catatan atas laporan keuangan - · pdf filepergub no 45 thn 2014 tentang kebijakan dan sistem...
Post on 06-Feb-2018
222 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
1
Catatan Atas Laporan Keuangan
CALK
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2016
2
Bab I
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Pelayanan ketahanan pangan merupakan salah satu urusan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintah daerah provinsi sebagaimana tercantum pada Peraturan Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jawa Tengah
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008, tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Tengah. BKP merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di bidang Ketahanan Pangan
dan dipimpin oleh seorang Kepala. BKP berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Sebagai salah satu lembaga publik, maka BKP dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan
ketahanan pangan berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip good governance yang bersih,
demokratis dan efektif. Isu good governance menjadi salah satu isu yang mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan tersebut direspon dengan melakukan
perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelengaraan pemerintah yang baik. Untuk
mewujudkan hal tersebut, berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan disusun dalam suatu perencanaan yang matang.
Maksud dari penyusunan laporan keuangan ini adalah sebagai salah satu wujud transparansi dan
akuntabilitas, sebagaimana dalam Tata Kelola Pemerintah yang baik (good governance).
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan suatu
entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah
adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan, selama 1 (satu) tahun anggaran yakni Tahun 2016.
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
5. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tanggal 9 Desember 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
6. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standart Aakuntansi Pemerintahan. Pasal 4
Ayat 1 bahwa Pemda menerapkan SAP Berbasis Akrual,
7. Permendagri No 64 Thn 2013 ttg Penerapan SAP berbasis Akrual pada Pemda.
8. Pergub No 45 Thn 2014 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
9. Pergub No 120 Thn 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
10. SE Gubernur Jawa Tengah No. 921/0017982 tanggal 25 Oktober 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan APBD dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016.
3
11. Permendagri No 13 Thn 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 240
ayat 2 bahwa SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan SKPD yang
disampaikan kepada PPKD (BPKAD) untuk digabung menjadi Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).
1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab 2 Ekonomi Makro dan Kebijakan Keuangan 2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Keuangan
Bab 3 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Secara Umum 3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Bab 4 Kebijakan Akuntansi 4.1. Entitas Akutansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD
4.2. Basis dan Prinsip Akutansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.3.Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.4. Penerapan Kebijakan Akutansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada Dalam SAP
pada SKPD
Bab 5 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan 5.1. Penjelasan Pos - Pos Neraca 5.1.1. Aset
5.1.2. Kewajiban
5.1.3. Ekuitas Dana
5.2. Penjelasan Pos - Pos Laporan Realisasi Anggaran 5.2.1. Pendapatan
5.2.2. Belanja
5.3. Penjelasan Pos - Pos Laporan Operasional
5.3.1. Pendapatan
Bab 6
5.3.2. Beban
5.4. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas
Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
Bab 7 Penutup Lampiran Tambahan
4
Bab II
Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD
2.1. Ekonomi Makro
Dalam rangka mencapai target pembangunan pembangunan tahun 2016 sebagaimana
tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2018, yang ditujukan untuk
Meningkatkan Infrastruktur dan Kualitas Pelayanan Dasar Menuju Kemandirian Wilayah dan
Kesejahteraan Masyarakat, maka kebijakan ekonomi daerah Tahun 2016 diarahkan pada
peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan daerah, dengan dukungan rekayasa
teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan, sehingga diharapkan dapat mencapai
pertumbuhan ekonomi yang positif.
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan nilai PDRB Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2010
2014 mengalami peningkatan positif. Hal tersebut terlihat pada nilai PDRB tahun 2011 Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp 692,561 Trilyun, yang meningkat secara signifikan menjadi Rp
925,662 Trilyun pada tahun 2014. Pada tahun 2011 nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) Tahun 2010 sebesar Rp 656,268 Trilyun, meningkat menjadi Rp 235,298 Trilyun pada
tahun 2014. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah untuk kurun waktu tahun 2011 2015
menunjukkan trend positif; berturut-turut pada posisi 5,30%, 5,34%, 5,3%, dan 5,4%.
Inflasi di Jawa Tengah selama tahun 2011 2014 cenderung fluktuatif, dengan laju inflasi
tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,22% (engan laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun
2014 yaitu sebesar 8,22% (yoy). Sedangkan angka inflasi sampai dengan tahun 2015 sebesar 2,73%.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai indikator pemicu inflasi baik yang bersifat eksternal
maupun internal, antara lain disebabkan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok, regulasi pemerintah
dan ekspektasi masyarakat.
2.2. Kebijakan Keuangan
Dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Tengah pada tahun anggaran 2016 yaitu:
a. Pendapatan.
Untuk Instansi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah tidak ada target pendapatan.
Berdasarkan Hasil rapat Pembahasan Perubahan Anggaran (PAD) tanggal 25 Maret 2013, target
PAD dihapuskan, hal ini dengan pertimbangan penjualan bekatul dan sekam bukan termasuk
kedalam Retribusi Daerah, tetapi masuk didalam pendapatan lain-lain. Pada tahun 2016 ini
terdapat pendapatan lain-lain yang sah (pendapatan tanpa target) dari BPCP berupa penjualan
sekam dan bekatul sebesar Rp. 25.500.000,-
b. Pelaksanaan APBD Tahun 2016
Pada tahun 2016 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jateng mendapatkan anggaran dari APBD
sebesar Rp. 29.339.450.000,- terealisasi sebesar Rp. 28.524.716.029,- atau 97,22 % terdiri dari:
5
- Belanja Tidak Langsung : Rp.14.301.950.000,- terealisasi sebesar Rp 13.782.403.054,- atau
96,37% yang digunakan untuk gaji dan tunjangan pegawai di BKP Prov Jateng selama
tahun 2016.
- Belanja Langsung : Rp 15.037.500.000,- terealisasi sebesar Rp 14.742.312.975,-atau
98,04%.
Terdapat sisa anggaran belanja langsung sebesar Rp. 295.187.025,- yang berasal dari
belanja langsung pegawai yang disebabkan antara lain: belum adanya pengangkatan pejabat
difinitif pengganti pensiun sehingga KPA masih dirangkap oleh Pengguna Anggaran (PA)
sehingga pos honor pengelola keuangan SKPD tidak terealisasi 100%, efisiensi anggaran
sesuai dengan kebutuhan, serta efisiensi kegiatan rapat-rapat, akomodasi peserta, perjalanan
dinas dan sisa kontrak pengadaan peralatan pengolahan pangan.
6
Bab III
Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
Target kinerja APBD 2016 pada Badan Ketahanan Pangan sebagaimana tertuang dalam
Rencana Kerja (Renja) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2016. Dalam mewujudkan pembangunan ketahanan pangan di Jawa Tengah
dilaksanakan melalui program Peningkatan Ketahanan Pangan; Pengembangan Diversifikasi dan