chapter ii

20
BAB II DIELEKTRIK II.1. Pengertian Dielektrik Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan tadi ditempatkan. Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling penting dari suatu isolasi adalah: 1. Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang lain. Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa dengan tanah. 2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi. 3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia. Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

Upload: falah-herdino

Post on 20-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ununun

TRANSCRIPT

  • BAB II

    DIELEKTRIK

    II.1. Pengertian Dielektrik

    Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat

    kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan

    gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron

    konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan

    listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat

    inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam

    bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga

    terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau

    gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran

    massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik

    diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan

    tadi ditempatkan.

    Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling

    penting dari suatu isolasi adalah:

    1. Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang lain.

    Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa

    dengan tanah.

    2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.

    3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.

    Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik

    harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi

    menjadi kecil dan pengunaan bahan dielektrik semakin sedikit, sehingga

    harganya semakin murah.

    2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas

    yang ditentukan.

    3. Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan

    elektrik permukaan.

    4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus

    pemuatan tidak melebihi yang diijinkan.

    5. Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).

    6. Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.

    7. Konduktivitas panas yang tinggi.

    8. Koefisien muai panas yang rendah.

    9. Tidak mudah terbakar.

    10. Tahan terhadap busur api.

    11. daya serap air yang rendah.

    Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi semua

    syarat-syarat diatas. Sehingga diperlukan kompromi tentang sifat-sifat apa saja

    yang lebih diutamakan.

    II.2. Jenis-Jenis Dielektrik

    Dielektik ada tiga jenis, yaitu padat (solid), cair (liquid) dan udara (gas).

    Setiap bahan dielektrik memiliki kekuatan dielektrik tertentu, yaitu tekanan elektrik

    Universitas Sumatera Utara

  • tertinggi yang dapat ditahannya dimana dielektrik tersebut tidak berubah sifat menjadi

    konduktif (tembus listrik).

    Berikut ini dalam tabel 2.1** akan diberikan beberapa contoh dari bahan-bahan

    dielektrik :

    Bahan KD

    ( kV/cm ) Tg (50 Hz)

    Konstanta

    dielektrik ()

    Karet

    Natural rubbe

    r 100 390 0,02 0,1 2,9 6,6

    Silicon rubber

    90 - 390 0,006 0,02 2,6 3,4

    Polysar kryflex

    dan styrene

    butadine

    rubber

    80 380 0,02 0,09 3,8 6,2

    Butyl rubber

    dan polysar

    butyl rubber

    80 200 0,003 0,03 2,2 3,2

    Keramik

    Alumina

    1600 5 x 10-4 9

    Forsterite

    8001200 3 4 x10-4 6

    PVC 300 0,015 0,02 3 3,3

    Fluoro

    Carbon

    Plastics

    P.T.F.E 200 < 0,0002 2

    P.C.T.F.E 210 0,0012 0,0036 2,3 2,8

    P.V.F2 104512 0,0491 0,15 6,49 - 8,4

    Nylon

    Nylon 6/6 154 0,014 4,1

    Nylon 6 176-204 0,06 0,1 5 - 14

    Universitas Sumatera Utara

  • Nylon 6/10 190 0,04 4,6

    Mika dan

    turunannya

    Muscovite 10.000 0,03 6 7,5

    phlogopite 7000 0,03 6 7,5

    Dielektrik

    Minyak

    transformator 150 0,001 2,2 2,3

    Kabel 300 0,002 2,3 -2,5

    Kapasitor 200 0,25 x 10-2 2,1

    Askarels 200-250 0,6 x 10-2 4,8

    silikon 300-400 10-3 2,7 - 3

    Polyethylen

    Low Density 170-280 2.10 -4 2,3

    Med-Density 200-280 2.10 -4 2,3

    High Density 180-240 2.10 -4 2,35

    Irradiated 720-1000 5.10 -4 2,3

    ** M.S Naidu, V. Kamaraju High Voltage Enggineering, Tata Mc Graw-Hill Publishing, Seven

    Reprint, bab III dan IV, New Delhi, 1990. Tabel 2.1. Beberapa contoh kekuatan dielektrik suatu bahan.

    II.3. Rangkaian Ekivalen Dielektrik

    Arus yang timbul pada suatu dielektrik ada tiga komponen yaitu arus

    pengisian, arus absorpsi dan arus konduksi. Sehingga rangkaian ekivalen suatu

    dielektrik harus dapat menampilkan adanya ketiga kompanen arus diatas. Rangkaian

    ekivalen mendekati gambar berikut.

    Universitas Sumatera Utara

  • baC g

    ik

    ia

    R k

    R a C a

    ip

    Gambar 2.1. Rangkaian ekivalen suatu dielektrik

    Keterangan:

    Cg = Kapasitansi geometris Rk = Tahanan dielektrik

    Ra = Tahanan absorbsi Ca = Kapasitansi arus absorbsi

    A C

    Ic

    IR

    I R e

    C e

    a b

    Gambar 2.2. Rangkaian ekivalen dielektrik

    maka komponen arus adalah sebagai berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • VCIRVI

    ec

    eR

    =

    =

    Arus total yang diberikan sumber tegangan adalah seperti gambar 2.3. berikut ini :

    Gambar 2.3. Komponen arus dielektrik

    II.4. Karakteristik Dielektrik

    Ada enam sifat-sifat listrik dielektrik yang perlu diketahui yaitu:

    1. Kekuatan dielektrik

    2. Konduktansi

    3. Rugi-rugi dielektrik

    4. Tahanan isolasi

    5. Peluahan parsial (partial discharge)

    6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)

    Berikut ini akan dijelaskan secara sederhana maksud dari keenam sifat di atas.

    II.4.1 Kekuatan Dielektrik

    Semua bahan dielektrik memiliki tingkat ketahanan yang disebut dengan

    kekuatan dielektrik, diartikan sebagai tekanan listrik tertinggi yang dapat ditahan

    oleh dielektrik tersebut tanpa merubah sifatnya menjadi konduktif. Apabila suatu

    ............................... 2.1

    ... 2.2

    IR

    IcI

    Universitas Sumatera Utara

  • dielektrik berubah sifatnya menjadi konduktif, maka dielekrik tersebut telah tembus

    listrik (breakdown). Kekuatan dielektrik juga dapat diartikan sebagai tekanan listrik

    terendah yang mengakibatkan dielektrik tersebut tembus listrik. Kekuatan dielektrik

    ini disebut juga dengan kuat medan kritis.

    Tegangan tembus (breakdown voltage) suatu isolator adalah tegangan

    minimum yang dibutuhkan untuk merusak dielekrik tersebut. Kekuatan dielektrik dari

    suatu bahan isolasi dinyatakan dengan tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh

    suatu medium tanpa merusaknya. Dengan kata lain, kekuatan dielektrik dinyatakan

    dengan gradien tegangan yang diperlukan supaya dielektrik itu mengalami tembus

    listrik.

    II.4.2 Konduktansi

    Apabila tegangan searah diberikan pada plat-plat sebuah kapasitor komersil

    dengan isolasi seperti mika, porselin atau kertas maka arus yang timbul tidak berhenti

    mengalir untuk waktu yang singkat, tetapi turun perlahan-lahan. Hal itu disebabkan

    oleh ketiga komponen arus yang terdapat di dalam dielektrik tersebut seperti

    diperlihatkan pada gambar 2.4. di bawah ini.

    Gambar 2.4.Arus pada kapasitor komersial

    t1 t2 t3t

    ikip ia

    im

    i

    Universitas Sumatera Utara

  • Arus pengisian (ip) terjadi selama waktu t1. Arus pengisian disebabkan oleh

    molekul-molekul yang bergerak cepat sehingga terpolarisasi dengan cepat pula.

    Kemudian arus berkurang perlahan-lahan selama t2, arus ini disebut arus absorpsi (ia).

    Arus absorpsi terjadi karena adanya gerakan-gerakan lambat (viscous) dari molekul-

    molekul dielektrik. Akhirnya arus mencapai nilai tertentu (ik), arus ini disebut arus

    konduksi. Arus ini tetap mengalir dengan konstan karena tahanan dielektirk tidak

    mencapai nilai tak hingga.

    II.4.3 Rugi-rugi Dielektrik

    Rugi-rugi dielektrik untuk isolasi tegangan tinggi merupakan salah satu ukuran

    penting terhadap kualitas material isolasi. Suatu bahan dielektrik tersusun atas

    molekul-molekul dan elektron-elektron di dalamnya terikat kuat dengan inti atomnya.

    Ketika bahan tersebut belum dikenai medan listrik, maka susunan molekul dielektrik

    tersebut masih belum beraturan (tidak tersusun rapi), seperti ditunjukkan pada

    Gambar 2.5.a.

    a b c

    Gambar 2.5. Dampak medan listrik terhadap molekul dielektrik

    E E

    Universitas Sumatera Utara

  • Ketika molekul-molekul tersebut dikenai medan listrik, maka muatan inti

    positif mengalami gaya yang searah dengan medan listrik dan elektron-elektron dalam

    molekul tersebut akan mengalami gaya listrik yang arahnya berlawanan dengan arah

    medan listrik tadi. Gaya listrik ini akan mengubah posisi elektron dan proton dari

    posisi semula, akibatnya molekul-molekul dielektrik akan terpolarisasi dan berubah

    arahnya sejajar dengan arah medan listrik, seperti pada Gambar 2.5.b. Karena

    mendapat terpaan elektrik yang selalu berubah-ubah arahnya, maka arah dipol juga

    berubah-ubah setiap saat (1800) terhadap posisi semula, seperti pada Gambar 2.5.c.

    Perubahan arah molekul akan menimbulkan gesekan antar molekul. Karena medan

    listrik yang berubah setiap saat, maka gesekan antar molekul juga terjadi berulang-

    ulang. Gesekan ini akan menimbulkan panas yang disebut dengan rugi-rugi dielektrik.

    II.4.4 Peluahan Parsial ( Partial Discharge)

    Peluahan parsial (partial discharge) adalah peluahan elektrik pada medium

    isolasi yang terdapat di antara dua elektroda berbeda tegangan, di mana peluahan

    tersebut tidak sampai menghubungkan kedua elektroda secara sempurna. Peristiwa

    seperti ini dapat terjadi pada isolasi padat yang di dalamnya terdapat rongga udara

    seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. berikut ini :

    D ie lektrik padat

    D ie lektrik udara

    D ie lektrik padats2

    u E r

    E p

    E p

    rp

    rp

    Gambar 2.6. Celah udara dielektrik padat

    Universitas Sumatera Utara

  • Jika medan elektrik dihasilkan oleh dua elektroda piring sejajar yang luasnya

    tak hingga, maka kuat medan elektrik pada setiap lapis dielektrik adalah:

    +++

    =

    n

    nn sss

    VE

    ...

    2

    2

    1

    1

    ......................................................................... 2.3

    dimana:

    V = beda tegangan di antara elektroda (V)

    = konstanta dielektrik

    s = tebal dieletrik (cm)

    Jika dimisalkan konstanta dielektrik padat adalah enam dan konstanta

    dielektrik udara adalah satu, maka kuat medan dielektrik pada celah udara untuk

    susunan dielektrik seperti gambar di atas adalah:

    uu

    u

    sssV

    sssVE

    ++

    =

    ++

    =

    6662121

    ........................................................... 2.4

    Karena su relatif sangat kecil dibanding terhadap tebal keseluruhan dielektrik

    padat (s1 + s2), maka kuat medan dieletrik pada celah udara adalah:

    21

    6ss

    VEu += .......................................................................... 2.5

    Dengan cara yang sama dapat dihitung kuat medan elektrik pada dielektrik

    padat, hasilnya adalah:

    21 ssVEp +

    = ......................................................................... 2.6

    Terlihat bahwa kuat medan dielektrik pada celah udara enam kali lebih besar

    dari kuat medan eletrik dielektrik padat. Sedangkan kekuatan dielektrik udara jauh

    lebih kecil dari kekuatan dielektrik padat. Jika kuat medan elektrik di celah udara

    melebihi kekuatan dielektrik udara, maka udara akan tembus listrik. Sementara itu

    Universitas Sumatera Utara

  • 1 2 s

    dielektrik padat tidak mengalami tembus listrik. Karena terpaan elektrik yang

    dialaminya masih di bawah kekuatan dielektriknya. Karena tembus listrik hanya

    terjadi di celah udara maka peristiwa ini disebut peluahan parsial (partial discharge).

    Ada beberapa jenis peristiwa pada peluahan parsial, yaitu ;

    1. Peluahan parsial internal

    Peluahan ini terjadi pada susunan dielektrik yang tidak sempurna, terdapat

    celah atau rongga yang berisi udara atau pun campuran dielektrik lain yang memiliki

    konstanta dielektrik lebih rendah. Kondisi tersebut dapat diilustrasikan pada gambar

    di bawah ini.

    Gambar 2.7. Kemungkinan terjadinya peluahan internal

    2. Peluahan parsial permukaan

    Peluahan parsial permukaan mungkin terjadi bila terdapat daerah yang secara

    paralel dengan dielektrik mengalami stres tegangan berlebihan. Kejadian ini biasa

    dialami pada bushing, ujung kabel, overhang dari kumparan generator.

    3. Korona

    Korona merupakan hasil terakselerasinya ionisasi di bawah pengaruh suatu

    medan listik. Ini merupakan suatu proses fisika dimana struktur molekul netral atau

    d

    V

    1 > 2 dan, d >>> s

    Universitas Sumatera Utara

  • atom diubah akibat benturan atom atau molekul netral dengan elektron bebas, photon

    atau ion negatif. Setiap sistem isolasi atau elektroda dimana korona dapat terjadi

    merupakan sumber korona. Wilayah dimana korona terjadi disebut lokasi korona.

    Korona dapat dideteksi dari peristiwa emisi cahaya yang berwarna violet atau juga

    dari bunyi getaran yang dihasilkan pada konduktor.

    4. Pemohonan elektrik (electrical treeing)

    Pemohonan elektrik bermula dari kondisi dielektrik yang tidak baik

    dikarenakan adanya rongga/celah udara di dalam dielektrik itu sendiri. Apabila diberi

    tegangan tinggi, maka terjadi peluahan internal yang dalam waktu lama akan terjadi

    percabangan rongga akibat erosi. Pemohonan elektrik dapat juga terjadi dalam waktu

    yang singkat dikarenakan ketidak mampuan dielektrik dalam menahan terpaan medan

    listrik. Oleh karena peristiwa ini maka dielektrik telah mengalami kerusakan secara

    fisik.

    II.4.5 Tahanan Isolasi

    Jika suatu dielektrik diberi tegangan searah, maka arus yang mengalir pada

    dielektrik terdiri dari dua komponen, yaitu Arus yang mengalir pada permukaan

    dielektrik (Is) dan arus yang mengalir melalui volume dielektrik (Iv) seperti terlihat

    pada gambar 2.8. Sehingga hambatan dielektrik terdiri dari resistansi permukaan dan

    resistansi volum.

    Universitas Sumatera Utara

  • VA

    Ia

    Is

    Iv

    Gambar 2.8. Arus pada suatu dielektrik

    Dalam prakteknya, hasil tahanan isolasi tergantung pada besar polaritas

    tegangan pengukuran serta jenis bahan isolasi.

    II.4.6 Kekuatan Kerak Isolasi

    Bila suatu sistem isolasi diberi tekanan elektrik, maka arus akan mengalir pada

    permukaannya. Besar arus permukaan ini menentukan besarnya tahanan permukaan

    sistem isolasi. Arus ini sering juga disebut arus bocor atau arus yang menelusuri sirip

    isolator. Besar arus tersebut dipengaruhi oleh kondisi sekitar, yaitu suhu, tekanan,

    kelembaban dan polusi. Secara teknis sistem isolasi harus mampu memikul arus bocor

    tersebut tanpa menimbulkan pemburukan karena arus bocor dapat dibatasi.

    Arus bocor menimbulkan panas, dan hasil sampingannya adalah timbulnya

    penguraian pada bahan kimia yang membentuk permukaan sistem isolasi. Efek yang

    sangat nyata dari penguraian ini adalah timbulnya kerak (jejak arus). Kerak dapat

    membentuk jalur konduktif yang selanjutnya akan menimbulkan tekanan elektrik

    yang berlebihan pada isolasi. Panas yang ditimbulkan arus bocor dapat juga

    menimbulkan erosi tanpa didahului oleh adanya kerak konduktif.

    Universitas Sumatera Utara

  • II.5. Penggunaan Dielektrik

    Dielektrik digunakan untuk memisahkan dua permukaan yang memiliki

    perbedaan potensial listrik. Dielektrik banyak digunakan sebagai isolasi pemisah dan

    pembungkus pada konduktor. Ada empat area yang secara prinsipil harus

    menggunakan pemisah, yaitu :

    1. Antara phasa dengan bumi

    2. Antara phasa dengan phasa

    3. Antara belitan suatu kumparan

    4. Antara kumparan dengan kumparan lainnya

    II.5.1. Penggunaan Pada Transformator Daya

    Pemakaian dielektrik sebagai pemisah pada transformator daya dibagi secara

    luas dalam beberapa hal, sebagai berikut :

    1. Pemisah antar belitan

    2. Pemisah antar kumparan

    3. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan bumi

    4. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan kumparan tegangan tinggi

    5. Pemisah kumparan tegangan tinggi dengan bumi

    Pada transformator daya, kumparan tegangan tinggi maupun tegangan rendah

    dimasukkan ke dalam suatu tangki logam. Kumparan inti trafo ditahan atau

    didudukkan pada isolator solid yang pada umumnya berupa kayu untuk mencegah

    terjadinya bagian kontak tegangan pada tangki. Rongga kosong yang ada normalnya

    diisi dengan dielektrik minyak atau pun gas. Minyak atau pun gas ini membantu

    mengurangi panas yang timbul pada konduktor inti selain menambah umur trafo

    tersebut. Pada kumparan konduktor belitan-belitan trafo dipisah dengan menggunakan

    Universitas Sumatera Utara

  • enamel organik untuk rating trafo yang rendah, namun pada rating yang lebih tinggi

    digunakan kertas atau gelas sebagai pembungkus konduktor. Selain itu, dapat dipakai

    juga pressboard, glass fabric, porcelain untuk kondisi rating trafo yang lebih tinggi

    lagi.

    II.5.2. Penggunaan Pada Mesin Berputar

    Pada mesin berputar seperti motor atau generator, penggunaan dielektrik pada

    mesin ini ditentukan berdasarkan tegangan kerja mesin, apakah bekerja pada tegangan

    tinggi atau pada tegangan rendah. Untuk bahan-bahan dielektrik yang dipakai, maka

    kemampuan suhu kerja serta kekuatan mekanis bahan harus diperhatikan. Bahan yang

    sering dipakai adalah mika, enamel organik dan epoxi resin.

    II.5.3. Penggunan Pada Circuit Breaker

    Circuit breaker merupakan alat listrik yang berfungsi memutuskan daya dari

    sumber arus kepada beban pada saat terjadi gangguan. Circuit breaker merupakan

    saklar otomatis yang memiliki lengan penghubung yang dalam kondisi normal berada

    dalam keadaan tertutup. Bila terjadi gangguan maka lengan penghubung akan terbuka

    sehingga rangkaian menjadi terbuka. Pada tegangan yang rendah, circuit breaker diisi

    dengan udara, namun pada tegangan tinggi dan dengan daya yang besar biasanya

    digunakan OCB (Oil Circuit Breaker), gas SF6 atau juga hampa udara. Bahan-bahan

    tersebut berguna untuk mencegah terjadinya arus busur api, ataupun mempercepat

    pemadaman busur api yang sempat terjadi.

    Pada tabung atau kotak CB biasanya dilapisi oleh bahan isolasi seperti teflon,

    mika, plastik, kaca, porselein atau lainnya sesuai dengan kemampuan temperatur

    bahan tersebut bekerja normal.

    Universitas Sumatera Utara

  • II.5.4. Penggunaan Pada Kabel

    Dewasa ini, penggunaan karet alami praktis telah digantikan oleh penggunaan

    karet sintetis atau pelastik sebagai pemisah kabel. Pengguanaan dari bahan tersebut

    tergantung pada jenis aplikasinya. Bahan tersebut harus dapat memanjang,

    merenggang atau memiliki sifat elastisitas dan kekerasan yang baik sehingga

    memudahkan pada waktu pemasangan atau perbaikan selain itu juga tidak mudah

    rusak. Bahan tersebut juga harus memiliki konstanta dielektrik dan faktor daya yang

    rendah tetapi memiliki kekuatan dielektrik dan resistansi yang tinggi. Juga, selama

    operasional, dikarenakan melebihi beban penuh atau pun dalam keadaan beban penuh

    yang terjadi terlalu lama, maka bahan dapat rusak karena temperatur yang tinggi. Hal

    ini memaksa bahan untuk dapat memilki kemampuan menahan penuaan akibat

    tingginya temperatur dengan baik. Bahan juga harus dapat menahan sinar matahari

    dengan lama dan berbagai jenis bahan kimia. Kabel tegangan tinggi dapat

    menimbulkan ozon, sebagai akibatnya bahan dielektrik akan menjadi lebih buruk.

    Tempat yang paling dipengaruhi adalah yang dekat dengan konduktor.

    Kabel juga kadang-kadang ditempatkan pada sungai atau di bawah laut. Untuk

    penerapan tersebut maka bahan harus dapat tetap kering atau memiliki daya serap air

    yang rendah. Ketika kabel harus digunakan pada temperatur yang dingin, maka bahan

    tidak boleh menjadi kaku dan merenggas sehingga menjadi gampang rusak. Kejadian

    peluahan sebahagian (partial discharge) pada bahan dielektrik juga harus dijaga untuk

    serendah mungkin terjadi.

    Jenis bahan dielektrrik yang sering digunakan pada industri kabel adalah

    kertas, karet, plastik dan udara tekan. Kertas masih sering digunakan sebagai

    pembungkus selubung kabel adalah karena keterandalannya, kekuatan dielektrik yang

    Universitas Sumatera Utara

  • tinggi, rugi-rugi dielektrik yang rendah dan umur yang panjang. Yang paling sering

    digunakan sebagai bahan dielektrik untuk kabel tegangan rendah adalah P.V.C (Poly-

    Vinyl-Chloride). Polyethylen dan sejenisnya juga sering digunakan. P.V.C tidak cocok

    digunakan untuk tegangan tinggi dikarenakan konstanta dielektrik yang tinggi dan

    tingginya rugi-rugi. Bahan ini tidak dapat digunakan secara berkelanjutan pada

    tegangan yang lebih tinggi, meskipun P.V.C. dapat digunakan pada temperatur di atas

    85 oC pada tegangan rendah tanpa terganggu. Pada sisi lainnya, polyethylene memiliki

    konstanta dielektrik yang rendah dan nilai rugi-rugi yang rendah tetapi memiliki

    kekuatan dielektrik yang tinggi. Bahan dielektrik yang paling baik untuk tegangan

    tinggi dan temperatur kerja yang tinggi adalah teflon (P.T.F.E) yang dapat digunakan

    sampai 250 oC. Karet silikon memiliki derajat ketahanan panas yang tinggi untuk suhu

    kerja sampai 150oC. Karena kelebihan yang dimiliknya, maka bahan ini sering

    digunakan pada kabel pesawat udara. Pada dielektrtik kertas, kertas yang digunakan

    adalah kertas impregnasi dengan minyak. Dalam tabel 2.2 berikut ini akan diberikan

    beberapa jenis bahan yang sering digunakan pada kabel.

    Universitas Sumatera Utara

  • Jenis Bahan

    Tegangan

    maksimum operasi

    kabel a.c. (kV)

    Batas

    temperatur kerja

    (oC)

    Kertas

    Impregnasi

    Tipe padat 95,0 -10 sampai 85

    Tipe berminyak 400,0 -20 sampai 70

    Tipe berongga udara 400,0 -20 sampai 70

    Berlapis vernis 28,0 -10 sampai 80

    Karet

    Alami 3,0 -40 sampai 70

    Lateks - sintetis 0,6 -40 sampai 75

    Neopren-sintetis 0,6 -30 sampai 90

    Silikon-sintetis 5,0 -40 sampai 150

    Butyl-sintetis 25.0 -40 sampai 80

    Plastik

    P.V.C 0.6 -30 sampai 105

    polietilen 15,0 -60 sampai 80

    Teflon 5,0 -54 sampai 250

    Fluorothenes 5,0 -54 sampai 150

    Tabel 2.2. Bahan yang sering digunakan pada kabel

    II.5.5. Penggunan Pada Kapasitor Daya

    Penggunaan kapasitor daya erat kaitannya dengan membicarakan sistem

    distribusi daya listrik. Kapasitor daya dikenal baik fungsinya sebagai penyetabil

    tegangan pada sistem transmisi dan kemampuanya dalam memperbaiki faktor daya

    pada jaringan distribusi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Pemakaian energi listrik pada industri, pada umumnya menyerap daya reaktif

    sehingga menimbulkan arus yang tertinggal terhadap tegangan pada jaringan. Hal ini

    membutuhkan penambahan kapasitansi. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan

    kapasitor yang menyerap daya kapasitif sehingga timbul arus yang mendahului

    tegangan. Kapasitor dibuat dalam unit-unit yang sederhana dengan rating tegangan

    dari 220 volt sampai 13.800 volt dengan rating daya reaktif mulai dari 0,5 KVAR

    sampai 25 KVAR. Kapasitor daya umumnya dibuat dengan menggunakan kertas

    impregnasi.

    Kapasitor daya juga digunakan pada penerapan frekuensi tinggi seperti

    perbaikan faktor daya pada pemanas atau kumparan tungku api. Pada frekuensi yang

    tinggi rugi-rugi dielektrik naik dengan sangat cepat, hal ini membuat kapasitor

    menjadi panas sehingga kapasitor harus segera didinginkan dengan menggunakan air

    pendingin.

    Umumnya, kapasitor daya dibuat dengan menggunakan lembaran kertas

    dengan ketebalan yang memadai dan alumunium foil dengan ketipisan enam mikron

    sebagai elektroda. Lembaran kertas disusun satu persatu kemudian bersamaan dengan

    elektroda alumunium diimpregnasi dengan minyak dielektrik. Minyak kapasitor yang

    digunakan adalah yang memiliki rugi-rugi dielektrik yang rendah dengan harga yang

    murah.

    Persyaratan bahan kertas sebagai dielektrik pada penerapan sebagai kapasitor

    hendaknya memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, rugi-rugi dielelektrik yang

    rendah, konstanta dielektrik yang tinggi, ketebalan yang sama, campuran partikel

    konduktor diusahakan sangat rendah.

    Dalam perkembangan penemuan bahan, maka kertas yang dulunya sering

    digunakan sebagai dielektrik pada kapasitor kini mulai digeser oleh polypropilene

    Universitas Sumatera Utara

  • plastic film. Hasilnya adalah ukuran kapasitor yang semakin mengecil dengan

    kemampuan yang hampir sama.

    II.5.6. Penggunaan Pada Peralatan Elektronik

    Penggunaan pada peralatan elektronik sangat kompleks, kemampuan bahan

    bergantung pada kemampuan alami bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan

    harus dapat bekerja pada tegangan ac maupun dc dalam berbagai kondisi temperatur

    dan kelembapan. Penerapan bahan dielektrik dalam hal ini adalah dalam pembuatan

    komponen-komponen elektronika, dudukan komponen peralatan tersebut, pelindung

    dan pengaman.

    Universitas Sumatera Utara