cara pengolahan ikan (prakarya)
TRANSCRIPT
Prakarya Kelompok 5
Anggota kelompok :• Almahir Cahya W. (02)• Fajri Lintang Timur (09)• Indri Mulyani (15)• Siti Anita Aprilia (32)
XI MIPA 2
Cara Pengolahan Ikan
Latar Belakang Pengolahan ikan
Karena ikan memiliki kelemahan yakni mudah membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging unggas dan mamalia lainya. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati normal. Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk dikonsumsin
Tujuan :
meningkatkan jangka waktu kelayakan ikan untuk dikonsumsi
agar bahan makanan dapat bertahan lebih lama dan terhindar dari pembusukkan.
Cara Pengolahan
Ikan
Secara Tradisional
1. Pengeringan2. Penggaraman3. Fermentasi4. Pengasapan5. Penyalaian
Secara Modern
1. Conning2. Freezing3. Cooling4. Filleting
PENGERINGAN
A. Prinsip Pengeringan
1.Dasar Pengeringan
Dasar pengeringan adalah terjadinya
penguapan air ke udara karena perbedaan
kandungan uap air antara udara dengan
bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini,
kandungan uap air udara lebih sedikit atau
udara mempunyai kelembaban nisbi yang
rendah sehingga terjadi penguapan.
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua, yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan aliran udara pengering, dan kelembapan udara, sedangkan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang dikeringkan berupa ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial bahan.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan ke udara.
Pengasinan Ikan (penggaraman ikan)
pengasingan keringdengan menggarami dan
menjemurnya di sinar matahari
pengasinan dengan perebusan(pemindangan)
Untuk memperoleh mutu ikan asin yang bagus, bahan mentah harus masih segar (tidak lebih dari 6 jam sejak saat penangkapan). Ikan kecil (sampai 20 cm) biasanya hanya diiris sebelah (potong satu), kepala dibiarkan, sedang ikan besar (20 cm atau lebih) diiris pada
kedua belah sisinya (potong dua) dengan kepala dipotong juga
1
2
Agar hablur garam hilang, ikan dicuci dengan air bersih, sebelum dijemur di sinar matahari. Karena dijemur, rasa dan warna ikan asin berubah. Dengan digarami sebanyak 20%,kadar air dalam daging ikan rurun dari 70%menjadi 30%, setelah dijemur. Penjemuran dihentikan kalau helaian daging ikan tidak retak atau patah jika dilipat.
Setelah dibasuh lagi dan ditiriskan sampai kering air, ikan digosok serbuk garam kasar sampai masuk ke dalam irisan; kemudian ditimbun dalam periuk tanah, keranjang rotan,
tong kayu, atau bak semen, yang dasarnya diberi garam setebal 2 cm
Ikan ditimbun tengkurap berlapis-lapis, diselingi lapisan garam tipis di antaranya. Jumlah garam seluruhnya tidak lebih dari 20% dari bobot total seluruh ikan. Dibiarkan selama 15 jam di tempat teduh, untuk meresapkan garam ke dalam jaringan dagingnya.
2
3
4
Faktor-faktor yang
mempercepat kerusakan
pengasinan adalah :
kekurangan garam dan
kurangnya panas
matahari.
Disamping ini
merupakan
beberapa gambar
proses pengasinan
dengan penjemuran
FERMENTASI
Fermentasi merupakan suatu cara pengolahan
melalui proses memanfaatkan penguraian senyawa
dari bahan-bahan protein kompleks. Protein kompleks
tersebut terdapat dalam tubuh ikan yang diubah
menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana dengan
bantuan enzim yang berasal dari tubuh ikan atau
mikroorganisme serta berlangsung dalam keadaan
yang terkontrol atau diatur.
Cara fermentasi pada dasarnya hanya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
3
1. Proses fermentasi yang memungkinkan
terjadinya penguraian atau transformasi
yang nantinya akan mampu menghasilkan
suatu produk dengan bentuk dan sifat yang
sama sekali berbeda (berubah) dari keadaan
awalnya. Misalnya saja dalam pengolahan
terasi, kecap ikan dan ikan peda.
2. Proses fermentasi yang menghasilkan
senyawa-senyawa, secara nyata akan
memiliki kemampuan atau daya awet dalam
produk yang diolah tersebut, misalnya dalam
pembuatan ikan peda.
Proses fermentasi ikan yang merupakan proses biologis atau semibiologis pada prinsipnya dapat dibedakan atas empat golongan, yaitu sebagai berikut :
A. Fermentasi menggunakan kadar garam tinggi, misalnya dalam pembuatan peda, kecap ikan, terasi dan bekasem.
B. Fermentasi menggunakan asam-asam organik, misalnya dalam pembuatan silase ikan dengan cara menambahkan asam-asam propionat dan format.
C. Fermentasi menggunakan asam-asam mineral, misalnya dalam pembuatan silase ikan menggunakan asam-asam kuat.
D. Fermentasi menggunakan bakteri, misalnya dalam pembuatan bekasem dan chao teri.
Pengolahan produk Perikanan dengan cara "Pengasapan"
renadah, yaitu tidak lebih tinggi dari suhu 33 derajat cecius ( sekitar 15-33 derajat celcius )2. pengasapan panassuatu metode pengawetanj ikan yang merupakan kombinasi dari proses penggaraman dan pengeringan dan penyerapan senyawa-senyawa kimia yang berasal dari asap. selainmemperpanjang masa simpan ikan, pengasapan juga menimbulkan rasa dan aroma yang khas yang di sukai oleh penduduk di daerah tertentu.
tujuan dari pengasapan :1. untuk mengawetkan ikan dengan memanfatkan bahan-bahan alam2. untuk memberi memberi rasa dan aroma yang khas
-Faktor yang mempengaruhi pengasapan :1. suhu pengasapan2. kelembaban udara3. jenis kayu4. jumlah asap5. ketebalan asap6. kecepatan aliran asap di dalam alat pengasap
faktor yang paling berperan dalam pengasapan adalah pemilihan sumber asap, sumber asap yang baikadalah dari golongan kayu keras contoh: kayu bakau kering, kayu oak dan tempurung kelapa.pengasapan yang menggunakan kayu keras yang mengandung bahan-bahan pengawet kimia yang berasal dari pembakaran selulosa dan lignin. contohnya :- formaldehid- asetatdehid- asam karboksilat- asam forminat, asam butirat, asam asetat- fenol- keton dll.pengasapan di bagi menjadi 2 bagian yaitu :1. pengasapan dinginmerupakan cara pengasapan pada suhumenggunakan suhu pengasapan yang cukup dingin, yaitu 80-90 derajat celcius karna suhunya tinggi.
4
TEKNIK PENGASAPAN
Teknik Penyalaian Ikan
• Cara mengawetkan dengan cara pengeringan, tetapi tidak memakaisinar matahari melainkan panas api. Posisi ikan ditelungkupkanmenghadap kebawah dengan punggung di bagian atas. Penyalaian tidakdi lakukan dalam ruangan yang tertutup, melainkan di ruangan terbukadengan kayu bakar sebagai medianya. Untuk kayu bakar yang digunakanadalah kayu yang keras dan tidak menghasilkan asap pahit atau beracun. Dengan menggunakan api terkecil dan sesekali dibalik agar tidakhangus. Ikan ditutup menggunakan karung atau tikar yang dilembabkanpenyalaian di hentikan setelah bagian belahan ikan berwarna cokelatrata-rata 16 jam, lalu diangkat dari para-para yang jarang anyamannyasetinggi 1,5 m menghadp ke bawah.
5
Canning (Pengalengan)
CIRI UTAMA
Hanya dilakukan pada ikan –ikan yang telah diolah sebelumnya.
Pengalengan adalah cara pengawetan makanan dengan memanaskannya dalam suhu yang akan membunuh mikroorganisme.
1
dilakukan baik di lautan (di dalam kapal tentunya), mau pun di daratan (dengan menggunakan pabrik pengolahan ikan). Hanya saja, kebanyakan perusahaan pengolahan ikan cenderung lebih banyak yang menerapkan aktivitas canning di daratan.hal ini dikarenakan biaya penerapan metode canning di daratan cenderung jauh lebih murah Disamping itu, angka produksi metode canning di daratan biasanya juga jauh lebih besar dibandingkan dengan angka produksi metode canning di kapal secara langsung.
Ciri kedua
Keuntungan conning
Kaleng dapat juga menjaga bahan pangan
terhadap perubahan kadar air yang tidak
diinginkan.
Untuk bahan pangan berwarna
yang peka terhadap reaksi
fotokimia, kaleng dapat
menjagaterhadap cahaya
Daya tahan simpan relatiflebih lama jika dilakukan
degan persiapan yang baik.
Kaleng dapat menjaga bahan
pangan yang ada di dalamnya terhadap
kontaminasi oleh mikroba,serangga,
atau bahan asing lain yang mungkin dapat
menyebabkan kebusukan
A. Penyiapan Wadah
• wadah dibersihan sebelum dipakai. Dan diberi kode tentang tingkat kualitas bahan yang diisikan, tanggal, tempat, dan nomor dari batch pengolahan. Hal ini
• perlu dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan jika ada suatu kerusakan atau kelainan yang terjadi pada produk akhir yang dihasilkan.
B. Penyiapan Bahan Mentah
• Penyiapan bahan umumnya terdiri dari pemilihan/sortasi dan grading, pencucian, pengupasan atau pemotongan bahan mentah
C. Pengisian (Filling)
• Pengisian bahan ke dalam wadah (kaleng atau botol) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak udara tertahan dalam wadah. Pengisian bahan jangan terlalu penuh dan harus disisakan tempat kosong di bagian atas wadah (10 % dari kapasitas wadah).
Cara Pengalengan
D. Proses Pengalengan
4. Pendinginan (cooling)
3. Sterilisasi (Processing)
2. Penutupan Wadah (Sealing)
1. Pembuangan Udara/Penghampaan/Exhausting
Freezing (Pembekuan)
Freezing atau yang sering dikenal pembekuan adalah proses dimana suatu produk diturunkan suhunya hingga dibawah titik beku dan sebagian dari air yang terkandung didalamnya telah menjadi kristal es. Pembekuan itu
sendiri bukanlah sebuah cara pengawetan. Pembekuan ikan haras dilakukan menurut garis-garis tertentu, sebab jika tidak dilakukan dengan
semestinya, pembekuan justru merusak ikan.
2
Sebagian besar air di dalam tubuh ikan telah berubah menjadi es dan persediaan cairan menjadi sangat terbatas. Dengan demikian, bakteri akan mengalami kesulitan untuk menyerap makanan, sehingga hidupnya terganggu karena bakteri hanya dapat menyerap makanan dalam bentuk larutan.
Cairan di dalam sel bakteri yang ikut membeku dan volumenya bertambah dan memecah dinding sel, sehingga menyebabkan kematian bakteri.
Suhu yang sangat rendah itu sendiri menyebabkan bakteri yang tidak tahan terhadap suhu rendah akan mati.
Keadaan beku menyebabkan bakteri dan enzim terhambat kegiatannya, sehingga daya awet ikan beku
lebih besar dibandingkan dengan ikan yang hanya didinginkan. Pada suhu -
12°C, kegiatan bakteri telah dapat dihentikan,
tetapi proses-proses kimia enzimatis masih
terus berjalan. Kematian bakteri dalam keadaan beku disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
Berdasarkan panjang pendeknya waktu thermal arrest, pembekuan di bagi
menjadi dua yaitu
Pembekuan Cepat (quick freezing), yaitu pembekuan
tidak lebih dari 2 jam. Pembekuan cepat menghasilkan Kristal yang kecil-kecil didalam
jaringan daging ikan.
Pembekuan lambat (slow freezing atau sharp freezing),
yaitu bila Pembekuan lebih dari 2 jam.
Pembekuan lambat menghasilkan Kristal yang besar-besar. Kristal es ini mendesak dan merusak susunan jaringan daging.
Proses pembekuan ikan
Pada fase pertama terjadi penurunan suhu wadah penyimpanan yang segera diikuti
dengan penurunan suhu tubuh ikan. Proses
pembekuan baru akan terjadi setelah suhu
tubuh ikan mencapai 00C ditandai dengan
terbentuknya Kristal-kristal es. Pada fase ini, pembentukan Kristal es
akan berlangsung sangat cepat dan dimulai dari
tubuh bagian luar menuju bagian dalam
Penurunan suhu lebih lanjut akan meningkatkan
pembekuan cairan tubuh. Biasanya proses
pembekuan ini akan segera berhenti apa bila suhu tubuh
telah mencapai -120C. Kisaran suhu ini disebut
sebagai daerah kritis (critical zone). Waktu yang
diperlukan untuk mengubah suhu tubuh dari 0 sampai -
120C disebut periode pembekuan (thermal arrest
period) yaitu waktu yang diperlukan untuk melintasi daerah kritis (critical zone).
sebagian besar cairan tubuh ikan yang telah
banyak membeku pada periode sebelumnya, pada fase ini proses
pembekuan akan berlangsung lambat, meskipun suhu terus
diturunkan hingga mencapai -300C.
Tahap Pertama, suhu menurun dengan
cepat hingga tercapainya titik beku
Tahap Kedua, suhu turun perlahan-lahan disebabkan karena
dua hal :
• Penarikan panas dari tubuh ikan bukan karena penurunan suhu, melainkan berakibat pada pembekuan air didalam tubuh ikan
• Terbentuknya es pada bagian luar dari ikan merupakan penghambat untuk proses pendinginan dari bagian-bagian didalamnya.
Tahap Ketiga, jika kira-kira 3/4 bagian dari kandungan air
sudah beku. Penurunan suhu kembali berjalan
dengan cepat
Perubahan suhu selama
pembekuan
Alat-alat pembeku Ikan
Pada prinsipnya, alat ini akan menyerap panas dari tubuh ikan yang akan dibekukan dan memindahkannya
ke tempat lain dengan perantaraan obat pendingin (refrigerant).
Multi-plate Freezer
Alat pembeku ikan ini memanfaatkan susunan pelat metal (aluminium) sebagai
pendingin. Pelat-pelat ini didinginkan dengan cara menguapkan refrigerant yang
ada didalamnya. Alat pembeku ini umumnya membutuhkan waktu kurang lebih 3-5 jam untuk membekukan ikan,
tergantung jenis ikan dan ketebalan daging ikan.
Sharp Freezer
alat pembeku yang menggunakan aliran udara dingin sebagai refrigerant. Alat ini mempunyai sejumlah rak pendingin yang tersusun secara horizontal. Sharp Freezer
akan membekukan ikan secara lambat dan suhu yang dapat dicapai -250 C.
Air Blast Freezer
Alat pembeku ini memanfaatkan aliran udara dingin sebagai refrigerant. Alat ini
terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe ruangan, terowongan dan sistem ban
berjalan.
Brine Freezer
Alat pembeku ini menggunakan larutan garam dingin sebagai
media. Dalam metode ini tidak terjadi kontak langsung anatara
pendingin dengan ikan yang akan dibekukan.
Pengawetan ikan dengan suhu rendah (-2°C sampai 8°C) yang merupakan suatu proses pengambilan atau pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain, agar sifat-sifat asli ikan tidak mengalami perubahan (tekstur, rasa, dan bau), dan dapat bertahan yang pada umumnya dalam jangka waktu sekitar 7 – 12 hari.
Adapula yang mengatakan, pendingunan adalah proses pengambilan panas dari suatu ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan suhu di ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah dari pada suhu di luar ruangan.
3
Prosedur pendinginan
ikan
2
Ikan besar harus disiangi terlebih dahulu dan
dibuang isi perut maupun insangnya. Ikan kecil tidak perlu disiangi, cukup dicuci
hingga bersih
Ikan yang akan di dinginkan dipisahkan
menurut ukuran, jenis, dan tingkat
kesegarannya
Kemudian ikan disusun didalam wadah pendingin
yang telah disiapkan
Ikan yang telah dibersihkan dan dibuang isi perut
maupun insangnya segera dicuci dengan air bersih agar lendir,
darah maupun kotoran yang masih menempel
hilang
Sisik ikan dibersihkan dengan
menggunakan sikat kawat, dimulai dari ekor terus ke arah
kepala
proses pembekuan cairan dalam tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
Fase pertama terjadi penurunan suhu wadah
penyimpanan yang segera diikuti dengan
penurunan suhu tubuh ikan. Proses pembekuan
pada tubuh ikan baru akan terjadi setelah suhu
tubuh ikan mencapai 0°C dengan ditandai terbentuknya kristal-
kristal es.
Penurunan suhu lebih lanjut akan meningkatkan pembekuan cairan
tubuh. Biasanya akan berhenti pada suhu -12°C (kisaran suhu ini disebut
daerah kritis atau critical zone). Untuk menurunkan suhu ikan dari 0 sampai -12°C diperlukan waktu yang cukup lama, karena selain
panas yang harus dilepaskan, kristel es yang terbentuk pada permukaan tubuh ikan juga akan menghambat
proses pembekuan dalam tubuh ikan. Waktu yang diperlukan untuk
mengubah suhu tubuh dari 0 sampai-12°C disebut periode
pembekuan (thermal arrest period) yaitu waktu yang diperlukan untuk
melewati daerah kritis.
Pada fase sebelumnya banyak cairan dalam
tubuh ikan yang sudah membeku maka pada
fase ini proses pembekuan akan
berlangsung lambat. Meskipun suhu terus
diturunkan hingga mencapai -30°C.
Pendinginan ikan dapat dilakukan dengan
berbagai cara
Pendinginan dengan es
Pendinginan dengan
udara dingin
Pendinginan dengan air
yang didinginkan
Es merupakan medium pendingin yang paling
baik. Dengan memberikan es yang
cukup pada ikan, akan dapat menurunkan suhu ikan sampai sekitar 0º C.
Pada suhu tersebut kegiatan bakteri dan
enzim dapat dihambat.
Es balok
Es tabung (tube ice)
Es curai (flake ice)
Pendinginan dengan es
Es mempunyai daya mendinginkan yang besar
Es tidak merusak ikan dan tidak membahayakan bagi yang
memakannya
Es adalah thermostatnya sendiri artinya es dapat memelihara dan mengatur suhu ikan sekitar suhu
es mencair 0º C.
Air lelehan es membasahi permukaan ikan sambil
menghanyutkan lendir, sisa darah dan kotoran lainnya.
Perbandingan es dan ikan yang
dipergunakan selama pendinginan
bervariasi antara 1 : 4 sampai 1 : 1
Pendinginan ikan dengan air dingin adalah memanfaatkan air sebagai medium pendingin guna menurunkan suhu ikan
mencapai 0º sampai sampai 1º dengan cara memasukan ikan kedalam air yang telah dinginkan.
Berdasarkan jenis air, pendinginan dapat
dilakukan dengan cara :
Air tawar didinginkan dengan es
Air tawar direfrigerasi
Air laut direfrigrasi dengan es
Air garam didinginkan dengan es
Air garam direfrigerasi
Kelebihan pendinginan dengan air dingin :
Daya awet lebih panjang
Ikan kurang mengalami tekanan
Laju pendingin lebih cepat
Penanganan cepat dan mudah
Daging ikan menjadi lebih padat bila menggunakan larutan garam dingin
Kekurangannya :
Makin menghanyutkan protein
Terjadi perubahan warna
Penyerapan air oleh ikan yang berkadar lemak rendah
Ikan menyerap garam jika menggunakan air garam / air laut.
Pendinginan dengan air yang
didinginkan
pengertian
Prinsip yang dianut sama seperti pada pendingin dengan
menggunakan es. Udara dingin dibuat dengan mesin pendingin
dan disemprotkan ke dalam ruangan dimana ikan disimpan.
kekurangan
Udara dingin tidak cepat mendinginkan ikan bahkan
cenderung merusak ikan yakni ikan mengalami kekeringan
(dehidrasi) yang berakibat ikan menjadi kering / berkerut,
warnanya kusam dan terjadi penyusutan berat. Untuk itu pendinginan dengan udara
dingin ini diperlukan es untuk mendinginkan ikan dengan cara dicampur atau permukaan ikan
ditutup dengan es.
Pendinginan dengan udara dingin
Cara Penyusunan
Ikan
Bulking
Bulking dilakukan dengan cara es batu disusun selapis demi selapis
dalam sebuah wadah. Bagian dasar dan bagian tepi wadah harus diberi lapisan es batu
setebal 5 cm untuk mencegah perambatan panas dari udara di
bagian luar. Tebal antara ikan dan lapisan es batu sebaiknya sama dan usahaka agar setiap tubuh
ikan tertutup lapisan es.
Shelfing
Prinsip kerja ini sama dengan bulking yang
dilengkapi dengan sekat hidup. Jarak antar sekat sekitar 20 cm dan setiap sekat hanya menampung
satu lapis ikan.
Penyusunan ikan ini dianggap dapat
menghabiskan waktu, tenaga, dan tempat sehingga
biasanya hanya digunakan untuk penyimpanan ikan
berukuran besar.
Boxing
Boxing adalah proses penyusunan ikan dengan menggunakan kotak (box)
terbuat dari alumunium atau plastik.
Ikan yang disusun dalam kotak harus terlebih
dahulu dicampur dengan es batu, agar tingkat kesegarannya dapat
dipertahankan lebih lama.
Perbedaan antara
pendingian dan pembekuan
PendinginanMasih diatas titik beku air.
PembekuanDibawah titik beku air
Filleting
Memfilet ikan adalah proses melepaskan ikan dari tulang dan kulit dari sepanjang tulang belakang dimulai dari kepala hingga mendekati
ekor. , sehingga bisa mendapatkan dagingnya saja untuk kemudian diolah menjadi masakan.
4
Posisikan pisau di belakang
sirip dada ikan, potong
diagonal kebawah, lakukan di
kedua sisi ikan.
Posisikan pisau di bagian
pangkal ekor, potong lurus
kebawah.
Mulai dengan bagian pangkal kepala, tekan dan potong
melalui tulang sampai bagian ekor. Potong sekitar tulang rusuk untuk memisahkan
fillet.
Potong bagian pinggiran hasil filetan untuk membuang
bagian pinggiran perut dan punggung
ikan.
Mulai dari ujung bagian ekor
ikan, iris antara kulit dan
daging, tahan bagian kulit,
gerakkan pisau menyisir bagian
filet sampai kebagian
pangkal kepala.
Proses memfilet
• bagian daging ikan yang berasal dari kedua sisi tubuh ikan, biasanya kedua bagian daging ikan tersebut tidak putus.
Block fillet
• fillet yang berasal dari ikan yeng berbentuk pipih, dimana pada masing-masing tubuh ikan dibuat sebuah fillet.
Cross-cut fillet
• fillet yang berasal dari daging ikan yang berbentuk pipih, dimana bagian daging ikan dari masing-masing sisi tubuh ikan dibuat menjadi dua bagian fillet.
Quarter-cut fillet
• fillet yang berasal dari satu sisi tubuh ikan.Single fillet
jenis fillet
Bentuk potongan
fillet
Fillet ikan bisa dipotong
kubus (untuk sup dan tumisan)
Fillet ikan bisa dipotong
seperti jari untuk fish strip
Fillet ikan bisa dipotong kotak
atau persegi panjang untuk
steak
Konsumen dapat memperoleh produk
yang praktis, sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk memasak menjadi lebih cepat.
Bagi produsen, fillet merupakan upaya memperoleh nilai
tambah karena hasil dari penjualan fillet lebih tinggi daripada menjual ikan secara
utuh.
Bagi si pemasak, ikan bisa dibentuk sesuai
selera dan bagi si pemakan, terhindar dari kerepotan menyisihkan
tulang. Fillet kondisi beku dapat disimpan
jangka panjang sebagai bahan baku produk makanan olahan.
Limbah hasil produksi fillet berupa kepala
ikan, jeroan dan tulang ikan masih dapat diolah
menjadi tepung ikan, makanan unggas, pupuk atau produk
lainnya.
Keuntunga
n
melakukan
fillet ikan
antara lain
TERIMAKASIH