ciri dan cara kerja ilmu

Upload: yoga-teguh-guntara

Post on 19-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zgsgds

TRANSCRIPT

  • Cara kerja IlmuCiri Ilmu: Sistematik, Metodologis dan IntersabjektifCara Kerja Ilmu: Ilmu empiris, ilmu-ilmu dedukktif dan ilmu Kemanusiaan.Metode Ilmu secara Umum: Koleksi, Observasi, seleksi, klaksifikasi, interpretasi, generalisasi, hipotesa, verifikasi, evaluasi, perumusa teori dan hukum atau dalil.

  • Cara kerja IlmuNetralitas ilmu: Ilmu itu sendiri bersifat netral tidak mengenal baik atau buruk, dan si pemilik pengetahuan itulah yang mempunyai sikap.Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan melestarikan hasil-hasil yang dicapai manusia sebelumnya.Dikatakan oleh Einstein, bahwa ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta apapun juga teori yang disusun diantara mereka

  • Cara kerja Ilmu DeduktifProses Ilmu: Pengalaman, observasi, pembentuksn konsep, proposisi, verifikasi, pembentukan teori

    Ilmu deduktif: Ilmu yang dihasilkan dari penalaran/pemikiran/penyimpulan logis dari analog atau analisis dari teori/konsep/fakta yang sudah ada sebelumnya terhadap fakta kemudian/temuan.Metode Ilmu deduktif: Koleksi, seleksi, klaksifikasi, interpretasi, analisa, perumusan teori dan hukum atau dalil.

  • Cara kerja Ilmu Deduktiflmu Deduktif adalah ilmu yang diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasarkan atas pengalaman seperti halnya terdapat di dalam ilmu-ilmu empirik, melainkan didasarkan atas dasar deduksi-deduksi (= penjabaran-penjabaran).

    Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, proses pengerjaan matematika harus bersifat deduktif. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.

    Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi ( Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S. Poerwadarminta, Balai Pustaka 2006)

  • Konsep, dan Paradigma Keperawatan.

    Poerwanto P ( 1997 ) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia

  • 1. Konsep Manusia .

    Manusia bertindak sebagai klien yang merupakan mahluk biopsikososial dan spiritual yang memilki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangannya masing-masing. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu, keluarga, kelompok dan komunitas dalam suatu system. Konsep manusia dalam paradigma keperatan adalah manusia sebagai system, dimana manusia terdiri dari komponen subsistem yang telah membentuk suatu system. System tersebut dapat meliputi sistemterbuka, system adaptif dan system personal, interpersonal dan social yang secara umum dapat dikatakan sebagai mahluk holistic ( utuh ).

  • Sebagai system terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik fisik, psikologis, social maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. System adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada dilingkungannya yang selalu akan menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptif. Sebagai system personal, interpersonal dan social, manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama, juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah kesehatan.

  • 2. Konsep Lingkungan

    Memandang bahwa lingkungan fisik, psikologis,social budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkan sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

  • 3. Konsep Sehat-Sakit

    Komponen ini memandang bahwa keperawatan adalah bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit. Berdasarkan rentang sehat-sakit tersebut, maka paradigma keperawatan yang akan diberikan selama rentang sehat dan sakit tersebut, apakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit atau sakit kronis, sehingga akan diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status kesehatannya. Rentang sakit sapat digambarkan mulai dari setengah sakit, sakit, sakit kronis dan berakhir dengan kematian.

  • Sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai sehat normal,sehat sekali dan sejahtera sebagi status sehat yang paling tinggi. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas. Sehat menurut WHO adalah keadaan utuh secara fisik, jasmni, mental, dan sosial dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan kelemahan. Menurut UU No. 23/1992 sehat adalah keadaan sejahtera badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

  • Jadi sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Sedangkan sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian serta terganggunya proses penyesuain diri manusia.

  • 4. Konsep Keperawatan.

    Merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga kelompok atau masyarakat dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian paradigma dalam konsep keperawatan memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak atau dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.

  • Cara kerja Ilmu InduktifPengertian: ilmu-ilmu induktif adalah ilmu-ilmu yang dihasilkan dari pengamatan, percobaan/eksperimen dan penemuan/kesimpulan dari fenomena-fenomena yang khusus/spesifik dengan memperhatikan persamaan prinsip/azas ditarik kesimpulan yang berlaku umum untuk semua kejadian yang diamati.Contoh: ilmu-ilmu alam, kemanusiaan dan ilmu-ilmu sosial

  • Cara kerja Ilmu InduktifMetode Ilmu Empiris: Koleksi, Observasi, seleksi, klaksifikasi, interpretasi, generalisasi, hipotesa, verifikasi, evaluasi, perumusan teori dan hukum atau dalil. Metode Ilmu deduktif: Koleksi, seleksi, klaksifikasi, interpretasi, analisa, perumusan teori dan hukum atau dalil. Siklus Ilmu empiris: Obserasi, induksi, deduksi, kajian (eksperimen) dan evaluasiObservasi : didaftar, diidentifikasi, diverifikasi, diinterpretasi dan diklasifikasi inilah bahan2 objektif fakta

  • Cara kerja Ilmu InduktifFakta-fakta dirumuskan menjadi proposisi, proposisi2 disimpulkan menjadi pernyatan umum (induksi)Pernyataan umum (induksi) yang sudah berulang kali dibuktikan dengan pengujian dan observasi selanjutnya maka menjadi hukum (pernyataan deduksi)Deduksi dapat menampung hal-hal yang khusus dan kemudian dikaji dan diobservasi lagi akan mendapatkan verifikasi atau falsifikasi empirik teoriTeori kemudian dievaluasi secara induksi dan deduksi

  • Cara kerja Ilmu InduktifIlmu2 induktif menggunakan teori kebenaran korespondensi, karena itu dia terukur melalui panca indraKebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual.Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu pernyataan (statement), persesuaian (agreement), situasi (situation),kenyataan (realitas) dan putusan (judgement). Kebenaran adalah fidelity to objective reality. Atau dengan bahasa latinnya: edaequatiointelectuset rei (kesesesuaian pikiran dengan kenyataan)Teori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya Plato, Aristoteles dan Moore. Dikembangkan lebih lanjut oleh Ibnu Sina, Thomas Aquinas diabad skolastik, serta oleh Bertrand Russel pada abad Modern.Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespondensi ini.

  • Langkah kerja ilmu InduktifContoh ilmu kedokteran1. Pengamatan terhadap fenomena-fenomena: tingginya kematian bayi 2. Mengumpulkan data-data sebanyak mungkin 3. Mncoba merumuskan hipotesa4. Pemeriksaan terhadap hipotesa-hipotesa5. Pengujiaan terhadap hipoesa-hipotesa6. Berguguran hipotesa2, sampai tinggal hanya satu hipotesa yang berkoresponden.7. Pengujian lagi sampai didapat kesimpulan terakir8. Dihasilkan teori/hukum/postulat

  • Ilmu HumanioraHumaniora merupakan studi yang memusatkan perhartiannya pada kehidupan manusia, menekankan unsur kreativitas, kebaharuan, orisinalitas, keunikan, Humaniora berusaha mencari makna dan nilai, sehingga bersifat normatif. Dalam bidang humaniora rasionalitas tidak hanya dipahami sebagai pemikiran tentang suatu objek atas dasar dalili-dalil akal, tetapi juga hal-hal yang bersifat imajinatif.Humanities sebagai sekelompok ilmu pengetahuan mencakup: bahasa, baik bahasa modern maupun klasik: linguistik: kesusastraan: sejarah, kritisisme, teori dan praktek seni, dan semua aspek ilmu-ilmu sosial yang memiliki isi humanistic dan menggunakan metode humanistic.

  • Ilmu HumanioraBidang humaniora yang menjadikan manusia (humanus) lebih manusiawi (humanior) itu, pada mulanya adalah trivium yang terdiri atas gramatika, logika, dan retorika. Gramatika (tata bahasa) bermaksud membentuk manusia terdidik yang menguasai sarana komunikasi secara baik. Logika bertujuan untuk membentuk manusia terdidik agar dapat menyampaikan sesuatu sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti dan masuk akal. Retorika bertujuan untuk membentuk manusia terdidik agar mampu merasakan perasaan dan kebutuhan pendengar, dan mampu menyesuaikan diri dan uraian dengan perasaan dan kebutuhan.

  • Ilmu HumanioraKemudian dari Trivium berkembang ke quadrivium yaitu: geeometri, aritmatika, musik (teori akustik), dan astronomi. Seorang mahasiswa harus memiliki kematangan baik intelektual maupun emosional, agar dapat menempuh studi akademis. Kematangan itu adalah kemampuan bernalar dan bertutur yang telah terbentuk. Mahasiswa yang siap mulai studi di perguruan tinggi adalah dia yang dapat mengendalikan nalar, yaitu dia yang kritis.Seorang yang kritis adalah seorang yang, antara lain, mampu membedakan macam-macam pengertian dan konsep, sanggup menilai kesimpulan-kesimpulan tanpa terbawa perasaan.

  • Ilmu HumanioraJ.Habermas menunjukkan lima ciri ilmu humaniora yang diletakkan dalam kategori hitoris-hermeneutis sebagai berikut. Pertama, jalan untuk mendekati kenyataan melalui pemahaman arti.Kedua, ujian terhadap salah benarnya pemahaman tersebut dilakukan melalui interpretasi . Interpretasi yang benar akan meningkatkan intersubjektivitas, sedang interpretasi yang salah akan mendatangkan sanksi (misal: senyum basabasi yang diinterpretasikan jatuh cinta).

  • Ilmu HumanioraKetiga, pemahaman hermeneutis selalu merupakan pemahaman berdasarkan pra-pengertian. Pemahaman situasi orang lain hanya mungkin tercapai melalui pemahaman atas situasi diri sendiri terlebih dahulu. Pemahaman terjadi apabila tercipta komunikasi antara kedua situasi tersebut. Keempat, komunikasi tersebut akan menjadi semakin intensif apabila situasi yang hendak dipahami oleh pihak yang hendak memahaminya diaplikasikan kepada dirinya sendiri. Kelima, kepentingan yang ada disini adalah kepentingan untuk mempertahankan dan memperluas intersubjektivitas dalam komunikasi yang dijamin dan diawasi oleh pengakuan umum tentang kewajiban yang harus ditaati.

    **************