blok 11
TRANSCRIPT
Pemicu
Seorang pasien nama M, perempuan umur 45 tahun datang berobat kepuskesmas dengan keluhan mata merah, terasa ada benda asing pada kedua matanya, bengkak, gatal, sulit membuka mata terutama pada pagi hari dan kotoran mata banyak. Pasien sudah mengalami hal ini selama 3 hari dan ada riwayat kontak dengan orang lain yang menderita keluhan yang sama.
More Info
Visus 6/6, pelebaran pembuluh darah conjungtiva, sekret purulen.
Unfamiliar Terms
Visus 6/6 : tajam penglihatan normal
Masalah
Keluhan mata merah, terasa ada benda asing pada kedua matanya, bengkak, gatal, sulit membuka mata terutama pada pagi hari dan kotoran mata banyak.
Analisa Masalah
Hipotesis
“ conjungtivitis ”
Learning Issue
1. Anatomi dan Histologi Mata2. Fisiologi Penglihatan & Pertahanan Mata 3. Perbedaan Konjungtiva & Injeksi Siliar4. Diagnosa Banding5. Konjungtivitis
o Definisi
o Etiologi
o Klasifikasi
o Patogenesis & Patofisiologi
o Tanda dan Gejala
Page 1
o Penegak Diagnosa
o Penatalaksanaan
o Komplikasi & Prognosis
1. Anatomi Mata2. Histologi Mata
Mata merupakan eksteroseptor jalur somatik aferen khusus yang dapat menerima stimulus cahaya sehingga disebut organ fotosensoris. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian sarag mata yang sensitif terhadap cahaya atau disebut retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf lalu diteruskan oleh saraf optik ke otak.
Lapisan Histologis Dinding Bola Mata
Secara histologis, dinding bola mata disusun oleh 3 lapisan: Tunika fibrosa yang terdiri atas sklera dan kornea. Tunika vaskularis yang terdiri atas khoroid, badan siliaris, dan iris. Tunika neuralis yang terdiri atas retina
Page 2
Tunika Fibrosa
Lapisan ini membentuk kapsul yang berfungsi menyokong bola mata, tersusun atas sklera dan kornea. Sklera terletak di sebelah belakang bola mata, merupakan bagian yang berwarna putih sementara kornea terletak di sebelah depan bola mata, merupakan bagian bening yang menutupi iris. Pertemuan antara sklera dan kornea disebut limbus.
a. Sklera Sklera merupakan jaringan ikat yang disusun oleh serat kolagen tipe 1 serta elastin.
Susunan ini membentuk struktur dinding bola mata yang kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang berasal dari humor akuaeous dan humor vitreus. Bagian belakang sklera yang ditembus oleh serat saraf optik dinamakan lamina kribrosa. Di sklera dapat ditemukan pembuluh darah, terutama di limbus.
b. Kornea Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak mengandung pembuluh
darah dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea bersifat avaskular sehingga nutrisi didapat dari difusi dari pembuluh darah perifer di limbus, dan melalui humor akweus.
Kornea terdiri dari 5 lapisan: 1. Epitel kornea
Disusun oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk. Merupakan lapisan kornea terluar. Terdiri dari 7 lapis sel. Mengandung banyak ujung serat saraf bebas.
2. Membran Bowman Terletak dibawah epitel. Dan disusun serat kolagen tipe-1.
3. Stroma Kornea Lapisan kornea tertebal. Tersusun dari serat kolagen tipe-1, berjalan pararel membentuk
lamel kolagen. Terdapat sel fibroblas diantara serat kolagen.
4. Membran Descemet Membran dasar tersusun dari serat kolagen
5. Endotel Kornea Disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid. Mensintesis protein untuk membran
descemet Memiliki pompa natrium yang berperan penting untuk menjaga tekanan dalam stroma kornea.
Kelebihan cairan dalam stroma dapat diserap oleh endotel dengan cara mengeluarkan ion natrium ke dalam kamera okuli anterior sehingga air akan ikut keluar bersama ion natrium. Stroma kornea harus dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi untuk menjaga kualitas refraksi kornea. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal mengeluarkan kelebihan cairan di stroma.
Page 3
Limbus Merupakan tempat pertemuan antara kornea dengan sklera. Stromanya merupakan tepian
sklera yang menyatu dengan kornea. Tersusun atas jaringan ikat fibrosa. Terdapat Kanal Schlemm yang merupakan pembuluh berbentuk cincin yang melingkari mata dan bermuara pleksus vena sklera. Pada korpus siliaris terdapat muskulis siliaris, otot polos untuk mengatur akomodasi mata.
Tunika Vaskulosa
a. Koroid Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel
berpigmen sehingga tampak berwarna hitam. Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid memiliki 4 lapisan:
1. Epikhoroid → Lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen dan elastin.
2. Lapisan pembuluh → Lapisan yang paling tebal dan tersusun dari pembuluh darah dan melanosit
3. Lapisan koriokapiler → Tersusun dari pleksus kapiler, jaringan ikat kolagen dan elastin, fibroblas dan melanosit. Berfungsi menyuplai nutrisi untuk bagian luar retina
4. Lamina elastika → Lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel pigmen retina
b. Korpus Siliaris Merupakan perluasan khoroid ke arah depan. Disusun oleh jaringan ikat yang
mengandung elastin, pembuluh darah, dan melanosit. Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek → prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris muncul benang fibrillin yang akan berinsersi pada kapsula lensa, disebut sebagai zonula zinii. Zonula zinii berfungsi sebagai penggantung lensa. Dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid. Sel-sel korpus siliaris merupakan penghasil aqueous humor. Cairan ini akan mengalir dari kamera okuli posterior ke kamera okuli anterior melewati celah pupil, lalu masuk ke dalam kanal Schlemm di limbus dan bermuara di sistem vena. Korpus siliaris mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai mukulus siliaris. Satu berkas otot berfunsi membuka kanal Schlemm untuk aliran humor akweus. Dan 2 berkas lainnya untuk akomodasi mata.
Page 4
Gambar : Sediaan koroid dan sklera
c. Iris Iris merupakan bagian paling depan dari tunika vaskulosa. Struktur ini merupakan
kelanjutan badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris merupakan pemisah kamera okuli anterior dan posterior, dengan pupil di tengahnya. Iris disusun oleh jaringan ikat longgar berpigmen dan memiliki banyak pembuluh darah. Permukaan iris yang menghadap ke kamera okuli anterior tidak beraturan dengan lapisan pigmen yang tidak lengkap. Permukaan posterior iris lebih halus dan memiliki banyak sel-sel pigmen yang akan mencegah cahaya melintas lewat iris. Hal ini membuat cahaya terfokuskan masuk lewat pupil. Jumlah sel melanosit yang terdapat pada iris akan memengaruhi warna mata. Bila jumlah melanosit banyak, mata akan tampak hitam, sebaliknya jika sedikit, mata akan tampak biru. Terdapat 2 jenis otot polos, yaitu otot dilator pupil dan otot konstriktor pupil.
Page 5
Gambar : Sediaan Iris
d. Lensa Mata Terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul, dan serat lensa. Kapsul
lensa adalah lamina basalis yang terdiri atas serat kolagen tipe IV dan glikoprotein. Kapsul lensa bersifat elastis, jernih, dan padat. Epitel subkapsul hanya terdapat di permukaan anterior lensa yang terdiri atas epitel selapis kuboid. Serat-serat lensa merupakan sel yang kehilangan inti dan organel lainnya, kemudian diisi oleh protein lensa bernama crystallin. Cystalli akan meningkatkan index pembiasan lensa. Lensa tidak mengandung pembuluh darah, nutrisinya diperoleh lewat aqueous humor dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel, namun transparan.
e. Korpus Vitreus Merupakan agar jernih yang mengisi urang antara lensa dan retina. Korpus vitreus
disusun 99% oleh air dan mengnadung elektrolit, serta serat kolagen dan asam hialuronat. Di dalm korpus vitreus terdapat sisa suatu saluran yang dikenal sebagai kanal hialoidea, yang semula mengandung arteri hialodea pada masa janin.
Page 6
Sediaan bagian anterior lensa
Tunika Neuralis
Retina merupakan lapisan terdalam bola mata, mengandung sel fotoreseptor batang dan kerucut. Di retina terdapat lempeng optik yang merupakan tempat keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini bertumpuk membentuk tonjolan yang disebut papila nervus optikus atau bintik buta. Daerah ini tidak mengandung sel fotoreseptor sehingga tidak peka terhadap cahaya. Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Arteri ini merupakan satu-satunya arteri yang mensuplai darah ke retina. Di lateral bintik buta terdapat daerah berpigmen kuning yang dikenal sebagai bintik kuning atau makula lutea. Bagian tengah makula lutea dikenal sebagai fovea sentralis dan merupakan daearah penglihatan yang paling peka. Sel penglihatan pada lantai fovea terdiri atas sel kerucut yang tersusun rapat dan berukuran lebih panjang dibandingkan dengan sel-sel di bagian perifer retina. Di daerah fovea ini pula sel lapisan dalam retina lebih dangkal, sehingga cahaya dapat mencapai sel kerucut dan batang lebih mudah.
Retina terdiri atas 10 lapisan dari luar ke dalam: Epitel berpigmen → lapisan sel poligonal yang kaya akan butir melanin, berfungsi
menyerap cahaya dan mencegah pemantulan, memberi nutrisi sel fotoreseptor, sel pelepas dan penimbun vitamin A, dan tempat pembentukan rhodopsin.
Lapisan batang dan kerucut → terdiri atas sel-sel fotoreseptor yang merupakan modifikasi sel saraf. Sel batang mengandung pigmen rhodopsin yang sangat peka terhadap cahaya sehingga dapat teraktivasi dalam keadaan cahaya redup, namun jika cahaya terang, sel ini tidak dapat menghasilkan sinyal. Sel kerucut mempunyai pigmen iodopsin yang sensitif terhadap warna merah, biru, dan hijau. Sel ini akan teraktivasi dengan cahaya terang.
Membran limitas luar → rangkaian kompleks tautan antara sel batang dan sel kerucut.
Lapisan inti luar → lapisan yang terdiri atas inti sel batang dan kerucut Lapisan plesiform luar → terdiri atas akson sel batang dan kerucut serta dendrit sel
bipolar
Page 7
Lapisan inti dalam → dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, serta sel Muller (gliosit retina)
Lapisan pleksiform dalam → terbentuk akibat sinaps antara sel- sel di lapisan inti dalam
Lapisan sel ganglion → terdiri atas sel ganglion yang menyerupai neuron otak dengan akson panjang menuju nervus optikus
Lapisan serat saraf → dibentuk oleh akson sel ganglion Membran limitans dalam → membran basalis sel Muller yang memisahkan retina
dari korpus vaskulosa
Gambar : Sediaan retina
Struktur tambahan di Mata
KonjungtivaKonjungtiva adalah membran mukosa tipis dan transparan yang menutupi bagian
anterior mata sampai kornea dan permukaan dalam kelopak mata. Konjungtiva memiliki epitel berlapis silindris dengan banyak sel goblet, dan lamina proprianya terdiri atas jaringan ikat longgar.
Page 8
Kelopak MataKelopak mata adalah lipatan jaringan yang dapat digerakkan dan berfungsi
melindungi mata. Kulit kelopak ini bersifat longgar dan elastis sehingga dapat sangat membengkak dan kemudian kembali ke bentuk dan ukuran normal.
Ketiga jenis kelenjar pada kelopak adalah:o Kelenjar Meibom
Kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal. Kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut, menghasilkan substansi sebaseus yang membentuk lapisan berminyak pada permukaan film air mata, yang membantu mencegah cepatnya penguapan dari lapisan air mata normal.o Kelenjar Zeis
Kelenjar Zeis adalah modifikasi kelenjar sebasea yang lebih kecil dan berhubungan dengan folikel bulu mata. o Kelenjar Moll
Tubulus yang mirip sinus dan tak bercabang, yang awalya berupa pilinan sederhana dan bukan berbentuk glomerulus seperti halnya pada kelenjar keringat biasanya. Kelenjar Moll mencurahkan sekretnya ke dalam folikel bulu mata.
Aparatus LakrimalisAparatus Lakrimalis terdiri atas kelenjar lakrimal, kanalikuli, sakus lakrimalis dan
duktus nasolakrimalis. Kelenjar lakrimal adalah kelenjar tubuloasinar serosa dengan mioepitel. Lobus kelenjar air mata akan mencurahkan isinya melalui 10-15 saluran menuju bagian lateral forniks superior konjungtiva. Air mata bergerak menuju medial mata dan kelebihannya akan memasuki puncta lacrimal, kemudian kanalikuli lakrimal menuju sakus lakrimal. Dari sakus lakrimal, air mata akan masuk ke dalam duktus nasolakrimal kemudian dikeluarkan ke meatus inferior di dasar rongga hidung.
Page 9
3. Fisiologi Penglihatan dan Fisiologi Pertahanan Mata
Fisiologi penglihatan
Fisiologi pertahanan mata Kornea
Jaringan ini tidak mempunyai saluran difus tertentu. Antibodi, natrium, bromida, dan cesium dapat melalui difus di antara susunan fibril. Makin besar molekul makin lambat difus. Peradangan tidak terjadi pada kornea utuh, karena kornea kompak. Peradangan dapat terjadi di daerah limbus, atau adanya bagian kornea yang rusak. Peradangan dapat timbul didaerah limbus, lapisan air mata dan bagian belakang kornea. Oleh karna jalur aferen eferen kornea tidak berfungsi dengan baik, maka kornea mempunyai keistimewaan tersendiri.
Badan kacaTidak merupakan daerah imunologik karena tidak mengandung sel dan molekul peradangan.
RetinaTidak mempunyai ruangan ekstra-sel untuk melengkapi bahan imunologik. Antigen S-retina berasal dari fotoreseptor retina dapat menimbulkan uveitis pada uveitis eksperimental.
LensaProtein lensa seperti kristalin alfa, beta, dan gamma, terpisah dari bagian mata yang lain mulai dari saat pembentukkan. Oleh karna itu tidak dikenal sebagai antigenik. Padda percobaan pada binatang yang bersifat antigenik yaitu kristalin alfa. Kapsul lensa merupakan antigen yang sama dengan yang terdapt pada glomerulus, pembuluh darah dan membran Descement.
UveaSetiap penyutikan dengan serum sapi, bakteri dan produk bakteri, dan autoantigen ke dalam vitreous dapat menimbulkan uveitis pada binatang percobaan. Jaringan uvea mengandung fibroblas, histiosit dan mastosit dan jaringan merupakan jaringan sendi. Mastosit dan sel plasma dan limfosit dan fagosit ditemui dalam jaringan intertisial jaringan uvea.
Stoma iris mengandung sedikit IgG dan tidak ada IgM. Koroid mengandung jumlah besar IgG dan imunoglobulin lain. Peradangan disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah karena permeabilitas pembuluh darah. Simpatik oftalmia merupakan contoh uveitis yang disebabkan luka tembus disebabkan oleh trauma atau pembedahan dengan timbul uveitis pada mata yang lain.
Page 10
Kelopak mataPeran perlindungan kelopak mata dapat berupa mekanisme kedipan dan memilah partikel yang kecil dengan buluh mata. Di samping itu juga membagi rata lapisan air mata keseluruhan permukaan mata, dan mengeluarkan benda asing.
Lapisan air mataTerdiri atas 3 lapisan yaitu : lapisan lemak bagian luar, lapisan akuos bagian tengah dan lapisan mukus bagian dalam. Lapisan lemak mengeluarkan lemak untuk menjaga penguapan, lapisan akuos terlarut elektrolit, urea, glukosa, protein, IgA, IgG, glikoprotein dan komplement dan antibakteri seperti lisizim, laktoferin dan betalisin.
Konjungtiva Sel neutrofil dan limfosit ditemui pada epitel dan substansi propria. Sel mastosit dan sel plasma terdapat pada substansi propria. Sel basofil dan sel eosinofil terdapat dalam epitel atau substansia propria. Pada konjungtiva dapat terjadi proses fagositosis dan prosesing antigen.
Fisiologi mengedip
a. Reflex mengedip
Banyak yang mengatakan bahwa teori mengenai reflex mengedip, adanya Peacemaker (pusat mengedip) yang diregulasi globus palidus, adanya hubungan dengan sirkuit dopamin di hipotalamus. Reflex kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer. Namun ada 2 reflex fungsional yang signifikan :
1. Stimulasi terhadap nervus trigeminus di korea, palpebra dan konjungtiva yang disebut reflex kedip sensoris / reflex kornea. Reflex ini 0,1 detik.
2. Stimulasi yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut reflex kedip optikus. Lebih lambat dibandingkan reflex korea.
b. Ritme normal kedipan mata
Pada saat bagun, mata menedip secara reguler interval ( 2-10 s) dengan lama kedipan (0,3-0,4 s). Hal ini merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan kontinuitas film prekorneal dengan cara menyebabkan sekresi air maat ke kornea. Selain itu, dapat membersihkan debris dari perm okuler. Aparatus lakrimalis dibagi atas 2 yaitu:
Sistem sekresi air mataPermukaan mata dijaga tetap lembap oleh kelenjar lakrimasi. Sekresi basal air mata
perhari diperkirakan berjumlah 0,75 – 1,1 gram dan cenderung menurun seiring dengan pertambahan usia. Sekresi dari kelenjar ini dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata mengalir berlimpah melewati tepian palpebra ( epiphora ).
Page 11
Sistem ekresi air mata Sistem ekresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis dan ductus
nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip dengan risleting mulai di lateral, menyebabkan air mata secara merata di kornea. Setiap kali mengedip, muskulus orbicularis okuli akan menekan ampula sehingga memendekkan kanalikuli horizontal. Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai dengan kecepatan penguapannya, dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekresi.
Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pretarsal yang mengelilinggi ampula untuk mencegahnya keluar. Secara bersamaan palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis posterior dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis berakibat memendeknya kanalikulus & menimbulkan tekanan negatif pada sakus. Kerja pompa dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus yang kemudian masuk melalui duktus nasolakrimalis. Karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan kedalam meatus inferior hidung.
4. Perbedaan injeksi konjungtival dan injeksi siliar perikorneal
Injeksi konjungtival Injeksi siliar perikornealAsal memperdarahi Konjungtiva posterior
Konjungtiva BulbiSiliar
Kornea segmen anteriorLokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva
Warna Merah UnguArah aliran Ke perifer Ke sentral
Konjungtiva digerakkan Ikut bergerak Tidak bergerakDengan Epinefrin 1 : 1000 Menciut Tidak menciut
Penyakit Konjungtiva Kornea, iris, glaukomaSekret + -
Penglihatan Normal Menurun
Page 12
5. Diagnosa Banding konjungtivitis
Virus Bakteri Fungus parasit
Alergi
Purulent NonpurulenKotoran Sedikit Mengucur Sedikit Sedikit SedikitAir mata Mengucur Sedang Sedang Sedikit Sedang
Gatal Sedikit Sedikit - - MencolokInjeksi Umum Umum Lokal Lokal UmumNodul
preaurikularLazim Jarang Lazim Lazim -
Pewarnaan usapan
Monosit, limfosit
Bakteri, PMN
Bakteri, PMN
Biasanya negatif
Eosinofil
Sakit tenggorokan
dan panas yang
menyertai
Sewaktu-waktu
jarang - - -
Page 13
6. Patofisiologi dan Patogenesis
Patofisiologi
Page 14
Masuknya benda asing ke dalam konjungtiva
Kerusakan Jaringan
Respon tubuh
masuknya benda asing ke dalam konjungtiva
Respon radang/inflamasi
+ lapisan tebal
Aparatus lakrimalis
Pada air mata
Mengeluarkan air mata
Terdiri dari air, elektrolit, Glukosa, albumin, globulin
Sebagai nutrisi & anti bakterial
+ kelenjar lakrimalis asesoris
Page 15
Lisosom
Tubuh mengaktifkan sistem komplemen
Mekanisme pertahanan non-spesifik humoral
utama tubuh
Apabila bakteri gagal dihancurkan
Merusak dinding sel
bakteri
- Terdiri dari > 20 protein → merusak bakteri- Sekali pengaktifan → ↑↑ permeabilitas
vaskuler, rekrutmen fagosit serta lisis & opsonisasi bakteri
- Menyelubungi mikroba dengan molekul-molekul
Sehingga mudah ditelan oleh fagosit
Apoptosis sel
Fagositosit
↑↑ aliran plasma & komplemen ke lokasi infeksi dan mendorong marginasi
↑↑ permeabilitas vaskuler
↑↑ sekret↑↑ kematian sel
bakteri
Pus ( sekret pada mata )
Sel2 mati + jaringan rusak + air
Berusaha mengeluarkan bakteri dengan pengeluaran air
mata yang berlebihan
Page 16
Peradangan
Mata merah
Arteri ciliaris anterior & arteri pelpebralis
Vasokontriksi ( area setempat) dan ↑↑ aliran darah ke lokasi
(vasodilatasi )
↓↓ velocity aliran darah
↑↑ adhesi endotel pem.darah
Leukosit melambat & menempel di endotel
vaskuler
Ke lokasi radang
Terjadi akumulasi cairan
↑↑ permeabilitas vaskuler
Fagosit masuk ke dalam jaringan
Pem.darah membawa darah membanjiri jaringan kapiler
Eksudat & edema
Melalui ↑↑ marginasi & ekstravasasi
Jaringan memerah ( rubor) & memanas ( kalor)
Patogenesis
Page 17
Inflamasi
Konjungtiva
Lapisan air mata
Antigen
Tumor, rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa
Substansia propriaepitel
- Sel neutrofil- Limfosit- Basofil- Eosinofil
- Sel neutrofil- Limfosit- Sel mastrosit- Sel plasma- Basofil- eosinofil
Fagosit
Prosesing antigen
7. Konjungtivitis
Definisi Konjungtivitis adalah radang konjungtiva / radang selaput lendir yang menutupi
belakang kelopak mata & bola mata dalam bentuk akut maupun kronis.
Etiologi o Bakteri
o Clamidia
o Virus
o Rickettsia
o Jamur
o Parasit
o Imunologik ( alergika )
o Kimiawi ( iritatif )
o Berkaitan dengan penyakit sistemik.
Klasifikasi konjungtivitis berdasarkan etiologio Konjungtivitis Bakteri, dibagi 4 yaitu :
Hiperakut ( purulent ) Neiseria gonorrhoeae, N.Menghidis, N.Subspesies Kochii.
Akut ( mukopurulen ) Sterptococcus pneumoonia, H.aegypticus Subakut Haemophilus influenza ( sekret tipis, berair ) Kronik Blefarokonjungtivitis Obs. Ductus nasolacrimalis
Staphylococcus aureus Moraxella lacunata Streptococci Moraxella catarrhalis Caliform Proteus Corynebacterium diphtheriae M. Tbc
o Konjungtivitis Clamidia
Trakoma bilateral, chlamydia tracomatis serotipe A-C, tertular melalui : kontak langsung, bahan / benda pencemar, vektor ( serangga )
Konjungtivitis Limfogranuloma venerum
Page 18
sering
jarang
o Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis folikular viral akut - Demam faringokonjungtivitis ( adenourus tipe 3 & 7 )
- Keratokonjungtivitis epidemika ( adenourus tipe 8 & 19 )
- Virus herpes simpleks
- Konjungtivitis hemoragik akut ( enterourus tipe 70 )
Konjungtivitis folikular viral kronik- Blefarokonjungtivitis oleh M. Contagiosum
- Varicella, herpes – zoster, virus campak
o Konjungtivitis Ricketsia ( jarang )
- Tufus
- Murine tifus
- Scrub tifus
- Demam Q, Demam Mediterania
- Rocky Mountain spotted fever
o Konjungtivitis Jamur ( jarang )
- Konjungtivitis kandida
- Konjungtivitis jamur lain ( sporothrix schenckii )
o Kojungtivitis Parasit
- Infeksi thelazia californiensis ( habitat alami : mata anjing )
- Infeksi loa-loa ( cacing mata afrika )
- Infeksi ascaris lumbricoides → konjungtivitis “Butcher” (benat)
- Infeksi trichinella spiralis
- Infeksi schistosoma hematobium → tumor – tumor kecil, lunak, kemerahan
- Infeksi taenia solium ( cysticercus)
- Infeksi pthirus pubis
- Oftalmomiasis → larva lalat
o Konjungtivitis Imunologik
- Hipersensitivitas tipe segera konjungtivitis “Hay Fever”, konjungtivitis Vernal, keratokonjungtivitis Atopik, keratokonjungtivitis papilar raksasa
- Hipersensitivvitas tipe lambat : fliktenulosis, konjungtivitas ringan sekunder terhadap blefaritis kontak.
Page 19
o Konjungtivitis Kimia
- Konjungtivitis latrogenik
- Konjungtivitis pekerjaan oleh karna bahan kimia & iritan
- Konjungtivitis karena bulu ulat
o Konjungtivitis yang berhubungan dengan penyakit sistemik
- Konjungtivitis pada penyakit tiroid
- Konjungtivitis gout
- Konjungtivitis karsinoid
- Sarkoidosis
- Tuberkulosis
- Sifilis
Tanda dan Gejalao Hiperemis & bengkak
o Epifora
o Pseudoptosis
o Injeksi konjungtiva
o Bengkak kelenjar folikel
o Mata berair
o Nyeri & gatal
o Pandangan kabur
o Photopobia
o Keropeng pada mata ketika bangun pagi
Penegak Diagnosa1. Anamnese2. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan tajam penglihatan ( visus )
- Gerakan bola mata
- Palpebra superior & inferior
- Margo palpebra
- Konjungtiva palpebra superior & inferior
- Konjungtiva bulbi
- Kornea / iris / pupil3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan Mikrobiologi Pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva dengan pulasan gram
atau giemsa
Page 20
Biakan
Penatalaksanaan Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat memulai terapi dengan
Antimikroba Topikal Spektrum Luas ( mis: polymyxin – trimethoprim ). Apabila pada setiap konjungtivitis purulen yang pulasan gramnya menunjukkan diplokokus gram – negatif, suggestif neisseria, harus segera dimulai terapi topikal & sistemik.Jika kornea (-) terkena → ceftriaksone 1 gr I.M dosis tunggal.Jika kornea terkena → ceftriaxone parenteral 1 – 2 gr/hari, selama 5 hari. Untuk menghilangkan sekret pada konjungtivitis purulen & mukopurulen harus dibilas dengan larutan saline.
Komplikasi Blefaritis Marginal Kronik Parut Konjungtiva Ulserasi Kornea & Perforasi Ulserasi Kornea Marginal
Prognosis Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri. Konjungtivitis
bakteri kronik mungkin tidak dapat sembuh sendiri & menjadi masalah pengobatan yang menyulitkan.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Sidarta Ilyas.SpM . 2002. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.
Vaughan, Asbury. 2010. Oftalmologi Umum, Edisi 17. Jakarta : EGC
Page 21