Mahasiswa Angkatan X dan XI, Magister Teknik Geologi, Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran”, Yogyakarta sebanyak 21 orang.
4. PEMBIMBING
Dosen Magister Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
”Veteran”, Yogyakarta sebanyak 2 orang.
5. WAKTU & TEMPAT
Waktu : 19 – 22 Juli 2009
Tempat : Jawa Barat, Indonesia
6. STOP SITE YANG AKAN DI TUJU
Subduction Zone (Karangsambung)
Gambar 1. Zona Fisiografi Pegunungan Serayu Selatan di Daerah Kompleks Luk Ulo dan sekitarnya (sumber google earth 2006)
Van Bemmelen (1949) membagi daerah propinsi Jawa Tengah menjadi 7
(tujuh) zona. Umumnya zona ini sangat berhubungan erat dengan kedudukan
batuan dasar, struktur dan keadaan topografinya. Zona tersebut antara lain :
Zona Endapan Vulkanik Kwarter, Zona Aluvial Pantai Utara, Jalur Rembang-
3
Madura, Jalur Bogor, Serayu Utara dan Kendeng, Dome dan Pegunungan di
Zona Depresi, Zona Depresi Jawa Bagian Tengah dan Zona Randu Blatung serta
Zona Pegunungan Selatan. Karangsambung terletak pada fisiografi pegunungan
Serayu Selatan.
Gambar 2. Ekspresi Morfologi Batuan Pre-Tersier dan Tersier
Panorama dari Totogan ke arah timur, merupakan pemandangan yang
sangat kontras. Bagian utara merupakan perbukitan yang ditempati kompleks
mélange Pre-Tersier, dicirikan perbukitan berelief kasar, tidak beraturan yang
menunjukkan perbedaan jenis batuan serta tingkat resistensi (Gunung Gliwang =
Sekis pelitik dan mafik; Gunung Gemantung = meta greywacke; Gunung
Celekep = serpentinit dan amfibolit; Gunung Paruk = basalt, sedimen pelagik
dan rijang). Bukit-bukit tersebut merupakan bongkah atau boudin di dalam
kompleks mélange. Bagian tengah yang merupakan lembah ditempati oleh
Formasi Totogan (clay breccia/breksi lempung). Bagian selatan, berupa dua
pegunungan memanjang terdiri dari sill basalt (depan) dan punggungan
homoklin (belakang) adalah Formasi Waturanda yang disusun oleh batuan
volkaniklastik (perlapisan breksi dan batupasir volkanik). Sill basalt bersama
dengan lava bantal dan batuan piroklastik di daerah ini disebut batuan volkanik
Dakah (Suyatno, 1999).
4
Daerah Karangsambung merupakan bagian dari Daerah Luh-Ulo (Jawa
Tengah) yakni tempat di mana batuan Pra-Tersier tersingkap dengan tatanan dan
struktur geologi yang rumit serta urut-urutan stratigrafi yang sulit untuk ditata
Gambar 3. Singkapan Lava Basalt dengan kekar-kekar kolomnya
Kawasan ini termasuk Dome and Ridges in The Central Depresion Zone
(Van Bemmelen, 1969) yang berada pada subduction zone dan umum dijumpai
tectonic melange dan sedimentary melange (olisostrom) dengan batuan yang
berasal dari kerak samudra seperti lava basalt dengan struktur pillow lava, rijang
berselingan dengan batulempung merah dan batugamping non klastik dan
terselipkan marmer, sekis hijau, fillit dan serpentinit. Batuan-batuan tersebut
diolah untuk dijadikan hiasan kerajinan, onyx dan lainnya.
Kamojang
Geologi lapangan menurut Robert (1988) menyebutkan, bahwa lapangan
panasbumi Kamojang terletak dalam suatu rangkaian gunungapi yang besar
dengan wilayah seluas 210 km2 dengan panjang 15 km dan lebar 14,5 km.
5
Gambar 4. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) KamojangDaerah tersebut dibatasi oleh Gunung Rakutak yang terletak di sebelah
barat dan Gunung Guntur di sebelah timur. Sejarah eksploitasi lapangan
panasbumi kamojang dimulai dengan pengeboran 5 buah sumur pada tahun
(1926 – 1928 ) oleh pemerintah Belanda di kedalaman antara ( 66 – 125 )m.
Di Kamojang pada tahun 1971 diadakan studi kelayakan oleh New
Zealand Geothermal Project (GENZ) dan Geological Survey Indonesia tentang
potensi energi Panasbumi Indonesia dan hasil penyelidikan menunjukkan,
bahwa daerah Kamojang memiliki potensi listrik 200 MW untuk selama 30
tahun. Terhitung saat ini di lapangan panasbumi Kamojang memiliki 72 sumur
dan menghasilkan listrik 140 MWe.
Gambar 5. Sumur Produksi KMJ-51
Daerah Kamojang tersusun oleh endapan vulkanik dengan komposisi
batuannya dari andesit hingga basalt.
Pongkor
6
Berdasarkan tatanan tektonika, daerah mineralisasi Au-Ag Gunung
Pongkor terletak di Busur Sunda dan berumur Tersier Akhir. Secara fisiografi
Jawa Barat, daerah tersebut berada di batas antara Zona Bogor dan kompleks
gunung api Kuarter. Mineralisasi emas di daerah Pongkor ini terkait erat dengan
aktivitas gunung api yang berfungsi sebagai sumber panas sekaligus
memancarkan gas asam disertai dengan unsur logam. Mineralisasi pada batuan
gunungapi perlu dikenali posisinya terhadap fasies gunungapi, apakah berada di
daerah sentral, proksimal, medial atau distal. Fasies gunung api dapat
diidentifikasi berdasar pada penelitian geomorfologi dan stratigrafi. Penelitian
geomorfologi didasarkan pada analisis peta rupa bumi dan citra satelit, sebelum
dilaksanakan pengamatan langsung di lapangan.
Gambar 6. Lokasi Penambangan Pongkor
Asosiasi batuan di dalam stratigrafi akan memperkuat penentuan fasies
gunung api. Sebagai tempat kedudukan mineralisasi, batuan induk yang berupa
batuan gunung api terdiri atas tuf, tuf lapili, breksi, lava dan intrusi dangkal.
Berdasarkan penelitian geomorfologi dan stratigrafi batuan yang ada daerah
mineralisasi Gunung Pongkor diinterpretasikan sebagai fasies sentral gunung api
purba yang sudah mengalami erosi.
7
Bandung
Secara geologi, Cekungan Bandung dan sekitarnya tersusun oleh batuan
gunung api, sehingga sumber daya geologinya yang berupa energi, lingkungan,
dan mineral juga berasal dari kegiatan gunung api. Sumber daya energi yang
sudah dimanfaatkan dan melewati tahap eksplorasi adalah energi air (PLTA
Saguling) dan panas bumi (Lapangan Darajat, Kamojang, Wayang-Windu, dan
Patuha). Berhubung secara stratigrafi di bawah batuan gunung api terdapat
batuan sedimen, maka potensi sumber daya energi asal fosil patut pula
dipertimbangkan. Sumber daya lingkungan, mulai dari air, tanah, lahan, dan
keindahan alam sebagian besar sudah dipergunakan untuk sarana pemukiman,
pariwisata, industri, dan kebutuhan hidup lainnya. Sumber daya mineral terdiri
dari logam dan non logam.
Fisiografi
Secara fisik, bentang alam wilayah Bandung dan sekitarnya yang
termasuk ke dalam Cekungan Bandung, merupakan cekungan berbentuk lonjong
(elips) memanjang berarah timur tenggara – barat barat laut. Cekungan Bandung
ini dimulai dari daerah Nagreg di sebelah timur sampai ke Padalarang di sebelah
barat dengan jarak horizontal lebih kurang 60 km. Sementara itu, jarak utara –
selatan mempunyai lebar sekitar 40 km. Cekungan Bandung ini hampir
dikelilingi oleh jajaran kerucut gunung api berumur Kuarter, di antaranya di
sebelah utara terdiri atas kompleks Gunung Burangrang – Sunda –
Tangkubanparahu, Gunung Bukittunggul, tinggian batuan gunung api
Cupunagara, Gunung Manglayang, dan Gunung Tampomas. Batas timur berupa
tinggian batuan gunung api Bukitjarian, Gunung Karengseng – Gunung
Kareumbi, kompleks batuan gunung api Nagreg sampai dengan Gunung
Mandalawangi. Batas selatan terdiri dari kompleks gunung api Kamojang,
8
Gunung Malabar, Gunung Patuha dan Gunung Kendeng. Hanya di sebelah barat,
Cekungan Bandung dibatasi oleh batuan gunung api berumur Tersier dan
batugamping yang termasuk ke dalam Formasi Rajamandala (Sudjatmiko,
1972). Cekungan Bandung sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni
bagian timur, tengah, dan barat (Gambar 4). Cekungan Bandung bagian timur
dimulai dari dataran Nagreg sampai dengan Cicalengka; bagian tengah
membentang dari Cicalengka hingga Cimahi – kompleks perbukitan Gunung
Lagadar, dan cekungan bagian barat terletak di antara Cimahi – Batujajar hingga
Cililin dan Waduk Saguling. Peneliti terdahulu (Dam, 1994) menyebut
Cekungan Bandung hanya untuk kawasan bagian tengah.
Gambar 7. Fisiografi Cekungan Bandung dan kerucut gunung api di sekelilingnya dilihat dari citra landsat.
Cekungan Bandung dibagi menjadi Cekungan Bandung Timur, Cekungan Bandung Tengah dan Cekungan
Bandung Barat.
Stratigrafi
Secara geologi, satu-satunya batuan sedimen non gunungapi yang
tersingkap di sebelah barat Cekungan Bandung adalah Formasi Rajamandala
(Sudjatmiko, 1972), yang tersusun atas batugamping, batulempung, napal, dan
batupasir kuarsa yang berumur Oligosen. Selebihnya, mulai dari umur Tersier
9
Awal hingga masa kini, seluruh formasi batuan tersusun atas hasil kegiatan
gunung api.
Struktur Geologi
Penelitian struktur geologi sudah banyak dilakukan para ahli, antara lain
Achnan (1998), dan Achnan drr. (2004). Pola kelurusan sesar umumnya berarah
barat laut - tenggara, timur laut – barat daya dan sedikit yang berarah utara –
selatan. Sesar-sesar berarah timur laut - barat daya mengikuti pola sesar arah
Meratus, sesar berarah barat laut – tenggara mengikuti pola sesar arah Sumatera,
sementara yang berarah utara – selatan dikontrol oleh sesar pada batuan dasar
yang tersusun oleh pluton granit dan batuan malihan (Martodjojo, 2003)
7. RENCANA ANGGARAN
A. Rencana Anggaran
Rencana anggaran yang digunakan untuk kegiatan ekskursi ini sebesar Rp
65,207,100 ,- (rincian terlampir)
B. Rencana Pemasukan
Rencana Pemasukan sebesar : Rp 65,207,100,- ( Enam puluh lima juta dua ratus
tujuh ribu seratus rupiah) yang berasal dari:
o Peserta sebesar 21 orang x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 21.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah.)
o Sponsorship dan Donatur sebesar Rp. 44.207.100,00 (Empat puluh
empat juta dua ratus tujuh ribu seratus rupiah)
10
8. SUSUNAN PANITIA
Pelindung
Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta
Dr. H. Didit Welly Udjianto, M.S.
Penasehat
Direktur Pasca Sarjana UPN “Veteran” Yogyakarta
Prof. Dr. Ir. C. Danisworo, M.Sc.
Ketua Program Studi Magister Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta
Dr. Ir. H. Heru Sigit Purwanto, M.T.
Sterring Comitte
Dr. Ir. Heru Sigit Purwanto, M.T.
Idarwati, S.T.
Intan Paramita Haty, S.T.
Dian Wahyu Sumeinar, S.T.
Ananta Purwoarminta, S.Si.
Rakhmad Budi Waluyo, S.T.
Danang Wijaya, S.T.
Penanggung Jawab
Ketua Program Studi Magister Teknik Geologi
Dr. Ir. H. Heru Sigit Purwanto, MT
Panitia Pelaksana
Ketua : Idarwati, S.T.
Sekretaris I : Dian Wahyu Sumeinar, S.T.
Sekertaris II : Danang Wijaya, S.T.
11
Bendahara I : Intan Paramita Haty, S.T
Sie Acara : Nayarudin Noviya Rahmat, S.T.
R.P. Suranto, S.T.
Frederikus Adi Prasetyo, S.T.
Sie Perlengkapan : Binner Joni Alson Situmorang, S.T.
Rakhmad Budi Waluyo, S.T.
Vicky Yudhistira, S.T.
Sie Konsumsi : Eko Kurniantoro,S.P.
Mardiah, S.T
Sie Humas Perijinan : Ananta Purwoarminta, S.Si.
Sie Publikasi : Irawan Eko Prasetyanto, S.T.
Nanda Prasetiyo, S.T.
9. DAFTAR PESERTA EKSKURSI
Peserta Ekskursi Hubungan Tektonik dengan Mineralisasi dan Pembentukan
Panas Bumi Daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, Program Pascasarjana Magister
Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
sebanyak 25 orang yang terdiri dari
A. Dosen Pembimbing
Dr. Ir. H. Heru Sigit Purwanto, M.T. : NIP. 030.217.239
Dr. Ir. C. Prasetyadi, M.Sc. : NIP. 030.191.299
B. Mahasiswa
Angkatan X
Intan Paramita Haty, S.T. : NIM. 211.080.031
Irawan Eko Prasetyanto, S.T. : NIM. 211.080.033
Mardiah, S.T. : NIM. 211.080.034
Rici Maharani, S.T. : NIM. 211.080.035
Idarwati, S.T. : NIM. 211.080.036
Ananta Purwoarminta, S.Si. : NIM. 211.080.037
Dian Wahyu Sumeinar, S.T. : NIM. 211.080.038
12
Rakhmad Budi Waluyo, S.T. : NIM. 211.080.039
R.P. Suranto, S.T. : NIM. 211.080.040
Angkatan XI
Denny Rosyadi, S.T. : NIM. 211.080.051
Ir. Agfiedjoemidal : NIM. 211.080.052
Frio Westrian Lemba Marola, S.T. : NIM. 211.080.053
Danang Wijaya Budianto, S.T. : NIM. 211.080.054
Nayarudin Nofiya Rahmat, S.T. : NIM. 211.080.055
Frederikus Adi Prasetyo, S.T. : NIM. 211.080.056
Harris Malatua Sihombing, S.T. : NIM. 211.080.057
Eko Kurniantoro, S.P. : NIM. 211.080.058
Vicky Yudhistira Sukmadipanagara, S.T. : NIM. 211.080.060
Nanda Prasetiyo, S.T. : NIM. 211.080.062
Taufik Rahman, S.T. : NIM. 211.080.063
Binner Joni Alson Situmorang, S.T. : NIM. 211.080.064
C. Humas
1 orang supir bus
1 orang kernet bus
11. JADWAL PERJALANAN
Jadwal Ekskursi Hubungan Tektonik dengan Mineralisasi dan Pembentukan
Panas Bumi Daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat direncanakan akan memakan
waktu selama lima hari empat malam, meliputi rencana kegiatan sebagai berikut :
13
Gambar 5. Zona Fisiografi Van Bemmelen (1969) dan Lintasan Ekskursi
Hari 1 (Lintasan Yogya – Kebumen - Garut )
05.00 - 07.00 WIB Persiapan, absensi dan makan pagi
07.00 - 11.00 WIB Perjalanan menuju Karangsambung, dan observasi
lokasi Karangsambung
12.00 - 13.00 WIB Isoma
13.00 - 17.00 WIB Lanjutan observasi Karangsambung
17.00 - 24.00 WIB Perjalanan ke Garut, makan malam, menginap di
Garut
Hari 2 ( Garut – Kamojang - Bogor )
06.00 - 08.00 WIB Persiapan, absensi dan makan pagi
08.00 - 10.00 WIB Perjalanan menuju Kamojang
10.00 – 12.00 WIB Observasi Kamojang
12.00 - 13.00 WIB Isoma
13.00 - 15.00 WIB Lanjutan observasi Kamojang
15.00 - 20.00 WIB Perjalanan ke Bogor, makan malam, menginap di
Bogor
14
Pongkorr
Kamojang YogyakartaKarang sambung
Bandung
Hari 3 (Lintasan Bogor - Pongkor -Bandung )
06.00 - 07.30 WIB Persiapan, absensi dan makan pagi
07.30 - 10.30 WIB Perjalanan menuju Pongkor
10.00 - 12.00 WIB Observasi di lokasi pertambangan Pongkor
12.00 – 13.00 WIB Isoma
13.00 – 17.00 WIB Lanjutan Observasi
17.00 – 22.00 WIB Perjalanan ke Bandung , makan malam, menginap
di Bandung
Hari 4 (Lintasan Bandung – Kawah Putih - Yogyakarta)
06.00 - 07.30 WIB Persiapan, absensi dan makan pagi
07.30 - 09.30 WIB Perjalanan menuju Kawah Putih
09.30 – 12.00 WIB Observasi di kawasan Kawah Putih
12.00 – 13.00 WIB Isoma
13.00 – 17.00 WIB Lanjutan Observasi
17.00 – 05.00 WIB Perjalanan ke Yogyakarta, makan malam
Hari 5 (Yogyakarta)
05.00 WIB Tiba di Yogyakarta
12. SPONSORSHIP ”HUBUNGAN TEKTONIK DENGAN MINERALISASI
DAN PEMBENTUKAN PANAS BUMI DAERAH JAWA TENGAH DAN JAWA
BARAT, INDONESIA”, PROGRAM PASCASARJANA, PROGRAM STUDI
MAGISTER TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA”.
Panitia Ekskursi Hubungan Tektonik dengan Mineralisasi dan Pembentukan
Panas Bumi Daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, Indonesia memberikan
kesempatan kepada Instansi atau Badan Usaha untuk ikut berpartisipasi dalam
15
kegiatan ini, melalui media promosi atau paket kerjasama berupa sponsorship
sebagai berikut :
A. BENTUK KERJASAMA
1. Sponsor Tunggal
Sponsor Tunggal adalah pihak yang menyediakan dana sebesar
kekurangan dana yang tertera dalam rencana kebutuhan biaya
pelaksanaan ekskursi yakni sebesar Rp. 44.207.100,00 (Empat puluh
empat juta dua ratus tujuh ribu seratus rupiah) dan berhak menempati
seluruh ruang sponsor yang telah disediakan oleh panitia.
Sponsorship tersebut diberikan dalam bentuk :
Transportasi, Perizinan dan Akomodasi Ekskursi
Perlengkapan Ekskursi
2. Sponsor Utama
Sponsor Tunggal adalah pihak yang bersedia menyediakan dana sebesar
75% dari kekurangan dana yang tertera di dalam rencana kebutuhan biaya
pelaksanaan studi ekskursi dan berhak menempati ruang sponsor yang telah
disediakan oleh panitia.
Sponsorship tersebut diberikan dalam bentuk :
Transportasi, Perizinan dan Akomodasi Ekskursi
Perlengkapan Ekskursi
Keberadaan sponsor utama tidak menutup kemungkinan adanya sponsor
pendamping yang lain.
3. Sponsor Bebas
Sponsor Bebas adalah pihak yang diberikan kebebasan untuk memilih
dan menentukan ruang sponsor yang disediakan oleh panitia, sepanjang
masih ada ruang sponsor yang tersedia.
16
4. Sumbangan Dana
Panitia Studi Ekskursi membuka kesempatan kepada instansi dan badan
usaha untuk berpartisipasi dalam memberikan sumbangan dana bagi
kelancaran dalam pelaksanaan Ekskursi Hubungan Tektonik dengan
Mineralisasi dan Pembentukan Panas Bumi, Indonesia, 2009.
B. BENTUK PENAWARAN SPONSORSHIP
1. Transportasi, Perizinan dan Akomodasi Ekskursi Rp 38,750,000,-
2. Perlengkapan Ekskursi Rp. 14,075,000,-
Ketentuan : Batas akhir waktu penerimaan Sponsorship dan Desain oleh
Panitia Pelaksana
C. KETENTUAN SPONSORSHIP DAN PENAWARAN KHUSUS
1) Biaya (harga) tiap kriteria penawaran perlengkapan tersebut telah termasuk
desain, biaya produksi, pemasangan dan pajak reklame.
2) Syarat-syarat pembayaran :
i. Pembayaran pertama lunas atau minimal 75% dari nilai kontrak dan
dibayar saat penandatanganan kontrak.
ii. Pembayaran kedua sebesar sisanya paling lambat 30 Juni 2009 atau
sesuai dengan kesepakatan bersama.
iii. Jika sampai pada kesepakatan bersama belum dilunasi, maka Panitia
berhak mencantumkan iklan sponsor sesuai dengan nilai yang telah
dibayarkan.
3) Pembatalan :
i. Jika pembatalan dilakukan oleh pihak sponsor :
o Sponsor yang telah membayar uang muka, maka 85% dari nilai yang
telah dibayarkan akan menjadi hak Panitia Pelaksana.
o Sponsor yang telah membayar lunas, maka 50% dari nilai yang telah
dibayarkan akan menjadi hak Panitia Pelaksana dan sisanya akan
dikembalikan setelah dikurangi oleh biaya pengiriman.
17
ii. Bila ada sponsor tunggal, maka Panitia Pelaksana berhak membatalkan
paket sponsor lainnya yang telah masuk dan mengembalikan seluruh
biaya sponsorship yang telah diserahkan pada Panitia Pelaksana.
4) Materi iklan berbentuk logo, nama perusahaan, design art work, diterima
oleh Panitia Pelaksana paling lambat 30 Juni 2009.
5) Perjanjian kontrak dapat dilakukan oleh pembawa proposal dengan
penanggung jawab pihak sponsor.
6) Ketentuan-ketentuan lainnya dapat ditentukan atas kesepakatan bersama.
7) Pembayaran dapat dilakukan melalui rekening sebagai berikut :
o No. Rekening : 01 64 190 254
o Cabang : Bank BNI UGM
o Atas Nama : Heru Sigit Purwanto
o Contact Person : 081 215 984 66
18