chapter ii
TRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. SMART, Tbk. Medan termasuk dalam SINAR MAS GROUP.
Didalam melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan
mempunyai pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung
yang berada di Kawasan Berikat Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status
hak milik yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Medan
Nomor 65 dan oleh kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A
1424362, dengan total luas lahan 64.970 m 2 dengan dukungan instalasi Tangki
Timbun (Bulking Installation) yang berada di Jalan Ujung Baru, Kelurahan
Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Medan.
Keberadaan PT. SMART, Tbk. Medan awalnya adalah PT Ivo mas
Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan bahan baku Crude
Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Pada tempat yang sama tahun
1986 berdiri PT. SMART Corporation dengan pengolahan Palm Kernel (PK)
menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan
dengan perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000 kedua perusahaan dilebur
menjadi satu dan berganti nama menjadi PT. SMART, Tbk.
Pemodalan yang dimiliki PT. SMART, Tbk. adalah pemodalan dalam
negeri dengan pemasaran produk adalah dalam negeri dan ekspor. Pada saat ini
PT. SMART, Tbk. Medan didukung oleh 599 orang. Kapasitas produksi rata-rata
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
per tahun untuk produk utama yaitu Refined Bleached Deodorized Stearin (RBD
Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD Olein), pada industri pengolahan
minyk sawit menjadi minyak goreng masing-masing adalah 270.000 ton/tahun
dan 90.000 ton/tahun, sedangkan untuk produksi lainnya adalah Palm Fatty Acid
Destilate (PFAD) dengan kapasitas produksi sekitar 16.320 ton/tahun.
Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan
produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT. SMART, Tbk.
Medan yaitu Refinery plant, Fractination Plant, Margarine Plant dan Filling
Plant. Dengan proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan product
branded yang merupakan produk perusahaan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Plam
Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik
pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar
Sumatera Utara.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah
minyak goreng RBDOL (Refined Balched Deodorized Olein) atau disebut juga
olein sebagai produk utama dan RBDST (Refiened Balched Deodorized Stearin)
atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk
sampingan.
Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua
proses, yaitu :
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
1. Proses refinery, yaitu proses pemisahan fatty acid dan proses menghilangkan
bau yang disebut deodorized.
2. Proses fraksinasi, merupakan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan
fraksi cair (olein) dengan cara kristalisasi dan filtrasi.
Produk berupa RBDOL (Refined Blached Deodororized Olein) dipasarkan
di dalam negeri dalam kemasan bermerek “Filma”, yang diproduksi dan diolah
oleh pabrik PT. SMART, Tbk. Medan. Olein ini selain dijual kepada masyarakat
umum dalam negeri juga banyak yang diekspor ke luar negeri. Dengan alasan ini
PT. SMART, Tbk. Medan ditutut untuk benar-benar menjaga mutu produksi
perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.
2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.
Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama
lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan
karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari
siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.
Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan
akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi
oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan.
Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.
SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang
sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Struktur organisasi PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staff lini
fungsional.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Personnel & General Affairs Department Manufacturing DepartmentCommercial Department
General Manager
Management Representative/
Koordinator Food Safety
Finance & Accounting Department CBS Department
V. Team Operations
Quality Management Department
Engineering Section
Purchasing Section
Production Section
Marsho Plant
Section
Warehouse Section
PPIC Section
Process Engineering
Section
Operation Section
Quality Control Section
Customer & Supplier
Compliance Section
CA Documentation & Assessment
Section
Bulk Trading Section
Logistic Section
Bulking Belawan Section
Personnel Section
General Admin Section
Environment Health, Fire,
Safety Section
Weigh Bridge
Unit
Tank Farm Unit
Terminal PK Unit
Terminal CPO Unit
Maintenance Unit
Mechanic Sub Unit
Utility Unit
Electric Sub Unit
Power house Sub Unit
Boiler House Sub Unit
Spare Part Unit
Packaging Material & Chemical
Unit
Margarine & Fat Unit
Filling Unit
Refinery &
Fractionation Unit
Refinery Sub Unit
Kernel Crushing
Unit
Fractionation
Sub Unit
Prebging Sub
Unit
Storage Sub Unit
OTO Unit
Installation Unit
Logistic Trading
Unit
Finished Goods Unit
Trading Palm Unit
Trading Lauric
Unit
Admin Local Unit
Admin Export
Unit
NOTE:
Not involved in the QMS
Sumber: PT. Smart, Tbk.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Struktur organisasi staff lini fungsional merupakan suatu bentuk struktur
organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari
tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur organisasi yang
disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari setiap personel dalam organisasi tersebut. Dengan demikian
diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur
organisasi yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah hubungan
berbentuk garis dan staf dimana atasan langsung berfungsi sebagai pengawas
terhadap bawahannya. Dalam menjalankan struktur organisasinya ada pembagian
tugas yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana. Dalam melakukan
pengambilan keputusan lebih mudah dicapai karena anggota-anggota staff yang
ahli dalam bidangnya yang dapat memberi nasehat dan mengerjakan perencanaan
yang teliti, koordinasi dapat dengan mudah dikerjakan karena sudah ada
pembidangan masing-masing.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
2.5.1. Tenaga Kerja
PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari
karyawan tetap dan harian/ kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan
tersebut ditempatkan sesui dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan
rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan memiliki pembagian tenaga kerja
tetap dan tenaga kerja harian/ kontraktor.
Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan ini dikelompokkan
atas dua bagian, yaitu:
1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara
terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan
dengan proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.
2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja
secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
kebersihan.
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan.
Klasifikasi Pekerjaan
Jenis Kelamin Jlh. Tenaga Lokal
Pendidikan
Pria Wanita Jumlah SD SMP SMU/STM Akademi/Univ.
Staff 57 35 92 92 - - - 92 Karyawan 319 36 355 355 13 20 256 66 Karyawan Kontrak 137 15 152 152 - - 104 48
Sumber: PT. Smart, Tbk.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
2.5.2. Jam kerja
Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua,
yaitu:
1. General time (non shift)
General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang
bekerja di kantor (mis, bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku di bagian
ini yaitu:
– Pada hari Senin sampai Kamis:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat)
Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)
– Hari Jumat:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00 – 13.30 WIB (istirahat)
Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)
– Pada hari Sabtu:
Pukul 08.00 – 13.00 WIB (bekerja)
2. Shift time
Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama
24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi
atas 3 shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas 4
kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian waktu
kerja pada masing-masing shift tersebut adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Shift I : 08.00 – 16.00 WIB
Shift II : 16.00 – 24.00 WIB
Shift II : 24.00 – 08.00 WIB
Karyawan yang bekerja shift untuk setiap minggu bekerja dengan 3 (tiga)
shift sekaligus, sehingga untuk perggantian shift setiap minggunya terdapat waktu
libur yang disebut “Day Off”.
2.6. Proses Produksi
Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang
merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah
produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi
merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Dimulai dari
keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses
produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan
maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk
yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Selanjutnya dari keinginan untuk mencari suatu teknik dalam membuat
produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang
langkah-langkah perencanaan dan pengendalian semua langkah produksi tersebut
yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh PT. SMART, Tbk. Medan
agar dapat menghasilkan minyak goreng dan margarin yang sesuai dengan
spesifikasi mutu yang diinginkan oleh pasar.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
2.6.1. Bahan-Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan
atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
2.6.1.1.Bahan Baku
Bahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar
dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi bahan baku ini dapat juga disebut sebagai
bahan utama. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm
Oil (CPO). Bahan baku tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa
sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti
di Kalimantan, Riau dan P. Halaban.
CPO yang berasal dari masing-masing PKS tersebut diangkut ke PT.
SMART, Tbk. Medan dengan mobil tangki dan kereta api (wagon) sedangkan
yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan Kapal Tanker.
2.6.1.2.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak
ada dalam produk, atau dengan kata lain bahan penolong berfungsi untuk
memperbaiki proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses
produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah:
1. Bleaching earth
Bleaching earth berfungsi untuk:
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
a. Mengadsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak diinginkan, seperti:
kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen
lainnya,
b. Mengurangi tingkat oksidasi produk,
c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna pada proses bleaching.
2. Asam Phospat (H3PO4)
Asam Phospat berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah), kandungan
logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam proses
degumming.
2.6.1.3.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada alur proses dan
masih terdapat didalam produk akhir, atau dengan kata lain bahan tambahan
berfungsi untuk memperbaiki tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik
sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan. Pada PT.
SMART, Tbk. Medan Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi
adalah:
• Bahan tambahan pangan, yang terdiri dari:
a. Antioksida
b. Vitamin A, B dan D
c. Garam
d. Air
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
2.6.2. Uraian Proses
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang
atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.
Proses pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil
dilaksanakan dalam proses utama, yaitu:
1. Proses Refinery
2. Proses Fraksinasi
Pada tahap awal, bahan baku CPO ditimbun dalam tangki dalam stasiun
penerimaan dengan kapasitas 2000 ton per hari. CPO yang terdapat pada tangki
penimbunan mengalami perlakuan pemanasan yang dilakukan secara kontinu, di
mana temperatur CPO dipertahankan pada suhu 40 – 50 C0 dengan menggunakan
steam. Tujuan pemanasan ini adalah:
- Untuk mencegah terjadinya pembekuan CPO
- Memudahkan pemisahan CPO dengan kotoran dan air
- Memudahkan proses kristalisasi pada tahap pemisahan olein dan stearin
Pada Gambar 3.2. dapat dilihat block diagram dari proses produksi dari
pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
CPO
DEGUMMING
BLEACHER
DPO
FILTRATION
DPO
DEODORIZATION
RBDPO
FRACTIONATION
FILTRATION
PFAD FATTY MATER (POAM)
STEARINOLEIN
(MINYAK GORENG)
Waste Water Treatment Plant
TO
SPENT EARTH
BLEACHING EARTH
ASAM PHOSPAT 85%
Keterangan:CPO : Crude Palm OilDPO : Degummed Palm OilDBPO : degummed bleached Palm OilRBDPO : Refined Bleached Deodorizet Palm Oil
Gambar 2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng pada
PT. SMART, Tbk. Medan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
1. Proses Refinery
Tujuan proses refinery adalah untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO)
sehingga didapat kualitas Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yang
melalui tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari
proses penghilangan gum dengan suhu 80 C0 (degumming) dengan cara
penambahan asam phosfat ( 43POH 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm
Oil (DPO) dan kemudian dilakukan adsorptive bleaching pada suhu 100 C0
dengan menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring
dengan menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil
(DBPO) dan membuang spenth earth yang berasal dari sisa bleaching earth.
Sedangkan pada tahap deodorisasi meliputi proses pemisahan Free Fatty Acid
(FFA), penghilangan zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten
secara thermal dengan pemanasan 262 C0 .
Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di
dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda
dengan proses alkaline di mana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil
dihasilkan dengan alkaline, lalu sabunnya dipisahkan.
A. Tahap Pre-treatment
Pre-treatment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam
phosfat dan mengadsorbsinya dengan menggunakan bleaching earth. Pada tahap
ini CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) melalui
beberapa proses berikut ini.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
A.1. Proses Degumming
Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna,
logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam
phosfat ( 43POH ). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak
disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan.
CPO yang akan dioleh terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan
mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama,
pemanasan menggunakan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang
berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,
pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah
agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam
mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan
pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80 – 85%. Suhu CPO
yang masuk ke dalam mixer berkisar 85 – 95 C0 . Penambahan asam phosfat ke
dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,05 – 0,075% dari umpan CPO
yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15 – 30 menit, sebelum dimasukkan ke
dalam bleacher.
A.2. Tahap Bleaching
Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO
dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai
penyerapnya. CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer
tank dialirkan ke tangki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke
dalam bleacher dengan kecepatan laju alir 0,6 – 1,5% dari laju umpan CPO yang
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
masuk. Umpan bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas
produk minyak yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging
steam pada suhu 95 – 110 C0 , agar dapat mempermudah proses adsorbsi daripada
impurities dengan cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari
penurunan warna Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya
berfungsi sebagai zat adsorptive clearsing.
BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada
tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang
ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam (0,4
– 2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa
dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO
dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter Press.
A.3. Tahap Filtrasi
Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih
dahulu divakumkan. Jika vacum pressure niagara filter rendah maka niagara
filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO
dari pompa sentrifugal dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan.
Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO
mengalami tahap blackrun, di mana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO
yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih
(tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke
tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompressikan ke tangki niagara filter
press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan BPO pada saat
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari filter dan masuk
menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah.
Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi
telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press.
Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah melewati high level
maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan
keluar dari niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke
slop oil tank, lalu dialirkan lagi ke bleacher. Tahap ini disebut tahap sirkulasi.
Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui
katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorisasi. Setelah tahap
pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap
pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang
keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan
steam maka dilanjutkan ke tahap post emptying dimana pada tahap ini dilakukan
maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.
Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge
sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.
B. Proses Deodorisasi
Sesudah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan
dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas
(deaderasi) pada kondisi vakum. Setelah proses ini, DBPO di panaskan pada plate
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240 – 270 C0 dan
tekanan vakum 1,7 – 4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ketangki deodorizer.
Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan
supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak
dan mungkin dari terjadinya isomerisasi serta reaksi thermokimia yang tidak
diinginkan. Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang
diinginkan, minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada
tangki ini terjadi penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang
dihasilkan dihisap oleh steam jet vacuum system.
Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat
exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP Boiler
dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP Boiler dan
pemanasan sampai temperatur 271 C0 dan tekanan 1,7 – 4,4 torr. Setelah proses
pemanasan ini minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke
dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses
penguapan kembali, di mana yang diuapkan adalah asam lemak bebas dan
senyawa-senyawa penyebab bau yang lebih mudah menguap serta produk
oksidasi, seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di
atas tidak diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak
pada minyak. Uap dari DBPO di dalam presstripper didinginkan dengan
menggunakan kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger.
Kondensat yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara
otomatis katup akan terbuka jika tangki tersebut telah mencapai level alarm high.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali
diuapkan dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip
kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada di
dalam DBPO dengan menggunakan perbedaan titik didih dan uapnya diserap oleh
vacum system.
Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam
plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal
dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang
berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses
fraksinasi.
2. Proses Fraksinasi
Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractionation. Proses fraksinasi
kering adalah untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu palm oil
(fraksi cair) dan palm stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik beku
yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada dalam
fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi
olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak jenuh.
Pada temperatur rendah (20 C0 ) stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein
tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan pemisahan
fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi digunakan RBDPO sebagai umpan,
tetapi kadang-kadang dapat pula digunakan oleh DBPO.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractionation olein dan double
fractionation stearin. Double fractionation olein dilakukan untuk mendapatkan
kualitas olein super dengan cara mengolah kembali RBDPO yang diperoleh dari
proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapka dari proses ini adalah parameter
IV = 59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. Sedangkan double fractionation stearin
adalah untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi
ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49.
Tahapan proses fraksinasi ini adalah sebagai berikut:
1. Kristalisasi
Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal
akibat pendinginan pada suhu 20 C0 , dengan menggunakan tangki kristaliser.
Proses yang dialami RBDPO sampai terbentuknya kristal stearin dapat dijelaskan
berikut ini.
Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank) dipompakan
menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO tetap dalam
keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 55 C0 . Pemanas yang digunakan
adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki
kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam
kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO
diturunkan sekitar 24 – 30 C0 dengan menggunakan air pendingin. Proses
pendinginan terjadi dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling
tower dan air pendingin dari chiller. Air pendingin dari cooling tower berada pada
suhu 25 C0 dialirkan ke tangki kristalizer sehingga terjadi proses pendinginan dan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
menghasilkan temperatur 35 C0 . Pada saat temperatur 35 C0 dicapai, pendinginan
akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit
pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7 C0 . Air ini akan
digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air
biasa dengan suhu 25 – 35 C0 .
Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,
dan selama proses ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang
dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan
berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang
sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan
bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan
penyebaran kristal.
Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah
akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan
berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat
dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi,
secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap
pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.
2. Pemisahan Fraksi Olein Dari Kristal Stearin
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan
minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer
dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai,
dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang
mengakibatkan terjadi pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan
mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju
tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat
diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan
untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk
membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah
proses ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press
akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang
dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat dialirkan ke
tangki stearin.
Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan pori-
pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup
ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.
Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang
sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada filter
cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara menggunakan olein washing
pada temperatur 65 – 75 C0 dengan membuka steam masuk ke coil.
Tahap pertama dari proses produksi dimulai dengan refining. CPO yang
dipompakan ke tangki Degumming untuk memisahkan gum dan minyak.
Pemisahan ini menggunakan bahan penolong yaitu asam phosfat dengan suhu
70 C0 . Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk pemucatan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium karbonat
dengan suhu 95 C0 . Dengan menggunakan filter, bleaching earth dipisahkan
dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil (BDPO).
Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi yaitu memisahkan Free Fatty
Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu 262 C0 dan akan menghasilkan Refined
Bleached degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached degummed Stearin
(RBDS).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara