bronchi dan embrilogi paru2
TRANSCRIPT
Bronchi
Anatomi dan Histologi
Percabangan bronki sejajar dengan vertebra torak ke-5. Bronki memiliki
cincin kartilago setengah lingkaran (berbentuk huruf C) dan dilapisi oleh epitel
silinder bersilia berlapis semu.
Pada epitel bronkiolus terdapat sel Clara yakni sebuah sel tidak bersilia yang
memiliki kelenjar sekretorik mengeluarkan glikosaminoglikan untuk
melindungi lapisan brokiolus.
Percabangan bronki dimuali dari sebuah struktur yang merupakan proyeksi
dari kartilago terakhir trakea yakni karina. Daerah ini merupakan daerah yang
paling sensitif dibanding bagian laring dan trakea untuk reflek batuk. Jika
terjadi pembesaran/pelebaran bagian ini dapat menjadi indikasi dari adanya
keganasan kelenjar getah bening yang berada di sekelilingnya.
Dari percabangan karina, bronki terbagi terus menerus menjadi bagian yang
lebih kecil yakni:
Cabang bronkus primer (kanan dan kiri)↓
Cabang bronkus sekunder (bagian lobar)↓
Cabang bronkus tersier (segmental)↓
Bronkiolus↓
Bronkiolus terminal
Percabangan bronkus yang ke kanan lebih luas, pendek dan vertikal
sedangakan percabangan ke kiri lebih sedikit horizontal. Ini diakibatkan oleh
adanya struktur jantung yang berada di dekatnya.
Perubahan sel epitel yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pseudostratified simple columnar epithelium (pada percabangan primer,
sekunder dan tersier);
Cilliated simple columnar epithelium with goblet cell (pada bronkiolus besar);
Cilliated simple cubodil epithelium with no goblet cell (pada bronkiolus yang
lebih kecil);
Non cilliated simple columnar epithelium (pada bronkiolus terminal)
Perubahan yang terjadi pada sel-sel epitel menunjukkan mekanisme
pertahanan yang berada di setiap bagian. Sel-sel silia berguna untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang terinhalasi ke luar saluran pernafasan
dalam. Sedangkan bagian yang tidak bersilia akan dibantu oleh makrofag
sebagai sistem pertahanan tubuhnya.
Perubahan kartilago terjadi seiring dengan semakin bercabangnya bronki
yakni dari kartilago setengah lingkaran (incomplete ring) yang berada di
cabang primer menjadi tidak berkartilago pada bronkiolus bagian distal.
Seiring dengan berkurangnya kartilago maka akan diikuti dengan
bertambahnya susunan otot polos sehingga fungsi bronkiolus pada bagian
distal akan sangat terpengaruh oleh sistem saraf otonom. Saraf yang mengatur
bronkus adalah saraf vagus dan saraf simpatis.
Vaskularisasi
Suplai darah untuk paru-paru berasal dari 2 arteri utama yakni arteri pulmonar
dan arteri bronkial.
Darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari atrum kanan jantung masuk ke
paru-paru untuk disalurkan ke atrum kiri melalui vena pulmonar dalam
keadaan sudah teroksigenasi dari proses pertukaran gas di alveoli. Arteri
pulmonar juga memiliki kemampuan untuk konstriksi saat hipoksia lokal;
beda dengan pembuluh lain yang dilatasi saat hipoksia.
Arteri bronkial menyuplai darah untuk dinding-dinding bronki dan bronkiolus.
Terdapat hubungan pula antara arteri bronkial dengan arteri pulmonar.
Sebagian besar arteri kembali ke vena pulmonar, dan sebagian lain ke vena
bronkial menuju sistem azigos lalu ke vena kava superior.
Embriologi Sistem Pernafasan
Perkembangan Lengkung Faring Pertama
Perkembangan lengkung faring A. <25 hari. B. 28 hari. C. 5 minggu
Bagian ini terdiri satu bagian dorsal (prominensia maksilaris) yang meluas di
bawah daerah mata, dan satu bagian ventral (prominensia mandibularis/tulang
rawan Meckel).
Tulang rawan Meckel menghilang kecuali dua bagian di ujung dorsal yang
akan membentuk inkus, dan malleus sehingga lengkung pertama memiliki
peran dalam pembentukan telinga tengah.
Prominensia yang ada akan membentuk struktur premaksila, maksila, os
zigomatikus, dan bagian os temporalis melalui penulangan membranosa.
Penulangan membranosa jaringan sekitar tulang rawan Meckel membentuk
mandibula.
Susunan otot lengkung faring pertama dibentuk oleh: otot pengunyah (m.
temporalis, m. maseter, m. pterygoideus), venter anterior m. digastricus, m.
mylohyoideus, m. tensor tympani, m. tensor veli palatini.
Persarafan diberikan oleh cabang mandibula nervus trigeminus; dan bagian
wajah diberikan oleh nervus opthalmikus, n. maksilaris, dan cabang-cabang
nervus trigeminus sebagai saraf sensorik.
Perkembangan Lengkung Faring Kedua
Lengkung ke dua (lengkung hyoid/tulang rawan Reichert) membentuk stapes,
prosesus styloideus ossis temporalis, ligamentum stylohyoideus, dan bagian
ventralnya membentuk cornu minus dan bagian atas os hyoid.
Otot-ototnya adalah m. stapedius, m. stylohyoideus, m. venter posterior, m.
digastricus, m. aurikularis, dan otot-otot ekspresi wajah.
Otot-otot ini dipersarafi oleh nervus facialis.
Perkembangan sistem pernafasan janin
Pada umur 4 minggu: terlihat tonjolan kerluar dari dinding ventral foregut
yang disebut divertikulum repiratorium atau tunas paru. Sehingga, epitel
laring, trakea, bronkus, dan epitel paru-paru berasal dari bagian endoderm
sedangkan tulang rawan dan otot-otot pada trakea dan paru berasal dari
mesoderm splankik yang mengelilingi foregut.
Tunas paru memiliki hubungan dengan usus/gut namun perluasan
divertikulum yang meluas ke arah kaudal akan terpisahkan oleh 2 rigi yang
memanjang (rigi esofagotrakealis) → rigi ini akan bersatu dan membentuk
sekat yang disebut septum esofagotrakealis, namun bagian ini masih memiliki
hubungan yang terbuka dengan faring yang disebut orifisium laringeum.
Laring
Lapisan dalam bagian laring disusun dari endoderm, sedangkan tulang rawan
dan otot berasal dari mesenkim lengkung faring ke-4 dan ke-6.
Aditus laringis selanjutnya akan menjadi lubang berbentuk T dari sebuah celah
sagital yang akan tampak khas setelah terbentuk kartilago tiroidea, krikoidea,
dan aritenoidea.
Epitel laring akan berproliferasi cepat sehingga lubang aditus laringis akan
tertutup sementara namun akan vakuolisasi dan rekanalisasi sehingga
terbentuk resesus. Resesus akan dibatasi oleh lipatan-lipatan jaringan yang
akan menjadi pita suara palsu dan sejati.
Otot-otot laring dipersarafi oleh nervus vagus; sedangkan nervus laringus
superior mempersarafi derivat langkung faring ke-4, dan nervus laringeus
rekurens mempersarafi derivat lengkung faring ke-6.
Trakea, Bronki dan Paru
Pada bulan ke-7; bronkioli terus bercabang (pada tahap kanalikular) dan suplai
darah terus meningkat.
Sel-sel bronkiolus respiratorius akan berubah dari epitel kubus menjadi
gepeng sehingga memungkinkan terjadinya pernafasan. Keadaan ini akan
diiringi hubungan dengan kapiler-kapiler dan sel getah bening yang akan
membentuk sakus terminalis/alveoli primitif. (Selama bulan ke-7 kapiler yang
ada cukup untuk terjadi pertukaran gas sehingga janin prematur masih dapat
hidup).
Jumlah sakus terminalis akan meningkat dan perkembangannya diiringi
dengan pertumbuhan sel-sel yang melapisi kantong tersebut (Sel alveoli tipe I)
dan epitel-epitel semakin tipis sehingga kapiler dapat menjorok masuk dan
membentuk sawar darah-udara. Pada saat yang bersamaan, terbentuk pula sel
epitel alveoli tipe II yang akan menghasilkan surfaktan (cairan kaya fosfolipid
untuk menurunkan tegangan permukaan dan mencegah kuncup/atelektasis).
Gerakan pernafasan dapat terjadi sebelum lahir yang berfungsi dalam
perangsangan perkembangan paru-paru dan latihan otot-otot pernafasan.
Alveoli sisa terbentuk pada 10 tahun pertama kehidupan karena janin yang
baru dilahirkan hanya memiliki jumlah sel-sel pernafasan 1/6 dari jumlah
orang dewasa.