case encephalitis

62
STATUS PASIEN I. IDENTITAS A. Identitas Pasien Nama : Mia Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 4 Th Agama : Islam Alamat : Tambun RT 002/03 Pusaka Raya Kecamatan : KOJA Pendidikan : -- Nomor CM : 11-13-51 Masuk tgl : 21 juli 2007 B. Indentitas Orang Tua Ayah Ibu Nama : Tn.Muhtar Ny. Titin Aryati Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMP 1

Upload: ginanjar-nugraha-purawidjaya

Post on 28-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

encephalitis

TRANSCRIPT

Page 1: Case Encephalitis

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

A. Identitas Pasien

Nama : Mia

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 4 Th

Agama : Islam

Alamat : Tambun RT 002/03 Pusaka Raya

Kecamatan : KOJA

Pendidikan : --

Nomor CM : 11-13-51

Masuk tgl : 21 juli 2007

B. Indentitas Orang Tua

Ayah Ibu

Nama : Tn.Muhtar Ny. Titin Aryati

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMP

Pekerjaan : Pedagang IRT

Penghasilan : Rp.1.000.000 -

Alamat : SDA SDA

II.Anamnesis

Alloanamnesis dengan ibu pasien tanggal : 30 juli 2007

A. KELUHAN UTAMA

Kejang >15 menit 1 jam SMRS

1

Page 2: Case Encephalitis

B.Keluhan tambahan :

- Panas tinggi

- Muntah

- Pasien tidak sadar

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan kejang 1 jam sebelum masuk RS

KOJA tgl 21 juli 2007, pasien kejang 1 kali dengan lama kejang

lebih dari 15 menit. Kejang dimulai dari matanya yang mendelik

keatas kemudian seluruh tubuh. Setelah kejang pasien tidak sadar.

6 hari SMRS timbul bisul pada hidung pasien. Lalu pasien dibawa

ke puskesmas dan didiagnosis alergi. Pasien diberi obat untuk bisul

dan batuknya. Tetapi tidak membaik malah semakin memburuk

bahkan sampai wajahnya bengkak.Dan demam dan batuknya tidak

hilang

2 hari SMRS bengkaknya berkurang tapi kemudian timbul bentol

bentol kecil diseluruh tubuh disertai gatal-gatal. Malamnya pasien

mulai demam tinggi sampai mengigau. Selama pasien sakit pasien

tidak mau makan.

1 hari SMRS Pasien masih demam, pasien tidur sepanjang hari,

dibangunkan tapi tidak bangun. Malamnya pasien timbul kejang

dan dibawa ke IGD RS Koja.

D.Riwayat penyakit dahulu :

Pasien tidak pernah ada riwayat kejang sebelumnya.

E.Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.

2

Page 3: Case Encephalitis

F.Riwayat kehamilan dan persalinan:

Selama kehamilan,ibu pasien rutin kontrol ke bidan 1x/bulan. Pasien

dikandung selama 9 bulan, lahir spontan ditolong oleh bidan.Setelah lahir

pasien langsung menangis.Berat badan lahir 3000 gram, panjang

badan:ibu pasien lupa.

Kesan : Riwayat antenatal care baik dan persalinan tanpa penyulit.

G. Riwayat perkembangan dan pertumbuhan

Pertumbuhan gigi pertama sekitar 5 bulan

Berdiri sekitar 10 bulan

Berjalan sekitar 18 bulan

Berbicara dengan lancar sekitar 2 tahun

Kesan : riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik.

H.Riwayat imunisasi

Pasien sudah mendapat imunisasi :

BCG, DPT I,II,III, Hepatitis I,II,III, Polio I,II,III, Campak

Kesan : imunisasi dasar lengkap.

I. Perumahan dan Sanitasi Lingkungan

Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya, paman dan bibinya serta

adiknya dalam 1 rumah. Rumah pasien berupa rumah sederhana dengan

3 kamar tidur, ventilasi kurang, sehingga sinar matahari sulit masuk,

kebersihan kurang, jarak antar rumah berdekatan, pemukiman padat dan

lokasinya di bantaran kali. Pasokan air bersih sulit didapat

Kesan : sanitasi kurang

3

Page 4: Case Encephalitis

III.Pemeriksaan fisik tgl 21 juli 2007

A. Status generalis

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Somnolen-sopor

Kesan Sakit : Sakit berat

GCS : E1M3V2=6

Tanda vital

Nadi : 140x/menit

Suhu : 39,5

Frekuensi napas : 36x/menit

Data antropometri:

Tinggi Badan : 108 cm

Berat Badan : 15 kg

Lingkar kepala : 49 cm

Lingkar lengan atas : 15 cm

Status gizi: (NCHS)

BB/U : 15 kg X 100% = 88,2% (Gizi baik)

17 kg

TB/U : 108cm X 100% = 104.8 % ( Normal)

103cm

BB/TB : 15 X100% = 83,3% (Gizi kurang)

18

4

Page 5: Case Encephalitis

Status Generalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut.

Mata : Pupil bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, CA-/-, SI -/-

Telinga : Normotia, serumen-/-, membran timpani sulit dinilai

Hidung : Bentuk normal, Sekret -/-, nafas cuping hidung –

Bibir : Lembab, tidak kering, Cyanosis-

Mulut : Gigi rata, caries-, Mukosa normal, lidah kotor-, lidah

tremor-

Leher : Kaku kuduk +, trakea lurus di tengah, KGB tidak teraba

membesar

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V,1-2 cm lateral

garis mid clavicularis kiri.

Perkusi : Batas jantung ka-ki normal

Auscultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur -, gallop –

Paru :

Inspeksi : Gerak napas simetris dikedua hemitorax, retraksi

sela iga -

Palpasi : Vocal fremitus ki-ka simetris

Perkusi : Sonor dikedua hemitorax

Auscultasi : SN vesiculer,Rh-/-,Wh-/-

Abdomen :

Inspeksi : datar, dilatasi vena –

Palpasi : Supel, turgor kulit baik, hepar/lien tidak teraba

membesar, nyeri tekan –

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Bising usus + N

5

Page 6: Case Encephalitis

Ekstremitas :

Atas :Akral hangat,edema tidak ada, deformitas tidak ada.

Bawah :Akral hangat,edema tidak ada, deformitas tidak ada.

IV.Pemeriksaan neurologis: tgl 30 juli 2007

GCS:E:1+M:4+V:2=8

Tanda rangsang meningeal:

kaku kuduk : positif

Brudzinsky I : kanan-kiri negatif

Brudzinsky II : kanan-kiri negatif

kerniq : kanan negatif >135°, kiri negatif >135°,

Reflek Patologis :

Kanan Kiri

Babinsky - -

Oppenheim - -

Chaddock - -

Schaeffer - -

V.Pemeriksaan Penunjang:

Laboratorium: 21 juli 2007 jam 04:39:10Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,03012000223000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

6

Page 7: Case Encephalitis

KIMIAELEKTROLIT

NaKCl

LAIN-LAINAstrupPHPCO2PO2HCO3P2 SaturasiBEO2 Saturasi

1213,0998

7,60333,0135,431,3

10,399,8

135-1473,5-5,097-108

7,38-7,4435,0-45,095,0-100,021,0-28,0

-2,50-2,5094,0-100,0

GDS 141 <180

Laboratorium: 21 juli 2007 jam 12:56:05Pemeriksaan Hasil Nilai NormalHEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

9,6298000196.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

KIMIAELEKTROLITNaKCl

1333,29102

135-1473,5-5,097-108

Radiologi CT-Scan otak tgl 25 juli 2007

7

Page 8: Case Encephalitis

Hasil : Terdapat gambaran hipodens didaerah lobus frontalis dextra dan

sinistra. Dan Lobus temporoparietalis dextra

Kesan : infark didaerah lobus frontal dextra dan sinistra dan lobus

temporoparietal dextra

Hasil kultur darah tanggal 10 Agustus 2007 : NEGATIF

VI.Resume

Pasien seorang anak perempuan berumur 4 th dengan berat badan

15kg datang dengan keluhan kejang 1 jam sebelum masuk Rumah

Sakit.Pasien kejang 1 kali dengan lama kejang lebih dari 15 menit.

Kejang dimulai dari matanya yang mendelik keatas kemudian

seluruh tubuh. Setelah kejang pasien tidak sadar. Lengan kiri fleksi

spastic dan kaki kiri extensi spastic.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Somnolen-sopor

Kesan Sakit : Sakit berat

GCS : E1M3V2=6

Tanda vital :

Nadi : 140x/menit Suhu : 39,5

Frekuensi napas : 40x/menit

Pada pemeriksaan leher ditemukan kaku kuduk

8

Page 9: Case Encephalitis

VII.DIAGNOSIS KERJA

Hiponatremia

Hipokalemia

Ensefalitis e.c Virus

VII.DIAGNOSIS BANDING

Meningitis

VIII.PEMERIKSAAN ANJURAN

1 EEG

2. Pemeriksaan LCS

IX.PENATALAKSANAAN

IVFD 2A+kcl 3 meq/kolf 14 tts/mntDexametason 3x1.5mgRanitidin 3x15mgFosmidex 2x500 mgSagestam 2x30mgAntrain 2x150 mgAminofusin 150 cc

9

Page 10: Case Encephalitis

X. FOLLOW UP

Ket 22-07-07

10

Ket 21-07-07S: Demam +, kejang -O: KU

KesadaranNadiRRSuhuKepalaLeherMataJantungParuAbdomenEkstremitas

Sakit beratApatis-somnolen100 x/mnt40x/mnt39,5 CNormocephaliKaku kuduk +CA -/-, SI-/-S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler rh -/-, wh-/-Datar,Supel, BU + Akral hangat

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,03012000223000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

KIMIAELEKTROLITNaKClLAIN-LAINAstrupPHPCO2PO2HCO3BEO2 Saturasi

1213,0998

7,60333,0135,431,31,0399,8

135-1473,5-5,097-108

7,38-7,4435,0-45,095,0-100,021,0-28,0-2,50-2,5094,0-100,0

GDS 141 <180

Page 11: Case Encephalitis

S: Demam +, keadaan umum menurunKonsul Dr.Riza jam 19:30

O: KUKesadaranNadiRRSuhuKepalaLeherMataJantungParuAbdomenEkstremitas

Sakit berat Sopor140 x/mnt40 x/mnt39,8 CNormocephaliKaku kuduk +CA -/-, SI -/-S1S2 reguler, murmur -, gallop –SN vesikuler, rh -/-,wh-/-Datar,Supel, BU + Akral hangatProduksi NGT coklat

A: EncephalitisP: IVFD 2A+kcl 3 meq/kolf 14 tts/mnt

Dexametason 3x1.5mgRanitidin 3x15mgFosmidex 2x500 mgSagestan 2x30mgAntrain 2x150 mgAminofusin 150 cc

11

Page 12: Case Encephalitis

12

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

8,4256900196.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

KIMIAELEKTROLIT

NaKCl

LAIN-LAINAstrupPHPCO2PO2HCO3P2 SaturasiBEO2 Saturasi

1393,81100

7,45420,9152,714,7

-9,199,4

135-1473,5-5,097-108

7,38-7,4435,0-45,095,0-100,021,0-28,0

-2,50-2,5094,0-100,0

GDS 127 <180

Page 13: Case Encephalitis

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,73112.700125.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

13

A: encephalitis P: -Cek AGD elektrolit,GDS,H2TL(cyto)-lain-lain

lanjut,notropil 3x150 mg-Konsul hasil labTransfusi PRC 150 cc prelasix 15 mgCek ulang astrapDexametason stop Bilas lambung

Ket 25-07-07S: Demam +, kejang -O: KU

KesadaranNadiRRSuhuKepalaLeherMataJantungParuAbdomenEkstremitas

Sakit beratsopor100 x/mnt32x/mnt37,5 CNormocephaliKaku kuduk +CA -/-, SI-/-S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler rh -/-, wh-/-Datar,Supel, BU + Akral hangat

Page 14: Case Encephalitis

FAAL HATI

AlbuminGlobulinTotal proteinSGOTSGPT

FAAL GINJAL

UreumKreatinin

2,552,745,29215103

200,6

4,0-5,21,3-2,76-810-319-36

20-400,7-1,5

A: EncephalitisP: IVFD 2A+kcl 3 meq/kolf 14 tts/mnt

Dexametason 3x1.5mgRanitidin 3x15mgFosmidex 2x500 mgSagestan 2x30mgAntrain 2x150 mgAminofusin 150 cc

encephalitis

14

Ket 07-08-07S: Demam +,mengeram suara lebih jelas&sering, kedua tangan mulai dapat

digerakan sedikit,mulai bisa mendengarO: KU

KesadaranNadiRRSuhuKepalaLeherMataJantungParuAbdomenEkstremitas

BaikApatis-sadar120 x/mnt30 x/mnt38 CNormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-,gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-

Datar,Supel, BU +NAkral hangat Akral hangat

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

11,1307700271000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

Page 15: Case Encephalitis

A:P: - IVFD KaENIB+KCl 3 meq 8 tts/mnt

Antrain3x150 mg IVTripenem 2x500 mgGaramycin 2x30 mg

Ket 11-08-07S: Mencret >5x warna kehitaman,isi air+ampas,lendir-, panas tinggiO: KU

KesadaranNadiRRSuhuKepalaLeherMataJantungParuAbdomenEkstremitas

Sakit beratApatis-somnolen132 x/mnt58x/mnt39 CNormocephaliKaku kuduk +CA -/-, SI-/-S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler rh -/-, wh-/-Datar,Supel, BU + Akral hangat

pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,93413.500546.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

A: Encephalitis + perdarahan GI tractP: IVFD KaEN1B+KCL3meq 8tpm

Tripenem 2x500mgAntrain 3x150mgGaramycin 2x30mgDexametason 2x 1mg IVRantin 2x15 mg

15

Page 16: Case Encephalitis

Pemeriksaan

Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,83212400316000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

KIMIAELEKTROLITNaKCl

FAAL HATISGOTSGPT

1362,8497

7033

135-1473,5-5,097-108

10-31 9-36

A: Encephalitis

16

Ket 12-08-07S: BAB cair >5x/hari, warna kehitaman isi air+ampas, lendir-, panas tinggi,

keluar darah dari NGTO: KU

KesadaranNadiRRSuhuKepalaLeherMataJantungParuAbdomenEkstremitas

Sakit beratApatis-somnolen155 x/mnt56x/mnt39, CNormocephaliKaku kuduk +CA -/-, SI-/-S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler rh -/-, wh-/-Datar,Supel, BU + Akral hangat

Page 17: Case Encephalitis

P: IVFD KaEN 1B +KCL 3meq 14ttmDexametason 3x1.5mgRanitidin 3x15mgTripenem 2x500mgGaramycin 2x30mgAntrain 2x150 mgNew diatab puyer 3x1

Ket 13-8-07 jam 04:30S: Kesadaran menurunO: KU

KesadaranNadiRRSuhuKepalaLeherMataJantungParuAbdomenEkstremitas

Sakit beratsopor-koma152 x/mnt TD 90/6043x/mnt41 CNormocephaliKaku kuduk +CA -/-, SI-/-S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler rh -/-, wh-/-Datar,Supel, BU + Akral hangat

A: EncephalitisP: IVFD KaEN 1B +KCL 3meq 14ttm

O2 3ltSuction evaluasi (15-60 menit) Antrain extra 150mg

Jam 06:15-Dobuject 8ttm mikro dievaluasi tiap 15 mnt bila tetap atau turun tingkatkan 2tts micro max 20 tts micro-Rx lain teruskan

Jam 07:05TD 40/palpasi N: 52 RR:32

- RL loading 150cc

Jam 08:55Apnoe → RJP → GAGAL → ┼

ANALISA KASUS

17

Page 18: Case Encephalitis

Dari tinjauan pustaka diketahui bahwa diagnosa ensefalitis dapat

ditegakkan berdasarkan :

1. Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan kejang. Kejang dimulai dari

matanya yang mendelik keatas lalu kejang tangan dan kaki. Kejang

1x selama >15 menit. 4 hari SMRS pasien mengalami panas tinggi

dan tidak ada respon saat dibangunkan.

2. Gejala klinis

- Gejala klinis tidak spesifik pada ensefalitis, tergantung dari

penyebab dan luas daerah yang terkena.

- Gejala bisa bersifat akut atau kronis perlahan-lahan.

- Pada pasien ini didapatkan gejala-gejala yang bersifat akut,

yaitu :

a. panas tinggi mendadak (hiperpireksia)

b. kesadaran yang menurun sampai menjadi sopor

c. kelainan neurologis : kaku kuduk, kejang

Pada penderita ensefalitis kadang-kadang disertai

kaku kuduk apabila infeksi dari virus sudah

mengenai meningen.

3. Pemeriksaan penunjang :

-Pada pasien ini telah diperiksa kultur darah dan hasilnya

NEGATIF artinya penyebab encephalitis adalah Virus

- Tes Fungsi hati pertama kali dilakukan hasilnya sangat tinggi ini

menandakan adanya gangguan fungsi hati

- Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang yang

dapat membantu diagnosis pasien seperti pungsi lumbal untuk

18

Page 19: Case Encephalitis

pemeriksaan cairan cerebrospinal ataupun EEG. Walaupun bukan

merupakan diagnosis pasti pada ensefalitis.

Penatalaksanaan

1. Perawatan ICU

Pasien harus mendapatkan perawatan dalam ICU karena keadaan

umumnya yang sakit berat dan kesadaran yang menurun dengan

disertai dispnoe.

2. Medikamentosa

Kausatif : diberikan apabila jenis virus diketahui, misalnya

ensefalitis herpes simpleks dengan asiklovir 30 mg/kg BB/hari

dibagi dalam 3 dosis secara intravena perlahan-lahan diberikan

selama 10 hari.

3. Suportif

Sebagian besar pengobatan ensefalitis adalah pengobatan non

spesifik yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi tubuh.

Metamizol Na (Antrain) untuk mengatasi kejang demamnya.

Meronem dan garamicin sebagai antibiotic profilaksis.

Kortikosteroid (Dexamethason) untuk mengurangi pembengkakan

otak. Ranitidin untuk mencegah iritasi/ ulkus pada lambung yang

kosong.

Hasil Lab:

1. Hb 9,6

Hb turun kemungkinan karena pasien kurang mendapat asupan

nutrisi selama 1minggu SMRS.

2. Na2+ 121

Kemungkinan karena pasien sering muntah

19

Page 20: Case Encephalitis

Koreksi : Nacl 3% dengan tujuan untuk meningkatkan kadar Na

serum menjadi normal

3. K+ 3,09

Kebutuhan K+ = 2,5 meqxBB/hari

Jadi kebutuhan K+ = 2,5 meqx15= 37,5 meq/hari

Koreksi kalium dilakukan per 8jam

K+= ΔKx0,6xBB

K+= (4-3,09)x0,6x15= 8,19

Koreksi 8 jam pertama 8,19 +12,5= 20.69meq/8jam

4. PH 7,603

HCO3 31,8

BE 10,3

Berdasarkan px Lab pasien menderita Alkalosis Metabolik

Koreksi :

20

Page 21: Case Encephalitis

LAIN-LAINAstrupPHPCO2PO2HCO3P2 SaturasiBEO2 Saturasi

EritrositVER(MCV)HER(MCH)KHER(MCHC)Hitung jenisBasofil EusinofilBatangSegmenLimfositMonositLED

7,44636,5136,824,6

0,598,8

3,26832733

0117020860

7,40-7,5035,0-45,095,0-100,021,0-28,0

-2,50-2,5085,0-95,0

4,0-5,082-9327-3132-36

0-11-32-650-7020-402-8< 15

mmHgmmHgmeq/L

meq/L%

pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

11,2338.700222.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

g/dl%

/ μL

21

Page 22: Case Encephalitis

URIN LENGKAP

Warna Berat jenisPHAlbuminGlukosaKetonBilirubinDarah samarNitritUrobilinogenSEDIMEN :LeukositEritrositSilinderEpitelBakteriKRISTAL :Ca OksalatKarbonatFosfatAsam uratAmorfSel ragi

Kuning keruh 10207,02+-2+

1+-1,0

1-20-1-1+-

------

1,003-1,0304,6-8,5------0,1-1,0

< 10< 1

Laboratorium :24-Juli-07 jam 12:32

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,73112.700125.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

g/dl%

/ μL

FAAL HATI

22

Page 23: Case Encephalitis

AlbuminGlobulinTotal proteinSGOTSGPT

FAAL GINJAL

UreumKreatinin

2,552,745,29215103

200,6

4,0-5,21,3-2,76-810-319-36

20-400,7-1,5

g/dlg/dlg/dlu/lu/l

mg/dlmg/dl

Laboratorium : 25-Juli-07 Jam : 12:47:22

Laboratorium : 03-Agustus-07 Jam : 11:52:14

pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

IMUNO SEROLOGI

CRP 105 <5 mg/L

Laboratorium :05-Agustus-07 Jam 09:23:05

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

7,2724.90081.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

g/dl%

/ μL

FAAL HATI

SGOTSGPT

6240

10-319-36

u/lu/l

23

Page 24: Case Encephalitis

pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,93413.500346.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

g/dl%

/ μL

Laboratorium : 11-Agustus-07 Jam 10:59:56

Laboratorium 12-agustus-07 Jam 12:02:19

HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS

Hemoglobin HematokritLekositTrombosit

10,83212.400316.000

12,0-14,037-435000-10000200.000-500.000

g/dl%

/ μL

FAAL HATI

SGOTSGPT

ELEKTROLIT

NaKCl

7033

1362,8497

10-319-36

135-1473,5-5,097-108

u/lu/l

mmol/lmmol/lmmol/l

24

Page 25: Case Encephalitis

23-07-07 24-07-07 25-07-07 26-07-07S: Panas+ Panas+,tidak BAB

6hr,Kadang batuk.Demam +, kejang-, Belum BAB 7 hr,Batuk kdg-kdg

Konsul Dr.Riza jam 08:30K/U menurun

O:KUKesadaranNadiRRSuhuKepalaMataJantung

Paru

AbdomenEkstremitas

Sakit sedangcm-Apatis128 x/mnt52 x/mnt38 CNormocephaliCA -/-, SI -/-S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel, BU+ Akral hangat

Sakit sedangApatis110 x/mnt36 x/mnt36,7 CNormocephaliCA -/-, SI -/-S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Cekung,Supel, BU + Akral hangat

Sakit sedangApatis100 x/mnt32 x/mnt37,2 CNormocephaliCA -/-, SI -/-S1S2 reguler, murmur, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh-/-Datar,Supel, BU + Akral hangat

Sakit beratSomnolen-Sopor120x/mnt 30 x/mnt 38,8 CNormocephaliCA -/-, SI -/-S1S2 reguler, murmur-,gallop-SN vesikuler,rh -/-, wh -/-Datar,Supel, BU + Akral dingin

A: encephalitis encephalitis Encephalitis EncephalitisP: IVFD 2A+KCl 3

meq 14 tts/mntTripenem 2x400 mg IVSagestam 2x30mg IVNotrofil 3x150 mg Antrein 2x150 mg

IVFD KaENIB+KCl 3 meq 12 tts/mntExtimon 3x500 mg IVSagestam 2x30 mgSyrup mucin 3xcthBilas lambungCT-scanAminofesin 150 cc/2 hr

IVFD KaENIB+KCl 3 meq 12 tts/mntExtimon 3x500 mg IVSagestam 2x30 mgSyrup mucin 3xcth(viasonde)Aminofusin 150 cc/2 hrAntrain3x150 mg IVRanitidin 3x15 mg IVNotrofil 3x150 mg IVLuminal 1x30 mgBilas lambung dengan NaCl 0,9 Bila jernih beri d5%4x40 cc

IVFD KaENIB+KCl 3 meq 10 tts/mntExtimon 3x500 mg IVSagestam 2x30 mgSyrup mucin 3xcth(viasonde)Aminofusin 150 cc/2 hrAntrain3x150 mg IVRanitidin 3x15 mg IVNotrofil 3x150 mg IVLuminal 1x30 mgBilas lambung dengan NaCl 0,9 Bila jernih beri d5% 4x40 cc

Keterangan Baca CT-scanKesan : terdapat infark di daerah lobus frontalis kanan kiri,dan temporoparietalis ka

Jawaban konsul Dr.Riza loding RL150 cc Antrain

25

Page 26: Case Encephalitis

27-07-07 28-07-07 06-08-07 07-08-07S: Demam – ,sdh bs

berkata setengah kata

Demam↑↓,gerakan mata +, ada perbaikan,sudah mulai merintih.

Demam +,Batuk +,sesak +,Muntah +,mengeram +

Demam +,mengeram suara lebih jelas&sering, kedua tangan mulai dapat digerakan sedikit,mulai bisa mendengar

O:KUKesadaranNadiRRSuhuKepalaMata

Jantung

Paru

AbdomenEkstremitas

Sakit sedang CM120 x/mnt40 x/mnt37 CNormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel, BU + ↑Akral hangat,spastic,dekubitus +

Sakit sedangCM120 x/mnt40 x/mnt37 CNormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel, BU + ↑Akral hangat,spastic,dekubitus +

Sakit sedang

100 x/mnt52 x/mnt38 CNormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel, BU + ↑Akral hangat,spastic.

A: Encephalitis encephalitis encephalitis

P: IVFD KaENIB+KCl 3 meq 10 tts/mntExtimon 3x500 mg IVSagestam 2x30 mgSyrup mucin 3xcth(viasonde)Aminofusin 150 cc/2 hrAntrain3x150 mg IVRanitidin 3x15 mg IVNotrofil 3x150 mg

IVFD KaENIB+KCl 3 meq 10 tts/mntExtimon 3x500 mg IVSagestam 2x30 mgSyrup mucin 3xcth(viasonde)Aminofusin 150 cc/2 hrAntrain3x150 mg IVRanitidin oralNotrofil oralLuminal 1x30 mgBilas lambung 3x/hari dengan NaCl

IVFD KaENIB+KCl 3 meq 8 tts/mntAntrain3x150 mg IVSeftazidime 3x500 mgGaramycin 2x30 mg

26

Page 27: Case Encephalitis

IVLuminal 1x30 mgBilas lambung 3x/hari dengan NaCl 0,9 Bila jernih beri d5% 6x50 ccFusikom

0,9 Bila jernih beri d5% 6x50 ccFusikom

Keterangan Terpasang DC,O2 Nasal,Coba minum.

Konsul : HB 7,2HT 22%Trombo 81000Leukosit 4900R/PRC 2X150 mg Prelasix 15 mgTripenem 2x500 mg

10-08-07 12-08-07 12-08-07 13-08-07 jam 4:30S: Demam +↓↑,

muntah-,kejang-,batuk -,BAB +,konsistensi lunak ,BAK normal,merintih,kaki sudah dpt digerakan sedikit

BAB cair lebih dari 5x/hari,ampas +,lendir -,darah-,warna hitam,panas tinggi+

Konsul jam 11:00 Dr.RizaKeluar darah dari NGT warna hitam ,Demam tinggi+,

Kesadaran ↓,

O:KUKesadaranNadiRRSuhuKepalaMataJantung

Paru

AbdomenEkstremitas

BaikApatis-sadar152 x/mnt76 x/mnt38,9 CNormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel,BU+ ↑Akral hangat,spastic 9 c

LemahApatis155 x/mnt56 x/mnt39 C NormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel, BU + ↑Akral hangat,spastic 9 C

LemahApatis-CM165 x/mnt (lemah)33 x/mnt 39,2 CNormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel, BU + ↑Akral hangat,spastic 9 C

Sakit beratSofor-koma152 x/mnt43 x/mnt 41,5 CNormocephaliCA -/-, SI -/- ,RCL+/+,RCTL+/+ S1S2 reguler, murmur-, gallop-SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Datar,Supel,BU+ ↑Akra hangat spastic 9 C

A: Encephalitis encephalitis Encephalitis encephalitis

P: IVFD KaENIB+KCl 3 meq 8 tts/mnt

IVFD KaENIB+KCl 3 meq 8 tts/mnt

IVFD KaENIB+KCl 3 meq 14 tts/mntAntrain3x150 mg IV

O2 3-4literSuction /evaluasi slim(15-60 menit)

27

Page 28: Case Encephalitis

Antrain3x150 mg IVTripenem 2x500 mgGaramycin 2x30 mg Dexametason 2x1mgRamitidin 2x15 mgSusu ganti dancow 8x150 ccCek albumin,CRP

Antrain3x150 mg IVTripenem 2x500 mgGaramycin 2x30 mg Dexametason 2x1mgRamitidin 2x15 mgNew diatab puyer 3x1

Tripenem 2x500 mgGaramycin 2x30 mg Ramitidin 2x15 mgNew diatab puyer 3x1Dexametason 2x1mg-STOPAminofusin pedriatic 150 ccPuasa,periksa H2TL ,SGOTSGPT.

Antrein 150 mgDobuject 8 tts micro dievaluasi tiao 15 menit,bila tetap/turun tingkatkan 2 tts micro max dosis 20 tts micro.terapi lain teruskan

Keterangan Lab :HB 11,1HT 33 %Leukosit 7700Trombo 271000Hasil kultur -

Lab :Leukosit 13500Trombo 140000HT 34 %HB 10,9

Lab :HB 10,8Leukosit 12400Trombo 316000HT 32 %SGOT 70SGPT 33

Jam 7:05 : TD : 40/PalpasiN 92R 32Terapi :RL 150 tts/mnt LoadingTerapi lain di teruskanJam 08:55 :Apnoe→RJP gagal→meninggal

Pemeriksaan neurologis : ( 30 juli 2007 )

Pemeriksaan neurologis:Tanda rangsang meningeal:kaku kuduk : positifBrudzinsky I : kanan-kiri negatifBrudzinsky II : kanan-kiri negatif

Refleks patologisKanan Kiri

Babinsky - -

28

Page 29: Case Encephalitis

Oppenheim - -Achilles - -

ANALISA KASUS

Dari tinjauan pustaka diketahui bahwa diagnosa ensefalitis dapat

ditegakkan berdasarkan :

Anamnesis

pasien kejang sampai 3 kali dengan lama kejang kurang dari 15

menit. kejang dimulai dari matanya yang mendelik keatas yang

kemudian kejang seluruh tubuh.

kesadaran pasien menurun.

Panas tinggi mulai terjadi 3 jam sebelum masuk RS.

Dari pasien ini diduga penyebab encephalitis adalah bakteri dari riwayat

OMSK yang dapat menyebar secara percontinuitatum,hematogen dan

limfogen.

Gejala klinis

Gejala klinis tidak spesifik pada ensefalitis, tergantung dari penyebab dan

luas daerah yang terkena.

Gejala bisa bersifat akut atau kronis perlahan-lahan.

Pada pasien ini didapatkan gejala-gejala yang bersifat akut, yaitu :

panas tinggi (hiperpireksia)

kesadaran yang menurun sampai menjadi sopor

kelainan neurologis : kaku kuduk, kejang

29

Page 30: Case Encephalitis

Tanda rangsang meningeal positif sehingga menunjukkan kerusakan

sudah mencapai meningen sehingga bias juga disebut sebagai

meningoencefalitis

Pemeriksaan penunjang :

Pada pasien ini terdapat peningkatan leukosit pada pemeriksaan darah

lengkap yang bisa menunjukkan adanya proses infeksi.

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang yang dapat

membantu diagnosis pasien seperti pungsi lumbal untuk pemeriksaan

cairan cerebrospinal ataupun EEG. Walaupun bukan merupakan

diagnosis pasti pada Meningoensefalitis.

TINJAUAN PUSTAKA

ENSEFALITIS

PENDAHULUAN

Ensefalitis adalah suatu infeksi jaringan otak oleh berbagai macam

mikro-organisme. Misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta

dan virus.Penyebab yang terpenting dan tersering adalah virus. Berbagai

jenis virus dapat menimbulkan ensefalitis, meskipun gejala klinisnya

sama. Sesuai dengan jenis virus dan epidemiologinya, diketahui berbagai

30

Page 31: Case Encephalitis

macam ensefalitis virus. Dari beberapa jenis virus yang dapat

menyebabkan ensefalitis, satu yang paling sering dan berbahaya adalah

Virus Herpes Simpleks (VHS). Infeksi Herpes Simpleks pada susunan

saraf pusat sering berakibat fatal.encefalitis yang menunjukkan gejala

tanda rangsang meningeal positif bisa disebut sebagai meninoencefalitis

karena kerusakan telah mengenai meningen.

EPIDEMIOLOGI

Virus Herpes Simpleks

Angka kejadian di Amerika Serikat 1 dalam 250.000-500.000 per tahun.

Virus Herpes Simpleks terdiri dari 2 tipe, yaitu VHS tipe 1 dan VHS tipe

2. VHS tipe 1 menyebabkan ensefalitis terutama pada anak, sedangkan

VHS tipe 2 menyebabkan infeksi pada neonatus.

Angka kejadiannya berkisar 1 per1000.

di Indonesia secara klinis dikenal banyak kasus ensefalitis tetapi Japanese

encephalitis yang baru ditemukan.

ETIOLOGI

Klasifikasi ensefalitis berdasarkan cara virus tersebut menginfeksi otak :

Ensefalitis Primer

Infeksi virus yang bersifat epidemik

Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO.

Golongan virus ARBO : Western equine encephalitis, St. Louis

encephalitis, Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis,

Russian spring summer encephalitis, Murray valley encephalitis.

31

Page 32: Case Encephalitis

Infeksi virus yang bersifat sporadik

Rabies, Herpes simpleks, Herpes zoster, Limfogranuloma, Mumps,

Lymphocytic choriomeningitis dan jenis lain yang dianggap disebabkan

oleh virus tetapi belum jelas.

Ensefalitis Sekunder (Ensefalitis pasca-infeksi)

Pasca-morbili, pasca-varisela, pasca-rubela, pasca-vaksinia, pasca-

mononukleosis infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi traktus

respiratorius yang tidak spesifik.

PENULARAN

Radang otak sendiri tidak menular, tetapi virus yang menyebabkan

ensefalitis dapat menyebar. Tentu saja, bila seorang anak terinfeksi virus

belum tentu dia akan terjangkit ensefalitis.Karena ensefalitis dapat

disebabkan oleh berbagai macam penyebab, infeksi dapat timbul melalui

berbagai macam cara.

PATOGENESIS

Virus dapat masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran nafas, dan saluran

cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh

tubuh dengan beberapa cara :

Setempat : virus hanya terbatas menginfeksi selaput lendir

permukaan atau organ tertentu.

32

Page 33: Case Encephalitis

Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah

kemudian menyebar ke organ dan berkembangbiak di organ

tersebut.

Penyebaran hematogen sekunder : virus berkembang biak di

daerah pertama kali masuk (permukaan selaput lendir)

kemudian menyebar ke organ lain.

Penyebaran melalui saraf : virus berkembangbiak di permukaan

selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.

Pada keadaan permulaan timbul demam, tetapi belum ada kelainan

neurologis. Virus akan terus berkembangbiak, kemudian menyerang

susunan saraf pusat dan akhirnya diikuti kelainan neurologis.

Kelainan neurologis pada ensefalitis dapat disebabkan oleh :

Invasi dan perusakan langsung pada jaringan otak oleh virus

yang sedang berkembangbiak.

Reaksi jaringan saraf pasien terhadap antigen virus yang akan

berakibat demielinisasi, kerusakan vaskular, dan paravaskular.

Sedangkan virusnya sendiri sudah tidak ada dalam jaringan

otak.

Reaksi aktivasi virus neurotropik yang bersifat laten.

Lesi korteks biasanya asimetri.

Otopsi menunjukkan nekrosis korteks lobus temporal dengan perdarahan

ptekial, edema otak, serta pelebaran pembuluh darah korteks. Terlihat

pula hyperemia serta infiltrasi perivaskular oleh sel mononuklear,

makrofag dan sel plasma pada korteks serebri. Dapat pula ditemukan

herniasi unkus dan serebelum sebagai komplikasi peninggian tekanan

intrakranial.

Korteks serebri terutama lobus temporalis, sering terkena oleh virus

herpes simpleks. Virus ARBO cenderung mengenai seluruh otak.

33

Page 34: Case Encephalitis

Keterlibatan medulla spinalis, radiks saraf dan saraf perifer sangat

bervariasi.

MANIFESTASI KLINIS

Meskipun penyebabnya berbeda-beda, gejala ensefalitis lebih kurang

sama dan khas sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnosis.

Masa prodromal berlangsung antara 1-7 hari.Umumnya didapatkan suhu

yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia.

Pada bayi lebih sulit untuk mendeteksi beberapa gejala, tetapi dapat

dilihat tanda penting yang tampak, seperti muntah, penonjolan ubun-ubun

besar, menangis yang tidak berhenti-henti atau kekakuan pada tubuh.

Pada anak yang lebih besar, sebelum kesadaran menurun; sering

mengeluh nyeri kepala, pusing. Muntah juga sering ditemukan. Nyeri

tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Ruam kulit kadang

didapatkan pada beberapa tipe ensefalitis misalnya pada enterovirus dan

varisela zoster.

Kemudian diikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung dari

distribusi dan luas lesi pada neuron. Gejala tersebut berupa gelisah,

iritabel, screaming attack, perubahan perilaku atau disorientasi,

kehilangan sensasi rasa, gangguan bicara dan pendengaran, penglihatan

ganda, halusinasi, gangguan daya ingat, sukar menggerakkan ekstremitas,

gerakan-gerakan yang tidak disadari dan kejang. Kejang-kejang dapat

bersifat umum atau fokal atau hanya twitching saja. Kejang dapat

berlangsung berjam-jam.

Serta anak dapat mengalami penurunan kesadaran dengan cepat sampai

koma dan letargi. Koma adalah faktor prognosis yang buruk. Anak yang

mengalami koma seringkali meninggal atau sembuh dengan gejala sisa

yang berat. Kematian biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama.

34

Page 35: Case Encephalitis

Gejala serebrum yang beraneka ragam dapat timbul sendiri-sendiri atau

bersama-sama, misalnya hemiparesis atau paralisis, hemiplegi, afasia,

ataksia, paralisis saraf otak, gangguan sistem autonom seperti kehilangan

kendali usus dan kandung kencing, papil edema, dan sebagainya. Tanda

rangsang meningeal dapat terjadi bila peradangan mencapai meningen

(meningoensefalitis) seperti kaku kuduk.

Pada ensefalitis pasca-infeksi, gejala penyakit primer sendiri dapat

membantu diagnosis.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah tepi rutin pada ensefalitis tidak efektif. Hanya

menunjukkan adanya leukositosis seperti infeksi pada umumnya.

Cairan serebrospinal dapat dipertimbangkan meskipun tidak begitu

membantu. Cairan serebrospinal sering dalam batas normal, kadang-

kadang ditemukan sedikit peninggian jumlah sel, kadar protein atau

glukosa. Cairan serebrospinal mengandung sedikit sampai beberapa ribu

sel per millimeter kubik. Biasanya berwarna jernih, jumlah sel 50-200

dengan dominasi limfosit. Pada awal penyakit, selnya sering

polimorfonuklear kemudian sel didominasi oleh mononuklear. Kadar

protein pada cairan cerebrospinal cenderung normal, kadang-kadang

sedikit meningkat. Tetapi kadar mungkin amat tinggi jika kehancuran

otak luas. Sedangkan kadar glukosa masih dalam batas normal, walaupun

pada virus tertentu misalnya parotitis, penurunan kadar glukosa cairan

serebrospinal yang besar sering terjadi.

Cairan serebrospinal harus dibiakkan untuk virus, bakteri, jamur dan

mikobakteria. Pada beberapa keadaan pemeriksaan khusus terindikasi

untuk protozoa, mikoplasma dan patogen lain. Keberhasilan mengisolasi

virus dari cairan serebrospinal penderita ensefalitis ditentukan oleh waktu

35

Page 36: Case Encephalitis

pengambilan sampel pada perjalanan klinis, agen etiologi spesifik dan

ketrampilan laboratorium diagnostik.

Agar menambah kemungkinan mengenali dugaan patogen virus,

spesimen untuk biakan juga harus diambil dari usapan nasofaring, tinja

dan urin. Spesimen serum juga harus diambil pada awal perjalanan

penyakit dan jika biakan virus tidak diagnostik, diambil lagi 2-3 minggu

kemudian untuk pemeriksaan serologis.

Pemeriksaan Serologis

Isolasi virus dalam cairan serebrospinal secara rutin tidak dilakukan

karena sangat jarang menunjukkan hasil yang positif. Titer antibodi

terhadap VHS dapat diperiksa dalam serum dan cairan serebrospinal.

Pada infeksi primer, antibodi dalam serum menjadi positif setelah 1

sampai beberapa minggu. Sedangkan pada infeksi rekuren dapat

ditemukan peningkatan titer antibodi dalam 2 kali pemeriksaan, fase akut

dan fase rekonvalesen.

Kenaikan titer 4 kali lipat pada fase rekonvalesen merupakan tanda

bahwa infeksi VHS sedang aktif. Harus diingat bahwa peningkatan kadar

antibodi serum belum membuktikan bahwa ensefalitis disebabkan oleh

VHS.

Titer antibodi dalam cairan serebrospinal merupakan indikator yang lebih

baik, karena hanya diproduksi bila terjadi kerusakan sawar darah otak.

Sayang sekali kemunculan antibodi dalam cairan serebrospinal sering

terlambat dan baru dapat dideteksi pada hari 10-12 setelah permulaan

sakit. Hal ini merupakan kendala terbesar dalam menegakkan diagnosis

ensefalitis herpes simpleks.

Elektroensefalografi (EEG)

36

Page 37: Case Encephalitis

Elektroensefalografi (EEG) digunakan untuk mendeteksi gelombang otak

abnormal. EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah yang

sesuai dengan kesadaran yang menurun. EEG sangat membantu diagnosis

bila ditemukan gambaran periodic lateralizing epileptiform discharge

atau perlambatan fokal di daerah temporal atau fronto-temporal. Lebih

sering EEG hanya memperlihatkan perlambatan umum yang

menunjukkan disfungsi otak menyeluruh (proses inflamasi difus =>

aktivitas lambat bilateral). Sensitivitas EEG kira-kira 84%, tetapi

spesifitasnya hanya 32,5%.

Pencitraan (CT Scan, MRI)

Pemeriksaan pencitraan yang dapat membantu menegakkan diagnosis

ensefalitis adalah pemeriksaan CT-Scan dan MRI kepala. Gambaran yang

agak khas pada CT-Scan terlihat pada 50-75% yang merupakan infeksi

virus herpes simpleks. Berupa gambaran daerah hipodens di lobus

temporal atau frontal, kadang-kadang meluas sampai lobus oksipital.

Daerah hipodens ini disebabkan oleh nekrosis jaringan otak dan edema

otak. Gambar khas CT-Scan baru terlihat setelah minggu pertama. MRI

lebih sensitive dan memperlihatkan hasil lebih awal dibandingkan CT-

Scan.

Biopsi Otak

Bila terdapat tanda klinis fokal yang ditunjang dengan gambaran EEG

atau CT scan, dapat dilakukan biopsi otak di daerah yang bersangkutan.

Bila tidak ada tanda klinis fokal, biopsi dapat dilakukan pada daerah

37

Page 38: Case Encephalitis

lobus temporalis yang biasanya menjadi predileksi virus Herpes

Simpleks.

Dalam mendiagnosis ensefalitis herpes simpleks yang baku untuk

dilakukan adalah biopsi otak dan isolasi virus dari jaringan otak. Tetapi

banyak pusat penelitian tidak ingin mengerjakan prosedur ini karena

berbahaya dan kurangnya fasilitas untuk isolasi virus. Kelemahan lain

dari prosedur ini adalah kemungkinan ditemukannya hasil negative palsu

karena biopsy dilakukan bukan pada tempat yang tepat.

Pemeriksaan PCR

Pemeriksaan PCR pada cairan serebrospinal biasanya positif lebah awal

dibandingkan titer antibodi. Pemeriksaan PCR mempunyai sensitivitas

75% dan spesifitas 100%. Pemeriksaan PCR lebih cepat dapat dilakukan

dan resikonya lebih kecil.

DIAGNOSIS

Secara klinis ensefalitis dapat didiagnosis dengan menemukan gejala

klinis seperti tersebut diatas.

Diagnosis etiologis dapat ditegakkan dengan :

1. Biakan : dari darah, viremia berlangsung hanya sebentar saja

sehingga sukar untuk mendapatkan hasil yang positif; dari cairan

serebrospinal atau jaringan otak (hasil nekropsi); dari feses untuk

jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif.

2. Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi

hemaglutinasi dan uji neutralisasi.

3. Pemeriksaan patologi anatomis post mortem.

Hasil pemeriksaan ini juga tidak dapat memastikan diagnosis. Telah

diketahui bahwa satu macam virus dengan gejala-gejala yang sama dapat

menimbulkan gambaran yang berbeda. Bahkan pada beberapa kasus yang

38

Page 39: Case Encephalitis

jelas disebabkan virus tidak ditemukan sama sekali tanda radang yang

khas. Pada beberapa penyakit yang mempunyai predileksi tertentu,

misalnya poliomyelitis, gambaran patologi anatomis dapat menyokong

diagnosa.

DIAGNOSIS BANDING

Meningitis Bakterialis

Meningitis Bakterialis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi pada

selaput pembungkus otak atau meningen serta cairan yang mengisi ruang

subarakhnoid. Meningitis sebagian besar disebabkan oleh bakteri seperti

Haemophillus influenzae, Streptococcus pneumoniae, Neisseria

meningitides. Dan selebihnya disebabkan oleh virus, parasit serta jamur.

Gejalanya bersifat akut dengan tanda-tanda khas “trias klasik” yang

berupa demam, penurunan kesadaran, dan tanda rangsang meningeal

seperti kaku kuduk.

Ensefalopati

Merupakan kelainan pada otak yang disebabkan bukan oleh infeksi.

Dapat disebabkan hipoksia-iskemia otak, hipoglikemia, gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit, hipertensi, Dibedakan dengan

ensefalitis berdasarkan pemeriksaan cairan serebrospinal yaitu didapatkan

peningkatan protein dan tanpa atau sedikit peningkatan dari jumlah sel.

Serta terdapatnya anemia.

Sindrom Reye

Ensefalopati disertai degenerasi lemak pada organ viscera terutama hati.

Dapat disebabkan infeksi virus influenza, varisela dan infeksi virus

lainnya.

39

Page 40: Case Encephalitis

Tumor otak

Peningkatan dari protein cairan serebrospinal ditemukan pada sejumlah

tumor otak, terutama pada medulloblastoma dan neurinoma. Pemeriksaan

morfologik dari sel sedimen cairan serebrospinal yang disentrifus sering

memungkinkan diagnosis awal secara sitologik.

PENATALAKSANAAN

1. Perawatan

Pada beberapa anak dengan ensefalitis yang sangat ringan dapat dirawat

dirumah, tetapi sebagian besar perlu dirawat dirumah sakit terutama di

ICU. Dimana akan dimonitor tekanan darah, denyut jantung dan

frekuensi pernafasan serta cairan-cairan tubuh untuk mencegah

pembengkakan lebih lanjut dari otak.

2. Suportif

Penatalaksanaan secara umum tidak spesifik. Tujuannya adalah

mempertahankan fungsi organ dengan mengusahakan jalan nafas tetap

terbuka, pemberian makanan enteral atau parenteral, menjaga

keseimbangan cairan dan elektrolit, koreksi gangguan asam basa darah.

3. Simptomatik

Penatalaksanaan ensefalitis termasuk pengobatan kejang, hiperpireksia,

gangguan respirasi, peninggian tekanan intracranial, edema otak dan

infeksi sekunder. Perbedaan utama adalah pada ensefalitis herpes

simpleks kita dapat memberikan antivirus yang spesifik.

Obat antikonvulsif dapat diberikan segera untuk memberantas kejang.

Tergantung dari kebutuhan obat diberikan intramuskulus atau intravena.

Obat yang diberikan adalah valium, dan atau luminal.

40

Page 41: Case Encephalitis

Untuk mengatasi hiperpireksia, diberikan surface cooling dengan

menempatkan es pada permukaan tubuh yang mempunyai pembuluh

besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak, selangkangan, daerah

proksimal betis dan diatas kepala. Sebagai hibernasi dapat diberikan

largatil 2 mg/kg bb/hari dan phenergan 4 mg/kg bb/hari secara intravena

atau intramuskulus dibagi dalam 3 kali pemberian. Dapat juga diberikan

antipiretikum seperti asetosal atau parasetamol bila keadaan telah

memungkinkan pemberian obat peroral.

Pada pasien dengan gangguan menelan, akumulasi lendir pada tenggorok,

paralysis pita suara dan otot nafas dilakukan drainase postural dan

aspirasi mekanis yang periodik.

Bila terdapat tanda peningkatan tekanan intrakranial dapat diberikan

manitol 0,5-2 g/kg bb iv selama lebih kurang 15 menit, dapat diulangi

dalam periode 8-12 jam apabila diperlukan. Berikan dexamethason 0,5

mg/kg BB/kali dilanjutkan dengan dosis 0,1 mg/kg BB/kali tiap 6 jam

untuk menghilangkan edema otak.

Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara

polifragmasi.

Pada ensefalitis Herpes Simpleks, pengobatan dengan antivirus harus

dimulai sedini mungkin untuk mencegah terjadinya nekrosis hemoragik

yang irreversible yang biasanya terjadi 4 hari setelah muncul gejala

ensefalitis. Hal ini menimbulkan kesulitan besar karena pada fase awal

tidak ada cara untuk membuktikan diagnosis. Sebelumnya obat antivirus

Vidarabin efektif menurunkan mortalitas penderita ensefalitis dari 70%

menjadi 40%. Tetapi obat pilihan pertama yang saat ini digunakan dan

telah dibuktikan lebih baik untuk pengobatan ensefalitis herpes simpleks

adalah Asiklovir.

Preparat asiklovir tersedia dalam 250 mg dan 500 mg, yang harus

diencerkan dengan aquadest atau larutan garam fisiologis. Dosis asiklovir

41

Page 42: Case Encephalitis

10 mg/kg BB/hari dapat diberikan secara intravena setiap 8 jam.

Pemberian secara perlahan-lahan, diencerkan menjadi 100 ml larutan,

diberikan selama 1 jam. Efek sampingnya adalah peningkatan kadar

ureum dan kreatinin, tergantung kadar obat dalam plasma. Pemberian

asiklovir secara perlahan-lahan akan mengurangi efek samping. Asiklovir

diberikan selama 10 hari, kalau terbukti bukan ensefalitis herpes

simpleks, pengobatan dihentikan walaupun belum 10 hari.

4. Rehabilitasi Medik

Terutama untuk penderita ensefalitis dengan kerusakan otak yang parah

yang telah sembuh tapi dengan disertai sequele dapat dilakukan

fisioterapi.

PENCEGAHAN

Pencegahan biasanya dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan

mencegah penyakit-penyakit yang memungkinkan terjadinya ensefalitis.

Misalnya measles, mumps dan cacar air yang dapat dicegah dengan

imunisasi.

Pada daerah dimana ensefalitis dapat ditularkan melalui gigitan serangga,

terutama nyamuk, seharusnya dilakukan pencegahan misalnya dengan

memasang kelambu, obat semprot nyamuk, mengatur drainase yang baik,

membersihkan tempat-tempat yang memungkinkan nyamuk berkembang

biak dan lai-lain.

KOMPLIKASI

Kebanyakan anak-anak dengan daya tahan tubuh yang bagus, dapat

sembuh secara penuh. Pada sebagian kecil penderita ensefalitis dengan

pembengkakan otak dapat menyebabkan timbulnya kerusakan otak

permanen dan komplikasi lanjutan seperti gangguan belajar, gangguan

42

Page 43: Case Encephalitis

berbicara, kehilangan memori dan gangguan kontrol dari otot-otot.

Fisioterapi sangat penting.

Komplikasi atau gejala sisa lainnya dapat berupa paresis atau paralisis,

pergerakan koreoatetoid, gangguan penglihatan atau gejala neurologis

lain. Iritabel, emosi tidak stabil, sulit tidur, halusinasi, enuresis, anak

menjadi perusak dan melakukan tindakan asosial lain.

Penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata dalam

perkembangan selanjutnya masih mungkin menderita retardasi mental,

masalah tingkah-laku dan epilepsi.

Komplikasi yang paling buruk adalah kematian. Untuk anak-anak kurang

dari 1 tahun mempunyai resiko paling besar mengalami kematian.

Ensefalitis herpes simpleks biasanya fatal bila tidak diobati segera dengan

obat antivirus.

PROGNOSIS

Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Pasien yang

pengobatannya terlambat atau tidak diberikan antivirus (pada ensefalitis

Herpes Simpleks) angka kematiannya tinggi bisa mencapai 70-80%.

Pengobatan dini dengan asiklovir akan menurukan mortalitas menjadi

28%.

Sekitar 25% pasien ensefalitis meninggal pada stadium akut. Penderita

yang hidup 20-40%nya akan mempunyai komplikasi atau gejala sisa.

Gejala sisa lebih sering ditemukan dan lebih berat pada ensefalitis yang

tidak diobati. Keterlambatan pengobatan yang lebih dari 4 hari

memberikan prognosis buruk, demikian juga koma. Pasien yang

mengalami koma seringkali meninggal atau sembuh dengan gejala sisa

yang berat.

43

Page 44: Case Encephalitis

KESIMPULAN

Diagnosis dini pada pasien ensefalitis terutama ensefalitis herpes

simpleks adalah saat yang menentukan, karena penyakit ini dapat diobati

dengan obat antivirus. Berhubung membuat diagnosis pasti secara dini

sukar dilaksanakan, maka kita harus selalu memikirkan kemungkinan

ensefalitis bila dijumpai pasien dengan demam, kejang terutama kejang

fokal, manifestasi neurologist fokal lain seperti hemiparesis atau afasia

dengan disertai penurunan kesadaran progresif.

Prognosis tergantung kepada cepatnya pengobatan dan kesadaran pasien.

44