blok 11 lbm2

9
LI 1. Mengapa di scenario pasien mengalami tachicardi? 2. Bagaimana patofisiologi dari selulitis? (fasialis) Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu : Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia. Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah 3. Apa saja komplikasi yang dapat disebabkan dari selulitis?

Upload: jamilatul-mila

Post on 09-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 11 lbm 2

TRANSCRIPT

LI1. Mengapa di scenario pasien mengalami tachicardi?2. Bagaimana patofisiologi dari selulitis? (fasialis) Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu :Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia. Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah

3. Apa saja komplikasi yang dapat disebabkan dari selulitis?Apabila tidak diobati, dapat menyebabkan terjadinya keracunan darah/infeksi darah (sepsis), endokarditis (suatu bentuk infeksi pada katup jantung) atau necrotizing fasciitis (infeksi jaringan yang serius) Necrotizing fasciitis adalah suatu infeksi/peradangan jarang dihasilkan bakteri yang menghancurkan kulit dan jaringan lembut di bawah nya ( termasuk lemak dan perlindungan jaringan yang otot-otot (fasia) Necrotizing Fasciitis merupakan sebuah istilah penyakit yang diakibatkan oleh spesies bakteri dan jamur yang bisa memakan daging manusia Necrotizing Fasciitis adalah istilah yang menggambarkan kondisi penyakit yang disebabkan oleh sangat cepat menyebarnya sebuah infeksi tanpa bisa dicegah oleh sistem imunitas tubuh manusia Necrotizing Fasciitis ini akan mengalami luka yang terus mengeluarkan darah dan makin membesar dari waktu ke waktu, area sekitar luka akan membengkak disertai dengan ruam-ruam yang sangat menyengat dan menyakitkan. Bakteri-bakteri itu juga diketahui akan masuk kedalam sela-sela atau pori-pori daging manusia lalu melumatnya hingga timbul infeksi disebabkan aktifitas bakteri/jamur itu Dari banyak kasus penyakit ini, banyak ditemukan bakteri Aeromonas hydrophila dan beta-hemolytic streptococci (Streptococcus pyogenes) sebagai penyebab dari penyakit ini, namun bakteri itu ternyata bukan satu-satunya yang menyebabkan penyakit ini, melainkan ada banyak bakteri yang bisa menyebarkan penyakit ini, entah bakteri itu sendirian atau berkoloni, bahkan dalam beberapa kasus ada spesies mycotic (fungal) juga yang menyebabkan penyakit Necrotizing Fasciitis atau Flesh-Eating Disease ini bakteri penyakit Necrotizin fasciitis itu masuk melalui goresan atau luka terbuka di kulit. Awalnya bakteri-bakteri itu menginfeksi dengan cara merusak sel-sel yang ada di kulit, lalu masuk ke otot, lapisan lemak, hingga mematikan jaringan tubuh manusia bermula luka menganga terjatuh hingga mendapatkan jahitan sampai 22 jahitan membersihkan betisnya dari pendarahanSehabis operasi jahit betis itu tidak ada hal buruk lain yang menimpanya sehari setelah itu ia merasakan sakit yang teramat sangat disekitar daerah jahitannya itu hingga ia dirawat bahkan obat penahan rasa sakit (pain killer) pun tak mampu meredakan rasa sakitnya infeksi yang kian parah pada bekas lukanya itu dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki kiri yang ada bekas lukanya itu hingga ke bagian pangkal pahanya tapi beberapa jaringan organ pencernaannya juga ada yang harus dibuang sebab sudah ada infiltrasi bakteri disana

Gejala awal penyakit Necrotizin fasciitis ini adalah: Kulit mengalami pembengkakan seperti lazimnya terkena infeksi Adanya ruam atau tekstur memar pada kulit Sering mengeluarkan keringat Demam Mual dan Badan menggigil atau meriang penyakit ini masih sangat langka dan usaha yang dilakukan untuk menyelamatkan penderitanya hanya dengan mengamputasi untuk mengangkat jaringan mati yang terinfeksi dan pemberian antibiotik dalam dosis yang tinggi. Sepsis adalah adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah atau jaringan lain atau dapat dikatakan suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan tersebut. Septikemia adalah penyakit sistemik yang berhubungan dengan adanya dan bertahannya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah. Bakteremia adalah adanya bakteri di dalam darah. Viremia adalah adanya virus di dalam darah\ infeksi bakteri adalah penyebab paling umum dari sepsis. Namun, sepsis juga bisa disebabkan oleh infeksi lainnya. Infeksi bakteri atau agen menular lainnya masuk ke dalam tubuh bisa dimulai dari mana saja. Hal ini dapat disebabkan oleh sesuatu yang tampaknya tidak berbahaya seperti lutut tergores atau kutikula sobek atau dari masalah medis yang lebih serius seperti radang usus buntu ,pneumonia [radang paru] , meningitis [radadang selaput otak] , atau infeksi saluran kemih .

Obstruksi pernafasanSepyik syock, Septicemia: Septicemia adalah kondisi di mana dalam darah terdapat bakteri dan sering dikaitkan dengan penyakit berat. Septicemia adalah salah satu penyakit serius, infeksi bakteri dapat mengancam jiwa dan bereaksi sangat cepat. Hal ini dapat timbul dari infeksi di seluruh tubuh, termasuk infeksi di paru-paru, perut, dan saluran kemih. Gejala Septicemia antara lain: demam, menggigil, napas cepat, dan detak jantung cepat.Penderita nampak sangat sakit. Gejala dengan cepat berkembang menjadi syok dengan penurunan suhu tubuh (hipotermia), penurunan tekanan darah, kebingungan atau perubahan lain dalam status mental, dan masalah penggumpalan darah yang mengarah ke jenis tertentu seperti bintik-bintik merah di kulit (petechiae dan ecchymosis).4. Bagaimana penatalaksanaan dari selulitis?Perawatan ludwig angina meliputi : antibiotik dosis tinggi, multiple incision pada submandibular space dan submental space, dan pemberian terapi suportif. Bila terjadi penyumbatan pada saluran pernapasan bagian atas perlu dilakukan tracheostomy. Bila kondisi akut telah reda gigi penyebab harus segera dicabutTrakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas.Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea. (Smeltzer & Bare, 2002)Gangguan yang mengindikasikan perlunya trakeostomi;Terjadinya obstruksi jalan nafas atasSekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya pada pasien dalam keadaan koma.Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).Apabila terdapat benda asing di subglotis.Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas (misal angina ludwig), epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui mekanisme serupaMengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas seperti rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Hal ini sangat berguna pada pasien dengan kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya berkurang.

Indikasi lain yaitu:Cedera parah pada wajah dan leherSetelah pembedahan wajah dan leherHilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi.

jenis Tindakan Trakeostomi1. Surgical trakeostomyTipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.2. Percutaneous TracheostomyTipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang diantara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.3. Mini tracheostomyDilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator.

Jenis Pipa Trakeostomi1. Cuffed TubesSelang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperkecil risiko timbulnya aspirasi.2. Uncuffed TubesDigunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang tidak mempunyai risiko aspirasi.3. Trakeostomi Dua Cabang (dengan kanul dalam)Dua bagian trakeostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan sehingga kanul dalam dapat dibersihkan dan diganti untuk mencegah terjadi obstruksi.4. Silver Negus TubesTerdiri dua bagian pipa yang digunakan untuk trakeostomi jangka panjang. Tidak perlu terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri.5. Fenestrated TubesTrakeostomi ini mempunyai bagian yang terbuka di sebelah posteriornya, sehingga penderita masih tetap merasa bernafas melewati hidungnya. Selain itu, bagian terbuka ini memungkinkan penderita untuk dapat berbicara.Teknik Trakeostomi

Pasien tidur terlentang, bahu diganjal dengan bantalan kecil sehingga memudahkan kepala untuk diekstensikan pada persendian atalantooksipital. Dengan posisi seperti ini leher akan lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan leher. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik dan ditutup dengan kain steril. Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi. Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah krikoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horizontal dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira lima sentimeter.

Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih. Bila lapisan ini dan jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah ditemukan. Pembuluh darah yang tampak ditarik lateral. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua tempat dan dipotong ditengahnya. Sebelum klem ini dilepaskan ismuth tiroid diikat keda tepinya dan disisihkan ke lateral. Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat. Lakukan aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada membran antara cincin trakea dan akan terasa ringan waktu ditarik. Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang tajam. Kemudian pasang kanul trakea dengan ukuran yang sesuai. Kanul difiksasi dengan tali pada leher pasien dan luka operasi ditutup dengan kasa.

Untuk menghindari terjadinya komplikasi perlu diperhatikan insisi kulit jangan terlalu pendek agar tidak sukar mencari trakea dan mencegah terjadinya emfisema kulit.gdPemeriksaan Laba) Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih, eosinofil dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit ( Tucker, 1998 : 633 ).b) Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan, menunjukkan adanya organisme campuran ( Issebacher 1999 : 634 )c) Rontgen Sinus-sinus para nasal (selulitis perioribital).

5. Hubungan hipersalivasi dengan selulitis yang di alami pasien?6. Predileksi prevalensi dan predisposisi dari selulitis?Prevalensi selulitis di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti. Sebuah studitahun 2006 melaporkan insidensi selulitis di Utah, AS, sebesar 24,6 kasus per 1000penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada pasien laki-laki dan usia 45-64tahun. Secara garis besar, terjadi peningkatan kunjungan ke pusat kesehatan diAmerika Serikat akibat penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari32,1 menjadi 48,1 kasus per 1000 populasi dari 1997-2005 dan pada tahun 2005mencapai 14,2 juta kasus (5). Data rumah sakit di Inggris melaporkan kejadianselulitis sebanyak 69.576 kasus pada tahun 2004-2005, selulitis di tungkaimenduduki peringkat pertama dengan jumlah 58.824 kasus (3). Data rumah sakit diAustralia melaporkan insidensi selulitis sebanyak 11,5 per 10.000 populasi padatahun 2001-2002. Di Spanyol dilaporkan 8,6% (122 pasien) dalam periode 5 tahun

Infeksi Primerselulitis dapat berupa:perluasan infeksi/abses periapikal, osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga rahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi periapikal/perikoronal, penyuntikan dengan menggunakanjarum yang tidak steril, infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound maksila / mandibula, laserasi mukosa lunak mulutserta infeksi sekunder dari oral malignancy

7. Perbedaan selulitis dengan abses?

KarakteristikSelulitisAbses

DurasiAkutKronis

NyeriParah dan menyeluruhBersifat lokal

LokalisasiTepi yang menyebarTerpusat

KarakteristikSelulitisAbses

PalpasiKenyal , hingga padatBerfluktuasi

Adanya pusAdaTidak

BakteriAerobAnaerob

Sumber : Peterson, J.Larry, Edward Ellis, James R.Hupp, Myron Tucker. Oral and Maxillofacial Surgery 4th ed. Missouri: Mosby ; 2003, p 350.Buku Ajar Praktis Bedah MulutBy Gordon W. PedersenBerini, et al, 1997,Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4, (p337-50).