budi daya jamur tiram putih
TRANSCRIPT
0
Jadi Wirausahawan Mandiri
Apabila kita bisa menciptakan lapangan kerja,
kenapa kita harus bekerja dengan orang lain.
Jamur tiram merupakan salah satu peluang usaha
dengan prospek yang cukup tinggi dan mudah
dilakukan.
Oleh
Andrixinata Bahran
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
SYARAT TUMBUH JAMUR TIRAM ............................................................................ 1
Tingkat keasaman ( pH) ........................................................................................... 2
Suhu udara .............................................................................................................. 2
Cahaya .................................................................................................................... 2
PERSIAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM ................................................................... 3
Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram ............................................................. 3
1. Ruang persiapan ........................................................................................... 3
2. Ruang Inokulasi ............................................................................................. 3
3. Ruang Inkubasi .............................................................................................. 3
4. Ruang Penanaman. ....................................................................................... 3
Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram .......................................................... 3
Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram ............................................................... 3
1. Persiapan Bahan. .......................................................................................... 3
2. Pengayakan ................................................................................................... 3
3. Pencampuran. ............................................................................................... 4
4. Pengomposan................................................................................................ 4
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog). ........................................................... 4
6. Sterilisasi ....................................................................................................... 4
7. Inokulasi (Pemberian Bibit) ............................................................................ 4
8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram .................................... 4
9. Panen Jamur Tiram. ...................................................................................... 4
PEMBUATAN BIBIT DAN MEDIA ............................................................................... 5
PEMBUATAN MEDIA PDA ...................................................................................... 5
PEMBUATAN BIBIT JAMUR ...................................................................................... 6
Alat dan Bahan ..................................................................................................... 6
Proses Pembuatan bibit F0 (Kultur Murni) ................................................................ 6
Teknik Pemurnian Bibit F0 ........................................................................................ 7
Pembuatan Bibit F1, F2, dan F3 ............................................................................... 7
TAHAPAN BUDIDAYA .............................................................................................. 10
Persiapan Media (Substrat) .................................................................................... 10
Pencampuran Media .............................................................................................. 10
Pengantongan (logging) ......................................................................................... 10
Sterilisasi ............................................................................................................... 11
Inokulasi bibit ......................................................................................................... 11
Inkubasi ................................................................................................................. 11
Pemeliharaan tubuh buah ...................................................................................... 11
ii
Panen .................................................................................................................... 12
Pemberatantasan Penyakit .................................................................................... 12
FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA .................................................. 13
TIPS KEBERHASILAN USAHA ................................................................................ 13
PROSPEK USAHA .................................................................................................... 15
ASPEK LEGALITAS ................................................................................................. 15
ANALISA BIAYA USAHA ......................................................................................... 17
TENTANG PENULIS ................................................................................................. 19
1
PENDAHULUAN
Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis,
ada yang merugikan dan ada yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Jamur yang merugikan antara lain karena
bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan
penyakit pada manusia, hewan maupun
tumbuhan. Diantara jamur yang
menguntungkan manusia misalnya :
penicillium yang menghasilkan antibiotik
penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam
proses fermentasi makanan seperti kecap,
tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan
banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping, jamur
tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.
Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan
telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai
media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom)
merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta
menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan
bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan
hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali
lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel
serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga,
kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat
penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.
Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :
1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan
lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta
dapat menambah pendapatan keluarga.
4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam
ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.
SYARAT TUMBUH JAMUR TIRAM
Tempat tumbuh Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) termasuk dalam jenis jamur
kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang
ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu
atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat
sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras
banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur
dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak
2
cepat habis. Kayu atau serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi
bahan kimianya lebih baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun
jarum dan yang tidak mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi
zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan misellium. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal
kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan ticlak busuk dan
tidak ditumbuhi jornur jenis lain.
Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media
tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa
bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang
mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah
menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-
bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan
bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein.
Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur ( Calsium carbonat )
sebagai sumber mineral dan pengatur pH meter
Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar
airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur
dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan
air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan
mikroorganisme
Tingkat keasaman ( pH)
Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram.
Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat.
bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur
tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan
menggunakan kapur ( Calsium carbonat )
Suhu udara
Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk
mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang
optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi
yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembabon 60 - 70
% dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.
Cahaya
Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa
sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan
yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya
rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buch tidak
dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan
media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran ? 60 - 70 %
3
PERSIAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram
Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah,
biasanya bangunan untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa
ruangan, diantaranya:
1. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan
Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
2. Ruang Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media
tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk
menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
3. Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media
tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22
– 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan
rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog)
yang sudah di inokulasi.
4. Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur.
Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat
penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur
suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%.
Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop,
filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu,
bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa,
kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.
Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram
Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang
dilaksanakan antara lain:
1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur,
gips, tepung jagung, dan glukosa.
2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat
keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia
kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji
4
perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam),
pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji
banyak tercampur debu dan pasir
3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur
dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau
bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini
menandakan kadar air sudah cukup.
4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara
membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastik.
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang
dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam
plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau
menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.
6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan
menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat
mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada
suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam.
7. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang
telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi,
kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan
sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan
karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi
dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna
putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.
9. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal,
pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan
kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
5
PEMBUATAN BIBIT DAN MEDIA
PEMBUATAN MEDIA PDA
Alat dan bahan:
1. Agar putih/bening
2. Kentang 200 g/ 2 ons
3. Gula 100 g/ 1 ons
4. Panci bersih
5. Saringan
6. Botol untuk tempat media
Proses pembuatan
1. Kupas dan potong-potong kentang seperti dadu
2. Cuci kentang hingga bersih
3. Masak kentang dengan air bersih/air matang
sebanyak 500 ml
4. Setelah mendidih, angkat dan ambil air kentang dengan saringan, tempatkan
air di panci yang masih bersih
5. Air kentang dimasak kembali, masukkan agar dan gula sambil diaduk hingga
rata
6. Setelah agar dan gula larut, tambahkan air hingga ±1 liter
7. Setelah mendidih agar PDA siap digunakan, tempatkan agar PDA pada botol-
botol atau cawan yang diinginkan.
8. Tutup botol dengan kapas serapat mungkin, tambahkan kertas dan ikat.
Sterilisasi PDA
1. Setelah PDA jadi, PDA perlu disterilisasi agar tidak tercampur atau
terkontaminasi bakteri atau jamur lain yang tidak diinginkan.
2. Upayakan agar agar dalam botol sudah tertutup rapat dengan kapas dan
kertas
3. Bungkus setiap botol dengan kertas koran, agar tidak terkena uap air.
4. Kukus semua PDA selama 2-4 jam dengan keadaan tertutup dan panas yang
stabil (semakin baik proses pengukuran akan semakin baik hasilnya)
5. Setelah dikukus, jangan keluarkan dari wadah kukusan terlebih dahulu, tunggu
hingga agak dingin
6. Setelah itu keluarkan PDA dan buka kertas pembungkus, biarkan mulut botol
tetap tertutup sampai akan digunakan agar tidak terkontaminasi.
7. Biarkan selama beberapa hari agar terlihat jika agar terkontaminasi akan
menunjukkan adanya jamur diatas permukaan agar dan adanya lender yng
menunjukkan bakteri.
6
PEMBUATAN BIBIT JAMUR
Alat dan Bahan
Botol berisi PDA
Pinset
Pisau scalpel
Jarum jara
Lampu spirtus
Alkohol 70%
Kapas
Ruang isolasi / laminar Flow
Jamur tiram
Pemantik api
Label + spidol
Lampu ultraviolet yang dipasang di ruang isolasi/laminar Flow
Proses Pembuatan bibit F0 (Kultur Murni)
1. Pilih jamur yang baik dengan ciri-ciri
sehat (bersih, tidak busuk ataupun terkontaminasi hama atau jamur
pengganggu),
memiliki batang yang kuat,
tidak terlalu tua artinya masih dalam masa pertumbuhan, bisa dilihat dari
tudungnya yang belum terlalu besar,
2. jamur yang dipilih merupakan jamur yang tumbuhnya tunggal (satu tangkai)
tidak berkoloni (memiliki banyak tangkai)
3. Bersihkan ruangan isolasi dan semua peralatan dengan menggunakan
alkohol kemudian masukkan semua peralatan yang telah dibersihkan ke
dalam ruang isolasi
4. Nyalakan lampu UV di dalam ruang isolasi/laminar flow selama 10-15 menit,
setelah itu matikan. Lampu UV berfungsi untuk mematikan bakteri-bakteri
kontaminan
5. Setelah peralatan siap, bersihkan kedua tangan dan botol-botol PDA
dengan alkohol
6. Masukkan kedua tangan ke dalam ruang isolasi kemudian pegang pisau
skalpel/jarum jara seperti memegang sendok.
7. bakar ujung jarum jara tersebut beberapa saat dengan menggunakan
lampu spirtus untuk membunuh kuman-kuman yang masih menempel.
Pastikan jarum jara tidak menyentuh permukaan setelah pembakaran
8. Setelah jarum dingin, siapkan bagian kecil jamur yang akan dikultur dengan
cara menyobeknya menggunakan tangan
9. Potong jaringan dari dalam jamur dengan menggunakan jarum jara/pisau
scalpel dengan ukuran 2 mm x 2 mm. Jaringan yang dipotong kira kira
terletak pada bagian tengah antara tudung buah dan batang.
10. Siapkan botol PDA. Dekatkan dengan api untuk menjaga dari kontaminasi
(± 20 cm). Buka kapas penutup botol
7
11. secara perlahan lahan masukkan/inokulasi jaringan jamur yang telah
dipotong dengan menggunakan jarum jara/pinset ke bagian tengah
permukaan PDA.
12. Setelah selesai tutup botol PDA segera dengan menggunakan kapas
13. Beri label pada botol PDA dengan menuliskan keterangan-keterangan yang
diperlukan seperti tanggal inokulasi,jenis jamur dll.
14. simpan/inkubasi di tempat yang bersih
15. lakukan pengamatan secara berkala. Bila terdapat kontaminasi segera
pisahkan dan bersihkan.
16. Setelah miselium memenuhi isi botol (2-4 minggu masa inkubasi) maka
miselium siap digunakan untuk membuat bibit F1/turunan pertama. Apabila
tidak langsung digunakan, botol-botol berisi miselium ini bisa diawetkan
dengan menyimpannya di tempat yang dingin/lemari pendingin
Teknik Pemurnian Bibit F0
Bibit kultur murni dikatakan terkontaminasi bila dalam cawan/botol PDA terdapat
miselium jamur lain, misalnya berwarna hitam dan lain-lain. Jika hal tersebut terjadi
maka yang harus dilakukan adalah mengisolasi/memindahkan jamur yang kita
inginkan ke media baru dengan teknik Aseptik.
Metode:
1. Siapkan Bunsen/lilin atau api, biakan yang terkontaminasi, dan media PDA
yang masih bersih.
2. Sterilkan tempat dan tubuh anda(tangan) dengan alkohol. Jarum diseka
dengan alkohol dan dipanaskan di api, setelah jarum dingin.
3. Buka dengan perlahan botol terkontaminasi di dekat api dan ambil dengan
jarum bagian jamur yang merupakan miselium jamur tiram.
4. Usahakan tetap berada di dekat api, dengan tangan yang lain ambil dan buka
botol PDA yang bersih dan masukkan miselium yang ada di jarum ke media
PDA, segera tutup kembali dengan kapas.
5. Amati setelah beberapa hari, jika tetap terkontaminasi, ulangi langkah kembali.
Pembuatan Bibit F1, F2, dan F3
Bibit jamur tiram pada dasarnya terdiri dari 4 jenis yaitu bibit murni/kultur murni
(P/Parental), bibit induk (F1), log tebar (F2), dan log produksi (F3). Terdapat beberapa
perbedaan dalam teknik pembuatan dan komposisi medium ke 4 jenis bibit ini, berikut
penjelasannya :
1. Proses Pembuatan Kultur Murni Jamur Tiram dengan Menggunakan Media PDA
(Potatoes Dextrose Agar/Agar Gula Kentang)
2. Bibit Induk F1 (log botol)
8
Pembuatan bibit induk F1 bisa menggunakan botol selai atau botol saus sebagai
wadah medium.
Log botol merupakan tahap adaptasi awal/peralihan miselium jamur tiram dari media
PDA (Potato Dextrose Agar) ke media produksi yang berupa serbuk kayu. salah satu
Komposisi/formula medium yang dapat digunakan diantaranya serbuk kayu : Jagung :
Beras Merah : gula Putih : NPK (tambahan) : Air secukupnya dengan perbandingan
100 : 100 : 25 : 4 : 1.
Proses pembuatannya :
1. Campurkan semua bahan ke dalam panci kemudian dimasak seperti menanak
nasi.
2. Setelah matang kemudian dinginkan dan masukkan ke dalam botol sebanyak
¾ volume botol.
3. Tutup botol dengan menggunakan plastik tahan panas
4. Sterilisasi menggunakan autoklaf / panci presto selama 20 -30 menit.
5. Log botol yang telah steril selanjutnya diinokulasi dengan menggunakan
miselium jamur tiram yang terdapat pada medium PDA.
6. Log tebar F2
Log tebar merupakan log adaptasi miselium jamur tiram untuk skala produksi yang
lebih besar. Komposisi medium F2 pada dasarnya sama dengan log produksi F3.
Yang membedakannya hanya kapasitas/bobot medium. Log tebar biasanya dibuat
dengan bobot 0,5 kg.
Komposisi Medium yang digunakan yaitu serbuk kayu : dedak : jagung :
kapur (CaCO3) : NPK dengan perbandingan 100 : 10 : 5 : 2,5 : 1.
Proses pembuatan :
1. Semua bahan dicampurkan sambil ditambahkan air. Banyaknya air
disesuaikan hingga medium kompak yaitu ketika dikepal tidak terurai dan
ketika diperas tidak mengeluarkan air.
9
2. Sebanyak 0,5 kg medium selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik tahan
panas ukuran 1 kg kemudian padatkan dan ditutup dengan mengikatnya
menggunakan karet sambil menyelipkan kapas/kapuk pada bagian atas.
3. Sterilisasi selama tidak kurang dari 4 jam. Setelah steril, simpan log di tempat
yang bersih.
4. Setelah dingin inokulasikan miselium jamur tiram yang berasal dari botol
selai/saus.
5. Log produksi F3
10
TAHAPAN BUDIDAYA
Tahapan budidaya jamur tiram berupa persiapan media (substrat), pencampuran
media, pengantongan (logging), sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi, pemeliharaan
tubuh buah, dan panen.
Bagi pemula atau pengusaha skala kecil ada baiknya untuk sementara waktu bibit
ataupun media tanam dapat membeli dari pembibit ataupun dari perusahaan yang
telah memiliki skala usaha yang besar
Persiapan Media (Substrat)
Formula media tanam untuk jamur tiram adalah sbb :
• Serbuk gergajian kayu = 100 kg
• Dedak = 10 kg
• Kapur = 0,5 kg
• Tepung jagung = 0,5 kg
• Gula merah = 0,25 kg
• Gypsum (tambahan) = 0,5 kg
• TSP (tambahan) = 0,25 kg
• Kadar air = 65%
Pencampuran Media
Bahan bahan media yang telah disiapkan diaduk sedemikian rupa sehomogen
mungkin agar pertumbuhan miselium dapat merata ke seluruh media. Pengadukan
dapat dilakukan dengan cara mekanis ataupun manual. Apabila dilakukan secara
manual upayakan pengadukan lebih lama sehingga diperoleh pencampuran yang
merata terutama untuk bahan bahan yang konsentrasinya rendah. Media yang telah
tercampur dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal. Setelah proses
pencampuran selesai lakukan pengomposan (fermentasi) selama 3-5 hari. Proses
pengomposan dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga
membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana
sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram. Lakukan pengadukan setiap hari agar
proses pengomposan merata.
Pengantongan (logging)
Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media yang
telah dikompos ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian
tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media dapat
dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir. Setelah diisi media pada
bagian atas lalu diberi ring bambu/pipa dan di tutup dengan kapas sebagai tempat
memasukkan bibit atau tempat keluarnya jamur. setelah itu diikat dengan karet.
11
Sterilisasi
Baglog yang telah siap selanjutnya disterilisasi melalui proses pasteurisasi dengan
cara dikukus. Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu tidak lebih dari
100˚C dengan waktu tidak kurang dari 5 jam. Pada umumnya para produsen
melakukan pemanasan selama 8-12 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan
dasar yang digunakan dan banyaknya log yang dipasteurisasi. Setelah selesai baglog
didinginkan selama setengah sampai satu hari.
Inokulasi bibit
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit ke dalam media tanam. Proses inokulasi
dilakukan secara aseptis /steril. Usahakan ruangan sebersih mungkin. Bila
memungkinkan peralatan maupun ruangan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama
proses ini usahakan menutup mulut dengan masker atau minimal tidak berbicara
berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut.
Inokulasi dilakukan dengan memasukkan bibit (F2) sebanyak 2-5 sendok makan ke
dalam lubang yang telah diberi cincin bambu / pipa atau bisa juga dengan
menebarkannya di atas permukaan media hingga merata kemudian menutup kembali
lubang ring bambu dengan kapas.
Inkubasi
Inkubasi merupakan masa pertumbuhan miselium
hingga memenuhi media secara merata. Suhu yang
dibutuhkan pada proses ini yaitu antara 22˚C –
28˚C. upayakan suhu di ruangan inkubasi dijaga
agar tetap stabil untuk menghasilkan pertumbuhan
yang optimal. Masa inkubasi akan berlangsung
selama kurang lebih 40 hari.
Pemeliharaan tubuh buah
Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen. Pada masa pemeliharaan
penutup baglog dibuka hingga seperempat bagian log. Tahapan ini memerlukan suhu
yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi)
dan juga kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan sekitar 20˚C -
26˚C dengan kelembapan 80% – 90%. Pengaturan kelembapan dapat dilakukan
dengan penyiraman sebanyak 2-3 kali setiap hari terutama ketika kelembapan di luar
rendah biasanya pada saat siang hari. Selain kelembapan, kadar oksigen juga perlu
diatur dengan membuka ventilasi ketika kelembapan di luar tinggi. Kelembapan perlu
dikurangi hingga 70% – 80% apabila tubuh buah telah mencapai ukuran dewasa. Hal
ini dilakukan agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa menyebabkan tidak
tahan lama /cepat busuk.
Gambar inkubasi log jamur
12
Panen
Setelah 7-10 hari penutup dibuka,
tubuh buah biasanya sudah mulai
tumbuh. Selang 3-4 hari setelah tunas
tubuh buah tumbuh, jamur telah siap
dipanen.
Pemanenan harus dilakukan dengan
hati-hati dengan cara mencabut
seluruh rumpun tubuh buah jamur
yang ada beserta akarnya. Akar yang
tertinggal bisa menyebabkan
pertumbuhan tubuh buah selanjutnya
terganggu karena terjadi pembusukan
media. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat jamur masih
dalam kondisi segar.
Panen kedua biasanya berlangsung dalam rentang waktu 1-2 minggu setelah panen
pertama. Usia produktif berlangsung 3-4 bulan dengan produksi satu baglog sekitar
0,6 kg. Setelah dilakukan pemanenan, log dipelihara seperti awal penanaman yaitu
dengan melakukan penyiraman, pengaturan suhu, kelembapan serta aerasi.
Pemberatantasan Penyakit
Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai
bersih dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek
terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak
menular dan menyebabkan turunnya produksi.
Jamur siap panen dan siap dikemas
13
FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA
1. Kurang tersedianya bibit yang memenuhi
kuantitas dan kualitas produksi
2. Belum ada standar kualitas bibit
3. Daya tahun jamur tiram hanya bisa tahan
tujuh jam sampai dua hari
4. Kualitas produk yang dihasilkan, akibat
dari
Kumbung jamur terlalu rapat (kurang angin)
akibatnya pertumbuhan jamur kurang baik, daun
jamur banyak yang menggelinting, tidak bisa mekar.
Penyiraman yang terlalu banyak sampai air masuk ke
lubang baglog membuat jamur tidak mau tumbuh lagi,
Cara pengambilan yang tidak sampai ke akarnya juga
bisa membuat jamur tidak mau tumbuh (keluar).
Kumbung jamur dan sekitarnya yang kurang
bersih membuat sebagian daun jamur berlubang
karena dimakan ham kecil yang sampai sekarang
masih saya selidiki jenis hamanya.
penataan baglog dirak supaya lebih efisien tempat
dan hasil bisa lebih maksimal
TIPS KEBERHASILAN USAHA
1. Cara mengetahui persentasi bahan - bahan media tanam yang tepat
persentasi bahan media adalah dalam hitungan per kilogram ( 100 kg serbuk
kayu,15 kg bekatul , 4 kg kapur , 1 kg TSP ), jadi pastikan semua bahan media
tanam dalam keadaan kering .
2. Cara mengetahui kandungan air dalam media tanam yang tepat
letakan media kedalam gengaman tangan kemudian diremas, apabila ada air yang
keluar artinya kandungan air masih banyak atau apabila media diremas kemudian
dibuka ternyata media tsb pecah / tidak menggumpal artinya kandungan air masih
kurang . Yang tepat adalah apabila media tanam di remas tidak ada air yang
14
menetes dan menggumpal saat genggaman dibuka.
3. Proses inokolasi / penularan bibit yang baik
proses inokulasi yg baik adalah jika tingkat keberhasilan / jumlah bibit yang tumbuh
diatas 70 % , bila tidak maka perhatikan hal dibawah ini:
pastikan semua alat bersih dan steril
lakukan inokulasi di tempat atau ruangan khusus
sterilkan stik inokulasi dengan cara dibakar sampai membara pd
lampu spiritus setiap penularan antara 15 - 20 baglo
biarkan baglog berada di ruangan yang bersih selama 3 - 5 hari
setelah penularan untuk mengurangi kontaminasi
usahakan baglog tidak terkena air pada waktu penyiramankeluarkan
baglog yang ter kontaminasi dari ruangan secepatnya
15
PROSPEK USAHA
Jamur tiram termasuk jenis jamur yang paling banyak
dikonsumsi. Oleh karena itu, banyak petani yang
membudidayakannya. Untuk melakukan budi daya
jamur tiram ternyata tidak sesulit yang
dibayangkan. Hal terpenting yang harus diperhatikan
hanya masalah perlakuan lingkungannya. Pada habitat
aslinya jamur tiram dapat tumbuh optimal di area
dataran tinggi. Hal ini juga harus didukung dengan
tingkat kelembaban yang diinginkan jamur tiram, dingin,
dan sesuai dengan karakter jamur tiram sehingga bisa
membuat pertumbuhan tubuh buah jamur tiram menjadi
optimal. Kendati habitat asalnya daerah dataran tinggi,
tetapi jamur tiram tetap dapat dibudidayakan di daerah
dataran rendah, asalkan tempat pemeliharaannya
dikondisikan dengan habitat aslinya. Penerapan
budidaya jamur di daerah dataran rendah pun harus
dilakukan lebih ekstra dari perlakuan jamur yang
dibudidayakan di dataran tinggi dan tentu harus
dengan proses yang seteril.
Hingga saat ini jamur tiram lebih banyak diproduksi di jawa
barat. Berdasarkan data yang ada, jawa barat memproduksi 10 ton
jamur tiram setiap harinya dan mayoritas dipasarkan dalam bentuk
segar dengan tujuan pemasarannya kota-kota besar. Daerah
karawang, Bandung, Bogor,dan Sukabumi misalnya, menyuplai
jamur tiramnya ke pasar-pasar di Jakarta.
Bila dibandingkan dengan jenis jamur lainnya, jamur tiram
sudah jauh lebih dikenal dan memasyarakat. Oleh karena
itu masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsinya. Hal ini
membuat kebutuhan pasar akan jamur tiram menjadi luas
dan permintaan akan produk jamur tiram, baik dalam
bentuk segar maupun olahannya,terus meningkat. Di
beberapa negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang,
dan Hongkong, permintaan jamur tiram dalam bentuk
kering maupun yang telah dikalengkan sangat tinggi.
ASPEK LEGALITAS
Perijinan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan
perusahaan, namun bila usaha yang dibangun adalah perusahaan formal maka
sebelum usaha ini berjalan sebaiknya perijinan-perijinan dilengkapi terlebih
dahulu. Perijinan yang diperlukan umumnya berupa ijin prinsip dari instansi terkait,
seperti:
16
1. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU),
2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP),
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
4. Nomor PokoknWajib Pajak (NPWP),
5. Akte Pendirian Perusahaan melalui Notaris dan lainnya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
17
ANALISA BIAYA USAHA
1. Asumsi-asumsi
Usaha jamur tiram skala rumah tangga
Periode waktu usaha lima tahun
Per satu periode ( 6 bulan) adalah 7500 baglog
Prosentase keberhasilan inokulasi = 80 %
Rata-rata produksi per baglog = 800 gram
2. Biaya-biaya Usaha
Investasi
Kumbung Kapasitas 7.500 baglo Rp 8.400.000,
Sewa Lahan 5 tahun 7.500.000,
Sprayer 40.000,
Termometer 50.000,
Barometer 150.000,
Total Investasi Rp 16.140.000,
Biaya Operasional (per 6 bulan)
Baglog 7.500 Rp 11.250.000
Fungsisida 12.500
Tenaga Kerja 2 Orang 600.000
Plastik Kemasan 50.000
Penyusutan Kumbung 840.000
Penyusutan Termometer 5.000
Penyusutan Barometer 15.000
Sewa Lahan 750.000
Transportasi 500.000
Pemasaran , _300.000
Total Biaya Operasional Rp 14.322.500
3. Perkiraan Pendapatanper 6 bulan
Jumlah jamur yang dihasilkan : 6.000 x 800 4.800.000 g atau 4.800 kg
Bila harga jual jamur tiram Rp 9.000,-/ kg maka pendapatan yang diperoleh =
9.000 x 4.800 = Rp 43.200.000,-
PROYEKSI LABA RUGI PER TAHUN
KETERANGAN TAHUN 1
A. PENJUALAN 86.400.000
B. BEBAN POKOK
18
1. Baglog 22.500.000
2. Fungisisda 25.000
3. Plastik Kemasan 100.000
4 Tenaga Kerja 2.400.000
C. HASIL USAHA KOTOR (A - B) 61.375.000
D. BIAYA USAHA
1 Sewa lahan 1.500.000
2 Transfortasi 1.000.000
3. Pemasaran 600.000
4. Biaya Sewa 3.000.000
Total Biaya Usaha sebelum
Penyusutan dan Amortisasi 6.100.000
9. Penyusutan 1.720.000
10. Amortisasi
E. TOTAL BIAYA USAHA 7.820.000
F. HASIL USAHA (C - E) 53.555.000
G. BUNGA -
H. HASIL USAHA SEBELUM PAJAK (F - G) 53.555.000
I. P A J A K -
K. HASIL USAHA BERSIH (H - I) 53.555.000
L. B E P (E/C) 100% 12,74 %
19
TENTANG PENULIS
Andrixinata Bahran, dilahirkan di Lampung 27 November
1989. Mengawali jenjang pendidikan di SDN 1 Malaya Kec,
Lemong Lampung Barat, kemudian Melanjutkan di SMPN 1
Lemong Lampung barat. Setalah Lulus dari SMAN 1 Pesisir
Tengah lampung Bbarat sebagai Lulusan terbaik, melanjutkan
studi ke Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bidang ilmu yang ditekuni adalah
bagian Hama, Penyakit Tanaman, dan Lingkungan.
Penulis merupakan salah satu pemenang Olimpiade Sains
Nasional Tingkat SMP Kabupaten Lampung Barat pada tahun
2002 dan 2003 bidang matematika. Selain itu penulis juga
merupakan pemenang OSN Matematika tingkat SMA se-
kabupaten Lampung Barat tahun 2004, 2005, dan 2006,
pemenang Olimpiada Matematika ABDB dan Bank Mega 2005 dan 2006. Semasa sekolah,
penulis merupakan seorang juara kelas dan merupakan salah satu pemenang siswa
teladan. Prestasi penulis di tingkat propinsi Lampung diantaranya pemenang OSN
matematika tahun 2005 dan 10 besar Olimpiade matematika FMIPA UNILA 2005. Selain itu
penulis juga merupakan salah satu dari 200 siswa SMA terbaik se-Indonesia pada tahun
2005 dan penerima beasiswa Sampoerna Foundation. Di kampus, penulis aktif dalam
berbagai kegiatan diantaranya sebagai ketua Organic Farming IPB 2008, kandidat Debat
Bahasa Inggris 2007-sekarang. Saat ini penulis sedang aktif sebagai konsultan Klinik
Pertanian IPB dan sedang menjalankan Research untuk tugas akhir jenjang Sarjana yang
dijalaninya.