bts cihuy

24
PROPOSAL PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor (L) Moench) DISUSUN OLEH: RACHMA A. PN/11764 KINANTI SHINTA D. PN/11899 ROI YANUAR M. M. PN/11906 GEMBONG GILANG H. PN/11915 INDAH PURWIYATI PN/11925 DEWI KURNIYAWATI PN/11929 ISTI KONAH PN/11934 AIDA KUSUMASTUTI PN/11940 NOVIANY PN/11963 MUH. HASAN I. PN/12228 GOL / KEL : C2/ 1 ASISTEN : AGUS BUDI SETIAWAN, SP. LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Upload: admiral-deathstar-menuju-sehat-riang-gembira

Post on 20-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan BTS paling keren

TRANSCRIPT

Page 1: BTS cihuy

PROPOSAL PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor (L) Moench)

DISUSUN OLEH:

RACHMA A. PN/11764

KINANTI SHINTA D. PN/11899

ROI YANUAR M. M. PN/11906

GEMBONG GILANG H. PN/11915

INDAH PURWIYATI PN/11925

DEWI KURNIYAWATI PN/11929

ISTI KONAH PN/11934

AIDA KUSUMASTUTI PN/11940

NOVIANY PN/11963

MUH. HASAN I. PN/12228

GOL / KEL : C2/ 1

ASISTEN : AGUS BUDI SETIAWAN, SP.

LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: BTS cihuy

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM SORGHUM (Sorghum bicolor (L) Moench) DI

KEBUN BANGUNTAPAN BANTUL

DISUSUN OLEH:

RACHMA A. PN/11764

KINANTI SHINTA D. PN/11899

ROI YANUAR M. M. PN/11906

GEMBONG GILANG H. PN/11915

INDAH PURWIYATI PN/11925

DEWI KURNIYAWATI PN/11929

ISTI KONAH PN/11934

AIDA KUSUMASTUTI PN/11940

NOVIANY PN/11963

MUH. HASAN I. PN/12228

disetujui untuk dilaksanakan

Asisten

Agus Budi Setiawan, SP.

Tanda tangan Tanggal

I. PENDAHULUAN

Page 3: BTS cihuy

A. Latar Belakang

Tanaman sorgum telah lama dibudidayakan di Indonesia, namun dalam areal

yang masih terbatas. Pertanaman sorgum banyak dijumpai di daerah-daerah tertentu

yang memiliki curah hujan rendah. Pada umumnya tanaman ini ditumpangsari dengan

padi gogo, kedelai atau tanaman palawija lainnya. Sorgum dapat digunakan sebagai

pangan atau pakan dan umumnya memiliki produksi relatif rendah, produksi sorgum

perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan atau pakan tersebut. Sorgum

mempunyai daerah adaptasi yang sangat luas, toleransi terhadap kekeringan dan tahan

terhadap genangan air, serta mempunyai resiko gagal oleh hama penyakit relatif kecil.

Selain itu daun dan batang sorgum merupakan pakan hijauan yang baik karena

kandungan nutrisinya lebih baik dibandingkan dengan rumput gajah.

Produksi sorgum perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan atau pakan

tersebut. Keberhasilan dalam meningkatkan produksi sorgum dapat melalui kegiatan

intensifikasi peranan sarana produksi, antara lain pemupukan yang sesuai dengan

kebutuhan tanamannya. Unsur hara sangat diperlukan bagi tanaman untuk

meningkatkan pertumbuhan dan hasilnya. Sesuai dengan peranannya yang cukup

penting, penggunaan pupuk N, P dan K diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan

unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan

dan produksinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui respon

dari pemberian berbagai dosis pupuk N, P dan K terhadap pertumbuhan dan

produktivitas tanaman sorgum. Sehingga diharapkan hasil percobaan ini dapat menjadi

acuan untuk memperluas teknis budidaya tanaman sorgum.

B. Tujuan

Praktikum.budidaya pertanian yang.kami lakukan bertujuan untuk :

1. Mengetahui karasteristik tanaman Sorghum

2. Mempelajari pengaruh perbedaan pemberian pupuk pada tanaman sorghu

3. Mempelajari praktik budidaya secara menyeluruh

II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 4: BTS cihuy

Sorghum (Sorghum bicolor (L) Moench), adalah tanaman tropikal yang

termasuk ke dalam keluarga Poaceae, merupakan salah satu tanaman yang penting di

Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Lebih dari 35% sorghum dibudidayakan untuk

konsumsi manusia, sedangkan sisanya digunakan sebagai pakan ternak, bahan dasar

alcohol, dan produk industri. S. bicolor merupakan tanaman serelia penting ke lima

setelah gandum, padi, jagung dan barley. Sorghum memiliki ketinggian 0 – 6 meter,

akar yang dalam dan tersebar dengan batang yang keras. Daunnya panjang (0.3-1.4 m)

dan lebar (1-13 cm), dengan tepi daun yang datar atau berombak (Dicko et al., 2006).

Sorgum (Sorghum bicolour) merupakan salah satu sumber daya alam yang

penting untuk keperluan pangan, pakan , energi dan industri. Total luas tanaman

sorghum dari hari ke hari terus meningkat untuk keperluan pangan, pakan dan energi,

misal di USA telah mencapai 5,7 Juta Ha, India 15, 8 juta Ha, Australia 2,5 juta Ha,

China 8,7 juta Ha dan di Indonesia baru mencapai 8000 Ha yang tersebar diberbagai

daerah. Sorgum cocok dikembangkan di lahan kering karena kebutuhan airnya sangat

sedikit (House, 1985). Untuk menghasilkan 1 Kg bahan kering kebutuhan air untuk

sorgum, jagung , barley, gandum dan padi adalah sebagai berikut ( Supriyanto, 2010 ) :

1. Sorgum butuh 322 Kg Air

2. Jagung butuh 368 Kg Air

3. Barley butuh 434 Kg Air

4. Gandum butuh 514 Kg Air

5. Padi butuh lebih banyak lagi

Sorghum adalah tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi dan kekeringan, bisa

menjadi tanaman alternatif selain jagung di area irigasi marginal dimana suplay air

irigasi sangat terbatas selama pertumbuhan. Sorghum masih memiliki kapasitas

produksi lapang waluapun berada pada keadaan yang terbatas. Hal ini terjadi karena

pada kondisi irigasi kurang memadai kerapatan tanaman akan rendah, maka tanaman

akan meningkatkan pembentukan bulir dalam setiap malai begitu pula beratnya

(Berenguer dan Faci, 2001).

Tanaman sorgum ( Shorgum bicolor ) merupakan tanaman yang potensial untuk

dikembangkan, terutama untuk lahan kering. Bijinya dimanfaatkan untuk bahan pangan

dan makanan ternak, daunnya untuk pakan ternak hasil tanaman sorgum manis yang

berupa batang sebagai bahan baku industri gula. Tanaman sorgum merupakan tanaman

Page 5: BTS cihuy

yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia karena luas lahan yang luas.

Batang tanaman sorgum mengandung 10% gula sehingga dapat digunakan sebagai sirup

dan bijinya dapat dimasak sebagai makanan ( Sucipto, 2010 ).

Persiapan budidaya tanaman rumput hermada untuk keperluan konsumsi

meliputi kegiatan – kegiatan pengolahan lahan, pembuatan bedengan, penyiapan benih

dan penanaman. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada saat tanah agak kering.

Tanah dicangkul sedalam 20-30 cm, diangin – anginkan, dan digemburkan kembali

dengan menggunakan cangkul hingga benar – benar gembur. Pada jenis tanah liat yang

padat, mungkin diperlukan 3-4 kali pengolahan tanah agar benar – benar gembur.

Selanjutnya dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang matang dengan dosis

500 kg/ha (Maheldaswara, 2003).

Sorgum biasanya ditanam melalui biji. Akan tetapi juga dapat diperbanyak

dengan stek batang, jika mau harus dengan memunculkan premordia akar pada buku.

Pupuk yang utama diperlukan tanaman sorgum adalah pupuk nitrogen dengan dosis

mencapai 90 kg Nitrogen atau sama dengan 2 kwintal urea per hektar. Penambahan

Pupuk PROS sebanyak 45 kg atau 1 kwintal TSP perhektar akan memberikan hash yang

lebih baik. Pemupukan dengan kalium dilakukan dengan dosis 30 kg K20 per/hektar.

Pupuk N diberikan dua kali yaitu 1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan

seluruh pupuk. P dan K, dan 2/3 bagian sisanya diberikan pada umur 1 bulan setelah

tanam. Seluruh Pupuk diberikan dengan cara menyebarnya dalam larikan sedalam ± 1

cm. Untuk pemupukan pertama jaraknya 7 cm di kiri kanan barisan tanaman, sedangkan

pemupukan kedua jaraknya ± 15 cm ( Anonim, 1990 ).

Pemupukan pertama diberikan saat tanaman berumur 21 hari. Biasanya

ketinggiannya sekitar 20-30 cm. Menggunakan pupuk NPK 200 kg/ha dicampur dengan

UREA 100kg/ha. Pemupukan ke dua menggunakan UREA 100 kg/ha saat tanaman

berumur 45 hari, dan pemupukan ke tiga menggunakan UREA 100 kg/ha saat tanaman

berumur 65-75 hari. Pemberian pupuk yang benar adalah pupuk ditabur dibawah

sorgum berjarak 15 cm kemudian dilakukan penyaeran atau pembumbunan sehingga

tanah makin tinggi dan pupuk tertutup (Anonim, 2011).

Penanaman sorgum sebaiknya diatur jarak tanamnya sehingga populasinya

berkisar antara 100.000 – 150.000 tanaman perhektar. Jarak tanamn yang dianjurkan

adalah 75x25 cm atau 75x20 cm, masing – masing dengan 2 tanaman perlubang. Hasil

Page 6: BTS cihuy

percobaan di LP3 menunjukkan bahwa dengan peningkatan populasi diatas 150.000

tanaman per hektar, hasil masih cenderung meningkat, akan tetapi tidaklah begitu besar.

Kebutuhan benih per hektar adalah diantara 8 – 10 kg. Penyulaman yang mungkin perlu

dilakukan adalah dapat diperlukan dengan biji atau dengan pemindahan tanaman

( transplanting ) yang berumur sama dengan cara putaran. Untuk waktu tanam sorgum,

diatur sedemikian rupa sehingga pembuangaan terjadi pada saat musim hujan mulai

kurang dan masaknya biji jatuh pada musim kemarau. Karena hujan akan merusak

proses pembentukan biji sehingga menurunkan hasilnya. Hujan juga mengakibatkan biji

sorgum mudah terserang cendawan ( Ismail et al, 1977 ).

Di wilayah SADC, shorgum dan millet diserang oleh sejumlah serangga dan

penyakit. Secara umum, kerugian rendah dan beberapa petani menggunakan praktek-

praktek khusus untuk perlindungan tanaman. Serangga penyebab kerugian potensial

menarik perhatian terbesar. Termasuk belalang lapis baja, yang dapat menghancurkan

pada populasi yang besar, dan serangga penyimpanan. Situasi ini dapat mengubah hasil

adopsi tinggi menghasilkan kultivar baru dan meningkatkan komersialisasi produksi.

Jelas bahwa perbaikan dalam produktivitas shorgum dan millet dalam sistem pertanian

yang ada, dan sistem intensif produksi, cenderung menimbulkan kerugian meningkat

karena serangan hama. Peningkatan teknologi perlindungan tanaman akan diperlukan,

termasuk ketahanan tanaman inang, kontrol budaya, dan penggunaan bahan kimia /

biocides dalam pengelolaan hama terpadu ( Leuschner et al., 1993 ).

Tanaman sorgum sudah dapat dipanen pada umur 3 – 4 bulan tergantung

varietas. Penentuan saat panen sorgumdapat dilakukan dengan berpedoman pada umur

setelah biji terbentuk atau dengan melihat ciri – ciri visual biji. Pemanenan juga dapat

dilakukan setelah terlihat adanya ciri – ciri seperti daun – daun berwarna kuning dan

mengering, biji – biji bernas serta berkadar tepung maksimal. Panen yang dilakukan

terlambat atau melampaui stadium buah tuadapat menurunkan kualitas biji. Biji – biji

akan berkecambah bila kelembaban udara cukup tinggi. Pemanenan sebaiknya

dilakukan pada keadaan cuaca cerah/ terang. Pada saat pemanenan sebaiknya

pemotongan dilakukan pada pangkal malai buah sorgum dengan panjang sekitar 15 -25

cm ( Anonim, 2011 ).

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Page 7: BTS cihuy

Praktikum Budidaya Tanaman Semusim dilaksanakan mulai September 2012 sampai

Desember 2012 di Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman Jurusan Budidaya

Pertanian Fakultas Pertanian UGM dan di Kebun Percobaan dan Pendidikan milik Fakultas

Pertanian UGM di Banguntapan Bantul dengan tipe tanah Regosol dan berketinggian 113 mdpl.

Bahan yang digunakan adalah benih sorghum (Sorghum bicolor L.), pupuk kandang, NPK

Phonska (15:15:15), pestisida, furadan serta kertas bekas untuk membuat pola daun. Sedangkan

alat yang dibutuhkan adalah alat bercocok tanam yakni cangkul, gathul atau koret, ember,

gembor, tugal, tali bersimpul untuk menentukan jarak tanam, alat tulis, penggaris, neraca

anilitik, dan oven.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap

dengan kelompok sorghum I, kelompok sorghum II, dan kelompok sorghum III sebagai blok.

Perlakuan pupuk NPK yang dilakukan adalah dengan 4 perlakuan yakni A : tanpa pemupukan,

B: dengan pupuk 100 Kg/ha, C: dengan pupuk 200 Kg/ha, dan D: dengan pupuk 300 Kg/ha.

Lahan yang digunakan berukuran 11,7 m x 5,4 m dengan jarak antar tanaman 40 cm. Luas

Lahan yang digunakan berukuran 63,18 m2 Lahan tersebut dibagi menjadi 4 petak sesuai dengan

jumlah perlakuan. Dengan ukuran panjang tiap petakan yakni 2,8 m x 5,4 m. Pada tiap petak

perlakuan ditentukan tanaman sampel dan tanaman korban masing-masing sejumlah 3 tanaman.

Praktikum dilaksanakan dalam empat tahap yaitu pengolahan tanah, penanaman, perlakuan

pupuk, pemeliharaan, dan panen.

A. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk sorgum sama dengan jagung, yaitu dibajak satu atau dua kali,

digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma karma fase

pertumbuhan sorgum agak lambat kira-kira 3 - 4 minggu sehingga pada awal pertumbuhan

tersebut kurang mampu bersaing terhadap gulma. Jika diperlukan, membuat saluran-saluran

drainase.

B. Penanaman

Jarak tanam yang dilakukan adalah 75 X 25 Cm dengan masing-masing 2 tanaman

perlubang.

Kebutuhan benih dihitung menggunakan rumus:

A D B C

Page 8: BTS cihuy

B = x x n x

B = kebutuhan benih (gr)

L = luas areal (m2)

d1 = jarak tanaman dalam baris (m)

d2 = jarak tanaman antar baris (m)

S = bobot 100 butir benih (gr)

n = jumlah biji per lubang tanam

G = gaya berkecambah

C. Pemeliharaan

1. Pemupukan

Penentuan kebutuhan pupuk untuk praktikum kali ini digunakan rumus kebutuhan

pupuk = × dosis pupuk anjuran per hektar

Perlakuan pupuk NPK yang dilakukan adalah dengan 4 perlakuan yakni A : tanpa

pemupukan, B: dengan pupuk , C: dengan pupuk , dan D: dengan

pupuk .

2. Penyiraman

Walaupun tanaman tahan terhadap kekeringan, namun pada fase awal pertumbuhan

membutuhkan air yang cukup. Penyiraman tanaman sorghum dapat dilakukan pada pagi

dan sore hari.

3. Penyiangan

Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman sorgum berumur 10 - 15 hari setelah

tanam untuk menghindari gulma. Penyiangan kedua dilakukan bersama-sama

pembumbunan setelah pemupukan kedua. Pembubunan dimaksud untuk memperkokoh

batang. Penyiraman juga di lakukan untuk menjaga keadaan airnya.

4. Pengelolaan HPT

Page 9: BTS cihuy

a. Helmithosporium turcicum Pass (Penyakit Blight)

Penyakit ini menyerang sorgum secara luas, terutama pada kondisi yang lembab.

Serangan penyakit ini menimbulkan bintik-bintik ungu kemerah-merahan atau

kecoklatan yang akhirnya menyatu. Penyakit blight daun dapat menyerang

pembibitan maupun tanaman dewasa. Kultivar yang resisten belum diketahui.

b. Penyakit Bercak Daun

Penyakit ini menyebabkan bercak pada daun dengan warna kemerah-merahan atau

keungu-unguan dan menyebabkan busuk merah pada batang dimana jaringan

bagian dalam buku berair dan berubah warnanya. Penyakit ini menyebar secara

luas. Bercak daun mengakibatkan daun mengering, karena itu butir menjadi hampa,

sementara busuk merah menyebabkan batang berair dan patah.

D. Panen

Pemanenan Sorghum dilakukan dengan tujuan konsumsi dan menghasilkan benih dapat

dilakukan saat umur tanaman sekitar 50-55 hari. Adapun ciri-cirinya daun tanaman mulai

menguning dan kulit biji sudah bewarna kecokelatan. Pemanenan harus di usahakan tepat

waktu. Biji Sorghum yang terlalu muda di panen akan mudah berkeriput sehingga mudah

terserang hama bubuk,memiliki kualitas pati yang sangat rendah dan tidak tahan lama jika

disimpan. Biji Sorghum yang terlalu tua juga tidak akan tahan lama.

Pengamatan dilakukan terhadap 3 tanaman sampel untuk setiap unit . Parameter

pengamatan pada praktikum ini adalah :

1. Tinggi tanaman, tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai daun tertinggi pada

tanaman sampel. Pengukuran dilakukan setiap minggu.

2. Jumlah daun, daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka penuh pada

tanaman sampel. Penghitungan dilkukan setiap minggu.

3. Luas daun, pengukuran luas daun dilakukan menggunakan metode gravimetri dengan

cara membandingkan antara luas dan berat total pola dengan luas dan berat total daun.

4. Bobot segar, diperoleh dari tanaman korban yang diambil setiap 3 minggu sekali,

dengan menimbang tanaman korban yang telah dibersihkan

5. Bobot kering tanaman, diperoleh dari tanaman korban yang telah ditimbang bobot

segarnya. Kemudian dipisahkan antara akar batang dan daun. Lalu di oven, dan

ditimbang.

6. Morfologi akar, batang, daun, bunga, serta buah atau biji tanaman. Diamati sebelum

tanaman korban dimasukkan ke dalam oven.

Page 10: BTS cihuy

Luas daun dihitung menggunakan metode gravimetri yaitu kertas dibuat bujur sangkar 10

cm x 10 cm (L2 = 100 cm2) dan ditimbang (M2) dan dijadikan acuan untuk mencari luas

daun. Daun diletakkan pada kertas, dijiplak, kemudian ditimbang sehingga diperoleh

bobotnya (M1). Luas daun (L1) dicari dengan rumus sebagai berikut:

L1 =

L1 = luas daun (cm2)

M1 = berat total pola daun (gr)

L2 = luas pola kertas (100 cm2)

M2 = berat pola (gr)

Berat segar didapat dengan cara menimbang berat tanaman korban. Untuk mendapatkan

berat kering, tanaman korban kemudian dioven pada suhu 75ºC selama 48 jam, dan

ditimbang bobot keringnya. Kadar air organ tersebut ditentukan dengan rumus:

Kadar air (%) = x 100%

Hasil yang diperoleh dimasukkan ke persamaan :

Bobot kering (gr) = x berat segar

Data yang didapat kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik, histogram, dan kurva

sigmoid pertumbuhan tanaman.

Page 11: BTS cihuy

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Aspek Budidaya Prospek, Kendala, dan Solusi Pengembangan Sorgum di Indonesia. < http://edysof.wordpress.com >. Diakses tanggal 28 September 2012.

Anonim. 1990. Teknologi Budidaya Shorgum. Departemen Pertanian, Irian Jaya.

Anonim. 2011. Potensi produksi dan besarnya pangsa pasar sorgum di Jawa Barat. PT Sarottama Dharma Kalpariksa, Bandung.

Berenguer, M.J, and Faci, J.M. 2001. Sorghum (Sorghum Bicolor L. Moench) yield compensation processes under different plant densities and variable water supply. European Journal of Agronomy 15 : 43-44.

Dicko, Mamoudou H., Gruppen, H., Traore, Alfred S., Voragen, Alphons G.J.,and van Berkel, Willem J.H. Sorghum grain as human food in Africa : relevance of content of starch and amylase activities. African Journal of Biotechnology 5 : 384-386.

Ismail, Inu dan Abdul Kodir. 1977. Cara Bercocok Tanam Shorgum. Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Bogor.

Leuschner, K.L., Rohrbarch, DD., and Osmanzai , M. 1993. Shorgum and millet in south Africa.International Crops Research Institute, India 1 : 39-54.

Maheldaswara, Daru. 2003. Budidaya Rumput Hermada di Lahan Kering dan Kritis. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Supriyanto. 2010. Pengembangan sorgum di lahan kering untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan, energi dan industri. Biotrop, Bogor 1 : 45.

Sucipto, 2010. Efektifitas cara pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas sorgum manis ( Shorgum bicolor L. ). Jurnal Embryo, Universitas Trunojoyo 2 : 66-67.

Page 12: BTS cihuy

LAMPIRAN

A. Penentuan Kebutuhan Benih Sorgum dengan Bobot 100 butir

Keterangan

B : Kebutuhan benih (gram)

L : Luas areal (60,48 m2 )

d1 : Jarak tanam dalam baris (0,25m)

d2 : Jarak tanam antar baris (0,7m)

S : bobot 100 butir benih (4,6 g)

n : jumlah biji per lubang tanam (2 butir)

GB: gaya berkecambah (minimal 80 %)

B. Penentuan Kebutuhan Pupuk

Kebutuhan pupuk NPK yang direkomendasikan adalah 200 kg/ha. Jika

dikonversikan ke lahan dengan luas 60,48 m2 maka pupuk NPK yang dibutuhkan

untuk tanaman sorgum adalah:

Page 13: BTS cihuy

/60,48 m2

Luas lahan tanam tiap unit adalah sebesar 15,12 m2, sehingga satu unitnya

memerlukan anjuran pupuk NPK sebanyak

= 0,30 kg/ 15,12 m2

Jadi kebutuhan pupuk per unit perlakuan:

Untuk petak A (0%) = 0,0 kg

Untuk petak B (50%) = 0,15 kg

Untuk petak C (100%) = 0,30 kg

Untuk petak D (150%) = 0,45 kg

C. Penentuan Luas Daun dengan Metode Gravimetri

Luas Daun pada praktikum ini dihitung menggunakan metode gravimetri, dengan

cara:

- Disediakan kertas buram

- Dibuat pola bujur sangkar 10 cm x 10 cm (L2= 100 cm2) kemudian pola bujur

sangkar ditimbang (M2). Pola kertas bujur sangkar dijadikan acuan, karena sudah

diketahui luas maupun bobotnya

- Daun diletakkan pada kertas kemudian dibuat pola dengan menjiplak daun lalu

semua pola daun yang ada (M1gram) ditimbang. Sehingga diperoleh rumus:

Keterangan:

1. L1= LD : Luas daun (cm2)

2. M2 : berat total pola daun (gram)

3. L2 : Luas pola kertas 100 cm2

4. M2 : berat pola (gram)

Page 14: BTS cihuy

D. Pemecahan Blok dan Pemilahan dalam Unit Tanaman Percobaan

Tiap lahan untuk masing – masing kelompok (blok ) dibagi menjadi bagian – bagian

yang lebih kecil (sesuai dengan jumlah perlakuan). Dalam praktikum ini terdapat 4

perlakuan, maka layout unit percobaan dalam setiap blok kurang lebih akan tampak

seperti ini:

1. Pemecahan Blok

A D B C

Keterangan :

Untuk petak A (0%) = 0,00 gram

Untuk petak B (50%) = 150 gram

Untuk petak C (100%) = 300 gram

Untuk petak D (150%) = 450 gram

2. Pemilahan Tanaman Sorgum (Sorgum- bicolor(L) Moech) dalam Unit

Percobaan

Tanaman tepi

Petak ubinan

Areal contoh

Page 15: BTS cihuy

Tanaman Sorgum (Sorgum - bicolor (L) Moech) pada tiap unit percobaan dibagi

menjadi tanaman tepi (border rows), areal contoh (sampling area) dan petak

ubinan (harvest area) seperti gambar diatas. Tanaman tepi adalah 2 baris tanaman

Sorgum terluar. Pada areal contoh, dipilih tanaman Sorgum sampel untuk

pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun secara acak, juga tanaman Sorgum

korban I, II, dan III. Prinsip pengambilan tanaman korban Sorgum adalah

tanaman saat diambil masih dikelilingi oleh 8 tanaman disekelilingnya. Tanaman

Sorgum pada petak ubinan digunakan untuk menentukan produktivitas tanaman

dalam satuan bobot ekonomi tanaman per satuan luas lahan.

E. Lampiran Penentuan bobot kering tanaman dari bobot segarnya dengan data

kadar airnya.

- Penentuan bobot kering tanaman dengan cara:

1. Bobot segar tanaman kkorban ditimbang dengan memisahkan bagian akar,

batang, dan daun.

2. Potongan sampel diambil dari setiap organ dan ditimbang bobot segarnya.

3. Dioven pada suhu 75oC selama 48 jam, kemudian ditimbang bobot keringnya.

4. Ditentukan kadar air organ tersebut (akar, batang, dan daun), dengan formula:

5. Data kadar air yang diperoleh digunakan untuk penentuan bobot kering dari

bobot segarnya. Formulanya adalah:

- Apabila kadar air yang diinginkan adalah 0% (kering mutlak), persamaannya

adalah:

F. Lampiran Teknik Pengubinan Berdasarkan Jarak Tanam

Page 16: BTS cihuy

Luas lahan 60,48 m2 dibagi menjadi 4 blok penanaman masing – masing blok

luasnya 15,12 m2 dengan panjang 5,4 m dan lebar 2,8 m, jarak tanam antar baris 70

cm dan jarak tanam dalam baris 25 cm manghasilkan lay out seperti di bawah ini:

2,8 m

x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x x x x xx x x xx x x xx x x x x x x xx x x xx x x xx x x x

Keterangan:

x : tanaman tepi

x : tanaman korban

x : tanaman sampel

x : tanaman petak ubinan (hasil)

dengan jarak tanam antar baris 70 cm maka diperoleh sebanyak 4 baris pada

tanah sepanjang 2,8 m, dan dengan jarak tanam dalam baris 25 cm maka

diperoleh 12 tanaman dalam setiap baris. Sehingga diperoleh 48 tanaman dalam

setiap blok penanaman. Luas standar ubinan sekitar 10 % dari total populasi, dan

diperoleh jumlah tanaman ubinan sebanyak 5 tanaman pada setiap blok

penanaman. Luas petak ubinan adalah 10% dari luas masing – masing blok. Jadi

luas petak ubinannya adalah: 10% dari 8,4 m = 0,84 m.

5,4 m

Page 17: BTS cihuy

G. Pemodelan Matematika Kurve Sigmoid Tinggi Tanaman dengan Software

Curve Expert

Apabila dibuat grafik, antara tinggi tanaman vs umur tanaman, maka diperoleh grafik

berbentuk S yang kemudian disebut sebagai kurve sigmoid pertumbuhan tanaman.

Kurve sigmoid tersebut dapat dirumuskan ke dalam suatu model matematika y =

f(x):

Tanpa mengubah arti , persamaan sigmoid pertumbuhan tanaman tersebut dapat

dituliskan sebagai:

Dimana y = tinggi tanaman, x = umur tanaman, a dan b = koefisien dalam persamaan

dan e = bilangan natural (e = 2,718282).

Nilai – nilai a, b, c dan k dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

A adalah ekspektasi nilai maksimum yang tercapai (ekspektasi tinggi tanaman

maksimum), k adalah nilai ln parameter intersep b (b= nilai y jika x = nol), dan c

adalah penentu laju pertambahan Y terhadap X (parameter c menjadi penting karena

dapat terpengaruh oleh perlakuan, pemupukan, dll) (Overman dan Scholtz, 2002).