buset vol.11-122. august 2015
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
1/681
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
2/682
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
3/68
dari
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
4/68
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
5/685
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
5
C&K REMOVALSALL SUBURB - 24/7
House/Office/Storage Moves, Furniture Removals,Internet Shopping, Packing & unpacking,
Delivery & Pick ups and more
Truck ully equipped with tail lif FROM $50/hr
FREE quotes and booking,
M: 0410 105 241, 0404 316 661
SEMINAR
Dewasa ini, kaum muda Indonesia mulai berani menyuarakan pemikiran mereka
demi kemajuan bangsa. Maka itu, beberapa tahun ke belakang, semakin sering
dijumpai forum-forum diskusi atau panel terbuka sebagai salah satu kegiatan untuk
memperingati hasil perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Tentunya, selainmengundang para cendekiawan dan mahasiswa, acara ini pula menjadi perhatian
publik karena mengangkat isu sosial ekonomi yang dialami seluruh masyarakat
Indonesia.
Tahun ini, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) Cabang Victoriamengadakan “Bincang Merdeka” dengan mengundang narasumber Menteri
Pendidikan Indonesia Anies Baswedan, artis dan penyanyi muda Indonesia Maudy
Ayunda dan Bagus Nugroho, warga Indonesia di Melbourne yang terpilih menjadi
peneliti ekspedisi ke Mars.Acara yang akan dipandu presenter Marissa Anita ini diadakan di Elizabeth Murdoch
Hall, Melbourne Recital Centre, Southbank, Sabtu, 22 Agustus, pukul 5 petang.
INFO BUSET
APA ACARA 17-AN MU?Tak terasa 70 tahun sudah berlalu sejak pertama kalinya Teks Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1945. Sejak itu, masyarakat Indonesiaselalu memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus dengan meriah. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan di hari penuh sejarah ini?
UPACARA
Upacara penaikan bendera merupakan kegiatan yang selalu diadakan di pagi hari.Umumnya dimulai pukul 10, sesuai dengan waktu pembacaan teks proklamasi oleh
Presiden Soekarno 70 tahun yang lalu.
Warga Indonesia di Melbourne dapat mengikuti upacara di KJRI, 72 Queens Road,Melbourne. Setelah itu, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, PasukanPengibar Bendera (Paskibra) akan menaikkan bendera merah putih di Federation
Square.
Penurunan bendera biasanya akan dilakukan pada sore hari yang sama.
DOA
Dari sisi religi, tak jarang rumah-rumah ibadah sengaja dibuka tepat padahari kemerdekaan untuk memanjatkan ungkapan syukur kepada Tuhan atas
anugerahNya sehingga kita bisa menikmati Indonesia yang merdeka.
Begitu pula di Melbourne, meski tidak tepat diadakan pada 17 Agustus, BadanKerjasama Umat Kristiani di Victoria (BKS) bekerjasama dengan KJRI menggelar
“Malam Doa Untuk Indonesia” di Ruang Bhinneka, KJRI Melbourne pada Jumat 21
Agustus pukul 18:30 petang. Dalam acara ini biasanya para pemimpin atau pengurus
dari berbagai gereja akan membawakan beberapa topik doa.Umat Muslim Indonesia juga umumnya menyisihkan waktu mereka untuk
memanjatkan doa di beberapa pengajian yang tersebar di seluruh Victoria.
LOMBA
Untuk memeriahkan hari kemerdekaan, masyarakat mengadakan berbagai jenisperlombaan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Kegiatan ini dilangsungkan
untuk mempererat rasa persaudaraan sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Biasanya jenis lomba tradisional masih menjadi favorit karena dinilai lebih seru dan ceria,terlebih lagi jika berada di tanah rantauan. Beberapa lomba yang biasa diadakan
berbagai organisasi masyarakat di Victoria adalah tarik tambang, makan kerupuk,
balap karung dan balap kelereng.
Paskibra menaikkan bendera di FedSquare (2014)
Pdt. Iskandar dan Pdt. Mun Rusman memimpin doa untuk Indonesia (2013)
“The Forum” PPIA Melbourne University bersama Mari Elka Pangestu (Mar 2015)
Makan kerupuk di acara 17an PPIA LaTrobe (2014)
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
6/68
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
7/687
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
PERWAKILAN RI
EMERGENCY NUMBER
AKAN DATANG-VIC
Kedutaan Besar RI
untuk Australia
Konsulat Jendral RI
untuk Victoria & Tasmania
Konsulat Jendral RI
untuk NSW
Konsulat Jendral RI
untuk Western Australia
Konsulat Jendral RI
untuk Northern Territory
8 Darwin Avenue Yarralumla, ACT 2600
Ph. 02 6250 8600 Fax. 02 6273 6017 www.kbri-canberra.org.au
72 Queens Road Melbourne, VIC 3400
Ph. 03 9525 2755 Fax. 03 9525 1588 www.kjri-melbourne.org
236 - 238 Maroubra Rd Maroubra, NSW 2035
Ph. 02 9344 9933 Fax. 02 9349 6854 www.kjri-Sydney.org
134 Adelaide Terrace East Perth, WA 6004
Ph. 08 9221 5858 Fax. 08 9221 5688 www.kri-perth.org.au
20 Harry Chan Avenue Darwin, NT 0801
Ph. 08 8941 0048
Fire Ambulance & Police - 000
POISON Information Centre - 131 126
State Emergency Service (SES) - 132 500
CRIME STOPPERS - 1800 333 000Telephone Interpreter Service - 131 450
Senin, 17 Agustus 2015
UPACARA HUT RI KE-70
KJRI Melbourne72 Queens LanePk. 10
Jumat, 21 Agustus 2015
MALAM DOA UNTUK INDONESIA
(BKS)
KJRI Melbourne72 Queens LaneMulai pk. 18:30Johan: 0402 467 402Michael: 0403 534 902
Sabtu, 22 Agustus 2015
BINCANG MERDEKA(PPIA VIC)
Forum Diskusi InteraktifBersama Anies Baswedan, MaudyAyunda,Bagus Nugroho dan Marissa Anita
Elizabeth Murdoch HallMelbourne Recital Centre31 Sturt Street, Southbank Mulai pk. 17:00ppia-vic.org
Sabtu, 5 September 2015
PENTAS BAKAT
Grand Final
(Replique Production)
Arrow on Swanston$10Pintu dibuka pk. 18:30Sucipto: 0413 019 374Eric: 0423 950 [email protected]
Kotak Langganan
Ingin mendapatkan BUSET langsung di rumah?
Hubungi (03) 901 277 64 atau email [email protected]
BUSET juga bisa dibaca gratis melalui www.buset-online.com
: BUSET
: @BUSETMagazine
READ BUSET ONLINE at WWW.BUSET-ONLINE.COM
PUBLISHER
Projek 21
EDITOR in CHIEF
Roy Rotty
EDITOR
Vini Rotty
ASSOCIATE EDITOR
Kevin Rusli
JOURNALISTS/PHOTOGRAPHERS
Andre JoFelicia LaseGabriella Arifn
Kevin RusliSasha LuhulimaTjintjin JonesRoy RottyVini Rotty
ADVERTISING EXECUTIVES
Vini Rotty (0438 012 183)Roy Rotty (0404 546 646)
SUBSCRIPTION
Sabtu, 12 September 2015
CELEBRATION OF INDONESIA
Melbourne Town HallGratisPk. 17-19
Celebrationondonesia.com
SEMINAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN(IkaWiria)
KJRI Melbourne72 Queens LaneGratisPk. 11-15
Minggu, 13 September 2015
SOUNDSEKERTA
SOUND OF THE NATION
(PPIA Monash)
Noah, Nidji, TulusMelbourne Town Hallppiamonash.org
Senin, 28 September 2015
AUSTRALIA INDONESIA BUSINESS FORUM
(PPIA Monash)
“Crafting Innovative Leaders in Golden Era”aibf.ppiamonash.org
ART
Rizwana Rachman
DISTRIBUTION COORDINATOR
Kelvin SaputraRoy Rotty
CONTRIBUTORS
AIDA VICAlain Warisadi – Xynergy Realty
GroupCentral EquityCrime Stoppers AustraliaGRII MelbourneJunny EbenhaezerPPIA VIC dan rantingRandy Enos – ICCASuhana LimSuperstar EducationVirda Ersan – SEA AccountantsYapit Japoetra – YNJ Migration
Merdeka!
Agustus selalu melekat dalamhati seluruh insan Indonesia.
Pasalnya, hari ke-17 di bulanini setiap warga Indonesiamengenang kembaliperjuangan para pahlawanyang telah membawaRepublik Indonesia padakemerdekaannya. Berbagaiaktivitas yang biasa dilakukandi Tanah Air juga dapatdijumpai di Benua Kangguruini. Di Melbourne, acarasemisal upacara penaikanSang Saka Merah Putih,perlombaan tradisional hinggadiskusi mengenai isu sosialekonomi Bangsa Indonesiadapat diikuti. Tentunya inisemua diharapkan dapatmenjadi salah satu bentukkontribusi warga Indonesia meski berada jauh dari kampunghalaman. Informasi mengenai acara tersebut dapat dijumpai padaBUSET Edisi Agustus ini.
Sebagai generasi penerus, banyak yang dapat dilakukan untukmengharumkan nama Bangsa Indonesia dimanapun kaki berpijak.Sebab dengan berkarya dan menjadi yang terbaik, dunia akanmelihat latar belakang dan budaya yang kita bawa. Maka itu,demi memperingati perjuangan kemerdekaan, BUSET sengajamengangkat prol-prol inspirasional yang diharapkan dapatmemacu sesama warga Indonesia lainnya untuk terus bergerakmaju. Diantara mereka adalah Gabriella Audrey, desainer mudayang baru saja mendapat penghargaan bergengsi dan MelissaSaputra dengan perjalanan karirnya sebagai model yang dimulaidari nol.
Tak lupa BUSET pula menghadirkan liputan maraknya perayaanIdul Fitri dimana meski musti bergelut dengan cuaca dingin,namun kehangatan dan rasa persaudaraan antar warga tetapterpancarkan.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
BUSET - Not Your Ordinary One!The most talked about Indonesian Magazine in Australia
BUSET - VOL. 11-122 - AUGUST 2015
7
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
cover: Gabriella Audrey Aliwargafoto: dok. pribadi
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
8/688
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
BUSET NGELIPUT
Mengawali musim dingin yang lalu, puluhan awak media di Victoria berkesempatan
untuk berkumpul dalam sebuah pertemuan terbuka perdana AIJA ( Association ofIndonesian Journalists in Australia). Selain mengundang Duta Besar Republik Indonesia
untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, kesempatan kali itu pula dimanfaatkan untuk
saling tukar pikiran seputar isu politik dan sosial serta sebagai ajang silaturahim di
Bulan Ramadhan.
Acara yang dimulai sekitar pukul lima sore tersebut diawali dengan sesi registrasi dan
kegiatan buka puasa bersama sebelum kemudian Ketua AIJA Lucky Kalonta mengisi
panggung dengan beberapa kata sambutan.
Agenda utama pertemuan merupakan talk show dengan Dubes Nadjib dipandu
wartawan senior Hendrarto Darudoyo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua
AIJA. Kepiawaian Darudoyo dalam menyusun pertanyaan yang tajam dan ringkasmembuat jumpa temu ini semakin menarik untuk diikuti.
Melalui bincang ringan tersebut terungkap beberapa fakta yang cukup menarik
tentang Dubes Nadjib yang ternyata pernah berprofesi sebagai wartawan paruhwaktu untuk sebuah surat kabar ketika berkuliah di Bandung. Bahkan bakat alami
sebagai seorang diplomat sudah terlihat sedari dulu ketika beliau ditempatkan
sebagai jurnalis khusus urusan luar negeri/foreign affair.
Saat ditanya mengenai perbedaan karakter jurnalis Australia dan Indonesia,
sambil tersenyum Dubes Nadjib menjelaskan bahwa jurnalis Indonesia cenderung
lebih konrmatif dan kekeluargaan dibandingkan jurnalis Australia yang sering
menyimpulkan hasil wawancara secara sepihak, terlebih di saat-saat genting sepertipada kasus Bali Nine beberapa waktu lalu. Hal ini kontan membuat hubungan antar
kedua negara menjadi semakin memanas.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes Nadjib turut berbagi pengalaman menjabatsebagai diplomat di kala konik Timor Leste berkecamuk. Termasuk bagaimana
pemerintah dan jurnalis Australia memperlakukan Indonesia yang kemudian berlanjut
dengan pembahasan kasus Papua yang masih ‘panas’ dewasa ini serta menegenai
visa kunjungan jurnalistik yang disediakan RI bagi para jurnalis asing, termasukAustralia.
Memasuki sesi tanya jawab, penyiar senior Nuim Khaiyath menanyakan pendapatDubes Nadjib mengenai ketegasan pemerintah Indonesia dalam menghadapi
serangan pernyataan dari Australia dimana menurutnya sesuatu yang tidak
benar harus secepatnya diklarikasi agar tidak menjadi polemik. Nuim tampak
geram dengan sikap Perdana Menteri Tony Abbot yang menyebut-nyebut jumlahbantuan dana dari Negeri Kangguru untuk bencana tsunami 2004 di Indonesia
dalam hubungannya dengan kasus Bali Nine. Mengutip ucapan Nuim, bantuan
tersebut sebenarnya memberikan keuntungan bagi Australia untuk ‘tidur nyenyak’.Menanggapi hal ini Dubes Nadjib memilih untuk mengedepankan cara-cara
diplomatis yang dinilai lebih b ijak mengingat besarnya kerjasama bilateral dalam
simbiosis mutualisme dengan Australia.
Pendapat lainnya dilontarkan oleh seorang dosen Monash University, Yacinta
Kurniasih. Menurutnya, di era modern ini setiap warga Indonesia patut menjadi
diplomat bagi bangsa sesuai bidangnya masing-masing dan berkewajiban untuk
mengklarikasi bila ada berita-berita seputar Tanah Air yang dirasa tidak benar.Sebab, lanjut Yacinta, Australia masih dikuasai ‘dinosaurus-dinosaurus’ yang sangat
tidak paham mengenai Indonesia.
Kendati hubungan bilateral Indonesia dan Australia sempat menegang, namunsebagian besar peserta berpendapat bahwa kedua negara tetap saling
membutuhkan dan tidak terpisahkan. Bahkan ada yang mengibaratkan bak
sepasang suami-istri yang meski bertengkar tapi tetap sayang.
ignatia
AIJA Gelar Pertemuan
Dengan Dubes RI
Pemberian cendera mata (kiri: Wakil Ketua AIJA Hendrarto Darudoyo, Dubes RI Nadjib Riphat Kesoema dan Ketua AIJA Lucky Kalonta)
Puluhan wartawan Indonesia berkumpul di Ruang Bhinneka KJRI Melbourne
8
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
9/68
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
10/6810
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
Belum lama berselang, di media sosial, manajemen PT Freeport Indonesia tampak
mengadakan acara buka puasa bersama pimpinan berbagai media di kantor
mereka di bilangan Kuningan, Jakarta. Bagi Freeport, raksasa pertambangan
yang berbasis di Phoenix (Arizona), hubungan dengan pihak media perlu terus
dibina dengan harapan citra perusahaan dapat terangkat. Pasalnya, keberadaan
perusahaan publik asal Amerika Serikat tersebut belakangan ini kerap kali disorot
oleh sebagian masyarakat di Tanah Air. Sudah banyak yang menghujat kegiatan
penambangan salah satu produsen emas dan tembaga terbesar dunia itu di bumi
Papua. Tidak kurang pula mereka yang memperlihatkan ketidaksukaan terhadap
Pemerintah Amerika. Banyak diantara masyarakat kita yang, baik terang-terangan
maupun tidak, anti Amerika.
Namun, bukan cuma masyarakat di Indonesia yang menunjukkan sikap demikian.
Dalam satu buku digambarkan bahwa masyarakat di negara-negara lain, mulai
dari Afrika hingga Denmark dan dari Brazilia sampai Korea Selatan, pun ternyata
mempunyai pandangan negatif menyangkut Amerika. Menurut penulisnya, seorang
cendekiawan Perancis, Amerika selalu menjadi sasaran kegusaran dunia alias
sumber segala keburukan, seperti misalnya imperialistis dan tamak. Padahal, bantuan
fnansial dan militernya toh banyak dinanti-nanti. Tidak berapa lama sesudah
serangan 9/11, rasa simpati dunia kepada Amerika terlihat berbalik arah menjadi
tudingan. Wawasan yang dalam dan kekagumannya akan Amerika membuat sang
penulis malah berani membela tatkala bangsanya sendiri menyerang Paman Sam
beserta kebijakan-kebijakannya. Dengan mengajukan fakta-fakta soal kebebasan
ekonomi dan tradisi demokratis Amerika, dia berpendapat bahwa mereka yang
anti Amerika di Eropa dan belahan dunia lain sesungguhnya anti kapitalisme, masih
menganut doktrin yang tidak liberal dan bahkan totaliter.
Selaku kekuatan global, apalagi kini menyandang predikat negara adidaya tunggal,
Amerika merasa berkepentingan mempromosikan nilai-nilai moral dan prinsip-
prinsipnya yang, menurutnya, baik dan universal bisa diterapkan kepada dunia.Tindak-tanduk Amerika yang merasa punya kuasa dan dipandang memaksakan
kehendaknya mengundang sikap anti dari berbagai masyarakat di seantero jagad.
Jadilah memang Amerika seakan tidak hendak punya kawan, melainkan negara itu
maunya selalu cari lawan.
Sebagaimana yang pernah ditulis oleh ilmuwan politik Samuel Huntington, Amerika
butuh musuh. Runtuhnya Uni Sovyet menimbulkan masalah bagi identitas Amerika.
Dengan perkataan lain, setelah Perang Dingin usai, buat apa Amerika sebagai
pemimpin “Dunia Bebas” jikalau tidak ada pihak yang mesti dilawan, dimusuhi?
Sebelumnya, dalam Perang Dunia Kedua, Amerika berhadapan dengan Jepang.
Pada masa lalu, Jerman juga merupakan ancaman bagi Amerika. Begitu pula
Tiongkok, musuh yang potensial. Amerika berupaya menumbangkan segenap
rezim mereka yang dianggap sebagai diktator-diktator. Belakangan, pemerintah
dan sebagian masyarakat Amerika memandang sejumlah kelompok fundamentalis
tertentu selaku musuh bersama. Bagaimanapun, dalam pandangan Samuel
Huntington, bangsa Amerika tidaklah melihat agama tertentu dan para pemeluknya
sebagai musuh. Hanya saja, baik kaum militan dari agama tersebut maupun
masyarakat Amerika masing-masing saling memusuhi orang-orangnya, agamanya
dan peradabannya.
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa diantara negara-negara maju, berdasarkan
sebuah survey di 17 negara (tidak termasuk Indonesia), Amerika tergolong negara
yang masyarakatnya amat religius. Suatu kenyataan unik kiranya, mengingat
masyarakat di negara-negara kaya seperti di Eropa biasanya tidaklah religius. Pihak
Amerika, dalam hal ini pemerintah dan sebagian rakyatnya, merasa bahwa mereka
“berperang melawan teror”. Sebaliknya, kaum Muslim dunia, termasuk para warga
Muslim di Amerika, memandang kampanye Amerika tersebut bukan lain merupakan
“perang terhadap Islam”. Janganlah lupa bahwa sebagian (kecil) lagi dari populasi
Amerika adalah para pemeluk Islam pula yang, berdasarkan catatan satu media
online, jumlahnya mencapai lebih dari 5 juta. Jumlah Muslim Amerika ini jelas lebih
banyak ketimbang Muslim di Inggris yang hanya 3 juta, apalagi dibandingkan
dengan jumlah Muslim di Australia, yang baru mencapai sekitar setengah juta.
Dari data yang tersedia dan dimuat oleh media, tercatat lebih dari 600 mesjid, 160
sekolah Islam (92 diantaranya full-time), 400 asosiasi dan publikasi Islam di Amerika.
Sedangkan bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh warga Muslim Amerika ditaksir
berjumlah ribuan. Masyarakat Muslim Amerika meliputi para imigran, mualaf dan
anak-anak mereka yang Muslim. Mereka mencakup diantaranya kelompok etnis
Afrika, Asia Selatan, Arab, Turki, Iran, Eropa Timur, Asia Tenggara (termasuk Indonesia),
kulit hitam dan bahkan kulit putih Amerika. Serangkaian kejadian akhir-akhir ini
membuat warga Muslim Amerika menjadi bulan-bulanan, sasaran kebencian dan
gerakan anti Muslim, akibat ulah para aktifs dan politisi di sana.
Yang pasti, sebagaimana banyak negara maju tujuan migrasi, Amerika adalah
negara multirasial (mayoritas kulit putih, Hispanic, kulit hitam, Asia, Pacifc Islander
dan ras lainnya), multietnis (tidak ada kelompok etnis yang mayoritas), dan
masyarakatnya pemeluk Protestan (terbanyak), Katolik, agama-agama lain
(termasuk Islam), dan mereka yang tidak punya agama. Layaknya negara-negara
multibudaya, jumlah warga Amerika dengan identitas ganda, loyalitas ganda,
dan kewarganegaraan ganda terus meningkat. Para imigran ini memandang dirimereka sebagai anggota-anggota diaspora yang masih memiliki keterkaitan dengan
negara-negara asal mereka.
Pihak pemerintahan dari negara-negara asal
imigran boleh berharap diaspora mereka ini dapat
mendatangkan bantuan fnansial dan ikut memberi
pengaruh terhadap pemerintah Amerika. Peningkatan
jumlah warga imigran Amerika dan keterlibatan
mereka dalam kancah politik dapat turut membentuk
kebijakan Paman Sam, yang selanjutnya bermanfaat
bagi kepentingan negara-negara asal.
Hendrarto Darudoyo
Pemerhati sosial dan bisnis – Melbourne
Mengapa
Anti Amerika
OPINI BUSET
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
11/68
@kabolawyers
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
12/68
Mutiasari Mubyl Handaling terpilih sebagai Ketua Umum Perhimpunan Pelajar
Indonesia di Australia (PPIA) Pusat periode 2015-2016 melalui Kongres PPIA ke-22 yangdiadakan awal Juli kemarin. Mutia, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua PPIA
Victoria periode 2014-2015, memilih untuk mengajukan diri sebagai ketua PPIA karena
tertarik dengan kesempatan networking bersama orang-orang inspiratif di dalamnya.
“Kita bisa constantly belajar mengenai keadaan Indonesia dan bagaimana kita,sebagai pelajar Indonesia, dapat memberikan kontribusi positif,” jelas Mutia.
Jadi, kontribusi positif seperti apakah yang akan ditawarkan Mutia sebagai ketua
terpilih?
Visi dan Misi Kabinet CeMerLang
Untuk kepengurusan 2015-2016, Mutia berpegang pada visi: ‘Mengoptimalkanperforma PPIA yang CeMerLang’. CeMerLang sendiri merupakan nama yang
dicetuskan Mutia untuk kabinet terbaru PPIA yang terdiri atas 3 poin utama: Cerdas,
Merakyat dan gemiLang.
Cerdas artinya dapat memanfaatkan setiap peluang untuk memajukan PPIA,
termasuk bersikap tanggap terhadap permasalahan pendidikan, social, kesehatan
maupun lingkungan. Merakyat artinya PPIA mampu menopang kinerja cabang dan
ranting serta menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara Pusat, Cabangdan Ranting.
Sedangkan Gemilang artinya PPIA Pusat akan mengoptimalkan potensi PPIA serta
pelajar-pelajar Indonesia untuk berkontribusi lebih bagi Indonesia dan komunitas
Internasional.
Demi mencapai visi tersebut, Mutia memiliki misi memperkuat hubungan internal
maupun eksternal PPIA agar dapat mengoptimalkan potensi PPIA untuk lebih
berprestasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.Walaupun kepengurusan yang baru akan mengadopsi banyak program dari Kabinet
Aktivis periode 2014-2015, Mutia juga ingin menggalakkan beberapa program
lainnya. Salah satunya adalah Lingkar Ide, sebuah platform sharing pengalamanserta ide-ide pelajar Indonesia selama menuntut ilmu di Australia. “Saya juga
berencana memperkenalkan beberapa program lainnya seperti PPIA Discussion
Series, Pasar PPIA Pusat dan Hari Jadi PPIA (8 Maret),” tambah Mutia.
Pengembangan Internal PPIA
Selayaknya poin ‘Merakyat’ dalam kabinet CeMerLang, Mutia turut menyadari
adanya kendala komunikasi di internal PPIA yang perlu diselesaikan. Maka, Mutiaberencana untuk mengoptimalkan kinerja salah satu program terbaru PPIA, yaitu
PPIA Reach Out.
PPIA Reach Out merupakan suatu program video reportase liputan kegiatan PPIACabang maupun Ranting dalam rangka menjunjung komunikasi terbuka antar
bagian PPIA. “Melalui PPIA Reach Out, kami berharap dapat tercipta two ways
communication antara PPIA Pusat, Cabang maupun Ranting sehingga seluruh PPIA
dapat bersinergi secara maksimal,” jelas Mutia.
Mutia turut berbincang tentang permasalahan kesenjangan antara mahasiswa/i
jenjang Undergraduate dan Postgraduate di dalam komunitas PPIA. “Memang
terdapat kendala kesenjangan ini di beberapa cabang. Namun, yang kurangtersorot adalah di cabang lain, seperti PPIA Cabang Queensland, kedua jenjang
bisa dengan sukses membangun kerjasama yang baik,” tegas Mutia. Menurut
Mutia, jalan keluar terbaik adalah dengan mengusahakan keseimbangan
program kerja akademik, hiburan dan praktikal serta memupuk komunikasiantara kedua pihak. “Kita perlu menyadari banyaknya manfaat yang dapat
diperoleh ketika semua jenjang mampu bersinergi,”ujar Mutia.
PPIA Bagi Tanah Air dan Dunia Internasional
Sejalan dengan visi Gemilang, Mutia turut menyadari pentingnya kontribusi PPIA
bagi pengembangan Tanah Air dan komunitas internasional.
Dalam hal kontribusi bagi Indonesia, PPIA dapat dikatakan telah memberikan
hasil yang membanggakan dengan lahirnya banyak program-program baru
dari PPIA Ranting, Cabang maupun Pusat yang berfokus pada kepedulianbagi Tanah Air. Sebut saja program Buku untuk Anak Bangsa (BuAB), SuratUntuk Adik atau PPIA Scholarship.
Sebagai ketua terpilih, Mutia mengaku bangga dan sangat mendukung
kontribusi positif yang ditawarkan PPIACabang dan Ranting. Untuk ke depannya, Mutia bertekad untuk
menularkan semangat ini bagi PPIA Cabang lainnya. “PPIA Pusat akan
terus memberikan dukungan dan arahan bagi teman-teman Cabang
maupun Ranting agar dapat berkolaborasi dalam hal serupa,” janji Mutia.
Tak dapat pula dipungkiri, PPIA juga perlu meningkatkan hubungan kerjasama
dengan komunitas lokal Australia serta komunitas internasional secara luas. “PosisiPPIA di tengah masyarakat lokal dan internasional ini sesungguhnya merupakan suatu
privilege yang dapat dimanfaatkan secara maksimal demi menambah pengetahuan
global serta memperluas networking,” jelas Mutia. Dalam kepengurusan yang baru,
Mutia berencana untuk menjaga hubungan baik dengan organisasi eksternal, sepertiASCA ( ASEAN Student Council Australia), AIYA ( Australia Indonesia Youth Association)
serta AIBC ( Australian Indonesian Business Council).
Student Association of The Year
PPIA Pusat juga patut berbangga hati karena baru saja memenangkan
penghargaan Student Association of The Year dari CISA (Council of International
Students Australia). “Hal ini tentunya tak terlepas dari kerja keras teman-temankabinet Aktivis serta PPIA Cabang dan Ranting,” ujar Mutia bangga. Kerja keras ini
tercermin dari pelaksanaan 93 program kerja riil, 21 program kerja baru serta publikasi
13 e-book selama kepengurusan PPIA Pusat
periode 2014-2015.
Mutia menganggap keberhasilan
ini sebagai hadiah bagi
kepengurusan selanjutnya agardapat terus termotivasi dalam
mengharumkan nama PPIA
di kancah internasional.
“Untuk mempertahankandan mengembangkan
pencapaian PPIA ke depan,
kami akan meningkatkan
keikutsertaan PPIA denganorganisasi-organisasi
berskala lokal, nasional
dan internasional denganmengikutsertakan PPIA
Cabang dan Ranting
di seluruh Australia,”
ujar Mutia menutuppembicaraan.
fase
BUSET NGELIPUT
Ketua PPI AustraliaPeriode 2015-16
“ Sukses bagi Mutia sebagai Ketua terpilih
dan kepengurusan Kabinet CeMerLangperiode 2015-2016! “12
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
13/68
BUSET NGELIPUT
PPIA Victoria ingin mengucapkan terimakasih kepada RMIT University, Konsulat Jenderal dan Kedutaan Besar RI,
Ketua dan para anggota HIPMI yang turut datang ke acara Kongres, Mr. Murli Thadani dan para sponsor yang turut membantu dalam mewujudkan Kongres 2015.
Segenap komite PPIA Victoria juga ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Mutiasari Handaling sebagai Ketua PPIA Pusat 2015/16 dan Kabinet Cemerlangnya.Semoga anggota PPIA Cemerlang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik selama satu tahun ke depan.
Sejak 4 Juli 2015, Kabinet Aktivis yang tadinya dipimpin Ahmad AlmaududyAmri diganti oleh Kabinet Cemerlang yang kini dipimpin Mutiasari Mubyl
Handaling. Terpilihnya Mutia, sapaan akrab beliau, sebagai Ketua PPIA
Pusat 2015/16 mengakhiri acara Kongres PPIA yang berlangsung dari tanggal 3 –
4 Juli 2015 di RMIT University, Melbourne.
Kongres PPIA merupakan acara tertinggi dalam kegiatan PPIA Pusat dan
merupakan titik regenerasi kepimpinan dengan pergantian Ketua Umum PPIA
Pusat. Salah satu segmen Kongres PPIA adalah acara talks bersama NadjibRiphat Kesoema, Duta Besar RI ke Australia; Bahlil Lahadalia, Ketua HIPMI 2015-
18 dan Murli Thadani, Chairman Australia-Indonesia Business Council di Victoria
sebagai narasumber. Ketiga narasumber, walau dari latar belakang yang
berbeda, setuju bahwa anak-anak muda merupakan aset paling berhargayang dimiliki oleh sebuah negara karena merekalah penerus bangsa.
Sesuai dengan tema talks, yaitu “Revitalisasi Peran Pemuda sebagai Wujud
Kontribusi dalam Berkarya bagi Bangsa Indonesia”, ketiga narasumber
menekankan pentingnya muda-mudi Indonesia untuk berkontribusi kepadaTanah Air kelak. Berkontribusi bisa melalui berbagai hal – dari membangun
Tanah Air dengan cara menjadi pengusaha, jalur yang dianjurkan Bahlil untuk
menjaga kedaulatan Indonesia, atau bisa “berprestasi di negeri tetanggauntuk mengharumkan nama Indonesia”, tutur Nadjib. Dubes Nadjib juga
menambahkan walaupun ada 17.900 pelajar Indonesia yang bermukim di
Australia, pelajar Indonesia dikenal sebagai “mahasiswa yang santun dan tidak
pernah membuat keramaian”.
Acara talks yang berlangsung pada Jumat, 3 Juli lalu ditutup dengan diskusipanel dengan panelis Murli Thadani dan Bahlil yang berdiskusi mengenai
pentingnya peran pemuda Indonesia dalam membangun Tanah Air.
Selain talks, rangkaian agenda Kongres PPIA juga meliputi serah-terima apresiasikepada cabang, ranting, individu dan program kerja terbaik untuk memotivasi
perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) di berbagai tingkat.
Dilangsungkan keesokan harinya di Konsulat Jenderal Republik Indonesia diMelbourne, penghargaan Kongres PPIA dalam kategori cabang terbaik jatuh
kepada PPIA Victoria dan PPIA New South Wales di posisi kedua. PPIA Melbourne
University dan Monash University memenangkan penghargaan sebagai rantingterbaik pertama dan kedua.
Sedangkan untuk kategori program acara, Australia Indonesia Business Forum
oleh PPIA Monash University berhasil memenangkan penghargaan sebagaiacara pendidikan terbaik, dan Indonesian Film Festival (IFF) garapan PPIA
Melbourne University memenangkan penghargaan kategori seni dan budaya
terbaik.
PPIA Victoria kembali memenangkan penghargaan program acara bertemakan
seni dan budaya terbaik dalam kategori cabang untuk Panggung Merdeka.
Sebagai penutup, Kongres PPIA 2015 menggelar social dinner bertempat dilokasi yang sama. Acara ini diramaikan oleh pelajar internasional dan pelajar
ASEAN di Victoria.
ppia vic
Era Baru KabinetCemerlang PPIA
Serah terima jabatan kepada Ketua PPIA baru, Mutiasari Handaling
Peserta dan nara sumber Talks menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” sebelum acara dimulai
Pembagian penghargaan cabang dan ranting PPIA
13
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
14/6814
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
BUSET LIFE
Dengan cukup canggihnya sistim komunikasi dan teknologi yang mendukungkomunikasi dewasa ini, maka setiap waktu kita dibombardir dengan aneka informasi.
Mulai dari yang ringan dan yang lucu sampai yang hen li mian (mendalam) dimana
kita terpaksa musti berpikir.
Suatu pagi, seorang teman mengirimkan untaian rangkaian kalimat “kartu Hallmark”berikut ini:
PETUAH TIONGKOK
-心 念 很 重 要
Benak pikiran sangat penting
-人心念變了 ,德行就變了 Seseorang bila benak pikirannya berubah, maka moralitasnya akan berubah juga
-德行變了 ,氣場就變了
Moralitasnya berubah, energi di sekitar dirinya akan berubah-氣場變了 ,風水就變了 Energi di sekitarnya berubah, maka feng shui nya juga akan berubah
-風水變了 ,運氣就變了
Feng shuinya berubah, maka rejekinyapun ikut berubah
-運氣變了 ,命運就變了 Rejeki berubah, nasibnyapun ikut berubah
-改變命運
Mau MERUBAH NASIB
-真正靠的是自己的正能量 ,厚德載物 Benar-benar harus tergantung energi positif yang kita miliki, memiliki kebajikan yang
tinggi akan memiliki semuanya
-而不是身上配戴的 ,各種護身符轉運珠
Bukan tergantung apa yang dipakai di tubuh, misalnya membawa jimat pelindungatau mutiara yang bisa merubah nasib
-內心善良,柔和,寬厚 ,必長福相
Hati yang baik, sabar, lapang dada pasti wajahnya akan berubah jadi wajah hokki
-那是多麼昂貴的化妝品 ,都裝扮不出來的 Itulah alat rias yang paling mahal, alat rias apapun tidak bisa merubah wajah orang
jadi hokki-相 由 心 生
Aura wajah ditimbulkan dari benak p ikiran-境 由 心 轉
Maka keadaan hidup/nasib akan berubah karena perubahan benak pikiran
-古人云:
Leluhur kita mengatakan-人心生一念,天地盡皆知
Begitu punya benak pikiran, maka langit dan bumi/Tuhan langsung tahu
-善惡若無報,乾坤必有私
Kebaikan & kejahatan bila tidak ada karmanya, maka Tuhan tidak adil-人生就是一場修行 ,修的就是一顆心
Dalam kehidupan ini manusia harus membina diri, yang dibina/dirubah adalah hati/
benak pikirannya
-心柔順了 ,一切就完美了 Bila hatinya tanpa ganjalan, semuanya akan jadi lancar
-心清淨了 ,處境就美好了
Hati jadi tentram & damai maka keadaanpun akan jadi lebih indah
-心快樂了 ,人生就幸福了 Hati menjadi gembira maka kehidupannya akan bahagia
-人這一輩子 ,不管活成什麼樣子
Manusia dalam seumur hidupnya, apapun kehidupannya
-都不要把責任推給別人 Jangan menyalahkan orang lain
-一切喜怒哀樂都是自己造成
Karena dirinyalah yang membuat rasa senang, emosi, sedih dan dgembira-生命是一種回聲
Kehidupan ini adalah aksi dan reaksi
-你幫助的人越多 ,你得到的也越多 Makin banyak membantu orang, makin banyak yang didapatkan.
Ada benarnya juga. Coba saja amati, di suatu wilayah dimana moralitas orang-
orangnya tidak baik maka semakin tidak baiklah energi daerah tersebut. Tentu
saja dengan jeleknya energi suatu kawasan, maka efeknya akan kembali ke parapenghuninya, membuat kehidupan juga tidak baik. Hal ini terlihat sekali pada masa-
masa menuju peristiwa kerusuhan dan kejahatan kemanusiaan Mei 1998.
Itu mengapa tak jarang kita saksikan upacara atau ritual berdasarkan berbagaikepercayaan untuk “membersihkan” suatu tempat atau daerah. Istilah lainnya
adalah di-ruwat, kias, cleansing, ciswak, atau aneka istilah sejenisnya. Usaha dan
tindakan ini tentu baik, namanya juga kita berusaha buat memperbaiki keadaan.
Tapi yang seringkali terlupakan adalah semuanya itu hanya merupakan bagiandari faktor Langit (Tian). Tetap saja moralitas manusia, penghuninya, juga perlu di-
cleansing. Perlu ada tindakan konkrit untuk melakukan perubahan fsik (merubah
feng shui) di wilayah tersebut. Pada intinya, sisi Manusia dan Bumi harus saling
diperbaharui, baru hasilnya bisa maksimal.
Terlalu naif kalau kita beranggapan hanya dengan ruwat/kias/cleansing makaotomatis suatu tempat akan lantas jadi bersih dari energi negatif. Karena sejujurnya,
orang-orang yang memanjaatkan doa atau melakukan ritualnya juga belum tentusepenuhnya suci, kecuali mungkin para dewa/malaikat/nabi sendiri yang langsung
mengerjakannya.
Suhana LimCertied Feng Shui Practitioner
www.suhanalimfengshui.comContact No :0422 212 567
Ruwat Bumi
Ritual membersihkan aura dalamkepercayaan Shinto di Jepang
14
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
15/68
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
16/6816
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
Melbourne kembali menjadi tuan rumah FURNITEX 2015, sebuah pameran furniture yang mengusung berbagai macam produk lokal dan internasional. Tahun ini,
Indonesian Pavilion disponsori pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
Canberra melalui atase perdagangannya dan KJRI Melbourne. Dua perusahaan milik
putra bangsa yang turut serta adalah Cane Java, importir furniture Indonesia berbasisdi Melbourne dan Bali Wirama yang bergerak di bidang kerajinan tangan asal Bali.
Mengikuti pameran di luar negeri bukanlah kali pertama bagi kedua perusahaan
tersebut. Bila Cane Java rutin mengikuti FURNITEX setiap tahunnya, Bali Wirama pernah berpartisipasi dalam pameran di Las Vegas dan Atlanta, Amerika Serikat
atas undangan dan bantuan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles.
Keikutsertaan Bali Wirama di dua kota tersebut menghasilkan kerjasama dengan
beberapa pengusaha lokal di sana.
Bali Wirama bergerak di bidang kerajinan tangan yang menggunakan bahan-bahan
yang terbuat dari metal. Produk metal art tersebut kebanyakan berupa dekorasi
taman dan hiasan dinding. Di Australia sendiri Bali Wirama sudah menjalin kerjasamadengan pengusaha asal Darwin. Melalui FURNITEX tahun ini, Ngurah Wira selaku pemilik
perusahaan berharap dapat semakin memperluas jaringan penjualannya.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Noerdiansyah (Ancha) dari Cane Java menyatakan terjadi peningkatan pengunjung di pameran tahun ini. Ancha
menambahkan, meski perekonomian Australia masih menurun, p ihaknya menyiasati
sistem layanan dengan mempercepat proses pengiriman barang. Hanya dalam waktu
beberapa minggu saja pelanggan sudah bisa menikmati produk yang dibeli. Cane Java juga tidak menetapkan jumlah pemesanan minimum sehingga memberikan
keleluasaan tersendiri untuk pembelinya.
Menanggapi penurunan permintaan pasar Australia secara umum, Atase
Perdagangan KBRI Canberra Iman Nurimansyah menyatakan jika kerajinan tangan,
perhiasan , kopi dan tekstil merupakan produk-produk impor dari Indonesia yang masih
laku dan termasuk stabil. Dirinya bahkan melihat semakin banyak pengusaha Australiayang memproduksi perhiasan secara masal di berbagai kota di Tanah Air.
Iman pun sempat berbincang-bincang dengan dua perusahaan lokal di ajang
FURNITEX kemarin yang memiliki pabrik di Indonesia. Misalnya Satu Bumi, produsendekorasi taman seperti pot, patung, hiasan air mancur dan lainnya. Perusahaan ini
mempekerjakan 160 orang di sebuah desa dekat Yogyakarta. Kemudian ada Centrum
Furniture yang berbasis di Sydney namun memiliki pabrik di Solo.
Untuk kedepannya, Iman menjanjikan pihaknya dan ITPC Sydney akan terus berupaya
mempromosikan produk Indonesia dengan mengikuti berbagai pameran dan ekspo
perdagangan di Benua Kangguru ini.
rr
BUSET NGELIPUT
Paviliun Indonesia
Ramaikan Furnitex 2015
Atase Perdagangan KBRI Canberra Iman Nurimansyah Ngurah Wira (Bali Wirama)
Ancha (Cane Java)
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
17/6817
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
18/6818
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
COVER BUSET
Wanita kelahiran Jakarta 22 tahun yang lalu ini lebih suka dipanggil
Audrey. Dirinya baru saja dinobatkan sebagai pemenang VIVID
Competition 2015 untuk kategori Excellence in Furniture Design
Award. Karya yang diusungnya bertajuk Wine Stool; sebuah bangkuyang didesain menyerupai tutupan botol anggur/wine.
Saat ini Audrey masih tercatat sebagai mahasiswi RMIT University jurusan Industrial
Design, dan Wine Stool tersebut sebenarnya merupakan bagian dari tugassekolahnya. Tak disangka-sangka, waktu dua bulan yang ia habiskan dari desain
awal hingga produk jadi tidak terbuang secara percuma. Ide brilian dan kreasi
kreatif Audrey terbayar dengan mendapatkan nilai High Distinction. Pasalnya, selain
memiliki bentuk yang memikat, bangku tersebut dapat dibuat dengan konstruksiyang mudah serta bahan yang sederhana sehingga nantinya dapat diproduksi
Juara Kompetisi
Desain Nasional
Gabriella Audrey iwarga
Wine StoolFlip Lamp
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
19/68
Tahun 2015 merupakan tahun ke-13 diadakannya sebuah kompetisi berskala nasional Australia
untuk para desainer berbakat. Ini kali ada tiga orang Indonesia yang berhasil lolos ke dalam
50 nalis di ajang bergengsi yang diberi nama VIVID (Vibrant Vision in Design) tersebut. Merekaadalah Gabriella Audrey Aliwarga, Lorca Biru dan Yulia Holil.
LORCA BIRU
Untuk VIVID 2015, pemuda yang
berdomisili di Perth, Western Australia ini
menjagokan karya berupa coffee table
yang dinamakan Car’c. Awalnya, mejatersebut sengaja didesain untuk salah
seorang pelanggan Lorca. Ternyata Car’c
mampu mendapatkan perhatian spesial
dari para juri VIVID karena bentuknya yangsederhana namun memiliki fungsi unik,
yakni mampu menyusun majalah denganrapih ke bagian bawah meja hanya
dengan menyelipkan majalah tersebutmelalui celah yang sengaja dibuat pada
bagian atasnya.
Lorca mengaku Car’c menerima banyakmasukan positif dari banyak kalangan.
Dirinya pun telah menerima beberapa permintaan publik yang ingin memiliki coffee table itu.
Pria muda ini lulus dari jurusan Industrial Design Curtin University, Perth sekitar tiga tahun silam.Lorca kemudian sempat magang di sebuah perusahaan desain. Karena prestasi kerjanya,
Lorca bahkan disponsori perusahaan tersebut untuk mendapatkan ijin tinggal tetap /
permanentresidence.
Di awal tahun ini, Lorca memberanikan diri membuka usaha interior design-nya sendiri, yaitu
Discover LLB yang telah memproduksi karya-karyanya di Indonesia serta Australia.
YULIA HOLIL
Kompetisi VIVID bukan hal baru bagi gadis berambut
panjang ini. Pasalnya, tahun lalu Yulia dinobatkan sebagai
pemenang kategori Green Award untuk karyanya,Sandwiched Shelf .
Tahun ini, lulusan Curtin University, Perth tersebut menjadi
nalis melalui Corker!, yakni sebuah bangku rangka besidengan bagian tempat duduk yang dibuat menyerupai
tutup minuman wine. Kreasi ini tanpa disengaja memiliki
konsep hampir serupa dengan Wine Stool milik pemenangVIVID 2015, Audrey Aliwarga.
Sudah satu dekade Yulia menetap di Perth, Western
Australia. Di sana, dirinya mengaku mengambil sekolahtinggi jurusan Industrial Design dikarenakan banyak kerja
praktikal. “Sehingga saya bisa mengetahui proses dari
desain hingga produksi,” ujar Yulia. Dalam waktu dekat ini,
Yulia berencana pindah ke Melbourne karena menurutnyakota ini merupakan pusat desain di Australia.
rr
dengan skala besar tanpa menghabiskan biaya yang terlalu tinggi. Dengan
demikian, akan lebih banyak masyarakat yang dapat menikmati karyanya itu.
Awalnya mahasiswi tahun ke-empat ini mengaku hanya iseng mendaftarkan
Wine Stool dalam ajang VIVID 2015. Selain itu, Audrey juga mengikutsertakan
satu produk lainnya; Wine Pendant Lamp, yakni sebuah lampu gantungdimana desainnya juga terinspirasi dari tutup botol wine. Menariknya, semua
produk dibuat tanpa menggunakan penguat seperti lem maupun baut untuk
mengencangkannya.
Ini merupakan kali kedua dirinya ikut serta dalam kompetisi sejenis. Tahun lalu,
Audrey sempat menjadi salah satu nalis The Edge Design Competition di
Sydney dengan desain Flip Lamp, sebuah lampu portable yang terbuat dari
rangka aluminium dan kayu pada bagian luarnya. Bahkan pada 2013 prestasiakademik Audrey telah diakui dengan dianugerahkannya Golden Key karena
GPA-nya mencapai 3.5.
Ketertarikan Audrey untuk belajar dan mengejar karir di bidang Industrial Design bukan tanpa alasan. Rupanya, sejak kanak-kanak dara manis ini memang suka
menggambar dan merancang aneka produk, sebut saja membuat perhiasan
dan kerajinan tangan sekolah.
Ketika masuk ke jenjang pendidikan tinggi, Audrey menemukan ketertarikan
dalam merancang produk furniture dan lighting “karena produk tersebut bisasaya nikmati sendiri. Jika harus mendesain mobil, belum tentu saya punya
mobilnya,” katanya polos.
Mantan siswi SMA Regina Pacis Bogor ini mengaku mendapatkan gen
kreatifnya dari sang bunda, Lies Valentina, yang ialah seorang interior designer .
Sebelumnya, beliau juga pernah berprofesi sebagai guru desain keramik.Ditambah dengan jiwa pengusaha dari ayah, Benyamin Aliwarga, menjadikan
anak ke-dua dari tiga bersaudara ini semakin mantap dalam menentukan arah
karirnya.
Sebelum bergabung dengan RMIT, Audrey yang tiba pertama kali di Melbourne
di tahun 2011, harus merampungkan pendidikan Foundation Studies di Taylors
College selama setahun. Akhir tahun ini, Audrey berharap mendapatkan gelar
Bachelor of Industrial Design (Honours) dan berencana untuk mulai mendalamidunia industri desain secara serius. Baginya, membagikan kecintaan akan
desain dengan membuat karya-karya kreatif yang dapat dinikmati khalayak
umum merupakan kepuasan tersendiri.
“Industrial Design adalah design for the user , kita memikirkan bagaimana humanbehavior is not only aesthetically pleasing but functional as well,” papar Audrey
mantap.
rr
19
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
TRIO FINALIS INDONESIA
Mampu bersaing dengan warga lokal
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
20/6820
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
PROFIL BUSET
Model Fitness BerbagiKisah Sukses di Tanah Rantau
Melisa Drmwn
20
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
Meraup kesuksesan dalam dunia berkarir di negara asing bukan hal yang
mudah. Perjuangan tersebut tak dipungkiri harus dilalui banyak orang
Indonesia yang meninggalkan Tanah Air demi mengejar mimpi, atau yangdilahirkan di Australia dari orangtua yang berasal dari Indonesia. Hal itu juga
yang dialami oleh Melissa Darmawan. Wanita cantik ini memulai karirnya dari
nol, hingga kini menjadi international bikini model champion, tness model
dan lifestyle and performance coach di Sydney. Ia juga merupakan Australian/Asian model
pertama yang disponsori oleh Dymatize Nutrition, sebuah produsen suplemen dan nutrisi
binaraga.
Melissa lahir pada 1984 di Sydney, New South Wales, dan dibesarkan di eastern suburbs
bersama keluarganya. Meski tidak lancar berbahasa Indonesia, namun ia masih mengerti
dan tidak lupa akan asal usulnya. Ibunya berasal dari Jakarta, sedangkan ayah dilahirkan di
Makassar, Sulawesi. Alkisah sang ayah menginjakkan kaki pertama kali di Sydney pada 1974
untuk menimba ilmu di bidang hotel catering dan management, dan kemudian berprofesi
sebagai seorang chef . Ibunya pindah ke Sydney setelah menerima lamaran ayahnya pada
1983.
“I knew I was quite unique in that my features were the polar opposite of the stereotype Asian
that was perceived in the late 1990’s, early 2000’s. I was always one of the tallest girls in my
year and had curly hair, tanned skin so I knew that my look was different in that,” papar Melissayang mengaku bahwa keinginan menjadi model sudah ada sejak remaja. Dan oleh karena
bentuk tubuhnya lebih cocok menjadi model pakaian renang dibanding fashion modeling, ia
pun memutuskan mengejar karir di jalur tersebut.
Memasuki usia 17 tahun, Melissa sempat bekerja di pusat kebugaran Fitness First selama tujuh
tahun. Lama kelamaan lingkungannya tersebut mendorongnya untuk menjadi model tness.
Saat itu ia kerap mengagumi model-model tness yang ia lihat di majalah serta di setiap tness
expo yang ia kunjungi. “ I’ve always liked curvy, round women and there was something about
a tness model that encompassed that, but if you asked me back then if I knew I was going to
be a tness model, I denitely would not have said yes!!!” kisahnya seraya bernostalgia.
Sayang, awal jalur karirnya sebagai model tidak semulus yang ia kira, tak lain karena
pada kala itu sosok seorang “model” cenderung memiliki bentuk tubuh kurus. “You either
categorized into either a blonde, brunette or a “black” girl with a rare appearance of an Asian
model on the scene here and there. As I found it tough, I decided to throw the towel in as
there were few jobs here and there and decided to pursue another career,” ungkapnya.
Setelah vakum di dunia modeling selama empat tahun, wanita berparas menawan ini tiba-
tiba berkeinginan untuk mengadakan sebuah photoshoot untuk merayakan ulang tahunnya,
semata-mata karena ia rindu berada di depan kamera. Pada saat yang bersamaan, ada
teman Melissa yang sempat mengikuti kompetisi bodybuilding untuk pertama kalinya. Hal
tersebut menyadarkan Melissa bahwa ia siap menaruh fokus pada bentuk tubuhnya sendiri.
Ia pun lalu meminta temannya itu untuk menjadi personal trainer baginya. “She put together
my rst experience of a disciplined food and weights training program and boy, that was an
adventure!!!” ujarnya dengan semangat.
Sesudah photoshoot, teman Melissa mengajaknya datang ke sebuah pelatihan yang
diadakan oleh Bodybuilding Federation, dimana setiap pendatang mendapatkan
kesempatan untuk berpose dan berjalan di panggung seperti layaknya kompetisi bikini. Ketika
workshop berlangsung, pimpinan dari federation tersebut mempersilahkan setiap pengunjung
untuk duduk. Tak disangka, Melissa dipanggil untuk menunjukkan kebolehannya berjalan
di atas panggung. Si pimpinan rupanya mengira Melissa sudah pernah mengikuti kompetisi
sebelumnya. “Well, I hadn’t, however, her compliment gave me the condence to re-consider
modeling a bit more seriously than before,” aku wanita 31 tahun itu.
Seminggu setelah peristiwa itu Melissa memutuskan untuk mengikuti kompetisi pertamanya
yang diadakan 12 minggu kemudian. Melissa berhasil menempati juara ke-4 padapertandingan pertama, dan juara ke-2 pada pertandingan berikutnya. Inilah yang menjadi
awal kesuksesan karir Melissa. “The president of the Australasian Natural Bodybuilding (ANB)
federation suggested I compete in an international show called the Asia Pacic’s International
Championships in Queensland 2 weeks later and with all my nerves, I overcame that, ew
myself up and came 2nd again. From there, I knew I had the bug!!!”
Selanjutnya Melissa memutuskan untuk terus mengikuti berbagai kompetisi. Ia pun sempat
memenangkan gelar sebagai Miss Australia and Miss Asia Pacic, serta bertolak ke Negeri
Paman Sam demi mengikuti kompetisi di Las Vegas dan Miami.
Selama mengikuti berbagai kompetisi, hal paling sulit yang ditemui Melissa adalah
conditioning atau memiliki massa otot yang cukup dan sesuai. Untungnya, karena bentuk
tubuh dan kulitnya yang mendukung, ia berhasil melewati tantangan tersebut. “ Also, my
look is quite unique. The audience either loves it or doesn’t and since I’m so comfortable in
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
21/6821
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
21
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
my own skin; I am completely ne with that cause it’s
my viewpoint on myself that denes beauty and the
compliments from others which boost it,” katanya
percaya diri.
Ketika ditanya apa yang selalu menjadi inspirasi bagi
seorang Melissa, dengan rendah hati ia menjawab
bahwa semangat dan niatnya datang dari kegigihan
serta sebuah tujuan untuk mengidentikasi dirinya
sebagai model yang sukses. Seperti yang diceritakan
sebelumnya, Melissa sempat mengecap kegagalan.
Akan tetapi pengalaman tersebut justru memberikan
sebuah kesempatan baru dalam memenuhi impiannya
sebagai seorang bikini competitor dan model.
Selain itu, Melissa menambahkan, banyak sosok yang
memberinya inspirasi, sebut saja model dan aktris
ternama Soa Vergara yang dikenal karena kecantikan,
pribadi dan tubuhnya yang curvy, dan Pia Miller
untuk kecantikannya yang eksotik serta kecintaannya
kepada keluarga. “In the tness industry, I looked up
to Lindy Olsen. A professional gure competitor and
a chief editor of one of the leading tness magazines
in the industry. What I found inspirational about Lindy
was her warm personality, her genuine care and her
ability to inuence and inspire so many people through
her magazine to help others be the best they can be
through their health and tness,” tutur Melissa yang
mengagumi wanita-wanita tersebut bukan hanya
karena penampilan mereka, tetapi juga dari prinsip
yang mereka pancarkan.
Walaupun karirnya sebagai model bikini dan tness
berjalan lancar, keseharian Melissa bukan berarti
mudah untuk dijalani. Ia harus terus mempertahankan
bentuk tubuh dan kesehatannya untuk memenuhi
kualikasi profesi tersebut. Pada awal karirnya, Melissa
harus berlatih dan mengangkat beban sebanyak 5
hingga 6 kali dalam seminggu, dan terkadang sesi
tersebut dilakukan dua kali sehari, tergantung jadwal
kompetisi Melissa. Berbeda dengan sekarang dimana
dirinya telah berada pada tahap stabil, Melissa dapatmengurangi jadwal latihannya menjadi 2 hingga 3 kali
per minggu yang meliputi angkat beban dan jalan
sehat.
Kepadatan jadwal sehari-hari tidak pernah melunturkan
semangat Melissa dalam menjalani rutinitas
kebugarannya. Untuk menjaga diet, wanita ramah
ini telah menyiapkan sederet daftar makanan seperti
daging, sayuran, nasi, buah-buahan dan produk
susu untuk kemudian dimasukkan ke dalam sebuah
aplikasi di telepon genggamnya – MyFitnessPal guna
membantu dirinya mengontrol asupan makanan
yang harus ia cerna dalam sehari. “With my career
as Business Performance and Sales Coach as well as
my Model Posing and Nutrition Coaching business,
I maintain my physical appearance through a dailyfood game where I need to fulll certain macro nutrient
targets each day. What I mean by that is that I have a
protein, fats, carbohydrate and a ber target that I aim
to fulll by the end of the day to ensure that I maintain
the ratios daily cause with my long days, I like to know
that I have nourished myself to exactly what my body
needs,” jelasnya.
Selain itu, Melissa pula mendapatkan bantuan
suplemen dari para sponsor, seperti Dymatize Nutrition
dan Superior Supplements. “If you don’t see a scoop
of the Dymatize ISO100 Chocolate avour in my daily
regime, you know there’s something not right!” katanya
bercanda.
Di waktu senggangnya Melissa mengaku gemar
bersantap di restoran, pergi ke pantai serta membagi
waktunya untuk orang lain dan membantu mereka.
“I am also passionate about saving the world. Yes, I
am one of those people! So at times, I will go out with
a group of people and hand out books about The
Way to Happiness and run workshops and events for
children and for adults too on the precepts to help with
your journey to happiness. I truly believe that everyone
should be happy,” papar wanita yang juga memiliki
ketertarikan pada musik itu.
Sebagai seseorang dengan darah Indonesia yang
tinggal di Australia, Melissa Darmawan adalah satu dari
sekian banyak orang yang berhasil meraup kesuksesan
di negeri orang dengan kerja kerasnya sendiri. Ia pun
tak segan untuk berbagi motivasi kepada sesama
warga Indonesia yang diambil dari sebuah ucapan lm
ternama Rocky Balboa ketika memberi nasihat pada
anaknya: “It ain’t how hard you hit; it’s about how hard
you can get hit and keep moving forward. How much
you can take, and keep moving forward. That’s howwinning is done!”
“So I want to say this, you’re here in Australia and I
know that you are doing the best that you can to build
a future for yourself and all those involved. With every
doing comes a dream and with every dream is an
adventure and at times, your terrain may be tough.
So just know, that when you get hit, it’s how fast you get
up and keep moving forward to show how winning is
done. That’s my advice to you and remember to always
ourish and prosper,” tutupnya.
sasha
Melissa sebagai salah satu duta Dymatize bersama atlit taekwondo, juga asal Indonesia,Sharell Komala di Arnold Classic Australia 2015
berkompetisi di ajang internasional
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
22/6822
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
INFO BUSET
T
epat pada 17 Agustus ini, kita sebagai warga negara Indonesia merayakan hari
kemerdekaan yang ke-70. Walaupun sedang berada di negara lain, tentunyakontribusi kita sebagai warga yang baik harus tetap dipertahankan. Apa
sajakah hal yang bisa kita lakukan untuk mengharumkan Bangsa Indonesia?
Keluarga
Sebagai orangtua, pertama, jangan dengan mudah
melupakan budaya Indonesia begitu saja. Walaupun kita
berada di luar Indonesia, kita harus terus mengajarkan danberbicara dalam Bahasa Indonesia kepada anak-anak agar
mereka tidak lupa dan terus bangga menjadi bagian dari
budaya Indonesia. Sesekali juga senandungkan lagu-lagu
Indonesia seperti potong bebek angsa, balonku, atau burung kakaktua, agar anakmengenal lagu anak-anak selain yang berbahasa Inggris.
Kedua, ajak anak untuk datang ke acara-acara yang diadakan oleh berbagai
organisasi masyarakat Indonesia. Kebanyakan acara akan menampilkan tarianadat, makanan tradisional, dan banyak dikunjungi oleh para keluarga yang juga
membawa anak-anaknya. Ajarkan mereka tentang beragamnya budaya yang ada
di Indonesia, dan apa yang bisa dilakukan untuk berpartisipasi.
Ketiga, ajak anak-anak untuk datang ke upacara dan perayaan 17 Agustus-an yang
biasanya diadakan oleh KJRI Melbourne agar dapat timbul rasa hormat terhadap
perjuangan para pendahulu kita. Mereka juga dapat ikut serta lomba-lomba menarikyang sangat khas dengan perayaan 17 Agustus di Tanah Air.
Sedangkan untuk para anak, selain tidak melupakan Bahasa Indonesia dalam
percakapan sehari-hari, sesekali dapat meminta ibu, ayah, kakek atau nenek untukbercerita tentang kisah perjuangan Bangsa Indonesia. Siapa tahu ternyata kakekmu
adalah mantan pejuang kemerdekaan, atau perjuangan sang nenek pada zaman
penjajahan dapat membuat dirimu bangga menjadi orang Indonesia.
Selain itu, jangan malu untuk menjadi orang Indonesia. Jangan lupa Indonesia
adalah negara yang terdiri dari beragam pulau, memiliki aneka bahasa serta adat
istiadat yang kaya. Ini adalah aset berharga yang jarang dimiliki bangsa lain.
Pelajar
Bagi para remaja, atau yang duduk di bangku sekolah, jangansegan untuk bergabung dengan PPIA (Perhimpunan Pelajar
Indonesia di Australia) yang tersedia di kebanyakan universitas,sebut saja PPIA RMIT, PPIA Monash, PPIA Melbourne University,
PPIA Swinburne dan lain sebagainya. Setelah bergabung, kamubisa berpartisipasi dan mengenal anggota lainnya, sekaligus
terlibat dengan kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan untuk mengharumkan
nama bangsa.
Banyak orang Indonesia yang datang ke Australia untuk belajar, hingga akhirnya
dapat meraih kesuksesan di dalam bidang yang mereka inginkan. Untuk itu, milikilah sebuah tujuan yang jelas dan jangan menyerah untuk menggapainya. Toh
keberhasilan seorang warga merupakan kebanggaan negaranya.
Ormas
Pengadaan acara-acara yang melibatkan warga Indonesia di
Negeri Kangguru ini dirasa sangat baik untuk terus memupuk
rasa cinta Tanah Air. Selain itu, tentunya melalui acara tersebutkita juga bisa mempromosian budaya bangsa kepada bangsa
lain.
Begitu juga bagi warga yang berkapasitas sebagai pelaku bisnisatau pekerja. Teruslah berjuang meraih kesuksesan sekaligus menjadi inspirasi bagi
generasi penerus yang ingin memulai bisnis atau karir di sini. Apakah itu restoran,
penyedia jasa profesional, ekspor/impor dan lainnya, Anda tidak sendirian. Banyak
yang sudah mencoba dan berhasil, maka Anda pun juga bisa menjadi wargaIndonesia yang sukses mengharumkan nama bangsa.
Merdeka!
sasha
Teruskan PerjuanganDari Segala Lapisan MasyarakatKemerdekaan
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
23/6823
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
ADVERTORIAL
23
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
Setiap mahasiswa internasional di Australia pastisepakat bahwa setelah lulus kuliah, mencaripekerjaan adalah prioritas yang paling utama untuk
memulai karir dan mencari uang untuk masa depan.Namun tidak jarang proses pencarian pekerjaan itumemakan banyak sekali waktu hingga sejumlah lulusanuniversitas memutuskan untuk for good dan mencaripekerjaan di Indonesia atau di negara tetangga sepertiSingapura dan Malaysia.
Entah karena kompetisi yang sangat ketat ataulapangan pekerjaan yang minim di bidang mereka,tidak bisa dipungkiri bahwa mencari pekerjaan adalahhal yang tidak mudah. Maka dari itu, pemerintahAustralia mempunyai sebuah program yang bertujuanuntuk membantu mahasiswa internasional yang sudahlulus dari jurusan IT, Engineering atau Accounting untukmendapatkan pengalaman kerja serta kesempatanuntuk dipekerjakan dan program itu diberi namaProfessional Year Program, atau yang biasa disingkatmenjadi PYP.
Masalahnya adalah, banyak mahasiswa internasional(dalam hal ini, pelajar Indonesia) memiliki miskonsepsiterhadap PYP, dan akhirnya tidak mempertimbangkanPYP sebagai to-do-list setelah lulus. Artikel ini akanmemperjelas mengenai seluk-beluk PYP dan mengapadengan PYP kesempatan berkarir kalian akan lebihmaju dan luas.
PYP adalah sebuah program yang biasanya ditujukankepada mahasiswa internasional yang baru lulus darigelar sarjana mereka, baik itu jenjang S1 maupunS2. Program ini bisa disebut sebagai jembatan agarsarjana yang masih “fresh” dilengkapi dan dipersiapkanuntuk bekerja di dunia kerja yang sesungguhnya dibidang mereka. Berkisar selama 44 minggu, programini merupakan gabungan antara aktivitas belajar-mengajar dan magang (internship). Mahasiswa yangmengikuti PYP mula-mula akan mengikuti kelas-kelasteori yang biasanya diadakan pada akhir pekan
selama 32 minggu, lalu pada 12 minggu terakhir kalianakan ditempatkan di sebuah host company yang akanmenjadi tempat dimana mereka akan magang full-time.
Untuk dapat mengikuti program ini diperlukan
biaya. Nah, biasanya di sinilah miskonsepsi pertamamuncul. Seorang sarjana yang baru lulus inginmencari pekerjaan karena mereka ingin memperolehpenghasilan (uang!), namun PYP muncul untukmenawarkan sebuah program magang dimanakalian harus membayar. Tidak masuk akal? Kami cobaluruskan miskonsepsi ini: PYP memang bukan ajanguntuk mencari pekerjaan. PYP adalah sebuah saranayang dapat membantu kalian untuk lebih memahamidunia kerja dan corporate culture di Australia.Antara lain, kalian juga akan memperlajari sisi HumanResources dan bagaimana berinteraksi dengan rekankerja. Misalnya, kalian akan mendapatkan trainingmengenai Johari Window dan 360 degree feedback yang tentunya akan sangat berguna pada saat kalianmemasuki dunia kerja.
Biaya yang dibayarkan kepada PYP Providermerupakan biaya untuk pengajaran kelas-kelas teori(seperti membayar biaya kuliah) dan asuransi bilaterjadi kecelakaan kerja pada saat masa internship di
perusahaan tersebut sedang berlangsung. Dengan ini jelas sekali bahwa tidak ada uang yang seolah-olah“terbuang” atau bahkan sia-sia.
‘Miskonsepsi yang kedua adalah ‘Saya mau coba carikerja betulan dulu. Nanti mendaftar PYP pada saatvisa TR 485 sudah hampir habis saja’. Singkat kata, iniadalah keputusan yang sangat buruk. Mengapa?Semakin cepat kalian mendaftar PYP, semakin baik,karena pada saat internship berlangsung, apabila pihakperusahaan puas dengan kinerja kalian, kalian mungkinditawarkan pekerjaan diperusahaan tersebut. Ini berartikalian dapat mempergunakan sisa Visa 485 kalian untuktetap bekerja di sana.
Untuk lebih memperjelas lagi, bayangkan skenarioberikut ini: Visa 485 mempunyai durasi selama satusetengah tahun. Kemudian kalian memutuskan untukmendaftar PYP ketika masa visanya sudah mau habis,katakanlah tinggal setengah tahun. Setelah satu tahunlewat, kalian mendaftar PYP dengan masa visa yang
hanya tersisa setengah tahun, sedangkan programPY berlangsung selama 44 minggu (atau hampir satutahun). Ini tidak bisa dilakukan. PYP tidak bisa disingkatatau diperpanjang, dan juga tidak dapat dilakukan/dilanjutkan dengan menggunakan jenis visa yang lain.
Apa miskonsepsi berikutnya? ‘Saya tidak mau ikut PYPkarena host company-nya bukan perusahaan besar’.Setelah lulus sarjana, kita kerap mempunyai mimpi untukbekerja di sebuah perusahaan yang besar dan terkenal.Ini adalah hal yang wajar. Namun bila kalian mendaftarPYP, kemungkinan besar kalian akan dialokasikandi perusahaan yang relatif kecil atau menengah.Alasannya adalah, perusahaan-perusahaan besarbiasanya sudah bisa dikatakan settled. Secara kasar,“ada kamu atau tidak ada kamu, roda perusahaantetap berjalan.” Sedangkan di perusahaan kecil ataumenengah, kalian mempunyai kesempatan untukberkembang atau bahkan menyumbangkan ideyang sesuai dengan keperluan perusahaan tersebut
serta belajar dengan lebih pesat. Struktur organisasi diperusahaan kecil atau menengah biasanya tidak terlalukompleks, jadi bukan tidak mungkin kalian maganglangsung dibawah supervise seorang senior manager atau seorang decision maker di perusahaan tersebut.
Kelebihan lain dari PYP adalah selulusnya kalian daripogram ini, kalian bisa mendapatkan lima poin ekstrauntuk memenuhi syarat visa PR. Tentunya ini adalahkelebihan yang sangat menguntungkan bagi semuamahasiswa internasional yang bertujuan untuk memilikivisa PR di Australia.Mencari pekerjaan memang bukanlah hal yang mudahapalagi jika baru lulus dari gelar S1. Maka dari itu,mendaftar ke PYP sebenarnya adalah hal yang sangatlogis untuk dilakukan seorang mahasiswa yang barusaja lulus, karena kesempatan untuk mendapatkaninternship dan pengalaman yang berharga sangatlahterjamin.
Di samping itu, sejumlah host company juga kerapkali mempekerjakan mahasiswa setelah programmagang mereka berakhir. Dan yang terakhir, untukmendapatkan lima poin ekstra untuk memenuhi syaratvisa PR, siapa sih yang tidak mau?
Semoga dengan artikel ini kalian bisa lebih mengertimengenai PYP dan tidak mempunyai miskonsepsiseperti yang sudah dituliskan di atas.
Raih Kesempatan Berkarir di AustraliaMelalui Professional Year Program
Hubungi Superstar Education di [email protected] untuk mendapatkan informasi terkini mengenai
Professional Year Program yang ditawarkan oleh Navitas
Professional, PPA maupun Performance Education dan
juga jurusan-jurusan di jenjang S1 atau S2.
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
24/6824
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
Di jaman canggih begini, dimana teknologi sudah merajalela
dan menjadi elemen hidup kita, apakah masih perlu
anak-anak belajar tulis tangan di sekolah? Surat-suratan menjadi email. Buku masuk versi online.
Kartu ucapan digantikan oleh e-card. Dokter mengetik,
bukan menulis resep. Touchscreen menjadi fturutama banyak peralatan. Bukankah keterampilanmengetik keyboard touchscreen dengan
secepat-cepatnya lebih berguna daripada
belajar menulis tangan?
Ini adalah pertanyaan yang perlu tetapi
tidak banyak dipikirkan oleh orangtua jaman
sekarang. Semakin banyak sekolah yang
menggunakan tablet computers sebagaisarana utama belajar. Jumlah sekolah yang
masih melatih anak-anak menulis dengan
tangan serapi dan secepat mungkin akan
menurun. Saya juga sering ditanya pendapatsaya mengenai hal ini. Ketika saya menjawab
bahwa saya percaya latihan menulis dengan
tangan itu masih penting bagi anak-anak
kita, desakannya kepada saya adalah untukmenjawab “mengapa?” Banyak teman yang
berpendapat bahwa tulisan tangan itu sudah tidakdiperlukan di jaman quantum computer yang
akan datang. “Handwriting will become obsolete,” begitulah katanya.
Penjelasan saya adalah sebagai berikut.
Pertama, latihan menulis dengan tanganadalah pengembangan keterampilan
yang menggunakan sumber-daya
yang sudah tersedia gratis yaitu
tangan dan jari-jari kita. Sudah dari“sononya”, kata orang Jakarta.
Otak kita sudah memiliki bagian
yang siap berkembang dan perludilatih untuk melakukan fne motor
skills, atau kemampuan bergerak
dengan teliti. Latihan menulis
halus dan dengan hati-hati
untuk bisa membentukhuruf, frase, kata hingga
kalimat adalah aspek
penting perkembanganfsik seorang anak.
Kecepatan komputer
memproses informasi tujuhkali lebih cepat daripada
kemampuan alami kita.
Makanya kalau anak-anak
terbiasa menggunakan komputeruntuk main atau belajar tanpa
diimbangi praktek keterampilan yang alami,
mereka akan mengalami kesulitan untuk bisamengerjakan sesuatu tanpa mesin itu.
Kedua, keuntungan menulis dengan tangan juga termasuk melatih ketekunan
( perseverance) dan kesabaran ( patience) untuk menghasilkan karya yang terbaik
tanpa diburu-buru. Sebenarnya komputer itu didesain untuk bekerja minimal 7kali lebih cepat daripada otak kita. Dalam proses belajar di ruang kelas, ketika
saya mengajar dan meminta para siswa mencatat dengan menggunakan kertas
dan pena/pensil, orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan ipad ataulaptop kelihatan gelisah. Mengapa saya meminta mereka off screen ketika saya
mengajar? Karena sebenarnya mencatat dengan tangan, baik dalam bentuk
tulisan atau gambar, melatih kita untuk menyimak (listening) dengan seksama
dan memilah (flter) informasi inti yang memang penting. Bukan hanya menyalin(copying) apa kata pengajar. Catatan hal-hal penting inilah yang lebih efektif untuk
belajar karena ketika otak kita membuat catatan itu, sudah sekalian menyerap
informasi inti.
Manfaat ketiga menulis dengan tangan adalah menciptakan kesempatan refeksi.
Kemampuan untuk bereeksi ( reective practice) ini penting untuk proses belajar
karena melatih kepekaan terhadap diri sendiri, apa yang sedang dikerjakan
dan mengapa kita mengerjakannya. Bukan hanya tergesa-gesa loncat dari
SARJANA BUSET
Handwriting: is it still a necsary skill to have?
Masih Perlukah Belajar Menulis(Dengan) Tangan?
satu kegiatan ke yang lainnya. Justru dengan bereeksi kita bisa maju lebih pesat
dan efektif. The art of slowing down to progress kedengarannya aneh, tetapi nyata
manfaatnya. Lihatlah penelitian mengenai manfaat bermeditasi, berdoa atau berlibur.Anak-anak kita bisa membangun kebiasaan bereeksi ini melalui latihan menulis
menggunakan tangan mereka sendiri, bukan dengan mengetik di keyboard komputer.
Semoga anak-anak kita bisa mengalami manfaat menulis tangan, sementara mereka
berkembang dalam era teknologi.
Junny EbenhaezerKandidat PhD bidang Pendidkan di Deakin UniversityDosen di RMITProgram Manager di Academies Australasia Polytechnic
Ide/Pertanyaan kirim ke email: [email protected]
24
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
25/6825
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
“Mengapa kamu belum mengisi datatempat dan tanggal lahirmu, Gus?”
Tanya si bos kepada karyawan barunya,Agus.“Saya tidak tahu kapan saya lahir, Pak.”
“Mengapa tidak kamu tanyakankepada ibumu?”“Ibu saya sedang berada di luar kota,Pak.”
“Kalau begitu, mengapa kemarin tidakkamu tanyakan kepada Ayahmu?”“Ah, Bapak ada-ada saja. Ayah pastitidak tahu. Sebab, mana mungkin Ayahmelahirkan saya.”
Si A: “Lo mau ikuttes IELTS nggak?”Si B: “Bayarnyaberapaan sih?”
Si A: “Murah kok.$25 aja, soalnyakolektif samasekolah.”Si B: “Mau deh,mau. Tapi tes-nyanggak pake BahasaInggris kan?”
BUSET JAYUS
IBU ADALAH SEGALANYA
TES INGGRIS
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
26/6826
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
INFO BUSET
Seperti yang telah kita ketahui, masih banyak masyarakat Australia yang
mengalami kesulitan ekonomi hingga harus meninggalkan rumahnya dan hidup di
jalanan atau perumahan khusus. Lebih dari 105ribu orang mengalami hal tersebut,
dan hampir 18.000nya merupakan anak-anak di bawah 12 tahun. Hal ini tentusangat memprihatinkan, terutama melihat bahwa permasalahan tersebut sering
dipandang sebelah mata dan tidak disadari oleh banyak orang.
yang dialami mereka bukan hanya sekedar tidak memiliki rumah tinggal. Namunbanyak pula diantara mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan oleh karena
memiliki disabilitas atau penyakit kronik. Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga
juga menjadi alasan terbesar mengapa orang-orang memutuskan untuk lari dari
rumah.
Bulan Agustus yang memiliki suhu terendah saat musim dingin ini dirasa cocok oleh
banyak rumah ibadah seperti gereja-gereja untuk memperingati para tuna wisma
yang telah meninggal dunia oleh karena kondisinya yang terlantar. Terinspirasidari hal tersebut, tiap tahunnya Homelessness Australia pun mengadakan
‘Homelessness Prevention Week (HPW)’ yang sebelumnya lebih dikenal dengan
nama ‘Homeless Person’s Week’ di tiap minggu pertama bulan Agustus.
Selain untuk mendoakan mereka yang meninggal, ‘Homelessness Prevention
Week’ juga mengajak masyarakat untuk semakin sadar dan peduli pada orang-
orang yang menjadi tuna wisma. Fungsi lain dari peringatan ini adalah untuk
memberikan pendidikan kepada komunitas akan penyebab dan efek tuna wisma,mengajarkan kepada masyarakat bagaimana cara menangani orang yang
mengalami tinggal di jalanan, mengeratkan antar komunitas tuna wisma serta
memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berjasa dalam menangani
permasalahan tuna wisma di Australia.
Tema yang diangkat oleh ‘Homelessness Prevention Week’ tahun ini adalah ‘Step
Up To End Homelessness’. Sesuai dengan tema tersebut, Homelessness Australia
akan menyediakan berbagai tool kits bagi individu maupun komunitas untuk ikutserta dalam memberantas permasalahan tuna wisma di tahun ini. Beberapa cara
untuk ikut berperan adalah dengan mengadakan fundraising, mempromosikan
HPW, berkunjung ke acara-acara HPW, serta menjadi sponsor bagi mereka
yang ingin mengadakan acara besar bagi HPW. Semuanya dapat denganmudah kalian lakukan melalui www.homeless-nessaustralia.org.au. ‘Homelessness
Prevention Week’ tahun ini berlangsung selama seminggu penuh mulai tanggal 3
hingga 9 Agustus.
Usaha dalam menangani kasus tuna wisma tidaklah mudah. Sekitar 25% orang
tuna wisma di Australia yang telah mendapat bantuan kembali kehilangan tempat
tinggal. Hal ini terjadi oleh karena semakin tingginya biaya hidup dan sewa rumah,terutama di kota-kota besar.
Masih banyak juga masyarakat yang tidak mau mencari bantuan saat mengalami
kesulitan oleh karena rasa malu. Walaupun sulit untuk diatasi, semakin banyakusaha yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalah homelessness di Australia.
Salah satunya adalah Green Paper bagi penyandang tuna wisma oleh pemerintah
yang merupakan rencana penanggulangan tuna wisma dalam satu dekade
kedepan semenjak tahun 2008.
Tentunya usaha individual dan komunitas dalam membantu kelompok tuna wisma
juga akan memberikan dampak positif dan mempercepat proses pemulihan
martabat dan kondisi hidup mereka yang telah kehilangan tempat tinggal.Oleh sebab itu jangan ragu untuk ikut menyampaikan dukungan kalian dalam
peringatan ‘Homelessness Prevention Week’ tahun ini.
gaby
Sepercik Kehangatan
Bagi Tuna Wisma di Bulanyang Dingin ini
Homelessness Prevention Week 2015
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
27/6827
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
28/6828
B U S E T - V O L .
1 1 - 1 2 2 - A U G U S T 2 0 1 5
Akhir Juni tahun ini pernikahan sesama jenis telah menjadi legal di seluruh 50negara bagian di Amerika Serikat. Perubahan ini tentunya diterima secara
positif oleh masyarakat LGBT (lesbian, gay, bisexual and transgender ), organisasi-
organisasi pembela hak kemanusian serta individu dari berbagai belahan dunia yang
menyetujui berjalannya same-sex marriage. Peristiwa bersejarah tersebut ditandaidengan perayaan-perayaan besar baik dalam komunitas maupun penyampaian
dukungan yang marak melalui media sosial.
Di Australia sendiri, perjuangan yang dilakukan oleh para aktivis same-sex marriage dan masyarakat luas masih terus berlanjut. Telah melalui pemungutan suara berkali-
kali sejak tahun 2009, peraturan yang melegalkan hubungan sesama jenis masih terus
kalah suara di parlemen federal.
Walau persatuan (unions) antara sesama jenis sudah diakui secara de fakto dan telahmenerima hak-haknya yang setara dengan pasangan heteroseksual, pasangan
homoseksual belum dapat menikah oleh karena bertentangan dengan pengertian
dari pernikahan yang tertera di Federal Marriage Act (1961). Di dalamnya tercantumbahwa defnisi pernikahan adalah persatuan atara pria dan wanita tanpa paksaan;
dan persatuan (unions) lainnya antara pasangan pria dengan pria dan wanita
dengan wanita tidak diakui sebagai pernikahan.
Tentunya selain adanya pertentangan dengan defnisi pernikahan, masih banyak
juga perdebatan di tengah masyarakat Australia sendiri. Selain itu, masih terdapat
kesalahpahaman terhadap same-sex marriage itu sendiri oleh karena keterbatasaninformasi dan pengambilan kesimpulan yang terburu-buru atau tanpa bukti yang
tepat.
Berikut merupakan beberapa kesalahpahaman seputar same-sex marriage:
1. Pernikahan merupakan ritual religius sehingga pemerintah tidak memiliki hak untuk
melegalkan same-sex marriage
Walau banyak dari pernikahan telah disahkan melalui institusi religius, di berbagai
negara, setiap pernikahan harus disahkan oleh pemerintah agar pasanganmenjadi legal dan dapat secara maksimal menjalankan hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini telah terjadi sejak lama dalam sejarah
manusia; misalnya saja di pemerintahan Roma dimana seluruh pernikahan hanya
diatur dan disahkan melalui undang-undang sebelum akhirnya gereja ikut turun
tangan dan menjadikan pernihakan sebagai persatuan yang suci di abad ke-5.
Pernihakan pun telah mengalami banyak evolusi dalam prakteknya. Misalnya
saja pernikahan di banyak negara lebih mempromosikan monogami daripada
poligami, dilakukan lebih atas dasar cinta dibandingkan politik serta memiliki
kebebasan yang lebih untuk memilih calon pasangan.
2. Pasangan homoseksual tidak membutuhkan pernikahan dan pengesahan
pasangan secara de fakto saja sudah cukup
Walau telah diberi hak-hak tambahan sebagai persatuan (unions) yang diakuisecara sah, masih terdapat diskriminasi terhadap pasangan pernihakan sesama
jenis. Misalnya saja ketidaksama-rataan dalam konpensasi kematian saat bekerja
kepada keluarga dan tidak ada akses dalam menerima carer’s leave, yaitu cuti
yang dibayar saat keluarga atau pasangan membutuhkan perawatan karena
sakit, terluka maupun bahaya lainnya yang mendesak.
Adanya perbedaan di atas membuat masyarakat LGBT seolah-olah diperlakukan
sebagai masyarakat kelas dua. Oleh sebab itu untuk mendapatkan hak yangsama, pasangan homoseksual membutuhkan pernikahan.
3. Hanya pernikahan heteroseksual sajalah yang akan memberi dampak positif dalam
masyarakat Dalam kenyataannya, pasangan homoseksual yang menikah juga akan
memberikan nilai positif secara sosial. Hal ini bisa terjadi karena membangun
keluarga merupakan proses yang menyatukan dua individu agar mereka dapatsaling mendukung baik seacara fnansial maupun emosional. Dengan mengadopsi
anak, pasangan homoseksual juga akan memberikan kesempatan baru bagi anak-
anak terlantar untuk hidup dalam sebuah keluarga. Tentunya selayaknya keluarga
lainnya, mereka memiliki tugas dan kewajiban yang sama, yaitu salah satunyauntuk mengasuh dan mendidik anak tersebut dengan penuh tanggungjawab.
Legalisasi pernihakan same-sex selain itu akan meringankan beban mental bagi
masyarakat LGBT dan membantu menciptakan kehidupan kepemerintahan dan
kemasyarakatan yang adil.
gaby
Pernikahan
Sesama JenisYa atau Tidak?
INFO BUSET
-
8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015
29/6829
w w w . b
u s e t - o n l i n e . c
o m
INFO BUSET
Tanggal 9 Agustus merupakan hari spesial bagi dunia dimana masyarakat merayakan
International Day of the World’s Indigenous People . Yang dimaksudkan denganIndigenous People adalah masyarakat asli yang tinggal di suatu wilayah yang telah
dikolonisasi atau diambil alih oleh bangsa atau kelompok masyarakat lainnya. Pada
umumnya Indigenous People mempertahankan dan terus mempraktekkan bahasa,
budaya dan kebiasaan mereka yang unik, serta menjadi kelompok minoritas diwilayah tersebut.
Oleh karena kondisinya yang minoritas, masyarakat Indigenous seringkali tertindas.
Keasrian wilayah serta gaya hidup mereka seringkali terancam punah. Bukan itusaja, dalam kehidupan sehari-hari, terkadang mereka juga menerima perlakukan
yang tidak adil dalam masyarakat. Demi menghormati, melindungi dan melestarikan
kehidupan Indigenous Peoples, para pemimpin dunia pun menciptakan hak-hak dan
hukum khusus yang berlaku bagi mereka. Beberapa organisasi internasional sepertiIndigenous World Association, Earth Peoples dan Indigenous Environmental Network
juga tercipta. Hari internasional bagi Indigenous People sendiri diciptakan oleh PBB di
tahun 1994.
Dalam prosesnya, International Day of The World’s Indigenous Peoples telah menjalani
dua dekade internasional. Dekade kedua yang berlangsung sejak tahun 2004 – 2014
memiliki tema “ A Decade for Action and Dignity”. Tahun ini akan menjadi tahun
yang spesial, sebab sepuluh tahun selanjutnya akan dimulai dan dirumuskan denganmatang. Memilih tema yang dianggap sesuai bagi perkembangan perlindungan
hak-hak kaum Indigenous juga sangatlah penting untuk dilakukan di tahun 2015 ini.
Jumlah Indigenous People di dunia berada dalam kisaran 200 hingga 350 juta orang,
dan tersebar di seluruh dunia. Orang-orang Indigenous di Australia sendiri mencapaileih dari 650 ribu jiwa di tahun 2011, yaitu 3% dari jumlah total penduduk Australia.
Masyarakat Indigenous di Australia yang mungkin paling kita kenali adalah Aborigin.Namun di luar itu, juga terdapat kelompok Indigenous lainnya, yaitu Torres Strait
Islander. Berbeda dari kelompok Aborigin yang mayoritasnya berasal dari daratan
luas Australia dan Tasmania