c 18 engine on 24 m motor grader cooling...
TRANSCRIPT
![Page 1: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/1.jpg)
C – 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING SYSTEM
SIMULATOR
TUGAS AKHIR
Oleh :
ADITYA PRAYOGASWARA ISTIAWAN
1401102042
PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
![Page 2: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/2.jpg)
C – 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING SYSTEM
SIMULATOR
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya pada
Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Alat Berat
Oleh :
ADITYA PRAYOGASWARA ISTIAWAN
1401102042
PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
![Page 3: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/3.jpg)
C – 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING SYSTEM
SIMULATOR
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya pada
Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Alat Berat
Oleh :
ADITYA PRAYOGASWARA ISTIAWAN
1401102042
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr.Ir.Drs.Rusmardi,Mba.,MPdNIP. 19581227 198603 1 003
Pembimbing II
Andriyanto, ST.,MTNIP. 19790124 200501 1 009
Disahkan oleh:
Ketua JurusanTeknik Mesin
Dr.Junaidi, ST.,MPNIP. 19660621 199203 1 005
Ketua Program StudiTeknik Alat Berat
Rino Sukma, ST.,MTNIP. 19770117 200501 1 002
![Page 4: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/4.jpg)
C – 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING SYSTEM
SIMULATOR
Oleh :
ADITYA PRAYOGASWARA ISTIAWAN
1401102042
Tugas Akhir ini telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji
sidang Tugas Akhir Diploma III Politeknik Negeri Padang
Pada hari Senin Tanggal 25 September 2017
Tim Penguji,
Ketua
Dr.Ir.Drs.Rusmardi.Mba.MPdNIP. 19581227 198603 1 003
Sekertaris
Oong Hanwar ST.MTNIP. 19691019 199303 1 001
Disahkan oleh:
Anggota I
Hanif ST.MTNIP. 19710902 199802 1 001
Anggota II
Dian Wahyu ST.MTNIP. 19850311 200812 1 005
![Page 5: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/5.jpg)
![Page 6: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/6.jpg)
i
Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : ..........................................
Abstrak telah disetujui oleh tim penguji :
Tanda Tangan
Nama Terang Dr.Ir.Drs. Rusmardi .Mba.M.Pd Oong Hanwar ST.MT Hanif ST.MT Dian Wahyu ST.MT
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin DR.Junaidi, ST.,MP
Nama Tanda Tangan
Alumnus telah mendaftarkan diri ke Politeknik Negeri Padang dan mendapat nomor alumnus
Petugas Politeknik Negeri Padang
Nomor Alumni Politeknik Negeri Padang Nama Tanda Tangan
C-18 Engine on 24 M Motor Grader Cooling System Simulator
Tugas Akhir D III oleh : Aditya Prayogaswara Istiawan
Pembimbing ( I ) DR.Ir.Drs.Rusmardi,Mba.,MPd ( II ) Andriyanto, ST.,MT
ABSTRAK
Cooling system simulator adalah suatu media pembelajaran yang mensimulasikan aliran yang terjadi pada
cooling system yang digunakan pada engine C-18 pada unit motor grader 24 M, alat ini menggunakan LED berjalan
sebagai pengganti fluida yang mengalir pada cooling system. Ada 3 warna LED yang digunakan dalam simulator ini,
warna hijau menunjukan kondisi cairan pendingin masih dalam keadaan dibawah temperatur kerja engine yaitu 80oC,
warna kuning menunjukan kondisi cairan pendingin berada pada temperatur kerja engine yaitu 82oC – 108oC, dan
warna merah menunjukan kondisi temperatur cairan pendingin diatas 108oC. aliran yang dapat disimulasikan
menggunakan simulator ini adalah aliran saat kondisi normal dan aliran pada saat terjadi problem pada komponen
cooling system.
Kata kunci: Cooling system, Simulator, Aliran
Biodata
(a) Tempat / Tanggal Lahir : Malang / 27 Febuari 1996 (b) Nama Orang Tua : Ari
Setiawan dan Istikaroh (c) Universitas : Politeknik Negeri Padang (d) Jurusan : Teknik
Mesin (e) No. Buku Pokok : 1401102042 (f) Tanggal Lulus : 25 September 2017 (g)
Predikat Lulus : .............................................. (h) IPK : 3,77 (i) Lama Studi : 3 Tahun (j)
Alamat Orang Tua : Jl. Raya Baturetno No. 86 RT. 05 RW. 02, Kelurahan Baturetno,
Kecamatan Singosari , Kabupaten Malang, Jawa Timur
ADITYA P. I. No. Alumni Politeknik Negeri Padang
![Page 7: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/7.jpg)
ii
LEMBAR TUGAS AKHIR
POLITEKNIK NEGERI PADANG
Nama : Aditya Prayogaswara Istiawan
No.BP : 1401102042
Jurusan : Teknik Mesin
Prodi : D3 Teknik Alat Berat
Judul Tugas Akhir : “C-18 Engine on 24 M Motor Grader Cooling System
Simulator”
Uraian Tugas :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Dimulai Tanggal : .....................................
Selesai Tanggal : .....................................
Pembimbing I
Dr.Ir.Drs.Rusmardi,Mba.,MPdNIP. 19581227 198603 1 003
Pembimbing II
Andriyanto, ST.,MTNIP. 19790124 200501 1 009
![Page 8: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/8.jpg)
iii
Lembar Asistensi Tugas Akhir
Nama : Aditya Prayogaswara Istiawan
No. BP : 1401102042
Jurusan/ Prodi : Teknik Mesin/ D3 Teknik Alat Berat
Pembimbing : 1. Dr.Ir.Drs. Rusmardi, Mba.,Mpd.
2. Andriyanto, ST.,MT.
No Tanggal KeteranganTanda Tangan
Pembimbing1
Pembimbing2
![Page 9: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/9.jpg)
iv
No Tanggal KeteranganTanda Tangan
Pembimbing1
Pembimbing2
![Page 10: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/10.jpg)
v
![Page 11: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/11.jpg)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “C-18 Engine on 24 M
Motor Grader Cooling System Simulator”. Tugas Akhir ini disusun sebagai
persyaratan kelulusan pada Program Studi Teknik Alat Berat Politeknik Negeri
Padang.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat motivasi,
saran serta bimbingan yang membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan motivasi dan doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Aidil Zamri, ST.,MT. selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.
3. Bapak Dr. Junaidi ST.,MP. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
4. Bapak Rino Sukma, ST.,MT. selaku Ka. Prodi Teknik Alat Berat
5. Bapak Dr.Ir.Drs.Rusmardi, Mba.,Mpd. selaku Pembimbing 1.
6. Bapak Andriyanto, ST.,MT. selaku Pembimbing 2.
7. Seluruh karyawan PT. Trakindo Utama Cabang Padang.
8. Dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir
ini masih belum sempurna, baik dalam penulisan dan pembuatan alat. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang. Penulis berharap
semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis
dan mahasiswa Program Studi Teknik Alat Berat.
Padang, 2 Agustus 2017
Penulis
![Page 12: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/12.jpg)
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PEROLEHAN GELAR
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
LEMBAR PENGUJI TUGAS AKHIR
ABSTRAK ........................................................ i
LEMBARAN TUGAS AKHIR ........................................................ ii
LEMBAR ASISTENSI ........................................................ iii
LEMBAR REVISI ........................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................ ix
DAFTAR LAMIPRAN ........................................................ x
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................ 1
1.2 Alasan Pemilihan Judul ........................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ........................................................ 2
1.5 Manfaat ........................................................ 2
1.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 3
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................ 3
BAB. II TEORI DASAR
2.1 Perpindahan Panas ........................................................ 5
2.2 Fluida Kerja ........................................................ 8
2.3 Sistem Pendingin ........................................................ 12
BAB. III METODOLOGI
3.1 Langkah-Langkah Pembuatan Simulator .......................................... 24
BAB. IV PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan ........................................................ 28
4.2 Langkah-langkah Troubleshooting ................................................... 31
4.3 Penyebab Engine Overheating ........................................................ 34
![Page 13: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/13.jpg)
viii
4.4 Deskripsi Alat ........................................................ 38
4.5 Pengoperasian Simulator ........................................................ 39
BAB. V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................ 43
4.2 Saran ........................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 45
LAMPIRAN ........................................................ 46
![Page 14: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/14.jpg)
ix
DAFTAR GAMBAR
2.1 Heat ........................................................ 5
2.2 Konduksi ........................................................ 6
2.3 Konveksi ........................................................ 6
2.4 Coolant ....................................................... 9
2.5 Grafik Konsentrasi Ethylene Glycol ................................................. 10
2.6 Conditioner ....................................................... 10
2.7 ELC ........................................................ 11
2.8 Komponen dasar sistem pendingin ................................................... 12
2.9 Sistem Pendinginan pada Truk Jalan Raya ....................................... 13
2.10 Keel Cooler ....................................................... 14
2.11 Heat exchanger ....................................................... 14
2.12 Water pump ........................................................ 15
2.13 Komponen oil cooler ........................................................ 16
2.14 Aftercooler ........................................................ 17
2.15 Water Jacket ........................................................ 17
2.16 Temperatur pembukaan thermostat .................................................. 18
2.17 Radiator ........................................................ 18
2.18 Folded core radiator ........................................................ 19
2.19 IMRM ........................................................ 20
2.20 AMOCS radiator ........................................................ 21
2.21 Tipe fan ........................................................ 21
2.22 Radiator Pressure Cap ........................................................ 22
3.1 Alur kerja pembuatan simulator ........................................................ 24
4.1 AMOCS radiator ........................................................ 28
4.2 Skematik aliran coolant ........................................................ 29
4.3 Tampak Depan Simulator ........................................................ 38
4.4 Tampak Belakang Simulator ........................................................ 39
4.5 Saklar pada Simulator ........................................................ 40
![Page 15: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/15.jpg)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembuatan Simulator ........................................................ 36
Lampiran 2. Biaya Pembuatan Simulator ........................................................ 57
Lampiran 3. Panduan Pengoperasian Simulator ............................................. 59
![Page 16: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/16.jpg)
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada proses pembakaran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar
akan menghasilkan panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Panas
tersebut akan diserap oleh dinding cylinder, cylinder head dan piston. Oleh
sebab itu sistem pendingin harus mampu menjaga temperatur kerja sehingga
komponen – komponen tersebut tidak menerima panas yang berlebihan
(overheat).
Sistem pendingin tidak hanya berfungsi untuk melindungi komponen
– komponen engine tetapi juga menjaga kondisi oli yang dipakai pada
sistem pelumasan bisa tetap pada kondisi temperatur kerja sehingga
pelumasan terhadap komponen – komponen engine tetap terjaga. Sistem
pendingin yang menyerap terlalu banyak panas juga tidak baik karena akan
menurunkan thermal efficiency dari engine serta menurunkan energi yang
dihasilkan.
Karena pentingnya cooling system pada suatu engine dan belum
tersedianya cooling system simulator yang dapat menunjang dalam proses
pembelajaran maka penulis tertarik untuk membuat simulator yang berguna
untuk memudahkan pemahaman dan membantu proses pembelajaran
khususnya pada materi cooling system, simulator tersebut akan dijadikan
Tugas Akhir (TA) dengan judul, ” C-18 Engine on 24 M Motor Grader
Cooling System Simulator”.
1.2 Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan pemilihan judul yakni :
a) Cooling System merupakan salah satu sistem yang sangat penting pada
engine karena kemampuan pendinginan cooling system sangat
berpengaruh pada performa dan usia pakai dari komponen dan engine itu
sendiri.
b) Ketertarikan penulis untuk dapat menciptakan alat yang dapat
memudahkan dan membantu dalam proses pembelajaran cooling system
![Page 17: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/17.jpg)
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan alat simulasi cooling system ini adalah:
1.3.1) Tujuan umum
a) Untuk memenuhi syarat mengakhiri program Diploma III pada Jurusan
Teknik Mesin Program Studi Teknik Alat Berat di Politeknik Negeri
Padang.
b) Untuk dapat menerapkan ilmu- ilmu yang diperoleh penulis selama
mengikuti perkuliahan di Program Studi Teknik Alat Berat
1.3.2) Tujuan khusus
a) Dapat membuat cooling system simulator yang membantu dan
mempermudah dalam proses pembelajaran
b) Dapat memahami cara kerja cooling system dan fungsi dari setiap
komponennya
c) Dapat memahami aliran yang terjadi pada cooling system.
d) Dapat membuat buku panduan pengoperasian simulator
1.4 Batasan Masalah
Dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini, penulis hanya
menyajikan penjelasan komponen yang terdapat pada cooling system, cara
kerja tiap komponen cooling system, aliran coolant, dan mensimulasikan
aliran saat terjadi problem pada komponen cooling system.
1.5 Manfaat
Dengan dilakukannya penulisan Tugas Akhir dengan judul “C-18
Engine on 24 M Motor Grader Cooling System Simulator”, penulis
berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat sebagai alat bantu untuk
mempermudah proses pembelajaran dan sebagai referensi yang layak bagi
pembaca nantinya, terutama sekali bagi mahasiswa Program Studi Teknik
Alat Berat.
![Page 18: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/18.jpg)
3
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1) Studi literatur
Penulis mengambil beberapa sumber dari service manual, student guide
book, dan service information system yang sesuai dengan permasalahan
dan topik yang diambil penulis.
2) Wawancara
Penulis menanyakan langsung kepada pihak pembimbing atau pihak
yang terkait dengan permasalahan tersebut untuk mendapatkan informasi.
3) Observasi langsung
Penulis melakukan pengamatan di PT. Trakindo Utama untuk
mendapatkan informasi tentang permasalahan tersebut.
4) Eksperimen
Penulis melakukan eksperimen selama proses perancangan dan
pembuatan simulator dengan tujuan didapatkan alat yang mudah untuk
dimengerti dan mudah dalam penggunaannya.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan dan penyelesaian Tugas Akhir ini,
maka penulis menguraikan pembahasan- pembahasan ini dalam beberapa
BAB sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, alasan pemilihan judul,
tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat, teknik pengambilan
data, teknik analisa data, dan sistematika penulisan.
BAB II. TEORI DASAR
Bab ini berisikan tentang dasar- dasar cooling system, jenis- jenis
cooling system, cara kerja dan fungsi dari masing- masing
komponen cooling system, Dan aliran coolant pada cooling
system.
![Page 19: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/19.jpg)
4
BAB III. METODOLOGI
Bab ini berisikan tentang tahapan- tahapan pembuatan simulator
dan bahan yang digunakan dalam pembuatan simulator.
BAB IV. PEMBAHASAN
Bab ini berisikan cara bagaimana mengoperasikan simulator dan
aliran saat terjadi problem pada komponen cooling system dengan
menggunakan simulator.
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penyusun laporan
Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
![Page 20: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/20.jpg)
5
BAB II. TEORI DASAR
2.1 Perpindahan Panas
Pada proses pembakaran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar
akan menghasilkan panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Panas
tersebut akan diserap oleh dinding cylinder, cylinder head dan piston. Oleh
sebab itu sistem pendingin harus mampu menjaga temperatur kerja sehingga
komponen–komponen tersebut tidak menerima panas yang berlebihan
(overheat).
Sistem pendingin tidak hanya berfungsi untuk melindungi komponen
engine tetapi juga menjaga kondisi oli yang dipakai pada sistem pelumasan
bisa tetap pada kondisi temperatur kerja sehingga pelumasan terhadap
komponen–komponen engine tetap terjaga. Sistem pendingin yang
menyerap terlalu banyak panas juga tidak baik karena akan menurunkan
thermal efficiency dari engine serta menurunkan energi yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Heat [1]
Pada diesel engine, panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar di dalam ruang bakar sekitar 33% diubah menjadi energi
sedangkan sisanya dibuang dengan beberapa cara yaitu: 30% heat dibuang
melalui gas buang, 30% diserap oleh sistem pendingin dan 7% diradiasikan
dari engine ke udara sekitar seperti yang terlihat pada (Gambar 2.1). Proses
perpindahan panas pada engine dapat terjadi dengan tiga cara yaitu:
5
BAB II. TEORI DASAR
2.1 Perpindahan Panas
Pada proses pembakaran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar
akan menghasilkan panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Panas
tersebut akan diserap oleh dinding cylinder, cylinder head dan piston. Oleh
sebab itu sistem pendingin harus mampu menjaga temperatur kerja sehingga
komponen–komponen tersebut tidak menerima panas yang berlebihan
(overheat).
Sistem pendingin tidak hanya berfungsi untuk melindungi komponen
engine tetapi juga menjaga kondisi oli yang dipakai pada sistem pelumasan
bisa tetap pada kondisi temperatur kerja sehingga pelumasan terhadap
komponen–komponen engine tetap terjaga. Sistem pendingin yang
menyerap terlalu banyak panas juga tidak baik karena akan menurunkan
thermal efficiency dari engine serta menurunkan energi yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Heat [1]
Pada diesel engine, panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar di dalam ruang bakar sekitar 33% diubah menjadi energi
sedangkan sisanya dibuang dengan beberapa cara yaitu: 30% heat dibuang
melalui gas buang, 30% diserap oleh sistem pendingin dan 7% diradiasikan
dari engine ke udara sekitar seperti yang terlihat pada (Gambar 2.1). Proses
perpindahan panas pada engine dapat terjadi dengan tiga cara yaitu:
5
BAB II. TEORI DASAR
2.1 Perpindahan Panas
Pada proses pembakaran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar
akan menghasilkan panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Panas
tersebut akan diserap oleh dinding cylinder, cylinder head dan piston. Oleh
sebab itu sistem pendingin harus mampu menjaga temperatur kerja sehingga
komponen–komponen tersebut tidak menerima panas yang berlebihan
(overheat).
Sistem pendingin tidak hanya berfungsi untuk melindungi komponen
engine tetapi juga menjaga kondisi oli yang dipakai pada sistem pelumasan
bisa tetap pada kondisi temperatur kerja sehingga pelumasan terhadap
komponen–komponen engine tetap terjaga. Sistem pendingin yang
menyerap terlalu banyak panas juga tidak baik karena akan menurunkan
thermal efficiency dari engine serta menurunkan energi yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Heat [1]
Pada diesel engine, panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar di dalam ruang bakar sekitar 33% diubah menjadi energi
sedangkan sisanya dibuang dengan beberapa cara yaitu: 30% heat dibuang
melalui gas buang, 30% diserap oleh sistem pendingin dan 7% diradiasikan
dari engine ke udara sekitar seperti yang terlihat pada (Gambar 2.1). Proses
perpindahan panas pada engine dapat terjadi dengan tiga cara yaitu:
![Page 21: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/21.jpg)
6
a) Konduksi
Gambar 2.2 Konduksi [1]
Di dalam engine, panas akan dikonduksikan dari ruang bakar ke sistem
pendingin melalui komponen–komponen logam pada engine. Pada engine
yang menggunakan sistem pendingin dengan media udara, panas akan di
konduksikan) ke sirip (fin) pendingin pada bagian luar silinder seperti yang
terlihat pada (Gambar 2.2) dan kemudian panas akan dibuang engine ke
udara sekitar.
Sifat dari bahan ada mempunyai sifat sebagai penghantar panas yang
baik dan ada juga jelek. Logam merupakan penghantar yang baik tetapi
bahan asbestos, kayu, kertas dan material bukan logam adalah penghantar
panas yang jelek dan dapat digolongkan sebagai penghambat panas.
b) Konveksi
Gambar 2.3 Konveksi [1]
Seperti yang terlihat pada (Gambar 2.3) ujung sebuah bejana diberi
panas sehingga menghasilkan aliran konveksi di dalam air dan sebuah
larutan berwarna yang ada di dalam sebuah bejana yang transparan
membuat efek ini mudah untuk dilihat.
![Page 22: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/22.jpg)
7
Konveksi adalah suatu cara perpindahan panas dengan pergerakan
yang sebenarnya dari molekul-molekul zat. Hal ini berlaku untuk gas dan
cairan tetapi tidak untuk zat padat.
Ketika sebagian dari cairan atau gas di dalam bejana dipanaskan maka
bahan tersebut akan memuai sehingga volumenya meningkat, tetapi
densitynya akan turun.
Hal ini membuat partikel-partikel dari bahan yang dipanaskan akan
menjadi ringan sehingga mengapung ke atas dan memenuhi bagian yang
lebih dingin sedangkan partikel–partikel yang lebih berat akan tenggelam di
bagian bawah bejana. Hal ini merupakan prinsip dari aliran konveksi.
Prinsip ini digambarkan pada (Gambar 2.3).
c) Radiasi
Pada proses perpindahan panas dengan cara radiasi, panas akan
dipindahkan ke udara sekitar. Energi panas dapat kita rasakan dari nyala api
yang memancarkan panas. Energi yang diubah menjadi panas pada sebuah
benda dingin yang disinari akan menyebabkan temperatur pada benda tersebut
naik secara bertahap.
Suatu bahan yang memiliki warna gelap akan menghantarkan panas
lebih baik daripada bahan yang memiliki warna terang. Oleh karena itu sirip
(fins) pendingin pada cylinder dan radiator biasanya dicat dengan lapisan
warna hitam sehingga panas dari sistem pendingin dapat dengan mudah
dipancarkan ke udara sekitar. Material dengan warna yang gelap juga baik
untuk menyerap panas secara radiasi.
Pada beberapa engine menggunakan sistem pendingin dengan media
udara tetapi sebagian besar engine menggunakan media cairan (liquid).
Keuntungan dari media cairan (liquid) adalah pengontrolan temperatur yang
bagus, tidak berisik dan dari segi manufaktur mudah dalam proses
pembuatannya.
![Page 23: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/23.jpg)
8
Ketika panas diserap oleh sebuah bahan/komponen akan
menyebabkan hal–hal sebagai berikut:
1) Perubahan temperatur
Panas yang diserap oleh bahan akan menyebabkan temperatur pada
bahan tersebut naik sedangkan bila panas diserap dari suatu bahan
akan menyebabkan temperatur pada bahan tersebut turun.
2) Perubahan warna
Jika sebuah baja dipanaskan maka baja tersebut akan berubah warna
sesuai dengan panas yang diterima. Komponen–komponen engine
yang pernah mengalami overheat biasanya dapat diidentifikasi dengan
perubahan warna pada komponen tersebut (discoloration).
3) Perubahan bentuk
Panas dapat menyebabkan sebuah perubahan bentuk dari benda padat
menjadi cair dan cair menjadi gas.
4) Perubahan volume
Apabila suatu bahan dipanaskan maka molekul pada bahan tersebut
akan mengembang sehingga volumenya akan naik sedangkan bila
suatu bahan didinginkan maka molekul pada bahan tersebut akan
menyusut sehingga volumenya akan turun.
5) Semua jenis bahan akan mengembang jika dipanaskan dan akan
menyusut jika didinginkan. Gas akan mengembang berlipat–lipat dari
volume sebelumnya tetapi pada cairan dan benda padat hanya akan
sedikit saja karena molekul benda padat dan cair bukan molekul bebas
seperti yang dimiliki oleh gas.
2.2 Fluida kerja
Coolant engine merupakan fluida kerja dengan campuran air,
conditioner dan antifreeze yang akan disirkulasikan ke saluran–saluran dan
jacket water di dalam engine untuk menyerap panas pada engine seperti
yang terlihat pada (Gambar 2.4).
![Page 24: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/24.jpg)
9
Coolant menyerap panas dari komponen–komponen di sistem yang
ada di engine kemudian membuang panas tersebut ke udara sekitar melalui
heat exchanger atau radiator dengan media udara atau air.
Gambar 2.4 Coolant [1]
2.2.1) Air
Sifat air berbeda dengan cairan lainnya. Air akan menyusut jika
didinginkan sampai suhu 4ºC dan dari temperatur tersebut sampai air akan
membeku menjadi es, maka air akan mengembang. Ketika air didinginkan
di bawah 0°C maka es akan menyusut seperti zat padat lainnya. Kemudian
air akan mendidih pada temperatur 100°C (212°F) pada tekanan atmosfer
normal.
Jika coolant mendidih dapat menimbulkan gelembung (bubble)
sehingga tidak dapat memindahkan panas dengan baik, menurunkan
efisiensi sistem pendingin dan gelembung (bubble) akan mempengaruhi
jumlah kapasitas aliran yang dihasilkan pompa. Ketika gelembung (bubble)
udara pecah dapat melepaskan sebagian kecil dari komponen logam (erosi
kavitasi) dan air juga sangat korosif terhadap metal/logam. Antifreeze dan
conditioner ditambahkan untuk memperbaiki kekurangan ini
2.2.2) Antifreeze
Antifreeze atau ethylene glycol berfungsi untuk menaikkan titik didih
dan menurunkan titik beku dari air. Jumlah kandungan antifreeze
menentukan seberapa besar perubahan temperatur. Coolant yang membeku
tidak dapat mengalir pada sistem pendingin sehingga tidak dapat bersikulasi
untuk memindahkan panas dan juga dapat menimbullkan keretakan.
9
Coolant menyerap panas dari komponen–komponen di sistem yang
ada di engine kemudian membuang panas tersebut ke udara sekitar melalui
heat exchanger atau radiator dengan media udara atau air.
Gambar 2.4 Coolant [1]
2.2.1) Air
Sifat air berbeda dengan cairan lainnya. Air akan menyusut jika
didinginkan sampai suhu 4ºC dan dari temperatur tersebut sampai air akan
membeku menjadi es, maka air akan mengembang. Ketika air didinginkan
di bawah 0°C maka es akan menyusut seperti zat padat lainnya. Kemudian
air akan mendidih pada temperatur 100°C (212°F) pada tekanan atmosfer
normal.
Jika coolant mendidih dapat menimbulkan gelembung (bubble)
sehingga tidak dapat memindahkan panas dengan baik, menurunkan
efisiensi sistem pendingin dan gelembung (bubble) akan mempengaruhi
jumlah kapasitas aliran yang dihasilkan pompa. Ketika gelembung (bubble)
udara pecah dapat melepaskan sebagian kecil dari komponen logam (erosi
kavitasi) dan air juga sangat korosif terhadap metal/logam. Antifreeze dan
conditioner ditambahkan untuk memperbaiki kekurangan ini
2.2.2) Antifreeze
Antifreeze atau ethylene glycol berfungsi untuk menaikkan titik didih
dan menurunkan titik beku dari air. Jumlah kandungan antifreeze
menentukan seberapa besar perubahan temperatur. Coolant yang membeku
tidak dapat mengalir pada sistem pendingin sehingga tidak dapat bersikulasi
untuk memindahkan panas dan juga dapat menimbullkan keretakan.
9
Coolant menyerap panas dari komponen–komponen di sistem yang
ada di engine kemudian membuang panas tersebut ke udara sekitar melalui
heat exchanger atau radiator dengan media udara atau air.
Gambar 2.4 Coolant [1]
2.2.1) Air
Sifat air berbeda dengan cairan lainnya. Air akan menyusut jika
didinginkan sampai suhu 4ºC dan dari temperatur tersebut sampai air akan
membeku menjadi es, maka air akan mengembang. Ketika air didinginkan
di bawah 0°C maka es akan menyusut seperti zat padat lainnya. Kemudian
air akan mendidih pada temperatur 100°C (212°F) pada tekanan atmosfer
normal.
Jika coolant mendidih dapat menimbulkan gelembung (bubble)
sehingga tidak dapat memindahkan panas dengan baik, menurunkan
efisiensi sistem pendingin dan gelembung (bubble) akan mempengaruhi
jumlah kapasitas aliran yang dihasilkan pompa. Ketika gelembung (bubble)
udara pecah dapat melepaskan sebagian kecil dari komponen logam (erosi
kavitasi) dan air juga sangat korosif terhadap metal/logam. Antifreeze dan
conditioner ditambahkan untuk memperbaiki kekurangan ini
2.2.2) Antifreeze
Antifreeze atau ethylene glycol berfungsi untuk menaikkan titik didih
dan menurunkan titik beku dari air. Jumlah kandungan antifreeze
menentukan seberapa besar perubahan temperatur. Coolant yang membeku
tidak dapat mengalir pada sistem pendingin sehingga tidak dapat bersikulasi
untuk memindahkan panas dan juga dapat menimbullkan keretakan.
![Page 25: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/25.jpg)
10
Gambar 2.5 Grafik Konsentrasi Ethylene Glycol [1]
Ketika antifreeze ditambahkan, konsentrasinya harus diantara 30%
dan 60% seperti yang terlihat pada (Gambar 2.5). Di bawah 30% tidak
memberikan perlindungan yang cukup, sementara di atas 60% akan
mempengaruhi penyerapan sistem pendingin engine. Demikian juga pada
konsentrasi antifreeze yang tinggi akan menimbulkan endapan silica yang
mengakibatkan tertutupnya komponen di dalam sistem dan dapat
menurunkan umur seal.
2.2.3) Conditioner
Gambar 2.6 Conditioner [1]
Corrosion Inhibitor atau conditioner seperti yang terlihat pada
(Gambar 2.6) adalah additive yang dilarutkan di dalam air pendingin untuk
melindungi berbagai macam komponen logam pada sistem pendingin
engine dari korosi. Konsentrasi yang tepat dari campuran itu harus dijaga
untuk mencapai tingkat PH yang tepat untuk memberikan perlindungan
yang sempurna.
Konsentrasi coolant conditioner harus dijaga antara 3% dan 6%. Jika
konsentrasi terlalu rendah maka komponen akan mudah korosi. Jika terlalu
![Page 26: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/26.jpg)
11
tinggi konsentrasinya, unsur pemindah panas dari coolant akan berkurang
dan ada kemungkinan terbentuknya gumpalan silica dimana menyebabkan
pemadatan coolant. Beberapa additive yang digunakan adalah chrom, borax,
dan nitrat. Sebagian besar perusahaan diesel engine merekomendasikan
produk khusus untuk perlindungan korosi. Caterpillar sekarang
merekomendasikan pre-mixed extended life coolant (ELC).
Gambar 2.7 ELC [1]
Extended Life Coolant (ELC) seperti yang terlihat pada (Gambar 2.7)
berfungsi memberikan:
a) Umur coolant 6000 jam atau 4 tahun
b) Anti korosi
c) Memanjangkan umur seal water pump
d) Mencegah beku pada temperatur rendah
e) Mengandung anti didih yang baik
Maintenance yang diperlukan hanya penambahan ELC Extender
setelah 3000 jam atau setelah 2 tahun. ELC mengandung organic acid
inhibitor dan antifoam agent dengan sedikit nitrat dan kemudian ethylene
glycol sebagai bahan dasar coolant. Yang kemudian dicampur dengan air
destilasi dengan konsentrasi 50/50. ELC memberikan perlindungan terhadap
pembekuan sampai dengan -37°C (-35°F). Perlindungan terhadap didih
dengan spesifikasi radiator cap 90 kPa (13 psi) mencapai 129°C atau 265°F.
![Page 27: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/27.jpg)
12
2.3 Sistem Pendingin
Gambar 2.8 Komponen dasar sistem pendingin [1]
Seperti yang terlihat pada (Gambar 2.8) memperlihatkan komponen-
komponen sistem pendingin dan skema aliran coolant di dalam sistem
pendingin.
Water pump (1) menghasilkan aliran (flow) di dalam sistem pendingin.
Water pump menghisap coolant yang lebih dingin dari bagian bawah
radiator (5) kemudian mengalirkannya ke seluruh sistem. Pada sebagian
besar high performance diesel engine dilengkapi dengan sebuah engine oil
cooler (2) dimana coolant akan dialirkan melalui oil cooler dan kemudian
ke cylinder block memasuki jacket water (3). Coolant dialirkan di sekeliling
dinding liner menuju cylinder head kemudian aliran coolant akan dialirkan
ke saluran valve dan saluran gas buang (exhaust) di dalam cylinder head
menuju water outlet housing pada cylinder head.
Water temperatur regulator atau thermostat (4) mengatur aliran
coolant menuju radiator. Saat engine dalam kondisi dingin, thermostat
menutup aliran air menuju radiator (5) dimana terpasang pressure cap (6)
untuk mengatur tekanan di dalam sistem pendingin dan coolant dari engine
akan dialirkan menuju water pump melalui bypass tube lalu kembali ke
engine. Ini akan membantu agar engine dapat mencapai suhu kerja dengan
cepat. Hose (7) digunakan sebagai saluran penghubung yang fleksibel dari
radiator dengan engine.
Temperatur dari coolant dikontrol oleh thermostat. Jika temperatur
coolant di dalam engine masih rendah, thermostat tertutup dan
![Page 28: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/28.jpg)
13
mengarahkan sebagian coolant kembali menuju bagian saluran bypass ke
water pump.
2.3.1) Jenis - jenis sistem pendingin
1) Shunt line
Gambar 2.9 Sistem Pendinginan pada Truk Jalan Raya [2]
Pada on highway truck perubahan engine speed selalu terjadi. Karena
pompa air digerakkan oleh roda gigi, berarti aliran air pendingin juga
berubah. Sistem pendingin dimodifikasi untuk menyesuaikan keadaan ini.
Disamping pompa air, oil cooler, lubang-lubang air pendingin, thermostat,
radiator dan tutupnya, kipas, pipa-pipa dan slang pada truk ada tambahan
pipa yang dipasang pararel (shuntline) yang menghubungkan bagian atas
radiator dengan pompa air seperti yang terlihat pada (Gambar 2.9).. Pipa
yang dipasang pararel ini mencegah kerusakan pompa air
Bila kecepatan truk berubah, kecepatan water pump juga berubah,
namun demikian aliran air pendingin tidak terlalu cepat berubah sehingga
terdapat perbedaan tekanan pada water pump. Shunt line menyediakan air
yang cukup ke saluran masuk water pump untuk menjaga tekanan dan
mencegah air mendidih. Air pendingin pada saluran masuk pompa dapat
mendidih karena turunnya tekanan. Pada saluran keluar pompa tekanan
tersimpan. Tekanan ini akan menimbulkan gelembung udara. Pecahnya
gelembung udara akan menyebabkan erosi pada pompa air.
2) Sistem pendingin engine kapal (Keel Cooler)
Ada beberapa keunikan pada komponen-komponen sistem pendingin
pada engine kapal sebab panas engine dialirkan ke air ketimbang ke udara.
![Page 29: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/29.jpg)
14
Engine kapal menggunakan keel cooler. Dasar aliran air pendinginnya sama
dengan engine lainnya. keel cooler berfungsi menggantikan radiator.
Komponen-komponen keel cooler ini sama dengan yang
konvensional. Ada pompa air, lubang aliran air, expansion tank tempat
dimana dipasang thermostat. Air pendingin mengalir melalui keel cooler
seperti yang terlihat pada (Gambar 2.10).
Gambar 2.10 Keel Cooler [2]
Keel cooler adalah tabung-tabung yang dililitkan atau dilas ke
lambung kapal. Air mengalir dari expansion tank (1) ke water pump (2)
terus mengalir ke engine dan keel cooler (3) dimana air laut mendinginkan
air pendingin.
3) Heat exchanger
Gambar 2.11 Heat exchanger [2]
Sistem pendingin ini terdiri dari water pump, lubang-lubang aliran air,
saluran gas buang yang didinginkan oleh air (water cooled exhaust
manifold), expansion tank tempat dimana dipasang thermostat. Air laut yang
mendinginkan air pendingin juga mempunyai pompa, pipa-pipa dan slang-
slang tersendiri seperti yang terlihat pada (Gambar 2.11). Pada dasarnya
![Page 30: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/30.jpg)
15
heat exchanger berbentuk kotak di dalamnya diisi tabung-tabung air
pendingin mengalir di dalam tabung yang dikelilingi air laut. Air laut
menyerap panas yang terdapat pada air pendingin.
2.3.2) Komponen utama sistem pendingin
1) Water Pump
Gambar 2.12 Water pump [1]
Water pump yang terpasang pada diesel engine adalah jenis
centrifugal pump. Impeller berbentuk kipas yang akan menghasilkan area
bertekanan rendah pada bagian tengah hub ketika impeller berputar seperti
yang terlihat pada (Gambar 2.12).
1) Curved Blades
2) Impeller
3) Housing and Outlet
4) Input Shaft
5) Center of Housing
Water pump terdiri dari sebuah housing dengan saluran inlet dan
outlet. Ketika impeller berputar, coolant terhisap masuk ke bagian inlet dari
pompa pada bagian tengah shaft (4) dari pompa, menuju blade (1) dan
terlempar keluar oleh gaya sentrifugal dan didorong menuju outlet pompa
(3) kemudian menuju cylinder block.
Saluran inlet pompa terhubung dengan sebuah hose ke bagian bawah
dari radiator, dan coolant dari radiator masuk menuju pompa
menggantikan coolant yang didorong ke sisi outlet. Shaft yang mengikat
impeller menggunakan bearing. Oleh karena itu shaft tersebut
![Page 31: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/31.jpg)
16
membutuhkan pelumasan oli engine. Drive shaft mungkin terpasang dengan
Vee Belt atau secara langsung digerakkan oleh timing gear.
2) Engine Oil Cooler
Untuk efisiensi pelumasan, oli engine perlu untuk dijaga pada level
temperatur tertentu. Temperatur oli engine tidak boleh melebihi 120°C.
Sehubungan dengan adanya friksi dan beban panas yang terjadi pada oli di
dalam high performance engine , heavy duty diesel engine , temperatur oli
akan naik sehingga perlu untuk didinginkan secara terus menerus agar
temperatur oli sesuai dengan temperatur kerja oli.
Gambar 2.13 Komponen oil cooler [1]
Engine oil cooler yang terlihat pada terdiri dari sebuah metal housing
yang memiliki sekumpulan tube tembaga yang mana terpisah oleh susunan
sekat atau buffle seperti yang terlihat pada (Gambar 2.13). Coolant engine
mengalir di dalam tube-tube dan oli engine yang panas mengalir di sekitar
bagian luar dari tube. Oil cooler mengurangi temperatur maksimum dari oli
engine dan juga mempercepat tercapainya temperatur kerja engine dengan
cara mensirkulasikan oli engine sampai mencapai temperatur kerja
maksimum.
![Page 32: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/32.jpg)
17
3) After Cooler
Gambar 2.14 Aftercooler [1]
Aftercooler seperti yang terlihat pada (Gambar 2.14) dipasang setelah
turbocharger pada engine untuk menurunkan suhu udara yang akan
memasuki ruang bakar. Ini menyebabkan kerapatan udara menjadi
meningkat, sehingga jumlah udara menjadi lebih banyak dan effisiensi dan
tenaga yang dihasilkan engine meningkat. Beberapa pabrik engine
mengistilahkan aftercooler sebagai intercooler.
Berdasarkan media yang dipakai aftercooler di bagi menjadi 2 yaitu
menggunakan media air dan udara. Terdapat tiga jenis sistem yang
menggunakan aftercooler yang digunakan engine Caterpillar. Semua jenis
aftercooler berfungsi sama. Aftercooler akan menyerap panas dari udara
sehingga udara menjadi lebih dingin dan kerapatan udaranya menjadi
meningkat.
4) Water Jacket
Gambar 2.15 Water Jacket [2]
Dari aftercooler, air pendingin mengalir ke engine block dan di sekitar
cylinder liner. Membuang panas yang tidak berguna dari piston, ring dan
liner. Rongga-rongga tempat air tersebut disebut water jacket seperti yang
terlihat pada (Gambar 2.15).
![Page 33: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/33.jpg)
18
5) Water Temperature Regulator / Thermostat
Gambar 2.16 Temperatur pembukaan thermostat [1]
Thermostat hanya mengontrol temperatur minimum coolant.
Temperatur maksimal tergantung pada kapasitas coolant dan panas yang
dihasilkan oleh pembakaran di dalam ruang bakar engine. Temperatur
normal coolant diantara 71°C (160°F) dan 107°C (225°F). Temperatur
pembukaan dari thermostat tertera pada thermostat seperti yang terlihat
pada (Gambar 2.16).
Thermostat didesain untuk membuka pada temperatur tertentu.
Contoh, desain thermostat pada 85°C unit akan mulai membuka antara 84°C
(184°F) dan 86°C (187°F) dan akan membuka penuh pada 100°C (212°F).
Desain thermostat dengan lapisan lilin (wax) dimaksudkan bahwa jika
thermostat rusak maka thermostat akan tetap berada pada posisi terbuka
(open). Lapisan lilin akan cenderung tetap dalam keadaan mengembang
dengan demikian menjaga valve tetap terbuka (open).
6) Radiator
Gambar 2.17 Radiator [1]
Radiator terdiri dari dua buah tanki yang di dalamnya dilengkapi
dengan core. Core terdiri dari pipa sebagai saluran coolant ketika mengalir
![Page 34: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/34.jpg)
19
melalui radiator untuk didinginkan seperti yang terlihat pada (Gambar
2.17).
Pada sekitar bagian core pada radiator dilengkapi dengan sirip – sirip
(fins). Berdasarkan rancangannya ada dua jenis core yaitu: core dengan center
fin dan core dengan horizontal fin. Sebagian besar untuk aplikasi alat - alat
berat menggunakan jenis radiator dengan horizontal fin. Fin berfungsi agar
proses perpindahan panas lebih bagus. Udara yang dihembuskan karena
pergerakan machine atau dihembuskan oleh kipas akan melewati pipa (tube)
dan sirip (fin) akan menyerap panas dari coolant. Proses perpindahan panas
coolant pada radiator sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran udara yang
melewati pipa (tube) dan sirip (fin) yang ada pada radiator.
a) Folded Core
Gambar 2.18 Folded core radiator [1]
Folded core radiator seperti yang terlihat pada (Gambar 2.18) adalah
radiator dengan design praktis dimana core dapat diganti secara individu.
Hal ini berguna jika core rusak karena benturan dari luar dan juga
memungkinkan radiator untuk diperbaiki bukan pada tempat yang khusus
(sebagai contoh tidak perlu penyolderan). Core assembly disekat antara
tanki bagian atas dan tanki bagian bawah.
Core-core menyudut untuk menaikkan surface area dan mengurangi
kemungkinan saluran tersumbat. Kelebihan dari folded core radiator adalah
kerapatan fin yang sangat tinggi sampai 35 fin per 25 mm dibandingkan
dengan yang standar kira-kira 9 fin per 25 mm. Tetapi pada beberapa
aplikasi earthmoving, jarak fin yang terlalu rapat menjadi penyebab utama
tersumbatnya saluran pendinginan radiator dan susah untuk dibersihkan.
![Page 35: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/35.jpg)
20
b) Improved Multiple Row Module (IMRM)
Gambar 2.19 IMRM [1]
Radiator Improved Multiple Row Module (IMRM) seperti terlihat
pada (Gambar 2.19) merupakan pengembangan (improvement) design
radiator, didesain untuk mengatasi situasi dimana aplikasi machine
berpotensi mengalami penyumbatan jika menggunakan folded core
radiator.
IMRM memiliki kerapatan fin yang tidak terlalu rapat seperti pada
folded core radiator, sehingga lebih memudahkan aliran udara melewati
core pada radiator. Desain ini membuat IMRM radiator lebih tahan
terhadap plugging karena kotoran lembut, serabut, atau debu halus.
Schedule untuk waktu pembersihan lebih lama.
Kelebihan dari radiator jenis IMRM adalah desainnya yang sangat
mudah untuk diperbaiki dibandingkan dengan folded core radiator. Core
assembly yang terpisah (independent) memungkinkan untuk diganti hanya
bila terjadi kerusakan yang parah dan waktu penggantian serta biaya lebih
effisien jika dibandingkan penggantian semua core.
![Page 36: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/36.jpg)
21
c) Advanced Modular Cooling System (AMOCS)
Gambar 2.20 AMOCS radiator [1]
AMOCS radiator seperti yang terlihat pada (Gambar 2.20) adalah
sebuah desain yang unik yang dapat dijumpai pada berbagai jenis machine
zaman sekarang. AMOCS merupakan singkatan dari Advanced Modular
Cooling System. AMOCS menggunakan dua jalur sistem pendingin dan
meningkatkan kapasitas permukaan untuk pendinginan yang lebih baik
daripada conventional radiator. Sistem ini diaplikasikan untuk bekerja pada
kondisi temperatur udara sekitar yang lebih tinggi dengan surface area yang
lebih kecil.
Dua jalur sistem pendingin mensirkulasikan coolant dari saluran hisap
di bagian bawah tangki, ke atas melalui bagian depan dari elemen pendingin
radiator. Kemudian coolant mengalir ke bawah lagi melalui bagian
belakang dari elemen pendingin radiator kemudian coolant dialirkan dari
bagian bawah tanki menuju water pump. Seperti pada rancangan jenis
folded core dan IMRM, konstruksi AMOCS radiator adalah jenis modular.
7) Cooling Fan
Gambar 2.21 Tipe fan [1]
Kipas (fan) yang terpasang pada machine ada dua tipe yaitu
conventional suction fan atau blower type fan seperti yang terlihat pada
![Page 37: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/37.jpg)
22
(Gambar 2.21). Pada tipe Suction fan (1) udara luar akan dihisap dan aliran
udara akan melewati fin dan core yang ada pada radiator, terhembus ke
engine dan exhaust melalui sisi ruangan pada bagian belakang atau bagian
bawah machine.
Blower type fan (2) beroperasi dengan cara yang berbeda yaitu dengan
cara udara yang di hisap dari bagian belakang kipas dihembuskan melewati
engine kemudian melalui radiator untuk mendinginkan coolant di dalam
radiator. Blower type fan digunakan pada machine yang beroperasi pada
daerah operasi yang sangat berdebu, contoh: track type tractor yang bekerja
pada tempat pembuangan akhir. Blower type fan juga berfungsi untuk
membantu mengurangi kemungkinan tersumbatnya radiator dan kerusakan
core akibat pengikisan. Vehicle pada aplikasi jalan raya umumnya
menggunakan suction type fan karena kecepatan gerak vehicle dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan aliran udara yang melewati radiator.
8) Radiator Pressure Cap
Gambar 2.22 Radiator Pressure Cap [1]
Komponen sistem pendingin yang mungkin paling dilupakan adalah
radiator cap (pressure cap). Pressure cap seperti yang terlihat pada
(Gambar 2.22) memiliki relief valve yang menjaga agar tekanan pada sistem
pendingin tidak melebihi tekanan yang diinginkan. Pressure cap
mempertahankan tekanan pada sistem pendingin.
Dengan menaikkan tekanan sebesar 1 psi, titik didih air akan naik
sebesar 1.8oC (3,25oF), yang memungkinkan air tidak mendidih pada suhu
212oF (100oC). Umumnya radiator cap memiliki relief valve yang sanggup
![Page 38: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/38.jpg)
23
menahan tekanan sistem pendingin bervariasi antara 48 -165 Kpa (7 – 24
psi). Ketika temperatur coolant naik maka tekanan sistem pendingin juga
akan naik karena sistem menggunakan sistem tertutup.
Level pengisian coolant harus mencapai level pada filler pipe. Jika
sistem pendingin dilengkapi dengan coolant recovery system (expansion
tank atau reservoir) untuk pengecekan level coolant dapat dilihat pada
recovery container.
9) Hose
Hose radiator menghubungkan water pump dan engine block
(umumnya pada thermostat housing). Fungsinya adalah sebagai saluran
penghubung aliran (flow) coolant yang akan ke radiator dan yang akan
mengalir dari radiator ke water pump. Bentuk dari hose dan sambungan lain
biasanya identik dengan kondisinya. Jika sebuah hose yang lunak dan
kenyal serta mudah melipat ketika ditekan, hal ini mengindikasikan bahwa
hose mengalami kerusakan pada bagian dalam dan harus diganti. Jika
sebuah hose yang keras dan tidak fleksibel lagi sebagai akibat dari panas,
hose harus diganti. Beberapa hose mempunyai penguat pada bagian
dalamnya (spring) untuk mencegah hose terlipat ketika temperatur di dalam
sistem pendingin turun (drop). Clamp hose harus diperiksa secara berkala
dari kebocoran atau kekencangan pengikatannya.
![Page 39: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/39.jpg)
24
BAB III. METODOLOGI
Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana perencanaan dan pembuatan
simulator. Simulator ini adalah simulator sistem pendingin dengan tipe
AMOCS (Advance modular cooling system) yang dibuat dengan mengacu
pada sistem pendingin yang ada pada engine C-18 yang digunakan pada unit
motor grader 24 M Caterpillar.
Simulator ini tidak menggunakan komponen yang dipakai pada
engine. Tetapi kami menggunakan skematik sistem pendingin untuk
menggantikan komponen-komponen tersebut.
3.1 Langkah-langkah pembuatan simulator
Adapun dalam pembuatan simulator, diperlukan suatu metode
perencanaan agar pelaksanaan pembuatan dapat terencana dan berjalan
dengan baik. Metode yang dilaksanakan tergambar pada diagram alir
dibawah ini.
Gambar 3.1 Alur kerja pembuatan simulator
![Page 40: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/40.jpg)
25
3.1.1) Mulai
Pertama yang dilakukan adalah persiapan, Persiapan seperti
pengaturan jadwal pembuatan simulator agar kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan mendapat hasil yang diinginkan.
Pembuatan simulator ini dilaksanakan setelah proposal disetujui pada
tanggal 17 April 2017 dan selesai pada tanggal 2 Agustus 2017. Tempat
pelaksanaan dari kegiatan pembuatan simulator ini di bengkel Alat Berat
Politeknik Negeri Padang.
3.1.2) Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan referensi yang digunakan dalam
pembuatan simulator ini penulis menggunakan metode :
1) Studi literatur
Penulis mengambil beberapa sumber dari service manual, student guide
book, dan service information system yang sesuai dengan permasalahan
dan topik yang diambil penulis.
2) Wawancara
Penulis menanyakan langsung kepada pihak pembimbing atau pihak
yang terkait dengan permasalahan tersebut untuk mendapatkan informasi
3) Observasi langsung
Penulis melakukan pengamatan di PT. Trakindo Utama untuk
mendapatkan informasi tentang permasalahan tersebut.
4) Eksperimen
Penulis melakukan eksperimen selama proses perancangan dan
pembuatan simulator dengan tujuan didapatkan alat yang mudah untuk
dimengerti dan mudah dalam penggunaannya.
3.1.3) Pembuatan desain simulator
Simulator dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik dan praktis
dalam penggunaannya. Desain yang harus dibuat adalah desain untuk
rangka dan kertas stiker untuk melapisi papan simulator.
![Page 41: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/41.jpg)
26
3.1.4) Menyiapkan alat dan bahan
Dalam pembuatan simulator bahan habis pakai yang diperlukan
adalah sebagai berikut :
1) Besi siku
2) Papan triplek
3) Papan PCB (Printed circuit board)
4) IC (Integrated circuit)
5) Resistor
6) LED (Light emitting diode)
7) Komponen elektronik lainnya
Sedangkan alat yang digunakan untuk membuat simulator adalah
sebagai berikut :
1) Mesin las
2) Gerinda
3) Bor tangan
4) Gergaji
5) Bor PCB
6) Solder
Untuk daftar bahan habis pakai dan biaya secara lebih detail dapat
dilihat pada lampiran.
3.1.5) Pembuatan simulator
Setelah semua alat dan bahan tersedia maka langkah selanjutnya
membuat simulator sesuai desain, Desain simulator dapat dilihat pada
lampiran. Proses pembuatan dibagi menjadi beberapa proses yaitu :
1) Pembuatan rangka dan papan simulator
Pada pembuatan rangka dan papan simulator dilakukan proses
pemotongan, pengeboran, pengelasan, pengecatan dan pelapisan
papan simulator dengan kertas stiker yang sudah di desain.
2) Pembuatan rangkaian lampu LED
Rangkaian lampu LED digunakan untuk mensimulasikan aliran dari
cairan pendingin pada alat berat.
![Page 42: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/42.jpg)
27
3.1.6) Pengujian simulator
Pengujian simulator dilakukan untuk mengetahui kinerja dari alat
yang dibuat serta untuk mengetahui jika ada kekurangan pada simulator
agar segera dapat di perbaiki. Parameter yang diamati saat pengujian alat
adalah :
1) LED menyala dan berjalan dengan baik.
2) Indikator temperature menyala dan berjalan dengan baik.
3) LED menyala secara otomatis.
3.1.7) Selesai
Setelah selesai dari proses pembuatan dan pengujian alat, maka
dilakukan proses finishing dan merapikan rangkaian elektronik agar
simulator terlihat rapi dan menarik.
![Page 43: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/43.jpg)
28
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Simulator ini adalah simulator sistem pendingin dengan tipe AMOCS
(Advance modular cooling system) yang dibuat dengan mengacu pada
sistem pendingin yang ada pada engine C-18 yang digunakan pada unit
motor grader 24 M Caterpillar. Engine ini dilengkapi dengan sistem
pendingin bertekanan yang dilengkapi dengan shunt line. Sistem pendingin
bertekanan dapat memberikan dua keuntungan. Yang pertama sistem
pendingin dapat dioperasikan secara aman pada temperatur yang lebih tinggi
dari pada titik didih air, yang kedua kavitasi pada water pump dapat
dicegah. Sistem pendingin bertekanan mencegah timbulnya udara atau
kantong uap terbentuk pada cooling system
Beberapa engine dilengkapi dengan Advanced Modular Cooling
System (AMOCS) untuk membuang panas. Konstruksi dari radiator ini
terdiri dari beberapa core AMOCS yang didesain secara modular. Desain ini
mengijinkan coolant mengalir dari bagian bawah radiator ke bagian atas
dan kembali lagi kebagian bawah dari radiator. Desain ini memaksimalkan
efek dari pendinginan pada radiator pada tempat yang sempit. Dibawah ini
merupakan gambar dari AMOCS radiators.
Gambar 4.1 AMOCS radiator [1]
![Page 44: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/44.jpg)
29
Dibawah ini merupakan skematik aliran dari cooling system yang
digunakan pada engine C-18.
Gambar 4.2 Skematik aliran coolant [3]
Di bawah ini merupakan nama-nama komponen yang terdapat pada
skematik :
1) Cylinder head
2) Water temperature regulator
3) Vent lines
4) Outlet hose (radiator inlet line)
5) Vent line
6) Cylinder block
7) Shumt line
8) Turbocharger
9) Bypass tube
10) Power train oil cooler
11) Engine oil cooler
12) Water pump
13) Radiator outlet
14) Radiator
15) Hydraulic demand fan
![Page 45: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/45.jpg)
30
4.1.1) Aliran coolant
Pada saat engine beroperasi, water pump (12) mensirkulasikan
sebagian besar dari coolant dari radiator (14) kedalam engine oil cooler
(11), coolant kemudian mengalir dari engine oil cooler ke power train oil
cooler (10), oil cooler secara efektif memindahkan panas dari oil ke coolant.
Coolant dari power train oil cooler mengalir kedalam cylinder block (6)
melalui bonnet dan elbow. Coolant bersirkulasi melalui area water jacket
dari cylinder block. Coolant mengalir disekitar cylinder liners, melalui
coolant directors dan masuk ke dalam cylinder head (1).
Coolant directors yang berada pada cylinder head mengarahkan aliran
disekitar valve passage dan exhaust ports yang telah tercetak didalam
cylinder head, setelah itu coolant mengalir ke bagian depan dari bagian
depan dari cylinder head, disini water temperature regulator (2) mengatur
arah aliran dari coolant. Water temperature regulator tertutup ketika engine
dalam kondisi dingin, coolant mengalir melalui regulator housing dan
bypass tube (9) kembali lagi ke water pump. Menghambat sejumlah aliran
yang menuju radiator membantu untuk memanaskan engine dengan cepat.
Jika coolant pada kondisi temperatur kerja normal, water temperature
regulator terbuka dan coolant mengalir menuju ke radiator melalui outlet
hose (4). Saat coolant mengalir melalui radiator, panas dari coolant di
pindahkan ke udara yang dipaksakan melintasi fin dari radiator. Aliran
udara mengalir melalui radiator ini disebabkan oleh hydraulic demand fan
(15), hydraulic demand fan adalah fan yang di gerakkan secara hidrolik, fan
ini di kontrol oleh Electronic Control Module (ECM) untuk engine. Coolant
keluar dari radiator melalui radiator outlet (13) dan kembali lagi ke water
pump.
Shunt line (7) memberikan beberapa keuntungan pada jenis cooling
system ini. Shunt line memberikan positive coolant pressure pada water
pump inlet yang mencegah kavitasi pada pompa, sedikit aliran dari coolant
mengalir konstan melalui shunt line ke inlet dari water pump. Vent lines (3)
(5) menyediakan purge ports untuk engine dan radiator, aliran secara terus
menerus dari coolant melalui shunt line memastikan bahwa sedikit dari
![Page 46: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/46.jpg)
31
coolant akan terus bersirkulasi melalui vent lines. Sirkulasi melalui vent
lines ini mengijinkan udara yang terjebak di hilangkan dari sistem selama
engine sedang beroperasi. Coolant untuk turbocharger (8) berasal dari
saluran yang terhubung pada water temperature regulator housing, saluran
ini menijinkan coolant bersirkulasi melalui turbocharger hanya ketika water
temperature regulator terbuka, coolant mengalir melalui hose ke
turbocharger catridge, coolant digunakan untuk mendinginkan
turbocharger catridge.
4.2 Langkah-langkah Troubleshooting
Mendiagnosa adalah pengaturan, cara-cara logika untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah. Ini adalah kritikal
skill untuk sorang technician dan mencerminkan dari efektifitas dan
efisiensi dalam memperbaiki sistem atau komponen yang digunakan
pada alat berat. Delapan langkah ini memfasilitasi technician dengan
kemampuan untuk dengan cepat dan benar menjelaskan penyebab utama
dari permasalahan, dan secara konsekuen membantu dalam menghemat
waktu, tenaga dan uang. Dalam proses diagnostik, ada 8 langkah dasar
untuk diikuti:
1) Yakinkan masalah benar-benar terjadi.
Kurangnya pengalaman terhadap karakter machine dan biasanya
pengoperasian yang tidak tepat dari machine dapat menyebabkan
operator berpikir bahwa machine mengalami masalah.
Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa masalah benar-benar
terjadi adalah mengumpulkan informasi dari Operator, technician,
customer dan orang-orang yang familiar terhadap machine, kita juga harus
mendengarkan keluhan customer mengenai apa yang terjadi, apa yang
dilakukan customer saat timbul masalah dan sebelum masalah terjadi,
apakah machine beroperasi dengan baik kemudian tanyakan juga Kondisi
operasi meliputi:
a) Kondisi geografis (berbatu, berpasir, ketinggian operasi)
b) Cuaca (sangat dingin, sangat panas, kelembaban tinggi dan lain-
![Page 47: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/47.jpg)
32
lain)
c) Saat masalah muncul, apakah operator berpengalaman yang
mengoperasikan?
2) Nyatakan masalah dalam tulisan
Sekali anda mendapat kejelasan bahwa masalah benar-benar
terjadi, langkah berikutnya adalah menyatakan masalah dalam tulisan
dengan pernyataan yang sederhana. Hal ini akan membantu dengan
jelas mengidentifikasi secara alami masalah yang terjadi.
3) Lakukan pemeriksaan pada engine/machine
Secara visual periksa seluruh machine. Periksa kerusakan yang
nyata/terlihat seperti kebocoran, bolt yang kendor, crack dan lain-lain.
Periksa semua fluid level dan minta operator untuk mengoperasikan
machine pada kondisi actual dan periksa masalah yang terjadi. Jangan
menebak-nebak berdasarkan apa yang d i lihat. Pastikan lebih detail. Dan
catat data yang didapat.
4) Buat daftar semua kemungkinan penyebab masalah
Pastikan mencatat semua kemungkinan dari yang paling mudah
sampai yang jarang terjadi dan paling sulit. Gunakan service manual dan
skematik sistem untuk memastikan bahwa anda telah mempertimbangkan
semua kemungkinan. Ingat untuk mengaplikasikan basic system yang
telah diajarkan, hal ini akan membantu untuk memastikan bahwa penyebab
yang sebenarnya sudah tertulis pada daftar yang anda buat.
5) Lakukan pengetesan dan catat hasil pengetesan
Hal ini yang paling penting untuk melakukan pengetesan dan
mencatat semua data. Informasi yang dikumpulkan dari langkah 1
sampai langkah 4, ditambah machine service manual, akan membantu
menjelaskan tes yang mana yang perlu dilakukan dan didahulukan.
Pastikan untuk mengikuti test specification dan prosedur dalam
service manual. Dalam pengetesan akan memerlukan pengecekan seperti
cycle time, pressure, temperature ataupun karakteristik machine yang
lain.
![Page 48: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/48.jpg)
33
6) Sisihkan dan isolasi permasalahan
Sekarang, gunakan semua data yang terkumpul sampai saat ini untuk
menyisihkan penyebab dalam daftar yang tidak berpengaruh terhadap
masalah, dan isolasi penyebab yang sesungguhnya. Lihat daftar
kemungkinan penyebab yang telah anda buat di langkah 4, dan
berdasarkan input dari operator dan yang lainnya, inspeksi anda dan hasil
pengetesan, mulailah menghilangkan segala sesuatu yang tidak
menyebabkan masalah. Pada tahap ini telah mengisolasi kemungkinan
penyebab paling besar yang membuat masalah.
7) Perbaiki permasalahan
Jika masih ada lebih dari satu kemungkinan penyebab dalam daftar
anda, mulailah dari yang paling simple dan mudah untuk dilakukan. Sekali
machine telah diperbaiki, lakukan lagi pengetesan yang tepat. Pastikan
masalah benar-benar telah diselesaikan. Jika mungkin lakukan observasi
pada machine pada saat beroperasi, tunggu machine mencapai operating
temperature dan perhatikan machine pada kondisi normal operasi. Hal
ini untuk memastikan bahwa perbaikan anda telah berhasil sebelum anda
meninggalkan lokasi machine.
8) Analisa permasalahan
Meskipun machine telah selesai diperbaiki, masih ada satu
langkah diagnostic, menganalisa kerusakan. Mengapa masalah terjadi
seandainya masalah baru pertama kali terjadi?
Prosedur ini mungkin sangat mudah jika sumber masalah
terlihat jelas. Hal ini mungkin juga memerlukan proses failure analysis
yang rumit. Lampirkan analisa anda pada service report, bersama-sama
dengan informasi yang relevan tentang machine tersebut.
Melakukan step terakhir ini akan menyediakan informasi yang
sangat berharga untuk pola perbaikan dan support machine tersebut. Hal
ini juga akan meningkatkan skill diagnostic, karena pengetahuan
tentang Caterpillar machines, components systems akan berkembang
setiap melakukan analisa.
![Page 49: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/49.jpg)
34
4.3 Penyebab Engine Overheating
Overheating adalah kondisi dimana temperatur aktual dari engine
berada diatas temperatur kerja yang telah ditentukan, problem ini
disebabkan karena kegagalan pada cooling system dibawah ini merupakan
kemungkinan penyebab dari engine overheating.
1) Air pendingin kurang ( level coolant terlalu rendah)
Bila air pendingin kurang maka aliran air pendingin pada engine
dan radiator menjadi tidak lancar dan tidak bisa mengambil panas
secara maksimum dari engine untuk didinginkan di radiator.
Kurangnya air pendingin disebabkan oleh kebocoran-kebocoran atau
salah waktu pengisian radiator. Pada saat engine dingin yakinkan air
dapat terlihat pada bagian bawah leher tube pengisi radiator.
2) Temperature Gauge rusak
Temperature gauge yang rusak tidak akan menunjukan
temperatur yang sebenarnya. Bila temperature gauge menunjukan
temperatur yang terlalu panas, tapi kondisi yang lain normal maka
ganti temperature gauge yang kondisinya baik atau periksa cooling
system dengan 4C6500 Digital Thermometer Group.
3) Radiator kotor
Periksa fins antara radiator core dari kotoran / ranting yang
menghambat aliran udara. Periksa radiator dari kotoran, kerak di
bagian dalam core radiator yang menghambat aliran coolant di
radiator core.
4) Belt kendor
Kekendoran fan atau gear penggerak water pump akan
menyebabkan berkurangnya aliran udara atau air. Kencangkan belt
sesuai dengan Belt Tention Chart yang ditunjukan di Specification.
5) Hose rusak
Kerusakan hose yang mengakibatkan kebocoran mudah dilihat.
Kerusakan yang tidak bisa dilihat dengan mata pada saat beroperasi
akan menghambat aliran coolant. Misanya hose menjadi lunak, atau
retak karena sudah lama dipakai. Apabila pergantianya melebihi
![Page 50: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/50.jpg)
35
waktu yang ditentukan, bagian dalam dari hose bisa lepas dan akan
menghambat aliran coolant.
6) Thermostat ( Water temperatur regulator ) rusak
Regulator yang tidak bisa terbuka atau hanya membuka sedikit
akan menyebabkan panas diatas normal. Lihat Testing and Adjusting
melakukan prosedur pengetesan Water Temperature Regulator.
7) Water Pump rusak
Water pump yang impellernya kendor tidak cukup kuat untuk
memompakan coolant. Kendornya impeller water pump bisa dilihat
dengan melepas water pump dan menekan shaft serta menariknya
kembali. Bila tidak ada kerusakan pada impeller maka periksa celah
(clearance) impeller.
8) Terdapat udara di dalam cooling system
Udara dapat masuk kedalam cooling system melalui beberapa
cara, umumnya disebabkan pengisian cooling system yang tidak benar
dan kebocoran pembakaran ke dalam sistem. Udara dapat masuk ke
sistem melalui keretakan didalam atau karena gasket cylinder head
rusak. Udara yang ada pada cooling system dapat mengakibatkan
terhambatnya aliran coolant dan membuat gelembung – gelembung
pada coolant. Air Bubble tertahan pada saluran coolant dan dapat
menghambat aliran panas ke dalam coolant. Udara yang terdapat pada
cooling system dapat ditemukan dengan Bottle Test. Alat yang
diperlukan untuk tes ini adalah satu pint bottle, tempat air, dan hose
yang akan dihubungkan dengan bagian ujung dari overflow pipe
radiator. Sebelum melakukan pengetesan yakinkan pengisian coolant
dilakukan dengan benar. Gunakan kabel kecil untuk menahan relief
valve pada cap radiator dengan posisi terbuka. Pasang cap radiator
dan kencangkan. Pasang hose pada bagian ujung dari overflow pipe.
Start engine dan operasikan pada high idle rpm beberapa menit
sampai temperatur operasi. Gunakan tutup pada core radiator untuk
menjaga engine pada temperatur operasi. Setelah lima menit atau lebih
kendorkan bagian ujung hose pada botol yang berisi air. Letakkan
![Page 51: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/51.jpg)
36
botol tersebut pada bucket air dengan posisi terbalik. Bila air dapat
keluar dari botol dengan waktu kurang dari 40 detik, maka terdapat
kebocoran gas buang kedalam cooling system. Cari penyebab
masuknya udara atau gas buang ke dalam cooling system dan perbaiki.
9) Fan salah, fan atau shroud posisinya tidak benar
Fan yang salah, fan atau shroud dipasang pada posisi yang salah
akan mengakibatkan berkurangnya udara yang dihembuskan ke
radiator. Fan harus cukup besar untuk dapat meniupkan udara lebih
banyak ke radiator. Yakinkan ukuran dari fan dan shroud dan posisi
fan sesuai dengan rekomondasi pabrik.
10) Radiator terlalu kecil
Radiator yang terlalu kecil tidak cukup untuk melepaskan panas
pada cooling system, ini akan mengakibatkan engine pada saat
beroperasi temperaturnya lebih tinggi dari temperatur normal.
Yakinkan bahwa ukuran radiator sesuai dengan yang
direkomondasikan pabrik.
11) Tidak cukup aliran udara yang melewati radiator yang disebabkan
oleh hambatan pada komponen engine
Aliran udara yang digunakan untuk mendinginkan radiator
keluar dan masuk melalui daerah sekeliling engine. Yakinkan filter
pendingin udara dan komponen – komponen sejenisnya tidak
terpasang didaerah yang menghambat kebebasan aliran udara baik
yang masuk atau yang keluar.
12) Temperatur disekeliling engine terlalu panas
Ketika temperatur diluar engine terlalu panas dari rata – rata
cooling system, perbedaan temperatur tidak cukup antara udara luar
dan coolant. Untuk mendapatkan pendinginan yang bagus kurangi
beban engine.
13) Engine beroperasi pada tempat yang tinggi
Kapasitas pendingin pada cooling system turun karena mesin
digunakan ditempat yang lebih tinggi. System pressure yang rendah
harus digunakan untuk menjaga coolant dari pemuaian.
![Page 52: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/52.jpg)
37
14) Udara masuk terhambat
Hambatan masuknya udara ke engine menyebabkan temperatur
cylinder tinggi dan jumlah panas yang melewati cooling system terlalu
tinggi pula. Periksa hambatan dengan menggunakan sebuah water
manometer atau sebuah vaccum gauge ( mengukur pada inchers of
water ) .
Pasang gauge ke saluran masuk udara antara air cleaner dan
saluran yang akan masuk ke turbocharger. Dengan gauge yang
terpasang jalankan engine pada rpm beban penuh dan periksa
hambatannya. Hambatan maksimum pada udara masuk yaitu 635 kPa
( 25 inch of water ) . Bila hasilnya lebih besar dari hambatan
maksimum yang diijinkan maka buang kotoran dari elemen filter atau
pasang dengan elemen filter yang baru. Dan periksa kembali
hambatannya. Bila hasilnya masih lebih tinggi dari maksimum yang
diijinkan maka hambatannya pasti pada pipa saluran masuk.
15) Gas buang terhambat
Hambatan pada exhaust system mengakibatkan temperatur pada
cylinder tinggi dan terlalu banyak panas yang ditanggung oleh cooling
system. Untuk mengetahui kemungkinan hambatan pada exhaust
system, lakukan pemeriksaan secara visual pada exhaust system.
Periksa kerusakan pipa atau muffler. Bila tidak ditemukan kerusakan
periksa sistem untuk back pressure dari exhaust (Pengukuran
perbedaan tekanan antara saluran exhaust dan tekanan udara luar ).
Back pressure harus tidak boleh lebih tinggi dari 1016 kPa ( 40
Inches of water ). Kita juga dapat memeriksa sistem dengan melepas
pipa exhaust dari exhaust manifold. Dengan pipa exhaust terlepas,
engine dijalankan untuk mengetahui masalahnya.
16) Fuel Injection Timing tidak benar
Periksa dan lakukan penyetelan sesuai dengan testing and
adjusting.
![Page 53: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/53.jpg)
38
4.4 Deskripsi Alat
Cooling system simulator ini di buat mengacu pada sistem pendingin
yang digunakan pada engine C-18 pada unit Motor Grader 24 M
Caterpillar, simulator ini memiliki bentuk prisma segitiga yang dibuat
menggunakan rangka besi yang disambungkan menggunakan las, dan
memiliki papan triplek pada bagian depan yang di lapisi oleh stiker yang
berisi keterangan dan skematik yang akan digunakan untuk mensimulasikan
aliran yang terjadi pada cooling system. Berikut ini adalah spesifikasi
mengenai simulator tersebut :
1) Memiliki panjang 90 cm, lebar 28 cm dan tinggi 65 cm
2) Berat 4 Kg
3) Input tegangan 220 VAC
4) Tegangan sistem 5.35 VDC
5) Rangka besi menggunakan besi profil L dengan ukuran 25 mm x 25
mm dengan ketebalan 2 mm
6) Papan triplek yang digunakan memiliki ketebalan 6 mm
4.4.1) Tampak Depan Simulator
Gambar 4.3 Tampak Depan Simulator
Di atas ini adalah gambar tampak depan dari simulator, Bagian depan
simulator berisi penjelasan mengenai komponen-komponen cooling system
serta skematik yang diguanakan untuk memahami aliran yang terjadi pada
cooling system, pada bagian depan simulator ini juga terdapat indikator yang
![Page 54: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/54.jpg)
39
menunjukan besaran temperatur pada berbagai kondisi yang terjadi pada
aliran cooling system.
4.4.2) Tampak Belakang Simulator
Pada bagian belakang simulator terdapat buku panduan operasional
yang terletak disebelah kanan atas simulator, di bagian belakang juga
terdapat micro controller untuk mengatur sistem otomatisasi dari simulator,
micro controller tersebut terhubung dengan sebuah adapter yang merubah
tegangan AC 220 V menjadi tegangan DC 5.35 V. Dibawah ini merupakan
gambar tampak belakang dari simulator.
Gambar 4.4 Tampak Belakang Simulator
4.5 Pengoperasian Simulator
Pada cooling system simulator ini akan menampilkan beberapa aliran
dari cairan pendingin, pada kondisi normal operasi dan pada kondisi saat
komponen dari cooling system mengalami problem atau kerusakan yang
menyebabkan kondisi overheating. Simulator ini menggunakan LED
sebagai representasi cairan pendingin dan aliran yang terjadi pada cooling
system, warna hijau menunjukan kondisi cairan pendingin masih dalam
keadaan dibawah temperatur kerja engine yaitu 80oC, warna kuning
menunjukan kondisi cairan pendingin berada pada temperatur kerja engine
yaitu 82oC – 108oC, dan warna merah menunjukan kondisi temperatur
cairan pendingin diatas 108oC. simulator ini menggunakan saklar untuk
menyalakan dan mematikan simulator untuk menyalakan gerakan tuas
![Page 55: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/55.jpg)
40
saklar ke atas dan untuk mematikan gerakan tuas ke bawah untuk
mengulangi siklus aliran tekan tombol reset. gambar dibawah ini
menunjukan posisi dan fungsi dari masing-masing saklar.
Gambar 4.5 Saklar pada Simulator
4.2.1) Kondisi normal operasi
Pada kondisi ini LED akan menyala sesuai dengan arah aliran pada
kondisi aktual, Peningkatan temperature akan ditampilkan menggunakan
indikator dan warna dari LED. Pada kondisi normal operasi ini dibagi
menjadi beberapa fase atau tahapan proses yang terjadi pada aliran cooling
system, yaitu :
1) Fase pertama menunjukan bahwa temperatur cooling system masih
belum tercapai dan coolant mengalir dari water pump menuju water
jacket melalui bypass line dan begitu seterusnya karena thermostat
masih tertutup, coolant tidak dapat mengalir menuju ke radiator,
karena operating temperature belum tercapai, ini digambarkan dengan
LED yang berjalan sebagai tanda coolant itu mengalir dan nyala LED
berwarna hijau sebagai tanda bahwa temperatur dari coolant masih
dingin dan indikator temperatur masih menunjukan angka dibawah
80oC.
2) Fase kedua adalah saat coolant mencapai operating temperature,
thermostat mulai membuka dan coolant mengalir dari water pump ke
water jacket kemudian melewati thermostat dan mengalir menuju ke
radiator dan sebagian kembali ke water pump melalui bypass line ini
![Page 56: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/56.jpg)
41
digambarkan dengan laju LED berwarna kuning sebagai tanda bahwa
coolant telah mencapai operating temperature, indikator menunjukan
angka 82 oC - 92 oC.
3) Fase ketiga adalah saat kondisi thermostat terbuka penuh jadi aliran
coolant mengalir dari water pump menuju water jacket kemudian ke
radiator ini digambarkan dengan laju LED berwarna merah sebagai
tanda temperatur coolant tinggi kemudian pada bottom tank radiator
nyala dari LED berwarna kuning yang menandakan adanya
perpindahan panas dari coolant ke atmosfer, indikator menunjukan
angka 92 oC - 108 oC.
4.2.2) Kondisi saat terjadi problem pada komponen cooling system
Kondisi ini diaktifkan dengan menggunakan saklar sesuai dengan
masalah yang diinginkan tetapi sebelum mengaktifkan saklar yang akan
digunakan pastikan semua saklar yang tidak digunakan pada posisi mati.
Pada kondisi ini, simulator akan mensimulasikan kondisi aliran cairan
pendingin saat terjadi masalah atau problem pada komponen cooling system.
Beberapa komponen pada cooling system yang dijadikan akar masalah pada
simulator ini adalah radiator, water pump dan thermostat. Kondisi yang
ditampilkan pada tiap-tiap komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pada radiator masalah yang timbul akan disimulasikan dengan LED
yang menyala warna merah dan bergerak tetapi tidak terjadi
perubahan warna yang mengindikasikan tidak terjadinya perpindahan
panas ke atmosfer sehingga menyebabkan masalah overheating.\
2) Pada water pump masalah yang timbul akan disimulasikan dengan
LED yang menyala warna merah tetapi tidak bergerak yang
mengindikasikan tidak adanya aliran pada sistem yang menyebabkan
panas dari engine tidak bisa bersirkulasi untuk didinginkan di radiator
sehingga menyebabkan masalah overheating.
3) Pada thermostat masalah yang muncul adalah kondisi thermostat
dalam posisi stuck close yang menyebabkan aliran cairan pendingin
dari engine yang membawa panas kembali lagi ke water pump
![Page 57: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/57.jpg)
42
melewati bypass line dan tidak dapat mengalir menuju radiator untuk
proses perpindahan panas ke atmosfer sehingga menyebabkan
masalah overheating.
![Page 58: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/58.jpg)
43
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan pembuatan cooling system simulator,
penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1) Proses pembuatan simulator terdiri atas 3 proses pengerjaan yaitu :
a) Proses pembuatan kerangka simulator.
b) Proses pembuatan komponen elektronika dari simulator.
c) Proses perakitan simulator.
2) Aliran yang terjadi pada cooling system simulator dibagi menjadi 4
kondisi seperti berikut :
a) Aliran saat temperatur coolant masih dingin atau dibawah
temperatur kerja engine, pada kondisi ini thermostat masih
tertutup.
b) Aliran saat temperatur coolant telah mencapai opening
termperature dari thermostat, pada kondisi ini thermostat mulai
membuka.
c) Aliran saat temperatur coolant telah mencapai fully open
temperature dari thermostsat pada kondisi ini thermostat terbuka
penuh.
d) Aliran saat temperatur coolant telah melebihi temperatur kerja
engine ( overheating ), yang disebabkan oleh kerusakan atau
problem pada komponen cooling system.
3) Cara mengoperasikan simulator yang penulis buat yaitu :
a) Hubungkan kabel power simulator pada sumber listrik.
b) Nyalakan saklar pada posisi on untuk menghidupkan simulator
dan tekan reset jika ingin mengulangi dari awal.
c) Untuk mengaktifkan simulasi aliran cooling system pada saat
terjadi problem pada masing-masing komponen dapat dipilh
pada saklar yang berada pada simulator.
![Page 59: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/59.jpg)
44
5.2 Saran
Berdasarkan proses pembuatan cooling system simulator, penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut :
1) Memperhitungkan penggunaan bahan yang minimalis, sehingga
kelebihan bahan dalam pengerjaan dapat dihindari.
2) Membuat simulator yang lebih interaktif.
3) Menambah jenis-jenis cooling system yang lain pada simulator.
4) Menyederhanakan rangkaian komponen elektronika pada simulator.
5) Membuat keterangan yang lebih mudah dimengerti pada simulator.
Penulis berharap agar simulator ini dapat bermanfaat dalam proses
pembelajaran, agar mahasiswa dapat memahami aliran yang terjadi pada
Cooling system.
![Page 60: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/60.jpg)
45
DAFTAR PUSTAKA
[1] Training Center Dept. (2009). Intermediate Engine. Papua: Trakindo
Tembagapura Division.
[2] Training Center Dept. (2005). Fundamental Diesel Engine. Cileungsi: PT.
Trakindo Utama.
[3] Caterpillar. (2015, Agustus 1). Service Information System. Dipetik Mei 17,
2017, dari Caterpillar: https://sis.cat.com
![Page 61: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/61.jpg)
46
Lampiran 1. Pembuatan Simulator
Pada proses pembuatan simulator dibagi menjadi 6 tahapan yaitu:
1) Perencanaan
2) Pembuatan kerangka
3) Pembuatan papan simulator
4) Pembuatan komponen elektronik
5) Pemasangan komponen elektronik
6) Pengujian
1.1) Perencanaan
Pada proses perencanaan dilakukan pembuatan sketsa kerangka dan
menentukan dimensi dari simulator. Gambar di bawah ini menunjukan
sketsa kerangka dari simulator
Gambar 1.1 Sketsa Kerangka Simulator
![Page 62: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/62.jpg)
47
1.2) Pembuatan Kerangka
Pada tabel dibawah ini menunjukan alat dan bahan yang digunakan
dalam pembuatan kerangka dari simulator.
Tabel 1.1 Bahan dan alat untuk pembuatan kerangka simulator
No. Alat dan bahan Jumlah
1. Gergaji besi 1 Buah
2. Amplas 2 lembar
3. Meteran 1 Buah
4. Kuas 1 Buah
5. Spidol 1 Buah
6. Mesin Las 1 Buah
7. Busur Las 10 Buah
8. Kikir 1 Buah
9. Cat besi 1 Kaleng
10. Besi siku 25 mm 7 Meter
11. Kuas 1 Buah
12. Bor tangan 1 Buah
Proses atau tahapan yang di lakukan dalam pembuatan kerangka
simulator adalah sebagai berikut:
1) Pemotongan
Sebelum dipotong besi diukur sesuai dengan yang diperlukan. Tandai
tempat yang akan dipotong agar tidak terjadi kesalahan. Lalu lakukan
pemotongan dengan menggunakan gergaji besi.
2) Pengelasan
Besi yang telah dipotong disambung dengan cara di las. Lakukan juga
pengeboran pada beberapa titik sebagai lubang baut. Setelah itu kembali
lakukan pengikiran dan penghalusan pada bagian yang dilas dan dibor agar
menjadi rata.
![Page 63: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/63.jpg)
48
3) Penghalusan
Setelah besi dipotong, lakukan pengikiran pada bagian yang dipotong
tadi. Setelah itu lakukan penghalusan menggunakan amplas pada seluruh
bagian permukaan besi. Sehingga permukaan besi menjadi rata dan halus.
4) Pengecatan
Setelah besi diamplas, lakukan pengecetan pada seluruh bagian
permukaan dari besi tersebut. Dengan tujuan kerangka simulator tahan
terhadap karat.
1.3) Pembuatan Papan Simulator
Pada tabel dibawah ini menunjukan bahan yang digunakan dalam
pembuatan papan dari simulator
Tabel 1.2 Bahan untuk membuat papan simulator
No. Alat dan bahan Jumlah
1. Papan Triplek 1 Lembar (90cm x 70 cm)
2. Stiker 1 Lembar (90cm x 70 cm)
3. Cat 1 Kaleng
4. Amplas 1 Lembar
Berikut ini merupakan alat yang digunakan dalam pembuatan papan
simulator:
1) Bor
2) Gergaji
3) Meteran
4) Spidol
Pembuatan papan simulator ini melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1) Pemotongan
Sebelum dipotong papan diukur sesuai dengan ukuran yang kita
perlukan. Tandai dengan spidol pada setiap bagian yang akan dipotong.
Lalu lakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji. Setelah dipotong,
![Page 64: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/64.jpg)
49
lakukan pengeboran sesuai dengan titik pengeboran yang ada pada rangka
simulator.
2) Penghalusan
Lakukan penghalusan menggunakan ampalas pada bagian yang
dipotong dan dibor, agar terlihat rapi dan lebih halus. Dibawah ini
merupakan gambar simulator setelah pemasangan dan penghalusan papan
triplek.
Gambar 1.2 Simulator setelah pemasangan dan penghalusan papan triplek
3) Pengecatan
Setelah penghalusan lakukan pengecetan pada seluruh bagian
permukaan dari papan triplek menggunakan cat berwarna clear.
4) Menempelkan stiker
Setelah papan triplek terlapisi dengan cat. Langkah selanjutnya adalah
melapisi papan triplek yang akan di jadikan simulator. Tempelkan stiker
secara perlahan dan pastikan permukaan papan dalam keadaan bersih agar
stiker menempel dengan baik. Dibawah ini merupakan gambar simulator
setelah penempelan stiker.
Gambar 1.3 Simulator setelah penempelan stiker
![Page 65: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/65.jpg)
50
1.4) Pembuatan komponen elektronik
Simulator ini menggunakan micro controller untuk mengatur
rangkaian running LED agar menyala secara otomatis berdasarkan pada
seven segment yang berfungsi sebagai indikator temperatur cooling system.
Adapun bahan yang di butuhkan untuk membuat rangkaian micro controller
dan running LED adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3. Bahan untuk membuat rangkaian running LED dan micro controller
No. Alat dan Bahan Jumlah
1 Resistor 220Ω 150 Buah
2 LED hijau 11 Buah
3 LED bicolour 40 Buah
4 IC 4017N 15 Buah
5 IC 555 15 Buah
6 Capacitor 10 µf 15 Buah
7 Papan PCB 10 Buah
8 Resistor 10 K Ω 20Buah
9 Timah 3 gulung
10 Feri chloride 10 bumgkus
11 Kabel 10 Meter
12 Kertas foto 10 Lembar
14 Atmega 8 + socket 1 Buah
15 Transistor 9013 20 Buah
16 Resistor 10K 20 Buah
17 Crystal 16Mhz 1 Buah
18 Kapasitor 22µf 2 Buah
19 Bluesko 2 pin 1 Buah
20 Jack DC 1 Buah
21 IC 7805 1 Buah
22 White housing 2 pin 3 Buah
23 Black housing (Female) 1 Batang
24 Seven segment 3 Buah
![Page 66: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/66.jpg)
51
25 Transistor 9012 20 Buah
26 Dioda 1 A 250 Buah
27 Heat shrink 10 Meter
28 Switch 4 Buah
29 Push button 2 Buah
30 Resistor 22 K Ω 20 Buah
31 Isi lem tembak 10 batang
32 Solasi 1 Buah
Alat yang digunakan dalam pembuatan komponen elektronik adalah sebagai
berikut :
1) Solder
2) Bor PCB
3) Adapter bor PCB
4) Tang potong
5) Wadah plastik
6) Gergaji PCB
7) Gunting
8) Setrika
9) Lem Tembak
Pembuatan rangkaian running LED dan micro controller melalui beberapa
tahapan sebagai berikut:
1) Membuat skematik
Untuk dapat membuat rangkaian jalur pada PCB hal yang pertama kali
harus dilakukan adalah membuata skematik rangakaian yang akan kita buat,
ada beberapa tahapan untuk membuat skematik berikut ini adalah tahapan
tersebut :
![Page 67: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/67.jpg)
52
a. Pertama-tama masukkan komponen yang di butuhkan dengan
cara mengklik icon seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.4 Penambahan komponen
b. Cari komponen yang akan digunakan dalam rangkaian dengan
cara search library, di bawah ini merupakan gambar pencarian
komponen.
Gambar 1.5 Pencarian komponen
c. Untuk memudahkan peletakan komponen dan pada saat
menghubungkan wire maka dibutuhkan grid. untuk
mengaktifkan grid dapat dilakukan dengan cara Klik tool Grid
seperti gambar di bawah atau dengan tombol 'F6' pada
keyboard. Sesuaikan ukuran dengan satuan mm agar
memudahkan dalam menghitung panjang dan lebar wire dll,
![Page 68: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/68.jpg)
53
berikut ini adalah gambar icon grid seperti yang ditunjukan pada
gambar di bawah ini.
Gambar 1.6 Tool Grid
Di bawah ini merupakan gambar pengaturan ukuran dan satuan dari grid.
Gambar 1.7 Pengaturan grid dan satuan yang digunakan
d. Setelah semua komponen lengkap, berikutnya adalah menyusun
komponen. sesuaikan dengan gambar dan posisi agar komponen
yang terhubung tidak terlalu jauh.
Gambar 1.8 Pengaturan letak komponen
![Page 69: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/69.jpg)
54
e. Hubungkan Komponen yang terhubung dengan memilih Wire pada
Toolbar Kiri. Seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.9 Tool Wire
Setelah mengklik icon wire langkah selanjutnya adalah menhubungkan
terminal antar komponen, seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.10 Menghubungkan komponen
![Page 70: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/70.jpg)
55
f. Jika semua komponen telah di-wiring , berikutnya adalah
memberi nama dan nilai masing-masing komponen sebagai
acuan dalam pemasangan komponen nantinya. Untuk dapat
memberi nama dan nilai pada komponen kita harus mengklik
icon name seperti yang ditunjukan oleh gambar di bawah ini.
Gambar 1.11 Tool name
Dibawah ini merupakan gambar pemberian nilai pada komponen rangkaian.
Gambar 1.12 Memberi Nilai pada komponen
![Page 71: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/71.jpg)
56
Gambar dibawah ini menunjukan pemberian nama pada komponen
rangkaian.
Gambar 1.13 Memberi nama komponen
g. Setelah semua selesai simpan skematik. File >save.
h. Sebelum kita mengkonversikan ke dalam board, terlebih dahulu
harus kita cek apakah terdapat error yang nantinya bisa
berpengaruh pada rangkaian saat di ujicoba.
i. Untuk cara mengecek rangkaian tersebut sebelum dikonversikan
kedalam board adalah dengan cara manual yaitu memanfaatkan
tool Show Wire dengan tools ini kita akan tahu wire mana yang
terhubung dan mana yang tidak. untuk wire yang terhubung
maka wire akan berwarna lebih terang daripada wire yang lain.
j. Jika ternyata memang ada kesalahan maka delete wire yang
tehubung singkat tersebut dan atur ulang agar tidak terjadi
hubungan singkat pada komponen rangkaian lagi.
Gambar 1.14 Pengecekan konektivitas wire
![Page 72: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/72.jpg)
57
2) Mengkonversi skematik kedalam board PCB
a. Setelah kita memastikan bahwa rangkaian skematik yang kita
buat telah benar dan tidak terdapat error maka selanjutnya
adalah mengkonversikan kedalam board PCB.Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
Cari pada toolbar Board kemudian klik seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.15 Menkonversi skematik ke papan PCB
b. biasanya akan muncul notifikasi seperti pada gambar dibawah
ini yang artinya adalah "apakah anda ingin membuat board dari
skematik yang telah anda buat?" klik Yes.
Gambar 1.16 Notifikasi
![Page 73: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/73.jpg)
58
Dibawah ini merupakan gambar hasil akhir dari skematk yang
komponennya telah terhubung.
Gambar 1.17 Hasil akhir skematik
c. Selanjutnya akan muncul hasil board yang telah kita buat dari
file skematik tadi. Kemudian pindahkan semua komponen ke
dalam area kerja (worksheet). caranya adalah klik group >
kemudian blog semua komponen tersebut > lalu klik move >
kemudian klik kanan pada area komponen > move Group.
Dibawah ini merupakan gambar area kerja dari pembuatan
rangkaian jalur PCB
Gambar 1.18 Woorksheet
![Page 74: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/74.jpg)
59
Untuk menjadikan semua komponen menjadi satu kelompok klik icon group
seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.19 Tool group
Untuk mengelompokan klik lalu drag cursor menutupi seluruh komponen
yang akan dijadikan kelompok seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.20 Pengelompokan
![Page 75: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/75.jpg)
60
Untuk memindahkan klik icon move seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.21 Tool move
Gambar 1.22 Memindahkan secara kelompok
untuk memindahkan komponen secara bersamaan klik kanan lalu pilih
move: group seperti pada gambar diatas
![Page 76: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/76.jpg)
61
d. lalu pindahkan seluruh komponen kedalam area kerja
(worksheet) yang kita tentukan. Di bawah ini merupakan gambar
komponen yang sudah masuk kedalam area kerja.
Gambar 1.23 Komponen sudah di dalam area kerja
e. Selanjutnya untuk penempatan Posisi masing-masing
komponen. pada bagian ini kita akan menyusun komponen-
komponen tersebut menurut posisi yang paling proporsional dan
rapi. perkirakanlah jarak antar komponen. Usahakan jangan
terlalu dekat,karena biasanya kalau terlalu dekat dapat
menyulitkan pemasangan.
f. Berikutnya setelah semua komponen telah tersusun kemudian
dilakukan routing. Routing dapat dilakukan dengan cara manual
atau secara otomatis.
g. Untuk cara manual dapat dilakukan dengan cara berikut:
Klik route pada Side toolbar sebelah kiri seperti yang tertera pada gambar di
bawah ini.
Gambar 1.24 Tool Route
![Page 77: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/77.jpg)
62
h. untuk pengaturan lebar jalur dan lain-lain dapat diatur pada
toolbar bagian atas (Width,Via dan lain-lain) seperti pada
gambar dibawah ini.
Gambar 1.25 Toolbar bagian atas
i. Untuk memilih jenis sudut (45°, 90°, atau melingkar) pada jalur
PCB yang akan dibuat hanya klik-kanan pada saat kita membuat
jalur, atau dengan menggunakan fitur ‘Wire bend’ pada toolbar
yang muncul ketika kita memilih fungsi ‘Route’. Seperti yang
ditunjukan pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.26 Lekukan wire
j. Untuk cara pemberian jumper dapat dilakukan dengan cara
menambahkan via pada jalur yang tidak terouting sehingga
kesannya nanti kita membuat PCB double layer. Klik Via pada
side toolBar. Seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.27 Tool via
![Page 78: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/78.jpg)
63
k. Kemudian letakkan dijalur Route yang belum terouting .seperti
yang ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.28 Jalur route
Setelah itu Route dengan menggunakan top layer. Seperti yang di tunjukan
pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.29 Top layer
Di bawah ini merupakan gambar jalur setelah di route menggunakan top
layer.
Gambar 1.30 Jumper route
![Page 79: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/79.jpg)
64
Berikut ini merupakan hasil akir dari pembuatan jalur PCB seperti yang
ditunjukan pada gambar di bawah ini .
Gambar 1.31 Hasil akhir
3) Membuat jalur di PCB
Langkah selanjutnya adalah mencetak jalur PCB yang sudah di desain,
pada kertas foto atau kertas setrika menggunakan tinta toner. Kemudian
tempelkan jalur PCB yang sudah di cetak tadi pada PCB dan setrika
permukaan belakang kertas tersebut selama beberapa menit. Setelah itu
larutkan PCB menggunakan Feri chloride. Dibawah ini merupakan hasil
cetak jalur PCB pada kertas setrika.
Gambar 1.32 Hasil cetak jalur PCB
![Page 80: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/80.jpg)
65
4) Merangkai komponen elektronik pada PCB
Bor PCB pada posisi yang sudah di tentukan kemudian pasang
komponen sesuai tempatnya dan hubungkan komponen dengan PCB
menggunakan solder. Pastikan timah tidak mengakibatkan shorted circuit
pada PCB. Setelah itu lakukan pengetesan untuk memastikan rangkaian
berfungsi seperti yang diinginkan. Dibawah ini merupakan gambar
penyolderan komponen elektronik pada PCB.
Gambar 1.33 Penyolderan komponen elektronik
5) Mengisi program pada micro controller
Setelah menyelesaikan membuat micro controller dengan
menggunakan Atmega 8. Langkah selanjutnya adalah mengisi program
dengan aplikasi Code Vision AVR agar micro controller bekerja secara
otomatis. Gambar di bawah ini merupakan gambar proses pemprograman
dari micro controller.
Gambar 1.34 Pemprograman micro controller menggunakan Code Vision AVR
![Page 81: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/81.jpg)
66
1.5) Pemasangan komponen elektronik
Untuk memasang komponen langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Mengebor papan yang sudah di lapisi oleh stiker pada bagian skematik
untuk membuat jalur LED.
2) Menempelkan rangkaian PCB pada bagian belakang papan simulator
dengan menggunakan lem tembak.
Dibawah ini merupakan gambar komponen yang sudah ditempel pada
bagian belakang papan simulator.
Gambar 1.35 Bagian belakang papan simulator
3) Solder kabel dari LED yang menuju ke PCB
1.6) Pengujian
Pengujian simulator dilakukan untuk mengetahui kinerja dari alat
yang dibuat serta untuk mengetahui jika ada kekurangan pada simulator
agar segera dapat di perbaiki. Parameter yang diamati saat pengujian alat
adalah :
1) LED menyala dan berjalan dengan baik.
2) Indikator temperature menyala dan berjalan dengan baik.
3) LED menyala secara otomatis.
![Page 82: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/82.jpg)
67
Lampiran 2. Biaya Pembuatan Simulator
No. Nama Harga Satuan Qty Jumlah Harga1 Besi siku 25 mm Rp, 35.000 1 Rp, 35.000
2 Papan triplek 6 mm Rp, 44.000 1 Rp, 44.000
3 Las rangka Rp, 125.000 Rp, 125.000
4 Stiker Rp, 135.000 1 Rp, 135.000
5 Spidol Rp, 11.000 1 Rp, 11.000
6 Screw Rp, 400 20 Rp, 8.000
7 Plat nama Rp, 95.000 1 Rp, 95.000
8 Box acrylic Rp, 10.000 2 Rp, 20.000
9 Micro controller Rp, 150.000 1 Rp, 150.000
10 Cat Rp, 14.000 1 Rp, 14.000
11 Kuas Rp, 3.000 1 Rp, 3.000
12 Cat semprot Rp, 19.000 1 Rp, 19.000
13 Amplas Rp, 3.000 10 Rp, 30.000
14 Nampan plastik Rp, 5.000 2 Rp, 10.000
15 LED hijau 5 mm Rp, 500 20 Rp, 10.000
16 LED bicolour 5 mm Rp, 1.500 40 Rp, 60.000
17 Drawing pen Rp, 8.000 1 Rp, 8.000
18 Gergaji besi Rp, 5.000 1 Rp, 5.000
19 Switch Rp, 3.000 8 Rp, 24.000
20 PCB polos Rp, 7.000 10 Rp, 70.000
21 Relay Rp, 8.000 3 Rp, 24.000
22 Heat shrink 3 mm Rp, 3.000 15 Rp, 45.000
23 Heat shrink 5 mm Rp, 5.000 6 Rp, 30.000
24 Solasi hitam Rp, 4.000 1 Rp, 4.000
25 Timah Rp, 14.000 3 Rp, 42.000
26 Feri chloride Rp, 3.000 10 Rp, 30.000
27 Kabel pelangi Rp, 20.000 10 Rp, 200.000
28 Cetak rangkaian PCB Rp, 4.000 10 Rp, 40.000
29 Mata bor 0,8 mm Rp, 1.500 6 Rp, 9.000
30 Potentio Rp, 4.000 1 Rp, 4.000
31 Isi lem tembak Rp, 4.000 10 Rp, 40.000
32 IC 4017 Rp, 4.000 15 Rp, 60.000
33 IC NE 555 Rp, 3.000 15 Rp, 45.000
34 Resistor Rp, 100 250 Rp, 25.000
![Page 83: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/83.jpg)
68
35 Capacitor Rp, 500 15 Rp, 7.500
36 Dioda 1 A Rp, 500 250 Rp, 125.000
37 Transistor 9012 Rp, 400 30 Rp, 12.000
38 Transistor 9013 Rp, 400 30 Rp, 12.000
39 Scon Rp, 300 40 Rp, 12.000
40 Connector Rp, 2.000 15 Rp, 30.000
41 Seven segment Rp, 3.500 3 Rp, 10.500
42 Pin Rp, 3.000 10 Rp. 30.000
43 Solder Rp, 45.000 1 Rp, 45.000
44 Bor PCB Rp, 75.000 1 Rp, 75.000
45 Adapter bor Rp, 40.000 1 Rp, 40.000
Total Biaya Rp, 1.873.000
![Page 84: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/84.jpg)
69
Lampiran 3. Panduan Pengoperasian Simulator
Cooling system simulator adalah suatu media pembelajaran yang
mensimulasikan aliran yang terjadi pada cooling system, alat ini menggunakan
LED berjalan sebagai pengganti fluida yang mengalir pada cooling system, ada 3
warna LED yang digunakan pada simulator ini, yang pertama adalah warna hijau
warna ini menggambarkan kondisi saat coolant masih dalam keadaan dingin atau
dibawah temperatur kerja engine, kedua adalah warna kuning warna ini
menggambarkan kondisi saat coolant berada pada temperatur kerja engine dan
terakhir adalah warna merah warna ini menggambarkan kondisi coolant dalam
keadan panas atau diatas suhu kerja engine.
Beberapa kondisi yang dapat di simulasikan menggunakan simulator ini
adalah sebagai berikut :
a) Kondisi normal operasi
Pada kondisi ini LED akan menyala sesuai dengan arah aliran pada
kondisi aktual, Peningkatan temperature akan ditampilkan menggunakan
indikator dan warna dari LED. Pada kondisi normal operasi ini dibagi
menjadi beberapa fase atau tahapan proses yang terjadi pada aliran cooling
system, yaitu :
1) Fase pertama menunjukan bahwa temperatur cooling system masih
belum tercapai dan coolant mengalir dari water pump menuju water
jacket melalui bypass line dan begitu seterusnya karena thermostat
masih tertutup, coolant tidak dapat mengalir menuju ke radiator,
karena operating temperature belum tercapai, ini digambarkan dengan
LED yang berjalan sebagai tanda coolant itu mengalir dan nyala LED
berwarna hijau sebagai tanda bahwa temperatur dari coolant masih
dingin dan indikator temperatur masih menunjukan angka dibawah
80oC.
2) Fase kedua adalah saat coolant mencapai operating temperature,
thermostat mulai membuka dan coolant mengalir dari water pump ke
water jacket kemudian melewati thermostat dan mengalir menuju ke
![Page 85: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/85.jpg)
70
radiator dan sebagian kembali ke water pump melalui bypass line ini
digambarkan dengan laju LED berwarna kuning sebagai tanda bahwa
coolant telah mencapai operating temperature, indikator menunjukan
angka 82 oC - 92 oC.
3) Fase ketiga adalah saat kondisi thermostat terbuka penuh jadi aliran
coolant mengalir dari water pump menuju water jacket kemudian ke
radiator ini digambarkan dengan laju LED berwarna merah sebagai
tanda temperatur coolant tinggi kemudian pada bottom tank radiator
nyala dari LED berwarna kuning yang menandakan adanya
perpindahan panas dari coolant ke atmosfer, indikator menunjukan
angka 92 oC - 108 oC.
b) Kondisi saat terjadi problem pada komponen cooling system
Kondisi ini diaktifkan dengan menggunakan saklar sesuai dengan
masalah yang diinginkan tetapi sebelum mengaktifkan saklar yang akan
digunakan pastikan semua saklar yang tidak digunakan pada posisi mati.
Pada kondisi ini, simulator akan mensimulasikan kondisi aliran cairan
pendingin saat terjadi masalah atau problem pada komponen cooling system.
Beberapa komponen pada cooling system yang dijadikan akar masalah pada
simulator ini adalah radiator, water pump dan thermostat. Kondisi yang
ditampilkan pada tiap-tiap komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pada radiator masalah yang timbul akan disimulasikan dengan LED
yang menyala warna merah dan bergerak tetapi tidak terjadi
perubahan warna yang mengindikasikan tidak terjadinya perpindahan
panas ke atmosfer sehingga menyebabkan masalah overheating.\
2) Pada water pump masalah yang timbul akan disimulasikan dengan
LED yang menyala warna merah tetapi tidak bergerak yang
mengindikasikan tidak adanya aliran pada sistem yang menyebabkan
panas dari engine tidak bisa bersirkulasi untuk didinginkan di radiator
sehingga menyebabkan masalah overheating.
3) Pada thermostat masalah yang muncul adalah kondisi thermostat
dalam posisi stuck close yang menyebabkan aliran cairan pendingin
![Page 86: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/86.jpg)
71
dari engine yang membawa panas kembali lagi ke water pump
melewati bypass line dan tidak dapat mengalir menuju radiator untuk
proses perpindahan panas ke atmosfer sehingga menyebabkan
masalah overheating.
Dibawah ini merupakan gambar tampak depan dari simulator.
Tampak depan simulator memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1) Penjelasan fungsi dan cara kerja komponen cooling system
Bagian ini memberikan penjelasan singkat mengenai cara kerja dan
fungsi dari cooling system.
2) Nama-nama komponen cooling system pada skematik
Bagian ini memberikan informasi nama-nama komponen sesuai
nomor yang tertera pada skematik.
3) Penjelasan tentang thermostat
Bagian ini memberikan informasi mengenai cara kerja dan spesifikasi
dari thermostat.
4) Saklar dan tombol reset
Bagian ini berisi saklar untuk mengaktifkan simulasi dan tombol reset
untuk mengulangi siklus simulasi.
5) Keterangan aliran coolant
Bagian ini memberikan informasi mengenai aliran yang terjadi pada
cooling system.
![Page 87: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/87.jpg)
72
6) Indikator temperatur
Bagian ini memberikan informasi mengenai temperatur saat simulasi.
7) Gambar aliran coolant
Bagian ini memberikan informasi mengenai aliran coolant.
8) Plat nama
Bagian ini memberikan informasi mengenai nama alat dan nama
pembuat simulator.
9) Skematik
Bagian ini memberikan informasi mengenai jalur aliran dari cooling
system.
Dibawah ini merupakan gambar tampak belakang dari simulator.
Tampak belakang simulator memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1) Panduan pengoperasian simulator
Bagian ini adalah tempat penyimpanan panduan pengoperasian
simulator
2) Micro controller
Berfungsi sebagai pengatur sistem otomatisasi dari simulator
3) Adapter
Berfungsi merubah Tegangan AC menjadi DC yang digunakan
sebagai suplai power dari simulator.
![Page 88: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/88.jpg)
73
Spesifikasi dari simulator :
Dimensi ( P x L x T ) 90 cm x 28 cm x 65 cmBerat 4 KgV in 220 VV Sistem 5.35 VKetebalan papan 6 mmUkuran besi profil L 25 mm x 25 mm
Langkah-langkah pengoperasian :
1) Hubungkan adapter pada sumber listrik 220 V seperti yang
ditunjukan pada gambar di bawah ini.
2) Aktifkan saklar sesuai kondisi yang ingin disimulasikan, untuk posisi
dari masing-masing saklar dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
![Page 89: C 18 ENGINE ON 24 M MOTOR GRADER COOLING …repo.polinpdg.ac.id/1209/1/Aditya_Prayogaswara_Istiawan_ME-D3.pdf · 2.12 Water pump ..... 15 2.13 Komponen oil cooler ..... 16 2.14 Aftercooler](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052713/5b9390cb09d3f206218db6c1/html5/thumbnails/89.jpg)
74
3) Untuk mengaktifkan arahkan saklar keatas atau pada posisi on seperti
yang terlihat pada gambar di bawah ini.
4) Dan untuk mengulangi siklus dari simulator tekan tombol reset seperti
yang di tunjukan oleh gambar di bawah ini.