chaty ebola n mers

5
1. Etiologi Ebola Virus Disease (EVD) adalah salah satu dari banyak penyakit demam berdarah virus. lni adalah penyakit yang sering berakibat fatal pada manusia dan primata (seperti monyet, gorila, dan simpanse). EVD disebabkan oleh infeksi dengan virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Ketika infeksi terjadi, gejala biasanya muncul secara tiba-tiba. Spesies Ebolavirus pertama ditemukan pada tahun 1976 di tempat yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo dekat Sungal Ebola. Sejak itu, wabah terus muncul secara sporadis. Penyakit ini dikenal dengan Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF). Terdapat lima macam genus virus ebola penyebab penyakit ini, yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Reston Ebolavirus , Sudan ebolavirus (SUDV), Zaire ebolavirus, dan Tai Forest virus (TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory Coast Ebolavirus (CIEBOV). Empat dari lima telah menyebabkan penyakit pada manusia; virus Ebola (Zaire ebolavirus); Virus Sudan (Sudan ebolavirus); Virus TAl Forest (TAl Forest ebolavirus, sebelumnya Pantai Gading ebolavirus); dan virus Bundibugyo (Bundibugyo ebolavirus). Kelima, virus Reston (Reston ebolavirus), telah menyebabkan penyakit pada primata bukan manusia, tapi tidak pada manusia. Host reservoir dari Ebolavirus masih belum diketahui. Namun, atas dasar bukti yang tersedia dan sifat virus yang sama, peneliti percaya bahwa kelelawar menjadi reservoir yang paling mungkin, Empat dari lima subtipe terjadi pada host hewan asli

Upload: chatychaty

Post on 16-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ebola

TRANSCRIPT

1. EtiologiEbola Virus Disease (EVD) adalah salah satu dari banyak penyakit demam berdarah virus. lni adalah penyakit yang sering berakibat fatal pada manusia dan primata (seperti monyet, gorila, dan simpanse). EVD disebabkan oleh infeksi dengan virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Ketika infeksi terjadi, gejala biasanya muncul secara tiba-tiba. Spesies Ebolavirus pertama ditemukan pada tahun 1976 di tempat yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo dekat Sungal Ebola. Sejak itu, wabah terus muncul secara sporadis.Penyakit ini dikenal dengan Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF). Terdapat lima macam genus virus ebola penyebab penyakit ini, yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Reston Ebolavirus , Sudan ebolavirus (SUDV), Zaire ebolavirus, dan Tai Forest virus (TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory Coast Ebolavirus (CIEBOV). Empat dari lima telah menyebabkan penyakit pada manusia; virus Ebola (Zaire ebolavirus); Virus Sudan (Sudan ebolavirus); Virus TAl Forest (TAl Forest ebolavirus, sebelumnya Pantai Gading ebolavirus); dan virus Bundibugyo (Bundibugyo ebolavirus). Kelima, virus Reston (Reston ebolavirus), telah menyebabkan penyakit pada primata bukan manusia, tapi tidak pada manusia. Host reservoir dari Ebolavirus masih belum diketahui. Namun, atas dasar bukti yang tersedia dan sifat virus yang sama, peneliti percaya bahwa kelelawar menjadi reservoir yang paling mungkin, Empat dari lima subtipe terjadi pada host hewan asli Afrika. Penginfeksian virus ebola pada tubuh yaitu dengan menyerang sel hati dan sel system reticuloendothelial serta lapisan kapiler darah, sehingga menyebabkan kebocoran cairan dan protein plasma.Virus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang. Virion virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L.Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.Transmisi antar manusia terjadi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh yang berasal dari diare, muntah dan pendarahan, kulit ataumembran mukosa. Periode inkubasi virus berlangsung selama 2 sampai 21 hari.Kejadian epidemik Ebola banyak terjadi pada rumah sakit yang tidak menerapkanhigiene yang ketat.infektivitas virus Ebola cukup stabil pada suhu kamar (20 C)tetapi hancur dalam 30 menit pada 60 C.Infektivitas juga dihancurkan oleh dan iradiasi ultraviolet, pelarut lemak, b-propiolactone, and commercial hypochlorite and phenolic disinfectants. b-propiolactone, dan hipoklorit komersial dan desinfektan fenolik.2. PatogenesisPenularan Ebola yaitu melalui kontak fisik dengan cairan tubuh, sekresi, dan semen dari orang yang terinfeksi. Penularan yang terjadi di rumah sakit atau klinik merupakan bentuk penularan yang sering terjadi. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai macam cara antara lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak lanmgsung tangan.Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain :1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging secara terinfeksi, atau di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute utama dari eksposur kerja.2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.3. Sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya.Kerusakan tidak langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor tumor nekrosis dan oksida nitrat sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak bias menghindari kontak secara individu . Sebab, hal itu terjadi tanpa kita tahu kondisi dan sifat yang sebenarnya.Infeksi yang timbul adalah akibat kontak langsung melalui luka atau selaput lendir dengan darah, cairan tubuh atau sekresi (feses, urine, air ludah, cairan semen) dari orang yang positif terinfeksi penyakit virus Ebola. Infeksi juga dapat terjadi pada orang sehat yang mengalami luka, atau iritasi selaput lendir yang terpajan dan kontak langsung dengan lingkungan sekitar yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien penyakit virus Ebola, seperti baju kotor pasien, seprei atau jarum bekas pasien tersebut. Virus penyebab penyakit Ebola seringkali ditularkan dan tersebar melalui keluarga atau kerabat yang merawat keluarganya yang sakit atau mereka yang menangani mayat keluarganya yang meninggal karena penyakit virus Ebola. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat selama masa perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan (seperti klinik atau rumah sakit). Semua wabah Ebola telah terjadi di sub-optimal kondisi rumah sakit, tempat praktek higiene dan sanitasi dasar sering kemewahan atau tidak diketahui baik untuk pengasuh dan di mana jarum sekali pakai dan otoklaf tidak tersedia atau terlalu mahal. Sebagian besar korban terinfeksi tidak lama setelah kasus pertama infeksi hadir. Paparan virus Ebola dapat terjadi selama masa perawatan kesehatan di mana staf rumah sakit tidak mengenakan peralatan pelindung yang sesuai seperti masker, jubah, dan sarung tangan. Pembersihan dan pembuangan instrumen seperti jarum suntik, juga penting . Jika instrumen tidak sekali pakai, Mereka harus disterilkan sebelum dlgunakan lagi. Tanpa sterilisasi yang baik terhadap lnstrumen, penularan virus dapat berlanjut dan memperkuat wabah. Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada manusia.

3. Gejala Klinis

4. Pencegahan dan pemberantasan5. Pengobatan