file · web viewtitle : mr. math genius. author : kenamgil. genre :

78
Title : Mr. Math Genius Author : KeNamGiL Genre : friendship? comedy? absurd…… >,<

Upload: dinhliem

Post on 31-Jan-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Title : Mr. Math Genius

Author : KeNamGiL

Genre : friendship? comedy? absurd >,

p/p/pp /ppIf people do not believe that mathematics is simple, it is only because they do not realize how complicated life is. ( Jon Luis von Neumman )/pp/p /pp/pIn the classroom/pp*Shim Oh Youngs POV/ppLagi-lagi aku terdiam lama aku termangu setelah membaca rentetan soal di mejaku. Tiba-tiba/ppBRUKKK!!!!!!!!!!/ppDiktat Matematika setebal kamus Oxford milik Kim seonsaengnim, guru Matematika paling killer se-Korea Selatan, mendarat tepat di atas lembar soal yang dari tadi hanya kupandangi, membuyarkan film pendek yang sedang terputar di kepalaku. Hah, film pendek?! Bukan yadong lo./ppShim Oh Young! Kenapa melamun hah?! Cepat maju, kerjakan soal di papan tulis!!!! bentak guru killer-ku yang satu ini, membuat lututku lemas seketika./ppAku berjalan dengan lunglai menuju papan tulis diiringi seringai teman-teman yang mulai berbisik-bisik, dasar babo dasar babo/ppAku bukannya BABO!!! Kalau aku babo, aku tidak mungkin menduduki peringkat pertama di kelas selama 2 tahun berturut-turut!!!! teriakku dalam hati yang hanya bisa menoleh dan melemparkan (*oops, author tangkap!) death glare pada mereka semua sambil mengepalkan tangan./ppKutatap rentetan angka di papan tulis dengan termangu, di otakku, aku sudah menemukan jawabannya, tapi ada hal lain yang sangat menggangguku, yang membuatku tidak bisa menggerakkan kapur (*wew, jaman smartboard masih pake kapur?) untuk mengerjakan soal sialan itu!/ppKRIIIIIIIIIIIIIIIING!!!!!!!!!!!! /ppSaved by the bell! Siapapun petugas pemencet bel penyelamat itu, aku berhutang nyawa! Hahaha. gumamku dalam hati, tak harus mengerjakan soal cerita yang sungguh menyiksa batin. (*hadew)/ppTapi tetap saja, Kim seonsaengim tidak mau melepaskanku. Setelah semuanya berhamburan keluar, perlahan guru killer yang sebenarnya sangat kukagumi itu mendekatiku./ppOhyoung ah, Bapak tidak habis pikir. Kenapa kau selalu saja gugup menghadapi soal cerita. Sebenarnya apa yang kau pikirkan? tanya beliau dengan nada cemas./ppAh, Choesonghamnida, itu karena aku, aku hanya bisa menjawab pertanyaan Kim seonsaengnim dengan terbata-bata, mengingat jawaban sesungguhnya yang pasti terdengar tidak rasional./ppNe, sudahlah. Kau harus menemukan cara untuk mengatasinya, kalau tidak, pupuslah harapan Shinil High School untuk meraih medali emas tahun ini. Arra? /ppNe, arasseo, aragesseumida Kim seonsaengnim, jawabku cepat sambil mengangguk berkali-kali./ppAku terima-terima saja perlakuan Kim seonsaengnim yang sedikit lebih keras padaku ketimbang murid-murid lain karena aku memang babo, ah, ani! Kurasa, karena beliau sangat berharap padaku. (*geer kali kau Ohyoung! Bruukkk! Author ditimpuk diktat Matematika!)/pp /ppAfter school, Math Club Basecamp/pp*Lee Dong Haes POV/ppAku mondar-mandir seperti setrikaan di depan pintu base camp, menunggu junior-ku di kelas 2 yang lagi-lagi datang terlambat. Beberapa menit kemudian./ppAahh, mianhae oppa, mianhae, aku terlambat lagi, jawab Ohyoung dengan nafas yang masih terengah-engah./ppNe, Young ah, kau dapat masalah lagi di kelas? tanyaku geli melihat yeoja berambut cepak seleher yang masih berusaha mengatur nafasnya itu. /ppNe, Kim seonsaengnim lagi-lagi memarahiku oppa, jawabnya dengan muka menggerutu./ppSudahlah, cepat masuk! Yang lain sudah menunggumu, kataku sambil mengusap kepalanya dan eittss, apa itu tadi? Aku menangkap ekspresi wajahnya berubah seketika, pipinya semerah kue cucur (*emang di Korea ada kue cucur? Emang kue cucur merah?), ralat, semerah apapun yang berwarna merah. Wkwkwkw. (*author cubit pipi Donghae! Plak!)/ppSesaat kemudian, setelah semua anggota Club yang hanya bersepuluh sudah berkumpul, aku pun mulai membuka rapat./ppJadi bagaimana? Olimpiade Matematika antarSMA se-Seoul tahun ini, siapa yang akan berpartisipasi? tanyaku membuka diskusi./ppHening. Tidak ada jawaban./ppEh, kenapa kalian diam saja? tanyaku heran melihat dongsaeng-ku yang hanya saling memandang./ppBukan begitu hyung, kata salah satu namja anggota club bernama Yesung yang bermata kucing./ppLawan kita tidak bisa dianggap enteng. Mereka adalah Leeteuk, Siwon dan Heechul, trio TeukWonChul dari Seoul High School yang terkenal sadis dan tak kenal ampun dalam melahap soal dan sudah memenangkan medali emas 2 kali berturut-turut! kata Yesung mendramatisir./ppYesung ya, bukannya aku tidak tau hal itu! Tapi apa kita akan diam saja? Jadi siapa kali ini yang mau berpartisipasi? tanyaku dengan nada mendesak./ppSemua anggota mundur teratur kecuali Ohyoung yang celingak-celinguk melihat teman-temannya kabur. Sudah terlambat untuk menghindar./ppKau, Shim Oh Young! Kau akan ikut lagi tahun ini! Arra? Semuanya setuju? tanyaku retoris pada semua anggota yang langsung disambut ribuan jempol (*minjem jempol siapa?) dan tepuk tangan meriah tanda setuju. (*ketua Club yang aneh Plak! Author ditimpuk Donghae, rela^^)/ppShim Oh Young yang tidak siap dengan kehormatan yang kini diberikan padanya itu terlihat miserable dengan mulut menganga/ppNe, arasseo oppa. Tapi, aku rasa kita perlu memikirkan strategi baru! jawab yeoja bermata bulat itu menambahkan./ppStrategi baru seperti apa maksudmu? tanyaku pada Ohyoung./ppUntuk menghadapi trio TeukWonChul itu, kurasa sudah saatnya kita, ucapannya menggantung./ppMwo? Katakan Young ah, tanyaku diikuti dengan tatapan interogatif dari semua anggota club./ppSuasana menjadi tegang./ppAahh, jangan-jangan, kau mau bilang kalau, kata yeoja salah satu anggota club yang duduk di sebelah Ohyoung dengan senyum absurd-nya./ppMwo? Katakan, apa kau tau? tanyaku menebak-nebak jika yeodongsaeng-ku yang satu ini psychic!/ppKau mau melibatkan, namja dari kelas 2C yang misterius nan tampan sekaligus agak autis itu?!/ppOhyoung yang ditanya hanya bisa meringis dan mengangguk pelan tanda mengiyakan./ppMaksudmu, Cho Kyu Hyun? Dari kelas C? tanyaku penasaran./ppNe, jawabnya yakin dengan mata yang berbinar seperti telah menemukan harta karun. (?)/ppMendengar jawaban itu entah kenapa aku merasa sedikit sebal/ppNe, aku tau Kyuhyun memang terkenal seantero sekolah sebagai jenius Matematika, tapi kurasa kita semua juga tau, dia sama sekali tidak pernah mau diikutkan dalam perlombaan apapun. Boro-boro ikut lomba, menginjakkan kaki di club ini saja tidak mau, kataku berusaha obyektif./ppNe, oppa. Tapi kalau kita mau menang, kita harus bisa membujuknya. Sudah saatnya kita merekrut anak bernama Cho Kyu Hyun itu! jawabnya dengan semangat 45. (?)/ppHening sejenak sebelum aku membuka suara./ppArra, tapi bagaimana caranya? tanyaku lagi, tak memecahkan persoalan. /ppSerahkan padaku oppa, aku akan melakukan apapun agar kita bisa menang tahun ini, apapun! jawab Ohyoung dengan penekanan pada tiap katanya./ppMendengar jawaban itu lagi-lagi aku merasa lebih sebal/ppOkay, itu bisa diatur nanti. Sekarang kita membutuhkan 1 participant lagi. Nugu? tanyaku lagi./ppKali ini dongsaeng-dongsaeng-ku yang biasanya bersikap manis ini menujukan tatapan evil mereka padaku. Whhoooaaa.. apa aku benar-benar terlihat tampan saat sedang memimpin rapat? (*gubrak)/ppApa-apa-an kalian! Berani menatapku seperti itu?! kataku murka./ppKini mereka hanya bisa tertunduk dengan wajah tertekuk seperti roti penekuk, oops pancake? Oh well, whatever. Hening sejenak sebelum aku mengeluarkan maklumat./ppEhem, ehem, Arra, kataku sambil menyibakkan poni. (*author ngiler sampe Subuh >,,< Save me! Save me!

Rapat yang absurd ini pun sudah berakhir dengan keputusan yang tak kalah absurd. (?)

Ohyoung membuka kunci stang sepedanya hendak pulang.

Young ah, hari sudah mulai gelap. Kau pulanglah bersamaku, arra? kataku sambil mengangkat dan menggoyangkan kunci mobilku. (*bisa bayanginnya kan?)

Anio, aku pulang sendiri saja oppa. Gomawo, katanya sambil membungkukkan badan dan berbalik hendak mengayuh sepedanya ketika tiba-tiba dia berhenti dan berbalik menatapku.

Oppa, apa kau yakin kita bisa menang kali ini? tanyanya dengan nada cemas.

Apa kau tidak? jawabku cepat berusaha menyembunyikan perasaanku yang tak kalah cemas.

Ahh Ne. Annyeong! katanya sambil melambaikan tangan dan berbalik mengayuh sepedanya menjauh. Sekali lagi aku harus melihatnya pergi meninggalkanku sendiri.

The next day, during the break time, on the schools rooftop

*Shim Oh Youngs POV

Kyuhyun, Kyuhyun, Kyuhyun, seperti apa kau sebenarnya? Apa benar kau memang agak autis? (*author ditimpuk semua Sparkyu!) Apa kau semisterius itu sehingga tidak ada yang berhasil mendekatimu? pertanyaan demi pertanyaan bertubi-tubi menghampiri benakku yang sudah sepanjang jam istirahat ini berkeliling sekolah mencari sosok namja yang menjadi TO (target operation) ku kali ini.

Satu-satunya bagian sekolah yang belum terjamah adalah ruang kosong di atap sekolah. Merasa tidak ada pilihan lain, aku pun menuju tempat itu. Voilla! Dan benar saja, di sanalah sosok namja yang kata kebanyakan murid perempuan di sini, tampan dan rupawan itu. Huuffth, aku semakin penasaran!

Aku perlahan menghampiri namja yang sedang asik duduk dengan tampang serius dan manyun (?) bersandar di pojokan lengkap dengan PSP abadinya dengan volume yang sengaja tidak dikecilkan karena memang tidak ada orang di sekitar situ.

Ehemm, permisi, annyeonghaseyo, sapaku seramah dan sepelan mungkin.

Malang. Yang disapa sama sekali tak menghiraukan.

Aku tak lantas menyerah begitu saja. Kusapa lagi dia, kali ini lebih keras.

Annyeonghaseyo, Shim Oh Young imnida dari kelas 2A, kau Cho Kyu Hyun kan?!

Masih tidak ada jawaban. Dia malah semakin serius dengan PSP-nya!

Dalam hatiku aku sudah mengumpat habis-habisan tapi aku tetap fokus pada tujuan awal: menjerat Mr. Math Genius ini! (?)

Dasar bocah BABO! Kau ini TULI atau memang autis hah???!!! rasanya ingin kusemprot mukanya yang manyun itu dengan kata-kataku ini tapi kuurungkan niatku. Aku masih membutuhkannya.

Yaaak! Cho Kyuhyun.! kali ini aku sediki