buset vol.11-122. august 2015

Upload: buset-indonesian-newspaper

Post on 07-Aug-2018

261 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    1/681

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    2/682

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    3/68

      dari

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    4/68

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    5/685

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    5

    C&K REMOVALSALL SUBURB - 24/7

    House/Office/Storage Moves, Furniture Removals,Internet Shopping, Packing & unpacking,

    Delivery & Pick ups and more

    Truck ully equipped with tail lif FROM $50/hr

    FREE quotes and booking,

    M: 0410 105 241, 0404 316 661

    E: [email protected]

    SEMINAR

    Dewasa ini, kaum muda Indonesia mulai berani menyuarakan pemikiran mereka

    demi kemajuan bangsa. Maka itu, beberapa tahun ke belakang, semakin sering

    dijumpai forum-forum diskusi atau panel terbuka sebagai salah satu kegiatan untuk

    memperingati hasil perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Tentunya, selainmengundang para cendekiawan dan mahasiswa, acara ini pula menjadi perhatian

    publik karena mengangkat isu sosial ekonomi yang dialami seluruh masyarakat

    Indonesia.

    Tahun ini, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) Cabang Victoriamengadakan “Bincang Merdeka” dengan mengundang narasumber Menteri

    Pendidikan Indonesia Anies Baswedan, artis dan penyanyi muda Indonesia Maudy

    Ayunda dan Bagus Nugroho, warga Indonesia di Melbourne yang terpilih menjadi

    peneliti ekspedisi ke Mars.Acara yang akan dipandu presenter Marissa Anita ini diadakan di Elizabeth Murdoch

    Hall, Melbourne Recital Centre, Southbank, Sabtu, 22 Agustus, pukul 5 petang.

    INFO BUSET

    APA ACARA 17-AN MU?Tak terasa 70 tahun sudah berlalu sejak pertama kalinya Teks Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1945. Sejak itu, masyarakat Indonesiaselalu memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus dengan meriah. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan di hari penuh sejarah ini?

    UPACARA 

    Upacara penaikan bendera merupakan kegiatan yang selalu diadakan di pagi hari.Umumnya dimulai pukul 10, sesuai dengan waktu pembacaan teks proklamasi oleh

    Presiden Soekarno 70 tahun yang lalu.

    Warga Indonesia di Melbourne dapat mengikuti upacara di KJRI, 72 Queens Road,Melbourne. Setelah itu, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, PasukanPengibar Bendera (Paskibra) akan menaikkan bendera merah putih di Federation

    Square.

    Penurunan bendera biasanya akan dilakukan pada sore hari yang sama.

    DOA

    Dari sisi religi, tak jarang rumah-rumah ibadah sengaja dibuka tepat padahari kemerdekaan untuk memanjatkan ungkapan syukur kepada Tuhan atas

    anugerahNya sehingga kita bisa menikmati Indonesia yang merdeka.

    Begitu pula di Melbourne, meski tidak tepat diadakan pada 17 Agustus, BadanKerjasama Umat Kristiani di Victoria (BKS) bekerjasama dengan KJRI menggelar

    “Malam Doa Untuk Indonesia” di Ruang Bhinneka, KJRI Melbourne pada Jumat 21

    Agustus pukul 18:30 petang. Dalam acara ini biasanya para pemimpin atau pengurus

    dari berbagai gereja akan membawakan beberapa topik doa.Umat Muslim Indonesia juga umumnya menyisihkan waktu mereka untuk

    memanjatkan doa di beberapa pengajian yang tersebar di seluruh Victoria.

    LOMBA

    Untuk memeriahkan hari kemerdekaan, masyarakat mengadakan berbagai jenisperlombaan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Kegiatan ini dilangsungkan

    untuk mempererat rasa persaudaraan sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme

    terhadap bangsa dan negara Indonesia.

    Biasanya jenis lomba tradisional masih menjadi favorit karena dinilai lebih seru dan ceria,terlebih lagi jika berada di tanah rantauan. Beberapa lomba yang biasa diadakan

    berbagai organisasi masyarakat di Victoria adalah tarik tambang, makan kerupuk,

    balap karung dan balap kelereng.

    Paskibra menaikkan bendera di FedSquare (2014)

    Pdt. Iskandar dan Pdt. Mun Rusman memimpin doa untuk Indonesia (2013)

    “The Forum” PPIA Melbourne University bersama Mari Elka Pangestu (Mar 2015)

    Makan kerupuk di acara 17an PPIA LaTrobe (2014)

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    6/68

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    7/687

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    PERWAKILAN RI

    EMERGENCY NUMBER

    AKAN DATANG-VIC

    Kedutaan Besar RI

    untuk Australia

    Konsulat Jendral RI

    untuk Victoria & Tasmania

    Konsulat Jendral RI

    untuk NSW

    Konsulat Jendral RI

    untuk Western Australia

    Konsulat Jendral RI

    untuk Northern Territory

    8 Darwin Avenue Yarralumla, ACT 2600

    Ph. 02 6250 8600 Fax. 02 6273 6017 www.kbri-canberra.org.au

    72 Queens Road Melbourne, VIC 3400

    Ph. 03 9525 2755 Fax. 03 9525 1588 www.kjri-melbourne.org

    236 - 238 Maroubra Rd Maroubra, NSW 2035

    Ph. 02 9344 9933 Fax. 02 9349 6854 www.kjri-Sydney.org

    134 Adelaide Terrace East Perth, WA 6004

    Ph. 08 9221 5858 Fax. 08 9221 5688 www.kri-perth.org.au

    20 Harry Chan Avenue Darwin, NT 0801

    Ph. 08 8941 0048

    Fire Ambulance & Police - 000

    POISON Information Centre - 131 126

    State Emergency Service (SES) - 132 500

    CRIME STOPPERS - 1800 333 000Telephone Interpreter Service - 131 450

    Senin, 17 Agustus 2015

    UPACARA HUT RI KE-70

    KJRI Melbourne72 Queens LanePk. 10

    Jumat, 21 Agustus 2015

    MALAM DOA UNTUK INDONESIA

    (BKS)

    KJRI Melbourne72 Queens LaneMulai pk. 18:30Johan: 0402 467 402Michael: 0403 534 902

    Sabtu, 22 Agustus 2015

    BINCANG MERDEKA(PPIA VIC)

    Forum Diskusi InteraktifBersama Anies Baswedan, MaudyAyunda,Bagus Nugroho dan Marissa Anita

    Elizabeth Murdoch HallMelbourne Recital Centre31 Sturt Street, Southbank Mulai pk. 17:00ppia-vic.org

    Sabtu, 5 September 2015

    PENTAS BAKAT

    Grand Final

    (Replique Production)

    Arrow on Swanston$10Pintu dibuka pk. 18:30Sucipto: 0413 019 374Eric: 0423 950 [email protected]

    Kotak Langganan

    Ingin mendapatkan BUSET langsung di rumah?

    Hubungi (03) 901 277 64 atau email [email protected]

    BUSET juga bisa dibaca gratis melalui www.buset-online.com

    : BUSET

    : @BUSETMagazine

    READ BUSET ONLINE at WWW.BUSET-ONLINE.COM

    PUBLISHER

    Projek 21

    EDITOR in CHIEF

    Roy Rotty

    EDITOR

    Vini Rotty

    ASSOCIATE EDITOR

    Kevin Rusli

    JOURNALISTS/PHOTOGRAPHERS

    Andre JoFelicia LaseGabriella Arifn

    Kevin RusliSasha LuhulimaTjintjin JonesRoy RottyVini Rotty

    ADVERTISING EXECUTIVES

    Vini Rotty (0438 012 183)Roy Rotty (0404 546 646)

    SUBSCRIPTION

    Sabtu, 12 September 2015

    CELEBRATION OF INDONESIA

    Melbourne Town HallGratisPk. 17-19

    Celebrationondonesia.com

    SEMINAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN(IkaWiria)

    KJRI Melbourne72 Queens LaneGratisPk. 11-15

    Minggu, 13 September 2015

    SOUNDSEKERTA

    SOUND OF THE NATION

    (PPIA Monash)

    Noah, Nidji, TulusMelbourne Town Hallppiamonash.org

    Senin, 28 September 2015

    AUSTRALIA INDONESIA BUSINESS FORUM

    (PPIA Monash)

    “Crafting Innovative Leaders in Golden Era”aibf.ppiamonash.org

    ART

    Rizwana Rachman

    DISTRIBUTION COORDINATOR

    Kelvin SaputraRoy Rotty

    CONTRIBUTORS

    AIDA VICAlain Warisadi – Xynergy Realty

    GroupCentral EquityCrime Stoppers AustraliaGRII MelbourneJunny EbenhaezerPPIA VIC dan rantingRandy Enos – ICCASuhana LimSuperstar EducationVirda Ersan – SEA AccountantsYapit Japoetra – YNJ Migration

    Merdeka!

    Agustus selalu melekat dalamhati seluruh insan Indonesia.

    Pasalnya, hari ke-17 di bulanini setiap warga Indonesiamengenang kembaliperjuangan para pahlawanyang telah membawaRepublik Indonesia padakemerdekaannya. Berbagaiaktivitas yang biasa dilakukandi Tanah Air juga dapatdijumpai di Benua Kangguruini. Di Melbourne, acarasemisal upacara penaikanSang Saka Merah Putih,perlombaan tradisional hinggadiskusi mengenai isu sosialekonomi Bangsa Indonesiadapat diikuti. Tentunya inisemua diharapkan dapatmenjadi salah satu bentukkontribusi warga Indonesia meski berada jauh dari kampunghalaman. Informasi mengenai acara tersebut dapat dijumpai padaBUSET  Edisi Agustus ini.

    Sebagai generasi penerus, banyak yang dapat dilakukan untukmengharumkan nama Bangsa Indonesia dimanapun kaki berpijak.Sebab dengan berkarya dan menjadi yang terbaik, dunia akanmelihat latar belakang dan budaya yang kita bawa. Maka itu,demi memperingati perjuangan kemerdekaan, BUSET  sengajamengangkat prol-prol inspirasional yang diharapkan dapatmemacu sesama warga Indonesia lainnya untuk terus bergerakmaju. Diantara mereka adalah Gabriella Audrey, desainer mudayang baru saja mendapat penghargaan bergengsi dan MelissaSaputra dengan perjalanan karirnya sebagai model yang dimulaidari nol.

    Tak lupa BUSET  pula menghadirkan liputan maraknya perayaanIdul Fitri dimana meski musti bergelut dengan cuaca dingin,namun kehangatan dan rasa persaudaraan antar warga tetapterpancarkan.

    Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

    BUSET - Not Your Ordinary One!The most talked about Indonesian Magazine in Australia

    BUSET - VOL. 11-122 - AUGUST 2015

    7

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    cover: Gabriella Audrey Aliwargafoto: dok. pribadi

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    8/688

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    BUSET NGELIPUT

    Mengawali musim dingin yang lalu, puluhan awak media di Victoria berkesempatan

    untuk berkumpul dalam sebuah pertemuan terbuka perdana AIJA ( Association ofIndonesian Journalists in Australia). Selain mengundang Duta Besar Republik Indonesia

    untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, kesempatan kali itu pula dimanfaatkan untuk

    saling tukar pikiran seputar isu politik dan sosial serta sebagai ajang silaturahim di

    Bulan Ramadhan.

    Acara yang dimulai sekitar pukul lima sore tersebut diawali dengan sesi registrasi dan

    kegiatan buka puasa bersama sebelum kemudian Ketua AIJA Lucky Kalonta mengisi

    panggung dengan beberapa kata sambutan.

    Agenda utama pertemuan merupakan talk show dengan Dubes Nadjib dipandu

    wartawan senior Hendrarto Darudoyo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua

    AIJA. Kepiawaian Darudoyo dalam menyusun pertanyaan yang tajam dan ringkasmembuat jumpa temu ini semakin menarik untuk diikuti.

    Melalui bincang ringan tersebut terungkap beberapa fakta yang cukup menarik

    tentang Dubes Nadjib yang ternyata pernah berprofesi sebagai wartawan paruhwaktu untuk sebuah surat kabar ketika berkuliah di Bandung. Bahkan bakat alami

    sebagai seorang diplomat sudah terlihat sedari dulu ketika beliau ditempatkan

    sebagai jurnalis khusus urusan luar negeri/foreign affair.

    Saat ditanya mengenai perbedaan karakter jurnalis Australia dan Indonesia,

    sambil tersenyum Dubes Nadjib menjelaskan bahwa jurnalis Indonesia cenderung

    lebih konrmatif dan kekeluargaan dibandingkan jurnalis Australia yang sering

    menyimpulkan hasil wawancara secara sepihak, terlebih di saat-saat genting sepertipada kasus Bali Nine beberapa waktu lalu. Hal ini kontan membuat hubungan antar

    kedua negara menjadi semakin memanas.

    Dalam kesempatan yang sama, Dubes Nadjib turut berbagi pengalaman menjabatsebagai diplomat di kala konik Timor Leste berkecamuk. Termasuk bagaimana

    pemerintah dan jurnalis Australia memperlakukan Indonesia yang kemudian berlanjut

    dengan pembahasan kasus Papua yang masih ‘panas’ dewasa ini serta menegenai

    visa kunjungan jurnalistik yang disediakan RI bagi para jurnalis asing, termasukAustralia.

    Memasuki sesi tanya jawab, penyiar senior Nuim Khaiyath menanyakan pendapatDubes Nadjib mengenai ketegasan pemerintah Indonesia dalam menghadapi

    serangan pernyataan dari Australia dimana menurutnya sesuatu yang tidak

    benar harus secepatnya diklarikasi agar tidak menjadi polemik. Nuim tampak

    geram dengan sikap Perdana Menteri Tony Abbot yang menyebut-nyebut jumlahbantuan dana dari Negeri Kangguru untuk bencana tsunami 2004 di Indonesia

    dalam hubungannya dengan kasus Bali Nine. Mengutip ucapan Nuim, bantuan

    tersebut sebenarnya memberikan keuntungan bagi Australia untuk ‘tidur nyenyak’.Menanggapi hal ini Dubes Nadjib memilih untuk mengedepankan cara-cara

    diplomatis yang dinilai lebih b ijak mengingat besarnya kerjasama bilateral dalam

    simbiosis mutualisme dengan Australia.

    Pendapat lainnya dilontarkan oleh seorang dosen Monash University, Yacinta

    Kurniasih. Menurutnya, di era modern ini setiap warga Indonesia patut menjadi

    diplomat bagi bangsa sesuai bidangnya masing-masing dan berkewajiban untuk

    mengklarikasi bila ada berita-berita seputar Tanah Air yang dirasa tidak benar.Sebab, lanjut Yacinta, Australia masih dikuasai ‘dinosaurus-dinosaurus’ yang sangat

    tidak paham mengenai Indonesia.

    Kendati hubungan bilateral Indonesia dan Australia sempat menegang, namunsebagian besar peserta berpendapat bahwa kedua negara tetap saling

    membutuhkan dan tidak terpisahkan. Bahkan ada yang mengibaratkan bak

    sepasang suami-istri yang meski bertengkar tapi tetap sayang.

    ignatia

     

     AIJA Gelar Pertemuan

    Dengan Dubes RI

    Pemberian cendera mata (kiri: Wakil Ketua AIJA Hendrarto Darudoyo, Dubes RI Nadjib Riphat Kesoema dan Ketua AIJA Lucky Kalonta)

    Puluhan wartawan Indonesia berkumpul di Ruang Bhinneka KJRI Melbourne

    8

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    9/68

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    10/6810

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    Belum lama berselang, di media sosial, manajemen PT Freeport Indonesia tampak

    mengadakan acara buka puasa bersama pimpinan berbagai media di kantor

    mereka di bilangan Kuningan, Jakarta. Bagi Freeport, raksasa pertambangan

    yang berbasis di Phoenix (Arizona), hubungan dengan pihak media perlu terus

    dibina dengan harapan citra perusahaan dapat terangkat. Pasalnya, keberadaan

    perusahaan publik asal Amerika Serikat tersebut belakangan ini kerap kali disorot

    oleh sebagian masyarakat di Tanah Air. Sudah banyak yang menghujat kegiatan

    penambangan salah satu produsen emas dan tembaga terbesar dunia itu di bumi

    Papua. Tidak kurang pula mereka yang memperlihatkan ketidaksukaan terhadap

    Pemerintah Amerika. Banyak diantara masyarakat kita yang, baik terang-terangan

    maupun tidak, anti Amerika.

    Namun, bukan cuma masyarakat di Indonesia yang menunjukkan sikap demikian.

    Dalam satu buku digambarkan bahwa masyarakat di negara-negara lain, mulai

    dari Afrika hingga Denmark dan dari Brazilia sampai Korea Selatan, pun ternyata

    mempunyai pandangan negatif menyangkut Amerika. Menurut penulisnya, seorang

    cendekiawan Perancis, Amerika selalu menjadi sasaran kegusaran dunia alias

    sumber segala keburukan, seperti misalnya imperialistis dan tamak. Padahal, bantuan

    fnansial dan militernya toh banyak dinanti-nanti. Tidak berapa lama sesudah

    serangan 9/11, rasa simpati dunia kepada Amerika terlihat berbalik arah menjadi

    tudingan. Wawasan yang dalam dan kekagumannya akan Amerika membuat sang

    penulis malah berani membela tatkala bangsanya sendiri menyerang Paman Sam

    beserta kebijakan-kebijakannya. Dengan mengajukan fakta-fakta soal kebebasan

    ekonomi dan tradisi demokratis Amerika, dia berpendapat bahwa mereka yang

    anti Amerika di Eropa dan belahan dunia lain sesungguhnya anti kapitalisme, masih

    menganut doktrin yang tidak liberal dan bahkan totaliter.

    Selaku kekuatan global, apalagi kini menyandang predikat negara adidaya tunggal,

    Amerika merasa berkepentingan mempromosikan nilai-nilai moral dan prinsip-

    prinsipnya yang, menurutnya, baik dan universal bisa diterapkan kepada dunia.Tindak-tanduk Amerika yang merasa punya kuasa dan dipandang memaksakan

    kehendaknya mengundang sikap anti dari berbagai masyarakat di seantero jagad.

    Jadilah memang Amerika seakan tidak hendak punya kawan, melainkan negara itu

    maunya selalu cari lawan.

    Sebagaimana yang pernah ditulis oleh ilmuwan politik Samuel Huntington, Amerika

    butuh musuh. Runtuhnya Uni Sovyet menimbulkan masalah bagi identitas Amerika.

    Dengan perkataan lain, setelah Perang Dingin usai, buat apa Amerika sebagai

    pemimpin “Dunia Bebas” jikalau tidak ada pihak yang mesti dilawan, dimusuhi?

    Sebelumnya, dalam Perang Dunia Kedua, Amerika berhadapan dengan Jepang.

    Pada masa lalu, Jerman juga merupakan ancaman bagi Amerika. Begitu pula

    Tiongkok, musuh yang potensial. Amerika berupaya menumbangkan segenap

    rezim mereka yang dianggap sebagai diktator-diktator. Belakangan, pemerintah

    dan sebagian masyarakat Amerika memandang sejumlah kelompok fundamentalis

    tertentu selaku musuh bersama. Bagaimanapun, dalam pandangan Samuel

    Huntington, bangsa Amerika tidaklah melihat agama tertentu dan para pemeluknya

    sebagai musuh. Hanya saja, baik kaum militan dari agama tersebut maupun

    masyarakat Amerika masing-masing saling memusuhi orang-orangnya, agamanya

    dan peradabannya.

    Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa diantara negara-negara maju, berdasarkan

    sebuah survey di 17 negara (tidak termasuk Indonesia), Amerika tergolong negara

    yang masyarakatnya amat religius. Suatu kenyataan unik kiranya, mengingat

    masyarakat di negara-negara kaya seperti di Eropa biasanya tidaklah religius. Pihak

    Amerika, dalam hal ini pemerintah dan sebagian rakyatnya, merasa bahwa mereka

    “berperang melawan teror”. Sebaliknya, kaum Muslim dunia, termasuk para warga

    Muslim di Amerika, memandang kampanye Amerika tersebut bukan lain merupakan

    “perang terhadap Islam”. Janganlah lupa bahwa sebagian (kecil) lagi dari populasi

    Amerika adalah para pemeluk Islam pula yang, berdasarkan catatan satu media

    online, jumlahnya mencapai lebih dari 5 juta. Jumlah Muslim Amerika ini jelas lebih

    banyak ketimbang Muslim di Inggris yang hanya 3 juta, apalagi dibandingkan

    dengan jumlah Muslim di Australia, yang baru mencapai sekitar setengah juta.

    Dari data yang tersedia dan dimuat oleh media, tercatat lebih dari 600 mesjid, 160

    sekolah Islam (92 diantaranya full-time), 400 asosiasi dan publikasi Islam di Amerika.

    Sedangkan bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh warga Muslim Amerika ditaksir

    berjumlah ribuan. Masyarakat Muslim Amerika meliputi para imigran, mualaf dan

    anak-anak mereka yang Muslim. Mereka mencakup diantaranya kelompok etnis

    Afrika, Asia Selatan, Arab, Turki, Iran, Eropa Timur, Asia Tenggara (termasuk Indonesia),

    kulit hitam dan bahkan kulit putih Amerika. Serangkaian kejadian akhir-akhir ini

    membuat warga Muslim Amerika menjadi bulan-bulanan, sasaran kebencian dan

    gerakan anti Muslim, akibat ulah para aktifs dan politisi di sana.

    Yang pasti, sebagaimana banyak negara maju tujuan migrasi, Amerika adalah

    negara multirasial (mayoritas kulit putih, Hispanic, kulit hitam, Asia, Pacifc Islander  

    dan ras lainnya), multietnis (tidak ada kelompok etnis yang mayoritas), dan

    masyarakatnya pemeluk Protestan (terbanyak), Katolik, agama-agama lain

    (termasuk Islam), dan mereka yang tidak punya agama. Layaknya negara-negara

    multibudaya, jumlah warga Amerika dengan identitas ganda, loyalitas ganda,

    dan kewarganegaraan ganda terus meningkat. Para imigran ini memandang dirimereka sebagai anggota-anggota diaspora yang masih memiliki keterkaitan dengan

    negara-negara asal mereka.

    Pihak pemerintahan dari negara-negara asal

    imigran boleh berharap diaspora mereka ini dapat

    mendatangkan bantuan fnansial dan ikut memberi

    pengaruh terhadap pemerintah Amerika. Peningkatan

     jumlah warga imigran Amerika dan keterlibatan

    mereka dalam kancah politik dapat turut membentuk

    kebijakan Paman Sam, yang selanjutnya bermanfaat

    bagi kepentingan negara-negara asal.

    Hendrarto Darudoyo

    Pemerhati sosial dan bisnis – Melbourne

    Mengapa

    Anti Amerika

    OPINI BUSET

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    11/68

    @kabolawyers

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    12/68

    Mutiasari Mubyl Handaling terpilih sebagai Ketua Umum Perhimpunan Pelajar

    Indonesia di Australia (PPIA) Pusat periode 2015-2016 melalui Kongres PPIA ke-22 yangdiadakan awal Juli kemarin. Mutia, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua PPIA

    Victoria periode 2014-2015, memilih untuk mengajukan diri sebagai ketua PPIA karena

    tertarik dengan kesempatan networking bersama orang-orang inspiratif di dalamnya.

    “Kita bisa constantly belajar mengenai keadaan Indonesia dan bagaimana kita,sebagai pelajar Indonesia, dapat memberikan kontribusi positif,” jelas Mutia.

    Jadi, kontribusi positif seperti apakah yang akan ditawarkan Mutia sebagai ketua

    terpilih?

    Visi dan Misi Kabinet CeMerLang

    Untuk kepengurusan 2015-2016, Mutia berpegang pada visi: ‘Mengoptimalkanperforma PPIA yang CeMerLang’. CeMerLang sendiri merupakan nama yang

    dicetuskan Mutia untuk kabinet terbaru PPIA yang terdiri atas 3 poin utama: Cerdas,

    Merakyat dan gemiLang.

    Cerdas artinya dapat memanfaatkan setiap peluang untuk memajukan PPIA,

    termasuk bersikap tanggap terhadap permasalahan pendidikan, social, kesehatan

    maupun lingkungan. Merakyat artinya PPIA mampu menopang kinerja cabang dan

    ranting serta menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara Pusat, Cabangdan Ranting.

    Sedangkan Gemilang artinya PPIA Pusat akan mengoptimalkan potensi PPIA serta

    pelajar-pelajar Indonesia untuk berkontribusi lebih bagi Indonesia dan komunitas

    Internasional.

    Demi mencapai visi tersebut, Mutia memiliki misi memperkuat hubungan internal

    maupun eksternal PPIA agar dapat mengoptimalkan potensi PPIA untuk lebih

    berprestasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.Walaupun kepengurusan yang baru akan mengadopsi banyak program dari Kabinet

    Aktivis periode 2014-2015, Mutia juga ingin menggalakkan beberapa program

    lainnya. Salah satunya adalah Lingkar Ide, sebuah platform sharing pengalamanserta ide-ide pelajar Indonesia selama menuntut ilmu di Australia. “Saya juga

    berencana memperkenalkan beberapa program lainnya seperti PPIA Discussion

    Series, Pasar PPIA Pusat dan Hari Jadi PPIA (8 Maret),” tambah Mutia.

    Pengembangan Internal PPIA

    Selayaknya poin ‘Merakyat’ dalam kabinet CeMerLang, Mutia turut menyadari

    adanya kendala komunikasi di internal PPIA yang perlu diselesaikan. Maka, Mutiaberencana untuk mengoptimalkan kinerja salah satu program terbaru PPIA, yaitu

    PPIA Reach Out.

    PPIA Reach Out merupakan suatu program video reportase liputan kegiatan PPIACabang maupun Ranting dalam rangka menjunjung komunikasi terbuka antar

    bagian PPIA. “Melalui PPIA Reach Out, kami berharap dapat tercipta two ways

    communication antara PPIA Pusat, Cabang maupun Ranting sehingga seluruh PPIA

    dapat bersinergi secara maksimal,” jelas Mutia.

    Mutia turut berbincang tentang permasalahan kesenjangan antara mahasiswa/i

     jenjang Undergraduate dan Postgraduate di dalam komunitas PPIA. “Memang

    terdapat kendala kesenjangan ini di beberapa cabang. Namun, yang kurangtersorot adalah di cabang lain, seperti PPIA Cabang Queensland, kedua jenjang

    bisa dengan sukses membangun kerjasama yang baik,” tegas Mutia. Menurut

    Mutia, jalan keluar terbaik adalah dengan mengusahakan keseimbangan

    program kerja akademik, hiburan dan praktikal serta memupuk komunikasiantara kedua pihak. “Kita perlu menyadari banyaknya manfaat yang dapat

    diperoleh ketika semua jenjang mampu bersinergi,”ujar Mutia.

    PPIA Bagi Tanah Air dan Dunia Internasional

    Sejalan dengan visi Gemilang, Mutia turut menyadari pentingnya kontribusi PPIA

    bagi pengembangan Tanah Air dan komunitas internasional.

    Dalam hal kontribusi bagi Indonesia, PPIA dapat dikatakan telah memberikan

    hasil yang membanggakan dengan lahirnya banyak program-program baru

    dari PPIA Ranting, Cabang maupun Pusat yang berfokus pada kepedulianbagi Tanah Air. Sebut saja program Buku untuk Anak Bangsa (BuAB), SuratUntuk Adik atau PPIA Scholarship.

    Sebagai ketua terpilih, Mutia mengaku bangga dan sangat mendukung

    kontribusi positif yang ditawarkan PPIACabang dan Ranting. Untuk ke depannya, Mutia bertekad untuk

    menularkan semangat ini bagi PPIA Cabang lainnya. “PPIA Pusat akan

    terus memberikan dukungan dan arahan bagi teman-teman Cabang

    maupun Ranting agar dapat berkolaborasi dalam hal serupa,” janji Mutia.

    Tak dapat pula dipungkiri, PPIA juga perlu meningkatkan hubungan kerjasama

    dengan komunitas lokal Australia serta komunitas internasional secara luas. “PosisiPPIA di tengah masyarakat lokal dan internasional ini sesungguhnya merupakan suatu

    privilege yang dapat dimanfaatkan secara maksimal demi menambah pengetahuan

    global serta memperluas networking,” jelas Mutia. Dalam kepengurusan yang baru,

    Mutia berencana untuk menjaga hubungan baik dengan organisasi eksternal, sepertiASCA ( ASEAN Student Council Australia), AIYA ( Australia Indonesia Youth Association)

    serta AIBC ( Australian Indonesian Business Council).

     Student Association of The Year 

    PPIA Pusat juga patut berbangga hati karena baru saja memenangkan

    penghargaan Student Association of The Year dari CISA (Council of International

    Students Australia). “Hal ini tentunya tak terlepas dari kerja keras teman-temankabinet Aktivis serta PPIA Cabang dan Ranting,” ujar Mutia bangga. Kerja keras ini

    tercermin dari pelaksanaan 93 program kerja riil, 21 program kerja baru serta publikasi

    13 e-book selama kepengurusan PPIA Pusat

    periode 2014-2015.

    Mutia menganggap keberhasilan

    ini sebagai hadiah bagi

    kepengurusan selanjutnya agardapat terus termotivasi dalam

    mengharumkan nama PPIA

    di kancah internasional.

    “Untuk mempertahankandan mengembangkan

    pencapaian PPIA ke depan,

    kami akan meningkatkan

    keikutsertaan PPIA denganorganisasi-organisasi

    berskala lokal, nasional

    dan internasional denganmengikutsertakan PPIA

    Cabang dan Ranting

    di seluruh Australia,”

    ujar Mutia menutuppembicaraan.

    fase

    BUSET NGELIPUT

    Ketua PPI AustraliaPeriode 2015-16 

    “ Sukses bagi Mutia sebagai Ketua terpilih

    dan kepengurusan Kabinet CeMerLangperiode 2015-2016! “12

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    13/68

    BUSET NGELIPUT

    PPIA Victoria ingin mengucapkan terimakasih kepada RMIT University, Konsulat Jenderal dan Kedutaan Besar RI,

    Ketua dan para anggota HIPMI yang turut datang ke acara Kongres, Mr. Murli Thadani dan para sponsor yang turut membantu dalam mewujudkan Kongres 2015.

    Segenap komite PPIA Victoria juga ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Mutiasari Handaling sebagai Ketua PPIA Pusat 2015/16 dan Kabinet Cemerlangnya.Semoga anggota PPIA Cemerlang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik selama satu tahun ke depan.

    Sejak 4 Juli 2015, Kabinet Aktivis yang tadinya dipimpin Ahmad AlmaududyAmri diganti oleh Kabinet Cemerlang yang kini dipimpin Mutiasari Mubyl

    Handaling. Terpilihnya Mutia, sapaan akrab beliau, sebagai Ketua PPIA

    Pusat 2015/16 mengakhiri acara Kongres PPIA yang berlangsung dari tanggal 3 –

    4 Juli 2015 di RMIT University, Melbourne.

    Kongres PPIA merupakan acara tertinggi dalam kegiatan PPIA Pusat dan

    merupakan titik regenerasi kepimpinan dengan pergantian Ketua Umum PPIA

    Pusat. Salah satu segmen Kongres PPIA adalah acara talks bersama NadjibRiphat Kesoema, Duta Besar RI ke Australia; Bahlil Lahadalia, Ketua HIPMI 2015-

    18 dan Murli Thadani, Chairman Australia-Indonesia Business Council di Victoria

    sebagai narasumber. Ketiga narasumber, walau dari latar belakang yang

    berbeda, setuju bahwa anak-anak muda merupakan aset paling berhargayang dimiliki oleh sebuah negara karena merekalah penerus bangsa.

    Sesuai dengan tema talks, yaitu “Revitalisasi Peran Pemuda sebagai Wujud

    Kontribusi dalam Berkarya bagi Bangsa Indonesia”, ketiga narasumber

    menekankan pentingnya muda-mudi Indonesia untuk berkontribusi kepadaTanah Air kelak. Berkontribusi bisa melalui berbagai hal – dari membangun

    Tanah Air dengan cara menjadi pengusaha, jalur yang dianjurkan Bahlil untuk

    menjaga kedaulatan Indonesia, atau bisa “berprestasi di negeri tetanggauntuk mengharumkan nama Indonesia”, tutur Nadjib. Dubes Nadjib juga

    menambahkan walaupun ada 17.900 pelajar Indonesia yang bermukim di

    Australia, pelajar Indonesia dikenal sebagai “mahasiswa yang santun dan tidak

    pernah membuat keramaian”.

    Acara talks yang berlangsung pada Jumat, 3 Juli lalu ditutup dengan diskusipanel dengan panelis Murli Thadani dan Bahlil yang berdiskusi mengenai

    pentingnya peran pemuda Indonesia dalam membangun Tanah Air.

    Selain talks, rangkaian agenda Kongres PPIA juga meliputi serah-terima apresiasikepada cabang, ranting, individu dan program kerja terbaik untuk memotivasi

    perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) di berbagai tingkat.

    Dilangsungkan keesokan harinya di Konsulat Jenderal Republik Indonesia diMelbourne, penghargaan Kongres PPIA dalam kategori cabang terbaik jatuh

    kepada PPIA Victoria dan PPIA New South Wales di posisi kedua. PPIA Melbourne

    University dan Monash University memenangkan penghargaan sebagai rantingterbaik pertama dan kedua.

    Sedangkan untuk kategori program acara, Australia Indonesia Business Forum 

    oleh PPIA Monash University berhasil memenangkan penghargaan sebagaiacara pendidikan terbaik, dan Indonesian Film Festival (IFF) garapan PPIA

    Melbourne University memenangkan penghargaan kategori seni dan budaya

    terbaik.

    PPIA Victoria kembali memenangkan penghargaan program acara bertemakan

    seni dan budaya terbaik dalam kategori cabang untuk Panggung Merdeka.

    Sebagai penutup, Kongres PPIA 2015 menggelar social dinner  bertempat dilokasi yang sama. Acara ini diramaikan oleh pelajar internasional dan pelajar

    ASEAN di Victoria.

    ppia vic

    Era Baru KabinetCemerlang PPIA

    Serah terima jabatan kepada Ketua PPIA baru, Mutiasari Handaling

    Peserta dan nara sumber Talks menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” sebelum acara dimulai

    Pembagian penghargaan cabang dan ranting PPIA

    13

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    14/6814

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    BUSET LIFE

    Dengan cukup canggihnya sistim komunikasi dan teknologi yang mendukungkomunikasi dewasa ini, maka setiap waktu kita dibombardir dengan aneka informasi.

    Mulai dari yang ringan dan yang lucu sampai yang hen li mian (mendalam) dimana

    kita terpaksa musti berpikir.

    Suatu pagi, seorang teman mengirimkan untaian rangkaian kalimat “kartu Hallmark”berikut ini:

    PETUAH TIONGKOK

    -心 念 很 重 要 

    Benak pikiran sangat penting

    -人心念變了 ,德行就變了 Seseorang bila benak pikirannya berubah, maka moralitasnya akan berubah juga

    -德行變了 ,氣場就變了 

    Moralitasnya berubah, energi di sekitar dirinya akan berubah-氣場變了 ,風水就變了 Energi di sekitarnya berubah, maka feng shui nya juga akan berubah

    -風水變了 ,運氣就變了 

    Feng shuinya berubah, maka rejekinyapun ikut berubah

    -運氣變了 ,命運就變了 Rejeki berubah, nasibnyapun ikut berubah

    -改變命運 

    Mau MERUBAH NASIB

    -真正靠的是自己的正能量 ,厚德載物 Benar-benar harus tergantung energi positif yang kita miliki, memiliki kebajikan yang

    tinggi akan memiliki semuanya

    -而不是身上配戴的 ,各種護身符轉運珠 

    Bukan tergantung apa yang dipakai di tubuh, misalnya membawa jimat pelindungatau mutiara yang bisa merubah nasib

    -內心善良,柔和,寬厚 ,必長福相 

    Hati yang baik, sabar, lapang dada pasti wajahnya akan berubah jadi wajah hokki

    -那是多麼昂貴的化妝品 ,都裝扮不出來的 Itulah alat rias yang paling mahal, alat rias apapun tidak bisa merubah wajah orang

     jadi hokki-相 由 心 生 

    Aura wajah ditimbulkan dari benak p ikiran-境 由 心 轉 

    Maka keadaan hidup/nasib akan berubah karena perubahan benak pikiran

    -古人云: 

    Leluhur kita mengatakan-人心生一念,天地盡皆知 

    Begitu punya benak pikiran, maka langit dan bumi/Tuhan langsung tahu

    -善惡若無報,乾坤必有私 

    Kebaikan & kejahatan bila tidak ada karmanya, maka Tuhan tidak adil-人生就是一場修行 ,修的就是一顆心 

    Dalam kehidupan ini manusia harus membina diri, yang dibina/dirubah adalah hati/

    benak pikirannya

    -心柔順了 ,一切就完美了 Bila hatinya tanpa ganjalan, semuanya akan jadi lancar 

    -心清淨了 ,處境就美好了 

    Hati jadi tentram & damai maka keadaanpun akan jadi lebih indah

    -心快樂了 ,人生就幸福了 Hati menjadi gembira maka kehidupannya akan bahagia

    -人這一輩子 ,不管活成什麼樣子 

    Manusia dalam seumur hidupnya, apapun kehidupannya

    -都不要把責任推給別人 Jangan menyalahkan orang lain

    -一切喜怒哀樂都是自己造成 

    Karena dirinyalah yang membuat rasa senang, emosi, sedih dan dgembira-生命是一種回聲 

    Kehidupan ini adalah aksi dan reaksi

    -你幫助的人越多 ,你得到的也越多 Makin banyak membantu orang, makin banyak yang didapatkan.

    Ada benarnya juga. Coba saja amati, di suatu wilayah dimana moralitas orang-

    orangnya tidak baik maka semakin tidak baiklah energi daerah tersebut. Tentu

    saja dengan jeleknya energi suatu kawasan, maka efeknya akan kembali ke parapenghuninya, membuat kehidupan juga tidak baik. Hal ini terlihat sekali pada masa-

    masa menuju peristiwa kerusuhan dan kejahatan kemanusiaan Mei 1998.

    Itu mengapa tak jarang kita saksikan upacara atau ritual berdasarkan berbagaikepercayaan untuk “membersihkan” suatu tempat atau daerah. Istilah lainnya

    adalah di-ruwat, kias, cleansing, ciswak, atau aneka istilah sejenisnya. Usaha dan

    tindakan ini tentu baik, namanya juga kita berusaha buat memperbaiki keadaan.

    Tapi yang seringkali terlupakan adalah semuanya itu hanya merupakan bagiandari faktor Langit (Tian). Tetap saja moralitas manusia, penghuninya, juga perlu di-

    cleansing. Perlu ada tindakan konkrit untuk melakukan perubahan fsik (merubah

    feng shui) di wilayah tersebut. Pada intinya, sisi Manusia dan Bumi harus saling

    diperbaharui, baru hasilnya bisa maksimal.

    Terlalu naif kalau kita beranggapan hanya dengan ruwat/kias/cleansing makaotomatis suatu tempat akan lantas jadi bersih dari energi negatif. Karena sejujurnya,

    orang-orang yang memanjaatkan doa atau melakukan ritualnya juga belum tentusepenuhnya suci, kecuali mungkin para dewa/malaikat/nabi sendiri yang langsung

    mengerjakannya.

    Suhana LimCertied Feng Shui Practitioner 

    www.suhanalimfengshui.comContact No :0422 212 567

    Ruwat Bumi 

    Ritual membersihkan aura dalamkepercayaan Shinto di Jepang

    14

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    15/68

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    16/6816

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    Melbourne kembali menjadi tuan rumah FURNITEX 2015, sebuah pameran furniture yang mengusung berbagai macam produk lokal dan internasional. Tahun ini,

    Indonesian Pavilion disponsori pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)

    Canberra melalui atase perdagangannya dan KJRI Melbourne. Dua perusahaan milik

    putra bangsa yang turut serta adalah Cane Java, importir furniture Indonesia berbasisdi Melbourne dan Bali Wirama yang bergerak di bidang kerajinan tangan asal Bali.

    Mengikuti pameran di luar negeri bukanlah kali pertama bagi kedua perusahaan

    tersebut. Bila Cane Java rutin mengikuti FURNITEX setiap tahunnya, Bali Wirama pernah berpartisipasi dalam pameran di Las Vegas dan Atlanta, Amerika Serikat

    atas undangan dan bantuan Indonesia Trade Promotion Center  (ITPC) Los Angeles.

    Keikutsertaan Bali Wirama di dua kota tersebut menghasilkan kerjasama dengan

    beberapa pengusaha lokal di sana.

    Bali Wirama bergerak di bidang kerajinan tangan yang menggunakan bahan-bahan

    yang terbuat dari metal. Produk metal art tersebut kebanyakan berupa dekorasi

    taman dan hiasan dinding. Di Australia sendiri Bali Wirama sudah menjalin kerjasamadengan pengusaha asal Darwin. Melalui FURNITEX tahun ini, Ngurah Wira selaku pemilik

    perusahaan berharap dapat semakin memperluas jaringan penjualannya.

    Pada kesempatan yang sama, Muhammad Noerdiansyah (Ancha) dari Cane Java menyatakan terjadi peningkatan pengunjung di pameran tahun ini. Ancha

    menambahkan, meski perekonomian Australia masih menurun, p ihaknya menyiasati

    sistem layanan dengan mempercepat proses pengiriman barang. Hanya dalam waktu

    beberapa minggu saja pelanggan sudah bisa menikmati produk yang dibeli. Cane Java juga tidak menetapkan jumlah pemesanan minimum sehingga memberikan

    keleluasaan tersendiri untuk pembelinya.

    Menanggapi penurunan permintaan pasar Australia secara umum, Atase

    Perdagangan KBRI Canberra Iman Nurimansyah menyatakan jika kerajinan tangan,

    perhiasan , kopi dan tekstil merupakan produk-produk impor dari Indonesia yang masih

    laku dan termasuk stabil. Dirinya bahkan melihat semakin banyak pengusaha Australiayang memproduksi perhiasan secara masal di berbagai kota di Tanah Air.

    Iman pun sempat berbincang-bincang dengan dua perusahaan lokal di ajang

    FURNITEX kemarin yang memiliki pabrik di Indonesia. Misalnya Satu Bumi, produsendekorasi taman seperti pot, patung, hiasan air mancur dan lainnya. Perusahaan ini

    mempekerjakan 160 orang di sebuah desa dekat Yogyakarta. Kemudian ada Centrum

    Furniture yang berbasis di Sydney namun memiliki pabrik di Solo.

    Untuk kedepannya, Iman menjanjikan pihaknya dan ITPC Sydney akan terus berupaya

    mempromosikan produk Indonesia dengan mengikuti berbagai pameran dan ekspo

    perdagangan di Benua Kangguru ini.

     rr 

    BUSET NGELIPUT

    Paviliun Indonesia

    Ramaikan Furnitex 2015 

    Atase Perdagangan KBRI Canberra Iman Nurimansyah Ngurah Wira (Bali Wirama)

    Ancha (Cane Java)

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    17/6817

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    18/6818

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    COVER BUSET

    Wanita kelahiran Jakarta 22 tahun yang lalu ini lebih suka dipanggil

    Audrey. Dirinya baru saja dinobatkan sebagai pemenang VIVID

    Competition 2015 untuk kategori Excellence in Furniture Design

     Award. Karya yang diusungnya bertajuk Wine Stool; sebuah bangkuyang didesain menyerupai tutupan botol anggur/wine.

    Saat ini Audrey masih tercatat sebagai mahasiswi RMIT University jurusan Industrial

    Design, dan Wine Stool tersebut sebenarnya merupakan bagian dari tugassekolahnya. Tak disangka-sangka, waktu dua bulan yang ia habiskan dari desain

    awal hingga produk jadi tidak terbuang secara percuma. Ide brilian dan kreasi

    kreatif Audrey terbayar dengan mendapatkan nilai High Distinction. Pasalnya, selain

    memiliki bentuk yang memikat, bangku tersebut dapat dibuat dengan konstruksiyang mudah serta bahan yang sederhana sehingga nantinya dapat diproduksi

    Juara Kompetisi

    Desain Nasional

    Gabriella Audrey iwarga 

    Wine StoolFlip Lamp

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    19/68

    Tahun 2015 merupakan tahun ke-13 diadakannya sebuah kompetisi berskala nasional Australia

    untuk para desainer berbakat. Ini kali ada tiga orang Indonesia yang berhasil lolos ke dalam

    50 nalis di ajang bergengsi yang diberi nama VIVID (Vibrant Vision in Design) tersebut. Merekaadalah Gabriella Audrey Aliwarga, Lorca Biru dan Yulia Holil.

    LORCA BIRU

    Untuk VIVID 2015, pemuda yang

    berdomisili di Perth, Western Australia ini

    menjagokan karya berupa coffee table 

    yang dinamakan Car’c. Awalnya, mejatersebut sengaja didesain untuk salah

    seorang pelanggan Lorca. Ternyata Car’c 

    mampu mendapatkan perhatian spesial

    dari para juri VIVID karena bentuknya yangsederhana namun memiliki fungsi unik,

    yakni mampu menyusun majalah denganrapih ke bagian bawah meja hanya

    dengan menyelipkan majalah tersebutmelalui celah yang sengaja dibuat pada

    bagian atasnya.

    Lorca mengaku Car’c menerima banyakmasukan positif dari banyak kalangan.

    Dirinya pun telah menerima beberapa permintaan publik yang ingin memiliki coffee table itu.

    Pria muda ini lulus dari jurusan Industrial Design Curtin University, Perth sekitar tiga tahun silam.Lorca kemudian sempat magang di sebuah perusahaan desain. Karena prestasi kerjanya,

    Lorca bahkan disponsori perusahaan tersebut untuk mendapatkan ijin tinggal tetap /

    permanentresidence.

    Di awal tahun ini, Lorca memberanikan diri membuka usaha interior design-nya sendiri, yaitu

    Discover LLB yang telah memproduksi karya-karyanya di Indonesia serta Australia.

    YULIA HOLIL

    Kompetisi VIVID bukan hal baru bagi gadis berambut

    panjang ini. Pasalnya, tahun lalu Yulia dinobatkan sebagai

    pemenang kategori Green Award untuk karyanya,Sandwiched Shelf .

    Tahun ini, lulusan Curtin University, Perth tersebut menjadi

    nalis melalui Corker!, yakni sebuah bangku rangka besidengan bagian tempat duduk yang dibuat menyerupai

    tutup minuman wine. Kreasi ini tanpa disengaja memiliki

    konsep hampir serupa dengan Wine Stool milik pemenangVIVID 2015, Audrey Aliwarga.

    Sudah satu dekade Yulia menetap di Perth, Western

    Australia. Di sana, dirinya mengaku mengambil sekolahtinggi jurusan Industrial Design dikarenakan banyak kerja

    praktikal. “Sehingga saya bisa mengetahui proses dari

    desain hingga produksi,” ujar Yulia. Dalam waktu dekat ini,

    Yulia berencana pindah ke Melbourne karena menurutnyakota ini merupakan pusat desain di Australia.

     rr 

    dengan skala besar tanpa menghabiskan biaya yang terlalu tinggi. Dengan

    demikian, akan lebih banyak masyarakat yang dapat menikmati karyanya itu.

    Awalnya mahasiswi tahun ke-empat ini mengaku hanya iseng mendaftarkan

    Wine Stool dalam ajang VIVID 2015. Selain itu, Audrey juga mengikutsertakan

    satu produk lainnya; Wine Pendant Lamp, yakni sebuah lampu gantungdimana desainnya juga terinspirasi dari tutup botol wine. Menariknya, semua

    produk dibuat tanpa menggunakan penguat seperti lem maupun baut untuk

    mengencangkannya.

    Ini merupakan kali kedua dirinya ikut serta dalam kompetisi sejenis. Tahun lalu,

    Audrey sempat menjadi salah satu nalis The Edge Design Competition di

    Sydney dengan desain Flip Lamp, sebuah lampu portable yang terbuat dari

    rangka aluminium dan kayu pada bagian luarnya. Bahkan pada 2013 prestasiakademik Audrey telah diakui dengan dianugerahkannya Golden Key karena

    GPA-nya mencapai 3.5.

    Ketertarikan Audrey untuk belajar dan mengejar karir di bidang Industrial Design bukan tanpa alasan. Rupanya, sejak kanak-kanak dara manis ini memang suka

    menggambar dan merancang aneka produk, sebut saja membuat perhiasan

    dan kerajinan tangan sekolah.

    Ketika masuk ke jenjang pendidikan tinggi, Audrey menemukan ketertarikan

    dalam merancang produk furniture dan lighting “karena produk tersebut bisasaya nikmati sendiri. Jika harus mendesain mobil, belum tentu saya punya

    mobilnya,” katanya polos.

    Mantan siswi SMA Regina Pacis Bogor ini mengaku mendapatkan gen

    kreatifnya dari sang bunda, Lies Valentina, yang ialah seorang interior designer .

    Sebelumnya, beliau juga pernah berprofesi sebagai guru desain keramik.Ditambah dengan jiwa pengusaha dari ayah, Benyamin Aliwarga, menjadikan

    anak ke-dua dari tiga bersaudara ini semakin mantap dalam menentukan arah

    karirnya.

    Sebelum bergabung dengan RMIT, Audrey yang tiba pertama kali di Melbourne

    di tahun 2011, harus merampungkan pendidikan Foundation Studies di Taylors

    College selama setahun. Akhir tahun ini, Audrey berharap mendapatkan gelar

    Bachelor of Industrial Design (Honours) dan berencana untuk mulai mendalamidunia industri desain secara serius. Baginya, membagikan kecintaan akan

    desain dengan membuat karya-karya kreatif yang dapat dinikmati khalayak

    umum merupakan kepuasan tersendiri.

    “Industrial Design adalah design for the user , kita memikirkan bagaimana humanbehavior is not only aesthetically pleasing but functional as well,” papar Audrey

    mantap.

     rr 

    19

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    TRIO FINALIS INDONESIA

    Mampu bersaing dengan warga lokal

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    20/6820

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    PROFIL BUSET

    Model Fitness BerbagiKisah Sukses di Tanah Rantau

    Melisa Drmwn 

    20

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    Meraup kesuksesan dalam dunia berkarir di negara asing bukan hal yang

    mudah. Perjuangan tersebut tak dipungkiri harus dilalui banyak orang

    Indonesia yang meninggalkan Tanah Air demi mengejar mimpi, atau yangdilahirkan di Australia dari orangtua yang berasal dari Indonesia. Hal itu juga

    yang dialami oleh Melissa Darmawan. Wanita cantik ini memulai karirnya dari

    nol, hingga kini menjadi international bikini model champion, tness model  

    dan lifestyle and performance coach di Sydney. Ia juga merupakan Australian/Asian model

    pertama yang disponsori oleh Dymatize Nutrition, sebuah produsen suplemen dan nutrisi

    binaraga.

    Melissa lahir pada 1984 di Sydney, New South Wales, dan dibesarkan di eastern suburbs 

    bersama keluarganya. Meski tidak lancar berbahasa Indonesia, namun ia masih mengerti

    dan tidak lupa akan asal usulnya. Ibunya berasal dari Jakarta, sedangkan ayah dilahirkan di

    Makassar, Sulawesi. Alkisah sang ayah menginjakkan kaki pertama kali di Sydney pada 1974

    untuk menimba ilmu di bidang hotel catering dan management, dan kemudian berprofesi

    sebagai seorang chef . Ibunya pindah ke Sydney setelah menerima lamaran ayahnya pada

    1983.

    “I knew I was quite unique in that my features were the polar opposite of the stereotype Asian

    that was perceived in the late 1990’s, early 2000’s. I was always one of the tallest girls in my

    year and had curly hair, tanned skin so I knew that my look was different in that,” papar Melissayang mengaku bahwa keinginan menjadi model sudah ada sejak remaja. Dan oleh karena

    bentuk tubuhnya lebih cocok menjadi model pakaian renang dibanding fashion modeling, ia

    pun memutuskan mengejar karir di jalur tersebut.

    Memasuki usia 17 tahun, Melissa sempat bekerja di pusat kebugaran Fitness First selama tujuh

    tahun. Lama kelamaan lingkungannya tersebut mendorongnya untuk menjadi model tness.

    Saat itu ia kerap mengagumi model-model tness yang ia lihat di majalah serta di setiap tness

    expo yang ia kunjungi. “ I’ve always liked curvy, round women and there was something about

    a tness model that encompassed that, but if you asked me back then if I knew I was going to

    be a tness model, I denitely would not have said yes!!!” kisahnya seraya bernostalgia.

    Sayang, awal jalur karirnya sebagai model tidak semulus yang ia kira, tak lain karena

    pada kala itu sosok seorang “model” cenderung memiliki bentuk tubuh kurus. “You either

    categorized into either a blonde, brunette or a “black” girl with a rare appearance of an Asian

    model on the scene here and there. As I found it tough, I decided to throw the towel in as

    there were few jobs here and there and decided to pursue another career,” ungkapnya.

    Setelah vakum di dunia modeling selama empat tahun, wanita berparas menawan ini tiba-

    tiba berkeinginan untuk mengadakan sebuah photoshoot untuk merayakan ulang tahunnya,

    semata-mata karena ia rindu berada di depan kamera. Pada saat yang bersamaan, ada

    teman Melissa yang sempat mengikuti kompetisi bodybuilding untuk pertama kalinya. Hal

    tersebut menyadarkan Melissa bahwa ia siap menaruh fokus pada bentuk tubuhnya sendiri.

    Ia pun lalu meminta temannya itu untuk menjadi personal trainer  baginya. “She put together

    my rst experience of a disciplined food and weights training program and boy, that was an

    adventure!!!” ujarnya dengan semangat.

    Sesudah photoshoot, teman Melissa mengajaknya datang ke sebuah pelatihan yang

    diadakan oleh Bodybuilding Federation, dimana setiap pendatang mendapatkan

    kesempatan untuk berpose dan berjalan di panggung seperti layaknya kompetisi bikini. Ketika

    workshop berlangsung, pimpinan dari federation tersebut mempersilahkan setiap pengunjung

    untuk duduk. Tak disangka, Melissa dipanggil untuk menunjukkan kebolehannya berjalan

    di atas panggung. Si pimpinan rupanya mengira Melissa sudah pernah mengikuti kompetisi

    sebelumnya. “Well, I hadn’t, however, her compliment gave me the condence to re-consider

    modeling a bit more seriously than before,” aku wanita 31 tahun itu.

    Seminggu setelah peristiwa itu Melissa memutuskan untuk mengikuti kompetisi pertamanya

    yang diadakan 12 minggu kemudian. Melissa berhasil menempati juara ke-4 padapertandingan pertama, dan juara ke-2 pada pertandingan berikutnya. Inilah yang menjadi

    awal kesuksesan karir Melissa. “The president of the Australasian Natural Bodybuilding (ANB)

    federation suggested I compete in an international show called the Asia Pacic’s International

    Championships in Queensland 2 weeks later and with all my nerves, I overcame that, ew

    myself up and came 2nd again. From there, I knew I had the bug!!!”

    Selanjutnya Melissa memutuskan untuk terus mengikuti berbagai kompetisi. Ia pun sempat

    memenangkan gelar sebagai Miss Australia and Miss Asia Pacic, serta bertolak ke Negeri

    Paman Sam demi mengikuti kompetisi di Las Vegas dan Miami.

    Selama mengikuti berbagai kompetisi, hal paling sulit yang ditemui Melissa adalah

    conditioning atau memiliki massa otot yang cukup dan sesuai. Untungnya, karena bentuk

    tubuh dan kulitnya yang mendukung, ia berhasil melewati tantangan tersebut. “ Also, my

    look is quite unique. The audience either loves it or doesn’t and since I’m so comfortable in

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    21/6821

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    21

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    my own skin; I am completely ne with that cause it’s

    my viewpoint on myself that denes beauty and the

    compliments from others which boost it,” katanya

    percaya diri.

    Ketika ditanya apa yang selalu menjadi inspirasi bagi

    seorang Melissa, dengan rendah hati ia menjawab

    bahwa semangat dan niatnya datang dari kegigihan

    serta sebuah tujuan untuk mengidentikasi dirinya

    sebagai model yang sukses. Seperti yang diceritakan

    sebelumnya, Melissa sempat mengecap kegagalan.

    Akan tetapi pengalaman tersebut justru memberikan

    sebuah kesempatan baru dalam memenuhi impiannya

    sebagai seorang bikini competitor  dan model.

    Selain itu, Melissa menambahkan, banyak sosok yang

    memberinya inspirasi, sebut saja model dan aktris

    ternama Soa Vergara yang dikenal karena kecantikan,

    pribadi dan tubuhnya yang curvy, dan Pia Miller

    untuk kecantikannya yang eksotik serta kecintaannya

    kepada keluarga. “In the tness industry, I looked up

    to Lindy Olsen. A professional gure competitor and

    a chief editor of one of the leading tness magazines

    in the industry. What I found inspirational about Lindy

    was her warm personality, her genuine care and her

    ability to inuence and inspire so many people through

    her magazine to help others be the best they can be

    through their health and tness,” tutur Melissa yang

    mengagumi wanita-wanita tersebut bukan hanya

    karena penampilan mereka, tetapi juga dari prinsip

    yang mereka pancarkan.

    Walaupun karirnya sebagai model bikini dan tness 

    berjalan lancar, keseharian Melissa bukan berarti

    mudah untuk dijalani. Ia harus terus mempertahankan

    bentuk tubuh dan kesehatannya untuk memenuhi

    kualikasi profesi tersebut. Pada awal karirnya, Melissa

    harus berlatih dan mengangkat beban sebanyak 5

    hingga 6 kali dalam seminggu, dan terkadang sesi

    tersebut dilakukan dua kali sehari, tergantung jadwal

    kompetisi Melissa. Berbeda dengan sekarang dimana

    dirinya telah berada pada tahap stabil, Melissa dapatmengurangi jadwal latihannya menjadi 2 hingga 3 kali

    per minggu yang meliputi angkat beban dan jalan

    sehat.

    Kepadatan jadwal sehari-hari tidak pernah melunturkan

    semangat Melissa dalam menjalani rutinitas

    kebugarannya. Untuk menjaga diet, wanita ramah

    ini telah menyiapkan sederet daftar makanan seperti

    daging, sayuran, nasi, buah-buahan dan produk

    susu untuk kemudian dimasukkan ke dalam sebuah

    aplikasi di telepon genggamnya –  MyFitnessPal guna

    membantu dirinya mengontrol asupan makanan

    yang harus ia cerna dalam sehari. “With my career

    as Business Performance and Sales Coach as well as

    my Model Posing and Nutrition Coaching business,

    I maintain my physical appearance through a dailyfood game where I need to fulll certain macro nutrient

    targets each day. What I mean by that is that I have a

    protein, fats, carbohydrate and a ber target that I aim

    to fulll by the end of the day to ensure that I maintain

    the ratios daily cause with my long days, I like to know

    that I have nourished myself to exactly what my body

    needs,” jelasnya.

    Selain itu, Melissa pula mendapatkan bantuan

    suplemen dari para sponsor, seperti Dymatize Nutrition 

    dan Superior Supplements. “If you don’t see a scoop

    of the Dymatize ISO100 Chocolate avour in my daily

     regime, you know there’s something not right!” katanya

    bercanda.

    Di waktu senggangnya Melissa mengaku gemar

    bersantap di restoran, pergi ke pantai serta membagi

    waktunya untuk orang lain dan membantu mereka.

    “I am also passionate about saving the world. Yes, I

    am one of those people! So at times, I will go out with

    a group of people and hand out books about The

    Way to Happiness and run workshops and events for

    children and for adults too on the precepts to help with

    your journey to happiness. I truly believe that everyone

     should be happy,” papar wanita yang juga memiliki

    ketertarikan pada musik itu.

    Sebagai seseorang dengan darah Indonesia yang

    tinggal di Australia, Melissa Darmawan adalah satu dari

    sekian banyak orang yang berhasil meraup kesuksesan

    di negeri orang dengan kerja kerasnya sendiri. Ia pun

    tak segan untuk berbagi motivasi kepada sesama

    warga Indonesia yang diambil dari sebuah ucapan lm

    ternama Rocky Balboa ketika memberi nasihat pada

    anaknya: “It ain’t how hard you hit; it’s about how hard

    you can get hit and keep moving forward. How much

    you can take, and keep moving forward. That’s howwinning is done!”

    “So I want to say this, you’re here in Australia and I

    know that you are doing the best that you can to build

    a future for yourself and all those involved. With every

    doing comes a dream and with every dream is an

    adventure and at times, your terrain may be tough.

    So just know, that when you get hit, it’s how fast you get

    up and keep moving forward to show how winning is

    done. That’s my advice to you and remember to always

    ourish and prosper,” tutupnya.

     sasha

    Melissa sebagai salah satu duta Dymatize bersama atlit taekwondo, juga asal Indonesia,Sharell Komala di Arnold Classic Australia 2015

    berkompetisi di ajang internasional

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    22/6822

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    INFO BUSET

    T

    epat pada 17 Agustus ini, kita sebagai warga negara Indonesia merayakan hari

    kemerdekaan yang ke-70. Walaupun sedang berada di negara lain, tentunyakontribusi kita sebagai warga yang baik harus tetap dipertahankan. Apa

    sajakah hal yang bisa kita lakukan untuk mengharumkan Bangsa Indonesia?

    Keluarga

    Sebagai orangtua, pertama, jangan dengan mudah

    melupakan budaya Indonesia begitu saja. Walaupun kita

    berada di luar Indonesia, kita harus terus mengajarkan danberbicara dalam Bahasa Indonesia kepada anak-anak agar

    mereka tidak lupa dan terus bangga menjadi bagian dari

    budaya Indonesia. Sesekali juga senandungkan lagu-lagu

    Indonesia seperti potong bebek angsa, balonku, atau burung kakaktua, agar anakmengenal lagu anak-anak selain yang berbahasa Inggris.

    Kedua, ajak anak untuk datang ke acara-acara yang diadakan oleh berbagai

    organisasi masyarakat Indonesia. Kebanyakan acara akan menampilkan tarianadat, makanan tradisional, dan banyak dikunjungi oleh para keluarga yang juga

    membawa anak-anaknya. Ajarkan mereka tentang beragamnya budaya yang ada

    di Indonesia, dan apa yang bisa dilakukan untuk berpartisipasi.

    Ketiga, ajak anak-anak untuk datang ke upacara dan perayaan 17 Agustus-an yang

    biasanya diadakan oleh KJRI Melbourne agar dapat timbul rasa hormat terhadap

    perjuangan para pendahulu kita. Mereka juga dapat ikut serta lomba-lomba menarikyang sangat khas dengan perayaan 17 Agustus di Tanah Air.

    Sedangkan untuk para anak, selain tidak melupakan Bahasa Indonesia dalam

    percakapan sehari-hari, sesekali dapat meminta ibu, ayah, kakek atau nenek untukbercerita tentang kisah perjuangan Bangsa Indonesia. Siapa tahu ternyata kakekmu

    adalah mantan pejuang kemerdekaan, atau perjuangan sang nenek pada zaman

    penjajahan dapat membuat dirimu bangga menjadi orang Indonesia.

    Selain itu, jangan malu untuk menjadi orang Indonesia. Jangan lupa Indonesia

    adalah negara yang terdiri dari beragam pulau, memiliki aneka bahasa serta adat

    istiadat yang kaya. Ini adalah aset berharga yang jarang dimiliki bangsa lain.

    Pelajar

    Bagi para remaja, atau yang duduk di bangku sekolah, jangansegan untuk bergabung dengan PPIA (Perhimpunan Pelajar

    Indonesia di Australia) yang tersedia di kebanyakan universitas,sebut saja PPIA RMIT, PPIA Monash, PPIA Melbourne University,

    PPIA Swinburne dan lain sebagainya. Setelah bergabung, kamubisa berpartisipasi dan mengenal anggota lainnya, sekaligus

    terlibat dengan kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan untuk mengharumkan

    nama bangsa.

    Banyak orang Indonesia yang datang ke Australia untuk belajar, hingga akhirnya

    dapat meraih kesuksesan di dalam bidang yang mereka inginkan. Untuk itu, milikilah sebuah tujuan yang jelas dan jangan menyerah untuk menggapainya. Toh 

    keberhasilan seorang warga merupakan kebanggaan negaranya.

    Ormas

    Pengadaan acara-acara yang melibatkan warga Indonesia di

    Negeri Kangguru ini dirasa sangat baik untuk terus memupuk

    rasa cinta Tanah Air. Selain itu, tentunya melalui acara tersebutkita juga bisa mempromosian budaya bangsa kepada bangsa

    lain.

    Begitu juga bagi warga yang berkapasitas sebagai pelaku bisnisatau pekerja. Teruslah berjuang meraih kesuksesan sekaligus menjadi inspirasi bagi

    generasi penerus yang ingin memulai bisnis atau karir di sini. Apakah itu restoran,

    penyedia jasa profesional, ekspor/impor dan lainnya, Anda tidak sendirian. Banyak

    yang sudah mencoba dan berhasil, maka Anda pun juga bisa menjadi wargaIndonesia yang sukses mengharumkan nama bangsa.

    Merdeka!

     sasha

    Teruskan PerjuanganDari Segala Lapisan MasyarakatKemerdekaan

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    23/6823

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    ADVERTORIAL

    23

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    Setiap mahasiswa internasional di Australia pastisepakat bahwa setelah lulus kuliah, mencaripekerjaan adalah prioritas yang paling utama untuk

    memulai karir dan mencari uang untuk masa depan.Namun tidak jarang proses pencarian pekerjaan itumemakan banyak sekali waktu hingga sejumlah lulusanuniversitas memutuskan untuk for good dan mencaripekerjaan di Indonesia atau di negara tetangga sepertiSingapura dan Malaysia.

    Entah karena kompetisi yang sangat ketat ataulapangan pekerjaan yang minim di bidang mereka,tidak bisa dipungkiri bahwa mencari pekerjaan adalahhal yang tidak mudah. Maka dari itu, pemerintahAustralia mempunyai sebuah program yang bertujuanuntuk membantu mahasiswa internasional yang sudahlulus dari jurusan IT, Engineering atau Accounting untukmendapatkan pengalaman kerja serta kesempatanuntuk dipekerjakan dan program itu diberi namaProfessional Year Program, atau yang biasa disingkatmenjadi PYP.

    Masalahnya adalah, banyak mahasiswa internasional(dalam hal ini, pelajar Indonesia) memiliki miskonsepsiterhadap PYP, dan akhirnya tidak mempertimbangkanPYP sebagai to-do-list setelah lulus. Artikel ini akanmemperjelas mengenai seluk-beluk PYP dan mengapadengan PYP kesempatan berkarir kalian akan lebihmaju dan luas.

    PYP adalah sebuah program yang biasanya ditujukankepada mahasiswa internasional yang baru lulus darigelar sarjana mereka, baik itu jenjang S1 maupunS2. Program ini bisa disebut sebagai jembatan agarsarjana yang masih “fresh” dilengkapi dan dipersiapkanuntuk bekerja di dunia kerja yang sesungguhnya dibidang mereka. Berkisar selama 44 minggu, programini merupakan gabungan antara aktivitas belajar-mengajar dan magang (internship). Mahasiswa yangmengikuti PYP mula-mula akan mengikuti kelas-kelasteori yang biasanya diadakan pada akhir pekan

    selama 32 minggu, lalu pada 12 minggu terakhir kalianakan ditempatkan di sebuah host company yang akanmenjadi tempat dimana mereka akan magang full-time.

    Untuk dapat mengikuti program ini diperlukan

    biaya. Nah, biasanya di sinilah miskonsepsi pertamamuncul. Seorang sarjana yang baru lulus inginmencari pekerjaan karena mereka ingin memperolehpenghasilan (uang!), namun PYP muncul untukmenawarkan sebuah program magang dimanakalian harus membayar. Tidak masuk akal? Kami cobaluruskan miskonsepsi ini: PYP memang bukan ajanguntuk mencari pekerjaan. PYP adalah sebuah saranayang dapat membantu kalian untuk lebih memahamidunia kerja dan corporate culture di Australia.Antara lain, kalian juga akan memperlajari sisi HumanResources dan bagaimana berinteraksi dengan rekankerja. Misalnya, kalian akan mendapatkan trainingmengenai Johari Window dan 360 degree feedback yang tentunya akan sangat berguna pada saat kalianmemasuki dunia kerja.

    Biaya yang dibayarkan kepada PYP Providermerupakan biaya untuk pengajaran kelas-kelas teori(seperti membayar biaya kuliah) dan asuransi bilaterjadi kecelakaan kerja pada saat masa internship di

    perusahaan tersebut sedang berlangsung. Dengan ini jelas sekali bahwa tidak ada uang yang seolah-olah“terbuang” atau bahkan sia-sia.

    ‘Miskonsepsi yang kedua adalah ‘Saya mau coba carikerja betulan dulu. Nanti mendaftar PYP pada saatvisa TR 485 sudah hampir habis saja’. Singkat kata, iniadalah keputusan yang sangat buruk. Mengapa?Semakin cepat kalian mendaftar PYP, semakin baik,karena pada saat internship berlangsung, apabila pihakperusahaan puas dengan kinerja kalian, kalian mungkinditawarkan pekerjaan diperusahaan tersebut. Ini berartikalian dapat mempergunakan sisa Visa 485 kalian untuktetap bekerja di sana.

    Untuk lebih memperjelas lagi, bayangkan skenarioberikut ini: Visa 485 mempunyai durasi selama satusetengah tahun. Kemudian kalian memutuskan untukmendaftar PYP ketika masa visanya sudah mau habis,katakanlah tinggal setengah tahun. Setelah satu tahunlewat, kalian mendaftar PYP dengan masa visa yang

    hanya tersisa setengah tahun, sedangkan programPY berlangsung selama 44 minggu (atau hampir satutahun). Ini tidak bisa dilakukan. PYP tidak bisa disingkatatau diperpanjang, dan juga tidak dapat dilakukan/dilanjutkan dengan menggunakan jenis visa yang lain.

    Apa miskonsepsi berikutnya? ‘Saya tidak mau ikut PYPkarena host company-nya bukan perusahaan besar’.Setelah lulus sarjana, kita kerap mempunyai mimpi untukbekerja di sebuah perusahaan yang besar dan terkenal.Ini adalah hal yang wajar. Namun bila kalian mendaftarPYP, kemungkinan besar kalian akan dialokasikandi perusahaan yang relatif kecil atau menengah.Alasannya adalah, perusahaan-perusahaan besarbiasanya sudah bisa dikatakan settled. Secara kasar,“ada kamu atau tidak ada kamu, roda perusahaantetap berjalan.” Sedangkan di perusahaan kecil ataumenengah, kalian mempunyai kesempatan untukberkembang atau bahkan menyumbangkan ideyang sesuai dengan keperluan perusahaan tersebut

    serta belajar dengan lebih pesat. Struktur organisasi diperusahaan kecil atau menengah biasanya tidak terlalukompleks, jadi bukan tidak mungkin kalian maganglangsung dibawah supervise seorang senior manager  atau seorang decision maker  di perusahaan tersebut.

    Kelebihan lain dari PYP adalah selulusnya kalian daripogram ini, kalian bisa mendapatkan lima poin ekstrauntuk memenuhi syarat visa PR. Tentunya ini adalahkelebihan yang sangat menguntungkan bagi semuamahasiswa internasional yang bertujuan untuk memilikivisa PR di Australia.Mencari pekerjaan memang bukanlah hal yang mudahapalagi jika baru lulus dari gelar S1. Maka dari itu,mendaftar ke PYP sebenarnya adalah hal yang sangatlogis untuk dilakukan seorang mahasiswa yang barusaja lulus, karena kesempatan untuk mendapatkaninternship dan pengalaman yang berharga sangatlahterjamin.

    Di samping itu, sejumlah host company juga kerapkali mempekerjakan mahasiswa setelah programmagang mereka berakhir. Dan yang terakhir, untukmendapatkan lima poin ekstra untuk memenuhi syaratvisa PR, siapa sih yang tidak mau?

    Semoga dengan artikel ini kalian bisa lebih mengertimengenai PYP dan tidak mempunyai miskonsepsiseperti yang sudah dituliskan di atas.

    Raih Kesempatan Berkarir di AustraliaMelalui Professional Year Program

    Hubungi Superstar Education di [email protected] untuk mendapatkan informasi terkini mengenai

    Professional Year Program yang ditawarkan oleh Navitas

    Professional, PPA maupun Performance Education dan

     juga jurusan-jurusan di jenjang S1 atau S2.

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    24/6824

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    Di jaman canggih begini, dimana teknologi sudah merajalela

    dan menjadi elemen hidup kita, apakah masih perlu

    anak-anak belajar tulis tangan di sekolah? Surat-suratan menjadi email. Buku masuk versi online.

    Kartu ucapan digantikan oleh e-card. Dokter mengetik,

    bukan menulis resep. Touchscreen menjadi fturutama banyak peralatan. Bukankah keterampilanmengetik keyboard touchscreen dengan

    secepat-cepatnya lebih berguna daripada

    belajar menulis tangan?

    Ini adalah pertanyaan yang perlu tetapi

    tidak banyak dipikirkan oleh orangtua jaman

    sekarang. Semakin banyak sekolah yang

    menggunakan tablet computers sebagaisarana utama belajar. Jumlah sekolah yang

    masih melatih anak-anak menulis dengan

    tangan serapi dan secepat mungkin akan

    menurun. Saya juga sering ditanya pendapatsaya mengenai hal ini. Ketika saya menjawab

    bahwa saya percaya latihan menulis dengan

    tangan itu masih penting bagi anak-anak

    kita, desakannya kepada saya adalah untukmenjawab “mengapa?” Banyak teman yang

    berpendapat bahwa tulisan tangan itu sudah tidakdiperlukan di jaman quantum computer  yang

    akan datang. “Handwriting will become obsolete,” begitulah katanya.

    Penjelasan saya adalah sebagai berikut.

    Pertama, latihan menulis dengan tanganadalah pengembangan keterampilan

    yang menggunakan sumber-daya

    yang sudah tersedia gratis yaitu

    tangan dan jari-jari kita. Sudah dari“sononya”, kata orang Jakarta.

    Otak kita sudah memiliki bagian

    yang siap berkembang dan perludilatih untuk melakukan fne motor

     skills, atau kemampuan bergerak

    dengan teliti. Latihan menulis

    halus dan dengan hati-hati

    untuk bisa membentukhuruf, frase, kata hingga

    kalimat adalah aspek

    penting perkembanganfsik seorang anak.

    Kecepatan komputer

    memproses informasi tujuhkali lebih cepat daripada

    kemampuan alami kita.

    Makanya kalau anak-anak

    terbiasa menggunakan komputeruntuk main atau belajar tanpa

    diimbangi praktek keterampilan yang alami,

    mereka akan mengalami kesulitan untuk bisamengerjakan sesuatu tanpa mesin itu.

    Kedua, keuntungan menulis dengan tangan juga termasuk melatih ketekunan

    ( perseverance) dan kesabaran ( patience) untuk menghasilkan karya yang terbaik

    tanpa diburu-buru. Sebenarnya komputer itu didesain untuk bekerja minimal 7kali lebih cepat daripada otak kita. Dalam proses belajar di ruang kelas, ketika

    saya mengajar dan meminta para siswa mencatat dengan menggunakan kertas

    dan pena/pensil, orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan ipad ataulaptop kelihatan gelisah. Mengapa saya meminta mereka off screen ketika saya

    mengajar? Karena sebenarnya mencatat dengan tangan, baik dalam bentuk

    tulisan atau gambar, melatih kita untuk menyimak (listening) dengan seksama

    dan memilah (flter) informasi inti yang memang penting. Bukan hanya menyalin(copying) apa kata pengajar. Catatan hal-hal penting inilah yang lebih efektif untuk

    belajar karena ketika otak kita membuat catatan itu, sudah sekalian menyerap

    informasi inti.

    Manfaat ketiga menulis dengan tangan adalah menciptakan kesempatan refeksi.

    Kemampuan untuk bereeksi ( reective practice) ini penting untuk proses belajar

    karena melatih kepekaan terhadap diri sendiri, apa yang sedang dikerjakan

    dan mengapa kita mengerjakannya. Bukan hanya tergesa-gesa loncat dari

    SARJANA BUSET

    Handwriting: is it still a necsary skill to have?

    Masih Perlukah Belajar Menulis(Dengan) Tangan?

    satu kegiatan ke yang lainnya. Justru dengan bereeksi kita bisa maju lebih pesat

    dan efektif. The art of slowing down to progress kedengarannya aneh, tetapi nyata

    manfaatnya. Lihatlah penelitian mengenai manfaat bermeditasi, berdoa atau berlibur.Anak-anak kita bisa membangun kebiasaan bereeksi ini melalui latihan menulis

    menggunakan tangan mereka sendiri, bukan dengan mengetik di keyboard komputer.

    Semoga anak-anak kita bisa mengalami manfaat menulis tangan, sementara mereka

    berkembang dalam era teknologi.

     Junny EbenhaezerKandidat PhD bidang Pendidkan di Deakin UniversityDosen di RMITProgram Manager di Academies Australasia Polytechnic

    Ide/Pertanyaan kirim ke email: [email protected]

    24

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    25/6825

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    “Mengapa kamu belum mengisi datatempat dan tanggal lahirmu, Gus?”

    Tanya si bos kepada karyawan barunya,Agus.“Saya tidak tahu kapan saya lahir, Pak.”

    “Mengapa tidak kamu tanyakankepada ibumu?”“Ibu saya sedang berada di luar kota,Pak.”

    “Kalau begitu, mengapa kemarin tidakkamu tanyakan kepada Ayahmu?”“Ah, Bapak ada-ada saja. Ayah pastitidak tahu. Sebab, mana mungkin Ayahmelahirkan saya.”

    Si A: “Lo mau ikuttes IELTS nggak?”Si B: “Bayarnyaberapaan sih?”

    Si A: “Murah kok.$25 aja, soalnyakolektif samasekolah.”Si B: “Mau deh,mau. Tapi tes-nyanggak pake BahasaInggris kan?”

    BUSET JAYUS

    IBU ADALAH SEGALANYA

    TES INGGRIS

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    26/6826

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    INFO BUSET

    Seperti yang telah kita ketahui, masih banyak masyarakat Australia yang

    mengalami kesulitan ekonomi hingga harus meninggalkan rumahnya dan hidup di

     jalanan atau perumahan khusus. Lebih dari 105ribu orang mengalami hal tersebut,

    dan hampir 18.000nya merupakan anak-anak di bawah 12 tahun. Hal ini tentusangat memprihatinkan, terutama melihat bahwa permasalahan tersebut sering

    dipandang sebelah mata dan tidak disadari oleh banyak orang.

    yang dialami mereka bukan hanya sekedar tidak memiliki rumah tinggal. Namunbanyak pula diantara mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan oleh karena

    memiliki disabilitas atau penyakit kronik. Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga

     juga menjadi alasan terbesar mengapa orang-orang memutuskan untuk lari dari

    rumah.

    Bulan Agustus yang memiliki suhu terendah saat musim dingin ini dirasa cocok oleh

    banyak rumah ibadah seperti gereja-gereja untuk memperingati para tuna wisma

    yang telah meninggal dunia oleh karena kondisinya yang terlantar. Terinspirasidari hal tersebut, tiap tahunnya Homelessness Australia pun mengadakan

    ‘Homelessness Prevention Week (HPW)’ yang sebelumnya lebih dikenal dengan

    nama ‘Homeless Person’s Week’ di tiap minggu pertama bulan Agustus.

    Selain untuk mendoakan mereka yang meninggal, ‘Homelessness Prevention

    Week’ juga mengajak masyarakat untuk semakin sadar dan peduli pada orang-

    orang yang menjadi tuna wisma. Fungsi lain dari peringatan ini adalah untuk

    memberikan pendidikan kepada komunitas akan penyebab dan efek tuna wisma,mengajarkan kepada masyarakat bagaimana cara menangani orang yang

    mengalami tinggal di jalanan, mengeratkan antar komunitas tuna wisma serta

    memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berjasa dalam menangani

    permasalahan tuna wisma di Australia.

    Tema yang diangkat oleh ‘Homelessness Prevention Week’ tahun ini adalah ‘Step

    Up To End Homelessness’. Sesuai dengan tema tersebut, Homelessness Australia 

    akan menyediakan berbagai tool kits bagi individu maupun komunitas untuk ikutserta dalam memberantas permasalahan tuna wisma di tahun ini. Beberapa cara

    untuk ikut berperan adalah dengan mengadakan fundraising, mempromosikan

    HPW, berkunjung ke acara-acara HPW, serta menjadi sponsor bagi mereka

    yang ingin mengadakan acara besar bagi HPW. Semuanya dapat denganmudah kalian lakukan melalui www.homeless-nessaustralia.org.au. ‘Homelessness

    Prevention Week’ tahun ini berlangsung selama seminggu penuh mulai tanggal 3

    hingga 9 Agustus.

    Usaha dalam menangani kasus tuna wisma tidaklah mudah. Sekitar 25% orang

    tuna wisma di Australia yang telah mendapat bantuan kembali kehilangan tempat

    tinggal. Hal ini terjadi oleh karena semakin tingginya biaya hidup dan sewa rumah,terutama di kota-kota besar.

    Masih banyak juga masyarakat yang tidak mau mencari bantuan saat mengalami

    kesulitan oleh karena rasa malu. Walaupun sulit untuk diatasi, semakin banyakusaha yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalah homelessness di Australia.

    Salah satunya adalah Green Paper  bagi penyandang tuna wisma oleh pemerintah

    yang merupakan rencana penanggulangan tuna wisma dalam satu dekade

    kedepan semenjak tahun 2008.

    Tentunya usaha individual dan komunitas dalam membantu kelompok tuna wisma

     juga akan memberikan dampak positif dan mempercepat proses pemulihan

    martabat dan kondisi hidup mereka yang telah kehilangan tempat tinggal.Oleh sebab itu jangan ragu untuk ikut menyampaikan dukungan kalian dalam

    peringatan ‘Homelessness Prevention Week’ tahun ini.

    gaby

    Sepercik Kehangatan

    Bagi Tuna Wisma di Bulanyang Dingin ini

    Homelessness Prevention Week 2015

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    27/6827

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    28/6828

       B   U   S   E   T  -   V   O   L .

       1   1  -   1   2   2  -   A   U   G   U   S   T   2   0   1   5

    Akhir Juni tahun ini pernikahan sesama jenis telah menjadi legal di seluruh 50negara bagian di Amerika Serikat. Perubahan ini tentunya diterima secara

    positif oleh masyarakat LGBT (lesbian, gay, bisexual and transgender ), organisasi-

    organisasi pembela hak kemanusian serta individu dari berbagai belahan dunia yang

    menyetujui berjalannya same-sex marriage. Peristiwa bersejarah tersebut ditandaidengan perayaan-perayaan besar baik dalam komunitas maupun penyampaian

    dukungan yang marak melalui media sosial.

    Di Australia sendiri, perjuangan yang dilakukan oleh para aktivis same-sex marriage dan masyarakat luas masih terus berlanjut. Telah melalui pemungutan suara berkali-

    kali sejak tahun 2009, peraturan yang melegalkan hubungan sesama jenis masih terus

    kalah suara di parlemen federal.

    Walau persatuan (unions) antara sesama jenis sudah diakui secara de fakto dan telahmenerima hak-haknya yang setara dengan pasangan heteroseksual, pasangan

    homoseksual belum dapat menikah oleh karena bertentangan dengan pengertian

    dari pernikahan yang tertera di Federal Marriage Act (1961). Di dalamnya tercantumbahwa defnisi pernikahan adalah persatuan atara pria dan wanita tanpa paksaan;

    dan persatuan (unions) lainnya antara pasangan pria dengan pria dan wanita

    dengan wanita tidak diakui sebagai pernikahan.

    Tentunya selain adanya pertentangan dengan defnisi pernikahan, masih banyak

     juga perdebatan di tengah masyarakat Australia sendiri. Selain itu, masih terdapat

    kesalahpahaman terhadap same-sex marriage itu sendiri oleh karena keterbatasaninformasi dan pengambilan kesimpulan yang terburu-buru atau tanpa bukti yang

    tepat.

    Berikut merupakan beberapa kesalahpahaman seputar same-sex marriage:

    1. Pernikahan merupakan ritual religius sehingga pemerintah tidak memiliki hak untuk

    melegalkan same-sex marriage

      Walau banyak dari pernikahan telah disahkan melalui institusi religius, di berbagai

    negara, setiap pernikahan harus disahkan oleh pemerintah agar pasanganmenjadi legal dan dapat secara maksimal menjalankan hak dan kewajibannya

    dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini telah terjadi sejak lama dalam sejarah

    manusia; misalnya saja di pemerintahan Roma dimana seluruh pernikahan hanya

    diatur dan disahkan melalui undang-undang sebelum akhirnya gereja ikut turun

    tangan dan menjadikan pernihakan sebagai persatuan yang suci di abad ke-5.

      Pernihakan pun telah mengalami banyak evolusi dalam prakteknya. Misalnya

    saja pernikahan di banyak negara lebih mempromosikan monogami daripada

    poligami, dilakukan lebih atas dasar cinta dibandingkan politik serta memiliki

    kebebasan yang lebih untuk memilih calon pasangan.

    2. Pasangan homoseksual tidak membutuhkan pernikahan dan pengesahan

    pasangan secara de fakto saja sudah cukup

      Walau telah diberi hak-hak tambahan sebagai persatuan (unions) yang diakuisecara sah, masih terdapat diskriminasi terhadap pasangan pernihakan sesama

     jenis. Misalnya saja ketidaksama-rataan dalam konpensasi kematian saat bekerja

    kepada keluarga dan tidak ada akses dalam menerima carer’s leave, yaitu cuti

    yang dibayar saat keluarga atau pasangan membutuhkan perawatan karena

    sakit, terluka maupun bahaya lainnya yang mendesak.

    Adanya perbedaan di atas membuat masyarakat LGBT seolah-olah diperlakukan

    sebagai masyarakat kelas dua. Oleh sebab itu untuk mendapatkan hak yangsama, pasangan homoseksual membutuhkan pernikahan.

    3. Hanya pernikahan heteroseksual sajalah yang akan memberi dampak positif dalam

    masyarakat  Dalam kenyataannya, pasangan homoseksual yang menikah juga akan

    memberikan nilai positif secara sosial. Hal ini bisa terjadi karena membangun

    keluarga merupakan proses yang menyatukan dua individu agar mereka dapatsaling mendukung baik seacara fnansial maupun emosional. Dengan mengadopsi

    anak, pasangan homoseksual juga akan memberikan kesempatan baru bagi anak-

    anak terlantar untuk hidup dalam sebuah keluarga. Tentunya selayaknya keluarga

    lainnya, mereka memiliki tugas dan kewajiban yang sama, yaitu salah satunyauntuk mengasuh dan mendidik anak tersebut dengan penuh tanggungjawab.

      Legalisasi pernihakan same-sex selain itu akan meringankan beban mental bagi

    masyarakat LGBT dan membantu menciptakan kehidupan kepemerintahan dan

    kemasyarakatan yang adil.

    gaby

    Pernikahan

    Sesama JenisYa atau Tidak?

    INFO BUSET

  • 8/20/2019 BUSET Vol.11-122. AUGUST 2015

    29/6829

        w    w    w .     b

        u    s    e     t  -    o    n     l     i    n    e .    c

        o    m

    INFO BUSET

    Tanggal 9 Agustus merupakan hari spesial bagi dunia dimana masyarakat merayakan

    International Day of the World’s Indigenous People . Yang dimaksudkan denganIndigenous People adalah masyarakat asli yang tinggal di suatu wilayah yang telah

    dikolonisasi atau diambil alih oleh bangsa atau kelompok masyarakat lainnya. Pada

    umumnya Indigenous People mempertahankan dan terus mempraktekkan bahasa,

    budaya dan kebiasaan mereka yang unik, serta menjadi kelompok minoritas diwilayah tersebut.

    Oleh karena kondisinya yang minoritas, masyarakat Indigenous seringkali tertindas.

    Keasrian wilayah serta gaya hidup mereka seringkali terancam punah. Bukan itusaja, dalam kehidupan sehari-hari, terkadang mereka juga menerima perlakukan

    yang tidak adil dalam masyarakat. Demi menghormati, melindungi dan melestarikan

    kehidupan Indigenous Peoples, para pemimpin dunia pun menciptakan hak-hak dan

    hukum khusus yang berlaku bagi mereka. Beberapa organisasi internasional sepertiIndigenous World Association, Earth Peoples dan Indigenous Environmental Network 

     juga tercipta. Hari internasional bagi Indigenous People sendiri diciptakan oleh PBB di

    tahun 1994.

    Dalam prosesnya, International Day of The World’s Indigenous Peoples telah menjalani

    dua dekade internasional. Dekade kedua yang berlangsung sejak tahun 2004 – 2014

    memiliki tema “ A Decade for Action and Dignity”. Tahun ini akan menjadi tahun

    yang spesial, sebab sepuluh tahun selanjutnya akan dimulai dan dirumuskan denganmatang. Memilih tema yang dianggap sesuai bagi perkembangan perlindungan

    hak-hak kaum Indigenous juga sangatlah penting untuk dilakukan di tahun 2015 ini.

    Jumlah Indigenous People di dunia berada dalam kisaran 200 hingga 350 juta orang,

    dan tersebar di seluruh dunia. Orang-orang Indigenous di Australia sendiri mencapaileih dari 650 ribu jiwa di tahun 2011, yaitu 3% dari jumlah total penduduk Australia.

    Masyarakat Indigenous di Australia yang mungkin paling kita kenali adalah Aborigin.Namun di luar itu, juga terdapat kelompok Indigenous lainnya, yaitu Torres Strait

    Islander. Berbeda dari kelompok Aborigin yang mayoritasnya berasal dari daratan

    luas Australia dan Tasmania