caesar 15

29
Diagnosis Dermatitis Kontak Iritan dan Hubungannya dengan Pekerjaan Caesar Swempi Gaidaka (102013312) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 - Jakarta Barat Email: [email protected] Abstrak Salah satu fungsi utama kulit adalah proteksi (perlindungan). Kapasitas perlindungan antara satu individu dan individu lainnya berbeda-beda. Sehingga kasus dermtitis kontak berkaitan erat dengan kondisi kepekaan individu. Beberapa faktor yang menjadi pencetus dermatitits kontak antara lain berbagai zat dan bahan- bahan iritan yang karena pekerjaan atau hobi seseorang, seperti bahan antiseptik, deterjen, pemutih pakaian, bahan kimia, air liur, feses. Selain itu, berbagai alergen pada pajanan atau paparan berulang akan menimbulkan hipersensitivitas. Dermatitis kontak yang terjadi pada usia kurang dari satu tahun, kemampuan reaksi hipersensitif sangat rendah. Tetapi orang dewasa yang memiliki riwayat atopi, pajanan ringan saja sudah bisa mencetuskan dermatitis kontak alergi. Sedangkan pada bayi dan anak-anak lebih sering terjadi dermatitis kontak iritan. Pada semua dermatitis, setelah dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab, berupa biakan atau dengan lampu wood, maka diagnosis dan

Upload: caesar

Post on 10-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

lknn

TRANSCRIPT

Pendahuluan

Diagnosis Dermatitis Kontak Iritan dan Hubungannya dengan PekerjaanCaesar Swempi Gaidaka (102013312)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 - Jakarta Barat

Email: [email protected] satu fungsi utama kulit adalah proteksi (perlindungan). Kapasitas perlindungan antara satu individu dan individu lainnya berbeda-beda. Sehingga kasus dermtitis kontak berkaitan erat dengan kondisi kepekaan individu. Beberapa faktor yang menjadi pencetus dermatitits kontak antara lain berbagai zat dan bahan-bahan iritan yang karena pekerjaan atau hobi seseorang, seperti bahan antiseptik, deterjen, pemutih pakaian, bahan kimia, air liur, feses. Selain itu, berbagai alergen pada pajanan atau paparan berulang akan menimbulkan hipersensitivitas. Dermatitis kontak yang terjadi pada usia kurang dari satu tahun, kemampuan reaksi hipersensitif sangat rendah. Tetapi orang dewasa yang memiliki riwayat atopi, pajanan ringan saja sudah bisa mencetuskan dermatitis kontak alergi. Sedangkan pada bayi dan anak-anak lebih sering terjadi dermatitis kontak iritan. Pada semua dermatitis, setelah dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab, berupa biakan atau dengan lampu wood, maka diagnosis dan prognosis dermatitis bisa dipastikan. Dengan demikian bisa dicarikan pengobatan yang tepatdengan pengobatan topikal atau sistemik. Kata kunci: dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi, bahan iritanAbstract

One of the main functions of skin is protection (protection). The capacity of protection between one individual and another individual is different. So contact dermtitis case is closely related to the conditions of individual sensibilities. Some factors that a contact dermatitits, among others, the founders of various substances and materials the irritant because of work or hobby person, such as detergents, bleach, antiseptic, clothing, chemicals, saliva, stool. In addition, a wide range of allergens on exposure or repeated exposure may cause hypersensitivity. Contact Dermatitis that occurs in less than one year of age, hypersensitive reaction ability is very low. But adults who have a history of atopy, light exposure alone can induce allergic contact dermatitis. While in infants and children is more common irritant contact dermatitis. On all dermatitis, after supporting examination conducted to ascertain the cause, such as proliferation or with light wood, then the diagnosis and prognosis of dermatitis can be ensured. Thus could look for topical treatment tepatdengan treatment or systemic.

Keywords: irritant contact dermatitis, allergic contact dermatitis, irritant materialPendahuluanDermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh factor eksogen, dan endogen yang menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal. Dermatitis kontak terjadi karena respon peradangan terhadap bahan eksternal yang kontak pada kulit. Dikenal dua dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan (DKI) yang merupakan respon non imunologik dan dermatitis kontak alergi (DKA) yang diakibatkan oleh mekanisme imunologik spesifik, keduanya apat bersifat akut maupun kronis.1Isi

Anamnesis

Wawancara yang baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis penyakit tertentu. Di dalam Ilmu Kedokteran, wawancara terhadap pasien disebut anamnesis. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (allo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai, misalnya keadaan gawat-darurat, afasia akibat strok dan lain sebagainya.Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan sistem dan anamnesis pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan, lingkungan).Berdasarkan kasus, anamnesa yang harus dilakukan terhadap pasien ialah:Perjalanan penyakit mencakup:2 Sejak kapan mulai sakit (berapa hari, minggu, bulan) Bagaimana dan berupa apa kelainan pada awalnya Di mana kelainan pertama kali timbul. Apakah menjalar atau tidak

Apakah hilang timbul atau tidak

Apakah ada gatal atau sakit

Apakah keluar cairan atau kering

Obat yang telah digunakan, bagaimana pengaruh obat tersebut

Mengenai keluarga harus ditanyakan:2 Sosio-ekonomi keluarga, jumlah keluarga, cara hidup, dan penyakit keluarga atau individu di sekitarnya

Apakah timbul penyakit berkaitan dengan suatu sebab, misalnya akibat pekerjaan, luka-luka akibat benda tertentu, hubungan dengan musim, atau akibat suatu faktor dalam lingkungan. Keluhan pada penyakit kulit biasanya adalah

1. Gatal

Pertama perlu dilakukan identifikasi lokasi dari rasa gatal tersebut. Tanyakan pula sejak kapan dia merasakan perasaan gatal tersebut selain itu perlu ditanyakan apakah gatal tersebut hilang timbul atau gatal terus menerus? Jika hilang timbul kapan merasa paling tidak gatal dan kapan paling gatal? Atau misalnya saat melakukan apa pasien merasa lebih baik, misalnya pada saat mandi pasien merasa lebih baik. Karena pasien merupakan ibu rumah tangga yang pembantunya pulang perlu ditanyakan pula adakah kegiatan atau rutinatas yang berubah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dari tidak pernah mencuci baju, setelah pembantu pulang menjadi setiap hari mencuci baju sendiri dan bisa juga kegiatan-kegiatan lain seperti mengepel, mencuci piring dan kegiatan-kegiatan rumah tangga lainnya yang biasanya dikerjakan oleh pembantu dan sekarang dikerjakan sendiri oleh pasien.32. Bercak

Bila ada bercak tanyakan pula lokasinya dan apa warnanya. Selain itu tanyakan pula apakah bercak tersebut bersisik ? Jika bercak tersebut berwarna putih tanyakan apakah ada rasa baal? Lalu bila bercak tersebut berwarna tanyakan apakah ada rasa gatal atau tidak enak pada bercak tersebut dan tanyakan pula ukuran bercak tersebut pad awalnya, membesar atau tidak, ada dimana saja pada awalnya, adakah pertambahan bercak ditempat lain. Dikarenakan pasien mengeluh gatal-gatal pada awalnya, tanyakan pula apakah gatal-gatalnya digaruk sehingga menimbulkan bercak kemerahan lalu tanyakan pula perasaan perih yang dirasakan dimana lokasinya dan apakah perasaan perih tersebut ada dari awal atau terjadi setelah digaruk oleh pasien. 33. Keputihan

Pada keputihan harus ditanyakan warna keputihannya, apakah ada rasa bau, apakah ada gatal, kira-kira banyaknya seberapa, tanyakan pula tentang pakaian yang pasien kenakan sehari-hari, apakah rok atau celana, jika mengenakan celana harus juga ditanyakan apa bahannya dan apakah celanya pas badan atau terasa longgar, tanyakan pula tentang bahan pakaian dalam yang dikenakan pasien apakah dapat menyerap keringat atau tidak. 3Pada kasus ini keluhan utama yang dirasakan pasien adalah gatal-gatal pada kedua tangannya sejak 2 minggu lalu disertai kemerahan dan rasa perih.

Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita di masa lampau yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang. Riwayat penyakit keluarga merupakan segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan kontak antar anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien. Dalam hal ini faktor-faktor sosial keluarga turut mempengaruhi kesehatan penderita. Riwayat sosial mencakup keterangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan segala aktivitas di luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan pekerjaan, perkawinan, tanggungan keluarga, dan lain-lain. Perlu ditanyakan pula tentang kesulitan yang dihadapi pasien. Pada kasus ini harus ditanyakan pula apakah dahulu sebelum ada pembantu sudah sering melakukan pekerjaan rumah tangga, serta tanyakan pula tentang urutan kejadian dan apa saja yang pasien lakukan sebelum pasien merakan gatal-gatal disertai kemerahan dan nyeri pada tangannya. 4Pemeriksaan fisik

Tujuan pemeriksaan fisik umum adalah untuk mengidentifikasi keadaan umum pasien saat pemeriksaan dengan penekanan pada tanda-tanda vital, keadaan sakit, gizi dan aktivitasnya baik dalam keadaan berbaring atau berjalan.4 Inspeksi (look), melihat bagian lesi kulit, harus dilakukan pada tempat yang terang atau dengan pencahayaan yang cukup dan bila perlu dapat digunakan kaca pembesar. Yang harus diperhatikan dalam inspeksi adalah lokalisasi, batas, warna, ukuran, bentuk, penyebaran, efloeresensi yang khusus

Palpasi (feel), menyentuh lesi kulit, dilakukan dengan sangat hati-hati karena terdapat lesi yang cukup nyeri hanya dengan rabaan. Palpasi harus dilakukan mengunakan sarung tangan, agar tidak terkontaminasi dengan penyakit pasien.5Pemeriksaan dengan inspeksi dapat dibantu dengan menggunakan kaca pembesar. Pada pemeriksaan inspeksi, mutlak harus dilakukan di tempat yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan pada penderita bersamaan dilakukan inspeksi untuk melengkapi data diagnostik. Misalnya penderita menderita kelainan di tangannya, perlu juga ditanyakan ada tidaknya kelainan di tempat lain. Dalam hal ini juga perlu dilakukan inspeksi seluruh tubuh penderita. Pada inspeksi, diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas, dan efloresensi yang khusus.61. Ukuran6 Miliar

: sebesar kepala jarum pentul.

Lentikular: sebesar biji jagung.

Numular: sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah.

Plakat

: en plaque, lebih besar dari numular.

2. Susunan kelainan/bentuk6 Liniar

: seperti garis lurus.

Sirsinar/anular: seperti lingkaran.

Arsinar

: berbentuk bulan sabit.

Polisiklik: bentuk pinggiran yang sambung menyambung.

Korimbiformis: susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya.

3. Bentuk lesi6 Teratur

: misalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya.

Tidak teratur: tidak mempunyai bentuk yang teratur.

4. Penyebaran dan lokalisasi6 Sirkumskrip: berbatas tegas.

Difus

: tidak berbatas tegas.

Generalisata: tersebar pada sebagian besar tubuh.

Regional: mengenai daerah tertenty badan.

Universalis: mengenai seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%).

Solitar

: hanya satu lesi.

Herpetiformis: vesikel berkelompok seperti pada herpes zooster.

Konfuens: dua atau lebih lesi yang menjadi satu.

Diskret

: terpisah satu dengan yang lain.

Serpiginosa: proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti oleh penyembuhan pada bagian yang ditinggalkan.

Irisformis: eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel warna yang lebih gelap di tengahnya.

Simetrik: mengenai kedua belah badan yang sama.

Bilateral: mengenai kedua belah badan.

Unilateral: mengenai sebelah badan.Setelah inspeksi, pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi, yaitu pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak dan jari tangan. Dengan palpasi kita dapat menentukan bentuk; besar; tepi; permukaan; konsistensi organ; adanya tanda-tanda radang akut atau tidak misalnya dolor, kalor, fungsiolesa (rubor dan tumor dapat pula dilihat), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata. Permukaan organ dinyatakan apakah rata atau berbenjol-benjol; konsistensi lunak, keras, kenyal, kistik atau berfluktuasi; sedangkan tepi organ dinyatakan dengan tumpul atau tajam.6Dalam kasus kelainan kulit, seorang dokter harus melihat bagaimana kelainan kulit yang ditemukan. Kelainan kulit bisa berupa ruam, ulkus, benjolan, dan sebagainya:7a. Makula

Daerah perubahan warna kulit yang berbatas jelas dengan kulit normal tanpa tonjolan atau lekukan kulit disekitarnya.

b. Papula

Lesi menonjol padat dengan diameter 0,5cm.

d. Tumor

Istilah umum untuk benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan.

e. Plak

Penonjolan di atas permukaan kulit, permukaannya rata dan berisi zat padat (biasanya infiltrat), diameternya 2cm atau lebih.

f. Indurasi

Papula atau plak berbentuk lingkaran atau memiliki puncak yang datar, berwarna merah pucat yang menghilang dalam beberapa jam.

g. Pustula

Penonjolan kulit berbatas tegas yang berisi eksudat purulen atau vesikel yang berisi nanah.

h. Vesikula/bulla

Lesi menonjol berbatas tegas yang berisi cairan. Vesikula memiliki diameter 0,5 cm.

i. Ulkus

Lesi yang menunjukkan kerusakan epidermis dan dermis.

j. Kista

Rongga tertutup yang berisi cairan atau bahan semi-padat.

Selain itu, perlu juga diperiksa apakah terdapat perubahan kulit sekunder yang memperberat atau merupakan akibat dari proses primer misalnya:4a. Skuama

Lapisan deskuamasi dari stratum korneum.

b. Krusta

Serum, darah, atau eksudat purulen yang mengering.

c. Erosi

Daerah lekukan berbatas tegas akibat hilangnya epidermis, suatu kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan tidak melampaui stratum basal.

d. Likenifikasi

Penebalan kulit akibat sering digosok atau digaruk yang menyebabkan semakin jelasnya garis-garis kulit normal.

e. Atrofi

Atrofi epidermal disebabkan karena berkurangnya lapisan sel epidermal. Atrofi dermal terjadi akibat berkurangnya jaringan ikat dermal.

f. Parut

Lesi yang terbentuk akibat kerusakan dermal.

g. Ekskoriasi

Ekskavasi superfisial epidermis akibat garukan. Bila garukan lebih dalam lagi sehingga tergores sampai ujung papil, maka akan terlihat darah yang keluar selain serum. Ekskoriasi merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh hilangnya jaringan sampai stratum papilare.

h. Fisura

Celah kulit berupa garis yang terasa nyeri.

Pada pemeriksaan fisik juga perlu ditentukan apakah ada perluasan ataupun pola distribusi (simetris atau asimetris, daerah pajanan, tempat tekanan, lipatan kulit), serta bagaimana warna dan bentuk lesi (bulat, lonjong).7Menurut Rietschel dan Flowler, kriteria dignosis primer untuk DKI sebagai berikut: 5,6 Makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura predominan setelah terbentuk vesikel

Tampakan kulit berlapis, kering, atau melepuh

Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit

Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan

Pemeriksaan penunjangTidak ada pemeriksaan spesifik untuk mediagnosis dermatitis kontak iritan. Ruam kulit biasanya sembuh setelah bahan iritan dihilangkan. Terdapat beberapa tes yang dapat memberikan indikasi dari substansi yang berpotensi menyebabkan DKI. Tidak ada spesifik tes yang dapat memperlihatkan efek yang didapatkan dari setiap pasien jika terkena dengan bahan iritan. Dermatitis kontak iritan dalam beberapa kasus, biasanya merupakan hasil dari efek berbagai iritans.51. Patch Test

Pemeriksaan patch tes digunakan untuk pasien kronis, dengan dermatitis kontak yang rekuren. Dasar pelaksanaan uji tempel Patch Test adalah sebagai berikut:

Bahan yang diujikan (dengan konsentrasi dan bahan pelarut yang sudah ditentukan) ditempelkan pada kulit normal, kemudian ditutup

Biarkan selam 2 hari (minimal 24 jam)

Kemudian bahan tes dilepas dan kulit pada tempat tempelan tersebut dibaca tentang perubahan atau kelainan yang terjadi pada kulit. Pada tempat tersebut bisa kemungkinan terjadi dermatitis berupa: eritema, papul, oedema atau fesikel, dan bahkan kadang-kadang bisa terjadi bula atau nekrosis. 52. Pemeriksaan KOH

Dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikology pada infeksi jamur superficial infeksi candida, pemeriksaan ini tergantung tempat dan morfologi dari lesi. 53. Pemeriksaan IgE

Peningkatan imunoglobulin E dapat menyokong adanya diathetis atopic atau riwayat atopi. 5Gambaran Klinis

Dermatitis kontak iritan dibagi tergantung sifat iritan. Iritan kuat memberikan gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis. Selain itu juga banyak hal yang mempengaruhi sebagaimana yang disebutkan sebelumnya. Berdasarkan penyebab tersebut dan pengaruh faktor tersebut, dermatitis kontak iritan dibagi menjadi sepuluh macam, yaitu: 81. Dermatitis Kontak Iritan Akut

Pada DKI, kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel atau bulla. Luas kelainanya sebatas daerah yang terkena dan berbatas tegas. Pada beberapa individu, gejala subyektif (rasa terbakar, rasa tersengat) mungkin hanya satu-satunya manifestasi. Rasa sakit dapat terjadi dalam beberapa detik dari pajanan. Spektrum perubahan kulit berupa eritma hingga vesikel dan bahan pajanan bahan yang dapat membakar kulit dapat menyebabkan nekrosis. Secara klasik, pembentukan dermatitis akut biasanya sembuh segera setelah pajanan, dengan asumsi tidak ada pajanan ulang hal ini dikenal sebagai decrescendo phenomenon. Pada beberapa kasus tidak biasa, dermatitis kontak iritan dapat timbul beberapa bulan setelah pajanan, diikuti dengan resolusi lengkap. Bentuk DKI Akut seringkali menyerupai luka bakar akibat bahan kimia, bulla besar atau lepuhan. DKI ini jarang timbul dengan gambaran eksematousa yang sering timbul pada dermatitis kontak. 82.Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed ICD)

Pada dermatitis kontak iritan akut lambat, gejala obyektif tidak muncul hingga 8-24 jam atau lebih setelah pajanan. Sebaliknya, gambaran kliniknya mirip dengan dermatitis kontak iritan akut. Contohnya adalah dermatitis yang disebabkan oleh serangga yang terbang pada malam hari, dimana gejalanya muncul keesokan harinya berupa eritema yang kemudian dapat menjadi vesikel atau bahkan nekrosis. 83.Dermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI Kumulatif)

Juga disebut dermatitis kontak iritan kumulatif. Disebabkan oleh iritan lemah (seperti air, sabun, detergen, dll) dengan pajanan yang berulang-ulang, biasanya lebih sering terkena pada tangan. Kelainan kulit baru muncul setelah beberapa hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Sehingga waktu dan rentetan pajanan merupakan faktor yang paling penting. Dermatitis kontak iritan kronis ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan. Gejala berupa kulit kering, eritema, skuama, dan lambat laun akan menjadi hiperkertosis dan dapat terbentuk fisura jika kontak terus berlangsung. 8Diagnosis kerja : Dermatitis kontak iritan komulatif

Dermatitis adalah peradangan kulit terjadi pada epidermis dan dermis secara sekaligus sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, dermatitis menimbulkan gejala klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama dan likenifikasi). Dan keluhan gatal. Tanda-tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.Penyebab penyakit dermatitis bisa dari luar (eksogen) yaitu bahan kimia (misalnya detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (misalnya sinar dan suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic. Sebagian lain tidak diketahui etiologinya dengan pasti.6Pada umumnya penderita dermatitis merasa gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya sirkrumskrip, dapat pula difus. Penyebarannya dapat setempat, generalisata dan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasim sehingga tampak basah (madidans). Stadium subakut, eritema dan edema berkurang, eksudat mongering lalu menjadi krusta. Sedangkan pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atu ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja suatu dermatitis sejak awal member gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis efloresensi tidak selalu harus polimorfis, mungkin juga dapat oligomorfis.6Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Ada 2 jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak allergen. Kedua-duanya dapat bersifat akut dan kronis. Dermatitis iritan merupakan reaksi peradangan nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitifitas. Sebaliknya dermatitis kontak allergen terjadi pada seseorang yang telah mengalami sesitifitas terhadap suatu bahan allergen. 6Dermatitis kontak iritan

1. Etiologi

Penyebab munculnya dermatitis jenis ini adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan tersebut dan vehikulum, juga dipengaruhi faktor-faktor lain contohnya lama kontak, intensitas, adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeable, demikian pula gesekan dan trauma fisis, suhu dan kelembapan juga ikut berpengaruh. 6Faktor individu juga berpengaruh pada penderita dengan dermatitiskonta iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit diberbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas : usia (anak dibawah 8 tahundan usia lanjut lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dengan bahan iritan dibandingkan dengan kulit putih); jenis kelamin (insiden dermatitis kontak iritan lebih sering terjadi kepada perempuan dibandingkan dengan laki-laki); penyakirtt kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun), misalkan dermatitis atopic. 62. Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit.6Kebanyakan bahan iritan (toksin) merusak membrane lemak (lipid membrane) keratinosit tetapi sebagian dapat menembus membrane sel dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG), platelet activating factor (PAF), dan inositida (IP3). AA dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG dan LT menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vascular sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktifasi sel mast melepaskan histamine, LT dan PG dari PAF sehingga memperkuat perubahan vascular. 6Diasilgliserida dan second messenger lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein misalnya interleukin-1 (IL-1), dan granulocytemacrophage colony stimulatunf factor (GACSF). IL-1 akan mengaktifkan sel-T helper sehingga akan mengeluarkan IL-2 dan mengekspresi reseptor IL-2, yang menimbulkkan stimulasi autokrin dan proliferasi sel tersebut.6Keratinosit juga membuat molekul permukaan HLA-DR dan adesi intrasel-1. Pada kontak dengan iritan, keratinosit juga akan melepaskan TNF-alfa, suatu sitokin proinflamasi yang dapat mengaktifkan sel T, makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi sel dan pelepasan sitokin. 6Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik ditempat terjadinya kontak dikulit beru eritema, edema, panas, nyeri. Gejala-gejala yang terjadi juga dapat dipengaruhi oleh faktor bahan iritan yang terkena oleh kulit, bila bahan iritan lemah akan menimbulkankelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan sel dibawahnya oleh bahan-bahan iritan. 63. Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai umur, ras dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis konta iritan diperkirakan cukup banyak, terutama berhubungan dengan pekerjaan. Namun angka tetapi penderita dermatitis kontak iritan sulit didapatkan secara pasti. Ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang didapati dermatitis konta iritan ringan tidak datang berobat dan bahkan tidak mengeluh.6Diagnosis banding

1. Dermatitis kontak allergen

Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak allergen (DKA) lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif). Diramalkan jumlah DKA bertambah seiring bertambahnya produk yang memakai bahan kimia yang beredar bebas di masyarakat. Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (