chapter ii

19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prilaku Konsumen Prilaku konsumen menurut Mowen dan Minor (2002:6) adalah studi tentang unit pembelian (buying habits) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard (1994:3), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu (atau kelompok / organisasi) yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang dan jasa. Perilaku pembelian konsumen banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Titik tolak untuk memahami perilaku pembelian adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1 yang menunjukkan rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Universitas Sumatera Utara

Upload: yuda-cahya-nugraha

Post on 08-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prilaku Konsumen

Prilaku konsumen menurut Mowen dan Minor (2002:6) adalah studi

tentang unit pembelian (buying habits) dan proses pertukaran yang melibatkan

perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.

Sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard (1994:3), mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang

mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu (atau kelompok /

organisasi) yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam

mendapatkan barang dan jasa. Perilaku pembelian konsumen banyak dipengaruhi

oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Titik tolak untuk memahami

perilaku pembelian adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan dalam

Gambar 2.1 yang menunjukkan rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai

memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan

keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Rangsangan Pemasaran

Rangsangan lain

Karakteristik pembeli

Proses keputusan pembelian

Tanggapan pembelian

produk ekonomi Budaya pengenalan masalah

pilihan produk

Harga teknologi

Social pencarian informasi

pilihan merek

Tempat politik Pribadi evaluasi pilihan penyalur

promosi budaya psikologis keputusa waktu pembelian

prilaku pasca pembalian

jumlah pembelian

Gambar 2.1 Model Prilaku Konsumen

Sumber : Kotler (2002:183),

Menurut Kotler (2002:183), faktor-faktor utama yang mempengaruhi

perilaku pembelian adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor

psikologis. Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen yaitu motivasi, pembelajaran, persepsi dan sikap.

2.2 Pengertian dan Model Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap adalah sebuah susunan dari motivasi, emosi persepsi dan proses

kognitif dengan mempertimbangkan beberapa aspek lingkungan. Sebuah Eko

nomi sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak terhadap aspek-aspek

lingkungan seperti toko, program televisi dan lain-lain. (Del Hawkins,2001:394).

Sedangkan Zimbardo et al, dalam Mowen dan Minor (2002:319)

mendefinisikan sikap sebagai inti dari rasa suka atau tidak suka bagi orang,

kelompok, situasi, objek dan ide-ide.

Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Model Sikap

Secara garis besar, Sumarwan (2002:82) mengungkapkan bahwa terdapat

beberapa model sikap, antara lain:

a. The Tricomponent Attitude Model (Triandis). Sikap konsumen terhadap

suatu produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan (kognitif),

emosi (afektif) dan keinginan berperilaku (konatif).

b. Multi Attribute Atitude Model (Fishbein). Model multiatribut menjelaskan

bahwa sikap konsumen terhadap suatu model sikap (produk atau merek)

sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang

dievaluasi. Model tersebut disebut multi atribut karena evaluasi konsumen

terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut

yang dimiliki oleh objek tersebut.

c. Ideal Point Model (Model Angka-Ideal). Engel et al. dalam Sumarwan

(2002:82), menjelaskan bahwa model angka ideal ini memberikan

informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan

sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek yang ideal yang

dirasakan konsumen.

Dalam penelitian ini hanya akan digunakan tricomponent attitude model

yang terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002:147), sikap terdiri dari

tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif.

Universitas Sumatera Utara

1) Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi

terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh

melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari

berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya

berbentuk kepercayaan (beliefs) artinya konsumen mempercayai bahwa suatu

objek sikap memiliki atribut dan perilaku yang spesifik dan akan mengarahkan

pada hasil yang spesifik.Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi yang

konsumen bentuk antara objek, atribut, dan manfaat, didasarkan atas proses

pembelajaran kognitif. Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan (Mowen

dan Minor, 2002:312):

a) Kepercayaan atribut-objek

Kepercayan atribut-objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek,

seperti seseorang, barang atau jasa.

b) Kepercayaan manfaat-atribut

Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang

seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan

manfaat tertentu.

c) Kepercayaan manfaat objek

Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang

seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan

manfaat tertentu.

2) Komponen afektif. Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang

terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan

Universitas Sumatera Utara

evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau merek). Afektif

mengungkapkan penilaian konsumen terhadap suatu produk apakah baik atau

buruk, disukai atau tidak disukai.

3) Komponen konatif. Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang

menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan

tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu).

2.2.3 Manifestasi Model Sikap

Inisiator Komponen Manifestasi Komponen Sikap

Gambar 2.2 Manifestasi Model Sikap Sumber : Del Hawkins et al (2001:395)

2.3 Tinjauan Mengenai Brand (Merek)

2.3.1 Pengertian Brand (Merek)

Merek (brand) menjadi elamen yang penting bagi perusahaan bukan hanya

sebuah nama,logo atau symbol, tapi memiliki peranan yang lebih besar dari pada

Stimuli : Produk,

situasi outlet, retail, produk

dan objek

Afektif

Kognitif

Konatif

Niat prilaku yang berkaitan dengan

atribut khusus atau keseluruhan

objek

Kepercayaan mengenai atribut

khusus atau keseluruhan objek

Emosi atau perasaan

menganai atribut khusus atau

keseluruhan objek

Keseluruha orientasi terhadap

objek

Universitas Sumatera Utara

itu. Merek adalah payung yang merepresentasikan produk atau layanan yang

ditawarkan, dapat berperan sebagai orang, perusahaan maupun berperan sebagai

Negara. Merek merupakan cerminan value yang diberikan perusahaan kepada

pelanggan. Produk tanpa merek akan menjadi komoditas, sedangkan produk yang

diberikan merek akan memiliki nilai lebih tinggi di mata pelanggan

Menurut Kotler (2002:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan

atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk

atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk

pesaing. Sedangkan menurut pendapat Kartajaya (2005:182), merek tidak sekedar

nama. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping

menjadi identitas produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga

memberi manfaat baik bagi pembeli, penjual maupun bagi masyarakat.

2.3.2 Brand Loyalty (Loyalitas Merek)

Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek

adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan

dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga

menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh

situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.

Menurut Assael (1992:28), istilah loyalitas lebih mengimplementasikan

sebuah komitmen daripada sekedar pembelian berulang. Fakta menunjukkan

bahwa dengan sikap dan perilaku akan menghasilkan suatu gambaran loyalitas

merek yang diterima. Namun demikian terdapat beberapa karakteristik umum

Universitas Sumatera Utara

yang bias identifikasikan apakah seorang konsumen mendekati loyal atau tidak.

Selanjutnya dikemukakan empat hal yang menunjukkan kencenderungan

konsumen loyal yaitu sebagai berikut:

a) Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung percaya diri terhadap

pilihannya.

b) Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan resiko yang

lebihtinggi dalam pembeliannya.

c) Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal

terhadap tempat produksi barang atau jasa.

d) Kelompok yang minoritas cenderung untuk loyal terhadap merek.

2.3.3 Tingkat Loyalitas Merek

Menurut David Aeker dalam buku Managing Brand Equity (dalam MIM

Academy Brand Operation 2010:71) mendefinisikan Brand loyalty adalah sebuah

ukuran ketertarikan pelanggan suatu merek.”Brand loyalty is a measure of the

attachment that acostumer has to brand”.

Tingkat ketertarikan pelanggan terhadap suatu merek dapat di bagi kedalam empat

tingkat, antara lain:

a) Switcher/price sensitive

Pada tingkat ini, pelanggan tidak loyal kepada merek atau belum memiliki

brand equity yang kuat. Setiap merek dipersepsikan memberikan kepuasan

yang hampir sama. Nama merek berperan kecil dalam setiap keputusan

pembelia mereka. Pada tingkat ini pelanggan sensitif dengan penawaran

yang lebih murah.

Universitas Sumatera Utara

b) Satisfied/habitual buyer

Pada tingkat ini, pelanggan merasa puas terhadap produk atau setidaknya

puas terhadap perusahaan. Pelanggan juga sensitif terhadap benefit baru

yang ditawarkan kepada mereka.

c) Satisfied buyer with switching cost

Pada tingkat ini, pelanggan merasa puas terhadap produk. Mereka harus

mengaluarkan biaya tertentu apabila ingin berpindah merek. Pada

tingkatan ini, pelanggan sensitif dangan benefit yang dapat melampaui

biaya untuk beralih ke merak lain (switching cost).

d) Commited buyer

Pada tingkatan ini, pelanggan memiliki rasa bangga menggunakan produk

yang ditawarkan perusahaan. Mereka merekomendasikan merek yang

sama kepada orang lain. Pada tingkatan ini, merek produk memiliki brand

equity yang kuat dimabat pelanggan.

2.4 Promosi

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi

perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkaan

kualitas penjualan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal

memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaanPromosi adalah komunikasi

oleh pemasaran yang menginformasikan dan mengingatkan calon pembeli tentang

sebuah produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu

respons (Lamb, Hair, dan Mc Daniel,2001:146).

Universitas Sumatera Utara

Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk

menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan

orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah

tangga (Simamora, 2003:285).

2.4.1 Bauran Promosi (Promotion Mix)

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang

digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran

jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa

yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang

ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa

tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain.

b. Penjualan perseorangan (Personal Selling)

Penjualan perseorangan mempunyai peranan penting dalam pemasaran

jasa, karena :

1. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat

penting.

2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin.

3. Orang merupakan bagian dari produk jasa.

Bila dibandingkan dengan media periklanan, maka pesan yang

disampaikan melalui media ini ditujukan kepada orang – orang yang sebenarnya

Universitas Sumatera Utara

bukan prospek (calon pembeli) sebaliknya, melalui penjualan perorangan

perusahaan sudah berhadapan dengan calon pembeli potensial.

c. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk

meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan

akhirnya.

Promosi penjualan dapat diberikan kepada :

1. Konsumen, berupa penawaran cuma – cuma, sampel, demo produk,

kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi.

2. Perantara, berupa barang cuma – cuma, diskon, iklan kerja sama,

distribution contests, penghargaan.

3. Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan , dan hadiah untuk

tenaga penjualan terbaik.

d. Hubungan Masyarakat (Public Relational)

Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, di

mana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok,

dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan

publik yang lebih besar.

Hubungan masyarakat sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran,

antara lain :

1. Membangun citra.

2. Mendukung aktivitas komunikasi lainnya.

3. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada.

Universitas Sumatera Utara

4. Memperkuat positioning perusahaan.

5. Memengaruhi publik yang spesifik.

6. Mengadakan peluncuran untuk produk / jasa baru.

Program hubungan masyarakat, antara lain :

1) Publikasi.

2) Acara – acara penting.

3) Hubungan dengan investor.

4) Pameran.

5) Mensponsori beberapa acara.

e. Informasi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth)

Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa.

Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan

tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang

pengalamannnya. Sehingga informasi dari mulut - kemulut ini sangat besar

pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran dibandingkan dengan aktivitas

komunikasi lainnya.

f. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung merupakan unsur terakhir dalam bauran komunikasi

dan promosi.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Corporate Social Responsibility(CSR)

Corporate Social Responsibilities (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial

yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap

masyarakat luas dan lingkungan. Kotler dan Lee (2005) mendefinisikan

Tanggung Jawab Sosial perusahaan (CSR) sebagai komitmen untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui diskresioner praktek bisnis dan perusahaan

sumber daya. Ada beberapa bentuk inisiatif sosial yang menunjukkan utama

kegiatan untuk mendukung alasan sosial dan untuk mendukung komitmen untuk

melakukan CSR. Keenam inisiatif sosial dieksplorasi adalah sebagai berikut:

1. Penyebab promosi: korporasi menyediakan dana, kontribusi, atau lainnya

perusahaan sumber daya untuk meningkatkan kesadaran dan keprihatinan

tentang penyebab sosial atau untuk dukungan penggalangan dana,

partisipasi, atau sukarelawan untuk suatu tujuan;

2. Penyebab yang berhubungan dengan pemasaran: suatu korporasi

berkomitmen untuk memberikan kontribusi atau menyumbangkan

persentase dari pendapatan ke Specifik menyebabkan berdasarkan

penjualan produk;

3. Pemasaran sosial perusahaan: sebuah perusahaan mendukung

pembangunan dan pelaksanaan perilaku kampanye perubahan

dimaksudkan untuk meningkatkan publik kesehatan, keselamatan,

lingkungan, atau kesejahteraan masyarakat;

Universitas Sumatera Utara

4. Perusahaan filantropi: korporasi membuat kontribusi langsung untuk amal

atau menyebabkan, paling sering dalam bentuk tunai hibah, sumbangan,

dan layanan yang baik.

5. Komunitas sukarelawan: korporasi mendukung dan mendorong karyawan,

ritel mitra, dan anggota lain untuk merelakan waktu mereka untuk

mendukung local organisasi masyarakat dan penyebabnya.

6. Bertanggung jawab sosial praktek bisnis: sebuah perusahaan mengadopsi

dan melakukan diskresioner praktek bisnis dan investasi yang mendukung

penyebab sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

melindungi lingkungan.

Sedangkan Corporate social responsibility menurut Murray dan Vogel

(1997:20) adalah:“Pro-social corporate endeavors or corporate social

performance has traditionally been conceptualized rather broadly as the

managerial obligation to take action to protect and improve both the welfare of

society as the whole and the interest of organizations.”

Usaha sosial perusahaan atau performa sosial perusahaan telah

dikonsepkan lebih luas sebagai tugas manajerial untuk mengambil tindakan untuk

melindungi dan mengembangkan kesejahteraan sosial dan sekaligus mendapatkan

keuntungan bagi perusahaan. Jadi, kegiatan corporate social responsibility ini

pada dasarnya merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat

sekaligus sebagai sarana untuk membangun reputasi dan meningkatkan

keunggulan bersaing perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan pengertian corporate social responsibility menurut Bank Dunia

(Swa, Desember 2005) adalah: “CSR is the commitment of business to contribute

to sustainable economic development working with employees and their

representatives, the local community and society at large to improve quality of

life, in ways that are both good for business and good for development.”

Corporate social responsibility adalah janji bisnis untuk menyumbang

pembangunan ekonomi yang berkesinambungan bersama dengan karyawan dan

perwakilan mereka, untuk komunitas lokal dan masyarakat luas untuk

meningkatkan kualitas kehidupan, yang saling menguntungkan untuk bisnis dan

pembangunan.

Sedangkan pengertian corporate social responsibility versi Uni Eropa

(Swa, Desember 2005) dalam adalah: “CSR is a concept whereby companies

integrate social and environmental concerns in their business operations and in

their interaction with their stakeholders on a voluntary basis.”

CSR adalah sebuah konsep dimana perusahaan memberikan perhatian

terhadap masyarakat dan lingkungan secara terintegrasi dalam operasi bisnisnya

dan di dalam interaksi mereka dengan stakeholder yang sifatnya sukarela. Sen dan

Bhattacharya (2001:112) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang termasuk

dalam corporate social responsibility ini yaitu:

a. Community support, antara lain dukungan pada program- program

pendidikan, kesehatan, kesenian dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

b. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan

konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam

ras-ras tertentu.

c. Employee support, berupa perlindungan kepada tenaga kerja, insentif dan

penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.

d. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola

limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan

dan lain-lain.

e. Non-U.S operations. Perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan

hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat kesempatan bekerja

antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri (abroad operations).

f. Produc,t Perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk yang

aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan

produk secara kontinyu dan menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang

(recycled).

Sebuah perusahaan bisa menenerapkan salah satu atau seluruh bentuk

corporate social responsibility yang tersebut di atas. Persaingan yang ketat

membuat perusahaan berharap bahwa kegiatan corporate social responsibility ini

akan membantu perusahaan untuk memberikan nilai lebih bagi pelanggan dan

meningkatkan loyalitas mereka pada produk-produk perusahaan. Agar kegiatan

corporate social responsibility ini benar-benar efektif, perusahaan harus

mengidentifikasi kebutuhan dan pemahaman masyarakat tentang kegiatan

Universitas Sumatera Utara

corporate social responsibility dan juga memperkirakan dengan cermat sumber

daya yang dibutuhkan untuk program ini.

Dari sudut pandang perusahaan, Harris dan Klepper dalam Moir

(2001:92), alasan-alasan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitas

corporate social responsibility adalah:

a. Corporate citizenship, menjalankan peran perusahaan sebagai bagian dari

masyarakat.

b. Melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan, dimana dengan

lingkungan yang baik, perusahaan akan dapat menjalankan bisnis dengan

lebih baik.

c. Memberikan penghargaan kepada karyawan sehingga perusahaan akan

mendapatkan beberapa keuntungan seperti loyalitas karyawan

d. Public relations, mewujudkan nilai-nilai hubungan dengan masyarakat`

e. Pluralisme, memberikan jaminan agar masyarakat luas tetap dapat

memberikan pilihan atas usaha pemerintah dan sektor swasta

f. Komitmen dari manajer dan staf senior untuk ikut terlibat dalam masalah-

masalah dalam masyarakat.

2.5 Penelitian Terdahulu

1) Penelitian dengan judul “The Influence of Corporate Social Responsibility

Activity toward Customer Loyalty through Improvement of Quality of Life

in Urban Area” yang dilakukan Tengku Ezni Balqiah et al dalam The

South Eaast Asian Journal of Management tahun 2011 . Penelitian ini

menjelaskan Keberhasilan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

Universitas Sumatera Utara

dapat membuat kompetitif keuntungan dengan mempengaruhi tanggapan

pelanggan terhadap penawaran perusahaan. Nasabah kesadaran Aktivitas

CSR akan mempengaruhi loyalitas mereka melalui persepsi mereka bahwa

aktivitas dapat meningkatkan masyarakat kualitas hidup dimana kegiatan

CSR diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

hubungan antara kesadaran CSR dan loyalitas yang dimediasi oleh CSR

Kepercayaan, Perusahaan Kepercayaan Kemampuan, Kualitas Hidup, dan

Reputasi Perusahaan dengan menggunakan Struktural Persamaan

Pemodelan (SEM). Hasil penelitian menunjukkan sedikit perbedaan di

antara lima perusahaan / merek sebagai obyek penelitian, yang minuman,

sabun, mobil, pelumas, dan rokok. Hasil ini memiliki implikasi bagi

perusahaan yang kegiatan CSR tidak hanya dikenakan biaya kegiatan

pusat, tetapi juga dapat membuat reputasi, dan dalam jangka panjang dapat

menciptakan loyalitas pelanggan yang memberikan kontribusi untuk

terhadap keuangan perusahaan.

2) Penelitian dengan judul ” Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan

Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty

Air Mineral Merek Aqua” dilakukan oleh Firdaus, mahasiswi Fakultas

Ekonomi USU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat korelasi atau

hubungan antara sikap konsumen dalam penerapan program corporate

social responsibility dan brand loyalty merupakan hubungan yang

substansial (kuat).

Universitas Sumatera Utara

3) Pe

Pro

Sa

Ma

var

hu

Lif

(K

0,7

pro

loy

2.6 Keran

Pro

baik akan

dengan pe

lama- kela

ekuitas m

2005:37).

Ga

SiTen

Progr

enelitian den

ogram Corp

abun Mandi

ahasiswa Fa

riabel sikap

ubungan yan

febouy (Y)

KD) sebesar

704X + e.

ogram CSR

yalty sabun

ngka konse

ogram corp

menciptaka

erusahaan y

amaan akan

merek yang

ambar 2.6:

ikap Konsuntang Peneam CSR P

ngan judul”

porate Soci

i Lifebouy

akultas Eko

p konsumen

ng erat (su

) dengan ni

r 44%. Per

Secara pars

R (X) berp

mandi Life

ptual

porate soci

an suatu sik

yang nantin

n berkemban

g menguntu

Kerangka

umen erapan epsodent

” Pengaruh

ial Respons

yang dilak

onomi USU

n tentang p

ubstansial)

ilai R sebe

rsamaan reg

sial, variab

pengaruh p

ebouy (Y).

ial respons

kap atau sua

nya akan b

ng menjadi

ungkan ba

a Knseptual

Sikap Kon

sibility (CSR

kukan Alber

U”Hasil pen

penerapan p

terhadap b

esar 0,663

gresi penel

el sikap ko

positif dan

sibility apab

atu kaitan em

erdampak p

i brand loya

agi perusah

l

nsumen Ten

R) Terhadap

rt Kristian

elitian men

program CS

brand loyal

dan Koefis

litian adalah

onsumen ten

signifikan

bila dikemb

mosional an

pada brand

alty yang ak

haan (Temp

Bran

ntang Pene

ap Brand Lo

Hutahuruk

nunjukkan b

SR (X) mem

lty sabun m

sien Determ

ah Y = 5,5

ntang pene

terhadap b

bangkan de

ntara masya

d awareness

kan mencip

poral dan

nd Loyalty

rapan

oyalty

Pada

bahwa

miliki

mandi

minasi

510 +

rapan

brand

engan

arakat

s, dan

ptakan

Trott

Universitas Sumatera Utara

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan

masalah, yang kebenarannya akan diuji dalam pengajian hipotesis

(Sugiyono,2003:306). Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian

ini adalah: “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap

konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility

terhadap brand loyalty pasta gigi Pepsodent”.

Universitas Sumatera Utara