communication model

25
Communication Model A. INTRODUCTION Manusia adalah makhluk sosial, artinya dalam kehidupan ini kita tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk dapat menjalani kehidupan kita. Bayangkan saja apabila tiba-tiba semua orang lenyap dari sekitar kita. Kita tinggal hanya sendirian, tanpa adanya tanda-tanda kehidupan apapun di sekeliling kita, jalan-jalan sepi, rumah-rumah kosong. Kita harus berusaha sendiri untuk menjalani kehidupan kita, mulai dari menanam padi, mencari makanan, memasak, membuat pakaian. Jangan berharap adanya televisi atau radio yang dapat menemani kita di saat sedang sepi, karena tanpa adanya manusia yang mengoperasikan stasiun radio atau televisi, maka tidak aka nada siaran radio dan televisi. Contoh lain misalnya saja kita berada dalam posisi yang dialami oleh Robinson Cruise, di mana ktia terdampar di pulau tanpa penghuni. Kita harus mencari makan, membuat api, memasak, membuat rumah, dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dilakukan hanya sendiri dengan cara yang sangat sederhana, dan yang paling parah adalah, tidak ada orang yang

Upload: tankianliong

Post on 08-Jun-2015

1.277 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Communication Model

Communication Model

A. INTRODUCTION

Manusia adalah makhluk sosial, artinya dalam kehidupan ini kita tidak dapat hidup

sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk dapat menjalani kehidupan kita. Bayangkan saja

apabila tiba-tiba semua orang lenyap dari sekitar kita. Kita tinggal hanya sendirian, tanpa

adanya tanda-tanda kehidupan apapun di sekeliling kita, jalan-jalan sepi, rumah-rumah

kosong. Kita harus berusaha sendiri untuk menjalani kehidupan kita, mulai dari menanam

padi, mencari makanan, memasak, membuat pakaian. Jangan berharap adanya televisi atau

radio yang dapat menemani kita di saat sedang sepi, karena tanpa adanya manusia yang

mengoperasikan stasiun radio atau televisi, maka tidak aka nada siaran radio dan televisi.

Contoh lain misalnya saja kita berada dalam posisi yang dialami oleh Robinson

Cruise, di mana ktia terdampar di pulau tanpa penghuni. Kita harus mencari makan, membuat

api, memasak, membuat rumah, dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dilakukan hanya

sendiri dengan cara yang sangat sederhana, dan yang paling parah adalah, tidak ada orang

yang dapat kitaajak bicara sehari-hari. Bahkan dalam kisahnya, Robinson Cruise diceritakan

telah menjadi setengah tidak waras akibat tidak adanya orang yang dapat diajak

berkomunikasi selama bertahun-tahun.

Dari 2 contoh di atas dapat kita lihat pentingnya kehadiran orang lain dalam

kehidupan kita. Dalam setiap hubungan, penting sekali adanya sebuah konunikasi yang baik.

Karena dengan konunikasi yang baik, kita dapat mentransfer apa yang ada di pikiran kita

kepada orang lain, sehingga orang lain dapat mengerti apa yang kita maksudkan.

Tanpa adanya komunikasi yang baik, orang lain tidak dapat mengerti apa yang kita

maksudkan, dan pada akhirnya kita kembali akan terasing. Misalnya saja, apabila kita

Page 2: Communication Model

berkunjung ke sebuah negara yang penduduknya hanya mengerti satu bahasa saja sedangkan

ktia tidak mengerti bahasa tersebut. Tentunya kita akam merasa sangat kesulitan dalam

menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga kita akan merasa sangat terasing di Negara

tersebut.

Komunikasi

Sebelum berbicara lebih lanjut, kita perlu untuk memahami terlebih dahulu pengertian

dari kata komunikasi. Sebenarnya kata komunikasi ini sendiri memiliki banyak pengertian

(West, Turner: 2003:4). Sarah Trenholm (1991) bahkan mengatakan bahwa walaupun studi

tentang komunikasi telah ada selama berabad-abad, bukan berarti makna dari komunikasi ini

sendiri telah sangat dimengerti.

Namun untuk lebih dapat memperoleh kesamaan pola pikir antara pembaca dan

penulis dalam artikel ini, maka ada baiknya kita mengambil jalan tengah dengan mengartikan

komunikasi adalah sebuah proses penyampaian sebuah pesan dari sang pengirim kepada sang

penerima. Dalam istilah ilmu komunikasi, sang pengirim sering disebut dengan komunikator

dan sang penerima sering disebut dengan komunikan. Penyampaian pesan ini dilakukan

melalui sebuah media tertentu yang kemudian akan sampai pada terjadinya sebuah umpan

balik (feedback) yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator sebagai efek dari pesan

yang telah disampaikan tersebut.

1.1 Ilmu komunikasi

Ilmu komunikasi, berarti adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

multidisipliner. Disebut multidisipliner karena pendekatan-pendekatan yang digunakan

berasal dari dan menyangkut berbagai bdiang keilmuan (disiplin) lainnya seperti linguistic,

Page 3: Communication Model

sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dan juga ekonomi. Hal itu akan terlihat pada

berbagai teori, model, perspektif dan pendekatan dalam ilmu komunikasi ini sendiri.

Seseorang yang mempelajari ilmu komunikasi, diharapkan akan lebih menjadi

seorang komunikator yang memiliki kemampuan komunikasi yang lebih tinggi, serta dapat

menjadi lebih peka terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya. Tak hanya itu,

komunikasi diharapkan akan dapat menjadi pondasi dalam kehidupan, hubungan pribadi,

hubungan professional, dan juga kehidupan bermasyarakat.

Kemampuan komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan

hasil survey mengatakan bahwa kompetensi yang paling dibutuhkan oleh dunia kerja dewasa

ini adalah kompetensi dalam bidang komunikasi. Dengan kata lain, saat ini dunia kerja

membutuhkan mereka yang memilliki kemampuan komunikasi yang tinggi. Hal ini tentunya

akan berdampak pada lebih terbukanya kesempatan untuk diterima bekerja, serta masa depan

karir yang lebih baik.

Tak hanya pada dunia kerja, dalam kehidupan sehari-hari kita juga sangat

membutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi yang baik. Hal ini merujuk kembali kepada

tujuan utama dari komunikasi, yaitu agar sang komunikan dapat mengerti apa yang

dimaksudkan oleh sang komunikator. Apabila kita tidak memiliki kemampuan komunikasi

yang baik, maka orang lain akan sulit mengerti apa yang menjadi maksud kita. Salah seorang

teman dari anak saya memiliki watak yang keras dan selalu ingin mengungkapkan apa yang

ada di dalam benaknya, namun kurangnya pengertian bagaimana cara yang baik dalam

menyampaikan pendapatnya, sering menyebabkan banyaknya kesalahpahaman dengan

teman-temannya.

Seperti yang telah dikatakan diatas, bahwa manusia adalah mekhluk sosial yang

sangat membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Hal inilah yang menyebabkan kita

Page 4: Communication Model

selalu menjadi anggota dalam sebuah kelompok, lingkungan, masyarakat, maupun negara

tertentu. Selain kemampuan berkomunikasi, rasa empati sangatlah memegang peranan

penting dalam menjalin dan menjaga hubungan dengan sesama. Rasa empati ini dapat

ditumbuhkan dengan melatih kepekaan kita terhadap situasi yang ada di sekitar kita. Karena

dengan kepekaan ini, kita akan lebih memiliki kemampuan untuk dapat melihat, memandang,

sesuatu dari sudut pandang pihak lain, yang tentunya akan menumbuhkan rasa empati kita.

2. Fitur komunikasi

Seperti apa yang telah dibahas pada point-point sebelumnya, bahwa komunikasi

adalah sebuah proses (proses penyampaian sebuah pesan dari sang pengirim kepada sang

penerima). Dalam komunikasi, proses ini akan berlangsung terus menerus secara

berkelanjutan dan akan selalu berubah. Adanya kontinuitas ini dikarenakan dalam setiap

proses komunikasi, selalu terdapat umpan balik (feedback) yang diberikan oleh komunikan

kepada komunikator sebagai efek dari pesan yang telah disampaikan tersebut. Dengan

mengirimkan umpan balik, sang komunikan akan bertindak sebagai komunikator yang

mengirimkan pesannya kepada lawan bicaranya.

Selain itu, Julia T. Wood dalam bukunya yang berjudul Communication Mosaics juga

mengatakan bahwa dalam sebuah komunikasi terkandung banyak simbol. Simbol di sini

sangat berarti banyak hal, seperti apa yang dapat kita dapat lihat dari Wikipedia bahwa artian

dari sebuah symbol adalah,”…something such as an object, picture, written word, sound, or

particular mark that represents something else by association, resemblance, or

convention.”(www.wikipedia.org). Dengan kata lain, bahwa segala sesuatu yang mewakili

hal yang lain merupakan sebuah symbol, termasuk didalamnya adalah benda tertentu,

gambar, suara, atau bahkan kata-kata tertulis dan juga bahasa.

Page 5: Communication Model

Lebih lanjut, Wood juga menyatakan bahwa komunikasi melibatkan pemaknaan dan

pengartian terhadap sesuatu. Adapun pemaknaan ini dipengaruhi oleh 2 hal: yaitu makna asli

yang terkandung dalam pesan tersebut, serta tingkat hubungan antara komunikator dan

komunikan. Sebuah pesan dapat diartikan berbeda-beda sesuai dengan bagaimana tingkat

hubungan komunikator dan komunikan. Misalnya saja, ketika Frank sedang berbicara dengan

orang yang tidak dia sukai, maka setiap kata yang orang tersebut katakan dapat memiliki

artian yang negative bagi Frank. Sebaliknya, apabila Frank sedang berbicara dengan orang

yang sangat dekat dengannya, kata-kata yang sama dapat saja berarti positif bagi Frank.

3. Communication Model

Richard memiliki seorang sahabat yang bernama Arnold. Mereka berdua sudah saling

mengenal satu sama lain sejak kuliah. Pada suatu hari, Richard sedang merasa banyak

masalah dan ingin menceritakan masalahnya itu kepada sahabatnya, maka Richard

memutuskan untuk menghubungi Arnold melalui telfon. Namun pada saat Richard sedang

menceritakan masalahnya tersebut, sambungan telfon yang digunakan sedang mengalami

gangguan, yaitu terdengarnya suara kresek-kresek, yang membuat Arnold tidak mengerti

dengan jelas apa yang diceritakan oleh Richard. Karena ketidak jelasan ini, Arnold juga tidak

dapat memberikan tanggapan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Richard terhadap

masalah yang diceritakannya tersebut.

Contoh di atas adalah salah satu contoh kecil dari banyaknya fenomena-fenomena

komunikasi yang terjadi di sekitar kita. Maka itu, untuk memahami fenomena-fenomena

komunikasi, digunakanlah model komunikasi.

Deutch (1952) mengartikan model komunikasi sebagai sebuah struktur symbol dan

sesuatu yang dapat mengoperasikan peraturan-peraturan yang mendukung keterpaduan

seperangkat poin-poin yang relevan dalam struktur maupun proses komunikasi (Severin,

Page 6: Communication Model

Werner J. and Tankard W.: 1988: 30). Pernyataan ini juga dikukuhkan dengan adanya

definisi yang diungkapkan oleh Denis McQuail dan Sven Windahl dalam bukunya yang

berjudul Communication Models. Mereka mengatakan bahwa model komunikasi adalah

sebuah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak dengan menonjolkan unsur-

unsur terpenting fenomena tersebut (McQuail, Denis & Sven Windahl: 1996).

3.1 Komponen Model Komunikasi

Dalam sebuah model komunikasi, kita kerap menjumpai beberapa komponen yang

terdapat di dalamnya. Komponen-komponen yang dapat membantu kita memahami dalam

menginterpretasikan model-model komunikasi itu adalah Sumber (Source), Pesan (Message),

Saluran (Channel), Penerima (Receiver), Gangguan / Hambatan (Noise), dan Umpan balik

(feedback) (Infante, Racer, and Womack: 1990: 24-26).

3.1.1 Sumber/Source

Sumber atau Source adalah konteks model komunikasi menunjukkan permulaan

pesan. Beberapa sarjana komunikasi membedakan antara konsep “sumber” (source) dan

“pengirim” (sender). Mereka mengatakan bahwa pengirim adalah siapa yang mengirim pesan

tetapi pesan tersebut tidak harus selalu berasal dari mereka. Contoh pengirim adalah seorang

juru bicara perusahaan yang ditunjuk dan dipercaya mewakili perusahaannya untuk

menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada konsumennya. Sedangkan sumber berarti

orang atau institusi yang memproduksi pesan tersebut.

3.1.2 Pesan/Message

Pesan atau Message yaitu stimulus di mana sumber atau sender mengirimkannya

pada penerima. Misalnya saja pada saat kita sedang berkata, “saya sedang makan”

kepada seseorang, maka yang menjadi pesan atau message kita adalah kata-kata

Page 7: Communication Model

yang kita ucapkan tersebut yang menunjukkan bahwa kita sedang menyantap

makanan.

Namun sebuah pesan dapat berupa pesan verbal, nonverbal atau kombinasi

keduanya. Tekanan suara, gerakan anggota tubuh dan ekspresi wajah adalah bentuk-

bentuk contoh pesan nonverbal. Gabungan antara pesan verbal dan non-verbal dapat

berarti suatu hal tertentu. Misalnya seseorang mengatakan “saya tidak memaksakan hal

ini” namun dengan menggunakan penekanan pada kata “memaksakan” agar

komunikannya mengerti bahwa dia sebenarnya ingin menyampaikan bahwa dia

memaksakan hal itu. Biasanva, baik pesan verbal maupun nonverbal selalu terdapat

dalam transaksi komunikasi manusia.

3.1.3 Saluran/Channel

Saluran atau Channel adalah sarana atau media yang digunakan oleh komunikator

untuk menyamaikan pesannya kepada komunikan. Saluran dapat berupa gelombang

udara, gelombang cahaya atau bahkan sorotan sinar laser. Model komunikasi SMCR

dari Berlo menggunakan lima panca indra manusia sebagai saluran dalam proses

komunikasi. Sejumlah saluran yang digunakan dalam proses komunikasi dapat

mempengaruhi ketepatan dari pesan yang diterima. Dengan kata lain efektivitas

pesan juga dipengaruhi oleh ketepatan dalam memilih saluran. Maka itu kita sering

mendengar petunjuk yang mengatakan bahwa dalam menawarkan sebuah kerja sama

kepada klien kita, jangan menggunakan telfon untuk menjelaskan detailnya, melainkan

penjelasan detail tersebut baru dapat kita lakukan pada saat kita telah sedang

melakukan tatap muka.

3.1.4 Penerima/Receiver

Penerima atau Receiver adalah pihak di mana pesan yang diberikan oleh

komunikator tersebut diperuntukkan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa

Page 8: Communication Model

dalam ilmu komunikasi, penerima ini sering juga disebut dengan komunikan.

Setelah menerima pesan, pihak penerima akan melakukan interpretasi terhadap

pesan yang kirim oleh komunikator sebagai pihak pengirim pesan. Dalam

transaksi komunikasi manusia, penting untuk dicatat bahwa semua orang berperan

sebagai pihak sumber sekaligus pihak penerima. Hal ini disebabkan dalam komunikasi

manusia, komunikasi akan berlangsung secara interaktif dan berkelanjutan.

3.1.5 Gangguan atau Noise atau Hambatan

Gangguan atau Noise atau Hambatan adalah suatu stimulus yang menghambat,

menghalangi ketepatan penerima dalam menerima suatu pesan. Gangguan sering kali

dikategorikan sebagai gangguan fisik, psikologis atau semantik. Namun ada beberapa

gangguan atau hambatan lain yang juga banyak terdapat dalam hubungan antara manusia

dalam sebuah tatanan masyarakat seperti hambatan kultural dan hambatan sosial.

3.1.5.1 Gangguan atau hambatan fisik

Gangguan atau hambatan fisik adalah gangguan yang berupa sesuatu yang nyata.

Misalnya saja pada saat kita sedang berbicara dengan teman kita, tapi di sekitar kita

berbicara sedang ada pembangunan yang menghasilkan bunyi dentuman-dentuman,

sehingga pembicaraan kita terganggu.

3.1.5.2 Gangguan teknis

Gangguan fisik di atas menyerupai gangguan yang di sebut dengan Gangguan

teknis. Namun gangguan teknis lebih mengarah pada hal-hal yang berkaitan langsung

dengan media yang di gunakan. Misalnya saja pada contoh di atas mengenai Richard

dan Arnold, di mana pada saat Richard sedang menceritakan masalahnya tersebut,

sambungan telfon yang digunakan sedang mengalami gangguan, yaitu terdengarnya

Page 9: Communication Model

suara kresek-kresek, yang membuat Arnold tidak mengerti dengan jelas apa yang

diceritakan oleh Richard. Gangguan semacam ini merupakan gangguan atau hambatan

fisik.

3.1.5.3 Gangguan bahasa

Gangguan bahasa atau hambatan bahasa terdiri dari tiga bagian, yaitu

hambatan semantik, hambatan sintaksis, dan hambatan yang disebabkan oleh

adanya perbedaan bahasa itu sendiri.

3.1.5.3.1 Hambatan Semantik

Hambatan semantik terjadi ketika seseorang tidak memahami kata-kata

tertentu yang diucapkan oleh lawan bicaranya atau apabila kata atau simbol

yang digunakan mengandung banyak makna denotatif maupun konotatif.

Misalnya saja apabila seseorang berkata kepada kita,”kita ketemu di

tempat biasa”, hal ini bisa menjadi kerancuan, bisa saja pada akhirnya

kita saling menunggu di tempat yang berbeda, karena kita tidak

memahami dengan jelas di manakah tempat biasa tersebut. Bisa saja

menurut orang tersebut adalah di lantai 2 karena beberapa waktu silam,

orang tersebut dan kita sering bertemu di sana, sedangkan menurut kita

“tempat biasa” adalah di lantai 1, karena beberapa hari ini kita sering

mengobrol di tempat tersebut.

3.1.5.3.2 Hambatan sintaksis

Hambatan sintaksis terjadi ketika seseorang tidak memahami rangkaian

kata yang diucapkan. Seperti hukum tata bahasa yang berbeda untuk bahasa

Page 10: Communication Model

Inggris dan Indonesia, D-M (diterangkan-menerangkan) seperti “televisi

berwarna”, kata “berwarna” menerangkan atau menjelaskan tentang jenis

televisi tersebut yang merupakan televisi yang dapat mengeluarkan gambar

berwarna. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris, dimana bahasa Inggris

menggunakan hukum M-D (menerangkan-diterangkan) seperti “Christmas tree”

bukanlah “natal pohon”. melainkan pohon natal . Hal ini juga terjadi pada

penerjemahan dari Inggris ke Indonesia. Apabila seorang penerjemah tidak mengerti

prinsip di atas, maka kita hasil terjemahannya tidak akan dapat dimengerti dengan

baik. Misalnya “A pretty girl is applying for a job in a newly built corporation.”

Seharusnya berarti “seorang gadis cantik sedang melamar pekerjaan di sebuah

perusahaan yang baru berdiri. Namun oleh seornag penerjemah yang tidak menerti

prinsip perbedaan antara kedua bahasa, akan dapat diartikan sebagai “seorang cantik

gadis sedang melamar untuk pekerjaan dalam sebuah baru dibangun perusahaan.”

3.1.5.3.3 Perbedaan bahasa

Jenis gangguan bahasa yang berikutnya adalah gangguan atau

hambatan yang disebabkan oleh adanya perbedaan bahasa antar pelaku

komunikasi. Misalnya saja pada contoh yang ada di awal artikel ini, di

mana apabila kita berkunjung ke sebuah negara yang penduduknya hanya mengerti

satu bahasa saja sedangkan ktia tidak mengerti bahasa tersebut. Tentunya kita akan

merasa sangat kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga kita akan

merasa sangat terasing di Negara tersebut. Kesulitan kita dalam menjalani kehidupan

sehari-hari ini dikarenakan kita tidak dapat berkomunikasi dengan baik akibat adanya

perbedaan bahasa yang di gunakan antara kita dan masyarakat sekitar. Dalam hal ini,

diperlukan adanya bahasa penengah misalnya dengan menggunakan isyarat-isyarat

Page 11: Communication Model

tertentu. Atau bisa juga dengan jalan, kita mempelajari bahasa masyarakat sekitar

sehingga gangguan akibat perbedaan bahasa tersebut bisa dieliminir.

3.1.5.4 Hambatan Sosial

Gangguan atau Hambatan sosial disebabkan adanya sistem kasta,

strata-strata kelas dalam masyarakat sehingga menyebabkan adanya

perbedaan persepsi dalam memandang seseorang. Misalnya, para kaum hawa

seringkali ditempatkan sebagai kaum yang lebih rendah derajatnya daripada

kaum adam, sehingga kaum hawa ini akan dibatasi dalam banyak hal. Atau

misalnya dapat kita lihat pada zaman dahulu Amerika masih sangat terkait

dengan diskriminasi terhadap orang kulit hitam. Mereka yang menjadi ras

kulit hitam tidak memiliki hak suara apapun dalam politik, pendapat dan

aspirasinya tidak didengar oleh negara.

Gangguan atau hambatan sosial semacam itu juga menyebabkan antar

strata atau kasta yang berbeda akan sulit berbaur dan berkomunikasi secara

terbuka. Contoh lainnya dapat kita lihat pada keluarga yang memiliki batasan

antara ayah dan anak yang sangat tegas, di mana sang ayah dianggap sangat

superior dan anak memiliki kedudukan yang paling bawah, sehingga sang anak

tidak dapat terbuka terhadap ayahnya. Dengan kata lain, laju komunikasi tidak

dapat berlangsung dengan baik akibat adanya gangguan atau hambatan sosial ini.

3.1.5.5 Hambatan atau Gangguan Kultural

Kita hidup di dunia yang terdiri dari bermacam-macam negara.

Masing-masing negara ini memiliki norma-norma tertentu yang berlaku

Page 12: Communication Model

secara umum di dalamnya. Namun, dalam masing-masing negara ini sendiri

dapat terdiri dari beberapa suku bangsa-suku bangsa yang memiliki adat

istiadat ,nilai, norma yang tidak selalu sama antara satu dengan yang lainnya.

Perbedaan-perbedaan yang bersifat cultural ini, dapat menjadi hambatan yang

bersifat cultural dalam berkomunikasi.

Sebagai contoh, Indonesia yang terdiri dari banyak sekali suku bangsa,

di mana masing-masing suku bangsa memiliki budayanya sendiri-sendiri.

Diantaranya apabila kita berkunjung ke daerah Sumatra, kita diharuskan

untuk menghabiskan seluruh makanan yang dihidangkan kepada kita, Karena

jika tidak, kita dianggap tidak menghargai tuan rumah yang telah susah

payah menyiapkan makanan tersebut. Sebaliknya, apabila kita berkunjung ke

daerah Jawa, kita akan dianggap sebagai orang yang serakah dan rakus

apabila kita menghabiskan seluruh makanan yang dihidangkan kepada kita.

3.1.5.6 Gangguan psikologis

Ada juga gangguan yang berkaitan dengan kondisi psikologis pelaku komunikasi,

baik itu sebagai komunikator maupun komunikan. Gangguan semacam ini disebut

dengan gangguan psikologis. Misalnya saja, pada saat kita sedang menyampaikan

sesuatu kepada teman kita, teman kita sedang berpikir mengenai sesuatu yang lain,

sehingga tidak mengerti maksud kita dengan baik. Selain itu, adanya gangguan ini bisa

disebabkan oleh para pelaku komunikasi sedang mendapat persoalan-persoalan

tertentu, yang mengakibatkan ketidak-stabilan jiwa atau perasaannya, misalnya saja

karena sang pelaku komunikasi sedang mengalami stress atau depresi.

Ketidakstabilan inilah yang dapat menyebabkan terhambatnya atau

terganggunva proses komunikasi, terutama pada komunikasi interpersonal.

Page 13: Communication Model

Contohnya, Alfred sedang mengalami banyak sekali masalah, pekerjaannya

menumpuk di kantor, bawahannya tidak bekerja dengan baik sedangkan dia juga

ditekan oleh atasannya untuk mencapai target, di lain pihak dia juga sedang

bertengkar dengan istrinya. Karena banyaknya masalah di atas, ketika anaknya

meminta sesuatu padanya walau dengan kata-kata yang baik, Alfred dapat saja

seketika menjadi marah, dan menumpahkan segala kekesalannya itu pada anaknya.

Dengan kata lain, keadaan psikologis Alfred menjadi gangguan atau hambatan bagi

dia dan anaknya untuk dapat berkomunikasi dengan baik.

3.1.5.6.1 Displacement

Gangguan atau hambatan psikologis yang sering terjadi pada diri manusia

ini sendiri terdiri dari beberapa macam antara lain, displacement atau salah

tempat, di mana seseorang melampiaskan segala kondisi emosionalnya pada

pihak yang salah. Misalnya pada contoh di atas tentang Alfred, dapat kita

l ihat bahwa karena banyaknya masalah yang menimpa dirinya, anaknya yang

meminta sesuatu padanya walau dengan kata-kata yang baik, Alfred seketika

menjadi marah, dan menumpahkan segala kekesalannya itu pada anaknya.

3.1.5.6.2 Kompensasi

Kita tentu sudah sering mendengar bahwa seseorang mengucapkan hal-

hal yang bernada sinis atau apatis terhadap suatu hal yang dikarenakan dia selalu

gagal dalam hal tersebut. Hal semacam ini disebut juga dengan Kompensasi.

Misalnya saja, ada pihak yang mengatakan bahwa dirinya telah ditakdirkan

menjadi seorang yang miskin dan pengangguran, karena dia telah banyak

mencoba melamar kebanyak tempat, tapi tidak pernah diterima bekerja. Atau

mereka yang sering disakiti oleh lelaki, akan mengatakan bahwa semua lelaki

Page 14: Communication Model

adalah buaya.

3.1.5.6.3 Rasionalisasi

“Percayalah, karena saya seorang dokter. Hidup orang ini

t inggal 3 bulan lagi.” Kita tentu sudah sering mendengar hal yang

semacam itu dalam kehidupan kita. Di mana kita seringkali

mempercayai dokter tersebut karena dia adalah seorang dokter,

walaupun sebenarnya ucapannya belum tentu benar. Saya pernah

mendapati seseorang bercari ta kepada saya bahwa anaknya di vonis

menderita hydrocephalus oleh seorang dokter, mendengar hal i tu, dia

lalu beralih kepada dokter lainnya untuk mencari second opinion .

Yang mengejutkan adalah dokter kedua tersebut mengatakan bahwa

anaknya bukan terkena hydrocephalus, melainkan hanya penyakit biasa

saja. Hal yang sangat bertentangan ini membuktikan bahwa seorang

dokter t idaklah selalu benar. Bisa saja dokter pertama yang salah

mendiagnosa, atau bisa saja kesalahan ada pada dokter yang kedua.

Contoh di atas di sebut juga dengan rasionalisasi atau alasan

pembenar. Rasionalisasi ini sering digunakan untuk membenarkan

semua tindakan atau ucapan seseorang meskipun ia menyadari bahwa tindakan

atau ucapannya itu mungkin tidak selalu benar.

3.1.5.6.4 Prasangka

Prasangka adalah anggapan yang salah mengenai suku atau ras tertentu.

Misalnya saja apabila kita melihat seorang negro yang berkulit hitam, tinggi,

besar, kita seringkali menjauhinya karena kita telah mempunyai prasangka

Page 15: Communication Model

bahwa dia adalah seorang yang jahat, pengedar narkoba, dan yang

semacamnya. Sebaliknya kalau kita sedang berhadapan dengan seorang asing

yang berkulit putih (bule), maka kita seringkali menganggapnya sebagai

seorang yang pandai, dapat dipercaya. Contoh lain adalah apabila seseorang

yang berjenggot lebat dan berpakaian ala osama bin laden akan menjalani

pemeriksaaan yang sangat ketat ketika dia akan memasuki wilayah Amerika

Serikat. Hal-hal semacam ini sebenarnya tidaklah selalu tepat, karena bisa saja

seorang negro dan orang yang berpakaian ala osama bin laden tersebut adalah

seorang yang baik, sedangkan bisa saja justru orang asing berkulit putih tersebut

sebenarnya adalah orang jahat.

Dalam melakukan proses komunikasi, kita tidak akan terlepas dari adanya

gangguan-gangguan seperti yang telah dijabarkan di atas. Maka itu, untuk mencapai

tujuan utama dari komunikasi, yaitu di mana komunikan mengerti apa yang dimaksud

oleh komunikator, diperlukan adanya kemauan dan kemampuan, serta usaha dari para

pelaku komunikasi, baik itu komunikator atau komunikan untuk mengeliminir atau

memahami hambatan-hambatan tersebut. Dalam hubungan interpersonal, yang paling

penting bagi pelaku komunikasi adalah memiliki rasa empati, yaitu menempatkan diri dalam

situasi orang lain.

3.1.6 Umpan balik atau Feedback

Umpan balik atau Feedback, merupakan respon yang diberikan oleh komunikan

terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Seperti halnya pesan komunikasi,

umpan balik dapat berupa verbal, nonverbal atau kombinasi dari keduanya. Umpan balik

sering dapat dikelompokkan sebagai umpan balik positif atau umpan balik negatif.

Page 16: Communication Model

Umpan balik positif terjadi apabila respon yang diutarakan oleh komunikan

mengandung penghargaan, kesetujuan atau hal-hal lain yang merupakan hal positif

dari komunikator yang bersangkutan. Umpan balik negatif terjadi apabila sang

komunikan merespon hal yang dinyatakan oleh komunikator dengan ketidaksetujuan,

atau hal-hal lain yang merupakan hal yang negative.

3.2 Esensi komunikasi dalam model

Ilmu-ilmu dan penelitian-penelitian dalam bidang komunikasi selalu

berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan-perkembangan dalam bidang

komunikasi ini kemudian pada akhirnya akan memicu pula perkembangan dari

model-model komunikasi.

Dengan adanya model-model ini, kita dapat menggambarkan proses-proses

yang terjadi dalam sebuah komunikasi secara beragam baik yang bersifat linier,

sirkuler, ataupun interaksional dan konvergen. Keberagaman ini, menunjukkan

adanya sifat komunikasi yang merupakan sebuah proses yang dinamis dan

berkelanjutan.

Page 17: Communication Model

BIBLIOGRAPHY

IBII Communication Science Team teaching, Pengantar Ilmu Komunikasi, IBII, Jakarta,

2005

IBII Communication Science Team teaching, Model-Model Komunikasi, IBII, Jakarta, 2005

Infante, Racer, and Womack, Building Communication Theory, Illinois: Waveland, 1990 h.

24-26.

Julia T. Wood, Communication Mosaics, An Introduction to the Field of Communication, 3rd

edition,

LittleJohn, Stephen W & Karen A. Foss, Theories of Human Communication, Thomson

Wadsworth, USA, 2005, chapter 1-3

McQuail, Denis & Sven Windahl, Communication Models, Longman, New York, 1996.

Severin, Werner J. and Tankard W., Communication Theories: Origins, Methods, Uses, 2nd

ed., New York: Longman, 1988 h. 30.

West, Richard & Turner, Lynn. H., Communication Theory, Analsis and Application, Mc

Graw Hill, New York, 2003.