bronchi dan embrilogi paru2

10
Bronchi Anatomi dan Histologi Percabangan bronki sejajar dengan vertebra torak ke- 5. Bronki memiliki cincin kartilago setengah lingkaran (berbentuk huruf C) dan dilapisi oleh epitel silinder bersilia berlapis semu. Pada epitel bronkiolus terdapat sel Clara yakni sebuah sel tidak bersilia yang memiliki kelenjar sekretorik mengeluarkan glikosaminoglikan untuk melindungi lapisan brokiolus. Percabangan bronki dimuali dari sebuah struktur yang merupakan proyeksi dari kartilago terakhir trakea yakni karina. Daerah ini merupakan daerah yang paling sensitif dibanding bagian laring dan trakea untuk reflek batuk. Jika terjadi pembesaran/pelebaran bagian ini dapat menjadi indikasi dari adanya keganasan kelenjar getah bening yang berada di sekelilingnya. Dari percabangan karina, bronki terbagi terus menerus menjadi bagian yang lebih kecil yakni: Cabang bronkus primer (kanan dan kiri) Cabang bronkus sekunder (bagian lobar) Cabang bronkus tersier (segmental) Bronkiolus Bronkiolus terminal Percabangan bronkus yang ke kanan lebih luas, pendek dan vertikal sedangakan percabangan ke kiri lebih

Upload: reno-revan

Post on 27-Jun-2015

145 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bronchi

Anatomi dan Histologi

Percabangan bronki sejajar dengan vertebra torak ke-5. Bronki memiliki

cincin kartilago setengah lingkaran (berbentuk huruf C) dan dilapisi oleh epitel

silinder bersilia berlapis semu.

Pada epitel bronkiolus terdapat sel Clara yakni sebuah sel tidak bersilia yang

memiliki kelenjar sekretorik mengeluarkan glikosaminoglikan untuk

melindungi lapisan brokiolus.

Percabangan bronki dimuali dari sebuah struktur yang merupakan proyeksi

dari kartilago terakhir trakea yakni karina. Daerah ini merupakan daerah yang

paling sensitif dibanding bagian laring dan trakea untuk reflek batuk. Jika

terjadi pembesaran/pelebaran bagian ini dapat menjadi indikasi dari adanya

keganasan kelenjar getah bening yang berada di sekelilingnya.

Dari percabangan karina, bronki terbagi terus menerus menjadi bagian yang

lebih kecil yakni:

Cabang bronkus primer (kanan dan kiri)↓

Cabang bronkus sekunder (bagian lobar)↓

Cabang bronkus tersier (segmental)↓

Bronkiolus↓

Bronkiolus terminal

Percabangan bronkus yang ke kanan lebih luas, pendek dan vertikal

sedangakan percabangan ke kiri lebih sedikit horizontal. Ini diakibatkan oleh

adanya struktur jantung yang berada di dekatnya.

Perubahan sel epitel yang terjadi adalah sebagai berikut:

Pseudostratified simple columnar epithelium (pada percabangan primer,

sekunder dan tersier);

Cilliated simple columnar epithelium with goblet cell (pada bronkiolus besar);

Cilliated simple cubodil epithelium with no goblet cell (pada bronkiolus yang

lebih kecil);

Non cilliated simple columnar epithelium (pada bronkiolus terminal)

Perubahan yang terjadi pada sel-sel epitel menunjukkan mekanisme

pertahanan yang berada di setiap bagian. Sel-sel silia berguna untuk

mengeluarkan benda-benda asing yang terinhalasi ke luar saluran pernafasan

dalam. Sedangkan bagian yang tidak bersilia akan dibantu oleh makrofag

sebagai sistem pertahanan tubuhnya.

Perubahan kartilago terjadi seiring dengan semakin bercabangnya bronki

yakni dari kartilago setengah lingkaran (incomplete ring) yang berada di

cabang primer menjadi tidak berkartilago pada bronkiolus bagian distal.

Seiring dengan berkurangnya kartilago maka akan diikuti dengan

bertambahnya susunan otot polos sehingga fungsi bronkiolus pada bagian

distal akan sangat terpengaruh oleh sistem saraf otonom. Saraf yang mengatur

bronkus adalah saraf vagus dan saraf simpatis.

Vaskularisasi

Suplai darah untuk paru-paru berasal dari 2 arteri utama yakni arteri pulmonar

dan arteri bronkial.

Darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari atrum kanan jantung masuk ke

paru-paru untuk disalurkan ke atrum kiri melalui vena pulmonar dalam

keadaan sudah teroksigenasi dari proses pertukaran gas di alveoli. Arteri

pulmonar juga memiliki kemampuan untuk konstriksi saat hipoksia lokal;

beda dengan pembuluh lain yang dilatasi saat hipoksia.

Arteri bronkial menyuplai darah untuk dinding-dinding bronki dan bronkiolus.

Terdapat hubungan pula antara arteri bronkial dengan arteri pulmonar.

Sebagian besar arteri kembali ke vena pulmonar, dan sebagian lain ke vena

bronkial menuju sistem azigos lalu ke vena kava superior.

Embriologi Sistem Pernafasan

Perkembangan Lengkung Faring Pertama

Perkembangan lengkung faring A. <25 hari. B. 28 hari. C. 5 minggu

Bagian ini terdiri satu bagian dorsal (prominensia maksilaris) yang meluas di

bawah daerah mata, dan satu bagian ventral (prominensia mandibularis/tulang

rawan Meckel).

Tulang rawan Meckel menghilang kecuali dua bagian di ujung dorsal yang

akan membentuk inkus, dan malleus sehingga lengkung pertama memiliki

peran dalam pembentukan telinga tengah.

Prominensia yang ada akan membentuk struktur premaksila, maksila, os

zigomatikus, dan bagian os temporalis melalui penulangan membranosa.

Penulangan membranosa jaringan sekitar tulang rawan Meckel membentuk

mandibula.

Susunan otot lengkung faring pertama dibentuk oleh: otot pengunyah (m.

temporalis, m. maseter, m. pterygoideus), venter anterior m. digastricus, m.

mylohyoideus, m. tensor tympani, m. tensor veli palatini.

Persarafan diberikan oleh cabang mandibula nervus trigeminus; dan bagian

wajah diberikan oleh nervus opthalmikus, n. maksilaris, dan cabang-cabang

nervus trigeminus sebagai saraf sensorik.

Perkembangan Lengkung Faring Kedua

Lengkung ke dua (lengkung hyoid/tulang rawan Reichert) membentuk stapes,

prosesus styloideus ossis temporalis, ligamentum stylohyoideus, dan bagian

ventralnya membentuk cornu minus dan bagian atas os hyoid.

Otot-ototnya adalah m. stapedius, m. stylohyoideus, m. venter posterior, m.

digastricus, m. aurikularis, dan otot-otot ekspresi wajah.

Otot-otot ini dipersarafi oleh nervus facialis.

Perkembangan sistem pernafasan janin

Pada umur 4 minggu: terlihat tonjolan kerluar dari dinding ventral foregut

yang disebut divertikulum repiratorium atau tunas paru. Sehingga, epitel

laring, trakea, bronkus, dan epitel paru-paru berasal dari bagian endoderm

sedangkan tulang rawan dan otot-otot pada trakea dan paru berasal dari

mesoderm splankik yang mengelilingi foregut.

Tunas paru memiliki hubungan dengan usus/gut namun perluasan

divertikulum yang meluas ke arah kaudal akan terpisahkan oleh 2 rigi yang

memanjang (rigi esofagotrakealis) → rigi ini akan bersatu dan membentuk

sekat yang disebut septum esofagotrakealis, namun bagian ini masih memiliki

hubungan yang terbuka dengan faring yang disebut orifisium laringeum.

Laring

Lapisan dalam bagian laring disusun dari endoderm, sedangkan tulang rawan

dan otot berasal dari mesenkim lengkung faring ke-4 dan ke-6.

Aditus laringis selanjutnya akan menjadi lubang berbentuk T dari sebuah celah

sagital yang akan tampak khas setelah terbentuk kartilago tiroidea, krikoidea,

dan aritenoidea.

Epitel laring akan berproliferasi cepat sehingga lubang aditus laringis akan

tertutup sementara namun akan vakuolisasi dan rekanalisasi sehingga

terbentuk resesus. Resesus akan dibatasi oleh lipatan-lipatan jaringan yang

akan menjadi pita suara palsu dan sejati.

Otot-otot laring dipersarafi oleh nervus vagus; sedangkan nervus laringus

superior mempersarafi derivat langkung faring ke-4, dan nervus laringeus

rekurens mempersarafi derivat lengkung faring ke-6.

Trakea, Bronki dan Paru

Pada bulan ke-7; bronkioli terus bercabang (pada tahap kanalikular) dan suplai

darah terus meningkat.

Sel-sel bronkiolus respiratorius akan berubah dari epitel kubus menjadi

gepeng sehingga memungkinkan terjadinya pernafasan. Keadaan ini akan

diiringi hubungan dengan kapiler-kapiler dan sel getah bening yang akan

membentuk sakus terminalis/alveoli primitif. (Selama bulan ke-7 kapiler yang

ada cukup untuk terjadi pertukaran gas sehingga janin prematur masih dapat

hidup).

Jumlah sakus terminalis akan meningkat dan perkembangannya diiringi

dengan pertumbuhan sel-sel yang melapisi kantong tersebut (Sel alveoli tipe I)

dan epitel-epitel semakin tipis sehingga kapiler dapat menjorok masuk dan

membentuk sawar darah-udara. Pada saat yang bersamaan, terbentuk pula sel

epitel alveoli tipe II yang akan menghasilkan surfaktan (cairan kaya fosfolipid

untuk menurunkan tegangan permukaan dan mencegah kuncup/atelektasis).

Gerakan pernafasan dapat terjadi sebelum lahir yang berfungsi dalam

perangsangan perkembangan paru-paru dan latihan otot-otot pernafasan.

Alveoli sisa terbentuk pada 10 tahun pertama kehidupan karena janin yang

baru dilahirkan hanya memiliki jumlah sel-sel pernafasan 1/6 dari jumlah

orang dewasa.