bst napza (echa riva ano)

10
BED SITE TEACHING (BST) GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENYALAHGUNAAN ZAT DAN STIMULANSIA LAIN Disusun oleh: RAANN! "ANIZZA H# RIA ARIRA REISYA GINA N# P$e%e&'o$: PR!GRAM PENDIDIKAN PR!"ESI D!KTER BAGIAN ILMU KED!KTERAN I A "AKULTAS KED!KTERAN UNIERSITAS ISLAM BANDUNG RS CISARUA * LEMBANG +,-.

Upload: reisya-gina

Post on 07-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SMF

TRANSCRIPT

BED SITE TEACHING (BST)GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENYALAHGUNAAN ZAT DAN STIMULANSIA LAIN

Disusun oleh:

RAVANNO FANIZZA H.RIVA ARIRAREISYA GINA N.

Preceptor:

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERBAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNGRSJ CISARUA - LEMBANG2013IDENTITAS PASIENNama : Tn. MMJenis kelamin :Laki-lakiTempat Tanggal Lahir : 28-04-1982Usia : 32 tahunPendidikan terakhir : S1 Hukum (tidak tamat)Agama : Islam Alamat : Jl. Tgk Ibrahim No 24, Kec. Leungbata, Banda AcehTanggal masuk RS: 21 Januari 2015Tanggal Pemeriksaan: 12 Februari 2015

ANAMNESIS (heteroanamnesis suami pasien)KELUHAN UTAMAPasien mengamuk sejak 1.5 minggu SMRS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG HETEROANAMNESAPasien datang dibawa oleh keluarganya ke RSJ Cisarua bagian Rehabilitasi NAPZA dengan keluhan sering mengamuk di rumah sejak 1,5 SMRS. Pasien mengamuk dengan cara memukul anggota keluarga, memecahkan kaca, dan melempar barang. Keluarga sudah mencoba menenangkan tetapi keluhan bertambah buruk. Selain itu pasien sering bicara meracau, tersenyum sendiri, dan mudah curiga pada orang lain. Pasien juga tampak gelisah dan sering mondar-mandir di rumah.

AUTOANAMNESAMenurut pasien dia dibawa oleh keluarganya dengan keluhan ingin berhenti menggunakan sabu-sabu sejak 3 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sudah menggunakan shabu sejak tahun 2000 dan sudah pernah masuk rumah Rehabilitasi sebanyak 8 kali. 6 bulan yang lalu pasien dirawat di Rumah Rehabilitasi di Sibolangit dan sempat berhenti menggunakan shabu selama 1 minggu. Setelah itu pasien kembali menggunakan shabu sampai 4 minggu SMRS.Pasien mengakui setelah sempat berhenti pasien kembali merasakan dorongan untuk menggunakan kembali shabu, selain itu karena akses untuk mendapatkannya cukup mudah. Biasanya pasien menggunakan shabu jika pasien sedang senang atau memiliki banyak uang. Hal tersebut dilakukan karena menurut pasien setelah menggunakan shabu perasaan senang menjadi bertambah, fikiran tenang, dan badan lebih segar. setelah menggunakan shabu pasien bisa tidak tidur selama 4 hari, dan kesulitan mengendalikan perilaku sehari-hari.Pasien mengaku mendapatkan zat-zat tersebut dari bandar yang dikenalnya. Pasien sering meminta uang kepada ibunya untuk membeli shabu. Terkadang pasien harus menjual barang milik pribadiAwalnya pasien mengkonsumsi shabu biasanya sebanyak 1 sack dan habis dalam seminggu, tetapi sekarang pasien sekali menkonsumsi shabu sebanyak 10 shot, dan satu sack habis kurang dari seminggu. Jika pasien kehabisan shabu atau uang, biasanya pasien mengalihkan dengan meroko tetapi tidak bisa menggantikan keinginan atau perasaan seperti ketika mengkonsumsi shabu. Sehingga jika tidak mengkonsumsi shabu pasien menjadi pusing, gelisah, berkeringat, sulit berkonsentrasi dan tidak dapat bekerja, dan emosi menjadi labil. Dan biasanya gejala tersebut hilang jika pasien kembali menggunakan shabu.inya ketika tidak memiliki uang. Pasien mengatakan beberapa hari ketika berhenti mengkonsumsi shabu, menjadi sering mendengar adanya suara bisikan yang menurut pasien adalah almarhum nenek, kake, dan ayahnya. Menurut pasien suara tersebut menyuruh untuk bertaubat dan sering berdoa. Pasien juga mengatakan sering didatangi oleh almarhum kake dan nene nya yang mencium keningnya. Selain itu pasien juga merasa suara tersebut menyuruh pasien untuk menjadi mujahidin dan mati syahid.RIWAYAT PENYAKIT DAHULUPasien diketahui memulai memakai obat-obatan sejak tahun 1997 (kelas 1 SMA). pada awalnya pasien menggunakan Ganja, meminum tuak dan alkohol dan mulai merokok yang didapatkan dari teman-temannya. Pasien mencoba obat-obatan dikarenakan penasaran. Tahun 1998-2003 pasien mulai menggunakan ekstasi dan tahun 2000 menggunakan shabu. Selama 3 tahun pasien sudah mulai memiliki keinginan untuk berhenti. Semenjak 3 tahun pasien sudah tidak lagi mengkonsumsi alkohol. Pasien sudah 8 kali menjalani program rehabilitasi sampai sekarang di banyak tempat. Terakhir pasien pernah dirawat di rumah rehabilitasi Sibolangit (6bulan yl), semenjak berhenti menggunakan shabu dan dirawat di rumah rehabilitasi tersebut pasien mengakui mulai sering didatangi oleh almarhum kake dan nenek nya serta mendengar suara-suara yang membisiki untuk bertaubat.

RIWAYAT PEMAKAIAN ZAT Ganja Lama pakai : 1997-2012 Bentuk: daun kering Cara pakai: dibakar dan dihisap Alkohol/tuak Lama pakai: 1997-2012 Bentuk: cairan Cara pakai: diminum Ekstasi Lama pakai:1998-2012 Bentuk: pil Cara pakai: diminum Shabu Lama pakai :2000-2014 Bentuk: serbuk Cara pakai: dihisap

RIWAYAT HIDUP PENDERITAPasien tinggal di rumah bersama orang (ibu, adik 3 orang, ponakan 2 orang, 2 adik ipar). Pasien merupakan anak ke 1 dari 4 bersaudaraRiwayat prenatal dan masa bayi (0-1 tahun): tidak diketahuiRiwayat Masa Balita (1-5 Tahun) : Tidak diketahuiRiwayat masa sekolah ( 5 12 tahun ): Sejak SD sampai SMP pasien bersekolah di sekolah agama, dan SMA masuk ke SMA negeri biasaRiwayat masa remaja:Pasien merupakan anak yang banyak bergaul, banyak teman tetapi pergaulan tersebut mengakibatkan pasien sering pergi ke diskotik

HABITUALIS Alkohol (+) Roko (+) Seks bebas (+) dengan PSK (menggunakan alat kontrasepsi) Jarum suntik (-)

RIWAYAT PENYAKITPasien memiliki gangguan pada lambung sejak sering mengkonsumsi alkohol. Operasi patah lengan dan dagu 7 tahun yl. Pasien belum pernah mengecek penyakit Hepatitis B/C ataupun HIV-AIDS. Trauma kepala/operasi kepala disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGAPasien menyangkal terdapat anggota keluarga yang mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, ataupun memiliki penyakit pada kejiwaan.

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKeadaan umum: tampak baikKesadaran : komposmentisTanda vital : Tek. Darah : 120/90 mmHg Nadi : 90 kali/menit Respi : 20 kali/menit Suhu : afebrisStatus gizi: Gizi baikKulit: Turgor cukupKepala: Tidak ada deformitasMata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterikHidung: Pernafasan cuping hidung tidak adaLeher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesarDada: Bentuk dan gerak simetrisJantung: Bunyi jantung murni, regularParu-paru: VBS ka=ki, wheezing -/-, ronkhi -/-Perut: Datar, lembutHati: Tidak terabaLimpa: Tidak terabaBising usus: (+) normalAnggota gerak: Atas: Edema -/-, Sianosis -/-, Tremor (-), Akral Dingin (-) Bawah: Edema -/-, Sianosis -/-, Tremor (-), Akral Dingin (-)

STATUS PSIKIATRIKUS Keadaan Umum : Tampak sehat Kesadaran: Compos mentis Roman muka: tampak gelisah Kontak/rapport : (+) , adekuat Orientasi waktu= baik tempat= baikorang = baik Perhatian : hipervigilans Emosi: mood= disforiaafek = labil Memoribaru = baikjangka menengah= baikjangka panjang= baiksegera= baik Persepsi Ilusi (-)Halusinasi : visual (+), auditori (+), tactile (+) Pikiran Bentuk pikiran = realistik Jalan pikiran = Koheren Isi pikiran= waham (-) idea of reference (-) thought (-)Wawasan penyakit : baik Tingkah laku: kadang gelisah Bicara: spontan, volume cukup, tempo cukup DekorumSopan santun= baik Penampilan= baik Kebersihan= baik

DIAGNOSIS MULTIAXIAL Aksis I : F15.75 gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dan stimulansia lain termasuk kafein kini abstinen, tetapi dalam suatu lingkungan yang terlindung dengan gangguan psikotik onset lambatDd/ gangguan psikotik onset lambat Aksis II : Z.03.2 tidak ada diagnosis axis II Aksis III : tidak ada Aksis IV : masalah sosial pergaulan dari sekolah agama pindah ke sekolah umum, lingkungan teman-teman sesama pengguna NAPZA Aksis V : GAF saat diperiksa 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang

PENATALAKSANAAN Psikofarmaka Clozapine 25mg (0-0-1) Olanzapine inj 1mg (akut) Psikoterapi1. Psikoterapi individu2. Psikoterapi komunitas3. Program yang berorientasi sosial4. Program yang berorientasi kedisiplinan5. Program dengan pendekatan religi atau spiritual

PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : Dubia ad bonam