budidaya tanaman tebu

Upload: erviani-marlitasari

Post on 17-Jul-2015

115 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BUDIDAYA TANAMAN TEBU Melihat potensi tanaman tebu yang menguntungkan bagi segi ekonomi dan produksi, oleh karena itu budidaya tebu sangat berpotensi untuk dikembangkan. Diliat dari syarat tumbuh tanaman tebu juga sangat cocok di kembangkan di Indonesia. Syarat tumbuh tanman tebu itu sendiri antara lain : 1. Iklim Kesesuaian Iklim Tanaman tebu dapat tumbuh di daerah beriklim panas dan sedang (daerah tropik dan subtropik) dengan daerah penyebaran yang sangat luas yaitu antara 35o LS dan 39o LU. Unsur unsur iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman tebu adalah curah hujan, sinar matahari, angin, suhu, dan kelembaban udara. Curah Hujan Tanaman tebu banyak membutuhkan air selama masa pertumbuhan vegetatifnya, namun menghendaki keadaan kering menjelang

berakhirnya masa petumbuhan vegetatif agar proses pemasakan (pembentukan gula) dapat berlangsung dengan baik. Berdasarkan kebutuhan air pada setiap fase pertumbuhannya, maka secara ideal curah hujan yang diperlukan adalah 200 mm per bulan selama 5 6 bulan berturutan, 2 bulan transisi dengan curah hujan 125 mm per bulan, dan 4 5 bulan berturutan dengan curah hujan kurang dari 75 mm tiap bulannya. Daerah dataran rendah dengan curah hujan tahunan 1.500 3.000 mm dengan penyebaran hujan yang sesuai dengan pertumbuhan dan kemasakan tebu merupakan daerah yang sesuai untuk pengembangan tanaman tebu.

Sinar Matahari Radiasi sinar matahari sangat diperlukan oleh tanaman tebu untuk pertumbuhan dan terutama untuk proses fotosintesis yang

menghasilkan gula. Jumlah curah hujan dan penyebarannya di suatu daerah akan menentukan besarnya intensitas radiasi sinar matahari. Cuaca berawan pada siang maupun malam hari bisa menghambat pembentukan gula. Pada siang hari, cuaca berawan menghambat proses fotosintesis, sedangkan pada malam hari menyebabkan naiknya suhu yang bisa mengurangi akumulasi gula karena meningkatnya proses pernafasan. Angin Angin dengan kecepatan kurang dari 10 km/jam adalah baik bagi pertumbuhan tebu karena dapat menurunkan suhu dan kadar CO2 di sekitar tajuk tebu sehingga fotosintesis tetap berlangsung dengan baik. Kecepatan angin yang lebih dari 10 km/jam disertai hujan lebat, bisa menyebabkan robohnya tanaman tebu yang sudah tinggi. Suhu Suhu sangat menentukan kecepatan pertumbuhan tanaman tebu, sebab suhu terutama mempengaruhi pertumbuhan menebal dan memanjang tanaman ini. Suhu siang hari yang hangat atau panas dan suhu malam hari yang rendah diperlukan untuk proses penimbunan sukrosa pada batang tebu. Suhu optimal untuk pertumbuhan tebu berkisar antara 24 30 oC, beda suhu musiman tidak lebih dari 6o, dan beda suhu siang dan malam hari tidak lebih dari 100.

Kelembaban Udara Kelembaban udara tidak banyak berpengaruh pada pertumbuhan tebu asalkan kadar air cukup tersedia di dalam tanah, optimumnya < 80%.

2.) Ketinggian Tempat Tanaman tebu dapat tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian ketinggian 500 dpl. Tanaman tebu tumbuh baik dari dataran

rendah sampai dataran tinggi antara 0 - 1400 meter di atas permulaan air laut, namun mulai ketinggian 1200 m di atas permukaan air laut pertumbuhan tanaman mengalami kelambatan. 3.) Kondisi Lahan Lahan kering atau tegalan adalah lahan yang kebutuhan air tanamannya tergantung sepenuhnya pada air hujan. Biasanya ditemui masalah di lahan kering antara lain: miskin hara, air terbatas, rawan erosi, banyak gulma dan hama. Penanaman tebu pada lahan kering tidak dapat disembarang tempat, melainkan harus memperhatikan persyaratan lahan yang meliputi: tinggi tempat, kemiringan lahan, fisik tanah, drainase, kimia tanah, jenis tanah, dan dukungan tenaga kerja.

4.) Kesesuaian Lahan Tanah merupakan faktor fisik yang terpenting bagi pertumbuhan tebu. Tanaman tebu dapat tumbuh dalam berbagai jenis tanah, namun tanah yang baik untuk pertumbuhan tebu adalah tanah yang dapat menjamin kecukupan air yang optimal. Tanah yang baik untuk tebu adalah tanah dengan solum dalam (>60 cm), lempung, baik yang berpasir dan lempung liat. Derajat keasaman (pH) tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tebu berkisar antara 5,5 7,0. Tanah dengan pH di bawah 5,5 kurang baik bagi tanaman tebu karena dengan keadaan lingkungan tersebut sistem perakaran tidak dapat menyerap air maupun unsur hara dengan baik, sedangkan tanah dengan pH tinggi (di atas 7,0) sering mengalami kekurangan unsur P karena mengendap sebagai kapur fosfat, dan tanaman tebu akan mengalami chlorosis daunnya karena unsur Fe yang diperlukan untuk pembentukan daun tidak cukup tersedia. Tanaman tebu sangat tidak menghendaki tanah dengan kandungan Cl tinggi.

Kelas Kesesuaian Lahan dan Faktor Pembatas Berpedoman pada syarat tumbuh tanaman tebu, maka faktor pembatas utama untuk tanaman tebu adalah kesuburan tanah, solum tanah, kemiringan lereng dan tekstur tanah. Pengusahaan tanaman tebu harus dilakukan pada tanah dengan kemiringan 60cm) pH 5,5 7,0, ketersediaan hara seimbang, tidak terdapat Cl dalam jumlah banyak

-0,37

Suhu Optimum Suhu Maksimum Angin Kelembaban Udara Tanah Topografi Sifat Fisik

-0.66

Sifat Kimia

Kelas Kesesuaian

S1, S2, S3 tanpa faktor penghambat yang berat

Kemiringan Lahan Tanaman tebu terbaik pada lahan kering dengan kemiringan kurang dari 8%. Syarat lahan kering untuk tanaman tebu adalah berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% untuk tanah ringan dan sampai 5% untuk tanah lebih berat.

Fisik Tanah Fisik tanah adalah struktur, tekstur dan kedalaman tanah. Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah gembur, karena aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna. Pengolahan tanah dilakukan untuk

memecahkan agregat tanah menjadi partikel-partikel kecil sehingga akar mudah menembus tanah. Tekstur tanah ringan sampai agak berat dan mampu menahan air cukup dan porositas 30% merupakan tekstur tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tebu. Kedalaman atau solum tanah untuk pertumbuhan tanaman tebu minimal 50 cm dengan tidak ada lapisan kedap air dan permukaan air 40 cm. Oleh karena itu lahan kering yang lapisan tanah atasnya tipis, harus dibajak lebih dalam kira-kira 25 cm. Selain itu apabila ditemukan lapisan kedap air, lapisan ini harus dibajak lagi agar lapisan pecah sehingga sistem aerasi, air tanah dan akar tanaman berkembang dengan baik. Dengan demikian tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik. Drainase Drainase adalah saluran air pada lahan pertanian yang berguna untuk membuang air hujan agar air di lahan tidak berlebihan dan untuk mengalirkan air bila lahan kekurangan air. Kelebihan air di tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman, karena dalam tanah akan kekurangan oksigen (zat asam) yang sangat penting untuk aktivitas hidup tanaman. Drainase yang baik adalah saluran air yang lancar, baik untuk membuang air bila lahan kelebihan dan memberi air bila lahan memerlukan air. Tanaman tebu akan tumbuh baik pada tanah dengan drainase yang baik sedalam kira-kira 1 m. Saluran air yang dalam ini dapat mendorong berkembangnya akar tanaman menyerap unsur hara lebih banyak dan tahan kekeringan. Sistem perakaran yang mencapai lapisan tanah yang dalam akan memberi peluang bagi tanaman tebu untuk bertahan hidup pada musim kemarau tanpa mengganggu pertumbuhan.

Kimia Tanah Kimia tanah meliputi kandungan unsur hara, pH tanah dan bahan racun dalam tanah. Kandungan unsur hara dalam tanah dapat diketahui dengan melakukan analisa tanah dan analisa daun. Kekurangan unsur hara dapat dipenuhi dengan pemberian pupuk. Sedangkan pH tanah yang optimal untuk tanaman tebu antara 6,0 - 7,5 dan masih toleran pada pH 4,5 - 8,5. Tanah dengan pH kurang dari 5,0 perlu diberi kapur (CaCo3). Kemudian bahan racun dalam tanah yang utama adalah unsur Clor (Cl), Fe dan Al. Kadar Cl 0,06 - 0,1 % telah bersifat racun bagi akar tanaman. Tanah yang airnya buruk dapat menimbulkan keracunan Fe, Al dan Sulfat (SO4). Tanah di tepi pantai karena rembesan air laut, kadar Cl cukup tinggi sehingga bersifat racun.

Jenis Tanah Tanaman tebu dapat tumbuh baik pada jenis tanah alluvial, grumosal, latosol, dan regusol. Tanah endapan abu kepulan baik untuk ditanami tebu, seperti di Yogyakarta, Surakarta, Kediri, Jombang dan Jember. Tanah grumosol tersebar bagian selatan pantai Utara Jawa di Selatan Yogyakarta, Surakarta, madiun, Jombang, Mojokerto. Di luar Jawa tanah yang ditanami tebu pada umumnya tanah latosol dan podzolik merah kuning dengan solum dalam, mempunyai struktur dan tekstur yang baik. Tanah yang tidak baik untuk tanaman tebu adalah tanah laterik dengan kandungan kerikil laterik lebih dari 25 - 30 %, karena porositas tinggi tidak dapat menampung dan menahan air sehingga hara yang ada terbawa/tercuci oleh air hujan.

Lokasi Tanaman Tebu Lokasi lahan tanam tebu perlu dipertimbangkan secara ekonomis dan teknis. Secara ekonomis perlu diperhitungkan biaya angkutan yang

murah atau terjangkau, untuk itu jarak lokasi lahan tanam tebu dengan Pabrik Gula kira-kira 60 km. Secara teknis pengangkutan dapat dilakukan dengan baik dan lancar, untuk itu perlu diketahui kondisi jalan, jembatan, dan prasarana lainnya. Sebaiknya diusahakan agar jalan dan jembatan masih dapat dilalui untuk pengangkutan tebu pada kondisi hujan atau cuaca yang tidak mendukung.

5.) Pemasaran Tanaman Tebu Daya Saing Finansial dan Ekonomi Usahatani Tebu Justifikasi yang digunakan untuk menganalisis daya saing finansial dan ekonomi usahatani tebu seperti berikut : 1. Pupuk urea, SP-36, KCL, NPK, herbisida dan insektisida termasuk barang tradable (asing), sedangkan tenaga kerja, sewa lahan, modal,pupuk organik dan bibit termasuk barang non tradable (domestik). Walaupun terdapat bibit tebu yang berasal dari Luar negeri seperti Taiwan, namun sebagian besar petani telah menanam padi yang dihasilkan oleh P3GI, swasta dan pihak PG sendiri; 2. Tingkat suku bunga pinjaman petani sebesar 16%/tahun, namun karena dana pinjaman yang diterima petani tidak sekaligus tetapi menurut jenis kegiatan (pengolahan tanah, pemeliharaan, tebang muat dan angkut (TMA) dan lainnya maka untuk suku bunga yang digunakan untuk perhitungan secara privat sebesar 8 persen; 3. Harga sosial untuk pestisida dan herbisida sebesar 80 persen dari harga aktual di masing-masing lokasi penelitian. Pengurangan 20 persen merupakan tarif impor (10%) dan pajak pertambahan nilai (10%). Selain itu justifikasi untuk harga gula dan pupuk yang digunakan dalam analisis sebagai berikut : berdasarkan Commodity Price data Pinksheet yang dikeluarkan oleh World Bank Development Prospects menunjukkan bahwa harga gula ratarata sebesar 170.3 US$/ton, pupuk urea : 210,37US$/ton; ZA : 222,83 US$/ton; KCL : 120 US$/ton dan SP-36 : 193,8 US$/ton.

Keuntungan Finansial dan Ekonomi Usahatani Tebu Keuntungan finansial (privat) merupakan indikator daya saing (competitiveness) dari sistem komoditas berdasarkan teknologi, nilai output, biaya input dan transfer kebijakan yang ada. Sedangkan keuntungan ekonomi (sosial) merupakan indikator keunggulan komparatif (comparative advantage) atau efisiensi dari sistem komoditas pada kondisi tidak ada distorsi pasar dan kebijakan pemerintah. Pertanaman tebu di Indonesia masih diusahakan di lahan sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan dan lahan kering (tegalan). Tingkat keuntungan usahatani tebu bervariasi antar wilayah, tipe lahan dan tipe bibit. Rata-rata keuntungan usahatani tebu bekisar antara Rp. 2,5 juta sampai Rp.8 juta per hektar. Keuntungan ini akan lebih besar apabila dihitung dengan sewa lahan yang mencapai sekitar Rp.2,5 juta- Rp. 5 juta per hektar.

Kesimpulan 1. Rata-rata produktivitas tebu di lahan sawah mencapai lebih dari 100 ton per hektar, lebih tinggi daripada di lahan tegalan. 2. Proporsi biaya tenaga kerja dan sewa lahan usahatani tebu di lahan sawah dan tegalan di Jawa Timur mencapai sekitar 70 persen terhadap total biaya usahatani tebu. Sewa lahan di Kabupatan Madiun dan Kediri lebih mahal dibandingkan dengan di Kabupaten Malang dan Jember, yaitu berkisar Rp 4 juta Rp 5 juta/ha. 3. Usahatani tebu di Propinsi Jawa Timur secara finansial menguntungkan. Rata-rata keuntungan sebesar Rp 2,5 juta 8 juta per hektar.Terdapat kecenderungan, keuntungan usahatani tebu yang ditanam pada lahan tegalan lebih tinggi daripada di lahan sawah dan pada tanam awal lebih tinggi daripada kepras. 4. Sistem usahatani tebu disemua lokasi mampu membayar korbanan biaya domestik yang efisien . Kebijakan input yang diterapkan oleh pemerintah memberikan insentif bagi petani tebu berupa harga input yang dibayar petani hanya setengah dari harga input seharusnya. Selain itu, harga jual gula yang dinikmati oleh petani lebih tinggi sekitar 35 40 persen dari harga jual gula seharusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa. 2012. http://google.com/syarat-tumbuh-tanaman-tebu/. Diakses tanggal 2 Maret 2012. Anonymousb. 2012. http://binaukm.com/2010/06/teknik-budidaya-tebu-budidayatebu-lahan-kering/. Diakses tanggal 2 Maret 2012. Anonymousc. 2012. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidayatebu.html. Diakses tanggal 2 Maret 2012. Mubiarto, daryanti. 2007. Gula: kajian sosial-ekonomi. Aditya Media: Michigan. Soegondho, R. 1975. Statistik Tentang Tanaman Tebu. Balai Penyelidikan Perusahaan Perkebunan Gula: Michigan.