clustering kedelai berdasarkan ukuran fisik menggunakan metode kohonen som

Upload: hamzah

Post on 15-Oct-2015

150 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Solusi penentuan ukuran kedelai dengan menggunakan metode clustering Kohonen SOM

TRANSCRIPT

  • KLASIFIKASI KEDELAI LOKAL BERDASARKAN CIRI FISIK

    MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

    ALGORITMA KOHONEN SELF ORGANIZING MAPS

    Oleh :

    Ely Desyanawati (M0512017)

    Hamzah (M0512021)

    Rofiqoh Hasanah (M0512052)

    JURUSAN INFORMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

    2014

  • KLASIFIKASI KEDELAI LOKAL BERDASARKAN CIRI FISIK

    MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

    ALGORITMA KOHONEN SELF ORGANIZING MAPS

    Jurusan Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Sebelas Maret

    ABSTRAK

    Kedelai adalah salah satu bahan produksi pangan yang dibutuhkan oleh produsen

    tempe, tahu, kecap dan berbagai produk olahan kedelai lainnya. Kedelai dengan ukuran fisik

    yang besar kenyataanya lebih diminati oleh produsen bahan makanan yang bersumber dari

    kedelai karena dapat menghasilkan kualitas produksi yang lebih baik. Saat ini pengelompokan

    kedelai berdasarkan ukuran dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan kurangnya

    keefektifan waktu dan hasil pengelompokan kedelai yang akan berdampak pada proses

    pengolahan di dalam produksi bahan makanan yang bersumber dari kedelai. Sehubungan

    dengan permasalahan tersebut, maka diperlukan cara untuk menentukan klasifikasi kedelai

    berdasarkan ukuran fisik dengan cepat, akurat dan mudah untuk dioperasikan, sehingga dapat

    meningkatkan efisiensi pengkelasan mutu fisik kedelai.

    Kohonen Self Organizing Maps (SOM) merupakan salah satu metoda dalam Jaringan

    Syaraf Tiruan (Neural Network) yang menggunakan pembelajaran tanpa pengarahan

    (unsupervised learning). Metode pembelajaran tanpa pengarahan tidak memerlukan target,

    selama proses pembelajaran unit unit input kedelai yang hampir sama dikelompokkan dalam

    kelompok tertentu yang berada di unit output (cluster units). Input dari penelitian ini adalah

    Ukuran fisik dari kedelai yaitu panjang dan lebar dalam satuan milimeter (mm), sedangkan

    outputnya adalah dikelompokkan ke dalam 2 cluster. Penelitian ini bertujuan untuk membuat

    sistem penunjang keputusan untuk menentukan klasifikasi kedelai berdasarkan ukuran fisik

    menggunakan algoritma clustering Kohonen SOM.

    Kata kunci : Kedelai, Ukuran kedelai, Jaringan Syaraf Tiruan, Kohonen SOM.

    Ely Desyanawati

    E-mail:

    [email protected]

    Hamzah

    E-mail:

    [email protected]

    Rofiqoh Hasanah

    E-mail:

    [email protected]

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Kedelai merupakan bahan pokok

    dalam pembuatan tempe, tahu, kecap dan

    berbagai produk olahan kedelai lainnya.

    Peran lain yang diemban oleh kedelai yaitu

    sebagai roda penggerak ekonomi bangsa

    dengan banyaknya usaha kecil dan mikro

    yang bergerak di industri pengolahan

    kedelai. Pengusaha / Produsen tersebut

    kenyataanya lebih menyukai kedelai

    dengan ukuran yang lebih besar karena

    diaggap lebih berbobot dan berkulaitas

    sehingga menghasilkan kualitas produksi

    yang bagus pula. Dengan perannya yang

    begitu besar, tak pelak pemerintah

    melakukan impor kedelai dari china dan

    negara penghasil kedelai yang dinilai

    berkualitas yang di dasarkan pada besarnya

    ukuran kedelai. Sedangkan solusi impor

    kedelai dari luar negeri justru menjadikan

    harga pokok kedelai naik yang

    mengakibatkan naiknya nilai produksi yang

    berimbas pada naiknya harga hasil olahan

    kedelai sehingga hasil olahan kedelai justru

    kurang diminati.

    Kebiasaan pengusaha pengolah

    kedelai yang menganggap bahwa ukuran

    kedelai lokal yang lebih kecil dibanding

    kedelai impor menunjukkan bahwa kedelai

    impor lebih berkualitas, sedangkan

    kenyataannya kedelai lokal juga memiliki

    ukuran yang hampir sama dengan ukuran

    kedelai impor dan bahkan memiliki

    kandungan gizi yang lebih banyak. Demi

    menciptakan kondisi ketahanan pangan

    maka impor kedelai harus ditekan sesedikit

    mungkin dan mengoptimalkan kedelai

    lokal.

    Penentuan kualitas kedelai

    berdasarkan ukuran fisik dengan

    menggunakan Metode Kohonen SOM akan

    memudahkan pengklasifikasian ukuran

    sebuah kedelai sehingga dapat ditemukan

    beberapa kelompok kedelai, dimana setiap

    kelompok memiliki ukuran fisik yang

    mirip. Dari hasil pengklasifikasian tersebut

    maka di dapatkan suatu kelompok tertentu

    yang bisa direkomendasikan untuk

    diproduksi oleh produsen pembuat tempe,

    tahu, kecap dan berbagai produk olahan

    kedelai lainnya. Adanya pengelompokan

    ukuran kedelai ini nantinya diharapkan

    akan memacu pemanfaatkan kedelai lokal

    dan menekan impor kedelai sehingga biaya

    produksi dapat ditekan.

    Jaringan Kohonen termasuk dalam

    pembelajaran tak terawasi (unsupervised

    learning). Jaringan ini pertama kali

    diperkenalkan oleh Teuvo Kohonen pada

    tahun 1981. Pada jaringan ini, suatu lapisan

    yang berisi neuron-neuron akan menyusun

    dirinya sendiri berdasarkan input nilai

    tertentu dalam suatu kelompok yang

    dikenal dengan istilah cluster. Selama

    proses penyusunan diri, cluster yang

    memiliki bobot paling cocok dengan pola

    input (memiliki jarak paling dekat) akan

  • terpilih sebagai pemenang. Neuron yang

    menjadi pemenang beserta neuron-neuron

    tetangganya akan memperbaiki bobot-

    bobotnya.

    Terdapat m unit kelompok yang

    tersusun dalam arsitektur sinyal-sinyal

    masukan (input) sejumlah n. Vektor bobot

    untuk suatu unit kelompok disediakan dari

    pola-pola masikan yang tergabung dengan

    kelompok tersebut. Selama proses

    pengorganisasian sendiri, unit kelompok

    yang meiliki vektor bobot paling cocok

    dengan pola masukan (ditandai dengan

    jarak Euclidean paling minimum) dipilih

    sebagai pemenang. Unit pemenang dan unit

    tetangganya diperbaharui bobotnya. Setiap

    neuron terkoneksi dengan neuron lain yang

    dihubungkan dengan bobot atau weight.

    Algoritma pembelajaran

    unsupervised pada Kohonen SOM daam

    pengelompokan data adalah sebagai

    berikut:

    1. Tetapkan:

    a. Jumlah Variabel

    b. Jumlah Data

    c. Jumlah Cluster

    2. Inisialisasi bobot wij , set parameter

    learning rate (), parameter tetangga,

    dan Maksimum Epoh

    3. Lakukan langkah berikut sampai

    kondisi stop bernilai false:

    Untuk setiap input vektor x, lakukan

    langkah berikut:

    a. Untuk setiap j, hitung D(j) =

    (wij xi)* (wij xi)

    b. Cari indeks j yang nilai D(j)

    adalah minimum

    c. Untuk semua unit j dengan

    spesifikasi tetangga dalam

    radius tertentu, dan untuk setiap

    i: wij(new) = wij(old) + (xi-

    wij(old))

    d. Update learning rate setiap 1

    epoh, dimana setiap epoh

    terdiri dari n data yang pada

    setiap perhitungan data akan

    diperbaharui bobotnya.

    e. Kurangi radius ke-tetangga-an

    pada waktu tertentu

    f. Test Kondisi berhenti

    Arsitektur JST Kohonen SOM

    Masalah

    Mengklasifikasikan kedelai lokal

    berdasarkan ukuran fisik menggunakan

    Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma

    Kohonen SOM.

  • Tujuan Penelitian

    - Melakukan pengklasifikasian kedelai

    berdasarkan ukuran fisik.

    - Memudahkan produsen produk olahan

    kedelai untuk mengklasifikasikan

    kedelai yang sesuai untuk diproduksi.

    METODE PENELITIAN

    Metodologi penelitian dilakukan

    dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Literatur , yaitu suatu studi yang

    dilakukan untuk memperkuat

    dasar-dasar teori dan pengetahuan.

    Pendalaman materi bisa melalui

    jurnal, buku-buku maupun media

    internet.

    2. Pengumpulan Data, data yang

    dikumpulkan yaitu sample biji

    kedelai yang diambil dari beberapa

    pedagang pasar secara acak.

    3. Identifikasi masalah,

    pengidentifikasian masalah

    dilakukan setelah mendapatkan

    data kedelai yang sesuai untuk

    dilakukan clustering.

    4. Pre Processing, tahap ini

    merupakan tahap normalisasi data.

    Tujuan dari normalisasi adalah agar

    jaringan syaraf apat mengenali data

    yang akan menjadi masukkan

    bobot-bobotnya. Data akan bernilai

    antara 0 sampai 1 dengan

    menggunakan rumus:

    = ( )

    ( )

    Keterangan:

    N : Data yang sudah ternormalisasi

    D : Data yang akan dinormalisasi

    Dk : Data terkecil dari sekumpulan

    data

    Db :Data terbesar dari sekumpulan

    data

    5. Proses Pelatihan menggunakan

    Kohonen SOM, dalam tahap ini data-

    data yang sudah didapatkan di

    clusterkan sesuai dengan ciri

    fisiknya yaitu panjang dan lebar

    kedelai

    6. Hasil Pengklasifikasian, hasil dari

    proses pengklasifikasian adalah

    sejumlah kelompok klasifikasi data

    yang dapat digunakan sebagai

    estimasi terhadap kualitas kedelai

    berdasarkan ukuran fisik.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    - Objek penelitian : Kedelai

    - Metode yang digunakan : Jaringan Syaraf

    Tiruan dengan Algoritma Kohonen SOM.

    - Bahasa Pemrograman : Java

    Detail data yang akan dilakukan pelatihan:

    Jumlah data : 20

    Jumlah Variabel Input : 2

    Jumlah Cluster yang diinginkan : 2

    Bobot awal = random

    Learning Rate () : 0.8

  • Update Learnig Rate ((baru)) : 0.5 *

    (lama)

    Berikut adalah sampel data 20 butir kedelai

    yang akan dilakukan pelatihan dengan 2

    variabel input yaitu panjang (X1) dan lebar

    (X2):

    Tabel 1. Data Pelatihan

    NO. Variabel Input

    X1 (mm) X2 (mm)

    1 5.5 3.1

    2 5.9 2.3

    3 6.2 4.3

    4 3.5 1.8

    5 6.5 3.5

    6 7.2 4.3

    7 3.1 2.2

    8 6.9 3.3

    9 6.2 4.0

    10 5.7 3.4

    11 6.0 3.6

    12 4.9 2.1

    13 3.7 2.2

    14 6.7 5.2

    15 7.7 5.1

    16 6.2 3.1

    17 3.7 2.4

    18 6.8 4.9

    19 5.7 4.8

    20 7.9 4.7

    Berikut adalah tabel hasil normalisasi data:

    NO. Variabel Input

    X1 (mm) X2 (mm)

    1 0.50 0.38

    2 0.58 0.15

    3 0.65 0.74

    4 0.08 0.00

    5 0.71 0.50

    6 0.85 0.74

    7 0.00 0.12

    8 0.79 044

    9 0.65 0.65

    10 0.54 0.47

    11 0.60 0.53

    12 0.38 0.09

    13 0.13 0.12

    14 0.75 1.00

    15 0.96 0.97

    16 0.65 0.38

    17 0.13 0.18

    18 0.77 0.91

    19 0.54 0.88

    20 1.00 0.85

    Berdasarkan input data normalisasi pada tabel

    diatas kemudian dilakukan pelatihan jaringan

    dengan maksimum 10 epoh dan 100 epoh

    menggunakan program Java. Berikut adalah

    tampilan awal program yang memungkinkan

    user untuk memasukkan learning rate, banyak

    cluster yang diinginkan, maksimum epoh, dan

    random untuk inisialisasi bobot awal

    Hasil klasifikasi data 20 kedelai dengan

    maksimum epoh: 10, learning rate: 0.8,

  • jumlah cluster: 2 , dan bobot awal: random

    adalah sebagai berikut :

    Hasil untuk masing-masing epoh:

    ....................................................................

    (Sampai epoh ke-10 data ke-20)

    Tabel 2. Hasil klasifikasi dari masing-masing data

    input dengan maksimum 10 epoh dinyatakan

    dengan indeks 0 untuk cluster 1 dan indeks 1 untuk

    cluster 2

    No.

    Variabel Input Pengelompokan

    X1(mm) X2(mm) Cluster

    1

    Cluster

    2

    1 0.50 0.38 *

    2 0.58 0.15 *

    3 0.65 0.74 *

    4 0.08 0.00 *

    5 0.71 0.50 *

    6 0.85 0.74 *

    7 0.00 0.12 *

    8 0.79 044 *

    9 0.65 0.65 *

    10 0.54 0.47 *

    11 0.60 0.53 *

    12 0.38 0.09 *

    13 0.13 0.12 *

    14 0.75 1.00 *

    15 0.96 0.97 *

    16 0.65 0.38 *

    17 0.13 0.18 *

    18 0.77 0.91 *

    19 0.54 0.88 *

    20 1.00 0.85 *

  • Tabel 3. Hasil klasifikasi dari masing-

    masing data input dengan maksimum 100

    epoh, learning rate: 0.8, jumlah cluster: 2 ,

    dan bobot awal: random adalah sebagai

    berikut:

    Dari tabel 2 dan tabel 3 diatas dapat dilihat

    bahwa hasil pelatihan dengan 10 dan 100

    epoh menghasilkan cluster dengan anggota

    yang konsisten.

    KESIMPULAN

    Dari penelitian yang telah dilakukan maka

    dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Jaringan Syaraf Tiruan algoritma

    Kohonen SOM dapat diterapkan

    dalam aplikasi pengklasifikasian

    kedelai lokal untuk mendapatkan

    kualitas kedelai yang tepat untuk

    para produsen industri kedelai.

    2. Hasil pelatihan dengan maksimum

    10 epoh dan 100 epoh

    menghasilkan cluster dengan

    anggota yang konsisten.

    3. Hasil dari pengklasifikasian kedelai

    menjadi 2 cluster didapatkan hasil

    kedelai dari cluster pertama

    sebanyak 7 butir dan cluster kedua

    13 butir.

    4. Dari pelatihan yang telah dilakukan

    anggota yang masuk ke dalam

    cluster pertama adalah :

    Variabel Input

    X1(mm) X2(mm)

    5.5 3.1

    5.9 2.3

    3.5 1.8

    3.1 2.2

    4.9 2.1

    3.7 2.2

    3.7 2.4

    Anggota yang masuk ke dalam

    cluster kedua :

    Variabel Input

    X1(mm) X2(mm)

    6.2 4.3

    6.5 3.5

    7.2 4.3

    6.9 3.3

    6.2 4.0

    5.7 3.4

    6.0 3.6

    6.7 5.2

    7.7 5.1

    6.2 3.1

    NO.

    Variabel Input Pengelompokan

    X1

    (mm)

    X2

    (mm)

    Cluster

    1

    Cluster 2

    1 0.50 0.38 *

    2 0.58 0.15 *

    3 0.65 0.74 *

    4 0.08 0.00 *

    5 0.71 0.50 *

    6 0.85 0.74 *

    7 0.00 0.12 *

    8 0.79 044 *

    9 0.65 0.65 *

    10 0.54 0.47 *

    11 0.60 0.53 *

    12 0.38 0.09 *

    13 0.13 0.12 *

    14 0.75 1.00 *

    15 0.96 0.97 *

    16 0.65 0.38 *

    17 0.13 0.18 *

    18 0.77 0.91 *

    19 0.54 0.88 *

    20 1.00 0.85 *

  • 6.8 4.9

    5.7 4.8

    7.9 4.7

    Dari tabel tersebut dapat

    disimpulkan bahwa cluster kedua

    memiliki data dengan ukuran lebih

    besar dibanding cluster yang

    pertama, maka kedelai yang

    direkomendasikan adalah kedelai

    yang ada pada cluster 2.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustina, Silvi, dkk, Clustering

    Kualitas Beras Berdasarkan Ciri

    Fisik Menggunakan Metode K-

    means, Universitas Brawijaya

    Malang

    Wiharto, 2013, Kohonen Self-

    Organizing Maps, Surakarta: UNS