chomsky and halle

29
MAKALAH TEORI LINGUISTIK I “TEORI FITUR PEMBEDA CHOMSKY DAN HALLE” Dosen Pengampu: Prof. Dr. H.D. Edi Subroto Disusun oleh: AJI ADHITYA ARDANARESWARI (S111302001) MUHAMMAD ARI KUNTO (S111302005) REFFIDYA AMI H (S111302006) RESTI ASTUTI (S111302007) SEPTI PURWANITA (S111302008) MINAT UTAMA LINGUISTIK DESKRIPTIF PROGRAM STUDI LINGUISTIK

Upload: aji-adhitya-ardanareswari

Post on 10-Dec-2014

137 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

linguistics

TRANSCRIPT

Page 1: Chomsky and Halle

MAKALAH

TEORI LINGUISTIK I

“TEORI FITUR PEMBEDA CHOMSKY DAN HALLE”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H.D. Edi Subroto

Disusun oleh:

AJI ADHITYA ARDANARESWARI (S111302001)

MUHAMMAD ARI KUNTO (S111302005)

REFFIDYA AMI H (S111302006)

RESTI ASTUTI (S111302007)

SEPTI PURWANITA (S111302008)

MINAT UTAMA LINGUISTIK DESKRIPTIF

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Page 2: Chomsky and Halle

2.4 Fitur Distingtif Chomsky dan Halle (1975: 42)

Fitur Pembeda disajikan dalam Bab VII pada Pola Bunyi Bahasa Inggris

atau The Sound Pattern of English (SPE), meskipun berdasarkan pada sebagian

besar karya Jakobson, Fant dan Halle (1952) dan Jakobson dan Halle (1956),

mengungkapkan sejumlah modifikasi. Modifikasi ini dapat ditemukan baik dalam

serangkaian fitur pembeda tertentu yang digunakan untuk menangkap kontras dan

konseptualisasi fitur ini.

Sementara penekanan Jakobson adalah pada menangkap semua

kemungkinan kontras fonologis bahasa melalui fitur nya, Chomsky dan Halle

(1968) secara eksplisit membedakan dua fungsi fitur mereka. Di satu sisi, ciri khas

dirancang, seperti fitur Jakobson, untuk menangkap kontras fonologis bahasa. Di

sisi lain, mereka dirancang untuk menggambarkan isi fonetik segmen yang

diperoleh aturan fonologi, serta segmen yang mendasarinya. Perbedaan ini,

dengan Chomsky dan Halle tampak juga pada komposisi fitur noncontrastive

segmen yang diturunkan, akan menjadi jelas sebagai modifikasi yang mereka

usulkan pada bagian fitur khas yang ditunjukkan.

2.4.1. FITUR KELAS UTAMA

Seperti yang ditunjukkan dalam 2.3.3.1 (hal 33) fitur Jakobsonian

konsonan dan Vokal mendefinisikan empat kelas utama segmen: True Consonant,

Vokal, Liquids, dan Glides (meluncur). Tambahan pula, fitur ini mengungkapkan

kesamaan tertentu antara kelas-kelas utama: true consonant dan liquids yang [+

cons], true consonant dan glides adalah [-voc], vokal dan liquids yang [+ voc],

dan vokal dan glides adalah [-cons]. Spesifikasi fitur ini memprediksi bahwa

segmen akan mengelompokkan hanya dalam cara ini, misalnya, bahwa true

consonant dan liquids akan tunduk pada aturan fonologis tertentu sedang vokal

dan glides tidak termasuk golongan itu.

Namun demikian, masalah serius dengan fitur ini, seperti yang

ditunjukkan oleh Chomsky dan Halle (1968). Sementara fitur biner konsonantal

dan Vokalic menyediakan cara membagi hubungan antara kelas segmen dalam

1

Page 3: Chomsky and Halle

dua kelompok, tidak ada cara terang-terangan ke grup tiga kelas bersama-sama

sebagai lawan keempat. Pada kenyataannya, pengelompokan paling natural dari

empat kelas utama barangkali antara true consonant, liquids, dan glides di satu

pihak dan vokal di pihak lain. Hal itu, sifat fonologis harus sering dinyatakan

dalam istilah vokal dan nonvokal, seperti ketika seseorang menggambarkan

struktur kata umum bahasa sebagai CVCV (konsonan-vokal-konsonan-vokal).

Dalam formula tersebut C dapat untuk true consonant, liquids, atau glides.

Konsonan ini memiliki kesamaan umum bahwa mereka biasanya bukan suku kata

(nonsyllabic). Segmen akan dipandang sebagai syllabic merupakan inti atau puncak suku kata (lihat 6.1.1.1). Bisa liquids, tentu

menjadi syllabic, seperti konsonan nasal, seperti akan kita lihat. glides, di sisi lain, ketika mereka "berubah" syllabic, menjadi vokal.

Sebaliknya vokal, selalu syllabic. Jadi salah satu upaya untuk menyatakan kendala

CVCV pada struktur kata dalam bahasa, perlu menggunakan disjungsi dari jenis

berikut (di mana tanda kurung mengindikasikan bahwa salah satu dari fitur-fitur

tertentu atau yang lain untuk menerapkan):

[+cons] [-cons] [+cons] [-cons]

[-voc] [+voc] [-voc] [+voc]

Karena kelas nonvowel didefinisikan sebagai segmen [+cons] atau [-

voc], perlu menggunakan disjungsi (pemisahan) untuk mengungkapkan CVCV

kendala struktur kata di atas. Namun, dengan demikian, generalisasi yang tidak

terjawab adalah bahwa setiap segmen lain adalah puncak suku kata (syllabic).

Setiap urutan CV mendefinisikan sebuah syllabic dalam bahasa ini. Oleh karena

itu tidak bisa menjadi kasus yang kedua C dan V syllabic. Sebaliknya, jika fitur

baru suku kata yang diganti untuk ciri yang lama yaitu vocalic, ini kendala

struktur kata dapat dinyatakan jauh lebih memuaskan sebagai berikut:

[-syll] [+syll] [-syll] [+syll]

Setelah memberikan bukti bahwa bahasa umumnya mengelompokkan

segmen menjadi vokal dan nonvokal, Chomsky dan Halle (1968: 354)

mengusulkan, setelah Milner dan Bailey, bahwa fitur syllabic menggantikan fitur

Vokalic. [+ syllabic] segmen syllabic dengan demikian menyatakan suatu puncak

syllabic, yaitu, vokal, syllabic liquids, dan syllabic nasals (lihat tabel 2.3), semua

segmen yang tersisa dikatakan [-syllabic]/ nonsyllabic.

2

Page 4: Chomsky and Halle

Sementara fitur baru ini memungkinkan pengelompokan true consonants,

(non-syllabic) liquids, dan glides, sebagai lawan vokal, tidak ada fitur yang

memungkinkan pengelompokan vokal, liquids, dan glides, sebagai lawan true

consonants. Dalam pengelompokan seperti itu dicoba menggunakan fitur

konsonan dan Vokal, dari pemisah yang lain dikehendaki, yaitu:

[-cons]

[+voc]

Vokal, liquids, dan glides memiliki kesamaan glotis yaitu [+voice].

Vokal tak bersuara, liquids, dan glides yang dibuktikan dalam bahasa tetapi relatif

jarang. Sebaliknya, konsonan nasal, seperti halnya konsonan oral,

dispesifikasi/ciri [+cons, -voc], juga memiliki ciri [+ voice] dengan melihat

keadaan glotisnya. Nasal tak bersuara memang ada, tapi sekali lagi mereka relatif

jarang. Diperlukan fitur yang akan mengelompokkan menjadi vokal, liquids,

glides, dan nasal bersama-sama. Untuk mengelompokkan segmen ini bersama-

sama, Chomsky dan Halle (1968: 302) mengusulkan sonorant fitur: vokal, liquids,

glides, dan nasal adalah [+ sonorant], yang didefinisikan sebagai alur aliran udara

yang relatif bebas (tidak ada hambatan) bisa melalui mulut atau melalui hidung ;

true consonants non-nasal, yang disebut hambat/ obstruent (yaitu stops, bunyi

afrikat [bibir bawah menempel di bibir atas sehingga masih ada lubang dan udara

bisa keluar, missal [f]], dan frikatif [bunyi desah, misal [c], [j]), adalah [-

sonorant]. Seperti yang akan kita amati di bab berikutnya, perbedaan itu sering

digunakan untuk menggambarkan kaidah fonologi. Dengan demikian fitur Vokal

dihilangkan, dan dua fitur baru syllabic dan sonorant, bersama dengan

Jakobsonian fitur konsonan dan Nasal, menentukan kelas utama dengan segmen

sebagai berikut:

Tabel 2.3

C V L G N Ļ Ņcons + - + - + + +syll - + - - - + +son - + + + + + +nas - - - - + - +

3

Page 5: Chomsky and Halle

Pada tabel 2.3, C dipakai untuk kelas hambat (obstruent), dan Ļ dan Ņ untuk

syllabic liquids dan nasal syllabic, masing-masing. Dua hal yang harus

diperhatikan tentang tabel ini. Pertama, sekarang dapat dilihat bahwa glides dan

vokal persis perbedannya dengan nonsilabik liquids dan syllabic dan nasal, yaitu,

G: V = L: Ļ = N: Ņ. Kedua, menurut spesifikasi fitur, liquids dan nasal hanya

berbeda dalam nasalitas (tingkat ke-nasalan-nya): liquids yang [-nasal], sementara

nasal adalah [+ nasal]. Hal ini berpotensi dapat menimbulkan masalah, karena di

atas empat fitur tidak membedakan liquids nasal (misalnya, [ĺ], [ř]) dari true nasal)

misalnya, [n]). Di sini kita memiliki kemungkinan menggunakan continuant fitur,

dibawa oleh Jakobson, dimana liquids yang [+ cont] dan nasal [- cont]. Dengan

demikian perlu dicatat bahwa meskipun Chomsky dan Halle (1968: 303) ciri

vokal tak bersuara (dan barangkali liquids bersuara, glides, dan nasal) sebagai [+

sonorant], itu lebih baik dianggap sebagai [-sonorant], yaitu sebagai hambat dalam

kasus Ļ, Ģ, dan Ņ. Ini termasuk /h/, yang Chomsky dan Halle anggap glides

bersuara dan [+ sonorant].

2.4.2 PENEMPATAN FITUR UTAMA UNTUK VOKAL DAN KONSONAN

Chomsky dan Halle (1968) mempertahankan fitur konsonantal (hal.

302), Tense (hal. 324), voice (p.326), continuant (p.317), nasal (hal. 316), dan

Strident (melengking) (hal. 329 ) dari sistem fitur sebelumnya. Dalam kasus lain

fitur baru diganti. Korelasi perkiraan antara dua sistem, yang kini kita akan bahas,

diberikan di bawah ini:

2.4.2.1 Fitur Tinggi, Back, dan Rendah

4

vokal konsonan[+high] [+diff] [-diff][+low] [+comp] [+flat][+back] [+grave] [+grave]

[-diff][+anterior] - [+diff][+coronal] - [-grave][+round] [+flat] [+flat]

Page 6: Chomsky and Halle

Fitur high, Belakang, dan rendah ciri khasnya adalah (batang) lidah (dari

pangkal hingga ujung). Mereka didefinisikan oleh Chomsky dan Halle (1968)

sebagai berikut:

Bunyi tinggi diproduksi dengan menaikkan batang lidah dari posisi netral, bunyi

nonhigh diproduksi tanpa penaikan pada badan lidah. (Hal. 304).

Bunyi belakang yang diproduksi oleh batang lidah ditarik kembali dari posisi

netral, bunyi bukan belakang diproduksi tanpa penaikan tersebut dari posisi netral.

(Hal. 395).

Bunyi rendah yang dihasilkan dengan menurunkan batang lidah dari bawah

posisi netral, bunyi tak rendah diproduksi tanpa penurunan seperti badan lidah.

(Hal. 305).

Posisi netral dari batang lidah "diasumsikan diangkat/ dinaikkan dan ke

depan, mendekati konfigurasi ditemukan pada vokal [e] dibaca [ε] dalam bahasa

Inggris “bed" (p.304). Fitur-fitur ini digunakan untuk kedua vokal dan konsonan.

Karena dalam kasus fitur Tinggi dan Rendah, tidak ada segmen yang

dapat menjadi [+high, +low] (untuk ini akan berarti bunyi yang simultan baik

diangkat dan diturunkan dari posisi netral), fitur ini mendefinisikan tiga

kemungkinan: [+high, -low], [-high, -low] dan [-high, +low]. Karena [+high]

secara otomatis menyiratkan [-low] dan [+low] menyiratkan [-high], kita bisa

merujuk pada tiga kelas sebagai [+high], [-high, -low], dan [+low]. Segmen yang

[+high] termasuk semua vokal tinggi, glides / y / dan / w /, dan palatal,

palatalized, velar, dan velarized konsonan. Dengan demikian, segmen [i, u, y, w,

č, ty, k, tш] semua [+high]. Segmen yang [-hig, -low] termasuk pertengahan vokal

dan uvulars, misalnya [e, o, q, R]. Akhirnya, segmen yang [+low] termasuk vokal

rendah, pharyngeals dan konsonan pharyngealized, dan konsonan glotal,

misalnya, [æ, a, ħ, ţ, h, ?]. Dengan demikian, fitur Diffuse dan Compact (yang

selanjutnya hanya berlaku untuk vokal dalam sistem Jakobson) digantikan oleh

fitur Tinggi dan Rendah.

Salah satu pengamatan yang menarik dalam perubahan ini adalah bahwa

justru sebaliknya klaim dibuat terkait tentang konsonan dan vokal. Dalam sistem

5

Page 7: Chomsky and Halle

fitur Jakobson, konsonan labial dan dental, dengan vokal tinggi, [+ diff],

sementara palatal dan velar konsonan, dengan vokal nonhigh, adalah [-diff].

Dalam Chomsky dan sistem fitur Halle, konsonan palatal dan velar, dengan vokal

tinggi, [+ tinggi], sedangkan konsonan labial dan dental, dengan vokal nonhigh,

adalah [tinggi]:

JAKOBSON CHOMSKY

[+diffuse] [-diffuse] [+high] [-high]

labials palatals palatals labials

dentals velars velars dentals

high V’s nonhigh V’s high V’s nonhigh V’s

Jadi ada perbedaan mendasar dalam klaim yang dibuat tentang piranti

yang sama dari konsonan dan vokal. Satu - satunya cara untuk mengatasi

perbedaan ini adalah dengan konsultasi pada bahasa di dunia untuk melihat

bagaimana pola konsonan dan vokal.

McCawey (1967) mengutip Maxakali, di mana vokal dimasukkan

sebelum suku - syops akhir, sebagai berikut [ә] sebelum [p], [a] sebelum [t], [i]

sebelum [č], dan [i] sebelum [ k]. Tampaknya ada dalam contoh ini kasus

asimilasi tinggi badan lidah (meskipun kesimpulan ini baik - didirikan, laporan McCawley tentang data Maxakali yang

jauh disederhanakan, lihat Gudschinsky, Popovich dan Popovich (1970: 82-84)). Segmen [p, t, o, a] semua [tinggi],

sedangkan segmen [č, k, i, į] semua [+ tinggi]. Fitur Tinggi tepat menangkap

kesepakatan ketinggian ini, sementara fitur diffuse membuat sebaliknya - dan

salah - prediksi bahwa vokal tinggi akan dengan [p] dan [t] dan vokal nonhigh

dengan [č] dan [k]. Dengan fitur tinggi, ini mungkin untuk menyatakan bahwa

vokal dimasukkan akan [+ tinggi] sebelum silabik - akhir [+ tinggi] dan konsonan

[tinggi] sebelum silabik - akhir [tinggi] konsonan.

Bukti lebih lanjut disediakan oleh Maran (1971: 32ff). Dalam sejarah ini

Burma, proto suku kata - urutan terakhir *ak menjadi [ek] (dan kemudian [et]).

Perubahan dari *a untuk [e] di lingkungan yang konsonan velar berikut

diperdebatkan oleh Maran menjadi kesepakatan dalam tinggi batang lidah. Fitur

6

Page 8: Chomsky and Halle

Diffuse akan memprediksi bahwa urutan proto *ap *at dan seharusnya masing-

masing menjadi, [ep] suatu [et], bukan *ak menjadi [ek]. Namun, vokal *a tetap

[a] sebelum labial dan dental (meskipun *ap melakukan perubahan [at]).

Fitur Belakang ditandai velar (proses), uvular, dan faring (proses)

konsonan maupun vokal belakang. Segmen yang [+ back] yang ditandai dengan

penarikan kembali dari batang lidah. Vokal depan, serta setiap konsonan

diproduksi di depan wilayah velar (kecuali mereka velarized atau pharyngealized),

secara otomatis [-back]. Glotal dan glottalized konsonan, termasuk [h], dianggap

[-back], karena mereka tidak melibatkan penarikan kembali batang lidah (kecuali,

tentu saja, konsonan seperti ejective [k'], yang [+ back] karena merupakan velar

yang glottalized). Di bawah ini matriks fitur distingtif menunjukkan bagaimana

fitur ini berlaku untuk vokal dan konsonan (dimana Putaran fitur membedakan

vokal bulat dari vokal takbulat):

i e æ u o כ ahigh + - - + - - -low - - + - - + +back - - - + + + +round - - - + + + -

p t č k q ħ ? ty tш ţ t’high - - + + - - - + + - -low - - - - - + + - - + +back - - - + + + - - + + -

2.4.2.2 Fitur Anterior dan Coronal

Matrix yang kedua gagal untuk menunjukkan perbedaan antara [p] dan

[t], [č] dan [ty], [k] dan [tш], [h] dan [ţ], dan [?] dan [ť]. Dalam kasus [p] dan [t],

fitur tinggi, rendah dan belakang gagal menunjukkan perbedaan antara labial dan

dental. Dari semua kasus yang lain, fitur ini gagal menunjukkan perbedaan antara

tempat artikulasi primer dari tempat primer (palatal, velar, pharingealized,

glotalized) dan artikulasi sekunder (tanpa penghalang). Fitur tersebut

membutuhkan fitur lain untuk memisahkan antara artikulasi primer dan sekunder.

Untuk tujuan ini, Chomsky dan Halle (1968) memperkenalkan Fitur

Anterior dan Coronal, deifinisinya adalah:

7

Page 9: Chomsky and Halle

Bunyi Anterior di hasilkan dengan penghalangan/ rintangan/ hambat

yang ditempatkan di muka wilayah palato-alveolar (alveopalatal) di bagian mulut

non anterior/ bunyi non-anterior di hasilkan tanpa hambatan di depan palate-

alveolar (bunyi /s/ pada bahasa Inggris).

Bagian palato-alveolar dalam Inggris memproduksi [š]. Bunyi coronal

diproduksi dengan daun (samping lidah)/ ujung bagian lidah dinaikkan dari posisi

normal/ posisi netral, bunyi non-coronal di produksi dari daun lidah di posisi

yang netral.

Labial dan dental konsonan tersebut adalah [+ant], berarti ada

penghalangan di depan wilayah alveopalatal. Sedangkan konsonan lainnya [-ant],

dental, alveolar, dan alveopalatals adalah [+cor] artinya ada peninggian daun

lidah, sedangkan konsonan lainnya [-cor] (termasuk benar-benar palatal/ true

palatal contohnya [ç], [y]). Sementara fitur Anterior tidak berperan apapun untuk

vokal, vocal retrofleks (sebagai contoh, [әr] dalam bahasa Inggris Amerika) adalah

[+cor]. Fitur ini spesifikasinya adalah:

p t č c k qant + + - - - -cor - + + - - -

Ciri-ciri ini didesain sebagian untuk menggantikan fitur Jakobson, yaitu

grave and diffuse, kita sudah melihat kelemahan fitur diffuse, sebaliknya

pentingnya fitur grave telah ditunjukkan (lihat Heyman, 1973a). Apa yang

dilakukan Chomsky dan Halle adalah untuk menggantikan fitur akustik yang telah

diperkenalkan Jakobson dengan fitur-fitur artikulatori (berorientasi berdasarkan

artikulatornya). Hal tersebut, fitur grave menutup dengan hampir tidak ada

penjelasan/ diskusi. Konsonan sekarang [+ant] dimana system yang lebih awal

sebelumnya (grave dan diffuse) adalah [+diff]. Dalam fitur coronal sementara

secara paralel paling dekat dengan fitur tua grave (tanpa perlawanan nilai).

2.4.2.3 Artikulasi Sekunder

Sebagai tambahan untuk mengubah fitur-fitur yang pada pokoknya

bermotivasi akustik menjadi fitur-fitur yang bersifat artikulatoris, maka

diperlukan modifikasi yang bersifat lebih mendasar. Sementera tujuan Jacobson

8

Page 10: Chomsky and Halle

adalah dalam rangka menyajikan fitur pembeda yang menggolongkan kontras

fonemik di dalam dunia bahasa, sementara Chomsky and Halle memperkaya fitur

untuk pernyataan-pernyataan secara fonetik yang sangat lembut. Dengan kata lain,

tambahan untuk memperoleh kontras yang mendasar, fitur dari fungsi sekunder,

yang mana untuk menetapkan konten dari bagian yang berasal dari peraturan yang

berhubungan dengan fonologi (lihat McCawly, 1967:522-523). Bertolak dari

pernyataan Halle (1959), peraturan yang berhubungan dengan peraturan yang

mengubah (secara system) penyajian phonemic dasar untuk menghadapi (secara

system) gambaran phonetik yang menyatakan fitur biner. Hal ini, gambaran

phonemik untuk menghadapi (secara system) gambaran phonetik sekarang

menjadi kebutuhan yang mengarah ke spesifikasi fitur biner yang tidak

membedakan dalam bahasa pinjaman.

Contoh standar berada disekitar fitur Flat milik Jakocbson. Mengulang

kembali bahwa [+flat] memasukan bagian konsonan yang dilabialisasikan, yang di

velarisasikan dan yang di paringualisasikan, dan bagamanapun juga, dengan hal

‘distribusi complementer’ dalam dunia bahasa, tiga tipe konsonan yang

disebutkan untuk menghadapi perwujudan dari kategori yang meluas yang

berhubungan dengan phonologi dari konsonan flat. Dalam setiap bahasa sebuah

pernyataan akan dibutuhkan hampir apakah [+flat] mengarah ke [Cw], [Cш], atau

[C].

McCawly (1967:524-525) menunjukan, bagaimanapun, hal itu member

contoh untuk memimpin pendekatan untuk mengkomplain di formula yang

beruhubangan dengan peraturan phonologi. Dia menyebutkan kasus dari bahasa

arab, yang telah konsonan diparingualisasikan yaitu [+flat] dan tiga vocal

system /i, a, u/, yang terakhir adalah [+flat]. Kita sudah melihat [+flat] mengacu

kepada dua properti fonetik pembeda. Dalam penambahan, vokal yang

berdekatan dengan konsonan yang diparingualisasikan juga yang sudah

diparingualisasikan, seperti dibawah ini.

V V/

9

__ CC __

(a)(b)

Page 11: Chomsky and Halle

Dalam kata lain, sebuah vokal menjadi diparingealkan sebelum (a) atau

setelah (b), a konsonan yang diparingealkan. Ketika salah satu ditulis kembali

dalam kaidah ini dalam istilah fitur, seperti hasil berikut:

Apakah hal ini sekarang diartikan bahwa [+flat], penambahan untuk berdiri pada

yang diparingealkan dalam [-syll] (asimilasi) - bagian dalam bahasa Arab (itu

termasuk konsonan), juga tentang (1) berputar disekitar konsonan tersebut (2) di

paringealkan dala [i] dan [a], dan (3) berputar serta diparingealkan – dibulatkan u

[u]. karena fonologi dari bahasa Arab akan menyediakan seperti ‘pemetaan’

pernyataan dari [+flat] spesifikasi dari bagian tersebut, pernyataan itu lebih

komplek. Mc Cawley (1967) menyarankan bahwa fitur yang lebih spesifik

menghubungkan bibir bulat dan faringisasi yang digunakan.

Chomsky dan Halle (1968) mengenalkan fitur bulat, ciri bulat itu

mencakup vokal-vokal yang dibulatkan dan konsonan yang dilabialkan:

Bunyi bulat diproduksi dengan penyempitan di lubang bibir; bunyi

tidak bulat yang diproduksi tanpa penyempitan lubang bibir.

Konsonan-konsonan yang diparingialkan berciri-ciri [+back, +low]

menggambarkan penegangan/ pemendekan/ penarikan kembali dan perendahan

dari badan lidah dalam rangka menghasilan bunyi-bunyi yang diparingialkan. Hal

ini meninggalkan masalah pemberian tanda paringial di dalam vokal. Jika kita

mempertimbangkan vokal dalam bahasa arab yang diparingialisasikan [i] dan [u]

menjadi berciri [+back,+low], hal itu tidak akan mungkin untuk membedakan [i]

dari [a]atau [u] dari hipotetikal .[כ] Sebagai tambahan, orang juga tidak dapat

membedakan [a] dari [ą], karena [a] telah berciri [+back, +low]. Tampaknya perlu

untuk memperkenalkan fitur ciri biner yang lain yang menghubungkan yang

dikaitkan dengan posisi akar lidah.

Chomsky and Halle (1968) mengusulkan fitur penutup, identik dengan

theorinya Stewart (1967,1971) fitur pangkal lidah tinggi. Jumlah bahasa-bahasa

10

+ flat- syll

+ flat- syll

[+syll] [+flat]/

Page 12: Chomsky and Halle

Afrika barat memperlihatkan keserasian/ harmoni vocal yang dibagi kedalam 2

deret, yang ditandai dengan [+pengedepanan akar lidah] dan salah satunya dengan

spesifikasi [-pengedepanan akar lidah]. Huruf yang dapat disamakan, itu

kelihatannya, untuk vokal-vokal yang diparingialisasikan.

Dalam usulan ini asimilasi dari paringulisasi daro konsonankedalam

vocal yang diungkapkan secara langsung atau straightforward.

Lebih lanjut lagi Chomsky dan Halle (1968) mambuat hal ini

tertutupioleh fitur Sharp, konsonan yang telah di patalisasikan(tetapi bukan

palatal). Fitur Sharp salah satu dari sedikit yang tidak mempunyai aplikasi untuk

kedua konsonan dan vocal (dibandingkan Compact, yang selalu dipake oleh

vocal). Masalah yang melekat dala fitur Sharp dinyatakan ketika ada sebuah

peraturan seperti

[p] ->[py]

[t] -> [ty]

[k] -> [ky]

Memformulasikan kedalam istilah fitur;

[ - syll] [+sharp] / __

Sementara secara jelas masalah dari asimilasi konsonan keposisi depan

yang tinggi (palatal) dari vokal [i], spesifikasi fitur [+Sharp} penyamaan

penyamaran antara palatal vocal tinggi bagian depan. Untuk memperbaiki situasi

ini, Chomsky dan Halle (1968) mengenalkan palatal dan konsonan yang

dipatalisasikansebagai [+high, +back].

Pembentukan konsonan labial dan dental [p] dan [t], yang mana [-high,-

back] harus berubah dari satu fitur menjadi [+high]. Konsonan velar [k], yang siap

[+high], harus berubah menjadi fitur spesifikasi dan menjadi [-back]. Konsonan

uvular seperti [q], yang [-high,+back], yang harus dirubah dua fitur menjadi

[+high,-back].

11

/ ___ i

+ syll+high-back

Page 13: Chomsky and Halle

2.4.2.4 Fitur Tambahan

Chomsky dan Halle (1968) memperkenalkan sejumlah fitur lain, yang

sifatnya hanya tentative (bisa ya, bisa tidak). Contohnya, fitur tentative tersebut

dibutuhkan untuk membedakan bunyi dari bahasa Khoisan dari Afrika Selatan dan

bahasa Xhosa dan Zulu. Fitur tersebut juga dibutuhkan untuk membedakan

implosif, pelepasan nasal, prenasalisasi, dan lain-lain. Sifat sementara dalam

fonetik yang diperkenalkan oleh Ladefoged (1971) akan meyakinkan beberapa

ahli fonologi bahwa banyak hal yang bisa dikerjakan di dalam fonologi dan fitur

fonetik.

Salah satu fitur penting yang dapat kita lihat adalah pelepasan tunda,

dimana Chomsky dan Halle mendefinisikan sebagai berikut.

Ada dua cara dimana penutupan pada alur vokal yang mungkin dilepas, yaitu pelepasan secara tiba-tiba seperti dalam plosif ( yaitu, bunyi hambat), atau pelepasan dengan cara menunda seperi afrikat. Selama pelepasan tunda, geseran dihasilkan dalam alur vokal sehingga tahap pelepasan afrikat secara akustik mirip dengan frikatif. Pelepasan secara tiba-tiba normalnya diiringi oleh geseran yang rendah atau tanpa geseran.

Jakobson telah memaparkan fitur strident untuk membedakan bunyi afrikat

dengan bunyi hambat (stop), contohnya [pf] dari [p]. Bagaimanapun, hal tersebut

berarti tidak ada bahasa yang membedakan afrikat., seperti [pφ] dan [pθ], atau [tθ]

dan [ts]. Karena frikatif [f] dan [s] adalah [+strrident], maka pelepasan afrikat

dengan sebuah komponen bunyi mirip menjadi [+strident]. Dengan cara yang

sama, karena [φ] dan [θ] adalah [- strident], maka afrikat [pφ] dan [tθ] menjadi [-

strident]. Bagaimanapun, Jakobson membedakan bunyi hambat seperti [t] dan

afrikat seperti [tθ] berdasarkan basis fitur strident, dengan bentuk minus (-) dan

plus (+).

Perlakuan tidak konsisten dari [θ] sebagai [- strident] tetapi [tθ] sebagai

[+ strident] kemudian memunculkan masalah, pengembangan untuk pendekatan

afrikat berasal dari McCawley (1967: 523), berdasarkan Li (1946: 398),

memaparkan bahwa pembedaan Chipewyan /t/,/tθ/, dan /ts/ sebaik sebagai

frikatif /θ/ dan /s/. Ketika /ts/ dapat berbeda dari /t/ dalam strident, di sini tidak ada

12

Page 14: Chomsky and Halle

jalan untuk membedakan /ts/ dan /tθ/. Oleh karena itu, fitur pelepasan tunda

dibutuhkan untuk membedakan antara bunyi afrikat dan bunyi hambat (stop),

dengan strident untuk membedakan antara /tθ/ dan /ts/:

t tθ ts θ s

cont - - - + +

strid - - + - +

del rel - + + + +

Fitur pelepasan tunda berbeda hanya dalam produksi suara dengan sebuah

penutupan dalam alur vokal, adalah bunyi hambat vs. afrikat.

2.5. CATATAN-CATATAN LEBIH LANJUT DAN REVISI

Meskipun The Sound Pattern of English (SPE) merupakan salah satu

penelitian paling komprehensif mengenai fitur khas fonologis yang telah dicapai

sampai saat ini, berbagai ahli fonologi fonetik telah menyarankan berbagai

perbaikan lebih lanjut sejak munculnya buku ini pada tahun 1968. Halle sendiri

telah berubah posisinya pada beberapa isu-isu tentang mekanisme glotal. Tujuan

dari bagian ini adalah untuk menemukan solusi dari beberapa masalah yang tersisa

yang berhubungan erat (inheren) dalam sistem fitur SPE.

2.5.1 Fitur Labial

Meskipun Chomsky dan Halle (1968) menyelesaikan masalah dari kaitan

antara palatal dan palatalisasi konsonan ke vokal depan-tinggi, sistem fitur mereka

gagal untuk menghubungkan bagian labial dan labialisasi (bulat). Kegagalan

tersebut, pertama menghubungkan labial konsonan seperti [p, b, m], yang mana

[+ant, -cor] dan [-round] dengan labialisasi konsonan, seperti [tw] dan [kw], yang

mana [+round]. Kegagalan tersebut juga dalam hal menunjukan hubungan antara

labial dan vokal bulat, yang mana sebelumnya [-round] dan terakhir [+round].

Ini merupakan suatu kebutuhan untuk fitur labial meliputi semua segmen

diatas dari fakta-fakta dari reduplikasi Igbo (Hyman, 1973a). Pada Igbo, akar

13

Page 15: Chomsky and Halle

verba, yang mana dari CV, reduplikasi (yang menjadi ganda) dengan vokal tinggi

dalam kata ulang (berprefiks) silabik. Demikian, verba /lé/ ‘melihat’ mengalami

perulangan menjadi [ólílé] ‘melihat-lihat’, dan verba /lá/ ‘kembali’ mengalami

perulangan sebagai [ólílá] ‘mengembalikan’. Dari contoh-contoh tersebut, tampak

bahwa reduplikasi vokal [i] ketika batang vokal adalah [e], serta [i] ketika itu [a].

Bagaimanapun, ketika batang vokal muncul dengan konsonan labial, perulangan vokal

adalah -di banyak dialek- menjadi [u] atau [ụ]. Contoh:

akar verba dialek A dialek B

/bè/ ‘potong’ [òbìbè] [òbùbè]

/bà/ ‘masuk’ [òbìbà] [òbùbà]

Dialek A merupakan bentuk yang lebih tua,sedangkan dialek B yang

mana terdapat perubahan [i] dan [i] menjadi [u] dan [ụ], yang terjadi karena

pengaruh konsonan labial. Dengan demikian dapat dianggap bahwa aturan/

kebiasaan dari dialek B bahwa ada perubahan dari vokal tinggi-tak bulat menjadi

vokal tinggi-bulat diantara konsonan labial ketika diikuti oleh vokal tak tinggi.

Kita mendapatkan fitur Chomsky dan Halle (1968) berikut.

+syll

+high[+round] /

-syll -syll+syll

+high+ant +ant

-cor -cor

Meskipun perubahan dari [i] menjadi [u] diantara konsonan labial

merupakan asimilasi pada posisi labial, fitur round, anterior, dan coronal tidak

memperbolehkan kita untuk membuka asimilasi ini. Jika, di lain sisi kita menggunakan

fitur labial, peraturan dapat berubah menjadi:

+syll -syll -syll +syll [+labial]/

+high +labial ____ +labial -high

Fungsi spesifikasi fitur [+labial] yaitu sebagai cover feature (fitur depan)

dari labial dan labilialisasi konsonan sebaik vokal bulat. Faktanya, Igbo konsonan

14

Page 16: Chomsky and Halle

dengan kondisi asimilasi pada /p, b, m, f, w, kw, gw, ŋw, kp, gb/, itulah bilabial

labiodentals, labialisasi velar, dan labioverlar --- singkatnya, setiap konsonan

terbentuk dengan bibir.

2.5.2 Perlakuan terhadap Labiovelar

Konsonan labiovelar /kp, gb, ŋm/ memberikan sebuah permasalahan atas

sistem fitur Chomsky dan Halle (1968). Yaitu sejak Nupe memiliki kontras

permukaan antara [kp] dan [kpw], yang mana labiovelar seharusnya menjadi labial

yang tervelarisasi, daripada velar yang terlabialisasikan. Spesifikasi fitur-fitur tersebut

tampak pada (a) dibawah ini, bukan (b).

(a) +ant

-cor

+back

+high

(b) +ant

-cor

+back

+high

+round

Jika [kp] diperlakukan seperti (b), hal itu berarti sebagai konsonan velar

dengan pembulatan yang berlebihan, kemudian akan tidak bisa dibedakan antara

[kp] dan [kpw]. Disamping itu, itu tidak bisa dibedakan antara [kp] dan [kw], yang

mana keduanya eksis di Igbo. Permasalahan yang berkaitan dengan pendekatan ini

adalah bahwa tidak ada cara untuk melihat /kp/ sebagai bentuk yang sama dengan

labial dan velar. Satu dari dua fitur tersebut harus dipilih sebagai fitur primer,

yang lain sebagai fitur sekunder.

Chomsky dan Halle (1968) berpendapat bahwa selama [kpw] masih ada,

[kp] tidak dapat menjadi [+round], itu adalah labialisasi velar (velar yang

dilabialkan). Suatu permasalahan muncul meskipun ketika sebuah palatalisasi

labiovelar terjadi. Misalnya: sebuah (vokal) datar vs labialisasi vs palatalisasi

labiovelar, berikut ini.

[kpa]

[kpwa]

[egbya]

15

Page 17: Chomsky and Halle

Teori Chomsky dan Halle (1968:307) melengkapi ketidakcukupan dari kerangka

sebelumnya (yaitu Jakobson) yang mana tidak memberikan penjelasan atas fakta-

fakta palatalisasi, velarisasi, dan faringisasi. Palatalisasi, yang mana diwakili oleh

fitur [+high] [-back], dan velarisasi yang diwakili oleh fitur [+high] [+back] yang

mana terjadi dengan sendirinya pada kerangka SPE, karena tidak bisa

disimulasikan [-back] dan [+back].

Akan tetapi, jika [kp] dan [gb] adalah labial yang divelarisasikan,

Chomsky dan Halle berpendapat bahwa [kpy] dan [gby] seharusnya fonetik yang

tidak mungkin. Jika pada sisi lain, kita menganggap [kpy] dan [gby] menjadi [-

back], sebagai palatalisasi, pada kerangka pikir mereka akan mengharuskan [kpy]

dan [py] keduanya menjadi satu.

Apabila [kpy] digaruskan menjadi [+back], maka itu tidak akan mungkin

membedakan itu dari bunyi datar [kp]. Kesimpulan yang harus diambil yaitu fitur-

fitur tersebut perlu untuk dibedakan sebagai artikulasi primer atau sekunder,

maupun sebagai artikulasi ganda untuk konsonan. Hal itu mungkin berkaitan

mengenai tradisional fitur seperti labial, palatal, velar, dan sebagainya.

2.5.3 Binarity

Akhirnya, tidak akan mungkin untuk mengkritik evaluasi system

Jakobson serta Chomsky dan Halle tanpa menyatakan sedikit penempatan yang

berkaitan dengan fitur binary. Gagasan bahwa seluruh fitur fonologi merupakan

fitur binary telah dipertanyakan oleh beberapa ahli fonologi dalam berbagai cara.

Salah satunya yaitu sering disebut sebagai vokal tinggi.

Berdasarkan teori Jakobson, 3 vokal tinggi hanya digunakan sebagai

fonem dalam beberapa bahasa. Perbedaannya [+diff, -comp] (vocal tinggi), [-diff,

-comp] (vocal tengah), dan [-diff, +comp] (vocal rendah). Karena tidak ada vocal

yang dapat [+diff, +comp] maka hanya ada kemungkinan tiga vokal tinggi.

Dalam kerangka pikir Chomsky dan Halle, tiga vokal tinggi yang diakui,

yang mana membawa spesifikasi fitur [+high, -low] (vocal tinggi), [-high, -low]

(vocal tengah), dan [-high, +low] (vocal rendah). Lagi-lagi, tidak ada vokal tinggi

keempat, karena tidak ada vocal yang dapat [+high, +low].

16

Page 18: Chomsky and Halle

Ada beberapa masalah tentang bahasa dengan empat fonem vokal tinggi,

sebagai contoh Danis (Martinet, 1937) atau Swedish (Fant, 1967). Dalam bahasa

dengan vokal [I, e, ε, æ] secara umum dilihat dari [e] dan [ε] sebagai [-high, -low].

Vokal [e] umumnya [+tense], sementara vokal [ε] cenderung [-tense]. Di kasus

lain, mungkin faktanya karena pengaruh dari dalam piranti fonologi pada bahasa.

2.5.4 Kesimpulan

Dapat disimpulakan bahwa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam memutuskan teori fitur pembeda. Teori fitur pembeda pertama kali dibuat

oleh Foley (1970) dan Vennemann (1972) yang mana berpendapat mengenai fitur

tingkatan fonologi yang mewakili kekuatan variasi konsonan dan vokal. Selain

itu, Ladefoged (1971) mengajukan fitur bunyi yang setuju terhadap fitur binarity,

yang digantikan dengan karakterisasi berkelanjutan dari penurunan struktur

Glotal. Ia mengajukan sebuah skala yang berdasarkan pernyataan tentang glottis,

berkisar dari tak bersuara ke glottal stop. Akhirnya, Halle (1972: 180)

mengajukan pergantian fitur bunyi dengan dua fitur: Stiff Vocal Cords dan Slack

Vocal Cords. Sayangnya, akibat ketidakbineran fitur tersebut belum terungkap

sampai sekarang yang disebabkan oleh beberapa deskripsi fonologi yang sangat

kompleks dan sangat sulit diterapkan, misalnya teori Ladefoged (1971) mengenai

fitur multinilai dalam kaidah fonologi.

Referensi:

Hyman, Larry M. 1975. Phonology: Theory and Analysis. USA: Holt, Rinehart, and Winston.

17