chapter ii
DESCRIPTION
biokimiaTRANSCRIPT
-
TINJAUAN PUSTAKA
Stum Mata Tidur Karet Bibit stum mata tidur adalah bibit yang diokulasi dilahan persemaian dan
dibiarkan tumbuh selama kurang dari dua bulan setelah pemotongan batang atas
pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau
bercabang. Akar tunggang tunggal lebih bagus dibandingkan dengan akar
tunggang bercabang, sehingga petani karet biasanya memotong akar tunggang
bercabang yang lebih kecil. Dengan demikian tinggal satu akar tunggang besar
yang panjangnya sekitar 40 cm dan akar lateral yang panjangnya 5 cm
(Setiawan dan Agus, 2005).
Pemotongan akar adalah pemangkasan akar-akar semai dalam bedengan
persemaian untuk membatasi pertumbuhan akar utama yang panjang dan tidak
bercabang. Perenggutan (wrenching) akar menggunakan peralatan sama dengan
pemotongan akar, tetapi mata pisau dimiringkan agar dapat mengangkat atau
merenggut semai pada bedengan persemaian. Pemangkasan akar adalah
memangkas sistem akar dengan standar panjang tertentu, sesudah semai dicabut
dan dipilih sebelum disimpan atau ditanam (Daniel, dkk, 1995).
Setelah tunggul okulasi dibongkar (bukan dicabut, agar akar tidak banyak
yang putus) dari pembibitan, akar tunggang dipangkas hingga tertinggal 25-30
cm, akar-akar lateral dipangkas lebih pendek yang tinggal 5-10 cm, kemudian
dipindahkan kedalam kantong plastik (Sianturi, 2001).
Universitas Sumatera Utara
-
Air Kelapa Air kelapa mengandung unsur K yang tinggi sehingga dapat memacu
pertumbuhan tanaman. Fungsi K bagi tanaman yaitu mamperkuat tubuh tanaman
karena dapat menguatkan serabut-serabut akar, dapat memperlancar metabolisme
dan mempengaruhi penyerapan hara (Hendaryono dan Wijayani, 1994).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium
(kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula
antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara
lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu),
fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung
berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal,
asam folat, niakin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu
auksin dan sitokinin sebagai pendukung pertumbuhan tanaman
(http://mindforum.com, 2010).
Didalam air kelapa muda terdapat kandungan beberapa zat diantaranya
adalah asam nikotinik 0,64 mg/ l, asam pantotenik 0,52 mg/ l, biotin 0,02 mg/ l,
riboflavin 0,01 mg/ l, asam folik 0,003 mg/ l, sedikit thiamin dan pyridoxin,
auksin 0,07 mg/ l, 1,3-dipenilurea 5,8 mg/ l,sorbitol 15 mg/ l, m-inositol
0,01 mg/ l, scyllo-inositol 0,05 mg/ l, kalium 312 mg/ 100 g, klor 183 mg/ 100 g,
sodium 105 mg/ 100 g, posfor 37 mg/ 100 g, magnesium 30 mg/ 100 g, sulfur
24 mg/ 100 g, tembaga 0,1 mg/ 100 g dan copper 0,04/ 100 g (Yong, dkk, 2009).
Diperkirakan bahwa dalam air kelapa mengandung zeatin yang diketahui
termasuk dalam kelompok sitokinin. Sitokinin bersama dengan auksin
mempunyai peranan penting untuk kemampuan mendorong terjadinya
Universitas Sumatera Utara
-
pembelahan sel dan diferensiasi jaringan tertentu dalam pembentukan tunas pucuk
dan pertumbuhan akar. Namun demikian, peranan sitokinin dalam pembelahan sel
tergantung pada adanya fitohormon lain terutama auksin (Werner, dkk, 2001).
Berdasarkan penelitian Maryoni (2005) pemberian konsentrasi air kelapa
dapat meningkatkan pertumbuhan panjang tunas dan bobot kering tunas pada stek
tanaman panili. Dari peningkatan panjang tunas secara linear diperoleh tunas
terpanjang adalah 100,519 cm yang didapat pada konsentrasi 100% air kelapa.
Bobot kering maksimum 9,05 g diperoleh pada konsentrasi air kelapa optimum
60,61%. Konsentrasi air kelapa sebagai faktor tunggal berpengaruh nyata pada
variabel jumlah akar, panjang akar, bobot basah akar, bobot kering akar, dan
bobot kering tunas. Sampai konsentrasi 100% air kelapa yang diuji masih dapat
meningkatkan panjang akar, jumlah akar, bobot basah akar, bobot kering akar dan
bobot kering tunas.
Berdasarkan penelitian Susiloadi (1999) tentang perendaman air kelapa
terhadap tanaman markisa dengan 4 faktor yaitu 0, 6, 12 dan 24 jam, lama
perendaman dengan air kelapa yang paling baik untuk pertumbuhan tunas dan
akarnya adalah 12 jam.
Komposisi nutrisi dari air kelapa dipengaruhi oleh jenis buah dan
perbedaan tingkat kemasakan buah. Sebagai tambahan, asam sikimik dan quinon
juga ditemukan dalam air kelapa yang berbeda jenis dan tingkat kematangannya.
Jumlah maksimum terdapat dalam air kelapa yang berasal dari kelapa hijau yang
muda (Majeed, 2003).
Universitas Sumatera Utara
-
Auksin
Auksin adalah zat aktif dalam sistem perakaran. Senyawa ini membantu
proses pembiakan vegetatif. Pada satu sel auksin dapat mempengaruhi
pemanjangan sel, pembelahan sel dan pembentukan akar. Beberapa tipe auksin
aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 sampai 10 mg/L. Fungsi
auksin: untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta
pertumbuhan aksis longitudinal tanaman, gunanya untuk merangsang
pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk
merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan
dalam persiapan tanaman hortikultura komersial terutama untuk akar
(Dewi, 2008).
Auksin eksogen dapat memacu pertumbuhan dan pemanjangan akar awal.
Pemberian auksin pada tanaman tanpa tajuk dapat membentuk akar samping.
Selain itu juga dapat memacu perkembangan akar liar pada batang
(Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yaitu pembesaran sel yaitu koleoptil atau batang penghambatan mata tunas
samping, pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mata tunas untuk
menjadi tunas absisi (pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh
auksin pertumbuhan akar pada konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran
sel-sel aka (Salisbury dan Ross, 1995).
Universitas Sumatera Utara
-
Sitokinin
Sitokinin diproduksi oleh akar dan dapat merangsang pembentukan akar
lateral meskipun pada konsentrasi sama dapat menghambat pertumbuhan sumbu
utama. Meskipun menghambat pemuluran akar primer, sitokinin sangat
meningkatkan diameternya yang disebabkan rangsangan bersama dengan auksin
dari kegiatan kambium akar (Wilkins, 1992).
Sitokinin berfungsi memacu pembelahan sel dan pembentukan organ,
menunda penuaan, meningkatkan aktivitas wadah penampung hara, memacu
perkembangan kuncup samping tumbuhan dikotil, dan memacu perkembangan
kloroplas dan sintesis klorofil (Salisbury dan Ross, 1995).
Sebagian besar tumbuhan memiliki pola pertumbuhan yang kompleks
yaitu tunas lateralnya tumbuh bersamaan dengan tunas terminalnya. Pola
pertumbuhan ini merupakan hasil interaksi antara auksin dan sitokinin dengan
perbandingan tertentu. Sitokinin diproduksi dari akar dan diangkut ke tajuk,
sedangkan auksin dihasilkan di kuncup terminal kemudian diangkut ke bagian
bawah tumbuhan. Auksin cenderung menghambat aktivitas meristem lateral yang
letaknya berdekatan dengan meristem apikal sehingga membatasi pembentukan
tunas-tunas cabang dan fenomena ini disebut dominasi apikal. Kuncup aksilar
yang terdapat di bagian bawah tajuk (daerah yang berdekatan dengan akar)
biasanya akan tumbuh memanjang dibandingkan dengan tunas aksilar yang
terdapat dekat dengan kuncup terminal. Hal ini menunjukkan ratio sitokinin
terhadap auksin yang lebih tinggi pada bagian bawah tumbuhan. Interaksi
antagonis antara auksin dan sitokinin juga merupakan salah satu cara tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
-
dalam mengatur derajat pertumbuhan akar dan tunas, misalnya jumlah akar yang
banyak akan menghasilkan sitokinin dalam jumlah banyak. Peningkatan
konsentrasi sitokinin ini akan menyebabkan sistem tunas membentuk cabang
dalam jumlah yang lebih banyak. Interaksi antagonis ini umumnya juga terjadi di
antara ZPT tumbuhan lainnya (Dewi, 2008).
Respon terhadap hormon, biasanya tidak begitu tergantung pada jumlah
absolut hormon tersebut, akan tetapi tergantung pada konsentrasi relatifnya
dibandingkan dengan hormon lainnya. Keseimbangan hormon, dapat
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan daripada peran hormon
secara mandiri. Interaksi ini akan menjadi muncul dalam penyelidikan tentang
fungsi hormon. Sitokinin secara mandiri tidak mempunyai efek. Akan tetapi,
apabila sitokinin itu ditambahkan bersama-sama dengan auksin, maka sel itu dapat
membelah (Wilkins, 1992).
Universitas Sumatera Utara