budidaya tomat.pdf

8
Budidaya Tomat Disadur oleh : Arnelis PP Penyelia UPT BP4K2P Kec.Canduang Kab.Agam PENDAHULUAN Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, untuk itu dalam proses budidayanya perlu dilakukan secara intensif agar produksi yang dihasilkan optimal. Tanaman ini termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga sering dimanfaatkan untuk bahan dasar kosmetik dan obat- obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu determinate dan indeterminate.Pada tipe determinate, postur tanaman pendek dengan tandan bunga terletak di setiap ruas batang dan ujung tanaman. Sedangkan pada tipe indeterminate, postur tanaman tinggi dengan tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, pada ujung tanaman tumbuh pucuk muda. Tanaman tomat dengan tipe indeterminate berbuah besar. SYARAT TUMBUH Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 mm/hujan dengan ketinggian tempat yang optimal 100-1000 mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar 25-30C, sedangkan pada proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman ini karena 90% kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi pertanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakan selama 2 tahun untuk diperoleh hasil yang optimal. PELAKSANAAN TEKNIS Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.

Upload: ahmad-sakri

Post on 25-Apr-2015

530 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Tomat.pdf

Budidaya Tomat

Disadur oleh : Arnelis – PP Penyelia

UPT BP4K2P Kec.Canduang – Kab.Agam

PENDAHULUAN

Tanaman tomat

merupakan salah satu jenis

tanaman yang bernilai

ekonomis tinggi, untuk itu

dalam proses budidayanya

perlu dilakukan secara intensif

agar produksi yang dihasilkan

optimal. Tanaman ini termasuk

komoditas multiguna, selain

berfungsi sebagai sayuran

dan buah, tomat juga sering

dimanfaatkan untuk bahan

dasar kosmetik dan obat-

obatan.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat

dibedakan menjadi dua tipe, yaitu determinate dan

indeterminate.Pada tipe determinate, postur tanaman pendek

dengan tandan bunga terletak di setiap ruas batang dan

ujung tanaman. Sedangkan pada tipe indeterminate, postur

tanaman tinggi dengan tandan bunga terletak berseling di

antara 2-3 ruas, pada ujung tanaman tumbuh pucuk muda.

Tanaman tomat dengan tipe indeterminate berbuah besar.

SYARAT TUMBUH

Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220

mm/hujan dengan ketinggian tempat yang optimal 100-1000

mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per

hari. Suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar 25-30C,

sedangkan pada proses pembungaan membutuhkan suhu

malam hari 15-20C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman ini

karena 90% kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi

pertanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman

tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakan

selama 2 tahun untuk diperoleh hasil yang optimal.

PELAKSANAAN TEKNIS

Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan

jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau

pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan

kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan

titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.

Page 2: Budidaya Tomat.pdf

PELAKSANAAN BUDIDAYA

Persiapan Lahan

Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan

tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan lebar 110-120 cm,

tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur

pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak)

untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk

kandang yang sudah difermentasi sebanyak 40 ton/ha dan

pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian

dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk

yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan

selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang

tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm

x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70

cm x 70 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir.

Pemasangan ajir yang dianjurkan dengan sistem ajir tegak

supaya kelembaban tanaman terjaga, masing2 ajir

dihubungkan dengan gelagar. Agar serangkaian ajir tersebut

menjadi kuat pada ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir dipasang

ajir penguat membentuk sudut 45. Persiapan Pembibitan dan Penanaman

Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau

sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih muda.

Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20

liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media

campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Sebelum

melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam

dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau

metalaksil dengan dosis ½ dari dosis terendah yang dianjurkan

pada kemasan selama 6 jam, baru kemudian benih disemai

pada media. Untuk mempercepat perkecambahan benih

permukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga

menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan

lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan

apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih

disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan

sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam

15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus

dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman

jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi.

Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan

insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur 10 hss (hari

setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang

sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke

lahan.

Page 3: Budidaya Tomat.pdf

Pemeliharaan

1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2

minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus

disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan

akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. 2. Perempelan dan Pengikatan Tanaman

Perempelan tunas samping pada tanaman tomat

dilakukan sampai dengan pembentukan cabang, baik pada

cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas

cabang utama. Jadi di atas cabang utama, cabang yang

dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan

tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di

ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah

cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah

cabang utama bertujuan untuk memacu pertumbuhan

vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu

juga menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah

dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah cabang-

cabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban

tanaman dan mengoptimalkan produksi.

Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan

pada saat tajuk tanaman telah menutupi seluruh daun bagian

bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara

optimal, justru sangat disenangi hama dan penyakit tanaman.

Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun

tua/terserang penyakit. 3. Sanitasi Lahan dan Pengairan

Sanitasi lahan pada budidaya tomat meliputi :

pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim

hujan sehingga tidak muncul genangan, pemangkasan daun

dan pencabutan tanaman yang terserang hama penyakit.

Pengairan diberikan secara terukur, dengan

penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak

turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas

penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan. 4. Pemupukan Susulan

Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran pada

umur 15 hst, 25 hst dan 35 hst dengan dosis 3kg NPK 15-15-15

dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman

diberikan 200ml.

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada

umur 7 hst dan 24 hst, sedangkan pupuk daun kandungan

Phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan umur 20 hst, 30 hst

dan 45 hst. Dosis penyemprotan sesuai petunjuk pada

kemasan.

Page 4: Budidaya Tomat.pdf

5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

a. Hama

1. Ulat Tanah

Ulat tanah yang menyerang tanaman tomat

adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang

tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang

harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa

PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang

masih muda dengan cara memotongnya, sehingga

sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara

pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida

berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada

lubang tanam.

2. Ulat Grayak

Ulat grayak yang menyerang tanaman tomat

adalah Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun

tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat

banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari

dengan cara memakan daun dan buah tomat. Gejala

pada daun berupa bercak-bercak putih dan berlubang,

sedangkan pada buah ditandai adanya lubang yang

tidak beraturan pada setiap permukaan buah.

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan

penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin,

deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,

kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai

petunjuk yang tertera pada kemasan.

3. Ulat Buah

Ulat buah yang menyerang tanaman tomat adalah

Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil.

Ulat ini menyerang tanaman dengan cara mengebor

buah sambil memakannya sehingga buah yang

terserang berlubang. Pengendaliannya dengan cara

penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin,

deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,

kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai

petunjuk yang tertera pada kemasan.

4. Kutu Daun

Kutu daun yang menyerang tanaman tomat

adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan

tanaman terutama pada daun yang masih muda,

kotorannya berasa manis sehingga menggundang

semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami

klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya

tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan

penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin,

tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir,

Page 5: Budidaya Tomat.pdf

sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai

petunjuk yang tertera pada kemasan.

5. Kutu Kebul

Kutu kebul yang menyerang tanaman tomat

adalah Bemisia tabaci. Hama ini berwarna putih,

bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti

lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel

daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak.

Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan

insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam,

imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau

lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang

tertera pada kemasan.

6. Lalat Buah

Lalat buah yang menyerang tanaman tomat

adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang

buah tomat dengan cara menyuntikkan telurnya ke

dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva,

telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah

tomat sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian

lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat

(sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan

pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan

posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-

buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka,

timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif

metomil. Selain itu juga dapat dilakukan

penyemprotan menggunakan insektisida berbahan

aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos,

metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan

dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

7. Nematoda

Nematoda yang menyerang tanaman tomat

adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda

ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda

merupakan cacing tanah yang berukuran sangat kecil,

hama ini merupakan cacing parasit yang menyerang

bagian akar tanaman. Bekas gigitan cacing inilah yang

akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu

bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau

cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian

nematoda adalah dengan pemberian insektisida

berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada

lubang tanam. b. Penyakit

1. Rebah Semai

Page 6: Budidaya Tomat.pdf

Rebah semai yang menyerang tanaman tomat

adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa

menyerang tanaman tomat pada fase pembibitan dan

tanaman muda setelah pindah tanam. Cara

pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida

sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida,

simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf

dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada

kemasan.

2. Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu yang menyerang tanaman

tomat adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering

menggagalkan tanaman, tanaman yang terserang

mengalami kelayuan pada daun yang diawali dari

daun-daun muda. Upaya pengendalian yang dapat

dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah,

memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan

penggiliran tanaman serta penyemprotan secara

kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan

antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin

sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin

dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai

pencegahan, secara biologi dapat diberikan

trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur

20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida

organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis

sesuai anjuran pada kemasan.

3. Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu yang menyerang

tanaman tomat adalah Fusarium oxysporum. Tanaman

yang terserang mengalami kelayuan dimulai pada

daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun

muda dan menguning. Upaya pengendalian yang

dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH

tanah, memusnahkan tanaman yang terserang,

melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan

secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif

benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida

dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai

pencegahan, secara biologi dapat diberikan

trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur

20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida

organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis

sesuai anjuran pada kemasan.

4. Busuk Phytopthora

Penyakit busuk yang menyerang tanaman tomat

adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang

Page 7: Budidaya Tomat.pdf

semua bagian tanaman. Batang yang terserang

ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-

basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu.

Daun tomat yang terserang seperti tersiram air panas.

Buah yang terserang ditandai dengan bercak kebasah-

basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.

Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida

sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah

metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau

dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif

yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb,

propineb, ziram, atau tiram. Dosis sesuai petunjuk pada

kemasan.

5. Bercak Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri

Xanthomonas vesicatoria, berkembang pesat terutama

pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya

bercak berwarna gelap mengkilap. Pengendaliannya

menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik

dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat,

asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari

golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada

kemasan.

6. Bercak Daun Septoria

Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan

Septoria lycopersici. Cendawan ini menyerang semua

fase pertumbuhan. Gejala serangan berupa bercak-

bercak berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-

abuan pada permukaan daun bagian bawah, tepi

daun berwarna hitam. Pengendalian secara kimiawi

menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif

yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat,

karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan

fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin,

atau mankozeb. Dosis sesuai pada kemasan.

7. Lunak Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri

Erwinia carotovora. Serangan pada daun ditandai

dengan adanya bercak berair disertai perubahan warna

daun menjadi kecoklatan, terutama pada daun yang

masih segar, serangan pada batang menyebabkan

tanaman roboh. Pengendaliannya menggunakan

bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif

kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik,

validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan

anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.

8. Virus

Page 8: Budidaya Tomat.pdf

Virus yang menyerang tanaman tomat adalah

ToMV, PVX, TMV dan CMV. Virus merupakan penyakit

yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan

terutama pada musim kemarau. Gejala serangan

umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman

yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak

kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini

belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan

dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau

penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi

menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu

daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga

berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat

pertanian maupun tangan terutama pada saat

pemangkasan. Beberapa upaya penanganannya virus

antara lain : membersihkan gulma (karena gulma

berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan

hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman

yang sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi

pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh

saat melakukan penanganan terhadap tanaman.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit :

- Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda dilakukan

secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu

1gram per lubang tanam.

- Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu

kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus

dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang

tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan

menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN

Tomat tipe determinite dapat dipanen pada umur 65 hst

dan tipe indeterminate umur 75 hst. Buah yang dipanen

adalah buah yang sudah 25% masak.