chapter ii
DESCRIPTION
unununTRANSCRIPT
-
BAB II
DIELEKTRIK
II.1. Pengertian Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat
kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan
gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron
konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan
listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat
inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam
bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga
terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau
gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran
massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik
diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan
tadi ditempatkan.
Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling
penting dari suatu isolasi adalah:
1. Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang lain.
Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa
dengan tanah.
2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.
3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.
Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
1. Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi
menjadi kecil dan pengunaan bahan dielektrik semakin sedikit, sehingga
harganya semakin murah.
2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas
yang ditentukan.
3. Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan
elektrik permukaan.
4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
pemuatan tidak melebihi yang diijinkan.
5. Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).
6. Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
7. Konduktivitas panas yang tinggi.
8. Koefisien muai panas yang rendah.
9. Tidak mudah terbakar.
10. Tahan terhadap busur api.
11. daya serap air yang rendah.
Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi semua
syarat-syarat diatas. Sehingga diperlukan kompromi tentang sifat-sifat apa saja
yang lebih diutamakan.
II.2. Jenis-Jenis Dielektrik
Dielektik ada tiga jenis, yaitu padat (solid), cair (liquid) dan udara (gas).
Setiap bahan dielektrik memiliki kekuatan dielektrik tertentu, yaitu tekanan elektrik
Universitas Sumatera Utara
-
tertinggi yang dapat ditahannya dimana dielektrik tersebut tidak berubah sifat menjadi
konduktif (tembus listrik).
Berikut ini dalam tabel 2.1** akan diberikan beberapa contoh dari bahan-bahan
dielektrik :
Bahan KD
( kV/cm ) Tg (50 Hz)
Konstanta
dielektrik ()
Karet
Natural rubbe
r 100 390 0,02 0,1 2,9 6,6
Silicon rubber
90 - 390 0,006 0,02 2,6 3,4
Polysar kryflex
dan styrene
butadine
rubber
80 380 0,02 0,09 3,8 6,2
Butyl rubber
dan polysar
butyl rubber
80 200 0,003 0,03 2,2 3,2
Keramik
Alumina
1600 5 x 10-4 9
Forsterite
8001200 3 4 x10-4 6
PVC 300 0,015 0,02 3 3,3
Fluoro
Carbon
Plastics
P.T.F.E 200 < 0,0002 2
P.C.T.F.E 210 0,0012 0,0036 2,3 2,8
P.V.F2 104512 0,0491 0,15 6,49 - 8,4
Nylon
Nylon 6/6 154 0,014 4,1
Nylon 6 176-204 0,06 0,1 5 - 14
Universitas Sumatera Utara
-
Nylon 6/10 190 0,04 4,6
Mika dan
turunannya
Muscovite 10.000 0,03 6 7,5
phlogopite 7000 0,03 6 7,5
Dielektrik
Minyak
transformator 150 0,001 2,2 2,3
Kabel 300 0,002 2,3 -2,5
Kapasitor 200 0,25 x 10-2 2,1
Askarels 200-250 0,6 x 10-2 4,8
silikon 300-400 10-3 2,7 - 3
Polyethylen
Low Density 170-280 2.10 -4 2,3
Med-Density 200-280 2.10 -4 2,3
High Density 180-240 2.10 -4 2,35
Irradiated 720-1000 5.10 -4 2,3
** M.S Naidu, V. Kamaraju High Voltage Enggineering, Tata Mc Graw-Hill Publishing, Seven
Reprint, bab III dan IV, New Delhi, 1990. Tabel 2.1. Beberapa contoh kekuatan dielektrik suatu bahan.
II.3. Rangkaian Ekivalen Dielektrik
Arus yang timbul pada suatu dielektrik ada tiga komponen yaitu arus
pengisian, arus absorpsi dan arus konduksi. Sehingga rangkaian ekivalen suatu
dielektrik harus dapat menampilkan adanya ketiga kompanen arus diatas. Rangkaian
ekivalen mendekati gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
-
baC g
ik
ia
R k
R a C a
ip
Gambar 2.1. Rangkaian ekivalen suatu dielektrik
Keterangan:
Cg = Kapasitansi geometris Rk = Tahanan dielektrik
Ra = Tahanan absorbsi Ca = Kapasitansi arus absorbsi
A C
Ic
IR
I R e
C e
a b
Gambar 2.2. Rangkaian ekivalen dielektrik
maka komponen arus adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
VCIRVI
ec
eR
=
=
Arus total yang diberikan sumber tegangan adalah seperti gambar 2.3. berikut ini :
Gambar 2.3. Komponen arus dielektrik
II.4. Karakteristik Dielektrik
Ada enam sifat-sifat listrik dielektrik yang perlu diketahui yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge)
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)
Berikut ini akan dijelaskan secara sederhana maksud dari keenam sifat di atas.
II.4.1 Kekuatan Dielektrik
Semua bahan dielektrik memiliki tingkat ketahanan yang disebut dengan
kekuatan dielektrik, diartikan sebagai tekanan listrik tertinggi yang dapat ditahan
oleh dielektrik tersebut tanpa merubah sifatnya menjadi konduktif. Apabila suatu
............................... 2.1
... 2.2
IR
IcI
Universitas Sumatera Utara
-
dielektrik berubah sifatnya menjadi konduktif, maka dielekrik tersebut telah tembus
listrik (breakdown). Kekuatan dielektrik juga dapat diartikan sebagai tekanan listrik
terendah yang mengakibatkan dielektrik tersebut tembus listrik. Kekuatan dielektrik
ini disebut juga dengan kuat medan kritis.
Tegangan tembus (breakdown voltage) suatu isolator adalah tegangan
minimum yang dibutuhkan untuk merusak dielekrik tersebut. Kekuatan dielektrik dari
suatu bahan isolasi dinyatakan dengan tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh
suatu medium tanpa merusaknya. Dengan kata lain, kekuatan dielektrik dinyatakan
dengan gradien tegangan yang diperlukan supaya dielektrik itu mengalami tembus
listrik.
II.4.2 Konduktansi
Apabila tegangan searah diberikan pada plat-plat sebuah kapasitor komersil
dengan isolasi seperti mika, porselin atau kertas maka arus yang timbul tidak berhenti
mengalir untuk waktu yang singkat, tetapi turun perlahan-lahan. Hal itu disebabkan
oleh ketiga komponen arus yang terdapat di dalam dielektrik tersebut seperti
diperlihatkan pada gambar 2.4. di bawah ini.
Gambar 2.4.Arus pada kapasitor komersial
t1 t2 t3t
ikip ia
im
i
Universitas Sumatera Utara
-
Arus pengisian (ip) terjadi selama waktu t1. Arus pengisian disebabkan oleh
molekul-molekul yang bergerak cepat sehingga terpolarisasi dengan cepat pula.
Kemudian arus berkurang perlahan-lahan selama t2, arus ini disebut arus absorpsi (ia).
Arus absorpsi terjadi karena adanya gerakan-gerakan lambat (viscous) dari molekul-
molekul dielektrik. Akhirnya arus mencapai nilai tertentu (ik), arus ini disebut arus
konduksi. Arus ini tetap mengalir dengan konstan karena tahanan dielektirk tidak
mencapai nilai tak hingga.
II.4.3 Rugi-rugi Dielektrik
Rugi-rugi dielektrik untuk isolasi tegangan tinggi merupakan salah satu ukuran
penting terhadap kualitas material isolasi. Suatu bahan dielektrik tersusun atas
molekul-molekul dan elektron-elektron di dalamnya terikat kuat dengan inti atomnya.
Ketika bahan tersebut belum dikenai medan listrik, maka susunan molekul dielektrik
tersebut masih belum beraturan (tidak tersusun rapi), seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.5.a.
a b c
Gambar 2.5. Dampak medan listrik terhadap molekul dielektrik
E E
Universitas Sumatera Utara
-
Ketika molekul-molekul tersebut dikenai medan listrik, maka muatan inti
positif mengalami gaya yang searah dengan medan listrik dan elektron-elektron dalam
molekul tersebut akan mengalami gaya listrik yang arahnya berlawanan dengan arah
medan listrik tadi. Gaya listrik ini akan mengubah posisi elektron dan proton dari
posisi semula, akibatnya molekul-molekul dielektrik akan terpolarisasi dan berubah
arahnya sejajar dengan arah medan listrik, seperti pada Gambar 2.5.b. Karena
mendapat terpaan elektrik yang selalu berubah-ubah arahnya, maka arah dipol juga
berubah-ubah setiap saat (1800) terhadap posisi semula, seperti pada Gambar 2.5.c.
Perubahan arah molekul akan menimbulkan gesekan antar molekul. Karena medan
listrik yang berubah setiap saat, maka gesekan antar molekul juga terjadi berulang-
ulang. Gesekan ini akan menimbulkan panas yang disebut dengan rugi-rugi dielektrik.
II.4.4 Peluahan Parsial ( Partial Discharge)
Peluahan parsial (partial discharge) adalah peluahan elektrik pada medium
isolasi yang terdapat di antara dua elektroda berbeda tegangan, di mana peluahan
tersebut tidak sampai menghubungkan kedua elektroda secara sempurna. Peristiwa
seperti ini dapat terjadi pada isolasi padat yang di dalamnya terdapat rongga udara
seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. berikut ini :
D ie lektrik padat
D ie lektrik udara
D ie lektrik padats2
u E r
E p
E p
rp
rp
Gambar 2.6. Celah udara dielektrik padat
Universitas Sumatera Utara
-
Jika medan elektrik dihasilkan oleh dua elektroda piring sejajar yang luasnya
tak hingga, maka kuat medan elektrik pada setiap lapis dielektrik adalah:
+++
=
n
nn sss
VE
...
2
2
1
1
......................................................................... 2.3
dimana:
V = beda tegangan di antara elektroda (V)
= konstanta dielektrik
s = tebal dieletrik (cm)
Jika dimisalkan konstanta dielektrik padat adalah enam dan konstanta
dielektrik udara adalah satu, maka kuat medan dielektrik pada celah udara untuk
susunan dielektrik seperti gambar di atas adalah:
uu
u
sssV
sssVE
++
=
++
=
6662121
........................................................... 2.4
Karena su relatif sangat kecil dibanding terhadap tebal keseluruhan dielektrik
padat (s1 + s2), maka kuat medan dieletrik pada celah udara adalah:
21
6ss
VEu += .......................................................................... 2.5
Dengan cara yang sama dapat dihitung kuat medan elektrik pada dielektrik
padat, hasilnya adalah:
21 ssVEp +
= ......................................................................... 2.6
Terlihat bahwa kuat medan dielektrik pada celah udara enam kali lebih besar
dari kuat medan eletrik dielektrik padat. Sedangkan kekuatan dielektrik udara jauh
lebih kecil dari kekuatan dielektrik padat. Jika kuat medan elektrik di celah udara
melebihi kekuatan dielektrik udara, maka udara akan tembus listrik. Sementara itu
Universitas Sumatera Utara
-
1 2 s
dielektrik padat tidak mengalami tembus listrik. Karena terpaan elektrik yang
dialaminya masih di bawah kekuatan dielektriknya. Karena tembus listrik hanya
terjadi di celah udara maka peristiwa ini disebut peluahan parsial (partial discharge).
Ada beberapa jenis peristiwa pada peluahan parsial, yaitu ;
1. Peluahan parsial internal
Peluahan ini terjadi pada susunan dielektrik yang tidak sempurna, terdapat
celah atau rongga yang berisi udara atau pun campuran dielektrik lain yang memiliki
konstanta dielektrik lebih rendah. Kondisi tersebut dapat diilustrasikan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 2.7. Kemungkinan terjadinya peluahan internal
2. Peluahan parsial permukaan
Peluahan parsial permukaan mungkin terjadi bila terdapat daerah yang secara
paralel dengan dielektrik mengalami stres tegangan berlebihan. Kejadian ini biasa
dialami pada bushing, ujung kabel, overhang dari kumparan generator.
3. Korona
Korona merupakan hasil terakselerasinya ionisasi di bawah pengaruh suatu
medan listik. Ini merupakan suatu proses fisika dimana struktur molekul netral atau
d
V
1 > 2 dan, d >>> s
Universitas Sumatera Utara
-
atom diubah akibat benturan atom atau molekul netral dengan elektron bebas, photon
atau ion negatif. Setiap sistem isolasi atau elektroda dimana korona dapat terjadi
merupakan sumber korona. Wilayah dimana korona terjadi disebut lokasi korona.
Korona dapat dideteksi dari peristiwa emisi cahaya yang berwarna violet atau juga
dari bunyi getaran yang dihasilkan pada konduktor.
4. Pemohonan elektrik (electrical treeing)
Pemohonan elektrik bermula dari kondisi dielektrik yang tidak baik
dikarenakan adanya rongga/celah udara di dalam dielektrik itu sendiri. Apabila diberi
tegangan tinggi, maka terjadi peluahan internal yang dalam waktu lama akan terjadi
percabangan rongga akibat erosi. Pemohonan elektrik dapat juga terjadi dalam waktu
yang singkat dikarenakan ketidak mampuan dielektrik dalam menahan terpaan medan
listrik. Oleh karena peristiwa ini maka dielektrik telah mengalami kerusakan secara
fisik.
II.4.5 Tahanan Isolasi
Jika suatu dielektrik diberi tegangan searah, maka arus yang mengalir pada
dielektrik terdiri dari dua komponen, yaitu Arus yang mengalir pada permukaan
dielektrik (Is) dan arus yang mengalir melalui volume dielektrik (Iv) seperti terlihat
pada gambar 2.8. Sehingga hambatan dielektrik terdiri dari resistansi permukaan dan
resistansi volum.
Universitas Sumatera Utara
-
VA
Ia
Is
Iv
Gambar 2.8. Arus pada suatu dielektrik
Dalam prakteknya, hasil tahanan isolasi tergantung pada besar polaritas
tegangan pengukuran serta jenis bahan isolasi.
II.4.6 Kekuatan Kerak Isolasi
Bila suatu sistem isolasi diberi tekanan elektrik, maka arus akan mengalir pada
permukaannya. Besar arus permukaan ini menentukan besarnya tahanan permukaan
sistem isolasi. Arus ini sering juga disebut arus bocor atau arus yang menelusuri sirip
isolator. Besar arus tersebut dipengaruhi oleh kondisi sekitar, yaitu suhu, tekanan,
kelembaban dan polusi. Secara teknis sistem isolasi harus mampu memikul arus bocor
tersebut tanpa menimbulkan pemburukan karena arus bocor dapat dibatasi.
Arus bocor menimbulkan panas, dan hasil sampingannya adalah timbulnya
penguraian pada bahan kimia yang membentuk permukaan sistem isolasi. Efek yang
sangat nyata dari penguraian ini adalah timbulnya kerak (jejak arus). Kerak dapat
membentuk jalur konduktif yang selanjutnya akan menimbulkan tekanan elektrik
yang berlebihan pada isolasi. Panas yang ditimbulkan arus bocor dapat juga
menimbulkan erosi tanpa didahului oleh adanya kerak konduktif.
Universitas Sumatera Utara
-
II.5. Penggunaan Dielektrik
Dielektrik digunakan untuk memisahkan dua permukaan yang memiliki
perbedaan potensial listrik. Dielektrik banyak digunakan sebagai isolasi pemisah dan
pembungkus pada konduktor. Ada empat area yang secara prinsipil harus
menggunakan pemisah, yaitu :
1. Antara phasa dengan bumi
2. Antara phasa dengan phasa
3. Antara belitan suatu kumparan
4. Antara kumparan dengan kumparan lainnya
II.5.1. Penggunaan Pada Transformator Daya
Pemakaian dielektrik sebagai pemisah pada transformator daya dibagi secara
luas dalam beberapa hal, sebagai berikut :
1. Pemisah antar belitan
2. Pemisah antar kumparan
3. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan bumi
4. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan kumparan tegangan tinggi
5. Pemisah kumparan tegangan tinggi dengan bumi
Pada transformator daya, kumparan tegangan tinggi maupun tegangan rendah
dimasukkan ke dalam suatu tangki logam. Kumparan inti trafo ditahan atau
didudukkan pada isolator solid yang pada umumnya berupa kayu untuk mencegah
terjadinya bagian kontak tegangan pada tangki. Rongga kosong yang ada normalnya
diisi dengan dielektrik minyak atau pun gas. Minyak atau pun gas ini membantu
mengurangi panas yang timbul pada konduktor inti selain menambah umur trafo
tersebut. Pada kumparan konduktor belitan-belitan trafo dipisah dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
-
enamel organik untuk rating trafo yang rendah, namun pada rating yang lebih tinggi
digunakan kertas atau gelas sebagai pembungkus konduktor. Selain itu, dapat dipakai
juga pressboard, glass fabric, porcelain untuk kondisi rating trafo yang lebih tinggi
lagi.
II.5.2. Penggunaan Pada Mesin Berputar
Pada mesin berputar seperti motor atau generator, penggunaan dielektrik pada
mesin ini ditentukan berdasarkan tegangan kerja mesin, apakah bekerja pada tegangan
tinggi atau pada tegangan rendah. Untuk bahan-bahan dielektrik yang dipakai, maka
kemampuan suhu kerja serta kekuatan mekanis bahan harus diperhatikan. Bahan yang
sering dipakai adalah mika, enamel organik dan epoxi resin.
II.5.3. Penggunan Pada Circuit Breaker
Circuit breaker merupakan alat listrik yang berfungsi memutuskan daya dari
sumber arus kepada beban pada saat terjadi gangguan. Circuit breaker merupakan
saklar otomatis yang memiliki lengan penghubung yang dalam kondisi normal berada
dalam keadaan tertutup. Bila terjadi gangguan maka lengan penghubung akan terbuka
sehingga rangkaian menjadi terbuka. Pada tegangan yang rendah, circuit breaker diisi
dengan udara, namun pada tegangan tinggi dan dengan daya yang besar biasanya
digunakan OCB (Oil Circuit Breaker), gas SF6 atau juga hampa udara. Bahan-bahan
tersebut berguna untuk mencegah terjadinya arus busur api, ataupun mempercepat
pemadaman busur api yang sempat terjadi.
Pada tabung atau kotak CB biasanya dilapisi oleh bahan isolasi seperti teflon,
mika, plastik, kaca, porselein atau lainnya sesuai dengan kemampuan temperatur
bahan tersebut bekerja normal.
Universitas Sumatera Utara
-
II.5.4. Penggunaan Pada Kabel
Dewasa ini, penggunaan karet alami praktis telah digantikan oleh penggunaan
karet sintetis atau pelastik sebagai pemisah kabel. Pengguanaan dari bahan tersebut
tergantung pada jenis aplikasinya. Bahan tersebut harus dapat memanjang,
merenggang atau memiliki sifat elastisitas dan kekerasan yang baik sehingga
memudahkan pada waktu pemasangan atau perbaikan selain itu juga tidak mudah
rusak. Bahan tersebut juga harus memiliki konstanta dielektrik dan faktor daya yang
rendah tetapi memiliki kekuatan dielektrik dan resistansi yang tinggi. Juga, selama
operasional, dikarenakan melebihi beban penuh atau pun dalam keadaan beban penuh
yang terjadi terlalu lama, maka bahan dapat rusak karena temperatur yang tinggi. Hal
ini memaksa bahan untuk dapat memilki kemampuan menahan penuaan akibat
tingginya temperatur dengan baik. Bahan juga harus dapat menahan sinar matahari
dengan lama dan berbagai jenis bahan kimia. Kabel tegangan tinggi dapat
menimbulkan ozon, sebagai akibatnya bahan dielektrik akan menjadi lebih buruk.
Tempat yang paling dipengaruhi adalah yang dekat dengan konduktor.
Kabel juga kadang-kadang ditempatkan pada sungai atau di bawah laut. Untuk
penerapan tersebut maka bahan harus dapat tetap kering atau memiliki daya serap air
yang rendah. Ketika kabel harus digunakan pada temperatur yang dingin, maka bahan
tidak boleh menjadi kaku dan merenggas sehingga menjadi gampang rusak. Kejadian
peluahan sebahagian (partial discharge) pada bahan dielektrik juga harus dijaga untuk
serendah mungkin terjadi.
Jenis bahan dielektrrik yang sering digunakan pada industri kabel adalah
kertas, karet, plastik dan udara tekan. Kertas masih sering digunakan sebagai
pembungkus selubung kabel adalah karena keterandalannya, kekuatan dielektrik yang
Universitas Sumatera Utara
-
tinggi, rugi-rugi dielektrik yang rendah dan umur yang panjang. Yang paling sering
digunakan sebagai bahan dielektrik untuk kabel tegangan rendah adalah P.V.C (Poly-
Vinyl-Chloride). Polyethylen dan sejenisnya juga sering digunakan. P.V.C tidak cocok
digunakan untuk tegangan tinggi dikarenakan konstanta dielektrik yang tinggi dan
tingginya rugi-rugi. Bahan ini tidak dapat digunakan secara berkelanjutan pada
tegangan yang lebih tinggi, meskipun P.V.C. dapat digunakan pada temperatur di atas
85 oC pada tegangan rendah tanpa terganggu. Pada sisi lainnya, polyethylene memiliki
konstanta dielektrik yang rendah dan nilai rugi-rugi yang rendah tetapi memiliki
kekuatan dielektrik yang tinggi. Bahan dielektrik yang paling baik untuk tegangan
tinggi dan temperatur kerja yang tinggi adalah teflon (P.T.F.E) yang dapat digunakan
sampai 250 oC. Karet silikon memiliki derajat ketahanan panas yang tinggi untuk suhu
kerja sampai 150oC. Karena kelebihan yang dimiliknya, maka bahan ini sering
digunakan pada kabel pesawat udara. Pada dielektrtik kertas, kertas yang digunakan
adalah kertas impregnasi dengan minyak. Dalam tabel 2.2 berikut ini akan diberikan
beberapa jenis bahan yang sering digunakan pada kabel.
Universitas Sumatera Utara
-
Jenis Bahan
Tegangan
maksimum operasi
kabel a.c. (kV)
Batas
temperatur kerja
(oC)
Kertas
Impregnasi
Tipe padat 95,0 -10 sampai 85
Tipe berminyak 400,0 -20 sampai 70
Tipe berongga udara 400,0 -20 sampai 70
Berlapis vernis 28,0 -10 sampai 80
Karet
Alami 3,0 -40 sampai 70
Lateks - sintetis 0,6 -40 sampai 75
Neopren-sintetis 0,6 -30 sampai 90
Silikon-sintetis 5,0 -40 sampai 150
Butyl-sintetis 25.0 -40 sampai 80
Plastik
P.V.C 0.6 -30 sampai 105
polietilen 15,0 -60 sampai 80
Teflon 5,0 -54 sampai 250
Fluorothenes 5,0 -54 sampai 150
Tabel 2.2. Bahan yang sering digunakan pada kabel
II.5.5. Penggunan Pada Kapasitor Daya
Penggunaan kapasitor daya erat kaitannya dengan membicarakan sistem
distribusi daya listrik. Kapasitor daya dikenal baik fungsinya sebagai penyetabil
tegangan pada sistem transmisi dan kemampuanya dalam memperbaiki faktor daya
pada jaringan distribusi.
Universitas Sumatera Utara
-
Pemakaian energi listrik pada industri, pada umumnya menyerap daya reaktif
sehingga menimbulkan arus yang tertinggal terhadap tegangan pada jaringan. Hal ini
membutuhkan penambahan kapasitansi. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan
kapasitor yang menyerap daya kapasitif sehingga timbul arus yang mendahului
tegangan. Kapasitor dibuat dalam unit-unit yang sederhana dengan rating tegangan
dari 220 volt sampai 13.800 volt dengan rating daya reaktif mulai dari 0,5 KVAR
sampai 25 KVAR. Kapasitor daya umumnya dibuat dengan menggunakan kertas
impregnasi.
Kapasitor daya juga digunakan pada penerapan frekuensi tinggi seperti
perbaikan faktor daya pada pemanas atau kumparan tungku api. Pada frekuensi yang
tinggi rugi-rugi dielektrik naik dengan sangat cepat, hal ini membuat kapasitor
menjadi panas sehingga kapasitor harus segera didinginkan dengan menggunakan air
pendingin.
Umumnya, kapasitor daya dibuat dengan menggunakan lembaran kertas
dengan ketebalan yang memadai dan alumunium foil dengan ketipisan enam mikron
sebagai elektroda. Lembaran kertas disusun satu persatu kemudian bersamaan dengan
elektroda alumunium diimpregnasi dengan minyak dielektrik. Minyak kapasitor yang
digunakan adalah yang memiliki rugi-rugi dielektrik yang rendah dengan harga yang
murah.
Persyaratan bahan kertas sebagai dielektrik pada penerapan sebagai kapasitor
hendaknya memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, rugi-rugi dielelektrik yang
rendah, konstanta dielektrik yang tinggi, ketebalan yang sama, campuran partikel
konduktor diusahakan sangat rendah.
Dalam perkembangan penemuan bahan, maka kertas yang dulunya sering
digunakan sebagai dielektrik pada kapasitor kini mulai digeser oleh polypropilene
Universitas Sumatera Utara
-
plastic film. Hasilnya adalah ukuran kapasitor yang semakin mengecil dengan
kemampuan yang hampir sama.
II.5.6. Penggunaan Pada Peralatan Elektronik
Penggunaan pada peralatan elektronik sangat kompleks, kemampuan bahan
bergantung pada kemampuan alami bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan
harus dapat bekerja pada tegangan ac maupun dc dalam berbagai kondisi temperatur
dan kelembapan. Penerapan bahan dielektrik dalam hal ini adalah dalam pembuatan
komponen-komponen elektronika, dudukan komponen peralatan tersebut, pelindung
dan pengaman.
Universitas Sumatera Utara