chapter ii

23
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. SMART, Tbk. Medan termasuk dalam SINAR MAS GROUP. Didalam melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan mempunyai pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung yang berada di Kawasan Berikat Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status hak milik yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Medan Nomor 65 dan oleh kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A 1424362, dengan total luas lahan 64.970 m 2 dengan dukungan instalasi Tangki Timbun (Bulking Installation) yang berada di Jalan Ujung Baru, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Medan. Keberadaan PT. SMART, Tbk. Medan awalnya adalah PT Ivo mas Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Pada tempat yang sama tahun 1986 berdiri PT. SMART Corporation dengan pengolahan Palm Kernel (PK) menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan dengan perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000 kedua perusahaan dilebur menjadi satu dan berganti nama menjadi PT. SMART, Tbk. Pemodalan yang dimiliki PT. SMART, Tbk. adalah pemodalan dalam negeri dengan pemasaran produk adalah dalam negeri dan ekspor. Pada saat ini PT. SMART, Tbk. Medan didukung oleh 599 orang. Kapasitas produksi rata-rata Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Upload: elton-situmeang

Post on 02-Aug-2015

89 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter II

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. SMART, Tbk. Medan termasuk dalam SINAR MAS GROUP.

Didalam melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan

mempunyai pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung

yang berada di Kawasan Berikat Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status

hak milik yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Medan

Nomor 65 dan oleh kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A

1424362, dengan total luas lahan 64.970 m 2 dengan dukungan instalasi Tangki

Timbun (Bulking Installation) yang berada di Jalan Ujung Baru, Kelurahan

Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Medan.

Keberadaan PT. SMART, Tbk. Medan awalnya adalah PT Ivo mas

Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan bahan baku Crude

Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Pada tempat yang sama tahun

1986 berdiri PT. SMART Corporation dengan pengolahan Palm Kernel (PK)

menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan

dengan perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000 kedua perusahaan dilebur

menjadi satu dan berganti nama menjadi PT. SMART, Tbk.

Pemodalan yang dimiliki PT. SMART, Tbk. adalah pemodalan dalam

negeri dengan pemasaran produk adalah dalam negeri dan ekspor. Pada saat ini

PT. SMART, Tbk. Medan didukung oleh 599 orang. Kapasitas produksi rata-rata

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II

per tahun untuk produk utama yaitu Refined Bleached Deodorized Stearin (RBD

Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD Olein), pada industri pengolahan

minyk sawit menjadi minyak goreng masing-masing adalah 270.000 ton/tahun

dan 90.000 ton/tahun, sedangkan untuk produksi lainnya adalah Palm Fatty Acid

Destilate (PFAD) dengan kapasitas produksi sekitar 16.320 ton/tahun.

Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan

produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT. SMART, Tbk.

Medan yaitu Refinery plant, Fractination Plant, Margarine Plant dan Filling

Plant. Dengan proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan product

branded yang merupakan produk perusahaan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Plam

Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik

pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar

Sumatera Utara.

Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah

minyak goreng RBDOL (Refined Balched Deodorized Olein) atau disebut juga

olein sebagai produk utama dan RBDST (Refiened Balched Deodorized Stearin)

atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk

sampingan.

Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua

proses, yaitu :

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II

1. Proses refinery, yaitu proses pemisahan fatty acid dan proses menghilangkan

bau yang disebut deodorized.

2. Proses fraksinasi, merupakan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan

fraksi cair (olein) dengan cara kristalisasi dan filtrasi.

Produk berupa RBDOL (Refined Blached Deodororized Olein) dipasarkan

di dalam negeri dalam kemasan bermerek “Filma”, yang diproduksi dan diolah

oleh pabrik PT. SMART, Tbk. Medan. Olein ini selain dijual kepada masyarakat

umum dalam negeri juga banyak yang diekspor ke luar negeri. Dengan alasan ini

PT. SMART, Tbk. Medan ditutut untuk benar-benar menjaga mutu produksi

perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan

kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk

pencapaian suatu tujuan tertentu.

Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.

Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama

lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan

karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari

siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.

Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan

akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II

tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi

oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan.

Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.

SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang

sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Struktur organisasi PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staff lini

fungsional.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II

Personnel & General Affairs Department Manufacturing DepartmentCommercial Department

General Manager

Management Representative/

Koordinator Food Safety

Finance & Accounting Department CBS Department

V. Team Operations

Quality Management Department

Engineering Section

Purchasing Section

Production Section

Marsho Plant

Section

Warehouse Section

PPIC Section

Process Engineering

Section

Operation Section

Quality Control Section

Customer & Supplier

Compliance Section

CA Documentation & Assessment

Section

Bulk Trading Section

Logistic Section

Bulking Belawan Section

Personnel Section

General Admin Section

Environment Health, Fire,

Safety Section

Weigh Bridge

Unit

Tank Farm Unit

Terminal PK Unit

Terminal CPO Unit

Maintenance Unit

Mechanic Sub Unit

Utility Unit

Electric Sub Unit

Power house Sub Unit

Boiler House Sub Unit

Spare Part Unit

Packaging Material & Chemical

Unit

Margarine & Fat Unit

Filling Unit

Refinery &

Fractionation Unit

Refinery Sub Unit

Kernel Crushing

Unit

Fractionation

Sub Unit

Prebging Sub

Unit

Storage Sub Unit

OTO Unit

Installation Unit

Logistic Trading

Unit

Finished Goods Unit

Trading Palm Unit

Trading Lauric

Unit

Admin Local Unit

Admin Export

Unit

NOTE:

Not involved in the QMS

Sumber: PT. Smart, Tbk.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II

Struktur organisasi staff lini fungsional merupakan suatu bentuk struktur

organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari

tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dalam melaksanakan kegiatan

perusahaan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur organisasi yang

disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan

tanggung jawab dari setiap personel dalam organisasi tersebut. Dengan demikian

diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur

organisasi yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah hubungan

berbentuk garis dan staf dimana atasan langsung berfungsi sebagai pengawas

terhadap bawahannya. Dalam menjalankan struktur organisasinya ada pembagian

tugas yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana. Dalam melakukan

pengambilan keputusan lebih mudah dicapai karena anggota-anggota staff yang

ahli dalam bidangnya yang dapat memberi nasehat dan mengerjakan perencanaan

yang teliti, koordinasi dapat dengan mudah dikerjakan karena sudah ada

pembidangan masing-masing.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II

2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.5.1. Tenaga Kerja

PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari

karyawan tetap dan harian/ kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan

tersebut ditempatkan sesui dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan

rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan memiliki pembagian tenaga kerja

tetap dan tenaga kerja harian/ kontraktor.

Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan ini dikelompokkan

atas dua bagian, yaitu:

1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara

terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan

dengan proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.

2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja

secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas

kebersihan.

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan.

Klasifikasi Pekerjaan

Jenis Kelamin Jlh. Tenaga Lokal

Pendidikan

Pria Wanita Jumlah SD SMP SMU/STM Akademi/Univ.

Staff 57 35 92 92 - - - 92 Karyawan 319 36 355 355 13 20 256 66 Karyawan Kontrak 137 15 152 152 - - 104 48

Sumber: PT. Smart, Tbk.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II

2.5.2. Jam kerja

Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua,

yaitu:

1. General time (non shift)

General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang

bekerja di kantor (mis, bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku di bagian

ini yaitu:

– Pada hari Senin sampai Kamis:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)

Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat)

Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)

– Hari Jumat:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)

Pukul 12.00 – 13.30 WIB (istirahat)

Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)

– Pada hari Sabtu:

Pukul 08.00 – 13.00 WIB (bekerja)

2. Shift time

Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama

24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi

atas 3 shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas 4

kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian waktu

kerja pada masing-masing shift tersebut adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II

Shift I : 08.00 – 16.00 WIB

Shift II : 16.00 – 24.00 WIB

Shift II : 24.00 – 08.00 WIB

Karyawan yang bekerja shift untuk setiap minggu bekerja dengan 3 (tiga)

shift sekaligus, sehingga untuk perggantian shift setiap minggunya terdapat waktu

libur yang disebut “Day Off”.

2.6. Proses Produksi

Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang

merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah

produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi

merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Dimulai dari

keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses

produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan

maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk

yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

Selanjutnya dari keinginan untuk mencari suatu teknik dalam membuat

produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang

langkah-langkah perencanaan dan pengendalian semua langkah produksi tersebut

yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh PT. SMART, Tbk. Medan

agar dapat menghasilkan minyak goreng dan margarin yang sesuai dengan

spesifikasi mutu yang diinginkan oleh pasar.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II

2.6.1. Bahan-Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan

atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.6.1.1.Bahan Baku

Bahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar

dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi bahan baku ini dapat juga disebut sebagai

bahan utama. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm

Oil (CPO). Bahan baku tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa

sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti

di Kalimantan, Riau dan P. Halaban.

CPO yang berasal dari masing-masing PKS tersebut diangkut ke PT.

SMART, Tbk. Medan dengan mobil tangki dan kereta api (wagon) sedangkan

yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan Kapal Tanker.

2.6.1.2.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak

ada dalam produk, atau dengan kata lain bahan penolong berfungsi untuk

memperbaiki proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses

produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah:

1. Bleaching earth

Bleaching earth berfungsi untuk:

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II

a. Mengadsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak diinginkan, seperti:

kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen

lainnya,

b. Mengurangi tingkat oksidasi produk,

c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna pada proses bleaching.

2. Asam Phospat (H3PO4)

Asam Phospat berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah), kandungan

logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam proses

degumming.

2.6.1.3.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada alur proses dan

masih terdapat didalam produk akhir, atau dengan kata lain bahan tambahan

berfungsi untuk memperbaiki tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik

sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan. Pada PT.

SMART, Tbk. Medan Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi

adalah:

• Bahan tambahan pangan, yang terdiri dari:

a. Antioksida

b. Vitamin A, B dan D

c. Garam

d. Air

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II

2.6.2. Uraian Proses

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang

atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,

bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.

Proses pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil

dilaksanakan dalam proses utama, yaitu:

1. Proses Refinery

2. Proses Fraksinasi

Pada tahap awal, bahan baku CPO ditimbun dalam tangki dalam stasiun

penerimaan dengan kapasitas 2000 ton per hari. CPO yang terdapat pada tangki

penimbunan mengalami perlakuan pemanasan yang dilakukan secara kontinu, di

mana temperatur CPO dipertahankan pada suhu 40 – 50 C0 dengan menggunakan

steam. Tujuan pemanasan ini adalah:

- Untuk mencegah terjadinya pembekuan CPO

- Memudahkan pemisahan CPO dengan kotoran dan air

- Memudahkan proses kristalisasi pada tahap pemisahan olein dan stearin

Pada Gambar 3.2. dapat dilihat block diagram dari proses produksi dari

pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II

CPO

DEGUMMING

BLEACHER

DPO

FILTRATION

DPO

DEODORIZATION

RBDPO

FRACTIONATION

FILTRATION

PFAD FATTY MATER (POAM)

STEARINOLEIN

(MINYAK GORENG)

Waste Water Treatment Plant

TO

SPENT EARTH

BLEACHING EARTH

ASAM PHOSPAT 85%

Keterangan:CPO : Crude Palm OilDPO : Degummed Palm OilDBPO : degummed bleached Palm OilRBDPO : Refined Bleached Deodorizet Palm Oil

Gambar 2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng pada

PT. SMART, Tbk. Medan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II

1. Proses Refinery

Tujuan proses refinery adalah untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO)

sehingga didapat kualitas Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yang

melalui tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari

proses penghilangan gum dengan suhu 80 C0 (degumming) dengan cara

penambahan asam phosfat ( 43POH 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm

Oil (DPO) dan kemudian dilakukan adsorptive bleaching pada suhu 100 C0

dengan menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring

dengan menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil

(DBPO) dan membuang spenth earth yang berasal dari sisa bleaching earth.

Sedangkan pada tahap deodorisasi meliputi proses pemisahan Free Fatty Acid

(FFA), penghilangan zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten

secara thermal dengan pemanasan 262 C0 .

Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di

dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda

dengan proses alkaline di mana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil

dihasilkan dengan alkaline, lalu sabunnya dipisahkan.

A. Tahap Pre-treatment

Pre-treatment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam

phosfat dan mengadsorbsinya dengan menggunakan bleaching earth. Pada tahap

ini CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) melalui

beberapa proses berikut ini.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II

A.1. Proses Degumming

Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna,

logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam

phosfat ( 43POH ). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak

disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan.

CPO yang akan dioleh terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan

mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama,

pemanasan menggunakan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang

berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,

pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah

agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam

mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan

pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80 – 85%. Suhu CPO

yang masuk ke dalam mixer berkisar 85 – 95 C0 . Penambahan asam phosfat ke

dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,05 – 0,075% dari umpan CPO

yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15 – 30 menit, sebelum dimasukkan ke

dalam bleacher.

A.2. Tahap Bleaching

Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO

dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai

penyerapnya. CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer

tank dialirkan ke tangki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke

dalam bleacher dengan kecepatan laju alir 0,6 – 1,5% dari laju umpan CPO yang

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II

masuk. Umpan bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas

produk minyak yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging

steam pada suhu 95 – 110 C0 , agar dapat mempermudah proses adsorbsi daripada

impurities dengan cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari

penurunan warna Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya

berfungsi sebagai zat adsorptive clearsing.

BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada

tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang

ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam (0,4

– 2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa

dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO

dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter Press.

A.3. Tahap Filtrasi

Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih

dahulu divakumkan. Jika vacum pressure niagara filter rendah maka niagara

filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO

dari pompa sentrifugal dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan.

Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO

mengalami tahap blackrun, di mana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO

yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih

(tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke

tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompressikan ke tangki niagara filter

press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan BPO pada saat

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter II

melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari filter dan masuk

menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah.

Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi

telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press.

Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah melewati high level

maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan

keluar dari niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke

slop oil tank, lalu dialirkan lagi ke bleacher. Tahap ini disebut tahap sirkulasi.

Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui

katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorisasi. Setelah tahap

pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap

pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang

keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan

steam maka dilanjutkan ke tahap post emptying dimana pada tahap ini dilakukan

maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.

Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge

sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.

B. Proses Deodorisasi

Sesudah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan

dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas

(deaderasi) pada kondisi vakum. Setelah proses ini, DBPO di panaskan pada plate

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter II

heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240 – 270 C0 dan

tekanan vakum 1,7 – 4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ketangki deodorizer.

Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan

supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak

dan mungkin dari terjadinya isomerisasi serta reaksi thermokimia yang tidak

diinginkan. Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang

diinginkan, minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada

tangki ini terjadi penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang

dihasilkan dihisap oleh steam jet vacuum system.

Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat

exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP Boiler

dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP Boiler dan

pemanasan sampai temperatur 271 C0 dan tekanan 1,7 – 4,4 torr. Setelah proses

pemanasan ini minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke

dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses

penguapan kembali, di mana yang diuapkan adalah asam lemak bebas dan

senyawa-senyawa penyebab bau yang lebih mudah menguap serta produk

oksidasi, seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di

atas tidak diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak

pada minyak. Uap dari DBPO di dalam presstripper didinginkan dengan

menggunakan kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger.

Kondensat yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara

otomatis katup akan terbuka jika tangki tersebut telah mencapai level alarm high.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter II

Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali

diuapkan dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip

kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada di

dalam DBPO dengan menggunakan perbedaan titik didih dan uapnya diserap oleh

vacum system.

Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut

Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam

plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal

dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang

berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses

fraksinasi.

2. Proses Fraksinasi

Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractionation. Proses fraksinasi

kering adalah untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu palm oil

(fraksi cair) dan palm stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik beku

yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada dalam

fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi

olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak jenuh.

Pada temperatur rendah (20 C0 ) stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein

tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan pemisahan

fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi digunakan RBDPO sebagai umpan,

tetapi kadang-kadang dapat pula digunakan oleh DBPO.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter II

Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractionation olein dan double

fractionation stearin. Double fractionation olein dilakukan untuk mendapatkan

kualitas olein super dengan cara mengolah kembali RBDPO yang diperoleh dari

proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapka dari proses ini adalah parameter

IV = 59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. Sedangkan double fractionation stearin

adalah untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi

ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49.

Tahapan proses fraksinasi ini adalah sebagai berikut:

1. Kristalisasi

Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal

akibat pendinginan pada suhu 20 C0 , dengan menggunakan tangki kristaliser.

Proses yang dialami RBDPO sampai terbentuknya kristal stearin dapat dijelaskan

berikut ini.

Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank) dipompakan

menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO tetap dalam

keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 55 C0 . Pemanas yang digunakan

adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki

kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam

kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO

diturunkan sekitar 24 – 30 C0 dengan menggunakan air pendingin. Proses

pendinginan terjadi dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling

tower dan air pendingin dari chiller. Air pendingin dari cooling tower berada pada

suhu 25 C0 dialirkan ke tangki kristalizer sehingga terjadi proses pendinginan dan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter II

menghasilkan temperatur 35 C0 . Pada saat temperatur 35 C0 dicapai, pendinginan

akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit

pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7 C0 . Air ini akan

digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air

biasa dengan suhu 25 – 35 C0 .

Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,

dan selama proses ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang

dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan

berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang

sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan

bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan

penyebaran kristal.

Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah

akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan

berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat

dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi,

secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap

pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.

2. Pemisahan Fraksi Olein Dari Kristal Stearin

Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan

minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer

dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai,

dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter II

merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang

mengakibatkan terjadi pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan

mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju

tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat

diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan

untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan

dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk

membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah

proses ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press

akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang

dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat dialirkan ke

tangki stearin.

Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan pori-

pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup

ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.

Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang

sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada filter

cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara menggunakan olein washing

pada temperatur 65 – 75 C0 dengan membuka steam masuk ke coil.

Tahap pertama dari proses produksi dimulai dengan refining. CPO yang

dipompakan ke tangki Degumming untuk memisahkan gum dan minyak.

Pemisahan ini menggunakan bahan penolong yaitu asam phosfat dengan suhu

70 C0 . Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk pemucatan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter II

warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium karbonat

dengan suhu 95 C0 . Dengan menggunakan filter, bleaching earth dipisahkan

dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil (BDPO).

Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi yaitu memisahkan Free Fatty

Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu 262 C0 dan akan menghasilkan Refined

Bleached degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached degummed Stearin

(RBDS).

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara