consequences analysis of lng terminal in … · jika kapal pecah misalnya karena korosi atau...

7
CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN BENOA BAY BALI Nurul Afifah 1 , Ketut Buda A 2 , AAB Dinariyana 3 Department of Marine Enginnering, Tenth of November Institute of Technology, Surabaya [email protected] ABSTRACT This final project determines design of LNG terminal to be adapted in Benoa Bay, Bali. The best design of LNG terminal is selected by conducting a consequences analysis on three existed designs of LNG terminal. Consequences analysis is focused on potential hazard that may occur in the terminal such as: BLEVE, jetflame, explosion, and dense gas dispersion. The analysis was conducted using risk analytical software called Shellfred. As additional contribution, fuzzy method is implemented to conduct conseequence criteria ranking for designing LNG terminal. In this final project, the rank of risk criteria obtained by fuzzy method is only be used to gather information regarding to students’ understanding on the risk criteria in designing LNG terminal KEY WORDS: Risk, LNG, LNG Terminal. ISTILAH Heading ISTILA merupakan pilihan, dapat dipergunakan, jika memang diperlukan, ditulish sesuai urutan alpabet. I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negeri yang kaya Sumber Daya Alam, baik Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui maupun Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui. Sayangnya kadang dengan hasil Sumber Daya yang melimpah ruah tersebut tidak terolah secara optimal dan tidak kembali pada negara secara maksimal. Sebagian besar Indonesia menjual bahan mentahnya ke negara lain, sedang oleh negara lain, bahan mentah itu diolah untuk menjadi barang jadi yang bernilai jual tinggi. Indonesia mempunyai kekayaan Gas Alam yang tidak semua negara memilikinya, namun dibanding keberadaan Gas Alam tersebut, Indonesia membeli Gas Alam dalam bentuk LNG ( Liquified Natural Gas) sementara LNG belum dimanfaatkan secara mandiri. Oleh sebab itu Indonesia hingga kini belum mempunyai Receiving Terminal ( Terminal Penerima). Terminal penerima merupakan salah satu komponen rantai LNG antara ladang gas dan industri komsumen. Ini juga meninjau proses terminal penerimaan LNG dan peralatan umum yang digunakan pada saat ini disejumlah fasilitas rancangan terminal. Dalam beberapa tinjauan sebelumnya Pulau Bali menjadi salah satu pilihan penempatan Receiving Terminal, dikarenakan beberapa faktor yaitu terkait karena Bali masih mengandalkan sumber energi dari pembangkit yang ada di dalam pulau dan juga dari pembangkit di Pulau Jawa karena sumber energi dari dalam pulau Bali saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh pulau. Dalam manajemen sumber daya energi hal tersebut sangat dihindari karena losses yang terjadi akibat transmisi yang cukup jauh dari pembangkit di Jawa akan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Selain itu, kerusakan-kerusakan yang terjadi selama masa pemakaian dapat menimbulkan suatu kekacauan distribusi energi, misalnya yang biasa terjadi adalah pemadaman listrik sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat harus terhenti dan akan menimbulkan kerugian akibat terhentinya produksi. Hal- hal tersebut menimbulkan ide untuk menyuplai kebutuhan energi dari dalam pulau Bali secara mandiri. Dengan demikian, Bali membutuhkan suplai bahan bakar gas dari Ladang Tangguh ke Bali. Dan kemudian mendorong dibutuhkannya terminal penerima LNG sebagai penerima dan pembongkaran muatan LNG yang kemudian mengalirkan LNG tersebut ke PLTG. pemilihan letak terminal penerima LNG, diasumsikan yang paling optimal adalah pada Teluk Benoa dengan alasan bahwa lokasi tersebut dekat dengan PLTG Pesanggaran sehingga transportasi LNG dari terminal ke PLTG dapat dilakukan dengan memakai pipeline yang dalam pertimbangan ekonomis akan jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan transportasi lain meskipun bisa juga dilakukan dengan transportasi truk, namun dengan jarak yang sangat dekat. Dalam ide pengadaan Receiving Terminal harus dipikirkan beberapa konsekuensi yang akan dihadapi karena akan erat hubungannya dengan faktor keselamatan / safety. Terdapat banyak hal yang berhubungan dengan kenyataan tersebut, salah satu hal tersebut adalah faktor Desain yang perlu dipertimbangkan atas konsekuensi yang ada, dalam artian perlu adanya analisa konsekuensi terhadap Desain Terminal LNG yang pada kenyataanya tidak bisa lepas dari faktor safety dan bahaya / hazard. Begitupula Tugas Akhir ini ditulis, dengan menganalisa Konsekuensi dalam penentuan Desain terbaik dari beberapa rekomendasi Desain Terminal. [1] Perumusan Masalah 1) Masalah yang akan di kaji pada skripsi kali ini adalah: 2) Bagaimana menentukan pilihan Desain Terminal LNG terbaik penerapan pada teluk Benoa Bali berdasarkan analisa konsekuensi? 3) Konsekuensi apa saja yang akan terjadi akibat dari terkait Penempatan Receiving Terminal pada pelabuhan Teluk Benoa, Bali. [2] Batasan Masalah 1) Agar Dari Perumusan Masalah yang harus diselesaikan diatas perlu adanya pembatasan masalah serta ruang lingkupnya agar tidak melebar dan fokus dalam proses batasan tersebut yaitu: 2) Terbatas pada analisa perbandingan desain Terminal LNG yang memiliki konsekuensi terkecil yang diaplikasikan di

Upload: trinhdiep

Post on 17-Sep-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN … · Jika kapal pecah misalnya karena korosi atau kegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocor dan menurunkan tekanan di dalam

CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN BENOA BAY BALI

Nurul Afifah 1, Ketut Buda A 2, AAB Dinariyana 3

Department of Marine Enginnering, Tenth of November Institute of Technology, [email protected]

ABSTRACT

This final project determines design of LNG terminal to beadapted in Benoa Bay, Bali. The best design of LNGterminal is selected by conducting a consequences analysison three existed designs of LNG terminal. Consequencesanalysis is focused on potential hazard that may occur inthe terminal such as: BLEVE, jetflame, explosion, anddense gas dispersion. The analysis was conducted usingrisk analytical software called Shellfred.

As additional contribution, fuzzy method isimplemented to conduct conseequence criteria ranking fordesigning LNG terminal. In this final project, the rank ofrisk criteria obtained by fuzzy method is only be used togather information regarding to students’ understandingon the risk criteria in designing LNG terminal

KEY WORDS: Risk, LNG, LNG Terminal.

ISTILAH

Heading ISTILA merupakan pilihan, dapat dipergunakan,jika memang diperlukan, ditulish sesuai urutan alpabet.

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negeri yang kaya Sumber DayaAlam, baik Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharuimaupun Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui.Sayangnya kadang dengan hasil Sumber Daya yangmelimpah ruah tersebut tidak terolah secara optimal dantidak kembali pada negara secara maksimal. Sebagianbesar Indonesia menjual bahan mentahnya ke negara lain,sedang oleh negara lain, bahan mentah itu diolah untukmenjadi barang jadi yang bernilai jual tinggi. Indonesiamempunyai kekayaan Gas Alam yang tidak semua negaramemilikinya, namun dibanding keberadaan Gas Alamtersebut, Indonesia membeli Gas Alam dalam bentuk LNG( Liquified Natural Gas) sementara LNG belumdimanfaatkan secara mandiri. Oleh sebab itu Indonesiahingga kini belum mempunyai Receiving Terminal (Terminal Penerima).

Terminal penerima merupakan salah satu komponen rantaiLNG antara ladang gas dan industri komsumen. Ini jugameninjau proses terminal penerimaan LNG dan peralatanumum yang digunakan pada saat ini disejumlah fasilitasrancangan terminal. Dalam beberapa tinjauan sebelumnyaPulau Bali menjadi salah satu pilihan penempatanReceiving Terminal, dikarenakan beberapa faktor yaituterkait karena Bali masih mengandalkan sumber energidari pembangkit yang ada di dalam pulau dan juga daripembangkit di Pulau Jawa karena sumber energi daridalam pulau Bali saja tidak cukup untuk memenuhikebutuhan energi di seluruh pulau. Dalam manajemen

sumber daya energi hal tersebut sangat dihindari karenalosses yang terjadi akibat transmisi yang cukup jauh daripembangkit di Jawa akan menimbulkan kerugian yangcukup besar. Selain itu, kerusakan-kerusakan yang terjadiselama masa pemakaian dapat menimbulkan suatukekacauan distribusi energi, misalnya yang biasa terjadiadalah pemadaman listrik sehingga kegiatan-kegiatan yangdilakukan oleh masyarakat harus terhenti dan akanmenimbulkan kerugian akibat terhentinya produksi. Hal-hal tersebut menimbulkan ide untuk menyuplai kebutuhanenergi dari dalam pulau Bali secara mandiri. Dengandemikian, Bali membutuhkan suplai bahan bakar gas dariLadang Tangguh ke Bali. Dan kemudian mendorongdibutuhkannya terminal penerima LNG sebagai penerimadan pembongkaran muatan LNG yang kemudianmengalirkan LNG tersebut ke PLTG.

pemilihan letak terminal penerima LNG, diasumsikan yangpaling optimal adalah pada Teluk Benoa dengan alasanbahwa lokasi tersebut dekat dengan PLTG Pesanggaransehingga transportasi LNG dari terminal ke PLTG dapatdilakukan dengan memakai pipeline yang dalampertimbangan ekonomis akan jauh lebih baik dibandingkandengan menggunakan transportasi lain meskipun bisa jugadilakukan dengan transportasi truk, namun dengan jarakyang sangat dekat.

Dalam ide pengadaan Receiving Terminal harus dipikirkanbeberapa konsekuensi yang akan dihadapi karena akan erathubungannya dengan faktor keselamatan / safety. Terdapatbanyak hal yang berhubungan dengan kenyataan tersebut,salah satu hal tersebut adalah faktor Desain yang perludipertimbangkan atas konsekuensi yang ada, dalam artianperlu adanya analisa konsekuensi terhadap DesainTerminal LNG yang pada kenyataanya tidak bisa lepas darifaktor safety dan bahaya / hazard. Begitupula Tugas Akhirini ditulis, dengan menganalisa Konsekuensi dalampenentuan Desain terbaik dari beberapa rekomendasiDesain Terminal.

[1] Perumusan Masalah1) Masalah yang akan di kaji pada skripsi kali ini adalah:2) Bagaimana menentukan pilihan Desain Terminal LNG

terbaik penerapan pada teluk Benoa Bali berdasarkan analisakonsekuensi?

3) Konsekuensi apa saja yang akan terjadi akibat dari terkaitPenempatan Receiving Terminal pada pelabuhan TelukBenoa, Bali.

[2] Batasan Masalah1) Agar Dari Perumusan Masalah yang harus diselesaikan

diatas perlu adanya pembatasan masalah serta ruanglingkupnya agar tidak melebar dan fokus dalam prosesbatasan tersebut yaitu:

2) Terbatas pada analisa perbandingan desain Terminal LNGyang memiliki konsekuensi terkecil yang diaplikasikan di

Page 2: CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN … · Jika kapal pecah misalnya karena korosi atau kegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocor dan menurunkan tekanan di dalam

Teluk Benoa Bali.3) Terbatas hanya pada analisis konsekuensi komponen pada

Receiving Terminal LNG4) Penerima dampak dari Konsekuensi / Receiver yang terbatas

pada BLEVE, Explosion, Jet Flame, dan Dense GasDispersion terbatas hanya pada Komponen-komponenTerminal Peerima LNG.

5) Logika Fuzzy terbatas hanya pada penggunaan sebagaianalisa pembobotan dan perangkingan konsekuensi dan tidakdigunakan sebagai dasar penentuan desain.

[3] Tujuan1) Tujuan yang ingin diperoleh pada Skripsi kali ini adalah:2) Menentukan desain Terminal LNG Terbaik untuk aplikasi di

Teluk benoa Bali berdasarkan analisa konsekuensi.3) Mengetahui Rangking Kriteria Konsekuensi berdasarkan

parameter Pengetahuan Mahasiswa dalam aplikasi Fuzzy.

[4] Manfaat Penulisan1) Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan ini

diantaranya :2) Mendapatkan desain Terminal LNG terbaik untuk Aplikasi

pada Teluk Benoa Bali3) Mendapatkan hasil analisa konsekuensi komponen yang

menjadi dasar penentuan Desain Terminal LNG

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 UmumLNG adalah gas alam Methane-CH4 yang didinginkansampai suhu minus 160 derajat Celsius pada tekananatmosfir yang membuatnya menjadi zat cair danvolumenya 1/600 dari kondisi aslinya semula sebagai gas.Dengan kondisi cair ini memungkinkan pengangkutanLNG dilakukan dalam jumlah besar dengan kapal tankerLNG. Sebelum gas alam dicairkan, terlebih dahulu partikel– partikel asing dibersihkan dan diproses antara lainmelalui desulfurization, dehydration dan pembersihankarbon dioksida. Semua proses ini membuat gas menjaditidak berwarna, transparan, tidak berbau, tidak beracunserta terhindar dari sulfur oksida dan abu (Ketut BudaArtana, Aplikasi Multiple criteria decision making(MCDM) untuk Pemilihan Lokasi Floating Storage andRegasification Unit (FSRU) dan Sistem Penambatannya(Studi Kasus Suplai LNG dari Ladang Tangguh keBali). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

LNG akan mudah terbakar jika menguap dan memilikikandungan 5%-15% gas di udara. LNG lebih tidak mudahterbakar dibandingkan dengan bahan bakar yang lainnyaseperti propana dan bensin. Jika uap air yang mudahterbakar bercampur dengan tumpahan LNG maka akanterbakar yang dapat menghasilkan letupan api. Dengansangat cepat api membakar uap air yang telah bercampurdengan udara pada kondisi yang mudah terbakar. Metanaadalah komponen utama dari LNG yang tidak berwarna,berasa dan berbau. LNG menguap dengan cepat pada saatberada di lingkungan yang menghasilkan panas seperti air,menghasilkan 620 sampai 630 standard cubic feet darinatural gas untuk tiap cubic foot dari cairan. Pada saatLNG tumpah ke air, maka akan menghasilkan awan uap airdingin yang lebih tebal dari udara dan akan mendekatipermukaan air atau tanah (Bubicco, Roberto, Preliminaryconsequence analysis for LNG tankers approaching amaritime terminal, Journal of Loss Prevention in theProcess Industries xxx (2009) 1-5)

Penelitian kali ini mengembangkan penelitian yang telahdilakukan sebelumnya yaitu “Consequence AssessmentTanker LNG dalam Studi Kasus Suplai LNG dari LadangTangguh ke Teluk Benoa Bali” yang mengulas tentangassesment kapal LNG beserta bahaya/konsekuensi yangberpeluang terjadi pada kapal LNG ketika sandar padaPelabuhan Teluk Benoa Bali. Penelitian tersebut terbataspada assesment konsekuensi dan peluang terjadinyabeberapa resiko pada kapal LNG ketika sandar di TelukBenoa, namun belum mensolusikan bagaiman mengatasibahaya/ konsekuensi yang terjadi karena efek dari LNGtersebut, disamping kebutuhan LNG itu sendiri untukdifasilitasi dengan adanya Kapal pengangkut LNG maupunLNG Receiving Terminal.

Disisi lain penelitian berikutnya yang dilakukan olehRendy Maulana yang berjudul “Consequence BasedDesign Terminal LNG Teluk Benoa Bali” dalampengembangannya selain membahahas tentang perihalkonsekuensi-konsekuensi yang terjadi akibat LNG jugamendesain Terminal berbasis Konsekuensi yang sudahdianalisa sebelumnya untuk dipilih berdasarkankonsekuensi terendah kemudian dilakukan pembobotandan perangkingan konsekuensi untuk melakukan desainulang terminal agar diperoleh hasil terminal yang terbaik.Jika pada penelitian “Consequence Based Design TerminalLNG Teluk Benoa Bali”penyelesaian pembobotan danperangkingan konsekuensi diselesaikan menggunakanmetode AHP (Analytical Hierarchi Proccess) maka padapenelitian ini analisa pembobotan dan perangkingankonsekuensi diselesaikan dengan menggunakan metodeFuzzy yang masing-masing memiliki karakteristik masing-masing dalam penganalisaannya. Selain itu, jika kriteriakonsekuensi yang digunakan pada penelitian sebelumnyaadalah berupa : BLEVE, Gas Dispersion, dan JetFlame,maka pada penelitian yang berjudul “ConsequenceBased Design Terminal LNG Teluk Benoa Balimenggunakan Metode Fuzzy” ini menambahkan Explosionuntuk kriteria konsekuensi Terminal LNG yang akanditerapkan di Teluk Benoa Bali.

2.2 Konsekuensi pada Terminal LNGBerikut ini adalah beberapa konsekuensi yang disebabkanoleh LNG dan pendeskripsiannya antara lain jet fire,BLEVE, dispersion dan Explosion.

Jet FireJika gas yang dimampatkan atau dicairkan keluar dari

tangki penyimpanan atau saluran pipa, material-materialyang terkandung akan keluar dari lubang yang akanmembentuk semburan gas atau cairan dan bercampurdengan udara. Dalam bentuk gas, jika gas yang mudahterbakar bertemu dengan sumber letupan yang kemudianmenjadikan gas tersebut berada pada konsentrasi yangmudah terbakar maka akan terbentuk jet fire atau semburanapi. Untuk penyimpanan LNG dalam bentuk cairan danbertekanan rendah kejadian tersebut tidak mungkin terjadi.Jet fire dapat terjadi selama proses bongkar muat atauproses pemindahan dimana tekanan naik karena dipompa.Sama seperti api yang dapat menyebabkan kerusakan yanghebat tetapi umumnya

hanya pada area sekitarnya. Selain menyebabkankerusakan pada peralatan, jet fire juga dapat menyebabkanluka bakar pada orang yang ada di sekitar semburan apitersebut. Luka bakar yang diakibatkan beragam tergantung

Page 3: CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN … · Jika kapal pecah misalnya karena korosi atau kegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocor dan menurunkan tekanan di dalam

seberapa besar api yang menyambar dan seberapa jauhkorban dari sumber jet fire tersebut. Jet fire pada LNG bisamenyebabkan luka bakar tingkat tiga yang bisa berujungpada kematian. Secara umum, jet fire terjadi sebagai akibatkontak langsung dari cairan yang mudah terbakar darisuatu proses bertekanan atau pipa yang bocor akibatterjadinya lubang. Jet fire tidak terjadi sebagai hasil daripengapian langsung dari kebocoran karena pecah. Efekmerugikan utama dari jet fire adalah fluks panas yangdihasilkan. Jarak radiasi termal untuk jet fire adalah radiusudara sekitarnya. Begitu seterusnya selama motor dieseldigunakan.12,6 kW/m2 [4.000 Btu/hr-ft2] untuk personil dan 37,8kW/m2 [12.000 Btu/hrft2] untuk peralatan).

Gambar 2.1 Jet Fire yang terjadi pada Terminal LNG

Pada gambar 2.1 menunjukkan konsekuensi Jetfire yangterjadi pada terminal LNG Benoa Bali, dimana Sumber Apiberasal dari Pipa LNG.

BLEVEBLEVE adalah akronim dari Boiling Liquid ExpandingVapor Explosion. Ini adalah jenis ledakan yang dapatterjadi ketika sebuah kapal berisi cairan bertekanan pecahatau bocor. Ledakan semacam itu bisa sangat berbahaya.BLEVE mungkin terjadi pada sebuah kapal berisi cairanyang pecah dan keluar menuju atmosfer secara substansialdi atas titik didih. Substansi sebagian disimpan dalambentuk cair, dengan uap gas di atas cairan sisa mengisitangki. Jika kapal pecah misalnya karena korosi ataukegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocordan menurunkan tekanan di dalam tangki. Penurunantekanan secara tiba-tiba di dalam wadah menyebabkancairan mendidih dengan cepat yang juga dengan cepatmembebaskan uap dalam jumlah besar. Tekanan uap inidapat sangat tinggi menyebabkan gelombang signifikanoverpressure (ledakan) yang dapat sepenuhnyamenghancurkan kapal dan proyek di sekitarnya. BLEVEjuga dapat disebabkan oleh api eksternal yang dekat tempatpenyimpanan bahan bakar yang menyebabkan pemanasanpada isi dan juga tekanan meningkat. Meskipun tangki

dirancang untuk menahan tekanan besar, tekanan secaraterus-menerus dapat menyebabkan pemanasan logam danlogam melunak yang akhirnya mengalami kegagalan.

Gambar 2.2 BLEVE terjadi pada LNG tank

Gambar 2.2 menunjukkan terjadinya BLEVE pada TangkiLNG yang mengakibatkan Fireball hingga radius tertentu.

Gas dispersionGas dispersion merupakan penyebaran gas yang mungkinterjadi pada LNG karena kebocoran pada tangki LNGdapat menyebabkan kontaminasi gas di udara danmenyebar dimana penyebarannya bergantung pada kondisiudara yang pada tempat terjadinya kebocoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran gas tersebut antaralain suhu udara, kecepatan angin, arah angin, dankelembapan. Gas dispersion akan menjadi sesuatu yangsangat berbahaya jika kontaminasi dari gas telahmelampaui batas yang dapat mengganggu pernapasanmanusia. Jika hal tersebut terjadi maka akanmengakibatkan kematian pada manusia yang menghisapgas tersebut dalam waktu beberapa lama. Hal tersebutdikarenakan kurangnya oksigen yang bisa dihirup manusiadan juga kandungan berbahaya pada gas yang dapatmembuat manusia menjadi lemas. Oleh karena itu perluadanya suatu pencegahan atau pembatasan kebocoran gasyang terjadi pada pabrik atau pembangkit, khususnya padatempat-tempat yang memiliki kapasitas gas yang sangatbesar seperti kapal LNG atau terminal penerima LNG.Dampak selanjutnya dari dispersi gas adalah racun yangterkandung dalam LNG yang dapat meracuni manusia yangmenghisapnya dalam kadar kandungan tertentu. Zat-zatyang dapat meracuni tersebut antara lain amonia danklorin. Zat-zat tersebut memiliki standar kandungantertentu yang perlu ditinjau untuk manusia yang mungkinakan menghisapnya dalam satuan waktu tertentu sehinggakonsekuensi dari dispersi gas ini dapat diketahui lebih jauh.Kemudian selain memiliki kandungan racun dan dapatmengurangi kadar oksigen di dalam udara, dispersi gasmemiliki bahaya pada beberapa gas yang mudah terbakar.Sebagai contoh pada LNG, dispersi gas pada udara dapatbekonsekuensi untuk terbakar apabila bertemu denganpanas atau api telanjang. Kadar LNG yang telah menguapdi dalam udara memiliki suatu nilai panas apabila terbakar.Terbakarnya dispersi gas alam pada udara selanjutnya akanmenyebabkan flash fire (Vanem, Eric, Analysing theconsequence of LNG carrier operations, ReliabilityEngineering and System Safety 93 (2008) 1328–1344)

Page 4: CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN … · Jika kapal pecah misalnya karena korosi atau kegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocor dan menurunkan tekanan di dalam

Gambar 2.3 Gas Dispersion

Dense Gas Dispersion yang sedang terjadi ditunjukandengan visualisasi pada gambar 2.3 diatas.

LNG dan FasilitasLNG terminal memiliki fasilitas peralatan untukmentransportasikan LNG dari tanker ke LNG storage tankdi darat, memindahkannya ke booster pumps bertekanantinggi, penguapan LNG untuk menghasilkan natural gasbertekanan tinggi. LNG terminal didesain bertujuan untukmenerima LNG dari beberapa fasilitas produksi LNG.Terminal penerimaan LNG menerima gas alam cair darikapal khusus, menyimpan cairan dalam tangkipenyimpanan khusus, vaporises LNG, dan kemudianmemberikan gas alam ke dalam pipa distribusi. Terminalpenerima dirancang untuk memberikan tingkat gastertentukedalam distribusi pipa dan untuk menjagakapasitas cadangan LNG. Jumlah kapasitas cadangandiharapkan tergantung pada penundaan pengiriman, variasimusiman penawaran dan konsumsi, dan persyaratancadangan strategis (cadangan strategis dibutuhkan ketikaterminal dapat dipanggil untuk menggantikan sumber besarlain gas baik dar pipa atau terminal penerimaan lain dalamwaktu singkat).

Terminal terdiri dari:· Sistem bongkar muat LNG, termasuk dermaga· Tangki penyimpanan LNG· LNG vaporisers

Di-tank dan eksternal pompa LNG:· Sistem penanganan uap· Pendukung utilitas, pipa, katup, sistem kontrol, dan sistemkeamanan yang diperlukan untuk terminal 'aman operasi- Infrastruktur (jalan, pagar dan bangunan)

Terminal penerima diharapkan untuk beroperasi dekatdengan 365 hari per tahun dan telah terhindar peralatanuntuk mencapai ketersediaan ini. Satu-satunyapengecualian adalah bahwa shutdown mungkin diperlukanuntuk pemeriksaan pembuluh perundang-undangan ataupemeliharaan beberapa item kritis seperti suar. Spareperalatan dapat dihilangkan dan penghematan biaya

dicapai jika baris pengepakan dapat digunakan atau jikabeberapa konsumen gas dapat mentoleransi gangguandalam pasokan pengiriman keluar.

2.3 Komponen – komponen Terminal LNG1.) LNG Ship Unloading

Setelah kapal berlabuh dan sejuk-down dari lenganpembongkaran, LNG ditransfer ke onshore LNG tank olehpompa kapal. Fasilitas bongkar muat sering dirancanguntuk mengakomodasi berbagai ukuran kapal tanker dari87.000 m3 ke 145.000 m3. Cairan menurunkan tingkat darikapal 10-12,000 m3/hr biasanya dilakukan oleh delapanpompa dengan dua pompa yang terletak di masing-masingdari empat tangki kargo kapal onboard yang khas.Dibutuhkan sekitar 12-14 jam untuk membongkar satukapal 135.000 m3. Dari kapal LNG mengalir melaluibongkar lengan dan garis bongkar muat ke tangkipenyimpanan. Pemuatan saluran dapat dua paralel pipaatau satu pipa yang lebih besar. Selama bongkar muatkapal sebagian uap yang dihasilkan dalam tangkipenyimpanan dikembalikan ke tank kargo kapal uapmelalui jalur kembali dan lengan, dalam rangka untukmempertahankan tekanan positif di kapal. Karenaperbedaan tekanan rendah antara tangki penyimpanan dankapal, uap kembali blower kadang-kadang diperlukan.Namun, untuk penahanan penuh tangki penyimpanan dimana tekanan desain sekitar 290 mbarg, tekanan cukupsering tersedia untuk kembali uap uap kembali tanpamenggunakan blower. Itu adat untuk memiliki tiga senjatauntuk bongkar muat LNG dan satu lengan untuk kembaliuap, tetapi ada adalah potensi penghematan biaya dalammengurangi jumlah LNG senjata ke dua jika hidrolika izindan pembongkaran akhir durasi memiliki beberapafleksibilitas. Instalasi bertahap senjata juga bisadipertimbangkan. Menghilangkan uap kembali ke kapaladalah ukuran penghematan biaya lain yang layakmengeksplorasi tetapi belum dimasukkan. Kapal-kapalLNG baru dapat dirancang untuk menghasilkan uap yangcukup untuk menebus perpindahan cairan, dan berbicarasecara tegas tidak akan memerlukan balik uap. Kapal-kapalLNG sudah termasuk vaporisers untuk mengaktifkan kargoyang akan digunakan sebagai bahan bakar ketika gaskurang mahal daripada Bunker C dan sistem ini dapatdiperluas untuk memberikan perpindahan gas. Namun ituperlu untuk menetapkan penggunaan disesuaikan kapal-kapal yang dapat di premi. Kekurangan darimenghilangkan uap balik adalah bahwa dalam peristiwakapal uap boiloff membangun sampai titik ventilasisebelum pembongkaran dimulai, uap akan keluar melaluilubang angin kapal dan menjadi isu keamanan. Dengan uapbalik setiap kelebihan kapal boiloff adalah vented keterminal penerima sistem penanganan uap.

2.) LNG Storage / tangki penyimpananMerupakan tempat penampungan dan penyimpanan LNGsaat dilakukannya unloading dari kapal-kapal tanker LNGyang terdapat pada terminal LNG. Kapasitas tangkipenyimpanan LNG biasanya berkisar antara 40.000 m3

hingga 80.000 m3 .Dalam pendesainan tangki LNGdiupayakan untuk meminimalkan jumlah dari tangki LNGdan lebih memaksimalkan kapasitas dari tangki LNGtersebut, hal tersebut dilakukan supaya mempermudah dariproses suplai LNG dari kapal LNG ke tangki penyimpanantersebut.Terdapat beberapa jenis tangki penyimpanan LNG padaterminal LNG yaitu :

- Single containment

Page 5: CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN … · Jika kapal pecah misalnya karena korosi atau kegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocor dan menurunkan tekanan di dalam

Memiliki dinding bagian dalam yang terbuat dari baja nikel9 %, bagian dalam tangki ini dikelilingi oleh dindingbagian luar yang terbuat dari baja karbon yangmemberikan insulasi perlit pada ruang annular. Bagian luartangki yang berupa baja karbon tidak memiliki kemampuanuntuk diisi material kriogenik, sehingga perlindunganhanya dilakukan oleh tangki bagian dalam. Meskipundemikian, tangki single containment dikelilingi olehsaluran atau wadah penampungan eksternal (dike) terhadaptangki, yang salah satunya memberikan penampunganlapisan kedua apabila terjadi kegagalan pada dindingtangki bagian dalam

- Double containmentTangki double containment adalah hampir sama dengantangki single containment, tetapi sebagai pengganti saluraneksternal, terdapat dinding luar yang terbuat dari beton pre-stressed. Sehingga jika dinding bagian dalam mengalamikegagalan, maka dinding bagian luar dapat menampungcairan kriogenik. Beton untuk dinding bagian luar tersebutbisa menambah biaya, tetapi jumlah lahan yang dibutuhkanberkurang karena tidak adanya saluran di luar seperti padasingle containment. Jika terjadi kegagalan pada tangkibagian dalam, maka cairan akan tertampung pada dindingbagian luar, serta uap akan keluar melalui celah annular.

- Full containmentPada tangki full containment, celah annular antara bagiandalam dan luar tangki di ditutup (sealed). Umumnya jenistangki ini memiliki atap beton maupun dinding bagian luaryang terbuat dari beton pre-stressed. Dinding bagian luardan atapnya dapat menampung baik cairan kriogenikmaupun uap yang dihasilkan. Berat atap betonmemungkinkan tekanan desain yang lebih tinggi(290mbarg) dibanding dengan tangki dengan atap logam(170 mbarg).

3.) Boil-off gas handling systemSelama operasi normal, uap boil-off diproduksi pada tangkidan pipa yang berisi cairan akibat transfer panas darisekitar. Uap ini dikumpulkan pada boil-off header yangterhubung dengan boil-off compressor suction drum.Sebuah in-line desuperheater, yang terletak pada hulu drumakan menginjeksi LNG pada aliran gas jika temperaturmeningkat di atas -80o C. Uap boil-off yang dihasilkanselama operasi normal karena adanya panas yang terserapke tangki penyimpanan dan pipa dikompres dan dicairkanpada recondenser. Selama bongkar muat, jumlah uap padaoutlet tangki naik secara signifikan. Uap tambahan iniadalah kombinasi dari volume yang digantikan pada tangkioleh LNG yang masuk, uap yang datang dari terbebasnyainput energi pada pompa kapal, uap flash karena perbedaantekanan antara kapal dan tangki penyimpanan sertapenguapan dari bocornya panas pada penghubung bongkarmuat dan pipa transfer.Uap dapat dialirkan kembali menuju kapal melalui boil-offgas blower atau menuju boil-off compressor. Uap yangtidak dialirkan kembali ke kapal dikompres dan dialirkanke recondenser. Banyaknya uap yang bisa direkondensasitergantung pada jumlah LNG yang dikirimkan. Jika tidakterdapat cukup LNG yang dikirimkan untuk menyerapboil-off gas, uap tersebut dikompresi hingga tekanan pipaatau bisa juga dibakar atau dikeluarkan ke atmosfer(vented).

4.) LNG pumpBeberapa pompa pengiriman LNG dengan head yangrendah biasanya terpasang pada masing-masing tangkipenyimpanan LNG. Pompa-pompa ini beroperasi terendam

dalam LNG dan terletak dalam kolom pompa, yangmemudahkan baik memasang dan melepasnya. Kolom-kolom pompa juga berfungsi sebagai pipa pengeluaran daripompa, dan terhubung dengan bagian atas perpipaan.Pompa-pompa LNG ini akan mengalirkan LNG danmensirkulasikan LNG pada pipa bongkar muat kapal untukmenjaga pipa tersebut tetap dingin di antara waktu bongkarmuat kapal. Pompa ini umumnya memiliki tekanan keluarsekitar 11 bar. Oleh karena tekanan jenuh adalah sekitar 1bar, LNG secara efektif dapat disub-dinginkan dengan 10bar.

5.) Vent and flare system / sistem ventilasi dan pembakaranJika terjadi kondisi yang tidak diinginkan, uap bisadihasilkan melebihi kapasitas recondenser dan kompresorpipa (jika ada). Jika ini terjadi, uap harus dikeluarkan keudara melalui elevated vent stack atau dibakar untukpembuangan secara aman. Metode pembuangan uap yanglebih disukai adalah dengan cara membakarnya.Pengeluaran dengan venting memungkinkan tetapimembutuhkan pertimbangan khusus. Walaupun mungkinlebih disukai karena tidak terlihat oleh penduduk sekitar,vent harus dirancang untuk mengantisipasi jika tiba-tibaterjadi percikan oleh petir. Penyebaran gas dingin dari ventjuga lebih problematis dibanding dari pembakaran karenagas pembakaran akan selalu naik ke atas. Sistem uap tangkidigabungkan pada manifold dan pressure control valvemengirimkan uap ke vent stack atau flare stack sebelumsafety valve tangki terbuka. Tangki penyimpanan itusendiri dilengkapi dengan relief valve sebagai pertahananterakhir menahan overpressure.

2.4 NFPA 59 ANFPA 59 A merupakan Standar tentang Produksi,

Penyimpanan, dan Penanganan LNG yang bersesuaiandengan tulisan ini, Diantaranya :

Jarak terhadap VaporizerPada NFPA 59 A diatur bahwa jarak Vaporizer dengankomponen-komponen lainnya setidaknya 50 m, hal iniditujukan untuk menghindarkan Vaporizer darikomponenyang berpeluang menjadi sumber api.

Jarak dengan fasilitas Bongkar MuatDiatur jarak 15 m dari Sumber api yang tidak terkontrolarea proses, tangki penyimpanan, pusat kontrol, maupunstruktur penting pada LNG Terminal

Jarak Perlengkapan untuk Proses pada Terminal (ProccessEquipment Spacing)

Bahwa jarak minimum 15 m dari sumber – sumber api danstruktur bangunan lainnya. (NFPA 59A, 2001)

2.5 Shell Fred 4.0Shell Fred merupakan software yang dikeluarkan olehShell yang membantu pemakainya untuk melakukanpemodelan beberapa kejadian yang diakibatkan olehkegagalan operasional minyak dan gas. Pemodelandilakukan dengan beberapa skenario yang masing-masingharus diinput pada beberapa parameter. Kemudian darihasil pemodelan di masing-masing skenario tersebut akanmenghasilkan mapping dari flux panas ataupun penyebaranminyak dan gas, serta konsekuensi yang terjadi padamanusia. Pemodelan ini sangat membantu parapemakainya untuk melakukan quantitative consequenceassessment karena menghasilkan beberapa nilai yang dapatdigunakan sebagai perhitungan selanjutnya. Shell Freddapat dilakukan untuk beberapa skenario. Skenario yang

Page 6: CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN … · Jika kapal pecah misalnya karena korosi atau kegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocor dan menurunkan tekanan di dalam

dapat dilakukan oleh Shell Fred adalah sebagai berikut.

Sumber: Shellfred User Guide 4.0

FuzzyKonsep teori fuzzy diprakarsai oleh Lotfi A. Zadeh padatahun 1965 dengan paper seminarnya ”Fuzzy Sets” (Zadeh,1965). Sebelum bekerja dengan teori fuzzy, Zadehmenggunakan teori kontrol. Dia mengembangkan konsep”negara”, yang merupakan bentuk dasar dari teori kontrolmodern.Kemampuan set fuzzy untuk mengekspresikan tingkatperubahan dari keanggotaan dan sebaliknya mempunyaikegunaan sangat luas. Tidak hanya merepresentasikanpengukuran ketidakpastian, tetapi juga merepresentasikankonsep kesamaran (fuzziness). Lebih jauh menurutMarimin (2002) sistem fuzzy merupakan penduga numerikyang terstruktur dan dinamik. Sistem ini mempunyaikemampuan mengembangkan sistem intelijen dalamlingkungan yang tidak pasti dan tidak tepat. Logika fuzzymerupakan bagian dari logika Boolean, yang digunakanuntuk menangani konsep derajat kebenaran antara benardan salah. Logika Fuzzy, dengan ide awalnya adalahbagaimana cara menyajikan kekaburan, dimana penyajiantersebut harus cukup menggambarkan kekaburan tetapi dilain pihak harus cukup sederhana sehingga komputasinyamenjadi lebih mudah.Metode fuzzy dapat dikembangkan sebagai tool dalammelakukan penilaian terhadap alternatif desain sistemproduksi yang memberikan nilai tambah bagi suatuperusahaan (Debina, 2001). Aplikasi lain sebagai alat bantudalam pemilihan alternatif rekanan proyek denganmemperhatikan beberapa kriteria sebagai persyaratan(Cherry, 2001).

III. METODOLOGI

Metodologi diperlukan sebgai tahap – tahappencapaian tujuan dari penulisan, berikut pada gambar 3.1adalah Diagram alir Metodologi Tugas Akhir ini

Beberapa tahap metodologi tersebut adalah :1. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pada tahapan ini proses identifikasi terhadap permasalahanyang ada di Lapangan, dicari kemungkinan pemecahanmasalah yang dapat dilakukan dengan pendekatan dari segiteori dan lapangan yang dapat diwujudkan dalam sebuah

penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini adalahmengenai analisa desain layout terminal LNG berdasarkankonsekuensi untuk aplikasi pada Terminal Tanjung Benoa

Bali dengan menggunakan metode analisa Shellfreduntuk mendapatkan hasil yang berdasar tidak hanyapada kriteria kualitatif yang bersifat ketidakpastian,namun juga kuantitatif.

2. Studi LiteraturPada tahapan ini adalah melakukan studi literatur yangbertujuan merangkum teori – teori dasar, acuan, sertaberbagai informasi yang menyangkut penelitian ini.Dimana sumber literatur yang diperoleh adalah dari

beberapa Jurnal penelitian yang terkait LNG maupunmetode-metode yang berkaitan dengan acuanpenyelesaian permasalahan tulisan ini.

3. Survey Lapangan danPengumpulan Data

Dalam tahap Survey Lapangan dan Pengumpulan Data,data yang dibutuhkan diantaranya adalah data Layoutterminal, Data kondisi perairan tanjung benoa, dan Data

kriteria resiko yang akan digunakan. Data-data tersebutdibutuhkan sebagai pendukung Tugas akhir ini.

4. Pengolahan Data dan PembuatanSoftware

Setelah data yang dibutuhkan sudah terpenuhi, makadilakukan pengolahan data, dalam hal ini data diolahdengan analisa Shellfred. Juga dilakukan studi kasuskepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah TeknologiLNG sebagai data yang nantinya dikelola dengan metodeFuzzy.

5. Pemilihan Hasil Analisa ResikoDari evaluasi yang didapat dari analisa, maka dilakukanpemilihan Desain Layout terminal yang paling rendahresikonya berdasarkan pertimbangan hasil pengelolaanShellfred.

6. Kesimpulan dan saranPada akhir pengerjaan tugas akhir akan ditarik kesimpulandari seluruh rangkaian penelitian yang dilakukan, selain ituakan diberikan berbagai saran mengenai proses dan hasilpenelitian, baik dari analisa Shellfred dan komparasipemahaman mahasiswa terhadap Teknologi LNG yangdikelola dengan Fuzzy yang melalui proses pembobotandan perangkingan konsekuensi dari data yang didapat.

dapat dilakukan oleh Shell Fred adalah sebagai berikut.

Sumber: Shellfred User Guide 4.0

FuzzyKonsep teori fuzzy diprakarsai oleh Lotfi A. Zadeh padatahun 1965 dengan paper seminarnya ”Fuzzy Sets” (Zadeh,1965). Sebelum bekerja dengan teori fuzzy, Zadehmenggunakan teori kontrol. Dia mengembangkan konsep”negara”, yang merupakan bentuk dasar dari teori kontrolmodern.Kemampuan set fuzzy untuk mengekspresikan tingkatperubahan dari keanggotaan dan sebaliknya mempunyaikegunaan sangat luas. Tidak hanya merepresentasikanpengukuran ketidakpastian, tetapi juga merepresentasikankonsep kesamaran (fuzziness). Lebih jauh menurutMarimin (2002) sistem fuzzy merupakan penduga numerikyang terstruktur dan dinamik. Sistem ini mempunyaikemampuan mengembangkan sistem intelijen dalamlingkungan yang tidak pasti dan tidak tepat. Logika fuzzymerupakan bagian dari logika Boolean, yang digunakanuntuk menangani konsep derajat kebenaran antara benardan salah. Logika Fuzzy, dengan ide awalnya adalahbagaimana cara menyajikan kekaburan, dimana penyajiantersebut harus cukup menggambarkan kekaburan tetapi dilain pihak harus cukup sederhana sehingga komputasinyamenjadi lebih mudah.Metode fuzzy dapat dikembangkan sebagai tool dalammelakukan penilaian terhadap alternatif desain sistemproduksi yang memberikan nilai tambah bagi suatuperusahaan (Debina, 2001). Aplikasi lain sebagai alat bantudalam pemilihan alternatif rekanan proyek denganmemperhatikan beberapa kriteria sebagai persyaratan(Cherry, 2001).

III. METODOLOGI

Metodologi diperlukan sebgai tahap – tahappencapaian tujuan dari penulisan, berikut pada gambar 3.1adalah Diagram alir Metodologi Tugas Akhir ini

Beberapa tahap metodologi tersebut adalah :1. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pada tahapan ini proses identifikasi terhadap permasalahanyang ada di Lapangan, dicari kemungkinan pemecahanmasalah yang dapat dilakukan dengan pendekatan dari segiteori dan lapangan yang dapat diwujudkan dalam sebuah

penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini adalahmengenai analisa desain layout terminal LNG berdasarkankonsekuensi untuk aplikasi pada Terminal Tanjung Benoa

Bali dengan menggunakan metode analisa Shellfreduntuk mendapatkan hasil yang berdasar tidak hanyapada kriteria kualitatif yang bersifat ketidakpastian,namun juga kuantitatif.

2. Studi LiteraturPada tahapan ini adalah melakukan studi literatur yangbertujuan merangkum teori – teori dasar, acuan, sertaberbagai informasi yang menyangkut penelitian ini.Dimana sumber literatur yang diperoleh adalah dari

beberapa Jurnal penelitian yang terkait LNG maupunmetode-metode yang berkaitan dengan acuanpenyelesaian permasalahan tulisan ini.

3. Survey Lapangan danPengumpulan Data

Dalam tahap Survey Lapangan dan Pengumpulan Data,data yang dibutuhkan diantaranya adalah data Layoutterminal, Data kondisi perairan tanjung benoa, dan Data

kriteria resiko yang akan digunakan. Data-data tersebutdibutuhkan sebagai pendukung Tugas akhir ini.

4. Pengolahan Data dan PembuatanSoftware

Setelah data yang dibutuhkan sudah terpenuhi, makadilakukan pengolahan data, dalam hal ini data diolahdengan analisa Shellfred. Juga dilakukan studi kasuskepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah TeknologiLNG sebagai data yang nantinya dikelola dengan metodeFuzzy.

5. Pemilihan Hasil Analisa ResikoDari evaluasi yang didapat dari analisa, maka dilakukanpemilihan Desain Layout terminal yang paling rendahresikonya berdasarkan pertimbangan hasil pengelolaanShellfred.

6. Kesimpulan dan saranPada akhir pengerjaan tugas akhir akan ditarik kesimpulandari seluruh rangkaian penelitian yang dilakukan, selain ituakan diberikan berbagai saran mengenai proses dan hasilpenelitian, baik dari analisa Shellfred dan komparasipemahaman mahasiswa terhadap Teknologi LNG yangdikelola dengan Fuzzy yang melalui proses pembobotandan perangkingan konsekuensi dari data yang didapat.

dapat dilakukan oleh Shell Fred adalah sebagai berikut.

Sumber: Shellfred User Guide 4.0

FuzzyKonsep teori fuzzy diprakarsai oleh Lotfi A. Zadeh padatahun 1965 dengan paper seminarnya ”Fuzzy Sets” (Zadeh,1965). Sebelum bekerja dengan teori fuzzy, Zadehmenggunakan teori kontrol. Dia mengembangkan konsep”negara”, yang merupakan bentuk dasar dari teori kontrolmodern.Kemampuan set fuzzy untuk mengekspresikan tingkatperubahan dari keanggotaan dan sebaliknya mempunyaikegunaan sangat luas. Tidak hanya merepresentasikanpengukuran ketidakpastian, tetapi juga merepresentasikankonsep kesamaran (fuzziness). Lebih jauh menurutMarimin (2002) sistem fuzzy merupakan penduga numerikyang terstruktur dan dinamik. Sistem ini mempunyaikemampuan mengembangkan sistem intelijen dalamlingkungan yang tidak pasti dan tidak tepat. Logika fuzzymerupakan bagian dari logika Boolean, yang digunakanuntuk menangani konsep derajat kebenaran antara benardan salah. Logika Fuzzy, dengan ide awalnya adalahbagaimana cara menyajikan kekaburan, dimana penyajiantersebut harus cukup menggambarkan kekaburan tetapi dilain pihak harus cukup sederhana sehingga komputasinyamenjadi lebih mudah.Metode fuzzy dapat dikembangkan sebagai tool dalammelakukan penilaian terhadap alternatif desain sistemproduksi yang memberikan nilai tambah bagi suatuperusahaan (Debina, 2001). Aplikasi lain sebagai alat bantudalam pemilihan alternatif rekanan proyek denganmemperhatikan beberapa kriteria sebagai persyaratan(Cherry, 2001).

III. METODOLOGI

Metodologi diperlukan sebgai tahap – tahappencapaian tujuan dari penulisan, berikut pada gambar 3.1adalah Diagram alir Metodologi Tugas Akhir ini

Beberapa tahap metodologi tersebut adalah :1. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pada tahapan ini proses identifikasi terhadap permasalahanyang ada di Lapangan, dicari kemungkinan pemecahanmasalah yang dapat dilakukan dengan pendekatan dari segiteori dan lapangan yang dapat diwujudkan dalam sebuah

penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini adalahmengenai analisa desain layout terminal LNG berdasarkankonsekuensi untuk aplikasi pada Terminal Tanjung Benoa

Bali dengan menggunakan metode analisa Shellfreduntuk mendapatkan hasil yang berdasar tidak hanyapada kriteria kualitatif yang bersifat ketidakpastian,namun juga kuantitatif.

2. Studi LiteraturPada tahapan ini adalah melakukan studi literatur yangbertujuan merangkum teori – teori dasar, acuan, sertaberbagai informasi yang menyangkut penelitian ini.Dimana sumber literatur yang diperoleh adalah dari

beberapa Jurnal penelitian yang terkait LNG maupunmetode-metode yang berkaitan dengan acuanpenyelesaian permasalahan tulisan ini.

3. Survey Lapangan danPengumpulan Data

Dalam tahap Survey Lapangan dan Pengumpulan Data,data yang dibutuhkan diantaranya adalah data Layoutterminal, Data kondisi perairan tanjung benoa, dan Data

kriteria resiko yang akan digunakan. Data-data tersebutdibutuhkan sebagai pendukung Tugas akhir ini.

4. Pengolahan Data dan PembuatanSoftware

Setelah data yang dibutuhkan sudah terpenuhi, makadilakukan pengolahan data, dalam hal ini data diolahdengan analisa Shellfred. Juga dilakukan studi kasuskepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah TeknologiLNG sebagai data yang nantinya dikelola dengan metodeFuzzy.

5. Pemilihan Hasil Analisa ResikoDari evaluasi yang didapat dari analisa, maka dilakukanpemilihan Desain Layout terminal yang paling rendahresikonya berdasarkan pertimbangan hasil pengelolaanShellfred.

6. Kesimpulan dan saranPada akhir pengerjaan tugas akhir akan ditarik kesimpulandari seluruh rangkaian penelitian yang dilakukan, selain ituakan diberikan berbagai saran mengenai proses dan hasilpenelitian, baik dari analisa Shellfred dan komparasipemahaman mahasiswa terhadap Teknologi LNG yangdikelola dengan Fuzzy yang melalui proses pembobotandan perangkingan konsekuensi dari data yang didapat.

Page 7: CONSEQUENCES ANALYSIS OF LNG TERMINAL IN … · Jika kapal pecah misalnya karena korosi atau kegagalan di bawah tekanan, bagian uap dapat cepat bocor dan menurunkan tekanan di dalam

Identifikasi danPerumusan

Masalah

Studi Literatur

1. Buku “Belajar CepatFuzzy Logic”2. Paper tentang “LNG”3. Paper tentang “Fuzzy”

Pengumpulan DataInformasi tentang daerahteluk benoa dan referensiTerminal yang sudah ada

DesainLayout I

Desainlayout II

DesainLayout II

Analisa Risiko dengan Shellfred

Dipilih Desain yang berisiko terendah

Analisa konsekuensi untukmengetahui perlu/tidaknya

Redesain untuk mengurangikonsekuensi

Tidak

Ya

Terminal yangdisetujui

Kesimpulan

Analisa Fuzzy untukpenentuan Pembobotan

Kriteria Risiko

RangkingKriteria Risiko

Shellfred

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir

Data Referensi Desain yang telah diperoleh dijadikanreferensi untuk mendesain 3 tipe desain yang akanditerapkan di Teluk Benoa Bali dengan analisisRisiko dari Software shellfred yang dari softwaretersebut muncul beberapa kriteria Risiko yang akanmemberikan pertimbangan terminal mana yangberisiko terendah. Selain itu dalam skripsi kali inidigunakan pula metode Fuzzy untuk Pengambilankeputusan yang berdasar pada pembobotan KriteriaRisiko, dimana data angka diperoleh dari samplingkuesioner tentang desain yang dirancang.

IV.4 Analisa RisikoTahapan selanjutnya adalah melakukan analisa risikodengan mengolah data yang telah didapatkan. Data-data yang telah didapatkan tersebut dianalisa untukmengambil keputusan.

(gambar 2. Terminal Desain I dengan skenarioRisiko)

(gambar 3. Terminal Desain II dengan SkenarioRisiko)

(gambar 4. Terminal Desain III dengan SkenarioRisiko)Setelah itu akan dipilih 1 desain Terminal terbaikdari ketiga desain tersebut untuk selanjutnya dianalisa dengan Fuzzy untuk pembobotan kemudianperatingan hingga didapat redesain yangrecommended.

Daftar Pustaka1. Setyawan, Agung, Aplikasi Metode Fuzzy dan

MCDM dalam Pemilihan Motor Induk untukKeperluan Repowering Kapal-kapal TNI AL,2007

2. http://www.sciencedirect.com/journal_lng_tanker

3. Hendra Pratama, Raditya, Risk RiskAssessment Tanker LNG dalam Studi KasusSuplai LNG dari Ladang Tangguh ke TelukBenoa Bali ,2010

4. Wulandari, Septi, Risk Assessment LNG LoadingProcess, 2009

5. http://id.wikipedia.org/wiki/LNG6. Rozikin, Ngainu, Studi awal Perancangan SistemKendali Terpusat dalam Rangka mendukung WahanaKapal tanpa Awak, 2006