chapter ii u

Upload: pradnya-tika-putri

Post on 02-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Chapter II u

    1/31

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Anatomi Usus

    Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

    pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki

    (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah

    rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin

    ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.23

    2.1.1. Struktur usus halus

    Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini:

    a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini

    terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya

    saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus),

    tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan

    mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah

    intestinum.24 Panjang duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai

    jejunum.23

    b.

    Jejunum: Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas

    intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas

    (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika

    superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum.

    Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung

    pembuluh darah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    2/31

    c.

    Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya 4-5 m.

    Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan

    dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat

    sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah

    cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum.24

    2.1.2. Struktur usus besar

    Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5

    kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus

    besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5

    cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.23Lapisan-lapisan usus besar

    dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan

    ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada

    usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna

    membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar

    yang disebut dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup

    antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon

    gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml masuk dan

    total aliran sebanyak 500 ml/hari.25

    Bagian-bagian usus besar terdiri dari :

    a.

    Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal

    apendiks.25Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada

    ujung sekum.23

    Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi

    jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.25

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    3/31

    b.

    Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga

    divisi.

    i.

    Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di

    sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada

    fleksura hepatika.

    ii.

    Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan

    lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya

    memutar ke bawah fleksura splenik.

    iii.

    Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi

    kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.

    c. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm.

    Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.24

    Untuk lebih jelas, sistem pencernaan manusia dapat dilihat pada gambar 1.1.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    4/31

    Gambar 1.1. Sistem pencernaan manusia26

    Keterangan gambar :

    1. Kelenjar ludah 15. Saluran empedu

    2.

    Parotis 16. Kolon3. Submandibularis (bawah rahang) 17. Kolon transversum

    4.

    Sublingualis (bawah lidah) 18. Kolon ascenden

    5. Rongga mulut 19. Kolon Descenden

    6. Amandel 20. Ileum

    7. Lidah 21. Sekum

    8. Esofagus 22. Appendiks

    9. Pankreas 23. Rektum

    10.

    Lambung 24. Anus11.

    Saluran pankreas

    12.Hati

    13.Kantung empedu

    14.Duodenum

    Universitas Sumatera Utara

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_ludahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Parotis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Submandibularis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sublingualis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rongga_muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Amandelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lidahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Esofagushttp://id.wikipedia.org/wiki/Pankreashttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saluran_pankreas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saluran_pankreas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saluran_pankreas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kantung_empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kantung_empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kantung_empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kantung_empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hatihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saluran_pankreas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Pankreashttp://id.wikipedia.org/wiki/Esofagushttp://id.wikipedia.org/wiki/Lidahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amandelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rongga_muluthttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sublingualis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Submandibularis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Parotis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_ludah
  • 7/26/2019 Chapter II u

    5/31

    2.2. Fisiologi

    Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan

    bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam mulut

    dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang

    masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim

    enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat

    zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu

    menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim enzim. Sekresi

    empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak

    sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.23

    Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus

    (sukus enterikus). Banyak di antara enzim enzim ini terdapat pada brush border vili

    dan mencernakan zat zat makanan sambil diabsorbsi. Isi usus digerakkan oleh

    peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang

    diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon.15

    Pergerakan segmental usus halus

    mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus,

    dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan

    kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung.23

    Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak

    dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui

    dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain

    itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi.23

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    6/31

    Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase pankreas ;

    hasilnya bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian

    memasuki membran sel secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami disagregasi,

    melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus, dan asam lemak serta

    monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida dan

    digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein untuk membentuk

    kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak kecil dapat

    memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam empedu

    diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari kumpulan 5

    gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram hilang setiap

    hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam.27,28

    Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis.

    Enzim protease pankreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi

    tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan proses pencernaan protein,

    menghasilkan asam amino dan 2 sampai 6 residu peptida. Transport aktif membawa

    dipeptida dan tripeptida ke dalam sel untuk diabsorpsi.28

    Karbohidrat, metabolisme awalnya dimulai dengan menghidrolisis pati menjadi

    maltosa (isomaltosa), yang merupakan disakarida. Kemudian disakarida ini, bersama

    dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis menjadi monosakarida

    glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Enzim laktase, sukrase, maltase, dan isimaltase untuk

    pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili brush border sel epitel. Disakarida

    ini dicerna menjadi monosakarida sewaktu berkontak dengan mikrovili ini atau

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    7/31

    sewaktu mereka berdifusi ke dalam mikrovili. Produk pencernaan, monosakarida,

    glukosa, galaktosa, dan fruktosa, kemudian segera diabsorpsi ke dalam darah porta.29

    Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan

    duodenum menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi. Air

    secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif. Natrium dan

    klorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau secara transport aktif.

    Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum dan jejenum, dipercepat

    oleh hormon parathormon (PTH) dan vitamin D. Kalium diabsorpsi secara difusi

    pasif.28

    Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan

    proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air

    dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid

    berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi

    sampai defekasi berlangsung.23

    Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek

    serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga

    keseimbangan air dan elektrolit serta mencegah dehidrasi. Gerakan retrograd dari

    kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan dan meningkatkan absorpsi.

    Kontraksi segmental merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek

    dari kolon, kontraksi ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan,

    kolinergik.

    Sepertiga berat feses kering adalah bakteri; 10-10/gram dimana bakteri

    Anaerob lebih banyak dari bakteri aerob. Bacteroides paling umum, Escherichia coli

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    8/31

    berikutnya. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi

    intralumen. Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang

    tidak tercerna.

    28

    2.3. Definisi Obstruksi Usus

    Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna

    tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang

    disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan,

    atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose

    segmen usus tersebut.23

    Tipe obstruksi usus terdiri dari :

    2.3.1. Mekanis (Ileus Obstruktif)

    Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik.

    Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat

    karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma

    stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.

    2.3.2. Neurogonik/fungsional (Ileus Paralitik)

    Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan

    peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi usus. Contohnya

    amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan

    neurologis seperti penyakit Parkinson.11

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    9/31

    2.4.

    Definisi Ileus Obstruktif

    Ileus Obstruktif disebut juga Ileus Mekanis (Ileus Dinamik).

    15

    Suatu

    penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik baik

    sebahagian maupun total. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata

    atau kronis akibat karsinoma yang melingkari.11,30,31

    2.5. Klasifikasi Ileus Obstruktif

    2.5.1. Menurut sifat sumbatannya

    Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan32

    :

    a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam

    lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia

    usus dan neoplasma

    b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai

    oklusi pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan

    volvulus.

    2.5.2. Menurut letak sumbatannya

    Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 2 : 33

    a)

    Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus

    b)

    Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar

    2.5.3. Menurut etiologinya

    Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3 :34

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    10/31

    a)

    Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi

    (postoperative), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma

    (karsinoma), dan abses intraabdominal.

    b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena

    kelainan kongenital (malrotasi), inflamasi (Chrons disease,

    diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi.

    c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di

    dalam usus, misalnya benda asing, batu empedu.

    2.6. Patofisiologi Ileus Obstruktif

    Perubahan patofisiologi utama pada ileus obstruktif dapat di lihat pada

    bagan 1. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan

    gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang

    menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8

    liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi

    dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan

    usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan

    elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang

    mengakibatkan syokhipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi

    jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan

    penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal

    peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    11/31

    nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan

    sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.23

    Segera setelah timbulnya ileus obstruktif pada ileus obstruktif sederhana,

    distensi timbul tepat di proksimal dan menyebabkan muntah refleks. Setelah mereda,

    peristaltik melawan obstruksi dalam usaha mendorong isi usus melewatinya yang

    menyebabkan nyeri episodik kram dengan masa relatif tanpa nyeri di antara episode.

    Gelombang peristaltik lebih sering timbul setiap 3 sampai 5 menit di dalam jejunum

    dan setiap 10 menit di didalam ileum. Aktivitas peristaltik mendorong udara dan

    cairan melalui gelung usus, yang menyebabkan gambaran auskultasi khas terdengar

    dalam ileus obstruktif. Dengan berlanjutnya obstruksi, maka aktivitas peristaltik

    menjadi lebih jarang dan akhirnya tidak ada.27

    Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi, maka kemudian timbul muntah

    dan mulainya tergantung atas tingkat obstruksi. Ileus obstruktif usus halus

    menyebabkan muntahnya lebih dini dengan distensi usus relatif sedikit, disertai

    kehilangan air, natrium, klorida dan kalium, kehilangan asam lambung dengan

    konsentrasi ion hidrogennya yang tinggi menyebabkan alkalosis metabolik. Berbeda

    pada ileus obstruktif usus besar, muntah bisa muncul lebih lambat (jika ada). Bila

    timbul, biasanya kehilangan isotonik dengan plasma. Kehilangan cairan ekstrasel

    tersebut menyebabkan penurunan volume intravascular, hemokonsentrasi dan oliguria

    atau anuria. Jika terapi tidak diberikan dalam perjalanan klinik, maka dapat timbul

    azotemia, penurunan curah jantung, hipotensi dan syok.27

    Pada ileus obstruktif strangulata yang melibatkan terancamnya sirkulasi pada

    usus mencakup volvulus, pita lekat, hernia dan distensi. Disamping cairan dan gas

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    12/31

    yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi ada juga

    gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus. Plasma bisa juga

    dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus

    yang normalnya bertindak sebagai sawar (penghambat) bagi penyerapan bakteri dan

    produk toksiknya, merupakan bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap

    perubahan dalam aliran darah. Dengan strangulasi yang memanjang maka timbul

    iskemik dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa

    masuk melalui dinding usus ke dalam cavitas peritonealis.27

    Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus

    cepat menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat

    menyebabkan kematian.27

    Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar suatu

    gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya dibandingkan ileus

    obstruksi yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi dengan cepat sebelum

    terbukti tanda klinis dan gejala ileus obstruktif. Penyebab ileus obstruktif gelung

    tertutup mencakup pita lekat melintasi suatu gelung usus, volvulus atau distensi

    sederhana. Pada keadaan terakhir ini, sekresi ke dalam gelung tertutup dapat

    menyebabkan peningkatan cepat tekanan intalumen, yang menyebabkan obstruksi

    aliran keluar ke vena. 27

    Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus)

    dibandingkan ileus obstruksi usus halus. Karena kolon bukan organ pensekresi cairan

    dan hanya menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui valva ileocaecalis, maka

    tidak timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga dehidrasi cepat bukan suatu

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    13/31

    bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling

    mendesak karena obstruksi itu karena distensi. Jika valva ileocaecalis inkompeten

    maka kolon terdistensi dapat didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini

    kompeten, maka kolon terobstruksi membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu

    menyebabkan ruptura pada tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal

    didasarkan atas hukum Laplace, yang mendefinisikan tegangan di dalam dinding

    organ tubular pada tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter

    tabung itu. Sehingga karena diameter kolon melebar di dalam sekum, maka area ini

    yang biasanya pecah pertama.27

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    14/31

    Bagan 1. Patofisiologi Ileus Obstruktif 23

    Ileus Obstruktif

    Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen sebelahproksimal dari letak obstruksi

    Kehilangan H2O da

    elektrolit

    Pelepasan bakteri dari toksin dari

    usus yang nekrotik ke dalam

    peritoneum dan sirkulasi

    sistematik

    Kehilangan cairan menuju

    ruang peritoneum

    Iskemia dinding usus

    Tekanan intralumen

    Distensi

    Proliferasi bakteri

    yang berlangsung cepat

    Volume ECF

    Peritonitis

    septikemia

    Syok Hipovolemik

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    15/31

    2.7. Faktor Risiko Ileus Obstruktif

    Obstruksi usus yang sering ditemukan, tergantung pada umur pasien (Tabel

    1). Pada bayi/neonatus obstruksi usus disebabkan atresia ani, atresia pada usus halus ,

    dan penyakit Hirschsprung. Obstruksi pada anak-anak sering disebabkan oleh

    intususepsi, penyakit Hirschsprung dan hernia strangulasi inguinalis kongenital. Pada

    orang dewasa, obstruksi usus sering disebabkan tumor di dalam usus, perlengketan

    dinding usus, hernia strangulasi pada kanalis inguinalis, femoralis ataupun

    umbilikalis dan penyakit Crohn. Obstruksi pada pasien umur lanjut sering disebabkan

    karsinoma usus besar, divertikel, hernia strangulasi, tinja membatu, perlengketan

    dinding usus dan volvulus.32

    Tabel 2.1. Penyebab Obstruksi Menurut Kelompok Umur32

    Kelompok umur Penyakit

    Bayi/neonates Atresia, Volvulus, penyakit Hirschsprung

    Anak-anakIntususepsi, hernia strangulasi inguinalis, kelainan

    kongenital, penyakit Hirschsprung

    Dewasa

    Neoplasma usus besar, adhesi, hernia strangulasi

    inguinalis, femoralis dan umblikalis, dan penyakit

    Hirschsprung

    Orang tuaKarsinoma usus besar, penyakit divertikulum kolon, hernia

    strangulasi, fecalith (tinja membatu), adhesi dan volvulus

    2.7.1. Perlengketan/Adhesi

    Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi.12

    Adhesi adalah pita-

    pita jaringan fibrosa yang sering menyebabkan obstruksi usus halus pasca bedah

    setelah operasi abdomen. Risiko terjadinya adhesi menimbulkan gejala obstruksi

    pada anak belum diteliti dengan baik, tetapi sering terjadi pada 2-3% penderita

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    16/31

    setelah operasi abdomen. Sebagian besar obstruksi disertai oleh adhesi dan dapat

    terjadi setiap waktu setelah minggu kedua pasca bedah.35

    Adhesi dapat berupa

    perlengketan yang bentuk tunggal maupun multiple (perlengketan yang lebih dari

    satu) yang setempat maupun luas. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dalam

    bentuk pita. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase

    usus pulih kembali.

    Adhesi yang kambuhan akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga

    kali, risiko kambuh akan menjadi 50%. Pada kasus seperti ini, diadakan pendekatan

    konservatif sebab walaupun pembedahan akan menberikan pasase, kemungkinan

    besar obstruksi usus akibat adhesi akan kambuh dalam waktu singkat.12

    2.7.2. Hernia Inkarserata

    Bila terdapat suatu defek pada dinding rongga perut, maka akibat tekanan

    intraabdominal yang meninggi, suatu alat tubuh dapat terdorong keluar melalui

    defek itu. Misalnya : sebagian lambung dapat terdesak keluar ke rongga perut

    melalui suatu defek pada diafragma masuk ke dalam rongga dada. Hernia yang tidak

    tampak dari luar disebut internal hernia. Ditemukan lebih banyak ekterna hernia,

    yaitu yang tampak dari luar seperti hernia umbilical, hernia inguinal, dan hernia

    femoral.

    Jika liang hernia cukup besar maka isi usus dapat didorong masuk lagi dan

    disebut reponibel, jika tidak dapat masuk lagi disebut incarcerata. Pada keadaan ini

    terjadi bendungan pembuluh-pembuluh darah yang disebut dengan strangulasi.

    Akibat gangguan sirkulasi darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    17/31

    disebut infark. Hernia yang menunjukkan strangulasi pembuluh darah dan tanda-

    tanda incarcerata akan menimbulkan gejala-gejala ileus.33

    2.7.3. Pankreas anulare

    Pankreas anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum bagian

    duodenum bagian kedua. Gejala dan tanda sama seperti pada atresia atau malrotasi

    usus. Pankreas anulare merupakan kelainan kongenital yang jarang ditemukan.

    Penyakit ini disebabkan oleh kelainan pada perkembangan bakal pankreas sehingga

    tonjolan dorsal dan ventral melingkari duodenum bagian kedua akibat tidak

    lengkapnya pergeseran bagian ventral. Keadaan ini menyebabkan obstruksi

    duodenum dan kadang disertai atresia juga. Penyakit ini pada awalnya sering tidak

    ditemukan gejala dan baru ditemukan pada saat dewasa.

    2.7.4. Invaginasi

    Disebut juga intussusceptio. Biasanya pada anak, bagian oral (proksimal)

    usus menerobos masuk ke dalam rongga bagian anal (distal) seperti suatu teleskop.

    Ada beberapa jenis bergantung pada lokasinya :

    d.1. enterika : usus halus masuk ke dalam usus halus

    d.2. entero-colics : ileum masuk ke dalam coecum atau colon, jenis ini paling

    sering ditemukan

    d.3. colica : usus besar masuk ke dalam usus besar

    d.4. prolapsus ani : rektum keluar melalui anus

    Bagian dalam disebut intussusceptium, sedang bagian luar yang

    melingkarinya intussusceptum. Mesentrium yang mengandung pembuluh darah

    intussusceptium akan ikut tertarik dan pembuluh darah akan terjepit hingga terjadi

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    18/31

    gejala-gejala ileus. Penyebab terjadinya pada anak-anak adalah ketidakseimbangan

    kontraksi otot usus-usus, adanya jaringan limfoid yang berlebihan (terutama sekitar

    perbatasan bagian ileo-cekal) dan antiperistaltik kolon melawan peristaltik ileum.

    Pada orang dewasa disebabkan karena adanya dinding tumor yang

    menonjol/bertangkai (polip) dan oleh gerakan peristaltik didorong ke bagian distal

    dan dalam gerakan ini dinding usus ikut tertarik.33

    2.7.5. Volvulus

    Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan. Disebut pula dengan torsi dan

    merupakan pemutaran usus dengan mesenterium sebagai poros. Usus melilit/memutar

    sampai 180-360 derajat. Volvulus dapat disebabkan oleh mesentrium yang terlalu

    panjang, yang merupakan kelainan kongenital pada usus halus, pada obstisipasi yang

    menahun, terutama pada sigmoid, pada hernia inkarcerata, usus dalam kantong hernia

    menunjukkan tanda-tanda torsi; pada tumor dalam dinding usus atau tumor dalam

    mesentrium. Akibat volvulus terjadi gejala-gejala strangulasi pembuluh darah dengan

    infark dan gejala-gejala ileus.

    2.7.6. Kelainan kongenital

    Setiap cacat bawaan pada usus berupa stenosis atau atresia dari sebagian

    saluran cerna akan menyebabkan obstruksi setelah bayi mulai menyusui. Kelainan-

    kelainan ini disebabkan oleh tidak sempurnanya kanalisasi saluran pencernaan dalam

    perkembangan embrional dan keadaan ini dapat terjadi pada usus dimana saja. Atresi

    ialah buntu sama sekali dengan tanda-tanda obstruksi total sedangkan stenosis hanya

    merupakan penyempitan dengan gejala-gejala obstruksi yang tidak total.12

    2.7.7. Atresia usus

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    19/31

    Gangguan pasase usus yang kongenital dapat berbentuk stenosis dan atresia,

    yang dapat disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi pada waktu janin berusia 6-7

    minggu. Kelainan bawaan ini dapat juga disebabkan oleh gangguan aliran darah lokal

    pada sebahagian dinding usus akibat desakan, invaginasi, volvulus, jepitan, atau

    perforasi usus masa janin. Daerah usus yang tersering mengalaminya adalah usus

    halus. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan, misalnya oleh pankreas anulare

    dan dapat berupa atresia.27

    2.7.8. Radang kronik

    Setiap radang kronik, terutama morbus Crohn, dapat menyebabkan obstruksi

    karena udem, hipertrofi, dan fibrosis yang biasanya terjadi pada penyakit kronik.12

    2.7.9. Askariasis

    Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum. Obstruksi

    usus oleh cacing askariasis paling sering ditemukan pada anak karena hygiene kurang

    sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang dan usus halus pada anak-anak lebih

    sempit daripada usus halus orang dewasa sedangkan ukuran cacing sama besar.

    Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat yang terdiri dari sisa

    makanan dan puluhan ekor cacing yang mati akibat pemberian obat cacing.12

    2.7.10..Tumor

    Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia

    menimbulkan invaginasi. Kebanyakan tumor jinak di usus halus tidak menimbulkan

    gangguan yang berarti selama hidup. Kadang-kadang gejalanya tidak jelas atau tidak

    khas, sehingga kelainan tidak terdeteksi kecuali apabila ada penyulit. Tumor usus

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    20/31

    halus dapat menimbulkan komplikasi, pendarahan, dan obstruksi. Obstruksi dapat

    disebabkan oleh tumornya sendiri ataupun secara tidak langsung oleh invaginasi.12

    2.7.11. Tumpukan sisa makanan

    Obstruksi usus halus akibat bahan makanan ditemukan pada orang yang

    pernah mengalami operasi pengangkatan sebagian atau penuh dari perut

    (gastrektomi). Obstruksi biasanya terjadi pada daerah anastomosis. Obstruksi lain,

    yang jarang ditemukan, dapat terjadi setelah makan banyak sekali buah-buahan yang

    mengandung banyak serat yang menyebabkan obstruksi di ileum terminal, seperti

    serat buah jeruk atau biji banyak yang ditelan sekaligus dengan buah tertentu yang

    berinti.12

    2.7.12. Divertikulum meckel

    Divertikulum meckel adalah sisa dari kantung telur embrional yang juga

    disebut ductus omphalo-mesentricus yang dalam kehidupan fetal menghubungkan

    pusat (umbilicus) dengan usus. Pada orang dewasa terletak pada ileum lebih kurang

    100 cm proksimal perbatasan ileo-cekal, sedangkan pada anak-anak lebih kurang 40

    cm. Jika hubungan antara umblikus dan usus (ductus omphalo-mesentricus) tidak

    menghilang, dapat terjadi fistula pada pusat yang mengeluarkan isi usus. Bila hanya

    sebagian yang menghilang dan ditengah-tengah tetap, maka akan dapat terbentuk

    suatu kista. Bila tidak menghilang sempurna, maka sisanya menyerupai tali yang

    padat, yang dapat mengakibatkan terbelitnya usus pada tali itu (strangulasi).35,36

    2.7.13. Penyakit Hirschsprung

    Penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang

    paling sering terjadi pada neonatus. Penyakit Hirschsprung terjadi akibat tidak adanya

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    21/31

    sel ganglion pada dinding usus atau terjadinya kelainan inervasi usus, yang dimulai

    dari anus dan meluas ke proksimal. Gejala-gejala klinis penyakit Hirschsprung

    biasanya mulai pada saat lahir dengan terlambatnya pengeluaran tinja (mekonium).

    Kegagalan mengeluarkan tinja menyebabkan dilatasi bagian proksimal usus besar dan

    perut menjadi kembung. Karena usus besar melebar, tekanan di dalam lumen

    meningkat, mengakibatkan aliran darah menurun dan perintang mukosa terganggu

    Statis memungkinkan proliferasi bakteri, sehingga dapat menyebabkan enterokolitis

    (Clostridium difficile dan Staphlococcos aureus) dengan disertai sepsis dan tanda-

    tanda obstruksi usus besar.35

    2.7.14. Bezoar

    Istilah bezoar merupakan suatu akumulasi benda-benda asing eksogen di

    dalam lambung atau usus yang merupakan penyebab ileus obstruktif pada usus

    halus.35,42Bezoar dibedakan menurut komposisinya. Laktobezoar mengandung kasein

    atau kalsium yang tinggi. Laktobezoar ditemukan pada bayi-bayi prematur yang

    mengkonsumsi susu formula bayi yang kaya kasein/kalsium. Phytobezoar adalah

    jenis yang paling umum dari bezoar yang merupakan akumulasi serat sayur-sayuran

    dan buah-buahan yang tidak dapat dicerna. Phytobezoar terdiri dari selulosa, tanin,

    dan lignin yang di cerna pada saat mengkonsumsi makanan.42

    2.8.

    Manifestasi Klinis37

    2.8.1. Obstruksi sederhana

    Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak,

    yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    22/31

    abdomen bervariasi dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian

    atas.

    Obstruksi bagian tengah atau distal menyebabkan kejang di daerah

    periumbilikal atau nyeri yang sulit dijelaskan lokasinya. Kejang hilang timbul dengan

    adanya fase bebas keluhan. Muntah akan timbul kemudian, waktunya bervariasi

    tergantung sumbatan. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan

    semakin fekulen. Obstipasi selalu terjadi terutama pada obstruksi komplit.

    Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi

    akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam.

    Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan

    semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Peristaltik usus yang mengalami

    dilatasi dapat dilihat pada pasien yang kurus. Bising usus yang meningkat dan

    metabolic sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di

    daerah distal.

    2.8.2. Obstruksi disertai proses strangulasi

    Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan

    nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya bekas operasi atau hernia.

    Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat

    hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk

    mencegah terjadinya nekrosis usus.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    23/31

    2.8.3. Obstruksi pada kolon

    Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat

    sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus

    menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul

    sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi

    komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul

    kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat

    refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus

    halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang

    paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena

    tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis

    akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada

    pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang

    terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanyastrangulasi.

    2.9. Komplikasi

    Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat ileus

    obstruktif. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil

    produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami perforasi

    mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga

    peritoneum yang menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami

    perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang permeable tersebut dan masuk ke dalam

    sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan syok septic.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    24/31

    Komplikasi lain yang dapat timbul antara lain syok hipovolemia, abses, pneumonia

    aspirasi dari proses muntah dan dapat menyebabkan kematian.36

    2.10. Epidemiologi

    2.10.1. Distribusi dan Frekuensi Menurut Orang

    a.1. Umur dan Jenis Kelamin

    Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2001 hingga 2002 yang dilakukan

    oleh Markogiannakis, dkk, ditemukan 60% pasien yang dirawat di Rumah Sakit

    Hippokratian, Athens mengalami ileus obstruktif dengan rata-rata pasien berumur

    antara sekitar 16 sampai 98s tahun dengan rasio perbandingan perempuan lebih

    banyak daripada laki-laki (rasio perbandingan 3:2).18 Berdasarkan hasil penelitian

    Imaz Akgun, dkk, (2001) di rumah sakit Selatan Anatolia Timur, Turki ditemukan

    699 pasien yang rasio perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 3:2 dengan

    kelompok umur 15-95 tahun.38 Menurut penelitian Chen Xz, dkk, (1995-2001) di

    rumah sakit Cina Barat ditemukan 705 pasien dengan rasio perbandingan laki-laki

    dengan perempuan 1,2:1 dan dengan rata-rata usia (median usia= 45) untuk pria dan

    (median usia = 51) untuk wanita.39

    Menurut penelitian Nofie Windiarto (2008) di

    Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang diantaranya 20 penderita ileus 11

    orang (55%) perempuan dan 9 orang (45%) laki-laki dengan kelompok umur 17-15

    tahun sebanyak 10 orang (50%), 26-34 tahun sebanyak 6 orang (30%), dan 35-45

    tahun sebanyak 4 orang (20%).40

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    25/31

    a.2. Suku dan Agama

    Diet vegetarian dan pengunyahan yang miskin pada makanan merupakan faktor

    risiko berkembangnya pythobezoar.

    41

    Pythobezoar merupakan jenis paling umum

    bezoar yang paling sering menyebabkan terjadinya ileus obstruktif pada usus halus.

    Phytobezoar terdiri dari selulosa, tanin, dan lignin yang berasal dari sayuran dan

    buah-buahan yang dicerna. Jika vegetarian sering mengkonsumsi buah-buahan dan

    sayur-sayuran yang mengandung selulosa, tanin, dan lignin seperti buah kesemek

    maka faktor risiko akan lebih tinggi untuk mengalami ileus obstruktif.42

    DiIndonesia secara tradisional suku bangsa Jawa tidak terlalu banyak

    mengonsumsidaging dan gemar mengonsumsitahu dantempe dalam menu mereka

    sehingga faktor risiko untuk terjadinya ileus obstruktif lebih kecil pada suku ini.43

    Namun berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat

    dan insidens timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan

    bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran

    pencernaan.33

    Ajaran Buddhisme Theravada tidak secara eksplisit mengajarkan untuk

    tidak memakan daging, dimana Theravadans banyak yang menghindari

    makan daging karena kasih yang tulus untuk kesejahteraan sesama makhluk hidup.

    Dengan kata lain, vegetarian tidak secara eksplisit dibutuhkan untuk mengikuti

    ajaran agama Buddha, sehingga pada pengikut Buddha secara umum memiliki faktor

    risiko lebih kecil untuk menderita Ileus obstruktif.44

    Kebiasaan memberikan makanan selain ASI kepada bayi merupakan salah

    satu penyebab obstruksi usus pada bayi. Terjadi obstruksi usus karena usus bayi

    belum mampu melakukan peristaltik secara sempurna.45Pada suku Sasak di Lombok,

    Universitas Sumatera Utara

    http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tahuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempehttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempehttp://id.wikipedia.org/wiki/Tahuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
  • 7/26/2019 Chapter II u

    26/31

    ibu yang baru bersalin memberikan nasi palpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya

    terlebih dahulu) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya

    bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi. Sementara

    pada masyarakat Kerinci di Sumatra Barat, pada usia sebulan bayi sudah diberi bubur

    tepung, bubur nasi, pisang dll.46

    Kebiasaan masyarakat ini menjadi faktor risiko yang

    tinggi untuk terjadinya Ileus Obstruktif.

    2.10.2.

    Distribusi dan frekuensi menurut waktu dan tempat

    Enam puluh persen kasus ileus obstruktif yang ditemukan di Amerika Serikat,

    adhesi pada operasi ginekologik, appendektomi dan reseksi kolorektal adalah

    penyebab terbanyak dari ileus obstruktif.13

    Berdasarkan data salah satu rumah sakit

    umum di Australia pada tahun 2001 hingga 2002, sekitar 6.5 orang per 10.000

    populasi di Australia diopname di rumah sakit karena ileus paralitik dan ileus

    obstruktif.17

    2.11. Pencegahan

    Upaya pencegahan terhadap penyakit harus dilakukan sedini mungkin baik

    pencegahan primordial, primer, sekunder dan tersier untuk mengurangi angka

    morbiditas dan mortalitas.47 Demikian juga pada penyakit ileus obstruktif, tindakan

    pencegahan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya ileus obstruktif dan

    menghindari akibat fatal yang disebabkan ileus obstruktif.

    2.11.1. Pencegahan Primordial

    Pencegahan primordial merupakan upaya pencegahan pada orang-orang yang

    belum memiliki faktor risiko terhadap ileus obstruktif. Biasa dilakukan dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    27/31

    promosi kesehatan atau memberikan pendidikan kesehatan yang berkaitan ileus

    obstruktif atau dengan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan

    kemampuan masyarakat dalam menjaga kesehatannya oleh kemampuan

    masyarakat.47

    2.11.2. Pencegahan Primer33,47

    Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya mempertahankan orang

    yang agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan

    primer berarti mencegah terjadinya ileus obstruktif. Upaya pencegahan ini

    dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat. Pencegahan primer

    yang dilakukan antara lain :

    a. Bergaya hidup sehat dengan cara menjaga diri dan lingkungannya

    b. Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan

    tubuh

    c. Diet Serat

    Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan

    insidens timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan

    bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran

    pencernaan.

    d. Untuk membantu mencegah kanker kolorektal, makan diet seimbang rendah

    lemak dengan banyak sayur dan buah, tidak merokok, dan segera untuk skrining

    kanker kolorektal setahun sekali setelah usia 50 tahun.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    28/31

    e.

    Untuk mencegah hernia, hindari angkat berat, yang meningkatkan tekanan di

    dalam perut dan mungkin memaksa satu bagian dari usus untuk menonjol melalui

    daerah rentan dinding perut Anda.

    2.11.3. Pencegahan Sekunder

    Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan terhadap ileus obstruktif adalah

    dengan cara mendeteksi secara dini, dan mengadakan penatalaksanaan medik untuk

    mengatasi akibat fatal ileus obstruktif.47

    i.

    Cara mendeteksi secara dini ileus obstruktif

    Cara mendeteksi secara dini ileus obstruktif adalah dengan melakukan

    pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan adalah

    a. Pemeriksaan Fisik

    Gambaran fisik pasien yang menderita ileus obstruktif bervariasi dan

    tergantung kapan dilakukan pemeriksaan. Jika pemeriksaan dilakukan beberapa jam

    atau sehari setelah mulainya obstruksi mekanik sederhana, maka akan terbukti

    beberapa gejala-gejala ileus. Tetapi jika dibiarkan lewat beberapa hari, maka tanda

    tambahan akan bermanifestasi. Alasan ini didasarkan atas respon patofisiologi

    terhadap ileus obstruktif. Gambaran pertama dalam pemeriksaan pasien yang

    dicurigai menderita ileus obstruktif merupakan adanya tanda generalisasi dehidrasi,

    yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Karena lebih

    banyak cairan disekuestrasi ke dalam lumen usus, maka bisa timbul demam,

    takikardia dan penurunan tekanan dalam darah. Dalam pemeriksaan abdomen

    diperhatikan kemunculan distensi, parut abdomen (yang menggambarkan perlekatan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    29/31

    pasca bedah), hernia dan massa abdomen. Pada pasien yang kurus bukti gelombang

    peristaltik terlihat pada dinding abdomen dan dapat berkorelasi dengan nyeri kolik.

    Tanda demikian menunjukkan obstruksi strangulata. Gambaran klasik dalam mekanik

    sederhana adalah adanya episodik gemerincing logam bernada tinggi dan bergelora

    (rush) pada waktu penderita dalam kondisi tenang. Gelora tersebut bersamaan dengan

    nyeri kolik. Pada obstruksi strangulata tidak ditemukan tanda ini.

    Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum

    dan pelvis. Apabila dalam pemeriksaan ini ditemukan tumor serta adanya feses di

    dalam kubah rektum menggambarkan terjadinya obstruksi di proksimal. Jika darah

    makroskopik ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa obstruksi

    didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus.

    b. Pemeriksaan Radiologi

    Pemeriksaan sinar-X dan foto abdomen yang tegak dan berbaring sangat

    bermanfaat dalam mendiagnosa ileus obstruktif. Jika penderita tidak dapat duduk

    selama 15 menit, maka posisi dekubitus lateral kiri dapat dilakukan untuk foto

    abdomen.

    Adanya gelung usus yang terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola

    anak tangga pada foto tegak menggambarkan bahwa penderita menderita ileus

    obstruktif. Hal ini karena fakta bahwa udara biasanya tidak terlihat pada usus halus

    dan hanya terbukti pada usus yang terdistensi. Informasi dari foto juga dikumpulkan

    sebagai bahan diagnosa. Pada foto abdomen, gelung usus berbeda pada usus halus

    dan kolon. Usus halus ditandai dengan posisinya yang berada di dalam abdomen

    sentral dan adanya valvulae conniventes yang muncul sebagai garis yang melintasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    30/31

    keseluruhan lebar lumen. Kolon teridentifikasi dengan posisinya di sekeliling

    abdomen dan dibatasi oleh adanya tanda haustra yang hanya sebagian melintasi

    diameter lumen.

    Pada obstruksi mekanik sederhana lanjut pada usus halus, tak ada gas yang

    terlihat di dalam kolon. Obstruksi kolon dengan valva ileocaecalis kompeten, maka

    distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya gambaran penting. Jika valva

    ileocaecalis inkompeten, maka distensi usus halus dan kolon ada. Pada obstruksi

    strangulasi, perjalanan klinik lebih cepat dan harus segera dilakukan pemeriksaan.

    Distensi usus (jika ada) pada obstruksi strangulasi lebih sedikit dibandingkan pada

    obstruksi mekanis sederhana.27

    c. Pemeriksaan Penunjang

    c.1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) :

    meningkat akibat dehidrasi

    c.2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum

    meningkat, Na+dan Cl

    -rendah.

    c.3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen

    a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan valvula

    connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar (distribusi

    perifer/bayangan haustra tidak terlihat di seluruh lebar usus)

    b.

    mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)

    c.4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi

    barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat

    dan penyebab

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/26/2019 Chapter II u

    31/31

    c.5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi

    untuk menunjukkan tempat obstruksi.30

    ii.

    Operasi

    a. Usus halus

    Operasi dapat dimulai setelah pasien telah diredidrasi kembali dan organ-

    organ vital telah dapat berfungsi dengan normal. Kalau obstruksi disebabkan karena

    hernia skrotalis, maka daerah tersebut harus disayat. Perincian operatif tergantung

    pada penyebab obstruksi. Perlengketan/ adhesi dilepaskan atau bagian yang

    mengalami obstruksi dibuang, usus yang mengalami strangulasi harus dipotong.

    b. Usus besar

    Pada usus besar, operasi terdiri dari proses sesostomi dekompresi atau hanya

    kolostomi tranversal pada pasien yang sudah lanjut usia, pasien dengan obstruksi

    terjadi di daerah sekum, maka bagian tersebut akan dipotong, biasanya disertai

    anastomosis primer. Kanker pada kolon sebelah kiri dan anastomosis yang

    mengakibatkan obstruksi pada pasien juga akan dipotong dan disertai anastomosis

    juga.48

    2.11.4. Pencegahan Tersier

    Tujuan pencegahan tertier adalah untuk mengurangi ketidakmampuan,

    mencegah kecacatan dan menghindari komplikasi yang dapat memperparah

    keadaan.47 Tindakan perawatan post operasi serta melakukan mobilitas/ambulasi

    sedini mungkin. 27