bsik08 dakwah islam rm sabtu 12
DESCRIPTION
DAKWAH ISLAMTRANSCRIPT
Kuliah Agama Islam Kuliah Agama Islam Jurusan Jurusan Rekam MedisRekam Medis
URGENSI URGENSI DAKWAH AL ISLAMIYAH DAKWAH AL ISLAMIYAH
((Rahmatan Lil’alaminRahmatan Lil’alamin))
Kuliah ke-0Kuliah ke-088SabtuSabtu, , 12 Desember 12 Desember 20020099
Umar Hidayat,Umar Hidayat, M.Ag.M.Ag.
Suported by
KCB
and
Vertical Limit
Alasan Tematik• Masih banyak kaum muslimin yang tidak memahami Masih banyak kaum muslimin yang tidak memahami
tentang Dakwahtentang Dakwah• Kurang pahamnya tentang dakwah berakibat pada Kurang pahamnya tentang dakwah berakibat pada
minimnya partisipasi dan kontribusi ummat Islam dan minimnya partisipasi dan kontribusi ummat Islam dan Islam itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan Islam itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsaberbangsa
• Dakwah menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan Dakwah menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan spiritualitas ummat Islamspiritualitas ummat Islam
• Dakwah itu bagian dari cara kita untuk mempertahankan Dakwah itu bagian dari cara kita untuk mempertahankan eksistensi Islam (defensif dan Offensif)eksistensi Islam (defensif dan Offensif)
Pengantar Sesungguhnya dakwah adalah aktifitas yang paling mulia dan ibadah
yang paling tinggi. Ia adalah karakteristik yang paling khas bagi para Rasul dan kepedulian yang paling ditonjolkan oleh para wali dari
para hambaNYA yang tulus ikhlas.
Karena sesungguhnya setiap muslim memiliki kewajiban yang sama untuk berdakwah. Jika Islam itu sempurna, maka kesempurnaan itu
ditunjukkan atas unsur-unsur yang menopangnya, termasuk dakwah ini.
Ia akan selalu hidup dengan dakwahnya dan dakwahnya pun senantiasa hidup bersamanya, dakwah selalu mengevaluasi dirinya sebagaimana dirinya juga selalu mengevaluasi kegiatan dakwahnya.
Kesempurnaan IslamKesempurnaan Islam
Kesem Kesem purnaan purnaan IslamIslam
Sepanjang Waktu/ Zaman
Pedoman yg Sempurnaan
Sepanjang Tempat
Kesatuan Risalah Islam
Penutup para Nabi
Bangunan : Akhlaq & Ibadah
Asas Dasar: Aqidah
Kesatuan Ketuhanan
Kesatuan Alam Semesta
Pendukung: Jihad & DakwahDakwah
Pedoman Hidup
Keyakinan
Akhlaq
Tingkahlaku
Perasaan
Pendidikan
Sosial
Politik
Ekonomi
Kemiliteran
Hukum
ي�ع�ل�م� ا ل�م و� نة� ال�ج� ل�وا ت�د�خ� أ�ن� ب�ت�م� س� ح� ي�ع�ل�م� أ�م� ا ل�م و� نة� ال�ج� ل�وا ت�د�خ� أ�ن� ب�ت�م� س� ح� أ�م�ي�ع�ل�م� و� ن�ك�م� م� د�وا اه� ج� الذ�ين� ي�ع�ل�م� الله� و� ن�ك�م� م� د�وا اه� ج� الذ�ين� الله�
اب�ر�ين� اب�ر�ين�الص الص
““Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum orang yang berjihad di antaramu, dan belum
nyata orang-orang yang sabar.” nyata orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran: 142)(QS Ali Imran: 142)
ال� و�ه�م� نا ء�ام� ول�وا ي�ق� أ�ن� ك�وا ي�ت�ر� أ�ن� الناس� ب� ال� أ�ح�س� و�ه�م� نا ء�ام� ول�وا ي�ق� أ�ن� ك�وا ي�ت�ر� أ�ن� الناس� ب� أ�ح�س�ن ل�ي�ع�ل�م� ف� م� ب�ل�ه� ق� م�ن� الذ�ين� ت�نا ف� د� ل�ق� و� ت�ن�ون� ن ي�ف� ل�ي�ع�ل�م� ف� م� ب�ل�ه� ق� م�ن� الذ�ين� ت�نا ف� د� ل�ق� و� ت�ن�ون� ي�ف�
ال�ك�اذ�ب�ين� ل�ي�ع�ل�م�ن و� وا د�ق� ص� الذ�ين� ال�ك�اذ�ب�ين� الله� ل�ي�ع�ل�م�ن و� وا د�ق� ص� الذ�ين� الله�
““Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”yang dusta.” (QS Al-Ankabut: 2-3) (QS Al-Ankabut: 2-3)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab itu beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman tetapi
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali ‘Imran/3: 110)
Kewajiban Siapa Berdakwah itu?kewajiban da’wah merupakan kewajiban setiap muslim dan kewajiban da’wah merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimahmuslimah, berdasarkan:, berdasarkan:
Ummu Imaroh al-Anshori (seorang muslimah) suatu ketika menghadap Rasulullah dan berkata: “selalu kulihat segala sesuatu yang ada ini hanya
untuk laki-laki saja, dan tidak pernah wanita disebut-sebut”. Kisah ini selanjutnya menjadi asbab-an Nuzul ayat:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.” (Qs. Al-Ahzab (33): 35).
Pengertian Dakwah
• Secara umum dakwah berarti: upaya mengajak manusia ke jalan Allah yang dilakukan dengan hikmah dan bijaksana.
• Arti secara kebahasaan, kata da’wah berasal dari kata Da’aa, Yad’uu, Da’wah. Sebenarnya huruf Dal, ‘Ain, dan Wawu bersumber dari akar yang sama seperti kata-kata Da’watu, Ad’uu dan Du’aa.
• Sedang secara etimologi orang biasanya memaknai: an-Nidaa artinya panggilan, atau mengajak untuk menuju kepadanya, atau menyeru kepada suatu masalah untuk mendukung dan membelanya.
Dalam pengertian yang luas, da’wah berarti penyebarluasan rahmat Allah, sebagaimana Islam merupakan rahmatan li al-’alamin.
pembebasan, pembangunan, dan penyebar luasan ajaran Islam, da’wah lebih bermakna dinamis sebagai proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak Islami menjadi suatu kehidupan yang Islami.
Atas dasar ini, kita pahami esensi da’wah berupa mengajak kepada kebaikan, yad’ uuna ila’ al khair, memerintahkan kepada yang ma’ruf, ya’muruuna bi al-ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, yanhauna ani al-munkar (Q.S. Ali ‘Imran, 3: 110)
Relasi Awal
Pendidikan Pendidikan IslamiyahIslamiyah
Pribadi IslamiPribadi Islami
Dakwah Dakwah IslamiyahIslamiyah
Sarana Sarana Merubah Merubah
MasyarakatMasyarakat
Unsur – unsur DakwahUnsur – unsur Dakwah1.1. SSubyek pelaku da’wahubyek pelaku da’wah
(da’i-da’iyah)(da’i-da’iyah)2.2. OObyek sasaran (hadaf),byek sasaran (hadaf),3.3. TTujuanujuan4.4. MMateriateri5.5. SSarana (wasilah) arana (wasilah) 6.6. MMetodologinya.etodologinya.
TTiga dimensi da’wahiga dimensi da’wah
1. Dimensi kerisalahan (Q S. al-Maidah/5: 67)
2. Dimensi kerahmatan (Q.S. al-Anbiya’ /21:107),
3. Dimensi kesejarahan (Q.S. al-Hasyr/ 59:18).
Karakteristik perjalanan dakwah
• Digambarkan Rasulullah SAW :“Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan.”
• Penderitaan dan siksaan seperti yang dialami para sahabat; Bilal bin Rabah, Amar bin Yaser, Khubaib bin Adi, Sumayyah syahidah pertama, perlakuan kejam terhadap Rasulullah dan keluarganya dalam boikot Syiib
Dua Dua Cara Ujian di Cara Ujian di DakwahDakwah
• Pertama: berupa kesengsaraan, ejekan, celaan, atau hinaan dari musuh-musuh Allah (asy-syar)
• Kedua: kesenangan dan kelezatan yang datang tanpa disadari atau dengan bujuk rayu penuh tipu daya dari musuh-musuh dakwah (al khair)
7-an Dakwah1. memberikan kabar gembira dan peringatan
sekaligus menjadi saksi agar obyek da’wah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan agama-Nya, membesarkan-Nya dan senantiasa bertasybih mengingat-Nya di waktu pagi dan petang.
2. mengajak manusia agar menyembah Allah SWT agar menjadi orang-orang yang bertaqwa.
3. mengajak manusia tunduk dan merendahkan diri kepada Allah SWT sehingga penduduk suatu negeri tidak ditimpakan kesempitan dan penderitaan.
4. agar seseorang terbebaskan dari siksaan.5. mengajak agar seseorang menjadi orang
yang baik sehingga negerinya terbebas dari kedhaliman dan azab Allah.
6.mengajak agar seseorang menjadi orang yang beriman dengan keimanan yang bermanfaat, sehingga negerinya terbebas dari azab Allah.
Metode Da’wah
merujuk pada firman Allah SWT dalam al-merujuk pada firman Allah SWT dalam al-Qur’an, yaitu metode Qur’an, yaitu metode al-hikmah, al-al-hikmah, al-maw’idhah al-hasanah maw’idhah al-hasanah dan (Q.S. Ali dan (Q.S. Ali
Imran/3: 104) : Imran/3: 104) : al-mujadalah al-mujadalah bi bi al-Iati al-Iati hiya ahsan hiya ahsan (Q.S. an-Nahl/16: 125), (Q.S. an-Nahl/16: 125),
(taysir), (taysir), menyenangkan dan menyenangkan dan menggembirakan menggembirakan (tabsyir).(tabsyir).
1.1. Metode Metode al-hikmahal-hikmah, yang lebih dipahami sebagai metode yang mengarah pada pengambilan pelajaran yang mendalam yang dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.
2. Metode al-maw’idhah al-hasanah, lebih dimengerti sebagai metode ketauladanan, artinya da’wah akan lebih cepat mengena dan diikuti ketika sang da’i serta para pelaku da’wah langsung dapat memberi contoh keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tabligh (menyampaikan), menyampaikan apa saja yang kita ketahui dari ajaran dan nilai-nilai Islam ini adalah perintah Allah yang ditujukan pada setiap muslimin dan muslimah yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuannya secara maksimal agar tercapai tujuannya.
4. Metode al mujadalah bi allati hiya ahsan. Metode ini diartikan bertukar pikiran dengan cara-cara terbaik yang dapat dilakukan, sesuai dengan kondisi orang-orang dan masyarakat sasaran.
Landasan Berdakwahpemahaman dan pelaksanaan da’wah ini haruslah merujuk pada al-Quran dan sunnahal-Quran dan sunnah. Alasannya :
1. pertama, agar kita meneruskan da’wah dengan risalah da’wah Rasulullah.
2. Kedua, agar kita tidak melenceng dari kebiasaan yang di lakukan para salafush sholih, para tabi’in, para sahabat, dan dari Rasulullah sendiri.
3. Ketiga, sebagai syarat ibadah, agar aktivitas da’wah yang kita lakukan sah dapat dikatakan ibadah.
4. Keempat, sebagai alasan kita agar Allah berkenan memberikan hikmah dan mengangkat derajat sebagai aktivis da’wah.
Landasan dakwah• “Dan hendaklah ada segolongan ummat diantara kamu yang
menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Qs. Al-‘Imran, 3 : 104)
• Artinya: “siapa yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang sholeh, dan berkata: sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Fush Shilat, 41 : 33)
• hadist yang diriwayatkan Abu Daud menyebutkan: “Sesungguhnya manusia apabila melihat orang berbuat dzalim, lantas tidak mencegah tindakannya, maka Allah akan menimpakan siksaan kepada mereka secara merata dari sisi-Nya.”
3 Prinsip Dakwah para Nabi dan Rasul
1. Iman kepada Allah dengan tauhid yang sempurna
2. Iman kepada kenabian dengan ketaatan yang sempurna
3. Iman kepada hari akhir dengan penyerahan diri yang sempurna.
Kaidah dalam Dakwah
1. Da’wah kepada Allah adalah jalan keselamatan di dunia dan akherat.
2. Seseorang mendapat hidayah Allah melalui engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah
3. Pahala diberikan karena dakwahnya tidak tergantung dengan penerimaannya.
Kaidah dalam Dakwah4. Dakwah harus optimal dan selalu berusaha
memberikan penyampaian yang menyentuh (balagh)
5. Dakwah harus Mempersembahkan Semangat KEMANUSIANNYA
6. Da’i Adalah Cermin Bagi Da’wahnya Dan Contoh Teladan
7. Bicaralah Kepada Manusia Sesuai Kemapuan Akal Mereka
Pertimbangan dalam Operasional DakwahPertimbangan dalam Operasional Dakwaha. Muwazanah baina mashlahah wal mafsadah, menimbang di
antara manfaat dan mudharat, antara kebaikan dan kerusakan.
b. Muwazanah baina mashalih sebab mashlahah memiliki tingkatan-tingkatan. Artinya setiap mashlahah memiliki derajat-derajat dan kesesuaian yang berbeda.
c. Muwazanah bainal mafasid. mengingat kekufuran memiliki tingkatan-tingkatan, maka kerusakan sebagai bauhnya juga memiliki tingkatan, yakni mafsadah duna mafsadah.
kendala dan hambatan Pertama, sedikitnya jumlah da’I yang mumpuni bila
dikaitkan dengan daya tarik dan tingginya respon.
Kedua, Sebagian da’i juga kurang efisien dan efektif dalam menyiapkan program sesuai dengan obyeknya
Ketiga, Usia produktif yang telah lewat.
Keempat, Gigihnya penentangan terhadap dakwah.
Penyakit-penyakit da’wah Penyakit-penyakit da’wah Yang Bersifat Maknawiyah (moral)Yang Bersifat Maknawiyah (moral)
1. Munculnya da’wah-da’wah yang bersifat infi’aliyah (reaktif ); Da’wah ini hanya memberikan reaksi karena aksi pihak lain, dan tidak menyentuh substansi permasalahan.
2. Da’wah yang munculnya Al Wujahiyah (adanya figuritas) 3. Da’wah yang bersifat Al ‘itijaziyah, merasa sebagai kelompok
terbaik, merasa ujub (paling hebat) dan mengakibatkan tidak dapat melihat kekurangan atau kelemahan dirinya. Serta ghurur (terlena).
4. Da’wah yang bersifat Al intiqasiyah, selalu mengecilkan pihak lain sehingga organisasi-organisasi da’wah yang lain tidak dianggap mitra da’wahnya .
Penyakit-penyakit da’wah Penyakit-penyakit da’wah Yang Bersifat amaliyah (operasional)Yang Bersifat amaliyah (operasional)
a. Da’wah yang juz’iyah (bersifat lokal), Da’wah ini hanya bersifat sektoralisme yang seharusnya sumuliyah (segala aspek).
b. Da’wah yang At Ta’lidiyah, Da’wah ini membuat para anggotanya hanya mengikuti sesuatu tanpa memahami.
c. Da’wah yang Al Afwaiyah atau Al Irtijaliyah, Da’wah yang tidak mempunyai kejelasan, tidak ada sasaran dan perencanaan sehingga tidak ada yang dapat dievaluasi.
d. Da’wah yang At Tarki’iyah, Da’wah yang tambal sulam yang seharusnya menginginkan perubahan yang total/ menyeluruh.
SUKSES DAN GAGAL DALAM DAKWAH
Ukuran yang paling utama kesuksesan Ukuran yang paling utama kesuksesan dakwah adalah semakin banyaknya dakwah adalah semakin banyaknya
orang yang mendapatkan hidayah Allahorang yang mendapatkan hidayah Allah
Indikator Suksesnya DakwahIndikator Suksesnya Dakwah“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan
buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu
ingat.” (Qs. Ibrahim, 14: 24-25)
(1) Terjadinya perubahan Akhlaq,(2) Munculnya potensi kepemimpinan, (3) Kemampuan merekrut obyek dakwah.
Perubahan IndividuPerubahan Individu
Perubahan KeluargaPerubahan Keluarga
Perubahan MasyarakatPerubahan Masyarakat
Perubahan BangsaPerubahan Bangsa
Tahapan Dakwah IndividuTahapan Dakwah Individu
Terima KasihTerima Kasih