bulimia pada remaja dan anak.docx

17
BULIMIA PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK Masalah kesulitan makan dan gangguan makan pada anak sering dihadapi oleh orangtua sehingga hal ini sering menjadi alasan bagi mereka untuk berkonsultasi pada dokter maupun ahli gizi. Pada masa anak-anak tanggung jawab makan ada pada orangtua, tetapi dalam perkembangannya pada masa remaja tanggung jawab tersebut ada pada anak itu sendiri. Penolakan makan terjadi pada > 20 % anak prasekolah. Tidak seperti pada masa remaja di sini tidak terdapat kecemasan akan kegemukan dan kelainan psikologik maupun prilaku. Eating disorders (gangguan makan) merupakan suatu sindrom psikiatrik yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang yang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, bentuk tubuh dan berat badan. Ada tiga bentuk gangguan makan yaitu: anoreksi nervosa (AN), bulimia nervosa (BN) dan gangguan makan yang tidak tergolongkan. Gangguan makan ini lebih sering dialami pada remaja jika dibandingkan pada masa anak-anak. Bulimia Nervosa adalah penyakit gangguan pencernaan yang umumnya dapat ditemukan pada gadis remaja atau wanita dewasa muda, dan jarang ditemukan pada pria, Bulimia Nervosa Ini diidentikkan dengan peristiwa makan yang sangat banyak terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan dihabiskan dalam jangka waktu yang singkat, tetapi untuk mencegah terjadinya kegemukan maka setelah makan ada tahap untuk mengurangi/.mengeluarkan makanan dan

Upload: jukunk

Post on 28-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BULIMIA PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK

Masalah kesulitan makan dan gangguan makan pada anak sering dihadapi oleh orangtua sehingga hal ini sering menjadi alasan bagi mereka untuk berkonsultasi pada dokter maupun ahli gizi. Pada masa anak-anak tanggung jawab makan ada pada orangtua, tetapi dalam perkembangannya pada masa remaja tanggung jawab tersebut ada pada anak itu sendiri. Penolakan makan terjadi pada > 20 % anak prasekolah. Tidak seperti pada masa remaja di sini tidak terdapat kecemasan akan kegemukan dan kelainan psikologik maupun prilaku.Eating disorders (gangguan makan) merupakan suatu sindrom psikiatrik yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang yang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, bentuk tubuh dan berat badan. Ada tiga bentuk gangguan makan yaitu: anoreksi nervosa (AN), bulimia nervosa (BN) dan gangguan makan yang tidak tergolongkan. Gangguan makan ini lebih sering dialami pada remaja jika dibandingkan pada masa anak-anak. Bulimia Nervosa adalah penyakit gangguan pencernaan yang umumnya dapat ditemukan pada gadis remaja atau wanita dewasa muda, dan jarang ditemukan pada pria, Bulimia Nervosa Ini diidentikkan dengan peristiwa makan yang sangat banyak terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan dihabiskan dalam jangka waktu yang singkat, tetapi untuk mencegah terjadinya kegemukan maka setelah makan ada tahap untuk mengurangi/.mengeluarkan makanan dan terjadilah muntah (vomiting) atau mengkonsumsi obat penurun berat badan dan diet yang ketat.Bulimia Nervosa meningkat pada 2 dekade terakhir. Wanita lebih sering mengalami gangguan makan, dengan perbandingan wanita dengan laki-laki 10 : 1. Awalnya gangguan makan tersebut hanya dilaporkan pada golongan sosial ekonomi menengah dan atas, tetapi pada saat ini dilaporkan juga pada golongan sosial ekonomi rendah. Kelainan ini juga ditemukan pada berbagai kelompok etnik dan ras. Dilaporkan 19 % dari pelajar wanita usia remaja lanjut di Belanda menunjukkan gejala bulimia. Prevalensi BN 1500 kasus dari 100.000 wanita muda. rata-rata BN pada umur 18 19 tahun, kelainan tersebut relatif lebih jarang pada masa remaja awal (Gowers SG 2004).Dampak gangguan makan pada anak dan remaja tergantung pada berat dan lamanya gangguan makan yang terjadi. Jika gangguan terjadi dalam waktu beberapa hari saja terjadi deplesi energi yang akut tanpa gejala yang nyata, akan tetapi bila berlangsung lama dapat berakibat hambatan pertumbuhan dan perkembangan bahkan kematian. Makalah ini membahas secara ringkas gangguan makan pada anak dan remaja berupa bulimia nervosa.Gambaran Umum Penyakit Bulimia NervosaBulimia Nervosa adalah penyakit gangguan pencernaan yang umumnya dapat ditemukan pada gadis remaja atau wanita dewasa muda, dan jarang ditemukan pada pria. Bulimia Nervosa Ini diidentikkan dengan peristiwa makan yang sangat banyak terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan dihabiskan dalam jangka waktu yang singkat, tetapi untuk mencegah terjadinya kegemukan maka setelah makan ada tahap untuk mengurangi/mengeluarkan makanan dan terjadilah muntah (vomiting) atau mengkonsumsi obat penurun berat badan dan diet yang ketat. Bulimia Nervosa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain akibat adanya obsesi seseorang untuk memiliki tubuh yang langsing, atau karena pengaruh stress emosional terhadap masalah yang dialami, atau karena faktor keturunan. Penyakit ini menyebabkan kondisi patologis pada organ tubuh seperti sistem gastrointestinal dan juga rongga mulut. Bila hal ini dibiarkan maka potensi terjadinya perubahan lebih lanjut akan bersifat permanen.2 Ada tiga macam tindakan yang dilakukan oleh penderita untuk mengeluarkan zat makanan dalam tubuhnya yaitu muntah yang dirangsang oleh dirinya sendiri, mengkonsumsi obat pencahar dan diuretik (obat yang dapat merangksang sekresi urine). Umumnya pasien Bulimia Nervosa dapat muntah tanpa adanya stimulasi mekanik, tetapi semakin banyak frekuensi muntah, risiko terjadinya gangguan kesehatan rongga mulut akan semakin berat.Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan ( menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengkonsumsi 3400 kalori setiap satu seperempat jam padahal kebutuhan konsumsi orang normal hanya 2000-3000 kalori per hari). kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar .Di antara kegiatan makan yang berlebiban itu biasanya mereka berolah raga secara berlebiban.Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang seringkali berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan. Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti da1am hidupnya. Seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa apabila ia mengalami semua tanda berikut ini (Sidenfeld, M.K. ,2001) Ciri-ciri Pasien dengan Bulimia NervosaDalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang menderita Bulimia Nervosa dapat diketahui dengan cara melihat beberapa perubahan perilaku, antara lain :1. Rata-rata menyikat gigi lebih dari dua kali sehari, bahkan mereka dapat saja menyikat gigi sehabis muntah yaitu lebih dari 7-8 kali sehari.2. Mengunyah permen karet 7-8 bungkus / hari, dilanjutkan dengan pemakaian mouthwash, juga mengkonsumsi minuman diet soda 10-12 kaleng/ hari, mengunyah es dan mengigit kuku.3. Mengeluh sering pusing, haus dan pingsan bahkan disertai dengan dehindrasi yang hebat.4. Mengeluh rasa kram pada otot dan kelelahan.5. Jantung terasa berdebar-debar dan sakit perut.6. Rasa sakit pada tenggorokan dan gigi lebih sensitif.Selain perubahan perilaku tersebut diatas, ciri-ciri pasien Bulimia Nervosa juga dapat dilihat pada kondisi tubuhnya yaitu :1. Berat badan berkurang 5-20 pon (1/2-10 kg) perminggu.2. Bibir dan kulit didaerah sekitar mulut tampak kering.3. Pembengkakan limfonodus dan glandula parotis.4. Pembuluh darah pecah disekitar mata akibat tarikan dan tegangan otot karena muntah yang berulang kali.5. Kulit kering pada daerah jari yang digunakan untuk merangsang muntahDiagnosa Bulimia Nervosa (WHO 1992 )Seseorang dikatakan menderita bulimia jika melakukan binge dan muntah minimal 2 kali/minggu. Petunjuk lainnya untuk penderita bulimia adalah: 1. pembengkakan kelenjar ludah di pipi 2. jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah 3. pengikisan email gigi karena asam lambung 4. kadar kalium yang rendah dalam darah.5. Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan disertai ketagihan (craving) terhadap makanan yang tidak dapat dilawan.6 Muntah, purgasi atau penggunaan obat-obat seperti amfetamin, obat diit, diuretik dalam upaya untuk mencegah efek akibat makan berlebihan.7 Gejala psikopatologinya berupa ketakutan yang luar biasa akan kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya, sangat di bawah berat badan sebelum sakit yang dianggap berat badan sehat atau optimal.Insiden Bulimia Nervosa1. Dalam populasi 100.000 orang, 14 orang diantaranya menderita Bulimia Nervosa.2. Umumnya diderita oleh wanita dewasa muda dan gadis remaja (1-4% berusia 18-30 tahun).3. Laki-laki jarang ditemukan menderita penyakit ini, diantara 10 orang penderita hanya terdapat 1 orang laki-laki.4. Diantara pasien Bulimia Nervosa, sepertiga diantaranya memiliki riwayat Anorexia Nervosa.5. 1/3 diantara pasien memiliki riwayat obesitas.Faktor-faktor Penyebab Bulimia NervosaSekitar 90% penderita bulimia berjenis kelamin wanita, terutama dewasa muda dan remaja. Mereka umumnya bekerja di bidang penampilan seperti model, artis dan peragawati. Risiko tinggi terjadi pada golongan tersebut untuk menderita penyakit ini, karena mereka perlu menjaga tubuhnya agar tetap langsing. Almarhum putri Diana dari kerajaan Inggris dan aktris Jane Ponda, adalah contoh penderita bulimia nervosa. Penyakit ini timbul karena ada perbedaan besar antara bentuk tubuh yang diinginkan dengan bagaimana pandangan mereka terhadap bentuk tubuhnya. Penderita bulimia nervosa cenderung merasa tubuhnya terlalu besar atau komentar orang lain mengenai bentuk tubuhnya yang kemudian mendorongnya untuk melakukan pengaturan makanan secara ketat.Faktor lain yang mendorong timbulnya bulimia nervosa adalah masalah keluarga, pubertas, gangguan adaptasi, lingkungan dan penerimaan teman sebaya, media dan masyarakat serta krisis identitas. Bulimia juga sering dihubungkan dengan depresi. Kebanyakan, penderita bulimia berasal dari keluarga yang tidak bahagia, umumnya mereka memiliki orang tua yang gemuk, atau mereka sendiri kegemukan pada masa kanak-kanak. Namun hingga kini masih belum jelas apakah gangguan emosional ini sebagai sebab atau akibat dari bulimia. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa pada penderita bulimia yang parah, kadar neurotransmiternya (pengantar kimia pada otak), terutama serotonin -- yang berhubungan dengan depresi dan gangguan obsesif-kompulsif cenderung lebih rendah. Bahan kimia tersebut mengontrol tubuh dalam pembuatan hormon. Penderita bulimia memiliki kadar neurotransmitter serotonin dan norepinephrine yang sangat rendah. Keduanya berperan penting dalam mendorong kelenjar pituitari untuk membuat dan melepaskan hormon yang mengontrol sistem neuroendokrin yang mengatur emosi, perkembangan fisik, ingatan dan detak jantung. Ketika hormon tidak terbentuk, kerja beberapa fungsi tubuh tersebut menjadi terganggu. Penelitian lain menemukan rendahnya kadar asam amino triptofan dalam darah. Asam amino triptofan merupakan sejenis zat dalam makanan yang penting untuk produksi serotonin, yang bisa menyebabkan depresi dan mendorong terjadinya bulimia.Meski bulimia umumnya tidak disebabkan oleh adanya gangguan fisik, perilakunya bisa dihubungkan dengan gangguan neurologis, endokrin, dan hipotalamus. Namun masih perlu penelitian lebih lanjut sampai ditemukan bukti pasti hubungan antara sistem fisiologis tubuh dan gangguan makan. Ada kemungkinan siklus bulimia berhubungan dengan faktor biologis. Para ahli yakin, metabolisme tubuh beradaptasi terhadap siklus bulimia dengan memperlambat metabolisme, sehingga mempertinggi risiko kenaikan berat tubuh meski asupan kalori normal. Proses muntah dan penggunaan pencahar dapat merangsang pembentukan opioid alami, narkotika di dalam otak yang menyebabkan ketergantungan pada siklus (Anonim, 2002)Secara umun terjadinya Bulimia Nervosa dapat disebabkan oleh :1. Faktor Psikologis, misalnya :- Stress emosional- Tidak memiliki rasa percaya diri2. Faktor Lingkungan, misalnya :Keinginan untuk memiliki tubuh yang langsing pada wanita kelas menengah keatas agar dapat tampil menarik.3. Faktor Genetik: Faktor ini hanya memiliki porsi yang kecil terhadap terjadinya Bulimia Pencegahan Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengamati ada-tidaknya gejala pada keluarga maupun orang-orang terdekat. Ketika beberapa gejala ditemui dapat dilakukan pendekatan secara interpersonal, berempati dan mendorong untuk makan dan berolahraga secara normal, serta memberitahukan dampak negatif bulimia. penderita bulimia tidak dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena itu tindakan pertolongan yang harus segera diberikan yaitu disarankan untuk berkonsultasi langsung ke para ahli kesehatan. (Anonim, 2002)Pencegahan terjadinya Bulimia Nevosa terdiri atas dua bagian:1. Program pencegahan primer Penceghan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja. 2. Program pencegahan sekunder Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer.Selain diatas untuk mencegah terjadinya gangguan makan berupa Bulimia Nervosa dapat juga dilakukan dengan beberapa cara, iantaranya:1. Rajin berkonsultasi dengan dokter2. Tingkatkan rasa percaya diri3. Tingkatkan dinamika lingkungan. Usahakan agar tercipta suasana yang nyaman dan kondusif di lingkungan keluarga atau pekerjaan.4. Bersikap realistis. Jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan oleh media tentang berat dan bentuk badan ideal.PengobatanSebagian besar penderita bulimia dapat diobati tanpa harus masuk ke rumah sakit, kecuali jika telah terjadi komplikasi fisik yang berat. Pengobatan di rumah sakit biasanya dilakukan jika telah terjadi gangguan elektrolit dan kekurangan cairan. Nutrisi yang diberikan per infus juga dapat diberikan selama perawatan.Pengobatan dini sangat penting, karena semakin lama kebiasaan ini akan semakin melekat dan sulit untuk diubah. Penderita bulimia yang diobati saat gangguan ini mulai timbul mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk sembuh sempurna dibanding penderita yang mulai berobat setelah bertahun-tahun menderita bulimia.Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia:1. Terapi psikis (psikoterapi) Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka. Terapi konseling seringkali harus dikombinasikan dengan obat antidepresan. 2. Obat-obatan. Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat).

PenanggulanganSecara umum penderita penyakit ini jarang hingga perlu dirawat di rumah sakit, kecuali keadaannya sudah mengarah ke anorexia, atau terjadi komplikasi yang parah. Pengobatan pun akan berbeda antar orang. Kesesuaian dengan seseorang belum tentu akan sesuai pula dengan orang lain. Selama pengobatannya diperlukan kelompok terapis dari berbagai keahlian, yang dapat membantu pasien dalam menghadapi masalah medis, psikologis, dan gizi. Maka penanggulangannya dapat dilakukan dengan cara: (Gowers SG 2004).terapi nutrisi:Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap kesehatan.konseling :Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi dilaksanakan agar pasien mampu mengeluarkan perasaan dan permasalahannya sehingga terapis dapat membantu penderita menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri.psikoterapi:Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan.

Diet yang dianjurkanPengaturan diet untuk penderita bulimia dilakukan secara bertahap tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta. Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan yang sehat dan berimbang diperlukan pula olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang teratur dapat menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan diperoleh kadar serotonin yang sesuai dengan kebutuhan penderita.

KESIMPULAN Secara umun terjadinya Bulimia Nervosa dapat disebabkan oleh :1) Faktor Psikologis, misalnya Stress emosional, Tidak memiliki rasa percaya diri. 2) Faktor Lingkungan, misalnya Keinginan untuk memiliki tubuh yang langsing pada wanita kelas menengah keatas agar dapat tampil menarik. 3) Faktor Genetik: Faktor ini hanya memiliki porsi yang kecil terhadap terjadinya Bulimia.Pencegahan terjadinya Bulimia Nevosa terdiri atas dua bagian yaitu Program pencegahan primer dan Program pencegahan sekunder.Program pencegahan primer langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja. Sedangkan program pencegahan skunder bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer.Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia: 1) Terapi psikis (psikoterapi). Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka. Terapi konseling seringkali harus dikombinasikan dengan obat antidepresan. 2) Obat-obatan, untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft).penanggulangannya yang dapat dilakukan pada penderita bulimia adalah dengan cara:1) terapi nutrisi: Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap kesehatan. 2) konseling :Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi dilaksanakan agar pasien mampu mengeluarkan perasaan dan permasalahannya sehingga terapis dapat membantu penderita menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri. 3) psikoterapi: Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan.Pengaturan diet untuk penderita bulimia dilakukan secara bertahap tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta. Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan yang sehat dan berimbang diperlukan pula olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang teratur dapat menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan diperoleh kadar serotonin yang sesuai dengan kebutuhan penderitaSARANBagi remaja yang mengalami bulimia nervosa hendaklah makan scara normal, diet seimbang dan bila menginginkan penurunan berat badan, mulailah dengan bimbingan ahli gizi. Yang paling penting bagi remaja adalah harus percaya diri dengan apa yang terdapat pada dirinya.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. Bulimia Nervosa. www.define.com/article_32.html, introducing.Anonim. Anorexia and Bulimia: Medical and dental Management adha 2002 www.medical_journal.com.Gowers SG. 2004. Eating disorders in childhood and adolescence. J Pediatr Obstetr Gynaecol.Sidenfeld, M.K. and Ricket. 2001. Impact of Anorexia, bulimia and obesity on the gynecologic of adolescent. Mount sinai adolescent health. New York.