cad_01

Download CAD_01

If you can't read please download the document

Upload: shifa-syahidatul-wafa

Post on 30-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

CAD_01

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di dunia, 15 juta orang meninggal yaitu 30% dari total kematian di dunia. Sedangkan kematian akibat penyakit jantung koroner adalah 7,2 juta (World Health Report, 1997, WHO). Untuk di Indonesia sendiri penyakit jantung koroner penyebab kematian utama (SKRT, 2000, Depkes RI).

Penyakit jantung koroner atau Coronary Hearth Disease merupakan Cause of Death. Penyakit ini tak lepas dari gaya hidup individu dan faktor-faktor yang terkait. Dalam hal ini faktor nutrisi, aktifitas dan stressor memegang peranan penting terjadinya penyakit jantung koroner.

Melihat kenyataan di atas, perawat sebagai tenaga kesehatan untuk dapat bisa menekan angka kejadian penyakit jantung koroner. Usaha kita sebagai perawatan adalah promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk dapat menekan angka kejadian tersebut salah satunya dengan mencegah agar tidak terjadi penyakit tersebut yaitu dengan memberikan penyuluhan. Upaya yang dilakukan harus berawal dari individu itu sendiri dengan merubah gaya hidupnya yang tidak sehat, seperti memperhatikan asupan nutrisi tiap hari, melakukan aktivitas secara teratur dan dapat mengenal dan mengatasi stressor yang ada dengan tepat. Dengan demikian penyakit jantung koroner dapat ditekan dan masyarakat dapat hidup sehat dan sejahtera, sehingga dapat terlaksananya program pemerintah yaitu Indonesia Sehat tahun 2010.

B.TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan ini adalah :

1.Untuk memenuhi tugas sebagai karyawan Orienti.

2.Memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Coronary Heart Disease.

3.Menambah pengetahuan pembaca tentang Coronary Heart Disease.

C.METODE PENULISAN

1.Studi kepustakaan, yaitu dengan mengambil beberapa literatur yang berhubungan dengan Coronary Hearth Disease.

2.Studi lapangan, yaitu dengan pengamatan langsung pada pasien dengan Coronary Heart Disease di unit Carolus Kamar 304-1 di PKSC.

D.SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang dipakai dalam menyusun makalah ini adalah Bab I berisi Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II berisi Tinjauan Teoritis yang terdiri dari konsep medik dan konsep asuhan keperawatan, konsep medik terdiri definisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, test diagnostik, terapi dan komplikasi. Sedangkan konsep dasar keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan diakhiri dengan patoflowdiagram.

Bab III berisi Pengamatan kasus, yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Bab IV berisi Pembahasan kasus, Bab V berisikan Kesimpulan dan diakhiri dengan daftar pustaka.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.KONSEP MEDIK

1.Definisi

CAD adalah kondisi patologis arteri coroner ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung. (Brunner & Suddarth, 2000).

2.Anatomi Fisiologi

Arteri koronaria adalah pembuluh yang menyuplai otot jantung, yang mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi terhadap oksigen dan nutrisi. Jantung menggunakan 70% sampai 80% oksigen yang diantarkan melalui arteri koronaria. Sebagai perbandingan, organ lain hanya menggunakan rata-rata seperempat oksigen yang diantarkan. Arteri koronaria muncul dari aorta dekat hulunya di ventrikel kiri. dinding sisi kiri jantung disuplai dengan bagian yang lebih banyak melalui arteri koronaria utama kiri, yang kemudian terpecah menjadi dua cabang besar ke bawah (arteri asendens anterior sinistra) dan melintang (arteri sirkumfleksia) sisi kiri jantung. Jantung kanan dipasok seperti itu pula dari arteri koronaria dekstra. Tidak seperti arteri lain, arteri koronaria di perfusi selama diastolik.

3.Etiologi

Penyebab CAD adalah penyakit aterosklerosis, mungkin disebabkan akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah dan keadaan biokimia dinding arteri.

Faktor resiko CAD ada 2 yaitu yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi.

Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi :

-Riwayat keluarga positif

-Peningkatan usia

-Jenis kelamin, terjadi tiga kali lebih sering pada pria dibandingkan wanita.

-Ras : insiden lebih sering terjadi pada penduduk Amerika keturunan Afrika.

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi :

-Kolesterol darah tinggi

-Tekanan darah tinggi

-DM, obesitas, inaktivitas fisik

-Stress

-Penggunaan kontrasepsi oral

-Kepribadian, seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

-Geografi : insiden lebih tinggi pada daerah industri.

4.Patofisiologi

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.

5.Tanda dan Gejala

Aterosklerosis koroner menimbulkan gejala dan komplikasi sebagai akibat penyempitan lumen arteri dan penyumbatan aliran darah ke jantung. Sumbatan aliran darah ke jantung berlangsung progresif dan suplai darah yang tidak adekuat (iskemia) yang ditimbulkannya akan membuat sel-sel otot kekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup. Kerusakan sel akibat iskemia terjadi dalam berbagai tingkat. Manifestasi utama iskemia miokardium adalah nyeri dada. Angina pektoris adalah nyeri dada yang hilang timbul, tidak disertai kerusakan ireversibel sel-sel jantung. Iskemia yang lebih berat disertai kerusakan sel dinamakan infark miokardium. Jantung yang mengalami kerusakan ireversibel akan mengalami degenerasi dan kemudian diganti dengan jaringan parut. Bila kerusakan jantung sangat luas, jantung akan mengalami kegagalan, tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dengan memberikan curah jantung yang adekuat. Manifestasi akhir penyakit arteri koroner dapat berupa perubahan pada EKG, aneurisma ventrikel, disritmia dan kematian mendadak.

6.Tes Diagnostik

Elektrokardiografi

Pemeriksaan Enzim dan Isoenzim

Creatinin Kinase (CK), dengan isoensimnya CK-MB)

Thorax foto, echocardiografi.

7.Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

Kerusakan jantung diperkecil dengan cara :

a.Segera mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung.

b.Terapi obat-obatan

c.Pemberian oksigen

d.Bed rest

e.Colaborasi therapy

-Nitroglycerin (sub lingual, iv)

-Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA)

-Atherectomy

-Coronary Artery By Pass Graft (CABG).

8.Komplikasi

a.Aritmia

b.Congestive Heart Failure

c.Cardiogenik Syok

d.Perikarditis

e.Emboli paru

f.Ventrikuler aneurysme.

B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

Data subyektif :

Informasi kesehatan yang penting

Riwayat kesehatan : penyakit miokard infark sebelumnya, angina, aortic stenosis, cardiomyopati, hipertensi, DM, anemia, penyakit paru dan hiperlipidemia.

Obat-obatan : penggunaan nitrat adrenergic bloker, obat anti hipertensi, agen penurun lipid.

Pola fungsi kesehatan :

a.Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Riwayat keluarga yang sakit jantung, gaya hidup kurang gerak, merokok.

b.Nutrisi dan metabolik

Konsumsi lemak/kolesterol, garam

Mual, sendawa, rasa panas dalam perut, nyeri ulu hati saat makan.

c.Aktivitas dan latihan

Palpitasi, dyspnea, dizziness, lemah, nyeri dada bila bekerja.

d.Persepsi kognitif

Nyeri dada atau tekan berakhir dalam 20 menit, ke lengan, dagu, leher, pundak, punggung dan biasanya dihubungkan dengan faktor pencetus, hilang dengan istirahat atau dengan nitrogliserin.

e.Koping toleransi terhadap stress

Hidup penuh stress, kecemasan.

Data obyektif :

-Kecemasan

-Kulit dingin, lembab, kulit pucat.

-Cardiovaskuler : takikardi, aritmia, ventrikel gallop, atrial gallop.

2.Diagnosa Keperawatan

a.Nyeri dada b.d penurunan aliran darah koroner.

b.Menurunnya cardiac output b.d perubahan kontraktilitas miokardium.

c.Kecemasan b.d ketakutan akan kematian.

d.Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan.

3.Perencanaan Keperawatan

a.Nyeri dada b.d penurunan aliran darah koroner

HYD : Nyeri dada berkurang sampai dengan hilang.

Intervensi :

1.Kaji keluhan nyeri dada, lokasi, durasi, intensitas dan faktor yang mempengaruhi.

R/Untuk mengetahui temuan klinis yang khas pada nyeri iskemik.

2.Beri oksigen sesuai dengan instruksi.

R/Meningkatkan suplai oksigen ke jantung.

3.Kolaborasi untuk pemberian obat vasodilator dan anti koagulan.

R/Therapi obat merupakan pertahanan pertama untuk mempertahan-kan jaringan jantung.

4.Anjurkan untuk istirahat yang cukup, tempat tidur dengan bagian kepala ditinggikan.

R/Istirahat dapat mengurangi konsumsi oksigen ke jantung.

5.Tingkatkan kenyamanan fisik pasien yaitu dengan posisi tidur yang nyaman dan memenuhi kebutuhan dasar.

R/Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan.

b.Menurunnya cardiac output b.d perubahan kontraktilitas miokardium.

HYD : Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan pompa jantung dengan kriteria :

-Tekanan darah, nadi dalam batas normal

-Toleran terhadap peningkatan aktivitas tanpa dispnea, sinkop atau sakit dada.

-Bebas dari efek samping obat yang digunakan untuk memulihkan output jantung.

Intervensi :

1.Observasi tanda sakit dada : lokasi, penyebaran, lama, faktor presipitasi dan pembesarannya.

R/Untuk mengetahui temuan klinis yang khas pada nyeri iskemik.

2.Observasi tanda-tanda vital, tekanan darah, kualitas nadi.

R/Takikardia dapat terjadi karena nyeri, cemas dan menurunnya curah jantung.

3.Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, lama dan bunyi tambahan.

R/BJ3 dan BJ4 atau crackles terjadi dengan dekompensasi jantung, terjadinya murmur dapat menunjukkan katup karena nyeri dada.

4.Observasi perubahan status mental : disorientasi, bingung, gelisah, kurang peka terhadap rangsang, pingsan.

R/Menurunnya perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensoris.

5.Catat suhu, warna kulit dan capillary refill.

R/Curah jantung turun membuat sirkulasi perifer menurun dan kulit pucat.

6.Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut.

R/Menurunkan konsumsi kebutuhan oksigen, menurunkan kerja miokard.

7.Berikan periode istirahat yang adekuat.

R/Penghematan energi, menurunkan kerja jantung.

8.Pantau pemasukan dan pengeluaran cairan, observasi adanya penurunan pengeluaran.

R/Penurunan pengeluaran menunjukkan penurunan curah jantung.

9.Berikan oksigen sesuai program medik.

R/Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard.

10.Lakukan pemeriksaan sesuai program dokter : enzym jantung, AGD, elektrolit dan pantau hasilnya.

11.Berikan obat sesuai program medik dan monitor efek pembesarannya.

12.Ajarkan cara mengurangi stres: teknik relaksasi, cara mengontrol pernapasan.

R/Mengurangi kecemasan.

c.Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan kematian.

HYD : Kecemasan menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.

-Menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah.

Intervensi :

1.Kaji tingkat kecemasan pasien, keluarga dan mekanisme koping.

R/Merupakan informasi mengenai perasaan sehat secara umum dan psikologis.

2.Kaji kebutuhan bimbingan spiritual bila perlu dirujuk.

R/Akan membantu mengurangi kecemasan.

3.Biarkan pasien mengekspresikan kecemasannya.

R/Kecemasan yang tidak dapat dihilangkan meningkatkan konsumsi oksigen jantung.

4.Libatkan dukungan dan kehadiran keluarga.

R/Mengurangi kecemasan pasien.

5.Berikan obat sedatif, koaguilizer sesuai program medik.

R/Untuk membantu pasien rileks.

d.Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplasi oksigen miokard dan kebutuhan.

HYD : Peningkatan toleransi aktivitas yang maju dengan frekuensi jantung/irama dan TD dalam batas normal.

Intervensi :

1.Kaji frekuensi jantung, irama, perubahan TD sebelum, selama dan sesudah aktivitas.

R/Menentukan respon pasien.

2.Tingkatkan istirahat, berikan aktivitas senggang yang tidak berat.

R/Menurunkan konsumsi oksigen, menurunkan kerja miokard, menurunkan resiko komplikasi.

3.Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen contoh mengejan saat defekasi.

R/Valsava manuver dapat mengakibatkan penurunan curah jantung, takikardia dan peningkatan TD.

4.Anjurkan untuk meningkatkan tingkat aktivitas secara bertahap.

R/Aktivitas yang meningkat memberikan kontrol jantung.

4.Discharge Planning

1.Menghindari aktivitas yang berat, yang menyebabkan nyeri dada, kelelahan yang berlebihan.

2.Menghindari panas dan dingin yang berlebihan.

3.Menurunkan berat badan bila perlu.

4.Hindari/berhenti merokok.

5.Aktivitas harus diselingi istirahat yang cukup.

6.Mematuhi diit yang dianjurkan, menyesuaikan kalori, lemak dan garam sesuai yang dianjurkan.

7.Mematuhi aturan pengobatan, dalam hal minum obat.

8.Melakukan aktivitas yang dapat membebaskan dari tekanan stress.

9.Melakukan penyesuaian fisik dengan peningkatan bertahap tingkat aktivitas, berjalan-jalan setiap hari dengan meningkatkan jarak dan lamanya sesuai dengan yang dianjurkan.

10.Menghindari aktivitas yang menegangkan otot, angkat berat, setiap aktivitas yang memerlukan energi mendadak.

11.Segera ke fasilitas kesehatan bila nyeri dada tidak menghilang, napas pendek, denyut jantung cepat/lambat dan pingsan.

PATOFLOWDIAGRAM CORONARY HEART DISEASES

Faktor yang tidak dapat dimodifikasi : keturunan, peningkatan usia, jenis kelamin, (pria)

Faktor yang dapat dimodifikasi : kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, DM, obesitas, inaktivitas fisik. stress, kepribadian tipe A

Kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah

keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri

Aterosklerosis

Penyempitan lumen arteri coronary

Suplai darah ke jantung tidak adekuat

Sel-sel otot jantung kekurangan komponen darah

yang dibutuhkan untuk hidup

Perubahan pada EKG, depresi pada segmen ST

Kerusakan sel jantung

DP : Nyeri dada

DP : Kecemasan

Nyeri dada/angina pektoris

Iskemia yang lebih berat (infark miokardium)

DP : Penurunan

Cardiac output

DP : Kecemasan

Kerusakan ireversibel

Mengalami degenerasi

Diganti dengan jaringan parut

Kerusakan jantung yang luas

DP : Penurunan

Cardiac output

DP : Kecemasan

Tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan

DP : Intoleransi

Aktivitas

DP : Kecemasan

tubuh akan darah

Gagal jantung

( Brunner & Suddarth, 2000 )

BAB III

PENGAMATAN KASUS

Pengamatan kasus yang dilakukan pada pasien Tn. B, umur 58 tahun, masuk unit Carolus tanggal 26 November 2003, dengan diagnosa medis Coronary Heart Diseases. Pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri sejak semalam, tangan dan kaki terasa dingin kemudian paginya dibawa ke UGD Sint Carolus, dan dianjurkan opname oleh dokter. Pasien mempunyai riwayat Darah Tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Dari hasil laboratorium menunjukkan normal/baik. Hasil EKG di UGD iskemik di V2, V2 dan V4, hasil Thorax foto jantung dan paru dalam batas normal.

Pada saat pengkajian tanggal 26 November 2003 keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dengan intensitas 3-4, observasi tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHg, Nadi : 86 x/menit, HR : 86 x/menit, Suhu 36 oC, pernapasan 16 x/menit, pasien mendapat pengobatan Diblok 2x6,25 mg, Ketosteril 3x1, Blopus 1x1, Zyloric 100 1x1, Cedocard 4x10 mg dan Renaquil 5 mg kalau perlu. Pasien batasan cairan 1500 cc/24 jam.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. B adalah nyeri dada berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner. Menurunnya kemampuan pompa jantung/ output jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardium dan tidak toleransi beraktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Rencana keperawatan dibuat dari masing-masing diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien. Semua rencana keperawatan yang dibuat kemudian dilaksanakan pada pelaksanaan keperawatan. Pada pelaksanaan keperawatan pasien diobservasi tentang keluhan nyeri dada, observasi tanda-tanda vital, penyuluhan untuk mobilisasi secara bertahap, penyuluhan untuk tetap diit rendah lemak dan rendah garam.

Pada evaluasi diagnosa yang distop adalah intoleransi beraktivitas pada hari ke-3, karena pasien sudah dapat mobilisasi secara bertahap, diagnosa yang masih berlanjut adalah nyeri dada dan penurunan kemampuan pompa jantung.

Pasien pulang tanggal 9 Desember 2003, pasien dirawat 13 hari, semua diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan distop. Sebelum pulang pasien diberikan penyuluhan discharge planning yaitu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat, mematuhi diit rendah lemak dan rendah garam, mematuhi pengobatan yang didapat, kontrol ke dokter tepat waktu.

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan pengamatan langsung di bangsal selama 13 hari pada pasien Tn. B dengan Coronary Heart Diseases dan dibandingkan dengan teori maka ditemukan adanya persamaan dan perbedaan.

1.Pengkajian

Pada kasus yang diamati, CHD yang dialami oleh Tn. B disebabkan karena pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, ini sesuai dengan teori karena di dalam teori disebutkan bahwa tekanan yang tinggi terus menerus menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. Pada pasien juga ditemukan IMT: 29,76, ini menunjukkan berat badan berlebih yang merupakan faktor resiko dari CHD. Pasien juga mengalami nyeri dada sebelah kiri, hal ini sesuai dengan teori, dari hasil pemeriksaan laboratorium enzym jantung tidak ditemukan peningkatan jadi masih dalam batas normal.

Hasil thorax foto jantung dan paru-paru dalam batas normal, hasil echocardiografi ventrikel kiri berfungsi baik, hanya pada hasil EKG di UGD yang menyebutkan iskemik pada gelombang V2, V3, dan V4.

2.Diagnosa Keperawatan

Pada kasus yang diamati ditemukan masalah nyeri dada kiri berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner, penurunan kemampuan pompa jantung/output jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardium dan intoleransi beraktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Diagnosa tersebut sesuai dengan teori yang ada.

Sedangkan diagnosa yang tidak ditemukan pada pasien adalah kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan kematian, karena tidak ditemukan tingkat kecemasan pada pasien, pasien tidak gelisah, pasien terlihat rileks dan dapat istirahat/tidur dengan tenang tanpa diberikan obat penenang selama pasien dirawat.

3.Perencanaan Keperawatan

Pada perencanaan semua menyesuaikan dengan diagnosa yang diangkat, dimana perencanaan tersebut sesuai dengan teori. Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan disesuaikan dengan keadaan pasien. Pasien dan keluarga diikutsertakan dalam perencanaan untuk meningkatkan kerjasama. Semua rencana asuhan dapat dilaksanakan ke pasien.

4.Pelaksanaan Keperawatan

Pada implementasi mengacu pada intervensi, sebagian besar tindakan yang dilakukan berupa penyuluhan dan pengajaran pada pasien seperti penyuluhan untuk bed rest selama serangan nyeri dada berlangsung, penyuluhan mobilisasi secara bertahap, selalu untuk mematuhi diit yang dianjurkan yaitu rendah lemak dan rendah garam. Selain penyuluhan juga melanjutkan terapi medik yang terkait dengan pasien.

5.Evaluasi

Masalah yang dialami pada pasien dapat teratasi semua. Untuk masalah nyeri dada, pasien sudah tidak mengalami nyeri dada lagi. Pasien juga sudah dapat toleransi dalam beraktivitas walaupun bertahap, serta tanda-tanda vital pasien stabil dan dalam batas normal.

BAB V

KESIMPULAN

Coronary Heart Disease merupakan penyebab kematian di dunia, ada 2 faktor resiko yang mendukung yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Dalam hal ini faktor nutrisi, aktivitas dan stressor memegang peranan penting.

Pada pasien ini Tn. B penyakit yang dideritanya adalah (HD yang disebabkan oleh riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, disamping itu juga berat badan pasien yang berlebih merupakan faktor resiko dari penyakit tersebut. Untuk penatalaksanaannya bed rest dan kolaborasi untuk pemberian obat-obatan serta untuk selalu mematuhi diit yang dianjurkan.

Untuk itu hidup sehat sangat penting untuk mencegah penyakit CHD, mencegah lebih baik daripada mengobati merupakan pepatah yang sangat baik guna mencapai kesehatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M., 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care. 5th ed. Philadelphia : W.B. Saunders Company.

Brunner and Suddarths, 2000. Textbook of Medical Surgical Nursing. Lippincott, Philadelphia.

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed. 3. Jakarta : EGC.

Lewis, Sharon Mantik. 2000. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical Problems. Mosby Inc., Missouri.