cholecystitis 31-36 tgl 25
DESCRIPTION
KESEHATANTRANSCRIPT
]
CHOLECYSTITIS
1.NOVAEKA SAPUTRA2.NUR IHSANUDIN3.NURCHOLIS ENGGAR4.RADYANTO IWAN5.RATRI ARDIANI
EPIDEMIOLOGI
Di seluruh dunia + 90 % dari pasien Cholecystitis adalah penderita cholecystitis disertai batu empedu dan hanya 5%-10% yang tidak di sertai dengan batu empedu. Diperkirakan bahwa 10%-15% dari populasi orang dewasa Amerika Serikat memiliki batu empedu, dan studi dari masyarakat Barat lainnya menggambarkan prevalensi 5%-20% menujukan gejala Cholecystitis. (Yusoff, et all., 2003).Sekitar 90% -95% dari kasus Cholecystitis diklaim disebabkan oleh penyakit batu empedu, kejadian yang 8% - 10% di Amerika dan 3% -11% di Cina (Zhi-Yong Dong, et all., 2012).
1. DEFINISI2. ETIOLOGI3. PATHOFISIOLOGI 4. TANDA DAN GEJALA5. KOMPLIKASI6. DIAGNOSA BANDING
TINJAUAN KASUS SECARA MEDIS KEDOKTERAN BARAT
DEFINISI
Cholecystitis adalah peradangan kandung
empedu (Kamus Kedokteran Dorlan, 1994).
Cholecystitis dibagi menjadi 2 tipe :
1.Cholecystitis akut
2.Cholecystitis kronis
CHOLECYSTITIS AKUT
Cholecystitis akut adalah radang akut kandung
empedu yang disebabkan oleh sumbatan
duktus sistikus karena batu yang menyumbat.
Reaksi ini ditimbulkan oleh :
1.Radang mekanis karena tekanan dalam
lumen meningkat
2.Radang kimia dari pelepasan lisolesitin
3.Radang bakteri (50-85% pasien dengan
cholecystitis akut) (Kosasih, et al., 2012).
CHOLECYSTITIS KRONIS
Cholecystitis kronis adalah suatu keadaan
dimana mukosa dan jaringan otot polos
kandung empedu diganti dengan jaringan
ikat. Cholecystitis kronis disebabkan oleh
Cholecystitis akut yang berulang-ulang.
Ditandai dengan nyeri perut kanan atas
kolik bilier, atau hanya rasa tidak enak di
epigastrium (Mansjoer, et al., 2001).
ETIOLOGI
CHOLECYSTITIS AKUT
Cholecystitis yang bukan disebabkan karena
adanya batu tetapi berkaitan dengan kejadian
komplikasi yang lebih tinggi dan berkaitan dengan
penyakit akut (misalnya luka bakar, trauma,
pembedahan besar), puasa, hiperalimentasi yang
menyebabkan statis kandung empedu vaskulitis,
karsinoma kandung empedu atau karsinoma
duktus biliaris komunis, beberapa infeksi kandung
empedu (Leptospira, Streptococcus, Salmonella,
Vibrio cholerae) (Kosasih, et al., 2012).
CHOLECYSTITIS KRONIS
Cholecystitis kronis disebabkan inflamasi
kronis kandung empedu, hampir selalu
berkaitan dengan batu empedu. Akibat dari
berulangnya cholecystitis akut atau iritasi
berkepanjangan pada dinding kandung
empedu (Kosasih, et al., 2012).
PATHOFISIOLOGI
CHOLECTSTITIS AKUT
Batu empedu adalah penyebab Cholecystitis
akut. Keadaan ini dikarenakan obstruksi
kandung empedu oleh karena adanya batu
empedu, di leher atau di saluran kista.
Obstruksi tersebut menyebabkan peningkatan
tekanan dalam kandung empedu. Ada 2 faktor
yang menentukan berkembangnya
cholecystitis akut, yaitu derajat obstruksi dan
durasi obstruksi (Kimura, et al., 2007).
CHOLECYSTITIS KRONIS
Cholecystitis kronis terjadi setelah serangan
cholecystitis akut yang berulang-ulang.
Cholecystitis kronis ditandai oleh atrofi mukosa
dan fibrosis dari dinding kandung empedu. Hal
ini disebabkan oleh iritasi kronis dengan
ditandai membesarnya batu empedu (Kimura,
et al., 2007).
TANDA & GEJALA
CHOLECTSTITIS AKUT
Nyeri Abdomen Kuadran Kanan atas atau nyeri
epigastrium, demam ringan, anoreksia,
takikardia, diaforesis dan nausea serta
vomitus. Gejala ikterus menunjukan obstruksi
duktus koledokus (Mitchell, 2006).
Kasus ini biasanya terjadi pada usia paruh
baya, lebih sering terjadi pada perempuan
daripada laki-laki.
CHOLECYSTITIS KRONIS
Mungkin tidak memberikan gejala bertahun-
tahun, dan gejala akan muncul ketika menjadi
radang pada kandung empedu(Kosasih, et al.,
2012).
Gejala yang muncul seperti cholecysistitis
akut.
KOMPLIKASI
• Komplikasi Cholecystitis akut : empiema, hidrops,
gangren, perforasi, fistel, ileus batu empedu,
kandung empedu porselen.
• Komplikasi Cholecystitis kronik : Cholecystitis
empysematosa, Follicular Cholecystitis, Gaseous
Cholecystitis, Cholecystitis Glandularis proliferans,
kolangitis, obstruktif ikterus, pankreatitis yang
diinduksi oleh batu empedu dan sirosis bilier
sekunder (Fauci, et al., 2009 dan Kamus
Kedokteran Dorlan,1994).
DIAGNOSA BANDING
CHOLECYSTITIS AKUT
1.Pankreatitis akut
2.Apenditis
3.Pielonefritis
4.Penyakit ulkus peptikum
5.Hepatitis
6.Abses hepar (Kosasih, et al., 2012).
CHOLECYSTITIS KRONIS
1.Penyakit ulkus peptikum
2.Esofagitis
3.Sindroma iritasi usus (Kosasih, et al.,
2012).
1. DEFINISI2. ETIOLOGI & PATHOGENESIS3. DIFERENSIASI SINDROM4. TERAPI SESUAI SINDROM
TINJAUAN KASUS SECARA MEDIS KEDOKTERAN TIMUR (TCM)
DEFINISI
Cholecystitis dan Cholelithiasis dikategorikan
sebagai Xie tong (Sionneau dan Bob Flaws,
2005).
Cholecystitis diartikan sebagai penyakit
distensi kandung empedu yang terjadi ketika
Qi kandung empedu mengalami stagnasi, dan
terlihat dari manifestasi rasa kaku dan tegang
pada nyeri di abdominal kwadran kanan atas
(WHO, 2007).
ETIOLOGI & PATHOGENESIS
Organ yang terkait dengan penyakit ini
adalah hati, limpa, kandung empedu, dan
lambung.
Menurut TCM, Cholecystitis
diklasifikasikan sebagai nyeri hipokondrium dan
jaundice. Cholecystitis disebabkan gangguan
mental oleh karena stagnasi Qi Hati dan menjadi
akumulasi empedu di kandung empedu karena
adanya lembab panas di eksogen dan endogen.
Lanjutan...
Yang berakumulasi di Hati dan Kandung
Empedu dan menyebabkan gangguan sekresi
di empedu. Jika penyakit ini berkepanjangan
akan merusak Limpa dan Lambung dan dapat
membentuk batu empedu. Adanya akumulasi
empedu karena lembab panas, hal ini akan
memperburuk kondisi/keadaan (Bai Xinghua,
1996).
DIFERENSIASI SINDROM
1. Lembab panas di Hati dan
Kandung Empedu
2. Stagnasi Qi Hati
3. Kombinasi Defisiensi Limpa dan
Stagnasi Qi Hati (Bai Xinghua,
1996).
1. Lembab panas di Hati dan
Kandung Empedu
Manifestasi : Serangan mendadak/serangan
berulang akibat nyeri hebat di daerah
hipokondrium, diperparah dengan penekanan dan
makan, disertai dengan demam atau demam
berselang (intermiten) dengan menggigil, mual,
muntah, kuning pada mata dan kulit, tenggorokan
kering, rasa pahit di mulut, nafsu makan buruk,
keengganan untuk makanan berminyak, konstipasi,
urin sedikit dan kuning, lidah merah dengan selaput
lidah kuning berminyak, nadi cepat dan licin.
2. Stagnasi Qi Hati
Manifestasi : Nyeri tumpul dan rasa tertekan di
abdomen kanan atas dengan kekambuhan
secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu kanan
dan punggung kanan disertai rasa penuh di
dada, depresi, sering menghela nafas, nafsu
makan buruk, distensi abdomen, selaput lidah
putih dan nadi tipis.
3. Kombinasi Defisiensi Limpa dan
Stagnasi Qi Hati
Manifestasi : Rasa tertekan dan tidak nyaman
di abdomen atas setelah makan, keengganan
pada makanan berminyak, nafsu makan buruk,
loose stool, kelemahan, kompleksi pucat, lidah
pucat dengan selaput lidah putih berminyak
dan nadi lembut.
PRINSIP TERAPI
1. Lembab panas di Hati dan Kandung Empedu
a. Menghilangkan lembab
b. Mengeliminasi panas
2. Stagnasi Qi Hati
Melancarkan Qi Hati
3. Kombinasi Defisiensi Limpa dan Stagnasi Qi
Hati
a. Mentonifikasi Limpa
b. Melancarkan Qi Hati
TERAPI SESUAI SINDROM
Titik Utama :
• Riyue (GB 24) --- kanan
• Danshu (BL 19)
• Yanglingquan (GB 34)
• Neiguan (PC 6)
• Zusanli (ST 36)
• Jianjing (GB20)
Penjelasan Titik
Riyue (GB 24) merupakan titik Mu depan Kandung
Empedu, Danshu (BL 19) merupakan titik Shu
belakang Kandung Empedu, Yanglingquan (GB 34)
merupakan titik He bawah dari meridian Kandung
Empedu. Titik-titik ini dikombinasikan untuk
meregulasi fungsi Kandung Empedu.
Neiguan (PC 6) merupakan titik Luo Pericardium,
Zusanli (ST 36) merupakan titik He bawah
Lambung, digunakan untuk mengharmonisasi
Lambung.
Lembab panas di Hati dan Kandung
Empedu
Zhongji (RN 3), Yinlingquan (SP 9), dan Xingjian
(LR 2) ditambahkan untuk mengeliminasi
Lembab panas.
Stagnasi Qi Hati
Taichong (LR 3), Hegu (LI 4), Zhigou (SJ 6)
ditambahkan untuk mendorong aliran Qi dan
mengurangi nyeri.
Kombinasi Defisiensi Limpa dan Stagnasi
Qi Hati
Zhongwan (RN 12), Tianshu (ST 25), Sanyinjiao
(SP 6) ditambahkan untuk menguatkan Limpa
dan Lambung.
RESEARCH JOURNAL
Stimulasi pada Jianjing (GB 21) sangat
efektif dalam memperbaiki sakit punggung dan
sakit perut. Stimulasi ini juga dapat
meredakan pembengkakan gallbladder pada
pasien Cholecystitis. Efek dari akupunktur
pada penusukan ashepoint relatif efektif dalam
mengurangi gejala pada pasien Cholecystitis
dan mengatur volume gallblader (Wen FY, et
al., 2012).
SARAN & ANJURAN
1. Mengurangi makanan berlemak
2. Olahraga teratur
3. Istirahat cukup
DIET, MENURUT KASTNER
Lembab Panas Pada Hati dan Kandung
Empedu
1. Hindari makanan berminyak, dan
pedas.
2. Tambahkan kacang hijau, susu kedelai,
gula jagung, rumput laut dalam diet.
Lanjutan ..
Stagnasi Qi Hati
1. Hindari: alkohol berlebih, kopi, obat-obatan yang
tidak perlu, makanan pengawet makanan, makanan
sangat pedas, dan gula.
2. Tambahkan dalam diet, buah zaitun, lobak, bawang
putih, seledri, rumput laut, wijen, kerang, udang, dan
cuka.
3. Konsumsi dalam jumlah sedikit: minuman beralkohol,
cabai, jahe, wasabi, dan merica
Lanjutan ...
Kombinasi Defisiensi Limpa dan Stagnasi Qi Hati
1. Hindari: alkohol berlebih, kopi, minuman dingin, obat-obatan yang tidak
perlu, makanan diawetkan, pemanis buatan, makanan sangat pedas,
makanan terlalu manis, buah terlalu manis(pisang, nanas), gula, makanan
berunsur dingin(semangka,bengkoang), dan terlalu asam(jeruk, lemon, kiwi).
2. Kurangi makanan kasar, seperti berlebihan konsumsi salad/sayuran mentah,
tomat, minuman dingin, teh hitam, teh hijau, bir, prodak susu termasuk
keju.
3. Pilihan jenis makanan yang dapat ditambahkan dalam diet: domba, sapi,
salmon, tuna, apel, cheri, peache, plum, kismis, anggur merah, labu, wortel,
kentang, bawang merah, teh kayu manis, gula jagung, jus angur merah,
oats, millet/jawawut/nomina, nasi, liqueurs, kacang, kacang hazelnut, kacang
pistachios, wijen, walnut, madu, jahe buah zaitun, lobak, bawang putih,
seledri, rumput laut, wijen hitam, kerang, udang..
DAFTAR PUSTAKA
Bai Xinghua. 1996. Acupuncture in Clinical Practise. London: Butterworthheineman.
Kimura, Yasutoshi., Tadahiro Takada, Yoshifumi Kawarada, Yuji Nimura, Koichi Hirata, Miho Sekimoto, Masahiro Yoshida, Toshihiko Mayumi, Keita Wada, Fumihiko Miura, Hideki Yasuda, Yuichi Yamashita, Masato Nagino, Masahiko Hirota, Atsushi Tanaka, Toshio Tsuyuguchi, Steven M. Stasberg, Thomas R. Gadacz. 2007. Definitions, pathofisiology, and epidemiology of acute and cholangitis and cholecystitis : Tokyo Guidelines. J HepatobiliaryPancreat Surg. Vol: 14. Hal: 15-26.
Kastner,Joerg. 2004. Chinese Nutrition Therapy.Germany:Georg Thieme Verlag.
Kosasih, Adrianus., Henie Widowati, Lyndon Saputra. 2009. Harrison Manual Kedokteran Jilid Dua. Jakarta : Karisma Publising Group.
Mansjoer, Arif., Kuspuji Triyanti,Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setyowulan. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.
DAFTAR PUSTAKA
Mitchell, Richard, et al. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku EGC.
Sionneau dan Bob Flaws. 2005. The Treatment Of Modern Western Medical Diseases With Chinese Medicine Second Edition. Blue Poppy Press.
Tim Penerjemah. 1994. Kamus Kedokteran Dorlan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
WHO. 2007. WHO International Standard Terminologies On Traditional Medicine In The Western Pacific Region. Philippines.
WHO. 2008.WHO Standard Acupuncture Point Locations In Western Pacific Region. Philippines.
Yusoff, Ian F., Jeffrey S. Barkun, Alan N. Barkun. 2003. Diagnosis and management of cholecystitis and cholangitis. Gastroenterol Clin N Am. Vol: 32. Hal: 1145–1168.
Zhi-Yong Dong, Guan-Liang Wang, Xing Liu, Jia Liu, De-Zeng Zhu, Chang-Quan Ling. 2012. Treatment of cholecystitis with Chinese herbal medicines: A systematic review of the literature. World J Gastroenterol. Vol:18(14). Hal: 1689-1694
]
THANK YOU ^^